1 - jdih. · pdf filedaerah tentang rencana tata ruang wilayah provinsi ... 20/prt/m/2011...
TRANSCRIPT
- 1 -
GUBERNUR SUMATERA BARAT
PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT
NOMO 71 TAHUN 2015
TENTANG PROSEDUR PEMBERIAN PERSETUJUAN SUBSTANSI
RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN/KOTA
TENTANG RENCANA RINCI TATA RUANG
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
GUBERNUR SUMATERA BARAT,
Menimbang : a. bahwa Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Barat
mempunyai peranan penting dalam mewujudkan
Peraturan Daerah Kabupaten/Kota tentang Rencana
Rinci Tata Ruang yang harmonis dengan Peraturan
Perundang-undangan yang lebih tinggi dan sesuai
dengan kondisi daerah;
b. bahwa prosedur pemberian persetujuan substansi
terhadap Rancangan Peraturan Daerah harus
dilaksanakan secara efektif agar mempercepat
penyusunan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota
tentang Rencana Rinci Tata Ruang;
c. bahwa dalam rangka menjamin kepastian hukum dan
sebagai pedoman dalam pelaksanaan kewenangan
pemerintah daerah Provinsi Sumatera Barat diperlukan
pengaturan mengenai prosedur dalam memberikan
persetujuan Substansi terhadap Rancangan Peraturan
Daerah Kabupaten/Kota tentang Rencana Rinci Tata
Ruang;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c, perlu
menetapkan Peraturan Gubernur tentang Prosedur
Persetujuan Substansi Rancangan Peraturan Daerah
Kabupaten/Kota tentang Rencana Rinci Tata Ruang;
Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 61 Tahun
1958 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat
Nomor 19 Tahun 1957 tentang Pembentukan Daerah-
daerah Swatantra Tingkat I Sumatera Barat, Jambi,
dan Riau sebagai Undang-Undang ( Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 112
tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
1646);
- 2 -
2. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah diubah
beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor
9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 58, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang
Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4816);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 21,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5103);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang
Tata Cara Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Serta
Kedudukan Keuangan Gubernur Sebagai Wakil
Pemerintah di Wilayah Provinsi (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 25,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5107);
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun
2008 tentang Tata Cara Evaluasi Rancangan
Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang
Daerah;
8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
11/PRT/M/2009 tentang Pedoman Persetujuan
Substansi Dalam Penetapan Rancangan Peraturan
Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi
dan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota
Beserta Rencana Rincinya;
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun
2009 Tentang Pedoman Koordinasi Penataan Ruang
Daerah;
10. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
20/PRT/M/2011 tentang Pedoman Penyusunan
Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi
Kabupaten/Kota;
- 3 -
11. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
01/PRT/M/2013 tentang Pelimpahan Kewenangan
Pemberian Persetujuan Substansi dalam Penetapan
Rancangan Peraturan Peraturan Daerah tentang
Rencana Rinci Tata Ruang Kabupaten/ Kota;
12. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
225/KTPS/M/2014 tentang Pelimpahan Kewenangan
Pemberian Persetujuam Substansi Rancangan
Peraturan Daerah tentang Rencana Rinci Tata Ruang
Kabupaten/kota kepada Gubernur Sumatera Barat:
MEMUTUSKAN :
Menetapkan
: PERATURAN GUBERNUR TENTANG PROSEDUR
PEMBERIAN PERSETUJUAN SUBSTANSI RANCANGAN
PERATURAN DAERAH KABUPATEN/KOTA TENTANG
RENCANA RINCI TATA RUANG.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Gubernur ini, yang dimaksud dengan:
1. Provinsi adalah Provinsi Sumatera Barat.
2. Gubernur adalah Gubernur Sumatera Barat.
3. Kabupaten/Kota adalah Kabupaten/Kota di Sumatera
Barat.
4. Bupati/Walikota adalah Bupati/Walikota di Sumatera
Barat.
5. Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah Provinsi
yang selanjutnya disingkat BKPRD Provinsi adalah
badan ad-hoc yang dibentuk untuk mendukung
pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-
undangan dan mempunyai fungsi membantu
pelaksanaan tugas Gubernur dalam koordinasi
penataan ruang didaerah.
6. Satuan Kerja Perangkat Daerah Dekonsentrasi yang
selanjutnya disingkat SKPD Dekon adalah
organisasi/lembaga teknis pada pemerintah daerah
provinsi yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
bidang penataan ruang.
7. Tim Evaluasi Teknis adalah tim yang memiliki tugas
memeriksa kelengkapan administrasi dan kesesuaian
substansi Ranperda Kabupaten/ Kota tentang Rencana
Rinci Tata Ruang.
- 4 -
8. Tim Teknis Penyusunan Ranperda Kabupaten/ Kota
tentang Rencana Rinci Tata Ruang adalah tim yang
memiliki tugas melakukan perbaikan terhadap
dokumen Ranperda Kabupaten/ Kota tentang Rencana
Rinci Tata Ruang beserta kelengkapannya.
9. Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah
Kabupaten/Kota, yang selanjutnya disebut BKPRD
Kabupaten/Kota adalah badan bersifat ad-hoc yang
dibentuk untuk mendukung pelaksanaan koordinasi
penataan ruang di Kabupaten/Kota.
10. Rancangan Peraturan Daerah yang selanjutnya
disingkat Ranperda adalah Rancangan Peraturan
Daerah mengenai Rencana Rinci Tata Ruang
Kabupaten/Kota.
11. Rencana Rinci Tata Ruang yang selanjutnya disingkat
dengan RRTR adalah hasil perencanaan tata ruang
pada kawasan yang merupakan kesatuan geografis
beserta segenap unsur terkait yang batas dan
sistemnya ditentukan berdasarkan aspek fungsional
dan disusun berdasarkan nilai strategis kawasan
dan/atau kegiatan kawasan sebagai perangkat
oprasionalisasi rencana tata ruang.
12. Arahan Sistem Provinsi adalah kewenangan
pemanfaatan pola ruang dan zonasi yang diatur dalam
RTRW Provinsi
13. Arahan Sistem Nasional adalah kewenangan
pemanfaatan pola ruang dan zonasi yang diatur dalam
RTRW Nasional
14. Persetujuan substansi adalah persetujuan yang
diberikan oleh Gubernur yang menyatakan bahwa
materi muatan teknis Raperda Kabupaten/ Kota
tentang Rencana Rinci Tata Ruang telah sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 2
Penetapan Prosedur Pemberian Persetujuan Substansi
Ranperda Kabupaten/Kota tentang Rencana Rinci Tata
Ruang dimaksudkan untuk memberikan gambaran secara
komperehensif mengenai struktur dan alur kerja proses
pemberian persetujuan substansi Ranperda
Kabupaten/Kota sesuai dengan peraturan perundang-
undangan agar dapat menjadi pedoman dalam
pelaksanaannya.
- 5 -
Pasal 3
Penetapan Prosedur Pemberian Persetujuan Substansi
Ranperda Kabupaten/Kota tentang RRTR bertujuan agar
proses pemberian persetujuan substansi oleh Gubernur
dapat terlaksana dengan lancar, terencana, dan terpadu
serta terwujud substansi Ranperda Kabupaten/Kota yang
sesuai dengan kaidah dan memenuhi kriteria teknis bidang
penataan ruang.
Pasal 4
(1) Langkah awal Prosedur pemberian substansi
Persetujuan berupa dibentuknya Tim Evaluasi Teknis
oleh Gubernur.
(2) Tim evaluasi Teknis sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) meliputi:
a. Ketua Tim Evaluasi Teknis yaitu Kepala Dinas
Teknis yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan dalam bidang tata ruang;
b. Sekretaris Tim Evaluasi Teknis yaitu Kepala Bidang
yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
dalam bidang tata ruang atau kepala SKPD
Dekonsentrasi Bidang Tata Ruang; dan
c. Anggota Tim Evaluasi Teknis terdiri atas unsur:
1) Dinas Teknis yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan dalam bidang tata ruang,
2) Bappeda;
3) Sekretariat Daerah (Biro Hukum); dan
4) anggota BKPRD Provinsi lintas sektor lainnya
apabila dibutuhkan.
Pasal 5
Ruang lingkup Prosedur Pemberian Persetujuan Substansi
Ranperda Kabupaten/ Kota tentang RRTR meliputi:
a. pemeriksaan kelengkapan permohonan persetujuan
substansi Ranperda Kabupaten /Kota tentang RRTR;
b. evaluasi substansi Ranperda Kabupaten /Kota tentang
RRTR;
c. rapat koordinasi BKPRD Provinsi; dan
d. penerbitan Surat Persetujuan Substansi terhadap
Rancangan Perda tentang RRTR Kabupaten /Kota.
- 6 -
BAB II
PROSEDUR PEMBERIAN PERSETUJUAN SUBSTANSI
Bagian Kesatu
Pemeriksaan Kelengkapan Permohonan Persetujuan
Substansi Ranperda Kabupaten/ Kota tentang RRTR
Pasal 6
Bupati/Walikota mengajukan permohonan persetujuan
substansi Ranperda Kabupaten/ Kota tentang RRTR
kepada Gubernur yang terdiri atas:
a. kelengkapan dokumen administrasi; dan
b. kelengkapan dokumen teknis.
Pasal 7
(1) Kelengkapan dokumen administrasi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 6 huruf a terdiri atas:
a. surat permohonan rekomendasi gubernur dan
persetujuan atas substansi Ranperda RRTR dari
bupati/walikota;
b. berita acara konsultasi publik Ranperda
Kabupaten/Kota dengan Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah Kabupaten/Kota tentang RRTR paling sedikit
2 (dua) kali;
c. berita acara kesepakatan dengan daerah yang
berbatasan (jika diperlukan); dan
d. berita acara konsultasi dengan Badan Informasi
Geospasial tentang peta RRTR.
(2) Format permohonan Rekomendasi Gubernur dan
Persetujuan atas Substansi Ranperda RRTR dari
Bupati/Walikota sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a tercantum dalam Lampiran I yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini.
(3) Format berita acara konsultasi publik yang melibatkan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b tercantum
dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini.
(4) Format berita acara kesepakatan dengan daerah yang
berbatasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
c tercantum dalam Lampiran III yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini
- 7 -
Pasal 8
Kelengkapan dokumen teknis sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 6 huruf b terdiri atas:
a. buku data dan analisis yang dilengkapi peta sebanyak
2 (dua) eksemplar dan disertai softcopy file;
b. buku rencana sebanyak 2 (dua) eksemplar dan disertai
softcopy file;
c. album peta ukuran A1 dengan skala 1:5000 sebanyak 2
(dua) eksemplar, disertai softcopy file dalam format
shape file;
d. ranperda Kabupaten/Kota dengan lampiran Naskah
Akademik tentang RRTR sebanyak 2 (dua) eksemplar
dan disertai softcopy file;
e. dokumen Kajian Lingkungan Hidup Strategis sebanyak
2 (dua) eksemplar dan disertai softcopy file;
f. dokumen Peraturan Daerah Kabupaten/Kota tentang
RTRW Kabupaten/kota;
g. surat keputusan Bupati/Walikota tentang Tim Teknis
Penyusun Ranperda Kabupaten/Kota tentang RRTR;
dan
h. berita acara rapat koordinasi BKPRD Kabupaten/Kota
tentang pembahasan Substansi RRTR.
Pasal 9
(1) Gubernur meneruskan kelengkapan dokumen
administrasi dan kelengkapan dokumen teknis
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 kepada Kepala
SKPD Dekon.
(2) Kepala SKPD Dekon menindaklanjuti kelengkapan
dokumen administrasi dan kelengkapan dokumen
teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan
menugaskan Tim Evaluasi Teknis untuk melakukan
pemeriksaan kelengkapan permohonan.
(3) Tim Evaluasi Teknis membuat berita acara
pemeriksaan kelengkapan dokumen administrasi dan
kelengkapan dokumen teknis sebagaimana dimaksud
pada ayat (1).
(4) Dalam hal kelengkapan dokumen administrasi dan
kelengkapan dokumen teknis sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) sudah lengkap, Tim Evaluasi Teknis
melakukan proses evaluasi.
- 8 -
(5) Dalam hal kelengkapan dokumen administrasi dan
kelengkapan dokumen teknis sebagaimana dimaksud
(6) pada ayat (1) belum lengkap, Tim Evaluasi Teknis
menyampaikan kepada Tim Teknis Penyusunan
Ranperda Kabupaten/Kota tentang RDTR dengan
tembusan kepada Bupati/Walikota.
(7) Tenggang waktu untuk melengkapi kelengkapan
dokumen sesuai dengan persyaratan sebagaimana
dimaksud pada ayat (5) paling lama 10 (sepuluh) hari
kerja sejak diterimanya surat pemberitahuan.
(8) Format Berita Acara pemeriksaan kelengkapan
permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
tercantum dalam Lampiran IV yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini.
Bagian Kedua
Evaluasi Substansi Ranperda Kabupaten/Kota tentang
RRTR
Pasal 10
(1) Tim Evaluasi melakukan evaluasi terhadap substansi
Ranperda Kabupaten/Kota tentang RRTR paling lama
10 (sepuluh) hari kerja sejak kelengkapan dokumen
diterima secara lengkap.
(2) Substansi Ranperda Kabupaten/Kota tentang RRTR
yang dievaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi:
a. materi muatan teknis Ranperda Tentang RRTR; dan
b. materi peta.
Pasal 11
Materi muatan teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal
9 ayat (2) huruf a terdiri atas :
a. penilaian kesesuaian materi RRTR terhadap muatan
RTRW nasional serta rencana rincinya dan RTRW
Provinsi serta rencana rincinya;
b. kesesuaian materi muatan teknis RRTR dengan
peraturan perundang-undangan dan Norma Standar
Pedoman Kriteria bidang penataan ruang;
c. kesesuaian proses dan prosedur dengan peraturan
perundang-undangan bidang penataan ruang;
- 9 -
d. kesesuaian naskah Ranperda RRTR dengan format
standar Ranperda; dan
e. kesesuaian dan keserasian antara muatan yang
tercantum dalam Ranperda dan materi teknis, peta,
serta indikasi program pemanfaatan ruang prioritas.
Pasal 12
Materi peta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2)
huruf b terdiri atas :
a. format data yang digunakan pada peta dasar dan peta
tematik dalam membuat peta RRTR dibuat dalam format
vector;
b. pengorganisasian data untuk peta RRTR disesuaikan
dengan ketentuan teknis yang ditetapkan Badan
Informasi Geospasial;
c. tingkat ketelitian peta yang digunakan dengan skala
1:5000 dan setiap peta yang dibuat mencantumkan
sumber peta;
d. peta rencana pola ruang dan peta rencana jaringan
prasarana harus sesuai dengan naskah materi teknis
dan ranperda ;
e. sistem koordinat yang digunakan Universal Tranverse
Mercator;
f. layout album peta memenuhi kaidah geografis; dan
g. peta yang disajikan memenuhi ketentuan system
informasi geografis.
Pasal 13
Materi evaluasi substansi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 10, Pasal 11 dan Pasal 12 tercantum dalam Lampiran
V yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Gubernur ini.
Pasal 14
(1) Hasil evaluasi Ranperda Kabupaten/Kota tentang RRTR
direkomendasikan oleh SKPD Dekon untuk dibahas
pada rapat koordinasi BKPRD Provinsi.
(2) Format hasil evaluasi Ranperda Kabupaten/Kota
tentang RRTR sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berbentuk surat rekomendasi pembahasan Ranperda
- 10 -
Kabupaten/Kota tentang RRTR tercantum dalam
Lampiran VI yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Peraturan Gubernur ini.
Bagian Ketiga
Rapat Koordinasi BKPRD Provinsi
Pasal 15
(1) BKPRD Provinsi melakukan rapat koordinasi untuk
membahas Ranperda Kabupaten/Kota tentang RRTR
dengan didampingi oleh Tim Evaluasi Teknis.
(2) Rapat koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
untuk memeriksa kesesuaian Ranperda
Kabupaten/Kota tentang RRTR dengan arahan
Peraturan Zonasi sistem Provinsi.
(3) Hasil Rapat Koordinasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) menghasilkan Rekomendasi Gubernur
dituangkan dalam Format Berita Acara Rapat
Koordinasi BKPRD tercantum dalam Lampiran VII yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Gubernur ini.
(4) Berdasarkan Hasil rapat Koordinasi BKPRD
kesesuaian Ranperda RRTR sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) yang telah memenuhi arahan peraturan
Zonasi sistem Provinsi, maka diterbitkan Surat
Rekomendasi Gubernur ditandatangani oleh
Sekretaris Daerah atas nama Gubernur.
(5) Format Surat Rekomendasi Gubernur sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) tercantum dalam Lampiran VIII
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Gubernur ini.
Pasal 16
(1) Ranperda Kabupaten/Kota tentang RRTR yang telah
mendapatkan Rekomendasi Gubernur sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 15 ayat (4) akan dilanjutkan
dengan rapat koordinasi BKPRD mengenai
pemeriksaan kesesuaian Ranperda Kabupaten/Kota
tentang RRTR dengan arahan Peraturan Zonasi sistem
nasional.
(2) Berdasarkan Hasil rapat Koordinasi BKPRD mengenai
pemeriksaan kesesuaian Ranperda Kabupaten/Kota
sebagaimana dimaksud pada (1) yang telah memenuhi
arahan peraturan zonasi sistem nasional, akan
dituangkan dalam Berita Acara Rapat BKPRD dalam
- 11 -
rangka Pemberian Persetujuan Substansi RRTR
Kabupaten/Kota.
(3) Format Berita Acara Rapat BKPRD Pemberian
Persetujuan Substansi sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) tercantum dalam Lampiran IX yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Gubernur ini.
Bagian Keempat
Penerbitan Persetujuan Substansi
Ranperda Kabupaten /Kota tentang RRTR
Pasal 17
(1) Ketua Tim Evaluasi Teknis menyampaikan
Rekomendasi Pemberian Persetujuan Substansi
Ranperda Kabupaten/Kota tentang RRTR kepada
Gubernur melalui Sekretaris Daerah Provinsi
melampirkan:
a. Surat Rekomendasi Gubernur;
b. kronologis proses persetujuan substansi Ranperda
Kabupaten/Kota tentang RRTR; dan
c. tabel persandingan Ranperda Kabupaten/Kota
tentang RRTR sebelum dan sesudah rapat
koordinasi BKPRD Provinsi.
(2) Format kronologis proses persetujuan substansi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
tercantum dalam Lampiran X yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini.
(3) Format tabel persandingan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf c tercantum dalam Lampiran XI
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Gubernur ini.
Pasal 18
(1) Gubernur menerbitkan surat Persetujuan Substansi
Ranperda Kabupaten/Kota tentang RRTR berdasarkan
rekomendasi dari Tim Evaluasi Teknis.
(2) Format surat persetujuan substansi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran XII
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Gubernur ini.
- 12 -
BAB IV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 19
Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Gubernur ini dengan
penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Sumatera
Barat
Ditetapkan di Padang
pada tanggal …........…….
Pj. GUBERNUR SUMATERA BARAT,
REYDONNYZAR MOENEK
Diundangkan di Padang
pada tanggal ………………..
SEKRETARIS DAERAH
PROVINSI SUMATERA BARAT,
ALI ASMAR
BERITA DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN…NOMOR…
- 13 -
PENJELASAN
PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT
NOMOR…….TAHUN…..
TENTANG
PROSEDUR PEMBERIAN PERSETUJUAN SUBSTANSI RANCANGAN PERATURAN
DAERAH KABUPATEN/KOTA TENTANG RENCANA RINCI TATA RUANG
I. UMUM
Sebagaimana telah diamanatkan dalam Pasal 18 Undang- Undang nomor 26
tahun 2007 tentang Penataan Ruang , dalam penetapan Rancangan Peraturan
Daerah Kabupaten/ Kota tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/
Kota dan Rencana Rinci Tata Ruang Kabupaten / Kota terlebih dahulu harus
mendapatkan persetujuan substansi dari Menteri.
Adapun Pemberian Persetujuan Substansi Rencana Rinci Tata Ruang
Kabupaten/ Kota dimaksud , termasuk Rencana Rinci Tata Ruang yang berupa
Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten/Kota dan Rencana Tata Ruang Kawasan
Strategis Kabupaten/ Kota, sesuai dengan ketentuan Pasal 58 ayat (2) dan
Pasal 62 ayat ( 2) Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 Tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang , dapat didekonsentrasikan kepada
Gubernur.
Sejalan dengan amanat Undang Undangan Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang dan Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang
Penyelenggaran Penataan Ruang dimaksud , pelaksanaan kegiatan
dekonsentrasi pemberian persetujuan substansi rencana rinci tata ruang dari
Menteri kepada Gubernur diberikan dalam rangka efektifitas dan efesiensi
penyelenggaraan penataan ruang, serta mempercepat proses pemberian
persetujuan substansi dalam penetapan Peraturan Daerah (perda).
Untuk mendukung pelaksanaan kegiatan dekonsentrasi tersebut, baik secara
substantif, teknis, administratif maupun keuangan , maka berdasarkan
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 01 PRT/M/ 2013 tentang
Pelimpahan Kewenangan Pemberian Persetujuan Substansi Rencana Rinci Tata
Ruang Kabupaten/ Kota, Menteri melimpahkan Pemberian Persetujuan
Substansi Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota tentang Rencana
Rinci Tata Ruang kepada Gubernur. Sehubungan dengan hal tersebut
diperlukan peraturan gubernur yang mengatur mengenai prosedur pemberian
persetujuan substansi rancangan peraturan daerah kabupaten kota tentang
Rencana Rinci Tata Ruang.
II. PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
Cukup jelas
Pasal 2
Cukup jelas
- 14 -
Pasal 3
Cukup jelas
Pasal 4
Cukup jelas
Pasal 5
Cukup jelas
Pasal 6
Cukup jelas
Pasal 7
Ayat (1)
Huruf a
Cukup jelas
Huruf b
Cukup jelas
Huruf c
Cukup jelas
Huruf d
Yang dimaksud dengan Berita Acara Konsultasi dengan Badan
Informasi Geospasial (BIG) tentang Peta RRTR adalah merupakan surat
persetujuan Peta Rencana Tata Ruang oleh BIG yang telah sesuai
dengan ketentuan verifikasi Pemetaan
Verifikasi sebagaimana dimaksud dilaksanakan terhadap:
a) Basisdata Geospasial;
b) Manajemen Data Digital;
c) Peta Dasar yang digunakan;
d) Peta Tematik yang digunakan;
e) Data Geospasial Rencana Tata Ruang;
f) Rancangan Peta Rencana Tata Ruang; dan
g) Kesesuaian antara rancangan peraturan perundang-undangan
dengan peta Rencana Tata Ruang.
Ayat 2
Cukup jelas
Ayat 3
Cukup jelas
Ayat 4
Cukup jelas
Pasal 8
Huruf a
Yang dimaksud dengan buku data analisis yang dilengkapi peta adalah
merupakan dokumen fakta dan analisa dokumen perencanaan yang
memuat data eksisting dan data dasar tahun perencanaan begitu pula
terhadap peta yang harus melampirkan peta dasar berikut dasar
pembuatan peta Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten/ Kota ataupun
Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Kabupaten/ Kota.
- 15 -
Huruf b
Cukup jelas
Huruf c
Cukup jelas
Huruf d
Cukup jelas
Huruf e
Yang dimaksud dengan Dokumen Kajian Lingkungan Hidup Strategis
adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif
untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah
menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah
dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program.
KLHS dilaksanakan dengan mekanisme:
1. Pengkajian pengaruh kebijakan, rencana, dan/atau program
terhadap kondisi lingkungan hidup di suatu wilayah;
2. perumusan alternatif penyempurnaan kebijakan, rencana, dan/atau
program; dan
3. Rekomendasi perbaikan untuk pengambilan keputusan kebijakan,
rencana, dan/atau program yang mengintegrasikan prinsip
pembangunan berkelanjutan.
KLHS memuat kajian antara lain:
1. kapasitas daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup untuk
pembangunan;
2. perkiraan mengenai dampak dan risiko lingkungan hidup;
3. kinerja layanan/jasa ekosistem;
4. efisiensi pemanfaatan sumberdaya alam;
5. tingkat kerentanan dan kapasitas adaptasi terhadap perubahan
iklim; dan
6. tingkat ketahanan dan potensi keanekaragaman hayati
Huruf f
Cukup jelas
Huruf g
Cukup jelas
Huruf h
Cukup jelas
Pasal 9
Cukup jelas
Pasal 10
Cukup jelas
Pasal 11
Huruf a
Yang dimaksud dengan kesesuaian dan keserasian antara muatan yang
tercantum dalam Ranperda dan Muatan Teknis Peta serta Indikasi
Program Pemanfaatan Ruang Prioritas adalah adanya sinkronisasi antara
muatan Perda , Materi teknis dan Peta Rencana Rinci Tata Ruang dengan
Perda Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Provinsi dan Kabupaten
/Kota
- 16 -
Huruf b
Cukup jelas
Huruf c
Cukup jelas
Huruf d
Cukup jelas
Huruf e
Cukup jelas
Pasal 12
Cukup jelas
Pasal 13
Cukup jelas
Pasal 14
Cukup jelas
Pasal 15
Cukup jelas
Pasal 16
Cukup jelas
Pasal 17
Cukup jelas
Pasal 18
Cukup jelas
Pasal 19
Cukup jelas
- 17 -
(KOP DAERAH)
…….., ................ …
Nomor : ... Lampiran : 1 (satu) Berkas Perihal : Permohonan Rekomendasi Gubernur dan Persetujuan Substansi atas Rancangan
Peraturan Daerah (Raperda) Kabupaten/Kota...tentang Rencana Tata Ruang ... Kepada Yth. Gubernur … di-
... Sehubungan dengan proses penyusunan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda)
Kabupaten/Kota...tentang Rencana Tata Ruang ..., dengan hormat kami sampaikan hal-hal sebagai berikut: 1. Sesuai amanat Pasal 18 ayat (2) Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang,
penetapan Raperda kabupaten/kota tentang rencana rinci tata ruang terlebih dahulu harus mendapat persetujuan substansi dari menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam bidang penataan ruang setelah mendapatkan rekomendasi gubernur.
2. Sehubungan dengan telah dilimpahkannya kewenangan pemberian persetujuan substansi dalam penetapan Raperda tentang rencana rinci tata ruang kabupaten/kota dari Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional kepada Gubernur..., kami mohon perkenan Bapak/Ibu Gubernur...untuk memberikan rekomendasi dan persetujuan substansi atas Raperda Kabupaten/Kota... tentang Rencana Tata Ruang ...
3. Sebagai bahan pertimbangan Bapak/Ibu Gubernur..., kami lampirkan dokumen-dokumen yang diperlukan untuk pembahasan dalam Rapat Koordinasi BKPRD Provinsi sebagai berkut: a. Berita Acara Konsultasi Publik; b. Berita Acara Kesepakatan dengan Daerah yang Berbatasan; c. Berita Acara/Surat Rekomendasi;** d. Materi Teknis Rencana Tata Ruang ...; e. Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang...; f. Dokumen KLHS; dan g. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota...tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota...
Demikian disampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya, kami ucapkan terimakasih
BUPATI/WALIKOTA …
(…………………………………..…) Tembusan disampaikan kepada Yth.:
1. Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional;
2. Direktur Jenderal Tata Ruang, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional;
3. Sekretaris Daerah Provinsi...;
4. Kepala Dinas... (dinas teknis yang mengurusi Penataan Ruang);
5. Ketua DPRD Kabupaten/Kota...
(Keterangan: ** pilih salah satu antara Berita acara atau Surat Rekomendasi dari kementerian/lembaga nonkementerian yang menyelenggarakan urusan
informasi geospasial)
Lampiran I
Nomor :
Tanggal :
Format Surat Permohonan Rekomendasi Gubernur dan Persetujuan Substansi dari Bupati/Walikota
- 18 -
(KOP DAERAH)
BERITA ACARA KEGIATAN KONSULTASI PUBLIK
DALAM PEMBAHASAN RANCANGAN PERDA KABUPATEN/KOTA ... TENTANG RENCANA TATA RUANG ...
Nomor : …
Pada hari ini, … tanggal ... bulan … tahun ... bertempat di … telah diselenggarakan Kegiatan Konsultasi Publik
Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota ... tentang Rencana Tata Ruang... sebagai bagian dari proses legalitas dari Rencana Tata Ruang … Kegiatan ini dihadiri oleh peserta dengan jumlah … orang, yang berasal dari unsur:
1. Masyarakat/Tokoh Masyarakat 2. Pemerintah Daerah 3. DPRD 4. Camat 5. Kepala Desa 6. LSM 7. Swasta dan Dunia Usaha 8. Perguruan Tinggi
Demikian Berita Acara Kegiatan Konsultasi Publik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota ... tentang Rencana Tata Ruang … ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.
……..., .................
Perwakilan Masyarakat/Tokoh Masyarakat
(……………………………………..)
Perwakilan dari Pemerintah Daerah
(……………………………………………)
Perwakilan dari DPRD
(…………………………………….)
Perwakilan dari Kecamatan
(………………………………….)
Perwakilan dari Desa
(……………………………………)
Perwakilan dari LSM
(……………………………….)
Perwakilan dari Swasta dan Dunia Usaha
(……………………………………)
Perwakilan dari Perguruan Tinggi
(……………………………….)
Lampiran II
Nomor :
Tanggal :
Format Berita Acara Konsultasi Publik dengan Melibatkan Unsur DPRD Kabupaten/Kota
- 19 -
(KOP DAERAH)
BERITA ACARA KESEPAKATAN DENGAN DAERAH YANG BERBATASAN
DALAM PEMBAHASAN RANCANGAN PERDA KABUPATEN/KOTA ...
TENTANG RENCANA TATA RUANG ...
Nomor : …
Pada hari ini, … tanggal ... bulan … tahun ... bertempat di … telah diselenggarakan kesepakatan
dengan daerah yang berbatasan terkait Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota ... tentang
Rencana Tata Ruang ... sebagai bagian dari proses legalitas dari Rencana Tata Ruang ... Kegiatan ini
dihadiri oleh peserta dengan jumlah … orang, yang berasal dari unsur:
1. Pemerintah Daerah
2. Pemerintah Daerah dari daerah yang berbatasan
Demikian Berita Acara Kesepakatan dengan daerah yang Berbatasan terkait Rancangan
Peraturan Daerah Kabupaten/Kota ... tentang Rencana Tata Ruang … ini dibuat untuk digunakan
sebagaimana mestinya.
..................., ................. 20...
Perwakilan pemerintah daerah yang
berbatasan I
(……………………………………..)
Perwakilan dari pemerintah daerah
(……………………………………………)
Perwakilan pemerintah daerah yang
berbatasan II
(…………………………………….)
Perwakilan pemerintah daerah yang
berbatasan III
(………………………………….)
Lampiran III
Nomor :
Tanggal :
Format Berita Acara Kesepakatan dengan Daerah yang berbatasan
- 20 -
BERITA ACARA PEMERIKSAAN KELENGKAPAN PERMOHONAN
PERSETUJUAN SUBTANSI RANPERDA KABUPATEN/ KOTA ……………
TENTANG RENCANA RINCI TATA RUANG / RENCANA DETAIL TATA
RUANG ……………..
Nomor :…………………………………..
Pada hari ini ………. Tanggal …….. bulan ……. Tahun ……… telah dilakukan proses
pemeriksaan kelengkapan Permohonan Persetujuan Substansi Ranperda
Kabupaten/ Kota …………….. tentang Rencana Rinci Tata Ruang ………. . dalam
rangka penerbitan persetujuan substansi dan berdasarkan surat
Bupati/Walikota tanggal Nomor perihal
permohonan persetujuan substansi Ranperda Kabupaten/ Kota tentang Rencana
rinci Tata Ruang/ Rencana Detail Tata Ruang Bagian Wilayah Perkotaan
Adapun kelengkapan dalam rangka pemberian persetujuan subtansi tersebut
sebagai berikut:
NO DOKUMEN
BENTUK
KETERANGAN HARD
COPY
SOFT
COPY
1 Surat Permohonan Persetujuan
Substansi Ranperda Kabupaten
/Kota ……………. tentang RRTR
……………………..
2 Materi Teknis
Dokumen Rencana
Dokumen Fakta Analisa
3 Album Peta Ukuran A1
(RRTR & PZ) 1: 5000
(RTR KSK) 1 : 25.000
Peta Dasar yang menggunakan
Peta Citra Resolusi tinggi dan
telah memiliki koordinat sesuai
dengan ketentuan peraturan
perundang undangan
Peta dalam bentuk SHP
Peta Rencana Pola Ruang kota
Peta Pembagian SBWP dan
BLOK
Peta Rencana Jaringan
Prasarana
Peta Sub BWP Prioritas
Peta Zonasi
Lampiran IV
Nomor :
Tanggal :
- 21 -
4 Ranperda Kabupaten /Kota
……….. tentang RRTR ………
beserta Lampirannya
5 Berita Acara Konsultasi dengan
BIG
6 Dokumen KLHS
7 SK Bupati/Walikota tentang Tim
Teknis Penyusunan Ranperda
Kabupaten/ Kota …… tentang
RRTR …..
8 Berita Acara Rapat Koordinasi
BKPRD Kabupaten /Kota
tentang Ranperda
Kabupaten/Kota…..tentang
RRTR …
9 Berita Acara Konsultasi Publik :
Pertama…….
Kedua…….
10 Surat penyampaian Ranperda
tentang RRTR kepada DPRD /
tanda Terimanya
Demikian Berita Acara ini disusun sebagai bahan informasi dalam proses
penerbitan persetujuan subtansi.
Padang,…..Tanggal…. Bulan…. Tahun……
Ketua Tim Evaluasi
NAMA……………..
Jabatan ………
Perwakilan Tim Evaluasi
I. Nama ………. Jabatan ………………Tanda Tangan ……..
II. Nama ………. Jabatan ………………Tanda Tangan ……..
III. ……………..
- 22 -
Tabel Pencantuman Materi Muatan Teknis
Ranperda Kabupaten/ Kota …… tentang Rencana Rinci Tata Ruang…… dan
kesesuaiannya dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota,
Kebijakan Nasional yang berkaitan Bidang Penataan Ruang, Pedoman
Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota, dan
Peraturan Perundang-Undangan terkait Bidang Penataan Ruang Lainnya
Nomor :
Tanggal :
Tabel Materi Teknis
No Bab/ Sub Bab
Muatan Ranperda tentang
RRTR (kerangka ranperda
yang disampaikan di
sesuaikan dengan kerangka
pedoman)
Verifikasi
kesesuaian
RTRW
Kabupaten/Kota
, Pedoman
Rencana Detail
Tata Ruang dan
Peraturan Zonasi
Catatan
Penyempurnaan
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Dasar Hukum Penyusunan
RRTR
1.2
Tinjauan terhadap RTRW
Kabupaten / Kota
1.3
Tinjauan terhadap Kebijakan
dan Strategi RTRW Kabupaten
/ Kota
1.4 Tujuan RRTR
BAB II KETENTUAN UMUM
2.1 Istilah dan Definisi
2.2
Kedudukan RRTR dan
Peraturan Zonasi
2.3
Fungsi dan Manfaat RRTR dan
Peraturan Zonasi
2.4
Kriteria dan Lingkup Wilayah
Perencanaan RRTR dan
Peraturan Zonasi
2.5 Masa Berlaku RRTR
BAB III TUJUAN PENATAAN BWP
3.1 Konsep penataan ruang BWP
3.2 Tujuan penataan ruang BWP
BAB IV RENCANA POLA RUANG
4.1 Pembagian Sub BWP, Blok
serta Penetapan Kode Zona
dan sub zona
4.2 Rencana Pola Ruang
4.2.1 Zona Lindung
1. Zona Hutan Lindung (HL)
Lampiran V
Nomor :
Tanggal :
- 23 -
No Bab/ Sub Bab
Muatan Ranperda tentang
RRTR (kerangka ranperda
yang disampaikan di
sesuaikan dengan kerangka
pedoman)
Verifikasi
kesesuaian
RTRW
Kabupaten/Kota
, Pedoman
Rencana Detail
Tata Ruang dan
Peraturan Zonasi
Catatan
Penyempurnaan
2. Zona yang memberikan
Perlindungan terhadap zona
dibawahnya (PB)
- Zona bergambut (PB1)
- Zona Resapan Air (PB2)
3.Zona Perlindungan Setempat
(PS)
- Sempadan Pantai (PS1)
- Sempadan Sungai (PS2)
- Zona Sekitar Danau atau
Waduk (PS3)
- Zona Sekitar Mata Air
(PS4)
4. Zona Ruang Terbuka Hijau
(RTH) Kota
- Taman RT (RTH1)
- Taman RW (RTH2)
- Taman Kota (RTH3)
- Pemakaman (RTH4)
5. Zona Suaka Alam dan Cagar
Budaya (SC)
- Zona Suaka Alam (SC1)
- Zona Cagar Budaya (SC2)
6. Zona Rawan Bencana (RB)
- Zona Rawan Tanah
Longsor
- Zona Rawan Gelombang
Pasang
- Zona Rawan Banjir
7. Zona Lindung Lainnya
4.2.2 1. Zona Perumahan (R)
- Kepadatan Sangat Tinggi
(R1)
- Kepadatan Tinggi (R2)
- Kepadatan Sedang (R3)
- Kepadatan Rendah (R4)
- Kepadatan Sangat Rendah
(R5)
2. Zona Perdagangan dan Jasa
(K)
- Tunggal (K-1)
- Kopel (K-2)
- Deret (K-3)
3. Zona Perkantoran (KT)
- Perkantoran Pemerintah
- 24 -
No Bab/ Sub Bab
Muatan Ranperda tentang
RRTR (kerangka ranperda
yang disampaikan di
sesuaikan dengan kerangka
pedoman)
Verifikasi
kesesuaian
RTRW
Kabupaten/Kota
, Pedoman
Rencana Detail
Tata Ruang dan
Peraturan Zonasi
Catatan
Penyempurnaan
(KT-1)
- Perkantoran Swasta (KT-2)
3. Zona Sarana Pelayanan
Umum (SPU)
- Pendidikan (SPU-1)
- Transportasi (SPU-2)
- Kesehatan (SPU-3)
- Olahraga (SPU-4)
- Sosial Budaya (SPU-5)
- Peribadatan (SPU-6)
5. Zona Industri (I)
- Industri Kimia Dasar (I-1)
- Industri Mesin dan Logam
Dasar (I-2)
- Industri Kecil (I-3)
- Aneka Industri (I-4)
6. Zona Peruntukan Khusus
(KH)
- Pertahanan dan
Keamanan (hankam) (KH1)
- TPA (KH2)
- IPAL (KH3)
7. Zona Peruntukan Lainnya
(PL)
- Pertanian (PL-1)
- Pertambangan (PL-2)
- Pariwisata (PL-3)
8. Zona Peruntukan Campuran
( C )
- Perumahan dan
Perdagangan/Jasa (C-1)
- Perumahan dan
Perkantoran (C-2)
- Perkantoran dan
Perdagangan/Jasa (C-3)
BAB V RENCANA JARINGAN PRASARANA
5.1 Rencana Jaringan Pergerakan
5.1.1 Jaringan Transportasi Darat
5.1.1.1 Jaringan Jalan
a. Jaringan jalan arteri primer
dan arteri sekunder
b. Jaringan jalan kolektor
primer dan kolektor
sekunder
- 25 -
No Bab/ Sub Bab
Muatan Ranperda tentang
RRTR (kerangka ranperda
yang disampaikan di
sesuaikan dengan kerangka
pedoman)
Verifikasi
kesesuaian
RTRW
Kabupaten/Kota
, Pedoman
Rencana Detail
Tata Ruang dan
Peraturan Zonasi
Catatan
Penyempurnaan
c. Jaringan jalan lokal primer
dan lokal sekunder
d. Jaringan jalan lingkungan
primer dan lingkungan
sekunder
e. Jaringan jalan lainnya
- Jalan masuk dan keluar
terminal barang serta
terminal penumpang
- Jaringan jalan moda
transportasi umum
- Jalan masuk dan keluar
parkir
5.1.1.2 Jaringan pedesterian
5.1.1.3 Jaringan Perkeretaapian
5.1.1.4
Jaringan Angkutan Sungai,
danau dan penyeberangan
5.1.2 Jaringan Transportasi laut
5.1.3 Jaringan transportasi Udara
5,2
Rencana Pengembangan
Jaringan Energi/kelistrikan
5.3
Rencana Pengembangan
Jaringan Telekomunikasi
5.4
Rencana Pengembangan
Jaringan Air Minum
5.5
Rencana Pengembangan
Jaringan Drainase
5.6
Rencana Pengembangan
Jaringan Air Limbah
5.7
Rencana Pengembangan
Jaringan Persampahan
5.8
Rencana Pengembangan
Prasarana lainnya
BAB VI PENETAPAN SUB BWP YANG DIPRIORITASKAN PENANGANANNYA
6.1
Dasar, kriteria dan Penetapan
sub BWP prioritas
6.2
Tema dan rencana Penanganan
Sub BWP prioritas
BAB
VII KETENTUAN PEMANFAATAN RUANG
7.1
Program Perwujudan Tata
Ruang
1) program perwujudan
rencana pola ruang di BWP
i. perwujudan zona lindung
ii. perwujudan zona budi
daya
- 26 -
No Bab/ Sub Bab
Muatan Ranperda tentang
RRTR (kerangka ranperda
yang disampaikan di
sesuaikan dengan kerangka
pedoman)
Verifikasi
kesesuaian
RTRW
Kabupaten/Kota
, Pedoman
Rencana Detail
Tata Ruang dan
Peraturan Zonasi
Catatan
Penyempurnaan
(a) perwujudan
penyediaan fasilitas
sosial dan fasilitas
umum di BWP;
(b) perwujudan ketentuan
pemanfaatan ruang
untuk setiap jenis pola
ruang;
(c) perwujudan intensitas
pemanfaatan ruang
blok; dan/atau
(d) perwujudan tata
bangunan.
2) program perwujudan
rencana jaringan prasarana
i. perwujudan pusat
pelayanan kegiatan
ii. perwujudan sistem
jaringan prasarana
(a) perwujudan sistem
jaringan pergerakan;
(b) perwujudan sistem
jaringan
energi/kelistrikan;
(c) perwujudan sistem
jaringan
telekomunikasi;
(d) perwujudan sistem
jaringan air minum;
(e) perwujudan sistem
jaringan drainase;
(g) perwujudan sistem
jaringan air limbah;
dan/atau
(h) perwujudan sistem
jaringan prasarana
lainnya.
3) program perwujudan
penetapan Sub BWP yang
diprioritaskan
penanganannya
i. perbaikan prasarana,
sarana, dan
blok/kawasan;
ii. pembangunan baru
prasarana, sarana, dan
blok/kawasan;
iii. pengembangan kembali
prasarana, sarana, dan
blok/kawasan; dan/atau
- 27 -
No Bab/ Sub Bab
Muatan Ranperda tentang
RRTR (kerangka ranperda
yang disampaikan di
sesuaikan dengan kerangka
pedoman)
Verifikasi
kesesuaian
RTRW
Kabupaten/Kota
, Pedoman
Rencana Detail
Tata Ruang dan
Peraturan Zonasi
Catatan
Penyempurnaan
iv. pelestarian/pelindungan
blok/kawasan.
4) program perwujudan
ketahanan terhadap
perubahan iklim (jika Ada)
7.2 Indikasi Program Pemanfaatan
Ruang
BAB
VIII PERATURAN ZONASI
8,1 Materi Wajib
8.1.1
Ketentuan Kegiatan dan
Penggunaan Lahan
8.1.2
Ketentuan Intensitas
Pemanfaatan Ruang
8.1.3 Ketentuan Tata Bangunan
8.1.4
Ketentuan Sarana dan
Prasarana Minimal
8.1.5
Ketentuan Pelaksanaan, terdiri
atas :
1) ketentuan variansi
pemanfaatan ruang
2) insentif dan disinsentif
8,2 Materi Pilihan
8.2.1 Ketentuan Tambahan
8.2.2 Ketentuan Khusus
8.2.3 Ketentuan Standar Teknis
8.2.4 Ketentuan Pengaturan Zonasi
No Bab/ Sub Bab Muatan Materi Peta RRTR
Peraturan
perundang-
undangan
Catatan
Penyempurnaan
Data peta dasar
Pengorganisasian Peta (Peta
dalam bentuk SHP)
Tingkat ketelitian peta
Peta Rencana Pola Ruang
kota
Peta Pembagian SBWP dan
BLOK
Peta Rencana Jaringan
Prasarana
Peta Sub BWP Prioritas
Peta Zonasi
Sistim Koordinat yang dipakai
Layout peta sesuai kaidah
geografis
- 28 -
Tabel Materi Ranperda
MUATAN KERANGKA
RANPERDA
RINCIAN TEKNIS KERANGKA
PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN DAERAH
Catatan
Penyempurnaan
A. JUDUL a. judul Memuat Keterangan :
Jenis Nomor Tahun
pengundangan dan Nama
Peraturan yang bersangkutan
b. judul dibuat dengan huruf
Kapital diletakan ditengah
margin dan tidak boleh
ditambah dengan singkatan
atau akronnim
B. PEMBUKAAN TERDIRI
DARI:
1.Frase Dengan Rahmat
Tuhan Yang Maha Esa
2.Jabatan Pembentukan
Peraturan Perundangan-
undangan
3. Konsiderans : Menimbang a. Diawali dengan kata
:Menimbang
b. Mengingat memuat pokok
pikiran latarbel akang dan
alasan pembuatan peraturan
berdasarkan asas filosofis,
sosiologi dan yuridis
4. Dasar Hukum diawali
dengan kata
Mengingat
a. Dasar kewenangan Pembuatan
Peraturan Perundang-
undangan
b. Peraturan Perundang-
undangan yang
memerintahkan pembentukan
peraturan perundangan
tersebut
c. undang-undangan yang
menjadi dasar Pembentukan
daerah yangg bersangkutan
d. Peraturan perundang-
undangan sebagai dasar
hukum hanya peraturan yang
hierarkinya sama atau yang
lebih tinggi dari peraturan
yang ditetapkan dan tidak
boleh memasukan peraturan
yang sudah dicabut
e. Dasar hukum yang lebih dari
satu harus sesuai dengan
urutan pencantuman tata
urutan peraturan perundang-
undangan dan jika utingkatan
sama disusun secara
kronologis berdasarkan
pengundangan dan penetapan
- 29 -
f. Dasar hukum yang lebih dari
satu penulisan dasar hukum
diawali dengan angka arab
1,2,3 dan seterusnya dan
diakhiri dengan titik koma
5. diktum terdiri dari atas : a. Kata MEMUTUSKAN dibuat
dengan huruf kapital dan
tidak menggunakan spasi
a. Memutuskan
b. Menetapkan b. Sebelum kata MEMUTUSKAN
dicantumkan frasa dengan
persetujuan DEWAN
PERWAKILAN RAKYAT
DAERAH (nama daerah)
danBUPATI/WALIKOTA (nama
daerah)ditulis dengan huruf
kapital diletakan ditengah
margin
c.Jenis dan nama Peraturan
perundang-undangan
c. Kata menetapkan
dicantumkan sesudah kata
memutuskan dan sejajar
kebawah dengan kata
menimbang dan mengingat
dan diankhir dengan titik dua
d. Nama Peraturan Daerah
C. BATANG TUBUH
1. Ketentuan Umum a. Batasan dan pengertian
b. Singkatan atau akronim yang
dituangkan dalam batasan
pengertian atau definisi
c. Hal-hal yang bersifat umum
antara lain asas, maksud dan
tujuan tanpa dirumuskan
tersendiri dalam pasal
2. Materi Pokok yang diatur Berdasarkan Buku RDTR atau
Permen PU No 11 Tahun 2011
3.ketentuan Pidana (jika
diperlukan)
a. Ketentuan pidana memuat
rumusan yang menyatakan
penjatuhan pidana atas
pelanggaran terhadap
ketentuan yang berisi norma
larangan atau norma perintah
b. Rumusan ketentuan pidana
harus menyebutkan secara
tegas norma larangan atau
perintah yang dilanggar dan
menyebutka pasal atau
beberapa pasal yang memuat
norma tersebut.
4.ketentuan Peraliahan (jika
diperlukan)
ketentuan peralihan memuat
penyesuaian pengaturan
tindakan hukum atau hub.
Hukum yang sudah ada
berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang
lama terhadap peraturan yang
baru
5. Ketentuan Penutup
- 30 -
D. PENUTUP a. Rumusan perintah
pengundangan dan
penempatan Peraturan daerah
dan Lembaran Daerah
b. Penandatangan penetapan
peraturan antara lain : tempat
dan tanggal, nama jabatan,
tandatangan, nama lengkap
pejabat yang menandatangani
tanpa gelar dan pangkat
c. penulisan frase lembaran
daerah dan berita daerah
ditulis dengan huruf kapital
E. PENJELASAN a. Penjelasan Peraturan daerah
memuat penjelasan umum
dan penjelasan pasal perpasal
dan di awali dengan huruf
Romawi
b. penjelasan umum memuat
uraian secara sistematis
mengenai pmikiran, maksud,
tujuan penyusunan peraturan
daerah
c. Rumusan yang harus
diperhatikan di dalam
penjelasan:
tidak bertentang dengan
materi pokok, serta tidak
memperluas dan menambah
norma yang diatur didalam
batang tubuh
tidak melakukan
pengulangan materi pokok
yang ada dalam batang
tubuh
tidak mengulang uraian
kata istilah atau pengertian
yang telah dimuat di dalam
ketentuan umum
Padang, Tanggal….. Bulan…. Tahun …..
Tim Evaluasi
Nama …………….
Jabatan………………….
Perwakilan Tim Evaluasi
I. Nama ………. Jabatan ………………Tanda Tangan ……..
II. Nama ………. Jabatan ………………Tanda Tangan ……..
III. ………….
- 31 -
FORMAT SURAT REKOMENDASI PEMBAHASAN RANPERDA KABUPATEN/KOTA
…………..TENTANG RENCANA RINCI TATA RUANG……… PADA RAKOR BKPRD PROVINSI
KOP SKPD DEKONSENTRASI
Padang, tanggal….. Bulan ….. tahun…..
Nomor :
Lampiran : 1. Tabel Pencatuman Materi Muatan Teknis Ranperda Tentang Rencana
Detail Tata Ruang Kabupaten/Kota……..…
2. Dokumen Pendukung
3. …………………
Kepada Yth,
Ketua BKPRD Provinsi Sumatera Barat
Cq Bappeda Provinsi Sumatera Barat
Perihal : Rekomendasi Pembahasan Ranperda Kabupaten/Kota………….tentang
Rencana Rinci Tata Ruang…..pada Rakor BKPRD Provinsi
Berdasarkan Hasil Evaluasi Substansi Ranperda Kabupaten/Kota ……….tentang RRTR/RDTR
…………. yang telah dilaksanakan oleh Tim Evaluasi, dapat disampaikan hal-hal sebagai berikut :
1. Ranperda Kabupaten/Kota …….. Tentang Rencana Rinci Tata Ruang/Rencana Detail Tata
Ruang ……..…telah sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20
Tahun 2011 Tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi;
2. Ranperda Kabupaten/Kota ……… Tentang Rencana Rinci Tata Ruang/ Rencana Detail Tata
Ruang ……..…telah sesuai dengan Peraturan daerah nomor 13 tahun 2012 tentang rencana tata
ruang wilayah provinsi Sumatera Barat 2012-2032 ;
3. Ranperda Kabupaten/Kota ……… Tentang Rencana Rinci Tata Ruang/Rencana Detail Tata
Ruang ……..…telah sesuai dengan Peraturan daerah nomor …. tahun ….. tentang rencana tata
ruang wilayah Kabupaten/Kota …………tahun …… ;
4. …………
5. …………
Bersama ini kami merekomendasikan Ranperda Kabupaten/Kota …………… tentang Rencana Rinci
Tata Ruang/ Rencana Detail Tata Ruang ……………. untuk dapat dilakukan pembahasan di BKPRD
Provinsi Sumatera Barat, sebagai tindak lanjut proses pemberian Persetujuan Substansi.
Demikian disampaikan, atas perhatiannya diucapkan terima kasih.
Ketua TIM EVALUASI
NAMA
Tembusan disampaikan kepada :
1. Ditjen Penataan Ruang Kementerian Pekerjaan Umum RI
2. Gubernur Provinsi Sumatera Barat
3. Dinas Prasarana Jalan Tata Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Barat
4. Kasatker Dekonsentrasi Dinas Tata Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Barat
5. Arsip
Lampiran VI
Nomor :
Tanggal :
- 32 -
BERITA ACARA
RAPAT KOORDINASI BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH PROVINSI
SUMATERA BARAT
DALAM PEMBAHASAN RANPERDA KABUPATEN/KOTA…..
TENTANG RENCANA RINCI TATA RUANG………….
Nomor:...............
Pada hari ini tanggal bulan tahun , kami yang bertanda tangan
dibawah ini, telah mengadakan rapat koordinasi Pembahasan Raperda Kabupaten/Kota
tentang Rencana Rinci Tata Ruang/Rencana Detail Tata Ruang………. dengan
ini menyatakan bahwa Rancangan Perda dimaksud secara substantif telah mengacu
pada Arahan Peraturan Zonasi Sistim Provinsi serta ketentuan Undang-Undang Nomor
26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
20 tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan
Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota, Peraturan Daerah Nomor 13 tahun 2012 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sumatera Barat 2012-2032,dan Perda Nomor
…. Tahun ………… tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota ……., serta
dapat diproses lebih lanjut untuk ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dengan tetap memperhatikan catatan sebagai berikut:
1………………
2………………
3. ; dan catatan penyempurnaan sebagaiman tercantum dalam tabel …………..
Demikian Berita Acara ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Padang ,………………………
Pimpinan Rapat,
Nama :……………….
Jabatan :………………
Lampiran VII
Nomor :
Tanggal :
- 33 -
Catatan:
Ditandatangani oleh :
Perwakilan Tim BKPRD provinsi Sumatera Barat berdasarkan Surat Keputusan gubernur tentang
penunjukan BKPRD Provinsi Sumatera Barat Nomor ……….
Perwakilan Kelompok Kerja Teknis Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah (BKPRD
Provinsi Sumatera Barat)
Nama : ………………………………
Jabatan :……………………………..
Nama : ………………………………
Jabatan :……………………………..
Perwakilan Pemerintah Daerah………….
Nama : ………………………………
Jabatan :……………………………..
Nama : ………………………………
Jabatan :……………………………..
- 34 -
(KOP DAERAH)
., ....................……
Nomor :
Lampiran : 1 (satu) berkas
Perihal : pemberian Rekomendasi Persetujuan Substansi Teknis Rancangan Peraturan Daerah
(Raperda) Kabupaten/Kota … tentang Rencana Tata Ruang ...
Kepada Yth.
Bupati/Walikota
di-
...
Menunjuk Surat Bupati/Walikota ... Nomor: … tanggal … perihal “Permohonan Rekomendasi Gubernur dan Persetujuan Substansi atas Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Kabupaten/Kota...tentang Rencana Tata Ruang ...”, dengan hormat kami sampaikan hal-hal berikut:
1. Sesuai amanat Pasal 18 ayat (2) Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, penetapan Raperda kabupaten/kota tentang rencana rinci tata ruang terlebih dahulu harus mendapat persetujuan substansi dari menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam bidang penataan ruang setelah mendapatkan rekomendasi gubernur.
2. Rancangan Perda Kabupaten/Kota ... tentang Rencana Tata Ruang ... telah dikonsultasikan dan dibahas bersama BKPRD Provinsi Sumatera Barat pada hari ... tanggal ... bertempat di ....... sesuai dengan aturan, masukan dan ssaran TIM BKPRD Provinsi Sumatera Barat (terlampir).
3. Berdasarkan hal tersebut diatas, kami memberikan rekomendasi bahwa Rancangan Peraturan Daerah kabupaten/Kota............ Tentang Rencana Rinci Tata Ruang kabupaten/Kota................dapat diproses lebih lanjut untuk mendapatkan persetujuan Substansi sesuai ketentuan Peraturan Perundang-undangan.
Demikian disampaikan, atas perhatian diucapkan terimakasih
a.n Gubenur
Sekretaris daerah
Provinsi......
(.................................)
NIP............................. Tembusan disampaikan kepada Yth.: 1. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian; 2. Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional; 3. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas; 4. Menteri Dalam Negeri; 5. Direktur Jenderal Tata Ruang, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional; 6. Direktur Pembinaan Perencanaan Tata Ruang Daerah dan Pemanfaatan Ruang Daerah, Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional; 7. Kepala Dinas... (dinas teknis yang mengurusi Penataan Ruang); 8. Bupati/Walikota...
Lampiran VIII
Nomor :
Tanggal : Contoh Format Surat Rekomendasi Gubernur
- 35 -
BERITA ACARA
RAPAT KOORDINASI BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH PROVINSI
SUMATERA BARAT
DALAM PEMBAHASAN RANPERDA KABUPATEN/KOTA…..
TENTANG RENCANA RINCI TATA RUANG………….
Nomor: ……………………………………….
Pada hari ini tanggal bulan tahun , kami yang bertanda tangan
dibawah ini, telah mengadakan rapat koordinasi Pembahasan Raperda Kabupaten/Kota
tentang Rencana Rinci Tata Ruang/Rencana Detail Tata Ruang………. dengan
ini menyatakan bahwa Rancangan Perda dimaksud secara substantif telah mengacu
pada Arahan Peraturan Zonasi Sistim Nasional serta ketentuan Undang-Undang Nomor
26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
20 tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan
Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota, Peraturan Daerah Nomor 13 tahun 2012 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sumatera Barat 2012-2032,dan Perda Nomor
…. Tahun ………… tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota ……., serta
dapat diproses lebih lanjut untuk ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dengan tetap memperhatikan catatan sebagai berikut:
1………………
2………………
3. ; dan catatan penyempurnaan sebagaiman tercantum dalam tabel …………..
Demikian Berita Acara ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Padang ,………………………
Pimpinan Rapat,
Nama :……………….
Jabatan :………………
Catatan:
Ditandatangani oleh :
Perwakilan Tim BKPRD provinsi Sumatera Barat berdasarkan Surat Keputusan
gubernur tentang penunjukan BKPRD Provinsi Sumatera Barat Nomor ……….
Lampiran IX
Nomor :
Tanggal :
- 36 -
Perwakilan Kelompok Kerja Teknis Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah
(BKPRD Provinsi Sumatera Barat)
Nama : ………………………………
Jabatan :……………………………..
Nama :
………………………………
Jabatan
:……………………………..
Perwakilan Pemerintah Daerah………….
Nama : ………………………………
Jabatan :……………………………..
Nama :
………………………………
Jabatan
:……………………………..
- 37 -
FORMAT KRONOLOGIS PROSES PERSETUJUAN SUBSTANSI RANPERDA
KABUPATEN/KOTA …….. TENTANG RENCANA RINCI/ DETAIL TATA RUANG
……….
KOP SKPD DEKONSENTRASI
Padang, tanggal….. Bulan ….. tahun…..
Nomor :
Lampiran : 1. ………………….
2. ………………….
KETERANGAN
KRONOLOGIS PROSES PERSETUJUAN SUBSTANSI RANCANGAN PERDA
KABUPATEN/ KOTA …….
TENTANG RENCANA RINCI TATA RUANG/ RENCANA DETAIL TATA RUANG ……….
Sehubungan dengan proses persetujuan substansi rancangan peraturan daerah
kabupaten/ kota ……tentang RRTR/ RDTR …….. , dengan ini kami sampaikan
Kronologi proses persetujuan substansi dimaksud sebagai berikut :
1. Pada Tanggal …..
2. Pada Tanggal …..
3. Pada Tanggal…
4. Dst…..
Demikian keterangan ini disusun sebagai bahan informasi dalam proses
persetujuan substansi
Kepala Satuan Kerja
Dinas Tata Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera
Barat
Nama ………………
NIP…….
Lampiran X
Nomor :
Tanggal :
- 38 -
TABEL PERSANDINGAN
RANPERDA KABUPATEN/ KOTA ……….TENTANG RENCANA RINCI TATA
RUANG…………………..
RAPAT KOORDINASI KELOMPOK KERJA TEKNIS BKPRD PROVINSI SUMATERA
BARAT
TANGGAL ………………….
MUATAN RANPERDA
TENTANG RRTR SAAT
PEMBAHASAN BKPRD
PROVINSI
MUATAN RANPERDA
TENTANG RRTR SETELAH
PEMBAHASAN BKPRD
PROVINSI
INSTANSI PEMBERI
MASUKAN
(1) (2) (3)
JUDUL JUDUL
RANCANGAN
PERDA……..
NOMOR………..
TENTANG………
RANCANGAN PERDA……..
NOMOR………..
TENTANG………
Menimbang :
a. …………………
b. …………………
c. ………………….
d. dst
Menimbang :
a. …………………
b. …………………
c. ………………….
d. dst
Instansi
:………………...……
Masukan :
…………………....
Tanggapan
:………..………….
BAB I
KETENTUAN UMUM
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah
ini yang dimaksud
dengan :
1…………………
2…………………
3…………………
4.dst
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah
ini yang dimaksud dengan
:
1…………………
2…………………
3…………………
4.dst
Instansi
:………………...……
Masukan :
…………………....
Tanggapan
:………..………….
BAB II
TUJUAN PENATAAN BWP
BAB II
TUJUAN PENATAAN BWP
Pasal 2
…………………..
Pasal 2
…………………..
Instansi
:………………...……
Masukan :
…………………....
Tanggapan
:………..………….
Lampiran XI
Nomor :
Tanggal :
- 39 -
BAB III
…………………..
BAB III
…………………..
Pasal …
…………………..
Pasal ….
…………………..
Instansi
:………………...……
Masukan :
…………………....
Tanggapan
:………..………….
BAB …..
…………………..
BAB …..
…………………..
Pasal …
…………………..
Pasal ….
…………………..
Instansi
:………………...……
Masukan :
…………………....
Tanggapan
:………..………….
BAB ….
KETENTUAN
PENUTUP
BAB ….
KETENTUAN PENUTUP
Instansi
:………………...……
Masukan :
…………………....
Tanggapan
:………..………….
- 40 -
(KOP DAERAH)
....., ....................……
Nomor :
Lampiran : 1 (satu) berkas
Perihal : Pemberian Persetujuan Substansi Teknis Rancangan Peraturan Daerah (Raperda)
Kabupaten/Kota … tentang Rencana Tata Ruang ...
Kepada Yth.
Bupati/Walikota
di-...
Menunjuk Surat Bupati/Walikota ... Nomor: … tanggal … perihal “Permohonan Rekomendasi Gubernur dan Persetujuan Substansi atas Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Kabupaten/Kota...tentang Rencana Tata Ruang ...”, dengan hormat kami sampaikan hal-hal berikut:
1. Sesuai dengan amanat Pasal 18 Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang beserta penjelasannya, telah dilakukan penelaahan kesesuaian materi muatan teknis Rancangan Perda Kabupaten/ Kota ………………… tentang Rencana Rinci Tata Ruang ………………….. dengan muatan Undang Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota ………….., dan Pedoman Penyusunan Rencana Rinci/ Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi yang dituangkan dalam Lampiran I.
2. Rancangan Perda Kabupaten/ Kota ……………… tentang Rencana Rinci Tata Ruang …………telah dibahas dalam forum koordinasi kelompok kerja teknis Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah Provinsi Sumatera Barat dengan hasil yang dituangkan dalam Berita Acara Rapat Koordinasi BKPRD dan Rekomendasi Pemberian Persetujuan Substansi sebagaimana tertuang dalam Lampiran II dan Lampiran III.
3. Berdasarkan pertimbangan tersebut diatas, pada prinsipnya substansi Rancangan Perda dimaksud disetujui untuk segera diproses lebih lanjut, dengan tetap memperhatikan saran, koreksi, dan perbaikan sebagaimana tertuang dalam lampiran I, lampiran II, dan lampiran III.
4. Sebagai pedoman matra spasial pengembangan wilayah, setelah diperolehnya persetujuan substansi ini diminta kepada pemerintah daerah untuk dapat segera menetapkannya sebagai peraturan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Demikian perhatiannya kami menyampaikan terima kasih.
GUBERNUR
.............................
Tembusan disampaikan kepada Yth.: 1. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian; 2. Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional; 3. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas; 4. Menteri Dalam Negeri; 5. Direktur Jenderal Tata Ruang, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional; 6. Direktur Pembinaan Perencanaan Tata Ruang Daerah dan Pemanfaatan Ruang Daerah, Kementerian Agraria dan
Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional; 7. Kepala Dinas... (dinas teknis yang mengurusi Penataan Ruang); 8. Bupati/Walikota...
Lampiran XII
Nomor :
Tanggal :
Contoh Format Surat Pemberian Substansi Gubernur