1. darojat ariyanto

24
3 Psikoterapi dengan Doa (M. Darojat Ariyanto) PSIKOTERAPI DENGAN DOA M. Darojat Ariyanto Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta ABSTRAK Di era sekarang psikoterapi untuk penyembuhan penyakit jiwa tidak hanya menggunakan alat medis tetapi juga mengabungkan alat yang bersifat religius. Dari penulusuran penulis bahwa dengan menggunakan metode do’a yang berkualitas ternyata menimbulkan di dalam jiwa pasien/ klien perasaan kehadiran Allah SWT., spiritual tinggi, kedamaian, ketenangan, motivasi positif, rasa optimis, semangat hidup, auto- sugesti, dan rasa percaya diri. Semuanya ini merupakan unsur-unsur yang penting bagi penyembuhan gangguan kejiwaan bagi pasien. Sedang bagi terapis doa yang berkwalitas tinggi akan mempunyai efek yang sangat besar untuk penyembuhan pasien/ kliennya. Kata Kunci: do’a, psikoterapi, gangguan kejiwaan. RISALAH PENDAHULUAN Pada tahun 1984 WHO mema- sukkan dimensi spiritual/ keagamaan setara pentingnya dengan dimensi fisik, psikologik, dan psikososial. Sejalan dengan hal tersebut. terapi gangguan kejiwaan menggabungkan terapi fisik/ biologik dengan obat-obatan psikofor- maka, psikologik (psikoterapi), dan psikososial dengan terapi psikospiritual/ psikoreligius. Gabungan antara terapi fisik, pikologik, psikososial dengan terapi religius ini biasanya disebut dengan istilah terapi holistik (Hawari, 1997: 27-28). The American Psychiatric Association (APA) meng adopsi gabungan dari ke

Upload: others

Post on 04-Oct-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 1. DAROJAT ARIYANTO

3Psikoterapi dengan Doa (M. Darojat Ariyanto)

PSIKOTERAPI DENGAN DOA

M. Darojat AriyantoFakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta

ABSTRAK

Di era sekarang psikoterapi untuk penyembuhan penyakit jiwatidak hanya menggunakan alat medis tetapi juga mengabungkanalat yang bersifat religius.Dari penulusuran penulis bahwa dengan menggunakan metode do’ayang berkualitas ternyata menimbulkan di dalam jiwa pasien/ klienperasaan kehadiran Allah SWT., spiritual tinggi, kedamaian,ketenangan, motivasi positif, rasa optimis, semangat hidup, auto-sugesti, dan rasa percaya diri. Semuanya ini merupakan unsur-unsuryang penting bagi penyembuhan gangguan kejiwaan bagi pasien.Sedang bagi terapis doa yang berkwalitas tinggi akan mempunyaiefek yang sangat besar untuk penyembuhan pasien/ kliennya.

Kata Kunci: do’a, psikoterapi, gangguan kejiwaan.

RISALAH

PENDAHULUANPada tahun 1984 WHO mema-

sukkan dimensi spiritual/ keagamaansetara pentingnya dengan dimensi fisik,psikologik, dan psikososial. Sejalandengan hal tersebut. terapi gangguankejiwaan menggabungkan terapi fisik/biologik dengan obat-obatan psikofor-

maka, psikologik (psikoterapi), danpsikososial dengan terapi psikospiritual/psikoreligius. Gabungan antara terapifisik, pikologik, psikososial dengan terapireligius ini biasanya disebut dengan istilahterapi holistik (Hawari, 1997: 27-28).The American Psychiatric Association(APA) meng adopsi gabungan dari ke

Page 2: 1. DAROJAT ARIYANTO

SUHUF, Vol. XVIII, No. 01/Mei 2006: 3 - 264

empat dimensi di atas dengan istilahparadigma pendekatan bio-psycho-socio-spiritual (Hawari, 2002: 5).

Di negara-negara maju, sepertiAmerika Serikat, para psikiaternya su-dah menaruh perhatian besar pada di-mensi psikoreligius dalam psikoterapigangguan kejiwaan. Para psikiater bilamampu dianjurkan untuk menambahterapi agama di samping terapi medis.Bila tidak mampu dianjurkan merujukpada ahlinya (agamawan) dalam tera-pinya. Kerja sama antara psikiaterdengan agamawan sudah dianjurkan diAmerika Serikat. Hal ini ditunjukkandalam konferensi tahunannya TheAmerican Psychiatric Association (APA)di San Fransisco (1993) menyelengga-rakan lokakarya dengan judul Religionand Psychiatry: Clinical Models ofPatnership (Hawari, 1997: 27-28).

Pentingnya dimensi agama (psiko-religius) dalam psikiatri dan kesehatanjiwa, dapat dilihat dalam pernyataanProf. Daniel X. Freedman, President theAmerican Psychiatric Association(1992), Guru Besar di UCLA, dansebagai editor Archieves of GeneralPsychiatry. Dia menyatakan bahwa didunia ada dua lembaga besar yangberkepentingan dengan kesehatan dankesejahteraan manusia, yaitu profesikedokteran khususnya kedokteran jiwa(psikiatri) di satu pihak dan lembagakeagamaan di lain pihak. Kedua lembagaini dapat bekerja sama secara konstruktifdan merupakan potensi guna meningkat-kan taraf kesejahteraan dan kesehatan

jiwa baik secara perorangan maupunkelompok.

Dr. D.B. Larson (1992) danbeberapa pakar lainnya dalam berbagaipenelitian yang berjudul ReligiousCommitment and Health, menyimpul-kan bahwa di dalam memandu kesehatanmanusia yang serba kompleks ini dengansegala keterkaitannya, hendaknyakomitmen agama sebagai suatu kekuatan(spiritual power) jangan diabaikan begitusaja. Agama dapat berperan sebagaipelindung lebih dari pada sebagi penye-bab masalah.

Pentingnya agama sebagai keleng-kapan pemeriksaan psikiatrik dapatdilihat dalam textbook of psychiatryyang berjudul Synopsis of Psichiatry,Behavioral Sciences and Clinical Psy-chiatry karangan Kaplan dan Sadock(1991). Di dalam buku tersebut disebut-kan bahwa dalam wawancara psikiatrik,dokter (psikiater) hendaknya dapatmenggali latar belakang kehidupan ber-agama dari pasien dan kedua orang-tuanya, serta secara rinci mengeksplorasisejauh mana mereka mengamalkanajaran agama yang dianutnya. Bagai-manakah sikap keluarga terhadap aga-ma, taat atau longgar (strict or permi-ssive); adakah konflik di antara keduaorangtuanya dalam memberikan pendi-dikan agama kepada anak-anaknya.Psikiater hendaknya dapat menelusuririwayat kehiduipan beragama pasiennyasejak masa kanak-kanak hingga dewa-sa; sejauh mana pasien terikat denganajaran agamanaya, sejauh mana kuatnya,

Page 3: 1. DAROJAT ARIYANTO

5Psikoterapi dengan Doa (M. Darojat Ariyanto)

dan sejauh mana mempengaruhi kehi-dupan pasien.Bagaimanakah pendapatpasien berdasarkan keyakinan agamanyaterhadap terapi psikiatrik dan mediklainnya, serta bagaimanakah pandanganagamanaya terhadap bunuh diri dansebagainya (Hawari, 2002: 2-4).

Di ASEAN pentingnya terapiagama dalam psikoterapi mulai diper-hatikan pada tahun 1995. Dalam Kong-gres ke lima Kedokteran Jiwa/ Kese-hatan Jiwa se ASEAN di Bandung padabulan Januari 1995, topic “Psikiatri danAgama” merupakan salah satu topikbahasan dengan menampilkan tiga judulmakalah: New Concept of HolisticApproach in Indonesian Psychotryand Mental Health; New Approach inthe treatment of Depression; danReligion issues in Psychiatric Practice(Hawari, 1997: 28).

Di Indonesia beberapa konselordan terapis telah memakai agama sebagaibagian yang tak terpisahkan dalamkonsultasi dan terapi psikisnya. MisalnyaProf. DR. Zakiah Daradjat dan Prof. DR.dr. Dadang Hawari. Keduanya jugamenerbitkan beberapa buku yangberkaitan dengan konseling dan psiko-terapi agama. Prof. DR. Zakiah Daradjatantara lain menerbitkan beberapa bukuyang berjudul: Peranan Agama dalamKesehatan Mental (1973), Islam danKesehatan Mental (1983), Do’aMenunjang Semangat Hidup (1992),Puasa Meningkatkan KesehatanMental (1993). Prof. DR. dr. DadangHawari menerbitkan beberapa buku

antara lain: Konsepsi Islam MemerangiAIDS dan NAZA (1996), Al Qur’anIlmu Kedokteran Jiwa dan KesehatanJiwa (1997), Do’a dan Dzikir SebagaiPelengkap Terapi Medis (1998),Gerakan Nasional Anti Mo-LimoMadat, Minum, Main, Maling, danMadon (2000), Pendekatan Holistikpada Gangguan Jiwa Skizofrenia(2001), Terapi (Detoksifikasi) danRehabilitasi (Pesantren) Mutakhir(Sistem terpadu) Pasien Naza (Nar-kotika, Alkohol dan Zat Adiktif Lain)Metode Prof. Dr. dr. H. DadangHawari Psikiater (2001), Penyalah-gunaan dan Ketergantungan NAZA(Narkotika, Alkohol, dan Zat Adiktif)(2001), Dimensi Religi dalam PraktekPsikiatri dan Psikologi (2002), Mana-jemen Stres Cemas dan Depresi(2002).

Di samping itu di beberapa pesan-tren, para kyai dan ustadz juga mela-kukan kegiatan konseling dan psikoterapidengan menggunakan agama. MisalnyaPesantren Suryalaya Tasikmalaya,Pesantren Raudhatul Muttaqien Yogya-karta, Pesantren Al-Ghafur Situbondo,Pesantren An-Nawawi Bojonegoro(Rendra, 2000: 219-220), Pesantren Al-Islamy Yogyakarta (Arif, 2005: 52), danbeberapa pesantren lainnya yang tidakdisebutkan di sini.

Tentu saja tidak dapat dipungkiridi beberapa gereja, yayasan atau rumahsakit Katolik dan Kristen psikoterapiagamapun dilakukan. Demikian juga dibeberapa rumah ibadat maupun yayasan

Page 4: 1. DAROJAT ARIYANTO

SUHUF, Vol. XVIII, No. 01/Mei 2006: 3 - 266

Hindu,Buddha, dan Kong Hu Chu,psikoterapi agama digunakan dalammengobati para kliennya yang mengalamigangguan kejiwaan.

Dimensi agama yang dipakaidalam psikoterapi mempunyai cakupanyang luas. Meskipun demikian ada salahsatu aspek psikoterapi agama yang seringdigunakan dan cukup popular yaitupsikoterapi doa. Pada tulisan ini tidaksemua psikoterapi doa dalam semuaagama dibahas. Pembahasan difokuskanpada psikoterapi terapi doa dalam agamaIslam. Meskipun demikian dalampembahsannya nanti disinggung jugapsikoterapi agama lain maupunpsikoterapi medis. Namun pembahasantersebut digunakan untuk lebih memahamipsikoterapi doa dalam Islam.

PSIKOTERAPI1. Pengertian Psikoterapi.

Secara bahasa psikoterapi berasaldari kata “psyche” yang berarti jelas,mind, jiwa, dan “therapy” yang berartimerawat atau mengasuh. Jadi psiko-terapi secara etimologis berarti pera-watan terhadap aspek kejiwaan sese-orang (Singgih, 1996: 164).

Psikoterapi secara terminologydirumuskan sebagai berikut:

Menurut Watson dan Morse(1977), psikoterapi dirumuskan sebagai:Bentuk khusus dari interaksi antara duaorang, pasien dan terapis, pada manapasien memulai interaksi karena iamencari bantuan psikologik dan terapismenyusun interaksi dengan memper-

gunakan dasar psikologik untuk mem-bantu pasien meningkatkan kemampuanmengendalikan diri dalam kehidupannyadengan mengubah pikiran, perasaan dantindakannya.

Corsini merumuskan psikoterapisebagai berikut: Psikoterapi adalahproses formal dari interaksi antara duapihak, setiap pihak biasanya terdiri darisatu orang, tetapi ada kemungkinanterdiri dari dua orang atau lebih padasetiap pihak, dengan tujuan memperbaikikeadaan yang tidak menyenangkan(distress) pada salah satu dari keduapihak karena ketidakmampuan ataumalafungsi pada salah satu dari bidang-bidang berikut: fungsi kognitif (kelainanpada fungsi berpikir), fungsi afektif(penderitaan atau kehidupan emosi yangtidak menyenangkan) atau fungsi perilaku(ketidak tepatan perilaku); denganterapis yang memiliki teori tentang asal-usul kepribadian, perkembangan, mem-pertahankan dan mengubah bersama-sama dengan beberapa metode pera-watan yang mempunyai dasar teori danprofesinya diakui resmi untuk bertindaksebagai terapis (Singgih, 1996: 155-156).

Prawitasari merumuskan psiko-terapi sebagai berikut: psikoterapi atauusada jiwa/ usada rasa/ usada mentaladalah proses formal interaksi antara duapihak atau lebih. Yang satu adalahprofessional penolong dan yang lainadalah “petolong” (orangyang ditolong)dengan catatan bahwa interaksi itumenuju pada perubahan atu penyem-

Page 5: 1. DAROJAT ARIYANTO

7Psikoterapi dengan Doa (M. Darojat Ariyanto)

buhan. Perubahan itu dapat berupaperubahan rasa, pikir, perilaku, kebiasa-an yang ditimbulkan dengan adanyatindakan professional penolong denganlatar ilmu perilaku dan teknik-teknikusada yang dikembangkannya (Subandi,2002: 2).

2. Tujuan PsikoterapiTujuan yang ingin dicapai dalam

psikoterapi mencakup beberapa aspekdalam kehidupan manusia, yaitu:a. Memperkuat motivasi untuk mela-

kukan hal-hal yang benar. Hal inibiasanya dilakukan melalui terapiyang bersifat direktif dan suportif.Persuasi dengan berbagai cara, mulaidari nasehat yang sederhana sampaidengan hypnosis, untuk menolongorang bertindak dengan cara yangtepat.

b. Mengurangi tekanan emosi denganmemberi kesempatan seseoranguntuk mengekspesikan perasaanyang mendalam. Fokus di sini adalahadanya katarsis. Hal ini disebutmengalami, bukan hanya membica-rakan pengalaman emosi yang men-dalam. Dengan mengulangi penga-laman ini dan mengekspresikannyaakan menimbulkan pengalaman baru.

c. Membantu klien mengembangkanpotensinya. Melalui hubungannyadengan terapis, klien diharapkandapat mengembangkan potensinya.Klien diharapkan mampu melepas-kan diri dari fiksasi yang dialaminyaatau menemukan dirinya mampu

berkembang ke arah yang lebihpositif.

d. Mengubah kebiasaan. Terapi mem-beri kesempatan untuk merubahperilaku. Terapis bertugas menyiap-kan situasi belajar baru yang dapatdigunakan untuk untuk menggantikebiasaan-kebiasaan yang kurangadaptif. Pendekatan perilaku seringdigunakan untuk mencapai tujuan ini.

e. Mengubah struktur kognitif individu.Struktur kognitif individu yangmengalami kesenjangan dengankenyataan yang dihadapinya diubahsehingga dapat menyesuaikan diridengan kondisi yang ada.

f. Meningkatkan pengetahuan dankapasitas untuk mengambil kepu-tusan dengan tepat. Tujuan inihamper sama dengan tujuan kon-seling. Dalam terapi sering terjadi isutentang pengambilan keputusan danpemecahan masalah muncul. Makalangkah-langkah seperti dalamkonseling dapat dilakukan. Misalnyadapat dilakukan kombinasi antarakemampuan, ketrampilan yangdimiliki klien disesuaikan denganminatnya untuk menentukan kepu-tusan yang akan diambilnya.

g. Meningkatkan kemampuan diri atauinsight. Terapi biasanya menuntunindividu untuk lebih mengerti tentangapa yang dipikirkan, dirsakan, dandilakukannya. Individu juga akanmengerti mengapa ia melakukantindakan tertentu. Kesadaran dirinyaini penting sehingga ia akan lebih

Page 6: 1. DAROJAT ARIYANTO

SUHUF, Vol. XVIII, No. 01/Mei 2006: 3 - 268

rasional dalam menentukan langkahselanjutnya. Apa yang dulu tidakdisadarinya menjadi lebih disadarinyasehingga ia mengetahui konflik-konfliknya dan dapat mengambilkeputusan dengan lebih tepat.

h. Meningkatkan hubungan antar pri-badi. Konflik yang dialami manusiabiasanya bukan hanya konflik intra-personal tetapi juga interpersonal.Manusia sejak lahir sampai matimembutuhkan manusia lain, sehinggaia banyak tergantung dengan orang-orang penting dalam hidupnya.Dalam terapi individu dapat berlatihkembali untuk meningkatkan hubu-ngannya dengan orang lain sehinggaia dapat hidup lebih sejahtera. Iamampu berhubungan lebih efektifdengan orang lain. Terapi kelompokdapat memberikan kesempatan bagiindividu dalam meningkatkan hu-bungan antar pribadi ini.

i. Mengubah lingkungan sosial individu.Hal ini terutama dilakukan dlamterapi anak-anak. Anak yang ber-masalah biasanya hidup dalamlingkungan yang kurang sehat. Dalamhal ini terapi ditujukan untuk orangtuadan lingkungan sosial di mana anakberada. Terapi yang berorientasipada system banyak digunakan untukmemperbaiki lingkungan sosialindividu.

j. Menghubah proses somatik untukmengurangi rasa sakit dan me-ningkatkan kesadaran tubuh. Dalamhal ini latihan-latihan fisik dapat

dilakukan dalam rangka mening-katkan kesadaran individu. Misalnyalatihan relaksasi untuk mengurangikecemasan. Latihan yoga, senam,maupun menari untuk mengendalikanketegangan tubuh.

k. Mengubah status kesadaran untukmengembangkan kesadaran, control,dan kreativitas diri. Berkaitan denganhal ini mengartikan mimpi dan fantasi,perlu untuk mengerti terhadap apayang dialaminya. Meditasi juga dapatdilakukan untuk mempertajam pe-nginderaan individu.

Beberapa tujuan terapi di atasbiasanya saling mengait satu denganlainnya, tidak berdiri sendiri-sendiri.Misalnya latihan tubuh dapat dikom-binasikan dengan latihan meditasi.Mengembangkan potensi dapat dikom-binasikan dengan pemecahan masalah(Subandi, 2002: 7-10).

Berdasarkan tujuan psikoterapi diatas jelaslah bahwa persoalan yangditangani oleh psikoterapi Barat me-nyangkut masalah-masalah yang bersifatfisiologis – emosional – kognitif – beha-vioral – sosial. Meskipun jangkauanpsikoterapinya bervariasi, tetqpi sering-kalikonotasinya menjadi sempit, yaitu hanyamengarah pada usaha penyem-buhan,menghilangkan persoalan dan gangguan.Meskipun ada beberapa psikoterapisyang memasukkan isu pengembangandiri dalam agenda terapi-nya, tetapisecara umum masih ada anggapanbahwa bila ada seseorang yang menjalani

Page 7: 1. DAROJAT ARIYANTO

9Psikoterapi dengan Doa (M. Darojat Ariyanto)

suatu psikoterapi berarti ia sedangberusaha untuk menyembuhkan diri.

Gambaran di atas harus diubahdalam psikoterapi yang berwawasanIslam. Beberapa pemikiran yang munculmenunjukkan bahwa psikoterapi Islammempunyai ruang lingkup dan jangkauanyang lebih luas. Di samping memper-hatikan proses penyembuhan, psiko-terapi Islam juga sangat menekankanusaha peningkatan diri. Menurut Subanditujuan psikoterapi yang berwawasanIslam menyangkut juga usaha member-sihkan qalbu, menguasai pengaruhdorongan primitive, meningkatkanderajat nafs, menumbuhkan akhlakulkarimah, dan meningkatkan potensi untukmenjalankan tugas kalifatullah. Selanjut-nya Mappiare menekankan bahwapsikoterapi Islam bertujuan untukmengembalikan seorang pribadi padafitrahnya yangsuci atau kembali ke jalanlurus. Seterusnya Ustadz Hamdanimenyatakan bahwa tujuan psikoterapiIslam juga perlu memberikan bimbinganpada seseorang untuk menemukanhakekat dirinya, menemukan Tuhannyadan menemukan rahasia Tuhan. Ini semuasesuai dengan tuntutan masyarakatsendiri, sebagaimana dikutip oleh Berginbahwa makin banyak pasien yang terlibatdalam psikoterapi tidak sekedar ingindisembuhkan dari gangguan atau sim-tomnya, tetapi bertujuan untuk mencarimakna hidupnya, aktualisasi diri ataumemaksimalkan potensi diri mereka.

Jika istilah psikoterapi terpaksaharus mengacu pada konteks proses

penyembuhan, maka psikoterapi Islamakan memperluas pandangan mengenaikriteria

Masalah yang akan diterapi.Psikoterapi Islam tidak hanya dibatasipada terapi orang sakit menurut kriteriamental – psikologis – sosial, tetapi jugamenangani orang yang sakit secara moraldan spiritual. Boleh jadi klien dari seorangpsikoterapis Muslim dikatakan sehatmenurut criteria mental – psikologis –sosial, tetapi jika tingkah lakunya tidaksesuai dengan nilai-nilai moral keaga-maan, maka orang tersebut perlu ditera-pi. Misalnya seorang pegawai yang sukamenipu atau berbuat serong. Demikianjuga jika kehidupan seseorang tidakmemiliki dimensi spiritual-ketuhanan ataukesadaran Ilahiyah yang konsisten.Contohnya orang yang sudah bertahun-tahun menjalankan ibadah shalat, tetapitidak meninggalkan bekas pada per-buatan dan rohaninya, maka jelas adayang tidak beres pada dirinya. Atauorang yang masih banyak kotoran dalamhati, jiwa dan rohaninya, seperti ber-bangga diri, rasa ke-akuan yang tinggi,iri hati, dendam dan sebagainya. Jelaslahbahwa ini semua perlu mendapatkanperhatian pada psikoterapi yang ber-wawasan Islam.

Jadi criteria tingkah laku itu perluditerapi atau tidak, terutama adalah nilai-nilai moral-spiritual dalam Islam, selan-jutnya baru mengacu pada kriteriapsikologi yang ada. Oleh karena ituseorang psikoterapis Muslim tidak cukupberbekal psikologi kontemporer yang

Page 8: 1. DAROJAT ARIYANTO

SUHUF, Vol. XVIII, No. 01/Mei 2006: 3 - 2610

hanya memahami proses fisiologis –mental – sosial, tetapi juga harus memilikipemahaman mengenai dimensi spiritual–rohaniah (Rendra, 2000: 213-216).

Berdasarkan uraian di atas Suban-di merumuskan tujuan psikoterapi Islamsebagai berikut1. Membersihkan kalbu dari penyakit-

penyakit, baik penyakit yang ber-hubungan dengan Tuhan, dengan dirisendiri (membebaskan diri darike’aku’an, dengan manusia lain danalam semesta).

2. Menguasai pengaruh dorongan-dorongan primitive, sehingga do-rongan tersebut dapat dimanfaatkansesuai dengan fungsinya.

3. Meningkatkan derajat dari nafsuntuk mencapai tujuan penyem-purnaan dir (insane kamil). Karenadiri yang sempurna tak akan pernahtercapai, maka usaha ini merupakanproses yang terus menerus.

4. Menumbuhkan sifat, sikap danperbuatan yang baik (akhlaqulkarimah).

5. Meningkatkan seluruh potensi untukmenjalankan tugas sebagai khalifahdi muka bumi (Subandi dalamM.Thoyibi dan M. Ngemron, 1996:81).

DOA-DOA PSIKOTERAPI ISLAMRasulullah saw. dilihat dari salah

satu sisi kehidupannya adalah sebagaikonselor dan terapis. Dia sering memberibeberapa nasihat pada orang yang sedih,cemas, takut, bimbang, dan beberapa

masalah kejiwaan maupun kerohanianatau spiritual. Dia juga sering menerapibeberapa gangguan kejiwaan - cemas,takut, bimbang, dan sebagainya- yangdialami oleh orang pada masanya. Salahsatu cara konseling dan psikoterapiadalah dengan doa.

1. Pengertian DoaDoa secara harfiyah berarti ibadat

(Yunus: 106), istighatsah (memohonbantuan dan pertolongan) (Al Baqarah:23), permintaan atau permohonan(AlMukmin: 60), percakapan (Yunus: 10),memanggil, memuji (Al Isra’: 110)(Hasbi, 2002: 78-79).

Adapun pengertian doa secaraistilah ialah “melahirkan kehinaan dankerendahan diri serta menyatakankehajatan dan ketundukan kepada AllahSWT.” (Hasbi, 2002: 79).

2. Fadhilah dan Faedah Doa.Beberapa fadhilah doa dapat

dilihat di dalah Al Quran dan Hadissebagai berikut:

Di dalam Surat Ghafir ayat 60Allah berfirman:

Dan Tuhanmu berfirman: Berdoa-lah kepada-Ku, niscaya akanKuperkenankan bagimu. Sesung-

Page 9: 1. DAROJAT ARIYANTO

11Psikoterapi dengan Doa (M. Darojat Ariyanto)

guhnya orang-orang yang me-nyombongkan diri dari menyem-bah-Ku (berdoa) akan masukneraka Jahanam dalam keadaanhina dina (Ghafir: 60).

Di dalam Surat Al Baqarah ayat186 Allah berfirman:

Dan apabila hamba-hamba-Kubertanya kepadamu tentang Aku,maka (jawabablah), bahwasanyaAku adalah dekat. Aku mengabul-kan permohonan orang yang ber-doa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itumemenuhi (segala perintah)-Kudan hendaklah mereka berimankepada-Ku, agar mereka selaluberada dalam kebenaran (Al Ba-qarah: 186).

Nabi saw. bersabda:

Doa adalah ibadah, Tuhanmu telahberfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan

bagimu” (H.R. Abu Dawud, Tur-mudzi, dan Ibnu Majah).

Sabda Nabi saw.:

Tidak ada seorang muslimpunysng berdoa kepada Allah dengansuatu permohonan yang tidakmengandung (unsure) dosa mau-pun pemutusan tali kerabat kecualiAllah akan memberikan kepada-nya satu di antara tiga hal, yaknipermohonannya segera dikabul-kan, permohonannya Dia simpanuntuk urusan akhiratnya, atau Diaakan menjauhkannya dari keja-hatan yang sepadan dengan doayang dia baca. Para sahabatbertanya: “Jika demikian, kamiakan memperbanyak doa.” Nabibersabda: “Allah Maha lebihbanyak karunianya” (H.R. Tur-mudzi dan Ahmad).

Adapun beberapa faedah doaadalah sebagai berikut: menghadapkanwajah kepada Allah SWT. dengantadharru’, memajukan permohonan

Page 10: 1. DAROJAT ARIYANTO

SUHUF, Vol. XVIII, No. 01/Mei 2006: 3 - 2612

kepada Allah SWT. yang memilikiperbendaharaan yang tidak akan habis-habisnya, memperoleh naungan rahmatAllah SWT., menunaikan kewajiban taatdan menjauhkanmaksiyat, menabungsesuatu yang diperlukan untuk masasusah dan sempit, memperoleh keridhaanAllah SWT., memperoleh hasil yang pastikarena setiap doa dipelihara dengan baikdi sisi Allah SWT (kadang-kadang doaitu dipenuhi dengan cepat dan kadang-kadang disimpan di Hari Akhir, melin-dungi diri dari bala bencana, dan menolakbencana atau meringankan tekanannya(Hasbi,2002: 85).

3. Waktu dan Tempat Berdoa.Pada dasarnya doa dapat dila-

kukan kapan saja dan di mana saja,kecuali tempat-tempat yang dilarangberdoa, misalnya di WC atau kamarmandi. Meskipun demikian Rasulullahsaw. menuntunkan waktu-waktu dantempat-tempat yang utama untuk berdoa.

Menurut Ibnu ‘Atha’ doa mem-punyai beberapa rukun (sendi) yang kuat,beberapa sayap yang dapat naik ke langityang tinggi, dan mempunyai beberapasebab diterimanya. Rukun-rukun doatersebut adalah hadirnya hati bila berdoa,serta tunduk menghinakan diri kepadaAllah SWT. Sayap-sayapnya ialahberdoa dengan sepenuh kemauan dankeikhlasan yang timbul dari lubuk jiwadan bertepatan dengan waktunya. Sebabditerimanya ialah bershalawat kepadaNabi sebelum berdoa.

Adapun waktu-waktu yang utama

untuk berdoa ialah: ketika turun hujan,ketika akan memulai shalat dan sesu-dahnya, ketika menghadapi barisanmusuh dalam medan perang, di tengahmalam, di antara adzan dan iqamat,ketika I’tidal akhir dalam shalat, ketikasujud dalam shalat, ketika khatam (tamat)membeca Alquran 30 juz, sepanjangmalam terutama sepertiga akhir malamdan waktu sahur, sepanjang hari Jum’atkarena mengharap berjumpa dengansaat ijabah (saat diperkenankan doa)yang terletak antara terbit fajar hinggaterbenam matahari pada hari Jum’at itu,waktu antara Zhuhur dengan Ashar danantara Ashar drngan Maghrib (Hasbi,2002: 94-95).

Adapun tempat-tempat yangutama untuk berdoa adalah: ketikamelihat Ka’bah, melihat Masjid Rasu-lullah saw., melakukan thawaf, di sisiMultazam, di dalam Ka’bah, di sisi sumurZamzam, di belakang Makam Ibrahim,di atas bukit Shafa dan Marwah, diArofah, Muzdalifah, Mina dan di sisiJamarat yang ketiga, di tempat-tempatyang mulia lainnya misalnya di masjid dantempat-tempat peribadatan lainnya(Hasbi, 2002: 96).

4. Adab Berdoa.Doa supaya berkualitas tinggi dan

mempunyai efek yang mendalam bagijiwa perlulah memperhatikan adab-adabnya di samping waktu-waktu dantempat-tempatnya. Beberapa adab doasebagaimana dituntunkan oleh Rasulullahsaw. adalah sebagai berikut:

Page 11: 1. DAROJAT ARIYANTO

13Psikoterapi dengan Doa (M. Darojat Ariyanto)

Pertama, memilih waktu-waktuyang mulia, seperti hari Arafah, bulanRamadhan, hari Jum’at, sepertiga akhirmalam hari, dan waktu sahur.

Kedua, memilih situasi yangdimuliakan, seperti pada saat sujud,bertemunya dua pasukan (dalam medanjihat), ketika hujan turun, ketika iqamahshalat dikumandangkan, sesudah shalat,dan ketika hati sedang lembut.

Ketiga, menghadap ke arah kiblat,mengangkat kedua tangan, dan meng-usap wajah dengan kedua tanganwajahnya.

Keempat, merendahkan suaraketika berdoa, yaitu dengan nada antarasuara yang lirih dan suara yang keras.

Kelima, tidak bersajak di dalamberdoa, sebab hal itu dapat ditafsirkansebagai tindakan yang berlebih-lebihandi dalam berdoa. Yang paling afdhal ialahmengucapkan doa-doa yang di ma’tsur.

Keenam, doa dilakukan dengantadharru’ (penuh rasa rendah hati),khusyuk, dan penuh rasa takut.

Ketujuh, menetapkan permin-taannya dalam berdoa dan merasa yakinakan dipekenankan dengan penuh harap.

Kedelapan, dalam berdoa hen-daknya mendesak dan mengulanginyasebanyak tiga kali serta jangan mem-punyai perasaan lambat diperkenankan.

Kesembilan, hendaknya doadimulai dengan berdzikir kepada AllahSWT.

Kesepuluh, merupakan hal yangpaling penting dan pokok bagi doa agardikabulkan, yaitu taubat. Mengem-

balikan hal-hal yang ia ambil secaraaniaya kepada pemiliknya masing-masingdan menghadap kepada Allah SWTdengan seluruh jiwa dan raganya (Nawa-wi, 2002: 1016-1019).

5. Doa-doa untuk Psikoterapi Islam.a. Doa untuk Terapi Kesedihan, Kesu-

sahan dan Kegelisahan.Doa sebagai psikoterapi kese-

dihan, kesusahan, dan kegelisahan yangdiajarkan Rasulullah saw. antara lain:

Diriwayatkan dari Abdullah binMas’ud ra. ,bahwa Rasulullah saw.bersabda:

“Seorang tidak akan merasa sedihdan gelisah selama ia meman-

Page 12: 1. DAROJAT ARIYANTO

SUHUF, Vol. XVIII, No. 01/Mei 2006: 3 - 2614

jatkan doa,” Ya Allah SWT ,sesungguhnya aku adalah hamba-Mu, anak hamba dan umat-Mu,ubun-ubunku berada dalam ke-kusaan-Mu, dan keadilan adalahketetapan-Mu. Aku memohonkepada-Mu dengan seluruh nama-Mu yang Engkau miliki atau de-ngan nama yang telah Engkauajarkan kepada seseorang darimakhluk-Mu atau engkau turun-kan dalam kitab-Mu atau akumenangkap pesan ilmu gaib dari-Mu. Jadikanlah Alquran sebagaipenyejuk dan cahaya hatiku,penerang kesedihanku, dan peng-halau kekhawatiranku.” Jikaorang membiasakan doa tersebut,maka Allah SWT akan meng-hilangkan kekhawatiran dan kese-dihannya dan Dia mengganti-kannya dengan kebahagiaan.Abdulah ibn Mas’ud ra. Berkata:Rasulullah saw. ditanya “Tidakkahkami boleh mempelajarinya?”Beliau menjawab: “Boleh.” Bagiseseorang yang mendengarnyaseharusnya ia mempelajari doatersebut.”

Doa lainnya adalah sebagai be-rikut:

“Ya Allah SWT, aku berlindungkepada-Mu dari rasa kegundahandan kesedihan. Aku berlindungkepada-Mu dari kelemahan dankemalasan. Aku berlindung kepa-da-Mu dari ketakutan dan keba-khilan.Aku berlindung kepada-Mu darijeratan hutang dan kediktatoranpara penguasa.” Abu Said kemudianberkata: “Lalu aku lakukan apayang dianjurkan oleh Rasulullahsaw, maka Allah SWT menghi-langkan rasa gundahku dan hutangyang menjeratku terselesaikan.”

Diriwayatkan oleh Abu BakarAsh-Shiddiq ra., bahwa Rasulullah saw.bersabda:

“Doa orang yang berduka ialah“Ya Allah SWT., aku memohonrahmat-Mu, janganlah Engkaumembebani diriku sekedip mata-pun, perbaikilah semua keadaan-ku, tiada Tuhan kecuali Engkau.”

Diriwayatkan dari Sa’ad bin AbiWaqash, bahwa Rasulullah saw. bersabda:

Page 13: 1. DAROJAT ARIYANTO

15Psikoterapi dengan Doa (M. Darojat Ariyanto)

“Doa Dzun-Nun (Nabi Yunus as.)ketika memanjatkan doa kepadaAllah SWT. Saat ia berada dalamperut ikan hiu: “Tiada Tuhan selainEngkau, Maha Suci Engkau, akuadalah termasuk orang yang dza-lim.” Tidak ada seorang muslimyang mengucapkan doa tersebutkecuali akan dikabulkan.” Dalamriwayat lain disebutkan, “Sesung-guhnya aku mengetahui suatukalimat yang jika diucapkan olehorang yang berduka, maka AllahSWT. Akanmenghilangkan kese-dihannya. Kalimat tersebut ialahkalimat yang dipanjatkan olehsaudaraku Nabi Yunus as.”

Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas ra,bahwa Rasulullah saw.bersabda:

“Barangsiapa yang ditimpa ba-nyak kesedihan dan kegelisahan,maka hendaknya ia memper-banyak membaca: “Tiada kemam-puan dan kekuatan kecuali karenaAllah.SWT.”

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra.,bahwa Rasulullah saw. ketika tertimpakesedihan beliau selalu memanjatkandoa sebagai berikut:

“Tiada Tuhan selain Allah SWT.Yang Maha Agung dan Maha BelasKasih, tiada Tuhan selain AllahSWT. Tuhan Langit dan Bumi danTuhan Kerajaan ‘Arsy yang Mu-lia.”

Di samping itu Rasulullah saw.selalu memperbanyak istighfar. Dia jugamenganjurkan kepada para sahabatnyauntuk melakukan hal yang sama. Mem-perbanyak istighfar dapat menghilangkankesedihan, membebaskan perasaanterhimpit, bahkan melapangkan rizki(Najati, 2004: 368).

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra.,bahwa Rasulullah saw. bersabda:

Page 14: 1. DAROJAT ARIYANTO

SUHUF, Vol. XVIII, No. 01/Mei 2006: 3 - 2616

“Barangsiapa yang selalu mengu-capkan istighfar, maka Allah SWT.Akan memberi jalan keluar padasetiap kesusahannya, memberikegembiraan pada setiap kegun-dahannya, kesedihannya, danmemberinya rizki yang tidak ter-duga.”

Doa tersebut di atas dapat mengo-bati kesedihan, kegelisahan, dan kesu-sahan. Kalimat yang termuat dalam doatersebut mengandung obat spiritual yangbermanfaat bagi terapi kejiwaan manusia(Najati, 2004: 369).

Di samping itu ada beberapa doayang ringkas dalam menghadapi kesu-sahan:

Dalam Jami’ At-Tirmidzi diriwa-yatkan dari Anas bahwa Rasulullah saw.apabila merasa sedih karena suatu hal,beliau mengucapkan:

“Ya Hayyu Ya Qayyum , denganrahmat-Mu aku memohon kese-lamatan.”

Riwayat lain dari Abu Hurairahbahwa apabila Rasulullah mengalamikegundahan karena suatu hal, beliau

memandang kea rah langit sambilberkata:

“Maha Suci Allah yang MahaAgung.”

Namun bila beliau bersungguh-sungguh sekali dalam doanya, beliaumengucapkan:

“Ya Hayyu Ya Qayyum.”

b. Doa untuk Terapi Gangguan In-somnia

Selanjutnya Rasullah saw. punmemberi nasihat berupa doa bagi orangyang terkena gangguan insomnia ataususah tidur. Dari sudut pandang kese-hatan mental, insomnia merupakan salahsatu penyakit yang menampakkan diripada gejala tidak dapat tidur. Penyebabinsomnia beraneka macam. Terutamakarena hilangnya ketentraman batinsebagai akibat dari bebrbagai masalahyang menimpanya. Pengobatan yangbiasa dilakukan oleh para pakar keji-waan dengan melalui konsultasi ataupsikoterapi dengan metode yang sesuaidengan teori perawatan yang dianutnya.

Pengobatan biasanya dilakukandengan pemberian obat penenang atauobat tidur. Namun obat tersebut bekerjahanya untuk satu kali pakai, artinya orangbaru bisas tidur setelah menelan obat

وماقَيي ياحي

Page 15: 1. DAROJAT ARIYANTO

17Psikoterapi dengan Doa (M. Darojat Ariyanto)

tersebut. Akibatnya lama-kelamaanseseorang baru dapat tidur setelah minumobat penenang atau obat tidur (Zakiah,1992: 30).

Penyakit insomnia sudah ada sejakdulu, hal ini berdasarkan petunjukRasulullah saw. bagaimana cara menga-tasinya.

Diceritakan, dalam hadis riwayatIbnus Sayi, bahwa Zaid bin Tsabitmenderita penyakit tidak bisa tidur. Makaia mengadu kepada Rasulullah saw. Nabimenyuruhnya untuk membaca doasebagai berikut:

“Ya Allah, bintang-bintang telahlenyap, semua mata telah tertidurlelap, dan Engkau Yang MahaHidup, Maha Jaga, tidak terserangkantuk dan tidak pula tidur, ten-tramkanlah malamku dan tidur-kanlah mataku.”

Diriwayatkan dari Buraidah ra. ,ia berkata : Khalid bin Walid al-Makhzumi ra. Pernah mengadu kepadaRasulullah saw. : “Wahai Rasulullah saw., semalam aku tidak dapat tidur karenagelisah.” Rasulullah saw. kemudianbersabda:

“Jika kamu hendak merebahkandiri di tempat tidur, maka ucap-kanlah: “Ya Allah SWT., TuhanPenguasa tujuh langit dan segalayang diliputinya, Penguasa Bumidan segala yang di atasnya, Pengu-asa para setan dan orang yangtelah disesatkan. Jadilah Engkausebagai penjagaku dan niat burukseseorang, betapa agung segalapuji-Mu, dan tiada Tuhan selain-Mu, tiada Tuhan selain Engkau.”

Diriwayatkan dari ‘Amru binSyu’bah, dari ayahnya, dan kakeknya,bahwa Rasulullah saw. pernah bersabda:

“Jika salah satu dari kalian susahtidur, maka berdoalah: “Aku

Page 16: 1. DAROJAT ARIYANTO

SUHUF, Vol. XVIII, No. 01/Mei 2006: 3 - 2618

berlindung dengan seluruh kalimatAllah SAW. yang sempurna darimurka, siksa dan keburukan ham-ba-Nya, serta dari fitnah setanyang hadir mengganggu. Makadengan doa itu tidak akan mem-bahayakan dirinya.”

c. Doa untuk Terapi Perasaan Bimbang.Rasuluillah saw. juga memberi

nasihat doa bagi orang yang menghadapiperasaan bimbang dan ragu (konflik).

Dalam kehidupan sehari-hariseseorang sering mengalami kesulitanuntuk menentukan pilihan, mulai dari yangpaling sederhana dan ringan sampai padayang berat dan tidak terpecahkan. Situasiyang demikian ini dapat menjadi sema-cam gangguan kejiwaan yang dikenaldengan konflik kejiwaan.

Dalam kebimbangan ini ada orangyang minta bantuan kepada pakarkejiwaan untuk konsultasi, ada yangdatang kepada para ulama yang dika-guminya untuk minta nasihat, ataubertanya kepada teman, orang tua, ataukepada siapa saja yang dianggapnyadapat memberikan saran atau nasihatkepadanya. Yang penting baginya, iadapat menghentikan atau menghilangkankegoncangan jiwanya (Zakiah, 1992: 32-33).

Sesungguhnya Rasullah saw. telahmemberi petunjuk doa kepada sese-orang yang mengalami kebimbangansebagai beruikut:

Dalam hadis yang diriwayatkanoleh Al Bukhari, Abu Dawud, At Tir-

midzi, An Nasa’I, dan Ibnu Majah,diceritakan bahwa Jabir bin Abdillahmengatakan: “Rasulullah saw. menga-jarkan kepada kami agar mohon pilihankepada Allah dalam segala hal, dan beliaujuga mengajarkan kepada kami ayatAlquran yang mengatakan: “bila sese-orang di antara kalian bermaksudmelakukan sesuatu, rukuklah dua raka’atyang bukan wajib (shalat sunnah duaraka’at), setelah itu bacalah doa berikut:

“Ya Allah, sesungguhnya akumohon pilihan dengan ilmu-Mu,dan mohon diberi kekuatan dengankekuasaan-Mu. Dan aku mohonanugerah-Mu yang amat besar.Sesunguhnya Engkau Maha Kuasadan aku tidak berdaya. Engkau

Page 17: 1. DAROJAT ARIYANTO

19Psikoterapi dengan Doa (M. Darojat Ariyanto)

Maha Mengetahui dan aku tidakmengetahui, dan Engkau MahaMengetahui segala yang gjaib. YaAllah, jika Engkau mengetahuibahwa urusan ini (sebutkanlahmasalah yang dimaksud) adalahbaik bagiku di dalam agamaku dankehidupanku, maka tentukanlah iabagiku dan mudahkanlah ia ba-giku, kemudian berkatilah akupadanya. Dan jika Engkau menge-tahui bahwa urusan ini . . . (sebut-kan masalah yang dimaksud) . ..buruk bagiku dalam agamaku,kehidupanku, dan akibat urusan-ku, maka palingkanlah aku daripadanya, dan tentukanlah kebai-kan bagiku di mana saja adanya,kemudian ridhailah aku dengan . .(sebutkanlah kebutuhan kita) . . ..”

Doa-doa di atas adalah beberapacontoh dari doa-doa yang dituntunkanoleh Rasulullah saw. untuk psikoterapi.Di samping itu masih banyak doa-doalain baik dari Hadis maupun dari ayat AlQuran yang dapat digunakan untukpsikoterapi.

Doa-doa tersebut akan mem-punyai efek yang sangat besar bagi terapigangguan kejiwaan bila dilakukandengan memperhatikan waktu-waktudan tempat-tempat yang utama, danadab-adab sebagaimana dituntunkanoleh Rasulullah saw. Efek itu berlaku baikbagi pasien/ klien yang mengalamigangguan kejiwaan, maupun bagi terapisyang mengobati pasien/ kliennya. Sebab

doa yang dilakukan dengan mem-perhatikan waktu-waktu dan tempat-tempat yang utama, dan adab-adabnya,mengakibatkan jiwa pasien/ klien merasakhusyu’, tenang, damai, pasarah total,dekat dengan Allah SWT., merasaberhadap-hadapan dengan Allah YangMaha Agung, Maha Rahman dan MahaRahim yang diyakini akan memecahkanpermasalahannya dan memberi hikmahdi balik permasalahan yang dihadapinya.Demikian juga bagi terapis (penyembuhatau penghusada) akan merasa berha-dapan dengan Allah Yang Maha Kuasa,Rahman, Rahim dan Maha Penyembuh,merasa bahwa hanya Allah SWT-lahyang menyembuhkan, merasa khusyu’,merasa lebih pasrah, merasa tunduk,merasa kecil dan terjauhkan dari rasatakabur, merasa penuh pengharapan dihadapan Alllah SWT.

EFEK DOA DALAM TINJAUANPSIKOTERAPI

Di atas telah diuraikan mengenaidasar-dasar syar’i dianjurkannya berdoaketika menghadapi beberapa gangguankejiwaan, misalnya gelisah, cemas,bimbang, insomnia, dsb. Namun pen-jelasan syar’i saja belumlah cukup untukmenjelaskan di dunia ilmiah mengenaipertanyaan mengapa doa bisa dipakaisebagai psikoterapi dan menyem-buhkan? Maka perlulah alasan-alasansyar’i tentang doa tadi dilengkapi denganuraian mengenai pengalaman empirispara praktisi penyembuhan gangguankejiwaan dengan doa dan hasil-hasil

Page 18: 1. DAROJAT ARIYANTO

SUHUF, Vol. XVIII, No. 01/Mei 2006: 3 - 2620

penelitian tentang efek doa bagi penyem-buhan gangguan kejiwaan.

Dokter Larry Dossey, M.D.,seorang dokter dari Mexico, menje-laskan bahwa dalam sejumlah penelitiantentang doa menunjukkan bahwa doadapat menyembuhkan. Jarak tidak mem-pengaruhi dalam kemanjuran doa, apa-kah doa tersebut dilakukan di dekatpembaringan pasien, di luar kamar, ataudi seberang lautan. Dalam bukunya Hea-ling Words dia menulis sebagai berikut:

Penyembuhan yang berkaitandengan doa, yang menjadi pusatperhatian buku ini merupakansuatu terapi murni Era III. Menga-pa tak terikat tempat? Setelahbanyak melakukan penelitian, sayatidak bisa menemukan seorangpakar pun yang mau mengatakanbahwa tingkat pemisahan jarakantara orang yang berdoa denganpasien merupakan factor dalam halkemanjurannya. Orang-orangyang mempraktekkan penyem-buhan melalui doa semuanyamengatakan bahwa pengaruh-pengaruh doa tidak dipengaruhioleh jarak; doa itu sama manjurn-ya walaupun yang berdoa danyang menjadi tujuan doa terpisaholeh samudera atau ada di balikpintu atau cuma di sisi tempat tidur(Dossey, 1997: 36-37).

Di tempat lain dia menyatakanbahwa di samping doa tidak terikat jarak,

doa juga dapat menembus penghalangapapun. Selanjutnya doa tidak hanyaberpengaruh pada jiwa, tetapi juga padafisik. Dia menyatakan sebagai berikut:

Studi terhadap sekelompok orangmemperlihatkan bahwa doa secarapositif mempengaruhi tekanandarah tinggi, luka, serangan jan-tung, sakit kepala, dan kecemasan.Subyek-subyek dalam studi inimencakup pula air, enzim, bakteri,jamur, ragi, sel-sel darah merah,sel-sel kanker, sel-sel pemacu,benih, tumbuhan, ganggang, larva,ngengat, tikus, dan anak ayam;dan di antara proses-proses yangtelah dipengaruhi adalah proseskegiatan enzim, laju pertumbuhansel darah putih leukemia, lajumutasi bakteri, pengecambahandan laju pertumbuhan berbagaimacam benih, laju penyumbatansel pemacu, laju penyembuhanluka, besarnya gondok dan tumor,waktu yang dibutuhkan untukbangun dari pembiusan total, efekotonomi seperti kegiatan elektro-dermal kulit, laju hemolisis sel-seldarah merah, dan kadar hemo-globin.Perlu diingat bahwa akibat yangditimbulkan oleh doa tidak ter-pengaruh jarak. Apakah orangyang berdoa berada dekat ataujauh dari dengan organisme (ob-yek) yang didoakan; penyembuhandapat berlangsung entah di tempat

Page 19: 1. DAROJAT ARIYANTO

21Psikoterapi dengan Doa (M. Darojat Ariyanto)

itu juga atau di tempat lain. Takada satupun yang nampaknyasanggup menghambat atau meng-hentikan doa. Bahkan walau-pun“obyek” yang didoakan itu ditem-patkan di sebuah ruangan berlapistimah atau ruangan yang tidak bisaditembus berbagai macam energigelombang elektromagnetik; tohakibat doa masih bisa menembus(Dossey, 1997: xx).

Senada dengan di atas, Linda O’Riordan R.N., pendiri dan direkturHealthy Potentials, sebuah organisasikesehatan integrative di Amerika Serikat,dalam bukunya The Art of Sufi Healingmenyatakan:

Artikel-artikel penelitian tentangpengaruh yang terukur dari doamulai diterbitkan dalam jurnalprofessional. Sebuah studi di USCFMedical Center baru-baru inimenemukan bahwa pasien operasijantung yang didoakan oleh oranglain tampak jauh lebih mampubertahan, pasien tersebut jugamengalami komplikasi yang lebihsedikit dan lebih singkat waktuperawatannya. Studi lain mengin-dikasikan bahwa orang yangberdoa teratur merasa lebih baikdan lebih merasa damai. Frekuensidoa sama halnya dengan frekuensimembaca kitab suci, memilikikorelasi positif dengan kesehatan– semakin sering berdoa, maka

kesehatan semakin baik. InstitutPengobatan dan Doa Santa Femenyajikan bukti-bukti ilmiahseputar masalah doa kepada parapraktisi kesehatan dan mengem-bangkan metode menggabungkanpraktik spiritual ke dalam praktikpengobatan aktual (Linda, 2002:192-193).

Prof. Dr. Zakiah Daradjat, pakardan praktisi konseling dan psikoterapiIslam, berpendapat bahwa doa dapatmemberikan rasa optimis, semangathidup dan menghilangkan perasaan putusasa ketika seorang menghadapi keadaanatau masalah-masalah yang kurangmenyenangkan baginya. Dalam hal ini diamenyatakan:

Dalam kehidupan manusia sehari-hari, ditemukan aneka ragam caramenghadapi masalah atau kea-daan yang kurang menyenangkan.Ada orang yang mudah patahsemangat, menyerah kepada kea-daan, kehilangan kemampuanuntuk mengatasi kesulitan, bahkanmenjadi putus asa dan murung.Misalnya orang yang ditimpa suatupenyakit yang membahayakan,seperti penyakit jantung, kanker,lever dan sebagainya. Orang yanglemah semangat hidupnya, akantenggelam dalam kesedihan, danmembayangkan kematian yangakan segera datang mengham-pirinya, seolah-olah setiap saat

Page 20: 1. DAROJAT ARIYANTO

SUHUF, Vol. XVIII, No. 01/Mei 2006: 3 - 2622

nyawanya akan putus. Orang yangdulu kuat bersemangat, kini men-jadi lemah tak berdaya, sedih dantakut menghadapi maut yangterasa mengintip-intip kesempatanuntuk menerkam dirinya.

Obat dan nasihat dokter tidakdapat menolongnya dari perasaanduka, kecewa, takut bercampurpenyesalan terhadap perangai danulahnya di masa lalu, karena iadulu kurang menjaga kesehatan,bahkan kadang-kadang ia menye-sali Allah kenapa tidak melion-dunginya dari penyakit. Selan-jutnya ketakutan menghadapimaut dihubungkannya denganazab kubur, neraka dan segalasiksa yang ditimpakan kepadaorang berdosa di hari kiamat nanti.

Orang yang demikian sering dika-takan kehilangan semangat hidup.Keadaan kejiwaan seperti itu,menyebabkan dirinya menjadimurung, putus asa, sedih danseolah-olah ia tidak mau berjuangmenghadapi penyakitnya.. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .Bagi orang yang taat beribadah,dan selalu merasa dekat kepadaAllah S.W.T. do’a menjadi penun-jang bagi semangat hidup yangtiada taranya. Ia tidak akan pernahkehilangan semangat hidup, kare-na ia yakin bahwa yang memberihidup itu adalah Allah, dan tiada

penyakit yang dapat membunuh,jika Allah tidak izinkan, dan iayakin bahwa tiada perangai manu-sia dan kekalutan keadan yangmembawa kiamat, bila Allah tidakmenghendakinya.Jadi do’a amat penting dalamkehidupan manusia, baik merekayang terbelakang, naupin yangmaju. Dan do’a adalah penunjangsemangat hidup yang amat pen-ting.. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ....D’oa memang penting bagi keten-teraman batin. Dengan berdo’akita memupuk rasa optimis didalam diri, serta menjauhkan rasapesimis dan putus asa. Lebih dariitu semua, do’a mempunyai pera-nan penting dalam penciptaankesehatan mental dan semangathidup.Do’a mempunyai makna penyem-buhan bagi stress dan gangguankejiwaan. Do’a juga mengandungmanfaat untuk pencegahan ter-hadap terjadinya kegoncanganjiwa dan gangguan kejiwaan.Lebih dari itu, do’a mempunyaimanfaat bagi pembinaan danpeningkatan semangat hidup. Ataudengan kata lain, do’a mempunyaifungsi kuratif, preventif dan kon-struktif bagi kesehatan mental(Zakiah, 1992: 100-102).

Prof. Dr. dr. Dadang Hawari,psikiater yang mengembangkan psiko-

Page 21: 1. DAROJAT ARIYANTO

23Psikoterapi dengan Doa (M. Darojat Ariyanto)

terapi holistik, berpendapat bahwa doamenimbulkan ketenangan. Dia menulissebagai berikut:

Para peneliti seperti Harrington,A., Juthani, N.V. (1996) danMonakov,V., Goldstein (1997)mencoba mencari hubungan an-tara ilmu pengetahuan (neuros-cientific concepts) dengan dimensispiritual yang hingga sekarangmasih belum jelas, namun diyakiniadanya hubungan tersebut. Dalampresentasinya yang berjudul Brainand Religion: Undigested Issuesdiyakini adanya God Spot dalamsusunan saraf pusat (otak). Seba-gai contoh misalnya orang yangmenderita kecemasan, kemudiandiberi obat anti cemas, maka yangbersangkutan akan menjadi te-nang. Namun orang yang samabila memanjatkan doa dan disertaizikir ke hadirat Tuhan Yang MahaEsa juga akan memperoleh kete-nangan. Oleh karena itu amatlahtepat apa yang dikatakan olehChristy, J.H. (1998) yang menya-takan Prayer as Medicine; namunhal ini tidak berarti terapi denganobat (medicine) diabaikan. . . .(Hawari, 2002: 70-71).

Di samping itu doa juga menim-bulkan rasa percaya diri (self confident)dan optimis (harapan kesembuhan). Inimerupakan dua hal yang amat essensialbagi penyembuhan suatu penyakit, di

samping obat-obatan dan tindakanmedis. Dalam hal ini dia menulis sebagaiberikut:

Dipandang dari sudut kesehatanjiwa, doa dan dzikir mengandungunsur psikoteraputik yang men-dalam. Pasikoreligius terapi initidak kalah pentingnya diban-dingkan dengan psikoterapi psikia-trik, karena ia mengandung kekua-tan spiritual/kerohanian yangmembangkitkan rasa percaya diridan rasa optimisme (harapankesembuhan). Dua hal ini, yaiturasa percaya diri (self konfident)dan optimisme, merupakan dua halyang amat essensial bagi penyem-buhan suatu penyakit di sampingobat-obatan dan tindakan medisyang diberikan (Hawari, 1998: 8).

Dr. Moh. Sholeh, psikiater, penu-lis disertasi Pengaruh Salat Tahajjudterhadap Peningkatan Respons Keta-hanan Tubuh Imunologik, SuatuPendekatan Psikoneuroimunologi(2000), menyatakan bahwa doa meru-pakan auto-sugesti yang dapat men-dorong seseorang berbuat sesuaidengan yang didoakan dan dapatmerubah jiwa dan badan. Dia menulispengaruh doa sebagai berikut:

Dari segi hipnotis, yang menjadilandasan dasar teknik terapi sakitjiwa. Ucapan sebagaimana terse-but di atas merupakan “auto-

Page 22: 1. DAROJAT ARIYANTO

SUHUF, Vol. XVIII, No. 01/Mei 2006: 3 - 2624

sugesti”, yang dapat mendorongkepada orang yang mengucapkanuntuk berbuat sebagaimana yangdikatakan. Bila do’a itu diucapkandan dipanjatkan dengan sungguh-sungguh, maka pengaruhnya sa-ngat jelas bagi perubahan jiwa danbadan (H. Aulia, 1970). Dan menu-rut Robert H. Thouless (1991) do’asebagai teknik penyembuhangangguan mental, dapat dilakukandalam berbagai kondisi yangterbukti membantu efektifitasnyadalam mengubah mental sese-orang (Sholeh,2005: 242-243).

Menurut Ibrahim MuhammadHasan al-Jamal, dengan berdoa orangakan merasakan kehadiran Allah SWT,kedamaian, ketenangan, meninggikanspiritual, dan memperkuat motivasi yangpositif. Dalam bukunya Al-Istisfa’ bi ad-Do’a dia menulis sebagai berikut:

Mereka juga mengatakan, “Kalaukita melihat doa secara medis dandampak positifnya terhadap jiwa,maka kita akan mengetahui bahwadoa sesungguhnya berfungsi untukmempersiapkan seorang Mukminyang selalu bisa merasakan keha-diran Yang Mahatinggi lagi Maha-kuasa di hadapannya. Sehinggadengan doanya dia akan merasasedang melakukan kontak denganDzat Yang apabila menghendakisegala sesuatu hanya mengatakan,‘Jadilah (kamu) maka jadilah ia

(kun fayakun).’” Selain itu, dia akandapat merasakan kedamaian danketenangan. Dia juga akan dapatmerasakan betapa berharganyasuatu kenikmatan ketika ia sudahtidak lagi mampu merasakankenikmatan yang ada di dunia ini.Kesemuanya itu akan dapat memi-cu meningginya kekuatan nilai-nilai spiritualnya, memperkuatmotivasinya dan menjadikan se-bab segala jenis penyakit jiwa dansyaraf tidak menghinggapinya.”Sungguh, ucapan adalah modaldasar pengobatan modern untukmenguatkan nilai-nilai mental pengi-dap penyakit kejiwaan. Se-dangkandoa adalah sarana ter-penting untukitu. Hal itu disebab-kan karena doamampu memberi-kan ilham kepadajiwanya dan karenanya pendoa bisamemper-oleh makanan sekaligusobat bagi roh dan jiwanya. Selain itu,doa juga sebagai penguat dan pengo-koh motivasinya yang positif. Sehing-ga doa dapat menjadikan roh danjiwa mampu mengalahkan segalaapa yang menimbulkan dampaknegative terhadapnya. Pada gili-rannya nanti roh dan jiwa tersebuttidak bisa ditembus oleh sifat putusasa dan tidak pula bisa dicengkramoleh sifat lemah (mu-dah patahsemangat) (Al-Jamal, 2003: 28-29).

Dari uraian di atas menunjukkanbahwa doa dapat digunakan untukpenyembuhan gangguan kejiwaan. Doa

Page 23: 1. DAROJAT ARIYANTO

25Psikoterapi dengan Doa (M. Darojat Ariyanto)

dapat dilakukan di dekat pasien/ klienataupun dari jarak jauh. Doa tidakterbatas jarak dan dapat menembusapapun, meskipun psien/ klien berada diruangan yang tidak bisa ditembus olehgelombang elektromagnetik sekalipun.Hal ini mengingatkan Hadis yang menje-laskan tentang doa yang dilakukan olehseorang muslim kepada saudaranya yangtidak diketahui oleh saudaranya adalahmustajab dan diamini oleh Malaikat.Hadis tersebut berbunyi sbb:

Nabi saw. bersabda:

“Doa seseorang untuk saudaranyatanpa sepengetahuannya adalahmustajab. Di sisinya ada Malaikat.Setiap kali ia berdoa kebaikanuntuk saudaranya maka Malaikattersebut berdoa “Amin”. Dansemoga bagimu seperti itu juga.”

Dengan berdoa seseorang akanmerasa kehadiran Allah SWT., dirinyamerasa berhadapan kepada Allah YangMaha Tinggi lagi Maha Kuasa, dirinyamerasa sedang melakukan komunikasidengan-Nya. Pada gilirannya jiwaseseorang akan mempunyai spiritual yangtinggi, merasakan kedamian, kete-nangan, ketentraman, motivasi menjadi

kuat, auto-sugesti, rasa optimis danmenjauhkan rasa pesimis dan putus asa,percaya diri (self konfident), dansemangat hidup. Beberapa perasaan inimerupakan hal-hal yang esensial bagipenyembuhan gangguan kejiwaan.

KESIMPULAN

1. Pada masa sekarang sebagian psi-koterapis sudah menggabungkanantara psikoterapi medis denganpsikoterapi religius. Gabungan duamacam psikoterapi ini biasanyadisebut dengan istilah psikoterapiholistik.

2. Psikoterapi religius dengan doasudah diajarkan oleh Rasulullah saw.Doa akan mempunyai kwalitas yangtinggi bila dilakukan dengan mem-perhatikan waktu-waktu dan tem-pat-tempat yang utama dan adab-adab berdoa sebagaimana ditun-tunkan oleh Rasulullah saw.

3. Doa yang berkwalitas tinggi akanmenimbulkan di dalam jiwa pasien/klien perasaan kehadiran AllahSWT., spiritual tinggi, kedamaian,ketenangan, motivasi positif, rasaoptimis, semangat hidup, auto-sugesti, dan rasa percaya diri.Semuanya ini merupakan unsur-unsur yang penting bagi penyem-buhan gangguan kejiwaan bagipasien. Sedang bagi terapis doa yangberkwalitas tinggi akan mempunyaiefek yang sangat besar untuk pe-nyembuhan pasien/ kliennya.

Page 24: 1. DAROJAT ARIYANTO

SUHUF, Vol. XVIII, No. 01/Mei 2006: 3 - 2626

Moh. Sholeh dan Imam Musbikin. Agamasebagai Terapi Telaah menujuIlmu Kedokteran Holistik. Yog-yakarta: Pustaka Pelajar, 2005.

Muhammad ‘Utsman Najati (trans.)Zaenuddin Abu Bakar. Psikologidalam Perspektif Hadis (Al-Hadits wa ‘Ulum an-Nafs). Jakar-ta: Pustaka Al Husna Baru, 2004.

Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy. Pedo-man Dzikir dan Doa. Semarang:P.T. Pustaka Rizki Putra, 2002.

O’ Riordan, R.N., Linda. (trans.) MarianaAriestyawati. Seni PenyembuhanSufi Jalan Meraih KesehatanFisik, Mental, dan SpiritualSecara Holistik. Jakarta: PTSerambi Ilmu Semesta, 2002.

Rendra K. (ed.). Metodologi PsikologiIslam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2000.

Singgih D. Gunarsa. Konseling danPsikoterapi. Jakarta: BPK. GunungMulia, 1996.

Zakiah Daradjat. Doa MenunjangSemangat Hidup. Jakarta: YayasanPendidikan Islam Ruhama, 1992.

Dadang Hawari. Al Qur’an Ilmu Kedok-teran Jiwa dan Kesehatan Jiwa.Yogyakarta: P.T. Dana BhaktiPrimayasa, 1997.

______. Do’a dan Dzikir sebagaiPelengkap Terapi Medis. Jakarta:P.T. Dana Bhakti Primayasa, 1998.

______. Dimensi Religi dalam PraktekPsikiatri dan Psikologi. Jakarta:Fakultas Kedokteran UniversitasIndonesia, 2002.

Dossey, M.D., Larry (trans.) T. Hermaya.Healing Words Kata-kata yangMenyembuhkan Kekuatan Doadan Penyembuhan. Jakarta: PTGramedia Pustaka Utama, 1997.

Ibrahim Muhammad Hasan al-Jamal(trans.) Aziz Rohman Ibn Adnan.Penyembuhan dengan Dzikir danDoa. Jakarta: C.V. Cendekia SentraMuslim, 2003.

Imam Nawawi (trans.) Bahrun Abu Bakar.Khasiat Zikir dan Doa Ter-jemahan Kitab Al-AdzkaarunNawawiyyah. Bandung: PenerbitSinar Baru Algensindo, 2002.

M.A. Subandi (ed.). Psikoterapi Pen-dekatan Konvensional dan Kon-temporer. Yogyakarta: Unit PublikasiFakultas Psikologi UGM, 2002

M. Thoyibi dan M. Ngemron. PsikologiIslam. Surakarta: MuhammadiyahUniversity Press, 1996.

DAFTAR PUSTAKA