1 dan 2-bab i dan ii filsafat pend.pancasila & kwn

35
Aturan Perkuliahan: Mahasiswa harus memakai kemeja dan celana yang pantas. Mahasiswi mengenakan busana tidak ketat dan santun Agar perkuliahan kondusif, HP di non- aktifkan atau disilent Boleh terlambat < 15 menit. PERTEMUAN 1. BAB I. PENDAHULUAN

Upload: holteendersinthesky

Post on 15-Sep-2015

7 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Semoga bisa bermanfaat bagi para pembacanya, Aamiin.

TRANSCRIPT

FILSAFAT PANCASILA

Aturan Perkuliahan:Mahasiswa harus memakai kemeja dan celana yang pantas.Mahasiswi mengenakan busana tidak ketat dan santunAgar perkuliahan kondusif, HP di non- aktifkan atau disilentBoleh terlambat < 15 menit.

PERTEMUAN 1.BAB I. PENDAHULUANUTS = 35%UAS = 35 %Tugas = 30 %Mentoring dan Tutorial = - %Total = 100 %KOMPONEN NILAISumber Pokok:1. Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Kewarganegaraan. Tim Dosen UPT Bidang Studi Universitas Padjadjaran (2010).2. Buku dan Sumber Lain yang Relevan dengan Matakuliah KewarganegaraanBuku Panduan PokokPendidikan Kewarganegaraan memperoleh legalitas dalam pasal 3 UU No.20 Thn 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan:Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yg bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN UNTUK MEMBANGUN MASYARAKAT DEMOKRASI BERKEADABANPendidikan kewarganegaraan adalah suatu bidang kajian yang mempunyai objek telaah kebijakan dan budaya kewarganegaraan, yang menggunakan disiplin ilmu pendidikan dan ilmu politik sebagai kerangka kerja keilmuan pokok serta disiplin lain yang relevan.Hasil National Survey of Voter education (Asia Foundation:1998) menunjukan bahwa lebih dari 60% dari sampel nasional mengindikasikan belum mengerti tentang apa, mengapa, dan bagaimana berdemokrasi.

Komitmen nasional untuk mewujudkan pendidikan sebagai wahana untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa.Transformasi demokrasi dalam masyarakat Indonesia memerlukan konsepsi yang diyakini benar dan bermakna yang di dukung dengan sarana pendidikan yang tepat sasaran, strategis, dan kontekstual agar setiap individu warga negara mampu memerankan dirinya sebagai warga negara yang cerdas, demokratis, berwatak dan berkeadaban. PROSES REKONSEPTUALISASI PENDIDIKAN DEMOKRASI DAPAT DIDASARKAN PADA ASUMSI-ASUMSI:Pendidikan demokrasi yang dilakukan dalam konteks pendidikan formal, non formal dan informal selama ini belum mencapai sasaran optimal dalam mengembangkan masyarakat yang cerdas, berwatak, dan berkeadaban.Secara psiko-pedagogis dan sosio-andragogis, pendidikan demokrasi yang di anggap paling tepat adalah pendidikan untuk pengembangan kewarganegaraan yang demokratis.Untuk mendapatkan model pendidikan kewarganegaraan yang secara psiko-pedagogis dan secara sosio-andragogis akseptabel dan andal, diperlukan upaya untuk mengkaji kekuatan konteks keandalan input, dan proses dalam rangka menghasilkan produk pendidikan yang memadai sesuai dengan visi, misi pendidikan kewarganegaraan untuk masyarakat Indonesia.9 menteri pendidikan negara-negara berpenduduk terbesar dunia termasuk Indonesia di New Delhi 1996 menyatakan pendidikan harus berperan aktif dalam hal: 1. Mempersiapkan pribadi sebagai warga negara dan anggota masyarakat yang bertanggung jawab 2. Menanamkan dasar pembangunan berkelanjutan (sustainable development) bagi kesejahteraan manusia dan kelestarian lingkungan hidup. 3. Menyelenggarakan pendidikan yang berorientasi pada penguasaan, pengembangan serta penyebaran ilmu pengetahuan, tekhnologi, dan seni demi kepentingan kemanusiaan.

PKn di Perguruan Tinggi Umum: sebagai dasar nilai dan pedoman berkarya bagi lulusanSelain meneruskan nilai-nilai, transfer ilmu pengetahuan dan tekhnologi dan seni, juga melahirkan warga negara yang berkesadaran tinggi tentang bangsa dan kemanusiaanMempersiapkan tenaga kerja masa depan yang produktif dalam konteks yang dinamisMengubah cara berfikir, sikap hidup, perilaku berkarya, individu ataupun kelompok masyarakat dalam rangka memprakarsai perubahan sosial yang berkaitan dengan perubahan kearah kemajuan, adil dan bebas.TANGGUNG JAWAB PENDIDIKAN TINGGI (UNESCO, PARIS:1998)Beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan Pancasilais;Demokratis, berkeadaban, menghargai perbedaan, serta keragaman pendapat dan pandangan;Mengakui dan menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia (HAM), kesetaraan dan tidak diskriminatifSadar serta tunduk pada hukum dan ketertiban.

Menurut Malik Fajar (1999) visi masyarakat Indonesia 2020 masyarakat madani yang memliki keakraban demokrasi atau masyarakat berkarakter sebagai berikut:

Mampu berpartisipasi dalam pengambilan keputusan publik, serta memiliki keahlian dan ketrampilan kompetitif dengan solidaritas universal.Menjunjung tinggi nilai-nilai luhur yang mengakar pada masyarakat beradab dan demokratisBelajar dan berlangsung sepanjang hayat, serta membangun warga negara berkeadaban.UU No.20 Tahun 2003 memberikan rumusan Visi Indonesia 2020 berupa masyarakat yang berkeadaban (Civil Society), Masyarakat Madani yang hendak diwujudkan melalui pendidikan Nasional Yaitu sebagai berikut: Berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab

Mengembangkan kemampuan intelektual mahasiswa untuk menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab bagi kemampuan bersaing dalam mencapai kehidupan yang bermakna.Membangun suatu sistem pendidikan tinggi yang berkontribusi dalam pembangunan masyarakat yang demokratis, berkeadaban dan inklusif, serta menjaga kesatuan dan persatuan nasional.UNTUK MENCAPAI VISI ITU PENDIDIKAN TINGGI MEMILIKI PROGRAM JANGKA MENENGAH YAITU:Pasal 37 Ayat (2) UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa Kurikulum Pendidikan tinggi wajib memuat: 1. Pendidikan Agama 2. Pendidikan Kewarganegaraan 3. Bahasa IndonesiaPendidikan Kewargaan Negara Dalam Kurikulum Pendidikan TinggiBerdasarkan paradigma Perguruan Tinggi2003-2010, kompetensi pendidikan kewarganegaraan di perguruan tinggi dapat dirumuskan sebagai berikut:Melahirkan Warga Negara yang memiliki wawasan berbangsa dan bernegara serta nasionalisme yang tinggi.Melahirkan warga negara yang memiliki komitmen kuat terhadap nilai-nilai HAM dan demokratis, serta berpikir kritis terhadap permasalahannya.B. Materi Kajian PendidikanKewarganegaraan3. Melahirkan warga negara yang mampu berpartisipasi dalam upaya menghentikan budaya kekerasan, menyelesaikan konflik dalam masyarakat secara damai berdasarkan nilai-nilai pancasila dan nilai-nilai universal, serta menghormati supermasi hukum.4. Melahirkan warga negara yang mampu memberikan kontribusi terhadap persoalan bangsa dan kebijakan publik.5. Melahirkan warga negara yang memiliki pemahaman internasional mengenai Civil Society.1. Filsafat Pancasila2. Nasionalisme dan Identitas Nasional3. Hak dan Kewajiban Warga Negara 4. Hak Azasi Manusia dan Rule of Law5. Demokrasi6. Politik Strategi Nasional (POLTRANAS)7. Geopolitik/Wawasan Nusantara dan Geostrategi Indonesia

MATERI KAJIANVisi : menjadi lembaga pendidikan tinggi yang mempunyai komitmen terhadap kebenaran dan keunggulan yang diakui secara nasional dan internasional di dalam penguasaan, pengembangan, dan penerapan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian.Misi : melaksanakan manajemen pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, untuk mewujudkan visi universitas serta menghasilkan lulusan yang beriman dan bertaqwa, cerdas, mandiri dan berbudaya.Pola Ilmiah Pokok : Bina Mulia Hukum dan Lingkungan Hidup dalam Pembangunan Nasional.Visi, Misi dan Pola Ilmiah Pokok UNPADMenghasilkan lulusan sebagai sumberdaya manusia yg beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berbudaya, memiliki rasa tanggungjawab kemasyarakatan dan kebangsaan, berdaya saing, serta memiliki pengetahuan dan kemampuan akademik untuk diterapkan dan dikembangkan.Berkembangnya ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian melalui penyelenggaraan tridharma perguruan tinggi.Terbinanya dan berkembangnya budaya bangsa yang mempunyai nilai-nilai luhur dan universal.Tujuan UNPADPERTEMUAN 2: FILSAFAT PANCASILABAB II.FILSAFAT PANCASILAFilsafat berasal dari bahasa Yunani philein yang berarti cinta dan sophia yang berarti kebijaksanaan. Cinta akan kebijaksanaan, atau mencintai kebenaran/pengetahuan.Filsafat secara sederhana berarti keinginan yang sungguh-sungguh untuk mencari kebenaran yang sejati. Menurut J.Gredt dalam bukunya Elementa Philosophiae filsafat sebagai Ilmu pengetahuan yang timbul dari prinsip-prinsip mencari sebab musabab yang terdalam.Ruslan Abdulgani, Pancasila merupakan filsafat negara yang lahir sebagai Collective ideologi (cita-cita bersama) dari Seluruh bangsa Indonesia.Notonagoro, Filsafat pancasila memberi pengetahuan dan pengertian Ilmiah, yaitu tentang hakekat dari Pancasila.a. Filsafat PancasilaSila Pancasila merupakan satu-kesatuan sistem yang bulat dan utuh (sebagai suatu totalitas). Susunan Pancasila dengan suatu sistem yang bulat dan utuh itu dapat digambarkan sebagai berikut:b. Karakteristik Sistem Filsafat Pancasila12354Pancasila ditinjau dari Kausal Aristoteles:Kausa Materialis, sebab yang berhubungan dengan materi/bahan, dalam hal ini pancasila digali dari nilai-nilai sosial budaya yang ada dalam bangsa Indonesia sendiri.Kausa Formalis, sebab yang beruhubungan dengan bentuknya, pancasila yang ada dalam pembukaan UUD 45 memenuhi syarat formal (kebenaran formal).Kausa Efisiensi, kegiatan BPUPKI dan PPKI dalam Menyusun dan merumuskan dasar negara Indonesia merdeka.Kausa Finalis, berhubungan dengan Tujuan, yaitu tujuan diusulkannya pancasila sebagai dasar negara Indonesia merdeka.

c. Prinsip-prinsip Filsafat PancasilaTuhan yaitu sebagai kuasa prima;Manusia, yaitu makhluk individu dan makhluk sosial;Satu, yaitu kesatuan memiliki kepribadian sendiri;Rakyat, yaitu unsur mutlak negara, harus bekerja sama dan bergotong royongAdil, yaitu memberikan keadilan kepada diri sendiri dan orang lain yang menjadi haknya.Inti Atau Esensi Sila-sila Pancasila Meliputi:- Nilai adalah suatu ide atau konsep tentang apa yang seseorang pikirkan yang merupakan hal yang penting dalam hidupnya.- Nilai berada di dua kawasan: kognitif dan afektif.- Nilai adalah ide, bisa dikatakan konsep dan bisa dikatakan abstraksi (Sidney Simon:1986)- Dalam ungkapan lain ditegaskan Sidney B.Simon (1986) bahwa sesungguhnya yang dimaksud dengan nilai adalah jawaban yang jujur tapi benar dari pertanyaan.HAKEKAT NILAI-NILAI PANCASILASistematisMendalamMendasarAnalitisKomprehensifSpekulatifRepresentatifEvaluatifCiri Atau Karakteristik FilsafatEpistemologi (Filsafat Pengetahuan)Etika (Filsafat Moral)Estetika (Filsafat Seni)Metafisika (membicarakan tentang segala sesuatu di balik yang ada)Politik (Filsafat Pemerintahan)Filsafat AgamaFilsafat IlmuFilsafat pendidikanFilsafat hukumFilsafat sejarahMatematikaKosmologi (membicarakan tentang segala sesuatu yang ada yang teratur.Cabang-cabang Ilmu FilsafatRasionalismeIdealismePositivismeEksistensialismeHedonismeStoismeMarxismeRealismeMaterialismeUtilitarialismeSpirituaslismeliberalismeALIRAN FILSAFATKajian Pancasila sebagai Filsafat dimaksudkan sebagai upaya untuk mengetahui hakikat dasar dari sila-sila pancasila.Menurut Notonagoro, hakikat dasar antologis Pancasila adalah manusia, karena manusia merupakan subjek hukum pokok dari sila-sila pancasila.3. Kajian OntologisKajian epistemologi filsafat pancasila dimaksudkan sebagai upaya untuk mencari hakekat pancasila sebagai suatu sistem pengetahuan.Menurut Titus (1984:20) terdapat 3 persoalan: a. tentang sumber pengetahuan manusia b. tentang teori kebenaran pengetahuan manusia c. tentang watak pengetahuan manusia.

KAJIAN EPISTEMOLOGISila ke 1 pancasila mendasari dan menjiwai ke 4 sila lainnya.Sila ke 2 didasari sila 1 serta mendasari dan menjiwai sila ke 3,4 dan 5Sila ke 3 didasari dan dijiwai sila 1, 2, serta mendasari dan menjiwai sila ke 4 dan 5Sila ke 4 didasari dan dijiwai sila 1, 2, 3 serta mendasari dan menjiwai sila ke 5Sila ke 5 didasari dan dijiwai sila 1, 2, 3, dan ke 4. SUSUNAN KESATUAN SILA-SILA PANCASILA BERSIFAT HIRARKIS DAN BERBENTUK PIRAMIDAL, YAITU:Kajian aksiologi filsafat pancasila pada hakekatnya membahas tentang nilai praksis atau manfaat suatu pengatahuan tentang pancasila.Dalam dictionary of sosiology an Related Sciences di kemukakan bahwa nilai adalah suatu kemampuan yang dipercayai yang ada pada suatu benda untuk memuaskan manusia.Notonagoro, nilai-nilai pancasila termasuk nilai-nilai kerohanian, tetapi nilai-nilai kerohanian yang mengakui nilai material dan nilai vital.KAJIAN AKSIOLOGIPancasila sebagai filsafat bangsa dan negara Republik Indonesia mengandung makna bahwa setiap aspek kehidupan kebangsaan, kemasyarakatan, dan kenegaraan harus berdasarkan pada nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan.Pemikiran filsafat kenegaraan bertolak dari pandangan bahwa negara merupakan suatu persekutuan hidup manusia atau organisasi kemasyarakatan, yang merupakan masyarakat hukum (legal society).KAJIAN PANCASILA DALAM KONTEKS PKn1. PENGAMALAN PANCASILA DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT (NOMOR GANJIL)2. FAKTA YANG BERLANGSUNG DALAM PENGAMALAN PANCASILA DI DALAM PENYELENGGARAAN NEGARA (NOMOR GENAP)Tik dg jarak 1,5 spasi, kerta ukuran A4 berhalaman minimal 3 halaman; margin kiri, atas, bawah, kanan, 4 cm, 3 cm, 3 cm, 3 cm. Sumber pustaka dicantumkan halaman belakang.TUGAS MANDIRI 1.