1 administrasi kontrak borongan 3a

31
SIMULASI PENGANGGARAN BAHAN AJAR WORKSHOP DITJEN ANGGARAN JAKARTA, 10 JULI 2012 Ir. ARIFFIN AZIZS, MT AHLI MADYA JAFUNG TBP

Upload: fadli-hamzah

Post on 06-Dec-2014

145 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: 1 Administrasi Kontrak Borongan 3a

SIMULASI PENGANGGARAN

BAHAN AJAR WORKSHOPDITJEN ANGGARAN

JAKARTA, 10 JULI 2012

Ir. ARIFFIN AZIZS, MTAHLI MADYA JAFUNG TBP

Page 2: 1 Administrasi Kontrak Borongan 3a

PEMBANGUNANBANGUNAN

BARU

BIAYA PEKERJAANNON STANDAR

PERAWATANBANGUNAN

BIAYA PEKERJAANSTANDAR

Klasifikasi

Standar Luas

Standar Jumlah Lantai

HSBGN

Non-Standar Bgn + Lingk

Non-Standar Fungsi Khusus

Non-Standar Lainnya

SKEMATIK

PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BGN:

Page 3: 1 Administrasi Kontrak Borongan 3a

A. Klasifikasi Bangunan Gedung Negara PERPRES No. 73 Tahun 2011 Pasal 5,

1. Klasifikasi bangunan gedung negara didasarkan pada kompleksitas.

2. Klasifikasi bangunan gedung negara meliputi bangunan sederhana, bangunan tidak sederhana, dan bangunan khusus.

a. Bangunan sederhana, merupakan bangunan gedung negara dengan teknologi dan spesifikasi sederhana.

b. Bangunan tidak sederhana, merupakan bangunan gedung negara dengan teknologi dan spesifikasi tidak sederhana.

c. Bangunan khusus, merupakan bangunan gedung negara dengan fungsi, teknologi, dan spesifikasi khusus.

PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA

3. Ketentuan lebih lanjut mengenai klasifikasi bangunan gedung negara diatur dengan Peraturan Menteri.

Page 4: 1 Administrasi Kontrak Borongan 3a

Klasifikasi bangunan khusus, ditetapkan

berdasarkan rincian anggaran biaya (RAB)

yang dihitung tersendiri sesuai dengan

kebutuhan dan kewajaran harga yang

berlaku.

PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA

Page 5: 1 Administrasi Kontrak Borongan 3a

1. Standar luas gedung kantor;

a. Standar luas ruang gedung kantor, adalah:

1). Rata-rata 10 (sepuluh) meter persegi per personel (Catt: Untuk Klasifikasi Bangunan tidak sederhana)

2). Rata-rata 9,6 (sembilan koma enam) meter persegi per personel (Catt: Untuk Klasifikasi Bangunan sederhana) b. Bangunan gedung kantor yang memerlukan ruang pelayanan, luasnya dihitung secara tersendiri berdasarkan analisis kebutuhan

c. Rincian standar luas ruang gedung kantor dan ruang penunjang tercantum dalam lampiran I. (Penambahan 25% Luas Ruang Untuk Sirkulasi)

B. Standar Luas Bangunan Gedung Negara PERPRES No. 73 Tahun 2011 Pasal 6, 7, 8, 9.

2. Ketentuan lebih lanjut mengenai Standar Luas bangunan gedung negara diatur dengan Peraturan Menteri.

PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA

Page 6: 1 Administrasi Kontrak Borongan 3a

C. Standar Jumlah Lantai Bangunan Gedung Negara PERPRES No. 73 Tahun 2011 Pasal 10.

1. Jumlah lantai bangunan gedung negara ditetapkan paling banyak 8 (delapan) lantai.

2. Jumlah lantai rumah negara yang tidak berupa rumah susun ditetapkan paling banyak 2 (dua) lantai.

3. Bangunan gedung negara yang dibangun lebih dari 8 (delapan) lantai harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Menteri.

4. Jumlah lantai bangunan gedung negara yang berpengaruh pada Koefisien /faktor pengali jumlah lantai bangunan, besarannya ditetapkan oleh Menteri.

PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA

Page 7: 1 Administrasi Kontrak Borongan 3a

Jumlah Lantai Bangunan Koefisien / Faktor Pengali  

Bangunan 2 Lantai 1,090Bangunan 3 Lantai 1,120Bangunan 4 Lantai 1,135Bangunan 5 Lantai 1,162Bangunan 6 Lantai 1,197Bangunan 7 Lantai 1,236Bangunan 8 Lantai 1,265

Tabel Koefisien / Faktor Pengali Jumlah Lantai bangunan, sbb:

PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA

Page 8: 1 Administrasi Kontrak Borongan 3a

Standar Harga Satuan Tertinggi Bangunan Gedung Negara

1. Standar harga satuan tertinggi bangunan gedung negara ditetapkan secara berkala oleh Bupati/Walikota.

2. Standar harga satuan tertinggi bangunan gedung negara untuk Provinsi DKI Jakarta ditetapkan oleh Gubernur DKI Jakarta.

3. Standar harga satuan tertinggi bangunan gedung negara dihitung berdasarkan formula perhitungan standar harga satuan tertinggi yang ditetapkan oleh Menteri.

D. Standar Harga Satuan Tertinggi Bangunan Gedung Negara (HSBGN) PERPRES No. 73 Tahun 2011 Pasal 15.

PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA

Page 9: 1 Administrasi Kontrak Borongan 3a

HSBGN : Standar Harga Satuan Tertinggi BGNVn : Kuantitas (Volume) komponen bangunan

Pek. StandarLtb : Luas total lantai bangunan Hn : Harga komponen bangunan Pek. StandarK : Koefisien jumlah lantai

HSBGN =∑ Vn X Hn

Ltb X K

MODEL FORMULA HSBGN

PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA

Page 10: 1 Administrasi Kontrak Borongan 3a

PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA

NoKOMPONEN BANGUNAN

SUB KOMPONEN BANGUNAN

BOBOT (%) TAHAPAN

TERHADAP SELURUH

BANGUNAN

BOBOT MAKSIMUM

BOBOT YANG DI BANGUN

NILAI (%)

1. Pondasi PONDASI 10.00% 100.00%

2. StrukturKOLOM, BALOK & RING BALK 27.00% 100.00%

PLESTERAN 2.00% 100.00%

3. A t a pRANGKA ATAP 8.00% 100.00%

PENUTUP ATAP 2.00% 100.00%

4. Langit-LangitRANGKA LANGIT-LANGIT 3.50% 100.00%

PENUTUP LANGIT-LANGIT 4.50% 100.00%

5. Dinding

BATU BATA/ PARTISI 4.50% 100.00%

PLESTERAN 1.75% 100.00%

KACA 1.25% 100.00%

PINTU 1.00% 100.00%

KOSEN 1.50% 100.00%

6 Lantai PENUTUP LANTAI 10.00% 100.00%

7. Utilitas

INSTALASI LISTRIK 5.00% 100.00%

INSTALASI AIR 1.50% 100.00%

DRAINASE LLIMBAH 1.50% 100.00%

8. Finishing

FINISHING STRUKTUR (CAT) 1.00% 100.00%

FINISHING LANGIT-LANGIT (CAT) 4.00% 100.00%

FINISHING DINDING (CAT) 6.00% 100.00%

FINISHING PINTU/ KOSEN (CAT) 4.00% 100.00%

JUMLAH NILAI PEKERJAAN STANDAR 100.00%

Page 11: 1 Administrasi Kontrak Borongan 3a

NO URAIANKLASIFIKASI

KETERANGANSEDERHANA

TIDAK SEDERHANA KHUSUS

A PERSYARATAN TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN  1. Jarak Antar Bangunan minimal 3 m, untuk bangunan bertingkat dihitung berdasarkan pertimbangan

keselamatan, kesehatan, dan kenyamanan.Berdasarkan pertimbangankeselamatan, kesehatan, dan kenyamanan, serta ketentuan dalam Peraturan Daerahsetempat tentang Bangunan atau Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota, atau Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan untuk lokasi yang bersangkutan

2. Ketinggian Bangunan maksimum 2 lantai maksimum 8 lantai (di atas 8 lantai harus men dapat rekomendasi Menteri Pekerjaan Umum

3. Ketinggian Langit-langit min. 2,80 m min. 2,80 m sesuai fungsi

4. Koefisien Dasar Bangunan Sesuai ketentuan Peraturan Daerah setempat

5. Koefisien Lantai Bangunan Sesuai ketentuan Peraturan Daerah setempat

6. Koefisien Dasar Hijau Sesuai ketentuan Peraturan Daerah setempat

7. Garis sempadan Sesuai ketentuan Peraturan Daerah setempat

8. Wujud Arsitektur sesuai fungsi & kaidah arsitektur sederhana

sesuai fungsi & kaidaharsitektur

sesuai fungsi & kaidaharsitektur

9. Pagar Halaman **) Menggunakan bahan dinding batu bata/bataco (1/2 batu) , besi, baja , kayu, dan bahan lainnya yang disesuaikan dengan rancangan wujud arsitektur bangunan.

10. Kelengkapan Sarana dan Prasarana Lingkungan *) Dihitung berdasarkankebutuhan sesuai fungsibangunan danSNI/ketentuan yangberlaku. 

  - parkir kendaraan minimal 1 parkir kendaraan untuk 60 m2 luas bangunan gedung

  - aksesibiltas tersedia sarana aksesibilitas bagi penyandang cacat

  - drainase tersedia drainase sesuai SNI yang berlaku

  - pembuangan sampah tersedia tempat pembuangan sampah sementara

  - pembuangan limbah tersedia sarana pengolahan limbah, khususnya untuk limbah berbahaya

  - penerangan halaman tersedia penerangan halaman

TABEL A1SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN GEDUNG PEMERINTAH/LEMBAGA TINGGI/TERTINGGI NEGARA

PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA

Page 12: 1 Administrasi Kontrak Borongan 3a

PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA

NO URAIANKLASIFIKASI

KETERANGANSEDERHANA TIDAK SEDERHANA KHUSUS

B PERSYARATAN BAHAN BANGUNAN  

  

1. Bahan Penutup Lantai

keramik, vinil, tegel PC

marmer lokal, keramik, vinil,kayu

marmer lokal, keramik, vinil,kayu

Diupayakan menggunakan bahan bangunan setempat/produksi dalam negeri, ter

masuk bahan bangunan seba gai bagian dari sistem pabrik asi

komponen. Apabila bahan tersebut sukar diperoleh atau harganya tidak sesuai, dapat

diganti dengan bahan lain yang sederajat tanpa meng -urangi persyaratan fungsi dan mutu dengan pengesahan Instansi

Teknis Setempat

2. Bahan Dinding Luar

bata, batako diplester dan dicat, kaca

bata, batako diplester dicat /dilapis keramik, kaca,panil beton ringan

bata, batako diplester dicat/dilapis keramik, kaca,panil beton ringan

3. Bahan Dinding Dalam

bata, batako diples ter dan dicat, kaca, partisi kayu lapis

bata, batako diplester dicat/ dilapis keramik, kaca, partisi gipsum

bata, batako diplester dicat/ dilapis keramik, kaca partisi gipsum

4. Penutup Plafond kayu-lapis dicat gipsum, kayu-lapis dicat gipsum, kayu-lapis dicat

5. Bahan Penutup Atap

genteng, asbes, seng, sirap

genteng keramik, alum unium gelombang dicat

genteng keramik, alum unium gelombang dicat

6. Bahan Kosen dan Daun Pintu

kayu dicat/ aluminium kayu dipelitur, anodizedaluminium

kayu dipelitur, anodizedaluminium

C PERSYARATAN STRUKTUR BANGUNAN 

      

1. Pondasi batu belah, kayu, beton bertulang K-200

batu belah, kayu, beton bertulang K-225 atau lebih

batu belah, kayu, beton bertulang K-225 atau lebih

Khusus untuk daerahgempa, harus

direncanakan sebagaistruktur bangunan tahan

gempa.

2. Struktur Lantai (untuk bangunan bertingkat)

  beton bertulang K-225 atau lebih,baja,kayu klas kuat II

beton bertulang K-225 atau lebih,baja,kayu klas kuat II

3. Kolom beton bertulang K-200 baja, kayu klas kuat II

beton bertulang K-225 atau lebih,baja,kayu klas kuat II

beton bertulang K-225 atau lebih,baja,kayu klas kuat II

4. Balok beton bertulang K-200, baja, kayu klas kuat II

beton bertulang K-225 atau lebih,baja,kayu klas kuat II

beton bertulang K-225 atau lebih, baja, kayu klas kuat II

5. Rangka Atap kayu klas kuat II, baja kayu klas kuat II, baja dilapis anti karat

kayu klas kuat II, baja dilapis anti karat

6. Kemiringan Atap genteng min. 30 , sirap min.22.5, seng min 15

genteng min. 30 , sirap min.22.5, seng min 15

genteng min. 30 , sirapmin.22.5, seng min 15

Page 13: 1 Administrasi Kontrak Borongan 3a

PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA

NO URAIAN KLASIFIKASI 

KETERANGANSEDERHANA TIDAK SEDERHANA KHUSUS

D PERSYARATAN UTILITAS dan PRASARANA DAN SARANA DALAM BANGUNAN

             

1. Air Bersih PAM, sumur pantek  

2. Saluran air hujan talang, saluran lingkungan  

3. Pembuangan Air Kotor bak penampung  

4. Pembuangan Kotoran bak penampung  

5. Bak SeptikTank & resapan berdasarkan kebutuhan  

6. Sarana Pengamanan thp. Bahaya Kebakaran *)

Mengkuti ketentuan dalam PERMEN PU tentang penanggulangan, serta Standar Nasional Indonesia (SNI) yang berlaku

 

7. Sumber daya listrik *) PLN, Generator (harus memperhatikan prinsip hemat energi)  

8. Penerangan penerangan alam dan buatan

100-215 lux/m2, dihitung berdasarkan kebutuhan dan fungsi Bangunan /fungsi ruang serta SNI yang berlaku

 

9. Tata Udara 6-10% bukaan atau dengan tata udara buatan (AC*) dihitung sesuai SNI yang berlaku.

10. Sarana Transportasi Vertikal *)

tidak diperlukan untuk bangunan di atas 4 lantai dapat menggunakan Lift , sesuai SNI yang berlaku

dihitung sesuai kebutuhan dan fungsi bangunan

11. Aksesibilitas bagi penyandang cacat*)

Sesuai ketentuan dalam Per.Men. PU No. 30/KPTS/2006, minimal ramp untuk bangunan klasifikasi sederhana.

 

12. Telepon *) sesuai kebutuhan  

13. Penangkal petir penangkal petir lokal  

E PERSYARATAN SARANA PENYELAMATAN

    

1. Tangga Penyelamatan (khusus untuk bangunan bertingkat)

  lebar minimal = 1, 20 m, dan bukan tangga putar jarak antar tangga aksimum 45 m (jarak bisa 1,5 kali bila menggunakan sprinkler)

2. Tanda Penunjuk Arah jelas, dasar putih huruf hijau  

3. Pintu lebar min.=0,90 m, satu ruang minimal 2 pintu dan membuka keluar  

4 Koridor/selasar lebar min.=1,80 m  

Page 14: 1 Administrasi Kontrak Borongan 3a

NO URAIANKLASIFIKASI

KETERANGANKhusus & Tipe A Tipe B Tipe C,D, dan E

A PERSYARATAN TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN  1. Jarak Antar Bangunan minimal 3 m, untuk bangunan bertingkat dihitung berdasarkan

pertimbangan keselamatan, kesehatan, dan kenyamanan.Terutama berdasarkanketentuan dalamPeraturan Daerahsetempat tentangBangunan atauRencana Tata RuangWilayahKabupaten/Kota untuklokasi yangbersangkutan.

2. Ketinggian Bangunan3. Ketinggian Langit-langit min. 2,70 m min. 2,70 m min. 2,70 m4. Koefisien Dasar Bangunan Sesuai ketentuan Peraturan Daerah setempat

5. Koefisien Lantai Bangunan Sesuai ketentuan Peraturan Daerah setempat

6. Koefisien Dasar Hijau Sesuai ketentuan Peraturan Daerah setempat7. Garis sempadan Sesuai ketentuan Peraturan Daerah setempat8. Wujud Arsitektur sesuai fungsi rumah &

kaidah arsitektur sesuai fungsi rumah & kaidah arsitektur

sesuai fungsi & kaidah arsitektur sederhana

9. Pagar Halaman **) Menggunakan bahan dinding batu bata/bataco (1/2 batu) , besi, baja , kayu, dan bahan lainnya yang disesuaikan dengan rancangan wujud

arsitektur rumah negara

Biayanya mengikutistandar harga satuanper-m' pagar

10. Tandon Air min. 3 m3 min. 2 m3 min. 1 m3

TABEL A2SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN RUMAH NEGARA

PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA

Page 15: 1 Administrasi Kontrak Borongan 3a

NO URAIANKLASIFIKASI

KETERANGANKhusus & Tipe A Tipe B Tipe C,D, dan E

B PERSYARATAN BAHAN BANGUNAN

Diupayakanmenggunakan bahanbangunan setempat/produksi dalam negeri,termasuk bahanbangunan sebagaibagian dari sistempabrikasi komponen.

1. Bahan Penutup Lantai marmer lokal, keramik, vinil,kayu

keramik, vinil keramik, vinil, Tegel PC

2. Bahan Dinding bata, batako diplester dan dicat tembok

3. Penutup Plafond Gipsum, asbes semen/ kayu-lapis dicat asbes semen/kayu-lapis dicat

4. Bahan Penutup Atap genteng keramik bergla-zuur asbes, seng, sirap

genteng, asbes, seng, sirap

genteng, asbes, seng, sirap

5. Bahan Kosen dan Daun Pintu/ Jendela kayu dipelitur/dicat kayu dicat kayu dicat

TABEL A2SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN RUMAH NEGARA

PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA

C PERSYARATAN STRUKTUR BANGUNAN 

      

1. Pondasi batu belah, kayu klas kuat / awet II, beton-bertulang

batu belah, kayu klas II, beton-bertulang

batu belah, kayu klas kuat/ awet II, beton-bertulang

Khusus untuk daerahgempa, harus

direncanakan sebagaistruktur bangunan tahan

gempa.

2. Struktur Lantai (untuk bangunan bertingkat) beton bertulang K-200, baja,

kayu klas kuat/awet IIbeton bertulang K-200, baja, kayu klas II

3. Kolom beton bertulang K-200, baja, kayu klas kuat/awet II

beton bertulang K-200, baja, kayu klas II

beton bertulang K-200, baja, kayu klas II

4. Balok beton bertulang K-200, baja, kayu klas kuat/awet II

beton bertulang K-200, baja, kayu klas II

beton bertulang K-200, baja, kayu klas II

5. Rangka Atap kayu klas kuat/awet II, baja kayu klas kuat/awet II, baja

kayu klas kuat/awet II, baja

6. Kemiringan Atap

genteng min. 30 , sirap min.22.5, seng min 15

genteng min. 30 , sirap min.22.5, seng min 15

genteng min. 30 , sirapmin.22.5, seng min 15

Page 16: 1 Administrasi Kontrak Borongan 3a

PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA

NO URAIANKLASIFIKASI

KETERANGANKhusus & Tipe A Tipe B Tipe C,D, dan E

D PERSYARATAN UTILITAS dan PRASARANA DAN SARANA DALAM BANGUNAN           

1. Air Bersih PAM, sumur pantek  

2. Saluran air hujan talang, saluran lingkungan  

3. Pembuangan Air Kotor bak penampung Untuk Rumah Negarayangdibangun dalam 1kompleks menggunakanseptiktank Komunal

4. Pembuangan Kotoran bak penampung

5. Bak SeptikTank & resapan 6 m3 5 m3

2 - 4 m3

6. Sarana pengamanan thp.Bahaya kebakaran *)

Mengkuti ketentuan dalam PERMEN PU tentang penanggulangan, serta Standar Nasional Indonesia (SNI) yang berlaku

 

7. Sumber daya listrik *) PLN, 2200-4400 VA PLN, 1350-2200 VA PLN, 450-1350 VA  

8. Penerangan penerangan alam dan buatan 100-215 lux/m2 100-215 lux/m2 100-215 lux/m2

 

9. Tata Udara 6-10% bukaan atau dengan tata udara buatan (AC)*)

6-10% bukaan 6-10% bukaan

12. Telepon *) sesuai kebutuhan  

13. Penangkal petir penangkal petir lokal  

E PERSYARATAN SARANA PENYELAMATAN

    

1. Tangga Penyelamatan (khusus untuk bangunan bertingkat)

lebar min.=1, 20m

2. Tanda Penunjuk Arah Tidak dipersyaratkan  

3. Pintu lebar min.=0,90 m  

4 Koridor/selasar lebar min.=1,80 m  

Page 17: 1 Administrasi Kontrak Borongan 3a

PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA

*) pembiayaannya tidak termasuk dalam standar harga satuan tertinggi per-m2, dan harus dianggarkan tersendiri sebagai biaya non-standar.

3. Apabila bahan-bahan tersebut sukar diperoleh atau harganya tidak sesuai, dapat diganti dengan bahan lain yang sederajat tanpa mengurangi persyaratan fungsi dan mutu dengan pengesahan Instansi Teknis Setempat.

1. Untuk Rumah Negara klas C, D, dan E, pelaksanaan pembangunannya disamping seperti ketentuan pada tabel tersebut diatas, dibangun berdasarkan "Dokumen Pelelangan Disain Prototip Daerah Setempat" yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya atau meng gunakan disain Perum Perumnas yang telah disetujui oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya.

2. Untuk bangunan rumah negara yang dibangun dalam bangunan gedung bertingkat banyak (rumah susun), maka ketentuan-ketentuan teknisnya mengikuti ketentuan teknis untuk bangunan gedung negara sesuai ketentuan yang berlaku.

Page 18: 1 Administrasi Kontrak Borongan 3a

Biaya Pekerjaan Non StandarPERPRES No. 73 Tahun 2011 Pasal 16

- dihitung berdasarkan kebutuhan nyata dan harga pasar yang wajar.- Total biaya non-standar maksimum 150% dari total biaya standar BGN- Ketentuan lebih lanjut diatur dengan Peraturan Menteri

Biaya Pek. Non StandarPERMEN PU No. 45/PRT/M/2007

- dihitung berdasarkan rincian volume kebutuhan nyata dan harga pasar yang wajar , setelah berkonsultasi kepada Instansi Teknis setempat;

- Besarnya biaya perencanaan, manajemen konstruksi, pengawasan pekerjaan non-standar, dihitung (berdasarkan billing-rate)

PEKERJAAN NON STANDAR

Page 19: 1 Administrasi Kontrak Borongan 3a

Biaya non-standar digunakan untuk:

1. Perizinan selain IMB;

2. Penyiapan dan pematangan lahan;

3. Peningkatan arsitektur dan/atau struktur bangunan;

4. Pekerjaan khusus kelengkapan bangunan;

5. Pekerjaan khusus bangunan gedung ramah lingkungan (greenbuilding); dan/atau

6. Penyambungan utilitas

PEKERJAAN NON STANDAR(BGN + LINGKUNGAN)

Page 20: 1 Administrasi Kontrak Borongan 3a

Total biaya tertinggi pekerjaan non-standar maksimum sebesar 150% dari biaya pekerjaan standar, dan dapat berpedoman pada :

Jenis pekerjaan ProsentaseAlat Pengkondisian Udara 10-20%

dari XElevator/Escalator 8-12%

dari XTata Suara (Sound System) 3-6%

dari XTelepon dan PABX 3-6%

dari XInstalasi IT (Informasi & Teknologi) 6-11 %

dari XElektrikal (termasuk genset) 7-12%

dari XSistem Proteksi Kebakaran 7-12%

dari XSistem Penangkal Petir Khusus 2-5%

dari XInstalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) 2-4%

dari XInterior (termasuk furniture) 15-25%

dari XGas Pembakaran 1-2%

dari XGas Medis 2-4%

dari XPencegahan Bahaya Rayap 1-3%

dari XPondasi dalam 7-12%

dari XFasilitas penyandang cacat & kebutuhan khusus 3-8%

dari XSarana/Prasarana Lingkungan 3-8%

dari X

Basement (per m2) 120% dari Y

Peningkatan Mutu *) 15-30% dari Z

Page 21: 1 Administrasi Kontrak Borongan 3a

KOEFISIEN/FAKTOR PENGALIBANGUNAN/RUANG DENGAN FUNGSI KHUSUS

BAB IV.D.2 Permen PU No. 45/PRT/M/2007

Fungsl Bangunan/Ruang Harga Satuan per-m2 Tertinggi

ICU/ICCU/UGD/CMU 1,50 standar harga bangunan

Ruang Operasi 2,00 standar harga bangunan

Ruang Radiology 2,00 standar harga bangunan

Rawat inap 1,10 standar harga bangunan

Laboratorium 1,10 standar harga bangunan

Ruang Kebidanan dan Kandungan 1,20 standar harga bangunanRuang Gawat Darurat 1,10 standar harga bangunan

Power House 1,25 standar harga bangunan

Ruang Rawat Jalan 1,10 standar harga bangunan

Dapur dan Laundri 1,10 standar harga bangunan

Bengkel 1,00 standar harga bangunan

Lab. SLTP/SMA/SMK 1,15 standar harga bangunan

Selasar Luar Beratap/Teras 0,50 standar harga bangunan

BIAYA NON STANDAR FUNGSI KHUSUS

Page 22: 1 Administrasi Kontrak Borongan 3a

BIAYA NON STANDAR LAINNYA

a. Penyiapan lahan;

Biaya non-standar lainnya, meliputi biaya untuk:

b. Pematangan lahan;

j. ……………….

c. Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)d. Penyusunan rencana induk (masterplan);

e. Penyusunan studi Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL);f. Biaya Penyambungan Utilitas (Air, Listrik, Telpon,ddsb);

g. Penyelidikan tanah yang terperinci;

h. Biaya pengelolaan kegiatan, perencanaan, dan pengawasan

untuk perjalanan dinas ke wilayah/lokasi kegiatan yang sukar pencapaiannya/dijangkau oleh sarana transportasi (remote area);i. Perizinan-perizinan khusus karena sifat bangunan,

lokasi/letak bangunan, ataupun karena luas lahan;

Page 23: 1 Administrasi Kontrak Borongan 3a

BIAYA NON STANDAR LAINNYA

k. Biaya Konsultan VE, apabila Satuan Kerja menghendaki pelaksanaan VE dilakukan oleh konsultan independen;

Biaya non-standar lainnya dihitung berdasarkan kebutuhan nyata dan harga pasar yang wajar.

l. Biaya Pekerjaan khusus bangunan gedung ramah lingkungan (green building);

j. Biaya Konsultan studi penyusunan program pembangunan

bangunan gedung negara, untuk bangunan gedung yang penyusunannya memerlukan keahlian konsultan;

Page 24: 1 Administrasi Kontrak Borongan 3a

BIAYA PEMBANGUNAN BGN

BIAYAPEMBANGUNAN

BGN

BIAYA PEKERJAAN

STANDAR

BIAYA PEKERJAAN

NON-STANDAR

PERPRES No. 73 Tahun 2011 Pasal 14

Page 25: 1 Administrasi Kontrak Borongan 3a

PEKERJAAN STANDAR BGN

Pekerjaan Standar BGN

meliputi pekerjaan : struktur, arsitektur , finishing, utilitasDihitung berdasarkan: standar harga satuan tertinggi berdasarkan klasifikasi bangunan

gedung negara; koefisien faktor pengali jumlah lantai bangunan; dan luas bangunan

Biaya Pek. Standar = (HSBGN) (K) (Ltb)

HSBGN : Standar Harga Satuan Tertinggi BGNLtb : Luas total lantai bangunan K : Koefisien jumlah lantai

PERPRES No. 73 Tahun 2011 Pasal 14

Page 26: 1 Administrasi Kontrak Borongan 3a

BIAYA KESELURUHAN BANGUNAN

BIAYA KESELURUHAN BANGUNAN

BIAYA KONSTRUKSI FISIK

BIAYA MK/

BIAYA PENGAWASAN

BIAYA PERENCANAAN

BIAYA PENGELOLAAN KEGIATAN

BIAYA PEKERJAANSTANDAR

BIAYA PEKERJAANNON STANDARmax 150% dari HSBGNPerpres 73 Pasal 16, (3)

HSBGN

Page 27: 1 Administrasi Kontrak Borongan 3a

SIMULASI PENGANGGARAN

Soal :

Program Ruang direncanakan untuk menampung kegiatan Pegawai dan Pengunjung/Tamu yang bersifat Khusus Ke-Kedutaan (Embassy) Besar Republik Indonesia (KBRI) Malaysia di Kuala Lumpur, dengan Pegawai yang terdiri atas:

–   1 Orang Duta Besar (Pejabat Negara)– 40 Orang Home Staff– 84 Orang Local  Staff

Mengingat sifatnya yang khusus (Prestisius), maka Bangunan direncanakan berlantai  5 Lapis.

Berapakah BIAYA KESELURUHAN BANGUNAN yang harus diusulkan untuk Pekerjaan Standar untuk pembangunan

baru Gedung KBRI ini ?

Page 28: 1 Administrasi Kontrak Borongan 3a

Analisa:a. Menampung kegiatan Pegawai GEDUNG KANTOR

b. KBRI Malaysia, di Kuala Lumpur HSBGN Kuala Lumpur

c. Pegawai Terdirii dari: 1 Orang Duta Besar (Pejabat Negara) 40 Orang Home Staff 84 Orang Local  Staff

Jumlah Total Pegawai = 125 Orang

d. Bangunan direncanakan 5 Lantai Bangunan Tidak SederhanaKoefisien Jumlah Lantai = 1,162

SIMULASI PENGANGGARAN

Page 29: 1 Administrasi Kontrak Borongan 3a

1. Menghitung kebutuhan Luas ruang: GEDUNG KANTOR, TIDAK SEDERHANA,     

Jawab:

HSBGN KUALA LUMPUR = Rp. 9. 174. 000,- per M2 *)

*) Data bersumber dari hasil analisa AM-WIN Sdn Bhd, dari Siaran Khas Special Release 2, edisi Januari 2009, tanggal 16 Feb 2009, yang dikeluarkan oleh Jabatan Perangkaan Malaysia (Department of Statistics, Malaysia)

**) Kurs pasaran yang berlaku pertanggal 26 Feb 2009

STANDAR RUANG: 10 M2 per PERSONIL

KEBUTUHAN RUANG:• RUANG KERJA : 125  x 10 M2  = 1.250 M2

PENGGUNA : 125 PERSONIL

2. Menghitung Program Pembiayaan :

• SIRKULASI 25% : 25%  x 1.250  = 312 M2

TOTAL KEBUTUHAN LUAS RUANG = 1.562 M2

KOEFISIEN PENGALI (K)  5 Lantai               = 1,162

BIAYA KONSTRUKSI FISIK PEK. STÁNDAR = (HSBGN) x (K) x (Ltb) = 9. 174. 000,- x 1,162 x 1. 562

USULAN BIAYA KONSTRUKSI FISIK = Rp. 16. 651. 000. 000,-

Page 30: 1 Administrasi Kontrak Borongan 3a

3. Menghitung Program Pembiayaan Keseluruhan Bangunan:

BIAYA KONSTRUKSI FISIK

BIAYA KONSULTAN PERENCANABIAYA KONSULTAN MANAJEMEN KONSTRUKSI

= Rp. 504. 631. 560,-

= Rp. 16. 650. 000. 000,-= Rp. 609. 735. 100,-

BIAYA PENGELOLAAN TEKNIS = Rp. 296. 564. 960,-

= Rp. 17. 960. 931. 620,-BIAYA KESELURUHAN BANGUNAN

Lihat Tabel: Tidak SederhanaHalaman 130

Page 31: 1 Administrasi Kontrak Borongan 3a

TERIMA KASIHTERIMA KASIH

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMJalan Pattimura No. 20 - Kebayoran Baru - Jakarta 12110 Telp (021) 724 4040 - Fac (021) 7251058