º ï õ í ° ä » ä1 ± ä ¸2 º ä1...

32

Upload: hanhan

Post on 06-Feb-2018

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: º Ï Õ Í ° Ä » Ä1 ± Ä ¸2 º Ä1 35$.$56$ 675$7(*,6 237,0$/,6 ... · PDF filemaritim, diantaranya adalah masih belum optimalnya pemanfatan sumberdaya perikanan, ... digariskan

DEPUTI BIDANG KEMARITIMAN DAN SUMBERDAYA ALAMKEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL (BAPPENAS)

JANUARI 2016

PRAKARSA STRATEGISOPTIMALISASI PEMANFAATANPOTENSI KELAUTAN MENUJUTERWUJUDNYA INDONESIASEBAGAI POROS MARITIM

N O N

Page 2: º Ï Õ Í ° Ä » Ä1 ± Ä ¸2 º Ä1 35$.$56$ 675$7(*,6 237,0$/,6 ... · PDF filemaritim, diantaranya adalah masih belum optimalnya pemanfatan sumberdaya perikanan, ... digariskan

Ringkasan Prakarsa Strategis Optimalisasi Pemanfaatan Potensi Kelautan

Menuju Terwujudnya Indonesia sebagai Poros Maritim 2015

KATA PENGANTAR

Kesadaran bangsa akan jati diri sebagai Negara Kepulauan yang terletak di posisi

geostrategis dunia, diantara dua benua dan dua samudera, serta terdapatnya kandungan SDA

kelautan yang sangat tinggi dan beragam di wilayah perairan Indonesia, telah meyakinkan

arah orientasi pembangunan menuju terwujudnya Indonesia sebagai negara kepulauan yang

berorientasi maritim yang kuat, mandiri dan berbasiskan kepentingan nasional. Kemaritiman

dan Kelautan telah ditetapkan sebagai salah satu Dimensi Sektor Unggulan yang penting

dalam roda pembangunan ke depan.

Visi Indonesia menjadi Poros Maritim Dunia dilandasi oleh tinjauan sejarah, letak

geostrategis, dan keinginan supaya eksistensi bangsa harus semakin diperhitungkan ditingkat

regional maupun global. Visi ini sudah barang tentu merupakan langkah jangka panjang,

yang membutuhkan konsistensi kebijakan, kerjasama dan kesungguhan untuk mencapainya.

Untuk mencapai visi Poros Maritim, beberapa aspek penting kelautan dan kemaritiman yang

dimiliki bangsa perlu secara jelas dipetakan kekuatan dan kelemahannya, diketahui

tantangannya. Setelah dikenali secara detail pokok persoalannya, selanjutnya kita mulai

menyusun rancang bangun secara integratif dan holistik serta merencanakan langkah

implementasinya.

Prakarsa Strategis ini menguraikan segenap aspek secara menyeluruh, dari mulai

menyangkut terminologi Poros Maritim sampai dengan bagaimana pentahapan

pencapaiannya. Diharapkan Prakarsa ini menjadi awal pemikiran komprehensif dalam

memandang visi besar kelautan di masa depan. Penyusunan konsepsi ini dilakukan dengan

serangkaian diskusi terfokus baik di pusat dan daerah, yang melibatkan berbagai narasumber

dari beragam disiplin keahlian, baik pemerintah, swasta, masyarakat sipil, asosiasi dan

akademisi. Namun walaupun demikian, kami meyakini masih terdapatnya

ketidaksempurnaan dalam dokumen ini. Untuk itu kami terus membuka komunikasi kepada

segenap pihak untuk bersama-sama membangun persepsi dan konsepsi yang sama didalam

mewujudkan visi besar Indonesia sebagai Poros Maritim.

Jakarta, Januari 2016

Endah Murniningtyas

Page 3: º Ï Õ Í ° Ä » Ä1 ± Ä ¸2 º Ä1 35$.$56$ 675$7(*,6 237,0$/,6 ... · PDF filemaritim, diantaranya adalah masih belum optimalnya pemanfatan sumberdaya perikanan, ... digariskan
Page 4: º Ï Õ Í ° Ä » Ä1 ± Ä ¸2 º Ä1 35$.$56$ 675$7(*,6 237,0$/,6 ... · PDF filemaritim, diantaranya adalah masih belum optimalnya pemanfatan sumberdaya perikanan, ... digariskan

Ringkasan Prakarsa Strategis Optimalisasi Pemanfaatan Potensi Kelautan

Menuju Terwujudnya Indonesia sebagai Poros Maritim 2015

Halaman | 0

OPTIMALISASI PEMANFAATAN POTENSI KELAUTAN

MENUJU TERWUJUDNYA INDONESIA SEBAGAI POROS MARITIM

ABSTRAK

Email : [email protected]

Visi pembangunan nasional jangka panjang adalah membangun Indonesia sebagai negara

kepulauan yang berorientasi maritim. Letak geostrategis dan tinjauan sejarah bangsa telah

menjadi pijakan kuat untuk membangun visi Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia. Pilar

negara maritim sebagaimana yang disampaikan oleh Presiden mencakup 5 pilar yaitu,

membangun budaya maritim; (ii) menjaga dan mengelola sumberdaya laut; (iii) membangun

infrastruktur dan konektivitas maritim; (iv) memperkuat diplomasi maritim; (v) dan

membangun kekuatan pertahanan maritim. Kajian ini bertujuan untuk mengidentifikasi isu-

isu strategis dan aspek-aspek utama dalam pengembangan poros maritim; memetakan

tantangan utama di setiap sektor yang terkait dengan persoalan kemaritiman; menyusun

Rancang Bangun dan Agenda Utama Pembangunan di setiap sektor untuk mendukung Poros

Maritim; menyusun Kerangka Kerja Pembangunan Indonesia sebagai Poros Maritim.

Metodologi kajian yang dipakai menggunakan sumberdata primer dan sekunder berasal dari

serial diskusi terfokus yang melibatkan berbagai narasumber dengan latar belakang yang

beragam, baik di pusat maupun di daerah; serta studi literatur. Yang selanjutnya diuraikan

secara deskriptif dan dianalisa secara mendalam. Hasil kajian menguraikan beberapa

tantangan yang masih dihadapi disetiap sektor terkait, yang akan menjadi domain poros

maritim, diantaranya adalah masih belum optimalnya pemanfatan sumberdaya perikanan,

disparitas regional dan transportasi laut yang tidak efisien, lemahnya pengelolaan pulau-pulau

kecil strategis, rendahnya pemanfatan sumberdaya kelautan, tata kelola kelembagaan yang

belum serasi, yang menyangkut tataruang laut, pengaturan pengawasan, pengelolaan alur

laut; budaya bahari yang sudah lama ditinggalkan dan rusaknya daya dukung lingkungan laut.

Diperlukan 3 jenis transformasi, yang mencakup cara pandang/paradigma, pengelolaan

ekonomi maritim, dan efektivitas tata kelola. Mengingat bahwa perwujudan Poros maritim

dunia merupakan visi jangka panjang, maka dibutuhkan roadmap dan milestone

pentahapannya sampai dengan tahun 2045. Langkah awal untuk memulai perwujudan visi ini

dimulai dengan penegasan kedaulatan, pengembangan konektivitas sejalan dengan

pembangunan regional, pembangunan ekonomi maritim sebagai “core”, penguasaan iptek

kelautan dan penataan mekanisme kerja kelembagaan kemaritiman dimasa mendatang

Kata kunci: poros maritim, transformasi, pilar maritim, ekonomi maritim, tata kelola

Page 5: º Ï Õ Í ° Ä » Ä1 ± Ä ¸2 º Ä1 35$.$56$ 675$7(*,6 237,0$/,6 ... · PDF filemaritim, diantaranya adalah masih belum optimalnya pemanfatan sumberdaya perikanan, ... digariskan
Page 6: º Ï Õ Í ° Ä » Ä1 ± Ä ¸2 º Ä1 35$.$56$ 675$7(*,6 237,0$/,6 ... · PDF filemaritim, diantaranya adalah masih belum optimalnya pemanfatan sumberdaya perikanan, ... digariskan

Ringkasan Prakarsa Strategis Optimalisasi Pemanfaatan Potensi Kelautan

Menuju Terwujudnya Indonesia sebagai Poros Maritim 2015

Halaman | 1

I. Latar Belakang

1. Sesuai arahan Presiden, sudah saatnya kita kembali ke laut, kembali menjadikan laut

sebagai kekuatan bangsa dan negara Indonesia, sehingga Indonesia dapat menjadi Poros

Maritim Dunia. Tonggak baru pembangunan negara maritim dicanangkan oleh

Presiden Indonesia ke-7. Cuplikan pidato pelantikan Joko Widodo sebagai Presiden

RI di MPR pada tanggal 20 Oktober 2014, merupakan orientasi baru dan tonggak

kebangkitan bangsa Indonesia menjadi negara kepulauan yang segala aktivitasnya

haruslah mencirikan kemaritiman.

2. Untuk menterjemahkan arahan

Presiden tersebut diatas, maka perlu

dilakukan kajian komprehensif

untuk penyusunan konsepsi

menjadikan Indonesia menuju Poros

Maritim Dunia. Indonesia memiliki

posisi geografis strategis, diantara

dua benua dan dua samudera,

menjadi alur pelayaran laut dunia

yang penting, yang menjadi modal

utama untuk bisa dimanfaatkan guna

mewujudkan Poros Maritim Dunia.

Di dalam UU No 17/2007 tentang

RPJPN 2005-2025, ditegaskan

dalam Misi ke-7 untuk Mewujudkan

Indonesia Menjadi Negara

Kepulauan yang Mandiri, Maju,

Kuat dan Berbasiskan Kepentingan

Nasional (Kotak 1)

3. Lebih lanjut, sesuai Pidato di East Asian Summit tahun 2014, Presiden menyampaikan

5 (lima) pilar Pembangunan Poros Maritim yang mencakup: (i) membangun budaya

maritim; (ii) menjaga dan mengelola sumberdaya laut; (iii) pengembangan

infrastruktur dan konektivitas maritim; (iv) memperkuat diplomasi maritim dan

(v) sebagai Negara yang menjadi titik tumpu dua samudera, Indonesia wajib

membangun kekuatan pertahanan maritim.

“Kita harus bekerja dengan sekeras-kerasnya untuk mengembalikan Indonesia sebagai negara

maritim. Samudra, laut, selat dan teluk adalah masa depan peradaban kita. Kita telah terlalu lama

memunggungi laut, memunggungi samudra, memunggungi selat dan teluk. Kini saatnya kita

mengembalikan semuanya sehingga Jalesveva Jayamahe, di Laut justru kita jaya, sebagai

semboyan nenek moyang kita di masa lalu, bisa kembali membahana.”

Kotak 1. Misi: Mewujudkan Indonesia Menjadi

Negara Kepulauan yang Mandiri, Maju, Kuat dan

Berbasiskan Kepentingan Nasional

Arah Kebijakan Pembangunan :

1. Membangkitkan wawasan dan Budaya bahari

2. Meningkatkan dan Menguatkan Peran SDM di bidang

Kelautan

3. Menetapkan Wilayah NKRI, aset dan hal-hal terkait

di dalamnya termasuk kewajibian yang telah

digariskan oleh hukum laut UNCLOS 1982.

4. Melakukan Pengamanan wilayah kedaulatan

yurisdiksi dan aset NKRI

5. Mengembangkan industri kelautan secara sinergi,

optimal dan berkelanjutan

6. Mengurangi dampak bencana pesisir dan pencemaran

laut

7. Meningkatnya kesejahteraan keluarga miskin di

kawasan pesisir.

Page 7: º Ï Õ Í ° Ä » Ä1 ± Ä ¸2 º Ä1 35$.$56$ 675$7(*,6 237,0$/,6 ... · PDF filemaritim, diantaranya adalah masih belum optimalnya pemanfatan sumberdaya perikanan, ... digariskan

Ringkasan Prakarsa Strategis Optimalisasi Pemanfaatan Potensi Kelautan

Menuju Terwujudnya Indonesia sebagai Poros Maritim 2015

Halaman | 2

II. Tujuan dan Output

4. Tujuan. Kajian Penyusunan Konsep ini secara khusus ditujukan untuk: (i)

Mengidentifikasi isu-isu strategis dan aspek-aspek utama dalam pengembangan poros

maritim; (ii) Memetakan tantangan utama di setiap sektor yang terkait dengan persoalan

kemaritiman; (iii) Menyusun Rancang Bangun dan Agenda Pembangunan di setiap

Sektor untuk mendukung Poros Maritim; (iv) Menyusun kerangka kerja pengembangan

Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia.

5. Output. Output kajian ini berupa Laporan Konsep Pembangunan Poros Maritim.

Laporan bermanfaat untuk menjadi pedoman awal pemikiran komprehensif tentang

pengertian Poros Maritim dan langkah-langkah pembangunannya. Pedoman awal dapat

digunakan untuk koordinasi pembangunan Poros Maritim secara terpadu; dan sebagai

rujukan bagi masing-masing sektor dan pemangku kepentingan untuk mengembangkan

program dan langkah-langkah yang sinergis sejalan dengan konsep yang disusun.

III. Metodologi

6. Metoda Pelaksanaan Kajian. Proses penyusunan Konsep Poros Maritim diperoleh

melalui masukan dari berbagai Narasumber dan serangkaian Diskusi Terfokus, baik di

Pusat maupun di Daerah untuk menampung aspirasi dari wilayah Timur dan Barat;

serta studi literatur Data-data primer dan sekunder yang diperoleh selanjutnya dianalisa

dengan dept analysis. Proses FGD dan list para pembicara, baik dari pakar, praktisi

maupun pelaksana kebijakan, disampaikan dalam Lampiran.

7. Kerangka Kerja Kajian dilakukan dalam 3 tahap. Tahap Pertama adalah tahapan

pengkajian potensi (assesment) yakni melakukan identifikasi, pemetaan dan telaah

terhadap hal-hal yang melatar-belakangi pentingnya kemaritiman bagi Indonesia;

Tahap Kedua adalah mengkaji isu penting, tantangan dan peluang tersebut secara

bersamaan, dengan merancang bangun pembangunan kelautan dan kemaritiman menuju

poros maritim dunia. Tahap ketiga adalah merumuskan langkah kedepan, roadmap,

milestone dan pentahapan secara garis besar dalam rangka mewujudkan Indonesia

sebagai Poros Maritim Dunia (Gambar 1).

Page 8: º Ï Õ Í ° Ä » Ä1 ± Ä ¸2 º Ä1 35$.$56$ 675$7(*,6 237,0$/,6 ... · PDF filemaritim, diantaranya adalah masih belum optimalnya pemanfatan sumberdaya perikanan, ... digariskan

Ringkasan Prakarsa Strategis Optimalisasi Pemanfaatan Potensi Kelautan

Menuju Terwujudnya Indonesia sebagai Poros Maritim 2015

Halaman | 3

IV. Hasil Kajian dan Analisis

4.1. Landasan dan Modal Menjadi Poros Maritim Dunia

8. Landasan dan Modal menjadi Poros Maritim Dunia. Perwujudan Indonesia sebagai

Poros Maritim memiliki landasan kuat dari berbagai segi, baik landasan hukum,

tinjauan sejarah, mapupun kekuatan sosial ekonomi yang dapat dijadikan “domain” dan

peluang baru yang timbul dengan adanya dinamika geoekonomi dan geopolitik dunia

dan kawasan/regional.

a. Pertama, berdasarkan kerangka hukum yang ada, pengertian negara maritim

perlu mengacu pada Pasal 25 Amandemen ke-2 UUD 1945 sebagai basis, yang

menyatakan: “Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara

kepulauan yang berciri Nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan hak-

haknya ditetapkan dengan undang-undang” Artinya esensi NKRI sebagai negara

kepulauan tetap menjadi ciri khas, namun perlu didukung juga dengan

kemampuan kemaritiman yang kuat.

• REVIEW ASPEK PENTING KELAUTAN DAN KEMARITIMAN

• IDENTIFIKASI TANTANGAN DAN PEUANG DALAM SETIAP ASPEK DI ATAS

BAGIAN I. PENDALAMAN

•RANCANG BANGUN MENUJU POROS MARITIM DUNIA

BAGIAN II. KERANGKA

MENUJU POROS MARITIM DUNIA

•LANGKAH MENUJU INDONESIA SEBAGAI POROS MARITIM DUNIA

BAGIAN III. LANGKAH KE DEPAN

(THE WAY FORWARD)

Gambar 1. Kerangka Kerja Kajian

Page 9: º Ï Õ Í ° Ä » Ä1 ± Ä ¸2 º Ä1 35$.$56$ 675$7(*,6 237,0$/,6 ... · PDF filemaritim, diantaranya adalah masih belum optimalnya pemanfatan sumberdaya perikanan, ... digariskan

Ringkasan Prakarsa Strategis Optimalisasi Pemanfaatan Potensi Kelautan

Menuju Terwujudnya Indonesia sebagai Poros Maritim 2015

Halaman | 4

b. Kedua. Berbagai aspek pembangunan negara kepulauan, sebagaimana diuraikan

dalam misi ke 7 RPJP 2005-2015, merupakan “aset kuat” untuk disinergikan dan

didayagunakan untuk

menjadikan posisi geostrategis

Indonesia bisa diolah menjadi

kekuatan geoekonomi dan

geopolitik dan sebagai

“domain” menuju Poros

Maritim Dunia. Pemilihan

domain sebagai andalan ini

penting sekali, mengingat

beberapa negara lain yang lebih

dahulu menguasai aspek

kemaritiman dunia telah

memiliki “domain” yang

dijadikan sebagai andalan

(Kotak 2)).

c. Ketiga, apabila aset yang berpotensi menjadi domain tidak mampu kita

manfaatkan secara baik, maka akan timbul beban (liability) yang harus kita

tanggung ke depan, yang berupa: (i) Aset sumberdaya kelautan akan dieksploitasi

bangsa lain; (ii) Posisi geografis akan dimanfaatkan negara lain menjadi hub; (iii)

Indonesia akan menjadi negara “penonton”, penjaga lalu lintas ALKI tanpa

mendapat manfaat; malahan bisa mendapatkan polusi yang ditimbulkan dari

berbagai kegiatan tersebut.

d. Keempat, Dari sejarah masa kerajaan nusantara dan masa kolonial, nampak

bahwa untuk menjadi Poros Maritim bukan hanya berperan secara pasif

memanfaatkan posisi geografis, namun bagaimana mampu penggunaan seluruh

kekuatan bangsa dan negara Indonesia untuk (i) berkontribusi dalam peradaban

maritim dunia; (ii) berperan dalam global supply chain system (memiliki pangsa

/share yang cukup dominan, menjadi hub dalam suatu rantai’; dan (iii) berperan

dalam jaringan dan diplomasi dunia di bidang kelautan dan kemaritiman.

e. Kelima, Berkembangnya Geo-Ekonomi dan Geopolitik Dunia. Pusat ekonomi

dunia ke depan diperkirakan akan bergeser terutama dari kawasan Eropa-Amerika

ke kawasan Asia Pasifik. Kontribusi Pendapatan Domestik Bruto (PDB) negara

berkembang terhadap PDB Dunia pada tahun 2019 diperkirakan akan mencapai

43,8 persen; dimana pada tahun 2010 hanya sebesar 34,1 persen. Akibatnya,

aliran modal asing ke negara berkembang diperkirakan akan terus meningkat,

terutama ke negara berkembang di kawasan Asia dan Amerika Latin.

Sumber pertumbuhan akan bertumpu di negara berkembang, sehingga aliran

perdagangan di kawasan ini akan meningkat; tidak saja perdagangan barang

namun juga perdagangan jasa, seperti: jasa logistik dan distribusi, jasa

transportasi, jasa keuangan, dan lain-lain.

Kotak 2. Domain khusus untuk menjadi Poros

Maritim Dunia

1. Inggris (menguasai aspek keuangan dan

regulasi),

2. Amerika Serikat (menguasai secara militer

hampir seluruh Sea Lines of

Communications/SLOCs),

3. Korea Selatan (raksasa galangan kapal dunia),

4. Denmark (mengontrol 15% kapasitas kapal

kontainer global melalui Maersk Group)

5. Singapura dengan Port of Singapore Authority

(sebagai operator pelabuhan terbesar dunia).

Page 10: º Ï Õ Í ° Ä » Ä1 ± Ä ¸2 º Ä1 35$.$56$ 675$7(*,6 237,0$/,6 ... · PDF filemaritim, diantaranya adalah masih belum optimalnya pemanfatan sumberdaya perikanan, ... digariskan

Ringkasan Prakarsa Strategis Optimalisasi Pemanfaatan Potensi Kelautan

Menuju Terwujudnya Indonesia sebagai Poros Maritim 2015

Halaman | 5

Selain itu, berkembangnya regionalisasi perdagangan di dunia, seperti adanya

Regional Comprehensive Economic Partnership dan Trans-Pacific Partnership

dapat menjadi peluang baru, apabila Indonesia memperkuat diri dan

meningkatkan peran sebagai negara yang berada di titik persimpangan dua

samudera dan dua benua dan menjadi poros di tengah-tengah

perputaran/dinamika dunia.

4.2. Unsur Pembangun Poros Maritim Dunia

9. Aspek penting untuk dibangun agar dapat mewujudkan Poros Maritim Dunia. Berbagai aspek yang merupakan unsur-unsur pembangunan kelautan dan kemaritiman

dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar. Kelompok pertama adalah aspek

ekonomi kelautan dan kemaritiman yang menjadi aset andalan pengembangan dan

pembangunan Poros Maritim; Kelompok kedua, adalah aspek-aspek yang merupakan

komponen tata kelola, yang akan menentukan bagaimana aspek pertama tersebut dapat

dikelola dan dikembangkan arahnya untuk mewujudkan Poros Martim Dunia. Kedua

kelompok aspek tersebut, secara integratif penting untuk dikelola sebagai “domain”

Indonesia untuk menjadi Poros Maritim Dunia.

10. Kelompok aspek Ekonomi Kelautan dan Kemaritiman

a. Perikanan. Sumberdaya perikanan dan kelautan perlu dikelola agar tetap

menjadi kekayaan alam yang berlimpah di perairan Indonesia. Kekuatan armada

perikanan nasional, baik skala besar-menengah-kecil, perlu diperkuat setelah

keberhasilan penanganan illegal fishing. Perikanan budidaya memiliki potensi

besar, terutama budidaya laut dan payau yang perlu dimanfaatkan secara optimal,

dimana kontribusinya akan terus meningkat, sejalan dengan peningkatan

konsumsi ikan di dunia. Selanjutnya, terkait perbaikan pengelolaan perikanan

tangkap, dibutuhkan manajemen WPP yang lebih tapat, karena walaupun sudah

lama ada penetapan 11 WPP, namun belum dimanfaatkan sebagai alat untuk

pembangunan perwilayahan perikanan secara strategis. Dengan semakin

tingginya permintaan konsumsi ikan dunia maupun kebutuhan domestik, maka

peningkatan produktifitas dan produksi perikanan budidaya dan perikanan

tangkap menjadi penting.

b. Migas dan Mineral Laut. Pemanfaatan migas lepas pantai (offshore) dan

mineral dasar laut sebagai sumber energi merupakan potensi baru jasa kelautan

yang harus dikembangkan. Penguasaan bangsa Indonesia atas aset tersebut masih

rendah dan belum meratanya akses energi di seluruh wilayah Indonesia.

Eksplorasi dan eksploitasi mineral lepas pantai dan dasar laut perlu dilakukan

secara bertahap. Pengembangan kapasitas dalam negeri dalam menguasai usaha

Migas dan Mineral offshore (laut lepas) perlu ditingkatkan baik dari sisi

penguasaan teknologi, pengembangan SDM kemampuan permodalannya.

c. Transportasi laut dan industri maritim. Transportasi laut (tol laut) merupakan

aspek penting dalam poros maritim. Selama ini, dengan paradigma pembangunan

yang beorientasi daratan, maka laut diperlakukan sebagai pemisah daratan NKRI.

Page 11: º Ï Õ Í ° Ä » Ä1 ± Ä ¸2 º Ä1 35$.$56$ 675$7(*,6 237,0$/,6 ... · PDF filemaritim, diantaranya adalah masih belum optimalnya pemanfatan sumberdaya perikanan, ... digariskan

Ringkasan Prakarsa Strategis Optimalisasi Pemanfaatan Potensi Kelautan

Menuju Terwujudnya Indonesia sebagai Poros Maritim 2015

Halaman | 6

Sebagai akibatnya sistem transportasi laut banyak ketinggalan dibanding

pengembangan transportasi udara apalagi darat. Pembangunan kemaritiman

memberikan mandat bahwa laut menjadi penghubung pulau-pulau, sehingga

transportasi laut merupakan perekat dan unsur terpenting untuk pembangunan

Poros Maritim. Transportasi laut harus mampu menghubungkan antar pulau

secara efektif, sehingga pusat-pusat pertumbuhan baru di luar pulau Jawa akan

berkembang, sehingga mengurangi kesenjangan Jawa-luar Jawa. Pengembangan

transportasi laut ini perlu didukung dengan pembangunan industri maritim yang

mencakup pembangunan galangan kapal dan industri komponen kapal,

pembangunan pelabuhan dan industri pelayaran, yang harus dijalankan secara

simultan untuk terwujudnya konektivitas maritim.

d. Potensi Baru: Wisata Bahari, Biodiversity Laut dan Potensi Intangible

lainnya. Pantai dan pesisir Indonesia yang sangat panjang, banyak mengandung

kekayaan biodiversity pesisir dan laut yang belum dimanfaatkan secara optimal.

Kekayaan bidodiversitas laut yang berada di daerah konervasi laut, sangat

potensial untuk wisata bahari. Pengembangan potensi wisata pulau-pulau kecil

dengan terumbu karangnya, sangat bermanfaat untuk kesejahteraan masyarakat

pesisir dan pulau-pulau kecil. Kekayaan bidodiversity laut juga berpotensi untuk

menjadi bahan pangan baru, bahan pemelihara kebugaran dan kosmetika, bahan

obat, dan bahan bioteknologi, serta menjadi pendapatan “hijau”. Potensi laut

lain untuk energi misalnya juga masih perlu terus dieksplorasi sehingga laut

benar-benar membawa manfaat kesejahteraan dan sumber pertumbuhan

perekonomian masyarakat dan negara.

e. Pulau Kecil terluar/terdepan. Indonesia

memiliki 92 pulau kecil terluar/terdepan, yang

selain penting untuk pengembangan potensi

baru, juga merupakan titik-titik terluar

strategis untuk titik luar pertahanan dan

keamanan nasional. Berbagai negara di dunia

saling memperebutkan pulau-pulau kecil yang

berlokasi di titik strategis di berbagai

samudera. Untuk itu, pulau kecil terluar di

Indonesia perlu dijadikan titik strategis untuk

persebaran kekuatan pertahanan dan

keamanan maritim, menegakan kedaulatan

negara sekaligus untuk mendukung dan

memperkuat pembangunan Indonesia

sebagai Poros Maritim Dunia.

11. Kelompok Aspek Tata kelola. Aset/kekayaan Kelautan dan Kemaritiman tidak

akan bermanfaat apabila tidak didukung oleh strategi pengelolaan yang tepat.

Beberapa aspek kemaritiman yang termasuk dalam kategori tata kelola adalah sebagai

berikut:

Gambar 2. Lokasi Pulau-pulau Kecil Strategis

Page 12: º Ï Õ Í ° Ä » Ä1 ± Ä ¸2 º Ä1 35$.$56$ 675$7(*,6 237,0$/,6 ... · PDF filemaritim, diantaranya adalah masih belum optimalnya pemanfatan sumberdaya perikanan, ... digariskan

Ringkasan Prakarsa Strategis Optimalisasi Pemanfaatan Potensi Kelautan

Menuju Terwujudnya Indonesia sebagai Poros Maritim 2015

Halaman | 7

a. Penataan Ruang Laut. Ruang laut yang terdiri dari permukaan laut, kolom laut

dan dasar laut, membutuhkan pengaturan yang tepat. Pemanfaatan ruang laut ke

depan akan semakin berkembang untuk berbagai kepentingan, diantaranya untuk

transportasi laut/pelayaran, perikanan tangkap, pembangunan sarana

prasarana/bangunan laut, peletakan kabel/pipa laut, dan alat navigasi laut.

Pengelolaan tata ruang dan zonasi pesisir diperlukan untuk sinergitas

pembangunan lintas sektor sekaligus mewujudkan pengelolaan yang

mensejahterakan masyarakat di daerah pesisir. Pemanfaatan ruang laut untuk

aktifitas dunia usaha perlu memperhatikan rentang kendali pengelolaan, dengan

memperhatikan adanya desentralisasi pembangunan, dengan tetap mengutamakan

dan menjaga kesatuan laut yang menjadi penyatu dan ciri Negara Kepulauan

Indonesia.

b. Pengaturan Alur Laut Kepulauan. Sebagai negara kepulauan, Indonesia

dilintasi 3 alur ALKI (Alur Laut Kepulauan Indonesia) yang berfungsi sebagai

alur pelayaran laut dunia untuk transportasi logistik dan perdagangan, yaitu: (1)

ALKI I melintasi Laut Cina Selatan-Selat Karimata-Laut DKI-Selat Sunda; (2)

ALKI II melintasi Laut Sulawesi-Selat Makassar-Luatan Flores-Selat Lombok;

dan (3) ALKI III Melintasi Sumadera Pasifik-Selat Maluku, Laut Seram-Laut

Banda. Untuk menuju poros maritim, maka perkembangan ekonomi laut dan

maritim perlu ditingkatkan dan dilaksanakan dengan pemanfaatan ALKI

pelayaran internasional dan menjadikan Indonesia sebagai “hub” perekonomian

dunia. Selain itu, kota-kota perlintasan ALKI dapat dibangun menjadi kota bandar

internasional yang selaras dengan peran Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia.

c. Pengawasan Laut. Pengawasan

kegiatan pemanfaatan jasa kelautan,

termasuk lalu lintas di laut dilakukan

oleh banyak lembaga (Diantaranya

Kepolisian, TNI Angkatan Laut,

Kementerian Perikanan, Kementerian

Perhubungan, Kementerian

Keuangan/Bea Cukai). Dalam Bagan 1

memang sudah dibentuk lembaga

Bakamla untuk koordinasi berbagai

lembaga yang ada tersebut. Akan tetapi,

belum memiliki hubungan yang dominan

untuk menyelesaikan masalah di laut

dengan cepat, ketiadaan “single

authorities” selama ini menimbulkan

ekses adanya pemeriksaan oleh bebagai lembaga sehingga memperlambat

kelancaran pelaku usaha dan membuka peluang penyimpangan di laut. Dalam

Bagan 1 juga nampak bahwa masih adanya “grey area” antara pengawasan

militer untuk keperluan pertahanan keamanan, dengan pengawasan pelayaran

sipil. Untuk saat ini, koordinasi berbagai lembaga nampak mencukupi. Akan

tetapi, dengan semakin pentingnya kesatuan dan keterpaduan upaya pertahanan

dan keamanan NKRI untuk mendukung Poros Maritim; dan akan semakin

Bagan 1. Gambaran Sistem Pengawasan Laut

Page 13: º Ï Õ Í ° Ä » Ä1 ± Ä ¸2 º Ä1 35$.$56$ 675$7(*,6 237,0$/,6 ... · PDF filemaritim, diantaranya adalah masih belum optimalnya pemanfatan sumberdaya perikanan, ... digariskan

Ringkasan Prakarsa Strategis Optimalisasi Pemanfaatan Potensi Kelautan

Menuju Terwujudnya Indonesia sebagai Poros Maritim 2015

Halaman | 8

Gambar 3. Sumber Daya Pertahanan Keamanan dalam

Menjaga Kedaulatan Maritim NKRI

berkembangnya pelayaran sipil dan komersial di perairan Indonesia, maka perlu

ada pemisahan jelas antara fungsi pengawasan untuk pertahanan keamanan dan

menegakkan kedaulatan NKRI, dengan fungsi pengawasan untuk keamanan

pelayaran sipil.

d. Pertahanan dan Keamanan untuk Kedaulatan NKRI. Perkembangan

ekonomi kelautan dan

kemaritiman, perlu didukung

dengan sistem pertahanan dan

keamanan yang kuat dan tangguh

sehingga dapat menopang

pemanfaatan “domain” yang

dibangun menjadi kekuatan

strategis geoekonomi dan

geopolitik. Sistem pertahanan dan

keamanan integratif darat-udara-

laut perlu dibangun sesuai dengan

transformasi paradigma yang

berkonsentrasi. keseimbangan

darat-laut-udara yang tepat, perlu

dikembangkan baik personil, maupun peralatan pertahanan keamanan, untuk

menjaga kedulatan dan mempertahankan negara pada saat Indonesia nantinya

menjalankan perannya sebagai Poros Maritim Dunia.

e. Budaya Bahari, SDM dan Iptek Kelautan yang meliputi cara

pandang/paradigma dan budaya yang tercermin pada wujud konkrit seperti

perilaku dan kebiasaan/budaya bahari, penguasaan imu pengetahuan dan

teknologi, serta kapasitas sumberdaya manusia.

Cara pandang merupakan unsur terpenting dan perlu diinternalisasikan ke dalam

semua aspek pembangunan kelautan dan kemaritiman. Pemahaman dan aplikasi

budaya bahari perlu ditingkatkan. Hal ini mencakup pemahaman yang mendalam

akan peran laut sebagai sumber kesejahteraan bangsa sekaligus bagaimana peran

bangsa dalam memanfaatkan laut, hal ini disebut dengan ocean literacy, yang

mencakup aspek knowhow, know the facts and skill yang perlu dibangun kembali,

karena selama ini pembangunan sudah sangat berorientasi darat, sehingga

kebiasaan masyarakat, kemampuan sumberdaya manusia kelautan dan

kemaritiman juga relatif tertinggal. Untuk itu: (i) Kapasitas sumberdaya manusia

di berbagai bidang di atas perlu dikembangkan secara lengkap dan sinergi; (ii)

Generasi muda perlu diarahkan pandangannya, sehingga dapat menempatkan laut

sebagai titik sentral paradigma, perilaku dan langkah mereka; (iii) Kearifan lokal

perlu dihidupkan kembali, terutama yang mendukung dan menjadi aset budaya

maritim Indonesia, yang mungkin sangat berbeda dengan budaya maritim di

negara dan wilayah dunia lainnya.

Page 14: º Ï Õ Í ° Ä » Ä1 ± Ä ¸2 º Ä1 35$.$56$ 675$7(*,6 237,0$/,6 ... · PDF filemaritim, diantaranya adalah masih belum optimalnya pemanfatan sumberdaya perikanan, ... digariskan

Ringkasan Prakarsa Strategis Optimalisasi Pemanfaatan Potensi Kelautan

Menuju Terwujudnya Indonesia sebagai Poros Maritim 2015

Halaman | 9

Ilmu pengetahuan dan teknologi kelautan dan kemaritiman perlu diperkuat dan

dikembangkan sejalan dengan pengembangan aspek-aspek ekonomi dan tata

kelola. Pusat keunggulan iptek (center of excellence) perlu disusun sesuai kondisi

kelautan dan kemaritiman dan ditempatkan pada posisi-posisi geografis yang

strategis sesuai kondisi wilayah NKRI. Penguasaan ilmu pengetahuan dan

teknologi oleh bangsa Indonesia perlu ditingkatkan agar daya saingnya dapat

digunakan untuk mengembangkan inovasi teknologi kelautan dan kemaritiman

mendukung wujud Indonesia sebagai Poros Maritim. Penguasaan SDM dan Iptek

tidak hanya untuk kepentingan sebatas wilayah geografis negara kepulauan

Indonesia, namun juga ZEE dan bahkan wilayah laut internasional, dimana semua

negara memiliki hak kepentingan, untuk eksistensi di masa depan. Kolaborasi

seluruh komponen bangsa untuk menghasilkan SDM unggul dan iptek yang maju

sangat penting dilakukan dan dikelola agar dapat menghasilkan penguasaan

inovasi teknologi yang tangguh dan sejalan dengan kebutuhan eksplorasi dan

eksploitasi kekayaan kelautan dan kamaritiman Indonesia.

f. Kualitas dan Daya Dukung Lingkungan Laut. Seluruh aspek ekonomi

kelautan dan kemaritiman dan unsur-unsur tata kelola sebagaimana diuraikan di

atas, berada dalam satu wadah laut dan daratan Indonesia sebagai satu kesatuan.

Untuk itu kelestarian fungsi pesisir dan laut akan menjadi penentu pula eksistensi

dan keberlanjutan siklus ekosistem laut dan kemampuannya untuk menopang

ekonomi laut-darat yang akan dikembangkan menjadi “domain” Indonesia

sebagai poros Maritim. Tanpa pemeliharaan kualitas ekosistem di darat, perairan,

pesisir dan laut maka tidak akan ada keberlanjutan ekonomi kelautan dan

kemaritiman sebagai kekuatan menuju Poros Maritim dunia.

Pada saat ini, kualitas dan daya dukung laut masih menjadi prioritas rendah, dan

bahkan Indonesia masih memiliki laut yang memiliki sampah plastik yang tinggi

di dunia. Selanjutnya, beberapa lokasi perairan Indonesia juga memiliki tingkat

polusi tinggi, dan pesisir Indonesia mengalami kerusakan yang disebabkan abrasi

yang tinggi karena hilangnya hutan mangrove, namun juga tercemar sebagai

akibat dari masih banyaknya sungai yang menjadi tempat buangan berbagai

macam sampah dan polusi dari industri kecil dan besar di Indonesia.

4.3. Kerangka Pembangunan Menuju Poros Maritim Dunia

12. Pengembangan Poros Maritim perlu dengan jelas: (i) mensinergikan pengembangan

sektor-sektor kelautan dan kemaritiman sebagai aset yang menjadi andalan Indonesia

agar dapat menjadi poros maritim; (ii) bagaimana segenap aset dikelola agar dapat

dimanfaatkan secara optimal; (iii) bagaimana kesemuanya itu diwadahi oleh sistem

pertahanan dan keamanan sehingga menjadi kekuatan strategis dan dapat digunakan

untuk mewujudkan posisi Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia. Pengelolaan secara

integrated terhadap aspek-aspek tersebut di atas, akan menjadi domain kuat Poros

Maritim, yang memerlukan dilakukannya 3 (tiga) Transformasi, yaitu: (1) Transformasi

Cara Pandang/ Paradigma; (2) Transformasi Ekonomi; dan (3) Transformasi

Kelembagaan.

Page 15: º Ï Õ Í ° Ä » Ä1 ± Ä ¸2 º Ä1 35$.$56$ 675$7(*,6 237,0$/,6 ... · PDF filemaritim, diantaranya adalah masih belum optimalnya pemanfatan sumberdaya perikanan, ... digariskan

Ringkasan Prakarsa Strategis Optimalisasi Pemanfaatan Potensi Kelautan

Menuju Terwujudnya Indonesia sebagai Poros Maritim 2015

Halaman | 10

13. Transformasi : Laut adalah unsur pengikat sehingga konektivitas laut agar dihidupkan;

laut dan air (sungai, danau) adalah aset penting yang harus dijaga keberlanjutannya,

ditempatkan di depan, dimanfaatkan secara seimbang dari aspek ekonomi dan

ekologisnya, sehingga tetap terjaga sampai generasi mendatang; pertahanan dan

keamanan baik darat, laut dan udara perlu bersatu menjaga kepentingan nasional dan

kedaulatan bangsa di wilayah NKRI. Cara memandang nilai laut ini perlu diinternalkan

kesemua aspek pembangunan kelautan dan kemaritiman, agar aspek-aspek penting

yang diuraikan di atas, dapat dibangun menjadi “domain” pembangunan menuju Poros

Maritim Dunia. Internalisasi paradigma ini berpengaruh pada perlunya transformasi

ekonomi, transformasi tata kelola yang di dalamnya termasuk penguasaan teknologi

dan transformasi kelembagaan yang meliputi lembaga dan pengaturan di bidang

hankam, hukum dan politik. Transformasi sistem pertahanan termasuk pentingnya

sistem pertahanan darat-laut-udara yang dapat mendukung mewujudkan Indonesia

sebagai Poros Maritim.

Rancang bangun dan pentingnya 3 (tiga) transformasi di atas memerlukan waktu untuk

melaksanakan dan mewujudkannya, sehingga diperlukan dukungan politik tidak hanya

Kepala Negara pada saat ini, namun juga Kepala Negara periode berikutnya.

Pembangunan Poros Maritim adalah visi perjuangan jangka panjang. Dengan demikian,

Bagan 2. Komponen Utama Transpormasi menuju Poros Maritim

Page 16: º Ï Õ Í ° Ä » Ä1 ± Ä ¸2 º Ä1 35$.$56$ 675$7(*,6 237,0$/,6 ... · PDF filemaritim, diantaranya adalah masih belum optimalnya pemanfatan sumberdaya perikanan, ... digariskan

Ringkasan Prakarsa Strategis Optimalisasi Pemanfaatan Potensi Kelautan

Menuju Terwujudnya Indonesia sebagai Poros Maritim 2015

Halaman | 11

pentahapan yang jelas menjadi sangat perlu agar setiap tahap pemerintahan dapat

melaksanakannya secara konsisten dan berkesinambungan.

4.4. Analisis: Roadmap Membangun Menuju Poros Maritim Dunia & Langkah

Memulai

4.4.1. Roadmap 14. Untuk dapat menyusun roadmap (peta jalan) diperlukan adanya visi pangka panjang

yang kuat, memiliki indikator yang jelas dan terukur, menguraikan target konkrit yang

ingin dicapai pada tahapan tertentu sebagai milestone (Gambar 4). Tahapan ini akan

menjadi koridor untuk memandu dan menjabarkan ke dalam langkah-langkah konkrit

guna mewujudkan target-target tersebut. Berikut ini beberapa tahap kondisi pada

tahun-tahun tertentu yang dikumpulkan dari analisis berbagai masukan yang diterima

dan dipertimbangkan pula masukan dari beberapa kajian lain (referensi) yang terkait.

Gambar 4. Roadmap Menuju Poros Maritim

a. Ukuran target pada tahun 2020 adalah PDB dari sektor kelautan dan perikanan

dapat mencapai sebesar 20% dari total PDB. Pada saat ini porsi PDB dari sektor

kelautan dan kemaritiman mencapai sebesar 11,8%1. Dengan pertimbangan bahwa

1 Perhitungan oleh Tim PKSPL IPB (2013) dengan data kegiatan ekonomi sektor kelautan dan perikanan yang masih

sangat terbatas di BPS, yang meliputi 12 sektor (perikanan tangkap laut, perikanan budidaya laut dan payau,

pertambangan minyak, gas dan panas bumi di pesisir dan laut atau lepas pantai, bijih timah bijih pasir besi dan garam

kasar dari laut, pengilangan minyak bumi offshore, industri pengolahan hasil perikanan laut dan payau, industri alat

2020

2030

2045 1. PDB Ekonomi kelautan dan

kemaritiman 20% dari PDB (11,8

pada tahun 2012)

2. Tol laut dan industri maritim

24 pelabuhan; 5 hub; 19

Feeder berfungsi penuh

Daya tampung pelabuhan

nasional sekitar 30 juta TEUS

(2012: 12 juta TEUS) 1. PDB Ekonomi kelautan dan kemaritiman

mencapai 25-30% dari PDB

2. Biaya logistik di wilayah Indonesia rata-

rata 1,25x Jakarta-Singapura (saat ini

7,5x)

3. Indonesia memiliki 1-2 Kota Bandar

Dunia

4. Riset Laut: kerjasama riset internasional

1x per tahun

5. Kesatuan sistem pertahanan nasional;

dan pemisahan pengawalan sipil dari

pengawasan militer

1. PDB Ekonomi kelautan dan

kemaritiman mencapai 35-40% dari

PDB

2. Biaya logistik di wilayah Indonesia

sama dengan Jakarta-Singapura

3. Perusahaan pelayaran nasional sudah

menguasai 100% pelayaran DN

4. Ekspedisi Laut lepas (high seas) dan

Antartika untuk eksplorasi hak

kepentingan

Page 17: º Ï Õ Í ° Ä » Ä1 ± Ä ¸2 º Ä1 35$.$56$ 675$7(*,6 237,0$/,6 ... · PDF filemaritim, diantaranya adalah masih belum optimalnya pemanfatan sumberdaya perikanan, ... digariskan

Ringkasan Prakarsa Strategis Optimalisasi Pemanfaatan Potensi Kelautan

Menuju Terwujudnya Indonesia sebagai Poros Maritim 2015

Halaman | 12

pada tahun 2020 semua 24 pelabuhan umum akan diselesaikan

dibangun/di”upgrade” di penghujung tahun 2019 (RPJMN 2015-2019), sehingga

akan terjadi peningkatan angkutan diantara wilayah Indonesia maupun antar pulau

yang meningkat. Peningkatan produktifitas diarahkan terjadi di Indonesia Bagian

Timur, baik karena didorong oleh adanya pelayaran laut yang akan mendorong

pertumbuhan di luar Jawa dan sebaliknya pelayaran dari Timur ke Barat akan

meningkatkan pula pemasaran dan pertumbuhan di luar pulau Jawa.

b. Ukuran target untuk tahun 2030, selain meningkatnya pelayaran laut yang

mendorong pertumbuhan di seluruh wilayah pulau Jawa, pengembangan ekonomi

baru baik dari wisata bahari maupun ekonomi biodiversity yang semakin

bertumbuh, bioteknologi laut yang mulai berkembang serta industri maritim

(industri kapal, jasa pelayaran dan jasa maritim lainnya), maupun dari pertumbuhan

ekonomi daerah yang juga semakin meningkat. Terkait dengan ini, sudah akan

berkembang Kota Bandar Dunia di Indonesia yang memanfaatkan jalur ALKI2.

Dengan berkembangnya pelayaran nasional, maka pemisahan pengawasan untuk

pelayaran sipil sudah dipisahkan dari pengawasan untuk pertahanan dan keamanan

yang dilaksanakan oleh TNI ABRI. Dalam kaitan dengan penguasaan teknologi

kelautan dan kemaritiman juga semakin berkembang, khususnya yang mendukung

daya saing produk ekonomi kelautan dan kemaritiman yang semakin produktif dan

kompetitif. Sehubungan dengan itu, untuk memulai penguasaan teknologi anak

bangsa terhadap samudra/laut internasinal, maka kolaborasi riset peneliti nasional

perlu dilakukan secara reguler (1 kali/tahun) bekerjasama dengan konsorsium

peneliti asing. Tujuan adalah untuk menjajagi bagaimana Indonesia akan

mengembangkan hak kepentingan atas samudera /laut lepas/ internasional.

Langkah ini penting, untuk memperluas eksplorasi wilayah laut untuk kepentingan

di masa mendatang. Ekspedisi laut lepas dan eksplorasi sumberdaya mineral di

dasar samudera akan menjadi salah satu “pertarungan” antar negara-negara besar

dalam kontek pemenuhan untuk kebutuhan industrinya ataupun kebutuhan sumber

pangan3

c. Ukuran target pada tahun 2045, PDB sektor kelautan dan perikanan akan

mencapai 35-40%. Pelayaran nasional sudah semakin efisien yang ditunjukkan oleh

biaya logistik dari Jakarta ke weluruh wilayah Indonesia secara rata-rata sudah

menyamai dengan Jakarta-Singapura. Selain itu, pelayaran nasional sudah 100

persen berasal dari dalam negeri, yang merupakan penerapan azas cabotage

sepenuhnya, yaitu pelayaran nasional dilakukan oleh bangsa Indonesia, perusahaan

pelayaran nasional dan kapal buatan Indonesia. Selain itu, pada peringatan

Kemerdekaan RI ke-100 (Satu Abad Kemerdekaan Indonesia) maka perlu untuk

menunjukkan kemampuan bangsa didalam eksplorasi kawasan-kawasan tertentu

angkut laut dan sungai, bangunan kelautan, angkutan air laut dan sungai, hotel dan restoran di pesisir, jasa wisata bahari,

dan jasa kelautan lainnya). 2 Batam dan Lombok Utara dapat digarap untuk dikembangkan sehingga berfungsi sebagai Kota Bandar Dunia (perkiraan

pada saat ini). 3 Kutub Utara (Arktik) sebagai wilayah internasional sudah banyak “dimiliki” terutama oleh Amerika, Kanada, Rusia dan

Cina. Negara-negara tersebut dan Negara Skandinavia sudah memiliki teritori pula di Kutub Selatan dengan

menggunakan hak kepentingan. Indonesia sudah saatnya menjajagi untuk eksplorasi hak ini pada tahun 2030.

Page 18: º Ï Õ Í ° Ä » Ä1 ± Ä ¸2 º Ä1 35$.$56$ 675$7(*,6 237,0$/,6 ... · PDF filemaritim, diantaranya adalah masih belum optimalnya pemanfatan sumberdaya perikanan, ... digariskan

Ringkasan Prakarsa Strategis Optimalisasi Pemanfaatan Potensi Kelautan

Menuju Terwujudnya Indonesia sebagai Poros Maritim 2015

Halaman | 13

yang penting bagi umat manusia, seperti daerah kutub misalnya. Untuk itu perlu

dilakukan eksplorasi laut lepas/samudra dan ekspedisi kutub selatan (Antartika),

untuk keperluan scientific, lingkungan laut dunia, eksplorasi mineral strategis dan

lainnya. Upaya ini sekaligus implementasi exercise hak kepentingan bangsa

Indonesia dan menunjukkan kesejajaran kemampuan dengan bangsa-bangsa lain di

dunia.

4.4.2. Rekomendasi - Langkah Untuk Memulainya

Dengan berbagai target kondisi yang diinginkan pada tahun 2020, 2030 dan 2045

tersebut di atas, maka perlu dipikirkan pula bagaimana memulainya pada saat ini. Sangat

benar bahwa semua langkah harus dijalankan secara paralel, namun ada beberapa aspek yang

merupakan prasyarat dan sampai saat ini memiliki tingkat kesiapan yang lebih dibanding

maju dibanding aspek yang lainnya. Berdasarkan hal-hal tersebut, maka penguatan pada

aspek Ekonomi Kelautan dan Perikanan yang merupakan “core” dan andalan, merupakan hal

yang paling penting untuk dimulai.

Selanjutnya adalah aspek-aspek yang menjadi landasan tata kelola dan “enabler”

terkelolanya Ekonomi Kelautan dan Perikanan menjadi “domain” Menuju Poros Maritim

Dunia. Kesemuanya itu kemudian perlu didukung dengan bangun kelembagaan yang dapat

memperkuat dan menumbuhkan aspek-aspek penting Poros Maritim Dunia; dengan

pembiayaan yang tepat dan Kerjasama Internasional yang mengutamakan kepentingan

nasional sehingga menjaga kedaulatan bangsa dan negara Indonesia (Bagan 3)

15. Pertama: Penyelesaian Wilayah untuk Penguatan “Klaim” Yurisdiksi dan Aset

yang Ada di Dalam Negara Kepulauan Indonesia.

Bagan 3. Kerangka Pelaksanaan untuk Memulai Membangun Indonesia menjadi Poros Maritim Dunia

Page 19: º Ï Õ Í ° Ä » Ä1 ± Ä ¸2 º Ä1 35$.$56$ 675$7(*,6 237,0$/,6 ... · PDF filemaritim, diantaranya adalah masih belum optimalnya pemanfatan sumberdaya perikanan, ... digariskan

Ringkasan Prakarsa Strategis Optimalisasi Pemanfaatan Potensi Kelautan

Menuju Terwujudnya Indonesia sebagai Poros Maritim 2015

Halaman | 14

a. Sampai saat ini masih kondisi pendataan batas laut Indonesia adalah: (1) Laut

teritorial yang belum diselesaikan sekitar 44 persen; (2) Batas Zona Ekonomi

Eksklusif (ZEE) masih menjadi pekerjaan rumah sekitar 54 persen; dan (3) Landas

kontinen belum dilakukan pada sekitar 70 persen wilayah. Sementara itu, dari 17

ribu pulau yang dimiliki, baru sebanyak 13.466 pulau yang sudah didaftarkan ke

PBB sebagai milik Indonesia.

b. Selanjutnya, dari perbatasan laut dengan 10 negara (India, Thailand, Malaysia,

Singapura, Vietnam, Phillipina, Palau, PNG, Australia dan Timor Leste; baru 19

(segmen) perjanjian batas yang sudah diselesaikan dengan 8 negara, secara penuh

maupun sebagian. Sementara itu, batas dengan Palau dan Timor Leste belum ada

sama sekali4.

c. Langkah: (i) Percepatan

penyelesaian pendataan batas

laut, koordinat pulau dan

penamaan pulau (toponimi) perlu

segera dilakukan oleh lembaga-

lembaga seperti: BPPT, LIPI,

DisHidros (TNI AL), Kemen

ESDM, Kemen Kelautan dan

Perikanan, Kemendagri serta

Badan Informasi Geospasial; (ii)

Pendaftaran (submission) klaim

yurisdikdi pulau-pulau ke PBB

oleh Kementerian Luar Negeri.

(Kotak 3). Peningkatan kegiatan

survey termasuk untuk

mengidentifikasi lokasi strategis

pulau-pulau kecil terdepan yang

selain berpotensi ekonomi, juga

sangat strategis untuk dijadikan

titik-titik luar pertahanan dan

keamanan Negara kepulauan

Indonesia (pada tingkat

minimum). Pemfungsian pulau

terluar sebagai pusat pertahanan

minimal akan sangat bermanfaat untuk menjaga kedaulatan negara dan mendukung

peran aktif negara pada waktu perlu “menjalankan” langkah aktif Indonesia sebagai

Poros Maritim Dunia.

16. Kedua: Konektivitas Laut. adalah Awal Pembangunan Menuju Poros Maritim

Dunia, namun Tidak Berdiri Sendiri Melainkan Perlu Didukung dan Berjalan

Selaras dengan Peningkatan Pertumbuhan Daerah.

4 Settling maritime boundaries, one looming priority, Jakarta Post, October 29, 2014

Kotak 3 Percepatan Pendataan Batas Laut dan

Pulau-pulau.

1. Langkah segera : Dalam tahun ini, diutamakan

optimalisasi pemanfaatan sumberdaya yang dimiliki

oleh lembaga terkait, termasuk kapal, hari layar, dan

rencana penggunaa serta daerah mana yang akan

diteliti/disurvey (pembagian wilayah survey);

2. Langkah berikutnya: (a) Penambahan kapal,

peralatan survey dan awak serta mungkin perlu

dipertimbangkan membangun pangkalan bersama

kapal-kapal riset ini; (b) Perlu disusun Strategi dan

Program penyelesaian batas wilayah dan

pendaftaran pulau untuk memperkuat kedaulatan

yang dilakukan dengan menyelesaikan batas laut

teritorial, ZEE dan Landas Kontinen yang

aplikasinya nanti untuk keperluan perundingan;

3. Perlu dibentuk Gugus Tugas Riset dan Survey

Maritim Indonesia untuk batas laut dan aplikasi

tematik kelautan. Survey tematik yang dilakukan

untuk keperluan seperti informasi cuaca, data stock

ikan, data kandungan minyak dan mineral laut serta

eksplorasi potensi kelautan dan kemaritiman ke

depan, termasuk riset berkaitan dengan pemanfaatan

hak kepentingan di wilayah perairan/laut

internasional.

Page 20: º Ï Õ Í ° Ä » Ä1 ± Ä ¸2 º Ä1 35$.$56$ 675$7(*,6 237,0$/,6 ... · PDF filemaritim, diantaranya adalah masih belum optimalnya pemanfatan sumberdaya perikanan, ... digariskan

Ringkasan Prakarsa Strategis Optimalisasi Pemanfaatan Potensi Kelautan

Menuju Terwujudnya Indonesia sebagai Poros Maritim 2015

Halaman | 15

Bagan 4. Keterkaitan Konektifitas Laut dengan

Pembangunan Wilayah

Bagan 5. Pengelolaan Perikanan Berkelanjutan

a. Konektivitas laut tidak dapat dilakukan sendiri, perlu didukung dengan

pembangunan daerah. Untuk itu, sampai dengan tahun 2019/2020 penting

diselesaikan: (i) Penyelesaian peningkatan pelabuhan hub (5) dan feeder (19 buah)

serta pelabuhan antar pulau sampai dengan tahun 2020; (ii) Peningkatan

pertumbuhan wilayah/daerah; membangun pusat-pusat pertumbuhan 15 KEK dan

14 Kawasan Industri. KEK dan Kawasan Industri diutamakan yang satu area,

misalnya: Pelabuhan Kuala Tanjung dengan Sei Mangke; Pelabuhan Bitung dengan

Kawasan Industri Bitung; (iii) keterkaitan pusat pertumbuhan dengan ekonomi

pedalaman (hinterland)/kegiatan ekonomi masyarakat luas, yang didukung dengan

dana APBN dan APBD. Pembangunan pelabuhan dan pusat pertumbuhan

diutamakan disebar ke luar pulau Jawa untuk meningkatkan pertumbuhan luar

pulau Jawa sehingga kesenjangan antar daerah dapat dikurangi.

b. Pada wilayah-wilayah tersebut pasokan listrik diutamakan ditingkatkan dengan

cara: (i) Percepatan pelayanan PLN di wilayah tersebut; (ii) Mengutamakam

investasi energi/listrik di Kawasan Industri

dan KEK; (iii) Pengembangan listrik

sumber terbarukan skala masyarakat,

sehingga layanan PLN dapat diarahkan ke

kawasan industri dan KEK; (iv) Agar

investasi dan pertumbuhan daerah berjalan

efektif, tata kelola Pemda juga perlu

ditingkatkan, baik kemampuan untuk

menarik investasi dengan penyederhaan

perijinan, memfasilitasi sumber

permodalan terutama untuk investasi

daerah/menengah kecil, untuk menjamin

bahwa pertumbuhan di KEK dan Kawasan

Industri akan terkait/terhubungkan dengan

ekonomi masyarakat.

c. Ke depan (beyond 2020), efisiensi konektivitas perlu ditingkatkan agar biaya

logistik dari Jakarta ke pelabuhan di seluruh Indonesia menjadi lebih rendah

dibanding biaya logistik Jakarta-Singapura, maupun Jakarta-Beijing, sehingga

aliran barang antar pulau akan lebih meningkat dibanding dengan aliran barang dari

luar negeri.

17. Ketiga: Penguatan dan Pengembangan Ekonomi Kelautan dan Kemaritiman

sebagai Core Pertumbuhan

a. Perikanan Berkelanjutan, adalah

keseimbangan antara pemanfaatan

sesuai daya tumbuh (total allowable

catch), pelestarian dan pemeliharaan

daya dukung laut, serta pertumbuhan

industri perikanan nasional. Beberapa

langkah yang perlu dilakukan:

Page 21: º Ï Õ Í ° Ä » Ä1 ± Ä ¸2 º Ä1 35$.$56$ 675$7(*,6 237,0$/,6 ... · PDF filemaritim, diantaranya adalah masih belum optimalnya pemanfatan sumberdaya perikanan, ... digariskan

Ringkasan Prakarsa Strategis Optimalisasi Pemanfaatan Potensi Kelautan

Menuju Terwujudnya Indonesia sebagai Poros Maritim 2015

Halaman | 16

Gambar 5. Destinasi Pariwisata Bahari

Melanjutkan penanganan IUU fishing;

Peningkatan produksi perikanan laut: armada perikanan nasional dan perikanan

rakyat, serta mariculture dengan memanfaatkan perairan pesisir Indonesia yang

terpanjang di dunia.

Pengaturan ruang laut dan zonasi dan manajemen WPP (yang saat ini belum

optimal pengelolaannya).

Pembentukan Lembaga Pengelola di 11 (sebelas) WPP dinilai menjadi sangat

penting karena berkaitan dengan berbagai hal, diantaranya (i) Pengelolaan WPP

yang lebih efektif supaya kegiatan penangkapan ikan di setiap WPP mengadopsi

prinsip perikanan berkelanjutan; (ii) Menjaga kesehatan laut di WPP yang sangat

penting untuk kesuburan laut serta ketersediaan stok ikan dan biodiversity yang

sangat potensial untuk sumber ekonomi baru (seperti, wisata bahari, ekonomi

biodiversity dan bioteknologi laut); (iii) Penegakan aturan penangkapan ikan di

lapangan, yang selama ini dilakukan di Pusat, agar dapat dilakukan di tingkat

daerah, sehingga kerjasama dengan nelayan lokal dan pengguna laut lainnya dapat

dilakukan secara serasi. Dengan demikian, kesejahteraan nelayan dan masyarakat

setempat dapat lebih diutamakan.

b. Pariwisata Bahari, sebagai potensi

baru yang belum dimanfaatkan

secara optimal. Pada saat ini

wisata laut sudah mulai

berkembang, namun kualitas

pengelolaannya masih relatif

rendah. Pengelolaan wisata bahari

yang berkualitas untuk wisatawan

kelas menengah ke bawah memang

dikelola oleh masyarakat umum dan

warga setempat. Namun

pengelolaannya seadanya, sehingga

seringkali merusak kualitas

destinasi wisata. Pemda sangat

perlu terlibat lebih jauh untuk meningkatkan pengelolaan wisata bahari di daerah,

diantaranya mencakup : (i) Perlu dukungan prasarana jalan dan sarana angkutan

sampai ke lokasi wisata, serta layanan dasar lain seperti air bersih, toilets, tempat

pembuangan/pengolahan limbah; (ii) Penguatan peran jasa wisata yang terdiri dari

travel biro, pemandu wisata untuk menguasai pengetahuan tentang destinasi wisata,

nilai-nilai lokal, sejarah setempat dan nilai-nilai positif budaya masyarakat

setempat; (iii) Dukungan fasilitas pendukung jasa akomodasi di kota terdekat.

Fasilitas yang nyaman akan mendorong wisatawan akan tinggal lebih lama untuk

menikmati budaya lokal dan sehingga industri kreatif setempat dapat memanfaatkan

wisata sebagai pasar/pangsa baru.

Pengelolaan kepemilikan asing di sektor wisata. Perlu dipikirkan pengaruh

meningkatnya penguasaan asing pada destinasi wisata yang bernilai tinggi dan

layanan wisata berkualitas prima. Pengaturan jenis wisata ini “hampir” belum ada

Page 22: º Ï Õ Í ° Ä » Ä1 ± Ä ¸2 º Ä1 35$.$56$ 675$7(*,6 237,0$/,6 ... · PDF filemaritim, diantaranya adalah masih belum optimalnya pemanfatan sumberdaya perikanan, ... digariskan

Ringkasan Prakarsa Strategis Optimalisasi Pemanfaatan Potensi Kelautan

Menuju Terwujudnya Indonesia sebagai Poros Maritim 2015

Halaman | 17

dan sehingga terjadi “pengkamplingan” lokasi (spot) wisata bagus oleh kelompok

ini, yang biasanya mereka memperoleh hak dengan proses yang tidak transparan

(memanfaatkan masyarakt lokal), sehingga manfaat untuk masyarakat setempat dan

Pemda tidak ada sama sekali. Pola kerjasama dengan investor asing di sektor

wisata ini perlu dikaji dan ditinjau kembali, namun kemampuan pelaku sektor

wisata yang dapat memenuhi standar dan melayani wisatawan kelas atas sangat

penting untuk dikembangkan. Dengan demikian, pengembangan wisata bahari akan

sejalan dengan arah pengembangan Poros Maritim yaitu meningkatkan kedaulatan

dalam mengelola aset nasional agar menjadi kekuatan yang dapat dimainkan

sebagai kekuatan untuk geoekonomi dan geopolitik di dunia internasional.

c. Jasa kelautan dan Industri Maritim sangat penting dikembangkan untuk mengisi

peningkatan permintaan akibat berkembangnya transportasi laut (tol laut). Dalam

kaitan ini, penguasaan industri perkapalan nasional sangat penting, tidak hanya

pembuatan kapal, namun juga segera dapat dikembangkan adalah jasa “perawatan

dan reparasi” kapal. Keahlian masyarakat Indonesia di berbagai wilayah harus

dapat segera dikelola untuk menjadi tenaga “perawatan dan reparasi” dan

“perusahaan perawatan dan reparasi perkapalan”. Selanjutnya, dalam tingkatan

yang lebih tinggi lagi adalah pengembangan industri pembuatan kapal dengan

industri pendukungnya, seperti industri baja, industri komponen, industri bahan

baku kayu, desain kapal dan lainnya.

Jasa kelautan, berupa perusahaan pelayaran dan industri pendukung transportasi

laut/pelayaran juga penting untuk dikembangkan. Sampai saat ini, perusahaan

pelayaran nasional yang beroperasi di perairan internasional hanya 1 (satu)

perusahaan5. Dengan wilayah laut seluas 70% wilayah negara, didukung budaya

dan potensi dasar pembuatan kapal, merupakan bekal untuk men-standarkan

perusahaan pelayaran nasional dan meningkatkan agar memenuhi standar

internasional. Dukungan untuk pengembangan industri maritim baik berupa

dukungan teknis, fasilitasi pembiayaan maupun pengembangan teknologi dan

pendidikan sumberdaya manusia di bidang ini penting sekali untuk dibangun.

Perkembangan pasar global, baik melalui kerjasama regional maupun internasional

perlu dimanfaatkan bagi Indonesia, yang memiliki dasar sejarah budaya maritim.

Azas cabotage. Untuk itu, sudah saat disepakati penerapan azas cabotage secara

bertahap sesuai Undang-Undang No.17 Tahun 2008 tentang Pelayaran. Selama ini arah

pengembangan industri maritim belum disepakati, khususnya dikaitkan dengan

penerapan azas cabotage ini. Penerapan azas cabotage secara utuh akan

berimplikasi kepada bagaimana kesiapan dan kemandirian industri dalam negeri

dalam hal produksi kapal dan komponen kapal misalnya. Penerapan azas cabotage

secara bertahap, sesuai dengan kemampuan dan pengembangan industri maritim

nasional perlu disusun dan disepakati bersama.

18. Keempat: Peningkatan Penguasaan Teknologi Kelautan dan Kemaritiman. Penguasaan teknologi kelautan dan perikanan meliputi kemampuan SDM;

5 Perusahaan Samudera adalah satu-satunya perusahaan yang terdaftar dalam Marine Transportation, 2015.

Page 23: º Ï Õ Í ° Ä » Ä1 ± Ä ¸2 º Ä1 35$.$56$ 675$7(*,6 237,0$/,6 ... · PDF filemaritim, diantaranya adalah masih belum optimalnya pemanfatan sumberdaya perikanan, ... digariskan

Ringkasan Prakarsa Strategis Optimalisasi Pemanfaatan Potensi Kelautan

Menuju Terwujudnya Indonesia sebagai Poros Maritim 2015

Halaman | 18

pengembangan iptek dan penerapannya, sangat penting untuk peningkatan daya saing

dan produktifitas.

a. Sumberdaya Manusia. Pengembangan sumberdaya manusia penting dilakuan

melalui: (i) Pendidikan formal yang menghasilkan SDM dengan standar kompetensi

dan sertifikasi, di bidang industri perikanan, industri maritim dan industri lain di

bidang kelautan dan perikanan; (ii) Pengembangan akreditasi berbagai lembaga

pendidikan dan pelatihan di bidang kelautan dan perikanan, untuk mendukung

peningkatan daya saing SDM dan daya saing usaha; (iii) Peningkatan kompetensi

tenaga kerja dan pelaku usaha di bidang kelautan dan perikanan melalui

pengembangan community college6 sesuai dengan kondisi dan potensi usaha lokal.

Langkah ini dilakukan untuk meningkatkan kompetensi/keahlian tenaga kerja dan

usaha lokal, sehingga meningkatkan daysa saing usaha lokal yang ada dan

memperluas penyerapan tenaga kerja setempat.

b. Pengembangan Iptek Kelautan dan Kemaritiman.

Pengembangan iptek kelautan dan kemaritiman perlu difasilitasi dengan

pembentukan center of excellence di bidang kelautan dan kemaritiman agar

kemampuan yang ada terkumpul dan dapat dimanfaatkan sesuai kebutuhan

masyarakat dan dikembangkan secara terstruktur. Dengan demikian, iptek tidak

hanya berkembang pada tataran penelitian/riset namun sampai kepada

penguasaannya untuk sektor produksi. Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi

sangat penting untuk pengembangan ekonomi kelautan dan kemaritiman, sehingga

perlu disusun mekanisme dan dukungan yang memungkinkan terlaksananya

kerjasama pelaksanaan penelitian/riset dengan calon pengembang/swasta. Dengan

demikian hasil penelitian/riset akan menghasilkan inovasi baru dan paten yang

dikembangkan oleh swasta.

19. Kelima: Peran Serta Masyarakat dan Kearifan Lokal. 60% penduduk Indonesia

berdiam di wilayah pesisir, sehingga keberadaan dan peran mereka sangat besar dalam

pelaksanaan langkah-langkah tersebut di atas, Beberapa langkah yang perlu dilakukan

untuk pelibatan masyarakat adalah:

a. Pemeliharaan kearifan lokal. Diberbagai wilayah Indonesia, berkembang

berbagai kearifan lokal, tidak hanya dalam pembuatan kapal, namun juga dalam

pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan. Kearifan lokal ini perlu

dihidupkan dan dikaitkan dengan berbagai pola pengelolaan berkelanjutan, karena

banyak kearifan lokal yang semula berdasarkan logika budaya, ternyata sangat

selaras dengan prinsip pengelolaan berkelanjutan. Peran perguruan tinggi setempat

untuk membantu Pemda menghidupkan kearifan lokal dalam praktek sehari-hari

dan mengembangkannya sesuai kaidah “modern” sangat penting ditingkatkan.

6 Pengembangan community college selain diarahkan untuk peningkatan kompetensi dan keterampilan teknis, namun pelajar yang sekaligus

sudah menjadi pelaku usaha dapat meningkatkan komptensi akademik dan standar kualitas usahanya sekaligus. Langkah ini penting agar

investasi baru di daerah dan pengembangan ekonmi did aerah dapat menyerap tenaga kerja lokal dan dilakukan oleh usaha local, sehingga mengurangi kebocoran (ekonomi) daerah. Sumber: Pengalaman IPB membina Community College di Kabupaten Lembata.

Page 24: º Ï Õ Í ° Ä » Ä1 ± Ä ¸2 º Ä1 35$.$56$ 675$7(*,6 237,0$/,6 ... · PDF filemaritim, diantaranya adalah masih belum optimalnya pemanfatan sumberdaya perikanan, ... digariskan

Ringkasan Prakarsa Strategis Optimalisasi Pemanfaatan Potensi Kelautan

Menuju Terwujudnya Indonesia sebagai Poros Maritim 2015

Halaman | 19

b. Peran serta masyarakat. Penguasaan kearifan lokal dan keberadaan masyarakat

di wilayah pesisir merupakan aset untuk peningkatan usaha ekonomi kelautan dan

perikanan. Peran masyarakat dan penerapan kearifan lokal juga penting diterapkan

dalam pengelolaan WPP, termasuk menjaga kualitas lingkungan laut dari perilaku

yang mencemari sungai, merusak ekosistem pesisir dan laut (seperti pengeboman

ikan, penangkapan ikan pada masa-masa ikan berbiak, penambangan terumbu

karang, dan sebagainya).

20. Keenam: Pengawasan dan Dukungan Kelembagaan yang Efisien dan Kuat

a. Pengawasan Perikanan dan Pelayaran Umum/Sipil dan Pengawasan

Kedaulatan NKRI

Pengawasan pemanfaatan sumberdaya perikanan tangkap adalah memantau bahwa

penangkapan ikan dilakukan sesuai ijin dan memenuhi kaidah keberlanjutan

(sustainable catch). Informasi dari pemantauan kapal perikanan melalui

Monitoring, Controlling, and Surveillance (MCS) penting diketahui dan digunakan

untuk pengawasan di lapangan, terutama untuk secara konsisten melakukan

pemberantasan illegal fishing. Dengan demikian, perlu ada sistem terpadu di

tingkat pengelolaan WPP di regional dan Pusat.

Selanjutnya, sistem pemantauan untuk pelayaran umum, juga perlu dilakukan

untuk mematuhi ketentuan yang ada di International Maritime Organization

(IMO). Hal-hal yang berkaitan dengan keselamatan navigasi serta

compliance/kepatuhan terhadap peraturan pelayaran yang ada. BAKAMLA

sebagai lembaga yang menjalankan mandat pengawasan laut sesuai UU Kelautan,

masih perlu diperkuat sebagai lembaga yang memiliki otoritas “terpadu” untuk

penindakan penyimpangan/ pelanggaran di laut sebagaimana diinginkan oleh

pelaku usaha.

Selanjutnya, untuk kepentingan pertahanan keamanan, perlu disusun sistem

pertahanan keamanan terpadu darat-laut dan udara. Dalam konteks ini, maka

memerlukan suatu perangkat (tool) yang dapat mengintegrasikan “national security

system” di laut, terutama untuk menindak pelaku pelanggaran kedaulatan negara.

Dalam kaitan ini, pemilihan pulau-pulau terluar yang memiliki posisi strategis

sebagai titik pertahanan luar penting untuk dikembangkan.

b. Kelembagaan Pengelolaan Poros Maritim

Penataan tata kerja kelembagaan pada tataran pemerintahan, dalam jangka pendek,

memerlukan “modifikasi” yang tepat untuk mendukung perwujudan Indonesia

sebagai Poros Maritim Dunia. Lingkup pembangunan poros maritim melibatkan

K/L yang ada di hampir semua Kementerian Koordinator.

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan

Pembangunan Nasional yang memeiliki fungsi koordinasi perencanaan berbagai

Page 25: º Ï Õ Í ° Ä » Ä1 ± Ä ¸2 º Ä1 35$.$56$ 675$7(*,6 237,0$/,6 ... · PDF filemaritim, diantaranya adalah masih belum optimalnya pemanfatan sumberdaya perikanan, ... digariskan

Ringkasan Prakarsa Strategis Optimalisasi Pemanfaatan Potensi Kelautan

Menuju Terwujudnya Indonesia sebagai Poros Maritim 2015

Halaman | 20

Gambar 6. Kerangka Alur Kelembagaan Pembangunan Kemaritiman Nasional

Gambar 7. Lima Pilar Poros Maritim dengan Berbagai Aspek Pendukungnya

sektor, tepat untuk berperan sebagai koordinator perencanaan yang bersifat holistik,

integrated dan tematik. Sementara Kemenko Kemaritiman berperan dalam

koordinasi eksekusi/pelaksanaan program-program kemaritiman, bekerjasama

dengan Menko lainnya. Skema kerangka kerja dan struktur kelembagaan yang

lebih efektif untuk mengatur pembangunan kemaritiman ke depan disajikan dalam

Gambar 6 dibawah ini:

21. Penutup dan Kesimpulan

Selanjutnya sebagai penutup dan kesimpulan, berikut adalah hubungan antara

pembangunan aspek-aspek yang penting dikelola sebagai “domain” pembangunan Poros

Maritim yang perlu dikembangkan secara holistik dan terpadu sehingga Indonesia mampu

mencapai visi besar sebagai Poros Maritim Dunia sebagaimana arahan Presiden yang

tercermin dalam 5 (lima) pilar Poros Maritim, yaitu: (i) Membangun budaya maritim

Indonesia; (ii) Menjaga laut dan sumberdaya laut; (iii) Membangun infrastruktur dan

konektivitas maritim; (iv) Diplomasi maritim dan (v) Membangun kekuatan pertahanan

maritim. Keterkaitan antara Pilar Poros Maritim dengan aspek kajian digambarkan sebagai

berikut :

Page 26: º Ï Õ Í ° Ä » Ä1 ± Ä ¸2 º Ä1 35$.$56$ 675$7(*,6 237,0$/,6 ... · PDF filemaritim, diantaranya adalah masih belum optimalnya pemanfatan sumberdaya perikanan, ... digariskan

Ringkasan Prakarsa Strategis Optimalisasi Pemanfaatan Potensi Kelautan

Menuju Terwujudnya Indonesia sebagai Poros Maritim 2015

Halaman | 21

Pembangunan Indonesia menuju Poros Maritim Dunia merupakan langkah strategis

yang berdimensi jangka panjang, untuk itu diperlukan konsistensi kebijakan seluruh

komponen negara, untuk mewujudkan visi membangun Indonesia menjadi Poros Maritim

Dunia.

Selanjutnya, walaupun dalam Prakarsa Strategis ini telah diuraikan pemahaman yang

menyeluruh tentang Konsep Poros Maritim, termasuk pentahapan pencapaiannya, namun

kajian ini masih memiliki keterbatasan diantaranya: (i) Perlunya pendalaman langkah

memulai, termasuk menyusun langkah konkrit dan pelaksanaan secara holistik dan terpadu

sampai pada lokus yang dipilih, terutama untuk pelaksanaan target sampai dengan tahun

2020; (ii) Perhitungan tingkat target/sasaran di dalam roadmap masih berupa perkiraan

“kasar” dan belum berdasarkan model, karena keterbatasan waktu dan ketersediaan data

kelautan dan kemaritiman yang tersedia.

Beberapa langkah lanjutan kajian yang diperlukan adalah: (i). Penyusunan data

ekonomi kelautan dan maritim sehingga proyeksi dalam roadmap dapat disusun berdasarkan

model; (ii) Penyusunan rencana detil setiap langkah yang perlu dimulai dan rencana

sinerginya secara holistik dan terpadu; (iii). Melakukan pentahapan pelaksanaan

pembangunan Indonesia sebagai poros maritim dunia, yaitu diawali dengan penguatan

konektifitas laut dan pengembangan ekonomi daerah/lokal, terutama di wilayah Indonesia

bagian timur, sehingga kesenjangan antar wilayah dapat dikurangi. Dengan demikian,

pembangunan konektivitas/tol laut akan mengurangi kesenjangan dan pada gilirannya akan

semakin memperkuat ekonomi kelautan dan kemaritiman Indonesia, sehingga dapat menjadi

poros maritim dunia.

Page 27: º Ï Õ Í ° Ä » Ä1 ± Ä ¸2 º Ä1 35$.$56$ 675$7(*,6 237,0$/,6 ... · PDF filemaritim, diantaranya adalah masih belum optimalnya pemanfatan sumberdaya perikanan, ... digariskan

Ringkasan Prakarsa Strategis Optimalisasi Pemanfaatan Potensi Kelautan

Menuju Terwujudnya Indonesia sebagai Poros Maritim 2015

Halaman | 22

DAFTAR PUSTAKA

Andaya, Leonard Y. Leaves of the Saame Tree Trade and Ethnicity in the Straits of Malaka.

Singapore NUS Press, 2010.

Andi, I.M. 2007. Batas Maritim Antar Negara. Jogjakarta. UGM Press. Andi, I.M. 2007. Border

Studies. Diakses tanggal 4 Juli 2015 pukul 12.45 dari http://www.maritime limits.htm.

Anshoriy N. & Arbaningsih, D, 2008. Negara Maritim Nusantara : Jejak yang Terhapus,Yogyakarta:

Tiara Wacana.

Arsana, I Made Andi. (2010), Batas Maritim Di Selat Singapura. Yogyakarta, Gadjah Mada

University Press.

Bappenas. 2014. Backgroud Data Rancangan Teknokratis RPJMN 2015-2019 Bidang Kelautan dan

Perikanan. Jakarta

Bakrie, C. R. (2010, Juli 09). Indonesia Maritime Institute. Diakses November 23, 2015, dari Negara

Visi Maritim: http://indomaritimeinstitute.org/2010/07/negara-visi-maritim/

BNPP, Sekretariat Tetap (2011), Pembangunan Basis Data Wilayah Perbatasan Laut Berbasis Arc-

GIS. PT Ajisaka Destar Utama, Jakarta

BNPP, Sekretariat Tetap (2012), Kajian Penetapan dan Penegasan Batas Negara RI Singapura. PT

Ajisaka Destar Utama, Jakarta

BNPP, Sekretariat Tetap (2012), Survey, Investigasi dan Pemeliharaan Titik Referensi dan Titik

Dasar Garis Pangkal Batas RI-Singapura. PT Ajisaka Destar Utama, Jakarta

Budiardjo, M. (2013). Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Burger, D.H. 1980. Sejarah sosiologis-ekonomis Indonesia. Jakarta: Prajnyaparamita.

Burhanuddin, Safri, dkk. 2003.Sejarah Maritim Indonesia: Menelusuri Jiwa Bahari (Indonesia dalam

Proses Integrasi Bangsa (Sejak Jaman Prasejarah hingga Abad XVII ), (e-book), Pusat Riset

Wilayah Laut dan Sumberdaya Non-Hayati Badan Riset Kelautan dan Perikanan Departemen

Kelautan dan Perikanan.

Dahuri, Rokhmin dan Jacob Rais. 1996. Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara

Terpadu. Jakarta: PT. Pradnya Paramita

Djunarsjah, E. 2004. Hukum Laut. Bandung. ITB

Djunarsjah, Eka. (2007), Aspek Teknik Hukum Laut. Diktat Kuliah, Penerbit ITB, Bandung.

Guan, John. 1997. Keahlian Pelaut dan Ilmu Pelayaran. Bandung : Tarsito

Page 28: º Ï Õ Í ° Ä » Ä1 ± Ä ¸2 º Ä1 35$.$56$ 675$7(*,6 237,0$/,6 ... · PDF filemaritim, diantaranya adalah masih belum optimalnya pemanfatan sumberdaya perikanan, ... digariskan

Ringkasan Prakarsa Strategis Optimalisasi Pemanfaatan Potensi Kelautan

Menuju Terwujudnya Indonesia sebagai Poros Maritim 2015

Halaman | 23

International Hydrographic Bureau . 1993. A Manual on Technical Aspects of the United Convention

on the Law of the Sea. Special Publication No.51, 3rd edition. Monaco.

International Hydrographic Bureau . 2006. A Manual on Technical Aspects of the United Convention

on the Law of the Sea. Special Publication No.51, 4th edition. Monaco.

Jujun, S. &. (1995). Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: 1995.

Kementerian Pertahanan Republik Indonesia. 2015. Media Informasi WIRA: Kebijakan Pertahanan

Negara Tahun 2015. Jakarta: Kementerian Pertahanan Republik Indonesia.

Koentjaraningrat. 1969. Rintangan-rintangan Mental dalam Pembangunan Ekonomi di Indonesia.

Jakarta: PT. Gramedia.

Lapian, A.B. Sejarah Nusantara Sejarah Bahari. Pidato Pengukuhan Guru Besar Tidak Tetap Fakultas

Sastra Universitas Indonesia 1992.

Lapian, Adrian B. Pelayaran dan Perniagaan Nusantara abad ke-16 dan 17. Jakarta : Komunitas

Bambu. 2008.

Liebner, Horst. "Perahu-Perahu Tradisional Nusantara: Suatu Tinjauan Sejarah Perkapalan dan

Pelayaran” dalam Edi Sedyawati ed. Eksplorasi Sumberdaya Budaya Maritim. Departemen

Kelautan dan Perikanan Rl, 2005.

Lowe,V., Carleton, C., dan Ward, C. 2002. In the Matter of East Timor’s Maritime Boundaries

Opinion. Diakses tanggal 2 Juli 2015. Pukul 16.48 dari

http://www.petrotimor.com/lglop.html.

M.C. Ricklefs. 2005. Sejarah Indonesia Modern. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Makmur Keliat, 2009. Keamanan Maritim dan Implikasi Kebijakannya Bagi Indonesia, Jurnal Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik. Jakarta: Fisip Universitas Indonesia.

Muhammad Sehol, Dr. Dkk, 2010. Penguatan Kedaulatan Indonesia Sebagai Negara Maritim.

Yogyakarta: Kapas Gama.

Muhhamad As Hikam, 2013. Menyongsong 2014-2019, Memperkuat Indonesia Dalam Dunia Yang

Berubah. Jakarta: Rumah Buku.

Muhhamad As Hikam. 1996. Demokrasi dan Civil Society. Jakarta: LP3ES

Negara Kesatuan Republik Indonesia. (2008). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 37

Tahun 2008 Tentang Daftar Koordinat Geografis Titik – Titik Garis Pangkal Kepulauan

Indonesia

Niemeyer, Hendrik E. "A Sea of Histories, a History of the Seas: on Interview with Adrian B. Lapian"

dalam Itinerario, volume xxviii (2004) number 1 Leiden Grafaria, 2004: 7-15.

Oppenheimer, Stephen, Eden in The East The Drowned Continent of Southeast Asia. London; Orion

House, 2001.

Page 29: º Ï Õ Í ° Ä » Ä1 ± Ä ¸2 º Ä1 35$.$56$ 675$7(*,6 237,0$/,6 ... · PDF filemaritim, diantaranya adalah masih belum optimalnya pemanfatan sumberdaya perikanan, ... digariskan

Ringkasan Prakarsa Strategis Optimalisasi Pemanfaatan Potensi Kelautan

Menuju Terwujudnya Indonesia sebagai Poros Maritim 2015

Halaman | 24

Pramono, Djoko. Budaya Bahari. Jakarta: Gramedia Pustaka. 2004.

Pujiastuti, Fusy. 2009. Aspek Geodetik Dalam Penarikan Batas Wilayah Laut Daerah (Studi Kasus :

Perairan Selat Madura). Laporan Tugas Akhir. Surabaya. ITS.

Purworahardjo, Umaryono. 2000. Hitung dan Proyeksi Geodesi. Bandung. Jurusan teknik Geodesi

FTSP – ITB.

Rasjid, Abdul, Restu Gunawan. Makassar Sebagai Kota Maritim. Jakarta: CV.Putra Prima, 2000.

Reid, Anthony, South Asia in the Age of Commerce, Vol. I The Lands Below the Wind, New Haven,

Yale University Press, 1988.

Reid, Anthony, Southeast Asia in the Age Commerce 1450-1680. Yale University Press. 1993.

Rusdiansyah, Tony. Kekuasaan, Sejarah, & Tindakan Sebuah kajian Tentang Lanskap Budaya.

Jakarta, Rajagrafindo. 2009.

Saifuddin, Achmad Fedyani, Integrasi Sosial Golongan Miskin di Perkotaan: Kajian Kasus di

Jakarta. Jurnal Antropologi Indonesia Vol. 29, No.3, 2005.

Schofield,C. 2003. Maritime Zones and Jurisdiction. Proceeding of the 2003 ABLOS Tutorials &

Conference “Addressing Difficult Issues in UNCLOS” 28 – 30 Oktober. International

Hydrographic Bureau. Monaco. Diakses tanggal 3 Juli 2015 pukul 13.07 dari

http://www.gmat.unsw.edu.au /ablos/ABLOS03Folder/SESSION3.PDF

Setiawan, E. (t.thn.). Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Dipetik Desember 23, 2013, dari

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) web site: http://kbbi.web.id/maritim

Settling Maritime Boundaries, One Looming Priority. Jakarta Post, October 29, 2014

Soedarto, Gatot. Sun Tzu Seni Perang Modern di Mandala Lautan. Jakarta: Aksara Karunia. 2003.

Sondakh, B. K., 2010. Sejarah Maritim Indonesia: Meretas Sejarah Menegakkan Martabat. Jakarta:

Tiara Wacana.

Southon, Michael, The Navel of The Perahu Meaning and Values in the Maritime Trading Economi of

a Butonese Village. Publication of The Department of Anthropology ANU, Canberra 1995.

Stocke, D. M. (2010). Teori dan Metode dalam Ilmu Politik . Bandung: Nusamedia.

Suprayitno, Bambang.2012. Privatisasi Jalan Tol Sebagai Solusi Dalam Mempercepat Terwujudnya

Infrastruktur Jalan Tol Yang Memadai Di Indonesia Yogyakarta: Universitas Negeri

Yogyakarata

The Geographer (1974), Jarak Titik-Titik Batas Ke Titik Dasar Indonesia Dan Singapura

The Geographer (1974), Koordinat Geodetik Titik Batas Teritorial Indonesia – Singapura Pada

Segmen Tengah

Page 30: º Ï Õ Í ° Ä » Ä1 ± Ä ¸2 º Ä1 35$.$56$ 675$7(*,6 237,0$/,6 ... · PDF filemaritim, diantaranya adalah masih belum optimalnya pemanfatan sumberdaya perikanan, ... digariskan

Ringkasan Prakarsa Strategis Optimalisasi Pemanfaatan Potensi Kelautan

Menuju Terwujudnya Indonesia sebagai Poros Maritim 2015

Halaman | 25

Tim Pengajar WSBM Universitas Hasanuddin. 2012. Himpunan Materi Kuliah Wawasan Sosial

Budaya Maritim. Unit Pelaksana Teknis Mata Kuliah Umum, Universitas Hasanuddin,

Makassar.

United Nations. 1982. United Nations Convention on the Law of the Sea. Diakses tanggal 21

November 2010 pukul 14.05 dari http://id.wikisource.org/wiki/Halaman:Unclos_e.djvu/ .

Wikipedia, 2010. RDTL. Diakses tanggal 21 November 2010 pukul 13.15 dari http://RDTL -

Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.htm .

Vansina, Jan. Oral Traditions as History. The University of Wisconsin Press 1985.

Waadward, Kathryn. (ed) Identity and Difference. The Open University. Walton, 1999

Wafren, James F., Iranun and Balangingi. Globalization, Maritime Raiding and The Birth of Ethnicity.

Singapore, Singapore University Press, 2001.

Wertheim, W.F. 1959. Indonesian Society in Transition. 2nd rev., ed.,The Hague and Bandung.

Zacot, Francois R. Orang Bajo: Suku Pengembara Laut. Jakarta: KPG (Kepustakaan Populer

Gramedia). 2002.

Zuhdi, Susanto, Didik Pradjoko dan Agus Setiawan, "Diaspora Orang Buton Sebagai Faktor

Integrasi Bangsa", Laporan Penelitian Hibah Riset Strategis Nasional, kepada DRPM-Ul.

2009.

Zuhdi, Susanto, Sejarah Buton yang Terabaikan Labu Rope Labu Wana. Jakarta, Penerbit

Rajagrafindo: 2010.

Page 31: º Ï Õ Í ° Ä » Ä1 ± Ä ¸2 º Ä1 35$.$56$ 675$7(*,6 237,0$/,6 ... · PDF filemaritim, diantaranya adalah masih belum optimalnya pemanfatan sumberdaya perikanan, ... digariskan

Ringkasan Prakarsa Strategis Optimalisasi Pemanfaatan Potensi Kelautan

Menuju Terwujudnya Indonesia sebagai Poros Maritim 2015

Halaman | 26

DAFTAR NARASUMBER DALAM FGD

No

AGENDA KEGIATAN

NAMA NARASUMBER KETERANGAN

FGD I Pengembangan Industri Maritim

(25 Februari 2016)

Prof. Daniel M.Rosyid Institut Sepuluh November Surabaya

Tri Achmadi, Ph.D Institut Sepuluh November Surabaya

M. Firmansyah Arifin PT. PAL

Prof. Senator Nur Bahagia Institut Teknologi Bandung

Taryono Kodiran Institut Pertanian Bogor

Supriyanto INSA (Indonesian National Shipowners’ Association)

Yogi Prianto KADIN Pusat

FGD II Tata Ruang Laut (12 Juni 2015)

Dr. Gellwynn Jusuf Dirjen Perikanan Tangkap, Kementerian Kelautan dan Perikanan

Ir. Hartono, M.Sc Direktur Kawasan Konservasi dan Bina Hutan Lindung, Kementerian Lingkungan Hidup dan

Kehutanan

Aria Indra Purnama, ST, MUM Kasubdit Kebijakan dan Strategis Nasional, Kementeriang Agraria dan Tata Ruang

Ir. M. Tohir, M.Si Kasubdit Pengembangan Pelabuhan, Kementerian Perhubungan

Dr. Nurwadjedi, M.Sc Deputi Bidang Informasi Geospasial Tematik, Badan Informasi Geospasial

Dr. Ir. Subandono Diposaptono, M.Eng

Direktur Tata Ruang Laut, Kementerian kelautan dan Perikanan

Ir. Andi Oetomo, M.Pi KK. P2PK - Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan - ITB

FGD III Jati Diri Maritim (25 Juni 2015)

Sulaiman Syarif Plt. Asisten Deputi I Bidang Hukum dan Perjanjian Kemaritiman, Kementerian

Koordinator Bidang Kemaritiman

Mayjend M. Nakir Direktur Kebijakan Strategi, Kementerian Pertahanan

S. Alina Tampubolon Direktur Pengawasan Sumber Daya Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan

Dr. Dedi Sutisna Sekjen Dewan Kelautan Indonesia

Page 32: º Ï Õ Í ° Ä » Ä1 ± Ä ¸2 º Ä1 35$.$56$ 675$7(*,6 237,0$/,6 ... · PDF filemaritim, diantaranya adalah masih belum optimalnya pemanfatan sumberdaya perikanan, ... digariskan

Ringkasan Prakarsa Strategis Optimalisasi Pemanfaatan Potensi Kelautan

Menuju Terwujudnya Indonesia sebagai Poros Maritim 2015

Halaman | 27

No AGENDA

KEGIATAN NAMA NARASUMBER KETERANGAN

FGD IV Pengembangan Budaya Maritim

(2 Juli 2015)

Dr. Safri Burhanudin Deputi Bidang SDM dan IPTEK, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman

Prof. Dr. Indra Jaya Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB

Dr. Ir. Santoso, M.Phil Kepala Pusat Pelatihan, BPSDMKP, Kementerian Kelautan dan Perikanan

Andika Fajar Asdep SDM dan IPTEK, Kemenristek dan Dikti

Dr. Budhi M. Suyitno Sekjen AIPI

Drs. Masyhuri Imron, M.Si Peneliti Utama, LIPI

FGD V Brainstroming Penyusunan

Definisi dan Konsep Pembangunan Poros

Maritim (7 Agustus 2015)

Prof. Indra Jaya Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB

Prof. Tridoyo Kusumastanto Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB

Prof. Bonar P Pasaribu Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB

Dr. Luky Adrianto Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB

FGD VI Regional Manado (10 Agustus 2015)

Ir. Royke O.Roring, M.Si Kepala Bappeda Provinsi Sulawesi Utara

Prof. Dr. Alex Retraubun Pakar Kelautan

Prof. Dr. Rene Charles Kepel Guru Besar FPIK Universitas Samratulangi

Prof. Jamaludin Jompa Dekan FPIK Universitas Hasanudin Makassar

Ir. Ronald T.H Sorongan, M.Si Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Utara

Prof. Dr. Grevo Gerung Dekan FPIK Universitas Samratulangi

FGD VII Regional Banda Aceh

(31 Agustus 2015)

Prof. Muchlisin, Z.A Pembantu Dekan I FKP, Universitas Syaih Kuala Banda Aceh

Dr. Husaini Ibrahim Dosen FPIK Sejarah dan Kepala Pusat Penelitian Ilmu Sosial dan Budaya

Dr. Iskhaq Iskandar Kepala Pusat Penelitian Lingkungan Hidup, Universitas Sriwijaya Palembang

Prof. Rifardi Guru Besar FPIK Universitas Riau

Dr. Indra Z Ketua Prodi Magister Pengelolaan Sumber Daya Pesisir Terpadu, Universitas Syiah Kuala Banda

Aceh

Syamsudin Daud Panglima Laot Aceh

FGD VIII Tantangan dan Strategi Pembangunan Sistem Logistik Ikan Nasional (17 September 2015)

Dr. Riza Damanik KNTI / LSM

Dr. Ir. Slamet Soebjakto, M.Si Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Kementerian Kelautan dan Perikanan

M. Nadjikh CEO PT. Kelola Mina Laut

Ir. R. Nilanto Perbowo, M.Sc Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk, Kementerian Kelautan dan Perikanan

Ir. Sadullah Muhdi, MBA Sesditjen PSDP, Kementerian Kelautan dan Perikanan