09101152630307 nesia darmiati teknik informatika

10
APLIKASI PENGENALAN POLA TANDA TANGAN DINAMIS UNTUK VALIDASI ABSENSI MAHASISWA “UPI-YPTK” PADANG Nesia Darmiati 1) , Silfia Andini, S.Kom, M.Kom 2) , Abulwafa Muhammad, S.Kom, M.Kom 3) 1)Teknik Informatika, Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang, Padang email : [email protected] 2)Teknik Informatika, Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang, Padang email: [email protected] 3)Teknik Informatika, Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang, Padang email: [email protected] Abstrak Pengenalan tanda tangan merupakan salah satu bidang pengenalan pola yang cukup berkembang pada masa sekarang ini. Dimana aplikasinya dapat diterapkan dalam berbagai bidang, salah satu adalah untuk absensi. Dalam tugas akhir ini, penulis membuat aplikasi pengenalan tanda tangan dinamis yang digunakan untuk menentukan validasi absensi mahasiswa “UPI-YPTK” Padang. Menggunakan beberapa metode yaitu, R 2 yang berasal dari SLR (Simple Linear Regression) untuk mengukur dua urutan satu dimensi, kemudian memperluas R 2 menjadi ER 2 sebagai pencocokan dua dimensi, sedangkan untuk keselarasan optimal menggunakan Dynamic Time Warping yang digabung dengan ER 2 untuk meningkatkan ketahanan verifikasi tanda tangan. Aplikasi ini juga dibuat dengan menggunakan bahasa pemrogramam Netbeans 7.3 dan MySql, txt sebagai basis datanya. Untuk menginputkan tanda tangan digunakan perangkat keras yaitu digitizer. Suatu tanda tangan dinyatakan mirip, juga tergantung dari nilai threshold. Tanda tangan akan diterima jika nilai kemiripannya besar sama dengan nilai threshold yang telah ditentukan, untuk aplikasi ini nilai threshold dapat diatur dalam rentang 80-100 %. Kata Kunci : Sinature Recognation, Simple Linear Regression, R 2 , ER 2 , Dynamic Time Warping 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang serba otomatisasi mengantarkan kita kepada era digital, dimana kegiatan yang semula dilakukan secara manual berangsung- angsur berganti dan dilakukan secara otomatis dengan bantuan komputer. Pengenalan tanda tangan merupakan salah satu bidang pengenalan pola (pettern recognation) yang cukup berkembang pada masa sekarang ini. Dimana aplikasinya dapat diterapkan dalam berbagai bidang misalnya bidang keamanan, validasi data dll. Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang adalah sebuah instansi pendidikan yang mempunyai banyak sekali mahasiswa. Untuk memperlancar kegiatan akademik, maka diberlakukanlah sistem absen. Sistem absen ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keaktifan mahasiswa dalam menghadiri dan mengikuti kegiatan belajar mengajar. Sistem absen ini memberikan kesempatan mahasiswa untuk tidak mengikuti proses perkulihan selama empat kali pertemuan untuk setiap mata kuliah untuk semua kategori alasan, baik sakit, izin maupun alfa. Namun sebagian mahasiswa masih mengangap kurang, apalagi dengan sistem absen yang masih manual sangat memungkinkan untuk melakukan tindak kecurangan. Tidak jarang mahasiswa yang tidak hadir, dianggap hadir. Hal ini juga dikarenakan solidaritas antar mahasiswa yang cukup tinggi, atau rasa kasihan terhadap teman, sudah menjadi hal yang biasa di kalangan mahasiswa tidak hanya di Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang saja, tetapi juga terjadi di universitas lainnya. Istilah titip absen sudah menjadi tren dikalangan mahasiswa, padahal sesuai dengan prinsip Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang yaitu berlaku jujur dan menegakkan kebenaran, harusnya mahasiswa bisa memegang dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari termasuk dalam hal absensi hadir. Agar tidak terjadi lagi kebohongan/prilaku tidak jujur di kalangan mahasiswa khususnya dalam hal absensi hadir, maka diperlukan sistem yang smart, yang mampu mengenali tanda tangan mahasiswa tersebut apakah asli atau palsu. Untuk membandingkan dua buah tanda tangan asli atau palsu, tanda tangan tersebut harus memiliki nilai yang masuk akal 0-100 %. Misalnya dua buah tanda tangan memiliki persentase kemiripan 90 % sehingga kedua tanda tangan tersebut secara sabjektif dapat dikatan asli. Jarak Euclidean, Dinamic Time Warping atau pengukuran jarak lainnya tidak dapat memberikan informasi apapun tentang kesamaan tampa membandingkannya dengan jarak lainnya. Berdasarkan beberapa pengamatan R 2 adalah kesaman ukuran yang baik dengan arti yang intuitif. Mengingat dua urutan, R 2 menjawab kesamaan dengan nilai antara 0%-100%. Jenis ukuran kemiripan sangat berguna untuk verifikasi tanda tangan, terutama

Upload: nesia-darmiati

Post on 26-Oct-2015

137 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: 09101152630307 Nesia Darmiati Teknik Informatika

APLIKASI PENGENALAN POLA TANDA TANGAN DINAMIS

UNTUK VALIDASI ABSENSI MAHASISWA “UPI-YPTK” PADANG

Nesia Darmiati

1), Silfia Andini, S.Kom, M.Kom

2), Abulwafa Muhammad, S.Kom, M.Kom

3)

1)Teknik Informatika, Univers i ta s Pu t ra Indonesia “YPTK” Padang, Padang

emai l :[email protected] 2)Teknik Informatika, Univers i ta s Pu t ra Indonesia “YPTK” Padang, Padang

email: [email protected]

3)Teknik Informatika, Univers i ta s Pu t ra Indonesia “YPTK” Padang, Padang

email: [email protected]

Abstrak – Pengenalan tanda tangan merupakan salah satu bidang pengenalan pola yang cukup berkembang pada

masa sekarang ini. Dimana aplikasinya dapat diterapkan dalam berbagai bidang, salah satu adalah untuk absensi.

Dalam tugas akhir ini, penulis membuat aplikasi pengenalan tanda tangan dinamis yang digunakan untuk

menentukan validasi absensi mahasiswa “UPI-YPTK” Padang. Menggunakan beberapa metode yaitu, R2 yang

berasal dari SLR (Simple Linear Regression) untuk mengukur dua urutan satu dimensi, kemudian memperluas R2

menjadi ER2 sebagai pencocokan dua dimensi, sedangkan untuk keselarasan optimal menggunakan Dynamic

Time Warping yang digabung dengan ER2 untuk meningkatkan ketahanan verifikasi tanda tangan.

Aplikasi ini juga dibuat dengan menggunakan bahasa pemrogramam Netbeans 7.3 dan MySql, txt sebagai

basis datanya. Untuk menginputkan tanda tangan digunakan perangkat keras yaitu digitizer. Suatu tanda tangan

dinyatakan mirip, juga tergantung dari nilai threshold. Tanda tangan akan diterima jika nilai kemiripannya besar

sama dengan nilai threshold yang telah ditentukan, untuk aplikasi ini nilai threshold dapat diatur dalam rentang

80-100 %.

Kata Kunci : Sinature Recognation, Simple Linear Regression, R2, ER

2, Dynamic Time Warping

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan zaman yang serba otomatisasi

mengantarkan kita kepada era digital, dimana kegiatan

yang semula dilakukan secara manual berangsung-

angsur berganti dan dilakukan secara otomatis dengan

bantuan komputer. Pengenalan tanda tangan

merupakan salah satu bidang pengenalan pola (pettern

recognation) yang cukup berkembang pada masa

sekarang ini. Dimana aplikasinya dapat diterapkan

dalam berbagai bidang misalnya bidang keamanan,

validasi data dll.

Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang

adalah sebuah instansi pendidikan yang mempunyai

banyak sekali mahasiswa. Untuk memperlancar

kegiatan akademik, maka diberlakukanlah sistem

absen. Sistem absen ini bertujuan untuk mengetahui

tingkat keaktifan mahasiswa dalam menghadiri dan

mengikuti kegiatan belajar mengajar. Sistem absen ini

memberikan kesempatan mahasiswa untuk tidak

mengikuti proses perkulihan selama empat kali

pertemuan untuk setiap mata kuliah untuk semua

kategori alasan, baik sakit, izin maupun alfa.

Namun sebagian mahasiswa masih mengangap

kurang, apalagi dengan sistem absen yang masih

manual sangat memungkinkan untuk melakukan

tindak kecurangan. Tidak jarang mahasiswa yang

tidak hadir, dianggap hadir. Hal ini juga dikarenakan

solidaritas antar mahasiswa yang cukup tinggi, atau

rasa kasihan terhadap teman, sudah menjadi hal yang

biasa di kalangan mahasiswa tidak hanya di

Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang saja,

tetapi juga terjadi di universitas lainnya. Istilah titip

absen sudah menjadi tren dikalangan mahasiswa,

padahal sesuai dengan prinsip Universitas Putra

Indonesia “YPTK” Padang yaitu berlaku jujur dan

menegakkan kebenaran, harusnya mahasiswa bisa

memegang dan mengamalkannya dalam kehidupan

sehari-hari termasuk dalam hal absensi hadir.

Agar tidak terjadi lagi kebohongan/prilaku tidak

jujur di kalangan mahasiswa khususnya dalam hal

absensi hadir, maka diperlukan sistem yang smart,

yang mampu mengenali tanda tangan mahasiswa

tersebut apakah asli atau palsu.

Untuk membandingkan dua buah tanda tangan

asli atau palsu, tanda tangan tersebut harus memiliki

nilai yang masuk akal 0-100 %. Misalnya dua buah

tanda tangan memiliki persentase kemiripan 90 %

sehingga kedua tanda tangan tersebut secara sabjektif

dapat dikatan asli.

Jarak Euclidean, Dinamic Time Warping atau

pengukuran jarak lainnya tidak dapat memberikan

informasi apapun tentang kesamaan tampa

membandingkannya dengan jarak lainnya.

Berdasarkan beberapa pengamatan R2 adalah kesaman

ukuran yang baik dengan arti yang intuitif. Mengingat

dua urutan, R2 menjawab kesamaan dengan nilai

antara 0%-100%. Jenis ukuran kemiripan sangat

berguna untuk verifikasi tanda tangan, terutama

Page 2: 09101152630307 Nesia Darmiati Teknik Informatika

memperhatikan bahwa hanya sedikit tanda tangan asli

yang tersedia dalam praktek.

R2 berasal dari SLR (Simple Linear Regression)

yang secara tradisional mengukur dua urutan satu

dimensi. Pada penelitian ini kami memperluas R2

untuk ER2 sebagai pencocokan multidemensi, juga

keselarasan optimal menggunakan Dynamic Time

Warping yang digabung ke ER2 untuk meningkatkan

ketahanan verifikasi tanda tangan.

1.2 Perumusan Masalah

Dari latar belakang di atas maka penulis

merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah aplikasi pengenalan pola tanda

tangan dinamis ini dapat menentukan validasi

absensi mahasiswa Universitas Putra

Indonesia “YPTK” Padang ?

2. Apakah aplikasi pengenalan pola tanda

tangan dinamis ini memberikan hasil yang

akurat ?

3. Apakah aplikasi pengenalan pola tanda

tangan dinamis ini dapat menentukan layak

tidaknya seorang mahasiwa untuk mengikuti

ujian ?

1.3 Tujuan

Tujuan ingin dicapai dalam penelitian Tugas

Akhir ini adalah :

1. Membuat perangkat pengenalan pola tanda

tangan dinamis untuk mengetahui validasi

absensi mahasiswa “UPI-YPTK” Padang.

2. Mengimplementasi metode verifikasi tanda

tangan dinamis dengan R2 yang berasal dari

SLR (Simple Linear Regression) untuk

mengukur dua urutan satu dimensi dan

memperluas R2 menjadi ER

2 sebagai

pencocokan multidemensi, juga keselarasan

optimal menggunakan Dynamic Time

Warping yang digabung ke ER2 untuk

meningkatkan ketahanan verifikasi tanda

tangan.

2 LANDASAN TEORI

2.1 Pengenaan Pola

Pengenalan pola atau pattern recognation adalah

disiplin ilmu yang bertujuan untuk mengklasifikasi

objek menjadi beberapa kategori atau kelas [11].

Tujuan dari pengenalan pola ini adalah

mengklasifikasi dan mendeskripsikan pola atau objek

kompleks melalui pengetahuan sifat-sifat atau ciri-ciri

objek tersebut. Pola merupakan suatu entitas yang

terdefinisi dan dapat diidentifikasi dan diberi nama

[2].

2.2 Biometrik

Biometrik merupakan metode otomatisasi untuk

mengenal sesorang berdasarkan karakteristik fisik

seperti iris mata, sidik jari atau kebiasaan seperti tanda

tangan atau suara [4].

Pada penelitian ini, karakteristik yang dibahas

adalah adalah pola tanda tangan. Hal ini disebabkan

karena tanda tangan memiliki tingkat akurasi untuk

identifikasi yang cukup tinggi. Perbandingan tingkat

akurasi teknologi biometrik dengan mengacu

perbandingan antara kesalahan proses identifikasi

dengan ketepatan proses identifikasi dalam kondisi

acak dapat dilihat pada tabel 1.1

Tabel 1.1 Perbandingan Keakuratan Teknologi

Biometrik

Biometrik Tingkat Akurasi

Pemayaran Retina 1:10.000.000

Pemayaran Iris 1:131.000

Pola Sidik Jari 1:500

Geometri Tangan 1:500

DinamikaTanda

Tangan

1:50

Dinamika Suara 1:50

Tanda tangan adalah proses menulis seseorang

yang bersifat khusus sebagai substansi simbolik [3].

Tanda tangan merupakan bentuk yang paling banyak

digunakan untuk identifikasi seseorang. Tanda tangan

adalah behavioral biometric, tidak menggunakan

karakteristik fisik seperti sidik jari atau karakteristik

wajah, tetapi menggunakan kebiasaan. Tanda tangan

seseorang mungkin dapat berbeda kapan saja, dan

tidak seunik atau sesulit dipalsukan seperti sidik jari

atau iris mata, tetapi tanda tangan telah diterima oleh

masyarakat luas sebagai sesuatu yang umum,

membuat tanda tangan menjadi cocok untuk

digunakan dalam aplikasi yang memerlukan tingkat

autentifikasi yang lebih umum.

2.3 Verifikasi Tanda Tangan

Dalam verifikasi, yang ditentukan adalah

mengkonfirmasikan ataupun menolak sesorang yang

mengklaim identitas tertentu.

Berdasarkan karakteristik data yang diambil,

verifikasi tanda tangan secara umum dapat dibagi

menjadi dua yaitu:

1. Verifikasi tanda tangan dinamis

Metode verifikasi tanda tangan (signature)

dengan akuisisi data secara dinamis disebut

juga metode online. Dalam metode ini proses

akusisi data dilakukan bersamaan dengan

proses penulisan. Data yang diambil pada

umumnya bermacam-macam, tidak hanya

berupa koordinat posisi titik-titik penulisan,

tetapi juga informasi dinamis lain seperti

tekanan, kecepatan, gaya penekanan tangan

pada pena dan lain sebagainya. Jenis data

yang dapat diambil sangat bergantung pada

kemampuan peralatan masukan yang

digunakan. Peralatan masukan yang sering

digunakan untuk mengakuisisi data secara

dinamis ini disebut digitizer.

Page 3: 09101152630307 Nesia Darmiati Teknik Informatika

2. Verifikasi tanda tangan statis

Metode verifikasi dengan akuisisi data secara

statis disebut juga dengan metode offline.

Berbalikan dengan metode dinamis, metode

statis melakukan akuisisi data setelah proses

penulisan selesai dilakukan atau bahkan

kemungkinan lama setelah proses penulisan

dilakukan. Seseorang menuliskan tanda

tangannya pada kertas, yang kemudian

diubah menjadi citra digital dengan

menggunakan scanner. Dari citra inilah

selanjutnya diproses untuk menentukan

otentik atau tidaknya tanda tangan tersebut

[9].

2.4 Simple Linear Regression

Mengingat dua urutan/sekuens X = (x1, x2, ..., xn),

Y = (y1, y2, ..., yn), analisa regresi linier statistik

distribusikan dari titik (x1, y1), (x2, y2), ..., (xn, yn)

dalam ruang XY. Jika X dan Y memiliki hubungan

linear yang kuat, yaitu, Y = β0 + β1X, kita bisa

mengharapkan distribusi titik-titik adalah sepanjang

garis, yang disebut garis regresi. Gambar 2.1

menunjukkan contoh.

Gambar 2.1 Dua pasang urutan, R2 (X1, X2)

= 91% dan R2 (X3, X4) = 31%.

Untuk regressi Y pada X, pertama-tama kita

membentuk model : Y = β0 + β1X + u, dimana u

adalah error term. Perhatikan bahwa u = (u1, u2 ...,

un). Kemudian perkirakan parameter β0 dan β1 dalam

arti minimum jumlah dari kuadrat error, yaitu, i = 1 Σn

ui2 = i = 1 Σ

n (yi - (β0 + β1xi))

2 diminimalkan. Dari titik

geometrik, kita dapat memperkirakan garis regresi

yang ditentukan oleh β0 dan β1 sehingga garis sesuai

titik-titik dalam ruang XY sedekat mungkin. Misalkan

Q (β0, β1)= i=1Σn ui

2. Perhatikan bahwa Q adalah

fungsi dari β0 dan β1. Untuk meminimalkan Q (β0, β1),

kita memiliki δQ/δβ0 = 0 dan δQ/δβ1 = 0. Dari hal ini,

kita dapat memperoleh hasil sebagai berikut.

β0 = Y '- β1X'

dan

i =1Σn (xi - X ') (yi - Y')

β1 = ---------------------------------------

i=1Σn (xi - X ')

2

dimana X '= 1 / n i = 1Σn xi, Y' = 1 / n i = 1Σ

n yi.

Dengan β0 dan β1 seperti di atas, garis regresi dapat

ditentukan.

Sebagai ukuran kecocokan yang paling baik, R2

didefinisikan sebagai:

i = 1 Σ n ui

2

R2 = 1 − -------------------------------

i=1 Σ n (yi - Y ')

2

R2 juga disebut koefisien determinasi. Hal ini dapat

diartikan sebagai fraksi dari variasi dalam Y yang

dijelaskan oleh X. R2 dapat diturunkan sebagai:

[1Σn (xi - X ') (yi - Y')]

2

R2 = ------------------------------------------------

1Σn (xi - X ')

2 1Σn (yi - Y')

2

R2 memiliki sifat sebagai berikut :

1. Refleksivitas, yaitu, R2 (X, X) = 1.

2. Simetri, yaitu, R2 (X, Y) = R

2 (Y, X).

Menurut persamaan, tidak peduli Y regresi

pada X atau X regresi pada Y, R2 adalah sama.

3. R2 ε [0, 1].

Semakin mendekati nilai 1, semakin banyak

titik cenderung turun sepanjang garis regresi,

dengan demikian, hubungan linear yang lebih

kuat memiliki dua sekuens. R2=1, berarti dua

sekuens memiliki hubungan linear sempurna,

sedangkan R2=0 berarti tidak ada hubungan

linear sama sekali.

Berdasarkan sifat-sifat R2 seperti di atas, R

2

didefinisikan sebagai hubungan Relinear. Juga, R2

adalah ukuran yang baik untuk persamaan. Gambar

2.1 menunjukkan contoh yang tinggi (rendah) nilai R2

berarti tinggi (rendah) persamaan. Threshold

berdasarkan R2 jauh lebih intuitif dari beberapa

toleransi jarak ε, seperti jarak Euclidean atau jarak

Dynamic Time Warping. Mengingat dua sekuens R2

langsung memberitahu kesamaan mereka.

2.5 Memperluas R2 Menjadi ER

2

Secara tradisional, Simple Linear Regression

hanya diterapkan untuk urutan 1 dimensi. Namun,

banyak juga jenis urutan yang multidimensional.

Sebagai contoh, urutan tanda tangan online bersifat

multidimensi, termasuk koordinat (x dan y), tekanan,

kemiringan, dll. Untuk mencocokkan urutan

multidimensional , kita mendefinisikan ER2

((Extended R-squared)) sebagai :

j=1ΣM

(i=1Σn (xji – X’j) (yji – Y’j))]

2

ER2 = ---------------------------------------------------------

j=1ΣM

i=1Σn (xi – X’)

2 j=1Σ

M i=1Σ

n (yi – Y’)

2

Dimana X'j (Y'j) adalah rata-rata dari j dimensi urutan

X (Y). ER2 memiliki sifat yang sama seperti R

2, yaitu,

refleksivitas, simetri dan ER2 ε [0, 1]. Satu-satunya

perbedaan adalah bahwa ER2 dapat mengukur urutan

multidimensi. Sama seperti R2, ER

2 langsung

memberitahu kemiripan mereka.

Page 4: 09101152630307 Nesia Darmiati Teknik Informatika

Sebaliknya, Dynamic Time Warping atau

Euclidean norm hanya bisa memberikan jarak dengan

arti relatif. Gambar 2.2 menunjukkan contoh ER2

yang masuk akal. Tanda tangan (a) dan (b) merupakan

tanda tangan asli. Tanda tangan (c) dan (d) adalah

palsu, meskipun mereka dibuat oleh orang yang sama.

Kita bisa melihat bahwa tanda tangan (a) memiliki

kesamaan yang tinggi dengan tanda (b). ER2 antara

mereka adalah setinggi 96,7%, seperti gambar 2.2

Gambar 2.2. Empat Tanda Tangan Dan Kesamaan

Mereka Satu Sama Lain Ditentukan

Oleh ER2

Perbedaan utama dalam tanda tangan (c) adalah

bahwa "@" diganti dengan "a". Jadi, kesamaan antara

(c) dan yang asli turun menjadi 68,4% atau 70,5%.

Tanda tangan (d) terdiri dari dua Karakter Cina.

Karakter pertama adalah sama dengan tanda tangan

lain, yang kedua sangat berbeda dari "@ anaknya".

Oleh karena itu, kesamaan dengan tanda tangan lain

semua di bawah 50%. Contoh ini juga menunjukkan

bahwa ER2 adalah ukuran bahasa independen.

2.6 Menggabungkan Dinamic Time Warping dan

ER2

ER2 memiliki kekurangan, hanya memungkinkan

salah satu pencocokan antara dua sekuens, seperti

Euclidean norm. Jika dua urutan/sekuens yang tidak

selaras dengan baik atau mereka memiliki panjang

yang berbeda, ER2 tidak dapat diterapkan secara

langsung. Biasanya, urutan tanda tangan yang baik

dari panjang yang sama atau selaras, bahkan oleh

orang yang sama. Hal ini juga diketahui bahwa

Dynamic Time Warping dapat menentukan

keselarasan optimal antara dua sekuens dengan

panjang yang berbeda. Oleh karena itu, Dynamic Time

Warping dikombinasikan dengan ER2 untuk

menyatukan keuntungan mereka.

2.7 Dynamic Time Warping

2.7.1 Pengertian Dynamic Time Warping

Dynamic Time Warping adalah teknik yang

menemukan keselarasan yang optimal antara dua time

series jika salah satu time series mungkin melengkung

nonlinear dengan meregang atau menyusut bersama

waktu porosnya [10].

Dynamic Time Warping merupakan algoritma

yang telah dikenal luas, diperkenalkan sekitar tahun

60an, dan baru pada tahun 70an secara luas

digunakan untuk aplikasi pengenalan suara (speech

recognition), pengenalan tulisan tangan dan tanda

tangan, data mining, pengklusteran, pengolahan

isyarat, musik dan banyak lagi.

Algoritma DTW disebut juga sebagai non-linear

sequence alignment, sehingga algoritma ini lebih

realistis untuk digunakan dalam mengukur kemiripan

suatu pola (pattern/template matching). Data yang

diolah selalu berada dalam kawasan waktu, sehingga

rentan data yang kita punya dianggap bervariasi

terhadap waktu.

Algoritma Dynamic Time Warping kerap

digunakan sebagai pengukur kemiripan pola, dan

mengukur kemiripan dari dua buah data. Data ini

biasanya merupakan feature atau ciri dari data asli

yang ukuran yang lebih besar.

Algoritma ini terkenal sangat efisien dalam

mengukur jarak kemiripan antar dua data yang

meminimalkan pengaruh pergerakan dan distorsi

dalam waktu sehingga walaupun berbeda fase, masih

bisa dideteksi.

Sebuah contoh Dynamic Time Warping

bagaimana satu time series adalah warped atas yang

lain seperti gambar 2.3 di bawah ini.

Gambar 2.3 Dynamic Time Warping

Dalam gambar, masing-masing garis vertikal

menghubungkan titik dalam satu time series untuk

sejalannya titik yang sama dalam time series lainnya.

Garis sebenarnya mempunyai nilai yang sama pada

sumbu y tetapi telah dipisahkan sehingga garis vertikal

antara mereka dapat dilihat dengan lebih mudah. Jika

kedua time series pada gambar identik, semua garis

akan menjadi garis lurus vertikal karena tidak ada

warp yang akan diperlukan untuk baris atas pada dua

time series. Jarak warp path adalah mengukur dari

perbedaan antara dua time series setelah mereka

menjadi lengkung bersama-sama, yang diukur dengan

jumlah jarak antara setiap pasangan titik yang

terhubung oleh garis vertikal pada gambar. Dengan

demikian, dua time series yang identik kecuali untuk

lokal peregangan dari sumbu waktu akan memiliki

Dynamic Time Warping jarak nol.

2.7.2 Gambaran Dynamic Time Warping

Sebuah pengukuran jarak antara time series

diperlukan untuk menentukan kesamaan antara time

series dan untuk klasifikasi time series. Jarak

Page 5: 09101152630307 Nesia Darmiati Teknik Informatika

Euclidean adalah pengukuran jarak yang efisien. Jarak

Euclidean antara dua time series hanyalah jumlah

jarak kuadrat dari setiap titik n dalam satu kali seri ke

titik n lainnya.

Kerugian utama menggunakan jarak Euclidean

untuk data time series adalah bahwa hasilnya sangat

unintuitive. Jika dua time series adalah sama, tapi satu

sedikit digeser di sepanjang sumbu waktu, maka jarak

Euclidean dapat membuat mereka sangat berbeda satu

sama lainnya. Dynamic Time Warping diperkenalkan

[6] untuk mengatasi keterbatasan ini dan memberikan

pengukuran jarak intuitif antara time series dengan

mengabaikan baik pergeseran global dan lokal dalam

dimensi waktu.

Masalah Dynamic Time Warping dinyatakan

sebagai berikut, mengingat dua time series X, dan Y,

dengan panjang |X | dan | Y |,

X = x1, x2, .. , Xi, .. , X | X |

Y = y1, y2, .. , Yj, .. , Y | Y |

Membangun jalur W warp

W = w1, w2, .., wk max (| X |, | Y |) <= K <= | X | + |

Y |

di mana K adalah panjang dari jalur warp dan elemen

k dari jalur warp adalah

wk = (i, j)

dimana i adalah indeks dari time series X, dan j adalah

indeks dari time series Y.

warp path harus dimulai pada awal setiap time series

di w1 = (1, 1) dan selesai pada akhir kedua time series

di wk = (| X |, | Y |).

Hal ini memastikan bahwa setiap indeks dari kedua

time series digunakan di warp path. Ada juga kendala

pada warp path yang memaksa i dan j menjadi

monoton meningkat di warp path, yang meyebabkan

mengapa garis mewakili warp path, gambar 2.3

adalah tidak saling tumpang tindih. Setiap indeks dari

setiap time series harus digunakan.

wk = (i, j), wk +1 = (i ', j')

i <= i '<= i +1, j <= j' <= j +1

Jalan warp optimal adalah jarak minimum warp path,

dimana jarak dari warp path

W adalah

Dist (W) = k=1Σk = K Dist (wki, Wkj)

Dist (W) adalah jarak (biasanya jarak Euclidean) dari

jalur W warp, dan Dist (w ki, Wkj) adalah jarak antara

dua titik data indeks (satu dari X dan satu dari Y)

dalam elemen k dari warp path.

2.7.3 Algoritma Dynamic Time Warping

Sebuah pendekatan pemrograman dinamis yang

digunakan untuk menemukan jarak minimal warp

path. Alih-alih berusaha memecahkan seluruh masalah

sekaligus, solusi untuk submasalah ditemukan, dan

digunakan berulang kali untuk mencari solusi dari

masalah yang sedikit lebih besar sampai solusi

ditemukan untuk seluruh time series. Dua dimensi | X

| oleh | Y | matriks D, dibangun di mana nilai pada D

(i, j) adalah jarak minimum warp path yang dapat

dibangun dari dua time series X '= x1, .. xi dan Y '=

y1,... yi. Nilai pada D (| X |, | Y |) akan berisi jarak

minimum warp path antara time series X dan Y. Kedua

sumbu D merupakan waktu. Sumbu x adalah time

series X, dan sumbu y adalah time series Y.

Gambar 2.4 D menunjukkan contoh dari matriks dan

jarak mimimum warp path ditelusuri dari D (1, 1) ke

D (| X |, | Y).

Gambar 2.4 Sebuah Perhitungan Matriks Dengan

Jarak Mimimum Warp Path Ditelusuri

Melalui D(1, 1) Ke D(|X|, |Y)

Perhitungan matriks dan warp path adalah

Gambar 2.4 adalah sama dua time series ditunjukkan

pada gambar 2.3.

Warp path adalah W = {(1, 1), (2, 1), (3, 1), (4, 2), (5,

3), (6, 4), (7, 5), (8, 6), (9, 7), (9, 8),(9, 9), (9, 10), (10,

11), (10, 12), (11, 13), (12, 14), (13, 15), (14, 15), (15,

15), (16, 16)}.

Jika warp path melewati sel D (i, j) dalam

perhitungan matriks, itu berarti bahwa titik i dalam

time series X adalah melengkung ke titik j dalam time

series Y. Perhatikan bahwa ada bagian vertikal dari

warp path, satu titik dalam time series X melengkung

ke beberapa titik dalam time series Y, dan sebaliknya

juga benar di mana warp path adalah garis horizontal.

Karena satu titik dapat memetakan ke beberapa titik

dalam time series lainnya, time series tidak perlu

menjadi panjang yang sama. Jika X dan Y adalah time

series yang sama, warp path melalui matriks akan

menjadi garis diagonal lurus.

Untuk menemukan jarak minimum warp path,

sebelumnya sel dari matriks harus diisi. Alasan dibalik

menggunakan pendekatan pemrograman dinamis

untuk masalah ini adalah karena nilai pada D (i, j)

adalah warp path minimal pada dua time series dari

panjang i dan j, jika warp path minimal sudah dikenal

untuk semua bagian yang sedikit lebih kecil dari time

series yang merupakan titik data tunggal yang jauh

dari panjang i dan j, maka nilai di D (i, j) adalah jarak

minimum dari semua jalur yang mungkin untuk warp

time series yang merupakan salah satu titik data lebih

kecil dari i dan j, ditambah jarak antara dua titik xi dan

yj. Karena warp path yang baik akan bertambah satu

atau tetap sama sepanjang sumbu i dan j, jarak dari

warp path optimal satu titik data lebih kecil dari

panjang i dan j yang terkandung dalam matriks pada D

(i-1, j), D (i, j-1) dan D (i-1, j-1), sehingga nilai sel

dalam matriks

Page 6: 09101152630307 Nesia Darmiati Teknik Informatika

D (i, j) = cost (xi, yj) + min {D (i-1, j), D (i-1, j-1),

D (i, j-1)}

Setelah seluruh matriks diisi, warp path harus

ditemukan dari D (1, 1) ke D (| X |, | Y|). Warp

sebenarnya dihitung dalam urutan terbalik mulai dari

D (| X |, | Y |). Sebuah pencarian greedy dilakukan

untuk mengevaluasi sel ke kiri, bawah dan diagonal ke

kiri bawah. Manapun dari ketiga sel yang

bersebelahan memiliki nilai terkecil ditambahkan ke

awal warp path yang ditemukan sejauh ini, dan

pencarian terus berlanjut dari sel itu. Pencarian akan

berhenti bila D (1, 1).

2.8 ER2 Disertai Optimal Alighment

Pertama kali menggunakan Dynamic Time

Warping untuk menentukan keselarasan optimal

antara dua sekuens. Kemudian, kita meregangkan dua

sekuens untuk memiliki panjang yang sama. Jika

dilakukan seperti ini : jika titik xi di urutan X sejalan

dengan k (k> 1) titik dalam urutan Y, kita

meregangkan X dengan menduplikasin xi k-1 kali.

Untuk urutan Y, kita meregangkan dengan cara yang

sama.

Sebagai contoh, pada gambar 2.5, kita

meregangkan X menjadi (x1, x2, .., xn-1, xn-1, xn-1, xn)

dan Y untuk menjadi (y1, y2, y2, .., yn-2, yn-1, yn).

Setelah peregangan, dua time series memiliki panjang

yang sama. Kemudian, kita dapat menerapkan

disepanjang persaman regresi untuk menghitung

kesamaan, seperti gambar 2.5

Gambar 2.5 Jalur Ditentukan Oleh Dynamic Time

Warping I Matriks N X M Memiliki

Perhitungan Kumulatif Minimum.

Daerah yang ditandai adalah batas jalan yang

tidak bisa dilalui. Jalan menunjukkan keselarasan

yang optimal : (x1, y1), (x2, y2), (x3, y3), ..., (xn-1, ym-3),

(xn-1, ym-2), (xn-1, ym-1), (xn, ym).

2.9 Rekayasa Perangkat Lunak

Perangkat lunak adalah (1) perintah (program

komputer) yang bila dieksekusi memberikan fungsi

dan unjuk kerja seperti yang diinginkan. (2) struktur

data yang memungkinkan program memanipulasi

informasi secara profesional. (3) dokumen yang

menggambarkan operasi dan kegunaan program [8].

2.10 UML (Unified Modelling Language)

Unified Modeling Language (UML) adalah

keluarga notasi grafis yang didukung oleh meta model

tunggal, yang membantu pendeskripsian dan desain

sistem perangkat lunak, khususnya sistem yang

dibangun menggunakan pemrograman berorientasi

objek (OOP) [5]

UML (Unified Modeling Language) adalah

sebuah bahasa yang berdasarkan grafik/gambar untuk

memvisualisasi, menspesifikasikan, membangun, dan

pendokumentasian dari sebuah sistem pengembangan

software berbasis OO (Object-Oriented) [7].

2.10.1 Konsep Dasar UML UML mempunyai sejumlah elemen grafis yang

bisa dikombinasikan menjadi diagram. Karena ini

merupakan sebuah bahasa, UML mempunyai

sejumlah aturan untuk menggabungkan atau

mengkombinasikan elemen-elemen tersebut [7].

2.10.1.1 Use Case Diagram

Use case adalah teknik untuk merekam

persyaratan fungsional sebuah sistem. Use case

mendeskripsikan interaksi tipikal antara para

pengguna sistem dengan sistem itu sendiri, dengan

memberi sebuah narasi tentang bagaimana sistem

tersebut digunakan [5].

2.10.1.2 Class Diagram

Class diagram mendeskripsikan jenis-jenis objek

dalam sistem dan berbagai macam hubungan statis

yang terdapat diantara mereka. Class diagram juga

menunjukkan properti dan operasi sebuah class dan

batasan-batasan yang terdapat dalam hubungan objek-

objek tersebut [5].

2.10.1.3 Statechart Diagram

Statechart diagram adalah teknik yang umum

digunakan untuk menggambarkan behavior sebuah

sistem. Berbagai bentuk statechart diagram yang telah

ada sejak tahun 1960-an dan teknik berorientasi objek

yang paling awal mengadopsinya untuk menampilkan

behavior

.

2.10.1.4 Activity Diagram

Activity diagram adalah teknik untuk

menggambarkan logika prosedural, proses bisnis, dan

jalur kerja [5].

2.10.1.5 Sequence Diagram

Sequence diagram menggambarkan interaksi

antar objek di dalam dan di sekitar sistem (termasuk

pengguna, display, dan sebagainya) berupa message

yang digambarkan terhadap waktu.

2.10.1.6 Collaboration Diagram

Collabration diagram menunjukan physical view

dari suatu sistem yang akan dibangun. Collaboration

diagram menekankan pada urutan message/pesan

antar objek sistem.

Page 7: 09101152630307 Nesia Darmiati Teknik Informatika

2.10.1.7 Deployment Diagram

Deployment diagram menunjukan susunan fisik

sebuah sistem menunjukkan bagian perangkat lunak

mana yang berjalan pada kelas mana [5].

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Diagram UML (Unified Modeling Language)

Didalam perancangan Aplikasi Pengenalan Pola

Tanda Tangan Dinamis Untuk Validasi Absensi

Mahasiswa “UPI-YPTK” Padang ini, menggunakan

UML (Unified Modelling Language).

3.1.1 Use Case Diagram

Use case diagram digunakan untuk memodelkan

berdasarkan perspektif pengguna sistem yang terdapat

actor yang mengoperasikan aplikasi.

Berikut ini adalah use case diagram pada sistem

Aplikasi Pengenalan Pola Tanda Tangan Dinamis

Untuk Validasi Absensi Mahasiswa yang akan

diterapkan pada Universitas Putra Indonesia “YPTK

Padang”, yang dapat dilihat pada gambar 3.1

Use Case Aplikasi Pengenalan Pola Tanda Tangan Untuk Validasi Absensi

Mahasiswa Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang

Mahasiswa

Dosen

Admin

Login

Input

Data Dosen

Input

Mata Kuliah

Input Jadwal

Input

Mahasiswa

Traning Tanda

Tangan

Setting

Testing Tanda

Tangan

Laporan

Cetak

Input Tanda

Tangan

Verifikasi Tanda

Tangan Untuk Absen

Lihat Absen

<<extends>>

<<include>>

<<include>>

<<include>>

<<include>>

<<include>>

<<include>>

<<include>>

<<include>>

Input Recana

Studi

<<include>>

Edit Absensi

Lihat Absen

<<include>>

<<include>>

Gambar 3.1 Use Case Diagram Pada Aplikasi

Pengenalan Pola Tanda Tangan

Dinamis Untuk Validasi Absensi

Mahasiswa “UPI-YPTK” Padang

3.1.2 Class Diagram

Class diagram digunakan mendeskripsikan

jenis-jenis objek dalam sistem dan berbagai macam

hubungan statis yang terdapat diantara sistem. Class

diagram pada Aplikasi Pengenalan Pola Tanda

Tangan Dinamis Untuk Validasi Absensi Mahasiswa

Pada “UPI-YPTK” Padang dapat dilihat pada gambar

3.2

+save()

+edit()

+delete()

+view data()

-nidn

-password

-nm_dosen

-jk

-agama

-nohp

-alamat

-ket

dosen

+save()

+edit()

+delete()

+view data()

-kd_matkul

-nm_matkul

-prog_studi

-jns_matkul

-sks

-sesi

matkul

+save()

+edit()

+delete()

+view data()

-kode_jadwal

-program_studi

-kode_ta

-hari

-jam_awal

-jam_akhir

-kode_matkul

-nm_matkul

-kelas

-ruang

-nidn

-nm_dosen

jadwal

+save()

+edit()

+delete()

+view data()

-nobp

-pass

-nm_mhs

-tmpt_lhr

-tgl_lhr

-jk

-agama

-alamat

-fakultas

-program_studi

-kelas

-gambar

mahasiswa

+save()

+edit()

-id_absen

-kode_ta

-kode_jadwal

-nobp

-P1

-P2

-P3

-P4

-P5

-P6

-P7

-P8

-P9

-P10

-P11

-P12

-P13

-P14

-P15

-P16

Absensi

-username

-password

admin

1

n

1

n

n

n

1

n

+add()

+delete()

-id_krs

-kode_ta

-kode_jadwal

-nobp

krs

n

1

-kode_ta

-ta

tahun_akademik

n

1

n

1

1

n

Gambar 3.2 Class Diagram Pada Aplikasi

Pengenalan Pola Tanda Tangan

Dinamis Untuk Validasi Absensi

Mahasiswa UPI “YPTK” Padang

3.1.3 Data FLow Models

Dalam model aliran data, transformasi fungsional

memproses input dan menghasilkan output. Data

mengalir dari satu ke yang lain dan berubah sesuai

urutan. Masing-masing langkah pengolahan

diimplementasikan sebagai transformasi. Input data ini

mengalir melalui transformasi sampai dikonversi ke

output. Transformasi dapat dieksekusi secara

berurutan. Data flow models untuk verifikasi tanda

tangan dapat dilihat pada gambar 3.3

Gambar 3.3 Data Flow Models Untuk Sistem

Verifikasi Tanda Tangan

Page 8: 09101152630307 Nesia Darmiati Teknik Informatika

3.2 Implementasi User Interface

Berikut ini adalah hasil printscreen dari program

Aplikasi Pengenalan Pola Tanda Tangan Dinamis

Untuk Validasi Absensi Mahasiswa “UPI-YPTK”

Padang, diantaranya:

1. Halama utama ini akan tampil pertama kali jika

program dibuka, halaman utama tidak

membutuhkan login, sehingga user dapat

langsung mengakses. Pada halaman utama

terdapat beberapa menu yaitu :

a. Menu Admin, yang berhak mengakses hanya

admin.

b. Menu Dosen, yang berhak mengakses hanya

dosen.

c. Menu Mahasiswa, yang berhak mengakses

adalah mahasiswa.

d. File – Exit, untuk admin keluar dari sistem.

e. About, untuk menampilkan informasi tentang

program

seperti yang terlihat pada gambar 3.4

Gambar 3.4 Halaman Utama

2. Halaman Admin

Jika user login sebagai admin maka akan dibawa

masuk pada halaman admin, pada halaman

admin terdapat beberapa menu : Home, Logout,

Input Data Dosen, Input Data Matakuliah, Input

Data Mahasiswa, Input Jadwal, Input Rencana

Studi, Training Tanda Tangan, Testing Tanda

Tangan, Setting, dan Laporan, seperti gambar 3.5

Gambar 3.5 Halaman Admin

3. Form Setting Untuk melakukan pengenalan tanda tangan,maka admin harus mengeset nilai treshold dari tanda tangan tersebut, seberapa tingkat kemiripan tanda tangan asli dengan tanda tangan yang akan diverifikasi/dites, seperti gambar 3.6

Gambar 3.6 Setting Nilai Treshold Tanda Tangan

4. Form Training Tanda Tangan

Agar nantinya tanda tangan dari mahasiswa bisa

diverifikasi maka melalui admin mahasiswa

harus melakukan training tanda tangan dengan

menginputkan nobp dan tanda tangannya

sebanyak dua buah pada form training, seperti

gambar 3.7

Page 9: 09101152630307 Nesia Darmiati Teknik Informatika

Gambar 3.7 Form Training Tanda Tangan

5. Form Testing

Supaya mahasiswa mengetahui apakah tanda

tangan yang telah di-traing tadi dapat

diverifikasi, maka melalui admin, mahasiswa

dapat mengetes dengan melakukan testing tanda

tangan pada form testing tanda tangan, seperti

gambar 3.8

Gambar 3.8 Form Testing Tanda Tangan

6. Form Input Absen

Untuk melakukan absensi maka mahasiswa harus

login terlebih dahulu kemudian akan tampil form

absensi tanda tangan, mahasiswa akan disuruh

menginputkan tahun akademik, kemudian akan

muncul matakuliah apa saja yang diambil oleh

mahasiswa tersebut. Saat mahasiswa mengklik

salah satu mata kuliahnya, maka mahasiswa

harus memilih absensi dipertemuan mana yang

akan dia absen, kemudian mahasiswa

memasukkan tanda tangannya untuk diverifikasi

(sebelum memasukkan tanda tangan harus

menekan tombol accept terlebih dahulu), dengan

menekan tombol verifikasi maka sistem akan

mulai memverifikasi tanda tangan mahasiswa

tersebut, jika tanda tangannya cocok, maka

sistem akan menyatakan H (Hadir) dan jika tidak

cocok maka sistem akan menyatakan A (Alfa),

seperti gambar 3.9

Gambar 3.9 Input Absensi Dengan Verifikasi

Tanda Tangan

Setelah menekan tombol save maka akan muncul

jendela data absensi untuk melihat apakah absen

sudah masuk ke dalam sistem, seperti gambar 3.10

Gambar 3.10 Form Lihat Absensi

Untuk laporan absensi dapat dilihat pada gambar

3.11

Gambar 3.11 Laporan Absensi Mahasiswa

Page 10: 09101152630307 Nesia Darmiati Teknik Informatika

3.3 Hasil Pengenalan Tanda Tangan

Pengujian dilakukan terhadap data tanda-tangan

yang telah dilatihkan sebelumnya. Hasil pengenalan

terhadap tanda-tangan yang telah dilatihkan, dengan

threshold sebesar 80% dapat dilihat pada tabel 3.1

Tabel 3.1 Tingkat Keberhasilan Tiap Responden

No NOBP Perhitungan Tingkat

Keber-

hasilan

1 091011526

30077

100 %

2 091011526

30108

100 %

3 091011526

30278

100 %

4 091011526

30282

100 %

5 091011526

30286

60 %

6 091011526

30299

80 %

7 091011526

30307

100 %

8 091011526

30311

80 %

9 091011526

30316

100 %

10 091011526

30077

80 %

Jumlah

Data

90 %

Berdasarkan table 3.1 terlihat bahwa sistem

memiliki tingkat keberhasilan sebesar 90% untuk

mengenali tanda-tangan seseorang yang telah

dilatihkan.

4. KESIMPULAN

Dari analisa dan pembahasan yang telah dilakukan

maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Aplikasi pengenalan pola tanda tangan

dinamis ini dapat mempermudah Universitas

Putra Indonesia “YPTK” Padang dalam

menentukan validasi tanda tangan

mahasiswanya.

2. Aplikasi pengenalan pola tanda tangan dinamis

ini memberikan hasil yang akurat, tergantung

dari nilai threshold, kemiripan tanda tangan,

dan kehandalan mahasiswa/user dalam

menggunakan digitizer.

3. Aplikasi pengenalan pola tanda tangan dinamis

ini dapat menentukan layak tidaknya seorang

mahasiwa untuk mengikuti ujian, dapat dilihat

dari data dan laporan absensi pada aplikasi ini.

DAFTAR REFERENSI

[1] Ajay R, Keshav Kumar HK and Sac

hin S: Discriminative Verification of Handwritten

Sinatures Dep. Of Computer Science & Engineering,

Vidyavardhaka Collage of Engineering, Belgaum,

Mysore-570002.

[2] Arymurthy, Aniati Murni, dan Setiawan, Suryana,

1992. Pengantar Pengolahan Citra. Jakarta : PT Elex

Media Komputindo.

[3] Djunaidy, A. 2000. Verifikasi Tanda Tangan

Berdasarkan Interpretasi Struktural Dari Arah Gerak

Dan Tekanan, hlm. D202-D209. Seminar Ilmiah

Nasional Komputer Dan Sistem Intelejen. Universitas

Gunadarma, Jakarta.

[4] Foka, R. 2003. Biometrics Access Control System.

ITEA 0003 Ambience Project Technology Seminar

on Ambient Intelligence. Oulu,Finlandia.

[5] Fowler, Martin. 2005. UML Distilled Edisi 3.

Yogyakarta : Andi Yogyakarta.

[6] Kruskall, J & M Liberman: The Symmetric Time

Warping Problem: From Continuous to Discrete. In

Time Warps, String Edits and Macromolecules: The

Theory and Practice of Sequence Comparison, pp.

125-161, Addison-Wesley Publishing Co., Reading,

Massachusetts, 1983

[7] Munawar. Pemodelan Visual Dengan UML. Graha

Ilmu. Yogyakarta.2005.

[8] Pressman, Roger S. 2002. Rekayasa Perangkat

Lunak Pendekatan Praktisi (Buku Satu). Yogyakarta:

Penerbit Andi.

[9] Putra, Darma. 2009. Sistem Biometrika Konsep

Dasar, Teknik Analisis Citra, dan Tahapan

Membangun Aplikasi Sistem Biometrika. Yogyakarta:

Andi.

[10] Stan Salvador and Philip Chan: FastDTW:

Toward Accurate Dynamic Time Warping in

Linear Time and Space, Dept. of Computer Science,

Florida Institute of Technology,Melbourne, FL 3290.

[11] Theodoridis, S., Koutroumbas, K. 2003. Pattern

Recognition Third Edition. China: Machine Press. Pp

495.