07140039 anisa mukhoyyaroh.ps

184
PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR TENTANG PERISTIWA PROKLAMASI PADA SISWA KELAS V C MATA PELAJARAN IPS DI SDI WAHID HASYIM SELOKAJANG KABUPATEN BLITAR SKRIPSI Oleh Anisa Mukhoyyaroh 07140039 JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG Agustus 2009

Upload: yudi-nugroho

Post on 18-Feb-2015

91 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

skripsi file

TRANSCRIPT

Page 1: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR

TENTANG PERISTIWA PROKLAMASI PADA SISWA KELAS V C MATA PELAJARAN IPS

DI SDI WAHID HASYIM SELOKAJANG KABUPATEN BLITAR

SKRIPSI

Oleh

Anisa Mukhoyyaroh 07140039

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

Agustus 2009

Page 2: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR

TENTANG PERISTIWA PROKLAMASI PADA SISWA KELAS V C MATA PELAJARAN IPS

DI SDI WAHID HASYIM SELOKAJANG KABUPATEN BLITAR

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna

Memperoleh Gelar Strata Satu Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh

Anisa Mukhoyyaroh 07140039

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG Agustus 2009

Page 3: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

LEMBAR PERSETUJUAN

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR

TENTANG PERISTIWA PROKLAMASI PADA SISWA KELAS V C MATA PELAJARAN IPS

DI SDI WAHID HASYIM SELOKAJANG KABUPATEN BLITAR

SKRIPSI

Oleh

Anisa Mukhoyyaroh 07140039

Telah disetujui pada tanggal 12 Mei 2009

Oleh Dosen Pembimbing:

Dr. M. Zainuddin, MA NIP. 150 275 502

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Dra. Hj. Sulalah, M.Ag NIP. 150 267 278

Page 4: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

HALAMAN PENGESAHAN

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR

TENTANG PERISTIWA PROKLAMASI PADA SISWA KELAS V C MATA PELAJARAN IPS

DI SDI WAHID HASYIM SELOKAJANG KABUPATEN BLITAR

SKRIPSI

dipersiapkan dan disusun oleh Anisa Mukhoyyaroh (07140039)

telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 5 Agustus 2009 dengan nilai B+B

dan telah dinyatakan diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar strata satu Sarjana Pendidikan (S.Pd)

pada tanggal: 10 Agustus 2009

Panitia Ujian Tanda Tangan

Ketua Sidang Drs. A. Zuhdi, MA NIP. 150 275 611

:

Sekretaris Sidang Dr. M. Zainuddin, MA NIP. 150 275 502

:

Pembimbing Dr. M. Zainuddin, MA NIP. 150 275 502

:

Penguji Utama Dr. H. Asmaun Sahlan, M.Ag NIP. 150 215 372

:

Mengesahkan,

Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Maulana Malik IbrahimMa lang

Dr. M. Zainuddin, MA NIP. 150 275 502

Page 5: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

PERSEMBAHAN

Sebuah tulisan sederhana ini aku persembahkan

Kepada orang-orang yang selalu dekat di hati

Ayah dan Ibu tercinta (Aspiiak & Mujiastutik)

Yang selalu sabar membimbing dan memberikan

Jutaan kasih sayangnya Kepadaku,

dan selalu mendo’akan dengan penuh keikhlasan

Tanpa aku pinta dan tanpa meminta balasan apapun dariku

Kakak ku (Sulthoni, Fakhomatu Zulfah & Iqbal Fuqona) tersayang

Yang selalu menyayangiku dengan penuh kasih sayang,

Semoga tali kasih dan persaudaraan di antara kita abadi selamanya

Tak lupa teman-teman seperjuanganku

(Cicik, Fita, Robikz, Yesi, Lely, Iik, Afenda, Indah, Tomy, fitri & Aminudin)

N Friends………

Dengan kalian aku berbagi canda tawa, susah, dan senang bersama,

Semoga kebersamaan dengan kalian tak kan bisa terhapus

Dan akan selalu aku rindukan…….

Page 6: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

MOTTOMOTTOMOTTOMOTTO

ö 3 ∩⊇⊇∪4ΝÍκ Ŧ à�Ρr' Î/$tΒ (#ρç�Éi�tó ムç®L ym BΘ öθ s)Î/ $tΒ 3 ©� Éi�tó ム! $# Ÿω āχ Î)

Artinya: Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.

(Qs. Ar-Ra’d : 11)

Page 7: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

Dr. M. Zainuddin, MA Dosen Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

NOTA DINAS PEMBIMBING

Hal : Skripsi Anisa Mukhoyyaroh Malang, 12 Mei 2009 Lamp : 4 (empat) Eksemplar

Kepada

Yth:

Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Maulana Malik Ibrahim

di

Malang

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Setelah melakukan beberapa kali bimbingan, baik dari segi isi, bahasa,

maupun teknik penulisan, dan setelah membaca skripsi mahasiswa di bawah ini:

Nama : Anisa Mukhoyyaroh

NIM : 07140039

Jurusan : PGMI

Judul Skripsi : Penggunaan Media Audio Visual untuk Meningkatkan

Motivasi

Belajar Tentang Peristiwa Proklamasi Pada Siswa Kelas V C Mata

Pelajaran IPS di SDI Wahid Hasyim Selokajang Kabupaten Blitar

Maka selaku pembimbing, kami berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah

layak diajukan untuk diujikan.

Demikian, mohon dimaklumi adanya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Pembimbing,

Dr. M. Zainuddin, MA NIP. 150 275 502

Page 8: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan, bahwa dalam skripsi saya ini tidak terdapat

karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu

perguruan tinggi, dan sepengetahuan saya, juga tidak terdapat karya atau pendapat

yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali yang secara tertulis

diacu dalam naskah ini dan diterbitkan dalam daftar pustaka.

Malang, 12 Mei 2009

Anisa Mukoyyaroh

Page 9: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

KATA PENGANTAR

Alhamdulilah, segala puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT,

yang selalu melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah–Nya, sehingga pada

kesempatan ini penulisan skrispi yang berjudul “Penggunaan Media Audio

Visual Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Tentang Peristiwa Proklamasi

Pada Siswa Kelas V C Mata Pelajaran IPS di SDI Wahid Hasyim Selokajang

Kabupaten Blitar ”dapat terselesaikan dengan baik.

Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita

Nabi besar Muhammad SAW, yang telah membimbing kita dari jalan jahiliyah

menuju jalan Islamiyah, yakni Ad-Dinul Islam.

Penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan, dorongan,

dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu dalam kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih dari lubuk hati yang paling dalam kepada:

1. Ayah, dan Ibu, serta segenap keluarga tercinta yang telah memberikan

kepecayaan, motivasi, do’a, dan restu kepada kami.

2. Bapak Prof. Dr. H. Imam Suprayogo, selaku Rektor UIN Maulana Malik

Ibrahim Malang.

3. Bapak Dr. M. Zainuddin, MA, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Maulana

Malik Ibrahim Malang.

4. Ibu Dra. Hj. Sulalah, M. Ag, selaku ketua Program Studi PGMI yang selalu

memberikan kritik dan saran demi kemajuan dan kebaikan kami.

5. Bapak Dr. M. Zainuddin, MA selaku Dosen Pembimbing yang telah

memberikan bimbingan, arahan, serta dukungan, sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan dengan baik.

Page 10: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

6. Bapak Ponidi S. Pd, selaku Kepala SDI Wahid Hasyim Kabupaten Blitar

yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk mengadakan

penelitian di sekolah tersebut.

7. Ibu Nurwahyuningtyas, selaku Guru bidang studi IPS yang juga membimbing

dan membantu dalam pelaksanaan PTK.

8. Segenap guru SDI Wahid Hasyim yang telah membantu kami dalam

memperoleh data-data yang dibutuhkan.

9. Segenap teman–teman seperjuangan PGMI yang telah membantu dalam

penyelesaian skripsi ini.

10. Semua pihak yang turut membantu dan memotivasi hingga selesainya tugas

akhir ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang kontruktif sangat kami

harapkan dari semua pihak dalam penyempurnaan skripsi ini.

Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi

semua pihak, sehingga dapat membuka cakrawala berpikir serta memberikan

setitik khazanah pengetahuan dalam dunia pendidikan. Demikianlah penulisan

skripsi ini apabila ada kurang lebihnya penulis mohon maaf yang sebesar-

besarnya.

Amiin-amiin ya Robbal ‘Alamin.

Malang, 12 Mei 2009

Penulis

Page 11: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

DAFTAR TABEL

TABEL I : NAMA GURU SDI .................................................................... 78

TABEL II : KEGIATAN SISWA ................................................................ 79

TABEL III : JUMLAH SISWA ..................................................................... 80

TABEL IV : DESKRIPSI KELAS V C .......................................................... 81

Page 12: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR I : KERUCUT PENGALAMAN BELAJAR ............................... 25

GAMBAR II : MODEL LEWIN MENURUT ELLIOT................................... 69

Page 13: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 : SILABUS PEMBELAJARAN......................................... 118

LAMPIRAN 2 : RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ......... 122

LAMPIRAN 3 : MODUL PEMBELAJARAN IPS .................................... 130

LAMPIRAN 4 : LEMBAR SOAL ............................................................. 141

LAMPIRAN 5 : HASIL PRESTASI SISWA KELAS V C......................... 147

LAMPIRAN 6 : LEMBAR OBSERVASI MOTIVASI .............................. 148

LAMPIRAN 7 : FOTO .............................................................................. 149

LAMPIRAN 8 : STRUKTUR ORGANISASI SEKOLAH......................... 151

LAMPIRAN 9 : STRUKTUR ORGANISASI KOMITE SEKOLAH......... 152

LAMPIRAN 10 : PEDOMAN WAWANCARA .......................................... 153

LAMPIRAN 11 : HASIL WAWANCARA.................................................. 154

LAMPIRAN 12 : SURAT PENGANTAR PENELITIAN ............................ 157

LAMPIRAN 13 : SURAT KETERANGAN PENELITIAN ......................... 158

LAMPIRAN 14 : BUKTI KONSULTASI ................................................... 159

Page 14: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

HALAMAN SAMPUL....................................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN.......................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iv

PERSEMBAHAN .............................................................................................. v

MOTTO ............................................................................................................ vi

NOTA DINAS BIMBINGAN .......................................................................... vii

SURAT PERNYATAAN ................................................................................viii

KATA PENGANTAR....................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xi

DAFTAR GAMBAR........................................................................................ xii

DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................xiii

DAFTAR ISI ................................................................................................... xiv

ABSTRAK..................................................................................................... xviii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................. 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................................. 6

D. Pembatasan Masalah ............................................................................. 8

E. Penegasan Istilah atau Definisi Operasional........................................... 8

F. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian.......................................... 9

G. Sistematika Pembahasan........................................................................ 9

Page 15: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................... 11

A. Deskripsi Penelitian Terdahulu............................................................ 11

B. Pembelajaran IPS ................................................................................ 13

1. Hakikat Pembelajaran IPS ............................................................ 13

2. Tujuan dan Fungsi Pembelajaran IPS............................................. 15

C. Peristiwa Proklamasi ........................................................................... 18

D. Media Pembelajaran ............................................................................ 22

1. Pengertian Media Pembelajaran..................................................... 22

2. Jenis-Jenis Media Pembelajaran..................................................... 26

3. Kriteria Media Pembelajaran ......................................................... 29

4. Manfaat Media dalam Pembelajaran .............................................. 31

5. Prinsip-Prinsip Penggunaan Media ................................................ 36

E. Media Audio Visual ............................................................................ 37

1. Pengertian Media Audio Visual ..................................................... 37

2. Manfaat Media Audio Visual......................................................... 37

3. Macam-macam Media Audio Visual.............................................. 38

4. Kelebihan Media Audio Visual ..................................................... 39

5. Kekurangan Media Audio Visual................................................... 39

F. Motivasi Belajar .................................................................................. 43

1. Pengertian Motivasi....................................................................... 43

2. Macam-Macam Motivasi ............................................................... 45

3. Unsur-Unsur yang Mempengaruhi Motivasi Belajar ...................... 47

4. Fungsi dan Nilai Motivasi ............................................................. 48

Page 16: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

5. Bentuk-Bentuk Motivasi................................................................ 50

G. Penerapan Media Audio Visual dalam Meningkatkan Motivasi Belajar

tentang Peristiwa Proklamasi pada Mata Pelajaran IPS........................ 53

BAB III METODE PENELITIAN.......................... ........................................ 57

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian........................................................... 57

B. Kehadiran Peneliti ............................................................................... 61

C. Lokasi Penelitian................................................................................. 61

D. Sumber dan Jenis Data ........................................................................ 61

E. Prosedur Pengumpulan Data................................................................ 63

F. Analisis Data....................................................................................... 65

G. Pengecekan Keabsahan Data ............................................................... 67

H. Tahap-Tahap Peneliian........................................................................ 68

BAB IV HASIL PENELITIAN ....................................................................... 74

A. Deskripsi Lokasi Penelitian ................................................................. 74

1. Sejarah SDI Wahid Hasyim ........................................................... 74

2. Profil SDI Wahid Hasyim.............................................................. 74

3. Visi dan Misi SDI Wahid Hasyim Keadaan Siswa ......................... 75

4. Tujuan SDI Wahid Hasyim............................................................ 76

5. Sarana dan Prasarana ..................................................................... 77

6. Keadaan Guru................................................................................ 77

7. Keadaan Siswa .............................................................................. 79

8. Deskripsi Kelas V C ...................................................................... 81

B. Paparan Data sebelum Tindakan.......................................................... 81

Page 17: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

C. Siklus Penelitian.................................................................................. 84

1. Siklus I .......................................................................................... 84

a. Pre Test.................................................................................... 84

b. Rencana Tindakan Siklus I....................................................... 88

c. Pelaksanaan Tindakan Siklus I................................................. 90

d. Observasi................................................................................. 92

e. Refleksi ................................................................................... 93

f. Revisi Perencanaan.................................................................. 94

2. Siklus II......................................................................................... 95

a. Rencana Tindakan Siklus II ..................................................... 95

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II................................................ 96

c. Observasi............................................................................... 103

d. Refleksi ................................................................................. 104

D. Temuan Penelitian............................................................................. 105

1. Temuan Siklus I........................................................................... 105

2. Temuan Siklus II ......................................................................... 106

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN .......................................... 107

BAB VI PENUTUP ........................................................................................ 112

A. Kesimpulan ....................................................................................... 112

B. Saran.................................................................................................114

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 18: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

ABSTRAK Mukhoyyaroh, Anisa, 2009, Penggunaan Media Audio Visual untuk

Meningkatkan Motivasi Belajar Tentang Peristiwa Proklamasi Pada Siswa Kelas VC Mata Pelajaran IPS di SDI Wahid Hasyim Selokajang Kabupaten Blitar. Skripsi, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, Pembimbing: Dr. M. Zainuddin, MA

Kata kunci : Media Audio Visual, Motivasi Relajar

Proses belajar mengajar yang di selenggarakan di sekolah atau lembaga formal, dimaksudkan untuk mengarahkan perubahan diri siswa secara terencana , baik perubahan dalam pengetahuan pemahaman dan ketrampilan atau sikap. Proses belajar mengajar di sekolah atau dilembaga formal sangat dipengaruhi oleh lingkungan belajar. Lingkungan tersebut antara lain meliputi: siswa, guru, karyawan sekolah, bahan atau materi pelajaran atau buku paket, media, sumber belajar lain yang mendukung dan fasilitas belajar. Media audio visual adalah media instruksional modern yang sesuai dengan perkembangan zaman (kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi), meliputi media yang dapat dilihat, didengar dan yang dapat dilihat dan didengar.Penekanan utama dalam pengajaran audio visual adalah pada nilai belajar yang diperoleh melalui pengalaman kongkret , tidak hanya didasarkan atas kata-kata belaka.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah media audio visual mampu meningkatkan motivasi belajar serta penerapannya pada mata pelajaran IPS siswa kelas VC SDI Wahid Hasyim. Penelitian ini dilakukan di SDI Wahid Hasyim jalan KH Wahid Hasyim No 32 Desa Selokajang Kecamatan Srengat Kabupaten Blitar.

Penelitian yang peneliti lakukan ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitiannya yaitu penelitian tindakan kelas (PTK). Urutan kegiatan penelitian mencakup: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi (4) refleksi. Dalam pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Sedangkan untuk analisisnya, penulis menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif. Untuk uji keabsahan data penulis menggunakan tiga cara yaitu perpanjangan keikutsertaan, ketekunan pengamatan dan triangulasi. Sumber penelitiannya yaitu siswa kelas V C

Hasil penelitian menunjukkan bahwa media audio visual pada mata pelajaran IPS dengan materi peristiwa proklamasi mampu meningkatkan motivasi belajar siswa khususnya siswa kelas VC SDI Wahid Hasyim. Hal tersebut dapat dilihat secara kuantitatif adalah perbandingan dari siklus I 47,62% dan siklus II 80,95% jadi hasil observasi lapangan menunjukkan adanya peningkatan motivasi belajar dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 33,33%. Sedangkan bukti secara kualitatif adalah dapat dijelaskan dan banyaknya siswa yang menyatakan senang terhadap penggunaan media audio visual ini tumbuhnya motivasi, konsentrasi siswa pada mata pelajaran, suasana kelas menjadi hidup. Dengan demikian, bahwa penggunaan media audio visual dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

Page 19: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ketika kita mendengar kata motivasi yang muncul dalam angan-angan

kita adalah pada suatu keadaan seseorang yang mempunyai semangat tinggi,

rajin, mampu bekerja keras yang akhirnya mengantarkan kita pada pencapaian

yang memuaskan atau bahkan pencapaian prestasi. Dalam proses belajar

motivasi sangatlah diperlukan sebab seseorang yang tidak memiliki motivasi

dalam belajar tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar.

Belajar dan motivasi selalu mendapat perhatian khusus bagi pendidik

dan peserta didik, karena memberi motivasi kepada peserta didik merupakan

hal yang perlu dan penting dalam proses pembelajaran. Di sekolah, setiap anak

memiliki sejumlah motivasi atau dorongan-dorongan yang berhubungan

dengan kebutuhan, baik kebutuhan biologis maupun kebutuhan psikologis.

Disamping itu anak juga memiliki sikap-sikap, minat-minat, penghargaan dan

tujuan-tujuan tertentu. Oleh sebab itu tugas guru adalah menimbulkan

motivasi yang akan mendorong anak untuk berbuat sesuatu dalam mencapai

tujuan belajarnya.

Pembangunan di masa sekarang dan masa mendatang sangat dipengaruhi

oleh sektor pendidikan, sebab dengan bantuan pendidikan setiap individu

berharap bisa maju berkembang dan di kemudian hari bisa mendapatkan

pekerjaan yang pantas. Lewat pendidikan orang mengharapkan supaya semua

Page 20: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

bakat , kemampuan dan kemungkinan yang dimiliki bisa dikembangkan secara

maksimal agar orang bisa mandiri dalam proses membangun pribadinya.

Sedang negara bisa maju bila semua warga negaranya berpendidikan, serta

memperoleh kesempatan untuk mendapatkan penghasilan yang layak. Oleh

karena itu tingkat pendidikan menjadi salah satu indikator untuk mengukur

kemajuan dan derajat kemakmuran Negara serta mengukur besarnya peranan

setiap warga Negara dalam kegiatan-kegiatan membangun. 1

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong

upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam

proses belajar. Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang

dapat di sediakan oleh sekolah, dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-

alat tersebut dengan sesuai perkembangan dan tuntutan zaman. Guru

sekurang-kurangnya dapat menggunakan alat yang murah dan efisien yang

meskipun sederhana dan bersahaja tatapi merupakan keharusan dalam upaya

mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan. 2

Media pembelajaran merupakan salah satu unsur yang sangat penting

dalam proses belajar mengajar yang dapat dimuati pesan yang akan

disampaikan kepada siswa, baik berupa alat, orang maupun bahan ajar, selain

itu media pembelajaran merupakan salah satu cara untuk memotivasi dan

berkomunikasi dengan siswa agar lebih efektif. Oleh karena itu media

pembelajaran saat proses belajar mengajar sangat diperlukan.

1 Kartini Kartono, Pengantar Ilmu Mendidik Teoritis (Bandung: Mandar Maju, 1992), hal. 21 2 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002 ), hal. 2

Page 21: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengalami

perkembangan yang sangat pesat terutama di bidang informasi dan

telekomunikasi. Dengan munculnya berbagai alat informasi dan komunikasi

kita dapat mengetahui kejadian atau peristiwa disuatu negara atau daerah pada

saat kejadian itu berlangsung. Melalui kemajuan tersebut para guru dapat

menggunakan berbagai media sesuai dengan kebutuhan dan tujuan

pembelajaran. Dengan menggunakan media komunikasi bukan saja

mempermudah dan mengefektifkan proses pembelajaran akan tetapi juga bisa

membuat proses pembelajaran lebih menarik3. Tidak dapat dipungkiri,

munculnya berbagai alat informasi dan komunikasi yang telah banyak

membantu proses pendidikan. Ini terbukti sekarang ini dalam proses belajar

mengajar seorang guru sering menggunakan media seperti komputer, tape

recorder, dll.

Dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas

lembaga pendidikan berusaha meningkatkan kualitas dan proses pembelajaran.

Usaha-usaha dalam meningkatkan kualitas pembelajaran antara lain

mengembangkan media pembelajaran, menerapkan media pembelajaran serta

memilih dan menetapkan jenis media pembelajaran yang akan digunakan.

Pengembangan dan penerapan media pembelajaran diharapkan dapat

memberikan motivasi belajar terhadap siswa sehingga berdampak pula pada

prestasi belajarnya.

3 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta, 2007), hal. 162

Page 22: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

Berkaitan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

lembaga pendidikan harus mampu menerapkan media pendidikan yang sudah

ada. Media pendidikan yang diterapkan oleh lembaga pendidikan sekarang ini

belum di daya gunakan secara optimal, melihat kenyataan yang ada

dilapangan guru jarang sekali menggunakan media pendidikan dalam proses

belajar mengajar dikelas, guru lebih sering menggunakan metode ceramah.

sehingga proses belajar anak hanya sekedar merekam informasi dan murid

mendengar, memperhatikan serta mencatat tanpa ada variasi yang lain, yang

akhirnya membiasakan diri tidak kreatif dalam mengemukakan ide-ide dan

pemecahan masalah yang efektif akan di bawa anak-anak dalam kehidupan

sehari-hari.

Dalam proses belajar mengajar di kelas yang hanya menggunakan

metode ceramah dan guru sebagai satu-satunya sumber belajar tanpa adanya

media, maka komunikasi antara guru dan siswa tidak akan berjalan secara

lancar. Hal ini terkait dengan permasalahan dalam proses belajar mengajar.

Permasalahan yang di hadapi suasana kelas ramai, penjelasan guru

membosankan, materi cenderung bersifat umum dan kadang-kadang

penyampaian guru terlalu cepat, hal ini siswa juga kurang konsentrasi bahkan

menjadi malas mengikuti mata pelajaran disekolah.

Dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), tidak semua materi

khususnya peristiwa proklamasi bisa diceritakan atau diterangkan saja.

Melainkan harus diperlihatkan secara nyata agar materi (ilmu) yang didapat

peserta didik tersebut akan selalu diingat dan dipahami. Dengan menggunakan

Page 23: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

media video cassete, anak-anak juga dapat termotivasi belajarnya. Anak akan

dapat cepat memahami dan mengerti tentang materi yang diajarkan dengan

menggunakan media tersebut. Anak juga akan senang dengan pengalaman-

pengalaman yang telah dilihatnya melalui media video cassete. Oleh karena

itulah dasar adanya penggunaan media video cassete pada pembelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial (IPS) ini diharapkan agar siswa dapat melihat, dan

memahami objek yang dipelajari, sehingga kesenjangan yang ada dapat

teratasi.

Berdasarkan paparan di atas di lihat dari pentingnya dalam hal

pendidikan maka peneliti mengambil judul ”Penggunaan Media Audio Visual

Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar tentang Peristiwa Proklamasi Pada

Siswa Kelas V C Mata Pelajaran IPS di SDI Wahid Hasyim Selokajang

Kabupaten Blitar” yang siswanya berjumlah 424 siswa. Dengan media

tersebut di harapkan agar siswa lebih mudah memahami materi pelajaran

sekaligus dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam proses belajar

mengajar dengan baik dan benar. Serta pembelajaran yang sebelumnya

membosankan bagi siswa dan terkesan biasa-biasa saja kini dapat beralih

peran menjadi pembelajaran yang lebih menyenangkan dan sangat mengena

pada siswa, karena siswa dihadapkan pada situasi yang berbeda dari

sebelumnya sehingga dari pengalaman tersebut siswa bisa menemukan

pengetahuan baru.

Page 24: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

B. Rumusan masalah

Dengan mengacu pada latar belakang masalah di atas, maka dapat di

rumuskan rumusan masalah PTK sebagai berikut:

1. Bagaimanakah perencanaan penggunaan media audio visual untuk

meningkatkan motivasi belajar tentang peristiwa proklamasi pada siswa

kelas V C mata pelajaran IPS di SDI Wahid Hasyim Selokajang

Kabupaten Blitar?

2. Bagaimanakah pelaksanaan penggunaan media audio visual untuk

meningkatkan motivasi belajar tentang peristiwa proklamasi pada siswa

kelas V C mata pelajaran IPS di SDI Wahid Hasyim Selokajang

Kabupaten Blitar?

3. Bagaimanakah penilaian penggunaan media audio visual untuk

meningkatkan motivasi belajar tentang peristiwa proklamasi pada siswa

kelas V C mata pelajaran IPS di SDI Wahid Hasyim Selokajang

Kabupaten Blitar ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah

untuk mendeskripsikan upaya meningkatkan motivasi belajar tentang

peristiwa proklamasi dengan menggunakan media audio visual pada siswa

kelas V C di SDI Wahid Hasyim Selokajang Kabupaten Blitar. Dari tujuan

umum di atas bisa di temukan tujuan khusus sebagai berikut:

Page 25: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

1. Untuk mendeskripsikan perencanaan penggunaan media audio visual

untuk meningkatkan motivasi belajar tentang peristiwa proklamasi pada

siswa kelas V C mata pelajaran IPS di SDI Wahid Hasyim Selokajang

Kabupaten Blitar.

2. Untuk mendeskripsikan melaksanakan penggunaan media audio visual

untuk meningkatkan motivasi belajar tentang peristiwa proklamasi pada

siswa kelas V C mata pelajaran IPS di SDI Wahid Hasyim Selokajang

Kabupaten Blitar.

3. Untuk mendeskripsikan penilaian penggunaan media audio visual untuk

meningkatkan motivasi belajar tentang peristiwa proklamasi pada siswa

kelas V C mata pelajaran IPS di SDI Wahid Hasyim Selokajang

Kabupaten Blitar.

Setelah penulis melakukan penelitian dan mengetahui hasilnya, maka

yang di harapkan dari penulis semoga dari hasil penelitian ini dapat

memberikan konstribusi di dunia pendidikan pada umumnya dan SDI Wahid

Hasyim pada khususnya, dan guru sebagai peneliti di dorong untuk berani

mencoba menerapkan media dalam proses belajar mengajar serta menilai

apakah media itu efektif atau tidak dalam meningkatkan motivasi belajar para

siswa.

Page 26: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

Secara khusus dapat memberikan manfaat bagi:

1. Bagi peneliti

Dengan dilaksanakan PTK maka guru sebagai peneliti sedikit demi sedikit

mengetahui strategi, media maupun metode pembelajaran yang sesuai

dengan tujuan atau kompetensi dasar pembelajaran.

2. Bagi Guru

Sebagai modal dalam mendesain kegiatan belajar mengajar dalam

memberikan latihan secara langsung kepada siswa untuk dapat

meningkatkan keaktifan dan motivasi pada siswa.

3. Bagi siswa

Dengan dilaksanakan PTK akan sangat membantu siswa yang mengalami

kesulitan belajar. Dengan adanya tindakan yang baru dari guru akan

memungkinkan siswa terlibat secara aktif dalam proses kegiatan belajar

mengajar, mampu berfikir kreatif sehingga siswa termotivasi untuk

mengikuti proses pembelajaran.

4. Bagi sekolah

Hasil PTK sangat bermanfaat dalam rangka perbaikan sistem

pembelajaran.

D. Pembatasan Masalah

Oleh karena media audio visual mencakup banyak macamnya seperti:

Audio Visual Diam, yaitu media yang menampilkan suara dan gambar diam

seperti film bingkai suara (sound slides), film rangkai suara, cetak suara. Dan

Page 27: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

Audio Visual Gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan

gambar yang bergerak seperti film suara dan video-cassete. Maka dalam

penelitian ini yang akan dikaji adalah media audio visual gerak yang memakai

media video-cassete.

E. Penegasan Istilah atau Definisi Operasional

Untuk memahami pengertian tentang arti yang terkandung dalam

pembahasan, maka diperlukan penegasan istilah yang terdapat dalam

penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

1. Ilmu pengetahuan sosial (IPS) adalah bidang studi yang multi disiplin,

terdiri dari beberapa mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial dan

humaniora (humanities), yang mempelajari interaksi manusia dengan alam

dan lingkungan masyarakat.4

2. Motivasi belajar adalah penggerak tingkah laku kearah suatu tujuan

dengan didasari adanya suatu kebutuhan.5

3. Media audio visual adalah Media instruksional modern yang sesuai

dengan perkembangan zaman (kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi),

meliputi media yang dapat dilihat, didengar dan yang dapat dilihat dan

didengar.6

4 Hari Suderadjat, op.cit., hlm. 49 5 Tabrani Rusyan, dkk. Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 1994) hlm. 99 6 Ahmad Rohani, Media Instruksional Edukatif (Jakarta: Rineka Cipta, 1997 ), hal. 97

Page 28: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

F. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian

Untuk menghindari terjadinya pembahasan yang melebar mengingat

banyaknya materi pada pelajaran IPS, maka peneliti membatasi pada materi

peristiwa proklamasi. Hal ini untuk mempermudah bagi peneliti untuk

melakukan penelitian sehingga mendapatkan hasil seperti yang diharapkan.

Serta mempermudah siswa dalam kegiatan belajar, sehingga antara siswa dan

peneliti dapat bekerja sama dengan baik dan peneliti mengharapkan dengan

digunakannya media video cassete pada pembelajaran IPS materi peristiwa

proklamasi maka motivasi belajar siswa kelas VC SDI Wahid Hasyim dapat

ditingkatkan.

G. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB I : Pada bab ini menerangkan tentang pendahuluan yang

meliputi: latar belakang masalah, rumusan masalah, manfaat

penelitian, definisi operasional, ruang lingkup dan keterbatasan

penelitian, dan sistematika pembahasan.

BAB II : Kajian pustaka dibahas pada bab ini. Yaitu membahas

tentang Pembelajaran IPS, Pengertian peristiwa proklamasi

media pembelajaran yang meliputi pengertian media

pembelajaran, jenis-jenis media pembelajaran, kriteria

pemilihan media, manfaat media dalam pembelajaran, prinsip-

prinsip penggunaan media dan motivasi belajar yang meliputi,

Page 29: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

pengertian motivasi, macam-macam motivasi unsur-unsur yang

mempengaruhi motivasi, fungsi dan nilai motivasi dan bentuk-

bentuk motivasi, penerapan media audio visual dalam

meningkatkan motivasi belajar.

BAB III : Metodologi penelitian: membahas pendekatan dan

jenis penelitian, kehadiran peneliti, lokasi penelitian, sumber

data, prosedur pengumpulan data, analisis data, pengecekan

keabsahan temuan dan tahap-tahap penelitian.

BAB IV : Pembahasan hasil penelitian, memaparkan deskripsi

lokasi penelitian yang meliputi sejarah SDI Wahid Hasyim

Selokajang, sarana dan prasarana, visi dan misi madrasah,

deskripsi kelas VC, siklus penelitian yang siklus I, dan siklus

II, Temuan penelitian

BAB V : Pembahasan hasil penelitian

BAB VI : Kesimpulan dan saran, berisi tentang kesimpulan hasil

penelitian beserta saran-saran sebagai bahan pertimbangan.

Page 30: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Penelitian Terdahulu

Siti Marfu’ah, Penelitiannya berjudul Penggunaan Media Pembelajaran

Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan

Agama Islam Di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Pagak Malang. Hasil

penelitian ini Peneliti mengungkapkan dengan adanya media dalam

pembelajaran di kelas maupun di luar kelas siswa tidak merasa bosan dan

jenuh dalam melakukan belajar dan dapat membantu siswa untuk tercapainya

tujuan dari pembelajaran. Dengan penggunaan media secara benar akan dapat

merangsang dan menumbuhkan motivasi siswa untuk mempelajari,

memahami isi dari materi akhirnya siswa akan memberikan respon atau

umpan balik yang memuaskan. Faktor pendukung: tersedianya media di

sekolah, tersedianya waktu untuk menggunakan media, minat dan respon

siswa, kemampuan guru dalam menggunakan media, kedisiplinan guru. Faktor

penghambat: siswa yang terlambat, siswa yang tidak membawa buku, suasana

kelas yang ramai, kurangnya ketrampilan guru dalam membuat media,

terbatasnya media di sekolah.7

Penelitian berikutnya dilakukan oleh Anik Sri Andayani Penelitiannya

berjudul Penggunaan Media Pembelajaran Dalam Meningkatkan Motivasi

Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PAI Di SDN Randu Agung 01 Lumajang.

7 Siti Marfu’ah, Penggunaan Media Pembelajaran Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Pagak Malang, Skripsi, Universitas Islam Negeri Malang. 2007

Page 31: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

Hasil penelitian ini Peneliti mengungkapkan penggunaan media pembelajaran

dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan

Agama Islam harus berdasarkan kriteria pemilihan media pembelajaran agar

proses belajar mengajar dapat berjalan efektif. Kriteria pemilihan media

pembelajaran adalah:

1. Disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan

2. Disesuaikan dengan karakteristik siswa

3. Kondisi dan situasi8

Penelitian berikutnya dilakukan oleh Afif Mukhamad. Penelitian ini

berjudul Penggunaan Media Foto Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar

Siswa Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X- MAN Kota Blitar.

Hasil penelitian ini Peneliti mengungkapkan pentingnya penggunaan

media foto dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan motivasi belajar

siswa khususnya mata pelajaran ekonomi dengan materi pokok bentuk-bentuk

pasar. Metode yang monoton akan menimbulkan kejenuhan pada anak didik

pada waktu di dalam kelas. Penggunaan media foto agar siswa termotivasi

adalah dengan membentuk kelompok belajar serta presentasi di depan kelas

tentang foto yang di pegang siswa. Dan selain dapat memotivasi untuk belajar

hal tersebut dapat menghidupkan suasana.9

8 Anik Sri Andayani, Penggunaan Media Pembelajaran Dalam Meningkatkan Motivasi

Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PAI Di SDN Randu Agung 01 Lumajang, Skripsi. Universitas Islam Negeri Malang, 2006

9 Afif Mukhamad. Penggunaan Media Foto Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X- MAN Kota Blitar. Skripsi, Universitas Islam Negeri Malang. 2008

Page 32: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

Dari penjelasan diatas, dapat diambil kesimpulan persamaan dan

perbedaan, penelitian sebelumnya dengan penelitian yang sekarang.

Persamaannya adalah sama-sama membahas tentang pembelajaran dengan

menggunakan media untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Sedangkan

perbedaan penelitian yang sekarang dengan penelitian yang terdahulu adalah

bahwa media yang digunakan dalam penelitian sekarang ini adalah media

audio visual, Selain itu perbedaannya adalah objek penelitiannya, sekarang di

SDI Wahid Hasyim, kabupaten Blitar.

B. Pembelajaran IPS

1. Hakekat Pembelajaran IPS

Menurut Kosasih Djahiri, hakekat dari pembelajaran IPS adalah

diharapkan mampu membina suatu masyarakat yang baik, dimana para

anggotanya benar-benar berkembang sebagai insan sosial yang rasional

dan bertanggung jawab yang dapat menciptakan nilai-nilai budaya

kemanusiaan yang baik di kemudian hari.10 Menurut Nursid Sumaatmadja

yang dikutip oleh Trianto, pembelajaran IPS adalah bertujuan untuk

mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial

yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap

perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap

10 Amiruddin Zuhri, Bahan Kuliah Konsep Dasar IPS I (Malang: UIN Malang, 2004), hlm. 09

Page 33: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri

maupun yang menimpa kehidupan masyarakat.11

Ilmu pengetahuan sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai

cabang ilmu-ilmu sosial seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi,

politik, hukum, dan budaya. IPS dirumuskan atas dasar realitas dan

fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari

aspek dan cabang-cabang ilmu sosial. IPS merupakan bagian dari

kurikulum sekolah yang diturunkan dari isi materi cabang-cabang ilmu

sosial: sosiologi, sejarah, ekonomi, politik, antropologi, filsafat, dan

psikologi sosial.12

Ilmu pengetahuan sosial (IPS) adalah bidang studi yang multi

disiplin, terdiri dari beberapa mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial dan

humaniora (humanities), yang mempelajari interaksi manusia dengan alam

dan lingkungan masyarakat.13 Menurut Martorella yang dikutip oleh Etin

Solihatin, pembelajaran pendidikan IPS lebih menekankan pada aspek

‘pendidikan’ daripada ‘transfer konsep’, karena dalam pembelajaran

pendidikan IPS siswa diharapkan memperoleh pemahaman terhadap

sejumlah konsep dan mengembangkan serta melatih sikap, nilai, moral,

dan ketrampilannya berdasarkan konsep yang telah dimilikinya.14 Dengan

11 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek (Jakarta: Prestasi Pustaka

Publisher, 2007), hlm. 121 12 Tim Pustaka Yustisia, Panduan Penyusun KTSP Lengkap; Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan SD, SMP, dan SMA (Yogyakarta: Pustaka Yustisia, 2007), hlm.336 13 Hari Suderadjat Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) (Bandung: CV Cipta

Cekas Grafika, 2004), hlm. 49 14 Etin Solihatin dan Raharjo, Cooperative Learning; Analisis Model Pembelajaran IPS

(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007), hlm. 14

Page 34: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

demikian pendidikan IPS harus diformulasikan pada aspek

kependidikannya.

Bidang studi IPS mencakup pengetahuan, sikap, dan nilai yang harus

dikembangkan dalam diri siswa. Menurut Waney, semuanya itu harus

dikembangkan berdasarkan dimensi siswa sebagai pribadi dan makhluk

sosial serta sebagai warga negara Indonesia yang berkepribadian

Pancasila. Untuk itu perlu dikembangkan kepribadian siswa melalui:15

a. Hubungan antara manusia dengan benda-benda di sekitarnya, seperti:

kendaraan, tumbuhan, rumah, hewan, dan sebagainya, yaitu bagaimana

seorang anak dapat bersikap baik dengan barang-barang yang ada di

sekelilingnya.

b. Hubungan antar sesama manusia

c. Hubungan antara manusia dengan masyarakat sekitarnya

d. Hubungan antara manusia dengan lingkungan alamnya

e. Hubungan manusia sebagai makhluk dengan Allah SWT.

2. Tujuan dan Fungsi Pembelajaran IPS

Tujuan utama Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah untuk

mengembangkan potensi siswa agar peka terhadap masalah sosial yang

terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan

segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi masalah yang

terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang

menimpa masyarakat. Tujuan tersebut dapat dicapai manakala program-

15 Amiruddin Zuhri, op.cit., hlm. 10

Page 35: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

program pelajaran IPS di sekolah diorganisasikan secara baik. Menurut

Awan Mutakin, rumusan tujuan tersebut dapat dirinci sebagai berikut:16

a. Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau

lingkungannya, melalui pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah dan

kebudayaan masyarakat.

b. Mengetahui dan memahami konsep dasar serta mampu menggunakan

metode yang di adaptasi dari ilmu-ilmu sosial yang kemudian dapat

digunakan untuk memecahkan masalah-masalah sosial

c. Mampu menggunakan model-model dan proses berfikir serta membuat

keputusan untuk menyelesaikan isu dan masalah yang berkembang di

masyarakat

d. Menaruh perhatian terhadap isu-isu dan masalah-masalah sosial, serta

mampu membuat analisis yang kritis, selanjutnya mampu mengambil

tindakan yang tepat

e. Mampu mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu

membangun diri sendiri agar survive yang kemudian bertanggung

jawab membangun masyarakat.

f. Mengunjuk kerjakan perilaku yang menggambarkan kesamaan derajat

manusia dalam perbedaan suku, bangsa, dan agama

g. Menghargai demokrasi dan mampu menjadi warga negara yang

demokratis

16 Tim Pustaka Yustisia, op.cit., hlm. 338

Page 36: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

h. Berfikir kritis dan mampu mengevaluasi informasi dan mampu

berkomunikasi secara aktif.17

Ada beberapa tujuan lain yang hendak dicapai melalui pengajaran

IPS di sekolah. Menurut ’the social science education frame work for

california school’, tujuan IPS adalah:18

a. Membina siswa agar mampu mengembangkan pengertian berdasarkan

data generalisasi serta konsep ilmu tertentu maupun bersifat

interdisipliner/ komprehensif dari berbagai cabang ilmu sosial.

b. Membina siswa ke arah nilai-nilai kemasyarakatan serta dapat

mengembangkan dan menyempurnakan nilai-nilai yang ada pada

dirinya

c. Membina dan mendorong siswa untuk memahami, menghargai, dan

menghayati adanya keanekaragaman dan kesamaan kultur maupun

individu.

d. Membina siswa agar dapat mengembangkan dan mempraktekkan

keanekaragaman ketrampilan studi, kerja, dan intelektualnya secara

pantas sebagaimana diharapkan oleh ilmu-ilmu sosial

e. Membina siswa berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan, baik

sebagai individu maupun sebagai warga masyarakat.

Mengenai tujuan ilmu pengetahuan sosial, para ahli sering

mengaitkannya dengan berbagai sudut kepentingan dan penekanan dari

program pendidikan tersebut. Gross menyebutkan bahwa tujuan

17 Hari Suderadjat, op.cit., hlm. 49 18 Amirudin Zuhri, op.cit., hlm. 09

Page 37: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

pendidikan IPS adalah untuk mempersiapkan siswa menjadi warga negara

yang baik dalam kehidupannya di masyarakat, secara tegas ia mengatakan

’ to prepare students to be well-functioning citizens in a democratic

society’. Tujuan lain dari pendidikan IPS adalah untuk mengembangkan

kemampuan siswa menggunakan penalaran dalam mengambil keputusan

setiap persoalan yang dihadapinya.19

Menurut Kosasih Djahiri, ilmu pengetahuan sosial juga membahas

hubungan antara manusia dengan lingkungannya. Lingkungan masyarakat

di mana siswa tumbuh dan berkembang sebagai bagian dari masyarakat,

dihadapkan pada berbagai permasalahan yang ada dan terjadi di

lingkungan sekitarnya. Pendidikan IPS berusaha membantu siswa dalam

memecahkan permasalahan yang dihadapi sehingga akan menjadikannya

semakin mengerti dan memahami lingkungan sosial masyarakatnya.20

IPS di SD berfungsi untuk mengembangkan pengetahuan sikap dan

ketrampilan dasar untuk memahami kenyataan sosial yang dihadapi siswa

dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan pengajaran sejarah berfungsi

menumbuhkan rasa kebanggaan terhadap perkembangan Indonesia sejak

masa lalu hingga masa kini.21

19 Etin Solihatin dan Raharjo, loc.cit.. 20 Ibid..

21 Zainal Aqib. Penelitian Tindakan Kelas: untuk guru. (Bandung: Yrama Widya, 2006), hlm.133

Page 38: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

C. Peristiwa Proklamasi

Peristiwa proklamasi adalah pemberitahuan resmi kepada seluruh rakyat,

permakluman atau pengumuman bahwa bangsanya telah merdeka.

Kemerdekaan merupakan keinginan dari setiap bangsa dari muka bumi ini,

termasuk Indonesia. Tidak pernah disadari kapan dan siapa akan

memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Karena itu kemerdekaan yangf

kita peroleh tidak bisa lepas dari Rahmat Tuhan Yang Maha Esa. Bangsa

Indonesia tidak henti-hentinya berjuang untuk membebaskan diri dari

cengkraman bangsa penjajah. Jepang berusaha mengambil hati rakyat

Indonesia dengan membentuk Dokuritzu Junbi Cosakai (Badan Penyelidik

Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau BPUPKI). Tugas

BPUPKI mengumpulkan bahan-bahan yang diperlukan untuk Indonesia

merdeka. Kaum pergerakan nasional Indonesia menerima pembentukan

BPUPKI karena dapat digunakan sebagai alat untuk meningkatkan perjuangan

bangsa indonesia melalui jalur resmi. 22

Sidang pertama BPUPKI berlangsung tanggal 29 Mei sampai dengan 1

Juni 1945. dalam sidang tersebut terutama dibahas dan diusulkan dasar-dasar

bagi Indonesia merdeka. Pembicara pada sidang tersebut adalah Mr. Supomo,

Ir. Soekarno, dan Mr. Muh. Yamin. Untuk merumuskan kelima dasar negara

(Pancasila) itu, BPUPKI membentuk panitia perumus yang terdiri dari 9 orang

(panitia 9), yaitu Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Drs. Moh. Yamin, Mr.

Ahmad Subarjo, Mr. A.A. Maramis, Abdul Kahar Muzakir, Wachid Hasyim,

22 Indrastuti, Buana Pengetahuan Sosial (Jakarta: yudhistira, 2005), hlm. 79-78

Page 39: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

H. Agus Salim, dan Abikusno Cokrosuyoso. Mereka mengadakan sidang di

Jakarta dan menghasilkan Piagam Jakarta, tanggal 22 Juni 1945. piagam

jakarta berisi rancangan pembukaan undang-undang dasar negara Indonesia. 23

Tanggal 6 Agustus 1945 pukul 08.15, bom atom pertama dijatuhkan di

Hiroshima, menyebabkan lebih 70 ribu orang dari kota yang berpenduduk 350

ribu jiwa tewas seketika. Tanggal 9 Agustus 1945, bom atom kedua

dijatuhkan ke Nagasaki. Sepertiga kota itu hancur dan tidak kurang 75 ribu

orang tewas. Kaisar Hirohito menganggap Jepang sudah tidak mungkin lagi

meneruskan peperangan dan kemudian memaklumkan kekalahannya

menyerah tanpa syarat kepada sekutu. Menyerahnya Jepang hampir tidak

diketahui rakyat di Indonesia. Pada masa pendudukan Jepang, rakyat buta

terhadap berita-berita luar negeri. Semua radio disegel. Mereka yang ketahuan

mendengarkan siaran radio musuh sangat besar resikonya: ditangkap

Kempetai (polisi militer Jepang) dan dituduh mata-mata musuh. Tuduhan

yang bisa membawa kematian orang bersangkutan.24

Pada 15 Agustus 1945 pukul 20.00, di salah ruangan Lembaga

Bakteriologi, di Pegangsaan Timur 17 (sekarang Fakultas Kesehatan

Masyarakat UI), para pemuda dan mahasiswa mengadakan pertemuan di

bawah pimpinan Chaerul Saleh. Hasilnya, pukul 23.00 mereka mengutus

Wikana dan Darwis mendatangi Bung Karno dan mendesak agar esok hari

(16/8) memproklamasikan kemerdekaan. Bung Karno menolak. Alasannya ia

23 Ibid.. 24 Alwi Shahab, (http://www.duniaesai.com/sejarah/sejarah5.htm, diakses 6 Agustus)

Page 40: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

dan Bung Hatta tidak ingin meninggalkan Panitia Persiapan Kemerdekaan

Indonesia (PPKI). Apalagi PPKI esoknya akan rapat di Jakarta. 25

Mendengar penolakan tersebut wikana mengancam Ancaman para

pemuda rupanya bukan omong kosong. Pada 16 Agustus 1945 pukul 04.00,

setelah sahur, mereka menculik Bung Karno dan Bung Hatta ke

Rengasdengklok. Di sini sekali lagi para pemuda dibawah pimpinan Sukarni

gagal memaksa keduanya untuk memproklamasikan kemerdekaan.

Perdebatan' kelompok muda dan tua terjadi kembali pada menit-menit

menjelang proklamasi. Meski proklamasi diputuskan akan dibacakan pukul

10.00 di kediaman Bung Karno, para pemuda tetap gelisah. Mereka khawatir

tentara Jepang akan menggagalkannya. Mereka mendesak Bung Karno segera

membacakannya tanpa menunggu Bung Hatta.26

Perumusan teks proklamasi dilakukan oleh Ir. Soekarno dan Drs. Moh.

Hatta, Mr Ahmad Subarjo dengan disaksikan oleh Sukarni, Sudiro, B.M. Diah,

dan tokoh lain. Rumusan teks proklamasi ditulis oleh Bung Karno kemudian

dibacakan secara perlahan. Ir. Soekarno menyarankan agar teks proklamasi di

tandatangani oleh seluruh peserta rapat. Akan tetapi setelah di

musyawarahkan, semua yang hadir sepakat bahwa naskah itu di tandatangani

oleh Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia. Dalam

rapat disepakati bahwa proklamasi kemerdekaan Indonesia akan di umumkan

pada pukul 10.00 tanggal 17 Agustus 1945 di kediaman Soekarno. 27

25 Ibid..

26 Ibid.. 27 Abu Faishol, IPS Sejarah (Jakarta: Fajar, 2006), hlm. 6

Page 41: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

Tepat pukul 10.00 hari jum’at tanggal 17 Agustus 1945 di jalan

Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta, Ir. Soekarno membacakan teks proklamasi

kemerdekaan Indonesia. Kemudian dilanjutkan dengan pengibaran bendera

merah putih, dengan Latief Hendraningrat, S. Suhud dan Tri Murti sebagai

pembawa bendera. Bendera itu dijahit oleh ibu Fatmawati. Pada saat bendera

di naikkan hadirin serentak menyanyikan lagu Indonesia Raya ciptaan W.R.

supratman tanpa dipimpin dirijen. 28

D. Media Pembelajaran

1. Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah

berarti tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa arab media adalah

perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.

Menurut Gerlach dan Ely mengatakan bahwa media apabila dipahami

secara garis besar adalah manusia, materi atau sikap. Dalam pengertian ini

guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih

khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung

diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis, untuk

menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi visual atau

verbal.29

Secara sederhana istilah media dapat didefinisikan sebagai perantara

atau pengantar. Sedangkan istilah pembelajaran adalah kondisi untuk

28 Ibid., hlm. 6-7 29 Azhar Arsyad, op.cit., hlm.3.

Page 42: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

membuat seseorang melakukan kegiatan belajar. Dengan merujuk pada

devinisi tersebut maka media pembelajaran adalah wahana penyalur pesan

atau informasi belajar sehingga mengkondisikan seseorang untuk belajar

atau berbagai jenis sumber daya yang dapat difungsikan dalam proses

pembelajaran, berdasarkan ruang lingkup sumber belajar di atas, maka

media pembelajaran merupakan bagian dari sumber belajar yang

menekankan pada software atau perangkat lunak dan hardware atau

perangkat keras.30

Menurut Schramm media pembelajaran adalah teknologi pembawa

pesan atau informasi yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan

pembelajaran. Briggs mendefenisikan media pembelajaran sebagai sarana

fisik untuk menyampaikan isi atau materi pembelajaran.31

Rossi dan Breidle mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah

seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan

pendidikan seperti radio, televisi, buku, koran, majalah, dan sebagainya.

Menurut Rossi alat-alat semacam radio dan televisi kalau digunakan dan

diprogram untuk pendidikan maka merupakan media pembelajaran. 32

Menurut Education Association (NEA) mendefenisikan sebagai

benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau

dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan dengan baik dalam

30 Cepi Riyana, ( http://www.cepiriyana.blogspot.com diakses 1 maret) 31 Suwarna, Pengajaran Mikro (Yogyakarta:Tiara Wacana ,.2005), hal.128 32 Wina Sanjaya, op.cit., hal. 163

Page 43: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

kegiatan belajar mengajar, dapat dipengaruhi efektifitas program

instruksional.33

Sedangkan menurut Association Of Education And Communication

Technology (AECT) media adalah segala bentuk dan saluran yang

digunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi. Sedangkan menurut

Heinich apabila dikaitkan dengan kegiatan pembelajaran maka media

dapat diartikan sebagai alat komunikasi yang digunakan dalam proses

pembelajaran untuk membawa informasi dari pengajar kepeserta didik.34

Selain pengertian diatas, ada juga yang berpendapat bahwa media

pengajaran meliputi perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak

(software). Hardware adalah alat-alat yang dapat mengantarkan pesan

seperti overhead projector, radio, televisi, dan sebagainya. Sedangkan

software adalah isi program yang mengandung pesan seperti informasi

yang terdapat transparasi atau buku dan bahan-bahan cetakan lainnya,

cerita yang terkandung dalam film atau meteri yang disuguhkan dalam

bentuk bagan, grafik, diagram dan lain sebagainya. 35

Ciri-ciri umum media pembelajaran sebagai berikut:

a. Media pendidikan memiliki pengertian fisik yang dewasa ini dikenal

sebagai hardware (perangkat keras), yaitu sesuatu benda yang dapat

dilihat, didengar, atau diraba dengan panca indra.

33 Asnawir dan Basyirudin Usman, Media Pembelajaran (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hlm. 11 34 Hamzah B. Uno, Profesi Kependidikan Problema Solusi Dan Reformasi Pendidikan Di Indonesia (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hal. 113 35 Wina Sanjaya, op. cit., hal 163-164

Page 44: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

b. Media pendidikan memiliki pengertian non-fisik yang dikenal sebagai

software (perangkat lunak), yaitu kandungan pesan yang terdapat

dalam perangkat keras yang merupakan isi yang ingin disampaikan

kepada siswa.

c. Penekanan media pendidikan terdapat pada visual dan audio.

d. Media pendidikan memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar

baik didalam maupun diluar kelas.

e. Media pendidikan digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi

guru dan siswa dalam proses pembelajaran.

f. Media pendidikan dapat digunakan secara massa (misalnya: radio,

televisi), kelompok besar dan kelompok kecil (misalnya film, slide,

video, OHP), atau perorangan (misalnya:modul, komputer, radio

tape/kaset, video recorder)

g. Sikap, perbuatan, organisasi, strategi, dan manajemen yang

berhubungan dengan penerapan suatu ilmu. 36

Media pengajaran diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat

digunakan untuk menyalurkan pesan atau isi pelajaran, merangsang

pikiran, perasaan , perhatian dan kemampuan siswa, sehingga dapat

mendorong proses belajar mengajar. 37

36 Azhar Arsyad, op. cit., hal. 6-7.

37 R. Ibrahim dan Nana Syaodih, Perencanaan pengajaran (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), hlm. 112

Page 45: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

KERUCUT PENGALAMAN BELAJAR

Gambar 2.1

Kedudukan media cukup penting artinya dalam meningkatkan kadar

informasi yang kita ingat (70%) dibandingkan dengan pembelajaran

melalui metode ceramah (20%).38

2. Jenis-jenis Media Pembelajaran

Ada beberapa jenis media pengajaran yang dapat digunakan dalam

proses belajar mengajar antara lain:

a. Media Grafis

Media grafis adalah media visual, yang berfungsi untuk

menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan (reserver), dimana

pesan dituangkan melalui lambang atau simbol komunikasi visual.

Menurut Arief S. Sadiman simbol-simbol tersebut harus dipahami

benar, artinya agar proses penyampaian pesan dapat berhasil dan

efisien. Selain fungsi umum tersebut, secara khusus grafis berfungsi

38 Cepi Riyana, op.cit, ( http://www.cepiriyana.blogspot.com diakses 1 maret ),

Page 46: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

pula untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide,

mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin akan cepat

dilupakan atau diabaikan bila tidak digrafiskan.

Media grafis mempunyai jenis yang bermacam-macam, beberapa

diantaranya sebagai berikut:

1) Bagan

Bagan adalah suatu media pengajaran yang penyajiannya

secara diagramatik dengan menggunakan lambang-lambang visual,

untuk mendapat sejumlah informasi yang menunjukkan

perkembangan ide, objek, lembaga, orang, keluarga ditinjau dari

sudut waktu dan ruang.39

2) Grafik

Grafik adalah gambar sederhana yang disusun menurut prinsip

matematika, dengan menggunakan data berupa angka-angka. 40

3) Diagram

Diagram adalah susunan garis-garis dan menyerupai peta dari

pada gambar. Untuk meningkatkan letak bagian-bagian sebuah alat

atau mesin serta hubungan satu bagian dengan bagian yang lain.

4) Poster

Poster adalah gabungan antara gambar dan tulisan dalam satu

bidang yang memberikan informasi tentang satu atau dua ide

39 Asnawir dan Basyiruddin Usman,op. cit., hlm. 33. 40 Ibid., hlm. 38

Page 47: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

pokok, poster dibuat dengan gambar dekoratif dan huruf yang

jelas.41

5) Karikatur dan Kartun

Karikatur dan kartun adalah garis yang dicoret dengan spontan

yang menekankan kepada hal-hal yang dianggap penting, beda

antara poster dan karikatur terletak pada, karikatur kadang-kadang

lebih menggigit dan krisit.

6) Gambar/Foto

Gambar/foto adalah media reproduksi bentuk asli dalam dua

dimensi. Foto ini merupakan alat visual yang efektif karena dapat

divisualisasikan sesuatu yang akan dijelaskan dengan lebih konkrit

dan realistis.42

7) Komik

Komik adalah media yang mempunyai sifat sederhana, jelas,

mudah dipahami. Oleh sebab itu media komik dapat berfungsi

sebagai media yang informatif dan edukatif.43

b. Media Audio

Media audio berbeda dengan media grafis, media audio berkaitan

dengan indera pendengaran. Pesan yang akan disampaikan dituangkan

kedalam lambang-lambang auditif, baik verbal (kedalam kata-

kata/bahasa lisan) maupun non verbal. Ada beberapa jenis media yang

41 Ibid., hlm. 43-44 42 Ibid., hlm. 47 43 Ibid., hlm. 55

Page 48: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

dapat dikelompokkan dalam media audio antara lain: radio, alat

perekam pita magnetik, piringan hitam dan laboratorium bahasa44

1) Radio merupakan perlengkapan elektronik yang dapat digunakan

untuk mendengarkan berita yang bagus dan aktual, dapat

mengetahui beberapa kejadian dan peristiwa-peristiwa penting dan

baru masalah-masalah kehidupan dan sebagainya. Radio juga dapat

dijadikan sebagai media pendidikan dan pengajaran yang cukup

efektif. 45

2) Alat perekam pita magnetik (kaset tape recorder) adalah alat

perekam yang menggunakan pita dalam kaset. Pita tersebut

digulung-gulung pada kumparan yang berada dalam kotak yang

disebut kaset. Pita yang digunakan untuk cassete recorder itu

adalah pita magnetik, berupa pita plastik yang tipis dan elastis. 46

3) Laboratorium bahasa adalah alat untuk melatih siswa untuk

mendengar dan berbicara dalam bahasa asing dengan jalan

menyajikan materi pelajaran yang disiapkan sebelumnya. Dalam

laboratorium bahasa siswa duduk sendiri-sendiri pada bilik akuistik

dan kotak suara yang telah tersedia. 47

c. Media proyeksi diam

Media proyeksi diam (still proyected medium) mempunyai

persamaan dengan media grafis dalam arti menyajikan rangsangan-

44 Arief S. Sadirman,dkk. Media Pendidikan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), hlm.

49-50 45 Asnawir dan Basyiruddin Usman, op. cit., hlm. 83. 46 Ibid., hlm. 90 47 Ibid., hlm. 93

Page 49: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

rangsangan visual. Kecuali itu bahan-bahan grafis banyak sekali

dipakai dalam media proyeksi diam. Perbedaan yang jelas diantara

mereka adalah bila pada media grafis dapat secara langsung

berinteraksi dengan pesan media yang bersangkutan pada proyeksi

diam, pesan tersebut harus diproyeksikan dengan proyektor agar dapat

dilihat oleh sasaran, terlebih dahulu. Ada kalanya media jenis ini

disertai rekaman audio, tapi ada pula yang hanya visual saja.48

3. Kriteria Pemilihan Media

Kriteria pemilihan media bersumber dari konsep bahwa media

merupakan bagian dari sistem instruksional secara keseluruhan. Untuk itu

ada beberapa kriteria yang patut diperhatikan dalam memilih media, yaitu:

a. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Media dipilih berdasarkan

tujuan instruksional yang telah ditetapkan yang secara umum mengacu

kepada salah satu atau gabungan dari dua atau tiga ranah kognitif,

afektif dan psikomotor.

b. Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep,

prinsip, atau generalisasi. Media yang berbeda, misalnya film dan

grafik memerlukan simbol dan kode yang berbeda, dan oleh karena itu

memerlukan proses dan ketrampilan mental yang berbeda untuk

memahaminya. Agar dapat membantu proses pembelajaran secara

48 Arief S. Sadiman, dkk, op. cit., hlm. 55-56.

Page 50: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

efektif, media harus selaras dan sesuai dengan kebutuhan tugas

pembelajaran dan kemampuan mental siswa.

c. Praktis, luwes, dan bertahan. Jika tidak tersedia waktu, dana, atau

sumber daya yang lainnya untuk memproduksi, tidak perlu dipaksakan.

Media yang mahal dan memakan waktu lama untuk memproduksinya

bukanlah jaminan sebagai media yang terbaik. Kriteria ini menuntun

para guru / instruktur untuk memilih media yang ada, mudah

diperoleh, atau mudah dibuat sendiri oleh guru.

d. Guru trampil menggunakannya. Ini salah satu kriteria utama. Apa pun

media itu, guru harus mampu menggunakannya dalam proses

pembelajaran. Nilai dan manfaat media amat ditentukan oleh guru

yang menggunakannya.

e. Pengelompokan sasaran. Media yang efektif untuk kelompok besar

belum tentu sama efektifnya jika digunakan pada kelompok kecil atau

perorangan. Ada media yang tepat untuk jenis kelompok besar,

kelompok sedang, kelompok kecil, dan perorangan.

f. Mutu teknis. Pengembangan visual baik gambar maupun fotograf

harus memenuhi persyaratan teknis tertentu. Misalnya, visual pada

slide harus jelas dan informasi atau pesan yang ditonjolkan dan ingin

disampaikan tidak boleh terganggu oleh elemen lain yang berupa latar

belakang. 49

49 Azhar Arsyad, op. cit., hlm. 72-74

Page 51: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

Dengan kriteria pemilihan diatas, guru akan lebih mudah

menggunakan media mana yang dianggap tepat untuk membantu dalam

proses belajar mengajar, sehingga dengan adanya media yang tepat dapat

melaksanakan proses belajar mengajar dengan efektif dan efisien.

4. Manfaat Media Dalam Pembelajaran

Manfaat media dalam kegiatan pembelajaran tidak lain adalah

memperlancar proses interaksi antara guru dengan siswa, dalam hal ini

membantu siswa belajar secara optimal. Kemp dan Dayton,

mengidentifikasi tidak kurang dari delapan manfaat media dalam kegiatan

pembelajaran yaitu:

a. Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan

Guru mungkin mempunyai penafsiran yang beraneka ragam

tentang suatu hal. Melalui media, penafsiran yang beragam ini dapat

direduksi disampaikan kepada siswa secara seragam.

b. Proses pembelajaran menjadi lebih menarik

Media dapat menyampaikan informasi yang dapat didengar

(audio) dan dapat dilihat (visual), sehingga dapat mendeskripsikan

suatu masalah, suatu konsep, suatu proses atau prosedur yang bersifat

abstrak dan tidak lengkap menjadi lebih jelas dan lengkap.

c. Proses belajar siswa menjadi lebih interaktif

Media harus dirancang dengan benar, media dapat membantu

guru dan siswa melakukan komunikasi dua arah secara aktif. Tanpa

Page 52: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

media, guru mungkin akan cenderung berbicara satu arah kepada siswa

saja. Namun dengan media guru dapat mengatur kelas mereka

sehingga bukan hanya kelas dominasi guru atau guru yang aktif, tetapi

juga siswa yang lebih banyak berperan.

d. Jumlah waktu belajar-mengajar dapat dikurangi

Seringkali guru menghabiskan waktu yang cukup banyak untuk

menjelaskan suatu materi. Padahal waktu yang dihabiskan tidak perlu

sebanyak itu jika mereka memanfaatkan media pendidikan dengan

baik.

e. Kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan

Penggunaan media tidak hanya membuat proses belajar-mengajar

lebih efisien, tetapi juga membantu siswa menyerap materi pelajaran

secara lebih mendalam dan utuh.

f. Proses belajar dapat terjadi dimana saja dan kapan saja

Media pembelajaran dapat dirancang sedemikian rupa sehingga

siswa dapat belajar dimana saja dan kapan saja mereka mau, tanpa

tergantung pada keberadaan seorang guru.

g. Sikap positif siswa terhadap bahan pelajaran maupun terhadap proses

belajar itu sendiri dapat ditingkatkan.

Dengan media, proses belajar mengajar menjadi lebih menarik.

Hal ini dapat meningkatkan kecintaan dan apresiasi siswa terhadap

ilmu pengetahuan dan proses pencarian ilmu itu sendiri.

Page 53: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

h. Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif

Pertama, guru tidak perlu mengulang-ngulang penjelasan mereka

bila media digunakan dalam pembelajaran. Kedua, dengan mengurangi

uraian verbal (lisan), guru dapat memberikan perhatian lebih banyak

kepada aspek-aspek lain dalam pembelajaran. Ketiga, peran guru tidak

lagi menjadi sekedar pengajar tetapi juga konsultan, penasihat, atau

manajer pembelajaran.50

Manfaat lain dari media pembelajaran adalah nilai media ditentukan

oleh manfaat yang sangat kuat untuk meningkatkan kadar hasil belajar,

beberapa manfaat media meliputi :

a. Menangkap suatu objek atau peristiwa tertentu. Peristiwa-peristiwa

penting atau objek yang langka, dapat di abadikan dengan foto film

atau direkam melalui video kemudian peristiwa itu dapat disampaikan

dan dapat digunakan manakala diperlukan.Guru dapat menjelaskan

proses terjadinya gerhana matahari yang langka melalui hasil rekaman

video. Atau bagaimana proses perkembangan ulat menjadi kupu-kupu

proses perkembangan bayi dalam rahim dari mulai sel telur dibuahi

sampai menjadi embrio dan berkembang menjadi bayi. Dalam

pelajaran IPS guru dapat menjelaskan bagaimana terjadinya peristiwa

proklamasi melalui tayangan film dan sebagainya.

b. Memanipulasi keadaan, peristiwa atau objek tertentu. Dengan

menggunakan model sebagai media, maka guru dapat menyuguhkan

50 Martinis Yasmin, Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan Pendidikan ( Jakarta:

Gaung Persada Pers, 2007), hal. 178-181

Page 54: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

pengalaman yang konkrit kepada siswa. Contohnya, guru ingin

menjelaskan tentang Candi Borobudur di dalam kelas maka guru dapat

membuat miniatur atau model candi tersebut dalam ukuran kecil.

Demikian juga menjelaskan cara kerja suatu alat atau organ tubuh

manusia seperti jantung maka melalui film loop yang bergerak terus

menerus, cara kerja itu dapat lebih dipahami oleh siswa.

c. Menambah gairah dan motivasi belajar siswa, penggunaan media dapat

menambah motivasi belajar siswa sehingga perhatian siswa terhadap

materi pembelajaran dapat lebih meningkat.

d. Kesempatan belajar yang lebih merata. Dengan mengggunakan

berbagai media seperti audio, video, slide suara, dan sebagainya,

memungkinkan setiap orang dapat belajar dimana saja dan kapan saja.

e. Pengajaran lebih berdasarkan ilmu. Dengan menggunakan media

proses belajar mengajar akan lebih terencana dengan baik sebab media

dianggap sebagai bagian yang integral dari sistem belajar mengajar,

oleh sebab itu sebelum pelaksanaannya guru dihadapkan kepada satu

keharusan untuk mengidentifikasi dan karakteristik itu siswa

sehubungan dengan menggunakan media.

f. Menampilkan objek yang terlalu besar untuk dibawa keruang kelas.

g. Memperbesar serta memperjelas objek yang terlalu kecil yang sulit

nampak dilihat mata, seperti sel-sel butir darah/molekul bakteri dan

sebagainya.

Page 55: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

h. Mempercepat gerakan suatu proses yang terlalu lambat sehingga dapat

dilihat dalam waktu yang relatif cepat.

i. Memperlambat suatu proses gerakan yang terlalu cepat.

j. Menyederhanakan suatu objek yang terlalu komplek.

k. Memperjelas bunyi-bunyian yang sangat lemah sehingga dapat di

tangkap oleh telinga.

Manfaat lain dari media pembelajaran adalah : Pertama, media dapat

mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki siswa, Kedua, media

dapat mengatasi batas ruang kelas Ketiga, dapat memungkinkan terjadinya

iteraksi langsung antara peserta dan lingkungan. Keempat, media dapat

menghasilkan keseragaman pengamat. Kelima, media dapat menanamkan

konsep dasar yang benar, nyata dan tepat. Keenam, media dapat

membangkitkan motifasi dan merangsang peserta untuk belajar dengan

baik. Ketujuh, media dapat membangkitkan keinginan dan minat baru.

Kedelapan, media dapat mengontrol atau kecepatan belajar peserta.

Kesembilan, media dapat memberikan pengalaman yang menyeluruh dari

hal-hal yang konkrit sampai yang abstrak.51

51 Wina Sanjaya, op. cit., hal. 169-172

Page 56: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

5. Prinsip-Prinsip Penggunaan Media

Prinsip pokok yang harus diperhatikan dalam penggunaan media

pada setiap kegiatan belajar mengajar adalah bahwa media digunakan dan

diarahkan untuk mempermudah siswa belajar dalam upaya memahami

materi pelajaran.

Agar media pembelajaran benar-benar digunakan untuk

membelajarkan siswa, maka ada sejumlah prinsip yang harus diperhatikan,

diantaranya:

a. Media yang akan digunakan oleh guru harus sesuai dan diarahkan

untuk mencapai tujuan pembelajaran.

b. Media yang akan digunakan harus sesuai degan materi pembelajaran.

Setiap materi pelajaran memiliki kekhasan dan kekompleksan.

c. Media pembelajaran harus sesuai dengan minat, kebutuhan dan kondisi

siswa.

d. Media yang akan digunakan harus memperhatikan efektivitas dan

efisien.

e. Media yang digunakan harus sesuai dengan kemampuan guru dalam

mengopersikannya.

Page 57: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

E. Media Audio Visual

1. Pengertian Media Audio Visual

Media audio visual adalah media instruksional modern yang sesuai

dengan perkembangan zaman (kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi),

meliputi media yang dapat dilihat, didengar dan yang dapat dilihat dan

didengar. 52.

Media audio visual adalah jenis media yang selain mengandung

unsur suara juga mengandung unsur gambar yang bisa dilihat. Misalnya

rekaman video, berbagai rekaman film, slide suara, dan lain sebagainya.

Kemampuan media ini dianggap lebih baik dan lebih menarik. 53

Penekanan utama dalam pengajaran audio visual adalah pada nilai

belajar yang diperoleh melalui pengalaman kongkret , tidak hanya

didasarkan atas kata-kata belaka.54

2. Manfaat Media Audio Visual

Media audio visual menurut Encyclopedia of Educational

Research memiliki nilai atau manfaat sebagai berikut:

a. Meletakkan dasar-dasar yang kongkret untuk berpikir. Oleh karena itu

mengurangi verbalisme (tahu istilah tetapi tidak tahu arti, tahu nama

tetapi tidak tahu bendanya).

b. Memperbesar perhatian siswa.

52 Ahmad Rohani, Media Instruksional Edukatif (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), hal. 97 53 Wina Sanjaya, op. cit., hlm. 172 54 Nana Sudjana dan Ahmad Rifai, Teknologi Pengajaran (Bandung: Sinar Baru Offset,

1989), hlm. 58

Page 58: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

c. Membuat pelajaran lebih menetap atau tidak mudah dilupakan.

d. Memberikan pengalaman yang nyata yang dapat menumbuhkan

kegiatan berusaha sendiri di kalangan para siswa.

e. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinu.

f. Membantu tumbuhnya pengertian dan membantu perkembangan

kemampuan berbahasa.

Manfaat selain yang tersebut di atas adalah:

a. Sangat menarik minat siswa dalam belajar.

b. Mendorong anak untuk bertanya dan berdiskusi karena ia ingin

mengetahui lebih banyak.

c. Menghemat waktu belajar. Guru tidak usah menerangkan sesuatu

dengan banyak perkataan, tetapi dengan memperlihatkan suatu

gambar, benda yang sebenarnya atau alat lain. 55

3. Macam-Macam Media Audio Visual

Media ini dibagi menjadi beberapa macam yaitu:

1. Audio Visual Diam, yaitu media yang menampilkan suara dan gambar

diam seperti film bingkai suara (sound slides), film rangkai suara,

cetak suara.

2. Audio Visual Gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara

dan gambar yang bergerak seperti film suara dan video-cassete.

55 Uzer Usman. Menjadi Guru Professional (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1992_), hal.

27

Page 59: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

Pembagian lain dari media ini adalah:

a. Audio Visual Murni, yaitu baik unsur suara maupun unsur gambar

berasal dari suatu sumber seperti film video-cassete.

b. Audio Visual Tidak Murni, yaitu unsur suara dan unsur gambarnya

berasal dari sumber yang berbeda, misalnya film bingkai suara yang

unsur gambarnya bersumber dari slides proyektor dan unsur suaranya

bersumber dari tape recorder. Contoh lainnya adalah film strip suara

dan cetak suara.56

4. Kelebihan Media Audio Visual

a. Kelebihan dari media ini pada umumnya ialah dapat memberikan

suasana yang lebih hidup penampilannya lebih menarik, dan

disamping itu dapat digunakan untuk memperlihatkan suatu proses

tertentu secara lebih nyata

b. Penggunaannya tidak menggunakan ruangan yang gelap.

c. Menghemat waktu dan rekaman dapat diputar berulang-ulang

d. Penggunaan media ini memecahkan aspek verbalisme pada diri siswa57

5. Kekurangan Media Audio Visual

a. Kelemahan media ini, terutama terletak dalam segi teknis dan juga

biaya. Penggunaan media ini memerlukan dukungan sarana dan

prasarana tertentu seperti listrik serta peralatan atau bahan-bahan

56 Syaiful Bahri Djamarah, dkk, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Rineka Cipta,1996), hlm. 141

57 R. Ibrahim dan Nana Syaodih, op. cit., hlm. 118

Page 60: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

khusus yang tidak selamanya mudah diperoleh ditempat-tempat

tertentu.

b. Pengadaan maupun pemeliharaannya cenderung menuntut biaya yang

mahal.

c. Kurang mampu menampilkan detail dari objek yang disajikan secara

sempurna

d. Memerlukan peralatan yang mahal dan kompleks58

Media Video cassette adalah sistem penyimpanan dan rekaman video di

mana signal audio visual direkam pada disk plastik, bukan pada pita

magnetik.59

Video, sebagai media audio-visual yang menampilkan gerak, semakin

lama semakin populer dalam masyarakat kita. Pesan yang disajikan bersifat

fakta (kejadian / peristiwa penting, berita) maupun fiktif (ceritera), bisa

bersifat informative, edukatif maupun instruksional. Sebagian besar tugas film

dapat digantikan video. Tapi ini tidak berarti bahwa video akan menggantikan

kedudukan film. Masing-masing mempunyai kelebihan dan keterbatasannya

sendiri. 60

Penggunaan media ini dalam penyajian berbagai materi pelajaran

memberikan banyak keuntungan, misalnya dalam memperlihatkan proses

pertumbuhan tanaman, kehidupan berbagai kelompok masyarakat, serta

kilasan peristiwa di masa lalu. Dengan media ini kebutuhan berbagai program

pendidikan dapat dipenuhi dengan baik, berbagai sumber informasi yang tidak

58 Ibid., hlm. 118 59 Azhar Arsyad, op. cit., hlm. 36 60 Arief S. Sadiman dkk, op. cit., hal. 74.

Page 61: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

mungkin diberikan melalui media lainnya dapat disajikan melalui film video.

Alat ini dapat diputar kembali yang memungkinkan terjadinya proses umpan

balik untuk perbaikan dan peningkatan upaya pengajaran.61

Pemanfaatan media video dalam proses pembelajaran diruang kelas

sudah merupakan hal yang biasa. Sebagai media audio visual dengan memiliki

unsur gerakan dan suara, video dapat digunakan sebagai alat bantu mengajar

pada berbagai bidang studi. Kemampuan video untuk memanipulasi waktu

dan ruang dapat mengajak peserta didik untuk melanglang buana kemana saja

walaupun dibatasi dengan ruang kelas. Objek-objek yang terlalu kecil , terlalu

besar, berbahaya atau bahkan tidak dapat dikunjungi oleh peserta didik karena

lokasinya di belahan bumi lain, dapat di hadirkan melalui media video.

Disamping itu pengajar dapat memilih program-program video yang sesuai

dengan materi yang akan diajarkan, kemudian menyaksikan bersama-sama

diruang kelas selanjutnya membahas serta mendiskusikannya.

Kemampuan video untuk mengabadikan kejadian-kejadian faktual dalam

bentuk program dokumenter bermanfaat untuk membantu pengajar dalam

mengetengahkan fakta, kemudian membahas fakta tersebut secara lebih jelas

dan mendiskusikannya di ruang kelas.62

1. Kelebihan Media Video

a. Dapat menarik perhatian untuk periode-periode yang singkat dari

rangsangan luar lainnya

61R. Ibrahim dan Nana Ibrahim, op. cit., hlm. 117-118. 62 Hamzah B. Uno, op. cit., hlm. 125-126.

Page 62: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

b. Dengan alat perekam pita video sejumlah besar penonton dapat

memperoleh informasi dari ahli-ahli atau spesialis

c. Demonstrasi yang sulit bisa dipersiapkan dan direkam sebelumnya,

sehingga pada waktu mengajar guru bisa memusatkan perhatian pada

penyajiannya

d. Menghemat waktu dan rekaman dapat diputar berulang-ulang

e. Kamera TV bisa mengamati lebih dekat objek yang lagi bergerak atau

objek yang berbahaya seperti harimau

f. Keras lemah suara yang ada bisa diatur dan disesuaikan bila akan

disisipi komentar yang akan didengar

g. Gambar proyeksi biasa di bekukan untuk diamati dengan seksama.

Guru bisa mengatur dimana dia akan menghentikan gerakan gambar

tersebut, kontrol sepenuhnya di tangan guru

h. Ruangan tak perlu digelapkan waktu menyajikannya

2. Kekurangan Media Video

a. Perhatian penonton sulit dikuasai, partisipasi mereka jarang

dipraktekkan

b. Sifat komunikasinya yang bersifat satu arah haruslah diimbangi

dengan pencarian bentuk umpan balik yang lain

c. Kurang mampu menampilkan detail dari objek yang disajikan secara

sempurna

d. Memerlukan peralatan yang mahal dan kompleks.63

63 Arief S. Sadiman, dkk, op. cit.,hlm. 74-75.

Page 63: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

F. Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi

Motivasi adalah penggerak tingkah laku kearah suatu tujuan dengan

didasari adanya suatu kebutuhan.64 Siswa belajar karena didorong oleh

kekuatan mentalnya. Kekuatan mental itu berupa keinginan, perhatian,

kemauan atau cita-cita. kekuatan mental tersebut dapat tergolong rendah

atau tinggi. Ada ahli psikologi pendidikan yang menyebut kekuatan mental

yang mendorong terjadinya belajar tersebut sebagai motivasi belajar. Ada

tiga komponen utama dalam motivasi yaitu: (1) kebutuhan, (2) dorongan,

dan (3) tujuan. 65. Ada dua prinsip yang dapat di gunakan untuk meninjau

motivasi, ialah: (1) motivasi dipandang sebagai proses. Pengetahuan

tentang proses ini akan membantu kita menjelaskan kelakuan yang kita

amati dan untuk memperkirakan kelakuan-kelakuan lain pada seseorang,

(2) kita menentukan karakter dari proses ini dengan melihat petunjuk-

petunjuk dari tingkah lakunya. 66

Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi.

Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan secara

potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguatan yang dilandasi

tujuan untuk mencapai tujuan tertentu. Motivasi belajar dapat timbul

karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan

kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya

64 Tabrani Rusyan, dkk. Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 1994), hlm. 99 65 Dimyati, dkk, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm. 80 66 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hal. 158

Page 64: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan

kegiatan belajar mengajar yang menarik.

Indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Adanya hasrat dan keinginan berhasil.

b. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar.

c. Adanya harapan dan cita-cita masa depan.

d. Adanya penghargaan dalam belajar.

e. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar.

f. Adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan

seseorang siswa dapat belajar dengan baik.67

Sesuai dengan Firman Allah:

3 ö≅ è% ö≅yδ “ Èθ tG ó¡o„ tÏ% ©!$# tβθ çΗs>ôè tƒ tÏ% ©!$#uρ Ÿω tβθßϑ n=ôè tƒ

3 $ yϑ ‾ΡÎ) ã�©. x‹ tG tƒ (#θ ä9'ρé& É=≈t7ø9 F{$# ∩∪

Artinya: Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan

orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran. (Q.S Az-Zumar:9)

( Æìsù ö�tƒ ª!$# t Ï%©!$# (#θ ãΖtΒ#u öΝä3Ζ ÏΒ tÏ% ©!$#uρ (#θ è?ρé& zΟù=Ïè ø9 $# ;M≈y_u‘yŠ 4 ª! $# uρ $ yϑ Î/

tβθ è= yϑ÷è s? ×��Î7yz ∩⊇⊇∪

Artinya: …………Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang

beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. (Q. S. 58 Al-Mujadilah 11) 68

67 Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis Di Bidang Pendidikan

(Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hal. 23 68 Ibid.,hlm. 542

Page 65: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

2. Macam-macam Motivasi

a. Motivasi intrinsik

Motivasi intrinsik yaitu motivasi yang tercakup di dalam situasi

belajar dan memenuhi kebutuhan dan tujuan-tujuan siswa. Motivasi

ini sering juga disebut motivasi murni, motivasi yang sebenarnya, yang

timbul dari dalam diri anak sendiri. Misalnya keinginan untuk

mendapat keterampilan tertentu, memperoleh informasi, menyenangi

kehidupan dan keinginan diterima orang lain. Jadi, motivasi ini timbul

tanpa pengaruh dari luar. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang

hidup dalam diri siswa dan berguna dalam situasi belajar yang

fungsional. Dalam hal ini pujian atau hadiah atau sejenisnya tidak

diperlukan oleh karena tidak akan menyebabkan siswa bekerja atau

belajar untuk mendapatkan pujian atau hadiah itu. 69

b. Motivasi ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik yaitu motivasi yang disebabkan oleh faktor-

faktor dari luar situasi belajar seperti angka, kredit, ijazah, tingkatan,

hadiah, medali, pertentangan dan persaingan. Yang bersifat negatif

adalah sindiran tajam, cemoohan, dan hukuman. Motivasi ini tetap

diperlukan di sekolah, sebab pengajaran di sekolah tidak semuanya

menarik minat peserta didik atau sesuai dengan kebutuhannya. 70

Motif memiliki peranan yang cukup besar di dalam upaya

belajar. Tanpa motif hampir tidak mungkin siswa melakukan kegiatan

69 Oemar Hamalik, op. cit., hlm. 162. 70 Tabrani Rusyan, dkk, op. cit.,hlm. 120-121.

Page 66: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

belajar. Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan guru untuk

membangkitkan belajar para siswa. Pertama, menggunakan cara atau

metode dan media mengajar yang bervariasi. Dengan metode dan

media yang bervariasi kebosanan dapat dikurangi. Kedua, memilih

bahan yang menarik minat dan dibutuhkan siswa. Sesuatu yang akan

dibutuhkan akan menarik perhatian, dengan demikian akan

membangkitkan motif untuk mempelajarinya. Ketiga, memberikan

sasaran antara. Sasaran akhir belajar adalah lulus ujian atau naik kelas.

Sasaran akhir baru dicapai pada akhir tahun. Keempat, memberikan

kesempatan untuk sukses. Bahan atau soal-soal yang sulit hanya bisa

diterima atau dipecahkan oleh siswa pandai, siswa yang kurang pandai

sukar menguasai atau memecahkannya. Agar siswa yang kurang

pandai juga bisa menguasai / memecahkan soal, maka berikan bahan

atau soal yang sesuai dengan kemampuannya. Keberhasilan yang

dicapai siswa dapat menimbulkan kepuasan kemudian membangkitkan

motif. Kelima, diciptakan suasana belajar yang menyenangkan.

Keenam, adakan persaingan sehat. Persaingan atau kompetesi yang

sehat dapat membangkitkan motivasi belajar. 71

71 R Ibrahim dan Nana Syaodih S, op. cit., hlm. 28-29.

Page 67: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

3. Unsur-Unsur yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

a. Cita-cita atau aspirasi siswa

Motivasi belajar tampak pada keinginan anak sejak kecil.

Keberhasilan mencapai keinginan tersebut menumbuhkan kemauan

bergiat bahkan di kemudian hari menimbulkan cita-cita dalam

kehidupan.

b. Kemampuan siswa

Keinginan seorang anak perlu dibarengi dengan kemampuan atau

kecakapan mencapainya.

c. Kondisi siswa

Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmani dan rohani

mempengaruhi motivasi belajar.

d. Kondisi lingkungan siswa

Lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam, lingkungan

tempat tinggal, pergaulan sebaya dan kehidupan

kemasyarakatan.sebagai anggota masyarakat

e. Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran

Siswa memiliki perasaan, perhatian, kemauan, ingatan dan

pikiran yang mengalami perubahan berkat pengalaman hidup.

Pengalaman dengan teman sebayanya berpengaruh pada motivasi dan

perilaku pelajar. Lingkungan budaya siswa yang berupa surat kabar,

majalah, radio, televisi dan film semakin menjangkau siswa. Kesemua

lingkungan tersebut mendinamiskan motivasi belajar.

Page 68: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

f. Upaya guru dalam membelajarkan siswa

Upaya guru membelajarkan siswa terjadi di sekolah dan di luar

sekolah. Upaya pembelajaran di sekolah meliputi hal-hal seperti

berikut:

1) Menyelenggarakan tertib belajar di sekolah

2) Membina disiplin belajar dalam tiap kesempatan, seperti

pemanfaatan waktu dan pemeliharaan fasilitas sekolah

3) Membina belajar tertib pergaulan

4) Membina belajar tertib lingkungan sekolah

Upaya pembelajaran guru di sekolah tidak terlepas dari kegiatan

luar sekolah. Pusat pendidikan luar sekolah yang penting adalah

keluarga, lembaga agama, pramuka dan pusat pendidikan pemuda yang

lain. Siswa sekolah pada umumnya tergabung dalam pusat-pusat

pendidikan tersebut.72

4. Fungsi dan Nilai Motivasi

Motivasi mendorong timbulnya kelakuan dan mempengaruhi serta

mengubah kelakuan. Jadi, fungsi motivasi itu meliputi sebagai berikut:

a. Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Tanpa motivasi

maka tidak akan timbul sesuatu perbuatan seperti belajar.

b. Motivasi berfungsi sebagai pengarah. Artinya mengarahkan perbuatan

kepencapaian tujuan yang diinginkan.

72 Dimyati, dkk, op. Cit., hlm. 97-100.

Page 69: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

c. Motivasi sebagai penggerak. Ia berfungsi sebagai mesin bagi mobil.

Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu

pekerjaan.

Nilai motivasi dalam pengajaran adalah menjadi tanggung jawab

guru agar pengajaran yang diberikannya berhasil dengan baik.

Keberhasilan ini banyak bergantung pada usaha guru membangkitkan

motivasi belajar siswa.

Dalam garis besarnya motivasi mengandung nilai-nilai sebagai

berikut:

a. Motivasi menentukan tingkat berhasil atau gagalnya perbuatan belajar

siswa. Belajar tanpa adanya motivasi kiranya sulit untuk berhasil.

b. Pengajaran yang bermotivasi pada hakikatnya adalah pengajaran yang

di sesuaikan dengan kebutuhan, dorongan, motif, minat yang ada pada

siswa. Pengajaran yang demikian sesuai dengan tuntutan demokrasi

dalam pendidikan.

c. Pengajaran yang bermotivasi menuntut kreativitas dan imajinasi guru

untuk berusaha secara sungguh-sungguh mencari cara-cara yang

relevan dan sesuai guna membangkitkan dan memelihara motivasi

belajar siswa. Guru senantiasa berusaha agar siswa-siswa akhirnya

memiliki self motivation yang baik.

d. Berhasil atau gagalnya dalam membangkitkan dan menggunakan

motivasi dalam pengajaran erat pertaliannya dengan pengaturan

Page 70: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

disiplin kelas. Kegagalan dalam hal ini mengakibatkan timbulnya

masalah disiplin di dalam kelas.

e. Asas motivasi menjadi salah satu bagian yang integral dari pada asas-

asas mengajar. Penggunaan motivasi dalam mengajar buku saja

melengkapi prosedur mengajar, tetapi juga menjadi faktor yang

menentukan pengajaran yang efektif. Demikian penggunaan asas

motivasi adalah sangat esensial dalam proses belajar mengajar.73

5. Bentuk-Bentuk Motivasi

Di dalam kegiatan belajar mengajar peranan motivasi baik intrinsik

maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Dengan motivasi , pelajar dapat

mengembangkan aktivitas dan inisiatif, dapat mengarahkan dan

memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar.

Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam

kegiatan belajar di sekolah, antara lain:

a. Memberi angka

Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan

belajarnya. Banyak siswa belajar, yang utama justru untuk mencapai

angka / nilai yang baik. Sehingga siswa biasanya yang dikejar adalah

nilai ulangan atau nilai-nilai pada raport angkanya baik-baik.

73 Oemar Hamalik, op .cit., hlm. 161-162.

Page 71: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

b. Hadiah

Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidaklah

selalu demikian. Karena hadiah untuk suatu pekerjaan, mungkin tidak

akan menarik bagi seseorang yang tidak berbakat untuk sesuatu

pekerjaan tersebut.

c. Saingan / kompetisi

Saingan atau kompetesi dapat digunakan sebagai alat motivasi

untuk mendorong belajar siswa. Persaingan, baik individual maupun

kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

d. Ego-involvement

Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan

pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja

keras dengan mempertaruhkan harga diri, adalah sebagai salah satu

bentuk motivasi yang cukup penting.

e. Memberi ulangan

Para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui akan ada

ulangan. Oleh karena itu, memberi ulangan ini juga merupakan sarana

motivasi. Tetapi yang harus diingat oleh guru, adalah jangan terlalu

sering karena bisa membosankan. Dalam hal ini guru juga harus

terbuka , maksudnya kalau akan ulangan harus diberitahukan kepada

siswanya.

f. Mengetahui hasil

Page 72: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi

kemajuan, akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Semakin

mengetahui bahwa grafik hasil belajar meningkat, maka ada motivasi

pada diri siswa untuk terus belajar, dengan suatu harapan hasilnya

terus meningkat.

g. Pujian

Pujian ini adalah bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus

merupakan motivasi yang baik. Oleh karena itu, supaya pujian ini

merupakan motivasi, pemberiannya harus tepat. Dengan pujian yang

tepat akan memupuk suasana yang menyenangkan dan mempertinggi

gairah belajar sekaligus akan membangkitkan harga diri.

h. Hukuman

Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi kalau

diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi. Oleh

karena itu guru harus memahami prinsip-prinsip pemberian hukuman.

i. Hasrat untuk belajar

Hasrat untuk belajar, berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud

untuk belajar. Hal ini akan lebih baik , bila dibandingkan segala

sesuatu kegiatan yang tanpa maksud. Hasrat untuk belajar berarti pada

diri anak didik itu motivasi untuk belajar, sehingga sudah barang tentu

hasilnya akan lebih baik.

Page 73: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

j. Minat

Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat

sehingga tepatlah kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok.

Proses belajar itu akan berjalan lancar kalau disertai minat. Mengenai

minat ini antara lain dapat dibangkitkan dengan cara-cara sebagai

berikut:

1) Membangkitkan adanya suatu kebutuhan.

2) Menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang lampau.

3) Memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik.

4) Menggunakan berbagai macam bentuk mengajar.

k. Tujuan yang diakui

Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa, akan

merupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan

memahami tujuan yang harus dicapai, karena dirasa sangat berguna

dan menguntungkan, maka akan timbul gairah untuk terus belajar.

G. Penerapan Media Audio Visual dalam Meningkatkan Motivasi Belajar

tentang Peristiwa Proklamasi pada mata pelajaran IPS

Menurut Nursid Sumaatmadja yang dikutip oleh Trianto, pembelajaran

IPS adalah bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka

terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental

positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil

Page 74: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya

sendiri maupun yang menimpa kehidupan masyarakat.74

Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang amat penting

adalah metode mengajar dan media pengajaran. Kedua aspek ini sangat

berkaitan. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi

jenis media pengajaran yang sesuai meskipun masih ada berbagai aspek lain

yang harus diperhatikan dalam memilih media, antara lain tujuan pengajaran,

jenis tugas dan respon yang diharapkan siswa menguasai setelah pembelajaran

berlangsung, dan konteks pembelajaran termasuk karakteristik siswa.

Meskipun demikian, dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi utama media

pengjaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim,

kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru. 75

Media pendidikan memegang peranan penting untuk memantapkan

proses belajar mengajar yang efektif dan efisien, karena dengan media ini

bahan pelajaran akan mudah diserap oleh siswa.

Pada mulanya media pendidikan hanyalah sebagai alat bantu dalam

kegiatan belajar mengajar, tetapi sekarang sudah menjadi bagian yang penting

dalam proses belajar mengajar yaitu sebagai sarana yang dapat menyampaikan

informasi dalam rangka mendorong motivasi belajar siswa, sehingga dengan

demikian diharapkan apa yang dipelajari siswa mudah untuk di mengerti dan

dipahami.

74 Trianto, op.cit., hlm. 121 75 Azhar Arsyad, op.cit., hlm.15

Page 75: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

Hamalik mengemukakan bahwa pemakaian media pengajaran dalam

proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat baru,

membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan

membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. 76

Pada pelajaran IPS materi peristiwa proklamasi ini, peneliti menerapkan

media audio visual untuk meningkatkan motivasi belajar mereka pada

pembelajaran IPS kelas VC SDI Wahid Hasyim kabupaten Blitar. Berawal

dari keinginan peneliti untuk mengajak siswa untuk mempelajari IPS secara

kontekstual sesuai dengan materi yang ada. Sebelum diadakannya penelitian

ini, peneliti melihat proses pendidikan di SDI Wahid Hasyim tersebut masih

konvensional dan masih mengandalkan metode ceramah dalam

menyampaikan materi. Dalam kegiatan belajar mengajar kurang adanya

pembaharuan dan bersifat monoton. Dari sini siswa kelas VC SDI Wahid

Hasyim diajak untuk melihat langsung materi pristiwa proklamasi. Pada

materi ini siswa diajak untuk melihat kejadian peristiwa proklamasi secara

kongkret dengan menggunakan media video cassette.

Dengan Penggunaan media ini dalam penyajian berbagai materi

pelajaran memberikan banyak keuntungan, misalnya dalam memperlihatkan

proses pertumbuhan tanaman, kehidupan berbagai kelompok masyarakat, serta

kilasan peristiwa di masa lalu. Dengan media ini kebutuhan berbagai program

pendidikan dapat dipenuhi dengan baik, berbagai sumber informasi yang tidak

mungkin diberikan melalui media lainnya dapat disajikan melalui video. Alat

76 Ibid.,hlm 15

Page 76: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

ini dapat diputar kembali yang memungkinkan terjadinya proses umpan balik

untuk perbaikan dan peningkatan upaya pengajaran.77

Peneliti memilih media video cassete karena dalam kompetensi dasar ini

menggambarkan tentang peristiwa proklamasi yang sulit dipahami oleh

siswa,kalau guru hanya menceritakannya saja. Sehingga guru dalam

penyampaian pesan dan isi pelajaran sangat memerlukan bantuan media agar

lebih mudah dipahami dan menarik perhatian siswa dalam mengikuti proses

pembelajaran.

Dengan memperhatikan beberapa hal yang terkait dengan penggunaan

media pembelajaran hasil dan pengaruh yang ditimbulkan dari penggunaan

media saat kegiatan pembelajaran akan dapat dicapai khususnya oleh siswa

sebagai penerima materi. Karena dengan penggunaan media secara benar akan

dapat merangsang dan menumbuhkan motivasi siswa untuk mempelajari,

memahami isi dari materi dan akhirnya siswa akan memberikan respon atau

umpan balik yang memuaskan.

Kenneth H. Hoover memberikan beberapa prinsip tentang penggunaan

alat audio visual sebagai berikut:

1. Tidak ada alat yang dapat dianggap paling baik.

2. Alat-alat tertentu lebih tepat daripada yang lain berdasarkan jenis

pengertian atau dalam hubungannya dengan tujuan.

3. Audio visual dan sumber-sumber yang digunakan merupakan bagian yang

integral dari pengajaran.

77 R. Ibrahim dan Nana Ibrahim, op. cit., hlm. 117-118.

Page 77: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

4. Perlu diadakan persiapan yang seksama oleh guru dan siswa mengenai alat

audio visual.

5. Siswa menyadari tujuan alat audio visual dan merespon data yang

diberikan.

6. Perlu diadakan lanjutan.

7. Alat audio visual dan sumber-sumber yang digunakan untuk menambah

kemampuan komunikasi memungkinkan belajar lebih luas karena adanya

hubungan-hubungan.78

78 Uzer Usman, op. cit., hlm. 28

Page 78: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam PTK ini adalah pendekatan

kualitatif, sebab dalam melakukan tindakan kepada subyek penelitian, yang

sangat diutamakan adalah mengungkap makna, yakni makna dan proses

pembelajaran sebagai upaya meningkatkan motivasi belajar, kegairahan dan

prestasi belajar melalui tindakan yang dilakukan.

Jenis penelitian ini menggunakan PTK yaitu penelitian yang bertujuan

untuk memberikan sumbangan nyata bagi peningkatan profesionalisme guru,

menyiapkan pengetahuan, pemahaman, dan wawasan tentang perilaku guru

mengajar dan murid belajar.

Jenis penelitian ini mampu menawarkan cara dan prosedur baru untuk

memperbaiki dan meningkatkan profesionalisme pendidik dalam proses

belajar mengajar dikelas dengan melihat kondisi siswa. McNiff dalam

bukunya yang berjudul Action Research Principles and Practice memandang

PTK sebagai bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh pendidik sendiri

terhadap kurikulum, pengembangan sekolah, meningkatkan prestasi belajar,

pengembangan keahlian mengajar, dan sebagainya. 79

PTK (penelitian tindakan kelas) dalam istilah bahasa inggris adalah

Classroom Action Research. Dari namanya sudah menunjukkan isi yang

79 Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hal. 102

Page 79: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

terkandung di dalamnya, yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di

kelas. Dikarenakan ada tiga kata yang membentuk pengertian tersebut, maka

ada tiga pengertian yang dapat diterangkan yaitu:

1. Penelitian- menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan

menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data

atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang

menarik minat dan penting bagi peneliti.

2. Tindakan- menunjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan

dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus

kegiatan untuk siswa.

3. Kelas- dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas , tetapi

dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal

dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istilah

kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima

pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.

Dengan menggabungkan batasan pengertian tiga kata ini, yaitu (1)

penelitian, (2) tindakan, dan (3) kelas, segera dapat disimpulkan bahwa

penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan

belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam

sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau

dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa.80

80 Ibid., hlm.2-3

Page 80: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

Mc Taggart, mengemukakan ada beberapa hal yang perlu dipahami

tentang penelitian tindakan kelas (PTK), diantaranya adalah sebagai berikut:

1. PTK adalah suatu pendekatan untuk meningkatkan pendidikan dengan

melakukan perubahan ke arah perbaikan terhadap hasil pendidikan dan

pembelajaran.

2. PTK adalah partisipatori, melibatkan orang yang melakukan kegiatan

untuk meningkatkan praktiknya sendiri.

3. PTK dikembangkan melalui suatu self-reflective spiral; a spiral of cycles

of planning, acting, observing, reflecting, the re-planning.

4. PTK adalah kolaboratif, melibatkan partisipan bersama-sama bergabung

untuk mengkaji praktik pembelajaran dan mengembangkan pemahaman

tentang makna tindakan.

5. PTK menumbuhkan kesadaran diri mereka yang berpartisipasi dan

berkolaborasi dalam seluruh tahapan PTK.

6. PTK adalah proses belajar yang sistematis , dalam proses tersebut

menggunakan kecerdasan kritis membangun komitmen melakukan

tindakan.

7. PTK memerlukan orang untuk membangun teori tentang praktik mereka

(guru).

8. PTK memerlukan gagasan dan asumsi ke dalam praktik untuk mengkaji

secara sistematis bukti yang menantangnya (memeberikan hipotesis

tindakan).81

81 Ibid.,hlm.105-106

Page 81: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan

dengan bagan yang berbeda, namun secara garis besar terdapat empat tahapan

yang lazim dilalui, yaitu:

1. Perencanaan (Planning)

Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di

mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan.

2. Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Tahap kedua dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan

implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan di

kelas.

3. Pengamatan (Observing)

Tahap ketiga yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat.

Sebetulnya sedikit kurang tepat kalau pengamatan ini dipisahkan dengan

pelaksanaan tindakan karena seharusnya pengamatan dilakukan pada

waktu tindakan sedang dilakukan.

4. Refleksi (Reflecting)

Tahap keempat merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa

yang sudah dilakukan. Istilah refleksi berasal dari kata bahasa inggris

reflection, yang diterjemahkan dalam bahasa indonesia pemantulan.

Kegiatan refleksi ini sangat tepat dilakukan ketika guru pelaksana sudah

selesei melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti untuk

mendiskusikan implementasi rancangan tindakan. 82

82 Ibid.,hlm. 16-19

Page 82: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

B. Kehadiran Peneliti

Dalam PTK ini peneliti bertindak sebagai instrumen sekaligus

pengumpul data. Karena penelitian ini bersifat mandiri, maka tugas peneliti

disini sebagai pelaku tindakan berarti juga sebagai sumber data juga bertugas

sebagai pengamat aktivitas siswa dalam proses pembelajaran.

C. Lokasi Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDI Wahid Hasyim yang

merupakan salah satu Sekolah Dasar Islam yang terletak di desa Selokajang

No.37 Kecamatan Srengat Kabupaten Blitar.

D. Sumber dan Jenis Data

Data yang diambil dalam penelitian ini bersumber dari siswa kelas VC

SDI Wahid Hasyim, serta guru bidang studi IPS. Data tersebut diambil dari

proses pembelajaran peristiwa sikitar proklamasi dengan menggunakan media

video cassete. Data ini berupa pengamatan, wawancara, catatan lapangan, dan

test dalam setiap tindakan. Data tersebut sangat berkaitan dengan data

perencanaan, pelaksanaan, dan data hasil pembelajaran.

Menurut Lofland dan lofland sumber data utama dalam penelitian

kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan

seperti dokumen dan langkah-lain-lain. Berkaitan dengan hal itu pada bagian

Page 83: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

ini jenis datanya dibagi ke dalam kata-kata dan tindakan, sumber data tertulis,

foto. Dan data kuantitatif berupa data statistik.83

1. Data kualitatif

a. Kata-kata dan tindakan diamati dari catatan hasil wawancara dengan

siswa dan guru bidang studi IPS di SDI Wahid Hasyim, serta catatan

hasil observasi kelas.

b. Sumber tertulis

Sumber tertulis tidak dapat dipisahkan dari sumber yang lain. Peneliti

mendapatkan data tersebut dari buku-buku pendukung, majalah, arsip

sekolah, dokumen pribadi dan dokumen resmi.

c. Foto

Peneliti mengambil foto sebagai salah satu bukti telah melaksanakan

penelitian di SDI Wahid Hasyim.

2. Data kuantitatif

Data ini diperoleh dari sekolah, seperti data prestasi siswa baik pre

test maupun post test, data yang diperoleh dari lembar observasi maupun

data yang lain untuk membantu kelengkapan pengumpulan data yang

berbentuk angka.

83 Lexy J. Meleong, op. cit., hlm.112

Page 84: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

E. Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah pencatatan peristiwa-peristiwa atau hal-hal

atau keterangan-keterangan atau karakteristik-karakteristik sebagian atau

seluruh elemen populasi yang akan menunjang atau mendukung penelitian. 84

Agar hasil yang diperoleh dalam penelitian ini benar-benar data yang

akurat dan dapat dipertanggung jawabkan, maka prosedur pengumpulan data

dapat dilakukan dengan menggunakan teknik-teknik tertentu peneliti gunakan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Observasi (Pengamatan)

Observasi dilakukan untuk memperoleh informasi tentang kelakuan

manusia seperti terjadi dalam kenyataan. Dengan observasi dapat kita

peroleh gambaran yang lebih jelas tentang kehidupan sosial, yang sukar

diperoleh dengan metode lain. Dengan observasi sebagai alat pengumpul

data dimaksud observasi yang dilakukan secara sistematis bukan observasi

sambil-sambilan atau secara kebetulan saja. Dalam observasi ini

diusahakan mengamati keadaan yang wajar dan yang sebenarnya tanpa

usaha yang disengaja untuk mempengaruhi , mengatur atau

memanipulasikannya. Mengadakan observasi menurut kenyataan,

melukiskannya dengan kata-kata secara cermat dan tepat apa yang diamati,

mencatatnya kemudian mengolahnya dalam rangka masalah yang diteliti

84 Iqbal Hasan, Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya (Jakarta: Ghalia

Indonesia, 2002), hal. 83

Page 85: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

secara ilmiah bukanlah pekerjaan yang mudah. Selalu akan dipersoalkan

hingga manakah hasil pengamatan itu valid dan reliable. 85

Observasi dilakukan pada saat proses belajar mengajar dengan

menggunakan pedoman observasi kegiatan pembelajaran, catatan lapangan,

dan foto, dengan tujuan memperoleh data tentang proses penggunaan media

audio visual sebagai media pembelajaran.

Observasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu:

a. Observasi partisipan, merupakan observasi dimana pengamat ikut serta

terlibat dalam kegiatan yang dilakukan oleh subjek yang diteliti atau

yang diamati, seolah-olah merupakan bagian dari mereka.

b. Observasi tak partisipan, merupakan observasi dimana pengamat

berada diluar subjek yang diteliti dan tidak ikut dalam kegiatan-

kegiatan yang mereka lakukan.

2. Wawancara

Menurut Denzin dalam Goetz dan LeCompte wawancara merupakan

pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada orang-orang

yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang

dipandang perlu. Sedangkan menurut Hopkins wawancara adalah suatu cara

untuk mengetahui situasi tertentu di dalam kelas dilihat dari sudut pandang

yang lain. Orang-orang yang di wawancarai dapat termasuk beberapa orang

siswa, kepala sekolah, beberapa teman sejawat, pegawai tata usaha sekolah

85 Nasution, Metode Research (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), hal. 106

Page 86: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

dan orang tua siswa.86 Wawancara ini dilakukan dengan kepala sekolah,

guru bidang studi dan siswa kelas V C untuk memperoleh informasi/data

bagaimana penggunaan media audio visual dalam pembelajaran IPS.

3. Dokumentasi

Menurut Goetz dan LeCompte Dokumentasi adalah dokumen yang

menyangkut para partisipan penelitian akan menyediakan kerangka bagi

data yang mendasar. seperti koleksi dan analisis buku teks, kurikulum dan

pedoman pelaksanaannya, arsip penerimaan murid baru, catatan rapat,

catatan tentang siswa, rencana pelajaran dan catatan guru dan hasil karya

siswa.87

Uraian di atas dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan dan

menganalisa arsip-arsip tertulis yang dimiliki SDI Wahid Hasyim, seperti

profil SDI Wahid Hasyim Visi dan Misi SDI Wahid Hasyim struktur

kepengurusan SDI Wahid Hasyim dan lain sebagainya.

F. Analisis Data

Setelah data dari lapangan terkumpul dengan menggunakan beberapa

prosedur diatas, maka peneliti akan mengelola dan menganalisis data tersebut

dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Tujuan dari analisis data ini

antara lain adalah (1) Data dapat diberi arti makna yang berguna dalam

memecahkan masalah-masalah penelitian. (2) Memperlihatkan hubungan-

86 Rochiati Wiriatmadja, Metode Penelitian Tindan Kelas Untuk Meningkatkan Kinerja Dosen

(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), hal. 117 87 Ibid.,hlm. 121

Page 87: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

hubungan antara fenomena yang terdapat dalam penelitian. (3) Untuk

memberikan jawaban terhadap hipotesis yang diajukan dalam penelitian (4)

Bahan untuk membuat kesimpulan serta implikasi-implikasi dan saran-saran

yang berguna untuk kebijakan-kebijakan dan saran-saran yang berguna untuk

kebijakan penelitian selanjutnya.88

Deskriptif kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk membuat

pencandraan (deskripsi ) mengenai situasi- situasi atau kejadian-kejadian.89

Dalam analisis data kualitatif yang pertama data yang muncul berupa

kata-kata dan bukan rangkaian kata. Data tersebut dikumpulkan dalam aneka

macam cara (observasi, wawancara, intisari dokumen) dan proses. Miles dan

Huberman mengemukakan bahwa salah satu permasalahan dalam penelitian

kualitatif adalah bahwa cara kerjanya terutama bertalian dengan kata-kata,

bukan dengan angka.90

Menurut Miles dan Huberman model ideal dari pengumpulan data dan

analisis adalah yang secara bergantian berlangsung sejak awal. Jadi, analisis

data yang dilakukan pada penelitian tindakan kelas dilakukan sejak awal

orientasi lapangan.91

Sedangkan data yang bersifat kuantitatif seperti data hasil observasi

motivasi siswa dianalisis dengan menggunakan analisa deskriptif dan sajian

visual. Sajian tersebut menggambarkan bahwa dengan tindakan yang

dilakukan dapat menimbulkan adanya perbaikan, peningkatan, perubahan, ke

88 Iqbal Hasan, op. cit., hlm. 98 89 Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2005), hal.

76 90 Ibid.,hlm. 139 91 Rochiati Wiriaatmadja, op.cit., hlm.139.

Page 88: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

arah yang lebih baik jika dibandingkan dengan keadaan sebelumnya.Untuk

mengetahui hasil tindakan yang telah dilakukan dapat menimbulkan

perbaikan, peningkatan dan perubahan dari keadaan sebelumnya, maka

peneliti menggunakan rumus:92

P = Post rate-base rate x 100% base rate

Keterangan:

P = Presentase peningkatan

Post rate = Nilai rata-rata sesudah tindakan

Base rate = Nilai rata-rata sebelum peningkatan

G. Pengecekan Keabsahan Temuan

Untuk mengetahui kebsahan data dalam penelitian ini akan dilakukan

dengan 3 cara yaitu:

1. Perpanjangan keikutsertaan, peneliti sangat menentukan dalam

pengumpulan data. Keikutsertaan tersebut tidak hanya dilakukan dalam

waktu singkat, tetapi memerlukan perpanjangan keikutsertaan pada latar

penelitian.

2. Ketekunan atau keajegan pengamatan, dalam hal ini ketekunan

pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi

yang relevan dengan persoalan yang sedang di cari dan kemudian

memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci.

92 Hamzah. B. Uno, Model Pembelajaran (menciptakan proses belajar mengajar yang kreatif

dan efektif), (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hal. 73

Page 89: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

3. Triangulasi, dalam hal ini adalah triangulasi sumber yaitu membanding-

bandingkan data hasil tes, wawancara, observasi dan catatan lapangan.93

Selama melaksanakan penelitian, peneliti selalu berdiskusi dengan guru

bidang studi yang pada bidang yang diteliti, selain itu peneliti juga

melaporkan semua temuannya dengan dosen pembimbingnya.

H. Tahap-tahap Penelitian

Model dan tahapan penelitian yang digunakan oleh peneliti yaitu

merujuk pada model dan tahapan penelitian tindakan kelas yang digambarkan

oleh Lewin menurut Elliot.94 Seperti dalam gambar 3.2

93 Lexy J. Meleong, op. cit., hlm.327-331. 94 Rochiati Wiriaatmadja, op. cit., hlm.64.

Page 90: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

Gambar 3.2 Model Lewin Menurut Elliot

Identifikasi Masalah

S I K L U S I

S I K L U S

I I

Memeriksa Lapangan

Perencanaan

Observasi/Pengaruh

Pelaksanaan Langkah/Tindakan 1

Langkah/Tindakan 1

Langkah/Tindakan 2

Langkah/Tindakan 3

Reconnaissance Diskusi Kegagalan dan Pengaruhnya/

Refkeksi

Revisi Perencanaan

Rencana Baru

Langkah/Tindakan 1 Langkah/Tindakan 2 Langkah/Tindakan 3

Observasi/Pengaruh Pelaksanaan Langkah/Tindakan

Selanjutnya

Reconnaissance Diskusi Kegagalan dan Pengaruhnya/

Refkeksi

Dan seterusnya

Page 91: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

Dalam penelitian ini peneliti hanya menggunakan dua siklus, siklus I

dilaksanakan dua kali pertemuan dan siklus II dilaksanakan tiga kali

pertemuan. Adapun dalam konteks penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:

1. Siklus I

a. Mengidentifikasi Masalah

Peneliti berdiskusi dengan guru bidang studi IPS terkait dengan

permasalahan yang selama ini muncul dalam kegiatan belajar mengajar

di kelas VC SDI Wahid Hasyim Selokajang kabupaten blitar , seperti

melihat strategi apa yang digunakan serta bagaimana motivasi dan

prestasi belajar siswa selama ini pada pembelajaran IPS. Sehingga

nantinya diperlukan sebuah penyelesaian untuk memperbaiki kegiatan

pembelajaran.

b. Memeriksa Lapangan

Peneliti mengobservasi permasalahan yang ada di lapangan pada

saat kegiatan belajar berlangsung, untuk mengetahui permasalahan

yang telah diidentifikasi sebelumnya. Kemudian peneliti juga

melakukan pencatatan terhadap kejadian-kejadian di lapangan.

Sebagai kegiatan memeriksa lapangan peneliti melaksanakan pre

test dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab.

c. Perencanaan Tindakan

Setelah peneliti mengetahui pokok permasalahan yang terjadi,

peneliti merencanakan tindakan dan berdiskusi dengan guru bidang

studi IPS, dengan harapan permasalahan tersebut dapat terselesaikan

Page 92: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

dan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Adapun perencanaan

yang dipersiapkan antara lain:

1) Membuat silabus pembelajaran

2) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran

3) Membuat modul pembelajaran

4) Mempersiapkan lembar observasi

d. Pelaksanaan Tindakan

Tindakan dilaksanakan di kelas VC sesuai dengan perencanaan

dalam rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat

sebelumnya. Peneliti juga membuat catatan terhadap perkembangan

yang terjadi di dalam kelas pada saat pembelajaran berlangsung.

Selama pelaksanaan tindakan peneliti bertindak sebagai guru

sekaligus observer yang mencatat pada lembar pengamatan observasi.

e. Observasi

Observasi dilakukan untuk mengamati pelaksanaan tindakan

yang sedang dan telah dilaksanakan. Untuk melihat perkembangan

motivasi belajar siswa terhadap pelajaran IPS, peneliti menggunakan

lembar observasi yang digunakan untuk mengemukakan data terkait

dengan motivasi belajar siswa. Selain itu observasi juga dilakukan

dengan cara mencatat hal-hal penting pada saat pembelajaran

berlangsung.

Page 93: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

f. Refleksi

Refleksi dilakukan untuk melihat hasil sementara penggunaan

media video cassete dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada

mata pelajaran IPS.

g. Revisi Perencanaan

Hasil yang didapatkan dari siklus pertama, menjadi patokan

peneliti untuk melakukan revisi perencanaan selanjutnya. Revisi

dilakukan oleh peneliti bersama dengan guru bidang studi IPS,

meninjau kembali rencana yang telah dibuat pada pertemuan

sebelumnya dan mendiskusikan jika ada permasalahan baru yang

muncul tanpa diprediksi sebelumnya.

2. Siklus II

a. Rencana Baru

Setelah mengetahui perkembangan permasalahan, dan setelah

membuat revisi perencanaan, dalam tahap ini peneliti membuat

rencana baru, untuk menanggapi permasalahan baru yang muncul

sebagai usaha perbaikan dalam pembelajaran. Peneliti merencanakan

tindakan dan berdiskusi dengan guru bidang studi, dengan harapan

permasalahan dapat terselesaikan. Rencana tindakan diupayakan selalu

terkait dengan tindakan yang telah dilakukan, sehingga ada rencana

baru yang simultan, seperti mata rantai yang terus bersambung.

Page 94: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

b. Pelaksanaan Tindakan

Tindakan selanjutnya adalah memperbaharui pembelajaran

dengan pokok bahasan selanjutnya. Pelaksanaan ini dilakukan dengan

menerapkan rencana tindakan. Dalam hal ini peneliti juga membuat

catatan terhadap berlangsungnya kegiatan belajar di dalam kelas.

Rencana yang sudah matang kemudian diaplikasikan di dalam kelas

sebagai bentuk tindakan. Pelaksanaan tindakan dilakukan sesuai

rencana tindakan guna memperoleh hasil yang maksimal sesuai dengan

yang diharapkan.

c. Observasi

Peneliti melakukan pengamatan dan pencatatan dalam kegiatan

pembelajaran terkait dengan perkembangan motivasi belajar siswa

dengan menggunakan lembar observasi. Observasi yang terakhir

sangat menentukan hasil penelitian, sehingga peneliti harus jeli

mengamati perkembangan yang terjadi di dalam kelas.

d. Refleksi

Peneliti mencatat hasil observasi dan berdiskusi dengan pengajar

untuk mengetahui hasil tindakan yang telah diterapkan. Peneliti

merefleksi hasil dan menyimpulkan dari siklus I sampai siklus II

sehingga dapat diketahui bahwa ada peningkatan pada motivasi belajar

siswa.

Page 95: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A . Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Sejarah SDI Wahid Hasyim.

SDI Wahid Hasyim terletak di jalan KH Wahid Hasyim No 37 Desa

Selokajang Kecamatan Srengat Kabupaten Blitar tepatnya kurang lebih 12

km dari pusat kota Blitar, jarak pusat kecamatan 4 km. SDI Wahid Hasyim

berdiri pada tahun 1-8-1986 yang didirikan oleh yayasan pondok pesantren

Darur Roja’, dengan pendirinya adalah KH. M. Dawami dengan surat

keputusan nomor : 2727 / 104.6 / PP / 1998 tanggal 16 Februari 1998

dibawah naungan departemen pendidikan dan kebudayaan dengan

perjalanan perubahan sekolah tanggal 4 Agustus 1994 dengan status

tercatat pada 16 Februari 1998 dengan status diakui, pada tahun 2008 SDI

memiliki status diakui dengan dengan nilai Akreditas B.

2. Profil SDI Wahid Hasyim.

a. Nama Sekolah : SDI Wahid Hasyim

b. NIS : 10037

c. NSS : 102051505037

d. Propinsi : Jawa Timur

e. Kecamatan : Srengat

f. Kelurahan : Selokajang

Page 96: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

g. Jalan : Wahid Hasyim No 37

h. Kode Pos : 66512

i. Status Sekolah : Swasta

j. Kelompok Sekolah : Ficral

k. KBM : Pagi dan Siang

l. Bangunan Sekolah : Milik Sendiri

m. Lokasi Sekolah : Luas 343 are / 2400 m²

3. Visi dan Misi SDI Wahid Hasyim.

Terwujudnya SDI Wahid Hasyim sebagai lembaga keilmuan,

keislaman dan Tarbiyah yang menyiapkan dan mengembangkan SDM

yang unggul dibidang ilmu Pengetahuan di bidang Teknologi mumpuni

dibidang Agama, berwawasan dan berkepribadian islam

a. Adapun Visi SDI Wahid Hasyim adalah terwujudnya masyrakat sehat,

beriman, bertakwa, maju serta cerdas.

b. Adapun Misi SDI Wahid Hasyim adalah:

1) Peningkatan pengamalan ajaran agama dalam kehidupan sehari-

hari

2) Melaksanakan program pembelajaran yang berdasarkan iman,

takwa dan berakhlakul karimah.

Page 97: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

4. Tujuan SDI Wahid Hasyim.

a. Tujuan Umum

1) Menyiapkan siswa untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang

yang lebih tinggi.

2) Menyiapkan siswa agar mampu mengembangkan diri sejalan

dengan ilmu pengetahuan teknologi dan kesenian yang dijiwai

dengan ajaran islam

3) Menyiapkan siswa agar mampu menjadia anggota masyarakat

dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan

sosial, budaya dan alam sekitar yang dijiwai suasana keagamaan

Tujuan diatas adalah tujuan umum SDI Wahid Hasyim

sebagaimana tercantum dalam kurikulum SDI Wahid Hasyim yang

selanjutnya dirumuskan dalam bentuk tujuan pengembangan.

b. Tujuan pengembangan

1) Peningkatan minat baca dan menulis dalam bidang iptek.

2) Peningkatan jumlah lulusan yang melanjutkan ke sekolah tingka

menengah.

3) Peningkatan kemampuan siswa dalam ilmu, alat dan metodologi

pendalaman ilmu-ilmu umum dan ilmu-ilmu islam.

4) Peningkatan berkomunikasi dalam bahasa arab dan bahasa inggris

5) Peningkatan kemampuan pengoperasian dan pemanfaatan

teknologi komputer.

6) Peningkatan kemampuan membaca alquran dengan baik dan benar.

Page 98: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

7) Peningkatan kualitas amaliah ibadah, maupun amaliah keislaman

lainya.

8) Peningkatan santun pergaulan dan akhlakul karimah

9) Peningkatan prestasi non akademik dengan minat dan bakat

5. Sarana Dan Prasarana.

SDI Wahid Hasyim memiliki ruangan sebanyak 36 yang terdiri dari

17 ruang kelas, 1 ruang guru, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang tata usaha, 1

lab komputer, 1 ruang mikro,1 ruang perpustakaan, 1 ruang UKS, 1 ruang

BK, 6 kamar mandi siswa, 1 musholla, 2 kantin, 1 aula (berada di lantai

dua) dan 1 ruang koperasi.

Adapun kelas 1 sejumlah 3 kelas, kelas 2 sejumlah 3 kelas, kelas 5

sejumlah 3 kelas dan kelas 6 sejumlah 2 kelas. Antara kelas dan lainya

seperti kantor guru, lab komputer dan yang lainya didalam satu komplek

yayasan pondok pesantren Darur Roja’

6. Keadaan Guru.

SDI Wahid Hasyim saat ini memiliki tenaga guru sebanyak 29 orang

dari jumlah tersebut yang telah menjadi pegawai negri berjumlah 7 orang

dan sebagian lainya menjadi guru tidak tetap (GTT).

SDI Wahid Hasyim memiliki 29 pengajar dan satu tenaga

kebersihan, mereka kebanyakan berasal dari daerah blitar. Adapun jumlah

Page 99: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

pengajar yang menjadi PNS (pegawai negeri sipil) dari karyawan yang

ada.

Tabel 4.1

Nama Guru SDI Wahid Hasyim Tahun Ajaran 2008 / 2009

NO Nama Keterangan

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

Ponidi S.Pd

H. Masnun

Mirati

Hj. Umi Salasah

Zainal Arifin S.Pd

Winarto S. Pd

Siti patonah

Suparmiati

Endah Nurlia

Nur Wahyuningtyas

Binti Nashikhak

Sulchan Fauzi

Priyo Sukohutomo

Eni Solikah

Erna Lutfita

Nila Deli

Fitria Nursanti

Ahmad Nafi’i

Guru PKN

Guru PAI

Guru PAI

Guru PAI

Guru Matematika

Guru Olah Raga

Guru kelas III A

Guru Matematika

Guru IPS

Guru IPS

Guru IPA

Guru PKN

Guru kelas IV

Guru kelas II

Guru kelas II

Guru kelas IV

Guru kelas I

Guru kelas I

Page 100: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

NO Nama Keterangan

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

Komsatul Karomah

Fina Nurmayanti

Mujiasri

Latifatul Khusna

Miftakhul Huda

Sri Wahyuni

Damiasri

Novi Dariani

Beni Suharmanu

Tohari

Imam Muslih

Guru kelas I

Guru Bahasa Inggris

Guru Bahasa Inggris

Guru Kelas II

Bahasa Indonesia

Guru Kelas III

Guru Kelas IV

Guru Olah Raga

Guru Komputer

Guru Komputer

Guru Bahasa Daerah

7. Keadaan Siswa.

Secara kuantitas jumlah yang sedang belajar di SDI Wahid Hasyim

dari tahun selalu mengalami peningkatan terutama mulai tahun 2002

dengan diadakannya SDI (program plus) dimana setelah siswa pulang dari

kegiatan belajar jam 12.00 wib di sekolah siswa tidak langsung pulang

melainkan langsung mengikuti kegiatan dipondok pesantren sampai

dengan pukul 16.00 wib. Adapun kegiatan siswa selama 1 hari.

Page 101: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

Tabel 4.2

Jam Bentuk Kegiatan

06.45

07.00-12.00

12.00-13.00

Senam pagi

Kegiatan belajar mengajar di sekolah

Makan siang di pondok dan sholat dhuhur

Jam Bentuk Kegiatan

13.00-14.00

14.00-15.00

15.00-16.00

Berjamaah

Mengaji Al’Quran di pondok

Kegiatan TPA / Diniyah

Belajar bersama dan sholat ashar berjamaah

(Data: diambil dari dokumen SD Islam Wahid Hasyim Selokajang, Serengat, Blitar)

Tabel 4.3

Jumlah Siswa

Adapun perincian adalah sebagai berikut:

NO Tahun Pelajaran Jumlah Siswa

1

2

3

4

5

6

7

1988 / 1989

1999 / 2000

2001 / 2002

2002 / 2003

2003 / 2004

2004 / 2005

2005 / 2006

122 siswa

132 siswa

156 siswa

180 siswa

192 siswa

342 siswa

361 siswa

Page 102: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

8

9

10

2006 / 2007

2007 / 2008

2008 / 2009

382 siswa

416 siswa

424 siswa

(Data: diambil dari dokumen SDI Wahid Hasyim Selokajang, Serengat, Blitar)

8. Deskripsi Kelas V C

Penlitian dilaksanakan dikelas V C

Tabel 4.4

Adapun jumlah siswa kelas V C adalah sebagai berikut:

NO Keterangan Jumlah

1

2

Putra

Putri

18

7

Jumlah 25

(Data: diambil dari dokumen SDI Wahid Hasyim Selokajang, Srengat, Blitar) Pengajaran IPS diberikan 2 kali seminggu yaitu hari rabu dan

Sabtu dan pengajar IPS adalah Ibu Nur Wahyuningtyas.

B. Paparan Data Sebelum Tindakan

Sebelum penelitian dilaksanakan peneliti mengadakan pertemuan pada

hari Rabu tanggal 25 Februari 2009 dengan kepala sekolah, waka kurikulum

dan guru IPS kelas V C Dalam pertemuan ini peneliti menyampaikan tujuan

untuk melaksanakan penelitian di sekolah tersebut. Sebelum disetujui oleh

guru IPS peneliti mengajukan kelas yang akan di teliti siswa kelas V C kepada

Page 103: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

kepala sekolah dan waka terlebih dahulu. Setelah kepala sekolah dan waka

memberikan izin pelaksanaan dan selanjutnya peneliti dipersilahkan untuk

berdiskusi dengan guru yang mengajar IPS pada kelas V C tentang situasi

kelas yang akan di teliti dan tentang mata pelajaran yang akan diberikan pada

waktu pelaksanaan penelitian serta metode atau media yang akan peneliti

lakukan yaitu menggunakan media video cassete sebagai proses belajar

mengajar.

Ibu Nur Wahyuningtyas selaku guru IPS mengatakan:

“ Saya belum pernah menggunakan media pembelajaran yang sampean lakukan, dalam pelaksanaan proses pembelajaran IPS kelas V masih sering menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. tapi saya rasa media video cassete itu bagus dan akan menarik bagi semua siswa”95

Peneliti disini bertindak sebagai guru dan pengamat dalam kelas yang

diteliti sebelum pelaksanaan tindakan peneliti berdiskusi dengan guru IPS

kelas V C tentang motivasi mereka dalam belajar dengan metode yang

diterapkan oleh guru selama ini serta masukan-masukan tentang perilaku

siswa siswi dalam kelas, agar peneliti sedikit memahami psikologis siswa

yang akan dijadikan penelitian dan juga meminta absensi kelas.

Setelah selesei berdiskusi ibu Nur Wahyuningtyas selaku guru IPS

memberikan pesan:

“ Mengajar itu penuh tantangan dan awet muda, karena setiap hari bertemu dengan hal-hal baru seperti murid yang bandel, yang malas belajar atau tidak mengerjakan PR, nah disitulah tantangan guru semoga berhasil yaa…..”

95 Wawancara dengan Bu Nur Wahyuningtyas, guru IPS kelas V SDI Wahid Hasyim

Kabupaten Blitar, 25 Februari 2009

Page 104: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

Hasil observasi awal menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran

guru masih menggunakan pendekatan pembelajaran tradisional, metode yang

digunakan masih ceramah dan tanya jawab, motivasi siswa dalam mengikuti

pembelajaran relatif rendah, dalam proses pembelajaran guru tidak melakukan

refleksi. Apalagi para siswa kelas VC khususnya yang laki-laki, motivasi

belajar mereka sangat rendah. Hal ini sebagaimana pernyataan oleh guru wali

kelas V C:

”Sebenarnya memang benar Bu, sangat perlu dan sesegera mungkin untuk dilaksanakan pembenahan pada proses pembelajaran karena yang harus dibenahi dalam kelas VC ini adalah motivasi belajarnya, apalagi yang laki-laki, kalau yang perempuan sudah lumayan bagus motivasinya.96

Selain pernyataan dari guru, para siswa juga mengaku bahwa selama ini

proses pembelajaran khususnya dalam pelajaran IPS yang mereka ikuti masih

menggunakan metode yang biasa, yaitu metode ceramah, mereka hanya

disuruh mendengarkan dan setelahnya diberi tugas untuk dikerjakan.

”Iya bu selama ini bu Guru hanya bercerita dan menerangkan di depan kelas, setelah itu dikasih soal untuk dikerjakan, terus biasanya bu Guru juga meninggalkan kami di kelas.97 Selain itu, siswa kelas V C SDI Wahid Hasyim juga sangat heterogen,

baik dari segi kemampuan akademis maupun latar belakang siswa itu sendiri.

Mereka sangat aktif dan suka membuat keributan ketika jam pelajaran

berlangsung. Mereka sangat aktif tapi dari segi motivasi belajarnya sangat

96 Wawancara dengan Bu Mirati, guru wali kelas V SDI Wahid Hasyim Kabupaten Blitar, 25

Februari 2009 97 Wawancara dengan Siska Ayu Prisilia, siswa kelas V SDI Wahid Hasyim Kabupaten Blitar

, 25 Februari 2009

Page 105: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

kurang. Hal ini dikatakan oleh salah satu guru yang sudah tidak aktif lagi

mengajar tetapi bertugas menjaga koperasi sekolah

”Memang benar Bu anak-anak kelas V C itu nakal-nakal semua, dan nakalnya itu merata satu kelas. Saya dan guru-guru di sini itu sering dibuat jengkel dengan ulah mereka, mereka sering tidak mau masuk kelas dengan alasan tidak suka dengan gurunya. Bahkan pernah Bu pada suatu hari saya dan Bu Nur harus menjaga di luar pintu supaya mereka tidak keluar kelas.98

C. Siklus penelitian

Mengacu pada model penelitian tindakan menurut Elliot, maka tahap-

tahap siklus sebagai berikut:

1. Siklus I

Pada siklus I dilaksanakan dua kali pertemuan. Pada pertemuan I

peneliti mengadakan pre test sebagai tindakan memeriksa lapangan dengan

menggunakan strategi pembelajaran konvensional dengan metode ceramah

dan tanya jawab. Pertemuan selanjutnya peneliti menggunakan media

video cassete untuk mengetahui peningkatan motivasi siswa dalam

pembelajaran.

a. Pre test

1) Rancangan pre test

Pre test dirancang sebagai tindakan observasi lapangan untuk

mengetahui situasi pembelajaran sebelumnya yaitu pembelajaran

konvensional. Adapun beberapa persiapan dalam melaksanakan pre

test antara lain:

98 Wawancara dengan Ibu Pujiati penjaga koperasi SDI Wahid Hasyim Kabupaten Blitar, 25

Februari 2009

Page 106: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

a) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran

Rencana pelaksanaan pembelajaran konvensional dibagi

menjadi tiga tahap yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan

penutup.

(1) Kegiatan awal dimulai dengan salam pembuka terlebih

dahulu peneliti berkenalan dengan siswa mengungkapkan

maksud dan tujuan kedatangan peneliti.

(2) Pada kegiatan inti, peneliti menulis di papan tulis materi

yang akan disampaikan, serta menerangkan materi

pelajaran di depan kelas dan dilanjutkan dengan tanya

jawab.

(3) Penutup dilakukan dengan memberikan pre test kepada

siswa.

b) Mempersiapkan instrumen penelitian berupa lembar observasi

yang digunakan dalam mengukur motivasi belajar siswa.

2) Pelaksanaan pre test

Pre test dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 28 Februari

2009, dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab

seperti yang dilakukan pengajar sebelumnya.

Indikator pencapaian pada petemuan I adalah menjelaskan

peristiwa-peristiwa proklamasi berdasarkan garis waktu penting

sekitar proklamasi. Pembelajaran dengan menggunakan metode

ceramah dan tanya jawab dilaksanakan tanpa menggunakan media

Page 107: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

pembelajaran sebagai alat bantu belajar. Guru menjelaskan

peristiwa-peristiwa berdasarkan garis waktu penting sekitar

proklamasi.

Pada saat pembelajaran berlangsung, siswa mendengarkan

sedangkan guru menerangkan dan berceramah di depan kelas

sesekali mendekte peristiwa-peristiwa berdasarkan garis waktu

penting sekitar proklamasi dan siswa menulisnya dalam buku

pelajaran. Dalam kondisi demikian, siswa terlihat jenuh, bosan, dan

kurang bergairah sehingga ada beberapa siswa yang mengalihkan

perhatiannya dengan main sendiri, menulis, berbicara pada

temannya saat guru menerangkan. Kemudian untuk

mengkondisikan kelas, guru menginstruksikan tepuk diam, yang

berbunyi: Tepuk diam,! Jika aku, sedang belajar. Maka aku, harus

diam!, diam, diam, diam, ssssssssstttt…….!!!! (dengan meletakkan

jari telunjuk di bibir siswa).

Setelah guru selesai menerangkan kemudian memberikan

kesempatan kepada siswa untuk bertanya apa yang belum

dimengerti dengan cara mengacungkan tangan. Pada sesi tersebut

hanya satu atau dua orang yang bertanya itupun dengan bobot

pertanyaan yang sangat mudah untuk dijawab. Untuk memberikan

umpan balik, guru mencoba melempar pertanyaan kepada siswa

yang lain sebelum dijawab oleh guru, namun siswa diam tidak

memperhatikan, hanya ada satu atau dua orang yang berusaha

Page 108: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

menjawab. Bahkan di tempat duduk yang lain ada siswa bermain

sendiri dengan temannya, kepalanya ditaruh diatas meja, sehingga

kelas terkesan tidak hidup karena tidak ada interaksi edukatif

antara guru dan siswa.

Pada akhir pembelajaran tidak dilaksanakan evaluasi dan

refleksi. Selanjutnya guru menuliskan soal pre test di papan tulis

dan dikerjakan oleh siswa selama 30 menit untuk mengetahui

efektivitas dari pembelajaran konvensional. Dalam mengerjakan

soal pre test, siswa tampak kurang bersemangat dan kurang

bergairah. Kemudian pelajaran ditutup dengan salam.

3) Observasi dan hasil pre test

Dari hasil pre test yang telah dilaksanakan, siswa tampak

kurang antusias dan kurang berminat dalam pembelajaran IPS. Hal

ini dapat diamati pada lembar observasi motivasi yang menunjuk

pada rata-rata 2,1 yang mengindikasikan bahwa siswa masih

kurang berminat pada pembelajaran IPS. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode

ceramah dan Tanya jawab tidak cocok untuk diterapkan dalam

pembelajaran IPS pada materi peristiwa sekitar proklamasi.

Selain itu, siswa kurang cekatan dalam menulis apa yang

menjadi kebutuhannya. Mereka cenderung menunggu intruksi dari

guru. Dan saat mengerjakan pre test siswa kurang bersemangat.

Page 109: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

Hal itu dapat diamati pada lembar jawaban yang dikumpulkan

siswa, ada beberapa soal yang tidak dijawab.

Disamping itu, kemampuan siswa dalam menganalisa

masalah masih rendah, ketergantungan yang tinggi terhadap teman

serta masih rendahnya rasa tanggung jawab dan disiplin dalam

melaksanakan tugas-tugas.

4) Refleksi pre test

Dari hasil pre test dapat diambil kesimpulan bahwa strategi

konvensional dengan metode ceramah dan Tanya jawab tidak

cocok diterapkan pada pembelajaran IPS. Karena strategi ini masih

bersifat statis, pasif, doktriner dan tidak menarik bagi siswa, dan

kurang dikaitkan dengan kebutuhan siswa dalam kehidupan sehari-

hari.

Pembelajaran yang demikian kurang mendorong siswa untuk

aktif dan menghambat kreativitas siswa.

Berdasarkan observasi dan menyikapi hasil pre test yang

telah dilaksanakan, maka perlu adanya improvisasi sebagai berikut:

a) Menggunakan model pembelajaran baru yang dianggap cocok

dengan pembelajaran IPS, yaitu dengan menggunakan media

video cassete

b) Membuat modul pembelajaran dengan tujuan mempermudah

siswa dalam belajar secara mandiri.

Page 110: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

c) Mengadakan refleksi pada setiap pertemuan untuk mengetahui

sejauh mana keberhasilan pembelajaran yang telah

dilaksanakan dan memberikan refleksi dengan tujuan

merefleksikan nilai-nilai yang terkait dengan materi pelajaran

dalam kehidupan sehari-hari.

b. Rencana Tindakan Siklus I

Pada perencanaan siklus I, peneliti menetapkan media video

cassete sebagai media yang akan diterapkan. Selanjutnya peneliti

melakukan tahap-tahap persiapan untuk menggunakan media video

cassete. Adapun beberapa tahap persiapan tersebut sebagai berikut:

1) Mempersiapkan modul pembelajaran siswa.

2) Mempersiapkan cassete video

3) Mempersiapkan peralatannya yaitu memakai komputer dan

proyektor

4) Menkondisikan siswa

5) Mempersiapkan materi pelajaran dengan indikator siswa dapat

mengidentifikasi peranan lembaga-lembaga yang di bentuk jepang,

mengidentifikasi peranan BPUPKI dan PPKI serta

mengidentifikasi perang dunia dua atau hirosima.

6) Siswa diajak keruang media audio visual untuk melihat pristiwa-

peristiwa proklamasi

Page 111: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

7) Setelah selesei melihat peristiwa-peristiwa proklamasi dengan

media video cassete guru membagi 5 kelompok. Setiap kelompok

terdiri dari 5 siswa.

8) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran. Adapun rencana

pelaksanaan pembelajaran dibagi menjadi tiga tahap yaitu kegiatan

awal, kegiatan inti dan penutup.

9) Pembelajaran dimulai dengan salam, kemudian absensi serta

pengkondisian kelas. Setelah itu peneliti menyampaikan tujuan

pembelajaran dan umpan balik.

10) Pada kegiatan inti, siswa diajak keruang media audio visual setelah

itu guru membagi menjadi 5 kelompok. Pada setiap pembelajaran,

peneliti selalu melakukan penilaian.

11) Membuat evaluasi sebagai upaya mengetahui sejauh mana

keberhasilan pembelajaran dan memberikan refleksi dengan tujuan

agar siswa dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.

c. Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Pada pelaksanaan siklus I pertemuan II dilaksanakan dengan

penggunaan media video cassete. Pertemuan I dilaksanakan pada

tanggal 28 Februari 2009 dan pertemuan II dilaksanakan pada tanggal

4 Maret 2009.

1) Pertemuan I

Pada pertemuan I peneliti melakukan pre test dengan

menggunakan strategi pembelajaran konvensional dengan

Page 112: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

menggunakan metode ceramah dan Tanya jawab untuk mengetahui

bagaimana motivasi belajar siswa, agar peneliti dapat

mempersiapkan improvisasi yang akan dilakukan.

Pertemuan II peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai

dengan perencanaan yang telah dibuat sebelumnya.

2) Pertemuan II

Pada pertemuan II peneliti mulai menggunakan media video

cassete. Hal ini diupayakan agar siswa lebih termotivasi dan dapat

melihat peristiwa-peristiwa sekitar proklamasi secara langsung.

Pada pertemuan II dibagi menjadi tiga tahap yaitu kegiatan awal,

kegiatan inti dan penutup berupa refleksi dan evaluasi.

Kegiatan awal ini dilakukan dengan memberi salam kepada

siswa dan berdo’a, kemudian dilanjutkan dengan mengabsen siswa

satu persatu. Setelah itu menanyakan kesiapan siswa untuk

menerima pelajaran, setelah itu menyampaikan tujuan

pembelajaran dan indikator yang akan dicapai.

Adapun indikator pencapaian pada pertemuan II yaitu siswa

dapat mengidentifikasi perang dunia dua atau hirosima

mengidentifikasi peranan lembaga-lembaga yang di bentuk jepang,

serta mengidentifikasi peranan BPUPKI dan PPKI. Pada tahap

apersepsi guru memberikan stimulus dengan mengajak siswa

mengingat kembali peristiwa-peristiwa yang terjadi sekitar

proklamasi.

Page 113: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

Kegiatan inti dimulai ketika siswa diajak keruang media

audio visual untuk melihat film Hirosima atau film perang dunia ke

dua. Setelah selesei melihat video cassete tentang hirosima guru

membagi siswa menjadi 5 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5

siswa. Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah

ditentukan oleh guru yaitu untuk kelompok I membahas hasil

sidang BPUPKI I, kelompok 2 membahas hasil sidang BPUPKI II,

kelompok 3 membahas hasil sidang BPUPKI I, kelompok 4

membahas hasil sidang BPUPKI II dan kelompok 5 membahas

yang termasuk lembaga-lembaga yang dibentuk jepang.

Guru bertugas mengontrol secara keseluruhan kelompok dan

membantu apabila ada beberapa kelompok yang mengalami

kesulitan dalam memahami materi dan materi pembahasan. Setelah

selesei diskusi masing-masing ketua kelompok menyampaikan

hasil pembahasannya, kemudian guru memberikan penjelasan

secara singkat.

Sebagai penutup guru melakukan evaluasi dan memberi

kesempatan kepada beberapa siswa untuk menyimpulkan

pertemuan hari ini dan dibantu oleh guru. Selanjutnya siswa

mengumpulkan hasil kelompoknya untuk dinilai.

Penilaian dilakukan dengan menilai keaktifan siswa dalam

mengungkapkan ide setelah melihat video cassete, kemampuan

bertanya dan kekompakan dalam mengerjakan tugas kelompok.

Page 114: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

Pada tahap penutup, guru bertanya kepada siswa untuk

menilai kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media video

cassete ini. Apakah murid lebih termotivasi dan semangat dalam

belajar atau tidak. Ternyata jawaban murid cukup memuaskan bagi

guru, karena siswa merasa lebih semangat dan termotivasi dalam

pembelajaran.

Sebelum guru menutup pelajaran, guru memberikan motivasi

kepada siswa agar selalu rajin belajar dan melaksanakan semua

kewajiban baik di sekolah maupun di rumah.

d. Observasi

Observasi dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung

maupun di luar jam pelajaran. Setelah dilakukan dua kali pertemuan,

dapat diamati pada lembar motivasi belajar menunjuk pada rata-rata

3,1 yang mengindisikan adanya peningkatan motivasi belajar terhadap

pelajaran IPS sebesar 47,62%.

Peningkatan motivasi siswa yang terlihat pada siklus I

(pertemuan II), dapat diamati dengan adanya semangat siswa untuk

mengerjakan tugas secara kelompok, serta beberapa siswa (walaupun

tidak banyak) sudah membawa buku paket atau referensi tambahan

untuk pembelajaran.

Pada saat berkelompok, masih ada juga siswa yang cenderung

pasif yang masih menggantungkan kepada siswa yang aktif dan

cenderung membebankan tugas kepada ketua kelompoknya.

Page 115: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

Jadi sudah jelas pembelajaran dengan menggunakan media video

cassete dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Berbeda dengan

pertemuan sebelumnya ketika peneliti melakukan pre test dengan

menggunakan strategi pembelajaran konvensional dengan

menggunakan metode ceramah dan Tanya jawab yang cenderung

membuat siswa bosan dan ngantuk. Sedangkan pada pertemuan kedua,

ketika peneliti menggunakan media video cassete siswa sangat antusias

meskipun sebagian siswa masih cenderung pasif, masih

menggantungkan kepada siswa yang aktif, dan cenderung memberikan

kesempatan kepada ketua kelompok untuk menyampaikan pendapat.

e. Refleksi

Dari hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I dapat diketahui

bahwa ada peningkatan motivasi belajar siswa sebesar 47,62% akan

tetapi peningkatan tersebut belum maksimal sehingga perlu adanya

revisi pembelajaran dalam upaya peningkatan motivasi belajar siswa.

Dari hasil observasi yang telah dilaksanakan pada siklus I masih

ada sedikit kendala dalam penggunaan media video cassete. Adapun

beberapa kendala tersebut yaitu:

1) Siswa masih belum terbiasa menggunakan media video cassette.

2) Siswa masih menggantungkan pada siswa yang lain, sehingga

pembelajaran didominasi oleh siswa yang aktif saja.

3) Pada saat pembelajaran masih ada siswa yang bermain sendiri.

Page 116: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

Untuk menjadikan pembelajaran dengan menggunakan media

video casste lebih efektif dan bersemangat, maka perlu membiasakan

siswa untuk berani bertanya dan menyampaikan ide-ide mereka.

f. Revisi perencanaan

Menyikapi hasil refleksi di atas maka perlu adanya revisi dan

improvisasi, sehingga kekurangan pada siklus sebelumnya tidak

terulang pada siklus selanjutnya.

Adapun beberapa bentuk revisi dan improvisasi tersebut antara

lain:

1) Memberikan penjelasan tentang pentingnya penggunaan media

video cassette.

2) Membiasakan siswa untuk aktif dalam setiap pelaksanaan

pembelajaran.

3) Mempersiapkan segala sesuatu yang terkait dengan siklus II,

sehingga kekurangan pada siklus I tidak terulang pada siklus

berikutnya.

Page 117: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

2. Siklus II

Silkus II dilaksanakan dengan tiga kali pertemuan. Pertemuan I yaitu

tanggal 11 Maret 2009, pertemuan II pada tanggal 14 maret 2009 dan

pertemuan III dilaksanakan pada tanggal 18 Maret 2009.

a. Rencana tindakan siklus II

Agar pelaksanaan pembelajaran dengan penggunaan media video

cassete lebih maksimal maka pada perencanaan siklus II, peneliti tetap

menggunakan media video cassete, dengan media tersebut diharapkan

agar siswa mampu mempertahankan keaktifan dan menjadikan siswa

berperan lebih aktif dan mempertajam analisa melalui media audio

visual dan di bentuk dengan kelompok yang sama seperti pada siklus I.

Pada tahap selanjutnya peneliti melakukan tahap-tahap persiapan

sebagai berikut:

1) Membagi kelompok seperti pada siklus I

2) Menyiapkan gambar tokoh-tokoh yang berperan dalam proklamasi

kemerdekaan RI

3) Mempersiapkan cassete video

4) Mempersiapkan peralatannya yaitu memakai komputer dan

proyektor

5) Mengajak siswa keruang media audio visual.

6) Mengkondisikan siswa

7) Mempersiapkan materi pelajaran pada pertemuan I dan II dengan

indikator pencapaian sebagai berikut:

Page 118: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

a) Siswa dapat menceritakan riwayat singkat tentang tokoh-tokoh

proklamasi

b) Siswa dapat memberi contoh cara menghargai jasa tokoh-tokoh

perjuangan dalam proklamasi kemerdekaan

c) Siswa mampu menjelaskan peristiwa rengas dengklok,

penyusunan teks proklamasi

d) Membuat riwayat singkat Ir Soekarno

8) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran.

a) Pembelajaran dimulai dengan salam dan membaca do’a,

kemudian mengabsen semua siswa, menanyakan kesiapan

siswa untuk menerima pelajaran, menyampaikan tujuan

pembelajaran dan indikator yang akan dicapai. Setelah itu guru

memberikan stimulus kepada siswa tentang peristiwa sekitar

proklamasi.

b) Kegiatan inti guru mempersiapkan video cassete,

mempersiapkan peralatannya yaitu memakai komputer dan

proyektor dan menkondisikan kelas setelah itu siswa diajak

keruang media audio visual

c) Evaluasi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana

keberhasilan pembelajaran dengan menggunakan media video

cassete

9) Mempersiapkan ulangan harian

Page 119: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

b. Pelaksanaan tindakan silkus II

Siklus II dilaksanakan dengan tiga kali pertemuan yaitu pada

tanggal 11 maret 2009, tanggal 14 maret 2009 dan tanggal 18 maret

2009.

Seperti pada pelaksanaan tindakan sebelumnya, peneliti melaksanakan

tindakan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat yaitu

menggunakan media video cassete, sesuai dengan materi yang akan

diajarkan. Adapun pelaksanaan siklus II adalah sebagai berikut:

1) Pertemuan I

Pertemuan I pada siklus II, peneliti menggunakan media

video cassete. indikator yang akan dicapai pada pertemuan pertama

pada siklus II ini adalah menceritakan riwayat singkat tentang

tokoh-tokoh proklamasi serta memberi contoh cara menghargai

jasa tokoh-tokoh perjuangan dalam proklamasi kemerdekaan.

Pada pertemuan I dibagi menjadi tiga tahap, yaitu kegiatan

awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir berupa refleksi dan evaluasi.

Kegiatan awal dimulai dengan memberi salam kepada siswa

dan dilanjutkan dengan do’a dan mengabsen siswa. Kemudian

menanyakan kesiapan siswa untuk menerima pelajaran, dilanjutkan

dengan menyampaikan tujuan pembelajaran dan indikator yang

akan dicapai, dengan harapan setiap siswa sadar akan target

pembelajaran yang akan dicapai serta memberitahukan kepada

siswa media yang akan digunakan. Kemudian guru memberikan

Page 120: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

stimulus kepada siswa dengan mengajak siswa mengingat kembali

peristiwa-peristiwa yang terjadi sekitar proklamasi.

Selanjutnya pada kegiatan inti siap di mulai dengan guru

mempersiapkan gambar-gambar tokoh pejuang proklamasi, setelah

itu guru menempelkan gambar di papan tulis dan guru memberi

penjelasan sedikit peristiwa penting perjuangan bangsa dan usaha

mempersiapkan kemerdekaan. Setelah selesei menerangkan guru

mempersiapkan video cassete dan siswa langsung diajak keruang

media audio visual untuk melihat video cassette tokoh proklamasi

kemerdekaan RI.

Pembelajaran berjalan dengan siswa harus memperhatikan

video cassette tentang peristiwa penting perjuangan bangsa dan

usaha mempersiapkan kemerdekaan dengan seksama agar mereka

dapat memahami betul peristiwa tersebut. Setelah itu guru

membagi kelompok sama seperti pada siklus I. masing-masing

kelompok membahas materi yang sudah ditentukan oleh guru

secara bersama-sama. Kelompok 1, 2 dan 3 membahas tentang

riwayat singkat tentang tokoh-tokoh proklamasi sedangkan

kelompok 4 dan 5 membahas tentang bagaimana cara menghargai

jasa tokoh-tokoh perjuangan dalam proklamasi kemerdekaan sesuai

dengan tayangan video cassette yang sudah diperlihatkan tadi.

Setelah selesei diskusi dari masing-masing ketua kelompok

memberikan kesimpulan hasil pembahasan diskusi kelompok.

Page 121: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

Guru sebagai fasilitator membantu siswa aktif berpendapat

dan sewaktu-waktu guru bisa meluruskan pendapat mereka, begitu

seterusnya. Setelah diskusi selesei, setiap kelompok

mengumpulkan tugas kepada guru. Kemudian guru menjelaskan

secara singkat sekaligus memberikan kesimpulan.

Sebelum pelajaran ditutup, guru memberikan pekerjaan

rumah (PR) untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami

materi yang telah diajarkan. Setelah siswa selesai menulis PR yang

akan dikerjakan, guru bertanya kepada siswa tentang pembelajaran

pada hari ini, apakah penggunaan media yang diterapkan dapat

menambah motivasi atau tidak. Ternyata jawaban siswa sangat

memuaskan guru, dan merasa senang sekali karena siswa bisa

melihat secara realita kejadian peristiwa proklamasi dan hal itu

sangat memotivasi siswa dan tidak membosankan. Terbukti juga

dengan observasi atau pengamatan yang dilakukan oleh peneliti,

bahwa siswa kelas VC SDI Wahid Hasyim lebih semangat dan

termotivasi dalam belajar, dibandingkan dengan pertemuan

pertama ketika peneliti menerapkan strategi konvensional dengan

metode ceramah dan Tanya jawab.

Seperti pertemuan sebelumnya, siswa diberi kesempatan

untuk membuat kesimpulan tentang materi yang telah diajarkan,

dan rata-rata dari mereka mengacungkan tangan untuk membuat

kesimpulan. Ini adalah peningkatan yang cukup tinggi karena

Page 122: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

siswa sudah mulai berani mengungkapkan atau menyampaikan

pendapat mereka. Selanjutnya guru tidak lupa memberikan

motivasi untuk selalu belajar, dan melakukan refleksi berkaitan

dengan materi yang telah dipelajari dengan kekuasaan Tuhan.

Penilaian dilakukan dengan menilai keaktifan siswa,

kekompakan kelompok, ketepatan jawaban baik secara kelompok

atau tugas individu seperti PR.

2) Pertemuan II

Pertemuan II, tidak dibentuk kelompok lagi tetapi

pembelajaran berlangsung seperti biasa yaitu dilakukan di ruang

media audio visual. Seperti pertemuan sebelumnya, pertemuan II

dibagi menjadi tiga tahap yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan

kegiatan akhir/penutup.

Kegiatan awal dilakukan dengan memberi salam dilanjutkan

dengan do’a dan mengabsen siswa satu persatu serta menanyakan

kesiapan siswa untuk menerima pelajaran. Kemudian dilanjutkan

dengan menyampaikan tujuan pembelajaran dan indikatornya yaitu

Siswa mampu menjelaskan peristiwa rengas dengklok, penyusunan

teks proklamasi dan Membuat riwayat singkat Ir Soekarno.

Pada kegiatan inti guru mengajak siswa keruang media audio

visual untuk melihat tayangan peristiwa rengas dengklok,

penyusunan teks proklamasi dengan menggunakan video cassete.

Pada sesi ini siswa sudah terlihat lebih antusias lagi dan

Page 123: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

bersemangat, terlihat rasa keingintahuan mereka dalam melihat

video cassette. Pada tayangan tersebut diperlihatkan rumah ketika

Ir Soekarno dan Moh. Hatta diasingkan direngasdengklok dan

proses penyusunan teks proklamasi serta riwayat singkat Ir

Soekarno.

Pada tahap selanjutnya guru menyuruh setiap siswa untuk

merangkum dengan semampunya dari peristiwa peristiwa

rengasdengklok dan proses penyusunan teks proklamasi serta

riwayat singkat Ir Soekarno kaitannya dengan video cassette yang

sudah ditayangkan. Kemudian setiap siswa wajib

mempresentasikan di depan kelas selama kurang lebih 1 menit

secara bergantian. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk mengajak

siswa lebih berani mengungkapkan pendapatnya di depan kelas dan

agar mereka lebih termotivasi setelah mengikuti pembelajaran IPS

melalui video cassette. Setelah selesei mempresentasikan, hasil

presentasi tersebut dikumpulkan dimeja guru.

Sebelum pembelajaran di tutup terlebih dahulu guru bertanya

kepada siswa terkait dengan penggunaan media video cassete

untuk pembelajaran IPS hari ini. Siswa menyatakan sangat senang

sekali dan termotivasi dalam mengikuti pelajaran IPS. Karena

mereka dapat melihat secara realita kejadian tentang peristiwa

proklamasi dan mendapatkan pengalaman apa yang belum pernah

mereka ketahui kemudian pelajaran diakhiri dengan do’a dan tak

Page 124: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

lupa guru memberi motivasi kepada siswa untuk selalu giat dalam

belajar.

3) Pertemuan III

Pertemuan III diisi dengan ulangan harian. Hal ini bertujuan

untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa dalam pembelajaran

IPS pada materi peristiwa proklamasi yang selama ini sudah

dipelajari.

Apersepsi dilakukan dengan peneliti memberi salam kepada

siswa dilanjutkan dengan mengabsen siswa. Kemudian pada

kegiatan inti siswa diminta untuk membaca ± 5 menit sebelum

ulangan harian dilaksanakan. Selanjutnya ulangan harian dilakukan

dengan guru membagi soal ulangan beserta lembar jawabannya

kemudian dilanjutkan dengan mengerjakan soal tersebut.

Setelah ulangan harian telah selesai dikerjakan, siswa diminta

untuk mengumpulkannya. Selanjutnya, guru menanyakan kepada

siswa apakah dalam ulangan harian tadi ada kesulitan atau tidak.

Sebagian besar siswa menjawab tidak mengalami kesulitan dalam

mengerjakannya.

Sebelum pembelajaran ditutup, terlebih dahulu peneliti

meminta pendapat siswa mengenai pembelajaran yang selama ini

diterapkan oleh peneliti. Hal ini dilakukan karena pertemuan

peneliti dengan siswa kelas V disini merupakan pertemuan terakhir

dalam penelitian tindakan kelas ini.

Page 125: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

Banyak komentar dari siswa yang menyatakan bahwa

penggunaan media video cassete yang selama ini dilakukan oleh

peneliti merupakan hal yang menyenangkan bagi mereka. Mereka

mengaku bahwa mereka belum pernah mendapatkan media yang

selama ini dilakukan oleh peneliti dalam pembelajaran IPS. Mereka

juga mengaku selama ini dalam pembelajaran, mereka hanya

diterangkan saja kemudian diminta untuk mengerjakan soal. Salah

satu komentar siswa (merupakan siswa yang langganan juara I di

kelasnya) menyatakan ”Meskipun selama ini saya jadi juara kelas

terus, saya tidak pernah ngerti apa makna dari sebuah peristiwa

proklamasi, karena selama ini tidak pernah diperlihatkan secara

nyata. Semenjak bu guru mengajar di sini saya senang dengan

media yang bu guru gunakan, karena banyak hal yang saya ketahui

menjadikan saya lebih paham dan mengerti tentang apa itu

peristiwa proklamasi.”.

Selanjutnya refleksi dilakukan dengan merenungkan kembali

bahwa betapa besar pengorbanan para pahlawan dalam merebutkan

kemerdekaan bangsa Indonesia kita ini. Setelah itu peneliti beserta

siswa berdo’a bersama sebelum pulang dan dilanjutkan dengan

salam penutup.

c. Observasi

Hasil dari pengamatan keseluruhan pada tahap ini, bahwa peserta

didik sudah mencapai indikator yang harus dicapai, hal ini dapat

Page 126: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

ditunjukkan bahwa motivasi peserta didik dalam proses pembelajaran

IPS meningkat, peserta didik lebih bersemangat terhadap tugas yang

diberikan, tergerak untuk selalu belajar dan melakukan pekerjaan

sesuai dengan minatnya, terangsang untuk mewujudkan keinginannya,

mempunyai keinginan yang kuat terhadap sesuatu, mengikuti KBM

dengan senang dan tidak merasa jenuh dengan pelajaran.

Dari hasil pelaksanaan tindakan siklus II, setelah peneliti

melakukan observasi pada saat pembelajaran berlangsung maupun di

luar jam pelajaran. Dari tiga kali pertemuan, dapat dilihat pada lembar

observasi motivasi menunjuk pada rata-rata 3,8 yang mengindikasikan

adanya peningkatan motivasi belajar terhadap pelajaran IPS sebesar

80,95%. Jadi dapat diketahui bahwa motivasi belajar siswa mengalami

peningkatan yang cukup tinggi.

Ternyata penggunaan video cassete mampu meningkatkan

motivasi belajar siswa. Hal ini dapat terlihat pada saat pembelajaran

IPS berlangsung, siswa sangat antusias dan semangat dalam mengikuti

pelajaran, bertanggung jawab dan disiplin dalam mengerjakan tugas-

tugas. Raut wajah mereka juga menandakan kalau mereka itu belajar

dengan senang, tidak jenuh/tidak bosan dan juga tidak mengantuk pada

saat pembelajaran.

d. Refleksi

Dari hasil observasi siklus II dapat diketahui bahwa adanya

peningkatan motivasi belajar siswa pada pelajaran IPS. Peningkatan

Page 127: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

tersebut dapat diketahui melalui hasil observasi yang telah dilakukan

oleh peneliti. Dari hasil observasi dan data empiris di lapangan

menunjukkan bahwa penggunaan media video cassete terbukti dapat

meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VC SDI Wahid Hasyim

Selokajang Kabupaten Blitar. Hasil observasi lapangan menunjukkan

adanya peningkatan motivasi dari siklus I ke siklus II mengalami

peningkatan sebesar 33,33%.

Adapun indikator keberhasilan penggunaan media video cassete

sebagai berikut:

1) Pada saat pembelajaran siswa terlihat lebih aktif untuk mencari

sendiri, semangat dan tidak merasa bosan pada saat pembelajaran

berlangsung.

2) Dengan menggunakan video cassette karena siswa bisa melihat

secara realita peristiwa proklamasi secara langsung dan lebih

konsentrasi.

3) Adanya peningkatan motivasi belajar siswa terlihat pada saat

observasi yang dilakukan oleh peneliti.

Page 128: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

D. Temuan Penelitian

Berdasarkan paparan diatas, berikut ini dikemukakan temuan penelitian

pada setiap tindakan dan temuan penelitian secara umum:

1. Temuan Siklus I

a. Siswa sangat antusias dengan penggunaan media yang diterapkan oleh

guru.

b. Respon siswa terhadap penjelasan guru cukup baik.

c. Pada saat berkelompok siswa masih memilih-milih teman, sehingga

pada jalannya diskusi siswa terkesan individu dan kurangnya

kekompakan atau kerjasama dalam kelompok.

d. Waktu pembelajaran IPS dengan penggunaan media audio visual siswa

tampak bersemangat karena mereka dapat melihat langsung kejadian

waktu adanya peristiwa proklamasi.

e. Guru memberikan bimbingan dan dorongan penuh kepada siswa.

f. Peningkatan motivasi belajar siswa 47,62% dibandingkan sebelum

dilakukan tindakan.

2. Temuan Siklus II

a. Siswa sangat antusias dengan penggunaan media yang diterapkan oleh

guru.

b. Respon siswa terhadap penjelasan guru cukup baik.

c. Siswa lebih konsentrasi

Page 129: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

d. Pada saat berkelompok siswa sudah terbiasa dengan kelompoknya ,

sehingga pada jalannya diskusi siswa sudah terlihat adanya

kekompakan atau kerjasama dalam kelompok

e. Siswapun mulai mandiri dalam mengikuti penugasan yang diberikan

oleh guru.

f. Siswa memahami materi melalui penugasan-penugasan dan penjelasan

dengan penggunaan media audio visual yang diberikan guru

g. Peningkatan motivasi belajar siswa rata-rata sebesar 80,95%

dibandingkan sebelum dilakukan tindakan.

Page 130: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

BAB V

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Fokus dalam penelitian ini adalah penggunaan media audio visual untuk

meningkatkan motivasi belajar pada pembelajaran IPS dengan materi tentang

peristiwa proklamasi

Penelitian ini dilakukan dengan dua siklus, siklus pertama dilaksanakan dua

kali pertemuan dan siklus kedua dilaksanakan tiga kali pertemuan, hal ini

mengingat materi yang akan diajarkan hanya peristiwa proklamasi. Siklus

pertama, pada pertemuan I peneliti melaksanakan pemeriksaan lapangan dan

memberikan pre test menggunakan strategi pembelajaran konvensional dengan

metode ceramah dan Tanya jawab. Guru menjelaskan, mendekte di depan kelas,

sedangkan siswa mendengarkan dan menulis apa yang diperintahkan guru, serta

diselingi tanya jawab.

Melalui pre test, dapat diketahui bahwa pembelajaran konvensional dengan

metode ceramah dan tanya jawab menjadikan siswa pasif dan menjadikan guru

sebagai satu-satunya pentransfer ilmu. Siswa tidak dituntut untuk mencari sendiri

dan memecahkan masalah dalam kegiatan pembelajaran. Sehingga siswa

cenderung tidak semangat dan motivasi belajar siswa sangat rendah, karena hanya

menjadi pendengar saja dan tidak terlalu ikut andil dalam pembelajaran.

Dari hasil pre test yang telah dilaksanakan, siswa tampak kurang antusias

dan kurang berminat dalam pembelajaran IPS. Hal ini dapat diamati pada lembar

Page 131: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

observasi motivasi yang menunjuk pada rata-rata 2,1 yang mengindikasikan

bahwa siswa masih kurang berminat pada pembelajaran IPS.

Jadi pembelajaran yang kurang melibatkan siswa dalam kegiatan

pembelajaran akan menimbulkan rasa terpaksa, tertekan, bosan dan malas.

Sehingga mengakibatkan motivasi belajar siswa menjadi menurun. Jadi sudah

jelas bahwa metode ceramah dan tanya jawab sangat tidak kondusif jika

diterapkan dalam kegiatan pembelajaran yang cenderung membutuhkan cerita

yang realita seperti pelajaran IPS.

Salah satu cara menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan dalam

pembelajaran IPS khususnya pada materi peristiwa proklamasi adalah dengan

menggunakan media video cassete. Dimana media tersebut diharapkan mampu

menggugah semangat dan meningkatkan motivasi belajar siswa dalam

pembelajaran. Karena dengan media tersebut siswa dapat melihat kejadian

peristiwa proklamasi secara kongkrit, bukan hanya sekedar mengetahui dari cerita.

Menyikapi hasil pre test, pada pertemuan selanjutnya peneliti menggunakan

media video cassete. Dengan menggunakan media ini diharapkan siswa mampu

berperan aktif dalam mengikuti pembelajaran IPS di kelas.

Dengan media video cassete kebutuhan berbagai program pendidikan dapat

dipenuhi dengan baik, berbagai sumber informasi yang tidak mungkin diberikan

melalui media lainnya dapat disajikan melalui video cassete. Alat ini dapat diputar

kembali yang memungkinkan terjadinya proses umpan balik untuk perbaikan dan

peningkatan upaya pengajaran.99

99 R. Ibrahim dan Nana Ibrahim, op. cit., hlm.117-118.

Page 132: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

Video, sebagai media audio-visual yang menampilkan gerak, semakin lama

semakin populer dalam masyarakat kita. Pesan yang disajikan bersifat fakta

(kejadian / peristiwa penting, berita) maupun fiktif (ceritera), bisa bersifat

informative, edukatif maupun instruksional. Sebagian besar tugas film dapat

digantikan video. Tapi ini tidak berarti bahwa video akan menggantikan

kedudukan film. Masing-masing mempunyai kelebihan dan keterbatasannya

sendiri.

Dengan menggunakan media tersebut dalam pertemuan ke dua pada siklus I

ini ternyata menjadikan siswa lebih berani mengungkapkan pendapatnya dan lebih

bersemangat dibanding dengan pertemuan sebelumnya. Ada keinginan untuk

belajar IPS yang ditunjukkan dengan mengungkapkan pendapat dan bertanya

walaupun sebagian besar masih didominasi oleh siswa yang aktif

Hasil observasi siklus 1 dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung

maupun di luar jam pelajaran. Setelah dilakukan dua kali pertemuan, dapat

diamati pada lembar motivasi belajar menunjuk pada rata-rata 3,1 yang

mengindisikan adanya peningkatan motivasi belajar terhadap pelajaran IPS

sebesar 47,62%

Sedangkan pada siklus II pertemuan pertama dan kedua peneliti

menggunakan media video cassete karena dengan menggunakan media ini sangat

cocok diterapkan pada mata pelajaran IPS khususnya pada materi peristiwa

proklamasi. Dengan menggunakan media video cassete, siswa dapat melihat

secara realita kejadian tersebut. Dengan penggunaan media tersebut tampak

Page 133: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

ekspresi siswa menunjukkan rasa senang dan semangat dalam mengikuti

pembelajaran.

Dari hasil pelaksanaan tindakan siklus II, setelah peneliti melakukan

observasi pada saat pembelajaran berlangsung maupun di luar jam pelajaran. Dari

tiga kali pertemuan, dapat dilihat pada lembar observasi motivasi menunjuk pada

rata-rata 3,8 yang mengindikasikan adanya peningkatan motivasi belajar terhadap

pelajaran IPS sebesar 80,95%. Jadi dapat diketahui bahwa motivasi belajar siswa

mengalami peningkatan yang cukup tinggi.

Jadi hasil observasi lapangan menunjukkan adanya peningkatan motivasi

dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 33,33%.

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara, maka penggunaan media

video cassette mampu meningkatkan motivasi belajar siswa. Karena penggunaan

video cassette sangat sesuai dengan materi yang akan diajarkan yaitu tentang

peristiwa proklamasi, dimana materi ini perlu melihat dengan realita yang

melibatkan siswa dapat melihat kejadian peristiwa proklamasi secara langsung.

Sedangkan bukti yang lain adalah pernyataan siswa yang mengatakan senang

terhadap penggunaan media video cassete, sehingga kelas lebih hidup dan siswa

mulai bersemangat yang ditunjukkan muka sangat ceria dan lebih antusias dalam

mengikuti pelajaran IPS.

Sudah sangat jelas bahwa penggunaan media audio visual yang diterapkan

oleh peneliti pada pembelajaran IPS pada materi peristiwa proklamasi, dapat

menggerakkan motivasi belajar siswa. Hal ini selaras dengan hasil observasi saat

pembelajaran berlangsung. Siswa sangat antusias dan semangat dalam mengikuti

Page 134: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

pelajaran. Tidak ada rasa bosan dan jenuh, karena siswa terlibat secara aktif dalam

kegiatan pembelajaran.

Media audio visual adalah jenis media yang selain mengandung unsur suara

juga mengandung unsur gambar yang bisa dilihat. Misalnya rekaman video,

berbagai rekaman film, slide suara, dan lain sebagainya. Kemampuan media ini

dianggap lebih baik dan lebih menarik. 100. Manfaat media dalam kegiatan

pembelajaran tidak lain adalah memperlancar proses interaksi antara guru dengan

siswa, dalam hal ini membantu siswa belajar secara optimal. Kedudukan media

cukup penting artinya dalam meningkatkan kadar informasi yang kita ingat (70%)

dibandingkan dengan pembelajaran melalui metode ceramah (20%).101

Motivasi belajar siswa sangat menentukan hasil belajar siswa. Makin tepat

motivasi yang diberikan maka akan makin berhasil pula pelajaran itu. Jadi

motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa.102

Jadi motivasi belajar pada siswa harus selalu digerakkan dengan cara selalu

memberikan metode, strategi dan pendekatan yang variatif agar siswa selalu

semangat dalam mengikuti pelajaran.

100 Wina Sanjaya, op. cit., hlm. 172 101 Cepi Riyana, op.cit, ( http://www.cepiriyana.blogspot.com diakses 1 maret ) 102 Sardiman, op.cit., hlm. 84-85

Page 135: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

Adapun indikator keberhasilan penggunaan media video cassete sebagai

berikut:

1. Pada saat pembelajaran siswa terlihat lebih aktif untuk mencari sendiri,

semangat dan tidak merasa bosan pada saat pembelajaran berlangsung.

2. Dengan menggunakan video cassette karena siswa bisa melihat secara realita

peristiwa proklamasi secara langsung dan lebih konsentrasi.

3. Adanya peningkatan motivasi belajar siswa terlihat pada saat observasi yang

dilakukan oleh peneliti.

Page 136: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

BAB VI

PENUTUP

Pada bab ini, akan diuraikan mengenai hasil kesimpulan dan saran.

Kesimpulan merupakan hasil dari penelitian yang telah dijabarkan sebelumnya,

sedangkan saran merupakan pendapat peneliti untuk hasil penelitian lebih lanjut.

A. Kesimpulan

1. Perencanaan penggunaan media audio visual pada materi peristiwa

proklamasi mata pelajaran IPS. Perencanaan dibuat berdasarkan konsep-

konsep yang terdapat dalam penggunaan media audio visual yitu

mempersiapkan video cassette dan peralatannya menggunakan computer

dan proyektor, disesuaikan dengan tujuan pembelajaran. Langkah awal

dari perencanaan ini adalah menetapkan materi pembelajaran, menelaah

buku paket IPS kelas V, mengembangkan silabus, menyusun rencana

pelaksanaan pembelajaran, mempersiapkan instrumen penelitian berupa

lembar observasi yang digunakan dalam mengukur motivasi belajar siswa.

2. Pelaksanaan penggunaan media audio visual pada materi peristiwa

proklamasi mata pelajaran IPS dapat terlaksana sesuai dengan apa yang

sudah direncanakan. Dengan adanya pelaksanaan pembelajaran IPS

dengan penggunaan media audio visual dapat meningkatkan motivasi

belajar siswa hal ini terlihat dari antusias siswa selama kegiatan belajar

berlangsung Penggunaan media audio visual memiliki dampak positif

terhadap peningkatan motivasi belajar siswa pada materi peristiwa

Page 137: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

proklamasi mata pelajaran IPS. Hal ini dapat dilihat dari Antusias siswa

selama mengikuti pembelajaran, siswa lebih konsentrasi dan selalu aktif

bertanya, siswa mampu menjelaskan kembali materi yang telah dipelajari

pada pertemuan sebelumnya dan siswa mampu menerapkan materi yang

diperoleh ke dalam kehidupan sehari-hari.

3. Penilaian terhadap penggunaan media audio visual mata pelajaran IPS di

SDI Wahid Hasyim secara kualitatif menunjukkan siswa senang terhadap

penggunaan media audio visual terlihat lebih bersemangat, suasana kelas

menjadi hidup, keberanian dalam mengemukakan pendapat, dapat

menemukan pengetahuan yang baru, keaktifan, konsentrasi, antusias siswa

selama mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media audio visual.

berdasarkan secara kuantitatif berupa angka-angka yang diperoleh dari

perhitungan motivasi belajar siswa dapat diketahui bahwa penggunan

media audio visual yaitu meningkatnya motivasi belajar siswa dari siklus 1

ke siklus II sebanyak 33,33%

Page 138: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

B. Saran

Melihat hasil penelitian diatas sebagai saran dari peneliti yang di

harapkan adalah dapat menjadi pertimbangan bagi peningkatan mutu

pendidikan IPS adalah sebagai berikut:

1. Guru diharapkan lebih banyak berpikir tentang strategi dan metode apa

yang harus diterapkan untuk mencapai kompetensi dasar yang ditargetkan.

2. Pengembangan dalam penggunaan media audio visual untuk proses belajar

harus dikembangkan sesuai dengan materi dan peserta peserta didiknya,

agar dapat memberikan manfaat yang lebih maksimal.

3. Selain media audio visual sebagai media pembelajaran tentunya masih

banyak media-media lain yang harus di fahami agar bisa bermanfaat dalam

dunia pendidikan.

4. Profesionalitas dari seorang guru dalam mengajar dan mendidik menjadi

faktor pendukung keberhasilan siswa. Maka guru diharapkan menguasai

pelajaran tersebut dengan segala teknik mengajar sehingga ketika

mengalami kendala mampu mencari jalan keluar sebagai alternatif.

Page 139: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Arsyad, Azhar. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada Cipta.

Aqib, Zainal. 2007. Penelitian Tindakan Kelas: untuk Guru. Bandung: Yrama Widya.

Djamarah, Syaiful Bahri. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Dimyati, dkk. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Faishol, 2006. IPS Sejarah Jakarta: Fajar Hamalik, Oemar. 2007. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Hasan, Iqbal. 2002. Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian Dan Aplikasinya. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Hasibuan. 1988. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Remadja Karya.

Ibrahim R. 2003. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Indrastuti. 2005. Buana Pengetahuan Sosial. Jakarta: Yudhistira

Kartono, Kartini. 1992. Pengantar Ilmu Mendidik Teoritis. Bandung: Mandar Maju.

Marfu’ah, Siti. 2007. Penggunaan Media Pembelajaran Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Pagak Malang. Skripsi Universitas Islam Negeri Malang.

Margono. 2000. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta:Rineka Cipta.

Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Page 140: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

Muhaimin, dkk.1996. Strategi Belajar Mengajar. Surabaya: Citra Media.

Mukhamad, Afif. 2008. Penggunaan Media Foto Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X- MAN Kota Blitar. Skripsi Universitas Islam Negeri Malang.

Nasution. 2006. Metode Research. Jakarta: Bumi Aksara.

Riyana, Cepi. ( http://www.cepiriyana.blogspot.com).

Rohani, Ahmad.1997. Media Instruksional Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Rusyan, Tabrani. 1994. Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sadiman, Arief. S. 2003. Media Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Sardiman A.M. 2007. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Shahab, Alwi. http://www.duniaesai.com/sejarah/sejarah5.htm

Solihatin, Etin. 2007. Cooperative Learning; Analisis Model Pembelajaran IPS. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Sudjana, Nana, dkk.1989. Teknologi Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Offset.

Suderadjat, Hari. 2004. Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Bandung: CV Cipta Cekas Grafika.

Suryabrata, Sumadi. 2005. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT RajaGrfindo Persada.

Sri Andayani, Anik. 2006. Penggunaan Media Pembelajaran Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PAI Di SDN Randu Agung 01 Lumajang. Skripsi Universitas Islam Negeri Malang.

Suwarna. 2005. Pengajaran Mikro. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Page 141: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

Syah, Muhibbin. 2000. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Tim Pustaka Yustisia. 2007. Panduan Penyusun KTSP Lengkap; Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD, SMP, dan SMA. Yogyakarta:Pustaka Yustisia.

Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

Uno, Hamzah. 2007. Teori Motivasi Dan Pengukurannya Analisis di Bidang Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

. 2007. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar Yang Kreatif Dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.

. 2007. Profesi Kependidikan Problema Solusi dan Reformasi Pendidikan di Indonesa. Jakarta: Bumi Aksara.

Wiriaatmadja, Rochiati. 2008. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Zainuddin, Muhammad Walid.2009. Pedoman Penelitian Skripsi. UIN Malang.

Zuhri, Amirudin. 2004. Bahan Kuliah Konsep Dasar IPS I. Malang: UIN Malang.

Page 142: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

LAMPIRAN 1

SILABUS PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SDI Wahid Hasyim Mata Pelajaran : IPS Kelas : V Semester : 2 (dua)

Standar Kompetensi : Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Kompetensi Dasar

Materi Pokok/ Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian

Alokasi Waktu

Sumber/ Bahan/ Alat

1. Mendeskripsi-kan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang.

Perjuangan para pejuang pada

masa penjajahan

Belanda dan Jepang

� Membuat laporan mengenai tokoh-tokoh pejuang nasional yang ada di propinsi setempat.

� Melakukan diskusi tentang peristiwa dan peranan Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 dalam mempersatukan Indonesia.

� Membuat tulisan mengenai peranan masing-masing tokoh penting dalam peristiwa Sumpah pemuda.

� Membuat laporan mengenai tokoh-tokoh pejuang nasional yang ada di propinsi setempat.

� Menceritakan peristiwa Sumpah Pemuda.

� Menceritakan peranan masing-masing tokoh dalam peristiwa Sumpah Pemuda 28 oktober 1928.

� Menceritakan peranan Sumpah Pemuda 28 oktober 1928 dalam mempersatukan Indonesia.

� Tes Tertulis.

� Lisan. � Perbuatan. � Produk

9 jp x 35 menit

Page 143: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

Kompetensi Dasar

Materi Pokok/ Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian

Alokasi Waktu

Sumber/ Bahan/ Alat

2. Kemampuan menganalisis peristiwa proklamasi

Peristiwa proklamasi

� Guru menjelaskan peristiwa sekitar proklamasi berdasarkan garis waktu

� Siswa diajak ke ruang media audio visual untuk melihat peristiwa proklamasi

� Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok.

� Siswa sisuruh merangkum dari peristiwa proklamasi yang sudah diperlihatkan

� Menjelaskan beberapa usaha dalam rangka mempersiapkan kemerdekaan.

� Menjelaskan perlunya perumusan dasar negara sebelum kemerdekaan.

� Mengidentifikasi peranan beberapa tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan.

� Menunjukkan sikap menghargai jasa para tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan.

� Tes Tertulis.

� Lisan. � Proses

pembelaja-ran

8 jp x 35 menit

� Gambar-gambar tokoh yang sesuai.

� Buku IPS kelas V.

� Buku referensi lain yang sesuai.

� Video cassete

3. Menghargai jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan.

Peristiwa sekitar

Proklamsi

� Membaca dan merenungkan isi teks Proklamasi.

� Tanya jawab tentang pristiwa sekitar Proklamsi.

� Diskusi kelompok tentang peristiwa Rengasdengklok dan proses Penyusunan Teks Proklamsi.

� Menceritakan peristiwa-peristiwa penting yang terjadi di sekitar Proklamsi (Peristiwa Rengasdengklok dan Penyusunan teks, detik-detik proklamsi Kemerdekaan).

� Membuat garis waktu tentang tahapan peristiwa menjelang proklamasi.

� Tes Tertulis.

� Lisan. � Produk

(LKS). � Portofolio.

14 jp x 35 menit

� Atlas Indonesia.

� Gambar-gambar tokoh yang sesuai.

� Buku IPS kelas V.

� Buku referensi lain yang sesuai.

Page 144: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

Kompetensi Dasar

Materi Pokok/ Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi Waktu

Sumber/ Bahan/ Alat

� Membuat tahapan peristiwa menjelang proklamsi dalam bentuk garis waktu.

� Menjelaskan peranan tokoh yang terlibat dalam peristiwa Proklamasi.

� Secara kelompok mencatat peran salah satu tokoh dalam peristiwa sekitar proklamsi.

� Membiasakan nilai-nilai kepahlawanan dalam perilaku sehari-hari.

� Membuat biografi seorang tokoh yang terlibat dalam peristiwa Proklamsi.

� Berbincang dengan nara sumber tentang cara menghargai jasa tokoh-tokoh kemerdekaan, kemudian membuat laporannya.

� Membuat riwayat singkat/ringkasan tentang tokoh-tokoh pemting dalam perisriwa-peristiwa proklamsi, misalnya: Soekarno, Moh. Hatta, A. Soebardjo, Fatmawati.

� Memberikan contoh cara menghargai jasa tokoh-tokoh kemerdekaan.

� Album Pahlawan.

� Nara sumber (orang tua/tokoh/ Masyara-

kat)

4. Menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahan-kan kemerdekaan

Perjuangan mempertahan-

kan kemerdekaan

� Menyanyi bersama lagu “Maju Tak Gentar”.

� Berdiskusi tentang peristiwa 10 Nopember 1945 di Surabaya.

� Mencari informasi tentang penyebab meletusnya pertempuran di Surabaya.

� Menceritakan peristiwa 10 Nopember 1945 di Surabaya.

� Menceritakan peristiwa pertempuran Ambarawa Medan Area dan Bandung Lautan Api.

� Tes Tertulis.

� Lisan. � Produk

(LKS). � Portofolio

10 Jp x

35 menit

� Atlas Indonesia.

� Gambar-gambar tokoh yang sesuai

Page 145: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

Kompetensi Dasar

Materi Pokok/ Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian

lokasi Waktu

Sumber/ Bahan/

Alat � Mencari informasi tentang

penyebab meletusnya pertempuran di Surabaya.

� Mencatat secara kronologis peristiwa pertempuran Ambarawa dan Medan Area.

� Melakukan penelitian dengan cara wawancara atau studi pustaka untuk menvari data tentang peristiwa-peristiwa mempertahankan kemerdekaan yang terjadi di wilayah tempat tinggal.

� Berdiskusi untuk memahami materi tentang agresi militer Belanda.

� Mencari isi perjanjian Linggajati. � Siswa menanggapi tentang

penangkapan para pemimpin indonesia ketika terjadi agresi militer Belanda II. Dilanjutkan dengan melakukan pengamatan terhadap peta gerilya Panglima Sudirman.

� Membuat rangkuman tentang materi agresi militer Belanda dalam bentuk tabel.

� Membuat riwayat singkat/ringkasan tentang tokoh-tokoh pemting dalam perisriwa-peristiwa proklamsi, misalnya: Soekarno, Moh. Hatta, A. Soebardjo, Fatmawati.

� Memberikan contoh cara menghargai jasa tokoh-tokoh kemerdekaan.

� Menceritakan peristiwa mempertahankan kemerdekaan yang terjadi di wilayah setempat.

� Menceritakan agresi militer Belanda terhadap Republik Indonesia.

� Menceritakan pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda.

� Menceritakan peranan beberapa tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan, Misalnya: Ir Soekarno, Drs. Moh Hatta, Sri Sultan Hamengku Bowono IX, Panglima Besar Sudirman, dan Bung Tomo

� Buku IPS kelas V.

� Buku referensi lain yang sesuai.

� Album Pahlawan.

Page 146: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

LAMPIRAN 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial

Kelas/Semester : V/II

Hari/Tanggal : Sabtu, 28 Pebruari 2009

Alokasi Waktu : 2x35 menit

A. Standar Kompetensi

Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan

dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia

B. Kompetensi Dasar

Kemampuan menganalisis peristiwa proklamasi

C. Indikator

Siswa dapat menjelaskan peristiwa-peristiwa proklamasi berdasarkan garis

waktu penting sekitar proklamasi.

D. Materi Ajar

Peristiwa proklamasi

E. Alat dan Bahan

� Papan tulis

� Kapur tulis

F. Sumber Belajar

� Buku panduan Cakrawala IPS untuk kelas V SD dan MI, Penerbit PT

Jatra Lestari

� Buku panduan Buana IPS untuk kelas V SD/MI, Penerbit Yudhistira

Page 147: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

G. Langkah-langkah Pembelajaran

1. Kegiatan Awal

� Salam dan do’a

� Absensi

� Pengkondisian kelas

� Menyampaikan tujuan pembelajaran

2. Kegiatan Inti

� Guru menyiapkan materi ajar

� Guru menjelaskan peristiwa-peristiwa proklamasi berdasarkan garis

waktu penting sekitar proklamasi.

� Siswa bertanya materi yang diajarkan

� Evaluasi

3. Kegiatan Akhir

� Siswa menyimpulkan materi dibimbing oleh guru

� Memberi motivasi atau pesan

� Salam dan do’a

H. Penilaian

� Test tulis

� Proses : Keaktifan, ketepatan jawaban, dan ketepatan waktu

pengumpulan tugas.

Page 148: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial

Kelas/Semester : V/II

Hari/Tanggal : Rabu, 4 Maret 2009

Alokasi Waktu : 2x35 menit

A. Standar Kompetensi

Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan

dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia

B. Kompetensi Dasar

Kemampuan menganalisis peristiwa proklamasi

C. Indikator

� Siswa dapat mengidentifikasi perang dunia dua atau hirosima

� Siswa dapat mengidentifikasi peranan lembaga-lembaga yang di bentuk

jepang

� Siswa dapat mengidentifikasi peranan BPUPKI dan PPKI.

D. Materi Ajar

Peristiwa proklamasi

E. Alat dan Bahan

� Papan tulis

� Kapur tulis

� Modul pembelajaran

� Video cassete

Page 149: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

F. Sumber Belajar

� Cakrawala IPS untuk kelas V SD dan MI, Penerbit PT Jatra Lestari

� Buana IPS untuk kelas V SD/MI, Penerbit Yudhistira

G. Langkah-langkah Pembelajaran

1. Kegiatan Awal

� Salam dan do’a

� Absensi

� Pengkondisian kelas

� Menyampaikan tujuan pembelajaran

� Umpan balik

2. Kegiatan Inti

� Siswa diajak keruang media audio visual untuk melihat video cassete

� Guru memberikan modul pada siswa

� Siswa dibagi menjadi 5 kelompok

� Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ditentukan

oleh guru

� Masing-masing ketua kelompok menyampaikan hasil pembahasan

� Siswa bertanya materi yang diajarkan

� Evaluasi

3. Kegiatan Akhir

� Siswa menyimpulkan materi dibimbing oleh guru

� Memberi motivasi atau pesan

� Salam dan do’a

H. Penilaian

� Test tulis

� Proses : Keaktifan, ketepatan jawaban, dan ketepatan waktu

pengumpulan tugas.

Page 150: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial

Kelas/Semester : V/II

Hari/Tanggal : Rabu, 11 Maret 2009

Alokasi Waktu : 2x35 menit

A. Standar Kompetensi

Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan

dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia

B. Kompetensi Dasar

Kemampuan menganalisis peristiwa proklamasi

C. Indikator

� Siswa dapat menceritakan riwayat singkat tentang tokoh-tokoh proklamasi

� Siswa dapat memberi contoh cara menghargai jasa tokoh-tokoh

perjuangan dalam proklamasi kemerdekaan

D. Materi Ajar

Peristiwa proklamasi

E. Alat dan Bahan

� Papan tulis

� Kapur tulis

� Modul pembelajaran

� Video cassete

Page 151: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

F. Sumber Belajar

� Buku panduan Cakrawala IPS untuk kelas V SD dan MI, Penerbit PT

Jatra Lestari

� Buana IPS untuk kelas V SD/MI, Penerbit Yudhistira.

G. Langkah-langkah Pembelajaran

1. Kegiatan Awal

� Salam dan do’a

� Absensi

� Pengkondisian kelas

� Menyampaikan tujuan pembelajaran

� Umpan balik

2. Kegiatan Inti

� Guru mempersiapkan gambar-gambar tokoh pejuang kemerdekaan

� Guru menempelkan gambar di papan tulis

� Guru memberi penjelasan sedikit peristiwa penting perjuangan bangsa

dan usaha mempersiapkan kemerdekaan

� Siswa diajak keruang media audio visual untuk melihat video cassete

� Siswa dibagi menjadi 5 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5 siswa

� Evaluasi

3. Kegiatan Akhir

� Siswa menyimpulkan materi dibimbing oleh guru

� Memberi motivasi atau pesan

� Salam dan do’a

H. Penilaian

� Tugas kelompok

� Test tulis

� Proses : Keaktifan, ketepatan jawaban, dan ketepatan waktu

pengumpulan tugas.

Page 152: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial

Kelas/Semester : V/II

Hari/Tanggal : Sabtu, 14 Maret 2009

Alokasi Waktu : 2x35 menit

A. Standar Kompetensi

Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan

dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia

B. Kompetensi Dasar

Kemampuan menganalisis peristiwa proklamasi

C. Indikator

Siswa mampu menjelaskan peristiwa rengas dengklok, penyusunan teks

proklamasi dan membuat riwayat singkat Ir Soekarno.

D. Materi Ajar

Peristiwa proklamasi

E. Alat dan Bahan

� Papan tulis

� Kapur tulis

� Modul pembelajaran

� Video cassete

F. Sumber dan Bahan

� Buku panduan Cakrawala IPS untuk kelas V SD dan MI, Penerbit PT

Jatra Lestari

� Buku panduan Buana IPS untuk kelas V SD/MI, Penerbit Yudhistira

Page 153: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

G. Langkah-langkah Pembelajaran

1. Kegiatan Awal

� Salam dan do’a

� Absensi

� Pengkondisian kelas

� Menyampaikan tujuan pembelajaran

� Umpan balik

2. Kegiatan Inti

� Siswa diajak ke ruang media audio visual

� Siswa disuruh merangkum dari peristiwa-peristiwa yang sudah

diperlihatkan

� Siswa mempresentasikan di depan kelas secara bergantian

� Siswa bertanya materi yang diajarkan

� Evaluasi

3. Kegiatan Akhir

� Siswa menyimpulkan materi dibimbing oleh guru

� Memberi motivasi atau pesan

� Salam dan do’a

H. Penilaian

� Tugas individu

� Proses : Keaktifan, ketepatan jawaban, dan ketepatan waktu

pengumpulan tugas.

Page 154: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

LAMPIRAN 3

1) Peristiwa Sekitar Proklamasi

Pembelajaran peristiwa proklamasi adalah pemberitahuan resmi kepada

seluruh rakyat, permakluman atau pengumuman bahwa bangsanya telah

merdeka.

Tanggal 6 Agustus 1945 kota Hiroshima di bom oleh Amerika Serikat,

menyusul kota Nagasaki tanggal 9 Agustus 1945. Pada tanggal 9-14 Agustus

1945, Ir. Soekarno, Moh. Hatta dan Radjiman Wediodiningrat berangkat ke

kota Dallat untuk bertemu dengan jendral Terauci. Tujuan pertemuan itu

adalah membahas pelaksanaan kemerdekaan Indonesia. Pada tanggal 14

Agustus 1945 Jepang menyerah kepada sekutu, peristiwa kekalahan ini di

ketahui oleh para pemuda melalui radio BBE (Inggris). Sutan Syahrir

kemudian menemui Bung Hatta yang baru kembali dari Dallat untuk

membicarakan kemerdekaan Indonesia.

Ada perbedaan pendapat antara golongan muda dan golongan tua

mengenai pengumuman proklamasi Indonesia. Golongan tua menghendaki

agar pengumuman itu dilaksanakan sesuai dengan janji jepang, sedangkan

golongan muda bermaksud untuk mengumumkan secepatnya. Wikana dan

Yusuf Kunto kemudian memutuskan untuk membawa Ir. Soekarno dan Drs.

Moh. Hatta keluar kota yaitu Rengasdengklok, dengan tujuan agar kedua

tokoh itu tidak mendapat tekanan dari pihak Jepang. Pada pukul 21.00

rombongan kembali ke Jakarta. Pertemuan di Rengasdengklok memutuskan

untuk segera mengumumkan proklamasi kemerdekaan Indonesia. Pertemuan

tercapai kesepakatan bersama bahwa proklamasi kemerdekaan Indonesia akan

di cetuskan pada tanggal 17 Agustus 1945.

Perumusan teks proklamasi dilakukan oleh Ir. Soekarno dan Drs. Moh.

Hatta, Mr Ahmad Subarjo dengan disaksikan oleh Sukarni, Sudiro, B.M. Diah,

Page 155: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

dan tokoh lain. Rumusan teks proklamasi ditulis oleh Bung Karno kemudian

dibacakan secara perlahan. Ir. Soekarno menyarankan agar teks proklamasi di

tandatangani oleh seluruh peserta rapat. Akan tetapi setelah di

musyawarahkan, semua yang hadir sepakat bahwa naskah itu di tandatangani

oleh Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia. Dalam

rapat disepakati bahwa proklamasi kemerdekaan Indonesia akan di umumkan

pada pukul 10.00 tanggal 17 Agustus 1945 di kediaman Soekarno.

Tepat pukul 10.00 hari jum’at tanggal 17 Agustus 1945 di jalan

Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta, Ir. Soekarno membacakan teks proklamasi

kemerdekaan Indonesia. Kemudian dilanjutkan dengan pengibaran bendera

merah putih, dengan Latief Hendraningrat, S. Suhud dan Tri Murti sebagai

pembawa bendera. Bendera itu dijahit oleh ibu Fatmawati. Pada saat bendera

di naikkan hadirin serentak menyanyikan lagu Indonesia Raya ciptaan W.R.

supratman tanpa dipimpin dirijen.

2) Peran BPUPKI dan PPKI Dalam Perumusan Dasar Negara dan UUD

1945.

a) Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia

(BPUPKI).

Sejak dibentuk pada tanggal 1 Maret 1945 dan diresmikan pada

tanggal 28 Mei 1945 BPUPKI telah melakukan sidang dan menghasilkan:

� Pada sidang 29 Mei -1 Juni 1945 menghasilkan dasar negara yang

menjiwai Undang-Undang Dasar

� Pada sidang 2 Juni 1945 berhasil memutuskan rancangan UUD

b) Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)

Pada tanggal 7 Agustus 1945 BPUPKI dibubarkan karena dianggap

telah melaksanakan tugasnya, kemudian dibentuk PPKI pada tanggal 7

Agustus 1945. pada tanggal 18 Agustus 1945 PPKI bersidang dan berhasil

menetapkan:

Page 156: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

� Mengesahkan UUD (yang dbuat BPUPKI)

� Memilih Ir. Soekarno sebagai presiden dan Drs. Moh. Hatta sebagai

wakil presiden

� Sebelum terbentuknya MPR, pekerjaan presiden untuk sementara

waktu diganti oleh Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP).

3) Tokoh Penting yang Berperan dalam Peristiwa Proklamasi

a) Ir. Soekarno

Lahir di Surabaya tanggal 6 Juni 1901

� Riwayat Pendidikan: Bersekolah di EIS, kemudian melanjutkan ke

HBS selama 6 tahun dan dilanjutkan ke THS Bandung (ITB) pada

tahun 1925 beliau berhasil meraih gelar insinyur.

� Riwayat Perjuangan:

• Pada tahun 1927 mendirikan PNI, karena dianggap merugikan

Belanda tahun 1930 ditangkap, beliau dihukum selama 4 tahun.

Tahun 1933 dibebaskan, tetapi ditangkap kembali dan diasingkan

ke kota Ende lalu dipindahkan ke Bengkulu.

• Pada masa pendudukan militer Jepang, mendirikan organisasi

PUTERA, beberapa saat sebelum kemerdekaan. Soekarno berperan

terutama dalam menentukan waktu harus merdeka. Pada tanggal

17-08-1945 memproklamasikan Indonesia merdeka. Pada tanggal

18-08-1945 terpilih menjadi presiden I (pertama) Ir. Soekarno

wafat tanggal 21 Juni 1970 dan di makamkan dikota Blitar.

b) Drs. Moh. Hatta

Lahir pada tanggal 12 Agustus 1902 di Bukit tinggi.

� Riwayat Pendidikan: Bersekolah di ELS, melanjutkan ke MULO, Prins

Hendrik School dan terakhir melanjutkan ke Handels Highschool di

Belanda

� Riwayat Perjuangan:

• Pada tahun 1926 mendirikan Perhimpunan Indonesia karena

dianggap mengkhawatirkan Belanda pada tahun 1927 Bung Hatta

Page 157: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

ditangkap dan dihadapkan ke pengadilan tetapi dibebaskan dari

segala tuntutan.

• Setelah kembali ke Indonesia tahun 1932 mendirikan Partai

Pendidikan Nasional Indonesia, karena mengganggu kepentingan

Belanda Bung Hatta ditangkap dan diasingkan ke Boren Digul di

Papua lalu dipindahkan ke Banda Neira dan terakir ke Sukabumi.

Tahun 1943 memimpin kantor Pusat Tenaga Rakyat, bersama

dengan jatuhnya Jepang kepada sekutu, Bung Hatta dan Bung

Karno memproklamasikan Indonesia merdeka.

c) Ahmad Subardjo

Beliau Lahir di Karawang tanggal 23 Maret 1896. Riwayat

Pendidikan: Tahun 1933 menyeleseikan kuliahnya di Universitas Lerden

pada jurusan hukum. Sebagai pengacara beliau juga belajar di angkatan

laut Jepang. Menjelang kemerdekaan Ahmad Subardjo menjadi anggota

BPUPKI, aktif dalam perumusan teks proklamasi. Pada pemerintahan

republik Indonesia, pertama kali beliau menjabat menjadi menteri luar

negeri. Beliau wafat pada bulan Desember tahun 1978 di Jakarta.

d) Ibu Fatmawati

Beliau adalah ibu negara RI yang pertama. Ia lahir di Bengkulu 5

Februari 1923, menikah dengan Ir. Soekarno pada tahun 1943 di

Bengkulu. Melalui tangan terampilnya, berhasil di jahit Bendera Merah

Putih yang kemudian dikenal dengan Bendera Pusaka.

e) Sutan Syahrir

Sutan Syahrir dilahirkan tanggal 5 maret 1909 di padang panjang,

Sumatra Barat, anak dari Moh. Rasad Gelar Maharaja Soetan. Dia gemar

membaca dan menimba pengetahuan. Ketika menjadi mahasiswa di

Amsterdam, dia aktif dalam gerakan Partai Sosial Demokrat. Setelah

kembali ke Indonesia (1932-1934), dia masuk ke organisasi gerakan

Indonesia, Syahrir ikut aktif bersama para pemuda revolusioner di bawah

pimpinan Chaerul Shaleh. Dalam masa awal kemerdekaan, Syahrir

menjadi banggota KNIP. Sampai tiga kali syahrir menjabat perdana

Page 158: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

menteri. Syahrir meninggal dunia pada 19 April 1966 dan dimakamkan di

makam taman pahlawan Kalibata Jakarta.

f) Wikana

Wikana adalah seorang pemimpin kelompok pemuda pada masa

persiapan proklamasi kemerdekaan. Dia pemimpin Gerindo (Gerakan

Indonesia Merdeka). Kemudian menjadi tokoh terkemuka dari Pasindo

(Partai Sosial Indonesia).

g) Sukarni

Semula sukarni adalah sekretaris perhimpunan pemuda. Bulan

November 1945 ia terpilih menjadi anggota KNIP. Ikut aktif dalam

mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Ia adalah pemimpin golongan

pemuda revolusioner di Jakarta. Ia kemudian menjadi pemimpin partai

rakyat dam memimpin Partai Murba bersama Adam Malik.

h) Chaerul Saleh

Chaerul Saleh adalah seorang pemimpin kelompok pemuda pelajar

dalam masa persiapan proklamasi, yaitu pemuda menteng 31. setelah

jepang menyerah, ia terkenal sebagai pemuka BKPRI (Badan Kongres

Pemuda Republik Indonesia) dan Partai Murba.

4) Menghargai Jasa Tokoh-Tokoh Kemerdekaan

Bangsa indonesia harus menghargai jasa-jasa para pejuang kemerdekaan

indonesia. Berkat perjuangan mereka yang ulet, gigih, tulus, dan tanpa

mengenal lelah maka bangsa Indonesia dapat menikmati kemerdekaan. Berkat

Rahmat Tuhan Yang Maha Esa bangsa Indonesia menjadi bangsa yang

berdaulat.

Kemerdekaan yang kita nikmati sekarang merupakan hasil perjuangan

seluruh bangsa Indonesia. Kemerdekaan Indonesia bukan hadiah dari sekutu,

jepang, maupun Belanda. Para pejuang kemerdekaan Indonesia telah rela

berkorban. Mereka mengorbankan harta benda, keluarga, maupun nyawa.

Mereka rela berkorban demi tanah air dan bangsa Indonesia yang mereka

cintai.

Page 159: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menghargai jasa-jasa para

pejuang kemerdekaan Indonesia diantaranya adalah sebagai berikut:

a) Mendoakan para pejuang yang telah tiada agar mendapat tempat yang

layak di sisi Tuhan Yang Maha Esa.

b) Mengisi kemerdekaan dengan pembangunan, bekerja keras, belajar dengan

tekun, dan berdisiplin.

c) Meneladani sikap kepahlawanan para pejuang kemerdekaan untuk mengisi

kemerdekaan.

d) Memberi penghargaan berrupa gelar atau tanda jasa kepada para pejuang

kemerdekaan.

"Disinilah Dibacakan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada Tanggal 17 Agustus 1945

jam 10.00 pagi oleh Bung Karno dan Bung Hatta".

Page 160: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

Rumah Sukarno : Jalan Proklamasi no. 56

Monumen Proklamasi

Lokasi Rumah Babah Djiauw Rengasdengklok

Page 161: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

Pembacaan Proklamasi 17 Agustus 1945

"Proklamasi Kemerdekaan " di Jalan Pengangsaan Timur no.56 17 Agustus 1945

Museum Perumusan Naskah Proklmasi Jalan Imam Bonjol no.1

Page 162: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

Ruang I

“Ruang ini merupakan tempat peristiwa sejarah yang pertama dalam persiapan perumusan naskah proklamasi. Setelah kembali dari rengasdengklok tanggal 16 agustus 1945, pukul 22.00 WIB. Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta dan Mr. Ahmad Soebardjo di terima oleh maeda diruang ini”

Ruang II

“Ruang ini merupakan tempat dirumuskannya naskah proklamasi. Dini hari menjelang pukul 03.00 WIB, Soekarno, Hatta dan Ahmad Soebardjo memasuki ruang II ini dan mengitari meja bundar, untuk mermuskan konsep naskah proklamasi. Soekarno yang menuliskan konsep naskah proklamasi di atas secarik kertas, sedangkan Hatta dan Ahmad Soebardjo menyumbangkan pikirannya secara lisan.”

Page 163: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

Ruang III

Konsep Teks Proklamasi Kemerdekaan yang ditulis di atas secarik kertas oleh Bung Karno

Ruang IV

Ruang Pengetikan Naskah Proklamasi

Page 164: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

Ruang Pengesahan Naskah Proklamasi

Ruang ini merupakan ruang pengesahan/penandatanganan naskah proklamasi. Konsep naskah Proklamasi diutarakan oleh Soekarno kepada hadirin di ruang ini dan dibacakan secara perlahan lahan berulang–ulang dan beliau meminta persetujuan atas rumusan naskah proklamasi tersebut. Jawaban hadirin adalah setuju.Ruang Pengesahan Naskah Proklamasi Ruang ini merupakan ruang pengesahan/penandatanganan naskah proklamasi. Konsep naskah Proklamasi diutarakan oleh Soekarno kepada hadirin di ruang ini dan dibacakan secara perlahan lahan berulang–ulang dan beliau meminta persetujuan atas rumusan naskah proklamasi tersebut. Jawaban hadirin adalah setuju.

1 2 3

Keterangan : 1. Bung Karno 2. Bung Hatta 3. Mr. Achmad Subardjo.

Page 165: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

LAMPIRAN 4

LEMBAR SOAL

Soal Pre Test

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar!

1. Tanggal berapa Kota Hiroshima dijatuhi bom atom oleh Amerika Serikat?

2. Tanggal berapa Ir. Soekarno, Mohamad Hatta dan Rajiman Wediodiningrat

menerima Terauci di Dallat?

3. Tanggal dan jam berapa Wikana menemui Bung Karno menuntut segera

memproklamasikan kemerdekaan Indonesia?

4. Tanggal berapa Bung Karno dan Bung Hatta dibawa ke Rengasdengklok dan

pukul berapa keduanya kembali ke Jakarta?

5. Dimana dan pukul berapa proklamasi dikumandangkan?

Page 166: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

Soal Latihan Siklus II Pertemuan I

A. Pilihlah jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (X) pada

huruf a, b, c, atau d !

1. Dua tokoh yang dibawa para pemuda ke Rengasdengklok ialah.............

a. Ir. Soekarno dan Ahmad Subardjo

b. Ahmad Subardjo dan Mohamad Hatta

c. Mohamad Hatta dan Sayuti Melik

d. Ir. Soekarno dan Mohamad Hatta

2. Tokoh yang pertama kali mengetahui kekalahan jepang adalah .................

a. Sukarni

b. Sutan Syahrir

c. Yusuf Kunto

d. Wikana

3. Lokasi Rengasdengklok berada disekitar ............................

a. Bekasi

b. Cirebon

c. Jakarta

d. Bogor

4. Pada tahun 1943, Ir. Soekarno pernah ditangkap dan diasingkan ke ...........

a. Ende b. Bengkulu c. Bangka d. Belitung

5. Ir. Soekarno dan Mohamad Hatta menandatangani teks atas nama...............

a. Proklamator b. Bangsa Indonesia c. PPKI d. BPUPKI

B. Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang benar!

1. Bagaimana cara menghargai jasa tokoh-tokoh kemerdekaan?

2. Sebutkan tokoh penting dalam peristiwa proklamasi?

3. Dimana dan tanggal berapa Ir. Soekarno dilahirkan?

4. Dimana dan tanggal berapa Drs. Moh. Hatta dilahirkan?

5. Dimana dan tanggal berapa Ahmad Subardjo dilahirkan?

Page 167: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

Soal Latihan Siklus II Pertemuan II

Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!

1. Peristiwa penting di sekitar proklamasi antara lain...............

a. Jepang menyerah kepada sekutu

b. Jepang segera memerdekakan Indonesia

c. Jepang akan meninggalkan Indonesia

d. Jepang membentuk BPUPKI

2. Naskah proklamasi di rumuskan di kediaman........................

a. Ahmad Subardjo

b. Ir. Soekarno

c. Laksamana Maeda

d. Drs. Moh. Hatta

3. Berikut ini tokoh yang berjasa pada perumusan teks proklamasi, kecuali........

a. Ir. Soekarno

b. Drs. Moh. Hatta

c. Laksamana Maeda

d. Ahmad Subardjo

4. Yang membawa bendera merah putih pada upacara tanggal 17 agustus

adalah..........

a. Wikana

b. Latief Hendradiningrat

c. Suhud

d. Tri Murti

5. BPUPKI diresmikan pada tanggal...........................

a. 1 Maret 1945

b. 28 Maret 1945

c. 1 Mei 1945

d. 28 Mei 1945

6. Rancangan UUD di rumuskan pada sidang tanggal......................

a. 29 Mei 1945 c. 22 Juni 1945

b. 1 Juni 1945 d. 18 Agustus 1945

Page 168: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

7. Bapak proklamator kita adalah ..........................

a. Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta

b. Ir. Soekarno dan Soeharto

c. Ir. Soekarno dan Moh. Yamin

d. Ir. Soekarno dan Sutan Syahrir

8. Naskah proklamasi di ketik oleh........................

a. Ir. Soekarno

b. Drs. Moh. Hatta

c. Sutan Syahrir

d. Sayuti Melik

9. Organisasi yang pertama kali dibentuk untuk mempersiapkan kemerdekaan

adalah..................

a. PPKI

b. BPUPKI

c. GAPPI

d. KIP

10. Lembaga keamanan yang dibentuk pemerintah pada awal kemerdekaan

adalah...............

a. TNI

b. TRI

c. TKR

d. BKR

Page 169: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

Soal Ulangan

A. Pilihlah jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (X) pada

huruf a, b, c, atau d !

1. Indonesia menyatakan kemerdekaan karena keinginan dari ........................

a. Pemuda Revolusioner

b. Bung Karno dan Bung Hatta

c. Seluruh rakyat Indonesia

d. Rakyat Kota Jakarta

2. Setiap tanggal 17 Agustus dilakukan upacara bendera untuk

........................

a. Membina persatuan dan kesatuan

b. Memperingati hari revolusi Indonesia

c. Memperingati hari kemerdekaan Indonesia

d. Memperingati hari kebangkitan bangsa

3. Berikut ini adalah tokoh-tokoh pemuda revolusioner,

kecuali........................

a. Mr. Ahmad Subarjo

b. Chaerul Saleh

c. Adam Malik

b. Sukarni

4. Penyusunan teks proklamasi dilakukan dirumah....................

a. Bung Karno

b. Bung Hatta

c. Chaerul Saleh

d. Laksamana Maeda

5. Bung Karno memproklamasikan kemerdekaan Indonesia atas

nama..............

a. Para pemuda

b. Bangsa Indonesia

c. Pemerintah Jepang

d. Rakyat Jakarta

Page 170: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

6. Pembacaan teks proklamasi dilakukan oleh bungkarno di kota...........

a. Jakarta c. Bandung

b. Bogor d. Rengasdengklok

7. Badan yang debentuk oleh jepang adalah.......................

a. PKI

b. BPUPKI

c. KNIP

d. UUD

8. Bung Karno dan Bung Hatta dibawa oleh para pemuda ke kota..................

a. Bekasi

b. Yogyakarta

c. Rengasdengklok

d. Bogor

9. Pemuda Indonesia yang pertama kali mendengar berita kekalahan jepang

dari sekutu adalah ......................

a. Ir. Soekarno

b. Drs. Moh. Hatta

c. Sutan Syahrir

d. Sayuti Melik

10. Tujuan dibawanya dua tokoh proklamator ke kota rengasdengklok

ialah..........

a. Menunda proklamasi kemerdekaan

b. Menyusun teks proklamasi

c. Memproklamasikan kemerdekaan RI

d. Membentuk pemerintahan baru

Page 171: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

B. Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang benar!

1. Peristiwa rengasdengklok terjadi karena perbedaan pendapat

antara.............

2. Perang Dunia II terjadi pada tahun 1939-1945 antara negara-negara poros

yaitu Jerman, Italia dan Jepang melawan negara-negara sekutu, sebutkan

negara-negara sekutu tersebut....................

3. Sebutkan 9 panitia yang dibentuk BPUPKI untuk merumuskan dasar

negara...........

4. Sebutkan bunyi piagam jakarta yang memuat rumusan dasar

negara...............

5. Sebutkan tugas BPUPKI..............................

Page 172: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

LAMPIRAN 5

HASIL PRESTASI SISWA KELAS V C

NILAI TUGAS

SIKLUS II NO NAMA P PRE TEST

SIKLUS I

TK TI TK U

JML RATA-RATA

1 Adida sahabat B 75 80 75 80 80 390 78 2 Alit ssakti A.N C 65 75 80 85 80 385 77 3 Andi harioko C 65 85 70 85 75 380 76 4 Candra wahyu N B 70 80 80 80 85 395 79 5 Desiana yusti F A 80 85 80 85 85 415 83 6 Doni hendrawan A 75 80 80 85 85 405 81 7 Didin dwi P. B 70 80 75 85 75 385 77 8 Diah ayu A. A 85 85 95 85 100 450 91.5 9 Endah ediati B 75 85 80 85 85 410 82 10 Fahmi endarto A 70 75 85 85 85 400 80 11 M. Lukman nur Y A 80 80 80 85 85 410 82 12 M. Mizen B 65 75 75 85 80 380 76 13 M.Muzan sa’roni A 70 80 80 85 90 405 81 14 M.Nurnyoto putra B 70 85 75 85 85 400 80 15 Nasruddin A 80 85 90 85 100 440 88 16 Nurhasyim B 75 80 80 85 85 405 81 17 Nuril fuadah C 70 85 80 85 80 400 80 18 Riki nur woko B 70 85 75 85 80 395 79 19 Rizki yulil tri W. C 65 80 70 80 75 370 74 20 Samsun hanif A 85 80 95 80 100 440 88 21 Siska ayu prisilia A 80 85 95 85 95 440 88 22 Wahyudi B 65 80 70 85 80 390 78 23 Zulfa wijiana A 75 85 80 85 90 415 83 24 Joko sugiarto A 75 85 85 80 90 415 83 25 Zulfi ilfatna B 70 80 75 80 80 385 77

Keterangan: � TI : Tugas Individu P : Performence � TK : Tugas Kelompok U : Ulangan � A : Baik Sekali � B : Baik � C : Cukup � D : Kurang

Page 173: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

LAMPIRAN 6

LEMBAR OBSERVASI MOTIVASI

Nilai Pre test Siklus I Siklus

II

Variable Indikator Deskriptor

4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 Merasa terangsang untuk melaksanakan tugas yang diberikan

X X X Pendorong

Bersemangat terhadap tugas yang dikerjakan

X X X

Tergerak untuk selalu belajar

X X X Penggerak

Tergerak untuk selalu melakukan pekerjaan yang sesuai minatnya

X X X

Terangsang untuk mewujudkan keinginannya

X X X Rangsangan

Melakukan sesuatu karena ada rangsangan

X X X

Keinginan untuk selalu menghilangkan kemalasan

X X X Keinginan

Mempunyai keinginan kuat terhadap sesuatu

X X X

Mengikuti pembelajaran dengan senang

X X X

Tidak merasa jenuh dengan pelajaran

X X X

Semangat

Selalu tak kenal malas dalam belajar

X X X

Bertanya untuk mencari tahu

X X X

Motivasi

Rasa ingin tahu

Selalu merasa penasaran terhadap sesuatu

X X X

Jumlah 27 40 50 Rata-Rata 2.1 3.1 3.8

Keterangan 4 : baik sekali 2 : cukup 3 : baik 1 : kurang

Page 174: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

LAMPIRAN 7 FOTO

Kantor SDI Wahid Hasyim

Ruang kelas SDI Wahid Hasyim

Kondisi waktu ulangan

Kondisi pembelajaran konvensional

Page 175: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

Kondisi pembelajaran menggunakan media audio visual melihat peristiwa proklamasi siklus 1 pertemuan kedua

Kondisi pembelajaran menggunakan media audio visual melihat peristiwa proklamasi siklus 2 pertemuan kedua

Kondisi pembelajaran menggunakan media audio visual melihat peristiwa proklamasi siklus 2 pertemuan pertama

Page 176: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

LAMPIRAN 8

STRUKTUR ORGANISASI SEKOLAH WAHID HASYIM

Ket: Garis Komando Garis Koordinasi

KEPALA SEKOLAH

SISWA

MASYARAKAT

PENJAGA

GURU KELAS I

II

DEWAN KOMITE

UNIT PERPUS

TATA USAHA

III VI IV V

Page 177: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

LAMPIRAN 9

STRUKTUR ORGANISASI KOMITE SEKOLAH

Ket: Garis Komando Garis Koordinasi

KETUA KOMITE KEPALA SEKOLAH

NARA SUMBER

WAKIL KETUA

SEKRETARIS BENDAHARA

WK. SEKRETARIS WK. BENDAHARA

ANGGOTA BIDANG

PENGGALIAN SUMBER DATA SEKOLAH

PENGELOLAAN

PENGEMBANGAN KUALITAS PELAYANAN

SEKOLAH

SARANA/PRASARANA SEKOLAH

SISTEM INFORMASI PELAYANAN SEKOLAH

USAHA KREASI SENI DAN KREATIVITAS

SEKOLAH

Page 178: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

LAMPIRAN 10

PEDOMAN WAWANCARA UNTUK MENGGALI DATA KUALITATIF

SECARA MENDALAM

1. Menanyakan kebersediaan siswa untuk di wawancarai

2. Menanyakan tanggapan siswa terhadap penggunaan media audio visual pada

pertemuan kemarin.

3. Menanyakan kepada siswa tentang keaktifan dikelas.

4. Menanyakan kepada siswa waktu mengerjakan soal-soal.

5. Menanyakan kepada siswa tentang tanggapan sebelum dan setelah media

audio visual digunakan dalam pembelajaran.

Page 179: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

LAMPIRAN 11

HASIL WAWANCARA DENGAN SISWA

Transkrip hasil wawancara siswa setelah mengikuti penggunaan media audio

visual dalam pembelajaran IPS.

Wawancara dengan subyek I

Peneliti : Bagaimana perasaan kamu pada waktu mengikuti pelajaran

dengan penggunaan penggunaan media audio visual

Siswa I : Senang sekali, pada waktu pertama kali saya biasa-biasa saja

Peneliti : Bagaimana semangat kamu pada waktu mengikuti pelajaran

dengan menggunakan media audio visual

Siswa I : Pada waktu mengikuti penggunaan media audio visual saya

sangat antusias sekali tidak seperti biasa.

Peneliti : Kalau begitu pada waktu saya memberikan pertanyaan apakah

kamu ikut mengacungkan tangan untuk menjawab.

Siswa I : Ya

Peneliti : Apakah waktu mengerjakan soal-soal kamu bisa semua

Siswa I : Bisa

Peneliti : Berarti bagaimana tanggapan kamu sebelum dan sesudah media

audio visual ini digunakan.

Siswa I : Sebelum media audio visual ini digunakan perhatian kami

kurang terpusat pada pelajran karena dari kami banyak yang

ngomong sendiri. Setelah media audio visual ini digunakan kami

tertarik dan langsung melihat peristiwa proklamasi secara

langsungsehingga membuat lebih paham terhadap materi.

Peneliti : Apa sekarang kamu benar-benar paham tentang peristiwa proklamasi

Siswa I : Ya, saya sudah paham.

Peneliti : Kalau begitu saya ucapkan terima kasih banyak kamu telah

memberi peluang untuk diwawancarai.

Page 180: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

Wawancara dengan subyek II

Peneliti : Bagaimana perasaan kamu pada waktu mengikuti

pelajaran denganpenggunaan media audio visual

Siswa II : Perasaan saya senang sekali dan tertarik pada waktu penggunaan

media audio visual dilakukan di kelas kami

Peneliti : Bagaimana semangat kamu pada waktu mengikuti penggunaan

media audio visual.

Siswa II : Pada waktu mengikuti penggunaan media audio visual saya

sangat bersemangat dan bergembira dan saya selalu masuk terus

tidak pernah absen

Peneliti : Kalau begitu pada waktu saya memberikan pertanyaan apakah

kamu ikut mengacungkan tangan untuk menjawab.

Siswa II : Sebenarnya saya mau, tapi teman-teman sudah banyak yang

mau menjawab, terus ya saya diam saja.

Peneliti : Apakah waktu mengerjakan soal-soal kamu bisa semua

Siswa II : Iya bu bisa

Peneliti : Berarti bagaimana tanggapan kamu sebelum dan sesudah media

audio visual ini digunakan.

Siswa II : Sebelum media audio visual digunakan kebanyakan dari kami

banyak yang tidur-tiduran dan ngomong sendiri membuat kami yang

mendengarkan penjelasan dari guru merasa terganggu.

Peneliti : Apa sekarang kamu benar-benar paham tentang peristiwa

proklamasi

Siswa II : Insya Allah sudah

Peneliti : Kalau begitu saya ucapkan terima kasih kamu telah memberi

peluang untuk diwawancarai

Page 181: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

Wawancara dengan subyek III

Peneliti : Bagaimana perasaan kamu pada waktu mengikuti pelajaran

dengan penggunaan media audio visual.

Siswa III : Perasaan saya senang sekali dan ternyata dengan penggunaan

media audio visual ini sangat menyenangkan sekali, karena saya bisa

melihat peristiwa proklamasi secara langsung, bukan hanya dari

cerita saja.

Peneliti : Bagaimana semangat kamu pada waktu mengikuti penggunaan

media audio visual.

Siswa III : Pada waktu mengikuti penggunaan media audio visual saya

sangat bersemangat dan lebih konsentrasi dalam mengikuti pelajaran.

Peneliti : Kalau begitu pada waktu saya memberikan pertanyaan apakah

kamu ikut mengacungkan tangan untuk menjawab.

Siswa III : Tidak

Peneliti : Memang kenapa.

Siswa III : Karena jawaban saya kayaknya masih kliru, jadi lebih baik saya

diam saja.

Peneliti : Berarti bagaimana tanggapan kamu sebelum dan sesudah media

audio visual ini digunakan.

Siswa III : Sebelum media audio visual digunakan saya belum paham

dengan materi, setelah media audio visual digunakan membuat kami

lebih memperhatikan pelajran IPS.

Peneliti : Apa sekarang kamu benar-benar paham tentang peristiwa

proklamasi

Siswa III : Tidak semuanya paham bu.

Peneliti : Kalau begitu saya ucapkan terima kasih kamu telah memberi

peluang untuk diwawancarai.

Page 182: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps
Page 183: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

DEPARTEMEN AGAMA RI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG FAKULTAS TARBIYAH

Jl. Gajayana No. 50 Telp. (0341) 551354 Fax, (0341) 572539 Malang

BUKTI KONSULTASI Nama : Anisa Mukhoyyaroh NIM : 07140039 Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Dosen Pembimbing : Dr. M. Zainuddin, MA Judul : Penggunaan Media Audio Visual untuk Meningkatkan

Motivasi Belajar Tentang Peristiwa Proklamasi Pada Siswa Kelas VC Mata Pelajaran IPS di SDI Wahid Hasyim Selokajang Kabupaten Blitar.

NO. TANGGAL HASIL YANG

DIKONSULTASIKAN TANDA TANGAN

1. 4 Februari 2009 Proposal 1.

2. 11 Februari 2009 Revisi proposal 2.

3. 2 Maret 2009 Bab I, II, III 3.

4. 19 Maret 2009 Revisi Bab I, II, III 4.

5 23 Maret 2009 ACC Bab I, II, III 5.

6 15 April 2009 Bab IV, V, VI 6.

7 28 April 2009 Revisi Bab IV, V, VI 7.

8 5 Mei 2009 Revisi Bab I-VI 8.

9 7 Mei 2009 ACC Keseluruhan 9.

Malang, 12 Mei 2009

Mengetahui, Dekan Fakultas Tarbiyah

Dr. M. Zainuddin, MA NIP. 150 275 50

Page 184: 07140039 Anisa Mukhoyyaroh.ps

BIODATA MAHASISWA

Nama : Anisa Mukhoyyaroh

NIM : 07140039

TTL : Blitar, 16 April 1987

Fak./Jur./Prog. Studi : Tarbiyah, PGMI, Pendidikan

Guru Madrasah Ibtidaiyah.

Tahun Masuk : 2005-2006

Alamat Rumah : Ds. Jatilengger RT/RW 02/03

Kec. Ponggok Kab. Blitar

No. Tlp Rumah/Hp : 085645875262

Pengalaman

Organisasi

: Anggota PMII UIN Malang

Periode 2005-2006

Malang, 12 Mei 2009

Mahasiswa

(Anisa Mukhoyyaroh)