04121004037_gadis pinandita

Upload: gadispinandita

Post on 14-Jan-2016

13 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Pengaruh Usia (Penuaan) terhadap Fungsi Pengunyahan

TRANSCRIPT

MAKALAH INDIVIDU ORAL BIOLOGY 6Pengaruh Usia (Penuaan) terhadap Fungsi Pengunyahan

Disusun oleh :Gadis Pinandita (04121004037)

Dosen pembimbing :drg. Shanty Chairani, M.Sidrg. Tyas Hestiningsih

FAKULTAS KEDOKTERANPROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGIUNIVERSITAS SRIWIJAYA2015Pengaruh Usia (Penuaan) terhadap Fungsi PengunyahanGadis Pinandita (04121004037)Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Universitas Sriwijaya

AbstractMastication is one of process that happens continuously in our life. There are several factors that influence the mastication. Those factors are teeth, age, muscle activity, and neuromuscular activity. As the age goes by, there will be some reduction happen in oral physiology, especially in mastication process. This paper will discuss more about the effect of age in mastication by explaining the internal factors that affect mastication. Those internal factors that explained here are the factors that significantly proven affecting the mastication. Keywords: Age, Aging, Mastication.PendahuluanSetiap makhluk hidup akan mengalami pertambahan usia. Seiring dengan bertambahnya usia, maka akan terjadi proses penuaan pada makhluk hidup terebut. Penuaan adalah proses fisiologis yang akan dialami oleh seluruh makhluk hidup dan proses terjadinya akan berbeda pada setiap makhluk hidup. Dengan adanya pertambahan usia, maka fungsi-fungsi tubuh akan menurun, termasuk fungsi mastikasi atau yang akrab disebut fungsi pengunyahan. Proses mastikasi merupakan salah satu proses yang terjadi pada system stomatognatik yang memiliki peran penting dalam kehidupan. Makalah ini akan membahas tentang pengaruh dari bertambahnya usia dengan proses mastikasi melalui penjelasan menganai beberapa factor yang secara signifikan terbukti dalam mempengaruhi proses mastikasi.Usia (Penuaan)Setiap manusia akan melawati beberapa tahapan dalam pertumbuhan dan perkembangan. Tahapan hidup manusia dibagi kepada infancy (lahir 2 tahun), childhood (3 12tahun), early adulthood (20 39 tahun), middle adulthood (40 64 tahun), late adulthood (65+ tahun) dan kematian, atau berhentinya fungsi dari organ yang vital.1 Pertumbuhan dan perkembangan akan terus terjadi seiring dengan berjalannya waktu. Namun, setelah mencapai puncak dari pertumbuhan dan perkembangan, maka akan terjadi proses penuaan.

Proses penuaan (aging) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita. Proses penuaan terjadi secara terus menerus dalam kehidupan manusia yang ditandai dengan perubahan-perubahan anatomik, fisiologik dan biomekanis dalam tubuh sehingga akan mempengaruhi fungsi sel, jaringan dan organ tubuh.2Dalam bidang keodkteran gigi, penuaan dapat berpengaruh terhadap tulang, sendi, otot pada fungsi stomatognatik. Efek dari penuaan dapat terihat secara langsung pada lansia, seperti contoh adalah adanya atrofi otot-otot mastikasi, dan teresorpsinya linggir alveolar akibat tanggalnya gigi sehingga menyebabkan adanya perbedaan morfologi dari tulang mandibula pada lansia.3

Gambar 1. Ilustrasi kadaan Mandibula pada Manusia akibat Penuaan. Sumber: http://intranet.tdmu.edu.ua Proses PengunyahanProses pengunyahan dapat juga disebut dengan proses mastikasi. Pengunyahan adalah proses menghancurkan partikel makanan di dalam mulut, dibantu dengan saliva yang dihasilkan oleh kelenjar ludah sehingga mengubah ukuran dan konsistensi makanan yang akhirnya membentuk bolus yang mudah ditelan.4 Penghancuran makanan dilakukan oleh gigi-geligi dengan bantuan otot-otot pengunyahan dan pergerakan kondilus mandibula melalui artikulasi temporomandibula.Proses mastikasi terjadi karena adanya kerjasama antara gigi geligi, otot-otot mastikasi, TMJ, dan lidah.4a. Otot-otot mastikasi

Gambar 2: Otot-Otot Pengunyahan.Sobotta Johannes, R.Putz,R.Pubst , Anna N Taylor Williams &Wikins,Sobotta Atlas of Human Anatomy.1997Otot Mastikasi5Fungsi

Temporalis Mengangkat mandibula Menutup mandibula Memundurkan mandibula

Masseter Mengangkat mandibula Menutup mandibula

Pterygoideus medial Menutup rahang bersama pterygoideus lateral Membantu pergerakan rahang

Pterygoideus lateral Membuka dn memajukan mandibula Menggerakkan mandibula ke segala sisi

Digastrikus Menaikkan tulang hioideus Membuka mulut dan menurunkan mandibula

b. Temporomandibular JointTemporomandibular Joint (TMJ) merupakan sendi sinovial yang menghubungkan mandibula dengan tulang temporal pada posisi yang tepat. TMJ sangat berfungsi dalam proses membuka dan menutup mulut.c. LidahLidah berfungsi untuk membantu mencampur dan menelan makanan, mempertahankan makanan agar berada di antara gigi-gigi atas dan bawah saat proses mengunyah makanan.d. GigiGigi berfungsi dalam menghaluskan bolus makanan. Gigi sangat berperan dalam proses mastikasi. Pada orang yang memiliki gigi lengkap biasanya memiliki efektivitas pengunyahan yang tinggi dibanding dengan orang yang tidak bergigi. 4Proses mastikasi terdiri dari beberapa tahap, yaitu tahap membukanya mandibula, tahap menutup mandibula dan tahap berkontaknya gigi antagonis satu sama lain atau kontak gigi dengan bolus makanan. Pada siklus mengunyah, saat makanan padat diubah menjadi lebih kecil dan dapat ditelan, terdapat tiga fase:61. Fase membuka (opening phase)Pada fase ini, mandibula akan mengalami depresi sehingga mulut membuka yang mengakibatkan gigi maksila dan mandibula terpisah. Pada keadaan normal, gigi maksila dan mandibula hanya terpisah beberapa millimeter saja dan kondilus mandibula berada pada bagian tertinggi dari fossa mandibula (glenoid). Sedangkan, gerakan membuka mulut maksimum adalah 50 sampai 60 mm, tergantung pada usia dan ukuran rahang individu.

Pada saat rahang bawah bergerak lambat, slow phase dan sedikit demi sedikit membuka. Selama fase lambat ini tulang hyoid bergerak naik dan maju. Dan ketika tulang hyoid maju lebih ke depan rahang maka rahang terbuka lebih cepat atau disebut fast open phase. Tiap fase ini memerlukan waktu 0,8 0,9 detik untuk menyelesaikan beban mastikasi. Ketika mulut membuka saat mengunyah, terjadi pergerakan atau rotasi engsel dari kondilus, tetapi tidak terjadi translasi. Gerakan rotasi ini terjadi pada fossa glenoid.

Pada fase ini, otot yang berkontraksi adalah otot masseter, otot temporalis, dan otot pterigoid medialis (ada di antara kranium dan mandibula).

2. Fase menutup (closing phase)Saat closing phase, mandibula akan mengalami elevasi sehingga akan memunculkan kontak antar gigi, makanan, dan gigi. Ketika gigi berkontak dengan makanan, terjadi power stroke, yaitu penekanan pada makanan. Pada fase ini, gerakan rahang yang terjadi adalah gerakan vertikal, dimana terjadi penghancuran makanan dengan menggunakan gigi insisivus dan posterior pada satu sisi (working side), sedangkan gigi posterior pada non-working side dapat berkontak atau tidak. Selanjutnya, akan dilanjutkan dengan fase tiga. Tekanan mastikasi yang terjadi di antara gigi-gigi disebabkan karena adanya aktivasi otot-otot elevasi rahang.3. Fase oklusal atau intercuspalSaat fase oklusal, tidak terjadi gerakan vertikal, melainkan gerakan horizontal buko-lingual, dengan gigi-gigi maksila dan mandibula dalam keadaan saling kontak atau dipisahkan oleh selapis tipis makanan. Selama proses fase ini tekanan yang terjadi antar gigi-gigi lebih kecil, yaitu sekitar 70-150 N. Besar tekanan mastikasi tergantung dari tekstur makanan. Bila makanan keras (contoh: kacang), maka nilai tekanannya juga semakin besar dan bila makanannya lunak (contoh: keju), maka nilai tekanannya akan lebih rendah.

Kontak oklusal yang terjadi pada oklusi sentrik, setidaknya 80% sampai 90% dari semua siklus mengunyah. Selama proses mengunyah, mandibula akan bergerak dari satu sisi ke sisi lain. Kondilus pada working side akan bergerak ke arah lateral sebesar 1-5 mm (pergerakan Bennet) dan sedikit lebih ke posterior pada fossa glenoid. Sedangkan, kondilus pada non-working side akan bergerak ke eminensia, tetapi belum mencapai puncak eminensia dan sedikit ke medial. Pada transisi dari fase oklusal atau intercuspal ke posisi istirahat mandibula, terjadi sedikit rotasi pada TMJ (sekitar 20) dan sedikit gerakan vertikal. . Gambar 3. Siklus dalam Proses Pengunyahan(Redrawn frm Rowe,A.M.R and Jhons , R.B (Eds) A Companion to dental studies Vol 1 part 1 )

Pengaruh Usia terhadap Proses MastikasiFungsi mastikasi terpengaruh seiring dengan berjalannya usia. Seiring dengan berjalannya usia, maka akan terjadi regresi pada fungsi tubuh. Regresi fungsi tubuh mulai terjadi pada usia 25 hingga 30 tahun dan akan berlanjut terus menerus. Bertambahnya umur dapat memengaruhi beberapa aspek, diantaranya adalah fungsi mastikasi.7Faktor yang mempengaruhi mastikasi diantaranya adalah konsistensi makanan, kontak gigi geligi, otot-otot mastikasi, pensarafan, dan usia. 1. Kontak gigi geligiProses penghancuran makanan terjadi akibat adanya gerakan searah ataupun berlawanan arah dari gigi rahang atas dan rahang bawah. Karena adanya gigi geligi, maka akan dijumpai adanya tekanan oklusal, kontak oklusal, dan tekanan kunyah maksimum.8Kazunori Ikebe et al.8 melakukan penelitian mengenai hubungan antara fungsi mastikasi dengan umur, kontak oklusal, tekanan oklusal, dan aliran saliva. Dalam penelitian tersebut dapat diketahui bahwa kontak oklusal, tekananan oklusal dan aliran saliva merupakan faktor yang signifikan dalam pengaruhnya pada proses mastikasi.Kontak gigi-geligi dapat terjadi jika adanya gigi. Jika pasien tersebut edentulous, maka kontak antar gigi tidak akan terjadi. Maka dari itu, kulaitas dari fungsi pengunyahan pun akan semakin kecil.1.1. Umur dan Tekanan Kunyah Tekanan kunyah maksimum adalah tekanan maksimum pada sesorang dalam memfragmentasi makanan. 9 Tekanan oklusal termasuk ke dalam tekanan kunyah. Tekanan kunyah maksimum sangat berhubungan dengan mastikasi dan dipengaruhi oleh berbagai factor, diantaranya adalah umur.Patricia et al.9 mengadakan sebuah studi dengan membagi 100 individu ke dalam lima kelompok usia dan jenis kelamin, yaitu Prepubescent, Pubesecent, Postpubescent, Young Adult, dan Adult pada masing-masing jenis kelamin.Tabel 1. Kelompok Umur Menurut Perkembangan Manusia dan Ukuran Sampel dari Percobaan yang dilakukan Patricia et al. 9Tekanan kunyah maksimum diukur dengan menempatkan alat dynamometer pada molar pertama kanan dan kiri. Pengukuran dilakukan dengan meminta individu untuk menggigit sekeras yang mereka bisa sebanyak tiga kali dengn interval tiap gigitan dua menit.

Grafik 1. Tekanan Kunyah Maksimum (dalam Newton) pada lima Kelompok umur.9Dari grafik dapat diketahui bahwa untuk wanita, tekanan pengunyahan akan menurun pada usia 13-14,9 tahun dan akan terus menurun hingga usia 15-17,9 tahun lalu akan naik dengan pesat saat usia18-24,9 tahun yang pada akhirnya akan berangsur-angsur menurun seiring dengan bertambahnya usia. Pada pria, tekanan pengunyahan akan terus menurun sampai usia 19,9 tahun lalu akan mningkat seiring dengan berjalannya usia.Bonjardim et al menyatakan bahwa tekanan maksimum pengunyahan akan menurun pada setiap orang pada usia di atas 35 tahun yang disebabkan oleh perubahan hormon.10 Penilitian lain menyatakan bahwa tekanan pengunyahan akan menurun pada usia 25 tahun pada wanita dan 45 tahun untuk pria. Hal ini dapat disimpulkan bahwa seiring dengan bertambahya usia, maka akan terjadi penurunan tekanan pengunyahan dan hal tersebut dapat bergantung oleh factor jenis kelamin.2. Umur dan Aliran SalivaManula mengeluarkan jumlah saliva yang lebih sedikit pada keadaan istirahat, saat berbicara, maupun saat makan. Keadaan ini disebabkan oleh adanya perubahan, atropi pada kelenjar saliva sesuai dengan pertambahan umur yang akan menurunkan produksi saliva dan mengubah komposisinya sedikit. Berubahnya komposisi dari saliva akan mengakibatkan berubahnya aliran saliva seseorang. Aliran saliva menurun pada usia di atas 60 tahun, bahkan pada wanita sudah mulai berkurang sesudah menopause. Muayad et al. menyatakan bahwa usia sangat mempengaruhi aliran saliva yang tidak distimulasi. 11 Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Kazunori Ikebe et al.8 yang menyatakan bahwa usia memengaruhi aliran saliva secara signifikan sehingga terjadi penurunan fungsi pengunyahan seiring dengan bertambahnya usia.3. Usia dan Otot-otot PengunyahanMastikasi merupakan sebuah proses yang kompleks. Proses mastikasi malibatkan aktivitas dari otot facial, elevator, dan otot suprahyoid serta otot lidah.12 dengan adanya penuaan, fungsi stomatognatik akan berubah dan kemampuan untuk mengunyah berkurang karena aktivitas dari otot pengunyahan akan berkurang.13Marcello et al.14 melakukan sebuh penelitian dengan 170 sampel (40 sampel dengan keadaan gigi becampur dan 137 dengan keadaan gigi lengkap). Sampel tersebut dikelompokkan ke dalam lima group: I (7-12 tahun), II (13-20 tahun), III (21-40 tahun), IV (41-60 tahun),dan V (61-80 tahun). Proses mastikasi menggunakan perekam elektromyografik untuk mengevaluasi kerja dari otot-otot pengunyahan (otot masseter kanan-kiri dan otot temporal kanan-kiri). Penelitian menggunakan tiga jenis makanan yaitu parfain, kacang, dan kismis.

Tabel 2. Hasil dari Pengukuran Aktivitas Otot Pengunyahan pada lima Kelompok Umur.14

Dari penelitian tersebut, dapat diketahui bahwa ada perubahan pada kerja otot massseter dan temporalis saat dewasa (Kelompok III) yaitu saat berumur 21-40 tahun. Terdapat kenaikan dari aktivitas otot pengunyahan pada saat remaja disbanding dengan kelompok anak-anak, lalu menurun saat dewasa dan akan semakin meningkat pada usia 61-80 tahun. Massa otot masseter dan temporal akan menurun dari usia 20 hingga 90 tahun. Terdapat pengurangan secara progresif sampai hampir 40% pada usia 25 hingga 75 tahun.14

Tsugokko et al. 15 dalam studinya memaparkan bahwa aktivitas otot berkurang dan tekanan oklusal bertambah seiring dengan bertambahnya usia. Penelitian tentang otot-otot penutupan mulut menunjukkan perpanjangan fase konstraksi sejalan dengan usia, yang menunjukkan perubahan umum dari otot atau hilangnya serabut otot untuk gerakan mandibula berkaitan dengan pertambahan usia. Reduksi lebih lanjut pada ketebalan otot rahang ditemukan pada orang tidak bergigi dibanding yang masih bergigi. Ini membuktikan bahwa tingkat tekanan pengunyahan dan efisiensi pengunyahan berkurang banyak pada pasien yang gigi-geligi aslinya sudah diganti gigi tiruan. 16

Kesimpulan

Fungsi pengunyahan adalah suatu proses terpenting bagi makhluk hidup. Fungsi pengunyahan dipengaruhi oleh berbagai factor seperti keadaan gigi, keadaaan saraf, aktivitas otot , serta konsistensi makanan. Namun, seiring dengan betambahnya usia maka akan terjadi penurunan dari fungsi pengunyahan. Hal itu dapat dilihat dari tekanan kunyah maksimum, aliran saliva, kontak oklusal pada gigi, dan aktivitas dari otot pengunyahan yang semakin berkurang seiring berjalannya usia. Oleh karena itu, dengan meningkatnya usia maka menjaga jumlah gigi dan kesehatan muut sangatlah peniting agar fungsi pengunyahan tetap baik.

Daftar Pustaka1. Rob G. Sacco. Re-Envisaging the Eight Developmental Stages of Erik Erikson: TheFibonacci Life-Chart Method (FLCM). Journal of Educational and Developmental Psychology; 2013, Vol. 3, No. 1. 2. Silalahi Jansen. 2006. Makanan Fungsional. Yogyakarta. Kanisius.3. Emami Elham, Freitas Raphael, Kabawat Marwa, Feine Jocelyne S. The Impact of Edentulism on Oral and General Health. International Journal of Dentistry Volume 2013 (2013).4. Chen Jianshe, Engelen Lina . 2012. Food Oral Processing: Fundamentals of Eating and Sensory Perception. Oxford, UK. Wiley5. Sembulingam K, Sembulingam Prema. 2012. Essentials of Medical Physiology. New Dlhi. Jaypee Brothers6. Christopher L. B. Lavelle . 2013. Applied Oral Physiology. United Kingdom. Wright.7. Mioche Laurence, Bourdiol Pierre, Peyron Marlie Abnes. Influence of age on mastication: effects on eating behavior. Nutrition Research Review. France. 2004. 43-548. Ikebe Kazunori. Matsuda Ken-ichi. Yoshinaka Masako. Renner Robert P. Association of Masticatory Performance with Age, Posterior Occlusal Contacts, Occlusal Force, and Salivary Flow in Older Adults. Japan. Volume 19 Number5. 2005.9. Takaki Patricia, Vieria Marilena, Bommarito Silvan. Maximum bite force analysis in different age groups.Int Arch Othorhynolarngol 2014;18:272-6.10. Bonjardim LR, Gavio MBD, Pereira LJ, Castelo PM. Bite force determination in adolescents with and without temporomandibular dysfunction. J Oral Rehabil 2005;32(8):57758311. Rabee Muayad K, Alwan Alia Mahmood. Evaluation of Resting (unstimulated) flow Rates of whole Saliva in Relation to Age and Gender+. Baghdad. 2009.12. Pereira LJ, Duarte Gaviao MB, Van Der Bilt A. Influence of oral characteristics and food products on masticatory function. Acta Odontol Scand 2006;64:193-201.13. Galo R, Vitti M, Santos CM, Hallak JE, Regalo SC. The effectf age on the function of the masticatory systeman electromyographical analysis. Gerodontology 2006;23:177-182.14. Palinkas Marcelo. Cecilio Flavia. SIessere Selma. Aging of masticatory efficiency in healthy subjects: electromyographic analysis- part 2. Acta odontol latinoam. Volume 26 no.3 Buenos Aires 201315. Kondo Tsugoko Miyauchi Keiko, Aoki Shigeto, Tamura Yasuo. Changes of occlusal force and masticatory muscle activity with age in extremely low and very low birthweight infants. Pediatric Dental Journal 16 (1). 2006. 35-42. 16. Alajbeg I., Melita, Illes, D. The influence of dental status on masticatory muscles activity in elderly patients. Departement of prosthodontics of School of Medicine, 2005.