03104051 heri supriyanto

Upload: sahdi-eng

Post on 02-Mar-2016

24 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

file orang

TRANSCRIPT

  • TUGAS AKHIR

    STUDI EVALUASI PENAMBAHAN KAPASITAS DERMAGA OIL JETTY PLTU PAITON DARI 8000 DWT MENJADI 30000 DWT

    HERI SUPRIYANTO NIM NIM : 03104051

    Dosen Pembimbing :SAPTO BUDI WASONO, ST. MTROBY SISWANTO, ST. MT

    JURUSAN TEKNIK SIPILFakultas Teknik Sipil Universitas NarotamaSurabaya 2008

  • bSTUDI EVALUASI PENAMBAHAN KAPASITAS DERMAGA OIL JETTY PLTU PAITON DARI 8000 DWT MENJADI

    30000 DWT

    TUGAS AKHIRDiajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

    pada

    Program Studi S-1 Jurusan Teknik SipilFakultas Teknik SipilUniversitas Narotama

    Oleh :Heri SupriyantoNIM : 03104051

    Disetujui oleh Pembimbing Tugas Akhir :

    SAPTO BUDI WASONO, ST. MT. ..

    ROBY SISWANTO, ST . MT .............................

    SURABAYAMEI, 2008

  • cSTUDI EVALUASI PENAMBAHAN KAPASITAS DERMAGA OIL JETTY PLTU PAITON DARI 8000 DWT MENJADI

    30000 DWT

    Nama Mahasiswa : Heri SupriyantoNRP : 03104051Jurusan : Teknik Sipil FTSP-NAROTAMADosen Pembimbing : Sapto Budi Wasono, ST.MT.

    Roby Siswanto,ST.MT.

    Abstrak

    Dermaga Oil Jetty merupakan dermaga bongkar minyak bakar PLTU Paiton, dengan kapasitas ijin penggunaan 8000 DWT. Dengan adanya kemungkinan penurunan keandalan peralatan bongkar batu bara di dermaga Coal Jetty dimungkinkan pemaanfaatan dermaga Oil Jetty sebagai dermaga alternatif. Pemanfaatan Dermaga Oil Jetty yang berkapasitas 8000 DWT digunakan sebagai dermaga bongkar batu bara yang berkapasitas sampai dengan 40.000 DWT diperlukan suatu kajian atau studi kapasitas daya tampung atau sandar kapal.

    Kontruksi dermaga Oil Jetty berukuran 24,5 meter x 38 meter dengan tipe open pier dan trestel merupakan kontruksi flate plate yang merupakan sistem pelat lantai dua arah yang memikul beban kerja langsung kekolom tanpa distribusi kearah balok panelnya. Struktur dermaga diperkirakan menggunakan karakteristik mutu beton 400 dan mutu baja tulangan U-32. Tiang pancang menggunakan jenis pipa baja berdiameter 609,6 mm dengan ketebalan 10,3mm.

    Beban horizontal yang terjadi dari beban kapal 8.000 DWT sampai 30.000 DWT diketahui sebesar Bobot 8000 DWT didapat E = 19,35 ton.mBobot 10.000 DWT didapat E = 23,81 ton.mBobot 15.000 DWT didapat E = 27,907 ton.mBobot 20.000 DWT didapat E = 28,55 ton.mBobot 30.000 DWT didapat E = 31,01 ton.m.

    Dari berbagai model pembebanan diharapkan dapat diketahui kapasitas sebenarnya dermaga Oil Jetty.

    Evaluasi ditinjau dari segi ketentuan Topographi dan Bathimetry disimpulkan bahwa Kapal dengan bobot 8.000 DWT - 10.000 DWT dapat diperkenankan untuk bersandar, sedang pada kapal dengan bobot 15.000 - 30.000 DWT kedalaman perairan dermaga Oil Jetty tidak mencukupi. Untuk mengatasi hal tersebut maka harus dilakukan pengerukan sampai kedalaman minimal -13,5 meter

    Evaluasi ditinjau dari struktur dermaga disimpulkan bahwa :1. Dermaga Oil Jetty mampu untuk disandari kapal berbobot 8.000 DWT dengan kombinasi

    beban 1 sampai dengan 8 (comco 1 ~ 8) berdasarkan Momen ijin (Mn) dibanding dengan momen maksimum yang terjadi (Mu).

    2. Dermaga Oil Jetty mampu untuk disandari kapal berbobot 10.000 ~ 30.000 DWT dengan kombinasi beban 1, 2, 4, 6, 7 dan 8 (comco 1,2,4,6,7,8) berdasarkan Momen ijin (Mn) dibanding dengan momen maksimum yang terjadi (Mu).

    3. Dermaga Oil Jetty tidak mampu untuk disandari kapal berbobot 10.000 ~ 30.000 DWT dengan kombinasi beban 3 & 5 (comco 3 & 5) berdasarkan Momen ijin (Mn) dibanding dengan momen maksimum yang terjadi (Mu).

    4. Penggunaan Dermaga Oil Jetty pada kapal dengan bobot 10.000 DWT ~ 30.000 DWT diatur dengan ketentuan- ketentuan khusus (mengacu pada kombinasi pembebanan).

    Kata kunci: Dermaga, Trestel, Flat plate,Punching shear,Tiang pancang

  • dKATA PENGANTAR

    Assalamualaikum Wr. Wb

    Syukur Alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan segala kemudahan dan hidayah Nya sehingga kami bisa menyelesaikan penulisan tugas akhir ini tanpa hambatan yang berarti.

    Pada kesempatan ini ijinkanlah kami menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya atas bimbingan dan dorongan tiada henti kepada kami selama penyusunan tugas akhir ini. 1. Kedua orang tua kami tercinta yang selalu memberi semangat , dorongan , motivasi ,dan doa tiada

    henti .2. Istriku tercinta dan ana-anakku tersayang yang sabar meluangkan waktu keluarga.3. Bapak M. Ikhsan Setiawan, ST.MT. selaku ketua Dekan Fakultas Teknik Sipil , FTSP Narotama. 4. Bapak Sapto Budi Wasono, ST.MT. selaku dosen penguji.5. Bapak Roby Siswanto,ST.MT. sebagai Dosen Pembimbing yang selalu memberikan saran dan arahan

    dalam mencapai hasil yang terbaik dalam tugas akhir ini.6. Bapak A. Kayis, Ir sebagai Dosen Koordinator yang tak kenal lelah memberikan semangat dan

    bantuan7. Seluruh Dosen Jurusan Teknik Sipil yang telah meluangkan waktu untuk memberikan ilmunya .8. Sahabatku Andika yang telah membantu banyak bantuan pada penulis dalam menyelesaikan tugas

    akhir ini.9. Seluruh sobat seperjuangan yang tidak pantang menyerah yang telah bersama-sama berjuang

    menyelesaikan studi di Teknik Sipil Narotama, ayo maju terus pantang mundur . Semoga kita sukses bersama.

    Tulisan ini masih jauh dari sempurna, maka dari itu segala saran yang bersifat konstruktif sangat kami harapkan demi tercapainya hasil yang terbaik bagi kita semua .

    Surabaya, Mei 2008

    Heri Supriyanto

  • eDAFTAR ISI

    Halaman JudulHalaman PengesahanAbstrak iKata Pengantar iiDaftar Isi iiiDaftar Tabel xDaftar Gambar xii

    Bab I Pendahuluan 11.1 Latar Belakang 11.2 Rumusan Masalah 21.3 Maksud dan Tujuan 21.4 Batasan Masalah 21.5 Manfaat Penulisan 21.6 Lokasi Studi 3

    Bab II Landasan Teori 62.1 Umum 62.2 Data-data yang berhubungan dengan evaluasi dermaga 62.3 Macam dan Jenis Kapal 6

    2.3.1 Kapal Penumpang 82.3.2 Kapal Barang 8

    2.4 Topografi dan Bathymentri 92.5 Hydro Oceanografi 9

    2.5.1 Angin dan Tekanan Angin 102.5.2 Pasang Surut 102.5.3 Gelombang Laut 122.5.4 Arus Laut 12

    2.6 Kondisi Tanah Dasar 132.6.1 Besaran Tanah 132.6.2 Penyelidikan Tanah 13

    2.7 Parameter Penentuan Ukuran Pelabuhan 152.7.1 Panjang 152.7.2 Lebar 162.7.3 Kedalaman 16

    2.8 Konstruksi Dermaga 162.8.1 Dermaga 162.8.2 Trestel 172.8.3 Dolphin Penambat 17

    2.9 Gaya-gaya Yang Bekerja Pada Dermaga 172.9.1 Gaya Vertikal 18

    2.9.1.1 Beban Mati 182.9.1.2 Beban Hidup 182.9.1.3 Beban Terpusat 18

    2.9.2 Gaya Horizontal 182.9.2.1 Gaya Akibat Angin 192.9.2.2 Gaya Akibat Arus 202.9.2.3 Gaya Akibat Benturan Kapal 202.9.2.4 Gaya Tarikan Kapal 252.9.2.5 Gaya Akibat Gempa 25

    2.10 Perhitungan Konstruksi Bagian Atas 262.10.1 Perhitungan Plat 262.10.2 Fender 272.10.3 Alat Penambat 28

  • f2.11 Perhitungan Konstruksi Bagian Bawah 292.11.1 Pondasi Dangkal dan Pondasi Dalam 292.11.2 Tiang Pancang dan Pilar Bor 292.11.3 Macam Tiang Pancang 30

    2.11.3.1 Tiang Pancang Menurut Pemindahan Beban 302.11.3.2 Tiang Pancang Menurut Bahan 312.11.3.3 Fungsi Tiang Pancang 322.11.3.4 Perhitungan Tiang Pancang 322.11.3.5 Pemilihan Tiang Pancang 33

    2.11.4 Daya Dukung Tanah 33

    Bab III Metodologi Pembahasan 363.1 Langkah-langkah Penyusunan 363.2 Sumber Data 363.3 Langkah-langkah Pengolahan Data 37

    Bab IV Analisa Data dan Pembahasan 39 4.1 Sejarah Singkat PT PJB UP Paiton 394.2 Dermaga Oil Jetty 444.3 Jenis Kapal yang Bersandar 464.4 Data Topografi dan Bathymetri 47

    4.4.1 Data Topografi 474.4.2 Data Bathymetri 474.4.3 Data Sendimentasi 48

    4.5 Hydro Oceanografi 484.5.1 Data Angin dan Tekanan Angin 484.5.2 Data Pasang Surut 494.5.3 Gelombang Laut 494.5.4 Arus Perairan 50

    4.6 Evaluasi Kapasitas Dermaga 504.6.1 Ketentuan panjang Kapal 504.6.2 Ketentuan Kedalaman Perairan 52

    4.7 Evaluasi Struktur Dermaga 534.7.1 Beban Horizontal Akibat Sandar Kapal 534.7.2 Beban Vertikal 63

    4.7.2.1 Data-data Dermaga 634.7.2.2 Peraturan-peraturan 634.7.2.3 Kualitas Material 634.7.2.4 Perencanaan Pembebanan 644.7.2.5 Pembebanan 654.7.2.6 Gambar Pembebanan Dermaga 67

    4.7.3 Hasil Perhitungan SAP 2000 684.7.3.1 Akibat Bobot Kapal 8.000 DWT 684.7.3.2 Akibat Bobot Kapal 10.000 DWT 684.7.3.3 Akibat Bobot Kapal 15.000 DWT 694.7.3.4 Akibat Bobot Kapal 20.000 DWT 694.7.3.5 Akibat Bobot Kapal 30.000 DWT 70

    4.7.4 Kontrol Perhitungan Dimensi 704.7.4.1 Kontrol Dimensi Kolom 704.7.4.2 Kontrol Dimensi Plate 72

    4.7.5 Kontrol Momen Nominal Tulangan Terpasang 744.7.5.1 Bobot Kapal 8.000 DWT 764.7.5.2 Bobot Kapal 10.000 DWT 774.7.5.3 Bobot Kapal 15.000 DWT 784.7.5.4 Bobot Kapal 20.000 DWT 784.7.5.5 Bobot Kapal 30.000 DWT 79

    4.7.6 Kontrol Geser Antara Joint Plate dan Tiang Pancang 80

  • g4.7.7 Kontrol Tiang Pancang Terhadap Beban Vertikal 84

    Bab V Kesimpulan Dan Saran 87

    Daftar Pustaka

    Lampiran Lampiran Data Performance Fender CSS 800 Shibata Data Dimensi Fender CSS 800 Shibata Dimensi Kapal rangkuman Fentek Produk Typical Berthing Location by Fentek Berthing Velocity by Fentek Data SPT tanah PLTU Paiton Bore hole 6 (lokasi dermaga Oil Jetty) Analisa awal dari LPPM ITS

  • hTABEL

    Tabel 2.1. Tinggi gelombang yang di perkenankan dikaitkan dengan besar ukuran dan jenis kapal 12

    Tabel 2.2. Kecepatan merapat kapal pada dermaga 21

    Tabel 2.3. Berthing Velocity 22

    Tabel 2.4. Gaya Tarik pada Bollard 25

    Tabel 2.5. Faktor Keamanan untuk Kapasitas dukung Aksial Tiang Pancang 35

    Tabel 2.6. Angka Keamanan untuk Gaya Cabut Tiang Pancang 35

    Tabel 4.1. Kapasitas Terpasang PLTU Paiton 39

    Tabel 4.2. Data Angin Tahunan 49

    Tabel 4.3. Reaction Force Fender CSS-800 akibat beban horisontal 62

    Tabel 4.4. Tegangan Leleh Karakteristik Baja Tulangan 63

    Tabel 4.5. Beban Horisontal yang diterima dermaga vs. bobot kapal 65

    Tabel 4.6. Nilai Response Spectrum 67

    Tabel 4.7. Element Force Area Shell SAP 2000 beban 8000 DWT 68

    Tabel 4.8. Element Force Area Shell SAP 2000 beban 10000 DWT 68

    Tabel 4.9. Element Force Area Shell SAP 2000 beban 15000 DWT 69

    Tabel 4.10. Element Force Area Shell SAP 2000 beban 20000 DWT 69

    Tabel 4.11. Element Force Area Shell SAP 2000 beban 30000 DWT 70

    Tabel 4.12. Ketentuan Tebal Plat 72

    Tabel 4.13. Mu dibanding Mn dari bobot kapal 8000 DWT 77Tabel 4.14. Mu dibanding Mn dari bobot kapal 10000 DWT 77Tabel 4.15. Mu dibanding Mn dari bobot kapal 15000 DWT 78Tabel 4.16. Mu dibanding Mn dari bobot kapal 20000 DWT 78Tabel 4.17. Mu dibanding Mn dari bobot kapal 30000 DWT 79Tabel 4.18. Vu dibanding Vn dari bobot kapal 8000 DWT 82Tabel 4.19. Vu dibanding Vn dari bobot kapal 10000 DWT 82Tabel 4.20. Vu dibanding Vn dari bobot kapal 15000 DWT 83Tabel 4.21. Vu dibanding Vn dari bobot kapal 20000 DWT 83Tabel 4.22. Vu dibanding Vn dari bobot kapal 30000 DWT 83

  • iGAMBAR

    Gambar 1.1. Lokasi PLTU Paiton 4

    Gambar 1.2. Kondisi awal pantai sekitar pelabuhan Oil Jetty 5

    Gambar 2.1. Dimensi Kapal 23

    Gambar 2.2. Effectife Berthing Energy 24

    Gambar 4.1. Diagram alir Proses PLTU Paiton 42

    Gambar 4.2. Diagram Alir Penanganan Air Tawar 42

    Gambar 4.3. Diagram Alir Penanganan Batu Bara 44

    Gambar 4.4. Dermaga Oil Jetty 46

    Gambar 4.5. Peta Bathymetri oleh PT DAB 2003 48

    Gambar 4.6. Level Minimal Fulldraft Kapal 52

    Gambar 4.7. Beban Terpusat Truk 65

    Gambar 4.8. Kurva Respons Spectrum 66

    Gambar 4.9. Pembebanan pada Dermaga 67

    Gambar 4.10 Daerah Pembebanan Kolom 71

    Gambar 4.11 Penampang Persegi Ekuivalen untuk Komponen Pendukung 73

    Gambar 4.12 Dimensi Tulangan Terpasang 74

    Gambar 4.13 Analisis Balok Bertulang Rangkap 75

    Gambar 4.14 Hubungan Slab dan Kolom 81

    Gambar 4.15 Konstruksi Tiang Pancang dan Kedalaman 85

  • jDAFTAR PUSTAKA

    1. Marine Fender Design Manual Bridgestone , Bridgestone Japan

    2. Shibata Marine Product, Shibata

    3. Fentek Marine Product, Fentek

    4. Perencanaan Pelabuhan, Soejono Kramadibrata (2001)

    5. Pelabuhan, Prof. Ir. Bambang Triatmodjo (1996)

    6. Struktur Beton Bertulang, Ir. Istimawan Dipohusodo (1994), Penerbit PT Gramedia

    7. Design & Construction of Ports & Marine Structures, Alonzo DeF Quinn (1972),

    Penerbit Mc Graw Book Company

    8. Struktur Beton bertulang , Edward G. Nawy (1990)

    9. Standart Perencanaan Ketahanan Gempa untuk struktur bangunan Gedung, SNI

    1726-2002

    10. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung, SNI 03-2847-2002

    11. Analisa Dinamik Gedung 5 Lantai menggunnakan SAP 2000 (GEMPA RESPONSE

    SPECTRUM DAN TIME HISTORY ANALYSIS), A. Khoirur Roziq.

    12. Aplikasi SAP 2000

    13. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG), Dinas Pekerjaan Umum

    (1983).

    TUGAS AKHIR

    STUDI EVALUASI PENAMBAHAN KAPASITAS DERMAGA OIL JETTY PLTU PAITON DARI 8000 DWT MENJADI 30000 DWT

    HERI SUPRIYANTO NIM NIM : 03104051

    Dosen Pembimbing :

    SAPTO BUDI WASONO, ST. MT

    ROBY SISWANTO, ST. MT

    JURUSAN TEKNIK SIPIL

    Fakultas Teknik Sipil

    Universitas Narotama

    Surabaya 2008

    STUDI EVALUASI PENAMBAHAN KAPASITAS DERMAGA OIL JETTY PLTU PAITON DARI 8000 DWT MENJADI 30000 DWT

    TUGAS AKHIR

    Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

    pada

    Program Studi S-1 Jurusan Teknik Sipil

    Fakultas Teknik Sipil

    Universitas Narotama

    Oleh :

    Heri Supriyanto

    NIM : 03104051

    Disetujui oleh Pembimbing Tugas Akhir :

    SAPTO BUDI WASONO, ST. MT.

    ..

    ROBY SISWANTO, ST . MT

    .............................

    SURABAYA

    MEI, 2008

    STUDI EVALUASI PENAMBAHAN KAPASITAS DERMAGA OIL JETTY PLTU PAITON DARI 8000 DWT MENJADI 30000 DWT

    Nama Mahasiswa

    : Heri Supriyanto

    NRP

    : 03104051

    Jurusan

    : Teknik Sipil FTSP-NAROTAMA

    Dosen Pembimbing: Sapto Budi Wasono, ST.MT.

    Roby Siswanto,ST.MT.

    Abstrak

    Dermaga Oil Jetty merupakan dermaga bongkar minyak bakar PLTU Paiton, dengan kapasitas ijin penggunaan 8000 DWT. Dengan adanya kemungkinan penurunan keandalan peralatan bongkar batu bara di dermaga Coal Jetty dimungkinkan pemaanfaatan dermaga Oil Jetty sebagai dermaga alternatif. Pemanfaatan Dermaga Oil Jetty yang berkapasitas 8000 DWT digunakan sebagai dermaga bongkar batu bara yang berkapasitas sampai dengan 40.000 DWT diperlukan suatu kajian atau studi kapasitas daya tampung atau sandar kapal.

    Kontruksi dermaga Oil Jetty berukuran 24,5 meter x 38 meter dengan tipe open pier dan trestel merupakan kontruksi flate plate yang merupakan sistem pelat lantai dua arah yang memikul beban kerja langsung kekolom tanpa distribusi kearah balok panelnya. Struktur dermaga diperkirakan menggunakan karakteristik mutu beton 400 dan mutu baja tulangan U-32. Tiang pancang menggunakan jenis pipa baja berdiameter 609,6 mm dengan ketebalan 10,3mm.

    Beban horizontal yang terjadi dari beban kapal 8.000 DWT sampai 30.000 DWT diketahui sebesar

    Bobot 8000 DWT didapat E = 19,35 ton.m

    Bobot 10.000 DWTdidapat E = 23,81 ton.m

    Bobot15.000 DWTdidapat E = 27,907 ton.m

    Bobot20.000 DWT didapat E = 28,55 ton.m

    Bobot30.000 DWT didapat E = 31,01 ton.m.

    Dari berbagai model pembebanan diharapkan dapat diketahui kapasitas sebenarnya dermaga Oil Jetty.

    Evaluasi ditinjau dari segi ketentuan Topographi dan Bathimetry disimpulkan bahwa Kapal dengan bobot 8.000 DWT - 10.000 DWT dapat diperkenankan untuk bersandar, sedang pada kapal dengan bobot 15.000 - 30.000 DWT kedalaman perairan dermaga Oil Jetty tidak mencukupi. Untuk mengatasi hal tersebut maka harus dilakukan pengerukan sampai kedalaman minimal -13,5 meter

    Evaluasi ditinjau dari struktur dermaga disimpulkan bahwa :

    1. Dermaga Oil Jetty mampu untuk disandari kapal berbobot 8.000 DWT dengan kombinasi beban 1 sampai dengan 8 (comco 1 ~ 8) berdasarkan Momen ijin (Mn) dibanding dengan momen maksimum yang terjadi (Mu).

    2. Dermaga Oil Jetty mampu untuk disandari kapal berbobot 10.000 ~ 30.000 DWT dengan kombinasi beban 1, 2, 4, 6, 7 dan 8 (comco 1,2,4,6,7,8) berdasarkan Momen ijin (Mn) dibanding dengan momen maksimum yang terjadi (Mu).

    3. Dermaga Oil Jetty tidak mampu untuk disandari kapal berbobot 10.000 ~ 30.000 DWT dengan kombinasi beban 3 & 5 (comco 3 & 5) berdasarkan Momen ijin (Mn) dibanding dengan momen maksimum yang terjadi (Mu).

    4. Penggunaan Dermaga Oil Jetty pada kapal dengan bobot 10.000 DWT ~ 30.000 DWT diatur dengan ketentuan- ketentuan khusus (mengacu pada kombinasi pembebanan).

    Kata kunci: Dermaga, Trestel, Flat plate,Punching shear,Tiang pancang

    KATA PENGANTAR

    Assalamualaikum Wr. Wb

    Syukur Alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan segala kemudahan dan hidayah Nya sehingga kami bisa menyelesaikan penulisan tugas akhir ini tanpa hambatan yang berarti.

    Pada kesempatan ini ijinkanlah kami menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya atas bimbingan dan dorongan tiada henti kepada kami selama penyusunan tugas akhir ini.

    1. Kedua orang tua kami tercinta yang selalu memberi semangat , dorongan , motivasi ,dan doa tiada henti .

    2. Istriku tercinta dan ana-anakku tersayang yang sabar meluangkan waktu keluarga.

    3. Bapak M. Ikhsan Setiawan, ST.MT. selaku ketua Dekan Fakultas Teknik Sipil , FTSP Narotama.

    4. Bapak Sapto Budi Wasono, ST.MT. selaku dosen penguji.

    5. Bapak Roby Siswanto,ST.MT. sebagai Dosen Pembimbing yang selalu memberikan saran dan arahan dalam mencapai hasil yang terbaik dalam tugas akhir ini.

    6. Bapak A. Kayis, Ir sebagai Dosen Koordinator yang tak kenal lelah memberikan semangat dan bantuan

    7. Seluruh Dosen Jurusan Teknik Sipil yang telah meluangkan waktu untuk memberikan ilmunya .

    8. Sahabatku Andika yang telah membantu banyak bantuan pada penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

    9. Seluruh sobat seperjuangan yang tidak pantang menyerah yang telah bersama-sama berjuang menyelesaikan studi di Teknik Sipil Narotama, ayo maju terus pantang mundur . Semoga kita sukses bersama.

    Tulisan ini masih jauh dari sempurna, maka dari itu segala saran yang bersifat konstruktif sangat kami harapkan demi tercapainya hasil yang terbaik bagi kita semua .

    Surabaya, Mei 2008

    Heri Supriyanto

    DAFTAR ISI

    Halaman Judul

    Halaman Pengesahan

    Abstrak

    i

    Kata Pengantar

    ii

    Daftar Isi

    iii

    Daftar Tabel

    x

    Daftar Gambar

    xii

    Bab I Pendahuluan

    1

    1.1 Latar Belakang

    1

    1.2 Rumusan Masalah

    2

    1.3 Maksud dan Tujuan

    2

    1.4 Batasan Masalah

    2

    1.5 Manfaat Penulisan

    2

    1.6 Lokasi Studi

    3

    Bab II Landasan Teori

    6

    2.1 Umum

    6

    2.2 Data-data yang berhubungan dengan evaluasi dermaga

    6

    2.3 Macam dan Jenis Kapal

    6

    2.3.1 Kapal Penumpang

    8

    2.3.2 Kapal Barang

    8

    2.4 Topografi dan Bathymentri

    9

    2.5 Hydro Oceanografi

    9

    2.5.1 Angin dan Tekanan Angin

    10

    2.5.2 Pasang Surut

    10

    2.5.3 Gelombang Laut

    12

    2.5.4 Arus Laut

    12

    2.6 Kondisi Tanah Dasar

    13

    2.6.1 Besaran Tanah

    13

    2.6.2 Penyelidikan Tanah

    13

    2.7 Parameter Penentuan Ukuran Pelabuhan

    15

    2.7.1 Panjang

    15

    2.7.2 Lebar

    16

    2.7.3 Kedalaman

    16

    2.8 Konstruksi Dermaga

    16

    2.8.1 Dermaga

    16

    2.8.2 Trestel

    17

    2.8.3 Dolphin Penambat

    17

    2.9 Gaya-gaya Yang Bekerja Pada Dermaga

    17

    2.9.1 Gaya Vertikal

    18

    2.9.1.1 Beban Mati

    18

    2.9.1.2 Beban Hidup

    18

    2.9.1.3 Beban Terpusat

    18

    2.9.2 Gaya Horizontal

    18

    2.9.2.1 Gaya Akibat Angin

    19

    2.9.2.2 Gaya Akibat Arus

    20

    2.9.2.3 Gaya Akibat Benturan Kapal

    20

    2.9.2.4 Gaya Tarikan Kapal

    25

    2.9.2.5 Gaya Akibat Gempa

    25

    2.10 Perhitungan Konstruksi Bagian Atas

    26

    2.10.1 Perhitungan Plat

    26

    2.10.2 Fender

    27

    2.10.3 Alat Penambat

    28

    2.11 Perhitungan Konstruksi Bagian Bawah

    29

    2.11.1 Pondasi Dangkal dan Pondasi Dalam

    29

    2.11.2 Tiang Pancang dan Pilar Bor

    29

    2.11.3 Macam Tiang Pancang

    30

    2.11.3.1 Tiang Pancang Menurut Pemindahan Beban

    30

    2.11.3.2 Tiang Pancang Menurut Bahan

    31

    2.11.3.3 Fungsi Tiang Pancang

    32

    2.11.3.4 Perhitungan Tiang Pancang

    32

    2.11.3.5 Pemilihan Tiang Pancang

    33

    2.11.4 Daya Dukung Tanah

    33

    Bab III Metodologi Pembahasan

    36

    3.1 Langkah-langkah Penyusunan

    36

    3.2 Sumber Data

    36

    3.3 Langkah-langkah Pengolahan Data

    37

    Bab IV Analisa Data dan Pembahasan

    39

    4.1 Sejarah Singkat PT PJB UP Paiton

    39

    4.2 Dermaga Oil Jetty

    44

    4.3 Jenis Kapal yang Bersandar

    46

    4.4 Data Topografi dan Bathymetri

    47

    4.4.1 Data Topografi

    47

    4.4.2 Data Bathymetri

    47

    4.4.3 Data Sendimentasi

    48

    4.5 Hydro Oceanografi

    48

    4.5.1 Data Angin dan Tekanan Angin

    48

    4.5.2 Data Pasang Surut

    49

    4.5.3 Gelombang Laut

    49

    4.5.4 Arus Perairan

    50

    4.6 Evaluasi Kapasitas Dermaga

    50

    4.6.1 Ketentuan panjang Kapal

    50

    4.6.2 Ketentuan Kedalaman Perairan

    52

    4.7 Evaluasi Struktur Dermaga

    53

    4.7.1 Beban Horizontal Akibat Sandar Kapal

    53

    4.7.2 Beban Vertikal

    63

    4.7.2.1 Data-data Dermaga

    63

    4.7.2.2 Peraturan-peraturan

    63

    4.7.2.3 Kualitas Material

    63

    4.7.2.4 Perencanaan Pembebanan

    64

    4.7.2.5 Pembebanan

    65

    4.7.2.6 Gambar Pembebanan Dermaga

    67

    4.7.3 Hasil Perhitungan SAP 2000

    68

    4.7.3.1 Akibat Bobot Kapal 8.000 DWT

    68

    4.7.3.2 Akibat Bobot Kapal 10.000 DWT

    68

    4.7.3.3 Akibat Bobot Kapal 15.000 DWT

    69

    4.7.3.4 Akibat Bobot Kapal 20.000 DWT

    69

    4.7.3.5 Akibat Bobot Kapal 30.000 DWT

    70

    4.7.4 Kontrol Perhitungan Dimensi

    70

    4.7.4.1 Kontrol Dimensi Kolom

    70

    4.7.4.2 Kontrol Dimensi Plate

    72

    4.7.5 Kontrol Momen Nominal Tulangan Terpasang

    74

    4.7.5.1 Bobot Kapal 8.000 DWT

    76

    4.7.5.2 Bobot Kapal 10.000 DWT

    77

    4.7.5.3 Bobot Kapal 15.000 DWT

    78

    4.7.5.4 Bobot Kapal 20.000 DWT

    78

    4.7.5.5 Bobot Kapal 30.000 DWT

    79

    4.7.6 Kontrol Geser Antara Joint Plate dan Tiang Pancang

    80

    4.7.7 Kontrol Tiang Pancang Terhadap Beban Vertikal

    84

    Bab V Kesimpulan Dan Saran

    87

    Daftar Pustaka

    Lampiran Lampiran

    Data Performance Fender CSS 800 Shibata

    Data Dimensi Fender CSS 800 Shibata

    Dimensi Kapal rangkuman Fentek Produk

    Typical Berthing Location by Fentek

    Berthing Velocity by Fentek

    Data SPT tanah PLTU Paiton Bore hole 6 (lokasi dermaga Oil Jetty)

    Analisa awal dari LPPM ITS

    TABEL

    Tabel 2.1. Tinggi gelombang yang di perkenankan dikaitkan dengan besar ukuran dan jenis kapal12

    Tabel 2.2. Kecepatan merapat kapal pada dermaga

    21

    Tabel 2.3. Berthing Velocity

    22

    Tabel 2.4. Gaya Tarik pada Bollard

    25

    Tabel 2.5. Faktor Keamanan untuk Kapasitas dukung Aksial Tiang Pancang

    35

    Tabel 2.6. Angka Keamanan untuk Gaya Cabut Tiang Pancang

    35

    Tabel 4.1. Kapasitas Terpasang PLTU Paiton

    39

    Tabel 4.2. Data Angin Tahunan

    49

    Tabel 4.3. Reaction Force Fender CSS-800 akibat beban horisontal

    62

    Tabel 4.4. Tegangan Leleh Karakteristik Baja Tulangan

    63

    Tabel 4.5. Beban Horisontal yang diterima dermaga vs. bobot kapal

    65

    Tabel 4.6. Nilai Response Spectrum

    67

    Tabel 4.7. Element Force Area Shell SAP 2000 beban 8000 DWT

    68

    Tabel 4.8. Element Force Area Shell SAP 2000 beban 10000 DWT

    68

    Tabel 4.9. Element Force Area Shell SAP 2000 beban 15000 DWT

    69

    Tabel 4.10. Element Force Area Shell SAP 2000 beban 20000 DWT

    69

    Tabel 4.11. Element Force Area Shell SAP 2000 beban 30000 DWT

    70

    Tabel 4.12. Ketentuan Tebal Plat

    72

    Tabel 4.13. Mu dibanding Mn dari bobot kapal 8000 DWT

    77

    Tabel 4.14. Mu dibanding Mn dari bobot kapal 10000 DWT

    77

    Tabel 4.15. Mu dibanding Mn dari bobot kapal 15000 DWT

    78

    Tabel 4.16. Mu dibanding Mn dari bobot kapal 20000 DWT

    78

    Tabel 4.17. Mu dibanding Mn dari bobot kapal 30000 DWT

    79

    Tabel 4.18. Vu dibanding Vn dari bobot kapal 8000 DWT

    82

    Tabel 4.19. Vu dibanding Vn dari bobot kapal 10000 DWT

    82

    Tabel 4.20. Vu dibanding Vn dari bobot kapal 15000 DWT

    83

    Tabel 4.21. Vu dibanding Vn dari bobot kapal 20000 DWT

    83

    Tabel 4.22. Vu dibanding Vn dari bobot kapal 30000 DWT

    83

    GAMBAR

    Gambar 1.1. Lokasi PLTU Paiton

    4

    Gambar 1.2. Kondisi awal pantai sekitar pelabuhan Oil Jetty

    5

    Gambar 2.1. Dimensi Kapal

    23

    Gambar 2.2. Effectife Berthing Energy

    24

    Gambar 4.1. Diagram alir Proses PLTU Paiton

    42

    Gambar 4.2. Diagram Alir Penanganan Air Tawar

    42

    Gambar 4.3. Diagram Alir Penanganan Batu Bara

    44

    Gambar 4.4. Dermaga Oil Jetty

    46

    Gambar 4.5. Peta Bathymetri oleh PT DAB 2003

    48

    Gambar 4.6. Level Minimal Fulldraft Kapal

    52

    Gambar 4.7. Beban Terpusat Truk

    65

    Gambar 4.8. Kurva Respons Spectrum

    66

    Gambar 4.9. Pembebanan pada Dermaga

    67

    Gambar 4.10 Daerah Pembebanan Kolom

    71

    Gambar 4.11 Penampang Persegi Ekuivalen untuk Komponen Pendukung

    73

    Gambar 4.12 Dimensi Tulangan Terpasang

    74

    Gambar 4.13 Analisis Balok Bertulang Rangkap

    75

    Gambar 4.14 Hubungan Slab dan Kolom

    81

    Gambar 4.15 Konstruksi Tiang Pancang dan Kedalaman

    85

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Marine Fender Design Manual Bridgestone , Bridgestone Japan

    2. Shibata Marine Product, Shibata

    3. Fentek Marine Product, Fentek

    4. Perencanaan Pelabuhan, Soejono Kramadibrata (2001)

    5. Pelabuhan, Prof. Ir. Bambang Triatmodjo (1996)

    6. Struktur Beton Bertulang, Ir. Istimawan Dipohusodo (1994), Penerbit PT Gramedia

    7. Design & Construction of Ports & Marine Structures, Alonzo DeF Quinn (1972), Penerbit Mc Graw Book Company

    8. Struktur Beton bertulang , Edward G. Nawy (1990)

    9. Standart Perencanaan Ketahanan Gempa untuk struktur bangunan Gedung, SNI 1726-2002

    10. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung, SNI 03-2847-2002

    11. Analisa Dinamik Gedung 5 Lantai menggunnakan SAP 2000 (GEMPA RESPONSE SPECTRUM DAN TIME HISTORY ANALYSIS), A. Khoirur Roziq.

    12. Aplikasi SAP 2000

    13. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG), Dinas Pekerjaan Umum (1983).

    EMBED Unknown

    PAGE

    b

    _1268988193.bin