03. membuat peta batimetri dengan surfer dan global...

22
21 Osefis Batimetri Surfer dan Global Mapper [email protected] 03. MEMBUAT PETA BATIMETRI DENGAN SURFER dan GLOBAL MAPPER TUJUAN - Mahasiswa dapat membuat peta batimeti dari peta analog - Mahasiswa dapat membandingkan tingkat akurasi antara hasil pengukuran langsung di lapangan dan hasil satelit. PENDAHULUAN Istilah batimetri berasal dari bahasa Yunani yaitu Bathy- yang berarti kedalaman dan -metry yang berarti ilmu ukur, sehingga batimetri didefinisikan sebagai pengukuran dan pemetaan dari topografi dasar laut (Pipkin et.al., 1977). Batimetri merupakan ukuran tinggi rendahnya dasar laut dimana peta batimetri memberikan infomasi mengenai dasar laut (Nurjaya, 1991). Pemanfaatan peta batimetri dalam bidang kelautan misalnya dalam penentuan alur pelayaran, perencanaan bangunan pantai, pembangunan jaringan pipa bawah laut dsb. Pengukuran kedalaman perairan secara konvensional dilakukan dengan menggunakan metode batu duga, namun metode ini memiliki kelemahan terutama hasil yang kurang akurat. Kemajuan teknologi yang semakin pesat membuat metode ini sudah muali ditinggalkan dan beralih ke metode pengukuran kedalaman yang mnenggunaka prinsip perambatan gelombang bunyi. Alat yang biasa digunakan adalah Echosounder dimana alat ini merekam waktu bolak balik yang ditempuh oleh pulsa suara dari permukaan hingga dasar perairan. Dengan mengetahui cepat rambat gelombang bunyi di dalam air (V) dan waktu tempuh untuk menangkap kembali gelombang bunyi yang dilepaskan (t), maka diperoleh kedalaman perairan (s). Adapun bentuk-bentuk dasar laut menurut Ross (1970) adalah : Ridge dan Rise merupakan suatu proses peningggian yang terdapat di atas lautan (sea floor), hampir serupa dengan gunung-gunung di daratan. Ridge lerengnya lebih terjal daripada rise. Trench adalah bagian laut yang terdalam. Disebut juga palung yang sempit dengan sisi yang curam. Basin yaitu depresi atau cekungan yang berbentuk bulat dan lonjong.

Upload: duongdang

Post on 30-Jan-2018

269 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

Page 1: 03. MEMBUAT PETA BATIMETRI DENGAN SURFER dan GLOBAL MAPPERlaboseanografi.mipa.unsri.ac.id/wp-content/uploads/2012/04/03... · Untuk tutorial ini pedigitan akan dilakukan pada program

21 Osefis – Batimetri Surfer dan Global Mapper [email protected]

03. MEMBUAT PETA BATIMETRI DENGAN SURFER dan

GLOBAL MAPPER

TUJUAN

- Mahasiswa dapat membuat peta batimeti dari peta analog

- Mahasiswa dapat membandingkan tingkat akurasi antara hasil

pengukuran langsung di lapangan dan hasil satelit.

PENDAHULUAN

Istilah batimetri berasal dari bahasa Yunani yaitu Bathy- yang berarti

kedalaman dan -metry yang berarti ilmu ukur, sehingga batimetri didefinisikan

sebagai pengukuran dan pemetaan dari topografi dasar laut (Pipkin et.al., 1977).

Batimetri merupakan ukuran tinggi rendahnya dasar laut dimana peta batimetri

memberikan infomasi mengenai dasar laut (Nurjaya, 1991). Pemanfaatan peta

batimetri dalam bidang kelautan misalnya dalam penentuan alur pelayaran,

perencanaan bangunan pantai, pembangunan jaringan pipa bawah laut dsb.

Pengukuran kedalaman perairan secara konvensional dilakukan dengan

menggunakan metode batu duga, namun metode ini memiliki kelemahan

terutama hasil yang kurang akurat. Kemajuan teknologi yang semakin pesat

membuat metode ini sudah muali ditinggalkan dan beralih ke metode pengukuran

kedalaman yang mnenggunaka prinsip perambatan gelombang bunyi. Alat yang

biasa digunakan adalah Echosounder dimana alat ini merekam waktu bolak balik

yang ditempuh oleh pulsa suara dari permukaan hingga dasar perairan. Dengan

mengetahui cepat rambat gelombang bunyi di dalam air (V) dan waktu tempuh

untuk menangkap kembali gelombang bunyi yang dilepaskan (t), maka diperoleh

kedalaman perairan (s).

Adapun bentuk-bentuk dasar laut menurut Ross (1970) adalah :

Ridge dan Rise merupakan suatu proses peningggian yang terdapat di atas

lautan (sea floor), hampir serupa dengan gunung-gunung di daratan. Ridge

lerengnya lebih terjal daripada rise.

Trench adalah bagian laut yang terdalam. Disebut juga palung yang sempit

dengan sisi yang curam.

Basin yaitu depresi atau cekungan yang berbentuk bulat dan lonjong.

Page 2: 03. MEMBUAT PETA BATIMETRI DENGAN SURFER dan GLOBAL MAPPERlaboseanografi.mipa.unsri.ac.id/wp-content/uploads/2012/04/03... · Untuk tutorial ini pedigitan akan dilakukan pada program

22 Osefis – Batimetri Surfer dan Global Mapper [email protected]

Island Arc merupakan kumpulan pulau-pulau seperti Kepulauan Indonesia

yang mempunyai perbatasan dengan benua, tetapi memiliki asal yang

berbeda.

Mid Oceanic Vulcanic Island merupakan pulau-pulau vulkanik yang terdapat

ditengah-tengah lautan.

Atol merupakan pulau-pulau yang sebagian atau keseluruhannya tenggelam

di bawah permukaan air. Batuan yang terdapat di daerah ini umunya

didominasi oleh terumbu karang mati maupun hidup yang berbentuk seperti

cincin mengelilingi dan sebuah lagoon.

Seamount dan Guyot merupakan gunung-gunung berapi yang muncul dari

dasar lautan, tetapi tidak mencapai ke permukaan.

Batas-batas pantai yang merupakan daerah peralihan antara daratan dan

lautan sering ditandai dengan adanya suatu perubahan kedalaman yang

berangsur-angsur. Bagian-bagian tersebut adalah :

Continental Shelf merupakan daerah yang mempunyai lereng yang landai

dan berbatasan langsung dengan daratan.

Continental Slope memiliki lereng yang lebih terjal daripada Continental

Shelf.

Continental Rise merupakan daerah yang mempunyai lereng yang kemudian

perlahan-lahan menjadi datar pada dasar lautan.

Morfologi dasar laut cukup kompleks seperti halnya daratan, berikut beberapa

bentuk relief dasar laut (Stewart, 2002) :

Gambar 1. Bentuk-bentuk relief dasar laut.

Page 3: 03. MEMBUAT PETA BATIMETRI DENGAN SURFER dan GLOBAL MAPPERlaboseanografi.mipa.unsri.ac.id/wp-content/uploads/2012/04/03... · Untuk tutorial ini pedigitan akan dilakukan pada program

23 Osefis – Batimetri Surfer dan Global Mapper [email protected]

METODE

Peta Batimetri Dengan Surfer

Untuk membuat peta batimetri, maka kita terlebih dahulu harus

melakukan proses pendigitan peta batimetri yang umumnya dikeluarkan oleh

DISHIDROS Indonesia. Pendigitan peta bisa kita lakukan pada berbagai software

misalnya pada arview, arcgis, surfer, dll. Untuk tutorial ini pedigitan akan

dilakukan pada program surfer. Sebelum memulai proses pendigitan peta,

terlebih dahulu kita melakukan proses regsistrasi peta yang bertujuan agar

koordinat peta bisa terbaca di softwer-softwer yang ada.

Proses registrasi peta akan dilakukan dengan menggunakan program Global

mapper.

1. Buka program global mapper, pada menu All Programs

lalu akan tampil

2. Pilih menu Open Your Own data File, lalu klik peta batimetri yang akan di

digit.

Page 4: 03. MEMBUAT PETA BATIMETRI DENGAN SURFER dan GLOBAL MAPPERlaboseanografi.mipa.unsri.ac.id/wp-content/uploads/2012/04/03... · Untuk tutorial ini pedigitan akan dilakukan pada program

24 Osefis – Batimetri Surfer dan Global Mapper [email protected]

Lalu pilih Yes OK

Lalu akan muncul tampilan seperti dibawah ini

3. Untuk Meng-zoom peta, klik kiri pada entire image dan seret mouse pada

lokasi yang diinginkan. Mulai masukkan keempat koordinat pada ujung peta

dengan mengklik kiri pada daerah zoom view (click for pixel coordinates)

Masukkan koordinat dalam bentuk decimal degree pada bok X/East/long

untuk bujur dan Y/North/Lat untuk lintang. Untung lintang maka jangan lupa

memberikan tanda minus (-) jika berada di lintang selatan

Page 5: 03. MEMBUAT PETA BATIMETRI DENGAN SURFER dan GLOBAL MAPPERlaboseanografi.mipa.unsri.ac.id/wp-content/uploads/2012/04/03... · Untuk tutorial ini pedigitan akan dilakukan pada program

25 Osefis – Batimetri Surfer dan Global Mapper [email protected]

Kemudian klik Add GCP to list dan pilih OK seperti gambar di bawah

4. Lakukan selanjutnya sampai point 4 (atau nama yang diinginkan)

5. Lalu klik apply dan ok

Page 6: 03. MEMBUAT PETA BATIMETRI DENGAN SURFER dan GLOBAL MAPPERlaboseanografi.mipa.unsri.ac.id/wp-content/uploads/2012/04/03... · Untuk tutorial ini pedigitan akan dilakukan pada program

26 Osefis – Batimetri Surfer dan Global Mapper [email protected]

6. Selanjunya kita mengeluarkan peta yang sudah terkoordinat untuk menjadi

inputan surfer dengan memilih menu file Export Raster and elevation data

Export GeoTIFF OK OK dan save dengan nama file yang kita

inginkan. Untuk menyamakan kita pilih save data kita dengan nama

Pelabuhan Lembar, lalu tekan Save

7. Tunggu sebentar karena data sedang mengalampi proses export

8. Close global Mapper setalah proses export data selesai.

9. Sekarang kita membuka program surfer pada menu All Programs atau

10. Sekarang kita masukkan peta yang sudah kita registrasi ke dalam surfer

dengan mengambil menu file Import dan pilih datapeta yang sudah

diregistrasi. Lalu tekan open

Page 7: 03. MEMBUAT PETA BATIMETRI DENGAN SURFER dan GLOBAL MAPPERlaboseanografi.mipa.unsri.ac.id/wp-content/uploads/2012/04/03... · Untuk tutorial ini pedigitan akan dilakukan pada program

27 Osefis – Batimetri Surfer dan Global Mapper [email protected]

Dan akan muncul

11. Selanjutnya kita membuat bingkai pada peta dengan cara membuat

worksheet baru. Klik pada toolbar dan akan muncul sheet baru seperti

pada gambar.

Page 8: 03. MEMBUAT PETA BATIMETRI DENGAN SURFER dan GLOBAL MAPPERlaboseanografi.mipa.unsri.ac.id/wp-content/uploads/2012/04/03... · Untuk tutorial ini pedigitan akan dilakukan pada program

28 Osefis – Batimetri Surfer dan Global Mapper [email protected]

12. Selanjutnya balik lagi ke peta dengan mengklik plot 1 dan Klik kanan pada

peta lalu ambil properties (lihat gambar kiri) sehingga akan muncul koordinat

peta hasil registrasi peta (lihat gambar kanan)

13. Data di image properties kemudian di copy ke worksheet dengan format 5

(menujukkan jumlah baris/data) dan 1 (menunjukan data string/angka). Copy

data pada baris kedua ke baris keenam sehingga nantinya bingkai kita

terbentuk dengan pola polygon.

Page 9: 03. MEMBUAT PETA BATIMETRI DENGAN SURFER dan GLOBAL MAPPERlaboseanografi.mipa.unsri.ac.id/wp-content/uploads/2012/04/03... · Untuk tutorial ini pedigitan akan dilakukan pada program

29 Osefis – Batimetri Surfer dan Global Mapper [email protected]

Save data worksheet dalam format .bln dengan nama bingkai

14. Kembali lagi ke plot 1. Sekarang kita masukkan bingkai yang sudah kita buat

ke dalam peta dengan cara mengklik pada toolbar atau dengan cara

seperti di bawah ini

Kemudian klik file bingkai dan lalu open

Data sama

Format 5 1

Page 10: 03. MEMBUAT PETA BATIMETRI DENGAN SURFER dan GLOBAL MAPPERlaboseanografi.mipa.unsri.ac.id/wp-content/uploads/2012/04/03... · Untuk tutorial ini pedigitan akan dilakukan pada program

30 Osefis – Batimetri Surfer dan Global Mapper [email protected]

Peta kita akan memiliki aksis x dan y dalam format decimal degree seperti di

bawah

15. Untuk memulai mendigit peta, klik map terlebih dahulu (lihat persegi panjang

pada gambar di atas), kemudian pada menu toolbar ambil Map Digitized

(lihat gambar di bawah). Jangan lupa meng-zoom daerah yang ingin di

digitasi terlebih dahulu dengan tool

Page 11: 03. MEMBUAT PETA BATIMETRI DENGAN SURFER dan GLOBAL MAPPERlaboseanografi.mipa.unsri.ac.id/wp-content/uploads/2012/04/03... · Untuk tutorial ini pedigitan akan dilakukan pada program

31 Osefis – Batimetri Surfer dan Global Mapper [email protected]

16. Klik kiri pada titik yang ada kedalamannya (contoh di atas pada kotak), lalu

masukkan nilai kedalaman pada books digitized Coordinate – digit.bln seperti

contoh di bawah. Jangan lupa memisahkan nilai dengan tanda “,”

Lakukan berulang-ulaang sampai seluruh kedalaman terdigitasi. Lalu simpan

data dalam format .bln dengan nama laut.

17. Lakukan hal yang sama untuk darat, namun jangan lupa terlebih dahulu

menutup digitized Coordinate untuk laut agar digitasi darat dengan laut

terpisah. Nilai digitasi darat diberikan angka 0.

Page 12: 03. MEMBUAT PETA BATIMETRI DENGAN SURFER dan GLOBAL MAPPERlaboseanografi.mipa.unsri.ac.id/wp-content/uploads/2012/04/03... · Untuk tutorial ini pedigitan akan dilakukan pada program

32 Osefis – Batimetri Surfer dan Global Mapper [email protected]

Agar darat membentuk polygon maka, copy file digitasi yang pertama, dan

paste pada baris terakhir.

Lakukan hal yang sama untuk data pulau dan simpan hasil digitan dengan

nama pulau.bln. Perlu diingat file pulau harus dipisah dengan file darat dan

laut. Dan file setiap pulau harus dipisah jika terdapat lebih dari satu pulau.

18. Setelah itu buka file hasil digitan pada worksheet.. untuk data laut.bln semua

hasil digitian dikasi minus “-“ yang menunjukkan kedalaman perairan. Untuk

lebih memudahkan, kita bisa menggunakan program excel. Lalu save file

laut.bln yang sudah dikasi minus (lihat contoh di bawah)

19. Untuk menplot hasil pendigitan, maka data laut dan darat harus digabung

terlebih dahulu dalam format .bln dengan nama file “Laut,Pulau&darat”

Page 13: 03. MEMBUAT PETA BATIMETRI DENGAN SURFER dan GLOBAL MAPPERlaboseanografi.mipa.unsri.ac.id/wp-content/uploads/2012/04/03... · Untuk tutorial ini pedigitan akan dilakukan pada program

33 Osefis – Batimetri Surfer dan Global Mapper [email protected]

20. Untuk membuat file Breaklines, susun data pulau dan darat dalam satu buah

file .bln dengan nama “pulau&darat” dengan format seperti dilihat dibawah

21. Selanjutnya buat plot baru dengan mengklik untuk membuat peta digital

hasil pendigitan

Jumlah

Baris

Page 14: 03. MEMBUAT PETA BATIMETRI DENGAN SURFER dan GLOBAL MAPPERlaboseanografi.mipa.unsri.ac.id/wp-content/uploads/2012/04/03... · Untuk tutorial ini pedigitan akan dilakukan pada program

34 Osefis – Batimetri Surfer dan Global Mapper [email protected]

Sekarang kita akan mengrid data dengan cara klik menu grid lalu pilih Data

(seperti pada gambar :

Klik data Laut,Pulau&darat.bln, kemudian klik open

Lalu muncul

Page 15: 03. MEMBUAT PETA BATIMETRI DENGAN SURFER dan GLOBAL MAPPERlaboseanografi.mipa.unsri.ac.id/wp-content/uploads/2012/04/03... · Untuk tutorial ini pedigitan akan dilakukan pada program

35 Osefis – Batimetri Surfer dan Global Mapper [email protected]

Klik advanced Options kemudian klik Breaklines sehingga muncul seperti

gambar di bawah

Open data pulau&darat.bln dengan cara mengklik gambar folder (lihat

gambar di atas). Lalu klik Ok Ok. Surfer kemudian akan meng-grid data

kita dan menghasilkan griding report seperti gambar :

Page 16: 03. MEMBUAT PETA BATIMETRI DENGAN SURFER dan GLOBAL MAPPERlaboseanografi.mipa.unsri.ac.id/wp-content/uploads/2012/04/03... · Untuk tutorial ini pedigitan akan dilakukan pada program

36 Osefis – Batimetri Surfer dan Global Mapper [email protected]

File akan tersimpan dengan nama Laut,Pulau&Darat.grd.

22. Setelah itu untuk memberikan efek kosong pada peta daratan kita melakukan

proses Blank dengan mengklik seperti gambar di bawah

Cari dara Laut,Pulau&Darat.grd lalu klik Open (lihat gambar bawah kiri)

Kemudian ambil data Pulau&darat.bln sebagi data boundary files (lihat

gambar bawah kanan)

Lalu save data dengan nama “Lombok Barat Final Grid.grd” lalu klik Ok.

Page 17: 03. MEMBUAT PETA BATIMETRI DENGAN SURFER dan GLOBAL MAPPERlaboseanografi.mipa.unsri.ac.id/wp-content/uploads/2012/04/03... · Untuk tutorial ini pedigitan akan dilakukan pada program

37 Osefis – Batimetri Surfer dan Global Mapper [email protected]

23. Sekarang kita membuat peta kontur kedalaman yang sudah kita digit tadi.

Klik atau cari pada toolbar (lihat gambar bawah kiri). Kemudian Open file

“Lombok Barat Final Grid.grd” (lihat gambar bawah kanan)

Kita kemudian akan mendapatkan tampilan seperti berikut

24. Untuk menampilkan pulau Lombok, maka masukkan file pulau&darat.bln ke

dalam base map dengan mengklik icon . Atur letak base map sehingga

kalian akan mendapatkan tampilan seperti di bawah

Page 18: 03. MEMBUAT PETA BATIMETRI DENGAN SURFER dan GLOBAL MAPPERlaboseanografi.mipa.unsri.ac.id/wp-content/uploads/2012/04/03... · Untuk tutorial ini pedigitan akan dilakukan pada program

38 Osefis – Batimetri Surfer dan Global Mapper [email protected]

25. Untuk mengedit tampilan kontur, klik 2x pada counturs seperti tahap pada

pembuatan peta salinitas dan suhu.

Untuk menganti warna daratan maka pada tulisan base di klik 2x (lihat

gambar diatas), lalu di edit sesuai dengan keinginan. Peta kontur kita sudah

jadi..

26. Untuk menampilkan peta dalam bentuk 3 dimensi klik icon dan

masukkan data Lombok Barat Final Grid.grd.

Peta Batimetri Dengan Global Mapper

Pembuatan peta batimetri dengan global mapper umunya kita lakukan

dengan memndownload data SRTM dalam format .gmp. data ini bisa kalian

download pada website http://srtm.csi.cgiar.org/SELECTION/inputCoord.asp atau

klik data online pada program global mapper

1. Buka program Global Mapper

2. Setelah itu klik Open Your Own Data Files. Buka data Indonesia.gmp

Page 19: 03. MEMBUAT PETA BATIMETRI DENGAN SURFER dan GLOBAL MAPPERlaboseanografi.mipa.unsri.ac.id/wp-content/uploads/2012/04/03... · Untuk tutorial ini pedigitan akan dilakukan pada program

39 Osefis – Batimetri Surfer dan Global Mapper [email protected]

kita akan mendapatkan

tampilan seperti di bawah ini

3. Untuk memperbesar dan memperkecil peta kita bisa menggunakan icon

atau untuk mengukur jarak atau menghitung luas areal kita bisa

menggunakan icon . Untuk melihat kemiringan lereng dan 2 dimensi kita

bisa menggunaka icon . Sekarang kita coba untuk melihat kemiringan

lereng di selatan Lombok, klik icon terlebih dahulu kemudian klik kiri titik

awal yang kita inginkan dan klik kanan pada titik terahir yang kita inginkan.

Kita akan mendapatkan tampilan seperi dibawah ini

Page 20: 03. MEMBUAT PETA BATIMETRI DENGAN SURFER dan GLOBAL MAPPERlaboseanografi.mipa.unsri.ac.id/wp-content/uploads/2012/04/03... · Untuk tutorial ini pedigitan akan dilakukan pada program

40 Osefis – Batimetri Surfer dan Global Mapper [email protected]

4. Untuk melihat data dalam format tiga dimensi kita bisa mengunakan icon

kita akan mendapatkan tampilan peta Indonesia seperti dibawah ini:

Menggunakan Data Batimetri dari SRTM ke Surfer

1. Sekarang kita akan mencoba menggambar peta batimetri dari dara SRTM.

Buka file Indonesia.gmp. Klik File Generate Contours. Pada Box Contour

Generation Option kita bisa mengatur interval kontur yang kita inginkan,

misalkan disini kita atur intervalnya menjaidi 5 m. Pada Contour Bounds klik

Lat/Lon (Degrees), masukkan nilai koordinat peta dalam derajat decimal

misalkan untuk peta batimetri Lombok barat seperti yang terlihat dalam box

Page 21: 03. MEMBUAT PETA BATIMETRI DENGAN SURFER dan GLOBAL MAPPERlaboseanografi.mipa.unsri.ac.id/wp-content/uploads/2012/04/03... · Untuk tutorial ini pedigitan akan dilakukan pada program

41 Osefis – Batimetri Surfer dan Global Mapper [email protected]

lalu klik OK

Anda akan mendapatkan gambar dibawah ini setelah daerah Lombok kita zoom

2. Selanjutnya kita exsport data di atas ke dalam format .bln dengan cara

seperti gambar kanan atas. Kemudian klik seperti gambar di bawah OK

Pilih lokasi penyimpanan data. Data kita sudah tersimpan dalam format .bln.

kemudian olah data tersebut sehingga kita bisa bedakan dengan data hasil

dari peta deshidros

Page 22: 03. MEMBUAT PETA BATIMETRI DENGAN SURFER dan GLOBAL MAPPERlaboseanografi.mipa.unsri.ac.id/wp-content/uploads/2012/04/03... · Untuk tutorial ini pedigitan akan dilakukan pada program

42 Osefis – Batimetri Surfer dan Global Mapper [email protected]

Berikut ini adalah hasil tampilan surfer yang datanya berasal dari data SRTM

TUGAS

1. Mendigit peta dan tampilkan dengan menggunakan Surfer. Jelaskan struktur

batimetri daerah yang di digit

2. Membandingkan hasil digitan dengan data SRTM yang menggunakan global

Mapper.