03 bas bagan akun standar

Upload: dian-saputra-yanaka

Post on 08-Jan-2016

31 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

bas

TRANSCRIPT

BAB III BAGAN AKUN STANDAR

BAB III BAGAN AKUN STANDAR

BAB III

BAGAN AKUN STANDAR

Untuk memenuhi amanat pasal 11 ayat (5) UU No. 17 tahun 2003, perlu dibuat bagan akun standar (BAS) sebagai pedoman dalam menyusun perencanaan anggaran, pelaksanaan anggaran, pertanggungjawaban dan pelaporan keuangan pemerintah.

Pembentukan BAS ini bertujuan untuk :

1. Memastikan rencana keuangan (anggaran), realisasi dan pelaporan keuangan dinyatakan dalam istilah yang sama;

2. Meningkatkan kualitas informasi keuangan;

3. Memudahkan pengawasan keuangan.

BAS dikelompokkan ke dalam beberapa klasifikasi yaitu :

A. AKUN Neraca

1. ASET

Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya nonkeuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya. Aset diklasifikasikan ke dalam :

a. Aset Lancar

Suatu aset diklasifikasikan sebagai aset lancar jika :

1) diharapkan segera untuk direalisasikan, dipakai, atau dimiliki untuk dijual dalam waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan, atau2) berupa kas dan setara kas.

Aset Lancar meliputi kas dan setara kas, investasi jangka pendek, piutang, dan persediaan.

b. Investasi Jangka Panjang

Merupakan investasi yang diadakan dengan maksud untuk mendapatkan manfaat ekonomi dan manfaat sosial dalam jangka waktu lebih dari satu periode akuntansi. Investasi jangka panjang meliputi investasi non-permanen dan permanen. Investasi nonpermanen antara lain investasi dalam Surat Utang Negara, penyertaan modal dalam proyek pembangunan, dan investasi nonpermanen lainnya. Investasi permanen antara lain penyertaan modal pemerintah dan investasi permanen lainnya.c. Aset Tetap

Adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Aset Tetap meliputi tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi, dan jaringan, aset tetap lainnya, dan konstruksi dalam pengerjaan.d. Dana Cadangan

Adalah dana yang disisihkan untuk menampung kebutuhan yang memerlukan dana relatif besar yang tidak dapat dipenuhi dalam satu tahun anggaran.

e. Aset Lainnya

Aset yang tidak dapat diklasifikasikan dalam Aset Lancar, Investasi, Aset Tetap dan Dana Cadangan. Contoh. Dana yang dibatasi penggunaan, Trust Fund dan sebagainya

2. KEWAJIBAN

Kewajiban umumnya timbul karena konsekuensi pelaksanaan tugas atau tanggung jawab untuk bertindak di masa lalu. Dalam konteks pemerintahan, kewajiban muncul antara lain karena penggunaan sumber pembiayaan pinjaman dari masyarakat, lembaga keuangan, entitas pemerintah lain, atau lembaga internasional. Kewajiban pemerintah juga terjadi karena perikatan dengan pegawai yang bekerja pada pemerintah atau dengan pemberi jasa lainnya.

a. Kewajiban Jangka Pendek

Merupakan kelompok kewajiban yang diselesaikan ke dalam waktu kurang dari dua belas bulan setelah tanggal pelaporan.

b. Kewajiban Jangka Panjang

Merupakan kelompok kewajiban yang penyelesaiannya dilakukan setelah dua belas bulan sejak tanggal pelaporan.

3. EKUITAS DANA

Ekuitas Dana adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih antara aset dan kewajiban pemerintah.

a. Ekuitas Dana Lancar

Ekuitas Dana Lancar adalah selisih antara aset lancar dan kewajiban jangka pendek. Ekuitas dana lancar antara lain sisa lebih pembiayaan anggaran, cadangan piutang, cadangan persediaan, dan dana yang harus disediakan untuk pembayaran utang jangka pendek.

b. Ekuitas Dana Investasi

Ekuitas Dana Investasi mencerminkan kekayaan pemerintah yang tertanam dalam investasi jangka panjang, aset tetap, dan aset lainnya, dikurangi dengan kewajiban jangka panjang.

c. Ekuitas Dana Cadangan

Ekuitas Dana Cadangan mencerminkan kekayaan pemerintah yang dicadangkan untuk tujuan tertentu sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

B. AKUN Operasional

1. PENDAPATAN

a. Penerimaan Perpajakan

Pendapatan/penerimaan yang diterima oleh pemerintah yang bersumber dari pajak, bea dan cukai yang sepenuhnya dipergunakan untuk menutupi seluruh pengeluaran.

b. Penerimaan Negara Bukan Pajak

Pendapatan/penerimaan yang diterima oleh pemerintah yang bersumber dari penerimaan lainnya (PNBP) yang tidak dapat dikategorikan kedalam penerimaan pajak yang sepenuhnya dipergunakan untuk menutupi seluruh pengeluaran.

c. Hibah

Penerimaan yang diterima pemerintah baik berupa uang maupun barang modal yang sumbernya berasal dari dalam dan luar negeri atau dari hibah lainnya.

2. BELANJA

a. Belanja Pegawai

Pengeluaran yang merupakan kompensasi terhadap pegawai baik dalam bentuk uang atau barang, yang harus dibayarkan kepada pegawai pemerintah dalam maupun luar negeri baik kepada pejabat negara, Pegawai Negeri Sipil dan pegawai yang dipekerjakan oleh pemerintah yang belum berstatus PNS sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah dilaksanakan, kecuali pekerjaan yang berkaitan dengan pembentukan modal.

b. Belanja Barang

Pengeluaran untuk menampung pembelian barang dan jasa yang habis pakai untuk memproduksi barang dan jasa yang dipasarkan maupun yang tidak dipasarkan serta pengadaan barang yang dimaksudkan untuk diserahkan atau dijual kepada masyarakat dan belanja perjalanan. Belanja ini terdiri dari belanja barang dan jasa, belanja pemeliharaan dan belanja perjalanan dinas.

c. Belanja Modal

Pengeluaran anggaran yang digunakan dalam rangka memperoleh atau menambah aset tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi serta melebihi batasan minimal kapitalisasi aset tetap atau aset lainnya yang ditetapkan pemerintah. Aset Tetap tersebut dipergunakan untuk operasional kegiatan sehari-hari suatu satuan kerja bukan untuk dijual.

d. Belanja Pembayaran Bunga Utang

Pengeluaran pemerintah untuk pembayaran bunga (interest) yang dilakukan atas kewajiban penggunaan pokok utang (principal outstanding) baik utang dalam maupun luar negeri yang dihitung berdasarkan posisi pinjaman jangka pendek atau jangka panjang. Jenis belanja ini khusus digunakan dalam kegiatan dari Bagian Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan.

e. Belanja Subsidi

Pengeluaran atau alokasi anggaran yang diberikan pemerintah kepada perusahaan negara, lembaga pemerintah atau pihak ketiga lainnya yang memproduksi, menjual, mengekspor atau mengimpor barang dan jasa untuk memenuhi hajat hidup orang banyak agar harga jualnya dapat dijangkau masyarakat.Belanja ini antara lain digunakan untuk penyaluran subsidi kepada masyarakat melalui BUMN/BUMD dan perusahaan swasta. Jenis belanja ini khusus digunakan dalam kegiatan dari Bagian Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan.

f. Belanja Hibah

Pengeluaranpemerintah berupa transfer dalam bentuk uang, barang atau jasa, bersifat tidak wajib yang secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya dan tidak mengikat serta tidak terus menerus kepada pemerintahan negara lain, pemerintah daerah, masyarakat dan organisasi kemayarakatan serta organisasi internasional.

g. Belanja Bantuan Sosial

Transfer uang atau barang yang diberikan kepada masyarakat guna melindungi dari kemungkinan terjadinya resiko sosial. Bantuan sosial dapat langsung diberikan kepada anggota masyarakat dan/atau lembaga kemasyarakatan termasuk didalamnya bantuan untuk lembaga non pemerintah bidang pendidikan dan keagamaan. Pengeluaran ini dalam bentuk uang/ barang atau jasa kepada masyarakat yang bertujuan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat, bersifat tidak terus menerus dan selektif.

h. Belanja Lain-lain

Pengeluaran/belanja pemerintah pusat yang sifat pengeluarannya tidak dapat diklasifikasikan ke dalam pos-pos pengeluaran diatas.Pengeluaran ini bersifat tidak biasa dan tidak diharapkan berulang seperti penanggulangan bencana alam, bencana sosial dan pengeluaran tidak terduga lainnya yang sangat diperlukan dalam rangka penyelenggaraan kewenangan pemerintah.

3. TRANSFER KE DAERAH

a. Dana Perimbangan

Pengeluaran/alokasi anggaran untuk pemerintah daerah berupa dana bagi hasil, dana alokasi umum dan dana alokasi khusus yang ditujukan untuk keperluan pemerintah daerah.b. Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian

Pengeluaran/alokasi anggaran untuk pemerintah daerah berupa dana otonomi khusus dan dana penyesuaian yang ditujukan untuk keperluan pemerintah daerah.

4. PEMBIAYAAN

a. Penerimaan Pembiayaan

Penerimaan Pembiayaan adalah Penerimaan Negara berasal dari penarikan pinjaman, penjualan surat perbendaharaan negara / obligasi negara / surat berharga syariah negara, hasil privatisasi, penjualan aset hasil restrukturisasi dan penerimaan perbankan lainnya.

b. Pengeluaran Pembiayaan

Pengeluaran Pembiayaan adalah Pengeluaran Negara untuk pembayaran cicilan utang, penarikan surat utang negara, penanaman modal negara dan investasi pemerintah lainnya serta dukungan infrastuktur.

C. AKUN NON ANGGARAN

1. Penerimaan Non Anggaran

Penerimaan pada Rekening Kas Umum Negara yang tidak dianggarkan dalam APBN. Yang termasuk dalam penerimaan Non Anggaran adalah transfer antar rekening pemerintah, penerimaan Perhitungan Fihak Ketiga dan Penerimaan Pengembalian Uang persediaan.

2. Pengeluaran Non Anggaran

Pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara yang tidak dianggarkan dalam APBN. Yang termasuk dalam Pengeluaran Non Anggaran adalah transfer antar rekening pemerintah, Pengembalian Penerimaan Perhitungan Fihak Ketiga dan Pembayaran Uang persediaan

D. AKUN APBN **)

1. ESTIMASI PENDAPATAN

a. Estimasi Penerimaan Perpajakan

b. Estimasi Penerimaan Negara Bukan Pajak

c. Estimasi Hibah

2. APPROPRIASI BELANJA

a. Appropriasi Belanja Pegawai

b. Appropriasi Belanja Barang

c. Appropriasi Belanja Modal

d. Appropriasi Belanja Pembayaran Bunga Utang

e. Appropriasi Belanja Subsidif. Appropriasi Belanja Hibah

g. Appropriasi Belanja Bantuan Sosial

h. Appropriasi Belanja Lain-lain

3. APPROPRIASI TRANSFER KE DAERAH

a. Appropriasi Dana Perimbangan b. Appropriasi Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian

4. ESTIMASI PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAN PENGELUARAN PEMBIAYAAN

a. Estimasi Penerimaan Pembiayaan

b. Appropriasi Pengeluaran Pembiayaan

** )Kode akun untuk akun APBN sama dengan kode akun operasional hanya dibedakan dengan menggunakan kode transaksi.

E. AKUN DIPA ***)

1. ESTIMASI PENDAPATAN YANG DIALOKASIKAN

a. Estmasi Penerimaan Perpajakan yang dialokasikanb. Estimasi Penerimaan Negara Bukan Pajak yang dialokasikan

c. Estimasi Hibah yang dialokasikan

2. ALLOTMENT BELANJA

a. Allotment Belanja Pegawai

b. Allotment Belanja Barang

c. Allotment Belanja Modal

d. Allotment Belanja Pembayaran Bunga Utang

e. Allotment Belanja Subsidi

f. Allotment Belanja Hibah

g. Allotment Bantuan Sosial

h. Allotment Belanja Lain-lain

3. ALLOTMENT TRANSFER KE DAERAH

a. Allotment Dana Perimbangan b. Allotment Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian4. ESTIMASI PENERIMAAN PEMBIAYAAN YANG DIALOKASIKAN DAN ALLOTMENT PENGELUARAN PEMBIAYAAN

a. Estimasi Penerimaan Pembiayaan yang dialokasikan

b. Allotment Pengeluaran Pembiayaan

***) Kode akun untuk akun DIPA sama dengan kode akun operasional hanya dibedakan dengan menggunakan kode transaksi.

Akun yang digunakan untuk penyusunan Neraca adalah :

1. Kelompok Aset ( Kode 1XXXXX)

2. Kelompok Utang ( Kode 2XXXXX)

3. Kelompok Ekuitas Dana (Kode 3XXXXX)

Akun yang digunakan untuk menyusun Laporan Realisasi Anggaran

1. Kelompok Pendapatan/Estimasi Pendapatan/Estimasi Pendapatan yang dialokasikan (4XXXXX).

2. Kelompok Belanja/Apropriasi Belanja/Allotment Belanja (5XXXXX).

3. Kelompok Belanja Daerah/Apropriasi Belanja Daerah/Allotment Belanja Daerah (6XXXXX).

4. Kelompok Penerimaan Pembiayaan/Estimasi Penerimaan Pembiayaan /Penerimaan Pembiayaan yang dialokasikan (71XXXX).

5. Kelompok Pengeluaran Pembiayaan/Appropriasi Pengeluaran Pembiayaan /Allotment Pengeluaran Pembiayaan (72XXXX).

Akun yang digunakan untuk menyusun Laporan Arus Kas.1. Kelompok Pendapatan (4XXXXX).

2. Kelompok Belanja (5XXXXX).

3. Kelompok Belanja Daerah (6XXXXX).

4. Kelompok Penerimaan Pembiayaan (71XXXX).

5. Kelompok Pengeluaran Pembiayaan (72XXXX).

6. Kelompok Non Anggaran (8XXXXX)

F. BAGAN AKUN STANDAR DETAIL

Bagan Akun Standar Detail untuk selanjutnya dapat dilihat pada lampiran sebagai berikut :

a. Bagian Kesatu, Akun Neraca

b. Bagian Kedua, Akun Pendapatan

c. Bagian Ketiga, Akun Belanja dan Transfer ke Daerah

d. Bagian Keempat, Akun Pembiayaan

e. Bagian Kelima, Akun Non Anggaranf. Bagian Keenam, Akun APBN

g. Bagian Ketujuh, Akun DIPA

h. Bagian Kedelapan, Penjelasan Akun Pendapatan, Belanja, Transfer ke Daerah, Pembiayaan, dan Non Anggaran.

G. PERUBAHAN BAGAN AKUN STANDAR

Pada Bagan Akun Standar ini terdapat penyempurnaan dari bagan perkiraan standar yaitu perubahan Bagan Perkiraan Standar menjadi Bagan Akun Standar, tidak terdapat lagi istilah MAK/MAP sehingga berubah menjadi Akun, tidak ada akun terpisah untuk mencatat transaksi pengembalian pendapatan dan pengembalian belanja. Apabila ada pengembalian pendapatan maka akun yang digunakan adalah akun pendapatan, demikian juga apabila ada pengembalian belanja maka akun yang digunakan adalah akun belanja yang terkait. Pembedaan untuk kedua transaksi tersebut terletak pada dokumen sumbernya saja. Sementara laporan pengembalian pendapatan dan pengembalian belanja tetap dibuat untuk memudahkan pembacaan laporan.

Selain itu untuk belanja inventaris kantor dan belanja untuk keperluan tupoksi (kontraktual) juga sudah ditiadakan, dengan catatan bahwa belanja inventaris tersebut sudah digabungkan dengan belanja keperluan perkantoran sedangkan belanja untuk keperluan tupoksi dimasukkan sesuai transaksinya masing-masing apakah belanja pembayaran honor atau belanja perjalanan. Pada belanja pemeliharaan dan belanja modal terdapat penambahan yaitu belanja pemeliharaan yang dikapitalisasi dan belanja modal yang dirinci secara swakelola. Keduanya masuk dalam klasifikasi belanja modal.

Untuk transaksi Badan Layanan Umum dan pos-pos khusus pada neraca, diberikan akun tersendiri untuk memudahkan bagi setiap satker BLU dalam penyusunan laporan keuangan yang memiliki perbedaan kode akun dengan satker biasa. Pada belanja untuk daerah yang terdiri dari dana perimbangan dan dana otonomi khusus dan penyesuaian berubah bukan lagi sebagai belanja melainkan transfer ke daerah. Pencatatan penerimaan atas penerusan pinjaman dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah, yang semula dibukukan sebagai penerimaan Penerimaan Negara Bukan Pajak (Penerimaan Piutang Non Bendahara) untuk selanjutnya dibukukan sebagai Penerimaan Pembiayaan. Penyediaan akun atas transaksi kiriman uang dari/ke rekening KUN dalam Valuta USD sehubungan dengan pembukaan rekening Kas Umum Negara di Bank Indonesia dalam bentuk Valuta Asing USD. Serta yang paling akhir dari perubahan ini adalah penambahan penjelasan terhadap penggunaan akun pendapatan dan akun belanja.

PAGE BAGAN AKUN STANDAR18