02 pelayanan perinatal regional
TRANSCRIPT
1
Penanggulangan Terpadu Gawat Darurat Maternal-Neonatal Melalui Pelayan
Regional Perinatal
Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif
2
Tujuan• Mampu menjelaskan prinsip dan
mengembangkan Pelayanan Perinatal Regional sebagai upaya pelayanan khusus bagi ibu dan bayi baru lahir yang diberikan secara terpadu, kordinatif dan komprehensif di dalam suatu wilayah administratif pemerintahan di bawah satu manajemen.
3
Kasus
• Ny. Ani, 39 th, G5P4A0, inpartu, ditolong oleh dukun.
• Upaya apa yang dapat dilakukan pada kala III?
• Bila terjadi perdarahan dan dirujuk ke Puskesmas, tindakan apa yang dapat dilakukan disana ?
• Bila perlu dirujuk ke RS, apa yang harus dilakukan?
4
RUJUKAN BERJENJANG
HPP
• Misoprostol-oksitosin-MAK III
• KBI-infus masif-hemostasis ; kondom intrakaviter
• Rujukan : Infus, transfusi – operasi : hemostasis : ligasi arteri, B-Lynch, histerektomi
Preventif dan kuratif
Dukun, bidan, dokter - APN
Puskesmas-PONED
Rumas sakit-PONEK
5
MutuMasalah • Kematian Ibu & BBL
(perinatal) di Indonesia
• Kesamaan VISI &
KONSEP• ORGANISASI –
Keterpaduan dan Kerjasama TIM
Kemitraan : • Dokter, bidan,
perawat• Dinas Kesehatan• Pemda• BappedaKetersediaan dan
Jumlah• Sumberdaya• Sarana• Dana
6
Regionalisasi
• Sistem pelayanan terpadu untuk ibu dan BBL, terpadu, dalam wilayah tertentu
• Kerjasama antara dokter, bidan & perawat : Puskesmas & Rumah sakit
• Berdasarkan kebutuhan & masalah nyata
• Pembangunan fasilitas : HCU + NICU , dukungan SDM
yang kompeten dan berkualifikasi COMMITMENT ?
7
Rujukan
• Sejarah : 1940 pelayanan di Barat tak terorganisir. Timbul pusat prematur (1950); pelayanan primer di Eropa. Komite kematian IBU.
• Standar & aturan pelayanan (1960)• Pelayanan regional – Wisconsin
(1970)-pelatihan wilayahUSA• Dukungan : RW Johnson
foundation
• 10-15% persalinan dengan komplikasi
• Butuh tindakan –operatif
• Perawatan khusus peralatan +SDM
8
Tujuan
• Memberikan pelayanan bagi semua - Tanpa diskriminasi
• Efisiensi dan efektifitas yang tinggi
• KEMATIAN & KESAKITAN menurun
9
Organisasi1. Tentukan wilayah rujukan (regional)
– Tanggung jawab rumah sakit + klinik terhadap semua populasi
– Data kesakitan +kematian (insidens, besaran dsb)
2. Standar – pelayanan bagi semua, tanpa diskriminasi- masyarakat tak mampu bantuan bagi GaKin.
3. Tentukan pembagian fungsi – rujukan : – Kemana, bagaimana, siapa, tanggung jawab
terhadap jenis kasus tertentu. – Regulasi dan mekanisme rujukan kasus
Risiko Tinggi – Jaminan untuk mendapatkan pelayanan yang
layak.4. Pelatihan bagi SDM
10
Standar• Primer : 90% persalinan ditolong
bidan; rujukan dini dan optimal pada kasus dengan risiko
• PONED : Puskesmas mampu menangani komplikasi sesuai dengan kompetensi dan sarana di level itu
• PONEK : rumah sakit menangani semua komplikasi. Memberikan bimbingan dan pelatihan bagi SDM di fasilitas pelayanan kesehatan primer
• AUDIT Maternal-Perinatal
11
Organisasi
• Primer (tk I) : pelayanan tanpa komplikasi - bidan + PONED (Puskesmas) – pelayanan + tindakan pada komplikasi ringan
• Kuretase HPP Gemelli Abortus • Preeklampsia Infeksi/KPD
Distosia • Partus preterm (34-37 mg) Resusitasi• Ekstraksi Vakum
12
Rujukan• Tingkat II : rumah sakit wilayah
melayani kasus dengan komplikasi. Harus dapat dicapai dalam 1 jam.
– Mampu melakukan Seksio Sesaria dalam selang waktu 30 menit.
– Gawat darurat : Door to Needle < 15 menit.
• Tingkat III : rumah sakit propinsi dengan kemampuan ICU menangani komplikasi berat. Petugas Pelaksana dan Pelayanan purnawaktu.
13
Kebutuhan
• HCU – 4 tempat tidur untuk 1000 kelahiran.
• Dukungan dana : obat, pelayanan-tindakan, SDM, gedung, alat, administrasi, lsitrik/air, dsb.
• Petugas/pimpinan : pimpinan dokter SpOG dan dokter SpA
14
Bukti manfaat
• PEDULI (?) • 100.000 kematian
bayi baru lahir di Indonesia
• 15.000 ibu meninggal/tahun
15
Antisipasi
• Pola rujukan masih ‘kuno’ –satu arah
• Duplikasi unit• SDM kurang – jaga malam• Tidak purnawaktu• Transportasi ? – tidak standar• Dana <• Reaksi – layanan darurat lama• Pelatihan bagi petugas ??
16
Evaluasi
• Data persalinan wilayah – kesakitan & kematian ibu & perinatal – nyaris meninggal
• CFR• Infeksi• AKP - kelangsungan hidup
bayi• Cakupan pelayanan
PONED/PONEK =%
17
Situasi
• Pertolongan oleh nakes rendah
• Kemampuan Nakes ?• Jaringan rujukan ?• Pelayanan di RS – Puskes –
Bidan• Jarak/geografi – lama rujukan
• Outreach education
18
Pelatihan PONED
• Sesuai kebutuhan• Kompetensi Nakes : praktik
dan peragaan pada fantom dan praktik klinik
• Bukti kompetensi : kuret, vakum, KBI, atasi syok, eklampsia, bayi preterm, resusitasi dsb
• Magang + supervisi fasilitatif
19
Masalah dan teknologiMasalah TeknologiPersalinan normal APNPerdarahan postpartum MAK III,
MisoprostolEklampsia MgSO4, NifedipineSepsis AntibiotikDistosia Partogram, eks.
vakum, seksioAsfiksia Resusitasi BBLMultiparitas KontrasepsiAborsi APK (Asuhan
Pascakeguguran)Perawatan Preterm Asuhan Metode
Kanguru
20
Magnesium Sulfat
Untuk Preeklampsia Berat - Eklampsia
Magnesium Sulfat
21
Tindakan vakum atau forcep harus dapat dilakukan di Puskesmasdengan kemampuan PONED
22
Penyebab Kematian Ibu
0
5
10
15
20
25
30
Perdarahan Infeksi PEE PersalinanMacet
23
Penyebab Kematian Bayi
0
5
10
15
20
25
Asfiksia BBLR Infeksi
24
Faktor penyebab kematian perinatal dan bayi
• risiko kesakitan ibu dan bayi tidak tertangani
• petugas yang belum trampil• ketrampilan petugas terbatas• perlengkapan/obat yang tidak
mencukupi• akses pada klinik terbatas• pengetahuan pasien/keluarga• persiapan di tingkat keluarga• kemiskinan informasi• keterbatasan rumah sakit• manajemen yang tidak terpadu
25
Pendekatan Tim (kelompok)
• Multidisiplin• Dokter (obstetri, pediatrik, anestesi,
p. dalam dsb), bidan, perawat, gizi,• Siswa magang di rumah sakit –
praktek + bimbingan kompeten• Daftar tilik kemampuan
•
26
Materi pelatihan
• Evaluasi risiko janin : maturitas, besar, djj, cacat, partograf.
• Tindakan operasi• Penilaian BBL –
resusitasi, ventilasi, masase, obat
• Prosedur : suhu, oksigen terapi, pengambilan darah/lab, tekanan positif, kateter vena, tekanan darah, terapi hipoglikemi, minum/makan- NGT, hiperbilirubin, AB/infeksi, rujukan dsb.
27
Pelatihan
• P2KS – P2KP• Pelatihan dengan
model/fantom yang dilanjutkan dengan praktik
• Kompetensi- profisiensi
28
Program
• Meliputi 1 rujukan, 2 PKM Poned• Angka kelahiran : 2%- Populasi 50
ribu• 1000 kelahiran – 30-40% miskin• 1000 kelahiran• Normal 900 - 100 tindakan operasi• 40 Perawatan bayi khusus• 30 Perawatan ibu khusus :
Preeklampsia• 5 Perawatan bayi intensif
29
BIAYA• NORMAL
– Ibu 900 x Rp. 500.000,- Rp. 450 juta– Bayi 900 x Rp. 100.000,- Rp. 90 juta
• Operasi – Ibu seksio 100 x Rp. 1,5 juta Rp.150
juta– Bayi 100 x Rp. 200.000,- Rp. 20 juta
• Perawatan khusus: 30 x Rp.200.000,- Rp. 60 juta• Perawatan intensif bayi 5 x Rp. 20 juta Rp. 100
jutaRp. 810 juta
Rata rata biaya perinatal: Rp. 810 juta/1000 ks = Rp. 810.000,-
30
2%
1000 kelahiran
900
30% Miskin
50.000
40
100
2%
5
30
Tindakan operatif IBU
Perawatan bayi sedang/khusus
Perawatan ibu khusus
Perawatan bayi intensif
Normal
Kelahiran Populasi
31
Sistem rujukan dan pengendalian mutu pelayanan regional
Dep KesRI
Dana
RS PONEK
SDM
Standar
PuskesPONED
Standar
Kebijakan/VisiRegional
PuskesPONED
PuskesPONED
KabupatenPropinsi
32
EFEKTIFITAS
• Target : Data dasar (baseline) penurunan kesakitan >10%.
• Evaluasi PROGRAM– Kognitif– Fasilitas– Praktek– luaran
• Tes pre/post• Survei• Telaah R-M, rujukan• AKI, AKP. AKN
33
Bayi sehat – Indonesia SEHAT
34