02 isi

24
RINGKASAN Luka merupakan suatu keadaan dimana sebagian jaringan tubuh hilang atau rusak akibat trauma tumpul maupun tajam. Pengobatan terhadap luka dilakukan berdasarkan jenis luka dan berat atau ringannya luka. Luka ringan yang terbuka akan meningkatkan risiko terjadinya infeksi oleh bakteri sehingga dapat memperparah keadaan luka. Upaya untuk meminimalisir terjadinya infeksi terhadap luka yang terbuka adalah dengan cara menutup luka. Penutupan luka dapat dilakukan dengan menggunakan perban atau plester. Saat ini plester transdermal atau plester yang berisi ion-ion antiseptik telah banyak digunakan. Ion antiseptik yang terdapat pada plester berfungsi untuk membunuh bakteri dan mencegah terjadinya infeksi sekunder sehingga proses penyembuhan luka dapat berlangsung dengan baik. Maraknya penggunaan plester untuk pengobatan luka memunculkan suatu gagasan yaitu Henna Band-Aid, suatu inovasi plester transdermal dengan memanfaatkan bahan herbal yaitu daun tanaman Lawsonia inermis (Henna) dalam bentuk bubuk untuk mempercepat penyembuhan luka ringan. L.inermis dikenal sejak zaman dahulu di berbagai negara sebagai kosmetik dan tanaman obat. Berbagai penelitian telah melaporkan manfaat terapeutik tanaman L.inermis. L.inermis dapat tumbuh dengan baik di daerah tropis dan subtropis sehingga memungkinkan untuk dibudidayakan di Indonesia. Henna Band-Aid diharapkan dapat menjadi suatu alternatif dan pelengkap pengobatan terhadap luka yang praktis, ekonomis, aman, dan terjangkau oleh semua kalangan masyarakat. 1

Upload: fiska-praktika-widyawibowo

Post on 20-Jan-2016

17 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: 02 Isi

RINGKASAN

Luka merupakan suatu keadaan dimana sebagian jaringan tubuh hilang atau rusak akibat trauma tumpul maupun tajam. Pengobatan terhadap luka dilakukan berdasarkan jenis luka dan berat atau ringannya luka. Luka ringan yang terbuka akan meningkatkan risiko terjadinya infeksi oleh bakteri sehingga dapat memperparah keadaan luka. Upaya untuk meminimalisir terjadinya infeksi terhadap luka yang terbuka adalah dengan cara menutup luka. Penutupan luka dapat dilakukan dengan menggunakan perban atau plester.

Saat ini plester transdermal atau plester yang berisi ion-ion antiseptik telah banyak digunakan. Ion antiseptik yang terdapat pada plester berfungsi untuk membunuh bakteri dan mencegah terjadinya infeksi sekunder sehingga proses penyembuhan luka dapat berlangsung dengan baik.

Maraknya penggunaan plester untuk pengobatan luka memunculkan suatu gagasan yaitu Henna Band-Aid, suatu inovasi plester transdermal dengan memanfaatkan bahan herbal yaitu daun tanaman Lawsonia inermis (Henna) dalam bentuk bubuk untuk mempercepat penyembuhan luka ringan. L.inermis dikenal sejak zaman dahulu di berbagai negara sebagai kosmetik dan tanaman obat. Berbagai penelitian telah melaporkan manfaat terapeutik tanaman L.inermis. L.inermis dapat tumbuh dengan baik di daerah tropis dan subtropis sehingga memungkinkan untuk dibudidayakan di Indonesia. Henna Band-Aid diharapkan dapat menjadi suatu alternatif dan pelengkap pengobatan terhadap luka yang praktis, ekonomis, aman, dan terjangkau oleh semua kalangan masyarakat.

1

Page 2: 02 Isi

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut R.Syamsu Hidayat pada tahun 1997, luka merupakan hilang

atau rusaknya sebagian jaringan tubuh yang disebabkan oleh trauma benda

tajam atau tumpul, perubahan suhu, zat kimia, ledakan, sengatan listrik atau

gigitan hewan (Baradero dkk, 2008). Luka dapat terjadi di seluruh jaringan

tubuh dan pada semua usia. Penanganan terhadap luka tergantung pada berat

atau ringannya luka. Luka yang ringan dan tidak berada di atas sendi gerak

dapat ditangani dengan penutupan luka menggunakan plester. Cara ini dapat

menjadi alternatif yang sangat efektif daripada penjahitan, karena risiko

infeksi luka yang lebih rendah (Morison, 2003).

Plester semakin marak digunakan untuk menangani luka ringan.

Penggunaan plester bertujuan untuk menutup luka sehingga dapat

meminimalisir terjadinya infeksi yang menghambat proses penyembuhan

luka. Beberapa plester dilengkapi dengan ion antiseptik yang berada pada

bantalan luka. Antiseptik seperti iodine 3% hanya digunakan untuk

membersihkan luka (Hasibuan dkk, 2010), sehingga akan menimbulkan efek

yang tidak diinginkan jika digunakan dalam jangka waktu yang lama seperti

pada penggunaan plester.

Menurut WHO pada tahun 2003, sekitar 80% penduduk negara

berkembang tidak mampu membeli obat farmasi sehingga bergantung pada

obat-obat tradisional, terutama nabati, untuk memenuhi kebutuhan kesehatan

mereka (Goswami dkk, 2011). Pemanfaatan tanaman herbal sebagai obat-

obatan cenderung lebih aman dibandingkan dengan obat-obatan sintetis.

Lawsonia inermis atau Henna merupakan salah satu tanaman herbal

yang dapat membantu proses penyembuhan luka. Tanaman obat tradisional

ini berkaitan dengan ajaran agama dan telah digunakan secara luas di

berbagai negara (Zohourian dkk, 2011). Daun Lawsonia inermis banyak

dimanfaatkan dalam bentuk pasta ataupun bubuk untuk menangani bisul,

luka, dan inflamasi pada kulit. Penelitian melaporkan bahwa daun Lawsonia

2

Page 3: 02 Isi

inermis mempunyai efek utama berupa analgesik, antiinflamasi, antimikroba,

dan antipiretik (Goswami dkk, 2011)

Lawsonia inermis tumbuh subur di daerah subtropis dan tropis seperti

Indonesia. Tanaman ini tidak memerlukan perawatan khusus dalam

pertumbuhannya sehingga mudah dalam pembudidayaannya. Tingginya

demand obat herbal di negara berkembang sangat besar terutama pada

pelayanan kesehatan primer karena batas keamanan yang lebih tinggi dan

biaya yang lebih rendah sehingga budidaya tanaman ini dapat menjadi

sumber pemasukan bagi masyarakat Indonesia (Chaudhary, 2010). Akan

tetapi sebagian besar obat tradisional tidak praktis dalam penggunaannya,

sehingga menurunkan minat masyarakat untuk menggunakannya.

Berdasarkan uraian latar belakang, kami terdorong untuk membuat

suatu gagasan terkait inovasi plester luka yang dilengkapi dengan obat

berbahan alami. Henna Band-Aid, pemanfaatan tanaman Henna (Lawsonia

inermis) yang dikemas dalam bantalan luka pada plester. Inovasi ini kami

harapkan dapat menjadi salah satu alternatif dan pelengkap pengobatan luka

yang aman, praktis, ekonomis, dan dapat dijangkau oleh semua kalangan

masyarakat.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana potensi daun Lawsonia inermis dalam proses penyembuhan

luka?

2. Seberapa efektif peran Henna Band-Aid sebagai alternatif pengobatan dan

penyembuhan luka ringan?

3. Bagaimana langkah-langkah yang dilakukan untuk mengimplementasikan

gagasan Henna Band-Aid?

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui potensi daun Lawsonia inermis dalam proses penyembuhan

luka.

2. Mengetahui efektivitas peran Henna Band-Aid sebagai alternatif

pengobatan dan penyembuhan luka ringan.

3

Page 4: 02 Isi

3. Mengetahui langkah-langkah yang dilakukan untuk

mengimplementasikan gagasan Henna Band-Aid.

D. Manfaat Penulisan

1. Bagi mahasiswa

a. Mediator pengembangan kreativitas dan gagasan mahasiswa di bidang

ilmu yang ditekuni.

b. Menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa.

2. Bagi universitas

a. Menambah khasanah ilmu pengetahuan yang dikembangkan oleh

perguruan tinggi.

b. Menjadi nilai positif perguruan tinggi sebagai pencetak generasi yang

berkontribusi positif bagi bangsa dan negara.

3. Bagi masyarakat

a. Memberi informasi kepada masyarakat mengenai khasiat dan potensi

tanaman Lawsonia inermis sebagai tanaman yang dapat membantu

proses penyembuhan luka.

b. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pemanfaatan

kekayaan alam Indonesia dalam pembudidayaan tanaman Lawsonia

inermis.

4

Page 5: 02 Isi

II. GAGASAN

A. Lawsonia inermis

Lawsonia inermis (Henna atau Mignonette tree) adalah tanaman

berbunga yang telah digunakan sejak Zaman Perunggu untuk mewarnai kulit,

kuku, rambut, sutra, dan wol. Di beberapa negara secara tradisional

digunakan dalam berbagai festival dan perayaan (Ashnagar & Shiri, 2011).

Klasifikasi ilmiah Lawsonia inermis (Ashnagar & Shiri, 2011):

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Myrtales

Famili : Lyrthraceae

Genus : Lawsonia

Spesies : Lawsonia inermis

Lawsonia inermis dapat tumbuh hingga mencapai tinggi 2-6 meter.

Daunnya kecil, panjangnya sekitar 1,5-5 cm, lebar sekitar 0,5-2 cm, berwarna

coklat kehijauan, bentuk bulat oval. Bunganya kecil, berukuran sekitar 1 cm,

banyak, harum, terdiri dari 4 kelopak. Bijinya berukuran sekitar 3 mm,

banyak, halus, keras, dan berwarna kecoklatan (Chaudhary dkk, 2010).

Gambar 2.1 Lawsonia inermis (Choubey dkk, 2010)

5

Page 6: 02 Isi

Tanaman ini banyak tumbuh di wilayah tropis dan subtropis Afrika,

Asia Selatan dan Australia Utara. Pertumbuhan tanaman ini optimal pada

suhu yang hangat. Lawsonia inermis dibudidayakan secara komersial di Uni

Emirat Arab, Maroko, Tunisia, Yaman, Libya, Arab Saudi, Mesir, India

Barat, Iran, Pakistan, Bangladesh, Afghanistan, Turki, Somalia, dan Sudan

(Ashnagar & Shiri, 2011). Pembudidayaan tanaman L. inermis di Indonesia

sangat berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang

memanfaatkan peluang sebagai penyedia bahan baku Henna (Ratnawulan

dkk, 2007).

B. Kandungan dan Potensi Lawsonia inermis

Lawsonia inermis (Henna) telah digunakan sebagai kosmetik dan obat

selama lebih dari 9.000 tahun. Henna melambangkan kesuburan. Penggunaan

Henna sangat populer di India karena efek dingin yang ditimbulkan, terutama

pada musim panas. Daun henna, biji, bunga, kulit, batang, dan akar digunakan

dalam pengobatan rheumatoid arthritis, sakit kepala, maag, diare, kusta,

demam, keputihan, diabetes, dan penyakit jantung (Chaudhary dkk, 2010).

Pemanfaatan Henna oleh masyarakat secara tradisional antara lain

(Chaudhary dkk, 2010):

1. Daun

Daun Henna yang telah diolah menjadi pasta atau bubuk banyak

digunakan untuk dekorasi tangan, kuku, dan kaki dengan pola tertentu.

Selain itu juga digunakan untuk mewarnai rambut. Daun Henna juga

dimanfaatkan untuk mengurangi jaundice, penyakit kulit, penyakit

kelamin, dan cacar.

2. Bunga

Bunga Henna sangat harum sehingga sering dimanfaatkan sebagai ekstrak

parfum.

3. Biji

Biji Henna sangat efektif untuk pengobatan disentri.

4. Kulit buah

6

Page 7: 02 Isi

Kulit buah Henna diolah dengan cara direbus kemudian

dimanfaatkan sebagai obat topikal untuk luka bakar. Kulit buah Henna

juga dapat diberikan secara oral untuk pengobatan penyakit kuning,

pembesaran limpa, dan sebagai alternatif pengobatan penyakit kusta.

5. Akar

Akar tanaman Henna dimanfaatkan sebagai obat gonorea dan

herpes. Selain itu juga dapat digunakan untuk pengobatan sakit mata.

Pada anak-anak, akar tanaman Henna dapat dimanfaatkan sebagai obat

bisul. Rebusan akar berguna dalam pengobatan gangguan saraf.

Kandungan Lawsonia inermis yang dapat diidentifikasi pada uji kimia

antara lain pewarna utama (lawsone) merupakan senyawa 2-hidroksi-1,4

napthaquinone (C10H6O3), konstituen lain seperti asam galat, glukosa,

manitol, lemak, dan resin (2%). Daun Henna menghasilkan hennatannic dan

minyak zaitun hijau yang larut dalam eter dan alkohol. Bunga Henna

menghasilkan minyak (0,01-0,02 %) dengan warna coklat atau gelap. Aroma

yang kuat pada bunga ditimbulkan oleh ion alfa dan beta, sebuah senyawa

nitrogen dan resin. Biji Henna mengandung protein (5,0 %), karbohidrat

(33,62 %), serat (33,5%), minyak lemak (10-11%) yang terdiri dari asam

behenat, asam arakidonat, asam stearat, asam palmitat, asam oleat, dan asam

linoleat. Sedangkan kulit batang Henna mengandung senyawa Isoplumbagin

dan lawsaritol (Chaudhary dkk, 2010).

Lawsonia inermis telah banyak digunakan dalam pengobatan berbagai

penyakit. Beberapa penelitian farmakologi telah melaporkan khasiat

Lawsonia inermis (Chaudhary dkk, 2010). Beberapa di antaranya adalah:

1. Efek immunomodulator

Ekstrak methanol pada daun Henna dengan konsentrasi 1 mg/ml

menunjukkan aktivitas imunostimulan seperti peningkatan respon

limfosit-T (Chaudhary dkk, 2010).

2. Efek antioksidan

Obat-obatan yang bersumber dari bahan herbal sangat menjanjikan

efek antioksidan. Melalui suatu penelitian, diketahui bahwa daun

Lawsonia inermis mengandung senyawa alkaloid, phenolic, glycoside,

7

Page 8: 02 Isi

dan saponin. Senyawa phenolic yang terkandung dalam setiap gram

sediaan kering yaitu sebesar 38,61 mg. Senyawa phenolic yang

terkandung pada tanaman ini menghambat efek negatif paparan oksidatif

dengan cara meningkatan fungsi perlindungan biokimiawi (Aqil dkk,

2006). Penelitian in vitro menunjukkan bahwa senyawa phenolic

aktivitas anti-mutagenik dan anti-tumor (Guha dkk, 2011).

3. Efek antibakteri

Ekstrak ethanol L.inermis menunjukkan aktivitas yang paling

tinggi terhadap semua bakteri dalam uji yang dilakukan pada 20 spesies

tanaman yang digunakan oleh masyarakat Yaman (Chaudhary dkk,

2010).

4. Efek antifungal

Minyak atsiri yang diperoleh dari proses hidro-destilasi daun

L.inermis menunjukkan aktivitas antifungal yang signifikan terhadap

jamur patogen malalui pemakaian topikal (Chaudhary dkk, 2010).

Ekstrak daun L.inermis 35 mg/ml secara signifikan menunjukkan efek

antifungal dibandingkan dengan Griseovulvin sebagai kontrol (Djaalab

dkk, 2012).

5. Aktivitas analgesik

Ekstrak daun Henna menunjukkan efek analgesik yang signifikan disertai

dengan aktivitas antipiretik (Chaudhary dkk, 2010).

6. Aktivitas antiinflamasi

Isoplumbagin dan lawsaritol yang terisolasi dari kulit batang dan

akar L.inermis menunjukkan aktivitas antiinflamasi. Pada tikus yang

diinduksi edema kemudian diberikan senyawa fenilbutazon,

isoplumbagin, dan lawsaritol dosis oral 100 mg/kgBB menunjukkan

perbandingan efek antiinflamasi berturut-turut sebesar 61%, 60%, dan

40% dibandingkan dengan kontrol. Isoplumbagin menunjukkan aktivitas

antiinflamasi yang mirip dengan fenilbutazon (Chaudhary dkk, 2010).

C. Plester Luka Ringan Sintetis

8

Page 9: 02 Isi

Plester merupakan massa padat atau setengah padat yang ditaburi

perekat pada bahan penunjang yang sesuai dan ditujukan untuk pemakaian

luar pada bagian tubuh supaya terjadi hubungan yang lama dengan tempat

yang diobati. Bahan penunjang yang digunakan adalah kapas, kertas, laken,

kain putih, sutera, moleskin, atau plastik (Ansel, 2005).

Plester transdermal adalah plester adesif yang mengandung obat yang

ditempatkan pada kulit yang luka untuk menghantarkan dosis pelepasan obat

berdasarkan waktu melalui kulit dan dalam aliran darah. Bahan yang terdapat

pada bantalan luka biasanya merupakan ion-ion antiseptik yang dapat

mempercepat penyembuhan luka, mencegah atau menghambat pertumbuhan

mikroorganisme patogen pada kulit. Pengobatan luka menggunakan

antiseptik dalam plester yang ditempelkan dalam jangka waktu yang lama

terutama iodine juga tidak dianjurkan karena menimbulkan gangguan

hipertiroid. Alkohol 70% maupun iodine 3% hanya digunakan untuk

membersihkan luka (Hasibuan dkk, 2010).

D. Henna Band-Aid

Henna Band-Aid terinspirasi oleh plester transdermal yang

menggunakan ion-ion antiseptik untuk mempercepat penyembuhan luka dan

menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang merugikan pada kulit.

Perbedaannya, Henna Band-Aid menggunakan bahan alami yang efek

terapeutiknya telah diuji dalam berbagai penelitian, yaitu Lawsonia inermis.

Lawsonia inermis dapat tumbuh optimal pada suhu yang hangat, terutama di

wilayah yang beriklim tropis dan subtropis. Tidak menutup kemungkinan

budidaya L.inermis dilakukan di Indonesia sebagai negara agraris dengan

tanah yang subur.

Saat ini masyarakat banyak menggunakan obat tradisional sebagai

alternatif pengobatan maupun pelengkap bagi pengobatan modern. Akan

tetapi kendala yang seringkali ditimbulkan oleh obat-obatan tradisional

adalah penggunaan yang tidak praktis.

Henna Band-Aid memanfaatkan bubuk tanaman Henna yang diolah

secara steril sebagai obat yang diletakkan di bantalan luka pada plester luka.

9

Page 10: 02 Isi

Bubuk Henna ini diharapkan dapat mengurangi inflamasi dan rasa sakit atau

nyeri yang ditimbulkan oleh luka, serta menghambat pertumbuhan bakteri

maupun jamur patogen yang dapat menghambat proses penyembuhan luka.

Bahan yang digunakan untuk membuat bantalan luka adalah kasa steril

yang mengandung bubuk Henna, dengan ukuran tertentu yang ditempelkan

pada perekat. Bahan perekat menggunakan bahan yang dapat merekat erat

pada kulit, lentur, kedap air, namun tidak kedap udara, sehingga oksigenasi

terhadap luka dapat optimal dan dapat membantu proses penyembuhan luka.

Bahan tambahan yang digunakan dalam plester adalah propilen glikol dan

humektan untuk menjaga agar kondisi tidak terlalu kering dan tidak terlalu

basah (Ansel, 2005). Kemudian Henna Band-Aid dikemas dengan kertas lilin

dan alumunium foil.

Efek antiinflamasi, antibakteri, analgesik, dan antifungal yang dimiliki

oleh tanaman L.inermis sangat mendukung gagasan kami untuk merancang

suatu plester transdermal alami yang praktis, aman, ekonomis, dan

bermanfaat untuk mempercepat penyembuhan luka, serta terjangkau oleh

semua kalangan masyarakat.

Gambar 2.2 Contoh desain plester Henna Band-Aid

E. Langkah Implementasi Gagasan

10

Gagasan (ide)

Page 11: 02 Isi

Gambar 2.3 Bagan langkah implementasi gagasan

1. Alat dan Bahan

a. Alat

11

Pengumpulan literatur

Gagasan tertulis

Implementasi gagasan

Pemilihan bahan dasar plester

Pencarian distributor tanaman L.inermis

Pembuatan plester

Pengolahan daun L.inermis menjadi

bubuk

Desain Henna Band-Aid

Pembuatan Henna Band-Aid

Page 12: 02 Isi

1) Alat Penggiling

Gambar 2.4 Alat penggiling

2) Oven

Gambar 2.5 Oven

3) Mangkuk stainless

4) Penyaring

5) Water bath

12

Page 13: 02 Isi

Gambar 2.6 Water Bath

b. Bahan

1) Daun L.inermis

2) Olive oil

3) Alkohol 70%

4) Ethanol 96%

5) Plester steril

6) Kasa steril

7) Kertas lilin

8) Alumunium foil

9) Air bersih

2. Pembuatan bubuk daun L.inermis

a) Sterilisasi semua alat yang akan digunakan dengan alkohol.

b) Cuci daun Henna hingga bersih.

c) Masukkan daun Henna ke dalam oven dengan suhu 70oC hingga

kering.

d) Giling daun Henna yang telah kering hingga menjadi serbuk halus.

e) Serbuk halus diolah menggunakan prosedur maserasi (merendam

serbuk halus dalam ethanol 96% selama 3x24 jam).

f) Hasil rendaman disaring untuk memisahkan filtrat dan residu.

g) Filtrat diuapkan menggunakan water bath dengan suhu dan waktu

tertentu.

h) Uap yang dihasilkan diolah menjadi bubuk halus.

3. Pembuatan Henna Band-Aid

13

Page 14: 02 Isi

a) Bubuk Henna yang sudah halus dimasukkan di antara 2 lembar kasa

steril.

b) Tetesi bubuk Henna dengan minyak eucalyptus esensial.

c) Tutup 2 lembar kasa steril sehingga menyerupai bantalan luka pada

plester.

d) Bantalan luka ditempelkan pada plester steril yang ukurannya lebih

besar.

e) Plester dibungkus menggunakan kertas lilin.

f) Henna Band-Aid siap dikemas dalam alumunium foil.

III. KESIMPULAN

14

Page 15: 02 Isi

1. Tanaman L.inermis memiliki potensi sebagai alternatif maupun pelengkap

pengobatan untuk mempercepat proses penyembuhan luka terutama luka

ringan.

2. Potensi L.inermis sebagai alternatif pengobatan luka diperantarai oleh

aktivitas antiinflamasi, antibakteri, analgesik, dan antifungal pada daun,

batang, maupun akar tanaman L.inermis yang dilaporkan oleh berbagai

penelitian.

3. Pengembangan gagasan Henna Band-Aid diharapkan dapat memberikan

suatu inovasi plester transdermal alami yang praktis, aman, ekonomis, dan

terjangkau oleh semua kalangan masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

15

Page 16: 02 Isi

Ansel, H. C. 2005. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi Keempat. Jakarta: UI Press

Aqil, F., Iqbal A., Zafar M. 2006. Antioxidant Free Radical Scavenging Properties of Twelve Traditionally Used Indian Medical Plants. Turkey Journal of Biology 30(2006):177-183

Ashnagar, A & A. Shiri. 2011. Isolation and characterization of 2-hydroxy-1,4-

naphthoquinone (lawsone) from the powdered leaves of henna plant marketed in Ahwaz city of Iran. International Journal of ChemTech Research 3(4):1941-1944

Baradero, M., Mary W.D., Yakobus S. 2008. Keperawatan Perioperatif: Prinsip dan Praktik. Jakarta: EGC

Chaudhary, G., Sandeep G., Priyanka P. 2010. Lawsonia inermis Linnaeus: A Phytopharmacological Review. International Journal of Pharmaceutical Sciences and Drug Research; 2(2): 91-98

Choubey, A., Mukesh O., Ashish M., Shilpi M., U K Patil. 2010. Hypoglycemic and Antihiperglycemic Effect of Ethanolic Extract of Whole Plant of Lawsonia inermis (Henna) in Streptozotocin Induced Diabetic Rats. International Journal of Pharmaceutical Sciences and Research, 1(8):74-77

Djaalab, H.M., F. Kahlouche-Riachi., Z. Djerrou., M.Serakta-Delmi., S.Hamimed., W.Trifa., I.Djaalab., Y.Hamdi P. 2011. In Vitro Evaluation of Antifungal Effects of Lawsonia inermis, Pistacia lentiscus and Juglans regia. International Journal of Medicine Aromatic Plants, 2(2):263-268

Goswami, M., Mayank Kulshreshtha., Chandana V. Rao., Sanjay Yadav, Sachdev Yadav. 2011. Anti Ulcer Potential of Lawsonia inermis Leaf. International Journal of Pharmaceutical Sciences Review and Research 10(1):25-27

Guha, G., V.Rajkumar., R.Ashok Kumar., Lazar Mathew. 2011. Antioxidant Activity of Lawsonia inermis Extracts Inhibits Chromium (VI)-Induced Cellular and DNA Toxicity. Hindawi Publishing Corporation Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine 2011(576456):1-9

Hasibuan, L.Y., Hardisiswo S., Bisono. 2010. Luka dalam Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi Ketiga. Jakarta: EGC

Morison, M J. 2003. Manajemen Luka. Jakarta: EGC

Ratnawulan, S., Ida Musfiroh., Sriwidodo. 2007. Pembuatan Sediaan Pewarna Rambut Dalam Bentuk Gel Dari Infus Pacar Kuku (Lawsonia inermis, L). Bandung: Universitas Padjadjaran

16

Page 17: 02 Isi

Zohourian, T.H., Armando T.Q, Mitsuru S. 2011. Polyphenolic Contents and Antioxidant Activities of Lawsonia Inermis Leaf Extracts Obtained by Microwave-assisted Hydrothermal Method. Journal of Microwave Power and Electromagnetic Energy, 45(4):193-204

17