0021136 abstract tocsd

12
 PENGGUNAAN BORED PILE SEBAGAI DINDING PENAHAN TANAH Yeremias Oktavianus Ramandey NRP : 0021136 Pembimbing : Ibrahim Surya, Ir., M.Eng FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG ABSTRAK Seiring dengan pesatnya pembangunan gedung dengan basement  di Indonesia, dinding tiang contiguous merupakan salah satu solusi alternatif untuk kontruksi penahan tanah. Ada dua jenis dinding tiang contiguous yaitu dengan gap dan tanpa gap, dalam penulisan tugas akhir ini menggunakan metode dinding tiang contiguous dengan gap. Pemilihan metode ini dikarenakan lebih murah dari dinding tiang contiguous tanpa gap dan tidak dipengaruhi oleh muka air tanah ( muka air tanah lebih rendah dari level galian ). Perhitungan dilakukan pada tiga lokasi bor dengan keadaan tanah tiap bor yang berbeda dan mempunyai kedalaman basement  yang berbeda juga yang disebabkan oleh keadaan muka tanah, dimana muka tanah asli pada Bor 1 adalah +2.45 dan untuk Bor 2 dan Bor 3 adalah –0.45. Pada Bor 1 mempunyai kedalaman basement  9 meter, sedangkan Bor 2 dan Bor 3 mempunyai kedalaman basement 7 meter. Perencanaan dinding tiang contiguous ini  berdasarkan kuat geser tanah, tekanan lateral, pengaruh air dalam tanah dan pengaruh beban tambahan. Dari hasil analisis diperoleh penggunaan parameter tanah total lebih aman dibandingkan dengan parameter tanah efektif. Hasil dari penggunaan parameter tanah total adalah : Bor 1 mempunyai kedalaman penanaman 7,2 meter dan diameter 0,8 meter, Bor 2 mempunyai kedalaman penanaman 5,5 meter dan diameter 0,6 meter dan Bor 3 mempunyai kedalaman penanaman 7,44 meter dan diameter 0,6 meter.

Upload: apza11

Post on 16-Oct-2015

15 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

AF

TRANSCRIPT

  • PENGGUNAAN BORED PILE

    SEBAGAI DINDING PENAHAN TANAH

    Yeremias Oktavianus Ramandey NRP : 0021136

    Pembimbing : Ibrahim Surya, Ir., M.Eng

    FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

    BANDUNG

    ABSTRAK

    Seiring dengan pesatnya pembangunan gedung dengan basement di

    Indonesia, dinding tiang contiguous merupakan salah satu solusi alternatif untuk

    kontruksi penahan tanah. Ada dua jenis dinding tiang contiguous yaitu dengan gap

    dan tanpa gap, dalam penulisan tugas akhir ini menggunakan metode dinding

    tiang contiguous dengan gap. Pemilihan metode ini dikarenakan lebih murah dari

    dinding tiang contiguous tanpa gap dan tidak dipengaruhi oleh muka air

    tanah ( muka air tanah lebih rendah dari level galian ).

    Perhitungan dilakukan pada tiga lokasi bor dengan keadaan tanah tiap bor

    yang berbeda dan mempunyai kedalaman basement yang berbeda juga yang

    disebabkan oleh keadaan muka tanah, dimana muka tanah asli pada Bor 1 adalah

    +2.45 dan untuk Bor 2 dan Bor 3 adalah 0.45. Pada Bor 1 mempunyai

    kedalaman basement 9 meter, sedangkan Bor 2 dan Bor 3 mempunyai

    kedalaman basement 7 meter.

    Perencanaan dinding tiang contiguous ini berdasarkan kuat geser tanah, tekanan

    lateral, pengaruh air dalam tanah dan pengaruh beban tambahan.

    Dari hasil analisis diperoleh penggunaan parameter tanah total lebih aman

    dibandingkan dengan parameter tanah efektif. Hasil dari penggunaan parameter

    tanah total adalah : Bor 1 mempunyai kedalaman penanaman 7,2 meter dan

    diameter 0,8 meter, Bor 2 mempunyai kedalaman penanaman 5,5 meter dan

    diameter 0,6 meter dan Bor 3 mempunyai kedalaman penanaman 7,44 meter dan

    diameter 0,6 meter.

  • DAFTAR ISI

    Halaman

    SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR .. i

    SURAT KETERANGAN SELESAI TUGAS AKHIR ii

    ABSTRAK ... iii

    PRAKATA ... iv

    DAFTAR ISI ... vi

    DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN ... ix

    DAFTAR GAMBAR ... xii

    DAFTAR TABEL ... xv

    DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

    BAB 1 PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

    1.2 Maksud dan Tujuan ... 2

    1.3 Ruang Lingkup Pembahasan . 3

    1.4 Sistematika Pembahasan ... 3

    BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Teori Bored Pile 5

    2.1.1 Macam-macam Bored Pile . 6

    2.1.2 Keuntungan Penggunaan Bored Pile . 6

    2.1.3 Kerugian Penggunaan Bored Pile .. 8

    2.1.4 Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Pada

    Penggunaan Bored Pile .. 8

  • 2.1.4.1 Keadaan Tanah yang

    Menguntungkan .. 8

    2.1.4.2 Keadaan Tanah yang Tidak

    Menguntungkan .. 9

    2.1.4.3 Beberapa Penyebab Timbulnya Cacat

    Pada Bored Pile . 10

    2.1.5 Pelaksanaan Membuat Lubang Bor ... 11

    2.1.5.1 Pemboran Pada Tanah Tidak

    Berongga . 11

    2.1.5.2 Pemboran Pada Tanah keras

    dan Berbatu . 12

    2.1.5.3 Pemboran Pada Tanah yang

    Menyempit .. 15

    2.1.5.4 Pemboran Pada Tanah yang

    Berongga atau Mudah Longsor ... 15

    2.1.6 Tahap Pelaksanaan Bored Pile ... 19

    2.2 Kuat Geser Material .. 27

    2.2.1 Kuat Geser Tanah Pasir 28

    2.2.2 Kuat Geser Tanah Lempung . 29

    2.3 Pengujian Kuat Geser ... 30

    2.4 Short Term dan Long Term Analisis 32

    2.5 Tekanan Lateral dalam Tanah ... 32

    2.5.1 Tekanan Tanah Saat Diam, Aktif

    dan Pasif 33

  • 2.5.2 Pengaruh Regangan Lateral ... 38

    2.6 Teori Tekanan Tanah Lateral 41

    2.6.1 Teori Rankine . 41

    2.6.2 Teori Coulomb ... 53

    2.7 Pengaruh Air dalam Tanah ... 61

    2.8 Tekanan Lateral Gempa 66

    2.9 Pengaruh Beban Tambahan .. 76

    BAB 3 PERENCANAAN DINDING PENAHAN TANAH DENGAN

    MENGGUNAKAN BORED PILE

    3.1 Sistem Bored Pile . 80

    3.1.1 Prosedur Rancangan Umum .. 83

    3.1.2 Lebar Efektif dan Pengaturan 83

    3.1.3 Bored Pile Sebagai Dinding ... 85

    3.2 Langkah-Langkah Perhitungan Bored Pile Sebagai

    Dinding Penahan Tanah 87

    BAB 4 STUDI KASUS DAN ANALISA MASALAH

    4.1 Studi Kasus ... 90

    4.2 Analisa Masalah 94

    BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1 Kesimpulan ... 135

    5.2 Saran . 137

    DAFTAR PUSTAKA .. 138

    LAMPIRAN . 139

  • DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN

    As : Luas tulangan.

    Ah : Percepatan gempa horisontal.

    av : Percepatan gempa vertikal.

    c : Kohesi tanah.

    c : Kohesi tanah efektif. D : Kedalaman Bored Pile.

    Dr : Kerapatan relatif.

    f : Faktor lengkung.

    fc : Mutu beton. g : Percepatan gravitasi.

    H : Tinggi dinding penahan tanah.

    hc : Kedalaman kritis.

    K : Koefisien tekanan tanah lateral.

    Ka : Koefisien tekanan tanah aktif.

    Ki : Koefisien tekanan tanah lateral pada lapisan-i.

    Ko : Koefisien tekanan tanah netral.

    Kp : Koefisien tekanan tanah pasif.

    M : Momen maksimum.

    Pa : Tekanan tanah aktif.

    Pp : Tekanan tanah pasif.

    Pae : Gaya aktif persatuan lebar dinding. Pvi : Tekanan tanah vertikal efektif pada tepi atas dari lapisan-i.

  • q : Beban merata.

    s : Jarak tulangan.

    u : Tekanan air pori.

    Vu : Gaya geser maksimum.

    W : Berat blok tanah di atas bidang longsor.

    w : Momen tahanan.

    Z : Jarak vertikal yang dihitung ke bawah dari permukaan urugan.

    Zw : Kedalaman muka air tanah.

    : Sudut kemiringan dinding penahan tanah terhadap garis horisontal.

    : Sudut kemiringan permukaan tanah urug terhadap horisontal. : Sudut gesek antara dinding dan tanah. : Sudut geser dalam tanah. : Sudut geser dalam tanah efektif. Mn : Kapasitas momen nominal. : Berat volume tanah. : Berat volume tanah efektif. : Sudut geser dalam tanah. : Tegangan normal pada saat kondisi runtuh. : Tegangan normal efektif. a : Tegangan tanah aktif. h : Tegangan horisontal. h : Tegangan horisontal efektif.

  • p : Tegangan tanah pasif. v : Tegangan vertikal. v : Tegangan vertikal efektif. : Tegangan geser pada saat terjadinya keruntuhan. : Kuat geser tanah. PHZ : Pertambahan tekanan lateral. AASTHO : American Association of States Highway and Transportation

    Officials.

    CU : Consolidated Undrained.

    UU : Unconsolidated Undrained.

  • DAFTAR GAMBAR

    Halaman

    Gambar 2.1 Bor dengan Gigi Pemotong ... 12

    Gambar 2.2 Boulder Extractor .. 13

    Gambar 2.3 Grab atau Cleaning Bucket ... 13

    Gambar 2.4 Boulder Rooter .. 14

    Gambar 2.5 Rock Chopper ... 14

    Gambar 2.6 Tahap Pelaksanaan Bored Pile .. 19

    Gambar 2.7 Bucket Pembersih . 22

    Gambar 2.8 Franki Suction Bailer 22

    Gambar 2.9 Distorsi dari Suatu Ikatan Tulangan yang Kurang Kuat

    Karena Slump yang Lambat atau beton Kasar .. 26

    Gambar 2.10 Tekanan Tanah Lateral . 34

    Gambar 2.11 Tekanan Tanah Lateral dan Lingkaran Mohr yang mewakili

    Kedudukan Tegangan di Dalam Tanah . 36

    Gambar 2.12 Distribusi Tekanan Tanah Aktif pada Dinding Penahan

    Menurut Tipe Gerakan Dinding 39

    Gambar 2.13 Diagram Tekanan Tanah Aktif Rankine ... 43

    Gambar 2.14 Diagram Tekanan Tanah Pasif Rankine ... 48

    Gambar 2.15 Diagram Tekanan Tanah Pasif Rankine .. 50

    Gambar 2.16 Diagram Tekanan Tanah Aktif dan Pasif

    pada Tanah Kohesif ( c > 0 dan > 0 ) .. 52 Gambar 2.17 Kelongsoran Ditinjau Dari Teori Coulomb .. 54

  • Gambar 2.18 a. Kondisi Saat Longsor B. Segitiga Gaya . 55

    Gambar 2.19 a. Gaya-gaya yang Bekerja pada Kondisi Tanah Pasif

    b. Poligon Gaya Untuk Hitungan Tanah Pasif .. 56

    Gambar 2.20 Tekanan Tanah Lateral Menurut Teori Coulomb . 58

    Gambar 2.21 Letak Permukaan Air Dalam Dinding Penahan Tanah . 61

    Gambar 2.22 Tekanan Vertikal dan Horisontal Akibat Muka Air Tanah .. 62

    Gambar 2.23 Tekanan Lateral, Satu Jenis Tanah Dengan Kondisi

    Sebelumnya di Atas Muka Air Tanah atau Kondisi

    Seluruhnya di Bawah Muka Air Tanah 63

    Gambar 2.24 Tanah Terendam sebagian 64

    Gambar 2.25 Distribusi Tekanan Lateral pada Tanah Berlapis .. 65

    Gambar 2.26 Seismic Free-Field 67

    Gambar 2.27 Kriteria Keruntuhan Mohr-Coulomb Untuk Tanah Butir

    Kasar . 68

    Gambar 2.28 Keruntuhan Mohr-Coulomb Untuk Tanah Kohesif .. 69

    Gambar 2.29 Distribusi Tekanan Tanah Lateral pada Dinding

    Berdasarkan Analisis Richard ... 72

    Gambar 2.30 Gaya Aktif pada Dinding Akibat Gempa .. 75

    Gambar 2.31 Distribusi Tekanan Lateral pada Tanah Berlapis .. 76

    Gambar 2.32 Pertambahan Tekanan Akibat Beban Titik ... 77

    Gambar 2.33 Pertambahan Tekanan Akibat Beban Garis .. 78

    Gambar 2.34 Resultan Gaya Akibat Beban Titik dan Beban Garis 78

    Gambar 3.1 Jenis-jenis Dinding Tiang Contiguous .. 81

    Gambar 3.2 Jarak Pile ke Pile untuk Dinding Tiang Contiguous . 82

  • Gambar 3.3 Fariasi Dinding Tiang Secant 82

    Gambar 3.4 Perpindahan Beban pada Pile-Pile 84

    Gambar 3.5 Diagram Tekanan .. 87

    Gambar 4.1 Profil Bor 1 dan Propertiesnya .. 91

    Gambar 4.2 Profil Bor 2 dan Propertiesnya .. 92

    Gambar 4.3 Profil Bor 3 dan Propertiesnya .. 93

    Gambar 4.4 Diagram Tekanan Bor 1 94

    Gambar 4.5 Diagram Tekanan Bor 2 106

    Gambar 4.6 Diagram Tekanan Bor 3 120

    Gambar 4.7 Hubungan h D 134

    Gambar 4.8 Hubungan D Diameter Bored Pile . 134

    Gambar 4.9 Hubungan h Berat Tulangan .. 134

  • DAFTAR TABEL

    Halaman

    Tabel 2.1 Macam Tanah dan Translasi Saat Tanah Dalam Kondisi

    Aktif ( Bowles, 1977 ) .. 38

    Tabel 2.2 Nilai Nilai Ko Untuk Berbagai Jenis Tanah

    ( Punmia, 1980 ) 40

    Tabel 2.3 Nilai Nilai Kisaran Koefisien Tekanan Tanah Lateral

    ( Bowles, 1977 ) 40

    Tabel 2.4a Koefisien Tekanan Tanah Aktif ( Ka ) Teori Rankine .. 47

    Tabel 2.4b Koefisien Tekanan Tanah Pasif ( Kp ) Teori Rankine .. 47

    Tabel 2.5a Koefisien Tekanan Tanah Aktif ( Ka ) Teori Coulomb 59

    Tabel 2.5b Koefisien Tekanan Tanah Pasif ( Kp ) Teori Coulomb 60

    Tabel 2.6 Harga Ka Untuk = 0, = 0 . 75 Tabel 2.7 Resultan Gaya Akibat Beban titik ( V ) 79

    Tabel 2.8 Resultan Gaya Akibat Beban Garis ( Vt ) ... 79

    Tabel 3.1 Kemampuan Lengkung Pasif ( Soldier Pile System, 2001 ) . 86

    Tabel 4.1 Perbandingan Penggunaan Parameter Tanah Total dan

    Parameter Tanah Efektif ... 133

  • DAFTAR LAMPIRAN

    Halaman

    Lampiran 1 Nilai-Nilai SPT ( Standard Penetration Test ) .. 139

    Lampiran 2 Profil Bor dan Propertiesnya . 140

    Lampiran 3 Hasil Penelitian Laboratorium Tanah ... 144

    Lampiran 4 Nilai-Nilai Parameter Tanah Total dan Parameter Tanah

    Efektif ... 145

    Lampiran 5 Denah Lokasi dan Potongan Bored Pile ... 147