lecturer.ppns.ac.idlecturer.ppns.ac.id/.../60/2017/12/bab-isi-modul-ii.docx · web viewsemua gambar...
TRANSCRIPT
MODUL 2 JENIS GARIS, HURUF DAN UKURAN
2.1. Sub KompetensiKemampuan yang akan dimiliki oleh mahasiswa setelah memahami isi modul ini
adalah sebagai berikut :
- Mahasiswa mampu memahami dan mengimplementasikan jenis garis, huruf
dan ukuran kertas dalam gambar kerja.
2.2. Uraian Materi2.2.1. Menggambar Garis Tegak Lurus
Garis Tegak Lurus
Dengan segitiga
1. Letakkan sisi miring segitiga 45o- 45o sedemikian hingga berimpit dengan
garis 1 yang diketahui dan bagian bawah ditahan oleh segitiga yang lain.
2. Putarlah segitiga 45o-45o sebesar 90o ( lihat anak panah B ) maka sisi
miringnya akan tegak lurus garis l. Geser segitiganya (lihat anak panah b) bila
perlu.
3. Tarik garis m.
Gambar 2.1. Cara Menggambar Garis Tegak Lurus a
MODUL AJAR GAMBAR TEKNIK 30
MODUL 2 JENIS GARIS, HURUF DAN UKURAN
Gambar 2.2. Cara Menggambar Garis Tegak Lurus b
Garis Miring
Gambar 2.3. Cara Menggambar Garis Miring a
MODUL AJAR GAMBAR TEKNIK 31
MODUL 2 JENIS GARIS, HURUF DAN UKURAN
Gambar 2.4. Cara Menggambar Garis Miring b
2.2.2. Menggambar Garis Sejajar
Untuk membuata garis sejajar, pertama satu segitiga dipakai pedoman harus
tidak boleh bergerak. Letakkan segitiga berikut kedua sesuai dengan arah garis yang
dikehendaki dan tarik garis. Selanjutnya geser segitiga kedua sesuai dengan jarak
yang dikehendaki kemudian tarik garis dan seterusnya
Gambar 2.5. Cara Menggambar Garis Sejajar
2.2.3. Cara Menggambar Garis Lengkung
Untuk membuat garis lengkung menggunakan jangka maka harus ditentukan
dahulu jari-jari lingkaran atau pusat putaran lingkaran. Misalnya jari-jari lingkaran
pusat M1 lebih besar dari jari-jari lingkaran pusat M2
MODUL AJAR GAMBAR TEKNIK 32
MODUL 2 JENIS GARIS, HURUF DAN UKURAN
- Buat garis sumbu sebagai pusat putaran lengkungan M1 dan M2 sesuai besar jari-
jarinya.
- Buat setengah lingkaran dengan jangka dari pusat M1, kemudian dilanjutkan
membuat setengah lingkaran dengan jangka pada pusat M2, maka sudah terjadi
garis lengkung yang berhubungan, lihat gambar berikut.
Gambar 2.6. Garis Lengkung dengan Jangka
Untuk membuat garis lengkung dengan mal lengkung harus memperhatikan
titik mana yang akan dihubungkan agar kelengkungan tidak kelihatan janggal atau
tak sesuai. Usahakan penarikan garis melalui 3 titik penghubung sedapat mungkin,
bila terpaksa menghubungkan hanya dengan 2 titik harus dilihat kebenaran
lengkungannya.
Ditentukan titik sembarang A, B, C, D dan E
- Carilah mal lengkung yang sesuai dengan dengan lengkungan 3 titik A, B dan C
- Cari lagi mal lengkung yang sesuai dengan lengkungan C, D dan E
- Ternyata hasil garis lengkung untuk A, B, c, d dan E tidak selaras
MODUL AJAR GAMBAR TEKNIK 33
MODUL 2 JENIS GARIS, HURUF DAN UKURAN
- Maka lengkung C, D dan E dibatalkan
- Gunakan mal lengkung untuk titik C dan D saja, tetapi diperkirakan
lengkungnya menyambung atau jadi satu
- Dan terakhir buat lengkung dari titik D dan E untuk menyambung lengkung
berikutnya cari mal yang sesuai
- Hasil tarikan lengkung dapat dilihat gambar berikut.
Gambar 2.7. Garis Lengkung dengan Mal
2.2.4. Membagi Garis
Garis AB dibagi menjadi dua bagian sama panjang.
a. Buat dua busur lingkaran dengan A dan B sebagai pusat, jari-jari R sembarang.
Kedua busur saling berpotongan di a dan b
b. Tarik garis ab yang memotong AB di C
c. Maka AC = CB
MODUL AJAR GAMBAR TEKNIK 34
MODUL 2 JENIS GARIS, HURUF DAN UKURAN
Gambar 2.8. Membagi Garis 2 Bagian
Membagi garis AB menjadi beberapa bagian yang sama panjang. ( misalnya
dibagi menjadi 8 bagian )
a. Tarik garis sembarang ( dari A )
b. Ukuran pada garis a-h bagian yang sama panjang dengan memakai jangka
Aa = ab = bc = cd = de = ef = fg = gh
c. Hubungkan titik h dengan B
d. Tariklah dari titik-titik : g, f, e, d, c, b, a, garis sejajar dengan garis hB
garis-garis ini akan memotong AB di titik-titik yang membaginya dalam 8
bagian yang sama panjang.
Gambar 2.9. Membagi Garis Sama Panjang
MODUL AJAR GAMBAR TEKNIK 35
MODUL 2 JENIS GARIS, HURUF DAN UKURAN
2.2.5. Menggabungkan Garis
Untuk menggabungkan garis lurus dengan garis lurus yang perlu
mendapatkan perhatian adalah tidak boleh ada kelebihan garis yang memotong atau
menyilang, maka harus tepat.
- Tarik garis dari titik A ke titik B, kemudian dilanjutkan dari titik B menuju ke
titik C dan seterusnya dari titik C ke titik D
- Garis ABCD bergabung
- Jangan menggabungkan garis yang tidak sejalan karena kemungkinan
hasilnya akan kurang baik. Misalnya dari A ke B kemudian dari D ke C
seterusnya dari B ke C
Gambar 2.10. Gabungan Garis dangan Garis
Sedangkan menggabungkan antara garis lengkung dan garis lurus sebaiknya dimulai
dari pembuatan garis lengkung dahulu.
- Buat garis lengkung setengah lingkaran dari titk pusat M1 dari titik A ke titik B
- Teruskan menarik garis lurus dari titik B ke titik C
- Dan seterusnya buat setengah lingkaran pusat M2 dari titik C ke titik D
- Ingat jangan membuat garis yang tidak berurutan, hasilnya akan kurang baik.
Misalnya dibuat setengah lingkaran besar pusat M1 dari titik A ke titik B,
kemudian setengah lingkaran pusat M2 dari titik D ke titik C, dan seterusnya
membuat garis dari titik B ke titik C.
MODUL AJAR GAMBAR TEKNIK 36
MODUL 2 JENIS GARIS, HURUF DAN UKURAN
Gambar 2.11. Gabungan Garis dengan Garis Lengkung
2.2.6. Standarisasi Garis Gambar
Lebar garis ialah 10 % tinggi tulisan. Bila anda menggambar dengan tinta
cina atau komputer, lebar garis ini dapat diberikan sebelumnya, misalnya : tinggi
tulisan 5 m, lebar garis 0,5 mm. Pada penggambaran dengan pensil, lebar garis
diperkirakan dari penglihatan, sedangkan lebar atau tebal garis dengan tinta atau
CAD ditampilkan pada Tabel 2.1. berikut.
Tabel 2.1. Lebar Garis Menurut Standar CAD
MODUL AJAR GAMBAR TEKNIK 37
MODUL 2 JENIS GARIS, HURUF DAN UKURAN
Dalam gambar teknik dipergunakan beberapa jenis garis, yang masing-
masing mempunyai arti dan penggunaannya sendiri. Oleh karena itu penggunaannya
harus sesuai dengan maksud dan tujuannya. Tiap jenis dipergunakan menurut
peraturan tertentu. Ada lima jenis garis gambar, yaitu :
Garis Gambar : Untuk membuat batas dari bentuk suatu benda dalam gambar.
Garis Bayangan : Berupa garis putus-putus dengan ketebalan garis 1/2 tebal garis
biasa. Garis ini digunakan untuk membuat batas sesuatu benda yang tidak tampak
langsung oleh mata.
Garis Sumbu (Hati) : Berupa garis “ strip, titik, strip, titik “ dengan ketebalan garis
1 / 2 garis biasa. Garis ini misalnya digunakan untuk menunjukkan sumbu suatu
benda yang digambar.
Garis Ukuran : Berupa garis tipis dengan ketebalan 1/2 dari tebal garis biasa. Garis
ini digunakan untuk menunjukkan ukuran suatu benda atau ruang. Garis ukuran
terdiri dari garis petunjuk batas ukuran dan garis petunjuk ukuran. Garis petunjuk
batas ukuran dibuat terpisah dari garis batas benda, dengan demikian maka tidak
mengacaukan pembaca gambar. Sedang garis petunjuk ukuran dibuat dengan ujung
pangkalnya diberi anak tanda panah tepat pada garis petunjuk batas ukuran.
Garis Potong : Garis ini berupa garis “strip,titik,titik,strip” dengan ketebalan 1/2
tebal garis biasa. Semua gambar teknik yang dikehendaki dengan pemotongan, batas
potongan harus digaris dengan garis potong ini.
Gambar 2.12. Jenis-jenis Garis
Jenis garis menurut tebalnya ada tiga macam, yaitu : garis tebal, garis sedang
dan garis tipis. Ketiga jenis tebal garis ini menurut standar ISO memiliki
perbandingan : 0,7 ; 0,5. Tebal garis dipilih sesuai besar kecilnya gambar, dan dipilih
dari deretan tebal berikut : 0,18; 0,25; 0,35; 0,5; 0,7; 1,0; 1,4; dan 2 mm. Karena
MODUL AJAR GAMBAR TEKNIK 38
MODUL 2 JENIS GARIS, HURUF DAN UKURAN
kesukaran-kesukaran yang ada pada cara reproduksi tertentu, tebal 0,18 sebaiknya
jangan dipakai. Pada umumnya tebal garis adalah 0,5 atau 0,7. Jarak minimum antara
garis-garis (jarak antara garis tengah garis) sejajar termasuk arsir, tidak boleh kurang
dari tiga kali tebal garis yang paling tebal dari gambar. (Gambar 2.13).
Dianjurkan agar ruang antara garis tidak kurang dari 0,7 mm
Gambar 2.13. Jarak Antar Garis-garis
Pada garis sejajar yang berpotongan (Gambar 2.14) jaraknya dianjurkan
paling sedikit empat kali tebal garis.
Gambar 2.14. Garis Sejajar yang Saling Berpotongan
Bila beberapa garis berpusat pada sebuah titik, garis-garisnya tidak digambar
berpotongan pada titik pusatnya, tetapi berhenti pada titik dimana jarak antara garis
kurang lebih sama dengan tiga kali tebal garisnya. (Gambar 2.15)
MODUL AJAR GAMBAR TEKNIK 39
MODUL 2 JENIS GARIS, HURUF DAN UKURAN
Gambar 2.15. Garis yang Memotong pada Sebuah Titik
Garis gores dan garis bertitik yang berpotongan, atau bertemu, harus
diperlihatkan dengan jelas titik pertemuannya atau titik perpotongannya, seperti pada
Gambar 2.16 dibawah ini.
Gambar 2.16. Garis Gores dan Garis Bertitik
MODUL AJAR GAMBAR TEKNIK 40
MODUL 2 JENIS GARIS, HURUF DAN UKURAN
Panjang ukuran garis gores dan jarak antaranya pada satu gambar harus
sama. Panjang ruang antara harus cukup pendek dan jangan terlalu panjang.
Penggunaan Garis
Penggunaan gari-garis ini disamping yang telah diuraikan diatas, Tabel berikut
memperlihatkan contoh-contoh penggunaan garis menurut standar ISO.
Tabel 2.2. Macam Garis dan Penggunaannya Menurut ISO
Garis-garis yang berhimpit
MODUL AJAR GAMBAR TEKNIK 41
MODUL 2 JENIS GARIS, HURUF DAN UKURAN
Bila dua garis atau lebih yang berbeda-beda jenisnya berhimpit, maka
penggambarannya harus dilaksanakan sesuai dengan prioritas berikut (Gambar
2.17.):
1. Garis gambar (garis tebal kontinyu, jenis A)
2. Garis tidak tampak (garis gores sedang, jenis D)
3. Garis potong (garis bertitik, yang dipertebal ujung-ujungnya dan tempat-
tempat perubahan arah, jenis F)
4. Garis-garis sumbu (garis bertitik, jenis E)
5. Garis bantu, garis ukur dan garis arsir (garis tipis kontinyu, jenis B).
Gambar 2.17. Garis-garis yang Berhimpit
2.2.7. Jenis Huruf dan Ukurannya
Ada dua tipe huruf di dalam gambar teknik, yaitu huruf berdasarkan ISO dan
huruf berdasarkan proporsi. Berdasarkan ISO dapat dilihat dari gambar berikut ini:
MODUL AJAR GAMBAR TEKNIK 42
MODUL 2 JENIS GARIS, HURUF DAN UKURAN
Gambar 2.18. Bentuk Huruf-huruf (Miring) – ISO
Adapun perbandingan yang dianjurkan untuk tinggi huruf-huruf kecil, jarak
antar huruf-huruf, ruang minimum antara garis dasar dan jarak antara perbatasan-
perbatasan diberikan pada tabel berikut :
Tabel 2.3. Perbandingan huruf yang dianjurkan
MODUL AJAR GAMBAR TEKNIK 43
MODUL 2 JENIS GARIS, HURUF DAN UKURAN
Adapun pemakaiannya dapat dilihat dari tabel berikut ini :
Tabel 2.4. Aplikasi penggunaan huruf
Di dalam menggambar huruf dengan proporsi, setiap huruf memiliki ruang
huruf. Ruang huruf memiliki tinggi dan lebar. Berdasarkan perbandingan (proporsi)
lebar dan tinggi ini huruf -huruf dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu: huruf
kurus, huruf normal dan huruf gemuk. Proporsi huruf kurus adalah 1 : 2 dan 3 : 5.
Garis normal berproporsi 2 : 3 dan 3 : 4. Garis gemuk dengan proporsi 1 : 1.
Tabel 2.5. Jenis huruf berdasarkan Proporsinya
MODUL AJAR GAMBAR TEKNIK 44
MODUL 2 JENIS GARIS, HURUF DAN UKURAN
Beberapa huruf apabila bersebelahan harus dikurangi jarak antar hurufnya. Ada
beberapa jenis pertemuan huruf yang harus dikurangi jaraknya.
a. Pertemuan huruf-huruf bulat.
Huruf-huruf bulat, seperti O, Q, G dan C apabila bertemu, maka jarak antar
hurufnya dikurangi setengah jarak normalnya.
b. Pertemuan antara huruf L - A dan T - V
Pada pertemuan antara kedua huruf ini, jarak antar hurufnya hendaknya
dikurangi setengahnya.
2.2.8. Satuan Dasar dan Skala Gambar
2.2.8.1.Satuan Sistem Internasional (SI)
Sistem matrik secara resmi dipergunakan di Perancis pada tahun 1866. Sistem
ini dibagi dalam dua kelompok/bagian:
Sistem MKS (meter – kilogram – sekon)
Sistem CGS (centimeter – gram – sekon)
Tabel 2.6. Sistem MKS dan CGS
Pada tahun 1960 Conference Generale des Poids st Measures (CGPM)
meresmikan suatu sitem satuan yang dikenal sebagai System Internationale d’United
disingkat SI.
SI adalah suatu satuan yang koheren bila hasil kali atau hasil bagi antara dua
satuan besaran dalam suatu sistem akan menghasilkan satuan besaran lainnya. Setiap
sistem koheran satuan luas dihasikan bila satuan panjang dikalikan dengan satuan
MODUL AJAR GAMBAR TEKNIK 45
MODUL 2 JENIS GARIS, HURUF DAN UKURAN
lebar, kecepatan bila satuan jarak dibagi dengan satuan waktu dan satuan gaya
dihasilkan dari satuan massa dikalikan dengan satuan percepatan.
Dalam SI ini terdapat tujuh besaran pokok berdimensi dan dua buah besaran
tambahan tak berdimensi.
Dimensi adalah suatu besaran yang tersusun oleh besaran pokok.
Tabel 2.7. Besar Pokok dalam SI
Tabel 2.8. Besaran Tambahan
Besaran turunan
Besaran turunan adalah besaran-besaran yang terbentuk dari besaran-besaran pokok.
Bila besaran pokok kita gunakan dalam pengukuran besaran-besaran turunan maka
akan diperoleh:
Tabel 2.9. Besaran Turunan
MODUL AJAR GAMBAR TEKNIK 46
MODUL 2 JENIS GARIS, HURUF DAN UKURAN
Tabel 2.10. Besaran turunan yang mempunyai nama khusus
Tabel 2.11. Faktor Pengkali dalam SI
Alat untuk mengukur suhu disebut termometer
Acuan skala suhu pada termometer menggunakan skala-skala
MODUL AJAR GAMBAR TEKNIK 47
MODUL 2 JENIS GARIS, HURUF DAN UKURAN
Celcius (C), Reamur (R), Farenheit (F) dan Kelvin (K)
Perbandingan skala suhu:
C : R : F : K = 5 : 4 : 9 : 5
to C = 4/5. to R
to C = (9/5 t + 32)o F
to C = (t + 273)o K
2.2.8.2.Skala Gambar
Untuk menggambarkan benda dalam kertas gambar agar dapat dilihat dengan
jelas maka perlu adanya pengaturan letak gambar dan besar kecilnya gambar.
Dengan penampilan gambar sesuai dengan proporsi dan ketentuan dalam
penggambaran maka gambar akan terlihat menjadi baik.
Skala adalah perbandingan antara obyek aslinya turunan pandangan, baik
perbandingan diperbesar ataupun perbandingannya diperkecil dari bentuk aslinya.
Pada prinsipnya penggunaan skala dapat dibagi menjadi:
- skala mendatar (horisontal)
- skala tegak (vertikal)
- skala kemiringan
- skala balok
Cara perhitungan besaran skala
Sebagai contoh kita mau menggunakan skala 1 : 100, sedangkan yang akan
digunakan dalam penggambaran dalam milimeter (mm), dan obyek aslinya
menggunakan meter (m), maka 1 m 1000 mm.
Jadi penggambaran skala 1 : 100 menjadi 1000 mm : 100 = 10 mm = 1 cm untuk
setiap 1 meter (obyek asli)
Skala mendatar (horisontal)
Skala yang menyatakan arah perbandingan ukurannya mendatar
MODUL AJAR GAMBAR TEKNIK 48
MODUL 2 JENIS GARIS, HURUF DAN UKURAN
Gambar 2.19. Skala Mendatar
Skala tegak (vertikal)
Skala yang menyatakan arah perhitungan perbandingan ukurannya tegak.
Penggambaran ini biasanya dipergunakan untuk menyatakan ketinggian bangunan
yaitu yang terlihat dalam gambar potongan.
Gambar 2.20. Skala Tegak
Skala kemiringan
Skala yang menyatakan perbandingan antara sisi tegak dan sisi mendatar, sehingga
mendapatkan hasil kemiringan suatu lereng atau kemiringan dataran. Dan dapat juga
dipakai pedoman dalam menentukan kemiringan saluran untuk arah pengaliran.
Gambar 2.21. Skala Kemiringan
MODUL AJAR GAMBAR TEKNIK 49
MODUL 2 JENIS GARIS, HURUF DAN UKURAN
Skala balok
Skala yang menyatakan perbandingan antara ukuran gambar yang diperkecil atau
diperbesar tidak sesuai aturan. Gambar balok sudah diukur berdasarkan skala awal.
Jadi skala yang dibuat mengikuti perbandingan panjang balok, karena bila
diperhitungkan akan mengalami kesulitan dalam perkaliannya.
Gambar 2.22. Skala Balok
Catatan :
1. Besaran skala disesuaikan dengan jenis bidang keahlian.
2. Perhitungan skala hendaknya yang matang benar agar tidak terjadi kesalahan.
3. Besar kecilnya kertas gambar akan mempengaruhi ukuran skala yang digunakan.
4. Penulisan besaran skala hendaknya jelas.
5. Jangan menggunakan skala yang tidak biasa dipergunakan, antara lain: 1 : 15 ; 1 :
30 ; 1 : 45 ; 1 : 60 dan seterusnya.
MODUL AJAR GAMBAR TEKNIK 50
MODUL 2 JENIS GARIS, HURUF DAN UKURAN
Gambar 2.23. Skala dan Penggunaannya
Ada tiga macam skala gambar, yaitu :
1. Skala pembesaran
Skala pembesaran digunakan jika gambarnya dibuat lebih besar dari pada benda
sebenarnya. Umpamanya jika bendanya kecil dan rumit seperti misalnya rangkaian
kontrol pada lampu jalan, maka harus menggunakan skala pembesaran untuk
menggambarkan rangkaian ini.
Penunjukan untuk skala pembesaran adalah : x : 1, sedangkan ukuran lengkap yang
dianjurkan adalah :
50 : 1 ; 20 : 1 ; 10 : 1
5 : 1 ; 2 : 1
2. Skala penuh
Skala penuh dipergunakan bilamana gambarnya dibuat sama besar dengan benda
sebenarnya. Skala ini dianjurkan untuk sedapat mungkin dipergunakan, agar supaya
dapat membayangkan benda yang sebenarnya, atau untuk memudahkan pemeriksaan.
Penunjukkan skala penuh adalah 1 : 1.
3. Skala pengecilan
Skala pengecilan dipergunakan bilamana gambarnya dibuat lebih kecil daripada
gambar yang sebenarnya, sedangkan penunjukkannya adalah 1 : x.
Berikut ini daftar penunjukkan skala pengecilan yang dianjurkan :
1 : 2 ; 1: 5 ; 1 : 10
1 : 20 ; 1: 50 ; 1 : 100
1 : 200 ; 1: 500 ; 1 : 1000
1 : 2000 ; 1: 5000 ; 1 : 10000
Bila dibuat pada skala besar, pada saat gambar diperkecil dianjurkan untuk mengacu
ke format DIN (Deutsche Industrie Norma/ norma industri Jerman) sehingga detail-
detail akan tampak jelas.
2.2.9. Ukuran Kertas
Ukuran gambar teknik sudah ditentukan berdasarkan standar. Ukuran pokok
kertas gambar adalah A0. Ukuran A0 adalah 1 m2 dengan perbandingan √ 2 : 1
untuk panjang : lebar. Ukuran A1 diperoleh dengan membagi dua ukuran panjang
MODUL AJAR GAMBAR TEKNIK 51
MODUL 2 JENIS GARIS, HURUF DAN UKURAN
A0. Ukuran A2 diperoleh dengan membagi dua ukuran panjang A1. Demikian
seterusnya. Ukuran kertas gambar dapat dilihat pada tabel 2.12.
Tabel 2.12. Tabel Standard Ukuran Kertas
Gambar 2.24. Ukuran Kertas dan Penggunaan
2.2.10. Etiket / Kotak Nama
Dalam menggambar teknik perlu adanya bingkai dan kop gambar standar
yang dipakai, hal ini untuk menyeragamkan dan dapat ditelusuri si penggambar.
Contoh kop gambar berserta bingkainya ada pada gambar 2.25 dibawah ini:
MODUL AJAR GAMBAR TEKNIK 52
MODUL 2 JENIS GARIS, HURUF DAN UKURAN
(a)
(b)
MODUL AJAR GAMBAR TEKNIK 53
MODUL 2 JENIS GARIS, HURUF DAN UKURAN
(c)
Gambar 2.25. Kop Gambar dengan Bingkainya
2.3. RangkumanA. Untuk melengkapi keterangan-keterangan pada gambar teknik supaya tidak
terjadi salah tafsir maka perlu adanya keterangan berupa huruf, angka serta
lambang-lambang teknik dalam susunan yang meyakinkan.
B. Penggunaan gari-garis hendaknya sesuai dengan standar ISO.
C. Skala terbagi menjadi skala pembesaran, skala penuh dan skala pegecilan.
2.4. Referensia) Giesecke, F.E., [et.al.], (2001). Gambar Teknik/alih bahasa Rahim Gussito,
Zulkifli Harahap; editor, Hilarius Wibi Hardani, Ed. 11. Jakarta: Erlangga.
b) Sato, G.T., Hartanto, N.S., (1996). “Menggambar Teknik Mesin Menurut
Standar ISO”. Jakarta: Pradnya Paramita.
c) Suparno, (2008). Teknik Gambar Bangunan Jilid 1 untuk SMK. Jakarta:
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal
Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.
d) Sunyoto, Karnowo, Bondan Respati, S. M.,. (2008). Teknik Mesin Industri Jilid
1 untuk SMK. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan,
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen
Pendidikan Nasional.
MODUL AJAR GAMBAR TEKNIK 54
MODUL 2 JENIS GARIS, HURUF DAN UKURAN
e) Sudjana, Hardi, (2008). Teknik Pengecoran Jilid 2 untuk SMK. Jakarta:
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal
Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.
f) Suntoso, K., (2009). Menggambar Mesin dengan Perintah Dasar AutoCAD.
Jakarta: Index Permata Puri Media.
2.5. Latihan Soal1. Gambarlah huruf dan angka sesuai dengan soal berikut ini (Gunakan Kertas
Milimeter selanjutnya tempel pada lembar jawaban modul) :
MODUL AJAR GAMBAR TEKNIK 55
MODUL 2 JENIS GARIS, HURUF DAN UKURAN
2. Gambarlah macam arsiran seperti gambar dibawah ini (Gunakan Kertas A3)
dimana tiap perseginya berukuran 10 x 10 cm !
3. Mengapa huruf dan angka pada gambar teknik perlu standar?
4. Ada berapa macam bentuk skala yang ada, beserta contoh penerapannya?
MODUL AJAR GAMBAR TEKNIK 56
MODUL 2 JENIS GARIS, HURUF DAN UKURAN
2.6. Lembar Kerja.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
MODUL AJAR GAMBAR TEKNIK 57
MODUL 2 JENIS GARIS, HURUF DAN UKURAN
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
MODUL AJAR GAMBAR TEKNIK 58
MODUL 2 JENIS GARIS, HURUF DAN UKURAN
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
MODUL AJAR GAMBAR TEKNIK 59
MODUL 2 JENIS GARIS, HURUF DAN UKURAN
2.7. Jawaban1. Gambar dalam kertas milimeter
2. Gambar dalam kertas A3
3. Huruf dan angka pada gambar teknik perlu standar karena mempunyai tujuan
menjelaskan maksud pelaksanaan dalam kegiatan teknik, atau menuntun suatu
kegiatan keteknikan pada umumnya. Karena itu mengandung suatu petunjuk
yang berfungsi penting dalam kegiatan penyelesaian keteknikan
4. Ada 3 macam bentuk skala yang ada yaitu :
a) Skala pembesaran, contohnya menggambarkan bentuk sturktur atom yang
pembersannya sampai 1.000.000 : 1
b) Skala penuh, contohnya menggambar bentuk speaker dengan ukuran 1 : 1
c) Skala pengecilan, contohnya menggambar jaringan instalasi listrik dalam
rumah beserta bentuk ruangannya dengan skala 1 : 100
MODUL AJAR GAMBAR TEKNIK 60