lecturer.ppns.ac.idlecturer.ppns.ac.id/.../60/2017/12/bab-isi-modul-ii.docx · web viewsemua gambar...

43
MODUL 2 JENIS GARIS, HURUF DAN UKURAN 2.1. Sub Kompetensi Kemampuan yang akan dimiliki oleh mahasiswa setelah memahami isi modul ini adalah sebagai berikut : - Mahasiswa mampu memahami dan mengimplementasikan jenis garis, huruf dan ukuran kertas dalam gambar kerja. 2.2. Uraian Materi 2.2.1. Menggambar Garis Tegak Lurus Garis Tegak Lurus Dengan segitiga 1. Letakkan sisi miring segitiga 45 o - 45 o sedemikian hingga berimpit dengan garis 1 yang diketahui dan bagian bawah ditahan oleh segitiga yang lain. 2. Putarlah segitiga 45 o -45 o sebesar 90 o ( lihat anak panah B ) maka sisi miringnya akan tegak lurus garis l. Geser segitiganya (lihat anak panah b) bila perlu. 3. Tarik garis m. MODUL AJAR GAMBAR TEKNIK 30

Upload: lamdung

Post on 11-Mar-2019

271 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: lecturer.ppns.ac.idlecturer.ppns.ac.id/.../60/2017/12/bab-isi-modul-II.docx · Web viewSemua gambar teknik yang dikehendaki dengan pemotongan, batas potongan harus digaris dengan

MODUL 2 JENIS GARIS, HURUF DAN UKURAN

2.1. Sub KompetensiKemampuan yang akan dimiliki oleh mahasiswa setelah memahami isi modul ini

adalah sebagai berikut :

- Mahasiswa mampu memahami dan mengimplementasikan jenis garis, huruf

dan ukuran kertas dalam gambar kerja.

2.2. Uraian Materi2.2.1. Menggambar Garis Tegak Lurus

Garis Tegak Lurus

Dengan segitiga

1. Letakkan sisi miring segitiga 45o- 45o sedemikian hingga berimpit dengan

garis 1 yang diketahui dan bagian bawah ditahan oleh segitiga yang lain.

2. Putarlah segitiga 45o-45o sebesar 90o ( lihat anak panah B ) maka sisi

miringnya akan tegak lurus garis l. Geser segitiganya (lihat anak panah b) bila

perlu.

3. Tarik garis m.

Gambar 2.1. Cara Menggambar Garis Tegak Lurus a

MODUL AJAR GAMBAR TEKNIK 30

Page 2: lecturer.ppns.ac.idlecturer.ppns.ac.id/.../60/2017/12/bab-isi-modul-II.docx · Web viewSemua gambar teknik yang dikehendaki dengan pemotongan, batas potongan harus digaris dengan

MODUL 2 JENIS GARIS, HURUF DAN UKURAN

Gambar 2.2. Cara Menggambar Garis Tegak Lurus b

Garis Miring

Gambar 2.3. Cara Menggambar Garis Miring a

MODUL AJAR GAMBAR TEKNIK 31

Page 3: lecturer.ppns.ac.idlecturer.ppns.ac.id/.../60/2017/12/bab-isi-modul-II.docx · Web viewSemua gambar teknik yang dikehendaki dengan pemotongan, batas potongan harus digaris dengan

MODUL 2 JENIS GARIS, HURUF DAN UKURAN

Gambar 2.4. Cara Menggambar Garis Miring b

2.2.2. Menggambar Garis Sejajar

Untuk membuata garis sejajar, pertama satu segitiga dipakai pedoman harus

tidak boleh bergerak. Letakkan segitiga berikut kedua sesuai dengan arah garis yang

dikehendaki dan tarik garis. Selanjutnya geser segitiga kedua sesuai dengan jarak

yang dikehendaki kemudian tarik garis dan seterusnya

Gambar 2.5. Cara Menggambar Garis Sejajar

2.2.3. Cara Menggambar Garis Lengkung

Untuk membuat garis lengkung menggunakan jangka maka harus ditentukan

dahulu jari-jari lingkaran atau pusat putaran lingkaran. Misalnya jari-jari lingkaran

pusat M1 lebih besar dari jari-jari lingkaran pusat M2

MODUL AJAR GAMBAR TEKNIK 32

Page 4: lecturer.ppns.ac.idlecturer.ppns.ac.id/.../60/2017/12/bab-isi-modul-II.docx · Web viewSemua gambar teknik yang dikehendaki dengan pemotongan, batas potongan harus digaris dengan

MODUL 2 JENIS GARIS, HURUF DAN UKURAN

- Buat garis sumbu sebagai pusat putaran lengkungan M1 dan M2 sesuai besar jari-

jarinya.

- Buat setengah lingkaran dengan jangka dari pusat M1, kemudian dilanjutkan

membuat setengah lingkaran dengan jangka pada pusat M2, maka sudah terjadi

garis lengkung yang berhubungan, lihat gambar berikut.

Gambar 2.6. Garis Lengkung dengan Jangka

Untuk membuat garis lengkung dengan mal lengkung harus memperhatikan

titik mana yang akan dihubungkan agar kelengkungan tidak kelihatan janggal atau

tak sesuai. Usahakan penarikan garis melalui 3 titik penghubung sedapat mungkin,

bila terpaksa menghubungkan hanya dengan 2 titik harus dilihat kebenaran

lengkungannya.

Ditentukan titik sembarang A, B, C, D dan E

- Carilah mal lengkung yang sesuai dengan dengan lengkungan 3 titik A, B dan C

- Cari lagi mal lengkung yang sesuai dengan lengkungan C, D dan E

- Ternyata hasil garis lengkung untuk A, B, c, d dan E tidak selaras

MODUL AJAR GAMBAR TEKNIK 33

Page 5: lecturer.ppns.ac.idlecturer.ppns.ac.id/.../60/2017/12/bab-isi-modul-II.docx · Web viewSemua gambar teknik yang dikehendaki dengan pemotongan, batas potongan harus digaris dengan

MODUL 2 JENIS GARIS, HURUF DAN UKURAN

- Maka lengkung C, D dan E dibatalkan

- Gunakan mal lengkung untuk titik C dan D saja, tetapi diperkirakan

lengkungnya menyambung atau jadi satu

- Dan terakhir buat lengkung dari titik D dan E untuk menyambung lengkung

berikutnya cari mal yang sesuai

- Hasil tarikan lengkung dapat dilihat gambar berikut.

Gambar 2.7. Garis Lengkung dengan Mal

2.2.4. Membagi Garis

Garis AB dibagi menjadi dua bagian sama panjang.

a. Buat dua busur lingkaran dengan A dan B sebagai pusat, jari-jari R sembarang.

Kedua busur saling berpotongan di a dan b

b. Tarik garis ab yang memotong AB di C

c. Maka AC = CB

MODUL AJAR GAMBAR TEKNIK 34

Page 6: lecturer.ppns.ac.idlecturer.ppns.ac.id/.../60/2017/12/bab-isi-modul-II.docx · Web viewSemua gambar teknik yang dikehendaki dengan pemotongan, batas potongan harus digaris dengan

MODUL 2 JENIS GARIS, HURUF DAN UKURAN

Gambar 2.8. Membagi Garis 2 Bagian

Membagi garis AB menjadi beberapa bagian yang sama panjang. ( misalnya

dibagi menjadi 8 bagian )

a. Tarik garis sembarang ( dari A )

b. Ukuran pada garis a-h bagian yang sama panjang dengan memakai jangka

Aa = ab = bc = cd = de = ef = fg = gh

c. Hubungkan titik h dengan B

d. Tariklah dari titik-titik : g, f, e, d, c, b, a, garis sejajar dengan garis hB

garis-garis ini akan memotong AB di titik-titik yang membaginya dalam 8

bagian yang sama panjang.

Gambar 2.9. Membagi Garis Sama Panjang

MODUL AJAR GAMBAR TEKNIK 35

Page 7: lecturer.ppns.ac.idlecturer.ppns.ac.id/.../60/2017/12/bab-isi-modul-II.docx · Web viewSemua gambar teknik yang dikehendaki dengan pemotongan, batas potongan harus digaris dengan

MODUL 2 JENIS GARIS, HURUF DAN UKURAN

2.2.5. Menggabungkan Garis

Untuk menggabungkan garis lurus dengan garis lurus yang perlu

mendapatkan perhatian adalah tidak boleh ada kelebihan garis yang memotong atau

menyilang, maka harus tepat.

- Tarik garis dari titik A ke titik B, kemudian dilanjutkan dari titik B menuju ke

titik C dan seterusnya dari titik C ke titik D

- Garis ABCD bergabung

- Jangan menggabungkan garis yang tidak sejalan karena kemungkinan

hasilnya akan kurang baik. Misalnya dari A ke B kemudian dari D ke C

seterusnya dari B ke C

Gambar 2.10. Gabungan Garis dangan Garis

Sedangkan menggabungkan antara garis lengkung dan garis lurus sebaiknya dimulai

dari pembuatan garis lengkung dahulu.

- Buat garis lengkung setengah lingkaran dari titk pusat M1 dari titik A ke titik B

- Teruskan menarik garis lurus dari titik B ke titik C

- Dan seterusnya buat setengah lingkaran pusat M2 dari titik C ke titik D

- Ingat jangan membuat garis yang tidak berurutan, hasilnya akan kurang baik.

Misalnya dibuat setengah lingkaran besar pusat M1 dari titik A ke titik B,

kemudian setengah lingkaran pusat M2 dari titik D ke titik C, dan seterusnya

membuat garis dari titik B ke titik C.

MODUL AJAR GAMBAR TEKNIK 36

Page 8: lecturer.ppns.ac.idlecturer.ppns.ac.id/.../60/2017/12/bab-isi-modul-II.docx · Web viewSemua gambar teknik yang dikehendaki dengan pemotongan, batas potongan harus digaris dengan

MODUL 2 JENIS GARIS, HURUF DAN UKURAN

Gambar 2.11. Gabungan Garis dengan Garis Lengkung

2.2.6. Standarisasi Garis Gambar

Lebar garis ialah 10 % tinggi tulisan. Bila anda menggambar dengan tinta

cina atau komputer, lebar garis ini dapat diberikan sebelumnya, misalnya : tinggi

tulisan 5 m, lebar garis 0,5 mm. Pada penggambaran dengan pensil, lebar garis

diperkirakan dari penglihatan, sedangkan lebar atau tebal garis dengan tinta atau

CAD ditampilkan pada Tabel 2.1. berikut.

Tabel 2.1. Lebar Garis Menurut Standar CAD

MODUL AJAR GAMBAR TEKNIK 37

Page 9: lecturer.ppns.ac.idlecturer.ppns.ac.id/.../60/2017/12/bab-isi-modul-II.docx · Web viewSemua gambar teknik yang dikehendaki dengan pemotongan, batas potongan harus digaris dengan

MODUL 2 JENIS GARIS, HURUF DAN UKURAN

Dalam gambar teknik dipergunakan beberapa jenis garis, yang masing-

masing mempunyai arti dan penggunaannya sendiri. Oleh karena itu penggunaannya

harus sesuai dengan maksud dan tujuannya. Tiap jenis dipergunakan menurut

peraturan tertentu. Ada lima jenis garis gambar, yaitu :

Garis Gambar : Untuk membuat batas dari bentuk suatu benda dalam gambar.

Garis Bayangan : Berupa garis putus-putus dengan ketebalan garis 1/2 tebal garis

biasa. Garis ini digunakan untuk membuat batas sesuatu benda yang tidak tampak

langsung oleh mata.

Garis Sumbu (Hati) : Berupa garis “ strip, titik, strip, titik “ dengan ketebalan garis

1 / 2 garis biasa. Garis ini misalnya digunakan untuk menunjukkan sumbu suatu

benda yang digambar.

Garis Ukuran : Berupa garis tipis dengan ketebalan 1/2 dari tebal garis biasa. Garis

ini digunakan untuk menunjukkan ukuran suatu benda atau ruang. Garis ukuran

terdiri dari garis petunjuk batas ukuran dan garis petunjuk ukuran. Garis petunjuk

batas ukuran dibuat terpisah dari garis batas benda, dengan demikian maka tidak

mengacaukan pembaca gambar. Sedang garis petunjuk ukuran dibuat dengan ujung

pangkalnya diberi anak tanda panah tepat pada garis petunjuk batas ukuran.

Garis Potong : Garis ini berupa garis “strip,titik,titik,strip” dengan ketebalan 1/2

tebal garis biasa. Semua gambar teknik yang dikehendaki dengan pemotongan, batas

potongan harus digaris dengan garis potong ini.

Gambar 2.12. Jenis-jenis Garis

Jenis garis menurut tebalnya ada tiga macam, yaitu : garis tebal, garis sedang

dan garis tipis. Ketiga jenis tebal garis ini menurut standar ISO memiliki

perbandingan : 0,7 ; 0,5. Tebal garis dipilih sesuai besar kecilnya gambar, dan dipilih

dari deretan tebal berikut : 0,18; 0,25; 0,35; 0,5; 0,7; 1,0; 1,4; dan 2 mm. Karena

MODUL AJAR GAMBAR TEKNIK 38

Page 10: lecturer.ppns.ac.idlecturer.ppns.ac.id/.../60/2017/12/bab-isi-modul-II.docx · Web viewSemua gambar teknik yang dikehendaki dengan pemotongan, batas potongan harus digaris dengan

MODUL 2 JENIS GARIS, HURUF DAN UKURAN

kesukaran-kesukaran yang ada pada cara reproduksi tertentu, tebal 0,18 sebaiknya

jangan dipakai. Pada umumnya tebal garis adalah 0,5 atau 0,7. Jarak minimum antara

garis-garis (jarak antara garis tengah garis) sejajar termasuk arsir, tidak boleh kurang

dari tiga kali tebal garis yang paling tebal dari gambar. (Gambar 2.13).

Dianjurkan agar ruang antara garis tidak kurang dari 0,7 mm

Gambar 2.13. Jarak Antar Garis-garis

Pada garis sejajar yang berpotongan (Gambar 2.14) jaraknya dianjurkan

paling sedikit empat kali tebal garis.

Gambar 2.14. Garis Sejajar yang Saling Berpotongan

Bila beberapa garis berpusat pada sebuah titik, garis-garisnya tidak digambar

berpotongan pada titik pusatnya, tetapi berhenti pada titik dimana jarak antara garis

kurang lebih sama dengan tiga kali tebal garisnya. (Gambar 2.15)

MODUL AJAR GAMBAR TEKNIK 39

Page 11: lecturer.ppns.ac.idlecturer.ppns.ac.id/.../60/2017/12/bab-isi-modul-II.docx · Web viewSemua gambar teknik yang dikehendaki dengan pemotongan, batas potongan harus digaris dengan

MODUL 2 JENIS GARIS, HURUF DAN UKURAN

Gambar 2.15. Garis yang Memotong pada Sebuah Titik

Garis gores dan garis bertitik yang berpotongan, atau bertemu, harus

diperlihatkan dengan jelas titik pertemuannya atau titik perpotongannya, seperti pada

Gambar 2.16 dibawah ini.

Gambar 2.16. Garis Gores dan Garis Bertitik

MODUL AJAR GAMBAR TEKNIK 40

Page 12: lecturer.ppns.ac.idlecturer.ppns.ac.id/.../60/2017/12/bab-isi-modul-II.docx · Web viewSemua gambar teknik yang dikehendaki dengan pemotongan, batas potongan harus digaris dengan

MODUL 2 JENIS GARIS, HURUF DAN UKURAN

Panjang ukuran garis gores dan jarak antaranya pada satu gambar harus

sama. Panjang ruang antara harus cukup pendek dan jangan terlalu panjang.

Penggunaan Garis

Penggunaan gari-garis ini disamping yang telah diuraikan diatas, Tabel berikut

memperlihatkan contoh-contoh penggunaan garis menurut standar ISO.

Tabel 2.2. Macam Garis dan Penggunaannya Menurut ISO

Garis-garis yang berhimpit

MODUL AJAR GAMBAR TEKNIK 41

Page 13: lecturer.ppns.ac.idlecturer.ppns.ac.id/.../60/2017/12/bab-isi-modul-II.docx · Web viewSemua gambar teknik yang dikehendaki dengan pemotongan, batas potongan harus digaris dengan

MODUL 2 JENIS GARIS, HURUF DAN UKURAN

Bila dua garis atau lebih yang berbeda-beda jenisnya berhimpit, maka

penggambarannya harus dilaksanakan sesuai dengan prioritas berikut (Gambar

2.17.):

1. Garis gambar (garis tebal kontinyu, jenis A)

2. Garis tidak tampak (garis gores sedang, jenis D)

3. Garis potong (garis bertitik, yang dipertebal ujung-ujungnya dan tempat-

tempat perubahan arah, jenis F)

4. Garis-garis sumbu (garis bertitik, jenis E)

5. Garis bantu, garis ukur dan garis arsir (garis tipis kontinyu, jenis B).

Gambar 2.17. Garis-garis yang Berhimpit

2.2.7. Jenis Huruf dan Ukurannya

Ada dua tipe huruf di dalam gambar teknik, yaitu huruf berdasarkan ISO dan

huruf berdasarkan proporsi. Berdasarkan ISO dapat dilihat dari gambar berikut ini:

MODUL AJAR GAMBAR TEKNIK 42

Page 14: lecturer.ppns.ac.idlecturer.ppns.ac.id/.../60/2017/12/bab-isi-modul-II.docx · Web viewSemua gambar teknik yang dikehendaki dengan pemotongan, batas potongan harus digaris dengan

MODUL 2 JENIS GARIS, HURUF DAN UKURAN

Gambar 2.18. Bentuk Huruf-huruf (Miring) – ISO

Adapun perbandingan yang dianjurkan untuk tinggi huruf-huruf kecil, jarak

antar huruf-huruf, ruang minimum antara garis dasar dan jarak antara perbatasan-

perbatasan diberikan pada tabel berikut :

Tabel 2.3. Perbandingan huruf yang dianjurkan

MODUL AJAR GAMBAR TEKNIK 43

Page 15: lecturer.ppns.ac.idlecturer.ppns.ac.id/.../60/2017/12/bab-isi-modul-II.docx · Web viewSemua gambar teknik yang dikehendaki dengan pemotongan, batas potongan harus digaris dengan

MODUL 2 JENIS GARIS, HURUF DAN UKURAN

Adapun pemakaiannya dapat dilihat dari tabel berikut ini :

Tabel 2.4. Aplikasi penggunaan huruf

Di dalam menggambar huruf dengan proporsi, setiap huruf memiliki ruang

huruf. Ruang huruf memiliki tinggi dan lebar. Berdasarkan perbandingan (proporsi)

lebar dan tinggi ini huruf -huruf dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu: huruf

kurus, huruf normal dan huruf gemuk. Proporsi huruf kurus adalah 1 : 2 dan 3 : 5.

Garis normal berproporsi 2 : 3 dan 3 : 4. Garis gemuk dengan proporsi 1 : 1.

Tabel 2.5. Jenis huruf berdasarkan Proporsinya

MODUL AJAR GAMBAR TEKNIK 44

Page 16: lecturer.ppns.ac.idlecturer.ppns.ac.id/.../60/2017/12/bab-isi-modul-II.docx · Web viewSemua gambar teknik yang dikehendaki dengan pemotongan, batas potongan harus digaris dengan

MODUL 2 JENIS GARIS, HURUF DAN UKURAN

Beberapa huruf apabila bersebelahan harus dikurangi jarak antar hurufnya. Ada

beberapa jenis pertemuan huruf yang harus dikurangi jaraknya.

a. Pertemuan huruf-huruf bulat.

Huruf-huruf bulat, seperti O, Q, G dan C apabila bertemu, maka jarak antar

hurufnya dikurangi setengah jarak normalnya.

b. Pertemuan antara huruf L - A dan T - V

Pada pertemuan antara kedua huruf ini, jarak antar hurufnya hendaknya

dikurangi setengahnya.

2.2.8. Satuan Dasar dan Skala Gambar

2.2.8.1.Satuan Sistem Internasional (SI)

Sistem matrik secara resmi dipergunakan di Perancis pada tahun 1866. Sistem

ini dibagi dalam dua kelompok/bagian:

Sistem MKS (meter – kilogram – sekon)

Sistem CGS (centimeter – gram – sekon)

Tabel 2.6. Sistem MKS dan CGS

Pada tahun 1960 Conference Generale des Poids st Measures (CGPM)

meresmikan suatu sitem satuan yang dikenal sebagai System Internationale d’United

disingkat SI.

SI adalah suatu satuan yang koheren bila hasil kali atau hasil bagi antara dua

satuan besaran dalam suatu sistem akan menghasilkan satuan besaran lainnya. Setiap

sistem koheran satuan luas dihasikan bila satuan panjang dikalikan dengan satuan

MODUL AJAR GAMBAR TEKNIK 45

Page 17: lecturer.ppns.ac.idlecturer.ppns.ac.id/.../60/2017/12/bab-isi-modul-II.docx · Web viewSemua gambar teknik yang dikehendaki dengan pemotongan, batas potongan harus digaris dengan

MODUL 2 JENIS GARIS, HURUF DAN UKURAN

lebar, kecepatan bila satuan jarak dibagi dengan satuan waktu dan satuan gaya

dihasilkan dari satuan massa dikalikan dengan satuan percepatan.

Dalam SI ini terdapat tujuh besaran pokok berdimensi dan dua buah besaran

tambahan tak berdimensi.

Dimensi adalah suatu besaran yang tersusun oleh besaran pokok.

Tabel 2.7. Besar Pokok dalam SI

Tabel 2.8. Besaran Tambahan

Besaran turunan

Besaran turunan adalah besaran-besaran yang terbentuk dari besaran-besaran pokok.

Bila besaran pokok kita gunakan dalam pengukuran besaran-besaran turunan maka

akan diperoleh:

Tabel 2.9. Besaran Turunan

MODUL AJAR GAMBAR TEKNIK 46

Page 18: lecturer.ppns.ac.idlecturer.ppns.ac.id/.../60/2017/12/bab-isi-modul-II.docx · Web viewSemua gambar teknik yang dikehendaki dengan pemotongan, batas potongan harus digaris dengan

MODUL 2 JENIS GARIS, HURUF DAN UKURAN

Tabel 2.10. Besaran turunan yang mempunyai nama khusus

Tabel 2.11. Faktor Pengkali dalam SI

Alat untuk mengukur suhu disebut termometer

Acuan skala suhu pada termometer menggunakan skala-skala

MODUL AJAR GAMBAR TEKNIK 47

Page 19: lecturer.ppns.ac.idlecturer.ppns.ac.id/.../60/2017/12/bab-isi-modul-II.docx · Web viewSemua gambar teknik yang dikehendaki dengan pemotongan, batas potongan harus digaris dengan

MODUL 2 JENIS GARIS, HURUF DAN UKURAN

Celcius (C), Reamur (R), Farenheit (F) dan Kelvin (K)

Perbandingan skala suhu:

C : R : F : K = 5 : 4 : 9 : 5

to C = 4/5. to R

to C = (9/5 t + 32)o F

to C = (t + 273)o K

2.2.8.2.Skala Gambar

Untuk menggambarkan benda dalam kertas gambar agar dapat dilihat dengan

jelas maka perlu adanya pengaturan letak gambar dan besar kecilnya gambar.

Dengan penampilan gambar sesuai dengan proporsi dan ketentuan dalam

penggambaran maka gambar akan terlihat menjadi baik.

Skala adalah perbandingan antara obyek aslinya turunan pandangan, baik

perbandingan diperbesar ataupun perbandingannya diperkecil dari bentuk aslinya.

Pada prinsipnya penggunaan skala dapat dibagi menjadi:

- skala mendatar (horisontal)

- skala tegak (vertikal)

- skala kemiringan

- skala balok

Cara perhitungan besaran skala

Sebagai contoh kita mau menggunakan skala 1 : 100, sedangkan yang akan

digunakan dalam penggambaran dalam milimeter (mm), dan obyek aslinya

menggunakan meter (m), maka 1 m 1000 mm.

Jadi penggambaran skala 1 : 100 menjadi 1000 mm : 100 = 10 mm = 1 cm untuk

setiap 1 meter (obyek asli)

Skala mendatar (horisontal)

Skala yang menyatakan arah perbandingan ukurannya mendatar

MODUL AJAR GAMBAR TEKNIK 48

Page 20: lecturer.ppns.ac.idlecturer.ppns.ac.id/.../60/2017/12/bab-isi-modul-II.docx · Web viewSemua gambar teknik yang dikehendaki dengan pemotongan, batas potongan harus digaris dengan

MODUL 2 JENIS GARIS, HURUF DAN UKURAN

Gambar 2.19. Skala Mendatar

Skala tegak (vertikal)

Skala yang menyatakan arah perhitungan perbandingan ukurannya tegak.

Penggambaran ini biasanya dipergunakan untuk menyatakan ketinggian bangunan

yaitu yang terlihat dalam gambar potongan.

Gambar 2.20. Skala Tegak

Skala kemiringan

Skala yang menyatakan perbandingan antara sisi tegak dan sisi mendatar, sehingga

mendapatkan hasil kemiringan suatu lereng atau kemiringan dataran. Dan dapat juga

dipakai pedoman dalam menentukan kemiringan saluran untuk arah pengaliran.

Gambar 2.21. Skala Kemiringan

MODUL AJAR GAMBAR TEKNIK 49

Page 21: lecturer.ppns.ac.idlecturer.ppns.ac.id/.../60/2017/12/bab-isi-modul-II.docx · Web viewSemua gambar teknik yang dikehendaki dengan pemotongan, batas potongan harus digaris dengan

MODUL 2 JENIS GARIS, HURUF DAN UKURAN

Skala balok

Skala yang menyatakan perbandingan antara ukuran gambar yang diperkecil atau

diperbesar tidak sesuai aturan. Gambar balok sudah diukur berdasarkan skala awal.

Jadi skala yang dibuat mengikuti perbandingan panjang balok, karena bila

diperhitungkan akan mengalami kesulitan dalam perkaliannya.

Gambar 2.22. Skala Balok

Catatan :

1. Besaran skala disesuaikan dengan jenis bidang keahlian.

2. Perhitungan skala hendaknya yang matang benar agar tidak terjadi kesalahan.

3. Besar kecilnya kertas gambar akan mempengaruhi ukuran skala yang digunakan.

4. Penulisan besaran skala hendaknya jelas.

5. Jangan menggunakan skala yang tidak biasa dipergunakan, antara lain: 1 : 15 ; 1 :

30 ; 1 : 45 ; 1 : 60 dan seterusnya.

MODUL AJAR GAMBAR TEKNIK 50

Page 22: lecturer.ppns.ac.idlecturer.ppns.ac.id/.../60/2017/12/bab-isi-modul-II.docx · Web viewSemua gambar teknik yang dikehendaki dengan pemotongan, batas potongan harus digaris dengan

MODUL 2 JENIS GARIS, HURUF DAN UKURAN

Gambar 2.23. Skala dan Penggunaannya

Ada tiga macam skala gambar, yaitu :

1. Skala pembesaran

Skala pembesaran digunakan jika gambarnya dibuat lebih besar dari pada benda

sebenarnya. Umpamanya jika bendanya kecil dan rumit seperti misalnya rangkaian

kontrol pada lampu jalan, maka harus menggunakan skala pembesaran untuk

menggambarkan rangkaian ini.

Penunjukan untuk skala pembesaran adalah : x : 1, sedangkan ukuran lengkap yang

dianjurkan adalah :

50 : 1 ; 20 : 1 ; 10 : 1

5 : 1 ; 2 : 1

2. Skala penuh

Skala penuh dipergunakan bilamana gambarnya dibuat sama besar dengan benda

sebenarnya. Skala ini dianjurkan untuk sedapat mungkin dipergunakan, agar supaya

dapat membayangkan benda yang sebenarnya, atau untuk memudahkan pemeriksaan.

Penunjukkan skala penuh adalah 1 : 1.

3. Skala pengecilan

Skala pengecilan dipergunakan bilamana gambarnya dibuat lebih kecil daripada

gambar yang sebenarnya, sedangkan penunjukkannya adalah 1 : x.

Berikut ini daftar penunjukkan skala pengecilan yang dianjurkan :

1 : 2 ; 1: 5 ; 1 : 10

1 : 20 ; 1: 50 ; 1 : 100

1 : 200 ; 1: 500 ; 1 : 1000

1 : 2000 ; 1: 5000 ; 1 : 10000

Bila dibuat pada skala besar, pada saat gambar diperkecil dianjurkan untuk mengacu

ke format DIN (Deutsche Industrie Norma/ norma industri Jerman) sehingga detail-

detail akan tampak jelas.

2.2.9. Ukuran Kertas

Ukuran gambar teknik sudah ditentukan berdasarkan standar. Ukuran pokok

kertas gambar adalah A0. Ukuran A0 adalah 1 m2 dengan perbandingan √ 2 : 1

untuk panjang : lebar. Ukuran A1 diperoleh dengan membagi dua ukuran panjang

MODUL AJAR GAMBAR TEKNIK 51

Page 23: lecturer.ppns.ac.idlecturer.ppns.ac.id/.../60/2017/12/bab-isi-modul-II.docx · Web viewSemua gambar teknik yang dikehendaki dengan pemotongan, batas potongan harus digaris dengan

MODUL 2 JENIS GARIS, HURUF DAN UKURAN

A0. Ukuran A2 diperoleh dengan membagi dua ukuran panjang A1. Demikian

seterusnya. Ukuran kertas gambar dapat dilihat pada tabel 2.12.

Tabel 2.12. Tabel Standard Ukuran Kertas

Gambar 2.24. Ukuran Kertas dan Penggunaan

2.2.10. Etiket / Kotak Nama

Dalam menggambar teknik perlu adanya bingkai dan kop gambar standar

yang dipakai, hal ini untuk menyeragamkan dan dapat ditelusuri si penggambar.

Contoh kop gambar berserta bingkainya ada pada gambar 2.25 dibawah ini:

MODUL AJAR GAMBAR TEKNIK 52

Page 24: lecturer.ppns.ac.idlecturer.ppns.ac.id/.../60/2017/12/bab-isi-modul-II.docx · Web viewSemua gambar teknik yang dikehendaki dengan pemotongan, batas potongan harus digaris dengan

MODUL 2 JENIS GARIS, HURUF DAN UKURAN

(a)

(b)

MODUL AJAR GAMBAR TEKNIK 53

Page 25: lecturer.ppns.ac.idlecturer.ppns.ac.id/.../60/2017/12/bab-isi-modul-II.docx · Web viewSemua gambar teknik yang dikehendaki dengan pemotongan, batas potongan harus digaris dengan

MODUL 2 JENIS GARIS, HURUF DAN UKURAN

(c)

Gambar 2.25. Kop Gambar dengan Bingkainya

2.3. RangkumanA. Untuk melengkapi keterangan-keterangan pada gambar teknik supaya tidak

terjadi salah tafsir maka perlu adanya keterangan berupa huruf, angka serta

lambang-lambang teknik dalam susunan yang meyakinkan.

B. Penggunaan gari-garis hendaknya sesuai dengan standar ISO.

C. Skala terbagi menjadi skala pembesaran, skala penuh dan skala pegecilan.

2.4. Referensia) Giesecke, F.E., [et.al.], (2001). Gambar Teknik/alih bahasa Rahim Gussito,

Zulkifli Harahap; editor, Hilarius Wibi Hardani, Ed. 11. Jakarta: Erlangga.

b) Sato, G.T., Hartanto, N.S., (1996). “Menggambar Teknik Mesin Menurut

Standar ISO”. Jakarta: Pradnya Paramita.

c) Suparno, (2008). Teknik Gambar Bangunan Jilid 1 untuk SMK. Jakarta:

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal

Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.

d) Sunyoto, Karnowo, Bondan Respati, S. M.,. (2008). Teknik Mesin Industri Jilid

1 untuk SMK. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan,

Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen

Pendidikan Nasional.

MODUL AJAR GAMBAR TEKNIK 54

Page 26: lecturer.ppns.ac.idlecturer.ppns.ac.id/.../60/2017/12/bab-isi-modul-II.docx · Web viewSemua gambar teknik yang dikehendaki dengan pemotongan, batas potongan harus digaris dengan

MODUL 2 JENIS GARIS, HURUF DAN UKURAN

e) Sudjana, Hardi, (2008). Teknik Pengecoran Jilid 2 untuk SMK. Jakarta:

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal

Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.

f) Suntoso, K., (2009). Menggambar Mesin dengan Perintah Dasar AutoCAD.

Jakarta: Index Permata Puri Media.

2.5. Latihan Soal1. Gambarlah huruf dan angka sesuai dengan soal berikut ini (Gunakan Kertas

Milimeter selanjutnya tempel pada lembar jawaban modul) :

MODUL AJAR GAMBAR TEKNIK 55

Page 27: lecturer.ppns.ac.idlecturer.ppns.ac.id/.../60/2017/12/bab-isi-modul-II.docx · Web viewSemua gambar teknik yang dikehendaki dengan pemotongan, batas potongan harus digaris dengan

MODUL 2 JENIS GARIS, HURUF DAN UKURAN

2. Gambarlah macam arsiran seperti gambar dibawah ini (Gunakan Kertas A3)

dimana tiap perseginya berukuran 10 x 10 cm !

3. Mengapa huruf dan angka pada gambar teknik perlu standar?

4. Ada berapa macam bentuk skala yang ada, beserta contoh penerapannya?

MODUL AJAR GAMBAR TEKNIK 56

Page 28: lecturer.ppns.ac.idlecturer.ppns.ac.id/.../60/2017/12/bab-isi-modul-II.docx · Web viewSemua gambar teknik yang dikehendaki dengan pemotongan, batas potongan harus digaris dengan

MODUL 2 JENIS GARIS, HURUF DAN UKURAN

2.6. Lembar Kerja.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

MODUL AJAR GAMBAR TEKNIK 57

Page 29: lecturer.ppns.ac.idlecturer.ppns.ac.id/.../60/2017/12/bab-isi-modul-II.docx · Web viewSemua gambar teknik yang dikehendaki dengan pemotongan, batas potongan harus digaris dengan

MODUL 2 JENIS GARIS, HURUF DAN UKURAN

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

MODUL AJAR GAMBAR TEKNIK 58

Page 30: lecturer.ppns.ac.idlecturer.ppns.ac.id/.../60/2017/12/bab-isi-modul-II.docx · Web viewSemua gambar teknik yang dikehendaki dengan pemotongan, batas potongan harus digaris dengan

MODUL 2 JENIS GARIS, HURUF DAN UKURAN

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

MODUL AJAR GAMBAR TEKNIK 59

Page 31: lecturer.ppns.ac.idlecturer.ppns.ac.id/.../60/2017/12/bab-isi-modul-II.docx · Web viewSemua gambar teknik yang dikehendaki dengan pemotongan, batas potongan harus digaris dengan

MODUL 2 JENIS GARIS, HURUF DAN UKURAN

2.7. Jawaban1. Gambar dalam kertas milimeter

2. Gambar dalam kertas A3

3. Huruf dan angka pada gambar teknik perlu standar karena mempunyai tujuan

menjelaskan maksud pelaksanaan dalam kegiatan teknik, atau menuntun suatu

kegiatan keteknikan pada umumnya. Karena itu mengandung suatu petunjuk

yang berfungsi penting dalam kegiatan penyelesaian keteknikan

4. Ada 3 macam bentuk skala yang ada yaitu :

a) Skala pembesaran, contohnya menggambarkan bentuk sturktur atom yang

pembersannya sampai 1.000.000 : 1

b) Skala penuh, contohnya menggambar bentuk speaker dengan ukuran 1 : 1

c) Skala pengecilan, contohnya menggambar jaringan instalasi listrik dalam

rumah beserta bentuk ruangannya dengan skala 1 : 100

MODUL AJAR GAMBAR TEKNIK 60