· web viewsejarah mencatat bahwa dengan diproklamasikannya kemerdekaan republik indonesia...

190
LAMPIRAN PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DI DEPAN SIDANG DEWAN PERWAKILAN RAKYAT 16 AGUSTUS 1995 PELAKSANAAN TAHUN PERTAMA REPELITA VI (1 APRIL 1994/95 S/D 31 MARET 1995/96) REPUBLIK INDONESIA

Upload: trinhngoc

Post on 08-May-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1:  · Web viewSejarah mencatat bahwa dengan diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia tidaklah berarti perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia telah selesai. Perjuangan mempertahankan

L A M P I R A N

P I D A T O K E N E G A R A A N

PRES ID EN REPU BLI K I NDO NES IA

DI DEPAN SIDANG

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT

16 AGUSTUS 1995

PELAKSANAAN TAHUN PERTAMA

REPELITA VI

(1 APRIL 1994/95 S/D 31 MARET 1995/96)

REPUBLIK INDONESIA

Page 2:  · Web viewSejarah mencatat bahwa dengan diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia tidaklah berarti perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia telah selesai. Perjuangan mempertahankan
Page 3:  · Web viewSejarah mencatat bahwa dengan diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia tidaklah berarti perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia telah selesai. Perjuangan mempertahankan

DAFTAR ISI

Halaman

Bab I. Umum ............................................................................................. I/3 -97Bab II. Keuangan Negara, Perkembangan Moneter dan

Lembaga-Lembaga Keuangan ......................................................II/3 - 91Bab III. Neraca Pembayaran Internasional dan

Perdagangan Luar Negeri ..............................................................III/3 - 45Bab IV. Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja...........................IV/3 - 43

Bab V. Pangan dan Perbaikan Gizi ...........................................................V/3 - 54

Bab VI. Pengembangan Usaha Nasional, Koperasi, danPerdagangan Dalam Negeri ..........................................................VI/3 - 106

Bab VII. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Kelautan,dan Kedirgantaraan ........................................................................VII/3 - 38

Bab VIII. Pembangunan Daerah dan Transmigrasi......................................VIII/3 - 110Bab IX. Pembangunan Perkotaan dan Perdesaan,

Perumahan dan Permukiman ........................................................IX/3 - 56Bab X. Lingkungan Hidup, Penataan Ruang dan Pertanahan....................X/3 - 63

Bab XI. I n d u s t r i .....................................................................................X I / 3 - 47Bab XII. Pertanian, Pengairan, dan Kehutanan ..........................................XII/3 - 103Bab XIII. Transportasi....................................................................................XIII/3 - 56Bab XIV. Pertambangan dan Energi..............................................................XIV/3 - 76

Bab XV. Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi............................................XV/3 - 49Bab XVI. A g a m a ........................................................................................XVI/3 - 34Bab XVII. Pendidikan, Olahraga, Kebudayaan Nasional

dan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa.....................XVII/3 - 66

Page 4:  · Web viewSejarah mencatat bahwa dengan diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia tidaklah berarti perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia telah selesai. Perjuangan mempertahankan

Bab XVIII.

Kesehatan, Kesejahteraan Sosial danPenanggulangan Bencana, Kependudukandan Keluarga Sejahtera ………………………………….......XVIII/3 - 94

Bab XIX. Peranan Wanita, Anak dan Remaja dan Pemuda...............................................XIX/3 - 39

Bab XX. H u k u m ........................................................................................................XX/3 - 48

Bab XXI. Politik Dalam Negeri dan Hubungan Luar Negeri....................XXI/3 - 49

Bab XXII. Penerangan, Komunikasi dan Media Massa............................XXII/3 - 28

Bab XXIII. Pertahanan Keamanan ...........................................................XXIII/3 - 44

Bab XXIV. Aparatur Negara, dan Pengawasan Pembangunan.................XXIV/3 - 80Bab XXV. Sistem Informasi dan Statistik ................................................XXV/3 - 84

Page 5:  · Web viewSejarah mencatat bahwa dengan diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia tidaklah berarti perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia telah selesai. Perjuangan mempertahankan

UMUM

Page 6:  · Web viewSejarah mencatat bahwa dengan diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia tidaklah berarti perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia telah selesai. Perjuangan mempertahankan
Page 7:  · Web viewSejarah mencatat bahwa dengan diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia tidaklah berarti perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia telah selesai. Perjuangan mempertahankan

BAB I

UMUM

Laporan ini merupakan Lampiran Pidato Kenegaraan Presiden Republik Indonesia di depan Sidang Dewan Perwakilan Rakyat dalam rangka memperingati hari kemerdekaan 17 Agustus tahun 1995. Lampiran ini berisikan perkembangan pembangunan yang dilaksanakan pada tahun pertama Repelita VI yang sekaligus juga merupakan tahun pertama PJP II. Selain itu lampiran ini berisikan tinjauan balik perkembangan pembangunan sejak kemerdekaan tahun 1945 sampai dengan sekarang di mana bangsa Indonesia telah memasuki masa kemerdekaan selama 50 tahun.

Setelah melalui masa perjuangan melawan penjajahan yang cukup panjang atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa, pada tanggal 17 Agustus 1945 bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya.

I/3

Page 8:  · Web viewSejarah mencatat bahwa dengan diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia tidaklah berarti perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia telah selesai. Perjuangan mempertahankan

Sehari sesudah Proklamasi Kemerdekaan, pada tanggal 18 Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia yang dibentuk pada tanggal 7 Agustus 1945 dalam sidangnya yang pertama menetapkan tiga buah keputusan yang sangat penting bagi kehidupan negara, yaitu :

1. mengesahkan dan menetapkan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia, yang kemudian dikenal sebagai Undang-Undang Dasar (UUD) 1945,

2. memilih Ir. Soekarno sebagai Presiden dan Drs. Mohammad Hatta sebagai Wakil Presiden, dan

3. sebelum terbentuknya Majelis Permusyawaratan Rakyat, pekerjaan Presiden untuk sementara waktu dibantu oleh Komite Nasional.

Rancangan UUD itu sendiri sebenarnya merupakan hasil karya Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan (Dokuritsu Zyunbi tyoosakai), sebuah badan yang terbentuk pada tanggal 28 Mei 1945 dan beranggotakan 62 orang yang diketuai Dr. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat.

Dalam sidangnya yang pertama, pada tanggal 29 Mei sampai dengan 1 Juni 1945, badan ini membahas asas dan dasar Negara Indonesia Merdeka dan sebagai hasil pertemuan-pertemuan itu lahirlah PANCASILA.

Dalam sidangnya yang kedua, pada tanggal 10 Juli .sampai dengan 16 Juli 1945, badan tersebut menghasilkan rancangan UUD. Rancangan tersebut, setelah mengalami perubahan-perubahan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia, kemudian disahkan dan ditetapkan sebagai UUD 1945. Rumusan terakhir Pancasila sebagai-

I/4

Page 9:  · Web viewSejarah mencatat bahwa dengan diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia tidaklah berarti perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia telah selesai. Perjuangan mempertahankan

mana yang berlaku sekarang. tercantum di dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.

Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia dalam sidangnya yang diselenggarakan pada hari kedua, 19 Agustus 1945, mengambil dua buah keputusan lagi yaitu :

(1) penetapan 12 (duabelas) Kementerian dalam lingkungan Pemerintah, yang meliputi kementerian-kementerian: Dalam Negeri, Luar Negeri, Kehakiman, Keuangan, Kemakmuran, Kesehatan, Pengajaran, Sosial, Pertahanan, Penerangan, Perhu- bungan, dan Pekerjaan Umum, dan

(2) pembagian daerah Republik Indonesia dalam 8 (delapan) propinsi, yaitu: Sumatera, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sunda Kecil, Maluku, Sulawesi, dan Kalimantan.

Selanjutnya Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia, dalam sidangnya tanggal 22 Agustus 1945 mengambil keputusan membentuk :

1. Komite Nasional,2. Partai Nasional Indonesia, dan 3. Badan Keamanan Rakyat.

Komite Nasional, yang dibentuk di seluruh Indonesia dan berpusat di Jakarta, dimaksudkan sebagai "penjelmaan tujuan dan cita cita bangsa Indonesia untuk menyelenggarakan kemerdekaan Indonesia yang berdasarkan kedaulatan rakyat". Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) diresmikan dan anggota-anggotanya dilantik pada tanggal 29 Agustus 1945. Menurut Aturan Peralihan UUD 1945 pasal IV, sebelum Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), dan Dewan Pertimbangan Agung (DPA)

I/5

Page 10:  · Web viewSejarah mencatat bahwa dengan diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia tidaklah berarti perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia telah selesai. Perjuangan mempertahankan

dibentuk, segala kekuasaannya dijalankan oleh Presiden dengan bantuan sebuah Komite Nasional.

Partai Nasional Indonesia (PNI) pada waktu itu dimaksudkan sebagai satu-satunya partai politik di Indonesia. Tetapi kemudian dengan Maklumat tanggal 31 Agustus 1945 diputuskan bahwa gerakan dan persiapan PNI ditunda dan segala kegiatan dicurahkan ke dalam Komite Nasional. Semenjak itu gagasan satu partai ini tidak pernah dihidupkan lagi.

Badan Keamanan Rakyat (BKR) ditetapkan sebagai bagian dari Badan Penolong Keluarga Korban Perang (BPKKP) yang merupakan induk organisasi yang ditujukan untuk memelihara keselamatan masyarakat, dan merupakan awal dari terbentuknya organisasi ABRI. Pembentukan BKR dan bukan tentara dimaksudkan oleh para pemimpin pada waktu itu untuk tidak membangkitkan permusuhan dari kekuatan-kekuatan asing yang pada waktu itu ada di Indonesia. Ke dalam BKR itulah terhimpun bekas anggota-anggota Peta, Heiho, Keisatsutai (Polisi), Seinendan, Keibodan, dan lain-lain. Bersamaan dengan itu dibentuk pula BKR-Laut.

Sementara itu sejak Proklamasi 17 Agustus 1945 para pemuda mengorganisasi dirinya dalam berbagai badan perjuangan untuk membela kemerdekaan. Di Jakarta berbagai badan perjuangan itu dikoordinasi oleh sebuah panitia aksi yang bermarkas di Jalan Menteng Raya 31. Dalam waktu singkat di berbagai tempat di Indonesia telah terbentuk badan-badan perjuangan seperti Angkatan Pemuda Indonesia (API) dan Pemuda Republik Indonesia di Aceh, Pemuda Republik Indonesia Andalas di Sumatera Utara, Pemuda Andalas di Sumatera Barat, Hisbullah, Sabilillah, Barisan Pemberontak Indonesia, dan masih banyak lagi. Di Jawa telah terbentuk pula berbagai organisasi pemuda dari daerah luar Jawa yang

I/6

Page 11:  · Web viewSejarah mencatat bahwa dengan diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia tidaklah berarti perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia telah selesai. Perjuangan mempertahankan

berada di Pulau Jawa, seperti Kebaktian Rakyat Indonesia Sulawesi (KRIS), Pemuda Indonesia Maluku (PIM), dan lain-lain.

Kemudian dengan Maklumat Presiden, Pemerintah pada tanggal 5 Oktober 1945 membentuk Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Sementara itu, pada tanggal 2 September terbentuk Kabinet RI yang pertama, sesuai dengan sistem pemerintahan berdasarkan UUD 45, dipimpin oleh Presiden Soekarno.

Sejarah mencatat bahwa dengan d ip roklamas ikannya kemerdekaan Republik Indonesia tidaklah berarti perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia telah se l e sa i . Perjuangan mempertahankan kemerdekaan dan , kedaulatan negara Republik Indonesia menjadi pr ior i tas segera setelah kemerdekaan diproklamasikan, yaitu menghadapi ancaman asing yang ingin kembali menguasai wilayah Nusantara melalui aks i -aks i mi l i ter dan pembentukan negara-negara boneka. Perjuangan menghadapi ancaman tersebut dijalankan tidak saja melalui perlawanan fisik bersenjata, tetapi juga ja lur diplomasi. Agar penyelenggaraan perjuangan fisik lebih terpadu dan berada di bawah satu komando, melalui Dekrit Presiden 24 Januari 1946 semua laskar perjuangan d i in tegras ikan dalam Tentara Republik Indonesia (TRI), dan selanjutnya pada tanggal 3 Juni 1947 dengan sebuah penetapan Presiden diresmikan berdirinya Tentara Nasional Indonesia (TNI). Melalui perjuangan fisik bersenjata, bangsa Indonesia menunjukkan kepada dunia akan keberadaan dan keteguhan tekadnya dalam mempertahankan negara yang telah diproklamasikan. Melalui jalur diplomasi, Indonesia berhasil memperoleh dukungan dan pengakuan kedaulatan dari berbagai negara. Pada bulan Juni 1947 Mesir tercatat sebagai negara pertama yang memberikan pengakuan secara de jure atas kemerdekaan dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang kemudian disusul oleh negara-negara Timur Tengah dan Asia lainnya .

I/7

Page 12:  · Web viewSejarah mencatat bahwa dengan diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia tidaklah berarti perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia telah selesai. Perjuangan mempertahankan

Sementara itu tantangan yang datang dari dalam tubuh bangsa sendiri tidak kurang beratnya. Sistem pemerintahan berubah dengan diberlakukannya sistem parlementer sejak Kabinet RI Kedua, yaitu Kabinet di bawah Perdana Menteri Sutan Syahrir pada bulan Nopember 1945. Dalam sistem tersebut para menteri bertanggung jawab kepada badan perwakilan rakyat, yang berdasarkan Aturan Peralihan UUD 1945 pasal IV, fungsinya dijalankan oleh Komite Nasional Indonesia Pusat. Sertanggungjawabnya para menteri kepada badan perwakilan rakyat tersebut bertentangan dengan kehendak UUD 1945. Di samping itu ada pula upaya untuk mengganti ideologi Pancasila dan UUD 1945, dengan ideologi komunis yaitu ketika PKI melakukan aksi pemberontakan dan pengkhianatan pada tahun 1948. Demikian pula ada kelompok ekstrim yang berupaya membuat Indonesia menjadi negara agama dan melakukan pemberontakan yang dikenal sebagai Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TIl). Kekuatan dan keteguhan hati rakyat serta kesaktian ideologi Pancasila telah mampu mematahkan usaha-usaha penyelewengan tersebut.

Tekad dan semangat perjuangan yang pantang menyerah akhirnya memaksa pengakuan kedaulatan oleh Belanda pada tanggal 29 Desember 1949, sebagai hasil Konferensi Meja Bundar (KMB). Namun demikian ancaman-ancaman dan tantangan-tantangan terhadap keutuhan bangsa dan negara serta ideologi nasional masih berlanjut.

Di bidang politik dalam negeri bentuk negara federal sebagai hasil KMB dan Konstitusi RIS yang melandasinya merupakan tantangan pertama yang harus dipecahkan segera setelah pengakuan kedaulatan.

I/8

Page 13:  · Web viewSejarah mencatat bahwa dengan diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia tidaklah berarti perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia telah selesai. Perjuangan mempertahankan

Terbentuknya kembali Negara Kesatuan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1950 merupakan peristiwa politik yang penting karena bentuk negara kesatuan telah dapat dikembalikan. Namun Undang-Undang Dasar Sementara (UUDS) yang menggantikan UUD RIS menganut sistem politik barat, yang dikenal sebagai sistem politik demokrasi parlementer.

Sistem politik liberal-barat ini, membuka peluang tumbuhnya partai-partai politik sehingga jumlahnya menjadi banyak. Partai-partai politik itu cenderung untuk mengutamakan kepentingan partainya, dengan masing-masing membawa ideologinya sendiri. Karena pemerintahan terdiri dari kabinet yang dibentuk oleh Parlemen berdasarkan koalisi partai-partai, maka Pemerintah jatuh bangun dalam frekuensi yang cepat sehingga keadaan politik dan ekonomi tidak stabil dan tidak ada konsistensi serta kesinambungan dalam kebijaksanaan, apalagi dalam upaya pembangunan. Birokrasi juga terpecah-pecah ke dalam partai-partai politik, yang menyebabkan terganggunya kelancaran roda pemerintahan.

Setelah kembali menjadi negara kesatuan, bangsa Indonesia masih dihadapkan pula pada ancaman-ancaman perpecahan, seperti pemberontakan Andi Aziz, Kahar Muzakkar, Angkatan Perang Ratu Adil (APRA), Republik Maluku Selatan, dan PRRI/Permesta. Selain itu negara Indonesia yang masih muda harus menghadapi gerakan ekstrim lainnya yang mengancam negara kesatuan berdasarkan Pancasila sejak tahap perjuangan fisik melawan penjajah. Berbagai gerakan tersebut timbul akibat masih kuatnya pemikiran federalisme dan primordialisme, yang mengutamakan kepentingan daerah dan agama dengan pandangan yang sempit.

Pemilihan Umum (Pemilu) 1955 yang merupakan upaya mewujudkan kehidupan demokratis tidak mengakhiri pertikaian -

I/9

Page 14:  · Web viewSejarah mencatat bahwa dengan diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia tidaklah berarti perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia telah selesai. Perjuangan mempertahankan

pertikaian ideologis bahkan membuatnya semakin tajam. Dewan Konstituante hasil pemilu yang bertugas untuk merumuskan undang-undang dasar gagal menjalankan tugasnya, oleh karena ada pihak-pihak yang menginginkan dasar negara . yang lain dari Pancasila. Dalam keadaan demikian keluarlah Dekrit Presiden tanggal 5 Juli 1959. Dekrit ini berisi pembubaran Konstituante, diberlakukannya kembali UUD 1945, dan tidak diberlakukannya lagi UUDS. Dekrit ini dikeluarkan atas desakan rakyat, termasuk angkatan bersenjata, yang tidak menghendaki berlarutnya keadaan konflik dan krisis, dan menginginkan bangsa Indonesia kembali kepada cita-cita proklamasi yang tertuang dalam UUD 1945.

Selain itu bangsa Indonesia masih harus. berjuang membebaskan Irian Barat (nama yang dikenal pada waktu itu), yang masih berada di bawah kekuasaan Belanda. Perjuangan ini memakan waktu yang cukup panjang. Kegagalan Majelis Umum PBB tahun 1957 dalam upaya internasional untuk menyelesaikan masalah Irian Barat menyebabkan Indonesia mengambil jalan lain dalam menghadapi Belanda, yaitu dengan konfrontasi di segala bidang termasuk pemutusan hubungan diplomatik pada tanggal 17 Agustus 1960. Di bidang militer dilancarkan operasi Mandala di bawah panji Tri Komando Rakyat (Trikora).

Dengan melalui perjuangan politik dan militer, serta diplomasi yang gencar, dan dengan dukungan masyarakat Irian Barat sendiri yang ingin melepaskan diri dari belenggu penjajahan Belanda, akhirnya Irian Barat kembali ke pangkuan Republik Indonesia, dan menjadi propinsi yang bernama Irian Jaya.

Namun, meskipun secara resmi UUD 1945 telah berlaku kembali, dalam prakteknya ketentuan-ketentuan UUD tersebut tidak sepenuhnya ditaati. Tatanan kehidupan politik di bawah demokrasi terpimpin yang menggantikan tatanan politik sebelumnya ternyata juga

I/10

Page 15:  · Web viewSejarah mencatat bahwa dengan diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia tidaklah berarti perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia telah selesai. Perjuangan mempertahankan

tidak mampu mengakhiri suasana pertentangan di antara kekuatan-kekuatan politik yang ada pada waktu itu. Dalam keadaan demikian penyaluran aspirasi dan kepentingan masyarakat bahkan mengalami hambatan untuk berkembang. Konsep Nasakom dimunculkan untuk menggalang persatuan menghadapi musuh yang disebut nekolim. Pada kenyataannya konsep ini digunakan oleh PKI untuk menyusun kekuatan, dan pada saat yang dianggapnya tepat mengambil alih kekuasaan. Itulah yang terjadi pada akhir bulan September 1965, yaitu usaha kudeta dan pemberontakan yang dinamakan Gerakan 30 September atau G-30-S/PKI. Tujuannya tidak lain adalah menjadikan Indonesia negara komunis. Bagi bangsa Indonesia, ini merupakan pengkhianatan PKI yang kedua kalinya. Namun PKI telah salah memperhitungkan kesetiaan rakyat Indonesia kepada cita-cita proklamasi, Pancasila, dan UUD 1945. Kekuatan rakyat, bersama dengan ABRI, dalam waktu cepat berhasil mematahkan pemberontakan tersebut.

Dari berbagai pengalaman perjuangan seperti terurai di atas telah terbukti peran sejarah ABRI baik sebagai kekuatan pertahanan keamanan maupun sebagai kekuatan sosial politik, serta keampuhan penyelenggara pertahanan keamanan yang bertumpu pada kekuatan rakyat.

Perang mempertahankan kemerdekaan serta perkembangan politik yang kurang stabil mengakibatkan perekonomian Indonesia pada masa awal kemerdekaan dalam keadaan terbengkalai. Berbagai indikator ekonomi menunjukkan keadaan itu. Namun sejak awal kemerdekaan berbagai upaya telah mulai dilakukan untuk mengelola perekonomian.

Pendirian Bank Pemerintah dan pengedaran Oeang Repoeblik Indonesia (ORI) merupakan langkah awal kebijaksanaan moneter dan

I/11

Page 16:  · Web viewSejarah mencatat bahwa dengan diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia tidaklah berarti perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia telah selesai. Perjuangan mempertahankan

sekaligus sarana perjuangan dalam masa mempertahankan kemerdekaan.

Upaya untuk membentuk sistem Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) baru dapat dimulai pada awal tahun 1950-an. Bentuk APBN pada saat itu hanya merupakan suatu perhitungan sementara yang dimaksudkan untuk memberi patokan saja dan sebagai dasar pembuatan APBN yang sehat di tahun-tahun berikutnya. Meskipun demikian, proses pengesahan rencana APBN menjadi Undang-Undang APBN di DPR memerlukan pembahasan yang panjang. APBN tahun 1952 dan tahun 1953 dijalankan tanpa persetujuan DPR dan baru dapat disahkan pada bulan Nopember 1954. Bahkan APBN 1950 dan 1951, yang pertama kali disusun dan yang diajukan bersamaan pada bulan Pebruari 1951, tidak berhasil untuk disahkan menjadi Undang-Undang.

Volume APBN juga masih sangat terbatas karena kondisi perekonomian sangat lemah yang menyebabkan potensi penerimaan negara juga sangat rendah. Pada masa itu, sekitar 40 persen penerimaan negara bersumber dari hasil pungutan pajak tidak langsung, utamanya dari kegiatan perdagangan luar negeri. Peran pajak langsung baru sekitar 20 persen dari penerimaan negara, karena keterbatasan kemampuan administrasi dan basis pajak.

Dengan kemampuan yang terbatas tersebut timbul dorongan untuk melakukan pembiayaan defisit yang dibiayai oleh pencetakan uang. Sistem anggaran defisit yang demikian telah mendorong inflasi yang tinggi. Untuk mengatasinya, pada bulan Agustus 1959 ditetapkan perubahan denominasi nilai uang kertas. Pecahan bernilai 500 dan 1.000 rupiah ditetapkan menjadi 10 persen saja dari nilai semula. Sedangkan pecahan bernilai di bawahnya tetap berlaku dengan nilai semula. Meskipun telah diambil tindakan yang demikian drastis, laju inflasi tetap tidak terkendali.

I/12

Page 17:  · Web viewSejarah mencatat bahwa dengan diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia tidaklah berarti perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia telah selesai. Perjuangan mempertahankan

Sampai dengan tahun 1960 sistem APBN belum memisahkan antara penerimaan rutin dan penerimaan pembangunan. Pada saat itu pendapatan negara dibedakan atas penerimaan pajak, saldo-saldo perusahaan negara dan berbagai penerimaan lainnya. Memasuki anggaran tahun 1961 barulah diadakan pemisahan antara anggaran pendapatan rutin, yang terdiri dari pajak dan berbagai penerimaan lainnya, dan anggaran pendapatan pembangunan yang antara lain bersumber dari laba perusahaan negara, obligasi dan pinjaman luar negeri.

Keadaan perekonomian tetap tidak membaik di bawah sistem ekonomi terpimpin. Berbagai usaha perbaikan ekonomi telah dilakukan, termasuk penyusunan rencana pembangunan. Namun situasi politik yang tidak stabil amat mempengaruhi perkembangan ekonomi dan upaya pembangunan, sehingga tidak menunjukkan banyak kemajuan. Bahkan menjelang akhir masa Orde Lama, perekonomian praktis lumpuh dan rakyat tidak mampu memenuhi kebutuhan pokoknya secara memadai. Kepercayaan masyarakat terhadap nilai Rupiah merosot drastis. Anggaran negara yang seharusnya dapat berperan sebagai penggerak perekonomian menjadi kurang berfungsi. APBN belum sepenuhnya mampu menjalankan fungsi redistribusi, alokasi dan stabilisasi yang dinamis.

Pada tahun 1965 tatkala terjadi pemberontakan G-30-S/PKI kondisi perekonomian Indonesia berada pada titik yang paling suram. Persediaan beras sangat tipis dan pemerintah tidak memiliki kemampuan untuk mengimpor beras dan memenuhi kebutuhan pokok lainnya. Harga-harga membumbung tinggi.

Ketidaktegasan sikap Pemerintah terhadap PKI dan kenaikan harga-harga yang makin tidak terkendali telah memicu kemarahan

I/13

Page 18:  · Web viewSejarah mencatat bahwa dengan diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia tidaklah berarti perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia telah selesai. Perjuangan mempertahankan

rakyat, dan terjadilah serangkaian demonstrasi oleh Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) dan Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI). Demonstrasi mahasiswa dan pelajar tersebut mencapai puncaknya pada bulan Januari 1966, dengan mengumandangkan Tiga Tuntutan Rakyat (TRITURA), yaitu pembubaran PM, pembersihan kabinet dari unsur-unsur G-30-S/PKI, dan penurunan harga/perbaikan ekonomi.

Pengalaman pahit ini membawa hikmah. Bangsa Indonesia makin sadar betapa amat mendasarnya membangun kehidupan nasional yang secara murni dan konsekuen mengamalkan Pancasila dan UUD 1945.

Maka lahirlah semangat dan gerakan pembaharuan yang dinamakan Orde Baru, yang ingin membangun kehidupan yang konstitusional, demokratis, dan berdasarkan hukum, dengan berlandaskan Pancasila dan UUD 1945. Keluarnya Surat Perintah Sebelas Maret 1966 (Supersemar) dari Presiden Soekarno kepada Jenderal Soeharto telah membuka jalan ke arah itu.

Sejak Oktober 1966, melalui Program Stabilisasi dan Rehabilitasi Ekonomi, Pemerintah Orde Baru melakukan penataan kembali sistem perekonomian yang dilanda krisis tersebut. Program ini dilaksanakan dengan skala prioritas: (1) pengendalian inflasi, (2) pencukupan kebutuhan pangan, (3) rehabilitasi prasarana ekonomi, (4) peningkatan ekspor, dan (5) pencukupan kebutuhan sandang.

Di bidang keuangan negara, sebagai bagian dari pengendalian inflasi, sistem anggaran dirombak dari anggaran defisit menjadi anggaran berimbang yang dinamis. Dalam prinsip anggaran ini pengeluaran rutin dibiayai sepenuhnya dari penerimaan dalam negeri. Sementara itu, pengeluaran pembangunan dibiayai oleh tahungan pemerintah, yang merupakan kelebihan penerimaan dalam negeri atas

1/14

Page 19:  · Web viewSejarah mencatat bahwa dengan diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia tidaklah berarti perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia telah selesai. Perjuangan mempertahankan

pengeluaran rutin, dan penerimaan pembangunan. Sebagai pelengkap dana pembangunan, dimungkinkan adanya pinjaman luar negeri, baik dalam bentuk bantuan proyek maupun bantuan program sejauh tidak mempunyai ikatan politik, bersyarat lunak dan dalam batas-batas kemampuan untuk melunasi hutang tersebut. Pembiayaan defisit melalui pencetakan uang, yang bersifat mendorong laju inflasi, tidak dipraktekkan lagi.

Di bidang moneter dilaksanakan program alokasi kredit secara selektif, yaitu diarahkan untuk mengatasi keterbatasan produksi, terutama untuk mendukung upaya rehabilitasi fasilitas produksi yang pada saat itu terbengkalai.

Di bidang neraca pembayaran, sistem pengaturan devisa yang rumit disederhanakan guna memperlancar arus lalu lintas devisa, dan akhirnya mantap menjadi sistem devisa bebas. Kebijaksanaan ekonomi dialihkan dari ekonomi terpimpin ke arah ekonomi yang lebih berorientasi pada mekanisme pasar. Berbagai harga produk dibebaskan dari kendali pemerintah sehingga lebih mencerminkan keseimbangan antara permintaan dan penawaran produk-produk tersebut. Langkah-langkah tersebut dimaksudkan selain untuk memulihkan stabilitas ekonomi juga untuk memacu produksi, terutama agar mampu memenuhi kebutuhan pokok masyarakat, dan juga untuk meningkatkan ekspor.

Prinsip anggaran berimbang yang dinamis dipadukan secara serasi dengan kebijaksanaan moneter dan neraca pembayaran untuk menciptakan dan memelihara stabilitas ekonomi yang mantap serta mengembangkan iklim yang menunjang kegiatan usaha dan kegiatan pembangunan selanjutnya.

I/15

Page 20:  · Web viewSejarah mencatat bahwa dengan diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia tidaklah berarti perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia telah selesai. Perjuangan mempertahankan

Guna merangsang penanaman modal swasta, ditetapkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing (PMA) dan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1968 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Di samping itu, untuk mengatasi kekurangan dana pembangunan serta ketidakseimbangan neraca pembayaran, sejak tahun 1967 Indonesia telah menerima bantuan pinjaman dan hibah dari negara-negara dan badan-badan internasional yang tergabung dalam Inter Governmental Group on Indonesia (IGGI). Mengingat kondisi perekonomian pada waktu itu, diupayakan pula untuk memperoleh penundaan pembayaran hutang-hutang luar negeri secara menyeluruh dengan negara-negara yang tergabung dalam Paris Club, dan kesepakatan tercapai pada tahun 1970. Dengan berbagai upaya ini keadaan ekonomi Indonesia mulai stabil kembali. Laju inflasi dapat ditekan dari 635 persen pada tahun 1966 menjadi 85 persen pada tahun 1968.

Setelah keadaan menjadi lebih mantap, dimulai usaha pembangunan yang terencana, berjangka lima tahun yang diawali dengan Repelita I pada tahun 1969/70. Selanjutnya upaya pembangunan Indonesia dilandaskan pada petunjuk-petunjuk dalam Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) pertama yang ditetapkan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) hasil pemilu, pada tahun 1973. GBHN menetapkan falsafah, dasar-dasar dan pedoman, arah dan sasaran pembangunan dalam tahapan pembangunan jangka panjang pertama yang terdiri dari 5 Repelita.

Pembangunan dalam kurun waktu Pembangunan Jangka Panjang 25 tahun Pertama (PJP I) itu, dititikberatkan di bidang ekonomi dengan perhatian utama diberikan pada sektor pertanian. Hal ini disebabkan sebagian terbesar rakyat menempuh kehidupan di sektor pertanian. Selain itu, dari penanaman masa lalu, ketersediaan pangan khususnya beras amat pokok bagi perekonomian Indonesia. Atas dasar

I/16

Page 21:  · Web viewSejarah mencatat bahwa dengan diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia tidaklah berarti perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia telah selesai. Perjuangan mempertahankan

itu salah satu sasaran penting pembangunan dalam PJP I adalah swasembada beras. Secara sertahap pembangunan di sektor-sektor lainnya ditingkatkan sehingga pada akhir PJP I dapat tercipta struktur ekonomi yang lebih seimbang antara sektor industri dengan sektor pertanian dan tercukupi kebutuhan pokok rakyat.

Pada awal PJP I keadaan bangsa Indonesia sangat memprihatinkan. Indonesia termasuk salah satu negara termiskin di dunia dengan pendapatan per kapita hanya US$ 70. Jumlah penduduk yang besar dengan pertumbuhan yang tinggi dan distribusi antardaerah yang tidak merata, merupakan tantangan bagi pembangunan dalam PJP I. Pertumbuhan penduduk yang tinggi tersebut dihadapkan kepada perekonomian yang kurang tumbuh cepat sehingga menghasilkan tingkat pengangguran yang tinggi. Lebih dari 70 juta penduduk, atau 60 persen dari total penduduk, hidup di bawah garis kemiskinan.

Tingkat produksi berbagai sektor sangat rendah dan sumber- sumber pembiayaan pembangunan sangat terbatas. Struktur ekonomi tidak seimbang dengan pangsa sektor pertanian dalam Produk Domestik Bruto (PDB) lebih dari 50 persen sedangkan pangsa sektor industri kurang dari 10 persen. Penerimaan devisa sangat dipengaruhi oleh ekspor komoditi primer sedang penerimaan negara sangat tergantung dari pajak ekspor dan impor. Sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk mendukung pembangunan seperti listrik, jalan, pelabuhan, telekomunikasi, dan lain-lain sangat kurang memadai.

Dalam pada itu, kondisi kesehatan dan pendidikan umum juga memprihatinkan yang antara lain tercermin dari umur harapan hidup secara rata-rata yang hanya mencapai 45,7 tahun; dan tingkat buta huruf yang sangat tinggi yaitu mencapai lebih dari 39 persen dari keseluruhan penduduk berumur 10 tahun ke atas.

I/17

Page 22:  · Web viewSejarah mencatat bahwa dengan diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia tidaklah berarti perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia telah selesai. Perjuangan mempertahankan

Berbagai masalah tersebut secara sertahap diatasi melalui serangkaian upaya pembangunan nasional, yang secara sistematis, konsisten dan terarah telah ditempuh selama 25 tahun PJP I.

Secara sertahap pembangunan dilaksanakan makin meningkat, makin meluas, dan makin merata dalam kerangka Trilogi Pembangunan yaitu perpaduan yang serasi dalam upaya untuk mewujudkan pemerataan, mendorong pertumbuhan ekonomi dan menciptakan stabilitas nasional yang dinamis.

Secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya yang meningkat pesat, serta stabilititas ekonomi yang mantap telah dicapai. Selama PJP I pertumbuhan ekonomi mencapai rata-rata 6,8 persen per tahun (berdasarkan harga konstan 1983). Laju inflasi yang pada tahun 1960-an sangat tinggi juga telah dapat diturunkan menjadi rata-rata 17,2 persen per tahun pada tahun 1970-an dan telah dapat dikendalikan menjadi rata-rata di bawah dua digit pada tahun 1980-an dan tahun 1990-an.

Pertumbuhan ekonomi telah berhasil menciptakan lapangan kerja dalam jumlah yang tidak sedikit. Antara tahun 1980 sampai dengan tahun 1990 telah tercipta 20,0 juta jumlah lapangan kerja baru. Secara keseluruhan taraf kehidupan rakyat Indonesia terus meningkat. Pendapatan Nasional Bruto (Gross National Product atau GNP) perkapita yang pada tahun 1969 hanya US$70 telah meningkat menjadi sekitar US$800 pada akhir PJP I.

Pembangunan nasional dalam PJP I bukan saja menghasilkan pertumbuhan, tetapi juga telah menghasilkan kesejahteraan rakyat yang makin meningkat dan makin merata. Kebutuhan pokok rakyat

1/18

Page 23:  · Web viewSejarah mencatat bahwa dengan diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia tidaklah berarti perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia telah selesai. Perjuangan mempertahankan

telah tersedia secara meluas dengan harga yang mantap dan dalam jangkauan rakyat banyak.

Upaya pemerataan pembangunan ditempuh melalui strategi delapan jalur pemerataan. Antara lain, melalui mekanisme Inpres, pemerataan telah diupayakan makin menjangkau seluruh lapisan masyarakat termasuk di desa-desa yang paling terpencil sekalipun.

Pembangunan pertanian telah meningkatkan taraf hidup petani, sekaligus juga telah mampu menyediakan kebutuhan pokok rakyat Indonesia. Pada tahun 1984 Indonesia telah berhasil mewujudkan swasembada beras, yang merupakan sasaran pembangunan yang utama dalam PJP I. Keberhasilan dalam pembangunan pertanian, seperti tercermin dalam swasembada pangan telah mendapat pengakuan dari FAO pada tahun 1985. Selanjutnya, dari negara pengimpor beras terbesar, Indonesia bahkan telah mampu membantu negara-negara yang kekurangan beras pada tahun-tahun terakhir PJP I.

Jumlah penduduk miskin telah berkurang dengan tingkat penurunan yang sangat tajam. Pada tahun 1970, jumlah penduduk Indonesia yang tergolong miskin masih sekitar 70 juta orang atau 60 persen dari seluruh penduduk. Pada tahun 1993, jumlah penduduk miskin telah menurun menjadi 25,9 juta orang atau 13,7 persen dari seluruh penduduk.

Pertumbuhan ekonomi didukung oleh peningkatan pesat di seluruh sektor produksi, terutama sektor industri. Dalam periode 1969-1993 secara keseluruhan produksi sektor industri meningkat dengan rata-rata sekitar 11,9 persen per tahun.

1/19

Page 24:  · Web viewSejarah mencatat bahwa dengan diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia tidaklah berarti perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia telah selesai. Perjuangan mempertahankan

Dengan pola pertumbuhan demikian pada akhir PJP I struktur ekonomi Indonesia makin kukuh dan seimbang. Pada awal tahun 1990-an sumbangan sektor industri dalam produksi nasional melampaui sumbangan sektor pertanian. Bahkan pada tahun terakhir PJP I, peran sektor industri dalam perekonomian telah mencapai 22,3 persen dan sektor pertanian 17,9 persen.

Ketergantungan perekonomian Indonesia terhadap minyak dan gas bumi juga menunjukkan kecenderungan yang semakin berkurang sejak harga minyak mulai menurun dan mengalami fluktuasi setelah mencapai puncaknya pada tahun 1981. Apabila pada tahun 1981 sumbangan sektor migas dalam produksi nasional mencapai 24,0 persen, dalam tahun 1993 sumbangan sektor migas telah menurun menjadi 10,8 persen.

Struktur perolehan devisa Indonesia semakin seimbang dengan berkurangnya ketergantungan Indonesia pada minyak bumi dan gas. Ekspor nonmigas meningkat dengan sangat pesat, terutama sejak dilancarkannya kebijaksanaan deregulasi dan debirokratisasi dalam Repelita IV yang terus digalakkan dalam Repelita V. Dalam tahun 1968, yaitu setahun sebelum PJP I mulai dilaksanakan, penerimaan ekspor nonmigas hanya US$569 juta. Pada tahun terakhir PJP I penerimaan ekspor nonmigas Indonesia telah mencapai US$27,2 miliar. Dengan perkembangan itu peranan komoditi nonmigas dalam ekspor nasional meningkat cepat. Apabila dalam tahun 1981/82 peranannya hanya mencapai 18,1 persen, maka dalam tahun 1993/94 telah meningkat menjadi 74,4 persen. Peningkatan ekspor nonmigas telah diiringi pula dengan diversifikasi jenis komoditi yang semakin beragam dan pasarnya semakin meluas.

Penerimaan dalam negeri pemerintah mengalami perubahan struktur yang mendasar pula. Penerimaan dalam negeri nonmigas

I/20

Page 25:  · Web viewSejarah mencatat bahwa dengan diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia tidaklah berarti perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia telah selesai. Perjuangan mempertahankan

telah meningkat pesat sehingga sekarang sudah jauh melampaui penerimaan dalam negeri dari migas. Dalam tahun 1981/82 peranan penerimaan dalam negeri pemerintah yang berasal dari sumber-sumber nonmigas baru mencapai 29,4 persen dari seluruh penerimaan dalam negeri pemerintah. Dalam tahun 1993/94, peranan tersebut meningkat menjadi 76,1 persen. Meningkatnya peranan ekspor nonmigas dalam ekspor nasional dan peranan penerimaan dalam negeri nonmigas dalam penerimaan pemerintah telah memperkuat struktur neraca pembayaran dan struktur anggaran negara. Hal tersebut juga mencerminkan peranan masyarakat dan dunia usaha dalam kegiatan pembangunan yang meningkat.

Meskipun investasi oleh sektor pemerintah terus meningkat, sejalan dengan meningkatnya kebutuhan akan prasarana dan kebutuhan pelayanan dasar lainnya, namun investasi yang berasal dari masyarakat dan dunia usaha meningkat lebih pesat. Pada tahun terakhir PJP I, peranan investasi pemerintah sudah menurun menjadi sekitar 25 persen, padahal sampai Repelita II peranan investasi pemerintah masih 54 persen.

Kemantapan struktur ekonomi nasional juga tercermin pada peningkatan dan perluasan jaringan pelayanan prasarana dasar seperti jalan, pelabuhan, listrik, telekomunikasi dan sebagainya. Dalam PJP I, melalui kegiatan rehabilitasi, peningkatan dan pembangunan baru, telah dihasilkan panjang jalan 244.170 km, ditingkatkan dan dibangun 146 lokasi bandar udara, ditingkatkan dan dibangun 33.565 meter dermaga pelabuhan laut besar dan kecil yang tersebar di seluruh penjuru tanah air. Di samping itu, produksi tenaga listrik ditingkatkan dari 1,8 juta MWh pada awal PJP I menjadi 46,7 juta MWh pada akhir PJP I dan jaringan transmisi dan distribusinya diperluas hingga menjangkau pusat-pusat kegiatan ekonomi ke desa-desa. Jumlah kapasitas telepon telah meningkat dari 172 ribu satuan sambungan (ss)

I/21

Page 26:  · Web viewSejarah mencatat bahwa dengan diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia tidaklah berarti perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia telah selesai. Perjuangan mempertahankan

pada awal PJP I menjadi lebih dari 3 juta ss pada akhir PJP I. Kesemua ini merupakan kemajuan yang sangat penting karena tersedianya dukungan prasarana dasar yang memadai merupakan salah satu kunci utama dari, dan sekaligus landasan bagi perekonomian yang modern dan dinamis.

Di samping kemajuan dan kemantapan struktur ekonomi, kualitas hidup dan kesejahteraan rakyat juga meningkat. Berkat keberhasilan program Keluarga Berencana dan program-program lain yang terkait, laju pertumbuhan penduduk Indonesia telah berhasil diturunkan secara nyata yakni dari 2,3 persen per tahun selama periode 1971-1980 menjadi sekitar 1,7 persen pada akhir PJP I. Keberhasilan Indonesia di bidang Keluarga Berencana dan kependudukan telah diakui oleh dunia internasional, antara lain dari PBB diperoleh penghargaan The United Nations Population Award pada tahun 1989. Angka harapan hidup penduduk Indonesia yang pada awal PJP I baru mencapai sekitar 45,7 tahun telah meningkat menjadi 62,7 tahun pada tahun terakhir PJP I. Dalam kurun waktu 1967-1993 angka kematian bayi telah menurun dari 145 per 1.000 kelahiran hidup menjadi 58 per 1.000 kelahiran hidup. Di samping itu jangkauan pelayanan kesehatan melalui Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) semakin meluas dan merata ke seluruh pelosok tanah air. Pada tahun 1968 Puskemas baru berjumlah 1.227 buah dan pada tahun 1993/94 telah menjadi 6.954 buah. Pelayanan kesehatan melalui Puskesmas itu ditunjang oleh jaringan Puskesmas Pembantu yang jumlahnya mencapai 19.977 buah dalam tahun 1993/94.

Peningkatan kesejahteraan rakyat telah ditunjukkan pula oleh meningkatnya jumlah kalori makanan yang tersedia bagi penduduk Indonesia dari 2.035 kilokalori per kapita per hari dalam tahun 1968 menjadi 2.899 kilokalori per kapita per hari pada akhir PJP I. Dalam periode yang sama penyediaan protein meningkat dari 43,0 gram per

I/22

Page 27:  · Web viewSejarah mencatat bahwa dengan diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia tidaklah berarti perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia telah selesai. Perjuangan mempertahankan

kapita per hari menjadi 66,0 gram per kapita per hari. Dalam pada itu selama PJP I, melalui program perbaikan gizi telah dilaksanakan penyuluhan gizi masyarakat perdesaan di 244.843 posyandu, dan pemberian kapsul iodium terhadap sekitar 36,5 juta penduduk terutama yang bertempat tinggal di desa endemik berat dan sedang untuk penanggulangan gangguan akibat kurang iodium (GAKI). Dalam upaya menanggulangi masalah anemia gizi besi (AGB) pada ibu hamil telah didistribusikan tablet besi kepada sekitar 16,5 juta ibu hamil. Di samping itu untuk penanggulangan kurang vitamin A (KVA) diberikan kapsul vitamin A kepada sekitar 75 juta anak balita. Keberhasilan Indonesia dalam penanggulangan masalah kebutaan karena KVA telah diakui secara internasional, dengan diberikannya penghargaan oleh Helen Keller International (HKI) pada bulan Juli 1994.

Sementara itu penyediaan berbagai kebutuhan pangan juga makin meningkat dan meluas. Dalam periode tersebut, ketersediaan beras per kapita per tahun meningkat dari 96,5 kg menjadi 150,2 kg; daging dari 2,7 kg menjadi 7,4 kg; telur dari 0,2 kg menjadi 2,7 kg, ikan dari 8,9 kg menjadi 13,9 kg. Selain di bidang pangan, di bidang sandang produksi per jiwa tekstil, telah meningkat dari 2,8 m menjadi 41,7 m. Dengan demikian, selama PJP I derajat kesehatan, keadaan gizi Serta pemenuhan kebutuhan khususnya kebutuhan dasar masyarakat untuk dapat hidup secara layak telah menunjukkan perbaikan yang sangat berarti. Sebagai salah satu petunjuknya, pada periode tahun 1978-1992, rata-rata berat badan anak balita telah meningkat sebesar 0,5 kg. Sedangkan tinggi badan anak-anak yang memasuki sekolah dasar pada tahun 1994/95 mencapai sekitar 91 persen untuk anak laki-laki dan 90,6 persen untuk anak perempuan dari standar normal yang telah ditetapkan oleh WHO.

I/23

Page 28:  · Web viewSejarah mencatat bahwa dengan diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia tidaklah berarti perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia telah selesai. Perjuangan mempertahankan

Program Wajib Belajar Enam Tahun yang dicanangkan pada tahun 1984 telah mencapai sasarannya sebelum PJP I berakhir, terutama didukung dengan perluasan prasarana dan sarana SD melalui Inpres SD. Jumlah penduduk usia 10 tahun ke atas yang buta aksara telah berhasil diturunkan dari 39,1 persen pada tahun 1971 menjadi 15,9 persen pada tahun 1990. Keberhasilan pembangunan pendidikan Indonesia memperoleh pengakuan dunia. Pada tahun 1993 Presiden Republik Indonesia menerima piagam "Avicenna" dari UNESCO sebagai pengakuan dunia terhadap keberhasilan Indonesia dalam pembangunan pendidikan. Keberhasilan ini terutama dalam kesempatan belajar pada jenjang pendidikan dasar yang meningkat dengan pesat. Dalam kurun waktu 25 tahun, sejak tahun 1968 sampai dengan akhir PJP I angka partisipasi kasar (APK) pada tingkat Sekolah Dasar meningkat dari 68,7 persen menjadi 110,4 persen. Pada jenjang pendidikan di atasnya, juga meningkat cukup pesat. Angka partisipasi kasar (APK) tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) meningkat dari 16,9 persen menjadi 43,4 persen, APK tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) meningkat dari 8,6 persen menjadi 30,3 persen, dan APK pada tingkat Pendidikan Tinggi meningkat dari 1,6 persen menjadi 9,5 persen. Jika peserta didik di madrasah dan perguruan tinggi agama (PTA) diperhitungkan, maka pada akhir PJP I, APK SLTP termasuk Madrasah Tsanawiyah (MTs) mencapai 52,7 persen, APK SLTA termasuk Madrasah Aliyah (MA) mencapai 33,6 persen dan APK pendidikan tinggi termasuk PTA mencapai 10,5 persen.

Kemajuan sebagai hasil pembangunan telah dinikmati dengan makin merata, terutama oleh kaum wanita. Dalam PJP I peranan wanita yang meningkat ditunjukkan dengan berbagai kemajuan terutama dalam bidang pendidikan, kesehatan dan ketenagakerjaan.

I/24

Page 29:  · Web viewSejarah mencatat bahwa dengan diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia tidaklah berarti perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia telah selesai. Perjuangan mempertahankan

Di bidang pendidikan, penurunan angka buta aksara penduduk wanita usia 10 tahun ke atas, yaitu dari 49,7 persen pada tahun 1971 menjadi 21,3 persen pada tahun 1990, lebih nyata daripada penduduk laki-laki usia 10 tahun ke atas, yaitu dari 27,9 persen menjadi 10,4 persen. Partisipasi murid wanita di sekolah, khususnya sekolah dasar, sudah hampir seimbang dengan murid laki-laki, sedangkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi proporsi murid wanita juga meningkat meskipun proporsi murid laki-laki masih lebih besar.

Dalam bidang kesehatan, kemajuan ditunjukkan oleh meningkatnya umur harapan hidup wanita dari 48,5 tahun pada tahun 1969/70 menjadi 64,5 tahun pada tahun 1993/94.

Peranan wanita dalam bidang ketenagakerjaan ditunjukkan oleh tingkat partisipasi angkatan kerja wanita yang terus meningkat, dari 32,7 persen pada tahun 1980 menjadi 38,8 persen pada tahun 1990. Bahkan, dalam kurun waktu 1980-1990, laju pertumbuhan angkatan kerja wanita adalah 4,4 persen yang lebih cepat dari laju pertumbuhan angkatan kerja laki-laki, yaitu 3,1 persen.

Kemajuan pembangunan tidak hanya tampak secara nasional atau hanya di daerah-daerah tertentu, tetapi berlangsung di semua daerah. Struktur perekonomian daerah telah menunjukkan perubahan ke arah struktur yang lebih seimbang antara sektor pertanian, industri dan jasa. Proses perubahan ini berlangsung di seluruh propinsi. Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita meningkat dengan pesat di semua propinsi.

Kemampuan masyarakat di daerah dalam melaksanakan pembangunan makin baik dengan berkembangnya lembaga swadaya masyarakat (LSM), kelembagaan adat, lembaga dan bank perkreditan rakyat, koperasi serta organisasi kemasyarakatan dalam bidang

I/25

Page 30:  · Web viewSejarah mencatat bahwa dengan diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia tidaklah berarti perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia telah selesai. Perjuangan mempertahankan

kebudayaan, pendidikan dan keagamaan. Dengan pengalaman pembangunan selama lima Repelita yang berkesinambungan, kualitas dan kemampuan pengelolaan pembangunan mulai dari daerah tingkat I, daerah tingkat II, sampai ke tingkat desa telah meningkat.

Kemampuan pengelolaan pembangunan telah meningkat bersamaan dengan meningkatnya upaya pembangunan aparatur negara. Upaya pembangunan dan pendayagunaan aparatur negara yang dilaksanakan secara berkelanjutan selama PJP I telah menghasilkan makin tertatanya organisasi kenegaraan dan pemerintahan baik pemerintah pusat maupun daerah dan desa, serta hubungan pemerintah pusat dan daerah termasuk pula pengembangan otonomi daerah berdasarkan asas dekonsentrasi, asas desentralisasi, dan asas tugas pembantuan (medebewind). Upaya meningkatkan hubungan antara pemerintah pusat dan daerah tersebut telah dilakukan dalam PJP I, yaitu melalui proses penterpaduan program dan sasaran tahunan antara pusat dan daerah. Upaya ini telah mulai dijalankan sejak tahun 1982 melalui Rapat Koordinasi Pembangunan (Rakorbang) dan berkulminasi dalam Konsultasi Nasional Pembangunan (Konasbang). Dengan upaya ini, keterpaduan pembangunan antara pemerintah pusat dan daerah dapat ditingkatkan. Selain itu manajemen pembangunan pada instansi pemerintah di pusat dan daerah makin tertib dan mantap. Demikian pula sistem perencanaan, penganggaran dan pembiayaan, pengawasan, serta pemantauan dan pelaporan pelaksanaan pembangunan, yang didukung dengan makin meningkatnya kemampuan instansi-instansi baik di pusat dan daerah dalam melaksanakan tugasnya. Kualitas dan disiplin pegawai negeri sipil juga makin meningkat. Hal itu terlihat pula dengan makin meningkatnya efisiensi dan efektivitas sistem dan pelaksanaan pengawasan pembangunan berkat pemantapan sistem pengawasan internal, yaitu pengawasan yang dilakukan oleh setiap pimpinan melalui pengawasan melekat dan pengawasan fungsional,

I/26

Page 31:  · Web viewSejarah mencatat bahwa dengan diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia tidaklah berarti perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia telah selesai. Perjuangan mempertahankan

oleh aparat pengawas fungsional pemerintah (APFP), dan pengawasan eksternal yang dilakukan oleh masyarakat dan lembaga pengawasan konstitusional yaitu Badan Pemeriksa Keuangan (Bepeka) dan DPR; serta keterpaduan dalam pelaksanaan pengawasan melekat, pengawasan fungsional, dan pengawasan masyarakat, disertai langkah tindak lanjutnya.

Dalam PJP I pembangunan di bidang politik telah berhasil mewujudkan landasan politik nasional berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, yang intinya adalah demokrasi Pancasila.

Orde Baru telah meletakkan dasar bagi kemurnian pelaksanaan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945 secara nyata, konsekuen dan dinamis, yang meliputi penataan suprastruktur politik, infrastruktur politik, dan pengembangan budaya politik serta mekanisme demokrasi Pancasila. Kesadaran akan pentingnya pembangunan politik bagi keberhasilan pembangunan nasional secara menyeluruh mendorong dilakukannya penataan kehidupan politik. Peranan ABRI sebagai kekuatan pertahanan keamanan dan kekuatan sosial politik telah dikukuhkan, baik sebagai modal dasar pembangunan maupun sebagai kekuatan efektif bangsa. Kebijaksanaan penataan kehidupan politik tersebut telah berhasil menciptakan stabilitas nasional yang sehat dan dinamis.

Penataan infrastruktur politik diwujudkan melalui berfusinya sejumlah partai politik menjadi dua partai politik dan golongan karya serta penyederhanaan kehidupan organisasi kemasyarakatan.

Pemilu sebagai perwujudan kedaulatan rakyat telah dilaksanakan lima kali secara tepat waktu dan makin meningkat kualitasnya. Pelaksanaan pemilu yang diikuti oleh sembilan dari setiap sepuluh rakyat yang berhak memilih telah menggairahkan pecan serta

I/27

Page 32:  · Web viewSejarah mencatat bahwa dengan diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia tidaklah berarti perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia telah selesai. Perjuangan mempertahankan

masyarakat dalam pembangunan dan kehidupan politik. Kualitas kampanye makin meningkat, kampanye yang bersifat primordial secara bertahap telah berkurang dan digantikan dengan kampanye yang lebih menonjolkan berbagai program pembangunan organisasi peserta pemilu (OPP).

Sebagai upaya untuk mewujudkan cita-cita Orde Baru, pada tahun 1978 MPR dalam Ketetapan Nomor II/MPR/1978 telah menetapkan "Eka Prasetya Panca Karsa" sebagai Pedoman Pelaksanaan Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4). Dengan demikian telah ada penuntun dan pegangan bagi sikap dan tingkah laku setiap manusia Indonesia dalam penghayatan dan pengamalan Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Kemajuan dalam pembangunan politik yang amat mendasar dalam PJP I adalah tercapainya kesepakatan .politik untuk menegaskan kembali dan menetapkan Pancasila sebagai ideologi negara dan satu-satunya asas dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Secara konstitusional kesepakatan tersebut dituangkan dalam Ketetapan MPR-RI Nomor II/MPR/1983. Kemudian melalui Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1985, tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1975 tentang Partai Politik dan Golongan Karya, Pancasila ditetapkan sebagai satu-satunya asas bagi partai politik dan gologan karya. Selanjutnya, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan menetapkan pula Pancasila sebagai satu-satunya asas bagi organisasi kemasyarakatan dengan tidak menghilangkan ciri dari masing- masing organisasi kemasyarakatan tersebut.

Penerimaan secara formal Pancasila sebagai satu-satunya asas tersebut telah dibina dan dikembangkan sehingga makin menjamin pengamalan Pancasila dalam praktek kehidupan nasional serta mampu

I/28

Page 33:  · Web viewSejarah mencatat bahwa dengan diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia tidaklah berarti perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia telah selesai. Perjuangan mempertahankan

menangkal segala pemikiran yang berorientasi pada nilai-nilai di luar sistem nilai Pancasila. Sejalan dengan itu Pancasila sebagai nilai dasar yang mengandung sejumlah aturan pokok kehidupan politik nasional dijabarkan secara kreatif dan dinamis menjadi nilai instrumental ke dalam sistem nasional yang terdiri atas sejumlah subsistem politik, ekonomi, sosial budaya, hukum, dan pertahanan keamanan, sehingga menghasilkan pengertian, sikap dan perilaku yang sama dalam mengamalkan Pancasila. Pendidikan politik, antara lain melalui penataran P4 telah dapat meningkatkan penghayatan Pancasila sebagai falsafah bangsa dan pengamalannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Komunikasi politik, baik vertikal maupun horizontal, khususnya komunikasi timbal balik antara supra dan infrastruktur politik telah semakin meningkat dan berkembang. Demikian pula arus komunikasi dan penyaluran aspirasi politik dari bawah senantiasa memperoleh peluang untuk berkembang secara sehat. Dalam kaitan ini peranan organisasi kekuatan sosial politik sebagai wadah penampung dan penyalur aspirasi masyarakat telah berkembang dan telah meningkat kemandiriannya dalam merumuskan program, melaksanakan kegiatan politik, dan membina kadernya.

Kondisi demikian telah meningkatkan peran dan fungsi lembaga permusyawaratan/perwakilan rakyat, organisasi kekuatan sosial politik, organisasi kemasyarakatan, dan peran serta rakyat dalam proses kehidupan politik.

Dengan demikian mekanisme pelaksanaan demokrasi Pancasila telah semakin jelas memperlihatkan wujudnya dan mekanisme kepemimpinan nasional lima tahunan telah berjalan makin mantap, teratur, dinamis, dan konstitusional.

I/29

Page 34:  · Web viewSejarah mencatat bahwa dengan diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia tidaklah berarti perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia telah selesai. Perjuangan mempertahankan

Dwifungsi ABRI telah menjadi keyakinan dan milik bersama. Keberadaan ABRI sebagai kekuatan sosial politik dalam sistem politik Indonesia telah ikut menumbuhkembangkan dan memantapkan demokrasi Pancasila serta kehidupan konstitusional bersama kekuatan sosial politik lainnya.

Di tengah perjalanan pembangunan nasional tersebut, tercatatlah suatu peristiwa bersejarah dengan adanya keinginan rakyat dan Pemerintah Sementara Timor Timur untuk menyatukan Timor Timur ke dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hal tersebut dinyatakan dalam Proklamasi Rakyat Timor Timur di Balibo tanggal 30 Nopember 1975 dan Petisi Rakyat dan Pemerintah Sementara Timor Timur di Dili pada tanggal 1 Mei 1976.

Untuk memperoleh gambaran yang sesungguhnya tentang keinginan tersebut, Pemerintah Republik Indonesia pada bulan Juni 1976 telah mengirim delegasi ke Timor Timur yang terdiri dari unsur-unsur Pemerintah, DPR-RI, dan organisasi kemasyarakatan. Hasil peninjauan tersebut memberikan keyakinan kepada pemerintah dan rakyat Indonesia, bahwa ada keinginan yang kuat dari rakyat Timor Timur yang dinyatakan secara bebas, untuk menyatukan Timor Timur ke dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Didorong oleh rasa tanggung jawab terhadap dasar-dasar dan cita-cita kemerdekaan sebagaimana diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945, maka keinginan integrasi tersebut diterima oleh bangsa Indonesia dan dikukuhkan dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1976 tentang Pengesahan Penyatuan Timor Timur ke dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia pada bulan Juli 1976. Undang-undang tersebut dikukuhkan lagi dengan Ketetapan MPR Nomor VI/MPR/1978 pada bulan Maret 1978. Dengan demikian Timor Timur telah menjadi bagian tak terpisahkan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia, sebagai propinsi ke-27.

I/30

Page 35:  · Web viewSejarah mencatat bahwa dengan diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia tidaklah berarti perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia telah selesai. Perjuangan mempertahankan

Pembangunan politik selama kurun waktu PJP I telah dapat mewujudkan tingkat stabilitas nasional yang mantap dan dinamis, sehingga memungkinkan pelaksanaan pembangunan nasional yang menghasilkan kesejahteraan rakyat yang makin baik. Perkembangan tersebut telah menciptakan pula iklim keterbukaan yang bertanggung jawab serta makin mantapnya pelaksanaan demokrasi Pancasila.

Kegiatan penerangan, komunikasi, dan media massa telah mendukung keberhasilan dalam mencerdaskan bangsa dan pembangunan politik, serta memberikan andil yang cukup besar dalam perjuangan bangsa terutama dalam menumbuhkan kesadaran nasional, menggugah semangat kebangsaan dan perjuangan bangsa, mengobarkan dan menggelorakan semangat rakyat untuk berjuang demi mewujudkan kemerdekaan dan menegakkan kesatuan dan persatuan bangsa.

Memasuki lima puluh tahun kemerdekaan Indonesia, peningkatan kemampuan dan kegiatan penerangan, komunikasi, dan media massa dalam upaya mencerdaskan bangsa dan pemerataan informasi pembangunan ke seluruh pelosok tanah air telah makin menumbuhkan peran serta masyarakat dalam pembangunan. Upaya itu dilakukan antara lain melalui peningkatan sarana penerangan, komunikasi, dan media massa seperti perluasan jangkauan siaran radio dan televisi, serta pengembangan kelompok-kelompok komunikasi sosial kemasyarakatan seperti kelompok pendengar, pembaca, dan pemirsa dan kelompok-kelompok komunikasi sosial kemasyarakatan lainnya.

Di bidang hukum, pembangunan dalam PJP I telah meningkatkan citra dan kewibawaan hukum. Sistem hukum. nasional telah mulai tertata dan diarahkan menurut petunjuk-petunjuk UUD 1945.

I/31

Page 36:  · Web viewSejarah mencatat bahwa dengan diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia tidaklah berarti perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia telah selesai. Perjuangan mempertahankan

Selama PJP I telah berhasil disusun berbagai perangkat peraturan perundang-undangan, yang meliputi undang-undang sebanyak 239 buah; Peraturan Pemerintah sebanyak 1.060 buah; Keputusan Presiden sebanyak 1.561 buah; Instruksi Presiden sebanyak 252 buah; dan sejumlah penelitian hukum serta naskah akademis peraturan perundang-undangan.

Dalam kaitan ini telah dirampungkan beberapa undang-undang yang sangat penting bagi perlindungan hak asasi manusia antara lain dengan ditetapkannya KUHAP (Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981) yang merupakan salah satu hukum pokok yang sangat penting artinya bagi proses penegakan hukum, dan di samping itu, peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang intelectual property rights antara lain Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1987 tentang Hak Cipta; Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1989 tentang Paten dan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1992 tentang Merek. Telah dihasilkan pula kompilasi hukum Islam yang diperlukan untuk menciptakan kesatuan dan kepastian hukum di kalangan masyarakat, khususnya yang menyangkut hukum perkawinan, perwarisan, dan perwakafan.

Dalam rangka menunjang penyusunan perundang-undangan, telah dikembangkan sistem jaringan dokumentasi dan informasi hukum, dengan tujuan untuk mempersiapkan tersedianya data dan informasi hukum yang lengkap dan dapat diperoleh secara cepat, mudah, dan akurat.

Penyuluhan hukum telah diberikan baik .kepada warga masyarakat luas maupun kepada aparat pemerintah termasuk penegak hukum. Dalam upaya pemerataan kesempatan memperoleh keadilan, telah diberikan bantuan dan konsultasi hukum bagi golongan masyarakat yang kurang mampu.

I/32

Page 37:  · Web viewSejarah mencatat bahwa dengan diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia tidaklah berarti perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia telah selesai. Perjuangan mempertahankan

Penegakan hukum dan pembinaan peradilan telah dimantapkan baik kedudukan maupun peranannya sesuai dengan tugas dan wewenangnya masing-masing berdasarkan UUD 1945. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1970 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman, menetapkan kekuasaan kehakiman yang merdeka, terlepas dari pengaruh kekuasaan pemerintah. Dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1970 dikenal adanya empat lingkungan peradilan yaitu peradilan umum, peradilan agama, peradilan militer, dan peradilan tata usaha negara. Sebagai penjabarannya ditetapkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung, Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1986 tentang Peradilan Umum, Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara, dan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama. Selanjutnya ditetapkan pula Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1991 tentang Kejaksaan dan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1992 tentang Keimigrasian.

Di bidang hubungan luar negeri, sejarah mencatat bahwa Indonesia telah memainkan peranan penting dalam perjuangan bangsa-bangsa terjajah untuk merdeka dan dalam perjuangan negara-negara berkembang dan Negara-negara Non Blok pada umumnya. Didahului dengan Konferensi Bogor pada tahun 1954, Indonesia menye-lenggarakan Konferensi Asia Afrika pertama di Bandung pada bulan April 1955 yang diikuti oleh 29 negara. Konferensi tersebut telah melahirkan Dasasila Bandung yang menjadi pedoman perjuangan bangsa-bangsa di dunia ketiga untuk melepaskan diri dari cengkeraman penjajahan dan membangun kekuatan dan solidaritas di antara negara-negara berkembang.

Dengan semangat itu Indonesia turut mengambil prakarsa, bersama-sama dengan Yugoslavia dan Republik Arab Persatuan untuk

I/33

Page 38:  · Web viewSejarah mencatat bahwa dengan diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia tidaklah berarti perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia telah selesai. Perjuangan mempertahankan

menyelenggarakan pertemuan negara-negara nonblok. Pertemuan pertama negara-negara nonblok ini diselenggarakan dalam bulan September 1961 di Beograd, Yugoslavia.

Dalam masa Orde Baru penerapan prinsip politik luar negeri bebas aktif secara konsekuen dengan berperan aktif dalam berbagai fora internasional telah meningkatkan citra, wibawa, kedudukan, dan peranan Indonesia dalam ikut serta menciptakan ketertiban dan perdamaian dunia yang abadi, adil, dan sejahtera.

Terbentuknya ASEAN pada tahun 1967, yang diprakarsai pula oleh Indonesia, menunjukkan tekad Indonesia untuk membina kerja sama dengan para tetangganya di Asia Tenggara untuk membangun kawasan yang damai, adil, dan sejahtera. ASEAN kini telah menjadi organisasi regional yang secara luas diakui amat penting, baik posisi maupun sumbangannya di bidang politik, ekonomi, sosial budaya, dan hankam di dunia saat ini. ASEAN bahkan telah mengambil langkah-langkah ke arah terbentuknya ASEAN Free Trade Area (AFTA), yang diharapkan menjadi sarana kerja sama ekonomi yang berkualitas dan berorientasi pada pasar bebas. ASEAN juga mencanangkan ASEAN Regional Forum (ARF) untuk menata hubungan politik dan keamanan ASEAN dengan negara Asia Tenggara lainnya dan negara besar di kawasan Asia Pasifik.

Di kelompok negara-negara berkembang, Indonesia telah berhasil membangun kepercayaan dan rasa solidaritas yang mendalam antara negara-negara yang tergabung dalam Gerakan Non Blok (GNB). Hal ini mencapai puncaknya ketika Indonesia dipilih sebagai Ketua dan sekaligus menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke 10 yang cakupannya tidak saja bidang politik, tetapi juga bidang ekonomi dan bidang sosial budaya. Dalam kapasitasnya sebagai Ketua GNB, Indonesia kembali mengumandangkan pentingnya negara-negara

I/34

Page 39:  · Web viewSejarah mencatat bahwa dengan diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia tidaklah berarti perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia telah selesai. Perjuangan mempertahankan

berkembang membangun kemandirian dan berusaha menyelesaikan masalah-masalahnya sendiri, dan di antara sesama negara berkembang mengembangkan kerja sama untuk menyelesaikan masalah masalah yang perlu dihadapi bersama.

Sebagai wakil GNB, Indonesia terus berupaya meyakinkan negara-negara anggota G-7 akan perlunya melanjutkan dialog konstruktif antara Utara-Selatan menyangkut berbagai permasalahan politik dan ekonomi yang menjadi kepentingan bersama. Indonesia berkeyakinan bahwa kerja sama Utara-Selatan bukan hanya untuk kepentingan sepihak negara-negara Selatan belaka, melainkan untuk membangun kemitraan global yang juga menjadi kepentingan negaranegara Utara. Termasuk dalam kemitraan global itu adalah upaya dalam pendanaan pembangunan jangka panjang dan penyelesaian masalah hutang luar negeri negara-negara berkembang.

Dalam rangka penerapan politik bebas aktif, Indonesia telah memberikan sumbangan besar di berbagai kawasan dunia yang sedang mengalami persoalan dan persengketaan, dengan mengirimkan pasukan penjaga perdamaian dan penasehat militer di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), di samping upaya penyelesaian melalui jalur diplomatik.

Lewat PBB, GNB, ASEAN, dan berbagai forum internasional lainnya, Indonesia terus mendukung secara aktif usaha penciptaan tatanan dunia baru yang adil, damai, dan sejahtera bagi seluruh umat manusia. Sebagai bagian dari kelompok negara Selatan, Indonesia aktif memperjuangkan keadilan dalam pemanfaatan sumber daya ekonomi dunia secara optimal berdasarkan asas pembangunan berkelanjutan.

I/35

Page 40:  · Web viewSejarah mencatat bahwa dengan diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia tidaklah berarti perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia telah selesai. Perjuangan mempertahankan

Dalam konteks yang lebih luas, hubungan luar negeri yang dibina selama ini telah berhasil menumbuhkan kepercayaan di berbagai negara ataupun organisasi internasional untuk membantu meningkatkan usaha pembangunan, seperti tercermin dari meningkatnya arus investasi, pinjaman luar negeri bersyarat lunak tanpa ikatan politik, percepatan alih teknologi, perluasan akses ke pasar internasional, dan lain sebagainya. Di samping itu, kerja sama teknologi dengan negara-negara lain telah mencakup nilai dan kualitas yang tinggi di semua bidang kehidupan, lebih dari waktu-waktu sebelumnya. Perekonomian Indonesia, yang terus tumbuh dan berkembang secara individual ataupun dalam konteks ASEAN, semakin menarik bagi para investor asing, dan selama ini terbukti berhasil menaikkan kuantitas dan kualitas lalu lintas perdagangan dan modal.

Kebijaksanaan luar negeri dalam PIP I, yang berhasil menciptakan suasana keamanan yang stabil, baik di dalam negeri maupun di kawasan Asia Tenggara, merupakan penunjang keberhasilan upaya pembangunan nasional. Indonesia pada akhir PJP I bahkan dikelompokkan oleh Bank Dunia sebagai salah satu negara di dunia yang pertumbuhan ekonominya selama 25 tahun maju paling pesat dan menjadi contoh keberhasilan dari suatu perencanaan pembangunan berkelanjutan bagi negara-negara berkembang lainnya. Keberhasilan ini, selain telah menaikkan derajat Indonesia sebagai negara yang mempunyai kesungguhan dalam menaikkan taraf hidup rakyatnya sendiri, juga memberikan sumbangan yang positif bagi usaha peningkatan kesejahteraan negara berkembang lainnya. Hal ini terbukti dengan meningkatnya minat negara berkembang memanfaatkan pengalaman Indonesia melalui berbagai program dan perjanjian dengan negara-negara sahabat seperti dalam kerja sama sosial, ekonomi, dan teknik.

I/36

Page 41:  · Web viewSejarah mencatat bahwa dengan diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia tidaklah berarti perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia telah selesai. Perjuangan mempertahankan

Keberhasilan penting lainnya adalah diterimanya konsep negara kepulauan oleh dunia internasional yang kemudian dituangkan dalam Konvensi PBB tentang Hukum Laut pada tahun 1982. Sejak itu telah disepakati bahwa Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) berada hingga jarak 200 mil dari garis pantai suatu negara kepulauan. Hal ini memberikan sumbangan cukup besar bagi keberhasilan pembangunan nasional, baik secara politis maupun ekonomis.

Pembangunan di bidang pertahanan keamanan, selama PJP I dilakukan secara bertahap, dengan sepenuhnya memperhatikan kemampuan keuangan negara, serta prioritas yang diberikan pada pembangunan di bidang ekonomi.

Pada masa orde baru ABRI di samping tugasnya di bidang pertahanan keamanan juga aktif berperan sebagai pelopor dan dinamisator pembangunan. Meskipun pembangunan hankam pada Repelita I belum diprogramkan seperti bidang-bidang lainnya, namun profesionalisme ABRI dan mutu peranan sosial politik ABRI telah ditingkatkan sejak Repelita I, antara lain ditandai dengan perubahan fungsi operasional di tubuh organisasi ABRI.

Pembangunan hankam secara efektif dimulai pada Repelita II melalui rencana strategik ABRI I (Renstra I) dengan dilaksanakannya konsolidasi kekuatan, pemeliharaan, dan integrasi satuan-satuan. Pada Repelita III pembangunan hankam menjadi makin mantap setelah keluarnya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pertahanan Keamanan Negara dimana secara jelas ditetapkan komponen kekuatan pertahanan keamanan negara yang mencakup rakyat terlatih dan perlindungan masyarakat, ABRI dan pendukung. Pembangunan hankam selanjutnya diarahkan pada seluruh komponen kekuatan tersebut dengan prioritas pada pemantapan unit-unit operasional sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

I/37

Page 42:  · Web viewSejarah mencatat bahwa dengan diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia tidaklah berarti perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia telah selesai. Perjuangan mempertahankan

serta tersedianya sumber daya. Pada Repelita IV pembangunan hankam diarahkan untuk mewujudkan postur ABRI yang kecil, efektif, dan efisien dalam rangka mempersingkat rantai komando serta meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan sumber daya. Upaya tersebut dilanjutkan pada Repelita V, dengan penyempurnaan organisasi, peningkatan kualitas dan pemantapan satuan-satuan ABRI.

Indonesia menganut sistem pertahanan keamanan yang bertumpu pada kekuatan seluruh rakyat Indonesia. Oleh karena itu, pembangunan pertahanan keamanan negara mencakup seluruh komponen kekuatan yaitu rakyat terlatih dan perlindungan masyara-kat, ABRI, dan pendukung.

Meskipun dengan kemampuan keuangan negara yang terbatas dalam PJP I, pembangunan hankam telah berhasil memperkukuh sistem pertahanan keamanan rakyat semesta dengan ABRI sebagai kekuatan inti. Kemampuan ABRI untuk melaksanakan fungsi pertahanan keamanan dan fungsi sosial politiknya telah makin mantap dan andal, didukung oleh kemanunggalan ABRI dengan rakyat, serta penguasaan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi, dengan senantiasa mempertahankan jati dirinya sebagai prajurit pejuang dan pejuang prajurit.

Hasil dan pengalaman pembangunan dalam PJP I merupakan modal dan landasan bagi pembangunan tahap berikutnya, yaitu Pembangunan Jangka Panjang 25 tahun Kedua (PJP II).

PJP II disusun berdasarkan GBHN 1993. GBHN 1993 mengamanatkan bahwa PJP II merupakan proses kelanjutan, peningkatan, perluasan, dan pembaharuan dari PJP I.

I/38

Page 43:  · Web viewSejarah mencatat bahwa dengan diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia tidaklah berarti perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia telah selesai. Perjuangan mempertahankan

Dalam PJP II, bangsa Indonesia memasuki proses tinggal landas menuju terwujudnya masyarakat yang maju, adil, makmur, dan mandiri berdasarkan Pancasila. PJP II merupakan masa kebangkitan nasional kedua bagi bangsa Indonesia yang tumbuh dan berkembang dengan makin mengandalkan pada kemampuan dan kekuatan sendiri serta makin menggeloranya semangat kebangsaan untuk membangun bangsa Indonesia dalam upaya mewujudkan kehidupan yang sejajar dan sederajat dengan bangsa lain yang telah maju.

Tujuan PJP II adalah mewujudkan bangsa yang maju dan mandiri serta sejahtera lahir batin sebagai landasan bagi tahap pembangunan berikutnya menuju masyarakat adil dan makmur dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD.

1945.

Untuk mewujudkan tujuan tersebut, sasaran umum PJP II adalah terciptanya kualitas manusia dan kualitas masyarakat Indonesia yang maju dan mandiri dalam suasana tenteram dan sejahtera lahir batin, dalam tata kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara yang berdasarkan Pancasila, dalam suasana kehidupan bangsa Indonesia yang serba berkeseimbangan dan selaras dalam hubungan antara sesama manusia, manusia dengan masyarakat, manusia dengan alam dan lingkungannya, manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.

Untuk mencapai sasaran tersebut, titik berat PJP II diletakkan pada bidang ekonomi, yang merupakan penggerak utama pembangunan, seiring dengan kualitas sumber daya manusia dan didorong secara saling memperkuat, saling terkait dan terpadu dengan pembangunan bidang-bidang lainnya yang dilaksanakan seirama, selaras, dan serasi dengan keberhasilan pembangunan bidang ekonomi dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran pembangunan nasional.

I/39

Page 44:  · Web viewSejarah mencatat bahwa dengan diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia tidaklah berarti perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia telah selesai. Perjuangan mempertahankan

Pelaksanaan PJP II diarahkan untuk tetap bertumpu kepada Trilogi Pembangunan. Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi diperlukan untuk menggerakkan dan memacu pembangunan di bidang-bidang lain sekaligus sebagai kekuatan utama pembangunan untuk mewujudkan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya dengan lebih memberi peran kepada rakyat untuk berperan serta aktif dalam pembangunan, dijiwai semangat kekeluargaan didukung oleh stabilitas nasional yang mantap dan dinamis, melalui pembangunan yang berkelanjutan dengan memperhatikan kelestarian fungsi lingkungan hidup.

Untuk mencapai tingkat kemajuan dan kemandirian seperti yang diinginkan, sumber daya ekonomi harus berkembang dengan cepat. Oleh sebab itu, selama PJP II diupayakan untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, yaitu diproyeksikan rata-rata sekitar 7 persen per tahun. Pertumbuhan ekonomi tersebut didukung oleh laju pertumbuhan penduduk yang makin rendah dan diupayakan melalui perubahan struktur lapangan kerja yang makin seimbang dan angkatan kerja yang makin produktif. Pertumbuhan penduduk direncanakan menurun menjadi sekitar 0,9 persen per tahun menjelang akhir PJP II dari sekitar 1,7 persen pada akhir PJP I.

Dalam rangka pembangunan ekonomi yang seiring dengan peningkatan mutu sumber daya manusia dan pemerataan kegiatan dan hasil pembangunan, maka pertumbuhan ekonomi diupayakan makin bersumber pada sumber daya manusia, yaitu dari peningkatan produktivitas dan efisiensi, di samping pemanfaatan pertumbuhan tenaga kerja dan modal. Peningkatan produktivitas dan efisiensi ini sangat tergantung pada peningkatan kualitas sumber daya manusia, yang tercermin antara lain pada peningkatan keterampilan, kreativitas, kemampuan t ekno log i dan kemampuan mana jemen se r t a

I/40

Page 45:  · Web viewSejarah mencatat bahwa dengan diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia tidaklah berarti perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia telah selesai. Perjuangan mempertahankan

kepemimpinan yang efektif dan tepat. Pendidikan, kesehatan, dan kesempatan kerja merupakan unsur-unsur yang teramat penting dalam pembangunan sumber daya manusia.

Pembangunan pendidikan diarahkan untuk makin memperluas kesempatan masyarakat mengikuti pendidikan serta menghasilkan sumber daya manusia yang makin berkualitas, dan sesuai dengan permintaan tenaga kerja di berbagai bidang pembangunan. Strategi yang paling pokok dalam pembangunan pendidikan dalam PJP II adalah meningkatkan wajib belajar pendidikan dasar dari 6 tahun menjadi 9 tahun. Sasaran ini ingin dicapai selambat-lambatnya dalam 15 tahun atau tiga Repelita, dan jika memungkinkan dalam 10 tahun.

Dengan demikian, pada akhir PJP II seluruh anak kelompok usia SLTP telah dapat mengikuti pendidikan dasar 9 tahun. Selain itu, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi juga akan ditingkatkan. Pada akhir PJP II tingkat partisipasi SLTA akan menjadi 80 persen dari 34,1 persen pada akhir PJP I. Tingkat partisipasi pendidikan tinggi akan menjadi 25 persen dari 10,5 persen sekarang.

Di samping pemerataan kesempatan mengikuti pendidikan yang makin meluas, mutu pendidikan ditingkatkan, termasuk dengan mengembangkan budaya, keimanan, ketaqwaan, kejuangan serta meningkatkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pendidikan juga makin diarahkan dan disesuaikan dengan kebutuhan tenaga kerja produktif di semua bidang, sektor, dan kegiatan pembangunan.

Di bidang kesehatan, usia harapan hidup diupayakan meningkat menjadi 70,6 tahun pada akhir PJP II dari 62,7 tahun pada akhir PJP I. Tingkat kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup menurun menjadi 26 pada akhir PJP II dari 58 pada akhir PJP I. Pada kurun waktu yang

I/41

Page 46:  · Web viewSejarah mencatat bahwa dengan diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia tidaklah berarti perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia telah selesai. Perjuangan mempertahankan

sama, tingkat kematian ibu melahirkan per 100.000 kelahiran menurun menjadi 80 dari 425.

Apabila sasaran tersebut di atas tercapai, tingkat kemakmuran, kesejahteraan, kecerdasan, dan produktivitas bangsa Indonesia sudah akan makin tinggi. Kualitas sumber daya manusia yang makin tinggi memungkinkan bangsa Indonesia mampu menghadapi persaingan yang makin ketat pada abad ke-21.

Dalam upaya mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi tersebut, sektor industri memegang peranan yang makin penting sebagai motor penggerak perekonomian. Sektor industri juga diandalkan sebagai penyerap tambahan angkatan kerja produktif, secara bertahap menggantikan peran sektor pertanian. Bersamaan dengan itu, keterkaitan antara sektor industri dan sektor pertanian ditingkatkan, demikian pula, keterkaitan industri dengan sektor yang mengelola sumber daya alam lainnya seperti pertambangan sehingga struktur industri menjadi lebih kukuh.

Sektor industri dikembangkan menjadi makin efisien dan berdaya saing tinggi. Pola produksi di sektor industri dikembangkan dari produksi barang yang mengandalkan pada tenaga kerja murah dan padat sumber daya alam menjadi barang yang bernilai tambah tinggi dan makin padat keterampilan. Di masa mendatang, persaingan dalam menjual produk yang didasarkan atas tenaga kerja murah akan makin ketat. Oleh karena itu, Indonesia harus beralih menjadi produsen barang-barang industri yang makin padat keterampilan dan bermutu tinggi. Kunci untuk memenangkan persaingan antara lain adalah penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, termasuk peningkatan kemampuan inovasi, rancang bangun, dan rekayasa yang harus makin dipercepat.

I/42

Page 47:  · Web viewSejarah mencatat bahwa dengan diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia tidaklah berarti perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia telah selesai. Perjuangan mempertahankan

Pembangunan industri dilaksanakan dengan senantiasa memperhatikan sumbangannya bukan hanya terhadap pertumbuhan tetapi juga terhadap pemecahan masalah sosial ekonomi yang mendasar, seperti kesempatan kerja, kemiskinan, dan pemenuhan kebutuhan dasar rakyat dan pelestarian fungsi lingkungan hidup. Untuk memperkuat struktur industri nasional, pembinaan dan pengembangan industri menengah dan kecil, termasuk industri di perdesaan ditingkatkan, sehingga makin besar dan kuat peranannya dalam perekonomian nasional. Dalam rangka pembangunan yang berkelanjutan, industri yang dikembangkan dipilih secara tepat, hemat dalam pemanfaatan sumber daya alam dan energi, menggunakan teknologi yang efisien, produktif, dan bersih serta tidak membahayakan kelestarian fungsi lingkungan hidup.

Sektor pertanian akan tetap memegang peranan strategis dalam PJP II karena sektor ini masih akan merupakan-sumber mata pencaharian utama dari sebagian besar angkatan kerja di Indonesia, di samping fungsinya untuk memenuhi kebutuhan pangan penduduk Indonesia yang terus meningkat. Produktivitas rata-rata per tenaga kerja di sektor pertanian, meskipun secara absolut meningkat, tetapi masih jauh berada di bawah produktivitas rata-rata di sektor lainnya. Perbedaan produktivitas, dengan kata lain juga perbedaan pendapatan, antara pekerja sektor pertanian dan sektor lainnya diupayakan untuk diperkecil. Oleh karena itu, upaya yang amat penting pula, adalah memperbaiki nilai tukar sektor pertanian dengan sektor lainnya. Upaya untuk meningkatkan produktivitas di sektor pertanian ditempuh melalui pengembangan cara baru dan pemanfaatan teknologi yang makin diintensifkan, serta pemilihan komoditas pertanian yang memiliki pasar yang baik dan nilai komersial yang tinggi seperti hortikultura, perikanan dan peternakan. Dalam rangka ini pengembangan agroindustri dan agrobisnis mendapat prioritas tinggi. Selain itu, diupayakan peralihan angkatan kerja dari sektor pertanian

I/43

Page 48:  · Web viewSejarah mencatat bahwa dengan diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia tidaklah berarti perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia telah selesai. Perjuangan mempertahankan

ke sektor industri dan jasa dengan memberikan bekal kesiapan dan keterampilan yang memadai, melalui pelatihan, pemagangan, dan berbagai usaha lainnya, dengan mengikutsertakan dunia usaha. Dengan demikian kesenjangan antara daerah perdesaan dan perkotaan juga akan berkurang, dengan membaiknya kondisi perekonomian di daerah perdesaan yang lebih bertumpu pada pertanian, dengan dikembangkannya agrobisnis dan agroindustri. Dengan upaya-upaya penyiapan tenaga kerja di sektor industri dan jasa, yang kebanyakan berlokasi di daerah perkotaan, produktivitas daerah perkotaan juga meningkat.

Pembangunan sektor industri dan pertanian memerlukan dukungan sektor jasa seperti jasa perhubungan, perdagangan, dan pelayanan keuangan yang andal dan efisien. Keterkaitan antara sektor industri, pertanian, dan sektor primer lainnya, serta sektor jasa sangat penting dalam rangka mewujudkan jaringan kegiatan ekonomi yang efisien dan produktif. Di sektor perdagangan, sistem distribusi diperluas dan dimantapkan dalam rangka meningkatkan efisiensi pasar dalam negeri serta memperluas pasar luar negeri. Pelayanan jasa perhubungan dikembangkan dan diselenggarakan secara efisien sehingga makin memperlancar arus lalu lintas orang, barang, jasa, dan informasi ke seluruh wilayah tanah air termasuk wilayah terpencil. Sementara itu, pariwisata ditingkatkan mutu pelayanannya dan dikembangkan daerah tujuan dan obyeknya, serta sarana dan prasarana pendukungnya sehingga pariwisata yang memiliki potensi besar dapat dijadikan andalan dalam penerimaan devisa dan perluasan kesempatan kerja. Pasar tenaga kerja di luar negeri juga dimanfaatkan dengan mempersiapkan tenaga kerja terampil untuk memasukinya.

Ketersediaan prasarana ekonomi yang tidak seimbang dengan peningkatan produksi barang dan jasa merupakan kendala dan menimbulkan inefisiensi ekonomi secara nasional. Oleh karena itu,

I/44

Page 49:  · Web viewSejarah mencatat bahwa dengan diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia tidaklah berarti perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia telah selesai. Perjuangan mempertahankan

untuk mendukung kegiatan ekonomi yang akan meningkat dengan pesat dalam PJP II, prasarana ekonomi seperti jalan, jembatan, pengairan dan air bersih, pelabuhan laut dan udara, sarana pengangkutan, tenaga listr ik, dan telekomunikasi dipercepat pembangunannya. Penyediaan berbagai prasarana ekonomi itu di masa lalu umumnya dilaksanakan pemerintah. Menyadari keterbatasan kemampuan pemerintah, partisipasi masyarakat dan dunia usaha dalam membangun prasarana makin didorong, dengan mengurangi hambatan-hambatan yang dihadapi investasi di bidang ini yang umumnya berskala besar. Namun, dalam pelaksanaannya kepentingan masyarakat umum tetap dilindungi. Juga diperhatikan keterpaduan program pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah, swasta, dan masyarakat, baik dalam penjadwalan maupun penentuan lokasinya.

Penanggulangan kemiskinan mendapat prioritas utama dalam PJP II. Pengalaman menunjukkan bahwa usaha untuk mengurangi kemiskinan memerlukan waktu yang cukup panjang. Diperlukan waktu tidak kurang dari dua dasawarsa untuk menurunkan tingkat kemiskinan dari sekitar 60 persen dari jumlah penduduk pada tahun 1970 menjadi sekitar 14 persen pada akhir PJP I. Walaupun sudah jauh berkurang, jumlah penduduk miskin ini masih cukup besar dan tingkat penurunannya makin lambat. Ketimpangan serta kesenjangan sosial itu harus ditangani dengan sungguh-sungguh dalam PJP II agar tidak berkelanjutan, dan seperti diingatkan oleh GBHN 1993, agar jangan sampai berkembang ke arah keangkuhan dan kecemburuan sosial. Dengan kebijaksanaan umum, sektoral, dan regional yang akan dilanjutkan dan ditingkatkan ditambah program khusus untuk menanggulangi kemiskinan, diharapkan dalam dua Repelita sebagian besar masalah kemiskinan menurut kriteria yang berlaku sekarang sudah dapat teratasi.

I/45

Page 50:  · Web viewSejarah mencatat bahwa dengan diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia tidaklah berarti perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia telah selesai. Perjuangan mempertahankan

Upaya pemerataan pembangunan antardaerah menjadi perhatian pula, terutama karena masih dirasakan adanya perbedaan yang cukup menonjol antara satu daerah dan daerah lainnya, yang tercermin dalam berbagai indikator ekonomi dan sosial. Pembangunan daerah dalam PJP II diupayakan agar dapat lebih menyerasikan laju pertumbuhan antardaerah, antar dan antara kota dan desa, antarsektor, serta membuka dan mempercepat pembangunan kawasan timur Indonesia, daerah terpencil, daerah minus, daerah kritis, daerah perbatasan, dan daerah terbelakang lainnya. Pelaksanaannya disesuaikan dengan prioritas dan potensi daerah yang bersangkutan. Untuk itu disusun rencana-rencana tata ruang, yang antara lain mengemukakan pola pemanfaatan ruang yang dapat lebih menyerasikan laju pertumbuhan antardaerah dengan potensi dan prioritas masing-masing daerah.

Berkaitan dengan upaya pertumbuhan dan pemerataan, pembangunan dunia usaha mendapat perhatian besar dalam PJP II. Struktur dunia usaha nasional harus berkembang lebih seimbang agar dunia usaha makin maju dan andal. Oleh sebab itu, lapisan pengusaha menengah dan kecil didorong agar meningkat, baik jumlah maupun kualitasnya. Dengan demikian, penguasaan serta pemilikan aset nasional yang tercipta dalam proses pembangunan juga akan lebih merata dan berkeadilan sehingga lebih menjamin pembangunan yang berkesinambungan serta mendapat dukungan partisipasi masyarakat yang seluas-luasnya. Dengan dukungan dunia usaha yang kuat landasan dan strukturnya, pada akhir PJP II Indonesia diharapkan sudah dapat menjadi negara industri dan bangsa niaga yang tangguh.

Sasaran dan arah kebijaksanaan jangka panjang yang pokok-pokoknya tercantum di atas mulai dilaksanakan pada Repelita VI yang merupakan awal dari PJP II, dan sekarang telah mulai memasuki tahun kedua.

I/46

Page 51:  · Web viewSejarah mencatat bahwa dengan diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia tidaklah berarti perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia telah selesai. Perjuangan mempertahankan

Selama Repelita VI laju pertumbuhan ekonomi, berdasarkan harga konstan 1989/90, diupayakan untuk mencapai rata-rata 6,2 persen per tahun. Sumber pertumbuhan utama selain berasal dari peningkatan investasi dan peningkatan pemanfaatan tenaga kerja, juga berasal dari peningkatan efisiensi dan produktivitas seluruh perekonomian.

Secara sektoral, sasaran pertumbuhan pertanian adalah rata-rata sekitar 3,4 persen per tahun, industri pengolahan rata-rata 9,4 persen per tahun dan di dalamnya industri pengolahan nonmigas diproyeksikan meningkat dengan rata-rata 10,3 persen per tahun, sedangkan sektor lain pertumbuhannya rata-rata 6,0 persen per tahun, di antaranya sektor pemerintahan dengan rata-rata sebesar 4,6 persen per tahun. Ekspor nonmigas diproyeksikan naik rata-rata 16,8 persen per tahun, di dalamnya ekspor industri manufaktur naik dengan rata-rata 17,8 persen per tahun.

Upaya untuk lebih memeratakan pembangunan serta menanggulangi kemiskinan dilanjutkan dan ditingkatkan.

Untuk menanggulangi kemiskinan diupayakan koordinasi berbagai kebijaksanaan dan program pembangunan, yang meliputi semua bidang dan sektor pembangunan, baik kebijaksanaan dan program sektoral maupun kebijaksanaan dan program regional. Di samping itu, mulai Repelita VI dilancarkan kebijaksanaan khusus dalam bentuk penyediaan dana sebagai modal usaha yang penggunaannya ditentukan sendiri oleh penduduk miskin dan dikenal sebagai Program Inpres Desa Tertinggal (IDT). Selain itu, juga dipercepat pembangunan prasarana dasar perdesaan yang ketiadaannya membuat desa tersebut menjadi tertinggal. Sasaran dari kebijaksanaan penanggulangan kemiskinan adalah berkurangnya penduduk miskin

I/47

Page 52:  · Web viewSejarah mencatat bahwa dengan diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia tidaklah berarti perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia telah selesai. Perjuangan mempertahankan

absolut menjadi sekitar 12 juta orang, atau 6 persen dari seluruh penduduk Indonesia pada akhir Repelita VI.

Pada Repelita VI angkatan kerja diperkirakan meningkat sekitar 12,6 juta orang. Sebagian besar peningkatan tersebut diupayakan dapat diserap di berbagai sektor, yaitu sektor pertanian diharapkan menyerap sekitar 1,9 juta orang, sektor industri sekitar 3 juta orang dan 7 juta orang diserap oleh sektor-sektor lain. Dengan demikian, tingkat pengangguran terbuka yang pada tahun 1990 diperkirakan 3,2 persen diupayakan untuk dapat diturunkan menjadi 0,8 persen pada akhir Repelita VI. Selain itu, dalam rangka mengurangi pengangguran terselubung, jam kerja rata-rata per pekerja per minggu diupayakan meningkat.

Untuk menunjang pertumbuhan dan pemerataan, kebijaksanaan ekonomi makro yang berhati-hati dilanjutkan. Stabilitas ekonomi dipertahankan agar senantiasa mantap.

Berbagai sasaran, kebijaksanaan pokok, pelaksanaan pembangunan dan hasil-hasilnya akan diuraikan lebih rinci menurut bidang dan sektor pembangunan di bab-bab selanjutnya pada lampiran ini. Berikut ini akan diuraikan secara garis besar pelaksanaan pembangunan pada tahun pertama Repelita VI.

Pelaksanaan pembangunan pada tahun pertama Repelita VI secara umum telah memberikan hasil seperti yang diharapkan di semua bidang.

Pertumbuhan ekonomi pada tahun 1994 diperkirakan mencapai 7,3 persen, di antaranya sektor pertanian dan industri pengolahan diperkirakan tumbuh masing-masing sekitar 0,3 persen dan sekitar 11,1 persen. Sedangkan subsektor industri pengolahan nonmigas diperkirakan tumbuh dengan 12,0 persen.

I/48

Page 53:  · Web viewSejarah mencatat bahwa dengan diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia tidaklah berarti perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia telah selesai. Perjuangan mempertahankan

Sebelum melanjutkan, perlu dicatat bahwa angka-angka perkiraan pertumbuhan tahun 1994/95 merupakan angka-angka baru sebagai hasil dari penyempurnaan perhitungan PDB yang telah diumumkan pada awal tahun ini dan menggunakan tahun dasar baru (1993). Sedangkan angka-angka sasaran yang dipakai dalam bab-bab lampiran ini adalah seperti yang tercantum dalam buku Repelita VI. Khusus untuk sasaran pertumbuhan seperti yang diuraikan di muka adalah angka-angka perkiraan lama dan dengan tahun dasar 1989/90.

Penyempurnaan perhitungan dilakukan karena adanya perubahan yang cepat dalam kegiatan ekonomi masyarakat yang membutuhkan pengkajian kembali timbangan-timbangan yang digunakan dalam mengukur perkembangan ekonomi. Pertama, harga tahun dasar penghitungan pendapatan nasional disesuaikan dari tahun dasar 1983 menjadi 1993 yang merupakan tahun akhir PJP I yang tepat untuk dijadikan titik tolak penilaian pelaksanaan PIP II. Kedua, cakupan perhitungannya diperluas untuk menampung kegiatan-kegiatan ekonomi yang baru. Ketiga, dilakukan pula penyempurnaan atas metodologi perhitungan. Berdasarkan penyesuaian angka-angka pendapatan nasional tersebut diketahui bahwa pendapatan per kapita dan pertumbuhan ekonomi pada Repelita V lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya. Ini berarti kinerja perekonomian jauh lebih baik dari perkiraan semula, pada waktu menyusun Repelita V.

Secara nominal PDB per kapita tahun 1993 dan tahun 1994 masing-masing sebesar US$842 dan US$919. Proses industrialisasi berjalan lebih cepat dari yang diperkirakan semula. Pada tahun 1994, sebagai tahun pertama PIP II, peranan sektor industri pengolahan telah mencapai 23,9 persen, sedang sektor pertanian mengecil menjadi 17,4 persen.

I/49

Page 54:  · Web viewSejarah mencatat bahwa dengan diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia tidaklah berarti perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia telah selesai. Perjuangan mempertahankan

Pertumbuhan ekonomi yang tinggi tersebut, tidak terlepas dari pelaksanaan berbagai kebijaksanaan termasuk kebijaksanaan ekonomi makro dalam bidang keuangan negara, moneter, dan neraca pembayaran.

Di bidang keuangan negara, dalam tahun 1994/95, penerimaan dalam negeri meningkat 17,4 persen dari tahun sebelumnya menjadi Rp61.369,9 miliar. Dalam upaya meningkatkan penerimaan dalam negeri, khususnya yang berasal dari penerimaan pajak, dalam bulan Nopember tahun 1994 telah diadakan penataan dan penyempurnaan undang-undang perpajakan nomor 6, 7, 8, dan 12. Pembaruan undang-undang perpajakan ini diarahkan untuk makin mendukung kegiatan ekonomi dengan tetap memperhatikan aspek keadilan.

Pengeluaran rutin dalam tahun 1994/95 meningkat dengan 11,3 persen dibandingkan tahun sebelumnya atau naik sebesar Rp 4.380,2 miliar. Kenaikan tersebut lebih rendah daripada kenaikan dalam tahun 1993/94 yang mencapai sebesar 14,0 persen dari tahun sebelumnya.

Kenaikan penerimaan dalam negeri yang lebih tinggi dari pengeluaran rutin tersebut, menyebabkan tabungan pemerintah meningkat cepat. Pada tahun 1994/95, tabungan pemerintah meningkat menjadi Rp18.190,4 miliar atau naik sekitar 35 persen dari tahun sebelumnya.

Dalam tahun pertama Repelita VI, realisasi bantuan proyek mencapai Rp lO.983,2 miliar. Dengan demikian dana pembangunan yang berasal dari tabungan pemerintah dan realisasi bantuan luar negeri, yang berhasil dihimpun meningkat menjadi Rp 29.173,6 miliar, atau naik 22,3 persen dibanding tahun anggaran sebelumnya.

I/50

Page 55:  · Web viewSejarah mencatat bahwa dengan diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia tidaklah berarti perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia telah selesai. Perjuangan mempertahankan

Di bidang moneter, laju inflasi telah berhasil diupayakan dalam batas-batas yang terkendali yaitu dalam tahun 1993/94 sebesar 7,0 persen dan dalam tahun 1994/95 sebesar 8,6 persen.

Dengan semakin mantapnya perkembangan di bidang moneter dan ekonomi umumnya, upaya penghimpunan dana masyarakat dan penyalurannya kepada sektor-sektor produktif semakin meningkat. Pada tahun pertama Repelita VI, dana yang dihimpun melalui perbankan telah meningkat Rp 28,4 triliun menjadi Rp 172,1 triliun. Sejalan dengan perkembangan pengerahan dana masyarakat, penyaluran dana melalui kredit perbankan juga meningkat pesat. Jumlah kredit perbankan yang disalurkan dalam tahun 1994/95 telah menjadi Rp 195,8 triliun atau naik Rp 40,9 triliun.

Dalam pada itu, jumlah bank juga meningkat. Sampai dengan tahun 1994/95, jumlah bank umum adalah 240 buah dengan 6.242 kantor cabang, meningkat dibanding dengan tahun 1993/94 yang masing-masing 236 buah dan 5.932 kantor cabang. Sedangkan jumlah Bank Perkreditan Rakyat (BPR) meningkat dari 8.757 buah pada tahun 1993/94 menjadi 9.535 buah.

Lembaga keuangan lainnya yang mencakup usaha lembaga pembiayaan seperti sewa guna usaha (leasing); pembiayaan konsumen; anjak piutang; modal ventura, dan lembaga asuransi; dana pensiun serta pegadaian berkembang pesat pula. Pada tahun 1993 perusahaan asuransi baru berjumlah 145 buah. Sampai dengan Agustus 1994, jumlah perusahaan asuransi mencapai 151 perusahaan yang terdiri atas 49 perusahaan asuransi jiwa; 5 perusahaan asuransi sosial; 93 perusahaan asuransi kerugian dan 4 perusahaan reasuransi. Jumlah perusahaan dana pensiun juga telah meningkat pesat. Sampai dengan akhir 1994 jumlah perusahaan yang mengajukan permohonan untuk menjadi pengelola dana pensiun berdasarkan Undang-Undang

I/51

Page 56:  · Web viewSejarah mencatat bahwa dengan diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia tidaklah berarti perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia telah selesai. Perjuangan mempertahankan

Nomor 11 Tahun 1992 tercatat .521 perusahaan terdiri dari 508 Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK), dan 13 Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK). Jumlah ini meningkat bila dibandingkan dengan tahun 1993 yang berjumlah 422 perusahaan yang terdiri dari 414 DPPK dan 8 DPLK.

Sementara itu, peraan Perum Pegadaian dalam membantu masyarakat di perdesaan semakin dirasakan manfaatnya. Pada tahun pertama Repelita VI, jumlah kantor pegadaian telah bertambah menjadi 566 kantor, dibandingkan dengan 558 kantor pada tahun 1993.

Perkembangan pesat juga terjadi pada pasar modal sejak dirintis tahun 1972. Pada tahun pertama Repelita VI jumlah perusahaan yang go public telah menjadi 279 perusahaan terdiri dari 233 perusahaan saham dan 46 perusahaan obligasi. Sementara itu, nilai kapitalisasi perusahaan tersebut meningkat masing-masing menjadi Rp98,8 triliun dan Rp7,3 triliun dari Rp67,7 triliun dan Rp6,0 triliun pada tahun sebelumnya.

Dari sisi neraca pembayaran, nilai ekspor secara keseluruhan meningkat dari US$36,5 miliar pada tahun 1993/94 menjadi US$42,2 miliar pada tahun 1994/95. Sebagian besar nilai ekspor tersebut berasal dari ekspor nonmigas yang mencapai US$31,7 miliar, meningkat dari US$27,2 miliar. Dengan demikian, peranan ekspor nonmigas dalam nilai ekspor keseluruhan mencapai 75,4 persen. Namun demikian, sejalan dengan meningkatnya perekonomian nasional, kebutuhan barang impor yang berupa bahan baku/penolong dan barang modal juga meningkat. Pada tahun 1993/94 nilai impor keseluruhan adalah US$29,1 miliar, sedangkan pada tahun 1994/95 nilai impor keseluruhan mencapai US$34,1 miliar, di antaranya nilai impor nonmigas US$30,5 miliar.

I/52

Page 57:  · Web viewSejarah mencatat bahwa dengan diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia tidaklah berarti perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia telah selesai. Perjuangan mempertahankan

Salah satu sumber devisa penting adalah sektor pariwisata yang pada tahun 1994/95 nilainya mencapai US$4,8 miliar. Hal ini sejalan dengan meningkatnya jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia yaitu dari 3,4 juta menjadi 4,1 juta orang. Namun demikian pengeluaran devisa neto untuk jasa-jasa pada tahun 1994/95 juga meningkat. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh meningkatnya pengeluaran jasa-jasa nonmigas berupa pembayaran bunga pinjaman luar negeri, baik dari pemerintah maupun swasta, dan biaya angkutan barang impor. Pada tahun tersebut, pengeluaran jasa-jasa neto mencapai US$11,5 miliar.

Dengan perkembangan ini, walaupun ekspor barang dan jasa telah meningkat, transaksi berjalan Indonesia masih mengalami defisit. Dalam tahun 1994/95 defisit transaksi berjalan meningkat menjadi US$3.488 juta, dibandingkan US$2.940 juta dalam tahun 1993/94. Pada tahun yang sama, pinjaman luar negeri pemerintah mencapai US$5.651 juta, sedangkan pelunasan pokok hutang mencapai US$5.546 juta. Pemasukan modal lain (neto) menjadi US$4.645 juta, di antaranya berasal dari investasi langsung US$3.963 juta.

Dengan perkembangan transaksi berjalan dan transaksi modal di sektor pemerintah serta sektor swasta, maka cadangan devisa telah meningkat dari US$12,7 miliar menjadi US$13,3 miliar pada tahun 1994/95. Jumlah tersebut cukup untuk membiayai impor nonmigas selama 4,7 bulan.

Dalam pada itu, di bidang ketenagakerjaan, pertumbuhan angkatan kerja dapat diikuti dengan perluasan lapangan kerja di berbagai sektor yang tersebar di seluruh daerah dengan jumlah dan

I/53

Page 58:  · Web viewSejarah mencatat bahwa dengan diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia tidaklah berarti perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia telah selesai. Perjuangan mempertahankan

mutu yang semakin meningkat. Pada tahun 1980, angkatan kerja berjumlah 52,4 juta orang dan jumlah pekerja, yaitu angkatan kerja yang bekerja, 51,5 juta orang. Pada tahun 1994, angkatan kerja meningkat menjadi 85,8 juta orang dan jumlah pekerja meningkat menjadi 82,0 juta orang. Dengan demikian, selama kurun waktu 1980-1994, angkatan kerja bertambah sebesar 33,4 juta orang dan pekerja bertambah sebesar 30,5 juta orang.

Dengan meningkatnya kesejahteraan masyarakat, maka taraf pendidikan dan keterampilan juga makin meningkat. Keadaan ini menyebabkan terjadinya pergeseran struktur lapangan kerja, yaitu pergeseran dari sektor pertanian ke luar sektor pertanian, khususnya sektor industri dan jasa dengan muatan teknologi yang lebih besar, dimana pada tahun 1980 persentase pekerja yang bekerja di sektor pertanian masih sebesar 55,9 persen telah menurun menjadi 46,1 persen pada tahun 1994, sedangkan sisanya bekerja di sektor industri dan sektor lainnya. Demikian pula telah terjadi pergeseran struktur pekerja sektor informal ke sektor formal, di mana pekerja yang bekerja pada sektor formal pada tahun 1980 adalah 30,1 persen, pada tahun 1994 telah mencapai sebesar 33,9 persen dan sisanya bekerja pada sektor informal. Selain itu, tingkat pendidikan para pekerja juga mengalami peningkatan. Pekerja dengan tingkat pendidikan sekurang-kurangnya sekolah dasar (SD) meningkat dari 32,8 persen pada tahun 1980 menjadi sebesar 64,7 persen pada tahun 1994.

Di bidang investasi, jumlah proyek dan nilai investasi yang telah disetujui pada tahun 1994/95 adalah 859 proyek PMDN dengan nilai Rp53,0 triliun serta 557 proyek PMA dengan nilai US$33,0 miliar. Dalam tahun 1994/95 tersebut, realisasi total penanaman modal yang merupakan realisasi dari persetujuan penanaman modal tahun-tahun sebelumnya mencakup 590 proyek dengan nilai sekitar Rp 46 triliun. Realisasi proyek tersebut terdiri dari 357 proyek PMDN dengan nilai

I/54

Page 59:  · Web viewSejarah mencatat bahwa dengan diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia tidaklah berarti perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia telah selesai. Perjuangan mempertahankan

Rp27,9 triliun, serta 233 proyek-proyek PMA dengan nilai US$8,3 miliar.

Dalam pada itu, kegiatan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pada tahun 1994/95 telah menunjukkan perkembangan yang semakin mantap yang terlihat dari total aktiva, penjualan, laba sebelum pajak, dan sumbangan BUMN kepada penerimaan negara, baik berupa pajak maupun bukan pajak.

Upaya pengembangan usaha kecil telah dilaksanakan dengan berbagai pendekatan antara lain dengan pemberian modal melalui kredit perbankan yang disalurkan kepada usaha kecil seperti Kredit Usaha Kecil (KUK) serta kemitraan usaha antara usaha kecil dan usaha besar. Sampai dengan bulan Desember 1994, jumlah KUK yang disalurkan perbankan telah mencapai Rp34,2 triliun kepada 5,7 juta orang pengusaha kecil, meningkat dengan cukup pesat dibandingkan dengan posisi bulan Desember 1993 yang masing-masing baru mencapai Rp27,8 triliun dan 5,4 juta orang pengusaha kecil. Pada tahun yang sama telah terdapat sebanyak 20 perusahaan modal ventura untuk mendukung usaha kecil di 8 propinsi, 14 pusat konsultansi pengusaha kecil di 11 propinsi dan 7 pusat inkubator usaha kecil di 3 propinsi. Upaya pengembangan usaha kecil ini juga telah didorong oleh meningkatnya jumlah Lembaga Perkreditan Rakyat termasuk BPR.

Koperasi juga menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. Jumlah koperasi pada tahun 1994 mencapai 44.294 buah, yang terdiri dari 35.273 koperasi non KUD dan 9.021 KUD dengan jumlah anggota mencapai 25,4 juta orang, yang terdiri dari 13,0 juta orang anggota KUD dan 12,4 juta orang anggota koperasi non KUD. Koperasi, khususnya KUD, telah menyebar hampir ke seluruh pelosok tanah air. Dari 3.812 kecamatan yang ada, di

I/55

Page 60:  · Web viewSejarah mencatat bahwa dengan diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia tidaklah berarti perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia telah selesai. Perjuangan mempertahankan

antaranya 93,9 persen atau sebanyak 3.578 kecamatan telah mempunyai KUD. Sampai dengan tahun pertama Repelita VI berhasil diwujudkan sebanyak 5.240 KUD Mandiri yang tersebar di 3.233 kecamatan, 479 koperasi karyawan mandiri, dan 118 KUD Mandiri Inti di seluruh Indonesia.

Jumlah simpanan, modal usaha, dan nilai usaha koperasi pada tahun 1994 masing-masing mencapai Rp2,3 triliun, Rp4,5 triliun, dan Rp8,2 triliun. Penyaluran kredit kepada koperasi dan anggotanya yang meliputi Kredit Usaha Tani (KUT), Kredit Kepada koperasi Primer untuk Anggotanya (KKPA), Kredit Kepada KUD (KKUD), Kredit Candak Kulak (KCK) dan kredit lainnya termasuk kredit Tebu Rakyat Intensifikasi (TRI) masing-masing mencapai Rp154,9 miliar, Rp361,0 miliar, Rp94,4 miliar, Rp277,2 miliar, dan Rp155,7 miliar.

Berbagai bahan kebutuhan pokok seperti minyak goreng, gula pasir, minyak tanah, dan tekstil pada tahun 1994/95 telah tersedia dengan memadai dan terjangkau oleh masyarakat dengan harga yang wajar. Dalam tahun 1994/95 terjadi lonjakan harga semen yang cukup besar sebagai akibat kelangkaan dalam pengadaan semen. Untuk mengatasinya telah dilakukan impor, baik oleh BUMN maupun swasta.

Pembangunan di berbagai bidang dan sektor yang telah dilakukan dalam tahun pertama Repelita VI dapat diikhtisarkan sebagai berikut.

Pembangunan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) dilaksanakan melalui program teknik produksi, teknologi, ilmu pengetahuan terapan, ilmu pengetahuan dasar, dan pengembangan kelembagaan iptek. Pada tahun 1994/95 dalam program teknik produksi di bidang pertanian telah berhasil dilepas 9 varietas tanaman pangan, 33 varietas tanaman hortikultura, dan 16 varietas tanaman

I/56

Page 61:  · Web viewSejarah mencatat bahwa dengan diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia tidaklah berarti perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia telah selesai. Perjuangan mempertahankan

perkebunan. Di bidang kesehatan antara lain dihasilkan 10 macam rancangan produk kit biokimia darah, dan 20 galur mikroba untuk pengembangan kit diagnostik cepat penyakit demam tifoid. Dalam bidang industri antara lain telah dihasilkan desain proses produksi pigmen dan pembersih mikrobial skala industri, serta teknik pembuatan serat selulosa dari limbah kelapa sawit.

Melalui program teknologi, di bidang perumahan dan permukiman antara lain telah berhasil dikembangkan teknologi pengolahan air masam yang memenuhi persyaratan layak minum, dan teknologi pembuatan papan laminasi dari bambu. Dalam bidang industri antara lain telah berhasil dikembangkan teknologi kontrol otomatik untuk robot industri, serta teknologi radiasi untuk pengendalian ketebalan di industri kertas. Selanjutnya berhasil pula dikembangkan prototip blok mesin 100 cc, prototip alat pembenam pupuk tablet, serta prototip alat penyerap emisi NOx dan partikulat lain.

Dalam program ilmu pengetahuan terapan, di bidang pertanian antara lain telah dikembangkan perbaikan kultivar padi sawah tahan wereng coklat biotipe 3, serta sistem seleksi beberapa galur bintil akar kedele yang tahan terhadap serangan ulat Grayak maupun penyakit Krayak. Di bidang rancang bangun antara lain berhasil dikembangkan pembangkit pulsa laser CO2 yang dapat digunakan untuk pengerasan permukaan baja perlitik.

Dalam pembangunan kelautan pada tahun 1994/95 melalui program inventarisasi dan evaluasi potensi laut telah berhasil ditetapkan 12 titik pangkal dan dibuat 10 nomor peta garis pangkal. Juga telah dihasilkan peta geologi dasar laut dan laut dangkal untuk 4 lokasi, dan 10 nomor peta lingkungan pantai Indonesia (LPI) dengan skala 1:250.000, dan 44 nomor peta lingkungan laut nasional (LLN)

I/57

Page 62:  · Web viewSejarah mencatat bahwa dengan diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia tidaklah berarti perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia telah selesai. Perjuangan mempertahankan

dengan skala 1:500.000. Di bidang pelestarian fungsi lingkungan laut antara lain telah dihasilkan data pencemaran laut di muara Kali Porong dan Kali Mas di Surabaya, serta data distribusi Red Tide di 5 lokasi. Dalam program pemanfaatan sumber daya kelautan telah dikembangkan teknik pembenihan tiram mutiara di Tanjung Ringgit di Lombok, dan uji coba produksi teripang di Lampung.

Selanjutnya dalam pembangunan kedirgantaraan dalam program penyediaan jasa dirgantara, telah berhasil dikuasai proses akuisisi data penginderaan jauh untuk berbagai jenis satelit dan penerapan teknologi penginderaan jauh bagi pemantauan kebakaran hutan. Dalam program pemanfaatan teknologi dirgantara antara lain telah dihasilkan formula bahan bakar roket, peta potensi angin di 2 lokasi, dan data profil ozon di atas wilayah Indonesia.

Di bidang pembangunan daerah kegiatan pembangunan diarahkan untuk memacu pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat, menggalakkan prakarsa dan peran serta aktif masyarakat serta meningkatkan pendayagunaan potensi daerah secara optimal dan terpadu dalam mengisi otonomi daerah yang nyata, dinamis, serasi, dan bertanggung jawab serta memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa. Dalam rangka itu berbagai bantuan telah diberikan kepada daerah antara lain melalui mekanisme Inpres.

Dalam rangka meningkatkan peran daerah tingkat I, pada tahun 1994/95 melalui Bantuan Pembangunan Daerah Tingkat I (Dati I) telah diberikan bantuan dasar Rp25 miliar per Dati I dan bantuan luas wilayah ditingkatkan dari Rp56.000 menjadi Rp60.000 per kilometer persegi. Selain itu bantuan yang semula bersifat bantuan khusus (specific grant) yaitu bantuan peningkatan jalan propinsi dan bantuan reboisasi dijadikan bantuan daerah tingkat I (block grant). Agar Dati I

I/58

Page 63:  · Web viewSejarah mencatat bahwa dengan diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia tidaklah berarti perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia telah selesai. Perjuangan mempertahankan

dapat mengikuti pelaksanaan proyek-proyek pembangunan di wilayahnya, diberikan bantuan untuk memantau. Jumlah keseluruhan bantuan adalah Rpl.218,7 miliar.

Bantuan tersebut digunakan untuk meningkatkan prasarana yang hasil fisiknya berupa peningkatan 3.081 kilometer jalan propinsi dan 13.285,5 meter jembatan, kegiatan operasi dan pemeliharaan irigasi seluas 4,8 juta hektare dan daerah rawa seluas 1,1 juta hektare. Bantuan itu juga dimanfaatkan untuk peningkatan kemampuan aparatur pemerintah daerah. dan di beberapa daerah untuk pengembangan kawasan industri. Bantuan tersebut telah mendorong berkembangnya perekonomian daerah terutama di luar Jawa dan kawasan timur Indonesia.

Pada awal Repelita VI telah dikembangkan pula pusat pertum-buhan yang mencakup kerja sama dengan negara tetangga meliputi:(1) Segitiga Pertumbuhan Indonesia-Malaysia-Thailand (IMT-GT), yang secara khusus melibatkan propinsi DI Aceh dan Sumatera Utara;(2) Segitiga Pertumbuhan Indonesia-Malaysia-Singapura (IMS-GT) atau lebih dikenal dengan Sijori (Singapura-Johor-Riau); dan (3) Wilayah Pertumbuhan Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia-Philipina (BIMP-EAGA), yang melibatkan propinsi-propinsi di Sulawesi, khususnya Sulawesi Utara dan Kalimantan.

Selain bantuan kepada Dati I, bantuan juga diberikan kepada Dati II, untuk meningkatkan kemampuan pembangunan Dati II. Bantuan Pembangunan Dati II yang semula didasarkan pada jumlah penduduk dan bantuan minimum bagi daerah tingkat II yang penduduknya sangat sedikit, pada tahun 1994/95 disempurnakan dengan dimasukkannya faktor luas wilayah dan kepulauan sebagai dasar perhitungan besarnya bantuan. Selain dari itu bantuan yang semula berupa bantuan khusus yaitu bantuan pembangunan dan pemugaran

I/59

Page 64:  · Web viewSejarah mencatat bahwa dengan diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia tidaklah berarti perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia telah selesai. Perjuangan mempertahankan

pasar, bantuan rehabilitasi SD, bantuan penghijauan, bantuan peningkatan jalan kabupaten/kotamadya dan bantuan pemugaran perumahan dan lingkungan desa dimasukkan ke dalam bantuan pembangunan Dati II. Jumlah keseluruhan bantuan telah meningkat menjadi Rp2.417,8 miliar. Bantuan ini digunakan untuk membangun dan memelihara jalan sepanjang 45.814 kilometer, jembatan 5.449 meter, dan berbagai kegiatan pembangunan lainnya seperti prasarana kota dan perbaikan lingkungan perdesaan yang menjadi tanggung jawab pemerintah daerah tingkat II. Bantuan ini juga telah menciptakan tambahan lapangan kerja lebih dari 720.450 orang.

Di luar Jawa, bantuan ini digunakan untuk meningkatkan jalan setapak menjadi jalan yang dapat dilalui kendaraan roda empat serta memelihara jalan yang sudah dibangun. Pada tahun 1994/95 hasil fisik peningkatan dan pemeliharaan jalan mencapai sepanjang 38.462 kilometer dan jembatan 28.234 meter.

Pada tahun 1994/95, Bantuan Penghijauan dilaksanakan di 195 daerah tingkat II oleh Dinas Perhutanan dan Konservasi Tanah Tingkat II, dengan hasil penanaman hutan rakyat seluas 83.220 hektare.

Dalam upaya mewujudkan pembangunan yang berwawasan lingkungan, meningkatkan pemanfaatan sumber daya alam secara lebih efisien, serta menciptakan koordinasi yang mantap antar dan antara sektor dan daerah, pada tahun 1994/95 disusun dan disempurnakan 28 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten dan 5 Rencana Tata Ruang Kotamadya yang dibiayai dari Bantuan Pembangunan Dati II.

Program pembangunan daerah lainnya adalah Bantuan Pembangunan Desa atau Inpres Desa. Bantuan ini mulai diberikan

I/60

Page 65:  · Web viewSejarah mencatat bahwa dengan diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia tidaklah berarti perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia telah selesai. Perjuangan mempertahankan

sejak tahun 1969/70 yang besarnya RplOO.000 per desa. Dalam tahun 1994/95, jumlah bantuan ini telah meningkat menjadi Rp6,0 juta per desa dari Rp5,5 juta per desa pada tahun 1993/94. Peningkatan jumlah bantuan tersebut seiring dengan diberikannya perhatian yang lebih besar untuk meningkatkan pembinaan anak dan remaja yang telah merupakan sektor baru dalam pembangunan nasional, di tingkat desa/kelurahan.

Upaya pembangunan perdesaan juga menjadi ujung tombak upaya penanggulangan kemiskinan melalui bantuan langsung yang diberikan kepada masyarakat miskin. Salah satu program utama dalam rangka pengentasan kemiskinan ini adalah Program Inpres Desa Tertinggal (IDT), yang bertujuan untuk memberdayakan penduduk miskin di desa tertinggal melalui kegiatan usaha produktif dalam wadah kelompok masyarakat sasaran (Pokmas). Pada tahun 1994/95 program IDT dilaksanakan pada 20.633 desa tertinggal di mana setiap desa tertinggal diberikan bantuan Rp20 juta. Pada tahun tersebut tercatat sebanyak 98.027 kelompok yang dibina oleh para pendamping baik yang berasal dari desa setempat termasuk kader pembangunan desa, petugas penyuluh lapangan, dan aparat desa setempat, ataupun pendamping yang berasal dari luar desa. Khusus untuk desa-desa tertinggal parah yang jumlahnya 3.968 buah diupayakan pendamping khusus sarjana pendamping purna waktu (SP2W).

Selain Bantuan Pembangunan Daerah tersebut, Pemerintah Daerah Tingkat I dan Tingkat II juga menerima bantuan keuangan berupa bagi hasil pajak berasal dari Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Penerimaan PBB pada tahun 1994/95 berjumlah Rp1.632,1 miliar yang berarti naik sebesar 6,4 persen dibandingkan dengan penerimaan PBB tahun 1993/94. Pemerintah Dati I menerima 16,2 persen dari PBB di Dati I. Sedangkan pemerintah Dati II menerima 64,8 persen dari PBB yang terkumpul di Dati II yang bersangkutan, dan mulai

I/61

Page 66:  · Web viewSejarah mencatat bahwa dengan diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia tidaklah berarti perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia telah selesai. Perjuangan mempertahankan

tahun 1994/95 bagian daerah tingkat II bertambah menjadi 74,8 persen.

Erat kaitannya dengan pembangunan daerah adalah pembangunan daerah-daerah yang masih terbelakang dan kurang tenaga kerja melalui program transmigrasi. Pelaksanaan transmigrasi selalu disempurnakan baik pola permukiman maupun kualitas transmigrannya.

Dalam tahun 1994/95, telah dikembangkan permukiman transmigrasi dengan berbagai pola usaha yang meliputi pola tanaman pangan, perkebunan, pertambakan, nelayan, hutan tanaman industri, agro estate, hutan rakyat dan industri, Serta jasa. Dengan adanya berbagai pola tersebut, semakin banyak pilihan masyarakat dalam bertransmigrasi dan hal ini mendorong tumbuhnya transmigrasi swakarsa mandiri (TSM).

Pada tahun pertama Repelita VI telah dibuka 142 unit permukiman transmigrasi yang dapat menampung sekitar 50.000 KK transmigran umum (TU) dan transmigran swakarsa berbantuan (TSB). Selain itu, beberapa unit permukiman transmigrasi yang sudah dibuka pada tahun-tahun sebelumnya dikembangkan lagi untuk menampung TSM. Penempatan TSM pada tahun pertama Repelita VI mencapai sekitar 15.000 KK. Untuk merangsang tumbuhnya TSM dan mengembangkan perekonomian transmigran, kemudahan transportasi dari dan ke permukiman transmigrasi terus ditingkatkan dengan pemeliharaan jalan dan jembatan.

Penyempurnaan lainnya dalam Repelita VI adalah penanganan perambah hutan secara lebih terkoordinasi. Mobilisasi para perambah hutan dari tempat tinggalnya di hutan-hutan dilaksanakan oleh Depar temen Kehutanan, sedangkan penanganan selanjutnya

I/62

Page 67:  · Web viewSejarah mencatat bahwa dengan diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia tidaklah berarti perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia telah selesai. Perjuangan mempertahankan

dilaksanakan oleh Departemen Transmigrasi dan Permukiman Perambah Hutan. Jumlah perambah hutan yang telah dimukimkan di permukiman transmigrasi dalam rangka program ini pada tahun 1994/95 berjumlah 18.433 KK yang meliputi perambah hutan berasal dari Jawa sejumlah 1.870 KK dan yang berasal dari daerah transmigrasi sendiri sejumlah 16.563 KK.

Pada tahun 1994/95 jumlah lahan yang dibuka untuk permukiman transmigrasi meliputi sekitar 45.840 hektare, di antaranya sekitar 28.377 hektare atau sekitar 62 persen terletak di kawasan timur Indonesia, sedangkan dalam Repelita V baru mencapai sekitar 52 persen. Selain itu sekitar 322.000 hektare lahan usaha (LU) II telah dibuka oleh masyarakat secara swadaya.

Untuk memberikan kepastian hukum, kepada transmigran diberikan sertifikat hak milik atas tanah yang diberikan sesuai dengan kapling masing-masing. Pada tahun 1994/95, sertifikat hak milik tanah transmigran yang berhasil diselesaikan berjumlah 78.438 buah, di mana 29.231 sertifikat dibiayai oleh Departemen Transmigrasi dan Pemukiman Perambah Hutan dan selebihnya oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN). Setiap keluarga transmigran rata-rata menerima 3 buah sertifikat hak milik tanah yaitu masing-masing untuk sertifikat lahan pekarangan, LU I dan LU II.

Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia transmigran pada tahun 1994/95 calon transmigran yang diberi pelatihan intensif di daerah asal berjumlah sekitar 9.500 orang atau sekitar 31 persen dari jumlah yang diberangkatkan, sedangkan dalam Repelita V hanya sekitar 10 persen. Pelatihan juga dilaksanakan di daerah penerima yang pada tahun 1994/95 mencapai sekitar 23.740 orang meliputi transmigran baru dan transmigran lama. Sedangkan pada tahun 1993/94 baru mencapai sekitar 18.000 orang.

I/63

Page 68:  · Web viewSejarah mencatat bahwa dengan diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia tidaklah berarti perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia telah selesai. Perjuangan mempertahankan

Pembangunan di sektor perumahan dan permukiman merupakan bagian dari upaya membangun kesejahteraan masyarakat.

Dalam tahun 1994/95, telah dibangun 38.181 unit rumah sederhana dan sangat sederhana oleh Perum Perumnas, dan 95.018 oleh swasta yang tersebar di 26 propinsi. Selain itu, telah dilaksanakan kegiatan perbaikan kampung di 83 kota sedang dan besar melalui peningkatan kualitas kawasan kampung dengan areal seluas 3.486 hektare.

Dalam kegiatan penyehatan lingkungan permukiman perkotaan, telah ditangani masalah persampahan di 69 kota dan masalah air limbah di 42 kota. Kegiatan ini selain dilakukan secara sektoral juga dilakukan secara terpadu dalam Program Pembangunan Prasarana Kota Terpadu (P3KT) yang telah dilaksanakan sejak akhir Repelita IV. Di daerah perdesaan, dalam tahun 1994/95 telah dibangun 226 sarana produksi air bersih. Selain itu, berbagai prasarana air bersih sederhana juga telah dibangun dalam bentuk sumur, penampungan air hujan (PAH), dan perlindungan pada sekitar 5.000 unit mata air.

Pembangunan nasional harus memperhatikan kelestarian lingkungan hidup agar pembangunan dapat dilaksanakan secara berkesinambungan.

Dalam tahun 1994/95 antara lain telah dilakukan upaya pemantapan perangkat hukum, perluasan cakupan wilayah konservasi alam, dan peningkatan pengendalian pencemaran. Perlindungan daerah aliran sungai (DAS), kawasan pantai, terumbu karang, dan kawasan khusus lainnya ditingkatkan melalui upaya reboisasi, pelestarian alam dan pembangunan taman nasional, rehabilitasi pantai, dan peningkatan peran serta masyarakat.

I/64

Page 69:  · Web viewSejarah mencatat bahwa dengan diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia tidaklah berarti perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia telah selesai. Perjuangan mempertahankan

Dalam rangka mengembangkan sumber daya manusia, pada tahun 1994/95 telah dihasilkan 2.066 orang lulusan kursus AMDAL dari berbagai kategori. Juga telah dilakukan pengembangan 60 laboratorium sektoral untuk berfungsi sebagai laboratorium lingkungan, serta pengembangan kelembagaan Bapedal sampai tingkat daerah. Pada tahun 1994/95 telah ditetapkan beberapa perangkat hukum yang penting antara lain Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1994 Tentang Pengesahan Konvensi Mengenai Keanekaragaman Hayati dan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1994 Tentang Perubahan Iklim Bagi Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Di bidang tata ruang, dalam upaya mewujudkan pembangunan yang berwawasan lingkungan, meningkatkan pemanfaatan sumber daya alam secara lebih efisien, serta menciptakan koordinasi yang mantap antar dan antara sektor dan daerah, sampai dengan tahun 1994/95 telah disusun Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi di 27 propinsi, Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten di 243 kabupaten Dati II dan Rencana Tata Ruang Wilayah Kotamadya di 61 kotamadya Dati II, dan Program Jangka Menengah (PJM) di 20 kota dan PJM kawasan andalan di 20 kawasan. Selain itu telah disusun rencana pengembangan kawasan khusus di kawasan industri poros Bontang-Balikpapan-Samarinda, kawasan pelabuhan dan industri poros Bitung-Manado, kawasan industri Sorong, Segitiga Pertumbuhan Utara dan kawasan pariwisata.

Di bidang pertanahan, pada tahun 1994/95 telah dilakukan pendataan penguasaan pemilikan tanah perdesaan seluas 10,6 ribu hektare, pendataan penguasaan pemilikan tanah perkotaan seluas 6,7 ribu hektare, redistribusi tanah obyek landreform seluas 13,9 ribu hektare, identifikasi dan penegasan tanah negara seluas 8.000 hektare, penerbitan 11.626 Surat Keputusan (SK) hak atas tanah, 97 SK Hak

I/65

Page 70:  · Web viewSejarah mencatat bahwa dengan diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia tidaklah berarti perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia telah selesai. Perjuangan mempertahankan

Guna Usaha (HGU), dan 67.091 sertifikat tanah untuk masyarakat golongan ekonomi lemah melalui Proyek Operasi Nasional Pertanahan (Prona).

Di bidang pertanian, menjelang akhir Repelita V dan memasuki awal Repelita VI sebagai akibat banjir dan musim kering yang berkepanjangan produksi padi tahun 1994 mengalami penurunan sekitar 3,2 persen. Untuk itu dalam tahun 1994/95 telah dilaksanakan upaya khusus untuk memacu peningkatan produksi beras, antara lain melalui: (a) rehabilitasi irigasi desa/kecil seluas 150 ribu hektare;(b) intensifikasi areal transmigrasi seluas 30 ribu hektare; dan(c) peningkatan mutu intensifikasi pertanian seluas 1,6 juta hektare serta tumpang sari padi gogo varietas baru di areal perkebunan.

Di lain pihak, produksi peternakan seperti daging, telur dan susu dalam tahun 1994 mengalami peningkatan masing-masing sebesar 6,6 persen; 1,2 persen dan 0,3 persen dibanding dengan tahun 1993. Produksi ikan laut dan ikan darat mengalami peningkatan masing-masing sebesar 5,9 persen dan 5,8 persen. Selain itu, produksi perkebunan juga menunjukkan peningkatan, seperti inti sawit, minyak sawit, kapas dan kakao meningkat masing-masing sebesar 20,1 persen, 19,7 persen, 11,1 persen, dan 5,0 persen.

Sejalan dengan meningkatnya produksi, ekspor beberapa hasil pertanian pada tahun 1994 mengalami peningkatan, antara lain minyak sawit, karet dan ikan segar mengalami kenaikan masing-masing sebesar 20,8 persen, 2,5 persen dan 2,3 persen. Sementara itu, volume ekspor daging broiler, dan Day Old Chick (DOC) ayam bibit yang merupakan komoditas ekspor baru mengalami peningkatan yang cukup tinggi, yakni 1.634,7 persen dan 94,2 persen.

I/66

Page 71:  · Web viewSejarah mencatat bahwa dengan diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia tidaklah berarti perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia telah selesai. Perjuangan mempertahankan

Pembangunan pertanian tidak dapat dilepaskan dari dukungan sektor-sektor lain, khususnya sektor pengairan. Dalam tahun 1994/95, pembangunan pengairan telah meningkatkan penyediaan air dengan selesainya pembangunan 3 unit waduk, 33 unit embung, 47 kilometer saluran pembawa, dan sejumlah bendung termasuk bendung karet di beberapa tempat. Upaya tersebut telah meningkatkan penyediaan air baku untuk permukiman, industri, dan pariwisata dengan sekitar 25 persen, yaitu dari sebesar 155 meter kubik per detik pada akhir Repelita V menjadi 194 meter kubik per detik. Di samping itu, pembangunan pengairan juga telah meningkatkan produktivitas lahan pertanian melalui perbaikan dan rehabilitasi jaringan irigasi yang mencakup areal seluas 140 ribu hektare, serta menambah areal produksi pertanian melalui pembangunan jaringan irigasi untuk areal seluas 85 ribu hektare dan pencetakan sawah seluas 30 ribu hektare. Dalam pada itu, untuk memelihara kelestarian sungai sebagai sumber air dan mencegah bahaya banjir, telah dilakukan perbaikan alur sungai sepanjang 400 kilometer berikut pembangunan dan perbaikan sejumlah prasarana sungai.

Dalam subsektor kehutanan, produksi kayu bulat mencapai 21,3 juta meter kubik yang terdiri atas kayu bulat rimba sebesar 20,5 juta meter kubik dan kayu bulat jati sebesar 805 ribu meter kubik. Dibanding dengan produksi pada tahun terakhir Repelita V, produksi tersebut menurun sekitar 20,7 persen. Sementara itu, pembangunan hutan tanaman industri (HTI) sampai dengan tahun 1994/95 telah mencapai sekitar 1.296,9 ribu hektare, meningkat 23,3 persen dibanding tahun 1993/94.

Pada tahun pertama Repelita VI, produksi kayu gergajian, kayu lapis dan pulp masing-masing mencapai 1.611 ribu meter kubik, 8.066 ribu meter kubik, dan 880 ribu meter kubik. Dibandingkan dengan produksi pada tahun terakhir Repelita V, terjadi penurunan

I/67

Page 72:  · Web viewSejarah mencatat bahwa dengan diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia tidaklah berarti perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia telah selesai. Perjuangan mempertahankan

produksi kayu gergajian dan kayu lapis masing-masing sebesar 28,2 persen dan 18,7 persen, serta kenaikan produksi pulp sebesar 22,2 persen. Sementara itu, realisasi volume ekspor kayu olahan pada tahun pertama Repelita VI menurun sebesar 9,3 persen, dengan nilai 23,4 persen lebih rendah dibandingkan akhir Repelita V, yang terjadi terutama pada kayu gergajian dan kayu lapis. Berbagai penurunan tersebut disebabkan oleh berkurangnya penyediaan bahan baku dari hutan alam, menurunnya harga dan pemintaan di pasaran internasional khususnya kayu lapis, serta meningkatnya konsumsi kayu di dalam negeri.

Di bidang prasarana khususnya prasarana angkutan darat, dalam tahun 1994/95, telah dilakukan rehabilitasi dan pemeliharaan di bidang jalan dan jembatan arteri dan kolektor sepanjang 33.432 km jalan, dan 31.660 m jembatan. Selain itu, telah dilakukan peningkatan jalan arteri dan kolektor sepanjang 6.488 km, penggantian jembatan sepanjang 21.634 m, peningkatanjalan lokal sepanjang 13.723 km, dan jembatan lokal sepanjang 28.234 m termasuk peningkatan jalan poros desa sepanjang 1.300 km. Selain itu juga telah dibangun jalan tol sepanjang 30 km. Sebagai hasil pembangunan tersebut, panjang jalan yang mantap pada tahun 1994/95 meningkat menjadi 53.025 km atau meningkat 13 persen dibanding dengan tahun sebelumnya.

Di bidang pembangunan transportasi darat, telah dilaksanakan pula pengembangan fasilitas lalu lintas jalan, pengembangan perkeretaapian, serta peningkatan angkutan sungai, danau, dan penyeberangan. Dalam tahun 1994/95, jumlah armada bis, mobil barang, mobil penumpang, dan sepeda motor masing-masing mencapai 651,5 ribu, 1,5 juta, 2,0 juta, dan 9,5 juta buah atau naik masing-masing sebesar 6,9 persen, 4,0 persen, 7,8 persen, dan 4,7 persen dibanding dengan armada tahun 1993/94.

I/68

Page 73:  · Web viewSejarah mencatat bahwa dengan diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia tidaklah berarti perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia telah selesai. Perjuangan mempertahankan

Dalam angkutan kereta api, pengguna jasa angkutan penumpang maupun barang pada tahun 1994/95 telah meningkat menjadi 116 juta orang dan 22,2 juta ton barang, atau masing-masing naik sebesar 18,3 persen dan 41,4 persen dari tahun sebelumnya.

Di bidang angkutan sungai, danau, dan penyeberangan, penumpang yang diangkut pada tahun 1994/95 berjumlah 63 juta orang dengan angkutan barang seberat 28,6 juta ton, dan angkutan kendaraan sebanyak 6,3 juta unit, atau meningkat masing-masing sebesar 6,7 persen, 9,4 persen, dan 9,6 persen dibanding tahun 1993/94.

Di bidang prasarana angkutan laut, pembangunan fasilitas pelabuhan ditujukan untuk meningkatkan kelancaran arus bongkar muat di pelabuhan melalui rehabilitasi dan perluasan prasarana pelabuhan. Pembangunan fasilitas pelabuhan dalam tahun 1994/95 meliputi pembangunan dermaga sepanjang 2.226-m, rehabilitasi dermaga seluas 948 m2, pembangunan lapangan penumpukan 34.225 m2, pembangunan gudang 3.860 mz, dan pembangunan terminal penumpang 6.375 m2.

Dalam rangka mengaktifkan keselamatan pelayaran dalam tahun 1994/95 telah dibangun fasilitas sarana bantu navigasi berupa pembangunan 4 menara suar dan 105 rambu suar. Untuk meningkatkan fasilitas kesyahbandaran, telah dilakukan pengadaan kapal bandar sebanyak 31 kapal, sedangkan dalam kegiatan pemeliharaan alur pelayaran telah dikeruk sebanyak 10,6 juta m3.

Di bidang pelayaran yang terdiri dari pelayaran nusantara, pelayaran rakyat, pelayaran perintis, pelayaran khusus, dan pelayaran luar negeri dalam tahun 1994/95, telah ada penambahan 1 kapal barang dengan kapasitas 3.000 DWT, 3 kapal penumpang antarpulau

I/69

Page 74:  · Web viewSejarah mencatat bahwa dengan diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia tidaklah berarti perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia telah selesai. Perjuangan mempertahankan

dengan kapasitas 4.200 DWT, dan 2 kapal pelayaran rakyat dengan total kapasitas 215 DWT. Walaupun ada penambahan 1 kapal barang dengan kapasitas sebesar 3.000 DWT, namun jumlah muatan yang diangkut menurun menjadi 18,5 juta ton. Penurunan jumlah muatan ini merupakan dampak dari dibukanya 127 pelabuhan yang dapat digunakan untuk kegiatan ekspor dan impor langsung, sehingga mempengaruhi muatan pelayaran antarpulau. Penambahan 3 kapal penumpang dengan kapasitas 4.200 DWT, telah meningkatkan jumlah penumpang antarpulau yang diangkut menjadi 3,3 juta orang pada tahun 1994/95, yang berarti naik 3,9 persen dari tahun sebelumnya. Sementara itu, penambahan 2 kapal pelayaran rakyat dengan total kapasitas 215 DWT telah meningkatkan jumlah muatan sebesar 10,9ribu ton.

Untuk melayani daerah terpencil, dikembangkan pelayaran perintis. Jumlah kapal dan trayeknya bertambah dengan 4 unit menjadi 34 unit dengan menyinggahi pelabuhan sebanyak 266 lokasi. Pelayaran khusus yang melayani jasa angkutan komoditi tertentu seperti semen, pupuk, minyak dan gas pada tahun 1994/95 mengangkut 275,1 juta ton atau meningkat 4,5 persen. Pelayaran samudera yaitu angkutan laut yang melayani muatanke luar negeri, telah mengangkut muatan barang sebanyak 39,8juta ton, naik 47,4 persen.

Di bidang pembangunan transportasi udara dalam tahun 1994/95, telah dilakukan pembangunan prasarana bandar udara berupa landasan, terminal, bangunan operasional, serta penataan kelas bandar udara. Upaya tersebut telah meningkatkan jumlah bandar udara pada tahun 1994/95 dengan 33 buah menjadi 179 buah yang terdiri dari 59 bandara besar dan 120 bandara kecil. Dari sejumlah 59 bandara besar, 6 bandara dapat melayani pesawat sejenis B-747.

I/70

Page 75:  · Web viewSejarah mencatat bahwa dengan diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia tidaklah berarti perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia telah selesai. Perjuangan mempertahankan

Jumlah pesawat udara pada tahun. 1994/95 telah bertambah dengan 20 buah pesawat sehingga mencapai 889 buah yang terdiri dari 258 buah pesawat besar dan 631 buah pesawat kecil, termasuk 212 helikopter. Jumlah pesawat yang beroperasi untuk penerbangan berjadual dalam tahun 1994/95 menjadi 237 buah, atau meningkat sebanyak 7 buah, dengan jumlah penumpang dan jumlah barang yang diangkut di dalam negeri sebanyak 10, 1 juta orang dan 96,6 ribu ton. Sedangkan jumlah penumpang dan barang yang diangkut ke luar negeri dalam tahun 1994/95 sebanyak 3,4 juta orang dan 119,5 ribu ton atau meningkat sebesar 454 ribu orang dan 22,2 ribu ton.

Di bidang meteorologi dan geofisika, pada tahun 1994/95 telah dilaksanakan pengembangan jejaring, pengamatan dan komunikasi data melalui rehabilitasi sarana dan prasarana di 135 stasiun, peningkatan 21 kelas stasiun, dan pengembangan 14 Stasiun Meteorologi Penerbangan, 21 Stasiun Meteorologi Maritim, I1 Stasiun Kalibrasi, 6 Stasiun Geofisika, jejaring pengamatan hujan telemetri, jejaring pemantauan polusi udara/komposisi atmosfer, pos iklim/meteorologi pertanian khusus, dan pengamatan lain seperti radar cuaca, radio sonde, dan Automatic Picture Transmission (APT). Dalam rangka menunjang pelayanan pengamatan dan pengolahan data meteorologi untuk kepentingan penerbangan, telah dilaksanakan peningkatan kemampuan pelayanan informasi di media cetak dan elektronik, serta peningkatan kegiatan stasiun/pos pengamatan meteorologi/hujan, khususnya di kantor BMG pusat dan 6 stasiun meteorologi di bandara-bandara utama. Di samping itu juga dilanjutkan pembangunan stasiun pemantauan komposisi atmosfer global di Bukit Koto Tabang, dan peningkatan kemampuan Pusat Gempa Regional IV dan V, masing-masing di Ujung Pandang dan Jayapura.

Di bidang pertambangan dalam tahun 1994 telah terjadi pertumbuhan 5,3 persen yang bersumber dari peningkatan nilai

I/71

Page 76:  · Web viewSejarah mencatat bahwa dengan diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia tidaklah berarti perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia telah selesai. Perjuangan mempertahankan

tambah pertambangan minyak dan gas bumi sebesar 2,3 persen, pertambangan di luar migas 13,2 persen dan penggalian 14,1 persen.

Produksi pertambangan dalam tahun 1994/95 antara lain minyak bumi termasuk kondensat 591,6 juta barel, gas alam 2,9 triliun kaki kubik, batu bara 32,6 juta ton atau meningkat masing-masing sebesar5,6 persen, 19,3 persen, dan 14,1 persen, sementara itu produksi logam timah turun sebesar 1,3 persen menjadi 30 ribu ton. Produksi bijih nikel meningkat sebesar 17,0 persen menjadi 2,2 juta ton sedangkan bauksit turun sebesar 16,1 persen menjadi 1,1 juta ton. Produksi konsentrat tembaga naik sebesar 15,6 persen menjadi 1, 1 juta ton, sedangkan produksi pasir besi turun sebesar 6,7 persen menjadi 332,5 ribu ton. Produksi emas meningkat sebesar 3,1 persen menjadi 45,3 ribu kg, serta produksi perak meningkat sebesar 71,8 persen menjadi 152,8 ribu kg.

Selain itu, dalam tahun 1994/95 telah diterbitkan sejumlah peta geologi bersistem, peta potensi sumber daya mineral, peta potensi batu bara dan gambut, peta geologi dasar laut, peta daerah bahaya gunung api, peta geologi teknik, dan peta hidrogeologi. Di bidang geologi tata lingkungan telah dilakukan pembuatan sumur pantau dan konservasi air tanah.

Sejalan dengan meningkatnya kegiatan ekonomi, laju pertumbuhan konsumsi energi primer dalam 1994/95 mencapai sekitar 11,0 persen dengan total konsumsi sebesar 473,6 juta SBM atau naik jika dibandingkan rata-rata pertumbuhan selama PJP I yaitu 9,9 persen. Pertumbuhan ini jauh lebih tinggi di bandingkan rata-rata laju pertumbuhan konsumsi energi primer dunia, yaitu 3,0 persen.

Secara umum, pangsa konsumsi energi primer pada tahun 1994/95 yang terbesar masih berasal dari minyak bumi meskipun

I/72

Page 77:  · Web viewSejarah mencatat bahwa dengan diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia tidaklah berarti perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia telah selesai. Perjuangan mempertahankan

secara relatif dibandingkan tahun 1993/94 sudah menurun dari 65, 1 persen menjadi 60,8 persen, tenaga air juga menurun dari 6,2 persen menjadi 4,4 persen. Sebaliknya, pangsa gas bumi telah meningkat dari 20,7 persen pada tahun 1993/94 menjadi 25,8 persen, batu bara meningkat dari 7,5 persen menjadi 8,5 persen. Untuk pangsa panas bumi tidak mengalami kenaikan atau tetap sebesar 0,5 persen.

Untuk meningkatkan pelayanan tenaga listrik, dalam tahun 1994/95 telah ditingkatkan kapasitas pembangkit tenaga listrik sebesar 1.535 MW, jaringan transmisi sepanjang 427,6 kms, gardu induk sebesar 3.635 MVA, jaringan distribusi tegangan rendah sepanjang 2.734,2 kilometersirkit, dan gardu distribusi sebesar 112,7 MVA.

Dalam tahun 1994/95, produksi tenaga listrik yang dihasilkan mencapai sekitar 51.478,4 GWh atau naik 10,2 persen dibandingkan tahun 1993/94 dan telah dinikmati oleh 16,9 juta pelanggan, meningkat dari 15,2 juta pelanggan dibanding tahun 1993/94, dengan jumlah listrik yang terjual sebesar 43.060,8 GWh atau naik sebesar 10,5 persen.

Sejalan dengan kebijaksanaan menurunkan pangsa minyak bumi untuk energi dalam negeri, maka konsumsi BBM untuk pembangkit listrik telah menurun dari 46,3 persen pada tahun 1993/94 menjadi 42,3 persen pada tahun 1994/95.

Pemakaian tenaga listrik juga telah berhasil didorong untuk keperluan produktif. Hal ini terlihat dari komposisi pemakaian energi listrik oleh pelanggan rumah tangga yang menurun sedangkan untuk pelanggan industri dan komersial naik dari 46,0 persen pada awal Repelita I menjadi 50,0 persen pada tahun pertama Repelita VI.

I/73

Page 78:  · Web viewSejarah mencatat bahwa dengan diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia tidaklah berarti perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia telah selesai. Perjuangan mempertahankan

Dalam rangka mendorong kegiatan ekonomi dan meningkatkan keeerdasan serta kesejahteraan rakyat di wilayah perdesaan telah dilakukan program pengembangan listrik perdesaan. Pada tahun 1994/95, desa yang telah dilistriki bertambah 3.377 desa hingga seluruhnya menjadi 35.066 desa atau secara total mencapai 54 persen desa di Indonesia.

Pengembangan jaringan transmisi dan distribusi gas di kota dalam tahun 1994/95 telah mampu meningkatkan penjualan gas menjadi 964,1 juta meter kubik atau naik 34,5 persen dari tahun 1993/94 untuk memenuhi kebutuhan 38.605 konsumen di Jakarta, Bogor, Cirebon, Surabaya, dan Medan yang meningkat dari 34.353 konsumen pada tahun 1993/94.

Di bidang kepariwisataan keberhasilannya antara lain terlihat dengan meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) pada tahun 1994/95 dari 3,4 juta menjadi 4,1 juta orang atau kenaikan hampir 20 persen dengan peningkatan penerimaan devisa dari US$3.984,7 juta menjadi US$4.860,7 juta atau suatu kenaikan hampir 22 persen. Kemajuan ini telah menempatkan pariwisata sebagai penghasil devisa utama setelah minyak dan gas bumi, serta tekstil.

Pembangunan pos dan telekomunikasi pada tahun 1994/95 antara lain telah menghasilkan jumlah kantor pos yang meningkat dari 4.673 buah menjadi 4 .875 buah, jangkauan pelayanan pos dan giromeningkat dari 3.774 menjadi 3.785 kecamatan dan dari 970 menjadi 982 lokasi transmigrasi, serta jumlah telepon meningkat dari 3.012.893 satuan sambungan menjadi 4.083.844 satuan sambungan sehingga kepadatan telepon meningkat dari 1,6 menjadi 2,0 per 100 penduduk.

I/74

Page 79:  · Web viewSejarah mencatat bahwa dengan diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia tidaklah berarti perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia telah selesai. Perjuangan mempertahankan

Pembangunan bukan hanya mencakup aspek-aspek fisik, tetapi juga sisi-sisi lain dari kebutuhan manusia dalam rangka pembangunan manusia seutuhnya.

Di bidang agama, pembangunan tempat peribadatan ditingkatkan. Secara kumulatif, sampai tahun 1994/95 jumlah masjid, gereja Kristen Protestan, gereja Katolik, pura dan wihara masing-masing mencapai 589 ribu, 30,5 ribu, 13,5 ribu, 21 ribu, dan 4 ribu buah, atau meningkat masing-masing 5.437, 257, 92, 116, dan 52 buah dibanding tahun 1993/94.

Peningkatan kesejahteraan yang diikuti oleh peningkatan penghayatan agama terlihat pada meningkatnya hasrat umat Islam untuk melaksanakan ibadah haji. Jumlah jemaah yang melaksanakan ibadah haji pada tahun 1994/95 tercatat sebanyak 160 ribu orang atau meningkat 8 kali lipat jika dibandingkan dengan jumlah jemaah haji tahun 1968 yang hanya sebesar 20 ribu orang, dan naik 37.250 orang dibanding tahun 1993/94.

Di bidang pendidikan agama dan keagamaan telah terjadi perkembangan yang menggembirakan. Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang pada tahun 1993/94 berjumlah 24.685 buah dengan jumlah murid 3,27 juta orang telah berkembang menjadi 25.610 buah (607 MI Negeri dan 25.003 MI Swasta) dengan jumlah murid hampir 3,3 juta orang. Demikian pula halnya dengan Madrasah Tsanawiyah (MTs). Jumlah MTs telah berkembang dari 8.013 buah dengan jumlah murid 1,2 juta orang pada tahun 1993/94 menjadi 8.718 buah (582 MTs Negeri dan 8.136 MTs Swasta) dengan jumlah murid 1,3 juta orang. Madrasah Aliyah (MA) yang pada tahun 1993/94 ber -jumlah 2.891 buah dengan siswa sebanyak 402,7 ribu orang telah me-ningkat menjadi 2.909 buah (350 MA Negeri dan 2.559 MA Swasta) dengan jumlah siswa sebanyak 439,4 ribu orang. Banyaknya jumlah

I/75

Page 80:  · Web viewSejarah mencatat bahwa dengan diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia tidaklah berarti perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia telah selesai. Perjuangan mempertahankan

madrasah yang dikelola oleh swasta, dibandingkan dengan yang dikelola oleh Pemerintah menunjukkan besarnya peranserta masyarakat dalam bidang pendidikan agama dan keagamaan.

Pada jenjang pendidikan tinggi, perguruan tinggi agama (PTA) juga menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. Pada tahun 1994/95 jumlah mahasiswa PTA tercatat sebanyak 236,6 ribu orang, yang terdiri dari 115,4 ribu orang mahasiswa PTA Negeri dan 121,1 ribu orang mahasiswa PTA Swasta. Jumlah mahasiswa tersebut meningkat dibandingkan dengan tahun 1993/94 yaitu sebanyak 215,9 ribu orang yang terdiri dari 106,2 ribu orang mahasiswa PTA Negeri dan 109,7 ribu orang mahasiswa PTA Swasta. Hal ini menunjukkan pula besarnya peranan swasta dalam pendidikan tinggi agama.

Di bidang pendidikan, pembangunan pendidikan secara keseluruhan terus ditingkatkan di semua jalur, jenis, dan jenjang pendidikan, dengan penekanan pada perluasan dan pemerataan kesempatan belajar, peningkatan mutu, relevansi, serta efisiensi dan efektivitas pendidikan. Dalam tahun pertama Repelita VI (1994/95) perhatian yang besar diberikan pada pelaksanaan Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun.

Pada tingkat SD jumlah murid mengalami penurunan sejalan dengan penurunan jumlah penduduk usia 7-12 tahun. Namun demikian, angka partisipasi kasar pada tingkat SD termasuk madrasah ibtidaiyah (MI) masih tetap meningkat dari 110,4 persen pada tahun 1993/94 menjadi 110,8 persen pada tahun 1994/95. Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan dilakukan antara lain peningkatan mutu guru SD-MI setara D2 dan pengadaan buku pelajaran. Sampai dengan tahun 1994/95 guru SD yang sedang mengikuti program penyetaraan D2 berjumlah 140 ribu orang. Buku pelajaran yang diadakan pada tahun 1994/95 adalah sebanyak 32,3

I/76

Page 81:  · Web viewSejarah mencatat bahwa dengan diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia tidaklah berarti perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia telah selesai. Perjuangan mempertahankan

juta eksemplar yang penyebarluasannya lebih diprioritaskan bagi murid-murid SD dan MI di daerah tertinggal.

Untuk memperluas kesempatan belajar di tingkat SLTP dalam rangka program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun pada tahun 1994/95 telah dibangun sebanyak 236 unit gedung baru (UGB) dan 5.220 ruang kelas baru (RKB). Di samping itu, untuk meningkatkan mutu pendidikan, dilanjutkan pula pembangunan ruang laboratorium IPA dan ruang perpustakaan masing-masing 81 dan 309 ruangan. Jumlah murid SLTP meningkat dari 5,8 juta pada tahun 1993/94 menjadi 6,2 juta orang pada tahun 1994/95, sehingga APK SLTP meningkat dari 43,4 persen menjadi 46,2 persen. Apabila murid MTs diperhitungkan, maka APK pada tahun 1994/95 adalah sebesar 56,2 persen atau 3,5 persen lebih tinggi dibandingkan tahun 1993/94. Hal tersebut menunjukkan peranan MTs yang makin besar dalam sistem pendidikan nasional karena makin banyak lulusan SD-MI yang memasuki MTs. Dalam upaya meningkatkan mutu, berbagai penataran dan pelatihan bagi guru terus dilanjutkan. Pada tahun 1994/95 guru SLTP yang sedang mengikuti pendidikan guru setara D3 adalah sebanyak 56,3 ribu orang.

Sejalan dengan peningkatan APK SLTP, jumlah murid sekolah menengah umum (SMU) pada tahun 1994/95 meningkat menjadi 2.409 ribu orang dari 2.389,5 ribu orang pada tahun sebelumnya. Jumlah murid SMK juga meningkat dari 1.366 ribu orang menjadi 1.480 ribu orang. Dengan demikian APK SLTA (tidak termasuk Madrasah Aliyah-MA) meningkat dari 30,3 persen menjadi 30,6 persen. Sejalan dengan itu, murid MA juga meningkat dari 402,7 ribu orang menjadi 439,4 ribu orang. Dengan demikian maka APK SLTA secara keseluruhan termasuk MA meningkat dari 33,6 persen menjadi 34,1 persen.

Untuk lebih menjamin lulusan SMK memenuhi standar yang

I/77

Page 82:  · Web viewSejarah mencatat bahwa dengan diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia tidaklah berarti perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia telah selesai. Perjuangan mempertahankan

dapat diterima oleh dunia kerja, dikembangkan unit produksi dan sistem uji profesi, serta memperbanyak jam praktek dalam proses belajar mengajar. Selain itu sistem magang di industri dan dunia usaha lainnya lebih ditingkatkan sehingga sampai dengan tahun 1994/95 terdapat sebanyak 132 sekolah yang telah melaksanakan program magang dan telah melibatkan lebih dari 36 ribu siswa.

Pada jenjang pendidikan tinggi (tidak termasuk perguruan tinggi agama) terjadi pula peningkatan jumlah mahasiswa dari 2.057 ribu orang menjadi 2.207 ribu orang sehingga APK pendidikan tinggi (PT) meningkat dari 9,5 persen pada tahun 1993/94 menjadi 10,0 persen pada tahun 1994/95. Apabila jumlah mahasiswa perguruan tinggi agama (PTA) diperhitungkan, maka APK pendidikan tinggi secara keseluruhan meningkat dari 10,5 persen menjadi 11,0 persen.

Guna membantu mahasiswa dari keluarga yang kurang mampu tetapi berprestasi akademik tinggi dalam menempuh pendidikan, disediakan beasiswa. Pada tahun pertama Repelita VI (1994/95) sebanyak 12 ribu mahasiswa telah menerima beasiswa, atau hampir dua kali lipat jumlah mahasiswa penerima beasiswa pada tahun 1993/94. Apabila beasiswa yang diberikan oleh masyarakat termasuk dunia usaha dan Yayasan Supersemar diperhitungkan, penerima beasiswa pada tahun 1994/95 tercatat lebih dari 17 ribu orang.

Selain itu kualitas penelitian sebagai bagian dari Tridharma Perguruan Tinggi terus ditingkatkan terutama melalui program penelitian Hibah Bersaing yang pada tahun 1994/95 mencakup 336 judul termasuk bidang keteknikan, pertanian, dan kesehatan.

I/78

Page 83:  · Web viewSejarah mencatat bahwa dengan diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia tidaklah berarti perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia telah selesai. Perjuangan mempertahankan

Di bidang kebudayaan dalam upaya memelihara dan melestarikan bukti-bukti peninggalan sejarah dan purbakala pada tahun 1994/95 dilanjutkan konservasi Candi Borobudur dan pemeliharaan 1.600 situs. Pembinaan kesastraan dilakukan antara lain melalui pengumpulan dan penerbitan 21 naskah sastra lama yang. bermutu dan langka yang dicetak dan disebarluarkan sebanyak 10 ribu eksemplar. Untuk meningkatkan pengetahuan dan kecintaan anak terhadap sastra Indonesia telah disebarluaskan 27 ribu naskah ke sekolah-sekolah dan perpustakaan. Selain itu, untuk mendukung upaya mewujudkan budaya baca dan belajar, sebanyak 480 ribu eksemplar buku telah disebarluaskan ke berbagai perpustakaan di daerah sampai tingkat desa.

Dalam Repelita VI, pelayanan kesehatan ditingkatkan baik dalam pemerataan maupun mutunya. Pembangunan kesehatan diselenggarakan melalui Puskesmas, Puskesmas pembantu, bidan di desa, dan balai pengobatan lainnya, serta pelayanan rujukan melalui rumah sakit kabupaten.

Dalam rangka memperluas jangkauan dan pemerataan pelayanan kesehatan, pada tahun 1994/95 telah dibangun puskesmas baru sebanyak 30 unit, puskesmas pembantu 500 unit, rumah dokter/dokter gigi 230 unit. Dengan demikian sampai dengan tahun 1994/95 secara kumulatif telah tersedia sebanyak 6.984 buah puskesmas, 20.477 puskesmas pembantu, dan 3.794 buah rumah dokter. Di samping itu untuk meningkatkan pelayanan kesehatan ibu dan anak terutama di daerah perdesaan telah ditempatkan 9.464 bidan di desa di seluruh pelosok tanah air. Untuk mendukung kegiatan mereka diberikan bantuan alat transpor, biaya pemondokan, biaya operasional dan peralatan untuk bidan. Secara keseluruhan sampai dengan tahun 1994/95 sekitar 39 ribu bidan telah ditempatkan di desa-desa, terutama di desa-desa tertinggal.

I/79

Page 84:  · Web viewSejarah mencatat bahwa dengan diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia tidaklah berarti perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia telah selesai. Perjuangan mempertahankan

Upaya pelayanan kesehatan rujukan dan rumah sakit terus dilanjutkan dan ditingkatkan. Pada tahun 1994/95 tercatat sebanyak 1.741 rumah sakit dengan 128.708 tempat tidur yang terdiri dari: 835 rumah sakit umum (RSU) dengan 98.952 tempat tidur dan 906 rumah sakit khusus (RSK) dengan 29.756 tempat tidur. Untuk meningkatkan mutu pelayanan di rumah sakit telah ditempatkan 409 tenaga dokter ahli dari empat keahlian dasar yaitu ahli bedah, ahli anak, ahli penyakit dalam, serta ahli kebidanan dan kandungan di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C. Untuk mendukung pelayanan yang dilakukan oleh para dokter ahli tersebut, telah disediakan peralatan dokter spesialis sebanyak 441 paket, peralatan keahlian dasar 145 paket, dan peralatan keahlian penunjang (ahli anestesi, radiologi dan ahli laboratorium) sebanyak 125 paket .

Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular terus ditingkatkan. Sekitar 5,7 juta penderita penyakit malaria ditemukan dan diobati. Selain itu sekitar 1,7 juta rumah penduduk disemprot dengan pestisida. Untuk menanggulangi penyakit demam berdarah dengue (DBD) telah dilakukan abatisasi massal terhadap sekitar 2,5 juta rumah, dan pengasapan terhadap sekitar 5,5 juta rumah. Di samping penyakit malaria dan DBD, penyakit Tuberkulosa Paru (TB-Paru) merupakan penyakit menular yang banyak diderita oleh masyarakat terutama penduduk miskin. Untuk itu pada tahun 1994/95 telah dilaksanakan pemeriksaan terhadap sekitar 292 ribu sediaan dahak dan pengobatan terhadap sekitar 26,6 ribu penderita. Penyakit menular yang menunjukkan kecenderungan meluas penyebarannya adalah penyakit AIDS. Sampai dengan 31 Maret 1995, sebanyak 218 orang penderita terinfeksi virus penyebab penyakit ini (virus HIV) dan 70 orang menderita AIDS. Kegiatan pencegahan dan penanggulangan antara lain meliputi sero survai AIDS dan sifilis serta pemeriksaan (skrining) donor darah. Pada tahun 1994/95,

I/80

Page 85:  · Web viewSejarah mencatat bahwa dengan diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia tidaklah berarti perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia telah selesai. Perjuangan mempertahankan

kegiatan sero survai AIDS dan sifilis mencakup 52.825 sampel, dan pemeriksaaan (skrining) dilakukan terhadap 703.369 kolf darah yang akan ditransfusikan agar terbebas dari virus HIV. Penyakit menular lainnya adalah infeksi saluran nafas akut (ISPA), yang mencakup saluran nafas bagian atas dan bagian bawah. Jumlah penderita yang ditemukan dan diobati pada tahun 1994/95 sekitar 572.477 orang, sama dengan jumlah penderita tahun sebelumnya.

Kegiatan imunisasi merupakan kegiatan penting di bidang pencegahan dan pemberantasan penyakit. Pada tahun 1994/95 rata-rata pencapaian sasaran nasional kegiatan imunisasi campak lengkap pada bayi adalah sebesar 92 persen. Hal ini berarti secara nasional, sasaran Universal Child Immunization (UCI) telah dilampaui.

Dalam upaya menyediakan obat yang makin merata, bermutu dan terjamin khasiatnya serta terjangkau harganya oleh masyarakat luas pemanfaatan obat generik terus ditingkatkan. Nilai penjualan obat generik pada tahun 1994/95 mencapai sekitar Rp 81,12 miliar, atau meningkat sebesar 26,9 persen dibandingkan tahun 1993/94.

Melalui program perbaikan gizi pada tahun 1994/95 telah dilaksanakan penyuluhan gizi masyarakat perdesaan di 250.262 posyandu, dan pemberian kapsul iodium terhadap sekitar 12,4 juta penduduk terutama yang bertempat tinggal di desa endemik berat dan sedang untuk penanggulangan gangguan akibat kurang iodium (GAKI). Dalam upaya menanggulangi masalah anemia gizi besi (AGB) pada ibu hamil pada tahun 1994/95 telah didistribusikan tablet besi kepada sekitar 2,4 juta ibu hamil. Di samping itu untuk penanggulangan kurang vitamin A (KVA) pada tahun 1994/95 diberikan kapsul vitamin A kepada sekitar 11,8 juta anak balita.

I/81

Page 86:  · Web viewSejarah mencatat bahwa dengan diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia tidaklah berarti perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia telah selesai. Perjuangan mempertahankan

Dalam rangka kesejahteraan sosial, pada tahun 1994/95 telah diberikan pelayanan dan penyantunan sosial kepada kurang lebih 21.740 kepala keluarga fakir miskin di 592 desa, 202.441 orang anak terlantar, 43.473 orang lanjut usia yang tidak mampu, 43.946 orang penyandang cacat, 2.705 orang anak nakal dan korban penyalahgunaan narkotika, 6.500 kepala keluarga masyarakat terasing, dan 3.943 orang tuna sosial yang terdiri dari 1.368 orang tuna susila, 1.400 orang gelandangan dan pengemis serta 1. 175 orang bekas narapidana. Sedangkan untuk menunjang pelayanan sosial terutama bagi anak-anak terlantar dan lanjut usia, dilaksanakan perbaikan dan penyempurnaan terhadap 50 buah panti anak terlantar dan 30 panti lanjut usia milik pemerintah dan masyarakat.

Pada tahun 1994/95 tercatat serangkaian kejadian bencana alam yang relatif besar seperti bencana Tsunami yang terjadi di Banyuwangi Jawa Timur, gempa bumi di Maluku Utara, letusan Gunung Merapi di Jawa Tengah, dan bencana banjir di kabupaten Pasaman Sumatera Barat. Guna membantu para korban bencana alam tersebut, bersama masyarakat telah diberikan pelayanan gawat darurat berupa pertolongan pertama pada saat awal terjadinya bencana, pemberian bantuan darurat obat dan bahan kesehatan lainnya, pengobatan dan perawatan kesehatan, baik di sekitar lokasi kejadian, di Puskesmas-puskesmas terdekat maupun di rumah-rumah sakit bagi korban yang memerlukan perawatan khusus dokter ahli, serta pelayanan sosial berupa pengungsian dan penampungan korban bencana di tempat yang lebih aman didukung dengan penyediaan dapur umum.

Dalam rangka meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana, khususnya bencana alam geologis, pada tahun 1994/95 telah dilakukan kegiatan: pemetaan seismik daerah rawan gempa, pemetaan geologi dan daerah bahaya gunung api, pemetaan topografi puncak gunung api

I/82

Page 87:  · Web viewSejarah mencatat bahwa dengan diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia tidaklah berarti perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia telah selesai. Perjuangan mempertahankan

dan aliran lahar, dan pemetaan kerentanan gerakan tanah; kegiatan ideritifikasi 20 daerah sesar aktif; dan kegiatan penyelidikan daerah-daerah rawan bencana. Untuk terus meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat dan petugas penanggulangan bencana, telah diselenggarakan berbagai macam pelatihan.

Pada tahun 1994/95 fasilitas pencarian dan penyelamatan Badan Search and Rescue Nasional (Basarnas) ditingkatkan dengan penambahan 4 buah helikopter SAR, pengembangan satelit komunikasi SAR dan unit sistem informasi operasional SAR (SARQIMS) di 19 lokasi, pengadaan 2 unit perahu penyelamatan yang dilengkapi dengan peralatan medis, 3 unit hydrolic rescue pump dan 2 unit lifting bag untuk pengangkatan pesawat maupun pertolongan bencana alam, dan pengadaan 2 set peralatan pendakian, serta 36 buah baju tahan api. Dengan peningkatan fasilitas tersebut maka tingkat keberhasilan penyelamatan korban musibah pelayaran dan penerbangan semakin meningkat. Pada tahun 1994/95 tercatat sebanyak 1.070 orang dari 1.439 orang terkena musibah (74,3 persen) yang dapat diselamatkan.

Di bidang kependudukan dan keluarga berencana, gerakan keluarga berencana diupayakan agar makin membudaya dan mandiri melalui penyelenggaraan kegiatan seperti komunikasi, informasi dan edukasi (KIE), pelayanan KB, dan pemantapan kelembagaan dan pengelolaan program. Melalui pelaksanaan berbagai program pembangunan tersebut, pada tahun 1994/95 jumlah peserta KB baru mencapai 4,6 juta pasangan usia subur (PUS) dan jumlah peserta KB aktif mencapai 22,8 juta PUS. Di samping itu pada tahun 1994/95 jumlah peserta KB yang melaksanakan KB secara mandiri tercatat sebanyak 1,5 juta PUS.

I/83

Page 88:  · Web viewSejarah mencatat bahwa dengan diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia tidaklah berarti perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia telah selesai. Perjuangan mempertahankan

Peranan wanita dalam segala sektor pembangunan teras menerus mengalami peningkatan. Hasil-hasil yang dicapai selama ini antara lain ditunjukkan dengan semakin meningkatnya dan meluasnya cakupan satuan penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) yang hingga tahun 1994/95 telah mencapai 3.800 kecamatan. Pembinaan kelompok Bina Keluarga Balita (BKB) yang merupakan wadah untuk meningkatkan kemampuan ibu dan anggota keluarga lainnya juga dilanjutkan dan ditingkatkan. Di samping itu, telah berkembang Usaha Swadaya Wanita Desa (USWD) sebagai bagian dari pembangunan kesejahteraan sosial yang tersebar di 23 propinsi.

Pembinaan anak dan remaja merupakan program baru yang dimulai pada awal Repelita VI. Meskipun demikian, kegiatan yang berkaitan dengan pembinaan anak dan remaja selama ini telah banyak dilakukan dan telah menunjukkan hasil menggembirakan yang antara lain ditunjukkan dengan meningkatnya tingkat pendidikan, angka partisipasi pendidikan, derajat kesehatan, serta status gizi anak dan remaja. Upaya-upaya itu terus dilanjutkan, diperluas, dan ditingkatkan.

Di bidang kepemudaan, peranan pemuda telah meningkat dalam berbagai bidang pembangunan. Pemuda makin berperan sebagai pelaku utama pembangunan dan sebagai penggerak pembangunan di perdesaan. Pada tahun 1994/95 telah ditempatkan sebanyak 850 orang sarjana penggerak pembangunan perdesaan (SP3), 8.351 tenaga kerja mandiri profesional (TKMP) dan 1.007 alumni penerima beasiswa supersemar sebagai sarjana pendamping purna waktu yang tersebar di desa-desa tertinggal dan di berbagai desa di luar desa tertinggal. Pemuda juga berperan besar dalam kegiatan olahraga dan peningkatan prestasi di berbagai cabang olahraga.

I/84

Page 89:  · Web viewSejarah mencatat bahwa dengan diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia tidaklah berarti perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia telah selesai. Perjuangan mempertahankan

Pembangunan hukum dalam Repelita VI dilakukan melalui pembangunan materi hukum, pembinaan peradilan, penerapan dan penegakan hukum, penyuluhan hukum, pelayanan dan bantuan hukum, serta pembangunan sarana dan prasarana hukum.

Di bidang pembangunan materi hukum pada tahun 1994/95, telah dihasilkan 13 buah Undang-Undang (UU), 45 buah Peraturan Pemerintah (PP), 81 buah Keputusan Presiden (Keppres), serta 7 buah Instruksi Presiden (Inpres). Selanjutnya dalam rangka menunjang pmbaharuan hukum nasional, telah dilaksanakan pula penggantian bagi 73 buah produk hukum kolonial dan peraturan perundang-undangan yang tidak sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945.

Penyelesaian perkara pada pengadilan tingkat pertama pada peradilan umum telah mencapai 99,2 persen dan pada peradilan tata usaha negara mencapai 59,9 persen atau masing-masing meningkat sebesar 0,5 persen dan 6,9 persen.dari tahun sebelumnya. Sementara itu, penyelesaian perkara pada pengadilan tingkat banding, pada peradilan umum mencapai 80,3 persen atau meningkat sebesar 4,1 persen dari tahun sebelumnya. Sedangkan penyelesaian perkara pada peradilan tinggi tata usaha negara mencapai 38,4 persen. Tingkat penyelesaian perkara pada tingkat kasasi menjadi 37,2 persen, meningkat cukup pesat dibandingkan dengan penyelesaian perkara pada tahun 1993/94 yang baru mencapai 31,6 persen. Peningkatan ini antara Lain didorong oleh kegiatan crash program penyelesaian tunggakan perkara pada Mahkamah Agung, yang telah dimulai sejak tahun 1993/94.

Dalam penerapan dan penegakan hukum pada tahun 1994/95 antara lain tercatat penanganan perkara korupsi oleh kejaksaan mencakup 323 perkara, 78 buah perkara perdata, 47 buah perkara tata usaha negara, dan 119 buah perkara Pemulihan dan Perlindungan Hak

I/85

Page 90:  · Web viewSejarah mencatat bahwa dengan diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia tidaklah berarti perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia telah selesai. Perjuangan mempertahankan

(PPH). Penyelesaian perkara di Kejaksaan telah semakin mantap, dengan rata-rata tingkat penyelesaian sebesar 99,9 persen setiap tahunnya.

Upaya untuk meningkatkan kesadaran hukum pada tahun 1994/95 telah dilakukan melalui penyuluhan secara langsung dan tidak langsung. Di samping itu dilaksanakan pula kegiatan Keluarga Sadar Hukum (Kadarkum) sebanyak 2.102 kelompok Kadarkum yang melibatkan kurang lebih 210.000 orang; kegiatan Jaksa Dalam Tertib Hukum di Perdesaan sebanyak 1.154 desa; dan kegiatan Jaksa Dalam Tertib Hukum di Laut pada 13 propinsi sebanyak 54 kegiatan.

Dalam rangka pemberian pelayanan hukum pada tahun 1994/95 telah diselesaikan pemberian kewarganegaraan kepada 5.497 orang, pemberian Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia (SBKRI) sebanyak 14.061 buah; pengesahan badan hukum sebanyak 17.457 buah, penyelesaian hak cipta 2.272 buah, penyelesaian 120 hak paten, serta penyelesaian pendaftaran merek sebanyak 18.225 buah.

Dalam rangka pembangunan politik pada tahun 1994/95 antara lain telah dilakukan penataran P4 kepada para pejabat tinggi negara dan tokoh masyarakat dengan metode baru yang sesuai dengan perkembangan masyarakat. Upaya untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemilihan umum dilaksanakan melalui pengkajian dan penelitian oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) agar diperoleh suatu sistem pemilu yang cocok bagi Indonesia. Hasilnya diharapkan mampu meningkatkan kualitas demokrasi Pancasila.

Sementara itu untuk memantapkan. penyelenggaraan otonomi daerah secara nyata, dinamis, serasi dan bertanggung jawab dipersiapkan uji cobs di 26 daerah tingkat II sebagai daerah percontohan.

I/86

Page 91:  · Web viewSejarah mencatat bahwa dengan diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia tidaklah berarti perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia telah selesai. Perjuangan mempertahankan

Hubungan luar negeri pada Repelita VI diselenggarakan dengan memperhatikan kepentingan nasional serta untuk menegakkan kedaulatan, kemandirian, dan kepribadian bangsa. Dalam upaya memelihara perdamaian dan keamanan internasional, Indonesia telah berpartisipasi di dalam operasi-operasi perdamaian PBB seperti mengirimkan personil militer maupun sipil ke wilayah bekas Yugoslavia, Bosnia-Herzegovina, perbatasan Kuwait-Irak, dan Somalia. Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan umat manusia, Indonesia terus berperan aktif dalam dan menjadi pimpinan dari GNB. Melalui kerja sama APEC, Indonesia telah berpartisipasi dalam menggalang kerja sama konkrit di bidang ekonomi untuk mencapai kemakmuran bersama di wilayah Asia Pasifik. Pada bulan Nopember 1994 Indonesia telah menjadi tuan rumah pertemuan APEC yang menghasilkan Deklarasi Bogor.

Pembangunan penerangan, komunikasi, dan media massa meliputi kegiatan operasi penerangan, pengembangan media radio, siaran televisi, film, surat kabar, grafika pers maupun di bidang publikasi.

Kegiatan pengembangan operasi penerangan pada tahun pertama Repelita VI diarahkan pada peningkatan upaya pemerataan penerangan yang seluas-luasnya untuk dapat menjangkau khalayak sebanyak-banyaknya. Secara operasional, berbagai potensi yang ada dalam masyarakat telah mampu digalang dengan berkembangnya wadah komunikasi sosial dan berbagai kelompok informasi perdesaan seperti kelompok pendengar, pembaca, dan permirsa (kelompencapir), Pusat Penerangan Masyarakat (Puspenmas), Pusat Penerangan Perdesaan (Puspendes), Pusat Informasi Pesantren (PIP), serta kelompok permainan simulasi P4 yang dapat diarahkan pada berbagai kegiatan positif. Pada tahun 1994/95 telah mulai dikembangkan kelompencapir pelajar di berbagai daerah.

I/87

Page 92:  · Web viewSejarah mencatat bahwa dengan diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia tidaklah berarti perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia telah selesai. Perjuangan mempertahankan

Di bidang pengembangan radio, sampai dengan tahun 1994/95 siaran RRI masih tetap didukung oleh 40 stasiun penyiaran dengan peningkatan stasiun pemancar sebanyak 23 buah sehingga jumlah keseluruhannya menjadi 437 buah yang mempunyai kekuatan pemancar sebesar 3.124,4 kilowatt, serta ditunjang oleh radio siaran non RRI sebanyak 873 buah yang tersebar di seluruh Indonesia.

Dalam pengembangan siaran televisi, pada tahun 1994/95 telah dibangun sebanyak 14 buah stasiun pemancar baru sehingga keseluruhan stasiun pemancar berjumlah 343 buah, yang dapat menjangkau 162,99 juta orang dengan daerah cakupan seluas 818.672 km2. Sedangkan di bidang perfilman telah diproduksi 26 judul film cerita nasional, dan telah diimpor 160 judul film cerita asing. Untuk meningkatkan kemampuan proses film di Indonesia, melalui Perum Produksi Film Negara (PFN), telah diadakan rehabilitasi gedung laboratorium, serta pengadaan peralatan serta suku cadang laboratorium film.

Sementara itu, pada tahun 1994/95 jumlah tiras surat kabar harian telah mengalami peningkatan sebesar 313.187 eksemplar per hari sehingga jumlahnya 4.774.500 eksemplar per hari. Sedangkan jumlah majalah/mingguan menjadi 4.033.857 eksemplar.

Upaya peningkatan . minat baca dan budaya baca masyarakat dilaksanakan antara lain melalui Koran Membangun Desa (KMD) yang dikaitkan dengan kebijaksanaan nasional untuk menyebarkan informasi ke daerah perdesaan. Jumlah tiras KMD untuk menunjang upaya tersebut pada tahun 1994/95 mencapai sekitar 125.069 eksemplar per hari. Di samping itu, telah pula dilaksanakan kegiatan Surat Kabar Untuk Desa (SKUD) yang disebarkan ke 26 propinsi di luar DKI Jakarta. Penyebaran SKUD lebih diutamakan ke daerah desa tertinggal.

I/88

Page 93:  · Web viewSejarah mencatat bahwa dengan diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia tidaklah berarti perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia telah selesai. Perjuangan mempertahankan

Di bidang grafika pers dan grafika nonpers, pada tahun 1994/95 telah dilakukan pelatihan manajemen pengelolaan percetakan dengan jumlah peserta 100 orang. Sehubungan dengan perkembangan teknologi media cetak yang makin meningkat dan untuk memberikan kemudahan dan kecepatan bagi sistem percetakan, telah dilaksanakan pula kegiatan lokakarya aplikasi peralatan Sistem Cetak Jarak Jauh yang diikuti oleh 50 orang.

Di bidang publikasi , dalam upaya memberikan penerangan kepada seluruh masyarakat yang memerlukan informasi mengenai berbagai kebijaksanaan nasional serta sebagai bahan acuan bagi para penyuluh lapangan, telah disebarluaskan berbagai seri penerbitan yang memuat informasi pembangunan seperti seri undang-undang dan peraturan pemerintah, seri pidato presiden serta penerbitan lainnya.

Pembangunan pertahanan keamanan negara merupakan upaya nasional terpadu yang diselenggarakan melalui upaya pertahanan dan upaya keamanan yang melibatkan seluruh potensi dan kekuatan nasional untuk mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan negara, keutuhan bangsa dan wilayah, serta terpeliharanya tujuan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Dalam upaya mempertahankan kemerdekaan, kedaulatan, dan keutuhan bangsa Indonesia, setiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban untuk ikut serta dalam upaya pembelaan negara sesuai peran, fungsi, dan bidang tugas masing-masing.

Pembangunan pertahanan keamanan yang mencakup komponen rakyat terlatih (ratih) dan perlindungan masyarakat (linmas), ABRI, dan pendukung terus dilanjutkan dalam tahun 1994/95. Pembangunan ratih dan linmas masih dititikberatkan pada upaya penyelesaian beberapa peraturan perundang-undangan terutama RUU Ratih dan

I/89

Page 94:  · Web viewSejarah mencatat bahwa dengan diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia tidaklah berarti perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia telah selesai. Perjuangan mempertahankan

RUU Linmas, serta penyempurnaan administrasi veteran penyandang cacat. Pembangunan ABRI sebagai komponen utama pertahanan keamanan negara tetap berpedoman pada upaya makin mantapnya 6 kemampuan pokok ABRI yang meliputi kemampuan intelijen strategis, teritorial, sosial politik ABRI, pertahanan, keamanan, dan dukungan umum. Pembangunan ABRI tersebut mencakup pembangunan kekuatan alat utama sistem senjata beserta fasilitas pendukungnya, serta pembangunan sumber daya manusia terutama melalui pendidikan dan pelatihan, sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta peningkatan kesejahteraan prajurit seperti peningkatan pelayanan kesehatan, peningkatan gizi prajurit, dan pemenuhan kebutuhan panggon antara lain berupa rehabilitasi perumahan/pangkalan ABRI yang tidak layak huni. Sementara itu, pembangunan komponen pendukung hankamneg telah dirintis dengan upaya-upaya pembinaan sumber daya alam, sumber daya buatan dan wilayah negara untuk kepentingan pertahanan keamanan negara, pembinaan iptek dan industri strategis, peraturan perundang-undangan, dan manajemen hankam negara.

Dalam pendayagunaan aparatur negara pada tahun pertama Repelita VI, di bidang organisasi telah dilakukan penataan satuan organisasi Departemen/LPND termasuk instansi vertikal dan perwakilan Republik Indonesia di luar negeri. Di samping itu telah pula dilakukan pendayagunaan organisasi pemerintah daerah dan sistem hubungan pemerintah pusat dan daerah, serta deregulasi di bidang administrasi pelayanan melalui penyederhanaan prosedur dan pemberian otonomi yang lebih besar kepada unit-unit pelayanan. Untuk mendukung pelaksanaan tugas pemerintahan umum dan pembangunan telah dilanjutkan pembangunan beberapa sarana dan prasarana di berbagai Departemen/Lembaga baik di pusat maupun di daerah.

I/90

Page 95:  · Web viewSejarah mencatat bahwa dengan diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia tidaklah berarti perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia telah selesai. Perjuangan mempertahankan

Untuk lebih mendayagunakan sistem perencanaan dan pelaksanaan proyek-proyek pembangunan, telah ditetapkan adanya Sasaran Repelita Tahunan (Sarlita), yang menjabarkan sasaran-sasaran pembangunan Repelita ke dalam sasaran setiap tahun anggaran dalam Repelita tersebut.

Di bidang sumber daya manusia aparatur negara telah dilakukan berbagai upaya pendayagunaan yang meliputi peningkatan disiplin dan tertib hukum, kualitas kepegawaian, efisiensi dan kualitas aparatur, serta kesejahteraan dan produktivitas Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Dalam rangka peningkatan disiplin dan tertib hukum pegawai telah dilakukan peningkatan langkah-langkah pengawasan dan tindak lanjutnya. Upaya peningkatan kualitas kepegawaian dilakukan melalui penyempurnaan penyusunan formasi dan pengadaan, pembinaan karier, pendidikan dan pelatihan, sistem penggajian, tunjangan dan kesejahteraan, serta pengelolaan administrasi PNS. Upaya ini ditunjang oleh kebijaksanaan zero growth yang dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas PNS. Dalam Tahun 1994/95 telah ditetapkan formasi sebanyak 50.000 orang tetapi hanya terisi oleh sebanyak 47.783 pegawai. Dengan adanya penambahan pegawai tersebut maka jumlah PNS pada tahun 1994/95 telah mencapai 4.030.220 orang.

Selain itu peningkatan efesiensi dan kualitas aparatur diupayakan dengan penyempurnaan sistem seleksi dan pembinaan serta peningkatan profesionalisme melalui kegiatan-kegiatan pendidikan dan pelatihan, serta penyusunan jabatan fungsional. Pengembangan jabatan fungsional terus ditingkatkan dengan ditetapkannya PP Nomor 16 Tahun 1994. Dengan PP tersebut makin besar peluang bagi pegawai negeri yang memiliki kemampuan profesional untuk menduduki jabatan fungsional. Sampai dengan tahun pertama Repelita VI telah ditetapkan sebanyak 49 jabatan fungsional.

I/91

Page 96:  · Web viewSejarah mencatat bahwa dengan diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia tidaklah berarti perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia telah selesai. Perjuangan mempertahankan

Upaya peningkatan kesejahteraan dan produktivitas pegawai negeri, telah dilakukan melalui perubahan Tunjangan Perbaikan Penghasilan (TPP) untuk Golongan I dan II serta Pensiunan sebesar 10 persen dari gaji pokok ditambah tunjangan istri/suami dan tunjangan anak yang dibayarkan terhitung mulai bulan Januari 1995; dan TPP bagi Pegawai Negeri Golongan III dan IV, Hakim Golongan III dan Golongan IV serta Pejabat Negara sebesar 10 persen dari gaji pokok ditambah tunjangan istri/suami dan tunjangan anak yang dibayarkan terhitung mulai bulan April 1995.

Untuk lebih memberikan arah dalam pelaksanaan diklat dan memantapkan pembinaan karier serta meningkatkan kualitas kepribadian PNS, pada tahun 1994/95 juga telah ditetapkan PP Nomor 14 Tahun 1994 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan PNS.

Pendayagunaan bidang kearsipan dalam tahun 1994/95 makin dimantapkan antara lain melalui pembinaan yang meliputi penataran, pelatihan kearsipan, bimbingan teknis dan temu karya Tim Pembinaan Kearsipan yang diikuti oleh berbagai instansi pemerintah. Penyempurnaan administrasi umum dan kearsipan dilanjutkan dan ditingkatkan untuk meningkatkan kelancaran dan efisiensi pelaksanaan pekerjaan di lingkungan instansi dan antar instansi pemerintah, serta dalam pemberian pelayanan aparatur kepada masyarakat.

Di bidang pengawasan, dalam tahun pertama Repelita VI telah ditetapkan Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) sebagai pedoman bagi seluruh pelaksanaan pengawasan fungsional. Selanjutnya dalam rangka memantapkan sistem pengawasan keuangan negara dan pembangunan, telah disusun rencana strategis yang merupakan landasan bagi seluruh kegiatan Aparat Pengawasan Fungsional Pemerintah (APFP) dalam Repelita VI.

I/92

Page 97:  · Web viewSejarah mencatat bahwa dengan diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia tidaklah berarti perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia telah selesai. Perjuangan mempertahankan

Dari kegiatan pemeriksaan APFP, untuk periode April sampai dengan Desember 1994 telah diselamatkan uang negara sebesar Rp219,5 miliar. Di samping itu, koreksi-koreksi audit telah menghasilkan penerimaan negara sebesar Rp269,0 miliar, sebagai hasil upaya peningkatan koordinasi kegiatan pemutakhiran data tindak lanjut antara aparat pengawasan fungsional dengan pihak yang diperiksa.

Temuan-temuan hasil pemeriksaan APFP tahun 1994/95 tersebut dapat dibagi kedalam tiga kelompok, yaitu: (1) kasus yang menimbulkan kerugian negara bukan tindak pidana berjumlah 3.230 kasus dengan nilai Rp998,3 miliar; (2) kasus kewajiban penyetoran kepada negara sebanyak 6.460 kasus dengan nilai Rp 1,3 triliun; dan (3) kasus indikasi tindak pidana, dan diserahkan kepada Kejaksaan Agung sebanyak 32 kasus dengan nilai sebesar Rp24,1 miliar. Upaya peningkatan pelaksanaan Waskat pada tahun pertama Repelita VI, dilakukan melalui program pembinaan budaya kerja di berbagai instansi pemerintah termasuk BUMN/BUMD baik di pusat dan daerah.

Dalam pada itu, pengawasan masyarakat telah semakin meluas dan membudaya, seperti tampak dari yang ditampung dalam kotak-kotak pengaduan selain pada Kotak Pos 5000 juga di berbagai departemen dan instansi, baik di tingkat pusat maupun di daerah, yang terus bertambah jumlahnya. Demikian pula pengawasan masyarakat yang dilakukan melalui lembaga legislatif, maupun media massa serta berbagai jalur lainnya. Dengan kondisi administrasi pemerintahan yang makin baik pada segi penataan usaha dan pertanggungjawaban kekayaan negara, maka pengawasan dititikberatkan kepada aspek-aspek manajerial kegiatan pemerintahan umum dan pembangunan.

I/93

Page 98:  · Web viewSejarah mencatat bahwa dengan diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia tidaklah berarti perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia telah selesai. Perjuangan mempertahankan

Mengawali Pelita VI, pengembangan sistem informasi dimantapkan. Pada tahun 1994/95, dilaksanakan penataan dalam penyelenggaraan sistem informasi secara intensif disertai upaya-upaya peningkatan dalam kemampuan industri teknologi informasi, pemasyarakatan sistem informasi, dan akses terhadap informasi. Selain itu, dilakukan pula peningkatan kualitas sumber daya manusia dan kelembagaan sistem informasi.

Untuk meningkatkan akses dan pelayanan informasi, dibangun dan dikembangkan jaringan informasi di beberapa sektor sampai tingkat daerah, serta dengan sumber informasi internasional seperti International Trade Centre, world Trade Centre, dan Internet.

Pendidikan dan pelatihan (diklat) di bidang teknologi dan manajemen informasi, baik diklat teknis fungsional pada berbagai instansi pemerintah maupun pendidikan sekolah terutama di perguruan tinggi, serta pendidikan luar sekolah dalam bentuk kursus komputer ditingkatkan. Pada tahun. 1994/95 terdapat 4 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan 86 Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang mempunyai program pendidikan di bidang informatika/komputer. Jumlah mahasiswa PTN tersebut adalah 1.238 orang atau meningkat 24,17 persen dari tahun sebelumnya, sedangkan jumlah mahasiswa PTS adalah 67.360 orang atau meningkat 18,65 persen dari tahun sebelumnya. Pegawai negeri sipil yang telah diangkat sebagai pejabat fungsional pranata komputer adalah 868 orang atau meningkat 8,2 persen dari tahun sebelumnya.

Peningkatan kemampuan industri teknologi informasi dilakukan dengan mendorong peran serta swasta untuk meningkatkan investasinya dalam industri komputer, serta meningkatkan kegiatan penelitian dan pengembangan. Pada tahun 1994/95 produksi komputer mikro (PC) telah mencapai 55.668 unit atau meningkat 5 persen dari

I/94

Page 99:  · Web viewSejarah mencatat bahwa dengan diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia tidaklah berarti perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia telah selesai. Perjuangan mempertahankan

tahun sebelumnya. Demikian pula produksi komponen komputer telah meningkat sekitar 5 persen.

Pembangunan sistem informasi pada berbagai sektor telah mengalami kemajuan, seperti: statistik, perindustrian, perdagangan, penanaman modal, pertanian, kehutanan, pangan, pemerintahan dalam negeri termasuk pembangunan daerah, hubungan luar negeri, transmigrasi, lingkungan hidup, perumahan dan permukiman, pariwisata, pos dan telekomunikasi, pertambangan, transportasi, pertanahan, pekerjaan umum, ketenagakerjaan, keuangan termasuk penganggaran, koperasi, kependudukan dan keluarga sejahtera, agama, pendidikan dan kebudayaan, kesehatan, matra darat dan matra laut, iptek, hukum, penerangan, serta pertahanan dan keamanan.

Sistem informasi sangat diperlukan untuk pelaksanaan pembangunan, namun informasi yang cepat dan tepat juga harus memperoleh dukungan dari data statistik.

Di bidang statistik, kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 1994/95 meliputi penyempurnaan dan pengembangan metode pengumpulan, pengolahan serta penyajian data di berbagai bidang statistik, yaitu statistik produksi dan distribusi, statistik sosial kependudukan, statistik neraca nasional, dan statistik kewilayahan, serta kegiatan pengkajian dan analisa statistik. Dalam rangka pengembangan metode pengumpulan data pada tahun 1994/95 telah dilakukan penyempurnaan tata cara pemetaan dari metode manual menjadi metode komputer, penyempurnaan metode listing (pendaftaran unit pencacahan), studi persiapan pelaksanaan sensus dan survai, dan penambahan sampel beberapa survai.

I/95

Page 100:  · Web viewSejarah mencatat bahwa dengan diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia tidaklah berarti perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia telah selesai. Perjuangan mempertahankan

Jumlah sampel Survai Sosial Ekonomi Nasional telah ditingkatkan dari 49.080 responden pada awal Repelita V menjadi 206.240 responden pada tahun 1994/95. Untuk periode yang sama jumlah sampel Survai Industri juga telah diperbesar dari 21.203 responden menjadi 57.309 responden. Selain itu untuk meningkatkan kecepatan pengolahan dan penyajian data pada tahun 1994/95 telah dilakukan pengembangan jaringan sistem informasi statistik dan penambahan prasarana komputer bagi Kantor Statistik Propinsi dan Kantor Statistik Kabupaten/Kotamadya. Dalam rangka pemasyarakatan data statistik jumlah publikasi yang dihasilkan telah mencapai 308 jenis pada tahun 1994/95 dibanding dengan 209 jenis pada tahun 1993/94.

Demikianlah pada garis besarnya upaya pembangunan yang telah dilakukan dalam tahun pertama Repelita VI di berbagai bidang dan sektor.

Lampiran pidato ini terdiri dari 25 bab. Lampiran ini dibuka dengan Bab Umum yang merupakan ikhtisar dari uraian keseluruhan bab. Selanjutnya Bab Umum ini diikuti dengan uraian perkembangan pembangunan tiap-tiap sektor yang tertuang dalam masing-masing bab secara lebih rinci.

Secara umum sistematika penulisan bab dalam Lampiran ini adalah sebagai berikut:

A. Pendahuluan

Bagian ini diawali dengan dasar pemikiran dan landasan dilaksanakannya pembangunan untuk masing-masing sektor yang

I/96

Page 101:  · Web viewSejarah mencatat bahwa dengan diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia tidaklah berarti perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia telah selesai. Perjuangan mempertahankan

bersangkutan. Selanjutnya dalam bagian ini diuraikan secara singkat perkembangan keadaan sejak awal kemerdekaan sampai dengan awal PJP I, serta upaya dan hasil pembangunan selama PJP I.

B. Sektor/Subsektor yang bersangkutan

Bagian ini terbagi atas dua subbagian. Subbagian pertama, Sasaran, Kebijaksanaan dan Program Repelita VI, menguraikan secara garis besar sasaran, kebijaksanaan dan program dalam Repelita VI untuk sektor yang bersangkutan.

Subbagian kedua, Pelaksanaan dan Hasil-hasil Pembangunan dalam Tahun Pertama Repelita VI, menguraikan kegiatan dan kinerja pembangunan dalam tahun 1994/95 yang merupakan tahun pertama Repelita VI.

Apabila terdapat lebih dari satu sektor/subsektor, maka dua bagian tersebut di atas ditambah lebih lanjut dengan Bagian C dan seterusnya dengan struktur penulisan yang sama dengan Bagian B.

I/97

Page 102:  · Web viewSejarah mencatat bahwa dengan diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia tidaklah berarti perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia telah selesai. Perjuangan mempertahankan