· web viewpengamatan dilakukan pada semua kategori sifat tanah mulai dari sifat fisik, kimia,...

30
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanah merupakan suatu benda yang berbentuk tiga dimensi, yang tersusun dari masa padat, cair dan gas yang terdapat di permukaan bumi. Tanah juga merupakan hasil pelapukan batuan.Proses pembentukan dan keberadaan tanh dipengaruhi eloh beberapa faktor antara lain, bahan induk, iklim, topografi, organisme, waktu, vegetasi, dan lain-lain. Suatu tanah dapat dideskripsikan dengan melihat sifat dari tanah tersebut. Sifat tanah sendiri dapat digolongkan menjadi tiga kategori diantaranya sifat fisik, sifat kimia dan biologi tanah. Dengan dilakukannya pengujian dari ketiga kategori sifat tanah tersebut dapat diketahui ciri-ciri suatu tanah dan tingkat kesuburannnya. Fieldtrip kali ini dilakukan pengamatan di desa Kekep. Pengamatan dilakukan pada semua kategori sifat tanah mulai dari sifat fisik, kimia, biologi, begitu juga dengan pedologi. Hal ini dimaksudkan setelah mengetahui seluruh kategori sifat tanah dan pedologi dapat diketahui pengaruh dari penggunaan lahan terhadap sifat fisik, kimia dan biologi tanah serta akan dapat diketahui pula tingkat kesuburan tanah, sehingga bisa mengetahui potensial lahan

Upload: phamdien

Post on 06-Mar-2019

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanah merupakan suatu benda yang berbentuk tiga dimensi, yang

tersusun dari masa padat, cair dan gas yang terdapat di permukaan bumi.

Tanah juga merupakan hasil pelapukan batuan.Proses pembentukan dan

keberadaan tanh dipengaruhi eloh beberapa faktor antara lain, bahan induk,

iklim, topografi, organisme, waktu, vegetasi, dan lain-lain. Suatu tanah dapat

dideskripsikan dengan melihat sifat dari tanah tersebut. Sifat tanah sendiri

dapat digolongkan menjadi tiga kategori diantaranya sifat fisik, sifat kimia dan

biologi tanah. Dengan dilakukannya pengujian dari ketiga kategori sifat tanah

tersebut dapat diketahui ciri-ciri suatu tanah dan tingkat kesuburannnya.

Fieldtrip kali ini dilakukan pengamatan di desa Kekep. Pengamatan

dilakukan pada semua kategori sifat tanah mulai dari sifat fisik, kimia, biologi,

begitu juga dengan pedologi. Hal ini dimaksudkan setelah mengetahui seluruh

kategori sifat tanah dan pedologi dapat diketahui pengaruh dari penggunaan

lahan terhadap sifat fisik, kimia dan biologi tanah serta akan dapat diketahui

pula tingkat kesuburan tanah, sehingga bisa mengetahui potensial lahan

tersebut dalam pemanfaatan serta pengolahannya. Apabila potensial lahan

tersebut telah diketahui, maka diharapkan dalam pemanfaatannya dapat

dilakukan secara bijaksana dan tidak merusak ekosistem yang ada.

1.2 Tujuan

1. Untuk mempelajari cara mengaplikasikan teori secara langsung di

lapangan.

2. Untuk mengetahui unsur-unsur sifat fisik tanah yang terdapat di desa

Kekep.

3. Untuk mengetahui unsur-unsur biologi tanahyang terdapat di desa Kekep.

4. Untuk mengetahui unsur-unsur kimia tanah yang terdapat di desa Kekep.

5. Untuk mengetahui jenis tanah dan pedologi yang terdapat di desa Kekep.

6. Untuk mengetahui deskripsi tanah di desa Kekep.

BAB II

METODOLOGI

2.1 Tempat dan Waktu

Tempat : Dusun Punten, Desa Kekep, Kecamatan Bumiaji, Batu

Waktu : Minggu, 16 Desember 2012

2.2 Alat dan Bahan

2.2.1 Pedologi

Tujuan : 1)Mengetahui struktur dan tekstur tanah

2) Mengetahui morfologi tanah

3) Mengetahui klasifikasi tanah

Alat : 1) Cangkul

2) Sekop

3) Pisau lapang

4) Buku Munsell Colour Chart

5) Botol air

6) Meteran (roll meter )

7) Sabuk Profil

8) Form pengamatan

9) Meja dada

10) Alat tulis

11) Camera

Bahan : 1) Sampel Tanah pada puncak lereng

2.2.2 Biologi

Tujuan :1) Mengetahui kandungan BO pada Tanah

2) Mengetahui keanekaragaman hayati

Alat : 1) Tali raffia 50 x 50 cm

2) Form pengamatan

3) Meja dada

4) Alat tulis

5)Camera

Bahan :1) Sampel tanah yang ada pada puncak lereng

2.2.3 Kimia

Tujuan : 1) Mengetahui kondisi tanaman pada lahan

2) Mengetahui nilai pH tanah

Alat : 1) Ph indicator

2) Form pengamatan

3) Meja dada

4) Alat tulis

5) Camera

Bahan : 1) Botol plastic kecil

2) Aquadest

3) Tanaman wortel

4) Tanaman Bawang

2.2.4 Fisika

Tujuan : 1) Mengetahui nilai kemiringan lereng

2) Mengetahui bentuk-bentuk erosi

Alat : 1) Klinometer

2) Form pengamatan

3) Meja dada

4) Alat tulis

5) Camera

Bahan : 1) Lereng pada Desa Kekep

2.3 Langkah-Langkah Deskripsi Tanah

2.3.1 Pedologi

a) Buat batas berdasarkan kenampakan perbedaan warna pada tanah

b) Gunakan pisau untuk menusuk-nusuk bidang profil tanah utuk

mengetahui konsistensi atau kepadatan keseluruhn profil,

kemudian buatbatas berdasarkan perbedaan tersebut

c) Kemudian tentukan horizon pada pofil tanah

d) Letakkan meteran serta pasang sabuk profil tegak lurus bidang

profil tanah

e) Ukur jarak antar masing-masing horizon pada profil tanah

f) Foto bidang profil yang diamati

g) Ambil sampel tanah pada masing masing horizon

h) Tentukan warna tanah dengan menggunakan buku Munsell Colour

Meter

i) Tentukan tekstur , struktur , dan konsistensi sampel tanah tersebut

j) Lakukan diskripsi serta pencatatan hasil diskripsi pada form

pengamatan

2.3.2 Biologi

a) Buat frame dengan tali raffia berukuran 50 x 50 cm

b) Amati jenis vegetasi yang ada dalam masing-masing frame

c) Hitunglah jumlah vegetasi yang ada

d) Amati jumlah seresah yang ada

50 cm 5O cm

50 cm

Frame 1

Frame 2

e) Hitunglah jumlah organisme yang ada di atas maupun dalam

permukaan tanah, kemudian hitung jumlah cascing dan cocon

f) Identifikasi organisme serta vegetasi yang ada

g) Catatlah hasil diskripsi pada form pengamatan

2.3.3 Kimia

a) Amati kondisi tanaman wortel dan bawang pada lahan

b) Deskripsikan kenampakan masing-masing yang berkaitan dengan

defisiensi salah satu unsur hara

c) Ambil sedikit sampel tanah pada lahan

d) Masukkan ke dalam botol plastic

e) Masukkan aquadest ke dalam botol plastic yang berisi tanah

sampai 2/3 dari botol tersebut

f) Kemudian tutup rapat botol tersebut

g) Kocok dengan ayunan tangan penuh ke atas dank e bawah

sebanyak 20 kali

h) Biarkan hingga tanah mengendap dan cairan di atasnya bening

i) Celupkan ujung lakmus ke dalam cairan tersebut dan usahakan

kertas lakmus tidak terbenam dalam endapan tanah

j) Bandingkan warna kertas pH dengan deretan pada kotak

pembungkus yang telah mempunyai sederetan standar. Pilih yang

sama atau mendekati warna yang ada. Baca pH larutan tersebut

k) Cari selisih pH (∆pH) dengan rumus

∆ Ph= pH 6,0 – pHx

l) Tentukan jumlah kebutuhan kapur lahan tersebut

m) Lakukan diskripsi serta pencatatan hasil diskripsi pada form

pengamatan

2.3.4 Fisika

a) Tentukan nilai kemiringan lereng dengan menggunakan klinometer

b) Tentukan jenis erosi pada sekitar lereng tersebut

c) Lakukan diskripsi serta pencatatan hasil diskripsi pada form

pengamatan

2.4 Klasifikasi Tanah

Epipedon : Umbrik

Epipedon jenis ini biasanya berwarna tua. Kejenuhan basa umbrik

biasanya sekitar <50%

Endopedon : Kambik

Ordo : Inceptisol

Tanah yang termasuk ordo Inceptisol merupakan tanah muda, tetapi lebih

berkembang daripada Entisol. Kata Inceptisol berasal dari kata Inceptum

yang berarti permulaan. Umumnya mempunyai horison kambik. Tanah ini

belum berkembang lanjut, sehingga kebanyakan dari tanah ini cukup

subur. Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah

Aluvial, Andosol, Regosol, Gleihumus, dll. Daerah penyebaran tanah jenis

ini: Sumatera, Jawa, Kalimantan. Sebagain besar tanah ini ditanami

palawija (jawa) dan hutan/semak belukar (Sumatera dan Kalimantan).

Ciri-ciri ;

1.Ada horizon kambik , dimana terdapat horizon penumpukan liat <20%

dari horizon diatasnya.

2. Tanah yang mulai berkembang tetapi belum matang yang ditandai oleh

perkembangan profil yang lebih lemah.

3. Mencakup tanah sulfat masam (Sulfaquept) yang mengandung horison

sulfurik yang   sangat masam, tanah sawah(aquept) dan tanah latosol

BAB III

KONDISI UMUM WILAYAH

3.1 Kondisi biofisik (land use, land cover dan tingkat pengolahan)

a. Land Use

Land use atau penggunaan lahan di daerah Ds. Kekep, Malang, Jawa

Timur adalah sebagai daerah pertanaman holtikultura untuk tanaman

semusim (sayuran dan buah - buahan.)

Selain itu , pada lahan tersebut juga terdapat vegetasi tanaman

tahunan yaitu pohon sengon.

b. Land Cover

Land cover atau penutupan lahan di daerah Ds. Kekep, Malang, Jawa

Timur secara garis besar di dominasi oleh tanaman – tanaman musiman

yaitu tanaman wortel, brokoli, cabe, bawang daun, semak dan tanaman

penutup tanah sebangsa rerumputan. Sebagian besar lahannya tertutup oleh

vegetasi tersebut. Hal itu membuktikan bahwa pada daerah tersebut

tanahnya mempunyai kandungan bahan mineral dan organik dalam jumlah

yang lumayan banyak .

c. Tingkat pengolahan

Tingkat Pengolahan di lahan Ds. Kekep, Malang, Jawa Timur cukup

intensif. Pada lahan ini mayoritas tanamannya adalah tanaman musiman

(hortikultura). Sehingga pengolahannya harus intensif untuk mencapai

tingkat produksi yang tinggi. Meskipun pada sebagian kecil lahan ditanami

tanaman tahunan, tetapi hal ini tidak mempenngaruhi keintensifan

pengolahan pada lahan tersebut , sebab tanaman yang mendominasi di

sana adalah tanman hortikultura

3.2 Kondisi fisiografis (lereng dan relief)

Kondisi fisiografis pada lahan pengamatan di Desa Kekep, mempunyai

kelerengan yang cukup curam yaitu sekitar 50% yang diukur menggunakan

klinometer. Pada lahan pengmatan bentuk relief mikronya ialah berbukit-bukit

dengan bagian atasnya ditumbuhi vegetasi berakar dalam sedangkan bagian

bawahnya digunakan untuk lahan pertanaman wortel dan bawang prei yang

berakar dangkal.

Epipedon yang didapati dari hasil pengamatan adalah umbrik sedangkan

endopedonnya adalah kambrik dengan ordo tanah adalah inceptisol (tanah muda

yang masih berkembang). Lingkungan di Desa Kekep ini dipengaruhi oleh

aktivitas vulkanik dari pegunungan disekitarnya.

BAB IV

HASIL DAN PENGAMATAN

4.1 Hasil deskripsi lingkungan (fisik tanah)

Pada kegiatan fieldtrip Dasar Ilmu Tanah yang kami ikuti pada pos fisika

tanah, kami melakukan pengamatan terhadap kemiringan lahan dengan

menggunakan klinometer serta melihat topografi lahan tersebut. Di desa…

memiliki kemiringan lereng yamg cukup curam yakni sekitar 50%. Lahan yang

mempuyai tingkat kemiringan yang cukup curam seperti ini mempunyai potensi

erosi yang cukup tinggi. Akan tetapi dengan adanya vegetasi bagian atas lereng

yang merupakan vegetasi tahunan seperti sengon dapat meminimalisir tinkat erosi

meskipun vegetasi yang dominan adalah vegetasi musiman seperti wortel. Pada

lahan yang kami amati terdapat beberapa erosi, diantaranya : erosi lembar yang

tidak telalu lebar, erosi alur yang terlihat jelas karena pengamatan dilakukan saat

hujan yang banyak terdapat pada guludan-guludan, serta erosi alur dan erosi

selokan yang bentuknya lebih besar dari erosi alur.

4.2 Hasil pengamatan biodiversitas tanah (bio tanah)

Pada pengamatan yang di lakukan di pos biologi tanah dibuat dua plot

untuk mengetahui vegetasi yang ada . Dari hasil pengamatan tersebut di temukan:

Vegetasi Gambar Klasifikasi

Semanggi Kerajaan:Plantae

Divisi:Pteridophyta

Kelas:Pteridopsida

Ordo:Salviniales

Famili:Marsileaceae

Genus:Marsilea L.

Bobontengan Kingdom: Plantae

Divisi:Magnoliophyta

Kelas: Magnoliophyta

Ordo:Poales

Family:Poaceae

Genus:Leptochloa

Spesies:Leptochloa

chinensis L

Rumput

bebek

Kingdom: Plantae

 Divisi:Magnoliophyta

 Kelas:Liliopsida

 Ordo:Poales

 Famili: Poaceae

 Genus:  : Echinochloa

Spesies: Echinochloa

colona

Rumput

jarum

Kingdom:Plantae

Divisi:Magnoliophyta

Kelas: Liliopsida

Ordo:Poales

Family:Poaceae

Genus:Andropogon

Spesies:Andropogon

aciculatus 

Organisme yang dapat ditemukan di permukaan tanah di dalam plot yang diamati

adalah :

Organisme Gambar Klasifikasi

SemutHitam Kerajaan:Animalia

Filum:Artropoda

Kelas:Insekta

Ordo:Hymenoptera

Famili:Formicidae

Genus :Soleonopsis

Sedangkan organisme yang ditemukan di dalam tanah dengan kedalaman 10 cm

adalah :

Organisme Gambar Klasifikasi

Cacing Kerajaan:Animalia

Filum: Annelida

Kelas: Clitellata

Ordo: Haplotaxida

Famili : Lumbricoideae

Genus : Lumbricus

Spesies : L. terrestris

Kelabang

Kecil

Kerajaan: Animalia

Filum: Arthropoda

Upafilum: Myriapoda

Kelas: Chilopoda

4.3. Hasil pengamatan tingkat kesuburan tanah (Kimia tanah).

1. Unsur hara tanah.

Tabel data hasil pengamatan gejala defisiasi dan kelebihan unsur hara

(N,P,K).

No Nama tanaman Gejala yang ditemukan Defisiasi unsur

1. Wortel Daun dewasa nampak

klorosis (hijau

kekuning-kuningan)

dan pertumbuhan

vegetatif lambat.

Daun dewasa berubah

warna menjadi hijau

tua (hijau kehitaman)

dan adakalanya

terdapat bercak-bercak

keunguan dan batang

tanaman rentan patah.

Daun tua/dewasa

mengalami kematian

sel (nekrosis) pada

bagian ujung dan tepi

daun sehingga daun

menjadi layu dan

kering atau busuk.

Defisiasi

(kekurangan) unsur

nitrogen (N).

Defisiasi

(kekurangan) unsur

posfor (P).

Defisiasi

(kekurangan) unsur

kalium (K).

2. Bawang daun Dau bawang mudah Defisiasi

rentan patah dan

terdapat bercak-bercak

keunguan yang tidak

terlalu nampak jelas.

Ujung dan tepi daun

bawang mengalami

nekrosis dan

mengering.

(kekurangan) unsur

posfor (P).

Defisiasi

(kekurangan) unsur

kalium (K).

2. pH tanah (potensial hidroksida).

Berdasarkan pengamatan pH tanah diperoleh hasil nilai pH tanah sebesar

6.0.

Hasil ini diperoleh dari proses penetapan pH tanah dilapang (langsung).

Langkah kerjanya yaitu:

Ambil tanah » masukan kedalam botol fial film » tambahkan aquades

» tutup dan kocok » endapkan beberapa saat » ambil pH indikator dan

celupkan ke dalam larutan » amati dan cocokan warna dengan warna yang

tertera dalam label.

lakukan perhitungan untuk mengetahui rekomendasi pengapuran.

pH= pH lapangan- 6.0

= 6.0 – 6.0

= 0

Dari hasil perhitungan dapat diketahui bahwa nilai pH= 0, ini menunjukan

bahwa tanah memiliki pH netral dan tidak perlu dilakukan pengapuran.

Hubungan pH tanah dengan kesuburan dan ketersediaan unsur hara.

Menurut Santosa (1989) ,pH tanah sangat berperan dalam proses

kelarutan suatu unsur hara dalam tanah. Apabila suatu tanah memiliki pH

< 5.0 (masam) maka ketersediaan unsur hara makrorelatif sedikit

dibandingkan dengan unsur hara mikro(Fe,Al,) ,unsur hara mikro inilah

yang dalam jumlah besar dapat meracuni tanaman, maka dari itu pada

umumnya tanah masam sukar sekali untuk ditanami dan membutuhkan

perlakuan yang khusus dalam pengolahannya. Sedangkan apabila tanah

memiliki pH>8.5 (basa) maka unsur hara tidak dapat diserap oleh tanaman

karena kejenuhan basa (KB) tanah sangat tinggi sehingga sebelum unsur

hara diserap tanaman unsur hara tersebut akan mengalami pencucian

(leaching)dan hilang. Maka dari itu diperlukan pH tanah yang netral untuk

tanaman kareae apabila pH netral (5-8.5) maka ketersediaan unsur hara

makro dan mikro seimbang dan dapat diserap oleh akar tanaman secara

optimal.

BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Pengaruh penggunaan lahan terhadap sifat fisik tanah

Pada suatu lahan pertanian pasti akan melakukan pengolahan tanah dengan

kata lain pengolahan tanah merupakan hal mutlak untuk dilakukan. Pada lahan

yang diamati, pengolahan yang dilakukan dianggap cukuplah intensif. Pengolahan

yang tidak bijak dapat mendegradasi tanah itu sendiri. Pada Desa Kekep ini

pengolahan tanah dilakukan dengan pemberian pupuk NPK namun tidak hanya

pupuk anorganik saja yang digunakan namun juga dilakukan pemberian pupuk

organik sehingga pendegradasian tanah tidaklah terlalu tinggi sebab pupuk

organik dapat juga berperan sebagai perekat agregat tanah.

Pengolahan tanah yang dilakukan jugalah melakukan pembajakan.

Dengan adanya pembajakan struktur tanh dapat menjadi semakin remah dan

konsistensinya menjadi lebuh gembur. Pemadatan dilahan tersebut juga terjadi

namun hanya pada pematang lahan dimana sering dilalui kendaraan dan petani.

5.2 Hubungan kondisi biofisik dan fisiografis terhadap tingkat biodiversitas tanah

Desa Kekep termasuk ke dalam dataran tinggi yang relative mempunyai

suhu yang rendah dan curah hujan yang lumayan tinggi. Selain itu, kondisi

fisiografis dari Deas Kekep yang tanhanya dipengaruhi oleh aktivitas vulkanik

membuat tanah di daerah ini menjadi cukuplah subur. Dengan adanya kondisi

lingkungan yang seperti ini, maka vegetasi dapat tumbuh dengan baik. Oleh

karena itu, dari hasil pengamatan pos biologi ditemukan sejumlah vegetasi, hal ini

menunjukkan adanya keberagaman vegetasi di Desa Kekep.

Vegetasi dapat mempengaruhi jumlah organisme (khususnya hewan) yang

ada dalam tanah baik yang di permukaan ataupun yang di dalam tanah. Hal

tersebut terjadi karena vegetasi menyediakan makanan untuk organism, contohnya

saja seresah. Sehingga semakin banyak vegetasi yang ada maka organism di tanah

juga akan semakin banyak dan beragam.

Di sisi lain, dengan beragam dan banyaknya organism yang ditemukan

maka kondisi tanah dapat menjadi lebih subur karena sebagian organism mampu

membantu dalam proses penguraian seresah yang nantinya akan menghasilkan

unsure hara yang dibutuhkan tanah.

5.3 Hubungan pengolahan dan penggunaan lahan terhadap tingkat kesuburan

tanah

Lahan pada Desa Kekep ini dapat dikatakan diolah secara intensif. Lahan ini

didominasi dengan tanaman semusim seperti wortel, bawang prei, dan brokoli.

Tanaman semusim seperti ini tentu saja tidak memberikan seresah pada lahan

tersebut yang artinya bahan organiknya dapat dikatakan tidak tinggi. Selain itu,

karena bentuk topografi yang berlereng dan lumayan terjal akan mempertinggi

potensi erosi khususnya pada daerah bawah. Di sisi lain, dengan adanya

penggunaan lahan tanpa diimbangi dengan pengolahan yang baik, akan dapat

mengurangi dan menghilangankan unsur hara, karena terus menerus diserap dan

digunakan, baik oleh mikroorganisme tanah maupun oleh tanaman dalam proses

pertumbuhannya.

Untuk menangani permasalahan di atas, maka para petani yang ada di Desa

Kekep melakukan pemberian pupuk anorganik seperti NPK dan pupuk organic.

Kandungan yang penting dalam bahan organik adalah C dan N. Kandungan C

akan meningkatkan aktivitas organisme tanah, karena berfungsi sebagai sumber

makanan mikroorganisme tanah yang dapat membantu proses dekomposisi tanah.

Sedangkan unsur hara N,P dan K merupakan unsure makro bagi tanaman yang

digunakan tanaman dalam menunjang pertumbuhannya.

5.4 Analisa Data Hasil Deskripsi dan Klasifikasi Profil Tanah

Pada tanah permukaan (Epipedon) jenis tanah termasuk dalam jenis

Umbrik. Hal tersebut dapat diketahui dari warna tanah yang cenderung tua

(Molik), semakin ke bawah warna tanah cenderung lebih terang, ketebalan tanah

pada permukaan adalah 23cm. Pada lapisan ini tekstur tanahnya adalah liat

berdebu, dengan struktur gumpal membulat. Selain dari pengamatan, asisten juga

memberi tahu bahwa tanah tersebut termasuk dalam jenis Umbrik. Pada

pengamatan lapisan bawah permukaan (endopedon) lapisan tanahnya termasuk

dalam jenis Kanbik sebab ketebalannya lebih dari 18cm yaitu 34cm, dengan

tekstur liat berdebu dan struktur gumpal membulat. Pada horizon 3 memiliki

kedalaman 23cm, tekstur tanah lempung berliat dengan struktur gumpal bersudut.

Sehingga dapat kita ketahui rata-rata tekstur tanah tersebut adalah cenderung liat .

Sedangkan ordo tanah termasuk dalam ordo Inceptisol alasannya adalah pada

epipedon termasuk dalam jenis umbrik dan dan memiliki horizon Kanbik.

Inceptisol merupakan tanah – tanah yang dapat memiliki epipedon okhrik

dan horison albik seperti yang dimiliki tanah entisol juga yang menpunyai

beberapa sifat penciri lain ( misalnya horison kambik) tetapi belum memenuhi

syarat bagi ordo tanah yang lain. Inceptisol adalah tanah yang belum matang

(immature) yang perkembangan profil yang lebih lemah dibanding dengan tanah

matang dan masih banyak menyerupai sifat bahan induknya (Hardjowigeno,1993)

Inceptisol mempunyai karakteristik dari kombinasi sifat – sifat tersedianya

air untuk tanaman lebih dari setengah tahun atau lebih dari 3 bulan berturut – turut

dalam musim – musim kemarau, satu atau lebih horison pedogenik dengan sedikit

akumulasi bahan selain karbonat atau silikat amorf, tekstur lebih halus dari pasir

geluhan dengan beberapa mineral lapuk dan kemampuan manahan kation fraksi

lempung ke dalam tanah tidak dapat di ukur. Kisaran kadar C organik dan Kpk

dalam tanah inceptisol sangat lebar dan demikian juga kejenuhan basa. Inceptisol

dapat terbentuk hampir di semua tempat kecuali  daerah kering mulai dari kutup

sampai tropika. (Darmawijaya, 1990

Literatur Pengamatan

http://web.utk.edu/~ammonst/genesis.html

5.5 Pengaruh sifat fisik, kimia, dan biologi serta morfologi tanah terhadap bahaya

erosi dan longsor

Sifat Fisik

Dari pengamatan yang telah dilakukan diketahui bahwa tanah daerah

tersebut bertekstur liat dan lempung berdebu, jadi dapat disimpulkan bahwa tanah

daerah itu tidak rentan terhadap erosi dan longsor karena tanah dengan tekstur liat

dan lempung memiliki daya lekat antar partikel yang tinggi. Menurut arsyad,1989

tanah yang bertekstur pasir akan lebih retan longsor datipada tanah yang memiliki

tekstur liat. Hal ini dikarenakan oleh daya lekat antar partikel pasir yang sangat

kecil sehingga air akan lebih mudah dalam mengangkutnya. Sebaliknya tanah

dengan tekstur liat akan lebih sulit untuk terangkut karena daya lekat antar

partikelnya sangat tinggi.

Sedangkan jika ditinjau dari struktur tanah pada masing – masing horizon

adalah gumpal bersudut,gumpal membulat dan granuler. Jadi disimpulkan bahwa

tanah di daerah itu rentan terhadap bahaya erosi maupun longsor. Karena tanah-

tanah yang berstruktur seperti itu lebih terbuka dan akan menyerap air lebih cepat

daripada tanah yang berstruktur masif ( Arsyad ,1986)

Sifat Kimia

Dari pengamatan dapat dilihat bahwa warna tanah tiap horizon berbeda.

Pada horizon paling atas warna tanahya lebih gelap jika dibandingkan dengan

horizon dibawahnya hal ini dikarenakan oleh kandungan bahan organik tanah

pada horizon yang paling atas lebih banyak. Bahan organik disini merupakan

perekat antar partikel tanah. Tanah dengan kandungan bahan organik yang banyak

akan tidak mudah mengalami erosi dan longsor karena partikel partikel

penyusunnya sangat rekat.

Sifat Biologi

Vegetasi sangat mempengaruhi kondisi suatu tanah. Tanah dengan

vegetasi yang banyak akan mempunyai kecenderungan longsor yang kecil. Hal ini

disebabkan oleh perakaran tanaman yang membantu mempertahankan tanah.

Asdak (1995) mengemukakan bahwa yang lebih berperan dalam menurunkan

besarnya erosi adalah tumbuhan karena ia merupakan stratum vegetasi terakhir

yang akan menentukan besar kecilnya erosi percikan. Sedangkan dari pengamatan

di lahan sebelah atas banyak terdapat vegetasi seperti pepohonan yang memiliki

perakaran dalam yang mampu mempertahankan struktur tanah,sehingga

kecenderungan longsor tanah tersebut semakin kecil, namun pada daerah di

bawahnya hanya ada tanaman semusim yang berakar pendek sehingga

kecenderungan erosinya lebih besar.

BAB IV

KESIMPULAN

Pada praktikum fieldtrip dasar ilmu tanah di Desa Kekep ini dilakukan

pengamatan terhadap sifat fisik, biologi dan kimia tanahnya serta tentang

pedologinya. Laporan ini menjelaskan pengmatan tanh pada track 1 yaitu yang

terletak di bagian bawah.

Dari segi pedologi, tanah di Desa Kekep ini termasuk tanah Inceptisol

dengan epipedon umbrik dan endopedeon kambik. Pembentukan tanah di daerah

ini juga dipengaruhi oleh aktivitas vulkanik dari pegunungan disekitarnya.

Horizonnya terbagi menjadi 3 horizon yang didasarkan atas perbedaan warna

tanah dan kepadatan tanah.

Dari segi fisik, lahan pada Desa Kekep ini mempunyai bentuk yang

berbukit-bukit. Keadaan fisiografisnya juga berlereng yang kelerengannya sekitar

50%. Erosi yang ada di sana dianggap tidak terlalu tinggi karena pada daerah

puncak ada tanaman berakar dalam sedangkan pada bagian bawah berpotensi

terjadi erosi-erosi kecil seperti erosi percikan, alur, selokan, dan lembar.

Dari segi kimia, tingkat kesuburan yang ada di Desa Kekep ini dapat

dianggap kecil karena hanya terlihat sebagaian kecil tanaman yang mengalami

defisiensi atau kahat unsur hara khusunya unsur N, P dan K. pH yang didapatkan

dari hasil pengamatan adlah sebesar 6 yang artinya tidak perlu diberi pengapuran

dan pemberian sulfur (jika terlalu basa). Sedangkan dari segi biologi, didapatkan

keragaman yang cukup tinggi. Hubungan antara sifat kimia dengan sifat biologi

adalah, semakin tinggi tingkat vegetasi di suatu lahan, maka akan semakin tinggi

pula tingkat biodiversitas organisme dalam tanah, dan akan meningkatkan pula

unsur hara dalam tanah. Sumber unsur-unsur hara juga sangat banyak, diantaranya

dari pupuk, seresah, sisa pelapukan, dan lain-lain.