· web viewpengamatan dilakukan pada semua kategori sifat tanah mulai dari sifat fisik, kimia,...
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanah merupakan suatu benda yang berbentuk tiga dimensi, yang
tersusun dari masa padat, cair dan gas yang terdapat di permukaan bumi.
Tanah juga merupakan hasil pelapukan batuan.Proses pembentukan dan
keberadaan tanh dipengaruhi eloh beberapa faktor antara lain, bahan induk,
iklim, topografi, organisme, waktu, vegetasi, dan lain-lain. Suatu tanah dapat
dideskripsikan dengan melihat sifat dari tanah tersebut. Sifat tanah sendiri
dapat digolongkan menjadi tiga kategori diantaranya sifat fisik, sifat kimia dan
biologi tanah. Dengan dilakukannya pengujian dari ketiga kategori sifat tanah
tersebut dapat diketahui ciri-ciri suatu tanah dan tingkat kesuburannnya.
Fieldtrip kali ini dilakukan pengamatan di desa Kekep. Pengamatan
dilakukan pada semua kategori sifat tanah mulai dari sifat fisik, kimia, biologi,
begitu juga dengan pedologi. Hal ini dimaksudkan setelah mengetahui seluruh
kategori sifat tanah dan pedologi dapat diketahui pengaruh dari penggunaan
lahan terhadap sifat fisik, kimia dan biologi tanah serta akan dapat diketahui
pula tingkat kesuburan tanah, sehingga bisa mengetahui potensial lahan
tersebut dalam pemanfaatan serta pengolahannya. Apabila potensial lahan
tersebut telah diketahui, maka diharapkan dalam pemanfaatannya dapat
dilakukan secara bijaksana dan tidak merusak ekosistem yang ada.
1.2 Tujuan
1. Untuk mempelajari cara mengaplikasikan teori secara langsung di
lapangan.
2. Untuk mengetahui unsur-unsur sifat fisik tanah yang terdapat di desa
Kekep.
3. Untuk mengetahui unsur-unsur biologi tanahyang terdapat di desa Kekep.
4. Untuk mengetahui unsur-unsur kimia tanah yang terdapat di desa Kekep.
5. Untuk mengetahui jenis tanah dan pedologi yang terdapat di desa Kekep.
6. Untuk mengetahui deskripsi tanah di desa Kekep.
BAB II
METODOLOGI
2.1 Tempat dan Waktu
Tempat : Dusun Punten, Desa Kekep, Kecamatan Bumiaji, Batu
Waktu : Minggu, 16 Desember 2012
2.2 Alat dan Bahan
2.2.1 Pedologi
Tujuan : 1)Mengetahui struktur dan tekstur tanah
2) Mengetahui morfologi tanah
3) Mengetahui klasifikasi tanah
Alat : 1) Cangkul
2) Sekop
3) Pisau lapang
4) Buku Munsell Colour Chart
5) Botol air
6) Meteran (roll meter )
7) Sabuk Profil
8) Form pengamatan
9) Meja dada
10) Alat tulis
11) Camera
Bahan : 1) Sampel Tanah pada puncak lereng
2.2.2 Biologi
Tujuan :1) Mengetahui kandungan BO pada Tanah
2) Mengetahui keanekaragaman hayati
Alat : 1) Tali raffia 50 x 50 cm
2) Form pengamatan
3) Meja dada
4) Alat tulis
5)Camera
Bahan :1) Sampel tanah yang ada pada puncak lereng
2.2.3 Kimia
Tujuan : 1) Mengetahui kondisi tanaman pada lahan
2) Mengetahui nilai pH tanah
Alat : 1) Ph indicator
2) Form pengamatan
3) Meja dada
4) Alat tulis
5) Camera
Bahan : 1) Botol plastic kecil
2) Aquadest
3) Tanaman wortel
4) Tanaman Bawang
2.2.4 Fisika
Tujuan : 1) Mengetahui nilai kemiringan lereng
2) Mengetahui bentuk-bentuk erosi
Alat : 1) Klinometer
2) Form pengamatan
3) Meja dada
4) Alat tulis
5) Camera
Bahan : 1) Lereng pada Desa Kekep
2.3 Langkah-Langkah Deskripsi Tanah
2.3.1 Pedologi
a) Buat batas berdasarkan kenampakan perbedaan warna pada tanah
b) Gunakan pisau untuk menusuk-nusuk bidang profil tanah utuk
mengetahui konsistensi atau kepadatan keseluruhn profil,
kemudian buatbatas berdasarkan perbedaan tersebut
c) Kemudian tentukan horizon pada pofil tanah
d) Letakkan meteran serta pasang sabuk profil tegak lurus bidang
profil tanah
e) Ukur jarak antar masing-masing horizon pada profil tanah
f) Foto bidang profil yang diamati
g) Ambil sampel tanah pada masing masing horizon
h) Tentukan warna tanah dengan menggunakan buku Munsell Colour
Meter
i) Tentukan tekstur , struktur , dan konsistensi sampel tanah tersebut
j) Lakukan diskripsi serta pencatatan hasil diskripsi pada form
pengamatan
2.3.2 Biologi
a) Buat frame dengan tali raffia berukuran 50 x 50 cm
b) Amati jenis vegetasi yang ada dalam masing-masing frame
c) Hitunglah jumlah vegetasi yang ada
d) Amati jumlah seresah yang ada
50 cm 5O cm
50 cm
Frame 1
Frame 2
e) Hitunglah jumlah organisme yang ada di atas maupun dalam
permukaan tanah, kemudian hitung jumlah cascing dan cocon
f) Identifikasi organisme serta vegetasi yang ada
g) Catatlah hasil diskripsi pada form pengamatan
2.3.3 Kimia
a) Amati kondisi tanaman wortel dan bawang pada lahan
b) Deskripsikan kenampakan masing-masing yang berkaitan dengan
defisiensi salah satu unsur hara
c) Ambil sedikit sampel tanah pada lahan
d) Masukkan ke dalam botol plastic
e) Masukkan aquadest ke dalam botol plastic yang berisi tanah
sampai 2/3 dari botol tersebut
f) Kemudian tutup rapat botol tersebut
g) Kocok dengan ayunan tangan penuh ke atas dank e bawah
sebanyak 20 kali
h) Biarkan hingga tanah mengendap dan cairan di atasnya bening
i) Celupkan ujung lakmus ke dalam cairan tersebut dan usahakan
kertas lakmus tidak terbenam dalam endapan tanah
j) Bandingkan warna kertas pH dengan deretan pada kotak
pembungkus yang telah mempunyai sederetan standar. Pilih yang
sama atau mendekati warna yang ada. Baca pH larutan tersebut
k) Cari selisih pH (∆pH) dengan rumus
∆ Ph= pH 6,0 – pHx
l) Tentukan jumlah kebutuhan kapur lahan tersebut
m) Lakukan diskripsi serta pencatatan hasil diskripsi pada form
pengamatan
2.3.4 Fisika
a) Tentukan nilai kemiringan lereng dengan menggunakan klinometer
b) Tentukan jenis erosi pada sekitar lereng tersebut
c) Lakukan diskripsi serta pencatatan hasil diskripsi pada form
pengamatan
2.4 Klasifikasi Tanah
Epipedon : Umbrik
Epipedon jenis ini biasanya berwarna tua. Kejenuhan basa umbrik
biasanya sekitar <50%
Endopedon : Kambik
Ordo : Inceptisol
Tanah yang termasuk ordo Inceptisol merupakan tanah muda, tetapi lebih
berkembang daripada Entisol. Kata Inceptisol berasal dari kata Inceptum
yang berarti permulaan. Umumnya mempunyai horison kambik. Tanah ini
belum berkembang lanjut, sehingga kebanyakan dari tanah ini cukup
subur. Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah
Aluvial, Andosol, Regosol, Gleihumus, dll. Daerah penyebaran tanah jenis
ini: Sumatera, Jawa, Kalimantan. Sebagain besar tanah ini ditanami
palawija (jawa) dan hutan/semak belukar (Sumatera dan Kalimantan).
Ciri-ciri ;
1.Ada horizon kambik , dimana terdapat horizon penumpukan liat <20%
dari horizon diatasnya.
2. Tanah yang mulai berkembang tetapi belum matang yang ditandai oleh
perkembangan profil yang lebih lemah.
3. Mencakup tanah sulfat masam (Sulfaquept) yang mengandung horison
sulfurik yang sangat masam, tanah sawah(aquept) dan tanah latosol
BAB III
KONDISI UMUM WILAYAH
3.1 Kondisi biofisik (land use, land cover dan tingkat pengolahan)
a. Land Use
Land use atau penggunaan lahan di daerah Ds. Kekep, Malang, Jawa
Timur adalah sebagai daerah pertanaman holtikultura untuk tanaman
semusim (sayuran dan buah - buahan.)
Selain itu , pada lahan tersebut juga terdapat vegetasi tanaman
tahunan yaitu pohon sengon.
b. Land Cover
Land cover atau penutupan lahan di daerah Ds. Kekep, Malang, Jawa
Timur secara garis besar di dominasi oleh tanaman – tanaman musiman
yaitu tanaman wortel, brokoli, cabe, bawang daun, semak dan tanaman
penutup tanah sebangsa rerumputan. Sebagian besar lahannya tertutup oleh
vegetasi tersebut. Hal itu membuktikan bahwa pada daerah tersebut
tanahnya mempunyai kandungan bahan mineral dan organik dalam jumlah
yang lumayan banyak .
c. Tingkat pengolahan
Tingkat Pengolahan di lahan Ds. Kekep, Malang, Jawa Timur cukup
intensif. Pada lahan ini mayoritas tanamannya adalah tanaman musiman
(hortikultura). Sehingga pengolahannya harus intensif untuk mencapai
tingkat produksi yang tinggi. Meskipun pada sebagian kecil lahan ditanami
tanaman tahunan, tetapi hal ini tidak mempenngaruhi keintensifan
pengolahan pada lahan tersebut , sebab tanaman yang mendominasi di
sana adalah tanman hortikultura
3.2 Kondisi fisiografis (lereng dan relief)
Kondisi fisiografis pada lahan pengamatan di Desa Kekep, mempunyai
kelerengan yang cukup curam yaitu sekitar 50% yang diukur menggunakan
klinometer. Pada lahan pengmatan bentuk relief mikronya ialah berbukit-bukit
dengan bagian atasnya ditumbuhi vegetasi berakar dalam sedangkan bagian
bawahnya digunakan untuk lahan pertanaman wortel dan bawang prei yang
berakar dangkal.
Epipedon yang didapati dari hasil pengamatan adalah umbrik sedangkan
endopedonnya adalah kambrik dengan ordo tanah adalah inceptisol (tanah muda
yang masih berkembang). Lingkungan di Desa Kekep ini dipengaruhi oleh
aktivitas vulkanik dari pegunungan disekitarnya.
BAB IV
HASIL DAN PENGAMATAN
4.1 Hasil deskripsi lingkungan (fisik tanah)
Pada kegiatan fieldtrip Dasar Ilmu Tanah yang kami ikuti pada pos fisika
tanah, kami melakukan pengamatan terhadap kemiringan lahan dengan
menggunakan klinometer serta melihat topografi lahan tersebut. Di desa…
memiliki kemiringan lereng yamg cukup curam yakni sekitar 50%. Lahan yang
mempuyai tingkat kemiringan yang cukup curam seperti ini mempunyai potensi
erosi yang cukup tinggi. Akan tetapi dengan adanya vegetasi bagian atas lereng
yang merupakan vegetasi tahunan seperti sengon dapat meminimalisir tinkat erosi
meskipun vegetasi yang dominan adalah vegetasi musiman seperti wortel. Pada
lahan yang kami amati terdapat beberapa erosi, diantaranya : erosi lembar yang
tidak telalu lebar, erosi alur yang terlihat jelas karena pengamatan dilakukan saat
hujan yang banyak terdapat pada guludan-guludan, serta erosi alur dan erosi
selokan yang bentuknya lebih besar dari erosi alur.
4.2 Hasil pengamatan biodiversitas tanah (bio tanah)
Pada pengamatan yang di lakukan di pos biologi tanah dibuat dua plot
untuk mengetahui vegetasi yang ada . Dari hasil pengamatan tersebut di temukan:
Vegetasi Gambar Klasifikasi
Semanggi Kerajaan:Plantae
Divisi:Pteridophyta
Kelas:Pteridopsida
Ordo:Salviniales
Famili:Marsileaceae
Genus:Marsilea L.
Bobontengan Kingdom: Plantae
Divisi:Magnoliophyta
Kelas: Magnoliophyta
Ordo:Poales
Family:Poaceae
Genus:Leptochloa
Spesies:Leptochloa
chinensis L
Rumput
bebek
Kingdom: Plantae
Divisi:Magnoliophyta
Kelas:Liliopsida
Ordo:Poales
Famili: Poaceae
Genus: : Echinochloa
Spesies: Echinochloa
colona
Rumput
jarum
Kingdom:Plantae
Divisi:Magnoliophyta
Kelas: Liliopsida
Ordo:Poales
Family:Poaceae
Genus:Andropogon
Spesies:Andropogon
aciculatus
Organisme yang dapat ditemukan di permukaan tanah di dalam plot yang diamati
adalah :
Organisme Gambar Klasifikasi
SemutHitam Kerajaan:Animalia
Filum:Artropoda
Kelas:Insekta
Ordo:Hymenoptera
Famili:Formicidae
Genus :Soleonopsis
Sedangkan organisme yang ditemukan di dalam tanah dengan kedalaman 10 cm
adalah :
Organisme Gambar Klasifikasi
Cacing Kerajaan:Animalia
Filum: Annelida
Kelas: Clitellata
Ordo: Haplotaxida
Famili : Lumbricoideae
Genus : Lumbricus
Spesies : L. terrestris
Kelabang
Kecil
Kerajaan: Animalia
Filum: Arthropoda
Upafilum: Myriapoda
Kelas: Chilopoda
4.3. Hasil pengamatan tingkat kesuburan tanah (Kimia tanah).
1. Unsur hara tanah.
Tabel data hasil pengamatan gejala defisiasi dan kelebihan unsur hara
(N,P,K).
No Nama tanaman Gejala yang ditemukan Defisiasi unsur
1. Wortel Daun dewasa nampak
klorosis (hijau
kekuning-kuningan)
dan pertumbuhan
vegetatif lambat.
Daun dewasa berubah
warna menjadi hijau
tua (hijau kehitaman)
dan adakalanya
terdapat bercak-bercak
keunguan dan batang
tanaman rentan patah.
Daun tua/dewasa
mengalami kematian
sel (nekrosis) pada
bagian ujung dan tepi
daun sehingga daun
menjadi layu dan
kering atau busuk.
Defisiasi
(kekurangan) unsur
nitrogen (N).
Defisiasi
(kekurangan) unsur
posfor (P).
Defisiasi
(kekurangan) unsur
kalium (K).
2. Bawang daun Dau bawang mudah Defisiasi
rentan patah dan
terdapat bercak-bercak
keunguan yang tidak
terlalu nampak jelas.
Ujung dan tepi daun
bawang mengalami
nekrosis dan
mengering.
(kekurangan) unsur
posfor (P).
Defisiasi
(kekurangan) unsur
kalium (K).
2. pH tanah (potensial hidroksida).
Berdasarkan pengamatan pH tanah diperoleh hasil nilai pH tanah sebesar
6.0.
Hasil ini diperoleh dari proses penetapan pH tanah dilapang (langsung).
Langkah kerjanya yaitu:
Ambil tanah » masukan kedalam botol fial film » tambahkan aquades
» tutup dan kocok » endapkan beberapa saat » ambil pH indikator dan
celupkan ke dalam larutan » amati dan cocokan warna dengan warna yang
tertera dalam label.
lakukan perhitungan untuk mengetahui rekomendasi pengapuran.
pH= pH lapangan- 6.0
= 6.0 – 6.0
= 0
Dari hasil perhitungan dapat diketahui bahwa nilai pH= 0, ini menunjukan
bahwa tanah memiliki pH netral dan tidak perlu dilakukan pengapuran.
Hubungan pH tanah dengan kesuburan dan ketersediaan unsur hara.
Menurut Santosa (1989) ,pH tanah sangat berperan dalam proses
kelarutan suatu unsur hara dalam tanah. Apabila suatu tanah memiliki pH
< 5.0 (masam) maka ketersediaan unsur hara makrorelatif sedikit
dibandingkan dengan unsur hara mikro(Fe,Al,) ,unsur hara mikro inilah
yang dalam jumlah besar dapat meracuni tanaman, maka dari itu pada
umumnya tanah masam sukar sekali untuk ditanami dan membutuhkan
perlakuan yang khusus dalam pengolahannya. Sedangkan apabila tanah
memiliki pH>8.5 (basa) maka unsur hara tidak dapat diserap oleh tanaman
karena kejenuhan basa (KB) tanah sangat tinggi sehingga sebelum unsur
hara diserap tanaman unsur hara tersebut akan mengalami pencucian
(leaching)dan hilang. Maka dari itu diperlukan pH tanah yang netral untuk
tanaman kareae apabila pH netral (5-8.5) maka ketersediaan unsur hara
makro dan mikro seimbang dan dapat diserap oleh akar tanaman secara
optimal.
BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Pengaruh penggunaan lahan terhadap sifat fisik tanah
Pada suatu lahan pertanian pasti akan melakukan pengolahan tanah dengan
kata lain pengolahan tanah merupakan hal mutlak untuk dilakukan. Pada lahan
yang diamati, pengolahan yang dilakukan dianggap cukuplah intensif. Pengolahan
yang tidak bijak dapat mendegradasi tanah itu sendiri. Pada Desa Kekep ini
pengolahan tanah dilakukan dengan pemberian pupuk NPK namun tidak hanya
pupuk anorganik saja yang digunakan namun juga dilakukan pemberian pupuk
organik sehingga pendegradasian tanah tidaklah terlalu tinggi sebab pupuk
organik dapat juga berperan sebagai perekat agregat tanah.
Pengolahan tanah yang dilakukan jugalah melakukan pembajakan.
Dengan adanya pembajakan struktur tanh dapat menjadi semakin remah dan
konsistensinya menjadi lebuh gembur. Pemadatan dilahan tersebut juga terjadi
namun hanya pada pematang lahan dimana sering dilalui kendaraan dan petani.
5.2 Hubungan kondisi biofisik dan fisiografis terhadap tingkat biodiversitas tanah
Desa Kekep termasuk ke dalam dataran tinggi yang relative mempunyai
suhu yang rendah dan curah hujan yang lumayan tinggi. Selain itu, kondisi
fisiografis dari Deas Kekep yang tanhanya dipengaruhi oleh aktivitas vulkanik
membuat tanah di daerah ini menjadi cukuplah subur. Dengan adanya kondisi
lingkungan yang seperti ini, maka vegetasi dapat tumbuh dengan baik. Oleh
karena itu, dari hasil pengamatan pos biologi ditemukan sejumlah vegetasi, hal ini
menunjukkan adanya keberagaman vegetasi di Desa Kekep.
Vegetasi dapat mempengaruhi jumlah organisme (khususnya hewan) yang
ada dalam tanah baik yang di permukaan ataupun yang di dalam tanah. Hal
tersebut terjadi karena vegetasi menyediakan makanan untuk organism, contohnya
saja seresah. Sehingga semakin banyak vegetasi yang ada maka organism di tanah
juga akan semakin banyak dan beragam.
Di sisi lain, dengan beragam dan banyaknya organism yang ditemukan
maka kondisi tanah dapat menjadi lebih subur karena sebagian organism mampu
membantu dalam proses penguraian seresah yang nantinya akan menghasilkan
unsure hara yang dibutuhkan tanah.
5.3 Hubungan pengolahan dan penggunaan lahan terhadap tingkat kesuburan
tanah
Lahan pada Desa Kekep ini dapat dikatakan diolah secara intensif. Lahan ini
didominasi dengan tanaman semusim seperti wortel, bawang prei, dan brokoli.
Tanaman semusim seperti ini tentu saja tidak memberikan seresah pada lahan
tersebut yang artinya bahan organiknya dapat dikatakan tidak tinggi. Selain itu,
karena bentuk topografi yang berlereng dan lumayan terjal akan mempertinggi
potensi erosi khususnya pada daerah bawah. Di sisi lain, dengan adanya
penggunaan lahan tanpa diimbangi dengan pengolahan yang baik, akan dapat
mengurangi dan menghilangankan unsur hara, karena terus menerus diserap dan
digunakan, baik oleh mikroorganisme tanah maupun oleh tanaman dalam proses
pertumbuhannya.
Untuk menangani permasalahan di atas, maka para petani yang ada di Desa
Kekep melakukan pemberian pupuk anorganik seperti NPK dan pupuk organic.
Kandungan yang penting dalam bahan organik adalah C dan N. Kandungan C
akan meningkatkan aktivitas organisme tanah, karena berfungsi sebagai sumber
makanan mikroorganisme tanah yang dapat membantu proses dekomposisi tanah.
Sedangkan unsur hara N,P dan K merupakan unsure makro bagi tanaman yang
digunakan tanaman dalam menunjang pertumbuhannya.
5.4 Analisa Data Hasil Deskripsi dan Klasifikasi Profil Tanah
Pada tanah permukaan (Epipedon) jenis tanah termasuk dalam jenis
Umbrik. Hal tersebut dapat diketahui dari warna tanah yang cenderung tua
(Molik), semakin ke bawah warna tanah cenderung lebih terang, ketebalan tanah
pada permukaan adalah 23cm. Pada lapisan ini tekstur tanahnya adalah liat
berdebu, dengan struktur gumpal membulat. Selain dari pengamatan, asisten juga
memberi tahu bahwa tanah tersebut termasuk dalam jenis Umbrik. Pada
pengamatan lapisan bawah permukaan (endopedon) lapisan tanahnya termasuk
dalam jenis Kanbik sebab ketebalannya lebih dari 18cm yaitu 34cm, dengan
tekstur liat berdebu dan struktur gumpal membulat. Pada horizon 3 memiliki
kedalaman 23cm, tekstur tanah lempung berliat dengan struktur gumpal bersudut.
Sehingga dapat kita ketahui rata-rata tekstur tanah tersebut adalah cenderung liat .
Sedangkan ordo tanah termasuk dalam ordo Inceptisol alasannya adalah pada
epipedon termasuk dalam jenis umbrik dan dan memiliki horizon Kanbik.
Inceptisol merupakan tanah – tanah yang dapat memiliki epipedon okhrik
dan horison albik seperti yang dimiliki tanah entisol juga yang menpunyai
beberapa sifat penciri lain ( misalnya horison kambik) tetapi belum memenuhi
syarat bagi ordo tanah yang lain. Inceptisol adalah tanah yang belum matang
(immature) yang perkembangan profil yang lebih lemah dibanding dengan tanah
matang dan masih banyak menyerupai sifat bahan induknya (Hardjowigeno,1993)
Inceptisol mempunyai karakteristik dari kombinasi sifat – sifat tersedianya
air untuk tanaman lebih dari setengah tahun atau lebih dari 3 bulan berturut – turut
dalam musim – musim kemarau, satu atau lebih horison pedogenik dengan sedikit
akumulasi bahan selain karbonat atau silikat amorf, tekstur lebih halus dari pasir
geluhan dengan beberapa mineral lapuk dan kemampuan manahan kation fraksi
lempung ke dalam tanah tidak dapat di ukur. Kisaran kadar C organik dan Kpk
dalam tanah inceptisol sangat lebar dan demikian juga kejenuhan basa. Inceptisol
dapat terbentuk hampir di semua tempat kecuali daerah kering mulai dari kutup
sampai tropika. (Darmawijaya, 1990
Literatur Pengamatan
http://web.utk.edu/~ammonst/genesis.html
5.5 Pengaruh sifat fisik, kimia, dan biologi serta morfologi tanah terhadap bahaya
erosi dan longsor
Sifat Fisik
Dari pengamatan yang telah dilakukan diketahui bahwa tanah daerah
tersebut bertekstur liat dan lempung berdebu, jadi dapat disimpulkan bahwa tanah
daerah itu tidak rentan terhadap erosi dan longsor karena tanah dengan tekstur liat
dan lempung memiliki daya lekat antar partikel yang tinggi. Menurut arsyad,1989
tanah yang bertekstur pasir akan lebih retan longsor datipada tanah yang memiliki
tekstur liat. Hal ini dikarenakan oleh daya lekat antar partikel pasir yang sangat
kecil sehingga air akan lebih mudah dalam mengangkutnya. Sebaliknya tanah
dengan tekstur liat akan lebih sulit untuk terangkut karena daya lekat antar
partikelnya sangat tinggi.
Sedangkan jika ditinjau dari struktur tanah pada masing – masing horizon
adalah gumpal bersudut,gumpal membulat dan granuler. Jadi disimpulkan bahwa
tanah di daerah itu rentan terhadap bahaya erosi maupun longsor. Karena tanah-
tanah yang berstruktur seperti itu lebih terbuka dan akan menyerap air lebih cepat
daripada tanah yang berstruktur masif ( Arsyad ,1986)
Sifat Kimia
Dari pengamatan dapat dilihat bahwa warna tanah tiap horizon berbeda.
Pada horizon paling atas warna tanahya lebih gelap jika dibandingkan dengan
horizon dibawahnya hal ini dikarenakan oleh kandungan bahan organik tanah
pada horizon yang paling atas lebih banyak. Bahan organik disini merupakan
perekat antar partikel tanah. Tanah dengan kandungan bahan organik yang banyak
akan tidak mudah mengalami erosi dan longsor karena partikel partikel
penyusunnya sangat rekat.
Sifat Biologi
Vegetasi sangat mempengaruhi kondisi suatu tanah. Tanah dengan
vegetasi yang banyak akan mempunyai kecenderungan longsor yang kecil. Hal ini
disebabkan oleh perakaran tanaman yang membantu mempertahankan tanah.
Asdak (1995) mengemukakan bahwa yang lebih berperan dalam menurunkan
besarnya erosi adalah tumbuhan karena ia merupakan stratum vegetasi terakhir
yang akan menentukan besar kecilnya erosi percikan. Sedangkan dari pengamatan
di lahan sebelah atas banyak terdapat vegetasi seperti pepohonan yang memiliki
perakaran dalam yang mampu mempertahankan struktur tanah,sehingga
kecenderungan longsor tanah tersebut semakin kecil, namun pada daerah di
bawahnya hanya ada tanaman semusim yang berakar pendek sehingga
kecenderungan erosinya lebih besar.
BAB IV
KESIMPULAN
Pada praktikum fieldtrip dasar ilmu tanah di Desa Kekep ini dilakukan
pengamatan terhadap sifat fisik, biologi dan kimia tanahnya serta tentang
pedologinya. Laporan ini menjelaskan pengmatan tanh pada track 1 yaitu yang
terletak di bagian bawah.
Dari segi pedologi, tanah di Desa Kekep ini termasuk tanah Inceptisol
dengan epipedon umbrik dan endopedeon kambik. Pembentukan tanah di daerah
ini juga dipengaruhi oleh aktivitas vulkanik dari pegunungan disekitarnya.
Horizonnya terbagi menjadi 3 horizon yang didasarkan atas perbedaan warna
tanah dan kepadatan tanah.
Dari segi fisik, lahan pada Desa Kekep ini mempunyai bentuk yang
berbukit-bukit. Keadaan fisiografisnya juga berlereng yang kelerengannya sekitar
50%. Erosi yang ada di sana dianggap tidak terlalu tinggi karena pada daerah
puncak ada tanaman berakar dalam sedangkan pada bagian bawah berpotensi
terjadi erosi-erosi kecil seperti erosi percikan, alur, selokan, dan lembar.
Dari segi kimia, tingkat kesuburan yang ada di Desa Kekep ini dapat
dianggap kecil karena hanya terlihat sebagaian kecil tanaman yang mengalami
defisiensi atau kahat unsur hara khusunya unsur N, P dan K. pH yang didapatkan
dari hasil pengamatan adlah sebesar 6 yang artinya tidak perlu diberi pengapuran
dan pemberian sulfur (jika terlalu basa). Sedangkan dari segi biologi, didapatkan
keragaman yang cukup tinggi. Hubungan antara sifat kimia dengan sifat biologi
adalah, semakin tinggi tingkat vegetasi di suatu lahan, maka akan semakin tinggi
pula tingkat biodiversitas organisme dalam tanah, dan akan meningkatkan pula
unsur hara dalam tanah. Sumber unsur-unsur hara juga sangat banyak, diantaranya
dari pupuk, seresah, sisa pelapukan, dan lain-lain.