teachingteam.files.wordpress.com · web viewpada kasus kepala botak, gen yang membawa sifat kepala...

22
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, pola guratan-guratan sidik jari tidak hanya digunakan untuk mengidentifikasi pelaku-pelaku kejahatan, tetapi juga bermanfaat dalam bidang kedokteran klinik. Sidik yang diperoleh dari ujung jari-jari, telapak tangan serta telapak kaki sering menunjukan pola abnormalitas yang khas pada kelainan kromosom, sehingga dapat membantu dalam penegakkan diagnosa. Menurut Olivier dermatoglifi atau pola sidik jari didefinisikan sebagai gambaran sulur-sulur dermal yang pararel pada jari-jari tangan dan kaki, serta telapak tangan dan telapak kaki. Istilah dermatoglifi diperkenalkan pertama kali oleh Cummin dan Midloo pada tahun 1926. Secara anatomis dermatoglifi akan membuat permukaan kasar pada telapak tangan jari tangan, telapak kaki, dan jari kaki yang berfungsi dalam membantu proses memegang atau berpijak sehingga tidak tergelincir. Pembentukan dermatoglifi dimulai dengan proliferasi sel epitel basal epidermis volar pad sekitar minggu ke-10 sampai minggu ke-11 kehamilan.

Upload: haminh

Post on 03-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini, pola guratan-guratan sidik jari tidak hanya digunakan untuk

mengidentifikasi pelaku-pelaku kejahatan, tetapi juga bermanfaat dalam bidang

kedokteran klinik. Sidik yang diperoleh dari ujung jari-jari, telapak tangan serta

telapak kaki sering menunjukan pola abnormalitas yang khas pada kelainan

kromosom, sehingga dapat membantu dalam penegakkan diagnosa.

Menurut Olivier dermatoglifi atau pola sidik jari didefinisikan sebagai

gambaran sulur-sulur dermal yang pararel pada jari-jari tangan dan kaki, serta

telapak tangan dan telapak kaki. Istilah dermatoglifi diperkenalkan pertama kali

oleh Cummin dan Midloo pada tahun 1926.

Secara anatomis dermatoglifi akan membuat permukaan kasar pada

telapak tangan jari tangan, telapak kaki, dan jari kaki yang berfungsi dalam

membantu proses memegang atau berpijak sehingga tidak tergelincir.

Pembentukan dermatoglifi dimulai dengan proliferasi sel epitel basal epidermis

volar pad sekitar minggu ke-10 sampai minggu ke-11 kehamilan. Sel-sel

kemudian membentuk lipatan-lipatan dan menjadi rigi episermis.

Pada bulan ke-enam kehamilan pembentukan dermatoglifi berakhir

sepenuhnya. Olivier, membagi pola dermatoglifi berdasarkan klasifikasi Galton

atas tiga pola dasar yaitu :

Arch adalah pola dermatoglifi yang dibentuk oleh rigi epidermis yang

berupa garis- garis sejajar melengkung seperti busur. Dua macam pola arch yaitu

plain arch dan tented arch.

Loop adalah pola dermatoglifi berupa alur garis-garis sejajar yang berbalik

180°. Terdapat dua macam loop baik pada tangan maupun kaki sesuai dengan alur

membuka garis-garis penyusunnya. Pada tangan dikenal loop radial dan loop

ulnar sedang pada kaki dikenal loop tibial dan loop fibular. Dan Whorl adalah

pola dermatoglifi yang dibentuk oleh garis-garis rigi epidermis yang memutar

berbentuk pusaran. Empat macam pola whorl

Plain whorl, central pocket loop, double loop, dan accidental whorl.

Menurut Wertelecki dan Plato, komponen pola dermatoglifi ada tiga yaitu garis

tipe (type line), delta dan pusat (core). Garis tipe adalah dua buah garis yang

paling dalam di daerah pola, yang berjalan sejajar dan mengelilingi daerah pola.

Delta merupakan daerah yang berbentuk segitiga dengan pusat yang disebut

triradii. Titik tengah dari triradii disebut triradiant point. Sedangkan core adalah

pusat dari pola dermatoglifi. Untuk menghitung jumlah sulur pada pola sidik jari,

diambil garis dari triradiant point sampai ke pusat, lalu hitung jumlah garis yang

dilewati. Jumlah garis-garis tersebut dinamakan jumlah total sulur jari (Total

Ridge Count = TRC). Pola sidik jari yang dapat dihitung sulurnya adalah loop

(mempunyai 1 triradii) dan whorl (mempunyai 2 sampai 3 triradii). Sedangkan

arch, tidak dapat dihitung karena tidak memiliki triradii sama sekali. Pembentukan

pola sangat kuat ditentukan secara genetik dan tidak dipengaruhi oleh faktor luar

sesudah lahir, sehingga para ilmuwan mengembangkan dermatoglifi sebagai alat

dalam mendiagnosis penyakit genetik. (http://chintyarani.ngeblogs.com/page/2/)

Beberapa sifat seks yang dipengaruhi karena gen yang berinteraksi dengan

suatu zat yang tidak diproduksi sama pada laki-laki dan perempuan. Contohnya

adalah pola kebotakan dini. Sejak terjadi transmisi pada laki-laki, gen yang

bertanggung jawab harus autosom. (http://www.answers.com/topic/sex-

influenced-inheritance)

Kebotakan dapat disebabkan faktor eksternal seperti makanan dan

gangguan penyakit pada kulit kepala. Namun dapat juga disebabkan oleh faktor

genetik. Gen pembawa sifat botak adalah salah satu contoh gen yang dipengaruhi

oleh jenis kelamin. Gen adalah faktor penentu yang menentukan sifat-sifat fisik

makhluk hidup. Gen diturunkan oleh orang tua kepada anaknya. Pada kasus

kepala botak, gen yang membawa sifat kepala botak ekspresinya dipengaruhi oleh

jenis kelamin. Artinya orang yang membawa gen kepala botak tidak dengan

sendirinya menjadi botak – tergantung jenis kelaminnya. Kepala botak pada

perempuan hanya terjadi bila si perempuan memiliki sepasang gen kepala botak

yang didapat dari ayah dan ibunya. Sedangkan pada laki-laki akan botak cukup

dengan satu gen saja. (http://duniashinichi.blogspot.com/2007/04/gen-yang-

dipengaruhi-jenis-kelamin.html, Thursday, April 12, 2007 )

1.2 Tujuan Praktikum

Merinci prosedur untuk mengidentifikasi pola dan jumlah sulur jari tangan

Menghitung dan menginterpretasi nilai X2 untuk menguji data populasi

mahasiswa sekelas, baik tentang pola sulur maupun jumlah sulur pada jari

tangan.

Membuktikan adanya pola ekspresi gen yang dipengaruhi jenis kelamin.

BAB II

DASAR TEORI

PEWARISAN SIFAT YANG DIKENDALIKAN

OLEH GEN MAJEMUK (POLIGEN)

Variasi, istilah yang digunakan dalam ilmu genetika, merujuk pada

peristiwa genetis yang menyebabkan individu atau kelompok spesies tertentu

memiliki karakteristik berbeda satu sama lain. Sebagai contoh, pada dasarnya

semua orang di bumi membawa informasi genetis sama. Namun ada yang bermata

sipit, berambut merah, berhidung mancung, atau ber-tubuh pendek, tergantung

pada potensi variasi informasi genetisnya. Evolusionis menyebut variasi dalam

suatu spesies sebagai bukti kebenaran teorinya. Namun, variasi bukanlah bukti

evolusi, karena variasi hanya hasil aneka kombinasi informasi genetis yang sudah

ada, dan tidak menambahkan karakteristik baru pada informasi genetis.

Variasi selalu terjadi dalam batasan informasi genetis yang ada. Dalam

ilmu genetika, batas-batas ini disebut “kelompok gen” (gene pool). Variasi

menyebabkan semua karakteristik yang ada di dalam kelompok gen suatu spesies

bisa muncul dengan beragam cara. Misalnya pada suatu spesies reptil, variasi

menyebabkan kemunculan varietas yang relatif berekor panjang atau berkaki

pendek, karena baik informasi tentang kaki pendek maupun panjang terdapat

dalam kantung gen.

http://zaifbio.wordpress.com/page/4/?q=Save+Us+From+Berlusconi

GEN-GEN YANG DIPENGARUHI JENIS KELAMIN

Jenis kelamin (seks) kita merupakan salah satu karakter fenotipik kita yang

lebih nyata. Meskipun perbedaan antomis dan fisiologis antara pria dan wanita

banyak, dasar kromosom seksnya sedeikit lebih sederhana. Pada manusia dan

manusia lain, seperti pada lalat buah, ada dua varietas kromosom seks,

dilambangkan dengan X dan Y. Seseorang yang mewarisi dua kromosom X, satu

dari masing-masing orang tuanya, biasanya berkembang menjadi perempuan.

Seorang Pria biasanya berkembang dari sebuah zigot yang mengandung satu

kromosom X dan satu kromosom Y. Ketika meiosis terjadi di dalam testis,

kromosom X dan Y berperilaku sama seperti kromosom homolog, meskipun

kromosom-kromosom tersbut hanya homolog sebagian dan hanya mengalami

sedikit pindah silang satu dengan yang lainnya.

Di samping peranannya dalam menentukan jenis kelamin, kromosom seks,

terutama kromosom X, memiliki gen-gen untuk banyak karakter yang tidak

berkaitan dengan seks. Pada manusia, istilah terpaut seks biasanya menunjuk pada

karakter-karakter yang terpaut kromosom X.

Jika suatu sifat terpaut seks disebabkan oleh alel resesif, maka seorang

anak perempuan akan memperlihatkan fenotipenya hanya jika dia merupakan

homozigot. Karena anak laki-laki hanya memiliki satu lokus, istilah homozigot

dan heterozigot tidak memiliki arti untuk menggambarkan gen-gen terpaut seks.

(Hal 286-287-Kromosom-Kromosom Seks. Campbell, Neil. (1999). Biologi

Campbell Jilid I. Jakarta : Erlangga)

Mary F.Lyon (1962) berpendapat bahwa kromatin kelamin itu

sesungguhnya adalah salah satu sepasang kromosom-X yang mengalami piknosa

(mengembun) setelah pembelahan mitose. Kromosom-X yang mengalami

perubahan ini dapat yang berasal dari ibu atau ayah dan kehilangan aktivitas

genetiknya pendapat ini terkenal sebagai hipotesa Lyon.

Berdasarkan hipotesa itu, maka banyaknya kromatin kelamin yang dapat

dijumpai pada suatu individu adalah sama dengan banyaknya kromosom-X yang

dimiliki oleh individu itu dikurangi dengan satu. Orang perempuan normal adalah

XX, maka ia memiliki 1 kromatin kelamin. Sebaliknya orang laki-laki adalah XY.

Kromatin kemin tidak hanya berguna untuk membedakan sel-sel yang

berasal dari individu pria atau wanita pada orang normal saja, tetapi kerapkali

dapat menolong memberikan diagnosa terhadap berbagai macam kelainan

kromosom kelamin pada manusia. (Hal 172-Hipotesa Lyon. Suryo

(2008).Genetika. Yogyakarta : Gadjah Mada University)

Kebotakan dapat disebabkan faktor eksternal seperti makanan dan

gangguan penyakit pada kulit kepala. Namun dapat juga disebabkan oleh faktor

genetik. Gen pembawa sifat botak adalah salah satu contoh gen yang dipengaruhi

oleh jenis kelamin. Gen adalah faktor penentu yang menentukan sifat-sifat fisik

makhluk hidup. Gen diturunkan oleh orang tua kepada anaknya.

Pada kasus kepala botak, gen yang membawa sifat kepala botak

ekspresinya dipengaruhi oleh jenis kelamin. Artinya orang yang membawa gen

kepala botak tidak dengan sendirinya menjadi botak – tergantung jenis

kelaminnya. Kepala botak pada perempuan hanya terjadi bila si perempuan

memiliki sepasang gen kepala botak yang didapat dari ayah dan ibunya.

Sedangkan pada laki-laki akan botak cukup dengan satu gen saja.

Genotip adalah sifat dasar pada individu yang tidak tampak dan tidak

berubah-ubah karena faktor lingkungan (misalnya gen kepala botak genotipnya

adalah BB atau Bb). Fenotip adalah sifat keturunan yang dapat dilihat warna,

bentuk dan ukurannya (misalnya seorang laki-laki dengan genotip Bb & BB

memiliki fenotip kepala botak). Alel adalah anggota dari sepasang gen yang

membawa sifat berlawanan. Misalnya alel B (huruf besar) memiliki pengaruh

kepala botak, sedangkan alel b (huruf kecil) membawa sifat kepala normal. Maka

B dan b adalah sepasang alel.

Genotof dan Fenotif Kepala Botak

Genotif Fenotif pada

Laki-laki

Fenotif pada

Perempuan

BB Botak Botak

Bb Botak Normal

bb Normal Normal

Gen kepala botak dipengaruhi oleh jenis kelamin. Seorang laki-laki yang

memiliki pasangan gen BB dan Bb akan berkepala botak. Namun seorang

perempuan baru akan botak bila memiliki pasangan gen BB. Jadi gen kepala

botak (B) bersifat dominan pada laki-laki, sedangkan pada perempuan bersifat

resesif (kalah dominan daripada gen b).

Seorang laki-laki botak dengan genotip Bb bila kawin dengan perempuan

normal dengan genotip bb akan memiliki anak dengan peluang genotip Bb (50%)

dan bb (50%), sehingga peluang anak laki-laki untuk botak adalah 50% dan anak

perempuan botak 0 %. Peluang untuk kebotakan karena faktor genetik lebih besar

pada laki-laki dibanding pada perempuan (Suryo (2008). Genetika. Yogyakarta :

Gadjah Mada University)

BAB III

METODE KERJA

3.1 Alat dan Bahan

Kegiatan 1 : Penentuan Sidik Jari Tangan

Tinta stempel

Bak stempel

Kertas tulis

Kaca pembesar

Kegiatan 2 : Penghitungan Jumlah Sulur atau Jumlah Rigi pada Jari

Tangan

Pensil/pulpen

Kertas HVS/kertas buram

Kegiatan 3 : Sex Influenced genes

Tangan kiri atau kanan

Kertas dan pensil

3.2 Cara Kerja

Penentuan sidik jari tangan

Menempatkan kesepuluh jari tangan pada bak stempel yang sudah diberi

tinta dengan mengusahakan bagian ujung jari tangan terkena tinta. Membuat

cetakan sidik jari pada kertas buram. Lalu mengamati cetakan sidik jari

menggunakan kaca pembesar dan menentukan tipe pola sulurnya. Menuliskan

hasil pada tabel. Kemudian menghitung frekuensi masing-masing pola sulur pada

seluruh kelas dan mengujinya dengan X2 pada taraf signifikan 5 %.

Penghitungan jumlah sulur pada jari tangan

Menghitung jumlah rigi dari kesepuluh tangan dan memasukkan datanya

ke dalam tabel. Lalu menghitung rata-rata jumlah rigi pada mahasiswa dan

mahasiswws lalu mengujinya dengan X2 pada taraf signifikan 5 %.

Gen yang dipengaruhi oleh jenis kelamin

Meletakkan tangan pada kertas yang telah diberi garis horizontal sehingga

jari manis menyinggung garis tersebut. Menentukan apakah jari telunjuk lebih

pendek atau panjang dari jari manis. Kemudian menggambarkan hasil pengamatan

dan menentukan genotipnya

BAB IV

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

No.

Nama Sulur Ibu Jari Telunjuk Jari Tengah Jari Manis Kelingking

A L W A L W A L W A L W A L W

1 Hilda Jumlah rigi

31 45 45 41 35

2 Niken 30 26 30 17 15 25

3 Rita 15 13 10 9 19 18 18

4 Ryan 28 18 32 27 18

5 Shei 17 10 18 24 28 18

6 Yan 36 13 17 16 21 32 17 13Tabel 1 Jumlah Rigi Jari Tangan Mahasiswa/Mahasiswi

Data kelas

Tabel 2 Pola Sulur Untuk Setiap Kelompok

Kelompok Jumlah Sulur TIap Pola Jumlah Keterangan

Arch Loop Whorl

1 38 32 70

2 40 30 70

3 55 15 70

4 45 15 60

5 1 52 7 60

6 56 4 60

7 42 8 50

8 40 20 60

Jumlah 1 368 131 500

Tabel 3 Pengujian X2 Data Kelas

Arch Loop Whorl Jumlah

O 0,2 % 73,6 % 26,2 % 100 %

E 5 % 70 % 25 % 100 %

D -4,8 % 3,6 % 1,2 % 0

D2/E 4,608 % 0,185 % 0,0576 % 4,8506 %

O Arch = 1/500 x 100% = 0,2% d Arch = O-E = 0,2-5 = -4,8%

O Loop = 368/500 x 100% = 73,6% d Loop = O-E = 73,6-70 = 3,6%

O Whorl = 131/500 x 100% = 26,2% d Whorl = O-E = 26,2-25 = 1,2%

Arch d2/E = (-4,8)2/5

= 23,04/5

= 4,608%

Loop d2/E = (3,6)2/70

= 12,96/70

= 0,185%

Whorl d2/E = (1,2)2/25

= 1,44/25

= 0,0576%

Jumlah d2/E = 4,608% + 0,185% + 0,0576% = 4,8506%

Tabel 4 Data Kelas Jumlah Rigi Pada Jari Tangan

No. Kelompok Jumlah Rigi

Mahasiswa Mahasiswi

1 140 (1) 698 (5)

2 174 (1) 782 (6)

3 111 (1) 834 (6)

4 123 (1) 722 (5)

5 192 (1) 640 (5)

6 119 (1) 698 (5)

7 - 744 (5)

8 - 1277 (6)

Jumlah 859 6395

Rata-rata 107 799

Tabel 5 Uji X2

Jumlah Rigi

Mahasiswa Mahasiswi

O 859 6395

E 6 x 144 = 864 44 x 127 = 5588

d – ½ (859 - 864) – ½ = 4 ½ 806 ½

(d – ½ )2 (4 ½ )2 / 864 = 0,023 (806 ½ )2 /5588 = 116,4

Jumlah X2 = 0,023 + 116,4 = 116,423

Gen yang dipengaruhi oleh jenis kelamin

Nama Geotip Keterangan

Ryan LL Telunjuk pendek

Shei Ll Telunjuk panjang

Rita Ll Telunjuk panjang

Niken Ll Telunjuk panjang

Yan Ll Telunjuk panjang

4.2 Pembahasan

Berdasarkan data kelompok kami mengenai tipe pola sulur dapat diketahui

bahwa dari 6 praktikan (berarti 60 jari tangan) terdapat 45 bertipe loop, 15 bertipe

whorl dan tidak terdapat tipe jari tangan arch. Sedangkan berdasarkan data kelas

mengenai hasil pengamatan pola sulur jari, dapat diketahui bahwa dari 8

kelompok (jumlah total praktikan = 50 ; berarti total jari tangan yang diamati =

500), jumlah sulur tipe arch hanya berjumlah 1, tipe loop jumlahnya yaitu 368,

sedangkan tipe whorl berjumlah 131 jari tangan. Berdasarkan data tersebut dapat

diketahui bahwa tipe sulur terbanyak yaitu tipe loop. Pada tipe loop ini terdapat

satu triradius yang terdapat pada ujung jari. Sedangkan pada tipe whorl ditemukan

dua triradius pada ujung jarinya. Sedangkan pada tipe arch tidak ditemukan

triradius. Setelah dilakukan pengujian X2 mengenai data kelas tersebut ternyata

didapatkan data bahwa tipe arch angka deviasinya 4,608. Tipe loop deviasinya

0,185 dan tipe whorl deviasinya yaitu 0,0576. Sehingga jumlah X2 data

kelastersebut yaitu 4,8506. Angka ini sangat signifikan dari yang diharapkan.

Terjadinya penyimpangan yang signifikan ini kemungkinan bisa disebabkan

karena ketidaktelitian mahasiswa dalam menentukan pola sulur. Dan kalaupun

memang mahasiswa tersebut sudah teliti, penyimpangan tersebut terjadi karena

setiap individu memilki karakteristik sulur yang khas dan berbeda-beda satu sama

lain.

Sedangkan berdasarkan hasil pengamatan mengenai jumlah rigi tangan di

kelompok kami (6 praktikan total rigi = 835) rata-rata jumlah rigi tangannya yaitu

sekitar 14 per jari tangan, sehingga jumlah rigi per orang rata-rata sekitar 140.

Berdasarkan data kelas mengenai jumlah rigi tiap kelompok yaitu dari 6 praktikan

mahasiswa jumlah total rigi yaitu 859 sehingga rata-rata per orang jumlah riginya

yaitu sekitar 143. Sedangkan jumlah rigi yang diharapkan yaitu144. Sehingga

jika dilakukan uji X2 didapatkan deviasinya 0,023 dan angka tersebut masih bisa

diterima. Sedangkan penyimpangan yang signifikan terjadi pada jumlah rigi para

praktikan mahasiswi (total praktikan = 44) jumlah rigi seluruh praktikan

mahasiswi tersebut yaitu 6395, sehingga rata-ratanya sekitar 145. Padahal jumlah

yang diharapkan yaitu 127 per orang. Dan berdasarkan hasil uji X2 didapatkan

hasil deviasinya yaitu sebesar 116,4. Angka deviasi ini sangat signifikan, sehingga

tidak bisa diterima. Penyimpangan tersebut bisa dikarenakan karena

ketidaktelitian mahasiswi dalam mengamati jumlah rigi pada jari tangannya.

Berdasarkan hasil pengamatan kelompok kami (6 praktikan) mengenai

kegiatan praktikum tentang gen-gen yang dipengaruhi jenis kelamin (sex

influenced genes) dengan cara mengamati dan membandingkan panjang telunjuk

dan jari manis, dapat diketahui bahwa dari 5 orang mahasiswi (Shei, Niken, Yan,

Rita dan Hilda) jari tangan kanannya diketahui bahwa telunjuknya lebih panjang

daripada jari manisnya (genotipnya Ll atau ll / gen resesif) sedangkan pada jari

tangan kiri diketahui bahwa Hilda dan Rita telunjuknya lebih pendek daripada jari

manisnya (genotipnya LL/gen dominan). Sedangkan praktikan mahasiswanya

(Ryan) pada jari tangan kanannya diketahui bahwa telunjuknya lebih pendek

daripada jari manisnya (genotipnya LL atau Ll / gen dominan) sedangkan pada

jari kirinya telunjuknya lebih panjang daridapa jari manisnya (ll / gen resesif).

Panjang jari telunjuk dibandingkan dengan jari manis tersebut merupakan

gen yang dipengaruhi oleh jenis kelamin. Biasanya gen dominan tersebut

memperlihatkan pengaruhnya pada individu laki-laki maupun perempuan. Akan

tetapi, dalam keadaan homozigotik resesif, pengaruh dominan itu tidak akan

menampakkan diri dalam fenotip. Jari telunjuk pendek disebabkan oleh gen yang

dominan pada orang laki-laki (genotip LL atau Ll),dan telunjuk panjang itu gen

resesipnya (genotipnya ll), tetapi pada perempuan telunjuk pendek itu genotipnya

hanya LL sedangkan telunjuk panjang geontipnya Ll atau ll.

BAB V

JAWABAN PERTANYAAN

Jawaban Pertanyaan Hal 47

1. Samakah pola sulur jari tangan Saudara yang kanan dengan yang kiri? Manakah pola yang terbanyak?Jawab :

Tidak sama, pola terbanyak yaitu pola loops

2. Pola mana yang terbanyak dari kelas Saudara dan berapa masing-masing frekuensinya? Jawab :

Pola terbanya yaitu loops. Dengan frekuensi masing-masing arch = 0,2%, loop =

73,6%, dan whorl = 25%

3. Setelah diuji dengan X2, apakah besar penyimpangan pada data kelas dapat diabaikan (tidak signifikan)? Apabila penyimpangan tersebut signifikan, kemukakan penyebabnya!Jawab :

Terjadi penyimpangan yang signifikan, hal ini disebabkan karena ketidaktelitian

mahasiswa dalam menentukan pola sulur. Dan meskipun mahasiswa sudah

melakukannya dengan benar, penyimpangan tersebut terjadi karena berbedanya

tipe-tipe pola pada masing-masing individu

Jawaban pertanyaan hal 48

1. Berapa jumlah total sulur rata-rata mahasiswa dan mahasiswi sekelas?Jawab :

Rata-rata sulur mahasiswa : 859/6 = 143,1667

Rata-rata sulur mahasiswi : 6395/44 = 145,34

2. Setelah diuji dengan X2, apakah besar penyimpangan pada data kelas dapat diabaikan (tidak signifikan)? Apabila penyimpangan tersebut signifikan, kemukakan penyebabnya!Jawab :

Penyimpangan yang terjadi sangat signifikan, yaitu berdasarkan uji X2 deviasinya

sebesar 116,423 sehingga tidak dapat diabaikan. Penyimpangan tersebut dapat

terjadi karena keditaktelitian mahasiswa dalam mengamati jumlah rigi pada jari

tangannya

BAB VI

KESIMPULAN

Setelah dilakukan pengujian X2 data kelas mengenai tipe tersebut ternyata

didapatkan data bahwa tipe arch angka deviasinya 4,608. Tipe loop deviasinya

0,185 dan tipe whorl deviasinya yaitu 0,0576. Sehingga jumlah X2 data

kelastersebut yaitu 4,8506. Angka ini sangat signifikan dari yang diharapkan.

Terjadinya penyimpangan yang signifikan ini kemungkinan bisa disebabkan

karena ketidaktelitian mahasiswa dalam menentukan pola sulur. Dan kalaupun

memang mahasiswa tersebut sudah teliti, penyimpangan tersebut terjadi karena

setiap individu memilki karakteristik sulur yang khas dan berbeda-beda satu sama

lain.

Panjang jari telunjuk dibandingkan dengan jari manis tersebut merupakan

gen yang dipengaruhi oleh jenis kelamin. Biasanya gen dominan tersebut

memperlihatkan pengaruhnya pada individu laki-laki maupun perempuan. Akan

tetapi, dalam keadaan homozigotik resesif, pengaruh dominan itu tidak akan

menampakkan diri dalam fenotip.

DAFTAR PUSTAKA

Ainur Annisa, Hastuti Janatin, Nugraha Z.S. (). Pola Sidik Jari Anak-Anak

Sindrom Down Di Slb Bakhti Kencana Dan Anak-Anak Normal Di Sd

Budi Mulia Dua Yogyakarta.[online]. Tersedia :

http://chintyarani.ngeblogs.com/page/2/

Campbell, et. Al. 2002. Biologi Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

http://duniashinichi.blogspot.com/2007/04/gen-yang-dipengaruhi-jenis-

kelamin.html, Thursday, April 12, 2007

http://www.answers.com/topic/sex-influenced-inheritance

http://zaifbio.wordpress.com/page/4/?q=Save+Us+From+Berlusconi

Suryo (2008).Genetika. Yogyakarta : Gadjah Mada University)