labkom34.files.wordpress.com€¦ · web viewmenyebutkan jenis-jenis ... fungsi alokasi dilakukan...
TRANSCRIPT
BAB 4
APBN dan APBD dalam Pembangunan
Kompetensi Inti
Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,
dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan APBN dan APBD dalam pembangunan
Peta konsep
meliputi
Kata kunci
1
PENERIMAAN D N
BELANJA
HEMAT
AZAS PENYUSUNAN
PENGARUH
APBN/APBD
KEUANGAN NEGARA
SUMBER PENERIMAAN
KOMPONEN
MANDIRI
FUNGSI
PENGERTIAN
DAERAHHIBAH PUSAT
MEKANISNE PENYUSUNAN
TUJUAN PREORITAS
SESUAI UU
APBN Komponen APBN/APBD Kebijakan AnggaranAPBD DAU Tujuan APBNFungsi APBN/APBD DAK Azas penyusunan
APBNPengaruh APBN terhadap pembangunan
Mekanisme penyusunan APBN/APBD
Tujuan pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini anda diharapkan dapat:
Mendeskripsikan pengertian APBN
Mendeskripsikan fungsi dan tujuan APBN
Sumber-sumber penerimaan APBN
Menyebutkan jenis-jenis pengeluaran negara
Mendeskripsikan mekanisme penyusunan APBN
Mendeskripsikan pengaruh APBN terhadap perekonomian
Mendeskripsikan pengertian APBD
Mendeskripsikan fungsi dan tujuan APBD
Sumber-sumber penerimaan APBD
Menyebutkan jenis-jenis pengeluaran daerah
Mendeskripsikan mekanisme penyusunan APBD
Mendeskripsikan pengaruh APBD terhadap perekonomian
Mendeskripsikan peran APBN dan APBD dalam pembangunan
PENDAHULUAN
Sebelum melaksanakan kegiatan pemerintahan tahun yang akan datang,
Presiden sebagai kepala pemerintahan menyampaikan rancangan anggaran
pendapatan dan belanja negara(RAPBN) dihadapan rapat DPR. Dalam RAPBN
disampaikan maksud, arah, tujuan, azas anggaran pendapatan maupun
2
Gambar suasana sidang DPR, presiden menyampaikan RAPBN 2014Keterangan Presiden SBY sedang menyampaikan RAPBN 2014 dihadapan Anggota DPR
anggaran belanja dalam tahun yang dimaksud. Bilamana RAPBN sudah
dibahas oleh DPR selanjutnya disetujui disebut APBN, dengan demikian
pemerintah sudah dapat melaksanakan kegiatannya dengan acuan APBN dan
diawasi pelaksanaannya oleh DPR sesuai kesepakatan bersama. Selanjutnya
arah dan tujuan kegiatan pemerintah untuk pembangunan ekonomi dan juga
pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun tersebut yang pada gilirannya
akan mensejahterakan rakyat.
Berdasarkan gambar dan ilustrasi diatas, apa saja yang terpikiran oleh
anda? Buatlah pertanyaan-pertanyaan berdasarkan penafsirannya dan
jawablah pertanyaan tersebut. Setelah anda menemukan jawabannya cobalah
simpulkan dan selanjutnya jika ingin mengetahui jawaban lebih banyak
bacalah pengembangan konsep berikut
PENGEMBANGAN KONSEP
Pemerintah memegang peranan penting dalam mengatur, menstabilkan,
dan mengembangkan kegiatan ekonomi masyarakat. Untuk itu, pemerintah
memerlukan biaya yang sangat besar dalam rangka melaksanakan tugas-tugas dan
fungsinya yang banyak itu. Pemerintah harus dapat menggali sumber dana dan
menentukan penggunaan dana yang diperoleh untuk dapat memaksimalkan
pelaksanaan tugas-tugas dan fungsi yang diembannnya. Sumber dana serta penggunaan
dana inilah yang dipelajari dalam keuangan negara / daerah sebagaimana dituangkan
dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) ataupun Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah (APBD).
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA (APBN)
Anggaran pendapatan dan belanja negara disusun setiap tahun sebagai pedoman bagi pemerintah dalam
menjalankan roda pemerintahan, dengan demikian pendapatan maupun belanja negara dapat direalisasikan
pada tahun anggaran yang bersangkutan.
1. Pengertian APBN
3
Istilah APBN yang digunakan di Indonesia secara formal mengacu pada anggaran
pendapatan dan belanja pemerintah pusat, Keberadaan APBN merupakan hal yang
diamanatkan dalam UUD 1945 Pasal 23 Ayat (1) tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara sebagaimana ditetapkan setiap tahun. Hal ini kemudian diperjelas melalui
Undang-undang Nomor 23 Tahun 2013 tentang Keuangan Negara.
Anda telah mengetahui kepanjangan APBN adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
sesuai dengan kepanjangan tersebut dapat di tarik kesimpulan bahwa APBN adalah suatu daftar
yang secara sistematis dan terinci memuat sumber-sumber penerimaan dan alokasi pengeluaran
negara dalam jangka waktu tertentu (biasanya 1 tahun) untuk membiayai kegiatan-kegiatan
pemerintah . Periode penyusunan dan pelaksanaan APBN di Indonesia di mulai dari 1 Januari
sampai dengan 31 Desember tahun yang sama, yang selanjutnya dikenal dengan sebutan tahun
anggaran.
2. Fungsi APBN
Anggaran adalah alat akuntabilitas, manajemen, dan kebijakan ekonomi. Sebagai
instrumen kebijakan ekonomi,anggaran berfungsi untuk mewujudkan pertumbuhan dan
stabilitas perekonomian serta pemerataan pendapatan dalam rangka mencapai tujuan
bernegara. Sebagai realisasi pelaksana pembangunan jangka pendek ( satu tahun ), pemerintah
pusat menetapkan APBN yang mempunyai fungsi sebagai berikut:
a. Fungsi Otorisasi.
Fungsi ini mengandung arti bahwa anggaran negara menjadi dasar untuk
melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang bersangkutan.
b. Fungsi Perencanaan.
Fungsi ini mengandung arti bahwa anggaran negara menjadi pedoman bagi
manajemen dalam merencanakan kegiatan pada tahun yang bersangkutan.
c. Fungsi Pengawasan.
4
Anggaran negara menjadi pedoman untuk menilai apakah kegiatan
penyelenggaraan pemerintahan negara sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan.
d. Fungsi alokasi.
Di dalam APBN dijelaskan bahwa sumber pendapatan dan pendistribusiannya. Pendapatan
yang paling besar dari pemerintah berasal dari pajak. Penghasilan dari pajak yang diterima
dapat dialokasikan ke berbagai sektor pembangunan. Dengan pedoman APBN, pendapatan
yang diterima yang bersumber dari pajak dapat digunakan untuk membangun sarana-sarana
umum seperti jembatan, jalan, taman umum dan pengeluaran lainnya yang bersifat umum.
e. Fungsi distribusi.
Penggunaan pajak yang ditarik dari masyarakat dan masuk menjadi pendapatan pada APBN
tidak selalu harus diartikan untuk kepentingan umum. Tetapi dapat juga didistribusikan dalam
bentuk dana subsidi, Bantuan Langsung Tunai (BLT),Bantuan Operasional Siswa (BOS) dan dana
pensiun. Pengeluaran pemerintah semacam ini disebut transfer payment.
Transfer payment dapat membatalkan pembiayaan ke salah satu sektor, kemudian
dipindahkan ke sektor yang lain yang berkaitan dengan tranfer payment.Fungsi inilah yang
disebut fungsi distrbusi pendapatan atau pemerataan.
f. Fungsi stabilisasi.
APBN berfungsi sebagai pedoman agar pendapatan dan pengeluaran keuangan Negara teratur
sesuai dengan yang telah ditetapkan. Dengan demikian, akan mempermudah pencapaian
berbagai sasaran yang telah ditetapkan. Dengan penetapan APBN sesuai alokasi yang
ditentukan akan menjaga kestabilan arus uang dan barang sehingga dapat menghindari
terjadinya inflasi.
3. Tujuan APBN
Pada UUD 1945 pasal 23 ayat 1 menyatakan Anggaran pendapatan dan belanja negara sebagai
wujud dari pengelolaan keuangan negara ditetapkan setiap tahun dengan undang-undang dan
dilaksanakan secara terbuka dan tanggung jawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Jadi
5
tujuan APBN adalah sebagai pedoman penerimaan dan pengeluaran negara agar terjadi
keseimbangan yang dinamis dalam melaksanakan kegiatan kenegaraan untuk
meningkatkan produksi dan kesempatan kerja, dalam rangka meningkatkan
pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran bagi masyarakat. APBN harus dijadikan
landasan untuk mengendalikan pengeluaran pemerintah dan disaat yang bersamaan
menjadi target bagi pencapaian penerimaan negara. Pada akhirnya, semua itu ditujukan
untuk tercapainya masyarakat adil dan makmur, baik material maupun spiritual bedasarkan
Pancasila dan UUD 1945.
4. Sumber-sumber penerimaan APBN
Penerimaan negara terdiri dari penerimaan dalan negeri dan hibah. Berikut adalah
penjelasan lebih lanjut dari masing-masing pos penerimaan tersebut
Penerimaan Dalam Negeri.
Penerimaan Dalam Negeri. Penerimaan APBN diperoleh dari berbagai sumber. Secara umum,
penerimaan negara dapat dibedakan menjadi dua sumber
1) Penerimaan pajak meliputi :
a. Pajak Penghasilan (PPh).
b. Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
c. Pajak Bumi dan Bangunan(PBB).
d. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) & Cukai.
e. Pajak lainnya seperti Pajak Perdagangan (bea masuk dan pajak/pungutan ekspor)
2) Penerimaan negara bukan pajak (PNBP) terdiri dari:
a. Penerimaan dari sumber daya alam.
b. Setoran laba Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
c. Penerimaan bukan pajak lainnya.
Gambar 4.1
6
Gambar suasana pembayaran PBB di salah satu bankKeterangan Pembayaran pajak adalah satu sumber penerimaan dalam APBN
Penting pula untuk diperhatikan adalah dalam hal mengatur administrasi penerimaan negara.
Departemen atau lembaga tidak boleh lagi menggunakan penerimaan yang diperolehnya
secara langsung untuk memenuhi kebutuhan pengeluarannya. Semua penerimaan harus
disetor ke kas negara baru kemudian dialokasikan ke masing-masing departemen atau
lembaga
Hibah.
Penerimaan hibah adalah semua penerimaan negara yang berasal dari sumbangan swasta
dalam negeri, dan sumbangan lembaga swasta dan pemerintah luar negeri, termasuk lembaga
internasional. Penerimaan hibah ini tidak perlu dikembalikan. Hibah meliputi pemberian untuk
proyek khusus dan untuk mendukung anggaran secara umum. Hibah dalam bentuk peralatan,
barang, dan bantuan teknis, biasanya tidak dimasukkan dalam anggaran, tetapi dicatat dalam
item memorandum
5. Pengeluaran/Belanja Negara
Pengeluaran negara adalah semua pengeluaran negara untuk membiayai tugas-tugas umum
pemerintah dan pembangunan. Pengeluaran atau belanja negara adalah semua pengeluaran
negara untuk membiayai belanja pemerintah pusat dan pelaksanaan perimbangan keuangan antara
pemerintah pusat dan daerah.Belanja negara sangat berperan penting dalam usaha mencapai
kesejahteraan rakyat. Sudah seharusnya rakyat mengawasi belanja negara dalam penyelenggaraan
tugas pemerintah agar dapat digunakan secara optimal untuk melayani rakyat dalam usaha
mewujudkan masyarakat yang makmur dan sejahtera sesuai yang diamanatkan oleh UUD 1945.
Untuk mengawasi belanja negara, maka masyarakat juga perlu tahu apa saja jenis-jenis belanja
negara yang berasal dari uang mereka sendiri yang dipungut oleh pemerintah melalui berbagai cara
yang ditentukan oleh Undang-undang dan peraturan-peraturan. Pasal 11 Undang-undang Nomor
23 tahun 2013 tentang Keuangan Negara menetapkan klasifikasi jenis belanja negara terdiri dari
Belanja Pegawai, Belanja Modal, Belanja Barang, Subsidi, Bantuan Sosial, Bunga, Hibah, Belanja
Iain-Iain dan Belanja Daerah. Penjelasan mengenai jenis-jenis belanja tersebut adalah sebagai
berikut:
Belanja Pegawai
7
Pengeluaran yang merupakan kompensasi terhadap pegawai baik dalam bentuk uang atau
barang, yang harus dibayarkan kepada pegawai pemerintah di dalam maupun di luar negeri
baik kepada pejabat negara, Pegawai Negeri Sipil dan pegawai yang dipekerjakan oleh
pemerintah yang belum berstatus PNS sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah
dilaksanakan, kecuali pekerjaan yang berkaitan dengan pembentukan modal.
Belanja Modal
Pengeluaran anggaran yang digunakan, dalam rangka memperoleh atau menambah aset tetap
dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi serta melebihi
batasan minimal kapitalisasi aset tetap atau aset lainnya yang ditetapkan pemerintah. Aset
Tetap tersebut dipergunakan untuk operasional kegiatan sehari-hari suatu satuan kerja bukan
untuk dijual.
Gambar 4.2
Belanja Barang
Pengeluaran untuk menampung pembelian barang dan jasa yang habis pakai untuk
memproduksi barang dan jasa yang dipasarkan maupun yang tidak dipasarkan serta
pengadaan barang yang dimaksudkan untuk diserahkan atau dijual kepada masyarakat dan
belanja perjalanan. Belanja ini terdiri dari belanja barang dan jasa, belanja pemeliharaan dan
belanja perjalanan dinas.
Subsidi
Subsidi merupakan bentuk pengeluaran pemerintah yang mengakibatkan kenaikan daya beli
masyarakat. Peningkatan daya beli bisa terjadi melalui dua hal: (i) harga barang/jasa yang
dibayar masyarakat lebih rendah dari yang seharusnya; dan (ii) penghasilan masyarakat
meningkat karena tidak perlu mengeluarkan uang untuk memperoleh suatu barang/jasa.
Sebagai contoh, pemberian subsidi pada Pertamina dimaksudkan agar harga jual bahan bakar
8
Gambar pembuatan jembatan di jalan rayaKeterangan pembuatan jembatan , sarana dan prasarana umum
merupakan salah satu pengeluaran dari APBN
minyak (BBM) pada masyarakat lebih rendah dari biaya pengadaannya, sehingga sebagian dari
penghasilan masyarakat yang seharusnya dipakai untuk membayar konsumsi BBM dapat
dipakai untuk keperluan lain. Oleh karena sifat subsidi yang meningkatkan daya beli
masyarakat atau seolah-olah menambah penghasilan, maka subsidi sering disebut sebagai
pajak negatif. Pengeluaran untuk subsidi selalu terkait dengan kebijakan stabilisasi ekonomi
yang ditempuh melalui pengendalian harga barang-barang yang banyak dikonsumsi
masyarakat atau dianggap merupakan hajat hidup orang banyak. Bentuk-bentuk subsidi
tersebut antara lain adalah (i) subsidi tarif listrik; (ii) subsidi BBM; (iii) subsidi pupuk; (iv) subsidi
harga benih; (v) subsidi pengadaan pangan pada Badan Urusan Logistik (BULOG); (vi) subsidi
bunga pada kredit program, dan lain-lain.
Bantuan Sosial
Gambar 4.3
Transfer uang atau barang yang diberikan kepada masyarakat guna melindungi dari
kemungkinan terjadinya resiko sosial. Bantuan sosial dapat langsung diberikan kepada anggota
masyarakat dan/atau lembaga kemasyarakatan termasuk didalamnya bantuan untuk lembaga
non pemerintah bidang pendidikan dan keagamaan. Pengeluaran ini dalam bentuk uang/
barang atau jasa kepada masyarakat yang bertujuan untuk peningkatan kesejahteraan
masyarakat, bersifat tidak terus menerus dan selektif.
Pembayaran Bunga Utang
Pengeluaran pemerintah untuk pembayaran bunga (interest) yang dilakukan atas kewajiban
penggunaan pokok utang (principal outstanding) baik utang dalam maupun luar negeri yang
dihitung berdasarkan posisi pinjaman jangka pendek atau jangka panjang. Jenis belanja ini
khusus digunakan dalam kegiatan dari Bagian Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan.
Belanja Daerah (Transfer Ke Daerah)
Bagian belanja pemerintah pusat berupa pembagian dana APBN kepada pemerintah daerah
dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah yang besarnya berdasarkan perhitungan-
9
Gambar bencana meletusnya gunung sinabung di KaroKeterangan Bantuan sosial diberikan kepada korban
meletusnya gunung sinabung diperoleh dari APBN
perhitungan berdasarkan kriteria-kriteria yang ditetapkan dengan Undang-undang dan
peraturan-peraturan. Belanja daerah terbagi atas dua kelompok besar yaitu Dana
Perimbangan, merupakan Pengeluaran/alokasi anggaran untuk pemerintah daerah berupa
dana bagi hasil, dana alokasi umum dan dana alokasi khusus yang ditujukan untuk keperluan
pemerintah daerah, dan Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian, merupakan
Pengeluaran/alokasi anggaran untuk pemerintah daerah berupa dana otonomi khusus dan
dana penyesuaian yang ditujukan untuk keperluan pemerintah daerah
Hibah
Pengeluaran pemerintah berupa transfer dalam bentuk uang, barang atau jasa, bersifat tidak
wajib yang secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya dan tidak mengikat serta tidak terus
menerus kepada pemerintahan negara lain, pemerintah daerah, masyarakat dan organisasi
kemayarakatan serta organisasi intemasional.
Belanja Lain-lain
Pengeluaran/belanja pemerintah pusat yang sifat pengeluarannya tidak dapat diklasifikasikan
ke dalam pos-pos pengeluaran diatas.Pengeluaran ini bersifat tidak biasa dan tidak diharapkan
berulang seperti penanggulangan bencana alam, bencana sosial dan pengeluaran tidak terduga
lainnya yang sangat diperlukan dalam rangka penyelenggaraan kewenangan pemerintah.
PERAGA 4.1 Format APBN
Format lama Format baru
10
Format I-accountA. Pendapatan Negara dan Hibah I. Penerimaan Dalam Negeri 1. Penerimaan Perpajakan 2. P N B P II. HibahB. Belanja Negara I. Belanja Pemerintah Pusat 1. Belanja Pegawai 2. Belanja Barang 3. Belanja Modal 4. Pembayaran Bunga Utang 5. Subsidi 6. Belanja Hibah 7. Bantuan Sosial 8. Belanja lain-lain II. Transfer ke Daerah 1. Dana Perimbangan 2. Dana Otonomi Khusus dan
PenyusuaianC. Keseimbangan PrimerD. Surplus / Devisit PembayaranE. Pembiayaan
Format T-account Penerimaan Negara Belanja Negara
A. Penerimaan Dalam Negeri1.Penerimaan Migas
- Minyak Bumi- Gas Alam
2.Penerimaan Bukan Migas- PPh- PPn- Bea Masuk- Cukai- Pajak ekspor- PBB dan BPHTB- Pajak lainnya- PNBP
B. Penerimaan Pembangunan1.Pinjaman Program2.Pinjaman Proyek
A. Belanja Rutin1. Belanja Ppegawai2. Belanja Barang3. Belanja rutin daerah4. Bunga dan cicilan
hutang5. Pengeluaran rutin
lainnya
B. Belanja Pembangunan1. Pembangunan rupiah2. Pembangunan Proyek
Total Total
TABEL 4.1 APBN 2012, 2013 dan RAPBN 2014 (triliun rupiah)
Uraian 2012 2013 2014APBN-P RAPBN
A. Pendapatan Negara I. Penerimaan dalam negeri 1. Penerimaan perpajakan 2. Penerimaan Negara Bukan Pajak II. HibahB. Belanja Negara I. Belanja Pemerintah Pusat 1. Belanja Kementrian Negara/Lembaga 2. Belanja Non Kementrian Negara/
Lembaga II. Transfer ke daerah
1. Dana Perimbangan2. Dana otonomi khusus dan penyesuaian
C. Keseimbangan primerD. Surplus/Devisit Anggaran % devisit terhadap PDBE. Pembiayaan I. Pembiayaan dalam negeri 1. Perbankan dalam negeri 2. Non perbankan dalam negeri II. Pembiayaan luar negeri (neto) 1. Penarikan pinjaman luar negeri (bruto) 2. Penerusan pinjaman (SLA) 3. Pembayaran cicilan pokok utang LN Kelebihan/kekurangan pembiayaan
1.338,11.332,3
980,5351,5
5,81.491,41.010,6
489,4521,1
480,6411,3
69,4(52,8)
(153,3)(1,86)175,2198,6
62,7135,9(23,5)
31,4(3,8)
(51,1)21,9
1.502,01.497,51.448,4
349,24,5
1.726,21.196,8
622,0574,8
529,4445,5
83,8(111,7)(224,2)
(2,38)224,2241,1
34,6205,5(16,9)
49,0(6,7)
(59,2)0,0
1.662,51.661,11.310,2
350,91,4
1.816,71.230,3
612,7617,7
586,4481,8104,6(34,7)
(154,2))(1,49)154,2173,2
4,3108,9(19,0)
43,2(5,3)
(56,9)0,0
Sumber: Kementrian Keuangan
MEKANISME PENYUSUNAN APBN
Penyusunan dan penetapan APBN dalam UU No. 23 Tahun 2013 meliputi penegasan tujuan dan
fungsi penganggaran pemerintah, penegasan peran DPR/DPRD dan pemerintah dalam proses
penyusunan dan penetapan anggaran, pengintegrasian sistem akuntabilitas kinerja dalam sistem
penganggaran, penyempurnaan klasifikasi anggaran, penyatuan anggaran, dan penggunaan
kerangka pengeluaran jangka menengah dalam penyusunan anggaran.
Ketentuan umum penyusunan APBN (Pasal 35):
1. APBN disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan negara dan
kemampuan dalam menghimpun pendapatan negara.
2. Penyusunan Rancangan APBN berpedoman kepada rencana kerja Pemerintah dalam rangka
mewujudkan tercapainya tujuan bernegara.
11
3. Dalam hal anggaran diperkirakan defisit,ditetapkan sumber-sumber pembiayaan untuk
menutup defisit tersebut dalam Undang-undang tentang APBN.
4. Dalam hal anggaran diperkirakan surplus,Pemerintah Pusat dapat mengajukan rencana
penggunaan surplus anggaran kepada Dewan Perwakilan Rakyat.
Azas penyusunan APBN
APBN disusun dengan berdasarkan azas-azas:
1. Kemandirian, yaitu meningkatkan sumber penerimaan dalam negeri sehingga pinjaman luar
negeri hanya sebagai pelengkap.
2. Penghematan atau peningkatan efesiensi dan produktivitas.
3. Penajaman prioritas pembangunan, pengeluaran/belanja dalam APBN mengutamakan
pembangunan di sektor yang lebih bermanfaat
4. Menitik beratkan pada azas-azas dan undang-undang negara
Gambar 4.4
Prinsip penyusunan APBN
Prinsip penyusunan APBN berdasarkan aspek penerimaan dan aspek pengeluaran ada tiga yaitu
Aspek penerimaan Aspek pengeluaran Intensifikasi penerimaan anggaran dalam
jumlah dan kecepatan penyetoran. Intensifikasi penagihan dan pemungutan
piutang negara. Penuntutan ganti rugi atas kerugian yang
diderita oleh negara dan penuntutan denda.
Hemat, efisien, dan sesuai dengan kebutuhan.
Terarah, terkendali, sesuai dengan rencana program atau kegiatan.
Semaksimal mungkin menggunakan hasil produksi dalam negeri dengan memperhatikan kemampuan atau potensi nasional
Mekanisme Penyusuna APBN
1. Tahap pendahuluan
12
Gambar anggota DPR sedang mengikuti sidang nota keuangan 2014 dan RAPBN 2014 oleh
Pemerintah Pusat menyampaikan pokok-pokok kebijakan fiskal dan kerangka ekonomi makro
tahun anggaran berikutnya kepada Dewan Perwakilan Rakyat selambat-lambatnya bulan Mei
tahun berjalan.Pemerintah Pusat dan Dewan Perwakilan Rakyat membahas kerangka ekonomi
makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal yang diajukan oleh Pemerintah Pusat dalam
pembicaraan pendahuluan rancangan APBN tahun anggaran berikutnya.Berdasarkan kerangka
ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal, Pemerintah Pusat bersama Dewan
Perwakilan Rakyat membahas kebijakan umum dan prioritas anggaran untuk dijadikan acuan
bagi setiap kementerian negara/lembaga dalam penyusunan usulan anggaran, kemudian hasil
pembahasan rencana kerja dalam anggaran disampaikan kepada Menteri Keuangan sebagai
bahan penyusunan rancangan undang-undang tentang APBN tahun berikutnya.
2. Tahap pengajuan, pembahasan, dan penetapan APBN.
Tahapan dimulai dengan pidato presiden sebagai pengantar RUU APBN dan Nota Keuangan.
Selanjutnya akan dilakukan pembahasan baik antara Menteri Keuangan dan Panitia Anggaran
DPR,maupun antara komisi-komisi dengan departemen/lembaga terkait.Hasil pembahasan ini
adalah UU APBN, yang di dalamnya memuat satuan anggaran sebagai bagian yang tidak
terpisahkan dari undang-undang tersebut. Satuan anggaran adalah dokumen anggaran yang
menetapkan alokasi dana per departemen atau lembaga, sektor, subsektor, program dan
proyek atau kegiatan. Untuk membiayai tugas umum pemerintah dan pembangunan,
departemen atau lembaga mengajukan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian atau
Lembaga kepada Departemen Keuangan dan Bappenas untuk kemudian dibahas menjadi
Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran . Dalam pelaksanaan APBN dibuat petunjuk berupa
keputusan presiden (kepres) sebagai Pedoman Pelaksanaan APBN. Dalam melaksanakan
pembayaran, kepala kantor/pemimpin proyek di masing masing kementerian dan lembaga
mengajukan Surat Permintaan Pembayaran kepada Kantor Wilayah Perbendaharaan Negara
3. Tahap pengawasan APBN.
Fungsi pengawasan terhadap pelaksanaan APBN dilakukan oleh pengawas fungsional baik
eksternal maupun internal pemerintah. Pengawasan internal adalah pengawasan yang
dilakukan oleh suatu unit pengawas yang merupakan bagian dari organisasi yang diperiksa,
hubungan antara aparat pengawasan dengan pihak yang diawasi adalah keduanya berada
dalam satu unit organisasi yang sama. Sedangkan pengawasan eksternal adalah pengawasan
13
yang dilakukan oleh badan atau orang yang berasal dari unit organisasi lain selain unit
organisasi yang diperiksa. Hubungan antara aparat pengawasan dengan pihak yang diawasi
adalah keduanya tidak berbeda dalam satu unit organisasi yang sama.Sebelum tahun anggaran
berakhir sekitar bulan November, pemerintah dalam hal ini Menteri Keuangan membuat
laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN dan melaporkannya dalam bentuk Rancangan
Perhitungan Anggaran Negara (RUU PAN), yang paling lambat lima belas bulan setelah
berakhirnya pelaksanaan APBN tahun anggaran bersangkutan. Laporan ini disusun atas dasar
realisasi yang telah diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Apabila hasil pemeriksaan
perhitungan dan pertanggungjawaban pelaksanaan yang dituangkan dalam RUU PAN disetujui
oleh BPK, maka RUU PAN tersebut diajukan ke DPR guna mendapat pengesahan oleh DPR
menjadi UU Perhitungan Anggaran Negara (UU PAN) tahun anggaran berkenaan.
Peraga 4.2 Mekanisme penyusunan APBN
Penyusunan APBN pun harus mempertimbangkan beberapa asumsi dasar yang sangat
mungkin mempengaruhinya (lihat Tabel 4.2). Asumsi yang tidak tepat dapat mengakibatkan
pencapaian target penerimaan dan target pengeluaran dalam APBN sulit dilaksanakan. Sebagai
contoh, pemerintah sudah mentargetkan penerimaan dari minyak dan gas, di mana target
menerimaan ini dibuat berdasarkan asumsi harga minyak dunia . Target ini tentu sulit dicapai jika di
masa mendatang ternyata harga minyak dunia menunjukkan tren menurun . Tabel 4.2
memperlihatkan asumsi dasar dalam penyusunan APBN
TABEL 4. 2 ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DALAM PENYUSUNAN APBN
Indikator 2012 2013 2014APBN APBN-P RAPBN
14
1. Pertumbuhan ekonomi (%)2. Inflasi (%)3. Nilai tukar rupiah (Rp/USD)4. Suku bunga SPN 3 bulan rata-rata (%)5. Harga minyak (USD/barel)6. Lifting minyak (ribu barel perhari)7. Lifting Gas (mboepd)
6,24,3
9.3843,2
112,7860,6
-
6,37,2
9.6005,0
108,0840,0
1.240,0
6,44,5
9.7505,5
106,0870,0
1.240,0 Sumber: Kementrian Keuangan
PENGARUH APBN TERHADAP PEREKONOMIAN
APBN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari perekonomian secara agregat. Ini
disebabkan karena setiap perubahan yang terjadi pada variabel-variabel ekonomi makro akan
berpengaruh besaran -besaran pada APBN. Sebaliknya, jika terjadi perubahan dalam kebijakan
APBN (sebagai percerminan kebijakan fiskal) yang diambil pemerintah pada gilirannya juga akan
memengaruhi aktivitas perekonomian.Saat ini, kebijakan anggaran negara mempunyai peranan
yang cukup penting dalam mendorong aktivitas perekonomian, terutama ketika dunia usaha belum
sepenuhnya pulih akibat terjadinya krisis ekonomi pada tahun 1998. Peranan kebijakan anggaran
melalui kebijakan stimulasi fiskal, diharapkan akan mampu mempercepat proses pemulihan
ekonomi, yang tercermin dari peranannya dalam permintaan agregat. Sejalan dengan Teori
Keynesian, bahwa stimulasi fiskal melalui “government expenditure” baik belanja barang dan jasa
maupun belanja investasi atau modal akan dapat membantu menggerakkan sektor riil.
Pengaruhnya adalah sebagai beriku:
1. Menciptakan kestabilan keuangan atau moneter negara, sebabnya dapat mengatur jumlah
uang yang beredar di masyarakat
2. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat, maksudnya dapat mengetahui besarnya
GNP dari tahun ke tahun.
3. Memperlancar distribusi pendapatan, maksudnya dapat mengetahui sumber penerimaan dan
penggunaan untuk belanja pegawai dan belanja barang serta yang lainnya.
4. Menimbulkan investasi masyarakat, karena dapat mengembangkan industri-industri dalam
negeri.
5. Memperluas kesempatan kerja, karena terdapat pembangunan proyek-proyek negara dan
investasi negara, sehingga dapat membuka lapangan kerja yang baru dan dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
15
Gambar 4.6
Dengan APBN , dapat diketahui arah, tujuan serta prioritas pembangunan yang akan dan sedang
dilaksanakan. Peningkatan pembangunan sarana dan prasarana ekonomi, peningkatan sumber
daya manusia akan meningkatkan produktifitas faktor-faktor produksi. Pada gilirannya akan
terbentuk tabungan masyarakat sehingga meningkatkan investasi yang menyebabkan semakin
banyak barang dan jasa yang tersedia bagi masyarakat.
Peran APBN dalam pembangunan
APBN memiliki dua peran penting dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat. Pertama,
meningkatan permintaan agregat merupakan faktor penting dalam pertumbuhan ekonomi dan
pengaruhnya terhadap alokasi serta efisiensi sumberdaya perekonomian. Kedua, dana yang
tersedia dalam APBN untuk melaksanakan tiga fungsi ekonomi Pemerintah yang tidak dapat
dilaksanakan oleh sektor swasta secara optimal, yaitu fungsi alokasi, fungsi distribusi, dan fungsi
stabilisasi.
Fungsi alokasi dilakukan antara lain melalui pendanaan pada berbagai program dan investasi
produktif, seperti pendanaan pembangunan infrastruktur atau belanja barang dan jasa. Fungsi
stabilisasi dilakukan melalui pemberian berbagai jenis subsidi, baik subsidi harga barang-barang
kebutuhan pokok, maupun subsidi langsung ke obyek sasaran roduktif, seperti pendanaan
pembangunan infrastruktur atau belanja barang dan jasa. Sedang fungsi distribusi dilakukan
melalui dukungan untuk pemberdayaan kelompok masyarakat yang berpenghasilan rendah.
Dari uraian fungsi ekonomi pemerintah diatas dapat ditarik kesimpulan peran APBN dalam
pembangunan sebagai berikut:
1. Peranan dalam pembangunan ekonomI
Fungsi ekonomi tersebut secara sinergis berperan besar dalam perbaikan dan penguatan
fundamental perekonomian, seperti mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelan jutan,
menciptakan dan memperluas lapangan kerja produktif untuk menurunkan tingkat pengangguran ,
menjaga stabilitas ekonomi khususnya stabilitas harga, serta memperbaiki distribusi pendapatan
dalam mengurangi tingkat kemiskinan.
16
Gambar pembangunan jalan raya / sarana dan prasaran a umumKeterangan pembangunan sarana dan prasaran umum dapat
mengembangkan industri dalam negeri
2. Peranan dalam pembangunan infrastruktur
Infrastruktur ekonomi adalah infrastruktur yang terdiri dari infrastruktur fisik dan jasa
layanan yang diperoleh darinya untuk memperbaiki produktivitas ekonomi dan kualitas hidup
seperti transportasi, telekomunikasi, kelistrikan, dan irigasi. Sedangkan Pengertian infrastruktur
pemukiman adalah infrastruktur yang terdiri dari infrastruktur fisik dan layanan yang diperoleh
darinya untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia dan meningkatkan kualitas hidup seperti air
bersih dan perumahan.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ( APBD)
Pada masa orde baru, hubungan keuangan antara pusat dan daerah didasari oleh asas
otonomi daerah (dekonsentrasi, desentralisasi, dan tugas perbantuan) adalah
sebagaimana diatur oleh UU No. 32 Tahun 1956. Sampai dengan saat ini, asas-asas
tersebut tetap dipertahankan dalam pengaturan keuangan pusat dan daerah
sebagaimana diatur dalam UU No. 33 Tahun 2004. Desentralisasi berarti penyerahan
wewenang pemerintahan oleh Pemerintah kepada daerah otonom untuk mengatur dan
mengurus urusan pemerintahan dalam sistem NKRI. Dekonsentrasi berarti pelimpahan
wewenang dari pemerintah kepada Gubernur sebagai wakil pemerintah. Tugas
perbantuan berarti penugasan dari Pemerintah kepada daerah dan/ atau desa atau
sebutan lain dengan kewajiban melaporkan dan mempertanggung jawab kan
pelaksanaannya kepada yang menugaskan.
Dari pengertian dekonsentrasi, desentralisasi, dan tugas perbantuan, terdapat satu
kata kunci,‘ penyerahan / pelimpahan wewenang’. Penyerahan dan pelimpahan
wewenang ini tentu tidak akan berjalan efektif jika tidak diikuti oleh kemampuan
finansial yang cukup memadai dalam penyelenggaraan pemerintah daerah. Hal ini
terjadi pada masa orde baru.
Pada masa orde baru, daerah-daerah dengan kemampuan finansial yang kuat dapat
melaksanakan wewenang itu dengan baik, sehingga pembangunan di daerah itu dapat
berjalan lancar. Sementara itu, bagi daerah lain yang tidak memiliki kemampuan
finansial yang kuat, tidak dapat melaksanakan wewenang itu dengan baik. Ironisnya
daerah-daerah yang memiliki kekayaan alam yang melimpah justru termasuk golongan
yang kedua. Salah satu penyebab utamanya adalah buruknya pengaturan bagi hasil
17
antara pusat dan daerah.
Setelah era reformasi bergulir, UU No. 32 Tahun 1956 dirasakan sudah tidak sesuai lagi
dengan perubahan keadaan yang mendorong otonomi daerah saat itu terutama karena
banyak penyimpangan dalam pelaksanaan undang - undang ini (tertutama dalam
pelaksanaan asas desentralisasi). Pengaturan keuangan antara pusat dan daerah
kemudian diatur dalam UU No. 33 Tahun 2004. Format baru dalam undang-undang ini
berupa sistem penganggaran terpadu yang melebur anggaran rutin dan
pembangunan dalam satu format anggaran. Penggabungan belanja rutin (meliput igaji,
pemeliharaan, perjalanan dinas, dan belanja barang) dengan belanja pembangunan
diharapkan mengurangi tumpang tindih alokasi.
Inti dari UU No .33 Tahun 2004 adalah pembagian kewenangan dan fungsi (power sharing)
antara pusat - daerah. Sebagai konsekuensi dari power sharing ini maka muncul pula
pembagian sumber - sumber daya keuangan (financial sharing) antara pusat dan daerah.
Undang-undang baru ini menganut prinsip money follows function atau ’uang mengikuti
kewenangan’. Secara ringkas prinsip money follows function berarti jika kewenangan
dilimpahkan ke daerah maka uang untuk mengelola kewenangan itu pun harus
dilimpahkan daerah.
Besar distribusi kewenangan, tugas, dan tanggung jawab, yang dilimpahkan pemerintah
pusat kepada pemerintah daerah akan menentukan besarnya distribusi keuangan.
Prinsip ini membawa perubahan dalam struktur pembiayaan desentralisasi yang kini
lebih melibatkan pemerintah pusat yang terwujud dalam dana perimbangan
(DAU, DAK,dan bagi hasil)
Pada masa mendatang, tujuan dari prinsip desentralisasi sebagaimana ingin dicapai
oleh pemerintah adalah sebagai berikut.
1. Mengurangi kesenjangan fiskal antara pusat dan daerah (vertical fiscal imbalance),
dan antar daerah (horizontal fiscal imbalance).
2. Meningkatkan kapasitas daerah di dalam menggali potensi
3. Memperkecil kesenjangan pelayanan publik antar daerah (public servic
eprovisiongap).
4. Mendukung kesinambungan fiskal (fiscal sustain ability) dalam kebijakan ekonomi
makro.
18
Gambar4.7
Fungsi APBD
Sebagai realisasi pelaksanaan pembangunan jangka pendek (satu tahun), pemerintah daerah
menetapkan APBD. Oleh karena itu,APBD mempunyai beberapa fungsi, yaitu sebagai berikut .
1. Fungsi Otorisasi
APBD menjadi dasar bagi Pemerintah Daerah untuk melaksanakan pendapatan dan belanja
pada tahun yang bersangkutan.Tanpa dianggarkan dalam APBD sebuah kegiatan tidak memiliki
kekuatan untuk dilaksanakan.
2. Fungsi perencanaan
APBD menjadi pedoman bagi pemerintah daerah untuk merencanakan kegiatan pada tahun
yang bersangkutan
3. Fungsi Pengawasan
APBD menjadi pedoman untuk menilai (mengawasi) apakah kegiatan penyelenggaraan
pemerintah daerah sudah sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
Gambar 4.8
4. Fungsi Alokasi
APBD dalam pembagiannya harus diarahkan dengan tujuan untuk mengurangi pengangguran,
pemborosan sumber daya, serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas perekonomian.
5. Fungsi Distribusi
Pendistribusiannya harus memerhatikan rasa keadilan dan kepatutan.
6. Fungsi stabilitasi memliki makna bahwa anggaran daerah menjadi alat untuk memelihara dan
19
Gambar suasana penyadapan karet oleh penyadap karet lampung
Keterangan Tujuan dan prinsip desentralisasi antara lain meningkatkan pendapatan daerah di dalam menggali potensi di daerahnya
Gambar Suasana sidang membahas APBD DKIKeterangan Gubernur DKI Jakarta Ir Joko Widodo menyampaikan
nota keuangan tahun 2014 dihadapan anggota DPRD DKI Jakarta
mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian daerah
SUMBER PENERIMAAN APBD
Sumber-sumber penerimaan daerah dalam pelaksanaan desentralisasi terdiri dari:
a. Pendapatan asli daerah (PAD)
Adalah penerimaan yang diperoleh dari pungutan-pungutan daerah berupa:
1) Pajak daerah
2) Hasil pengolahan kekayaan daerah
3) Retribusi daerah
4) Keuntungan dari perusahaan-perusahaan milik daerah
5) Lain-lain PAD
b. Pinjaman daerah
c. Dana Perimbangan
Adalah dana yang dialokasikan dari APBN untuk daerah sebagai pengeluaran pemerintah pusat
untuk belanja daerah, yang meliputi:
1) Dana alokasi umum adalah dana yang berasal dari APBN yang dialokasikan dengan tujuan
Sebagai tujuan dari wujud pemeraatan kemampuan keuangan daerah
2) Dana bagi hasil
Yaitu dana yang berasal dari APBN yang dialokasikan kepada daerah sebagai hasil dari
pengelolaan sumber daya alam didaerah oleh pemerintah pusat.
3) Dana alokasi khusus
Yaitu dana yang bersumber dari APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan
tujuan untuk mendanai kegiatan khusus daerah yang disesuaikan dengan prioritas
nasional.
d. Penerimaan lain-lain yang sah, berupa:
1) Hasil pengolahan kekayaan daerah
2) Penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan, jasa giro dan pendapatan bunga
3) Komisi, penjualan, ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan dan pengadaan
barang atau jasa oleh daerah.
Jenis-jenis pengeluaran pemerintah daerah
20
Untuk mengembangkan daerahnya, pemerintah daerah diberi wewenang untuk mengelola
atau mengatur keuangan daerahnya sendiri-sendiri. Komponen pengeluaran daerah adalah sebagai
berikut:
1. Belanja Aparatur meliputi
1) Belanja Adminstrasi Umum adalah belanja tidak langsung dan tidak menambah aset tetap.
a) Belanja Pegawai adalah semua pembayaran berupa uang tunai yang dibayarkan
kepada pegawai daerah otonom. Belanja pegawai terdiri dari gaji dan tunjangan
lainnya, honorarium, tunjangan beras, biaya perawatan dan pengobatan pegawai,
upah pegawai tidak tetap, uang lembur, dan belanja pegawai lain-lain.
b) Belanja Barang dan Jasa
Belanja barang adalah semua pengeluaran yang dilakukan untuk kantor, pembelian
inventaris kantor, biaya perpustakaan, biaya pendidikan, biaya pakaian dinas, biaya
hansip, pembelian alat-alat laboratorium, pembelian peralatan dokter, pembelian
perlengkapan dapur rumah sakit, pembelian inventaris ruangan pasien, pembelian
obat-obatan, pembelian bahan laboratorium, pembelian bahan percontohan , dan
lain-lain.
c) Belanja Perjalanan Dinas terdiri dari biaya perjalanan dinas, biaya perjalanan dinas
tetap,biaya perjalanan dinas pindah, biaya pemulangan pegawai yang dipensiunkan,
biaya perjalanan dinas lainnya.
d) Belanja Pemeliharaan adalah semua pengeluaran yang dilakukan dalam rangka
pemeliharaan rumah dinas,kendaraan dinas kepala daerah dan wakil kepala daerah,
asrama, mess dan sejenisnya, kendaraan dinas lainnya, inventaris kantor, dan lain-
lain.
2) Belanja Operasi dan Pemeliharaan terdiri dari belanja pegawai, belanja barang dan
jasa,belanja perjalan dinas dan biaya pemeliharaan.
3) Belanja Modal adalah belanja yang dikeluarkan untuk membeli/memperoleh modal seperti
tanah, mobil, alat-alat, dll.
2. Belanja Publik terdiri dari belanja adminstrasi/umum, belanja operasi dan pemeliharaan, dan
belanja modal.
3. Belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan adalah belanja daerah yang sumber dananya dari
bantuan pemerintah pusat dari APBN berupa Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum dan Dana
Alokasi Khusus.
21
4. Belanja Tak Disangka adalah semua belanja yang tidak terduga selama tahun anggaran
Gambar 4.9
Tabel 4.3 APBD Propinsi DKI Jakarta Tahun 2013- 2014
( dalam milyar rupiah)
Uraian APBD 2013 2014
1 2 3Pendapatan Daerah 41.525,3 64.700,5
1. Pendapatan Asli Daerah 26.670,5 39.544,22. Dana perimbangan 9.248,9 17.770,03. Pendapatan lain-lain 5.605,9 7.386.3Penerimaan Pembiayaan 8.454,5 7.284,4 Total pendapatan
49.979,8 71.984,9
4. Belanja Daerah 45.476,3 64.882,75. Belanja langsung 30.993,4 49.006,16. Belanja tidak langsung 14.582,9 15.876,67. Pengeluaran pembiayaan 4.403,5 7.117,4
Total belanja 49.979,8 72.000,1Sumber : Jakarta.go.id
Cara Penyusunan APBD
APBD merupakan wujud pengelolaan keuangan daerah yang ditetapkan setiap tahun
dengan Peraturan Daerah. APBD terdiri atas anggaran pendapatan, anggaran belanja,
dan pembiayaan. Pendapatan daerah berasal dari pendapatan asli daerah, dana
perimbangan, dan pendapatan lain-lain yang sah. Sebagaimana penyusunan APBN,
maka langkah-langkah penyusunan APBD adalah sebagai berikut.
1. Pemerintah Daerah mengajukan Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD
disertai penjelasan dan dokumen-dokumen pendukung kepada DPRD pada
minggu pertama bulan Oktober tahun sebelumnya. Pengambilan keputusan
oleh DPRD mengenai Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD dilakukan
22
Gambar Normalisasi waduk Rio Rio di JakartaKeterangan Normalisasi waduk Rio dimaksud untuk
mengendalikan banjir di Jakarta yang dibiayai oleh APBD DKI Jakarta
selambat-lambatnya satu bulan sebelum tahun anggaran yang bersangkutan
dilaksanakan.
2. Sesudah disetujui oleh DPR, RAPBD kemudian ditetapkan menjadi APBD melalui Peraturan
Daerah. Apabila DPRD tidak menyetujui Rancangan Peraturan Daerah yang diajukan
Pemerintah Daerah, maka untuk membiayai keperluan setiap bulan, Pemerintah Daerah
dapat melaksanakan pengeluaran setinggi-tingginya sebesar angka APBD tahun anggaran
sebelumnya.
3. Setelah APBD ditetapkan dengan peraturan daerah, pelaksanaannya dituangkan lebih lanjut
dengan Keputusan Gubernur/ Bupati / Walikota.
Gambar 4.10
Pengaruh APBD dalam Perekonomian
Melalui APBD, maka dapat diketahui arah, tujuan, serta prioritas pembangunan
yang akan dan sedang dilaksanakan. Lebih jauh, pengeluaran pembangunan tersebut,
sebagaimana tertuang dalam APBD, akan meningkatkan pembangunan sarana dan
prasarana ekonomi,sehingga akan meningkatkan produktivitas faktor-faktor produksi.
Selain itu, pengeluaran pembangunan juga diharapkan mampu meningkatkan sumber
daya manusia, sehingga memampukan manusia tersebut dalam menerapkan teknologi
tinggi pada proses produksi, begitu pula hasil-hasil produksi semakin meningkat, dan
akhirnya semakin banyak barang dan jasa yang tersedia bagi masyarakat.
Dari uraian di atas APBD memiliki dampak terhadap perekonomian. Dampak (pengaruh) APBD
terhadap perekonomian adalah sebagai berikut:
1. Dengan adanya APBD, pemerintah daerah memiliki pedoman yang jelas dalam melaksanakan
pembangunan ekonomi sehingga semua kegiatan dapat terarah dan perekonomian daerah
diharapkan bisa meningkat.
2. APBD dapat memengaruhi perubahan harga di daerah, misalnya: dalam rangka
23
Gambar Suasana sidang di DPRDKeterangan Anggota DPRD DKI Jakarta sedang mengikuti sidang
pengesahan APBD DKI Jakarta tahun 2014
meningkatkan PAD, pemerintah daerah menaikkan tarif beberapa pungutan, seperti
tarif pendaftaran rumah sakit, tarif pengujian kendaraan bermotor, pajak hotel,
pajak hiburan dan pajak sarang burung walet. Semua kenaikan tarif tersebut tentu
akan berpengaruh terhadap harga barang dan jasa. Satu hal yang perlu diingat oleh
pemerintah daerah, jangan sampai kenaikan-kenaikan tersebut menimbulkan
ekonomi biaya tinggi.
Gambar 4.11
3. APBD dapat digunakan sebagai alat perbaikan perekonomian. Jika daerah mengalami gejala
ekonomi yang buruk, misalnya mengalami ekonomi biaya tinggi, APBD dapat digunakan
sebagai alat untuk memperbaiki perekonomian. Caranya, pada penyusunan APBD tahun
berikutnya, pemerintah daerah harus mengurangi atau bahkan menghapuskan beberapa
pungutan yang memberatkan.
4. APBD dapat memengaruhi tingkat pemerataan distribusi pendapatan. Misalnya, di
suatu daerah kita mengenal adanya sarang burung walet yang tentunya membuat
kaya para pemiliknya. Agar kekayaan mereka tidak bertumpuk dan menimbulkan
kecemburuan sosial serta menciptakan ketimpangan distribusi pendapatan maka
pada APBD dianggarkan pajak sarang burung walet. Pajak yang dikenakan pada
pemilik sarang burung walet akan digunakan pemerintah daerah untuk kepentingan
masyarakat banyak. Dengan demikian, distribusi pendapatan di masyarakat
diharapkan lebih merata.
5. APBD mampu memengaruhi tingkat produktivitas perusahaan. Apabila pemerintah daerah
menetapkan peraturan yang menghambat lalu lintas barang dan jasa antar daerah, hal itu akan
memengaruhi produktivitas perusahaan-perusahaan tertentu, seperti perusahaan yang
menjual produknya ke daerah lain atau perusahaan yang mendatangkan bahan bakunya dari
daerah lain.
Peran APBD dalam Pembangunan
24
Gambar Hotel Mulia beserta aktivitasnyaKeterangan Dalam rangka meningkatkan PAD pemerintah daerah mengenakan tarif pajak hotel
APBD mempunyai 3 (tiga) fungsi utama, yaitu fungsi alokasi, distribusi dan stabilitas,
berdasarkan fungsi ini dapatlah peran APBD dalam pembangunan. Dalam fungsi alokasi pemerintah
daerah mencitakan lapangan kerja untuk mengurangi pengangguran , sedang fungsi didtribusi
dalam ekonomi pemerintah sangat berkaitan erat pemerataan kesehahteraan bagi penduduk di
daerah bersangkutan dengan terdistribusinya barang dan jasa antara satu daerah dengan daerah
lain tidak sama kesejahteraannya karena dipengaruhi oleh kemampuan daerahnya masing-masing.
Sedangkan fungsi stabilitas mempunyai dukungan dan peran paling kecil. APBD memainkan
peranan dalam pengalokasian anggaran untuk kepentingan publik atau penyelenggaraan
pemerintahan yang pada akhirnya juga dalam rangka pelayanan publik. Dalam fungsi yang lain
termasuk pula pemerataan pendapatan dan pengentasan kemiskinan serta penciptaan lingkungan
makroekonomi yang kondusif .
Kebijakan Anggaran
Penyusunan anggaran dilatar belakangi oleh suatu kebijakan tertentu. Selain itu, sasaran APBN
tidak lepas dari sasaran kebijakan keuangan pemerintah, yang pada gilirannya harus menunjang
sasaran pertumbuhan dan pembangunan ekonomi, sebagaimana direncanakan dalam
pembangunan, kestabilan moneter, perluasan kesempatan kerja, pelayanan umum, dan lain-
lain, yang menyangkut peningkatan kesejahteraan rakyat.
Sebagai upaya dalam mewujudkan kesinambungan fiskal, maka langkah strategis yang akan
dijalankan oleh Pemerintah adalah menurunkan defisit APBN secara bertahap menuju kondisi
seimbang atau surplus, dan melakukan manajemen pembiayaan anggaran yang optimal, efisien,
dan efektif.
Penurunan defisit APBN dimaksudkan agar tambahan beban pembiayaan, yang terutama
berasal dari utang, dapat dikurangi sehingga secara bertahap rasio utang Pemerintah terhadap
PDB menjadi semakin berkurang. Sementara itu, pengelolaan pembiayaan anggaran lebih
diutamakan kepada pembiayaan dari utang dalam negeri dan luar negeri, dengan pengelolaan
yang sesuai kebijakan untuk menjaga kesinambungan fiskal. Terkait dengan penggunaan rekening
pemerintah di Bank Indonesia dan privatisasi BUMN sebagai sumber pembiayaan yang
jumlahnya terbatas hanya bersifat sementara.
Macam-macam Kebijakan Anggaran
25
Suatu anggaran dapat disusun dengan struktur anggaran berimbang, surplus, atau defisit. Pada
anggaran berimbang, semua pengeluaran disusun berdasarkan pada penerimaan untuk mencapai
keseimbangan antara penerimaan dan pengeluaran. Melalui kebijakan anggaran berimbang,
kestabilan ekonomi diharapkan dapat dipertahankan, begitu pula untuk menghindarkan defisit.
Selain kebijakan anggaran berimbang dikenal pula anggaran surplus dan anggaran defisit.
Apabila belanja lebih kecil daripada anggaran, disebut sebagai anggaran surplus. Sebaliknya,
apabila anggaran lebih kecil daripada pengeluaran, disebut anggaran defisit. Setiap kebijakan
anggaran memiliki kecenderungan tersendiri. Pada sistem anggaran berimbang misalnya,
perekonomian cenderung berjalan stabil jika dibandingkan dengan kebijakan anggaran defisit dan
surplus. Kebijakan anggaran defisit cenderung mendorong timbulnya tingkat inflasi yang lebih
tinggi.
Salah satu cara menutup defisit dapat dilakukan melalui pencetakan uang, yang berarti
menambah jumlah uang yang beredar, dan selanjutnya akan mendorong naiknya tingkat harga
dan merosotnya nilai uang. Jika keadaan tersebut berlangsung terus- menerus maka inflasi dapat
terjadi. Meskipun demikian, tidak berarti keadaan defisit adalah buruk dan harus dihindari. Pada
kondisi tertentu, saat perekonomian lesu dan ditandai dengan tingkat suku bunga yang tinggi
misalnya, defisit anggaran dapat diartikan bahwa pemerintah sedang berusaha meningkatkan
belanja pemerintah (government expenditure), agar perekonomian dapat menggeliat kembali.
Kebijakan anggaran surplus cenderung menimbulkan gejala deflasi. Surplus anggaran dapat
menimbulkan keadaan jumlah uang yang beredar semakin kecil, yang pada akhirnya
menyebabkan tingkat harga cenderung turun (gejala deflasi). Sebagaimana pembahasan
sebelumnya, kebijakan anggaran yang dianut di Indonesia sebelum tahun 2001 menggunakan
anggaran berimbang dinamis, dan sejak tahun 2001 menggunakan kebijakan anggaran surplus/
defisit.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kebijakan anggaran sangat mempengaruhi
ekonomi suatu negara dan berarti juga ikut mempengaruhi tingkat kemakmuran negara melalui
terciptanya stabilitas moneter. Kelangsungan anggaran negara menjadi isu penting di saat krisis
ekonomi, yang menimbulkan kerusakan di berbagai bidang, dan telah meningkatkan beban
belanja APBN dalam jumlah yang sangat besar. Tambahan beban tersebut meliputi alokasi dana
APBN untuk (i) pembayaran bunga program rekapitalisasi dan restrukturisasi perbankan; (ii)
pembiayaan program Jaring Pengaman Sosial; dan (iii) membengkaknya kebutuhan anggaran
untuk subsidi, terutama subsidi BBM.
26
Beban APBN juga bertambah berat sebagai akibat anjloknya nilai tukar rupiah terhadap mata
uang asing, khususnya USD. Oleh karena itu, mempertahankan kelangsungan anggaran negara
merupakan salah satu hal yang mau tidak mau harus dilakukan oleh pemerintah, terutama
menghadapi tahun-tahun ke depan yang diprediksi akan menjadi tahun yang berat bagi bangsa
ini.
EKONOMIKA
Wamenkeu: Subsidi Listrik Harus Dicabut Karena Memberatkan APBN
Kamis, 17 April 2014 17:00 WIB
JAKARTA, Jaringnews.com - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menilai tepat kebijakan Dirjen
Kelistrikan yang akan menghapus subsidi listrik kepada golongan pelanggan PT PLN (Persero) I3 dan
I4. Karena kalau tidak dihapus subsidi listrik tersebut, akan sangat berat terhadap Anggaran
Pendapatan Belanja Negara (APBN).
"Menaikkan harga listrik dengan menghapus subsidi listrik saya pikir sudah tepat. Ini dilakukan
supaya subsidi listrik tidak menjadi hambatan bagi APBN," ujar Wakil Menteri Keuangan Bambang
Brodjonegoro di kantor Ditjen Ketenagalistrikan, Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (17/4).
Bambang menuturkan, golongan pelanggan PLN yang memang tidak membutuhkan subsidi listrik
27
TUGAS KELOMPOK
Buat kelompok yang terdiri dari 4-5 orangTiap kelompok mencari data APBD propinsi/kabupaten tahun 2008-2013, kemudian analisis data tersebut Hasil analisis:APBD Propinsi/Kabupaten : ................................Tahun .......Pendapatan : .........................................Pengeluaran : .........................................Pendapatan tertinggi : .........................................Pendapatan terendah : .........................................Pengeluaran tertinggi : .........................................Pengeluaran terendah : ........................................
sudah sepatutnya disesuaikan dengan Tarif Tenaga Listrik (TTL) nya. Sebab, sepanjang 2013 lalu saja
subsidi energi sudah mencapai Rp300 triliun dengan subsidi listrik Rp100 triliun dan BBM Rp200
triliun.
"Kalau listrik sudah jelas menurut kelompoknya maka sebaiknya diubah dari bentuknya menjadi
pembayaran listrik kepada kategori golongan tertentu. Itu harusnya yang mendapatkan pada
golongan rumah tangga tertentu, tentu yang harus menerima adalah yang membutuhkan," ungkap
Bambang.
Namun begitu, pihaknya tetap memperhatikan sektor industri strategis yang berkontribusi pada
ekonomi nasional. Bambang mengusulkan agar pemberian subsidi ini skenarionya diubah dengan
bantuan langsung atau insentif.
"Jadi diubah pengertiannya dengan memberi bantuan secara langsung kepada pelanggan rumah
tangga tertentu. Selain itu sektor industri strategis mendapatkan insentif dalam bentuk support
fasilitas dari pemerintah," jelas Bambang
Sumber http://jaringnews.com
RANGKUMAN
1. Landasan hukum APBN adalah UUD 1945 pasal 23 ayat 1.
2. APBN adalah suatu daftar dan penjelasan rinci mengenai penerimaan dan pengeluaran negara
3. Tujuan APBN adalah sebagai pedoman penerimaan anggaran dan pengeluaran negara.
4. Fungsi APBN adalah otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi, distribusi, dan stabilisasi.
5. Prinsip APBN adalah prinsip intensifikasi pendapatan dan efisiensi serta efektivitas dalam
pengeluaran dana.
6. Azas pemanfaatan APBN adalah mandiri, hemat, dan penajaman prioritas pembangunan.
7. Cara penyusunan APBN adalah pemerintah mengajukan RAPBN ke DPR, DPR membahas dalam
sidang komisi APBN dengan perbaikan yang diperlukan. Bila disetujui oleh DPR maka RAPBN
berubah menjadi APBN dan dapat dilaksanakan oleh pemerintah. Bila RAPBN tidak disetujui,
pemerintah menggunakan APBN tahun sebelumnya.
8. Laporan keuangan pemerintah pusat yang telah diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan
harus disampaikan kepada DPR selambat-lambatnya 6 (enam) bulan setelah berakhirnya tahun
anggaran yang bersangkutan.
28
9. Secara garis besar, APBN terdiri dari 5 (lima) komponen utama, yaitu (i) Pendapatan Negara
dan Hibah; (ii) Belanja Negara; (iii) Keseimbangan Primer; (iv) Surplus/Defisit Anggaran; dan
(v) Pembiayaan.
SOAL PILIHAN GANDA
1. Yang bukan merupakan azas penyusunan APBN adalah ...
A. Penghematan
B. Peningkatan efisiensi
C. Pemasukan berdasar pengeluaran
D. Manajemen prioritas pembangunan
E. Kemandirian
2. Berikut fungsi dan tujuan APBN:
1) Pedoman pengeluaran dan pengiriman negara agar terjadi keseimbangan yang dinamis
2) Meningkatkan produk dan kesempatan kerja dalam rangka meningkatkan pertumbuhan
ekonomi
3) Menjaga kestabilan arus uang dan barang, sehingga dapat mencegah terjadinya inflasi
maupun deflasi
4) Mengetahui sasaran dan preoritas pembangunan yang akan dilaksanakan oleh
pemerintah
5) Membiayai seluruh pengeluaran negara diberbagai departemen
Dari pernyataan diatas , yang termasuk fungsi APBN adalah ....
A. 1 , 2 , dan 3
B. 1 , 3 , dan 5
C. 2 , 3 , dan 4
D. 2 , 3 , dan 5
E. 3 , 4 , dan 5
3. Sumber penerimaan APBD meliputi ....
A. Subsidi dari pemerintah pusat, pajak daerah, perusahaan daerah
B. Subsidi dari daerah, pajak kota, perusahaan negara
29
C. Pajak langsung dan pajak tidak langsung
D. Pajak daerah dan pajak lain-lain
E. PBB dan pajak penghasilan
4. Pemerintah menggunakan APBN dengan tujuan ....
A. Pedoman pengawasan pemerintah pusat terhadap pemerintah derah
B. Pedoman untuk mengetahui jumlah penerimaan negara
C. Pedoman pembelanjaan negara
D. Pedoman penerimaan dan pengeluaran negara untuk melaksanakan tujuan yang ingin
dicapai pemerintah
E. Pedoman untuk mengetahui jumlah pengeluaran negara
5. Di bawah ini unsur-unsur penerimaam dan pengeluaran APBN
1) Belanja pegawai
2) Bantuan program
3) Subsidi daerah otonom
4) Pembayaran rupiah
5) Belanja barang
Yang termasuk pengeluaran rutin APBN adalah ....
A. 1 , 2 , dan 3
B. 1 , 2 , dan 4
C. 1 , 3 , dan 5
D. 2 , 3 , dan 5
E. 2 , 3 , dan 4
6. APBN diarahkan untuk mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber daya serta
meningkatkan efisiensi dan efektifitas perekonomian. Dalam hal ini APBN mempunyai fungsi...
A. Distribusi
B. Stabilisasi
C. Alokasi
D. Perencanaan
E. Otorisasi
30
7. Pengeluaran pemerintah pusat dan pemerintah daerah :
1) Biaya keperluan perwakilan luar negeri
2) Pemeliharaan sarana prasarana
3) Belanja perjalanan dinas
4) Pembayaran bunga utang luar negeri
5) Penerimaan tranfer bantuan
Yang merupakan pengeluaran pemerintah pusat adalah ....
A. 1 , 2 , dan 3
B. 1 , 3 , dan 4
C. 2 , 3 , dan 4
D. 2 , 4 , dan 5
E. 3 , 4 , dan 5
8. Beberapa jenis pengeluaran anggaran:
1) Gaji pegawai negeri sipil
2) Belanja pelunasan utang luar ngeri
3) Belanja perbaikan jalan provinsi
4) Anggaran pelaksanaan desentralisasi
5) Merenovasi kantor PDAM
Yang merupakan pengeluaran pemerintah daerah
A. 1 , 2 , dan 3
B. 1 , 3 , dan 5
C. 2 , 3 , dan 4
D. 2 , 4 , dan 5
E. 3 , 4 , dan 5
9. Berikut ini sebagian APBD salah satu provinsi di Indonesia ( dalam triliun rupiah ):
A Pendapatan:
PAD Rp 7.585
31
Dana perimbangan Rp 5.770
Lain-lain pendapatan daerah yang sah Rp 109
B Belanja
1. Aparatur
Belanja administrasi umum Rp 2.414
Belanja operasi dan pemeliharaan Rp 1.286
Modal Rp 648
2. Publik
Belanja administrasi umum Rp 2.218
Belanja operasi dan pemeliharaan Rp 2.692
Modal Rp 2.757
Berdasarkan data di atas dampak terhadap kegiatan ekonomi adalah ....
A. APBD tersebut devisit sehingga peningkatan kualitas pelayanan pemerintah berkurang
B. APBD tersebut surplus sehingga peningkatan kualitas pelayanan pemerintah bertambah
C. APBD tersebut surplus sehingga peningkatan kualitas pelayanan pemerintah berkurang
D. Pemerintah daerah tersebut mengalami kesulitan untuk mengatur dana karena APBD
devisit
E. Terjadi keseimbangan APBD, sehingga pelayanan pemerintah daerah tersebut stabil
10. Salah satu sumber penerimaan negara dalam APBN adalah pinjaman pemerintah dari Bank
Indonesia, sumber penerimaan ini disebut ....
A. Hibah
B. Pencetakan uang
C. Penerimaan pajak
D. Penerimaan negara bukan pajak
E. Penerimaan negara bukan pajak lainnya
11. APBN mempunyai beberapa fungsi antara lain: fungsi alokasi, distribusi, stabilitas dan
pertumbuhan ekonomi. Berikut ini yang dimaksud dengan fungsi alokasi adalah APBN
sebagai ....
32
A. Daftar rinci tentang pendapatan yang digunakanuntuk membiayai pengeluaran
pemerintah
B. Sumber penerimaan yang akan disalurkan kembali pada masyarakat berupa subsidi, premi
C. Alat untuk mencegah fluktuasi ekonomi yang tidak menentu
D. Alat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi
E. Alat untul mengendalikan tingkat inflasi
12. Pada saat perekonomian negara dilanda inflasi, APBN dapat difungsikan sebagai pengendali
perekonomian. Hal ini dilakukan dengan cara ...
A. Menambah anggaran pengeluaran rutin
B. Mengurangi/menunda beberapa pengeluaran
C. Mengurangi tabungan negara
D. Menciptakan tertib anggaran pengekluaran
E. pajak dikurangi jumlahnya
13. Yang dikategorikan dalam PAD (Pendapatan Asli Daerah) adalah ...
A. Dana alokasi umum, hibah, pajak daerah
B. Pajak daerah, pajak darurat, hibah
C. Dana bagi hasil, pajak daerah, retribusi
D. Retribusi daerah, pajak daerah, pendapatan bunga
E. Retribusi daerah, pajak daerah, dana darurat
14. Berikut hal-hal yang berhubungan dengan APBN:
1) minyak bumi dan gas alam
2) pajak ekspor
3) subsidi daerah otonom
4) pajak penghasilan
5) gaji pegawai
6) bunga dan cicilan utang
Yang merupakan sumber penerimaan negara adalah ...
A. 1 , 2 dan 5
33
B. 1 , 3 dan 4
C. 1 , 2 dan 4
D. 2 , 4 dan 6
E. 2 , 5 dan 6
15. Pada APBN, pajak yang diterima dapat disalurkan pada berbagai proyek pembangunan. APBN
dalam hal ini menjalankan fungsi ...
A. Distribusi
B. Stabilisasi
C. Relokasi
D. Alokasi
E. pengawasan
16. Hibah merupakan unsur-unsur APBN yang tergolong ....
A. Dana luar negeri
B. Penerimaan negara
C. Penerimaan dalam negeri
D. Penerimaan keuntungan BUMN
E. Sumbangan swasta, baik dari dalam negeri maupun luar negeri
17. Unsur-unsur dan faktor-faktor dari proses penyusunsn APBN antara lain ....
1) Kewenangan anggaran
2) Pelimpahan kewenangan pemerintah pusat
3) Realisasi dari penerimaan daerah
4) Kewajiban
5) Realisasi pengeluaran
Dari pernyataan diatas yang merupakan proses terjadinya pengeluaran adalah ....
A. 1 , 2 dan 3
B. 2 , 3 dan 4
C. 1 , 3 dan 4
D. 1 , 4 dan 5
E. 2 , 4 dan 5
34
18. Kebijakan anggaran surplus cenderung menimbulkan deflasi, karena surplus anggaradapat
menimbulkan jumlah uang yang beredar ....
A. Semakin kecil
B. Semakin besar
C. Akan berimbang
D. Akan tetap
E. Akan dinamis
19. Diketahui RAPBN tahun 2013 dalam triliun rupiah sebagai berikut:
Pendapatan
Pendapatan dalam negeri 1.497,5
Hibah 4,5
Belanja negara
Belanja pemerintah pusat 1.196
Tranfer ke daerah lain 530
Berdasarkan data tersebut posisi RAPBN adalah ....
A. Devisit 226 triliun
B. Devisit 224 triliun
C. Surplus 224 triliun
D. Surplus 226 triliun
E. Berimbang
20. Dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan
kemampuan keuangan antar daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka
pelaksanaan desentralisasi adalah ....
A. DAK
B. DAU
C. Dana penyesuaian
D. Dana otonomi khusus
E. Dana perimbangan
35
Untuk soal no 21 s/d 25 pilihlah
A. Jika 1 , 2 , dan 3 benar
B. Jika 1 dan 3 benar
C. Jika 2 dan 4 benar
D. Jika hanya 4 benar
E. Jika semuanya benar
21. Yang termasuk belanja barang adalah ....
1. Belanja pemeliharaan barang
2. Gaji dan tunjangan
3. Belanja jasa
4. Utang dalam negeri
22. Yang termasuk sumber pendapatan negara adalah....
1. Pajak
2. Keuntungan perusahaan negara
3. Hibah
4. Dana perimbangan
23. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara ( APBN ) adalah …
1. suatu daftar yang merinci penerimaan negara untuk melaksanakan pembangunan dalam
suatu periode tertentu biasanya satu tahun
2. suatu daftar yang merinci pengeluaran negara untuk membiayai kegiatan pembangunan
selama satu tahun mendatang
3. suatu daftar yang merinci penerimaan pajak dengan pengeluaran pembangunan suatu
Negara selama periode tertentu biasanya satu tahun
4. suatu daftar yang merinci penerimaan dan pengeluaran Negara selama periode tertentu
biasanya satu tahun
24. Tujuan penyusunan APBN adalah ...
36
1. sebagai pedoman pendapatan dan pembelajaan negara dalam tugas kenegaraan untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi
2. Agar uang yang diterima negara dan bersumber dari pajak dapat digunakan sebaik-
baiknya untuk tujuan pembangunan
3. Agar penggunaan uang negara dapat digunakan sebaik-baiknya untuk tujuan
meningkatkan taraf hidup masyarakat
4. Agar penggunaan uang negara yang berasal dari tabungan dapat digunakan sebaik
mungkin sesuai dengan undang-undang yang berlaku
25. Belanja daerah terdiri atas…
1. Pajak
2. Dana perimbangan
3. Susidi
4. Dana otonomi
Untuk soal No 26 s/d 30 pilihlah:
A. Jika pernyataan 1 benar dan pernyataan 2 benar dan keduanya mempunyai hubungan sebab
akibat.
B. Jika pernyataan 1 benar dan pernyataan 2 benar tetapi keduanya tidak mempunyai hubungan
sebab akibat.
C. Jika pernyataan 1 salah dan pernyataan 2 benar
D. Jika pernyataan pertama benar dan pernyataan 2 salah
E. Jika pernyataan 1 salah dan pernyataan 2 salah
26. Penerimaan negara dalam APBN selain digunakan untuk kepentingan umum, pembangunan
dan kegiatan penyelenggaraan pemerintah, juga di salurkan kembali kepada masyarakat dalam
bentuk subsidi, beasiswa, dan dana pensiun.
Sebab
APBN memiliki fungsi Alokasi
27. Pendapatan negara yang dihimpun dari berbagai sumber akan digunakan kembali untuk
membiayai pengeluaran diberbagai sektor pembangunan
37
Sebab
Salah satu penerimaan negara adalah setoran pajak
28. APBN adalah suatu daftar yang memuat rincian sumber pendapatan dan pengeluaran negara
dalam 1 tahun
Sebab
Tujuan penyusunan APBN adalah sebagai pedoman dalam penerimaan dan pengeluatan
negara dalam rangka meningkatkan kemakmuran bagi masyarakat
29. Pengeluaran pemerintah pusat untuk daerah adalah dana perimbangan yang terdiri dari DAU,
DAK dan bagi hasil
Sebab
DAK adalah dana yang berasal dari APBN untuk tujuan pemerataan kemampuan keuangan
daerah
30. Reklame, retribusi, pajak kendaraan bermotor adalah termasuk PAD
Sebab
Sumber penerimaan daerah adalah PAD dan dana perimbangan
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar
1. Apakah yang dimaksud dengan APBN
2. Apa yang dimaksud dengan APBD ?
3. Jelaskan fungsi APBN ?
4. Jelaskan tujuan dari APBN dan APBD ?
5. Jelaskan pengertian dari :
a. Azas anggaran surplus
b. Azas anggaran defisit
6. Apakah yang maksud dengan:
a. Dana Alokasi Umum (DAU)
b. Dana Alokasi Khusus (DAK)
7. Apa pengaruh APBD terhadap perekonomian ?
38
8. Sebutkan sumber penerimaan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi
9. Sebutkan sumber-sumber penerimaan negara
10. Jelaskan yang dimaksud dengan kebijakan anggaran
REFLEKSI DIRI
Setelah anda mempelajari tentang APBN dan APBD diharapkan dapat membentuk karakter:
1. Religius, dengan mempelajari anggaran pendapatan dan belanja negara dan anggaran
pendapatan dan belanja daerah diharapkan dapat membentuk rasa syukur kepada Tuhan
Yang Maha Esa ,oleh karena masih dapat memahami dan mengamalkannya dalam bentuk
pengelolaan pendapatan uang saku serta membelanjakannya , sehingga berdaya guna dan
berhasil guna dalam kehidupan belajar di sekolah maupun kehidupan sehari-hari.
2. Jujur, dengan mempelajari APBN/APBD diharapkan dapat terbentuk sikap jujur. Sikap ini
dapat diterapkan dalam mengaplikasikan APBN/APBD kedalam pengelolaan pendapatan dan
belanja uang saku yang berasal dari orang tua , harus jujur dalam pelaksanaan nya sehingga
berdampak positif dalam kehidupan keluarga.
3. Disiplin, dengan mempelajari APBN/APBD diharapkan dapat membentuk sikap disiplin
sehingga dapat diterapkan dalam mengelola anggaran pendapatan dan belanja uang saku,
sebagai refleksi dari materi pembelajaran APBN/APBD dalam kehidupan sehari-hari diperlukan
ketaatan dan ketepatan dalam pelaksanaannya.
4. Responsif, dengan mempelajari APBN/APBD diharapkan dapat membentuk sikap responsif
dalam pengelolaan anggaran pendapatan uang saku jika terdapat kelebihan atau kekurangan
dari pembelajaan uang saku yang telah disepakati, harus cepat diatasi sebab-sebab maupun
akibatnya dengan segera, tanpa menimbulkan masalah dalam keluarga.
5. Tanggung jawab, dengan mempelajari APBN/APBD diharapkan dapat membentuk sikap
tanggungjawab, anggaran pendapatan uang saku yang bersumber dari orang tua dan
membelanjaannya dalam kurun waktu tertentu , harus dipertanggung jawabkan dengan baik
dan benar , agar orang tua dapat memperbaiki pemberian uang saku pada waktu berikutnya.
PENILAIAN DIRI
Setelah mempelajari pelaku kegiatan ekonomi lakukanlah penilaian diri tentang sikap anda dengan
memberikan tanda (v) pada pernyataan di bawah ini dengan ketentuan sebagai berikut:
39
a. Bacalah pernyataan-pernyataan dalam kolom dengan teliti.
b. Berilah tanda (v) sesuai dengan kondisi dan keadaan anda sehari-hari secara jujur dengan
kriteria sebagai berikut:
4 = Selalu, apabila secara terus menerus melakukan aspek yang diamati.
3 = Sering, apabila cenderung lebih banyak melakukan aspek yang diamati
2 = Kadang-kadang, , apabila cenderung lebih melakukan aspek yang diamati
1 = Tidak pernah, , apabila tidak pernah melakukan aspek yang diamati
c. Jika anda mendapatkan jumlah skor dari masing-masing aspek yang diamati/ dinilai maka
disimpulkan sebagai berikut:
1. Kurang
2. Sedang
3. Baik
4. Amat baik
Nama Peserta Didik :........................................
K e l a s : X (.......)
Materi Pokok : APBN dan APBD dalam pembangunan
Tanggal Penilaian : ......................................
No PERNYATAAN NILAI JUMLAH
SKOR1 2 3 4
1 Saya bersyukur kepada Tuhan Yang Maha
Esa karena telah memahami dan
menghayati materi pembelajaran
APBN/APBD dengan baik dan benar
2 Saya akan jujur dalam mengaplikasikan
APBN/APBD ke dalam pengelolaan
pendapatan dan belanja dari uang saku
sehingga dapat dipercaya orang tua
3 Saya akan disiplin dalam mengelola
pendapatan dan belanja dari uang saku
dalam kehidupan sehari-hari, sehingga
ketepatan dan ketaatan dapat tercapai
40
sesuai kesepakatan
4 Saya akan responsif bilamana dalam
anggaran pendapatan uang saku
terdapat kelebihan /kekurangan
terhadap pengeluaran uang saku
sehingga dapat diatasi dengan segera
tanpa menimbulkan masalah dalam
keluarga
5 Saya akan bertanggung jawab dalam
penerimaan uang saku yang diterima dan
pengeluaran setiap bulan akan dipertang
gung jawabkan kepada orang tua sehing
ga dapat diperbaiki untuk penerimaan bu
lan-bulan selanjutnya
41