mutosagala.files.wordpress.com  · web viewdisusun oleh: doddy purwoharyono (320012) m. alif timur...

21
TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL DAN STRATEGI PEMBANGUNAN Disusun Oleh: 1. Doddy Purwoharyono (320012) 2. M. Alif Timur Ghiffari (320020) 3. Reviand Ramiz (321554) 4. M. Yuriyan Santrani Killian (340703) 5. Shinta Ariyaningtyas (340704) Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada Yogyakarta 2012

Upload: nguyentruc

Post on 11-Apr-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL DAN STRATEGI

PEMBANGUNAN

Disusun Oleh:

1. Doddy Purwoharyono (320012)

2. M. Alif Timur Ghiffari (320020)

3. Reviand Ramiz (321554)

4. M. Yuriyan Santrani Killian (340703)

5. Shinta Ariyaningtyas (340704)

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Gadjah Mada

Yogyakarta

2012

Ekonomika Global: Sebuah Pengantar

Selama beberapa dekade terakhir, perekonomian dunia telah menjadi lebih terhubung melalui

ekspansi di bidang perdagangan internasional jasa serta barang primer dan manufaktur, melalui investasi

portofolio seperti pinjaman internasional dan pembelian saham, dan melalui investasi langsung dari asing.

Globalisasi adalah sebuah proses dimana perekonomian dunia menjadi lebih terintegrasi menuju

sebuah perekonomian global dan meningkatkan pembuatan kebijakan ekonomi global, misalnya, melalui

lembaga internasional seperti World Trade Organization (WTO)

Globalisasi juga mengacu pada timbulnya “Budaya Global” dimana masyarakat mengkonsumsi

barang dan jasa yang homogen dimanapun mereka berada dan menggunakan bahasa yang sama dalam bisnis,

dalam hal ini Bahasa Inggris. Perubahan tersebut memfasilitasi teintegrasinya ekonomi dan pada gilirannya

akan mempromosikan globalisasi

Untuk sebagian orang, kata globalisasi memberi kesan adanya peluang bisnis yang menarik,

keuntungan efisiensi dari perdagangan, pertumbuhan yang lebih cepat di bidang pengetahuan dan inovasi,

serta adanya transfer pengetahuan ke Negara berkembang untuk memfasilitasi pertumbuhan yan lebih cepat.

Sebagian yang lainnya menganggap globalisasi dapat meningkatkan kekhawatiran akan timbulnya

masalah-masalah seperti; ketidaksetaraan mungkin akan lebih menonjol di berbagai Negara, terjadinya

degradasi lingkungan mungkin akan lebih cepat, adanya dominasi internasional oleh Negara-negara yang

kaya, serta adanya sebagian daerah dan masyarakat yang mungkin akan tertinggal lebih jauh. Sehingga

kebijakan yang tepat dan perjanjian-perjanjian sangat dibutuhkan untuk mencegah potensi terjadinya

masalah-masalah

Perdagangan Internasional: Beberapa Isu Kunci

Perdagangan Internasional seringkali memainkan peran penting dalam sejarah negara berkembang.

Baru-baru ini, banyak perhatian tertuju pada perdagangan dan isu pembangunan dan difokuskan untuk

memahami suksenya eksport Asia timur yang spektakuler. Perekonomian Taiwan, Korea Selatan, dan Asia

Timur lainnya merupakan pioneer dari strategi ini, yang juga telah berhasil diikuti oleh tetangganya yang

lebih besar yaitu China.

Lima Pertanyaan Mendasar mengenai Perdagangan dan Pembangunan

1. Bagaimana perdagangan internasional mempengaruhi rasio, struktur dan karakter dari

pertumbuhan ekonomi? Hal ini merupakan “Perdagangan sebagai sebuah mesin

pertumbuhan” kontroversi yang tradisonal.

2. Bagaimana perdagangan mengubah distribusi pendapatan dan kekayaan dalam sebuah

Negara dan berbeda dengan Negara lain? Apakah perdagangan adalah sebuah paksaan

internasional dan setara atau tidak setara dengan domestic? Dengan kata lain, bagaimana

keuntungan dan keryugian terdistribusi, dan siapa yang mendapatkan benefit?

3. Dalam kondisi apa sebuah perdagangan dapat menolong suatu Negara untuk mencapai

tujuan-tujuan pembangunannya?

4. Bisakah suatu Negara berkembang menentukan berapa banyak Negara itu melakukan

perdagangan atau produk dan servis mana yang akan dijual sesuai dengan kemauany Negara

itu sendiri?

5. Dengan mengingat pengalaman masa lalu dan penilaian calon, haruskah negara berkembang

mengadopsi kebijakan yang berorientasi keluar (perdagangan bebas, arus diperluas modal

dan sumber daya manusia, dll) atau sebuah kebijakan yang berorientasi ke dalam

(proteksionism untuk kepentingan kemandirian), atau gabungan kombinasi dari keduanya,

misalnya, dalam bentuk kerjasama ekonomi regional dan kebijakan ekspor strategis? Apa

argumen yang mendukung dan menentang strategi perdagangan alternatif untuk

pembangunan?

Pentingnya Ekspor bagi Berbagai Negara Berkembang

Negara berkembang cenderung lebih bergantung pada perdagangan daripada negara maju. Hal ini

karena negara berkembang memiliki keterbatasan sumber daya modal sehingga mereka harus melakukan

ekspor untuk meningkatkan sumber daya modal atau untuk memenuhi barang konsumsi yang tidak/belum

tersedia di negaranya.

Elastisitas Permintaan dan Pendapatan Ekspor yang Tidak Stabil

Income elasticity of demand menunjukkan adanya perubahan pendapatan yang disebabkan oleh

perubahan permintaan. Sedangkan, price elasticity of demand menunjukkan perubahan harga dipengaruhi

oleh perubahan jumlah barang yang diminta. Pada konteks perdagangan internasional kedua elastisitas ini

berkontribusi pada yang namanya export earnings instability yang menunjukkan adanya fluktuasi dalam

ekspor.

Nilai Tukar dan Hipotesis Prebisch-Singer

Ekonom memiliki nama tersendiri untuk hubungan antara harga barang ekspor dengan impor pada

jenis yang barang yang sama, yakni commodity terms of trade. Ini adalah rasio rata-rata harga ekspor

terhadap harga impornya pada suatu negara. Pada negara berkembang, rasio ini cenderung menurun dari

waktu ke waktu. Argumen ini dijelaskan dalam hipotesis Prebisch-singer yaitu dalam jangka panjang, negara

berkembang cenderung mengalami penurunan dalam hal perdagangan primary-products yang diekspornya

karena kombinasi dari pendapatan yang rendah dan price elasticity of demand.

Teori Tradisional Perdagangan Internasional

Mengapa manusia melakukan perdagangan? Pastinya karena itu merupakan tindakan yang

menguntungkan. Setiap manusia memiliki perbedaan kemampuan begitu juga dengan negara. Oleh karena

itu, diperlukan perdagangan untuk menutupi kekurangan yang dimiliki.

Teori Keunggulan Komparatif (Comparative Advantage Theory)

Keunggulan komparatif adalah keunggulan natural yang dimiliki negara dalam hal memproduksi

suatu barang, misalnya biaya produksi yang relatif lebih murah oleh karena sebab tertentu atau ketersediaan

sumber daya yang lebih banyak dibandingkan negara lain.

Teori Keunggulan Absolut (Absolute Advantage Theory)

Sedangkan, keunggulan absolut adalah keunggulan natural yang dimiliki negara dalam memproduksi

suatu barang yang mana negara lain tidak bisa atau sangat sulit memproduksinya.

Faktor Endowment Relatif dan Spesialisasi Internasional: Model Neoklasik

Factor endowment trade theory adalah model neoklasik dalam perdagangan bebas yang menjelaskan

bahwa negara akan melakukan spesialisasi produksi suatu komoditas dengan memanfaatkan segala faktor

produksi yang dimilikinya. Teori ini berdasarkan pada 2 proporsi yang sangat penting yakni:

1. Produk yang berbeda membutuhkan faktor produksi dalam proporsi yang relatif berbeda.

2. Negara memiliki potensi faktor produksi yang berbeda.

Teori Perdagangan dan Pembangunan: Argumen Tradisional

Ada 5 alasan perdagangan bagi sebuah negara, yaitu:

1. Perdagangan sangat penting untuk menstimulasi pertumbuhan ekonomi yang nantinya dapat

meningkatkan kapasitas konsumsi, output, dan menyediakan akses terhadap sumber daya yang

langka atau tidak dimiliki.

2. Perdagangan mendatangkan efisiensi dalam hal penggunaan sumber daya.

3. Perdagangan membantu negara mencapai pembangunan yang mereka maksud melalui

keunggulan komparatifnya.

4. Dalam perdagangan bebas dunia, harga internasional dan biaya produksi mencerminkan

seberapa besar negara harus memperdagangkan dengan tujuan untuk memaksimalkan

kesejahteraan warga negaranya.

5. Terakhir, untuk meningkatkan pertumbuhan dan pembangunan, kebijakan outward-looking

dibutuhkan.

Kritik Terhadap Teori Perdagangan Tradisional Neoklasik pada Negara Berkembang

Terdapat 6 asumsi dasar model perdagangan tradisional neoklasik yang perlu dikaji apabila dikaitkan

dengan Negara berkembang:

1. Sumber daya tetap atau sama di negara mana pun dan asumsi full employment.

North-South trade models menjelaskan tentang perdagangan yang dilakukan negara kaya (negara

maju/North) dan miskin (negara berkembang/South) disebabkan oleh adanya perbedaan sumber

daya yang mana negara maju memiliki sumber daya modal, kemampuan entrepreneur, dan

tenaga kerja ahli yang baik, sedangkan di negara berkembang sumber daya modal terbatas

sehingga hanya mampu mempekerjakan tenaga kerja yang kurang ahli ditambah kurangnya

kemampuan entrepreneur. Keadaan ini membuat negara maju memiliki keuntungan komparatif

sehingga tingkat profit lebih tinggi.

Pada negara berkembang nyatanya terdapat banyak sekali tenaga kerja yang tidak bekerja atau

menganggur. Teori vent-for-surplus pada perdagangan internasional menjelaskan bahwa lahan

dan tenaga kerja yang tidak/belum dimanfaatkan secara optimal akan digunakan untuk

mendorong tingkat produksi barang lebih banyak sehingga dapat melakukan ekspor.

Figure 12.2 The vent-for-surplus theory of trade (Economic Development, Todaro)

Awalnya, suatu negara hanya mampu produksi pada titik V 9yakni primary-products diproduksi

dan dikonsumsi sebesar OX dan manufactures yang diproduksi dan dikonsumsi sebesar OY).

Setelah adanya perdagangan internasional (dengan rasio harga sebesar yang telah ditentukan)

maka pemanfaatan sumber daya (lahan dan tenaga kerja) yang belum dimanfaatkan akan

dimanfaatkan secara optimal. Dengan begitu, jumlah primary-products akan meningkat ke X’.

hal ini memungkinkan kita ekspor sebanya XX’, dan mengimpor sebanyak YY’.

2. Teknologi produksi sama dan tersedia secara bebas di negara mana pun serta selera konsumen

yang tidak dipengaruhi produsen.

Kenyataannya negara maju lebih memliki kesempatan yang jauh lebih besar untuk

menemukan/mengembangkan teknologi. Oleh hal demikian, maka banyak negara yang

cenderung berinvestasi pada kemajuan teknologi negara maju. Dengan begitu, negara

berkembang akan semakin tertinggal. Dengan perkembangan teknologi itu pula negara maju

mendapat keuntungan dalam hal perdagangan, seperti iklan. Asumsi yang mengatakan bahwa

selera konsumen tidak dipengaruhi oleh produsen tidak dapat diterima karena iklan terbukti

dapat mempengaruhi selera konsumen yang mana informasi terbatas dan tidak sempurna

untuknya. Dapat kita lihat juga pada kenyataan bahwa di negara berkembang, iklan didominasi

oleh produk asing yang dijual dalam pasar local.

3. Faktor produksi di dalam negeri dapat bergerak dengan mudah pada aktifitas produksi serta

karakteristik pasar persaingan sempurna.

Pada kenyataannya, di negara berkembang faktor produksi tidak bergerak sempurna atau dengan

mudahnya. Hal ini disebabkan oleh ketergantungan terhadap jumlah output, keseluruhan

perekonomian, dan infrastruktur sosial, seperti jalan, rel, komunikasi, dll. Seperti yang kita tahu,

infrastruktur pada negara berkembang tidak begitu tersedia dengan baik dan memadai. Selain itu,

struktur institusi dan politik yang kaku turut mempengaruhi kelambanan pergerakan faktor

produksi.

Di sisi lain, negara maju yang memiliki keuntungan dalam hal teknologi dapat menekan biaya

produksi mereka sehingga negara-negara berkembang sulit bersaing. Hal ini dapat diatasi dengan

menekan harga atau jumlah output barang lokal maupun dengan mengurangi biaya produksi.

Akan tetapi, produsen negara berkembang cenderung memilih untuk bersatu daripada

menurunkan harga atau output atau sumber daya yang digunakan. Dengan melakukan hal

tersebut maka produk tetap dapat bersaing dengan produk asing dengan memanfaatkan

kelangkaan. Ini menunjukkan adanya karakteristik pasar yang cenderung oligopoli atau bahkan

monopoli. Oleh karena itu, asumsi bahwa karakteristik pasar persaingan sempurna tidak dapat

diterima.

4. Tidak ada peran pemerintah dalam perekonomian internasional.

Seperti yang kita ketahui, pemerintah jelas berperan dalam hal perekonomian internasional.

Terdapat beberapa kebijakan yang dilakukan pemerintah untuk mempengaruhi perekonomian

internasional, diantaranya pengenaan tarif impor, kuota impor, dan subsidi ekspor.

5. Neraca perdagangan seimbang dan negara mana pun dianggap mampu menyesuaikan diri

dengan perubahan harga dan perekonomian dunia.

Neraca perdagangan seimbang adalah suatu kondisi dimana nilai ekspor sama dengan nilai

impor. Asumsi ini juga tidak dapat diterima apabila dikaitkan dengan negara berkembang yang

mana sebagian besar mengalami neraca perdagangan yang defisit atau dapat dikatakan bahwa

negara berkembang cenderung lebih banyak melakukan impor.

Teori perdagangan tradisional mengasumsikan bahwa negara siap menyesuaikan dengan

perubahan harga dan perekonomian dunia dalam keadaan apa pun. Penyesuaian dalam teori atau

diatas kertas memang mudah, akan tetapi, pada kenyataannya sangatlah sulit. Hal ini disebabkan

adanya sifat yang kaku (rigid) pada institusi atau politik dalam negeri.

6. Keuntungan dari perdagangan diterima secara nasional atau negara yang melakukan

perdagangan tersebut.

Kita semua tahu bahwa asumsi ini tidak sepenuhnya benar dan ini merupakan isu atau masalah

yang sulilt dipecahkan. Hal ini berkenaan dengan siapa pemilik dan siapa pekerja. Seperti yang

kita ketahui, banyak negara maju turut membantu menyediakan fasilitas untuk mengolah sumber

daya di negara-negara berkembang, tapi yang melakukan perdagangan tetap atas nama institusi

nasional sehingga keuntungan yang diperoleh akan dibagi dua dalam porsi yang sesuai

kesepakatan.

Strategi Perdagangan Sederhana untuk Pembangunan: Promosi Ekspor versus Substitusi Impor

Terdapat cara sederana untuk pendekatan kebijakan perdagangan untuk pembangunan yakni

kebijakan outward-looking atau inward-looking. Kebijakan pembangunan outward-looking adalah kebijakan

yang dapat mendorong nilai ekspor, bahkan juga pergerakan bebas pada sumber daya modal, pekerja,

perusahaan, dan pelajar; membuka kesempatan kerjasama multinasional; dan komunikasi terbuka.

Sedangkan, kebijakan pembangunan inward-looking adalah kebijakan yang mendorong atau berpihak pada

barang domestik, termasuk pengembangan teknologi domestik, membatasi impor, dan melemahkan investasi

asing. Hal ini tergantung pada keadaan perekonomian negara tersebut.

Pada dasarnya, hubungan strategi pembangunan sederhana ini adalah berkenaan dengan substitusi

impor atau promosi ekspor. Substitusi impor adalah usaha pemerintah untuk menggantikan konsumsi barang

impor dengan cara mengekspansi barang lokal atau domestik.

Untuk lebih jelas, lihat figure 12.3, keseimbangan awal terjadi pada P1Q1 dengan kondisi pasar

tertutup (close economy). Setelah melakukan perdagangan internasional (open economy), maka akan terdapat

harga dunia atau P2. Harga dunia elastis sempurna dikarenakan pengaruh negara terhadap pasar dunia sangat

kecil sehingga membuat kurva berbentuk horizontal. Dengan begitu, konsumen akan memilih harga dunia

(P2) sehingga konsumen akan mengkonsumsi sebanyak Q3 sedangkan produsen akan menawarkan sebanyak

Q1 karena kalah bersaing dengan produk asing. Dengan demikian, terjadi excess demand, untuk menutupinya

maka harus dilakukan impor sebanyak ab. Untuk mendukung produk domestik maka pemerintak melakukan

tarif impor sehingga harga barang asing akan naik atau permintaan akan berkurang serta penawaran barang

domestik akan bertambah. Keuntungan pemerintah dari tindakan tersebut adalah sebesar cdfe.

Figure 12.3 import substitution and thoery of protection (Economic Development, Todaro)

Sedangkan, promosi ekspor adalah upaya pemerintah untuk meningkatkan nilai ekspor melalui

peningkatan insentif ekspor, penurunan disinsentif ekspor, dan cara lain dalam rangka untuk meningkatkan

nilai tukar asing dan tujuan-tujuan tertentu.

Untuk menentukan yang terbaik maka terdapat dua argumen berkenaan dengan perdagangan pada

negara berkembang, yakni:

Trade Pessimist:

a. Keunggulan komparatif pada negara berkembang cenderung statis, karena kurangnya bakat

entrepreneur dan/atau keahlian teknis.

b. Transfer pendapatan tidak sepenuhnya dirasakan dan didapatkan secara nasional.

Trade Optimist:

a. Alokasi/penggunaan segala sumber daya dapat efisien karena adanya transfer teknologi sehingga

mengurangi biaya produksi.

b. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Mungkin pada awalnya promosi ekspor terasa lebih sulit dan hanya dengan sedikit keuntungan

relatif pada substitusi impor, akan tetapi pada jangka panjang pada saat tertentu, promosi ekspor

akan mendatangkan keuntungan/manfaat jauh lebih besar daripada substitusi impor yang mana akan

mengalami diminishing return secara drastis.

Pendekatan Kebijakan Expor dengan Strategi Industrialisasi

Semenjak tahun 1980 sebuah pemikiran muncul dan mempengaruhi hubungan antara perdagangan

dan pembangunan. Pendekatan strategi industrialisasi adalah pembangunan yang berorientasi pada expor,

namun tetap mengharapkan peran pemerintah agar dapat memproduksi produk-produk expor yang lebih

berkualitas dan memiliki nilai yang lebih tinggi.

Pendekatan ini dimulai pertama kali sebagai literatur empiris, namun telah mengembangkan sebuah

teori untuk membantu menjelaskan mengapa dengan sebuah regulasi exporjustru dapat meningkatkan laju

pembangunan dibandingkan dengan perdagangan bebas tanpa adanya regulasi. Teori ini membangun

pendekatan yang berfokus kepada identifikasi kegagalan pasar yang diakibatkan oleh proses industrialisasi.

Beberapa penelitian menemukan bahwa 4 dari 5 negara asia timur yang berorientasi expor,kini

memiliki pendapatan yang tinggi, dan fakta yang ditemukan adalahnegara-negara tersebut memiliki

pemerintah yang aktif dalam mendorong industri expor dan untuk berusaha meningkatkan daya saing serta

meningkatkan nilai tambah produk-produk mereka dengan memperkerjakan tenaga kerja yang lebih ahli dan

menggunakan teknologi-teknologi tinggi. Beberapa program merupakan strategi industri, dan beberapa

lainnya lebih condong merupakan kebijakan perindustrian.

Pertanyaan selanjutnya adalah, “mengapa strategi industrialisasi yang berorientasi expor itu

penting?”. Tentu saja bagi sebuah negara kecil mereka membutuhkannya karena ukuran pasar dalam negeri

mereka yang kecil, namun tidak hanya itu. penggunaan ekspor manufaktur dengan kandungan teknologi

yang berkembang sebagai ukuran kinerja secara otomatis menekankan target dengan manfaat pembangunan

yang sangat kuat. Sebagai tambahan, pasar expor duniaadalah sebuah arena dimana kinerja benar-benar diuji,

sementara sumber daya dan informasi yang tersedia benar-benar terbatas.

Pada tahun 2007, penelitian yang dilakukan Ricardo Haussman, Jason Hwang, dan Dani Rodrik

menemukan bahwa negara dengan pendapatan perapita lebih tinggi memiliki kecenderungan untuk

mengexpor berbagai jenis barang. Mereka menyimpulkan, tidak semua barang memiliki hasil yang baik

untuk perekonomian. Spesialisasi pada berbagai macam produk lebih baik dibandingkan hanya spesialiasasi

pada satu atau dua produk.

Bukti menunjukan bahwa pemerintah Singapur, Taiwan, dan Korea Selatan telah berperan secara

aktif menggunakan strategi industri dan kebijakan industri yang spesifik selama beberapa dekade. Kebijakan

spesifik yang diterapkan berbeda satu sama lain antara satu dengan lainnya, namun pada umumnya memiliki

fitur yang sama untuk mendorong kemampuan manusia, teknologi, dan perusahaan tidak hanya

meningkatkan intensitas pekerjaan tenaga kerja, tapi secara aktif dan sistematis juga meningkatkan kualitas

kinerja mereka. Fitur lainnya adalah kolaborasi antara sektor publik dan sektor swasta, dengan pemerintah

memainkan peran sebagai koordinator namun menggunakan komunikasi yang efektif dan berusaha untuk

memahami halangan yang harus dihadapi oleh sektor privat dan bagaimana cara untuk menenangkan

mereka, bukan bukan untuk memainkan perindustrian.

Dalam globalisasi ekonomi, kesempatan untuk tumbuh melaui expor di pasar bebas menjadi lebih

besar, namun disisi lain justru yang terjadi adalah sebaliknya. Sebagai contoh, dengan tidak adanya barier

untuk masuk ke dalam pasar suatu negara, maka negara dengan pendapatan yang kecil dan negara-negara

berkembang akan mengalami kesulitan dalam persaingan. Terlebih dengan adanya negara Cina sebagai

“work shop of the world” akan membuat negara-negara kecil dan berkembang semakin sulit bersaing.

Namun kini dengan mulai meningkatnya upah tenaga kerja di cina, bisa menjadi kesempatan baru bagi

negara-negara kecil dan berkembang.

Isu lainnya adalah seberapa besar WTO mengatur tindakan pemerintah , walaupun dukungan secara

umum untuk semua industri tanpa adanya diskriminasi diperbolehkan, dan walaupun memiliki sumber daya

yang cukup, tenaga kerja yang ahli,dan strategi industri yang baik seperti korea selatan dan taiwan, terkadang

strategi expor negara berkembang di larang oleh WTO. Bagaimanapun terdapat area abu-abu.

Isu yang ketiga adalah apabila negara lain memiliki kompetensi dan otoritas politik yang lebih tinggi

seperti yang dilakukan korea selatan selama periode kebijakan industri. Menunrut beberapa pihak, tugas dari

bank dunia dan agensi internasional lainnya adalah membantu negara-negara kecil dan berkembang untuk

mendapatkan kompetensi yang lebih baik, namun seringkali pada kenyataannya banyak negara-negara

tersebut kekurangan tenaga kerja terlatih.

Perlu juga ditekankan bahwa pendekatan ini akan lebih efektif apabila pemerintah dan swasta telah

berkerjasama dengan baik dan konsisten dalam pembangunan yang luas dan juga menguntungkan bagi para

investor.

Perdagangan Selatan-Selatan dan Integrasi Ekonomi

Perdagangan selatan-selatan mereprentasikan expor antara negara berkembang di dunia pertama

hingga dunia ke tiga. Expor ke cina telah menciptakan kesempatan penting bagi negara-negara berkembang.

banyak pelopor pembangunan seperti Sir Arthur Lewis berargument bahwa negara-negara berkembang harus

meningkatkan jumlah expornya. Argumen lainnya adalah dari Abhijit Barneje, menurutnya sulit bagi negara

dengan pendapatan rendah untuk bersaing di pasar yang telah berkembang karena reputasi dari reputasi

negara tersebut masih diragukan. Untuk meningkatkan kualitas dan reputasi agar dapat memasarkan produ di

negara maju,dibutuhkan biaya yang sangat besar. Sehingga sebagai alternatif, negara-negara berpendapatan

kecil dan menengah dapat berkerjasama dengan cara menjalin hubungan perdagangan di antara negara-

negara tersebut dan juga berkerjasama meningkatkan kualitas produk-produk negara tersebut.

Salah satu varian kuat dari hipotesis perdagangan selatan-selatan adalah negara berkembang harus

meningkatkan perdagangan diantara sesama negara-negara berkembang dan membentuk sebuah integrasi

perdagangan internasional. Bentuk-bentuk dari perdagangan ini antara lain

Free Trade Area (FTA), terjadi apabila sekoelompok negara setuju untuk menghapus tarif diantara

mereka namun tetap mempertahankan tarif mereka masing masing terhadap impor dari negara-negara diluar

FTA. Sebagai salah satu contoh FTA yang efektif adalah North American Free Trade Agreement (NAFTA),

dibawah rezim ini Mexico mengenakan tarif 0% terhadap impor gandum dari kanada, namun Mexico masih

mengenakan tarif impor gandum mereka terhadap negara-negara diluar NAFTA. Mengingat terdapat

perbedaan tarif antara anggota NAFTA terhadap negara-negara non anggota, pada umumnya FTA dilengkapi

dengan Rules of Origin (ROO). Skim ROO ini diberlakukan untuk mencegah kasus dimana barang-barang

diimpor melalui negara anggota FTA dengan tarif terendah, kemudian barang-barang tersebut dijual kembali

ke negara anggota dengan tarif lebih tinggi.

Custom Union (CU), terbentuk ketika sekelompok negara setuju untuk menghapuskan tarif

impordiantara mereka dan sekaligus memberlakukan satu rejim tarif bersama bagi impor dari negara-negara

non anggota. Pemebentukan CU menghindari keharusan perumusan ROO yang rumit namun para negara

anggota harus berkoordinasi dengan baik. Uni Eropa adalah salah satu contoh dari CU. Contoh lainnya

adalah MERCOSUR, yang didirikan tahun 1995 dan terdiri atas Argentina, Brazil,Paraguay, dan Uruguay.

Uruguay dan negara-negara amerika selatan lainnya saat ini dalam proses untuk masuk menjadi negara

anggota MERCOSUR.

Common Market (CM), membentuk perdagangan bebas seperti CU, namun juga memperbolehkan

pergerakan bebas tenaga kerja dan kapital antar negara-negara anggota. Uni Eropa dirancang sebagai CM

pada tahun 1957 berdasarkan Treaty of Rome. Penduduk uni eropa memiliki paspor bersama dan

diperbolehkan untuk berkerja dan berinvestasi tanpa batasan di negara-negara anggota Uni Eropa. Hingga

saat ini Uni Eropa telah menjadi sebuah kesatuan ekonomi (Economic Union) dan kesatuan moneter

(Monetary Union).

Adanya kerjasama antar negara akan menghapus penghambat perdagangan antara negara-negara

anggota, timbullah kemungkinan koordinasi dalam strategi industri, hal ini sangat bermanfaat terlebih bagi

dunia industri, dimana terdapat economics of scale.

Diantara argumen-argumen mengenai integrasi, terdapat kriteria utama yang harus dipenuhi yaitu

“trade creation” dan “trade diversion”. Trade creation biasanya muncul di awal pembentukan kerjasama

perdagangan regional, dimana terjadi apabila ada beberapa negara memproduksi barang yang sama, namun

dengan biaya yang berbeda. Misalkan negara A dan B memproduksi tekstil. Negara A mampu memproduksi

tekstil dengan biaya lebih murah dibanding negara B, namun apabila textil negara A dijual ke negara B

harganya akan lebih mahal, karena terkena bea cukai, pajak, dll. Dengan menggunakan trade creation

hambatan-hambatan tersebut dihapuskan, dan negara B mengurangi produk textilnya, sehingga penduduk

kedua negara dapat menikmati textil dengan harga yang lebih murah. Sedangkan trade diversion adalah

pemindahan negara pemasok dari negara luar anggota yang lebih efisien, ke negara anggota yang

berproduksi kurang efisien.

Kerjasama Blok Ekonomi Regional dan Globalisasi Perdagangan

Saat ini muncul banyak berbagai bentuk kerjasama perdagangan yang didasarkan pada kedekatan

dalam hal geografis, sebut saja seperti NAFTA, MERCOSUR, dan Uni Eropa. Bahkan negara-negara

berkembang lainnya pun juga mendirikan kerjasama-kerjasama semacam ini seperti ASEAN yang terdiri

atas negara-negara yang terletak di Asia Tenggara, dengan anggotanya Singapura, Malaysia, Laos,

Myanmar, Brunei, Filipina, Vietnam,Thailand, dan yang terbesar, Indonesia. Dikawasan afrika juga terdapat

kerjasama regional yang dikenal dengan nama South African Development Community (SADC) dengan

anggotanya antaralain Angola, Bostwana, Lesotho, Malawi, Mozambik, Namibia, Afrika Selatan, Swahili,

Zambia, dan Zimbabwe.

Munculnya banyak blok ini menimbulkan pertanyaan, apakah dengan adanya blok-blok ini,

globalisasi ekonomi akan segera terwujud atau justru akan semakin menjauhkan negara-negara dunia dari

globalisasi ekonomi. Hingga saat ini belum ada jawaban yang pasti untuk menjawab pertanyaan ini. Pihak

yang merasa optimis berargumen bahwa munculnya kerjasama-kerjasama regional ini adalah bentuk

semangat untuk mewujudkan perdagangan bebas, seperti prinsip WTO. Spirit inilah yang mengijinkan

anggota-anggotanya terlibat dalam FTA atau Custom Union, walaupun di sisi lain bertentangan dengan

prinsip “non dikriminasi” yang diusung WTO. Sedangkan pihak yang pesimis berargumen bahwa dukungan

politik terhadap perdagangan bebas cenderung berkurang setelah munculnya kerjasama regional. Kerjasama-

kerjasama ini juga cenderung meningkatkan hambatan perdagangan bagi negara non anggota.

Kebijakan Perdagangan dari Negara Maju

Kendala utama pengembangan ekspor negara-negara berkembang baik untuk produk primer

maupun manufaktur telah melalui berbagai macam serangkaian hambatan perdagangan yang berasal dari

negara-negara maju. Prospek dari pengembangan perdagangan internasional negara-negara berkembang

bergantung pada kebijakan kebijakan ekonomi domestik dan internasional negara-negara maju.

Kebijakan komersial dan ekonomi negara maju yang paling penting di pandang untuk masa depan

negara negara berkembang dalam menghasilkan devisa adalah:

Hambatan perdagangan tarif dan non tarif ekspor negara-negara berkembang

Penyesuaian bantuan untuk pekerja yang terlantar di negara-negara maju

Ekspor negara negara maju dengan biaya rendah

Dampak umum kebijakan ekonomi domestik negara maju pada negara berkembang

Efek keseluruhan dari hambatan tarif dan non tarif, quota , telah menurunkan harga efektif yang

diterima negara berkembang untuk ekspor mereka, mengurangi jumlah yang diekspor dan mengurangi

pendapatan devisa yang diterima.

Perjanjian umum mengenai tarif dan negosiasi perdagangan di Uruguay pada tahun 1995 yang

menjadi konsep berdirinya WTO untuk menggantikan GATT pada hakekatnya mengurangi hambatan tarif

dan non tarif di banyak sektor. Tiga ketentuan utama dari pandangan negara-negara berkembang adalah

sebagai berikut:

1. Negara-negara maju menurunkan tarif pada manufaktur rata-rata 40% namun negara-negara

berkembang masih menghadapi tarif yang 10% lebih tinggi dari rata-rata global, sementara negara

negaramaju menghadapi tarif yang 30% lebih tinggi

2. Perdagangan produk pertanian dibawah otoritas WTO dan harus semakin di liberalisasi

3. Tarif atas impor tekstil berkurang hanya menjadi rata-rata 12% tiga kali tingkat rata-rata tarif impor

lainnya.

Namun negara-negara berpenghasilan rendah masih menghadapi tarif yang tinggi dalam beberapa

produk utama di bidang pertanian, tekstil, dan pakaian, dan subsidi pertanian sehingga menimbulkan

kerugian besar bagi banyak negara berkembang

Dalam tingkat rumah tangga bank dunia melaporkan bahwa tarif perdagangan yang efektif

tertimbang yang dihadapi oleh masyarakat miskin jauh lebih tinggi daripada yang dihadapi oleh masyarakat

non miskin . mereka yang berpenghasilan kurang dari $ 1 per hari dan mereka yang tinggal di antara $ 1 dan

$ 2 per hari menghadapi tarif efektif lebih dari 14%

Pemerintahan negara berkembang menyadari bahwa mereka mendapat kesepakatan yang tidak cocok

dengan negosiasi di uruguay. Negara berkembang mengkritik pemerintahan negara negara maju memaksa

negara-negara berkembang untuk mematuhi peraturan WTO bahkan untuk negara-negara miskin

kekurangan sumberdaya.

Setelah delapan putaran perdagangan liberalisasi hambatan perdagangan tetap ada dalam industri

tekstil dan pertanian, barang yang paling mempengaruhi dunia berkembang. WTO mulai mempertimbangkan

putaran baru perundingan untuk mengurangi hambatan perdagangan.

Negosiasi yang sekarang di gelar di Doha. Pada Konferensi Tingkat Menteri Keempat di Doha,

Qatar, pada tahun 2001 pemerintah anggota WTO sepakat untuk memulai negosiasi baru. Mereka juga

sepakat untuk bekerja pada isu-isu lain, khususnya pelaksanaan perjanjian ini. Seluruh paket disebut Doha

Development Agenda (DDA).

Studi Kasus perekonomian Taiwan

Taiwan merupakan contoh klasik dari sebuah negara pulau kecil yang mengintegrasikan dirinya ke

dalam perekonomian dunia melalui perdagangan internasional. Keberhasilan yang luar biasa dari

perekonomian berorientasi ekspor ini tercapai berkat kegigihan sumber daya yang terdidik dan terlatih.

Hubungan kerja sama yang erat antara sektor pemerintah dan swasta dan lokasi geografis ang strategis

selama terjadinya perang dingin yang membuat amerika serikat harus memberikan bantuan luar negeri yang

besar.

Taiwan adalah sebuah pulau di antara laut cina timur dan laut cina selatan. Luasnya sekitar 36.000

kilometer persegi, dengan penduduk sekitar 21,7 juta jiwa. Taiwan dalam beberapa hal di pandang sebagai

teladan bagi perekonomian negara negara berkembang, khususnya berkat prestasinya mencetak laju

pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi disertai dengan distribusi pendapatan yang relatif merata.

Selama setengah abad Taiwan berjuang untuk mengubah diri dari sebuah perekonomian agragris

menjadi sebuah perekonomian industri.

Arus modal asing khusunya dari kaum cina perantauan, amerika serikat, jepang dan eropa barat

membantu taiwan dalam mengembangkan teknologi modern padat karya sejak tahun 1960.

Pada periode antara tahun 1973 hingga tahun 1982 pdb rill taiwan melonjak sekitar 9,5 %.

Pemerintah Taiwan mendorong investasi asing untuk mendukung transformasi ekonomi yang semula

bertumpu pada produk-produk industri manufaktur ringan ke sektor-sektor industri berteknologi tinggi baik

untuk keperluan ekspor maupun substitusi impor.

Dari sekian banyak sektor industri baru yang pengembangannya sangat diutamakan taiwan, beberapa

di antara nya yang paling penting adalah sektor elektronika dan pengolahan informasi, instrumen presisi dan

mesin mesin, pengetahuan produk-produk berteknologi tinggi, pengetahuan energi, rekayasa aeronotika,

serta rekayasa genetik.

Perdagangan Internasional Taiwan melonjak tiga kali lipat setiap lima tahun sejak tahun 1955 dan

melonjak sekitar enam kali lipat antara tahun 1975 hingga tahun 1990 .

Andalan ekspor Taiwan dari waktu ke waktu mengalami pergeseran dari yang semula produk

pertanian ke produk industri ringan lalu ke produk industri berat berteknologi tinggi.

Ekspor Taiwan 90% nya terutama komputer, notebook, scanner, motherboard, dan pc monitor

Sedangkan lebih dari 90% impornya terdiri dari bahan-bahan mentah dan aneka barang modal.

Ketika krisis mata uang di Asia pada tahun 1997 Taiwan mampu bertahan dari tekanan lebih baik dari

perekonomian negara-negara Asia timur lainnya.

Hal ini disebabkan selama dekade 1980-an Taiwan menghasilkan surplus perdagangan yang besar

dan memupuk cadangan mata uang asing selama dekade 1980 an.

Taiwan mengalami tingkat pertumbuhan gdp sebesar 5 % dari tahun 1998, nomor lima tertinggi di

dunia

Kisah keberhasilan Taiwan dapat dilacak ke sejumlah faktor antara lain.

Land reform terbukti berhasil menciptakan landasan ekspor pertama bagi perekonomian taiwan dan

menjadikan taiwan mampu berswasembada pangan (beras)

Pengembangan sektor industri padat karya terbukti menyerap angkatan kerja taiwan sehingga ketika

transformasi industri dijalankan taiwan sudah memiliki angkatan kerja yang cakap dan

berpengalaman

Diarahkannya sektor industri berteknologi tinggi pada ekspor taiwan dapat melepaskan diri dari

ketergantungan pada pasar domestik yang memang terbatas

Peran aktif pemerintah dalam ekonomi dan kekuatan pihak swasta nampak seimbang bahkan dapat

terjalin kerja sama yang cukup baik

Sistem perkreditan yang kokoh diarahkan untuk lebih melayani sektor-sektor industri ekspor ,

meskipun dibatasi berbagai macam peraturan sistem keuangan taiwan bisa tumbuh dengan baik.