library.binus.ac.id · web viewdemam berdarah dengue demam berdarah adalah penyakit demam akut yang...

25
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Regresi Berganda Persamaan matematik yang memungkinkan untuk meramalkan nilai-nilai suatu variabel independen dari nilai-nilai satu atau lebih variabel independen disebut persamaan regresi (Walpole, 1995). Analisis regresi terdiri dari dua tipe yaitu analisis regresi sederhana dan analisis regresi berganda. Analisis regresi sederhana hanya melibatkan satu variabel dependen dan satu variabel independen, sedangkan analisis regresi berganda melibatkan satu variabel dependen dengan satu atau lebih variabel independen. Model umum dari regresi berganda adalah sebagai berikut: (2.1) Keterangan: Y = Variabel dependen. X = Variabel independen. ε = Error. = Observasi ke –i pada variabel independen X 2. 5

Upload: hahanh

Post on 10-Mar-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Regresi Berganda

Persamaan matematik yang memungkinkan untuk meramalkan nilai-nilai

suatu variabel independen dari nilai-nilai satu atau lebih variabel independen disebut

persamaan regresi (Walpole, 1995). Analisis regresi terdiri dari dua tipe yaitu analisis

regresi sederhana dan analisis regresi berganda. Analisis regresi sederhana hanya

melibatkan satu variabel dependen dan satu variabel independen, sedangkan analisis

regresi berganda melibatkan satu variabel dependen dengan satu atau lebih variabel

independen.

Model umum dari regresi berganda adalah sebagai berikut:

(2.1)

Keterangan:

Y = Variabel dependen.

X = Variabel independen.

ε = Error.

= Observasi ke –i pada variabel independen X2.

= konstanta atau intercept pada persamaan.

2.2 Uji Asumsi Residual Regresi Linear Berganda

Uji asumsi residual adalah persyaratan statistik yang harus dipenuhi pada

analisis regresi linear berganda yang berbasis ordinary least square (OLS). Tidak

semua model regresi harus melakukan uji asumsi residual diantaranya adalah regresi

5

6

logistik atau regresi ordinal. Beberapa analisis yang dilakukan untuk melakukan uji

asumsi residual regresi adalah sebagai berikut:

1. Asumsi identik atau uji heteroskedasitas merupakan salah satu asumsi

residual yang penting dari model regresi. Varians residual harus bersifat

homoskedastisitas atau varians residual bersifat identik, tidak membentuk

pola tertentu. Beberapa pengujian yang bisa dilakukan untuk menguji asumsi

identik adalah uji Glejser, park test, white test, plot of residual and fit.

2. Asumsi independen atau uji autokorelasi residual merupakan uji untuk

mengetahui apakah terdapat autokorelasi pada variabel. Pengujian yang dapat

dilakukan untuk menguji asumsi independen adalah uji Durbin-Watson dan

plot Autocorrelation Function (ACF).

3. Asumsi normalitas. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah

residual berdistribusi normal atau tidak. Ada tiga cara dalam melakukan uji

normalitas yaitu: melihat grafik histogram dan kurva normal, menggunakan

nilai skewness dan standar erornya, uji Kormogorov-smirnov.

4. Uji multikolinearitas adalah uji untuk mengetahui apakah terdapat hubungan

linear atau korelasi yang tinggi antara masing-masing variabel independen

dalam model regresi. Cara mendeteksi adanya multikolinearitas adalah

dengan melihat nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF). Apabila

nilai VIF lebih kecil daripada 10 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi

multikolinearitas.

2.3 Uji Efek Spasial

Efek spasial adalah alasan penting bagi keberadaan bidang yang terpisah dari

ekonometrik spasial. Spatial dependence dan spatial heterogeneity adalah dua aspek

data dan model dalam ilmu daerah yang layak mendapatkan perhatian khusus dari

sudut pandang metodologis. Pengujian spatial dependence bisa menggunakan

metode Moran’s Test dan untuk pengujian spatial heterogeneity bisa mengunakan

metode Breusch-Pagan Test (BP test).

7

2.3.1 Moran’s Test

Moran’s Test biasa dipakai untuk mengetahui apakah terdapat autokorelasi

atau spatial dependence pada pemodelan spasial (Viton, 2010). Statistik yang

didefinisikan untuk data tertentu (atau sisa) vektor x adalah:

(2.2)

Dimana adalah rata-rata dari x. Nilai harapan dari Moran’s Statistik

adalah:

Dan ekspresi yang rumit untuk varians:

(2.3)

Dimana

8

Hal ini dapat ditunjukkan bahwa di bawah hipotesis nol tidak ada

autokorelasi spasial, statistik Moran adalah asimtotik normal. Maka statistik ujinya:

(2.4)

Dengan hipotesis yang digunakan adalah:

H0 : I = 0 (tidak ada dependensi antar lokasi)

H1 : I ≠ 0 (ada dependensi antar lokasi)

Pengambilan keputusan H0 ditolak jika |Zhitung| > Zα/2. Nilai I berada pada

kisaran antara -1 dan 1.

2.3.2 Breusch-Pagan Test

Breusch-Pagan test bisa digunakan untuk mengetahui adanya heterogenitas

spasial (Anselin, 1988). Hipotetis untuk Breusch-Pagan test adalah sebagai berikut:

H0 : (terdapat homoskedastisitas)

H1 : minimal terdapat satu (terdapat heteroskedastisitas)

Nilai Breusch-Pagan test:

Z)-1 ZTf ~ X2k

(2.5)

Dengan elemen vektor f adalah:

9

(2.6)

Dimana :

= error untuk observasi ke-i

Z = matriks berukuran n X (k + 1) yang berisi vektor konstan

H0 ditolak jika BP >

2.4 Matriks Pembobot Spasial

Matriks pembobot spasial bisa didapatkan melalui beberapa metode, salah

satunya dengan metode Queen Contiguity. Metode ini mendefinisikan wij = 1 bila

lokasi bersinggungan sisi atau sudut dengan lokasi lainnya, sedangkan wij = 0 bila

tidak bersinggungan (Ramadani, Rahmawati dan Hoyyi, 2013). Bentuk dari matriks

pembobot spasial adalah sebagai berikut:

W1 atau W2 = (2.7)

2.5 Spatial Durbin Model

Spatial Durbin Model (SDM) adalah kasus khusus dari Spatial Lag Model

(SLM), yaitu model autoregressive dengan adanya pengaruh spasial pada variabel

independen dan variabel dependen. Berikut adalah bentuk model dari SLM:

10

ε ~ N (0,σ²I) (2.8)

Sedangkan bentuk model dari SDM adalah sebagai berikut:

(2.9)

Atau

Y = (1 -ρW)-1 Zβ + (1 - ρW)-1 ε

ε ~ N (0,σ²I) (2.10)

Dengan Z = [1 X WX] dan β = [ ]T

2.6 R Software

R adalah bahasa tingkat tinggi dan lingkungan untuk analisis data dan grafik.

Desain R sangat dipengaruhi oleh dua bahasa yang ada: Becker, Chambers dan Wilks

'S dan Skema Sussman itu. Bahasa yang dihasilkan sangat mirip dalam tampilannya

S, namun implementasi yang mendasari dan semantik yang berasal dari Skema.

Salah satu keuntungan bila menggunakan R language adalah dapat di akses gratis,

sintaksnya pun mudah dipelajari dan mempunyai banyak sekali fungsi-fungsi

statistik. Keterbatasan yang dimiliki oleh R language adalah dalam penanganan

dataset yang besar, karena semua perhitungan dilakukan dalam memori utama

komputer.

2.7 Context Diagram

Context Diagram (CD) merupakan gambaran secara global terhadap proses

yang terjadi didalam sistem. Context Diagram memperlihatkan sistem yang

dirancang secara keseluruhan, semua external entity digambarkan sedemikian rupa.

11

Sehingga terlihat data yang mengalir pada input-proses-output. CD hanya boleh

terdiri dari satu proses saja, tidak boleh lebih. Context Diagram juga tidak

menggambarkan data store. Proses pada CD biasanya tidak diberi nomor (Afyenni,

2014).

2.8 Data Flow Diagram

Data Flow Diagram (DFD) disebut juga dengan Diagram Arus Data (DAD).

DFD adalah: suatu model logika data atau proses yang dibuat untuk

menggambarkan: darimana asal data, dan kemana tujuan data yang keluar dari

sistem, dimana data disimpan, proses apa yang menghasilkan data tersebut, dan

interaksi antara data yang tersimpan, dan proses yang dikenakan pada data tersebut

(Afyenni, 2014).

Obyek-obyek data dalam penggambaran DFD biasanya direpresentasikan

menggunakan 4 simbol dasar pada DFD yaitu: persegi ganda, panah, persegi panjang

dengan sudut membulat, dan persegi panjang terbuka (ditutup pada sisi kiri dan

terbuka berakhir di sebelah kanan), seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.1

Persegi ganda digunakan untuk menggambarkan suatu entitas eksternal

(departemen lain, bisnis, seseorang, atau mesin) yang dapat mengirim data atau

menerima data dari sistem. Entitas eksternal atau entitas, juga disebut sumber atau

tujuan data dan dianggap eksternal ke sistem yang dijelaskan. Setiap entitas diberi

label dengan nama yang sesuai.

Panah menunjukkan pergerakan data dari satu titik ke titik lain, dengan

kepala panah menunjuk ke arah tujuan data dan dijelaskan dengan kata benda.

Persegi panjang dengan sudut membulat digunakan untuk menunjukkan terjadinya

proses transformasi. Proses juga harus diberi nomor identifikasi yang unik yang

menunjukkan tingkat dalam diagram.

Persegi panjang terbuka merupakan simbol yang menggambarkan penyimpan

data. Pada titik ini simbol menyimpan data hanya menunjukkan tempat penyimpanan

untuk data yang memungkinkan pemeriksaan dan pengambilan data. Berikut ini

merupakan aturan dasar yang harus dipenuhi dalam menggambarkan Data Flow

Diagram:

12

1. DFD harus memiliki minimal satu proses dan tidak boleh ada objek yang

berdiri sendiri atau terhubung dengan diri sendiri.

2. Sebuah proses harus memiliki setidaknya satu aliran data yang masuk ke

dalam proses dan menciptakan setidaknya satu aliran data dari proses.

3. Sebuah penyimpanan data harus dihubungkan ke setidaknya satu proses.

4. Entitas eksternal tidak boleh terhubung satu sama lain.

Gambar 2.1 Simbol Pada DFD

2.9 Model Proses

Menurut Pressman (2010), model proses pada rekayasa piranti lunak

merupakan sekumpulan tugas dan aktifitas yang terangkum dalam suatu kerangka

kerja perancangan suatu perangkat lunak. Pada setiap kerangka kerja, terdapat

definisi bahwa tugas yang akan diselesaikan, tugas yang akan menghasilkan suatu

produk, jaminan kualitas pada piranti lunak serta milestones yang dapat digunakan

untuk mengindikasikan kemajuan suatu proses (Dewa, 2013:21).

2.9.1 Model Proses Waterfall

Model proses waterfall merupakan paradigma tertua untuk rekayasa piranti

lunak. Model proses waterfall biasa juga disebut classic life cycle yang sistematis

untuk pengembangan perangkat lunak yang dimulai dengan spesifikasi kebutuhan

13

pelanggan kemudian melakukan perencanaan, pemodelan, konstruksi dan

penyebaran hingga melakukan pemeliharaan yang berkelanjutan dari perangkat lunak

itu selesai dibuat (Pressman and Maxim, 2014).. Tahapan dari model proses waterfall

bisa dilihat pada gambar 2.2

Gambar 2.2 Model Waterfall

Berikut ini penjelasan dari tahapan pada model waterfall:

1. Communication

Pada tahapan communication terdapat project initiation dan requirements gathering

yaitu dimana pada tahapan ini melakukan komunikasi kepada pengguna perangkat

lunak untuk mengetahui apa keinginan pengguna dan mengumpulkan persyaratan

yang membantu untuk mendefinisikan fitur perangkat lunak dan fungsi-fungsinya.

2. Planning

Pada tahapan planning terdapat estimating, scheduling dan tracking yaitu pembuat

perangkat lunak membuat penjadwalan dan menggambarkan taks teknik yang akan

dilakukan, menggunakan sumber daya sesuai dengan apa yang diperlukan dan

membut perangkat lunak sesuai syarat-syarat yang dibutuhkan sebelumnya serta

bekerja tepat pada waktunya.

3. Modeling

Pada tahapan modeling terdapat analysis dan design dimana pada tahap ini pembuat

perangkat lunak membuat model dan design yang berguna untuk memahami

persyaratan perangkat lunak agar sesuai dengan kebutuhan.

14

4. Construction

Pada tahapan construction terdapat code dan test yaitu pembuat perangkat lunak

membuat design yang sudah ditetapkan sebelumnya. Proses penulisan kode (coding)

dimulai pada tahap ini dan melakukan pengujian jika terdapat kesalahan dalam

penulisan kode.

5. Deployment

Pada tahapan deployment terdapat delivery, support dan feedback. Pada tahap ini

perangkat lunak dikirim ke pengguna untuk dievaluasi apakah sesuai dengan apa

yang diharapkan dan melakukan feedback berdasarkan dari hasil evaluasi.

2.10 PHP Programming

PHP adalah singkatan dari Hypertext PreProcessors, PHP saat ini adalah

bahasa pemrograman interpreter yang paling banyak digunakan saat ini dikarenakan

bersifat open source dan juga paling banyak didukung oleh banyak web server. PHP

dapat digunakan oleh banyak sistem operasi dari Windows, Linux maupun BSD.

PHP umumnya diintegrasikan dengan aplikasi database yang juga open source

seperti MySQL maupun PostgreSql, tapi bisa juga diintegrasikan dengan Microsoft

SQL, Access maupun Oracle.

2.10.1 Sejarah PHP

PHP pertama kali dibuat oleh Danish Greenlander Rasmus Lerdord pada

tahun 1994 yang awalnya bernama Form Interpreted (FI). Kegunaan awal dari FI

adalah mengelola data formulir dari suatu halaman web yang diberi nama PHP tools

(Personal Home Page tools). Kemudian Rasmus merilis source code tersebut untuk

umum dengan nama PHP/FI. Perilisan source code ini bersifat open source sehingga

banyak programmer yang tertarik untuk mengembangkan bahasa ini. Rasmus

menulis ulang script tersebut didalam bahasa pemograman C dengan alas an

peningkatan performa. Setelah selesai dituliskan, pada November 1997 dirilislah

PHP/FI 2.0.

Pengembangan selanjutnya berubah dari satu orang pengembang menjadi

banyak orang. Zeev Suraski dan Andi Gutmans menjadi pengembang PHP

selanjutnya, mereka menambahkan feature parser ke dalam PHP yang kemudian

15

dikenal dengan PHP 3. Mereka juga mengubah akronim PHP menjadi PHP:

hypertext Preprocessor.

Pada 22 Mei 2002, PHP 4 dirilis yang didukung dengan zend engine 1.0. Versi ini

banyak digunakan karena kemampuannya dinilai mampu membangun aplikasi web

kompleks tetapi memiliki kecepatan dan stabilitas yang tinggi.

Pada Juni 2004, PHP 5 dirilis dan didukung dengan zend engine 2.0. Perubahan

besar-besaran terjadi pada seri ini, seperti object oriented programming.

2.10.2 Keunggulan PHP

Kelebihan PHP dibandingkan dengan bahasa pemograman lain adalah:

1. Bahasa pemograman PHP adalah bahasa script sehingga tidak diperlukan

kompilasi dalam penggunaannya.

2. Web server yang mendukung PHP dapat ditemukan dimana-mana mulai dari

apache, IIS, Lighttp hingga Xitami dengan konfigurasi yang relatif mudah.

3. Dalam sisi pengembang dan pemahaman lebih mudah, karena banyak milis,

forum website dan developer yang siap membantu menyediakan banyak

referensi tentang PHP

4. PHP bersifat open source yang dapat digunakan diberbagai mesin (Linux,

Macintosh, Windows).

2.11 HTML (Hyper Text Markup Language)

Menurut Connolly and Begg (2005,p1001), HTML adalah dokumen yang

mengatur bahasa-bahasa yang digunakan untuk mendesain banyak halaman web.

HTML adalah suatusistem untuk marking-up, tagging, sehingga dokumen tersebut

dapat dipublikasikan ke web. HTML adalah bahasa yang dimengerti browser. Pada

dasarnya user interface HTML sangat sederhana dan kaku. Oleh karena itu HTML

sekarang didukung dengan CSS dan JavaScript yang membuat tampilan halaman

HTML menjadi menarik dan interaktif (Salim, 2013)

2.12 CSS

CSS1 pertama kali diluncurkan pada tahun 1996 dan 2 tahun kemudian

muncul CSS2. CSS digunakan untuk mengatur bagaimana spesifikasi suatu elemen

akan ditampilkan. CSS bekerja dengan aturan asosiasi gaya dengan unsur-unsur

16

HTML untuk mempercantik tampilan dari HTML. Aturan CSS biasanya muncul

dalam dokumen terpisah, meskipun mungkin muncul dalam sebuah halaman HTML.

Dua aturan yang terdapat pada CSS yaitu selector dan declaration (Duckett, 2011).

2.13 Web Server

Web Server merupakan sebuah perangkat lunak yang bertugas menerima

permintaan client melalui port HTTP maupun HTTPS dan merubah isi yang ada ke

dalam format HTML. Terdapat beberapa format selain HTML yaitu PHP atau ASP,

tetapi format – format tersebut hanyalah berfungsi untuk menghubungkan HTML

dengan database. Web server saat ini di dominasi oleh Apache yang berbasiskan open

source dan sudah sangat mudah untuk diinstall. Banyak aplikasi yang sudah

menggabungkan Apache dengan modul – modul lain seperti PHP dan Mysql, baik itu

yang berbasiskan Windows maupun Linux. Aplikasi gabungan itu antara lain adalah

XAMPP.

2.14 XAMPP

XAMPP adalah perangkat lunak bebas, yang mendukung banyak sistem

operasi, merupakan kompilasi dari beberapa program. Fungsinya adalah sebagai

server yang berdiri sendiri (localhost), yang terdiri atas program Apache HTTP

server, MySQL database, dan penerjemah bahasa yang ditulis dengan bahasa

pemrograman PHP dan Perl.

Nama XAMPP merupakan singkatan dari X (empat sistem operasi apapun),

Apache, MySQL, PHP dan Perl. Program ini tersedia dalam GNU General Public

License dan bebas, merupakan web server yang mudah digunakan yang dapat

melayani tampilan halaman web yang dinamis.

2.15 Interaksi Manusia dan Komputer

Interaksi manusia dan komputer adalah ilmu yang mempelajari bagaimana

manusia berinteraksi dengan komputer dan pengaruh dari interaksi manusia dan

komputer. Interaksi manusia dan komputer berhubungan dengan evaluasi antarmuka

17

pemakai (user interface). Antarmuka pemakai adalah sebagian sistem komputer yang

memungkinkan manusia berinteraksi dengan komputer.

Dalam perancangan antarmuka pemakai (user interface) terdapat aturan-

aturan yang dikenal dengan eight golden rules atau delapan (8) aturan emas dalam

perancangan user interface. Delapan aturan emas tersebut adalah:

1. Konsistensi

Dalam pembuatan suatu aplikasi, konsistensi sangat penting untuk tidak

dilanggar oleh pembuat aplikasi. Konsistensi dalam rancangan, tindakan,

perintah, dan istilah yang digunakan pada prompt, menu, serta layar bantuan

sangat dibutuhkan untuk memudahkan pengguna dalam memahami tampilan.

2. Melayani kebutuhan universal

Dikarenakan beragamnya pengguna, maka perancangan layar harus

mempertimbangkan perbedaan seperti: usia, hambatan fisik ataupun variasi

teknologi. Perancangan layar dapat memberikan petunjuk untuk pengguna

pemula ataupun shortcut untuk pengguna yang sudah berpengalaman.

3. Memberikan umpan balik yang informatif

Untuk setiap tindakan operator, sebaiknya disertakan suatu sistem umpan

balik. Untuk tindakan yang sering dilakukan dan tidak terlalu penting, dapat

diberikan umpan balik yang sederhana. Tetapi ketika tindakan merupakan hal

yang penting, maka umpan balik sebaiknya lebih substansial. Misalnya

muncul suatu suara ketika salah menekan tombol pada waktu input data atau

muncul pesan kesalahannya

4. Merancang dialog untuk menghasilkan suatu penutupan

Urutan tindakan sebaiknya diorganisir dalam suatu kelompok dengan bagian

awal, tengah, dan akhir. Umpan balik yang informatif akan memberikan

indikasi bahwa cara yang dilakukan sudah benar dan dapat mempersiapkan

kelompok tindakan berikutnya.

5. Memberikan penanganan kesalahan yang sederhana.

Sedapat mungkin sistem dirancang sehingga pengguna tidak dapat melakukan

kesalahan fatal. Jika kesalahan terjadi, sistem dapat mendeteksi kesalahan

dengan cepat dan memberikan mekanisme yang sedehana dan mudah

dipahami untuk penanganan kesalahan.

6. Mudah kembali ke tindakan sebelumnya

18

Hal ini dapat mengurangi kekuatiran pengguna karena pengguna mengetahui

kesalahan yang dilakukan dapat dibatalkan, sehingga pengguna tidak takut

untuk mengekplorasi pilihan-pilihan lain yang belum biasa digunakan.

7. Mendukung tempat pengendali internal (internal locus of control)

Pengguna ingin menjadi pengontrol sistem dan sistem akan merespon

tindakan yang dilakukan pengguna daripada pengguna merasa bahwa sistem

mengontrol pengguna. Sebaiknya sistem dirancang sedemikan rupa sehingga

pengguna menjadi inisiator daripada responden.

8. Mengurangi beban ingatan jangka pendek.

Keterbatasan ingatan manusia membutuhkan tampilan yang sederhana atau

banyak tampilan halaman yang sebaiknya disatukan, serta diberikan cukup

waktu pelatihan untuk kode, mnemonic, dan urutan tindakan.

2.16 Demam Berdarah Dengue

Demam berdarah adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus

dengue, yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan nyamuk dari genus

Aedes, misalnya Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Aedes aegypti adalah vektor

yang paling banyak ditemukan menyebabkan penyakit ini. Nyamuk dapat membawa

virus dengue setelah menghisap darah orang yang telah terinfeksi virus tersebut.

Sesudah masa inkubasi virus di dalam nyamuk selama 8-10 hari, nyamuk yang

terinfeksi dapat mentransmisikan virus dengue tersebut ke manusia sehat yang

digigitnya.

2.16.1 Penyebab Demam Berdarah Dengue

Penyebab penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah virus dengue.

Ada 4 (empat) serotype yaitu dengue 1, 2, 3 dan 4. Serotype Dengue 3 merupakan

serotype yang dominan di Indonesia dan sangat berhubungan dengan kasus berat.

Penularannya adalah oleh nyamuk sub genus stegornyia yaitu Aedes aegypti.

2.16.2 Gejala dan Tanda Demam Berdarah Dengue

Berikut ini merupakan gejala dan tanda seseorang terinfeksi DBD yaitu:

19

1. Penderita mendadak panas tinggi (suhu badan antara 39-40oC atau lebih)

selama 2-7 hari, tampak lemah dan lesu.

2. Tampak bintik-bintik mera pada kulit penderita seperti bekas gigitan

nyamuk, disebabkan pecahnya pembuluh darah kapiler di kulit. Untuk

membedakannya kulit direnggangkan, bila bintik merah hilang maka itu

merupakan bekas gigitan nyamuk.

3. Terasa nyeri di ulu hati kemungkinan disebabkan oleh terjadinya

pendarahan di lambung.

4. Kadang-kadang terjadi pendarahan di hidung.

5. Kadang terjadi muntah darah atau BAB darah.

6. Keadaan lebih lanjut masuk ke fase syok ditandai dengan penderita

gelisah, ujung tangan dan kaki dingin, berkeringat dan tidak sadar.

7. Bisa tidak segera ditolong di rumah sakit dalam 2-3 hari, penderita

kemungkinan akan meninggal dunia.

2.17 Penelitian yang Berkaitan

Beberapa penelitian tentang kejadian DBD dan pemodelan spasial yang

menjadi bahan acuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bekti, Rahayu dan Sutikno (2013) tentang maximum likelihood estimation for

spatial durbin model dengan mendapatkan hasil bahwa parameter estimasi

untuk SDM bisa didekati dengan estimasi SAR, dimana matrix dari variabel

independen pada SAR adalah X dan SDM adalah Z=[I X W1 X]

2. Bekti dan Sutikno (2012) tentang spatial durbin model to identify influential

factors of diarrhea didapatkan hasil bahwa kasus diare di daerah Tuban

memiliki efek spasial dimana variabel independen yang berpengaruh adalah

sumber air minum, jumlah pusat kesehatan, jumlah tenaga medis

3. Sekarsari (2012) tentang penentian peubah-peubah yang mempengaruhi

presentase penderita tuberculosis (TB) di Kota Bogor dengan pendekatan

regresi spasial. Dengan mendapatkan kesimpulan efek spasial memiliki nilai

20

yang signifikan pada kasus TB di Kota Bogor. Peubah penjelas yang

mempengaruhi persentase penderita TB adalah persentase penduduk

perempuan.

4. Pratiwi, Srinadi dan Susilawati (2013) tentang analisis kemiskinan dengan

pendekatan model regresi spasial durbin. Kesimpulan yang didapat adalah

tidak adanya lag variabel independen dengan pembobot yang signifikan

menyebabkan hasil estimasi parameter menggunakan SDM menjadi tidak

signifikan tetapi teridentifikasi menggunakan nilai Moran’s I.

5. Oktaviandini tentang pendekatan spatial durbin model pada data PDRB

sektor industri tahun 2012 di Provinsi Jawa Timur dengan kesimpulan yang

didapat bahwa pemodelan yang sesuai untuk data PDRB sektor industri pada

Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur 2012 adalah SDM karena terdapat

dependensi lag antar Kabupaten/Kota di Jawa Timur, namum pemodelan

dengan menggunakan metode SDEM tidak dapat dilakukan karena tidak

adanya dependensi spasial error pada data.

6. Nurhadiyanti (2013) berjudul penentuan pola spasial kejadian diare melalui

SAR dan SEM di kabupaten Bekasi berbasis komputer. Didapatkan hasil

pada model SAR faktor yang berpengaruh adalah presentase banyaknya buta

huruf menurut kecamatan dan rasio jumlah puskesmas (pada α 5%),

persentase PDRB atas dasar harga konstan (pada α 10%). Pada model SEM,

faktor yang berpengaruh adalah persentase banyaknya buta huruf menurut

kecamatan dan rasio jumlah puskesmas (pada α 5%), persentase PDRB atas

dasar harga konstan dan persentase rumah tangga memiliki tempat

pembuangan akhir (TPA) (pada α 10%)

7. Mahtumah (2011) jurnal berjudul penerapan model regresi logistik spasial

(studi kasus: penyebaran penyakit demam berdarah dengue di bogor tahun

2008). Hasil dari penelitian didapatkan pengaruh spasial pada lag 1 lebih

berpengaruh nyata dalam penyebaran penyakit DBD. Faktor non-spasial yang

selalu berpengaruh nyata pada model logistik yang dibangun adalah

kepadatan penduduk.

21

8. Ramadani (2013) jurnal berjudul analisis faktor-faktor yang mempengaruhi

gizi buruk balita di Jawa Tengah dengan metode spasial durbin model. Hasil

dari penelitian didapatkan kesimpulan bahwa faktor-faktor yang secara global

mempengaruhi adalah pemberian ASI eksklusif, bayi yang lahir dengan berat

rendah, akses terhadap air bersih dan pemberian imunisasi secara lengkap.

Kesimpulan selanjutnya adalah model SDM mampu menerangkan keragaman

variable respon sebesar 70,3% dengan nilai AIC dan MSE berturut-turut

adalah 476.32 dan 35280.11, lebih baik dari model OLS

9. Fitriany (2010) berjudul faktor iklim dan angka insiden Demam Berdarah

Dengue di kabupaten Serang. Hasil dari penelitian tersebut adalah hasil uji

keeratan hubungan antara suhu, curah hujan, hari hujan, lama penyinaran,

kelembaban dan kecepatan angin menunjukkan bahwa tidak terdapat

hubungan yang bermakna dengan insiden Demam Berdarah Dengue (DBD)

selama tahun 2007-2008

10. Defi, Dwi dan Suhartono (2013) dengan judul pemodelan kasus tindak pidana

di Kota Surabaya dengan Pendekatan Regresi Spasial. Kesimpulan dari hasil

penenelitian adalah kecamatan dengan risiko tinggi terkena tindak pidana

adalah kecamatan Jambangan dan kecamatan dengan resiko paling kecil

adalah kecamatan Sukomanunggal. Hasil pemodelan spasial menunjukkan

nilai koefisien spasial lag (ρ) yang tidak signifikan. Variabel yang

berpengaruh signifikan adalah jumlah penduduk berpendidikan SMP yang

berpengaruh negatif dan tingkat pendapatan perkapita penduduk yang

berpengaruh positif.