aldorian0507.files.wordpress.com  · web viewdan akhir-akhir ini berkembang konsep bahwa teknologi...

23
DEFINISI TEKNOLOGI PEMBELAJARAN TAHUN 1994 Oleh: Melki PENGANTAR Pada awalnya, teknologi pendidikan merupakan kelanjutan perkembangan dari kajian-kajian tentang penggunaan Audiovisual, dan program belajar dalam penyelenggaraan pendidikan. Kajian tersebut pada hakekatnya merupakan usaha dalam memecahkan masalah belajar manusia (human learning). Solusi yang diambil melalui kajian teknologi pendidikan bahwa pemecahan masalah belajar perlu menggunakan pendekatan- pendekatan yang tepat dengan banyak memfungsikan pemanfaatan sumber belajar (learning resources). Sehingga Sadiman (1984) dalam Bambang Wasita (2008 : 11) berpendapat bahwa dalam perkembangan selanjutnya teknologi Pembelajaran menggunakan tiga prinsip dasar yang perlu dijadikan sebagai acuan dalam pengembangan dan pemanfaatannya yakni 1). Pendekatan sistim (system approach), 2). Berorientasi pada peserta didik (learner centered, dan 3). Pemanfaatan sumber belajar semaksimal dan bervariasi mungkin (utilizing learning resources) Perkembangan kajian teknologi pendidikan menghasilkan berbagai konsep dan praktek pendidikan yang banyak memanfaatkan media sebagai sumber belajar. Oleh karena itu, terdapat persepsi bahwa teknologi pendidikan sama dengan media, padahal kedudukan media berfungsi sebagai sarana untuk mempermudah dalam penyampaian informasi atau bahan belajar. Dari segi sistem pendidikan, kedudukan teknologi pendidikan berfungsi 1

Upload: truongthien

Post on 21-Mar-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: aldorian0507.files.wordpress.com  · Web viewDan akhir-akhir ini berkembang konsep bahwa teknologi pembelajaran lebih layak digunakan untuk konteks penyelenggaraan pengajaran

DEFINISI TEKNOLOGI PEMBELAJARAN TAHUN 1994Oleh: Melki

PENGANTARPada awalnya, teknologi pendidikan merupakan kelanjutan perkembangan dari kajian-kajian

tentang penggunaan Audiovisual, dan program belajar dalam penyelenggaraan pendidikan.

Kajian tersebut pada hakekatnya merupakan usaha dalam memecahkan masalah belajar

manusia (human learning). Solusi yang diambil melalui kajian teknologi pendidikan bahwa

pemecahan masalah belajar perlu menggunakan pendekatan-pendekatan yang tepat dengan

banyak memfungsikan pemanfaatan sumber belajar (learning resources).

Sehingga Sadiman (1984) dalam Bambang Wasita (2008 : 11) berpendapat bahwa dalam

perkembangan selanjutnya teknologi Pembelajaran menggunakan tiga prinsip dasar yang

perlu dijadikan sebagai acuan dalam pengembangan dan pemanfaatannya yakni 1).

Pendekatan sistim (system approach), 2). Berorientasi pada peserta didik (learner centered,

dan 3). Pemanfaatan sumber belajar semaksimal dan bervariasi mungkin (utilizing learning

resources)

Perkembangan kajian teknologi pendidikan menghasilkan berbagai konsep dan praktek

pendidikan yang banyak memanfaatkan media sebagai sumber belajar. Oleh karena itu,

terdapat persepsi bahwa teknologi pendidikan sama dengan media, padahal kedudukan media

berfungsi sebagai sarana untuk mempermudah dalam penyampaian informasi atau bahan

belajar. Dari segi sistem pendidikan, kedudukan teknologi pendidikan berfungsi untuk

memperkuat pengembangan kurikulum terutama dalam disain dan pengembangan, serta

implementasinya, bahkan terdapat asumsi bahwa kurikulum berkaitan dengan “what”,

sedangkan teknologi pendidikan mengkaji tentang “how”. Dalam kaitannya dengan

pembelajaran, teknologi pendidikan memperkuat dalam merekayasa berbagai cara dan teknik

dari mulai tahap disain, pengembangan, pemanfaatan berbagai sumber belajar, implementasi,

dan penilaian program dan hasil belajar.

Selama lebih kurang lebih empat puluh tahun bidang Teknologi pembelajaran secara berkala

mengalami proses pengkajian diri (self-examination) yang dilkukan secara kolektif.

Pengkajian itu menghasilkan berbagai berbagai pernyataan profesional tentang jatidirinya.

Berdasarkan sejarah perkembangannya, istilah teknologi pendidikan mulai digunakan sejak

tahun 1963, dan secara resmi diikrarkan oleh Association of Educational and Communication

Technology (AECT) sejak tahun 1977, walaupun adakalanya terjadi overlapping penggunaan

1

Page 2: aldorian0507.files.wordpress.com  · Web viewDan akhir-akhir ini berkembang konsep bahwa teknologi pembelajaran lebih layak digunakan untuk konteks penyelenggaraan pengajaran

istilah tersebut dengan teknologi pembelajaran. Namun, kedua istilah tersebut masih terus

digunakan sesuai dengan pertimbangan penggunanya. Finn (1965) mengungkapkan bahwa di

Inggris dan Kanada lebih lazim digunakan istilah teknologi pendidikan, sedangkan di

Amerika Serikat banyak digunakan istilah teknologi pembelajaran. Tapi adakalanya kedua

istilah tersebut digunakan secara serempak dalam kegiatan yang sama. Dan akhir-akhir ini

berkembang konsep bahwa teknologi pembelajaran lebih layak digunakan untuk konteks

penyelenggaraan pengajaran.

Sebagai akibat proses pengkajian dan hasil analisis bersama menghasilkan definisi tahuan

1994.

ASUMSI DEFINISIHakekat Definisi

Definisi baru Tahun 1994 disusun atas dasar hal-hal yang telah dugunakan sebelumnya,

dengan menyepakati apa kesamaan tentang bidang dan cakupannnya, serta menunjukan

bagian mana yang masih memerlukan riset. Oleh karena itu, difinisi ini bersifat stipulative

(kesepakatan) dengan implikasi programmatic (programatik) yang diharapkan dapat

melayani kebutuhan berkomunuikasi.

Asumsi dasar penyusunan definisi tahun 1994 sebagai berikut:

Teknologi pembelajaran telah berkembang dari suatu gerakan menjadi suatu bidang dan

profesi. Karena profesi menyangkut pengetahuan yang menjadi landasannya, definisi tahun

1994 harus menindentifikasi serta menekankan teknologi pembelajaran sebagai sutau bidang

studi mapun praktek, sedangkan definisi tahun 1977 lebih memberikan penekanan pada peran

para praktisi.

Definisi yang disempurnakan harus mencakup semua wilayah kegiatan kaum ilmuwan

maupun praktisi. Wilayah ini merupakan kawasan bidang garapan.

Proses maupun produk sangatlah penting dalam bidang. Karena keduanya harus tercermin

dalam definisi.

Hal-hal kecil yang sulit dimengerti atau di kenali oleh kaum profesi Teknologi Pembelajaran

berikut uraian penjelasannya harus dihapus dari definisi.

Teknologi Pembelajaran

Secara historis, bidang ini disebut baik sebagai "Teknologi Pendidikan" maupun "Teknologi

Pembelajaran". Mereka yang setuju dengan istilah Teknologi Pembelajaran mempunyai dua

pendapat. Pertama, karena kata Pembelajaran lebih sesuai dengan fungsi teknologi. Kedua,

karena kata Pendidikan lebih sesuai untuk hal-hal yang berhubungan dengan sekolah atau 2

Page 3: aldorian0507.files.wordpress.com  · Web viewDan akhir-akhir ini berkembang konsep bahwa teknologi pembelajaran lebih layak digunakan untuk konteks penyelenggaraan pengajaran

lingkungan pendidikan. Banyak yang beranggapan bahwa istilah "pembelajaran" tidak hanya

mencakup pengertian pendidikan mulai TK hingga SLTA (K-12), melainkan juga mencakup

situasi pelatihan (training). Menurut Knirk dan Gustafon (1986) kata "pembelajaran"

khususnya berkenaan dengan permasalahan belajar dan mengajar, sedangkan "pendidikan"

terlalu luas karena mencakup segala aspek pendidikan.

Sebaliknya mereka yang setuju dengan sitilah "Teknologi Pendidikan" berdalih bahwa karena

pembelajaran (isntruction) dianggap oleh banyak orang sebagai bagian dari pendidikan, maka

sebaiknya dipakai istilah yang memberikan cakupan yang lebih luas (AECT, 1977; Saettler,

1990). Mereka ini beranggapan bahwa kata "pendidikan" merujuk pada aneka ragam

lingkungan belajar, termasuk belajar di rumah, di sekolah, di tempat kerja. Sedangkankata

"pembelajaran" hanya merujuk pada hal-hal yang berkaitan dengan lingkungan sekolah saja.

Kedua kelompok nampaknya menggunakan alasan yang sama untuk membenarkan istilah

masing-masing. Ada juga kelompok lain yangbertahun-tahun menggunakna kedua istilah

tersebut secara bergantian. Menurut catatan Finn tahun 1965, hal ini sudah berlangsung

hampir tiga puluh tahun. Istilah "Teknologi Pendidikan" labih lazim digunakan di Inggris dan

Kanada; sedang "Teknologi Pembelajaran" saat ini lebih banyak digunakan di Amerika

Serikat.

Definisi yang ditetapkan oleh AECT tahun 1977 juga membedakan "Teknologi Pendidikan"

dengan "Teknologi Pembelajaran" dan "teknologi dalam pendidikan" tergantung dari lingkup

masing-masing istilah. Pada tahun 1977, istilah "Teknologi Pendidikan" digunakan untuk

menjelaskan bagian (subset) pendidikan yang menyangkut segala aspek pemecahan

permasalahan belajar manusia melalui proses yang rumit dan saling berkaitan. Dengan

demikian "Teknologi Pendidikan" mancakup pengertian balajar melalui media massa serta

sistem pelayanan pembelajaran ( support system for instruction) termasuk sistem pengelolaan

(management). "Teknologi dalam pendidikan" digunakan untuk menjelaskan penerapan

teknologi pada sistem pelayanan pendidikan (support system for education ) dari Teknologi

Pendidikan dengan alasan bahwa instruksional atau pembelajaran) merupakan bagian dari

pendidikan yang bersifat terarah (puposive) dan terkendali (controlled) saja.

Sejak tahun 1977 perbedaan antara ketiga istilah tersebut telah menghilang. Kini ketiga

istilah tersebut dipakai untuk menjelaskan penerapan proses dan sarana (tools) teknologi

dalam memecahkan permasalahan belajar dan pembelajaran. Sekarang profesi ini makin lama

makin memusatkan kegiatannya dan konsep-konsepnya ke arah pembelajaran, meskipun

pembelajaran tersebut lebih bersifat sekali-kali atau tidak langsung, daripada yang sengaja

3

Page 4: aldorian0507.files.wordpress.com  · Web viewDan akhir-akhir ini berkembang konsep bahwa teknologi pembelajaran lebih layak digunakan untuk konteks penyelenggaraan pengajaran

disusun dan diawasi. Dengan perkataan lain, penekanan pada aspek-aspek yang menyangkut

permasalahan pendidikan menjadi berkurang dan pada pembelajaran yang disengaja maupun

yang tidak disengaja menjadi semakin bertambah. Oleh karena itu sukarlah untuk

mempertahankan pendapat bahwa "Teknologi Pembelajaran" dan "teknologi dalam

pendidikan" merupakan bagian (subset) dari "Teknologi Pendidikan".

Pada saat ini, istilah "Teknologi Pendidikan" dan "Teknologi Pembelajaran" digunakan

secara bergantian oleh kebanyakan insan profesi dalam bidang ini. Karena istilah "Teknologi

Pembelajaran" (a) dewasa ini lazim dipakai di Amerika Serikat; (b) mencakup banyaknya

lingkungan pemanfaatan; (c) mengambarkan fungsi teknologi dalam pendidikan secara lebih

tepat; dan (d) dalam satu batasan daapt merujuk baik pada belajar maupun pembelajaran,

maka istilah "Teknologi Pembelajaran" digunakan dalam definisi 1994 ini, meskipun kedua

istilah dianggap sinonim.

Orientasi Definisi

Ketika gerakan Teknologi Pembelajaran baru saja lahir sekitar tahun 1950 dan 1960an, perangkat

serta teori yang sekarang ada masih inconceivebale. Para pengembang program pembelajaran

(programmed instruction) meramalkan akan adanya program CAI atau pembelajaran terpandu

komputer, namun belum melihat kemungkinan akan adanya program video maupun

multimedia yang interaktif. Bahkan langkah dalam desain pembelajaran sangat sederhana pada

waktu itu. Orang cukup sekedar menguasai beberapa teknik dan teori pemrograman linier

(linear). Jumlah penelitian hanya sedikit; penelitian tentang belajar visual dan bidang bidang yang

lain masih belum ada.

Sejak saat itu masyarakat pendidikan maupun Teknologi Pembelajaran menjadi semakin

beragam. Masa setelah 1960an menjadi era kreativitas teknologi.

Hubungan Antara Ilmu dan Teknologi. Teknologi Pembelajaran seringkali didefinisikan

sebagai penerapan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan dalam menyelesaikan permasalahan belajar,

ini merupakan suatu pandangan yang mengasumsikan bahwa ilmu dan teknologi tidak

terpisahkan.

Seorang sejarawan Perancis, Ferdinand Braudel, setelah mengamati kehidupan sehari-hari

pada abad ke-15 dan ke-18, berpendapat bahwa:

Sebenarnya segala sesuatu adalah teknologi; bukan hanya usaha manusia yang paling memeras keringat

saja melainkan juga usahanya yang membosankan dan dilakukan dengan penuh kesabaran agar dikenal

oleh dunia luar; bukan hanya perubahan cepat yang kita maksudkan dengan revolusi melainkan

4

Page 5: aldorian0507.files.wordpress.com  · Web viewDan akhir-akhir ini berkembang konsep bahwa teknologi pembelajaran lebih layak digunakan untuk konteks penyelenggaraan pengajaran

juga peningkalan proses dan sarana {tools) maupun kegiatan-kegiatan lain yang tak terbilang

jumlahnya dan tidak mempunyai dampak pembaharuan yang berarti tetapi mempakan buah

dari akumulasi pengetahuan..... Marcel Mauss biasa mengatakan "Apa yang saya namakan teknologi

adalah tindakan tradisional yang efektif. Dengan kata lain teknologi menyiratkan tindakan seseorang

atau suaru generasi terhadap yang lain akan tiba saalnya teknologi dapat menjawab apa

yang saat ini dianggap tidak mungkin dicapai atau dimanfaalkan secara penuh karena alasan sosial

ekonomi maupun psikologi. Akan tiba pula saatnya teknologi sampai pada batasnya dimana secara

material maupun teknologi akan menghentikan upaya Dalam hal yang terakhir ini bila kemudian batas

ini tidak lagi dapat menahan tekanan kebutuhan maka perlu ada terobosan teknologi yang menjadi

pijakan perkembangan. Namun daya yang mampu mengatasi rinlangan itu tidak pernah merupakan

bagian internal yang sederhana dari ilmu atau teknologi. (Braudel . 334-335).

Braudel mengingatkan bahwa teknologi bukannya sekedar aplikasi ilmu pengetahuan,

melainkan juga perbaikan proses serta sarana yang memungkinkan suatu generasi

menggunakan pengetahuan generasi sebelumnya sebagai dasar bertindak.

Sejalan dengan pandangan Braudel, pendapat Schwartz (1992) bahwa ilmuwan yang

melakukan penemuan sedangkan teknolog yang menerapkannya. Oleh sebab itu definisi

1994 tidak lagi mencantumkan pengertian bahwa teknologi hanya sekedar penerapan dari

ilmu.

Konsep Sistematik. Definisi Teknologi Pembelajaran yang tidak mencantumkan ciri

sistematik sebagai salah satu karakteristik utamanya menurut peninjauan Cass Gentry

(1991) adalah sebagai berikut:

Khasanah pengetahuan yang timbul sebagai akibat penerapan ilmu tentang belajar dan mengajar

dalam kehidupan nyata di kelas. bersama dengan sarana dan metodologi yang dikembangkan

untuk mendukung penerapannya (Dieuzeide, seperti dikutip dalam Gentry, 1991:4).

Teknologi Pembelajaran menyangkut keseluruhan masalah metodologi dan seperangkat leknik

yang digunakan dalam penerapan prinsip-prinsip (Clearly cs sebagai yang dikutip Gentry, 1991

4).

Suatu usaha memanipulasi lingkungan hidup manusia dengan maupun tanpa mesin, baik yang

tersedia maupun yang dimanfaatkan agar terjadi perubahan perilaku atau hasil belajar.

(Knezevich dan Eye sebagai dikutip Gentry,1991:5).

Masih menyangkut peninjauan definisi yang lain, Gentry menyimpulkan Teknologi

Pembelajaran sebagai "aplikasi strategi maupun teknik yang sistemik dan sistematik yang

diambil dari konsep ilmu perilaku dan ilmu pengetahuan alam maupun pengetahuan lain

dalam memecahkan masalah pembelajaran". Mehurut pendapatnya kata 'sistemik' berarti

5

Page 6: aldorian0507.files.wordpress.com  · Web viewDan akhir-akhir ini berkembang konsep bahwa teknologi pembelajaran lebih layak digunakan untuk konteks penyelenggaraan pengajaran

bahwa segala sesuatu saling mempengaruhi dengan apa yang ada di lingkungannya Sebagai

pembanding dia mendefini-sikan teknologi pendidikan sebagai "gabungan dari pembelajaran.

belajar, pengembangan, pengelolaan dan teknologi lain yang digunakan untuk memecahkan

masalah pendidikan" (Gentry, 1991 : 7-8).

Pengertian sistematik ini secara tidak langsung tersirat dalam definisi 1994 karena pengertian

kawasan sama dengan langkah-langkah yang sistematik dalam pengembangan pembelajaran.

Namun demikian, definisi 1994 tidak lagi menekankan pengertian sistematik sebagai proses

linier yang merupakan pendekatan secara teknologis.

Salah satu defmisi Teknologi Pembelajaran yang komprehensif adalah definisinya Robert

Gagne yang mengatakan bahwa Teknologi Pembelajaran berhubungan dengan studi dan

penciptaan kondisi belajar yang berhasilguna.

Sebagian kondisi tersebut berupa kemampuan dan kualitas individu pebelajar (leaner) menyangkul

hal-hal seperti kemampuan pandang (visual) dan dengar (auditory), termasuk kemampuan menangkap

yang terucap dan lerlulis dan sebagainya. Kondisi lain \ ang merupakan bagian yang besar, adalah

kondisi yang berbasis media, yaitu yang meliputi jenis penyajian yang disampaikan kepada para

pebelajar, dengan penjadwalan, pengurutan dan pengorganisasiannya (Gagne, 1990:3).

Meskipun definisi ini terpusat pada pertanyaan penelitian yang ingin dicari jawabnya oleh para

profesional, namun bila dilihat dan sudut pandang para konstruktivis mengenai lingkungan

belajar. kelihatan bahwa cakupannya terbatas. Akan tetapi bilamana dianggap bahwa

menciptakan kondisi belajar termasuk dalam pengertian menciptakan lingkungan belajar,

maka definisi Gagne tetap merupakan definisi yang komprehensif, bahkan tepat dari segi

kepentingan Teknologi Pembelajaran.

Straktur Definisi. Pada tahun 1970an peristilahan dalam bidang ini berakar dari berbagai

jenis media yang berbeda seperti pembelajaran dengan bantuan komputer (CAI) dan

pembelajaran lewat televisi, serta dalam kegiatan mengajar seperti belajar mandiri dan

simulasi. Sebaliknya bidang yang ada pada saat ini tidak hanya mencakup unsur media

melainkan juga variabel dan strategi belajar yang lebih menekankan pada teknik dan teori

dari pada pengelompokan media. Definisi 1994 memberi tempat pada adanya keragaman dan

spesialisasi seperti yang ada sekarang, selain juga menggabungkan unsur-unsur definisi dan

kawasan bidang yang tradisional. Definisi hasil revisi adalah :

“Teknologi Pembelajaran adalah teori dan praktek dalam desain, pengembangan,

pemanfaatan, pengelolaan dan penilaian proses dan sumber untuk belajar”.

6

Page 7: aldorian0507.files.wordpress.com  · Web viewDan akhir-akhir ini berkembang konsep bahwa teknologi pembelajaran lebih layak digunakan untuk konteks penyelenggaraan pengajaran

Tiap kawasan dari bidang memberikan sumbangan pada teori dan praktek yang menjadi landasan

profesi. Tiap kawasan tersebut berdiri sendiri meskipun saling berkaitan. Antara kawasan tersebut

tidak terdapat hubungan yang linier. Hubungan antar setiap kawasan dapat dugambarkan

sebagai berikut:

KOMPONEN DEFINISIDefinisi teknologi pembelajaran adalah teori dan praktek dalam disain, pengembangan,

pemanfaatan, pengelolaan dan penilaian proses dan sumber untuk belajar.

Menurut definisi tahun 1994, komponen Teknologi Pembelajaran, meliputi:

1)   Teori dan praktek

Teori terdiri dari konsep, bangunan (konstruk), prinsip dan proposisi yang memberi

sumbangan terhadap khasanah pengetahuan. Sedangkan praktek merupakan penerapan

pengetahuan tersebut dalam memecahkan permasalahan.

Praktek juga dapat memberi konstribusi kepada pengetahuan melalui informasi yang

didapat dari pengalaman.

Dalam Teknologi pembelajaran, baik teori maupun prakek menggunakan model

prosedural dan model konseptual. Model prosedural menguraikan cara pelaksanaan tugas

dan membantu menghubungkan teori dan praktek, sedangkan model konseptual

memvisualisasikan teori dan prtaktek.

2)   Disain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan dan penilaian

Kawasan disain merupakan sumbangan teoritik terbesar dari teknologi pembelajaran

untuk bidang pendidikan yang lebih luas. Demikian pula kawasan pengembangan telah

menjadi matang dan memberikan sumbangan terbesar untuk praktek. Sebaliknya, 7

TEORI

PRAKTEK

PENGEMBANGAN

DESAIN

PENILAIAN PENGELOLAAN

PEMANFAATAN

Page 8: aldorian0507.files.wordpress.com  · Web viewDan akhir-akhir ini berkembang konsep bahwa teknologi pembelajaran lebih layak digunakan untuk konteks penyelenggaraan pengajaran

kawasan pemanfaatan secara teoritis maupun praktis masih belum berkembang dengan

baik. Meskipun berbagai usaha telah dilakukan dalam bidang pemanfaatan media

keadaanya masih tetap saja kurang mendapatkan perhatian. Sedangkan kawasan

pengelolaan selalu ada dalam bidang karena sumber untuk menunjang berlangsungnya

tiap fungsi harus diorganisasikan dan diawasi (dikelola). Kawasan penilaian masih

menggantungkan diri pada penelitian dari bidang lain. Sumbangan utama bidang studi ini

adalah evaluasi formatif. 

3)   Proses dan sumber

Proses adalah serangkaian operasi atau kegiatan yang diarahkan pada suatu hasil tertentu.

Pengertian proses mencakup tata urutan yang terdiri dari masukan, kegiatan dan keluaran.

Sedangkan sumber ialah asal yang mendukung terjadinya belajar, termasuk sistim

pelayanan, bahan pembelajaran dan lingkungan. Sumber belajar tidak terbatas hanya

bahan dan alat yang digunakan dalam proses pembelajaran, namun juga mencakup

tenaga, biaya dan fasilitas. Sumber belajar mencakup apa saja yang dapat digunakan

untuk membantu setiap orang untuk belajar yang menampilkan kompetensinya.

4)  Untuk keperluan belajar

Tujuan teknologi pembelajaran adalah untuk memacu (merangsang)  dan memicu

(menumbuhkan) belajar. Dalam definisi disebutkan bahwa belajar menyangkut adanya

perubahan yang relatif permanen pada pengetahuan atau perilaku seseorang karena

pengalaman (Mayer, 1982:1040). Berlo (1960) menunjukkan bahwa unsur-unsur pada

proses belajar dengan proses komunikasi sejalan. Pada komunikasi, pesan diolah dan

disalurkan yang kemudian diterima dan diberi makna serta disalurkan kembali sebagai

umpan balik (feed back) kepada pengirim pesan. Sedangkan pada proses belajar, orang

menanggapi, manafsirkan dan merespon terhadap rangsangan dan mengambil pelajaran

dari akibat tanggapan tersebut.

SIFAT EVOLUSIONER DEFINISILatar Belakang Sejarah Teknologi Pembelajaran

Teknologi Pembelajaran tumbuh dari praktek pendidikan dan gerakan komunikasi audio

visual. Teknologi Pembelajaran semula dilihat sebagai teknologi peralatan, yang berkaitan

dengan penggunaan peralatan, media dan sarana untuk mencapai tujuan pendidikan atau

dengan kata lain mengajar dengan alat bantu audio-visual (Rountree, 1979). Teknologi

Pembelajaran merupakan gabungan dari tiga aliran yang saling berkepentingan, yaitu media 8

Page 9: aldorian0507.files.wordpress.com  · Web viewDan akhir-akhir ini berkembang konsep bahwa teknologi pembelajaran lebih layak digunakan untuk konteks penyelenggaraan pengajaran

dalam pendidikan, psikologi pembelajaran dan pendekatan sistem dalam pendidikan (seels,

1979).

Adalah Edgar Dale dan James Finn merupakan dua tokoh yang berjasa dalam pengembangan

Teknologi Pembelajaran modern. Edgar Dale mengemukakan tentang Kerucut Pengalaman

(Cone of Experience) sebagaimana tampak dalam gambar 1 berikut ini :

Gambar 1. Kerucut Pengalaman Dale (Seels dan Richey,1994:15)

Dari gambar tersebut dapat kita lihat rentangan tingkat pengalaman dari yang bersifat

langsung hingga ke pengalaman melalui simbol-simbol komunikasi, yang merentang dari

yang bersifat kongkrit ke abstrak, dan tentunya memberikan implikasi tertentu terhadap

pemilihan metode dan bahan pembelajaran, khususnya dalam pengembangan Teknologi

Pembelajaran.

Dalam kerucut pengalaman Edgar Dale terdapat empat jenis pengalaman belajar, yaitu: a).

mengamati dan berinteraksi dengan lambang verbal, misalnya mendengarkan ceramah; b).

mengamati dan berinteraksi dengan mediated events, misalnya menonton slide, video/VCD,

film; c). mengamati dan berinteraksi dengan actual events, misalnya fildtrip, demostration,

sosiodrama (rolepay); d). melakukan dalam pengalaman langsung, misalnya memasak,

mencangkul kebun sekolah dan sebagainya. (Wasita, 2008:12),

Pemikiran Edgar Dale tentang Kerucut Pengalaman (Cone of Experience) ini merupakan

upaya awal untuk memberikan alasan atau dasar tentang keterkaitan antara teori belajar

9

Pengalaman Langsung

Pengalaman Buatan

Demonstrasi

Dramatisasi

Pameran

Gambar Hidup

Radio, Rekaman, Gambar Mati

Lambang Verbal

Lambang Visual

Karyawisata

Page 10: aldorian0507.files.wordpress.com  · Web viewDan akhir-akhir ini berkembang konsep bahwa teknologi pembelajaran lebih layak digunakan untuk konteks penyelenggaraan pengajaran

dengan komunikasi audiovisual. Kerucut Pengalaman Dale telah menyatukan teori

pendidikan John Dewey (salah satu tokoh aliran progresivisme) dengan gagasan – gagasan

dalam bidang psikologi yang tengah populer pada masa itu.

Sedangkan, James Finn seorang mahasiswa tingkat doktoral dari Edgar Dale berjasa dalam

mengusulkan bidang komunikasi audio-visual menjadi Teknologi Pembelajaran yang

kemudian berkembang hingga saat ini menjadi suatu profesi tersendiri, dengan didukung oleh

penelitian, teori dan teknik tersendiri. Gagasan Finn mengenai terintegrasinya sistem dan

proses mampu mencakup dan memperluas gagasan Edgar Dale tentang keterkaitan antara

bahan dengan proses pembelajaran..

Definisi Teknologi Pembelajaran

Rumusan tentang pengertian Teknologi Pembelajaran telah mengalami beberapa perubahan,

sejalan dengan sejarah dan perkembangan dari teknologi pembelajaran itu sendiri. Di bawah

ini dikemukakan beberapa definisi tentang Teknologi Pembelajaran yang memiliki pengaruh

terhadap perkembangan Teknologi Pembelajaran.

1. Definisi Association for Educational Communications Technology (AECT) 1963

“ Komunikasi audio-visual adalah cabang dari teori dan praktek pendidikan yang terutama

berkepentingan dengan mendesain, dan menggunakan pesan guna mengendalikan proses

belajar, mencakup kegiatan : (a) mempelajari kelemahan dan kelebihan suatu pesan dalam

proses belajar; (b) penstrukturan dan sistematisasi oleh orang maupun instrumen dalam

lingkungan pendidikan, meliputi : perencanaan, produksi, pemilihan, manajemen dan

pemanfaatan dari komponen maupun keseluruhan sistem pembelajaran. Tujuan praktisnya

adalah pemanfaatan tiap metode dan medium komunikasi secara efektif untuk membantu

pengembangan potensi pembelajar secara maksimal.”

Tujuan definisi 1963 ialah menemukan definisi kerja bidang Teknologi Pembelajaran

yang dapat digunakan sebagai kerangka pengembangan masa depan dan dapat mendorong

peningkatan pembelajaran.

Faktor penting lain pada definisi 1963 adalah pencantuman daftar fungsi dan peranan

mereka yang terhbat dalam bidahg. Pende-katan ini membantu perubahan dari orientasi

pada produk, yang memusatkan perhafian pada benda dan yang mengidentifikasikan

bidang mesin, ke orientasi proses yang menekankan pada adanya hubungan yang dinamis

dan berkesinambungan antara peristiwa (Ely, 1963).

10

Page 11: aldorian0507.files.wordpress.com  · Web viewDan akhir-akhir ini berkembang konsep bahwa teknologi pembelajaran lebih layak digunakan untuk konteks penyelenggaraan pengajaran

Dengan demikian walaupun masih menggunakan istilah komunikasi audio-visual, definisi

di atas telah menghasilkan kerangka dasar bagi pengembangan Teknologi Pembelajaran

berikutnya serta dapat mendorong terjadinya peningkatan pembelajaran.

2. Definisi Commission on Instruction Technology (CIT) 1970

“Dalam pengertian yang lebih umum, teknologi pembelajaran diartikan sebagai media yang

lahir sebagai akibat revolusi komunikasi yang dapat digunakan untuk keperluan pembelajaran

di samping guru, buku teks, dan papan tulis…..bagian yang membentuk teknologi

pembelajaran adalah televisi, film, OHP, komputer dan bagian perangkat keras maupun lunak

lainnya.”

“Teknologi Pembelajaran merupakan usaha sistematik dalam merancang, melaksanakan, dan

mengevaluasi keseluruhan proses belajar untuk suatu tujuan khusus, serta didasarkan pada

penelitian tentang proses belajar dan komunikasi pada manusia yang menggunakan

kombinasi sumber manusia dan manusia agar belajar dapat berlangsung efektif.”

Kedua definisi tersebut di atas masih saja menimbulkan kerancuan mengenai teknologi

pendidikan. Dalam definisi kedua ada beberapa aspek baru yang dimunculkan. Pertama,

adanya konsep bahwa teknologi pembelajaran harus mencakup tujuan khusus. Hal ini

mungkin terjadi karena pengaruh B.F.Skinner (1954) dan Robert Mager (1962). Konsep

mereka ini diterima secara luas oleh para praktisi dalam bidang teknologi pembelajaran.

Kedua, terkandung gagasan bahwa metode dan teknik yang digunakan untuk suatu tujuan

'khusus harus didasarkan pada hasil penelitian. Ketiga, ada ungkapan "pembelajaran yang

lebih efektif'.. Efektivitas memang merupakan cirri utama teknologi (Heinich, 1984). Namun

istilah efektivitas belum termasuk dalam definisi utama bidang. Mungkin hal ini disebabkan

pada adanya anggapan bahwa efektivitas akan selalu ada dalam penerapan prinsip

Teknologi Pembelajaran. Dengan demikian dapat dikatakan bahaw, dengan

mencantumkan istilah tujuan khusus, tampaknya rumusan tersebut berusaha

mengakomodir pengaruh pemikiran B.F. Skinner (salah seorang tokoh Psikologi

Behaviorisme) dalam teknologi pembelajaran. Begitu juga, rumusan tersebut memandang

pentingnya penelitian tentang metode dan teknik yang digunakan untuk mencapai tujuan

khusus.

3. Definisi Silber 1970

“Teknologi Pembelajaran adalah pengembangan (riset, desain, produksi, evaluasi, dukungan-

pasokan, pemanfaatan) komponen sistem pembelajaran (pesan, orang, bahan, peralatan,

11

Page 12: aldorian0507.files.wordpress.com  · Web viewDan akhir-akhir ini berkembang konsep bahwa teknologi pembelajaran lebih layak digunakan untuk konteks penyelenggaraan pengajaran

teknik dan latar) serta pengelolaan usaha pengembangan (organisasi dan personal) secara

sistematik, dengan tujuan untuk memecahkan masalah belajar”.

Penggunaan kata pengembangan berbeda artinya dengan apa yang ada pada definisi

sebelumnya. Dalam definisi semula pengertian "pengembangan" menunjukkan pada

pengembangan potensi manusia - gagasan ini mengandung arti lebih penting dari

pendekatan tradisional psikologi pendidikan. Dalam definisi Silber. istilah "pengembangan"

digunakan secara inklusif meliputi perancangan, produksi, penggunaan, dan penilaian teknologi

untuk pembelajaran.

Definisi yang dikemukakan oleh Kenneth Silber di atas menyebutkan istilah

pengembangan. Pada definisi sebelumnya yang dimaksud dengan pengembangan lebih

diartikan pada pengembangan potensi manusia. Dalam definisi Silber, penggunaan istilah

pengembangan memuat dua pengertian, disamping berkaitan dengan pengembangan

potensi manusia juga diartikan pula sebagai pengembangan dari Teknologi Pembelajaran

itu sendiri, yang mencakup : perancangan, produksi, penggunaan dan penilaian teknologi

untuk pembelajaran.

4. Definisi MacKenzie dan Eraut 1971

“Teknologi Pendidikan merupakan studi sistematik mengenai cara bagaimana tujuan

pendidikan dapat dicapai”

Definisi sebelumnya meliputi istilah, “mesin”, instrumen” atau “media”, sedangkan

dalam definisi MacKenzie dan Eraut ini tidak menyebutkan perangkat lunak maupun

perangkat keras, tetapi lebih berorientasi pada proses.

Demikian juga istilah "studi sistematik mengenai cara" mengandung pengertian bahwa

teknologi pendidikan dianggap sebagai suatu bidang kajian. MacKenzie dan Eraut

menyarankan bahwa teknologi pendidikan merupakan suatu bidang atau disiplin akademik.

Meskipun gagasan ini tidak diakomo-dasikan dalam definisi berikutnya, namun gagasan itu

ditampilkan kembali dalam definisi tahun 1994.

5. Definisi AECT 1972

Pada tahun 1972, AECT berupaya merevisi defisini yang sudah ada (1963, 1970, 1971),

dengan memberikan rumusan sebagai berikut :

“Teknologi Pendidikan adalah suatu bidang yang berkepentingan dengan memfasilitasi

belajar pada manusia melalui usaha sistematik dalam : identifikasi, pengembangan,

pengorganisasian dan pemanfaatan berbagai macam sumber belajar serta dengan pengelolaan

atas keseluruhan proses tersebut”.

12

Page 13: aldorian0507.files.wordpress.com  · Web viewDan akhir-akhir ini berkembang konsep bahwa teknologi pembelajaran lebih layak digunakan untuk konteks penyelenggaraan pengajaran

Definisi ini didasari semangat untuk menetapkan komunikasi audio-visual sebagai suatu

bidang studi. Ketentuan ini mengembangkan gagasan bahwa teknologi pendidikan

merupakan suatu profesi.

6. Definisi AECT 1977

“Teknologi pendidikan adalah proses kompleks yang terintegrasi meliputi orang, prosedur,

gagasan, sarana, dan organisasi untuk menganalisis masalah, merancang, melaksanakan,

menilai dan mengelola pemecahan masalah dalam segala aspek belajar pada manusia.

Definisi tahun 1977, AECT berusaha mengidentifikasi sebagai suatu teori, bidang dan

profesi. Definisi sebelumnya, kecuali pada tahun 1963, tidak menekankan teknologi

pendidikan sebagai suatu teori.

7. Definisi AECT 1994

“ Teknologi Pembelajaran adalah teori dan praktek dalam desain, pengembangan,

pemanfaatan, pengelolaan, serta evaluasi tentang proses dan sumber untuk belajar.”

Meski dirumuskan dalam kalimat yang lebih sederhana, definisi ini sesungguhnya

mengandung makna yang dalam. Definisi ini berupaya semakin memperkokoh

teknologi pembelajaran sebagai suatu bidang dan profesi, yang tentunya perlu

didukung oleh landasan teori dan praktek yang kokoh. Definisi ini juga berusaha

menyempurnakan wilayah atau kawasan bidang kegiatan dari teknologi pembelajaran.

Di samping itu, definisi ini berusaha menekankan pentingnya proses dan produk.

Jika kita amati isi kandungan definisi-definisi teknologi pembelajaran di atas,

tampaknya dari waktu ke waktu teknologi pemebelajaran mengalami proses

“metamorfosa” menuju penyempurnaan. Yang semula hanya dipandang sebagai alat

ke sistem yang lebih luas, dari hanya berorientasi pada praktek menuju ke teori dan

praktek, dari produk menuju ke proses dan produk, dan akhirnya melalui perjalanan

evolusionernya saat ini teknologi pembelajaran telah menjadi sebuah bidang dan

profesi.

Perbedaan defenisi teknologi pembelajaran tahun 1977 dan 1994

Beberapa perbedaan antara defenisi tahun 1977 dengan defenisi 1994 antara lain:

a) Perubahan istilah teknologi pendidkan menjadi teknologi pembelajaran

b) Penekanan orientasi pada defenisi tahun 1977 pada praktik, sedangkan orientasi

pada defenisi tahun 1994 meliputi dua bidang yaitu teori dan praktik.

c) Pada defenisi tahun 1977 kawasan kerja bidang teknologi pembelajaran meliputi

menganalisis, merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi, dan mengelola.

13

Page 14: aldorian0507.files.wordpress.com  · Web viewDan akhir-akhir ini berkembang konsep bahwa teknologi pembelajaran lebih layak digunakan untuk konteks penyelenggaraan pengajaran

Sedangkan dalam defenisi tahun 1994 meliputi lima kawasan antara lain

perancangan, pengembangan, penggunaan, pengelolaan, dan pengevaluasian.

KESIMPULANBerdasarkan asumsi definisi, komponen definisi serta latar belakanh sejarah definisi

teknologi pembelajaran di atas, nampaknya teknologi pemebelajaran akan terus mengalami

proses “metamorfosa” menuju penyempurnaan untuk masa-masa mendatang. Di mana,

semula Teknologi pembelajaran dipandang sebagai alat ke sistem yang berorientasi pada

praktek menuju ke teori dan praktek, dari produk menuju ke proses dan produk, dan akhirnya

melalui perjalanan evolusionernya saat ini teknologi pembelajaran telah menjadi sebuah

bidang dan profesi.

Sejalan dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang demikian

pesat, khususnya dalam bidang pendidikan, psikologi dan komunikasi maka tidak mustahil ke

depannya teknologi pembelajaran akan semakin terus berkembang dan memperkokoh diri

menjadi suatu disiplin ilmu dan profesi yang dapat lebih jauh memberikan manfaat bagi

pencapaian efektivitas dan efisiensi pembelajaran.

Kendati demikian, harus diakui bahwa perkembangan bidang dan profesi teknologi

pembelajaran di Indonesia hingga saat ini masih boleh dikatakan belum optimal, baik dalam

hal design, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, maupun evaluasinya. Kiranya masih

dibutuhkan usaha perjuangan yang sungguh-sungguh dari semua pihak yang terkait dengan

teknologi pembelajaran, baik dari kalangan akademisi, peneliti maupun praktisi.

REFERENSI:Seels Barbara. B. dan Richey Rita.C, 1994. Instructional Technology, The Defination and

Domains of the Filed. Washington, DC. Association for Educational Communications and

Technology

Warsita Bambang, 2008. Teknologi Pembelajaran, Landasan dan Aplikasinya. Jakarta: PT

Rineka Cipta.

Novrianti, 2008. Pengertian Teknologi Pembelajaran dan Berbagai Konsep di Bidang

Teknologi Pembelajaran, (Artikel). http://sweetyhome.wordpress.com/2008/06/20/pengertian-

teknologi-pembelajaran-tp/access 16/04/2010

14