ikwanwan.files.wordpress.com · web viewbahan ajar kimia rumah tangga author ikwan created date...
TRANSCRIPT
Sumber: www.ciptaantangan.com
Deterjen merupakan salah satu dari bahan pembersih yang sering
digunakan manusia untuk membersihkan pakaian. Kandungan aktif
dalam bahan deterjen mampu untuk merontokkan noda-noda yang ada
pada pakaian dengan daya bersih yang lebih baik dibandingkan
dengan sabun. Meskipun deterjen dengan sabun merupakan contoh
dari bahan pembersih, namun terdapat perbedaan antara bahan aktif
pada deterjen dengan sabun. Selain itu, bahan pembersih yang
digunakan manusia tidak hanya pada pakaian saja. Pada pokok
pembahasan ini, akan dibahas tentang bahan kimia pembersih.
BAHAN KIMIA PEMBERSIHBAB 1
Pokok Pembahasan
Pada bab ini akan dibahas lebih
tuntas mengenai:
1. Pengertian bahan pembersih
2. Bahan pembersih sintetis
3. Bahan pembersih alami
4. Dampak bahan pembersih
PETA KONSEP
Kata Kunci: Air leri Daun ketapang Sabun
Alkyl benzene sulphonate Deterjen Saponifikasi
Belimbing wuluh Eutrofikasi Saponin
Daun mimba Pembersih lantai Surfaktan
2 Bahan Ajar Kimia Rumah Tangga
Bahan Kimia Pembersih
Pengertian DampakDibedakan menjadi
Bahan Pembersih Sintesis
Bahan Pembersih Alami
Air Cucian Beras
Belimbing Wuluh
Daun Mimba
Daun Ketapang
Sabun
Deterjen
Sampo
Pembersih kaca/lantai
Gambar 1.1 Beragam produk pembersih dalam kehidupan sehari-hari Sumber: www.ujiansma.com
S
etiap pemilik rumah tangga pasti tahu betapa pentingnya untuk menjaga
kebersihan di rumah, baik itu ruangan yang ada di dalam rumah maupun perabot
rumah tangga. Oleh karena itu, diperlukan suatu produk pembersih yang akan
menjaga kebersihan rumah beserta isinya. Bahan pembersih rumah tangga yang
banyak digunakan adalah bahan kimia sintetis atau buatan atau yang diperoleh
melalui proses reaksi kimia.
Saat ini, sudah banyak beredar produk pembersih rumah di pasaran, baik
jenis, bentuk, maupun harganya. Bahan pembersih tersebut mengandung bahan
kimia berbahaya yang dapat menimbulkan dampak yang tidak diinginkan. Oleh
karena itu, dalam penggunaannya harus hati-hati. Banyak bahan kimia rumah
tangga yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Bahan pembersih yang
digunakan antara lain pembersih pakaian, lantai, piring, badan, dan sebagainya.
Sabun, deterjen, dan sampo termasuk bahan pembersih rumah tangga yang
membantu dalam proses pencucian karena sifatnya dapat melepaskan kotoran dari
tempatnya menempel. Sabun, deterjen, dan sampo merupakan produk yang
dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Hampir semua aktivitas yang
berhubungan dengan cuci-mencuci selalu berhubungan dengan produk ini. Selain
bahan sintetis yang dapat digunakan, ternyata terdapat bahan-bahan alami yang
berfungsi sebagai alternatif bahan pembersih.
-
Bahan Kimia Pembersih 3
PENGERTIAN BAHAN PEMBERSIH
Pada zaman dahulu,
sejak air menjadi bagian
yang penting untuk
kehidupan, orang pertama
hidup dekat air dan tahu apa
itu properti kebersihan,
sedikitnya bagaimana
membilas lumpur dari
tangan mereka. Seiring
dengan perkembangan
zaman, teknologi semakin
berkembang terkait dengan
bahan pembersih yang
dimulai dari penemuan benda mirip sabun yang sampai sekarang menjadi dasar dalam
pembuatan bahan pembersih.
Bahan pembersih adalah bahan kimia dalam rumah tangga yang bermanfaat
sebagai pembersih. Bahan kimia yang termasuk dalam kelompok ini yang dapat
membantu proses pembersihan yaitu bahan yang dapat melepaskan kotoran dari
tempatnya menempel dan menahan kotoran yang telah terlepas tetap tersuspensi. Proses
pembersihan selain dilakukan untuk melepas dan menahan kotoran juga untuk
menghilangkan dan membunuh mikroorganisme, seperti bakteri atau jamur mikroskopis
melalui kerja fisik dari pencucian dan pembilasan, serta kandungan kimia yang bersifat
desinfektan yang terkandung dalam bahan pembersih.
Bahan kimia utama dalam pembersih sering disebut dengan bahan aktif. Bahan
aktif ini berfungsi sebagai surfaktan. Selain bahan kimia utama, tentu saja masing-
masing produk pembersih mendapatkan tambahan bahan-bahan yang dapat
mengoptimalkan fungsi produk pembersih tersebut sesuai dengan tujuan
penggunaannya. Misalnya air aroma, pengental, alkohol, garam dapur, minyak atsiri,
mineral, pelembut, pewangi, dan lain sebagainya. Pada prinsipnya pemilihan bahan
pembersih yang akan digunakan sangat bergantung pada beberapa faktor berikut.
1. Jenis dan jumlah cemaran yang akan dibersihkan.
4 Bahan Ajar Kimia Rumah Tangga
A
Gambar 1.2 Beragam bahan pembersih dalam kehidupanSumber: www.ujiansma.com
2. Sifat bahan permukaan yang akan dibersihkan, misalnya logam, pakaian, kayu,
kulit, dan sebagainya.
3. Sifat fisik senyawa bahan pembersih (cair atau padat).
4. Metode pembersihan yang tersedia.
5. Mutu air yang tersedia.
6. Biaya.
Sebagai contoh sifat bahan permukaan yang akan dibersihkan mempengaruhi
keberhasilan dari proses pembersihan, dimana pada permukaan benda yang sulit
ditembus seperti stainless steel akan lebih mudah daripada permukaan benda yang
berpori seperti kayu. Contoh lain kotoran yang mengandung banyak lemak harus
dibersihkan dengan bantuan air panas dan sabun, atau dengan menggunakan bahan
pelarut lemak, misalnya alkohol dengan kadar 70%.
Bahan pembersih yang baik memenuhi syarat-syarat sebagai berikut.
1. Ekonomis, artinya harganya tidak mahal (dapat dijangkau) namun tetap
berkualitas yang baik.
2. Tidak beracun, tidak korosif, dan tidak lengket.
3. Tidak menggumpal dan tidak berdebu.
4. Mudah diukur, dimaksudkan adanya label aturan dosis pemakaian yang jelas dan
mudah dimengerti bagi semua orang yang menggunakannya.
5. Stabil selama penyimpanan, artinya apabila bahan pembersih tersebut disimpan
dalam jangka waktu yang lama, tidak mengalami perubahan warna, bau, dan
bentuk.
6. Mudah larut dengan sempurna, artinya apabila bahan pembersih dicampurkan
dengan pelarut tertentu, bahan pembersih dapat larut (menyatu) dengan
sempurna dalam pelarut tersebut.
Bahan pembersih
berdasarkan asalnya dibedakan
menjadi dua golongan, yakni bahan
pembersih sintetis dan bahan
pembersih alami. Sedangkan untuk
penggolongan dari segi fungsinya
bahan pembersih digolongkan
menjadi pembersih pakaian, kulit,
gigi, piring, lantai, kaca, rambut,
serta bahan-bahan pembersih lainnya.
Bahan Kimia Pembersih 5
Gambar 1.3 Label dalam produk pembersihSumber: nonobahasainggris-smp.blogspot.in
Gambar 1.4 Sabun padat dan sabun cairSumber: analisisduniakesehatan.blogspot.com
BAHAN PEMBERSIH SINTETIS
Bahan pembersih sintetis sering dikenal pula dengan bahan permbersih buatan.
Bahan pembersih ini merupakan bahan pembersih yang dibuat di pabrik dalam skala
besar.
1. SABUNSabun dibuat melalui proses
saponifikasi lemak minyak dengan larutan alkali membebaskan gliserol. Lemak minyak
yang digunakan dapat berupa lemak hewani, minyak nabati, lilin, ataupun minyak ikan
laut. Pada saat ini teknologi sabun telah berkembang pesat. Sabun dengan jenis dan
bentuk yang bervariasi dapat diperoleh dengan mudah dipasaran seperti sabun mandi,
sabun cuci baik untuk pakaian maupun untuk perkakas rumah tangga, hingga sabun
yang digunakan dalam industri.
Kandungan zat-zat yang terdapat pada sabun bervariasi sesuai dengan sifat dan
jenis sabun. Larutan alkali yang digunakan dalam pembuatan sabun bergantung pada
jenis sabun tersebut. Larutan alkali yang biasa yang digunakan pada sabun keras adalah
natrium hidroksida (NaOH) dan alkali yang biasa digunakan pada sabun lunak adalah
kalium hidroksida (KOH). Dalam produknya, sabun yang terdiri dari garam asam-asam
lemak. Fungsi sabun dalam keanekaragaman cara adalah sebagai bahan pembersih.
Sabun menurunkan tegangan permukaan air, sehingga memungkinkan air untuk
6 Bahan Ajar Kimia Rumah Tangga
B
membasahi bahan yang dicuci dengan lebih efektif. Sabun bertindak sebagai suatu zat
pengemulsi untuk mendispersikan minyak dan sabun teradsorpsi pada butiran kotoran.
Teknologi pembuatan sabun berkembang dengan pesat menggunakan proses
saponifikasi. Adapun kandungan zat-zat untuk membuat sabun bervariasi sesuai dengan
sifat dan jenis sabun. Pembuatan sabun merupakan reaksi sederhana antara asam lemak
yang terkandung dalam minyak dengan NaOH/KOH, reaksi ini dikenal dengan reaksi
saponifikasi. Reaksi yang terjadi ialah:
1. Reaksi lemak dengan basa natrium hidroksida (NaOH) menghasilkan gliserol
dan sabun keras.
2. Reaksi lemak dengan basa kalium hidroksida (KOH) menghasilkan gliserol dan
sabun lunak.
Pada proses ini, asam lemak yang digunakan adalah C12 (asam laurik) sampai C18 (asam
stearat). Jika kurang dari C12 maka akan menimbulkan iritasi pada kulit, sedangkan jika
lebih dari C20 maka kurang larut ketika digunakan dalam campuran.
Bahan Kimia Pembersih 7
Gambar 1.5 Reaksi saponifikasi pada sabun kerasSumber: tewewe.wordpress.com
Gambar 1.6 Reaksi saponifikasi pada sabun lunakSumber: brainly.co.id
Sabun adalah surfaktan yang
digunakan dengan air untuk
mencuci dan membersihkan. Sabun
biasanya berbentuk padatan tercetak
yang disebut batang karena sejarah
dan bentuk umumnya. Penggunaan
sabun cair juga telah telah meluas,
terutama pada sarana-sarana publik.
Jika diterapkan pada suatu permukaan,
air bersabun secara efektif mengikat
partikel dalam suspensi mudah dibawa oleh air bersih. Sifat–sifat sabun yaitu:
1. Sabun bersifat basa. Sabun adalah garam alkali dari asam lemak suku tinggi
sehingga akan dihidrolisis parsial oleh air. Karena itu larutan sabun dalam air
bersifat basa.
CH3(CH2)16COONa + H2O → CH3(CH2)16COOH + NaOH
2. Sabun menghasilkan buih atau busa. Jika larutan sabun dalam air diaduk maka
akan menghasilkan buih, peristiwa ini tidak akan terjadi pada air sadah. Dalam
hal ini sabun dapat menghasilkan buih setelah garam-garam Mg atau Ca dalam
air mengendap.
CH3(CH2)16COONa + CaSO4 →Na2SO4 + Ca(CH3(CH2)16COO)2
3. Sabun mempunyai sifat membersihkan. Sifat ini disebabkan proses kimia koloid,
sabun (garam natrium dari asam lemak) digunakan untuk mencuci kotoran yang
bersifat polar maupun non polar, karena sabun mempunyai gugus polar dan non
polar. Molekul sabun mempunyai rantai hidrogen CH3(CH2)16 yang bertindak
sebagai ekor yang bersifat hidrofobik (tidak suka air) dan larut dalam zat organik
sedangkan COONa+ sebagai kepala yang bersifat hidrofilik (suka air) dan larut
dalam air.
Suatu sabun mandi yang baik harus memenuhi mutu sebagai berikut.
Tabel 1.1 Tabel syarat mutu sabun mandi
No Uraian Tipe I(Sabun Padat)
Tipe II(Sabun Lunak)
8 Bahan Ajar Kimia Rumah Tangga
Gambar 1.7 Busa sabunSumber: m.klikdokter.com
1 Kadar air (%) Maksimum 15 > 15
2 Jumlah asam lemak (%) > 70 64 – 70
3 Alkali bebas:Dihitung sebagai NaOH (%)Dihitung sebagai KOH (%)
Maksimum 0,1
Maksimum 0,14
Maksimum 0,1
Maksimum 0,14
4 Asam lemak bebas atau lemak netral (%)
< 2,5 < 2,5
5 Bilangan penyabunan 196 – 206 196 – 206
2. DETERJEN
Sebagai
bahan
pembersih,
deterjen
merupakan
hasil
teknologi
yang
memanfaatkan bahan kimia dari hasil samping penyulingan
minyak bumi, ditambah dengan bahan kimia lainnya
seperti fosfat, silikat, bahan pewarna, dan bahan pewangi.
Kandungan deterjen yang utama adalah surfaktan.
Surfaktan merupakan zat aktif permukaan (surface active
Bahan Kimia Pembersih 9
Gambar 1.8 Deterjen bubukSumber: www.juniorlaundry.com
Gambar 1.9 Deterjen cairSumber: www.indotrading.com
agent) yang dapat menurunkan tegangan permukaan suatu
media, karena surfaktan mempunyai kemampuan untuk
menggabungkan bagian antar fase yang berbeda seperti
udara dan air ataupun fase yang mempunyai kepolaran
yang berbeda seperti minyak dan air. Sifat ini disebabkan
struktur ampifilik surfaktan yang memiliki gugus hidrofilik
(polar) dan gugus hidrofobik.
Surfaktan umumnya diproduksi dari bahan baku minyak bumi (petroleum).
Contohnya adalah surfaktan anionik seperti LAS (linier
alkylbenzene sulphonate) dan ABS (alkylbenzene
sulphonate). Surfaktan LAS yang sangat sering
digunakan oleh masyarakat secara luas menimbulkan
masalah yakni LAS dapat membentuk fenol yang bersifat
toksik bagi biota perairan. Surfaktan ABS juga memiliki
dampak negatif terhadap lingkungan karena sulit
terdegradasi secara alami oleh mikroorganisme. LAS
termasuk dalam kategori surfaktan anionik yang lebih
mudah didegradasi secara biologi daripada ABS. Akan tetapi LAS hanya terdegradasi
sampai 50%, dan membutuhkan waktu sembilan hari. Pembuatan deterjen berasal dari
ABS atau LAS dan natrium hidroksida secara sederhana melalui secara sederhana
melalui reaksi berikut:
ABS/LAS + natrium hidroksida → deterjen
1. Reaksi pembuatan deterjen dari alkil sulfonik
2. Reaksi pembuatan deterjen dari alkilbenzena sulfonat
10 Bahan Ajar Kimia Rumah Tangga
Sumber: rlpurwakarta.blogspot.com
Gambar 1.11 Reaksi pembuatan deterjen alkil sulfonikSumber: dokumen penulis
Bahan penyusun deterjen lainnya adalah STPP, CMC, pewarna, parfum, dan air.
STPP (sodium tripolyposphate) merupakan bahan penunjang yang berfungsi untuk
mengikat ion kalsium dan magnesium dari air sadah, sehingga tidak mengganggu kerja
deterjen. CMC (carboxymethilcellulose) merupakan bahan pembuih sedangkan air
sebagai bahan pengikat. Berbagai deterjen juga menggunakan bahan aktif berupa enzim.
Enzim akan menguraikan noda yang berasal dari bahan organik seperti lemak atau
darah. Senyawa fosfat kompleks dalam deterjen berfungsi untuk mencegah kotoran
datang dan menempel kembali. Seringkali orang mengganggap penting buih pada
deterjen sebagai barometer daya kerja, sehingga makin banyak buih semakin baik.
Namun nyatanya pengaruh buih pada daya kerja deterjen sangat kecil.
Deterjen merupakan bahan pembersih mirip sabun, tetapi diperkaya dengan
bahan-bahan yang dapat meningkatkan daya bersihnya. Fungai deterjen dalam
menghilangkan kotoran berminyak serupa dengan sabun, yaitu dengan cara mengemulsi
lemak, minyak atau gemuk (grease), tetapi deterjen tidak menyebabkan adanya
gumpalan seperti pada sabun. Deterjen memiliki fungsi antara lain sebagai berikut.
1. Mendispersi atau memecah kotoran dan mensuspensikannya ke dalam larutan.
2. Melarutkan padatan dan mengelmusi cemaran minyak, sehingga mudah
dihilangkan.
3. Mensuspensikan kotoran yang tidak larut ke dalam larutan, dan mencegah
kotoran menempel kembali pada permukaan.
4. Beberapa deterjen mampu melunakkan air, sehingga efektivitas air sebagai
pelarut akan meningkat.
Deterjen dikatakan ideal bila memenuhi persyaratan antara lain mampu
melunakkan air, tidak menyebabkan korosi pada permukaan logam, memiliki efek
germisidial (mematikan bakteri), dan tidak mahal.
Deterjen dikelompokkan berdasarkan strukturnya dan terbagi menjadi empat
kelompok secara umum. Berikut ini merupakan tabel jenis berdasarkan struktur molekul
penyusunnya.
Bahan Kimia Pembersih 11
Gambar 1.12 Reaksi pembuatan deterjen alkilbenzena sulfonatSumber: dokumen penulis
Tabel 1.2 Tabel jenis-jenis deterjen
No Tipe
Deterjen
Struktur Molekul Keterangan
1 Ionic
detergents
Sodium deodecyl
sulfate (SDS)
2 Non-ionic
detergents
R = glucose, x = 7,
n-octyl-β-D-
glucopyranoside
R = maltose, x = 9,
decyl-β-D-maltoside,
R = maltose, x = 11,
dodecyl-β-D-
maltoside
3 Bile acid
salts
X = H, R = O-Na+,
sodium deoxycholate
X = OH, R = O-Na+,
sodium cholate
4 Zwitterionic
detergents
X = H, CHAPS
X = OH, CHAPSO
Deterjen ionik memiliki struktur molekul dengan kelompok kepala bermuatan
yang dapat berupa kation ataupun anion. Selain itu, pada deterjen ini juga mengandung
rantai hidrokarbon hidrofobik. CMC (the critical micelle concentration) dari deterjen
ionik ditentukan oleh gabungan gaya tolak kepala molekul dan interaksi hidrofobik dari
ekornya. Deterjen non ionik mengandung kepala hidrofilik yang tidak bermuatan,
kelompok-kelompok polioksietilen atau gugus glikosidik. Bile acid salts adalah deterjen
ionik, dengan struktur pembeda dari SDS dalam molekulnya yang terdiri dari kelompok
steroid yang kaku, akibatnya jenis deterjen ini mempunyai kutub. Deterjen zwitterionik
12 Bahan Ajar Kimia Rumah Tangga
adalah jenis deterjen yang menggabungkan ikatan deterjen ionik dan non ionik dan
secara umum lebih banyak menonaktifkan dari deterjen non ionik.
3. SAMPO Sampo termasuk sediaan kosmetika yang digunakan sehari-hari untuk
membersihkan rambut, sehingga
rambut dan kulit kepala menjadi
lembut, bersih, sehat, berkilau dan
untuk meningkatkan percaya diri
seseorang.
Komposisi formula sampo
terdiri atas bahan utama dan bahan
tambahan. Bahan utama terdiri
atas surfactant dan cosurfactant
sebagai agen surface-active.
Bahan tambahan terdiri atas sumber nutrisi, penstabil pH, thickening agent sebagai agen
pengontrol viskositas, pengawet untuk stabilisasi produk, fragrance untuk memperkuat
karakter produk, dan pelarut.
Surfaktan merupakan kunci dari pembersih rambut, karena struktur molekulnya
terdiri dari bagian hidrofilik dan lipofilik, memiliki kemampuan menurunkan tegangan
permukaan antara air dan kotoran sehingga kotoran tersuspensi dalam fase air.
Kriteria sampo yang baik, minimal harus dapat membersihkan, memiliki emulsi
minyak dalam air (m/a) yang stabil, aroma dan warna yang konsisten, viskositas yang
baik (kental), pH mendekati pH fisiologis kulit kepala, menghasilkan busa kecil yang
stabil dan melimpah, tidak mengiritasi kulit, dan tidak melampaui batas kontaminasi
mikroba.
Bekerjanya sampo digunakan, pertama sampo akan menurunkan tegangan
permukaan air, sehingga air dapat membasahi semua bidang yang dikenainya. Setelah
itu, ekor molekul sampo yang terbuat dari atom–atom (C–H) akan mengikat lemak di
rambut dan kulit kepala. Sedangkan kepala molekul yang terbuat dari atom–atom (O)
akan tinggal dan melayang–layang di air. Penggosokan dan pengurutan yang dilakukan
selama penyampoan, membantu memperkecil bidang tempat minyak menempel,
sehingga akhirnya tempelan terlepas. Begitu lemak terlepas, ekor molekul sampo segera
mengikat dan mengelilinginya, sehingga gumpalan minyak dan kotoran melayang–
Bahan Kimia Pembersih 13
Gambar 1.13 Berbagai macam produk sampoSumber: www.cahiya.com
layang di air dan tidak dapat kembali ke tempat tempelan semula. Melalui pembilasan,
lemak dan semua kotoran ikut dibesihkan.
Gambar 1.14 Mekanisme kerja dari sampoSumber: dokumen penulis
Dewasa ini sampo dapat diperoleh dalam berbagai macam jenis diantaranya
disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 1.3 Jenis–jenis sampo
No Jenis Sampo Keterangan
1 Sampo rambut berminyak Bersifat alkalis, guna membuka imbrikasi rambut
dan mengikat keluar semua kotoran.
2 Sampo rambut kering Tidak terlalu alkalis, diberi tambahan minyak
yang berfungsi sebagai conditioner.
3 Sampo rambut terwarnai
dan terpucatkan
Digunakan untuk rambut yang diwarnai, bersifat
asam.
4 Sampo rambut rusak Mengandung protein dengan asam amino rantai
pendek, guna membantu memperbaiki ikatan
disulfida kulit rambut yang rusak.
5 Sampo anti ketombe Mengandung zinc–pyritione guna menanggulangi
bakteri p–oval yang menyebabkan ketombe.
6 Sampo obat Untuk menanggulangi berbagai jenis bakteri dan
gangguan kulit kepala.
7 Sampo pencerah warna Untuk mencerahkan atau menghidupkan kembali
zat warna rambut.
4. PEMBERSIH LANTAI/KACA
Pembersih lantai dan kaca merupakan bahan pembersih yang mengandung bahan
kimia yang kuat di dalamnya. Biasanya pembersih
lantai dan kaca mengandung isothiazolinone
biocides. Bahan pembersih ini biasanya berbentuk
14 Bahan Ajar Kimia Rumah Tangga
cair mengandung asam klorida (HCl) ataupun asam sulfat encer (H2SO4). Dalam
membersihkan kotoran pada lantai atau kaca, pembersih ini akan bereaksi dengan
kotoran tersebut dan menghasilkan gas CO2 yang berbau tidak enak. Pembersih lantai
dan kaca juga ada yang terbuat dari campuran natrium bisulfit, minyak pini, dan natrium
sulfat. Pembersih yang terbuat dari bahan ini ketika digunakan tidak akan mengeluarkan
bau.
Pada pembersih lantai atau kaca dapat dijumpai kandungan desinfektan yang
berfungsi untuk membasmi bakteri patogen, jamur, dan bakteri lain yang sering terdapat
pada lantai dan kaca. Desinfektan yang banyak digunakan untuk pembersih lantai
adalah karbol, kemudian diberi tambahan bahan pembersih (sabun), pewangi, dan
pewarna. Zat desinfektan yang biasanya digunakan dalam pembersih lantai adalah
benzalkonium klorida. Dalam penggunaanya, bahan pembersih lantai harus diencerkan
dengan air secukupnya terlebih dahulu.
Beberapa contoh bahan pembersih selain karbol, yaitu isopropanol, kresol, dan
formaldehid. Bahan pembersih tersebut hanya digunakan untuk membersihkan lantai
atau kaca saja, sedangkan untuk lantai atau dinding kamar mandi yang terbuat dari
keramik, porselen, atau mozaik digunakan bahan pembersih yang lebih kuat.
Selain bahan pembersih sintetis yang telah disebutkan diatas, masih
banyak lagi bahan pembersih sintetis lainnya, seperti pembersih tinta papan tulis,
pembersih logam, pembersih WC, dan lain sebagainya. Sejatinya bahan
pembersih sintetis memberikan manfaat yang tepat ketika penggunaan yang bijak.
Penggunaan yang berlebihan akan menimbulkan masalah dan dampak yang
merugikan bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.
BAHAN PEMBERSIH ALAMI
Bahan pembersih alami relatif lebih aman dibandingkan bahan pembersih sintetis
dan mudah diurai kembali di alam lebih cepat. Hanya saja, bahan pembersih ini
memiliki kekurangan seperti daya bersih yang tidak secepat dan seefektif bahan
pembersih sintetis. Berikut ini beberapa bahan pembersih alami yang mudah dijumpai.
1. AIR CUCIAN BERAS
Bahan Kimia Pembersih 15
C
SEKILAS INFO
Air cucian beras yang semula tidak berwarna
menjadi berwarna putih susu, hal ini menandakan
bahwa sebagian kandungan dalam beras ikut meluruh
dalam air cucian. Air cucian beras masih mengandung
karbohidrat, protein, dan vitamin B yang sebagian
besar terdapat pada pericarpus dan leuron yang ikut
terkikis, serta vitamin B1 atau thamin. Pada dasarnya
kandungan pati yang terdapat dalam air cucian beras
memiliki manfaat yang luar biasa untuk wajah
seseorang. Butiran partikel starch atau pati halus dapat
merontokkan debu dan sel kulit mati pada wajah
karena kandungan asam amino esensial yang terdapat
dalam air cucian beras dapat meregenerasi sel-sel
kulit. Kandungan mikronutrien yang larut dalam air
cucian beras sangat bagus untuk kesehatan kulit.
Selain itu, air leri dapat mencerahkan wajah karena air
leri mengandung zat oryzanol yang dapat
memperbarui perkembangan dan pembentukan
pigmen melanin, yang efektif guna menangkal sinar
ultraviolet. Limbah air cucian beras (air leri) memiliki
kandungan nutrisi yang melimpah di antaranya
karbohidrat berupa pati (85-90%), sekitar 80% vitamin
B1, 70% vitamin B3, 90% vitamin B6, 50% mangan
(Mn), 50% fosfor (P), 60% zat besi (Fe), 100% serat,
dan asam lemak esensial.
2. BELIMBING WULUH
Salah satu bahan yang bisa
dimanfaatkan sebagai bahan
alternatif pembersih gigi yang
ada di Indonesia adalah daun
belimbing wuluh (Avverhoa
blimbi Linn). Penumpukan sisa
makanan pada gigi yang tidak
dibersihkan dapat menyebabkan
16 Bahan Ajar Kimia Rumah Tangga
Gambar 1.17 Air cucian berasSumber: m.beautynesia.id
Gambar 1.16 Beras putihSumber: nillrainbow.blogspot.com
Gambar 1.18 Buah belimbing wuluhSumber: hijaudaun.net
halitosis, berdampak buruk bagi kesehatan jaringan rongga mulut dan dapat
meningkatkan jumlah mikroorganisme dalam rongga mulut serta dapat meningkatkan
jumlah mikroorganisme dalam rongga mulut seperti jamur Candida albicans.
Belimbing wuluh memiliki aktivitas sebagai antijamur salah satunya pada Candida
albicans. Hasil uji skrining fitokimia terhadap ekstrak kental metanol buah belimbing
wuluh (Avverhoa blimbi Linn) diketahui positif mengandung senyawa golongan
flavonoid, alkaloid, tanin dan minyak atsiri yang bersifat fungistatik atau antijamur.
Hasil penelitian menyebutkan bahwa perasan daun belimbing wuluh 100% memiliki
koloni Lactobacillus sporogenes paling sedikit. Hasil penelitian lain menyebutkan
bahwa sari daun belimbing wuluh 10% efektif dalam menghambat pertumbuhan
Candida albicans. Sehingga dari kandungan belimbing wuluh yang telah dipaparkan
dapat digunakan sebagai bahan alternatif pembersih gigi, utamanya dalam
membersihkan plak-plak yang ditimbulkan oleh aktivitas jamur.
3. DAUN MIMBABahan aktif antibakteri dalam
formulasi sabun mandi dapat
diambil dari bahan alami
seperti tumbuhan. Salah satu
tumbuhan yang dapat
digunakan sebagai sumber
bahan aktif antibakteri adalah
mimba (Azadirachta indica A.
Juss). Daun Mimba dapat
digunakan untuk pengobatan
berbagai penyakit, sebagai bahan baku kosmetik, dan perawatan hewan maupun
tanaman. Minyak Mimba (Neem Oil) hasil ekstraksi biji Mimba dapat digunakan
sebagai bahan baku pembuatan pestisida, insektisida, fungisida, bahan pembuatan
sabun, kosmetik, obat-obatan untuk berbagai penyakit dan kontrol kelahiran. Dalam
daun dan minyak biji Mimba diketahui mengandung senyawa azadirachtin, nimbin,
nimbidin, salanin dan meliantriol yang memiliki aktivitas antibakteri, antijamur,
antivirus (antimikroba), dan aktivitas pestisidal yang efektif untuk digunakan baik
sebagai bahan pembersih ataupun desinfektan dan pestisida alami.
4. DAUN KETAPANGBahan Kimia Pembersih 17
Gambar 1.19 Daun mimbaSumber: www.necturajuice.com
Salah satu bahan aktif alami yang potensial yang dapat digunakan sebagai
alternatif bahan pembersih
adalah saponin, karena
memiliki kemampuan sebagai
pembersih dan antiseptik.
Tumbuhan ketapang telah
lama dikenal mengandung
saponin dengan kadar tinggi.
Selain itu, ketapang juga
mengandung senyawa
metabolit sekunder lain yang
memiliki sifat antibakteri, yaitu alkaloid, flavonoid, tanin, terpenoid, kuinon, fenol, dan
fitosterol. Berdasarkan kandungan bahan aktifnya, tumbuhan ini sering dimanfaatkan
sebagai astringen pada disentri dan sariawan, obat diare, obat luar pada erupsi kulit, dan
penyakit liver/hati. Daunnya juga sering digunakan oleh perternak ikan dalam
pembiakan ikan, karena mempunyai khasiat antibakteri. Kandungan senyawa-senyawa
aktif dan potensi daya bersih dan antibakteri pada daun ketapang tersebut menyebabkan
daun ketapang dapat untuk dikembangkan sebagai bahan pembersih alami.
Daun ketapang (Terminalia catappa L.) mengandung senyawa alkaloid,
flavonoid, tanin, terpenoid, resin dan saponin. Diantara senyawa aktif yang telah
teridentifikasi tersebut, yang paling berperan dalam membersihkan pengotor organik
adalah saponin karena merupakan senyawa aktif permukaan yang kuat serta memiliki
kemampuan membentuk buih bila dikocok dengan air. Buih timbul karena penurunan
tegangan permukaan pada cairan, sehingga kotoran dapat terlepas. Sifat ini serupa
dengan surfaktan yang digunakan sebagai bahan aktif deterjen.
DAMPAK BAHAN PEMBERSIH
Penggunaan bahan pembersih yang berlebihan akan menimbulkan dampak bagi
kesehatan manusia dan keseimbangan lingkungan. Berikut ini adalah dampak
penggunaan bahan pembersih.
1. Bahan aktif deterjen yaitu alkil benzene sulfonate (ABS) dapat membentuk buih
yang menutupi permukaan air. Difusi oksigen oleh air terhambat, sehinga
18 Bahan Ajar Kimia Rumah Tangga
D
Gambar 1.20 Daun ketapangSumber: daunhijau.net
oksigen terlarut dalam perairan menurun. ABS juga bersifat toksik/teratogen
karena dapat menghambat fungsi asam nukleat.
2. Jika terdapat limbah deterjen, maka akan menimbulkan busa berlebih akibat
gerakan air, yang mengakibatkan terhalangnya oksigen untuk masuk ke badan
air sehingga oksigen terlarut (DO) menurun, CO2 bebas meningkat, terjadi
perubahan nilai pH (menjadi basa).
Gambar 1.21 Busa deterjen yang menutupi perairan Sumber: arpiljurnawal.blogspot.com
3. Pencemaran deterjen yang melebihi nilai ambang 0,5 ppm pada ekosistem
perairan dapat menimbulkan busa dan bila tertiup angin dapat menyebarkan
mikrobia patogen.
4. Kandungan fosfat yang tinggi (STPP) pada deterjen dapat menyebabkan
eutrofikasi, sehingga pertumbuhan alga sangat cepat (blooming). Kondisi itu
menghalangi penetrasi sinar matahari dan terjadi penurunan kadar nutrien dan
oksigen terlarut. Persaingan konsumsi nutrien dan oksigen yang rendah oleh
mikroba yang berlimpah menyebabkan kematian masal mikroba dan biota
perairan, sehingga terjadi peningkatan bakteri anaerob pada proses dekomposisi.
Bakteri anaerob banyak yang menghasilkan toksin, sehingga menyebabkan
kadar toksin pada perairan sangat tinggi.
Bahan Kimia Pembersih 19
Gambar 1.22 Eutrofikasi pada perairan yang ditandai banyak tumbuhnya eceng gondok
Sumber: juvenilehome.blogspot.com
5. Fosfat yang tersebar melalui limbah deterjen akan mencemari lingkungan,
khususnya badan air.
6. Limbah laundry (deterjen) dapat mengakibatkan gangguan pada kesehatan. Saat
seusai mencuci, kulit tangan terasa kering, panas melepuh, gampang mengelupas
hingga mengakibatkan gatal dan kadang menjadi alergi.
7. Deterjen dengan rendah fosfat beresiko menyebabkan iritasi pada tangan dan
kaustik karena lebih bersifat alkalis, dimana tingkat keasamannya antara 10 –
12.
8. Pembersih mengandung asam sitrat, natrium hipoklorit, asam klorida, asam
fosfat, asam oksalat, senyawa surfaktan, dietil etil benzil klorida, hidrogen
klorida, asam sulfat, asam laktat dan kalsium hipoklorit sehingga dapat
menimbulkan korosi, keracunan dan iritasi pada mata, kulit dan membran
mukosa.
9. Fenol pada pembersih bersifat sangat beracun dan mudah terbakar serta dapat
menimbulkan gangguan saluran pernafasan, sistem peredaran darah dan jantung.
-
20 Bahan Ajar Kimia Rumah Tangga
RANGKUMAN
1. Bahan pembersih adalah bahan kimia dalam rumah tangga yang bermanfaat
sebagai pembersih. Bahan kimia yang termasuk dalam kelompok ini yang dapat
membantu proses pembersihan yaitu bahan yang dapat melepaskan kotoran dari
tempatnya menempel dan menahan kotoran yang telah terlepas tetap tersuspensi.
2. Sabun adalah bahan pembersih yang dibuat melalui proses saponifikasi antara
larutan alkali dengan minyak yang menghasilkan gliserol dan garam asam lemak
(sabun). Sabun memiliki sifat yaitu bersifat basa, dapat menghasilkan buih, dan
dapat membersihkan.
3. Deterjen adalah bahan pembersih yang mempunyai daya bersih lebih kuat
daripada sabun yang bahan aktifnya berupa surfaktan dengan cara kerja
menurunkan tegangan permukaan air.
4. Sampo termasuk sediaan kosmetika yang digunakan sehari-hari untuk
membersihkan rambut, sehingga rambut dan kulit kepala menjadi lembut,
bersih, sehat, berkilau dan untuk meningkatkan percaya diri seseorang.
5. Pembersih lantai dan kaca merupakan bahan pembersih yang mengandung
bahan kimia yang kuat di dalamnya. Bahan pembersih ini biasanya berbentuk
cair mengandung asam klorida (HCl) ataupun asam sulfat encer (H2SO4).
6. Bahan pembersih alami relatif lebih aman dibandingkan bahan pembersih
sintetis dan mudah diurai kembali di alam lebih cepat. Contoh bahan pembersih
alami seperti air cucian beras, daun mimba, daun ketapang, dan belimbing
wuluh.
7. Dampak penggunaan bahan pembersih secara berlebihan dapat merusak
keseimbangan ekosistem yang ada di perairan, timbulnya eutrofikasi,
menimbulkan korosi, tertutupnya perairan dengan busa deterjen/sabun
menyebabkan kematian biota yang ada diperairan tersebut, dan bagi kesehatan
manusia dapat menyebabkan iritasi dan keracunan.
Bahan Kimia Pembersih 21