digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( eksperimen pada peserta didik kelas...

141
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI DAN EKSPOSITORI TERHADAP KEMAMPUAN MENGAPRESIASI PUISI DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 TESIS Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Oleh Sriyati S 841102014 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Upload: tranhanh

Post on 30-May-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI DAN

EKSPOSITORI TERHADAP KEMAMPUAN MENGAPRESIASI PUISI

DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR

( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta)

Tahun Ajaran 2011/2012

TESIS

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister

Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia

Oleh

Sriyati

S 841102014

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI DAN

EKSPOSITORI TERHADAP KEMAMPUAN MENGAPRESIASI PUISI

DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR

( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta)

Tahun Ajaran 2011/2012

TESIS

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister

Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia

Oleh

Sriyati

S 841102014

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 3: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

Page 4: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 5: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

Page 6: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

KATA PENGANTAR

Penulis menambahkan rasa syukur yang tiada tara ke hadirat Allah SWT

yang telah memberikan kemudahan kepada hamba-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan tesis ini guna memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapatkan

gelar Magister Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Penulisan tesis ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai

pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, M. S., Direktur Program Pascasarjana Universitas

Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan izin penulisan tesis;

2. Prof. Dr. Sarwiji Suwandi, M. Pd., Ketua Program Pendidikan Bahasa

Indonesia PPs-UNS yang telah memberikan izin penulisan tesis;

3. Prof. Dr. Herman J. Waluyo, M. Pd., pembimbing I dan Prof. Dr. Retno

Winarni, M. Pd., pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, arahan,

dan motivasi kepada penulis sehingga tesis ini dapat diselesaikan dengan

lancar;

4. Bapak dan Ibu dosen Program Pendidikan Bahasa Indonesia PPs-UNS yang

telah membantu penulis selama menimba ilmu di Program Pascasarjana

Universitas Sebelas Maret Surakarta;

5. Ibu Mulyati, S. Pd.,M.M. Kepala SMP Negeri 11 Surakarta yang telah

berkenan memberikan izin dalam mengadakan penelitian ;

6. Ibu Sri Wuryanti, S. Pd. Kepala SMP Negeri 13 Surakarta yang telah

berkenan memberikan izin dalam mengadakan penelitian ;

7. Bapak Abdulharis Alamsyah, S. Pd.,M. Pd., Kepala SMP Negeri 16 Surakarta

yang telah berkenan memberikan izin dalam mengadakan penelitian ;

8. Bapak Sigit Setiyono, S. Pd., guru Bahasa Indonesia SMP Negeri 11

Surakarta yang telah membantu penulis dalam menyampaikan pembelajaran di

kelas eksperimen dengan strategi pembelajaran Inkuiri;

Page 7: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

9. Ibu Muslihah, S. Pd.,M.M., guru Bahasa Indonesia SMP Negeri 13 Surakarta

yang telah membantu penulis dalam menyampaikan pembelajaran di kelas

kontrol dengan strategi pembelajaran Ekspositori;

10. Suamiku Budi Santoso, S. E dan anak-anakku terkasih Laily Eros Budyati

serta Khansa Iffat Budyati yang senantiasa memberikan dukungan dan

inspirasi penulis untuk menghadirkan karya yang lebih baik.

Penulis menyadari bahwa tesis ini belum sempurna. Oleh karena itu, saran

dan kritik yang membangun penulis harapkan untuk perbaikan. Penelitian lain

yang berkaitan dengan kajian yang sama juga diperlukan sebagai rujukan dan

perluasan wilayah kajian sejenis. Akhirnya, penulis berharap tesis ini dapat

bermanfaat dan menambah khazanah ilmu pengetahuan bagi para pembaca.

Surakarta, Agustus 2012

Penulis

Page 8: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

MOTTO

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”

(QS Al Insyiroh : 6 )

“Hidup adalah perjuangan. Siapa yang dapat memperjuangkan hidupnya, dialah

yang akan sukses ”

(Penulis)

Page 9: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

PERSEMBAHAN

Tesis ini adalah anugerah terindah dan luar biasa yang Allah titipkan pada

dua pertiga perjalanan hidupku.

Untuk itu kupersembahkan buatmu:

Tokoh idolaku, Ibu;

Suamiku tercinta, Mas Budi Santoso;

Buah hati dan tambatan jiwa kami, Laily dan Khansa;

Sumber motivasiku, Prof. Herman dan Prof. Retno;

Sahabatku, Uul dan Koko.

Page 10: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ..................................................................................................................... i

PERSETUJUAN ..................................................................................................... ii

PENGESAHAN ..................................................................................................... iii

PERNYATAAN ..................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ............................................................................................ v

MOTTO ................................................................................................................ vii

PERSEMBAHAN ................................................................................................ viii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xv

ABSTRAK .......................................................................................................... xvii

ABCTRACT ...................................................................................................... xviii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 7

D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 7

BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN,

KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ........... 10

A. Kajian Teori .................................................................................. 10

1. Hakikat Kemampuan Mengapresiasi Puisi ............................... 10

a. Pengertian Kemampuan ...................................................... 10

b. Pengertian Apresiasi ........................................................... 12

c. Pengertian Puisi .................................................................. 14

d. Unsur-unsur Puisi ............................................................... 16

e. Jenis-jenis Puisi ................................................................... 24

f. Kemampuan Mengapresiasi Puisi ....................................... 28

2. Hakikat Strategi Pembelajaran Inkuiri dan Ekspositori ........... 28

Page 11: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

a. Pengertian Strategi .............................................................. 28

b. Pengertian Pembelajaran .................................................... 29

c. Strategi Pembelajaran Inkuiri ( SPI ) ................................ 30

1) Pengertian Strategi Pembelajaran Inkuiri .....................30

2) Prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran Inkuiri .. 33

3) Langkah-langkah Strategi Pembelajaran Inkuiri ............35

4) Keunggulan dan Kelemahan Strategi Pembelajaran

Inkuiri..............................................................................37

d. Strategi Pembelajaran Ekspositori ( SPE ) ..........................38

1) Pengertian Strategi Pembelajaran Ekspositori ................39

2) Prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran Ekspositori 40

3) Langkah-langkah Strategi Pembelajaran Ekspositori .....42

4) Keunggulan dan Kelemahan Strategi Pembelajaran

Ekspositori ....................................................................43

3. Hakikat Motivasi Belajar ......................................................... 45

a. Pengertian Motivasi ............................................................ 45

b. Pengertian Belajar ............................................................... 48

c. Pengertian Motivasi belajar ..................................................51

d. Peranan Motivasi dalam Belajar ......................................... 52

e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar ......... 52

f. Teknik Motivasi dalam Pembelajaran ..................................54

B. Penelitian yang Relevan ................................................................. 59

C. Kerangka Berpikir .......................................................................... 63

D. Hipotesis Penelitian ........................................................................ 67

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................................... 69

A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 69

1. Tempat penelitian .................................................................... 69

2. Waktu Penelitian ..................................................................... 69

B. Metode dan Desain Penelitian ....................................................... 70

C. Populasi dan Sampel Penelitian .................................................... 71

1. Populasi Penelitian .................................................................. 71

Page 12: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

2. Sampel Penelitian .................................................................... 72

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ............................... 75

E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 77

F. Instrumen Penelitian .....................................................................77

1. Tes Kemampuan Mengapresiasi Puisi .................................. 77

2. Angket Motivasi Belajar ........................................................ 78

G. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitianan .................. 78

1. Hasil analisis Validitas Instrumen ........................................... 79

2. Hasil analisis Reliabilitas Instrumen ...................................... 82

H. Uji Persyaratan Analisis ................................ ...............................84

I. Teknik Analisis Data ..................................................................... 85

J. Hipotesis Statistik ......................................................................... 85

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 87

A. Deskripsi Data Penelitian .............................................................. 87

1. Deskripsi Kemampuan Awal Mengapresiasi Puisi (Pre tes) ... 87

a. Deskripsi Hasil Pre tes Kemampuan Mengapresiasi Puisi

pada Kelompok Pembelajaran Ekspositori (Kontrol) ....... 87

b. Deskripsi Hasil Pre tes Kemampuan Mengapresiasi Puisi

pada Kelompok Pembelajaran Inkuiri ( Eksperimen ) ... 89

c. Uji kesetaraan Kemampuan Mengapresisi Puisi antara

Kelompok Ekspositori dengan kelompok Inkuiri ............... 91

2. Deskripsi Data Penelitian Kemampuan Mengapresiasi Puisi....91

a. Deskripsi Hasil Kemampuan Mengapresiasi Puisi Kelompok

Ekspositori ..............................................................................91

b. Deskripsi Hasil Kemampuan Mengapresiasi Puisi Kelompok

Inkuiri .....................................................................................93

B. Pengujian Persyaratan Analisis Data ............................................ 94

1. Uji Normalitas Sebaran ........................................................... 94

2. Uji Homogenitas Varians ........................................................ 96

C. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ......................................... 97

Page 13: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

1. Analisis Data Perbedaan Kemampuan Mengapresiasi Puisi

Akhir (Pos tes) Ditinjau dari Strategi Pembelajaran dan

Motivasi Belajar ..................................................................... 98

2. Pengujian Hipotesis ............................................................... 102

a. Pengujian Hipotesis Pertama ........................................... 102

b. Pengujian Hipotesis Kedua ............................................. 103

c. Pengujian Hipotesis Ketiga ............................................. 104

3. Uji Lanjut ......................................................................105

D. Pembahasan Hasil Penelitian ...................................................... 110

E. Keterbatasan Penelitian ............................................................... 115

BAB V PENUTUP ......................................................................................... 117

A. Simpulan ..................................................................................... 177

B. Implikasi ...................................................................................... 117

C. Saran ............................................................................................ 122

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 123

LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................. 126

Page 14: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR TABEL

No. Nama Tabel

Halaman

1. Jadwal Penelitian..........................................................................

69

2. Rancangan Analisis Data Model Faktorial 2x2….......................

70

3. Distribusi Frekuensi Kemampuan Awal Mengapresiasi puisi

(Pre tes) pada Kelompok Ekspositori ................................

88

4. Distribusi Frekuensi Kemampuan Awal Mengapresiasi Puisi

(Pre tes) pada Kelompok Inkuiri ................................................

90

5. Distribusi Frekuensi Kemampuan Mengapresiasi Puisi Akhir

(Pos tes) pada Kelompok Ekspositori..........................................

92

6.

Distribusi Frekuensi Kemampuan Mengapresiasi Puisi Akhir

(Pos tes) Pada Kelompok Inkuiri ................................................

93

7. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Sebaran.....................................

96

8. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Varians Antarkelompok...........

97

9. Rata-rata skor Kemampuan Mengapresiasi Puisi........................

99

10.

Ringkasan hasil Analisis Variansi 2 Jalan Kemampuan

Mengapresiasi Puisi......................................................................

99

11. Hasil Analisis Perbedaan dengan LSD ........................................ 106

Page 15: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR GAMBAR

No. Nama Gambar

Halaman

1. Histogram Frekuensi Kemampuan Awal Mengapresiasi Puisi

(Pre tes) pada Kelompok Ekspositori...........................................

89

2. Histogram Frekuensi Kemampuan Awal Mengapresiasi Puisi

(Pre tes) pada Kelompok Inkuiri..................................................

90

3. Histogram Frekuensi Kemampuan Mengapresiasi Puisi (Pos

tes) pada Kelompok Ekspositori...........................................

92

4. Histogram Frekuensi Kemampuan Mengapresiasi Puisi (Pos

tes) pada Kelompok Inkuiri..................................................

94

5. Histogram Interaksi Strategi Pembelajaran dengan Motivasi

Belajar terhadap Kemampuan Mengapresiasi Puisi.....................

101

Page 16: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR LAMPIRAN

No. Nama Lampiran

Halaman

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen.............. 127

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol.............. 182

3. Kisi-kisi Instrumen Tes Sebelum Uji Coba.............................. 232

4. Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi Puisi Sebelum Uji

Coba.............

233

5. Lembar Jawab Tes Kemampuan Mengapresiasi Puisi................. 243

6. Kunci Jawab Tes Kemampuan Mengapresiasi Puisi.................... 244

7. Kisi-kisi Instrumen Tes Setelah Uji Coba................................... 245

8. Instrumen Tes Kemampuan Mengapresiasi Puisi Setelah Uji

Coba..............................................................................................

246

9. Lembar Jawab Tes Kemampuan Mengapresiasi Puisi................. 255

10. Kunci Jawab Tes Kemampuan Mengapresiasi Puisi.................... 256

11. Kisi-kisi Instrumen Angket Motivasi Belajar Sebelum Uji Coba 257

12. Instrumen Angket Motivasi Belajar Sebelum Uji Coba............... 258

13. Kisi-kisi Instrumen Angket Motivasi Belajar Setelah Uji Coba.. 261

14. Instrumen Angket Motivasi Belajar Setelah Uji Coba............... 262

15.

Tabel Data Uji Validitas dan Reliabilitas Tes Kemampuan

Mengapresiasi Puisi......................................................................

266

16. Tabel Data Uji Validitas dan Reliabilitas Angket Motivasi

Belajar...........................................................................................

272

17. Tabel hasil Uji Validitas Tes Kemampuan Mengapresiasi

Puisi..............................................................................................

275

18. Tabel hasil Uji Validitas Angket Motivasi Belajar..................... 276

19. Data Pre tes.................................................................................. 278

20. Data Pos tes.................................................................................. 282

21. Data Penelitian Motivasi Belajar.................................................. 286

22. Analisis Data Deskriptif Kemampuan Mengapresiasi Puisi

Kelompok Strategi Pembelajaran Ekspositori ..........................

292

23.

Analisis Data Deskriptif Kemampuan Mengapresiasi Puisi

Kelompok Strategi Pembelajaran Inkuiri.....................................

292

24. Uji Kesetaraan Kemampuan Mengapresiasi Puisi Kelompok 293

Page 17: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

Strategi Pembelajaran Ekspositori dengan Strategi

Pembelajaran Inkuiri.....................................................................

25. Analisis Deskriptif data Penelitian Kelompok Strategi

Pembelajaran Ekspositori dan Strategi Pembelajaran

Inkuiri..................................................................................

294

26. Uji Normalitas Data Penelitian Kemampuan Mengapresiasi

Puisi pada Strategi Pembelajaran ................................................

295

27. Uji Normalitas Data Penelitian Kemampuan Mengapresiasi

puisi pada motivasi belajar

296

28. Uji Normalitas Data Penelitian Kemampuan Mengapresiasi

Puisi pada Interaksi Strategi Pembelajaran dengan motivasi

Belajar ..........................................................................................

297

29. Uji Homogenitas Kemampuan Mengapresiasi Puisi Strategi

Pembelajaran Ekspositori dan Inkuiri...........................................

299

30. Uji Homogenitas Kemampuan Mengapresiasi Puisi pada

Kelompok motivasi Belajar Rendah dan Tinggi.......................

300

31. Uji Analisis Variansi Dua Jalan .................................................. 301

32. Uji Analisis Lanjutan ( LSD )...................................................... 302

33. Foto Kegiatan Belajar Mengajar................................................... 306

Page 18: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

Sriyati. S841102014. 2012. Pengaruh Strategi Pembelajaran Inkuiri dan

Ekspositori terhadap Kemampuan Mengapresiasi Puisi Ditinjau dari

Motivasi Belajar (Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di

Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012. TESIS. Pembimbing 1: Prof. Dr. Herman

J. Waluyo, M. Pd., II: Prof. Dr. Retno Winarni, M. Pd. Program Studi Pendidikan

Bahasa Indonesia, Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

ABSTRAK

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dan menemukan: (1)

perbedaan kemampuan mengapresiasi puisi antara kelompok peserta didik yang

diajar dengan strategi pembelajaran Inkuiri dan Ekspositori; (2) perbedaan

kemampuan mengapresiasi puisi antara kelompok peserta didik yang memiliki

motivasi belajar tinggi dan yang memiliki motivasi belajar rendah; dan (3)

interaksi antara strategi pembelajaran dan motivasi belajar dalam mempengaruhi

kemampuan mengapresiasi puisi.

Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan rancangan desain

faktorial 2x2. Populasi penelitian adalah siswa kelas VII SMP Negeri di Kota

Surakarta tahun ajaran 2011/2012. Teknik pengambilan sampel dengan purposive

sampling. Sampel penelitian adalah siswa SMP Negeri 11 Surakarta dan SMP

Negeri 13 Surakarta. Uji coba instrumen tes kemampuan mengapresiasi puisi dan

angket motivasi belajar dilakukan pada siswa kelas VII SMP Negeri 16 Surakarta.

Teknik pengumpulan data adalah tes dan non tes. Kemampuan mengapresiasi

puisi dengan tes pilihan ganda dan uraian. Motivasi belajar dengan angket.Tes

pilihan ganda menggunakan validitas item dengan rumus Korelasi Point Biserial.

Tes uraian menggunakan validitas konstruk, dan validitas ratting dengan rumus

Korelasi Product Moment. Validitas angket menggunakan rumus Korelasi

Product Moment. Reliabilitas tes pilihan ganda dengan rumus K-R 20. Tes uraian

dengan reliabilitas ratting. Angket motivasi belajar dengan rumus Koefisien α

Cronbach.

Sebagai prasyarat penelitian dilakukan uji normalitas dan homogenitas.

Hasil uji prasyarat analisis menunjukkan bahwa data terdistribusi secara normal

dan homogen.Teknik analisis data yang digunakan adalah Anava Dua Jalan.

Berdasarkan penghitungan Anava Dua Jalan diperoleh hasil: (1) terdapat

perbedaan kemampuan mengapresiasi puisi antara siswa yang belajar dengan

strategi pembelajaran Ekspositori dan yang belajar dengan strategi pembelajaran

Inkuiri. Hasil analisis diperoleh hasil Fhitung Antar-A (antarstrategi pembelajaran)

sebesar = 78.095 dengan p-value 0,000. Ternyata p<0,05; maka Fhitung tersebut

signifikan, (2) terdapat perbedaan kemampuan mengapresiasi puisi antara siswa

yang memiliki motivasi belajar tinggi dan siswa yang memiliki motivasi belajar

rendah. Hasil analisis diperoleh hasil Fhitung Antar-B (antarmotivasi belajar)

sebesar = 39,085 dengan p-value 0,000. Ternyata p<0,05; maka Fhitung tersebut

signifikan, dan (3) terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan motivasi

belajar terhadap kemampuan mengapresiasi puisi. Hasil analisis diperoleh hasil

Fhitung Inter AB sebesar = 8,758; dengan p= 0,004; ternyata p<0,05 yang berarti

bahwa Fhitung tersebut signifikan.

Kata kunci : strategi pembelajaran, inkuiri dan ekspositori, kemampuan

mengapresiasi puisi, motivasi belajar

Page 19: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xviii

Sriyati. S841102014. 2012. The Influence of Inquiry and Expository Learning

Strategies to Poetry Appreciating Ability Considering from the Learning

Motivation (Experiment in Junior High School Students Class VII in

Surakarta) Lesson Year 2011/2012. THESIS. Advisor I: Prof. Dr. Herman J.

Waluyo, M. Pd., II: Prof. Dr. Retno Winarni, M. Pd. Indonesian Education

Studies Program, Post Graduate Program of Sebelas Maret University Surakarta.

ABSTRACT

The research’s purposes is to know and find: (1) differences ability in

appreciating poetry between group of students who are taught using Inquiry and

Expository learning strategy, (2) different ability in appreciating poetry between

groups of students who have high learning motivation and who have low learning

motivation, and (3) the interaction between learning strategy and learning

motivation in influencing the ability to appreciate poetry.

This study is a kind of experimental research with a 2x2 factorial design.

The population of this research are students in grade VII Junior High School in

Surakarta in academic year of 2011/2012. The sampling technique is purposive

sampling. The samples are students of Junior High School 11 Surakarta and

students of Junior High School 13 Surakarta. Instruments test of the ability in

appreciating poetry and learning motivation’s questionnaire are conducted to

students of Junior High School 16 Surakarta. Technique of data collection

performed by test and non test. The ability in appreciating poetry used multiple-

choice test and essay. Learning motivation used questionnaries. Multiple choice

test used the validity of item with Point Biserial Correlation formula. Essay test

used the validity of construct and the ratting validity with Product Moment

Correlation formula. The validity of questionnaries used Product Moment

Correlation formula. The reliability of multiple choice test used K-R 20 formula.

The essay of test by ratting reliability and questionnaries of learning motivation

with α Cronbach Coefficient formula.

As prerequisite research, normality and homogeneity tests are conducted.

The results of prerequisite test analysis shows that the data are normally

distributed and homogen. Technique of data analysis in this study is two ways

ANAVA. Based on the two ways ANAVA calculation results obtained: (1) there

are difference in ability in appreciating poetry between students who learn using

Expository learning strategy and they who learn using an Inquiry learning

strategy. The analysis results obtained Fhitung Inter-A (inter learning strategies) is =

78.095 with p-value0,000. Apparently p <0.05; so that Fhitung is significant, (2)

there is a difference in appreciating poetry between students who have high

learning motivation and they who have low learning motivation. The analysis

results obtained Fhitung Inter-B (between learning motivation) is =39,085 with p-

value0,000. Apparently p <0.05; so the Fhitung is significant, and (3) there is

interaction between the learning strategies and learning motivation on the ability

to appreciate poetry. Analysis results obtained that for the Fhitung Inter AB is =

8,758; with p =0,004; apparently p <0.05, which means that the Fhitung is

significant.

Key words: learning strategy, inquiry and the expository, the ability in

appreciating poetry, learning motivation

Page 20: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan pada peningkatan kemampuan

peserta didik untuk berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan baik dan

benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil

karya kesastraan Indonesia. Guna meningkatkan kemampuan berkomunikasi

dalam Bahasa Indonesia secara optimal, baik kemampuan berbahasa maupun

bersastra pembelajaran Bahasa Indonesia dikemas dalam empat komponen

kemampuan berbahasa dan bersastra yang meliputi aspek-aspek mendengarkan

(menyimak), berbicara, membaca, dan menulis.

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Bahasa

Indonesia untuk SMP menyebutkan bahwa pembelajaran Bahasa Indonesia

diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk bekomunikasi

dalam Bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis,

serta menumbuhkan apresiasai terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia

(BSNP, 2006:1).Bertolak dari Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar

(KD) mata pelajaran Bahasa Indonesia tersebut, diharapkan agar peserta didik

dapat mengembangkan potensinya sesuai dengan kemampuan, kebutuhan dan

minatnya ,serta dapat menumbuhkan penghargaan terhadap hasil karya kesastraan

dan hasil intelektual bangsa sendiri. (BSNP, 2006:1).

Pembelajaran sastra merupakan salah satu aspek penting yang perlu

diajarkan kepada siswa agar mampu menikmati, menghayati, memahami, dan

1

Page 21: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan

berbahasa. Dengan demikian, tugas guru Bahasa dan Sastra Indonesia tidak hanya

memberikan pengetahuan (aspek kognitif), tetapi juga keterampilan (aspek

psikomotorik) dan menanamkan rasa cinta (aspek afektif), baik melalui kegiatan

di dalam kelas ataupun di luar kelas.

Pembelajaran apresiasi sastra di lapangan belum dapat dilaksanakan sesuai

dengan harapan kurikulum. Pembelajaran apresiasi sastra masih menitikberatkan

pada aspek kognitif. Realisasi nilai-nilai sastra yang terkandung dalam karya

sastra masih mengalami banyak kendala, yaitu: muatan sastra dalam kurikulum

Bahasa Indonesia relatif kecil; ujian nasional masih menitikberatkan pada

pengetahuan faktual, dan belum menjangkau aspek apresiasi sastra; kurangnya

pemahaman guru tentang kebermaknaan belajar sastra bagi siswa; kurangnya

pengalaman dan kemampuan guru dalam memahami materi apresiasi sastra; dan

kurangnya buku-buku sastra di sekolah.

Hal yang sama terjadi pada pembelajaran apresiasi puisi. Pembelajaran

apresiasi puisi di SMP, dituangkan dalam standar kompetensi (SK) dan

kompetensi dasar (KD) yang dialokasikan pada kelas VII, VIII, dan IX. Salah

satu KD tentang pembelajaran apresiasai puisi di kelas VII semester 2 adalah KD

13. 2 yaitu merefleksi isi puisi yang dibacakan. Dari KD tersebut seharusnya

siswa memiliki kesempatan untuk dapat mengembangkan kemampuannya dalam

mengapresiasi puisi. Masalahnya, sampai saat ini kemampuan mengapresiasi

puisi siswa kelas VII SMP Negeri di Surakarta masih rendah.

Rendahnya kemampuan mengapresiasi puisi tersebut kemungkinan

Page 22: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

disebabkan oleh berbagai faktor. Faktor-faktor itu dapat datang dari pihak siswa,

guru, maupun dari pihak pemangku kebijakan. Faktor dari siswa rendahnya

kemampuan mengapresiasi puisi tersebut kemungkinan disebabkan oleh beberapa

faktor antara lain: siswa kesulitan dalam memahami puisi, jarang membaca buku

kumpulan puisi, dan kurang motivasi dalam mengapresiasi puisi. Faktor dari guru

kemungkinan adalah: guru kurang menguasai materi apresiasi puisi, guru masih

jarang memberikan latihan apresiasi puisi, guru jarang menindaklanjuti hasil

apresiai puisi para siswanya. Mungkin juga guru kurang menguasai metode dan

strategi pembelajaran apresiasi puisi, dan kurangnya pemahaman tentang bentuk

penilaian apresiasi puisi. Selain hal tersebut, biasanya guru-guru mengeluhkan

tentang alokasi waktu bagi pembelajaran apresiasi puisi masih kurang. Sedangkan

dari pihak sekolah atau pemangku kebijakan adalah kurangnya sarana dan

prasarana pendukung seperti: terbatasnya buku- buku sumber tentang apresiasi

puisi, buku-buku kumpulan puisi, media pembelajaran apresiasi puisi,

laboratorium bahasa, ruang multimedia, kaset / CD tentang apresiasi puisi.

Berdasarkan deskripsi di atas, dipandang perlu untuk menemukan

alternatif strategi pembelajaran yang diyakini mampu menumbuhkan motivasi

belajar siswa. Pendekatan pembelajaran yang dapat menumbuhkan pembelajaran

yang bermakna, menyenangkan, dialogis, kreatif, dan dinamis sebagaimana

tuntutan Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

(Depdiknas, 2003b: 243).

Berdasarkan pengalaman empiris di lapangan, guru masih sering

menggunakan strategi pembelajaran Ekspositori. Strategi Ekspositori adalah

Page 23: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi

secara verbal, artinya bertutur secara lisan merupakan alat utama dalam

melakukan pembelajaran ini atau menggunakan metode ceramah. Dalam

penerapan strategi pembelajaran ini peserta didik tidak dituntut untuk

menemukan materi pembelajaran karena materi sudah diberikan oleh guru.

Biasanya materi pembelajaran yang disampaikan adalah materi pembelajaran

yang sudah jadi, seperti data atau fakta, konsep-konsep tertentu yang harus dihafal

sehingga tidak menuntut peserta didik untuk berpikir ulang. Pembelajaran dengan

strategi pembelajaran ekspositori tidak menuntut keterlibatan peserta didik secara

aktif, karena dalam pembelajaran ini guru hanya menyampaikan informasi dan

pengetahuan secara lisan. Aktivitas pembelajaran menjadi teacher-centered

learning.

Penggunaan strategi pembelajaran yang tepat diharapkan dapat

meningkatkan kemampuan mengapresiasi puisi. Strategi Pembelajaran Inkuiri

misalnya, dapat dipilih sebagai strategi yang yang tepat untuk menyampaikan

pembelajaran mengapresiasi puisi, karena strategi ini melibatkan secara maksimal

seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki secara

sistematis, kritis, logis dan analitis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri

penemuannya dengan penuh percaya diri. Dengan demikian pembelajaran tidak

hanya berpusat pada guru, tetapi berpusat pada peserta didik atau student -

centered learning.

Strategi pembelajaran Inkuiri tidak hanya mengembangkan kemampuan

intelektual, tetapi seluruh potensi yang ada, termasuk pengembangan emosional.

Page 24: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Keterampilan inkuiri merupakan suatu proses yang bermula dari merumuskan

masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, dan membuat kesimpulan.

Penggunaan strategi pembelajaran Inkuiri dalam pembelajaran

mengapresiasi puisi, berusaha mengarahkan peserta didik untuk dapat

merumuskan sendiri masalah / tema puisi yang dianalisis, merumuskan dugaan-

dugaan apa penyebab masalah yang terdapat dalam puisi, mengumpulkan data-

data pendukung, dan menyintesiskan sendiri apa yang telah ditemukan dalam

sebuah puisi.

Proses mengapresiasi puisi dengan Strategi Pembelajaran Inkuiri

memungkinkan guru berfungsi sebagai fasilitator. Guru perlu membawa peserta

didik ke dalam situasi kontekstual dan membiarkan peserta didik menemukan

sendiri masalah yang dianalisis, mengumpulkan data-data tentang diksi yang

dipakai, pengimajian, penggunaan kata konkret, penggunaan majas, versifikasi

dan tata wajah. Akhirnya peserta didik akan menyusun sendiri simpulan tentang

isi puisi yang dianalisis tersebut berdasarkan proses inkuirinya. Dalam

penggunaan Strategi Pembelajaran Inkuiri pengembangan potensi emosional juga

akan digali, sehingga kemampuan menganalisis nada, dan rasa akan ikut

mewarnai analisis puisinya, sehingga peserta didik mampu menjelaskan pesan /

amanat penyair dari puisi yang dibacanya / dibacakan orang lain.

Selain strategi pembelajaran rendahnya motivasi dalam belajar ikut

mempengaruhi kemampuan mengapresiasi puisi. Peserta didik yang rendah

motivasi belajarnya, mungkin jarang membaca puisi, mungkin jarang menulis

puisi dan rendah juga kemampuan mengapresiasi puisinya. Untuk itu diperlukan

Page 25: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

upaya yang tepat untuk menumbuhkan motivasi belajar mengapresiasi puisi.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan Strategi

Pembelajaran Inkuiri dapat mempengaruhi kemampuan peserta didik dalam

mengapresiasi puisi, karena melatih peserta didik menemukan sendiri masalah

yang akan dianalisisnya, mengumpulkan data-datanya, menganalisis, dan

menyintesiskan serta menyimpulkan isi sebuah puisi yang utuh. Selain itu,

Strategi Pembelajaran Inkuiri juga melibatkan kemampuan emosional, sehingga

peserta didik akan tergali potensinya dalam mengaitkan tema yang ditemukannya,

dengan nada, rasa, dan dapat pula menentukan amanat puisi yang dianalisinya,

dan dapat merefleksikan isi puisi yang dibacakan ,serta dapat mengaitkan dunia

dalam puisi dengan dunia nyata.

Demikian juga dengan motivasi belajar, karena jika seorang peserta didik

memiliki motivasi belajar yang tinggi, dia akan memiliki cita-cita yang tinggi

untuk menjadi penyair terkenal. Dia akan sering membaca puisi, menulis puisi,

terus berlatih dan berlatih, sehingga akan berpengaruh terhadap kemampuan

mengapresiasi puisinya.

Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini diberi judul ” Pengaruh Strategi

Pembelajaran Inkuiri dan Ekspositori terhadap Kemampuan Mengapresiasi

Puisi Ditinjau dari Motivasi Belajar” ( Sebuah Eksperimen pada Peserta

Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta ).

B. Rumusan Masalah

Berdasar pada uraian latar belakang masalah tersebut, rumusan masalah

adalah sebagai berikut:

Page 26: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

1. Adakah perbedaan kemampuan mengapresiasi puisi antara kelompok peserta

didik yang diajar dengan Strategi Pembelajaran Inkuri dan kelompok peserta

didik yang diajar dengan Strategi Pembelajaran Ekspositori ?

2. Adakah perbedaan kemampuan mengapresiasi puisi antara kelompok peserta

didik yang memiliki motivasi belajar tinggi dan kelompok peserta didik yang

memiliki motivasi belajar rendah ?

3. Apakah terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan motivasi belajar

dalam mempengaruhi kemampuan mengapresiasi puisi ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya

pengaruh Strategi Pembelajaran Inkuiri dan motivasi belajar terhadap

kemampuan mengapresiasi puisi. Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah

untuk menemukan :

1. perbedaan kemampuan mengapresiasi puisi antara kelompok peserta didik

yang diajar dengan Strategi Pembelajaran Inkuiri dan kelompok peserta didik

yang diajar dengan Stategi Pembelajaran Ekspositori.

2. perbedaan kemampuan mengapresiasi puisi antara kelompok peserta didik

yang memiliki motivasi belajar tinggi dan kelompok peserta didik yang

memiliki motivasi belajar rendah.

3. interaksi antara strategi pembelajaran dan motivasi belajar dalam

mempengaruhi kemampuan mengapresiasi puisi.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

Page 27: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

Penelitian ini dapat melengkapi teori pembelajaran yang berkaitan

dengan kemampuan mengapresiasi puisi, yang dipengaruhi oleh strategi

pembelajaran (Inkuiri dan Ekspositori) dan motivasi belajar. Selain itu, untuk

mendorong peneliti lain melakukan penelitian lanjutan yang lebih luas dan

lebih mendalam.

2. Manfaat Praktis

Dari segi praktis, penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi:

a. Peserta Didik

Melalui penelitian ini, peserta didik memperoleh gambaran,

pemahaman, dan masukan tentang Strategi Pembelajaran Inkuiri dan

motivasi belajar terhadap kemampuan mengapresiasi puisi, sehingga

peserta didik termotivasi untuk meningkatkan kemampuan mengapresiasi

puisi.

b. Guru

1) Guru akan memperoleh gambaran tentang pembelajaran dengan

menggunakan Strategi Pembelajaran Inkuiri, sehingga dapat menerapkan

strategi tersebut untuk pembelajaran apresiasi puisi.

2) Guru akan memperoleh gambaran tentang pengaruh motivasi belajar

terhadap kemampuan mengapresiasi puisi, sehingga dapat memotivasi

anak didiknya untuk meningkatkan kemampuan mengapresiasi puisi.

c. Sekolah

1) Sebagai masukan dan kerangka acuan dalam menyususn program

pembelajaran Bahasa Indonesia pada umumnya, dan meningkatkan

Page 28: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

kemampuan mengapresiasi puisi pada khususnya.

2) Mendorong guru lain untuk aktif melaksanakan pembelajaran dengan

strategi yang inovatif.

3) Meningkatkan kualitas pembelajaran pada umumnya, dan

pembelajaran Bahasa Indonesia pada khususnya.

Page 29: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

BAB II

KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN, KERANGKA

BERPIKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Kajian Teori

Pada bab ini dideskripsikan teori-teori yang relevan dengan variabel

penelitian, yaitu (1) hakikat kemampuan mengapresiasi puisi; (2) hakikat Strategi

Pembelajaran Inkuiri dan Strategi Pembelajaran Ekspositori ; (3) hakikat

motivasi belajar .

1. Hakikat Kemampuan Mengapresiasi Puisi

Pada bagian ini secara berturut-turut dipaparkan kajian teori atau konsep

yang berkenaan dengan: a) pengertian kemampuan; b) pengertian apresiasi; c)

pengertian puisi;

a. Pengertian Kemampuan

Kata kemampuan berasal dari kata mampu, yang artinya kuasa (bisa,

sanggup) melakukan sesuatu; dapat ( Kamus Bahasa Indonesia. 2008 : 979 ).

Sedangkan kata kemampuan diartikan sebagai kesanggupan; kecakapan;

kekuatan. Sebagai contoh dalam kalimat : Ia tak mampu lagi membayar uang

sekolah anaknya; Ia berusaha dengan kemampuan diri sendiri.

Menurut Chaplin ( 1977 : 34) ability ( kemampuan, kecakapan

,ketangkasan, bakat, kesanggupan ) merupakan tenaga ( daya kekuatan ) untuk

melakukan suatu perbuatan.

10

Page 30: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Depdiknas (2003:1) menyatakan bahwa pengertian kemampuan

(kompetensi) sebagai pengetahuan, keterampilan, dan nilai yang diwujudkan

dalam kebiasaan berpikir dan bertindak.

Nurgiyantoro ( 2010 : 42 ) menggunakan istilah kemampuan dasar

Selanjutnya dikatakan bahwa kemampuan dasar dijabarkan langsung dari standar

kompetensi. Tiap standar kompetensi dijabarkan menjadi sejumlah kompetensi

dasar. Lebih lanjut, dijelaskan bahwa kompetensi dapat dimaknai sebagai

kemampuan bersikap, berpikir, dan bertindak, secara konsisten sebagai

perwujudan dari pengetahuan sikap, dan keterampilan, yang dimiliki peserta

didik. Atau seperangkat tindakan cerdas untuk bersikap, berpikir, dan berbuat

sesuai dengan tantangan atau kondisi yang dihadapi (Nurgiyantoro, 2010 : 40).

Sejalan dengan Nurgiyantoro, Yulaelawati juga menjelaskan bahwa

kemampuan adalah salah satu bagian dari kompetensi. Kompetensi merujuk pada

pengetahuan fundamental, keterampilan, dan pembawaan perilaku berkaitan pada

keadaan seseorang dalam menunjukkan pemilikan suatu kompetensi (2007:21).

Selanjutnya, merujuk pendapat Jackson dan Schuler, Yulaelawati menambahkan

bahwa kompetensi merupakan keterampilan, pengetahuan dan kemampuan , serta

ciri-ciri lain yang menunjukkan bahwa seseorang mampu bekerja secara efektif.

Selanjutnya, Schultheiss dan Joachimb C. Brunstein (2006 :42) menyebutkan

bahwa “competence is a multifaceted concept. It can refer to the skills and

abilities a person has developed, to the degree to which the person is effective in

her or his transaction with the environment, and to how successfully a person

performs” (2006 :Pp. 42).

Page 31: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

Kompetensi adalah konsep yang multifaset. Hal tersebut dapat mengacu

pada keterampilan dan kemampuan seseorang yang telah berkembangkan, untuk

sejauh mana orang tersebut efektif dalam dirinya atau berhubungan dengan

lingkungannya, dan bagaimana keberhasilan penampilan seseorang.

Tokoh lain, Rychen dan L.H. Salganik (2001 : 4) menyebutkan bahwa :

“A competency is more than just knowledge and skills. It involves the ability to

meet complex demands, by drawing on and mobilising psychosocial resources

(including skills and attitudes) in a particular context. For example, the ability to

communicate effectively is a competency that may draw on an individual’s

knowledge of language, practical IT skills and attitudes towards those with whom

he or she is communicating”.

Kompetensi tidak hanya sekadar pengetahuan dan keterampilan. Ini

melibatkan kemampuan untuk memenuhi tuntutan kompleks, dengan

menggambarkan pada psikososial dan memobilisasi sumber daya

(termasuk keterampilan dan sikap) dalam konteks tertentu. Misalnya,

kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif adalah kompetensi yang

dapat menarik pengetahuan individu dari bahasa, keterampilan TI praktis

dan sikap terhadap orang dengan siapa ia berkomunikasi.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut di atas, dapat disimpulkan

bahwa kemampuan merupakan salah satu bagian/unsur dari kompetensi

Kemampuan adalah suatu kesanggupan, kecakapan, kekuatan, untuk melakukan

suatu tindakan atau perbuatan.

b. Pengertian Apresiasi

Istilah apresiasi berasal dari bahasa latin apreciatio yang berarti

“mengindahkan” atau “menghargai” (Aminuddin, 2010:34). Menurut Gove dalam

Aminuddin (2010:34) dalam konteks yang luas, istilah apresiasi mengandung

makna (1) pengenalan melalui perasaan atau kepekaan batin dan (2) pemahaman

dan pengakuan terhadap nilai-nilai keindahan yang diungkapkan pengarang.

Sedangkan dalam hubungannya dengan sastra dan peristiwa satra kata apresiasi

Page 32: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

mengandung pengertian memahami, menikmati, dan menghargai atau menilai.

(Sumardjo dan Saini K.M. 1998: 173)

Homby (dalam Waluyo, 2009 : 43 ) mengatakan bahwa kata “apresiasi”

berasal dari bahasa Inggris “appreciation” secara harfiah dapat diberi pengertian

sebagai pemahaman, pengenalan, pertimbangan, penilaian, dan pernyataan yang

berisi evaluasi. Selanjutnya Waluyo menegaskan bahwa kata “apresiasi” tidak

hanya berkaitan dengan aspek afektif dalam psikologi, tetapi juga aspek kognitif

(sebelum terlihat emosinya, terlebih dahulu harus terlibat kognisinya berupa

memahami dan menghayati), dan juga dapat berupa tindakan ( psikomotorik ),

yaitu dengan kegiatan apresiasi, seperti membaca puisi, deklamasi, bermain

drama, membaca cerpen, membaca novel, dan sebagainya.

Pendapat lain diungkapkan oleh Abdul Rozak Zaidan (dalam Waluyo,

2009:44) yang menyatakan bahwa apresiasi sebagai pengargaan atas karya sastra

sebagai hasil pengenalan,pemahaman, penafsiran, penghayatan atas karya sastra

tersebut. Sedangkan menurut Dissick (dalam Waluyo, 2009:44) ada empat

tingkatan apresiasi, yaitu : 1) tingkat menggemari, 2) tingkat menikmati, 3)

tingkat mereaksi, dan 4) tingkat produktif.

Burhan Nurgiyantoro menggunakan istilah kompetensi bersastra sebagai

kemampuan berapresiasi sastra lewat kegiatan menggauli dan memerlakukan

berbagai teks kesastraan untuk memeroleh pemahaman dan pemaknaan yang lebih

baik sehingga dapat menumbuh dan meningkatkan kepekaan pikiran dan perasaan

kritis yang kesemuanya bermanfaat bagi pengembangan kepribadian.

(Nurgiyantoro, 2010: 451). Istilah memerlakukan menunjuk pada berbagai

Page 33: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

kegiatan seperti membaca, menafsirkan, menganalisis, menilai dan lain-lain

sebagai sarana untuk meraih tujuan apresiasi.

Berdasarkan deskripsi pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan

bahwa kegiatan mengapresiasi adalah suatu kegiatan untuk mengenal, memahami,

menghayati, memberikan penghargaan, dan penilaian terhadap karya sastra.

c. Pengertian Puisi

Kata puisi berasal dari bahasa Yunani poeima „membuat‟ atau poiesis

yang berarti „pembuatan‟. Dalam bahasa Inggris disebut poem atau poetry. Puisi

diartikan “membuat” dan “pembuatan” karena lewat puisi pada dasarnya

seseorang telah menciptakan suatu dunia tersendiri, yang mungkin berisi pesan

atau gambaran suasana–suasana tertentu, baik fisik maupun batiniah. (Aminuddin,

2010: 134)

Coulter (dalam Tarigan, 1984: 4) menjelaskan bahwa kata poet ini biasa

disebut maker. Dalam bahasa Yunani kata poet berarti orang yang mencipta

melalui imajinasinya orang yang hampir-hampir menyerupai dewa atau yang amat

suka kepada dewa-dewa yang memiliki penglihatan tajam, orang suci yang

sekaligus merupakan seorang filsuf, negarawan, guru, orang-orang yang dapat

menebak kebenaran yang tersembunyi. Selanjutnya puisi dapat dikatakan sebagai

karangan bahasa yang khas memuat pengalaman yang disusun secara khas pula

(Sumardi, 1985: 3). Pengalaman batin yang terkandung dalam puisi tersusun dari

peristiwa yang telah diberi makna dan ditafsirkan secara estetik. Kekhasan bahasa

dan susunan peristiwa itu diharapkan dapat menggugah rasa haru pembaca.

Page 34: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Selain itu, puisi sebagai genre sastra memang memiliki susun bahasa yang

relatif padat dibandingkan dengan prosa. Pemilihan kata atau diksi dalam cipta

puisi dapat dikatakan sangat ketat. Seperti ditulis oleh Sumardi (1985: 3),

kehadiran kata-kata dan ungkapan dalam puisi diperhitungkan dari segi: makna,

kekuatan citraan, rima, dan jangkauan simboliknya. Oleh karena, itu kata-kata

dalam puisi tidak semata-mata berfungsi sebagai alat penyampai gagasan atau

pengungkap rasa, tetapi juga berfungsi sebagai bahan.

Jonathan Culler menjelaskan bahwa puisi adalah sebuah istilah dalam

ilmu sastra yang berarti keindahan yang terkandung dalam sebuah karya sastra.

(Culler,1989 : 114)

Sayuti (2010: 3-4) menyatakan bahwa, puisi dapat dirumuskan sebagai

”sebentuk pengucapan bahasa yang memperhitungkan adanya aspek bunyi-bunyi

di dalamnya, yang mengungkapkan pengalaman imajinatif, emosional, dan

intelektual penyair yang ditimba dari kehidupan individual dan sosialnya; yang

diungkapkan dengan teknik pilihan tertentu, sehingga puisi itu mampu

membangkitkan pengalaman tertentu pula dalam diri pembaca atau pendengar-

pendengarnya.” Sejalan dengan itu, Waluyo (2010 : 29) memberikan pengertian

puisi sebagai berikut: Puisi adalah bentuk karya satra yang mengungkapkan

pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan

mengkonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan mengkonsentrasikan

struktur fisik dan struktur batinnya.

Pradopo (2010:7) menyebutkan bahwa puisi merupakan alat

mengekspresikan pemikiran yang membangkitkan perasaan, merangsang

Page 35: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

imajinasi panca indera dalam susunan yang berirama.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa hakikat

puisi adalah karya satra dengan bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, dan

diberikan irama dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata imajinatif.

d. Unsur-unsur Puisi

Sebuah puisi adalah sebuah struktur yang terdiri dari unsur-unsur

pembangun. Apa yang dapat dilihat melalui bahasanya yang tampak disebut

struktur fisisk puisi yang secara tradisional disebut bentuk atau bahasa atau unsur

bunyi. Sedangkan makna yang terkandung di dalam puisi yang tidak secara

langsung dapat dihayati disebut struktur batin atau struktur makna (Waluyo,

2010:30).

Puisi terdiri atas dua unsur pokok yaitu sruktur fisik dan struktur batin.

Struktur fisik puisi meliputi diksi, pengimajian, kata konkret, majas, versifikasi

dan tipografi. Struktur batin meliputi tema, nada, perasaan dan, amanat (Waluyo,

2010:32). Selanjutnya, Richards (dalam Tarigan, 1984: 9-27) menyebut unsur

puisi sebagai hakikat dan metode puisi. Hakikat puisi meliputi (1) tema; makna

(sense); (2) rasa ( feeling ); (3) nada ( tone ) (4) amanat; tujuan; maksud

(intention). Metode puisi meliputi: (1) diksi (diction); (2) imaji (imagery); (3) kata

nyata (the concrete word); (4) majas (figurative language ); (5) ritme dan rima

(rhythm and rime). Richards (dalam Tarigan,1984:10) mengemukakan bahwa

suatu puisi mengandung suatu makna keseluruhan yang merupakan perpaduan

dari tema (sense) penyair (yaitu mengenai inti pokok puisi itu), perasaannya

(feeling) yaitu sikap sang penyair terhadap bahan atau objeknya, nadanya (tone)

Page 36: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

dan amanat. Bagi Richard unsur tema, nada, rasa dan amanat memiliki keeratan

hubungan yang oleh Tarigan (1984: 10) disebut “catur tunggal”.

Selain hakikat puisi seperti tersebut di atas, sebuah puisi harus dipahami

dari segi metode puisi. Morris (dalam Tarigan,1993:41) menyebutkan bahwa

hakikat puisi dan metode puisi saling berhubungan satu sama lain, sehingga yang

satu tidak dapat dipikirkan tanpa yang satu lagi .Menurut Morris, (dalam

Tarigan,1993:41) metode beserta sarana – sarana yang diperlukan untuk

mengungkap makna puisi meliputi (a) diksi (diction) ; (b) imagi (imagery); (c)

kata nyata (the concrete word); (d) majas (figuratif language); (e) ritme dan rima

(rhytem and rime ).

Pradopo (2010:7) menyebutkan bahwa unsur-unsur yang membentuk puisi

berupa : emosi, imajinasi, pemikiran, ide, nada, irama, kesan pancaindera,

susunan kata, kata-kata kiasan, kepadatan, dan perasaan yang bercampur–baur.

Selanjutnya, unsur-unsur tersebut dibagi menjadi tiga unsur pokok yaitu, pertama

unsur pemikiran, ide, atau emosi ; kedua bentuknya, dan

ketiga kesannya. Semuanya itu terungkap dengan media bahasa.

Wellek (dalam Amminuddin, 1991:149) membagi unsur pembangun

puisi meliputi: (1) lapis bunyi (sound stratum); (2) lapis arti (unit of meaning); (3)

lapis dunia (realita dunia yang digambarkan penyair); (4) lapis dunia yang

dipandang dari titik pandang tertentu; dan (5) lapis dunia yang bersifat metafisis.

Di atas telah disebutkan bahwa sebuah puisi terdiri dari struktur lahir dan

struktur batin. Pada bagian berikut ini akan dijelaskan tentang struktur puisi.

Page 37: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

1) Struktur lahir Puisi

a) Diksi

Diksi ( diction ) menurut Morris (dalam Tarigan, 1984: 29) berarti pilihan

kata. Kata-kata yang dipergunakan dalam persanjakan tidak seluruhnya

bergantung pada makna denotatif, tetapi lebih cenderung pada makna konotatif.

Konotasi atau nilai kata inilah yang justru lebih banyak memberi efek bagi para

penikmatnya.

Setiap kata yang dipilih serta dipergunakan oleh sang penyair mempunyai

makna dan misi tertentu, baik mengenai ruang maupun waktu. Jika kata-kata yang

telah dipilih penyair tersebut diganti dengan sinonimnya, tentu makna puisi yang

dimaksud akan berubah. Dengan demikian dapat disimpulkan betapa pentingnya

pilihan kata atau diksi bagi suatu sanjak atau puisi. Pilihan kata yang tepat dapat

mencerminkan ruang, waktu, falsafah, amanat, efek, nada sesuatu puisi dengan

tepat (Tarigan, 1984: 29-30).

b) Imaji (Imagery)

Salah satu komponen puisi adalah imaji ( imagery ). Sesuai pendapat

Wellek dan Austin Warren ( 1977 : 211 ) Like metre, imagery is one component

structure of poem. In terms of our scheme, it is apart of the syntactical, or

stylistic, stratum. It must be studied, finally, not in isolation from the other strata

but as an element in the totality , of the literary work. “seperti metrum, citra

merupakan salah satu komponen struktur puisi. Dalam hal skema kita, adalah

terpisah dari sintaksis, atau gaya, stratum. Hal ini harus dipelajari, akhirnya, tidak

dipisahkan dari strata lain tetapi sebagai unsur dalam totalitas, dari karya sastra.”

Page 38: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Imaji atau imagery adalah segala hal yang dapat dirasai atau dialami secara

imajinatif. Dalam karyanya sang penyair berusaha sekuat daya agar para

penikmat dapat melihat, merasakan, mendengar, menyentuh, bahkan kalau perlu

mengalami segala sesuatu yang terdapat dalam sajaknya, sebab hanya dengan

jalan demikian sajalah penyair dapat meyakinkan para penikmat terhadap realita

dari segala sesuatu yang didendangkannya itu. Hal ini tidak dia lakukan dengan

uraian-uraian langsung; bahkan sebaliknya penyair menggunakan aneka majas

atau figure of speech.

Mengenai imagery ini, Brooks (dalam Tarigan, 1984:30) menjelaskan

sebagai ”the calling to mind of something percieved by the senses”; sebagai

“pengingatan kembali sesuatu yang pernah dialami atau diinderai” selanjutnya.

Selanjutnya, Wellek mengatakan bahwa dalam gambar, kata berarti reproduksi

mental, memori, dari pengalaman yang sensasional atau persepsi masa lalu, tidak

perlu visual (1997 : 187 ).

Waluyo (2010: 91) mengatakan bahwa pengimajian atau citraan adalah

kata atau susunan kata yang dapat mengungkapkan pengalaman sensoris seperti

penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Melalui pengimajian, penulis puisi dapat

memperjelas atau mengkonkretkan apa yang dinyatakannya.

c) Kata Nyata ( The Concrete Word )

Unsur selanjutnya adalah kata nyata (the concrete word). Yang dimaksud

dengan kata nyata (the concrete word) adalah kata yang konkret dan khusus,

bukan kata yang abstrak dan bersifat umum. (Tarigan, 1984:32), sedangkan

menurut Waluyo (2010 :94) kata konkret adalah kata–kata yang digunakan oleh

Page 39: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

penulis puisi dapat menyarankan arti yang menyeluruh.

Salah satu cara untuk membangkitkan daya bayang atau imajinasi para

penikmat suatu puisi adalah dengan menggunakan kata-kata yang tepat, kata-kata

yang konkret, yang dapat menyarankan suatu pengertian menyeluruh. Semakin

tepat seorang penyair menempatkan kata-kata yang penuh asosiasi dalam

karyanya maka semakin baik pula dia menjelmakan imaji, sehingga para

penikmat menganggap bahwa mereka benar–benar melihat, mendengar,

merasakan, pendeknya mengalami segala sesuatu yang dialami oleh sang penyair

(Tarigan, 1984: 31-32).

Kata konkret, dalam hubungannya dengan pengimajian, menurut Waluyo,

merupakan syarat atau sebab terjadinya pengimajian. Dalam hal ini kata konkret

diharapkan dapat membantu pembaca membayangkan secara jelas peristiwa atau

keadaan yang dilukiskan penulis puisi.

d) Majas ( Figurative Language )

Majas atau figurative language adalah bahasa yang digunakan penyair

untuk menyatakan sesuatu secara tidak langsung dengan mengungkapkan makna

kata atau bahasa yang bermakna kias atau makna lambang (Waluyo, 2010: 96).

Setiap orang tentu ingin mengeluarkan pikiran dan pendapat dengan

sejelas mungkin kepada orang lain. Kadang-kadang dengan kata-kata belumlah

begitu jelas untuk menenerangkan sesuatu. Oleh karena itu, dipergunakanlah

persamaan, perbandingan, serta kata-kata kias lainnya (Tarigan, 1984: 32).

e) Versifikasi

Versifikasi meliputi ritme, rima dan metrum. Ritme berupa pengulangan

Page 40: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

yang teratur pada baris puisi yang menimbulkan gelombang keindahan. Ritme

dan rima besar sekali pengaruhnya terhadap makna suatu puisi. Seperti

dikemukakan Morris( dalam Tarigan, 1984:34 ) bahwa “ rhytem is the result of

systematically stressing or accenting word and syllables, where as rime repeats

similiar sounds in some apparent Scheme”. Ritme atau irama adalah turun

naiknya suara secara teratur, sedangkan rima atau sajak adalah persamaan bunyi .

Rima dalam puisi merupakan pengulangan bunyi di dalam baris atau larik,

akhir baris, dan bahkan juga dalam keseluruhan baris atau bait. Ellis (1986: 61)

menyatakan bahwa rima meliputi onomatope (tiruan terhadap bunyi), bentuk

intern pola bunyi (aliterasi, asonansi, persamaan akhir, persamaan awal, sajak

berulang, sajak penuh), intonasi, repetisi bunyi atau kata, dan persamaan bunyi.

Metrum adalah irama yang tetap, artinya pergantiannya sudah tetap menurut pola

tertentu. Hal ini disebabkan oleh (1) jumlah suku kata yang tetap. (2) tekanan

yang tetap, dan (3) alur suara menaik dan menurun tetap.

f) Tata Wajah

Tata wajah atau tipografi adalah pengungkapan puisi secara grafis.

Tipografi merupakan cara penulisan puisi yang khas. Sebuah puisi tidak harus

dipenuhi dengan tulisan. Cara penulisan puisi yang berupa larik – larik yang

disusun secara khas dapat menciptakan makna tambahan. Makna tambahan itu

diperkuat oleh penyajian tipografi.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa struktur lahir puisi meliputi

diksi (diction), pengimajian (imagery), kata konkret (the concrete word), bahasa

figuratif (figurative language), versifikasi (rima/rime, ritme/rhytem dan metrum),

Page 41: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

serta tata wajah.

2) Struktur Batin Puisi

Selain struktur lahir, sebuah puisi juga terdiri dari struktur batin. Struktur

batin meliputi (1) tema; makna (sense); (2) perasaan atau rasa (feeling); (3) nada

dan suasana (tone); serta (4) amanat; tujuan; maksud (intention). (Richards,

dalam Tarigan, 1984: 10)

a) Tema; Makna ( Sense )

Dengan puisinya sang penyair ingin mengemukakan sesuatu,

mempersoalkan, mempermasalahkan hal–hal yang terjadi dalam kehidupan.

Pokok persoalan yang ingin dikemukakan penyair tersebut adalah tema. Setiap

puisi mengandung pokok persoalan yang ingin dikemukakan penyair kepada

penikmatnya. Seperti yang dikemukakan Morris (dalam Tarigan, 1984:10) bahwa

setiap puisi mengandung subject matter untuk dikemukakan atau ditonjolkan yang

dipengaruhi oleh faktor falsafah hidup, lingkungan, agama, pekerjaan dan

pendidikan sang penyair.

Makna yang dikandung dalam subject matter suatu puisi disebut dengan

„sense’. Rasa atau feeling, adalah „the poet’s attitude toward his subject matter’

yaitu sikap sang penyair terhadap pokok persoalan yang terkandung dalam

puisinya. Nada adalah sikap sang penyair terhadap pembacanya atau sikap sang

penyair dengan tema dan rasa yang terkandung dalam puisi tersebut.

b) Rasa ( Feeling )

Selain tema, sebuah puisi juga memiliki rasa (feeling). Yang dimaksud

dengan rasa (feeling) adalah “the poet’s attitude toward his subject matter”, yaitu

Page 42: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

sikap sang penyair terhadap pokok persoalan yang terkandung dalam puisinya.

Terhadap persoalan yang sama, penyair yang berbeda, sikapnya bisa berbeda.

Sikap ini ada yang simpati, kasihan, sayang, benci, duka, tak acuh dan sebagainya.

c) Nada ( Tone )

Selain sikap terhadap pokok persoalan, ada juga sikap terhadap pembaca.

Sikap penyair terhadap pembaca ini dalam dunia perpuisian disebut nada (tone).

Seperti pendapat Tarigan (1984: 17-18) yang dimaksud dengan nada dalam dunia

perpuisian adalah “sikap sang penyair terhadap pembacanya” atau dengan

perkataan lain sikap sang penyair terhadap para penikmat karyanya. Nada yang

dikemukakan oleh sang penyair dalam suatu puisi, akan ada sangkut pautnya atau

hubungan yang erat dengan tema dan rasa yang terkandung pada sanjak (puisi)

tersebut. Misalnya sebuah puisi yang bertema kegagalan, tidak mungkin akan

terdapat rasa keangkuhan serta nada kegembiraan.

d) Amanat; Maksud; Tujuan ( Intention )

Sebuah puisi diciptakan tentu saja mengandung amanat atau tujuan.

Tujuan atau amanat tersebut bisa tersurat atau tersirat. Tujuan apa yang ingin

disampaikan penyair, bergantung pada diri penyair apakah untuk diri sendiri atau

untuk orang lain. Pembaca baru dapat mengetahui tujuan penyair setelah

memahami keseluruhan makna puisi. Namun demikian, pemahaman tentang

amanat puisi tidak dapat dipisahkan dari unsur-unsur lainnya.

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa unsur- unsur puisi, baik

struktur lahir yaitu diksi, imaji, kata konkret, bahasa figuratif, versifikasi dan tata

wajah, dan struktur batin yang meliputi tema, rasa, nada , dan amanat tidak dapat

Page 43: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

dipisah-pisahkan. Kedua unsur tersebut saling terkait dan merupakan satu

kesatuan.

e. Jenis-jenis Puisi

Untuk lebih memahami puisi perlu juga memahami jenis-jenis puisi. Ada

bermacam-macam jenis puisi yang ditulis penyair Indonesia. Waluyo (2010:166)

mengemukakan jenis-jenis puisi antara lain: puisi naratif, puisi lirik, puisi

deskripfif, puisi kamar, puisi auditorium, puisi fisikal, puisi platonik dan

metafisikal, puisi objektif, puisi konkret, puisi diafan, puisi gelap dan prismatis,

puisi parnasian dan inspiratif, stansa, puisi demonstrasi, paflet, dan alegory atau

parabel.

1) Puisi Naratif, Puisi Lirik , dan Puisi Deskriftif

Berdasarkan cara penyair mengungkapkan isi atau gagasan yang akan

disampaikan, puisi diklasifikasikan menjadi :

(a) Puisi Naratif, yaitu puisi yang mengungkapkan cerita atau penjelasan

penyair. Macam puisi naratif yaitu epik, romansa, balada, dan syair. Balada

adalah puisi yang berisi cerita tentang orang-orang perkasa, tokoh pujaan,

atau orang-orang yang menjadi pusat perhatian. Romansa adalah jenis puisi

cerita yang menggunakan bahasa romantik yang berisi kisah percintaan yang

berhubungan dengan ksatria dengan diselingi perkelahian dan petualangan

yang menambah percintaan mereka lebih mempesonakan (Waluyo,2010157)

(b) Puisi Lirik, yaitu puisi yang mengungkapkan aku lirik atau gagasan

pribadinya. Yang termasuk puisi lirik yaitu: (a) elegi, adalah puisi yang

mengungkapkan perasaan duka ; (b) serenada, yaitu puisi percintaan yang

Page 44: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

dapat dinyanyikan; (c) ode, yaitu puisi yang berisi pujaan terhadap

seseorang, sesuatu hal atau suatu keadaan.

(c) Puisi Deskriftif, yaitu puisi yang penyairnya bertindak sebagai pemberi

kesan terhadap keadaan/ peristiwa, benda atau suasana yang dipandang

menarik perhatian penyair. Jenis puisi deskriftif antara lain : satire, kritik

sosial dan impresionistis. Satire adalah puisi yang mengungkapkan

ketidakpuasan penyair terhadap suatu keadaan. Kritik sosial adalah puisi

yang menyatakan ketidaksenangan penyair terhadap keadaan atau diri

seseorang (Waluyo, 2010 : 158).

2) Puisi Kamar dan Puisi Auditorium

Puisi kamar cocok dibaca sendirian atau dengan satu atau dua

pendengar saja di kamar. Puisi auditorium cocok dibaca di auditorium, di

mimbar yang jumlah pendengarnya dapat ratusan orang. Puisi auditorium

juga sering disebut puisi oral. Puisi kamar dan puisi auditorium sering

dijumpai pada kumpulan puisi Hukla.

3) Puisi Fisikal, Platonik dan Metafisikal

Puisi fisikal adalah puisi yang menggambarkan kenyataan apa

adanya. Objek ciptaannya berupa hal-hal yang dapat didengar, dilihat,

atau dirasakan. Puisi-puisi naratif, impresionistis dan dramatis termasuk

dalam jenis puisi fisikal. Puisi Platonik adalah puisi yang berisi hal-hal

yang bersifat spiritual atau kejiwaan. Puisi-puisi ide dan puisi-puisi

religius, juga puisi tentang cinta yang luhur dapat digolongkan ke dalam

puisi platonik, sedangakan puisi metafisikal adalah puisi yang bersifat

Page 45: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

filosofis dan mengajak pembaca merenungkan kehidupan dan Tuhan.

4) Puisi Objektif dan Puisi Subjektif

Puisi objektif adalah puisi yang mengungkapkan hal- hal yang ada

di luar penyair. Puisi objektif disebut juga puisi impersonal , sedangkan puisi

subjektif adalah puisi yang mengungkapkan gagasan, pikiran, perasaan, dan

suasana dalam diri penyair sendiri. Puisi subjektif disebut juga puisi personal.

5) Puisi Konkret

Puisi konkret yaitu puisi yang bersifat visual, yang dapat dihayati

keindahan bentuk dari sudut penglihatan (poem for the eye) ( Waluyo,

2010 :160). Dalam puisi konkret ini tanda baca dan huruf-huruf , baik

huruf besar maupun kecil sangat potensial membentuk gambar. Gambar

wujud fisik lebih dipentingkan daripada makna yang ingin disampaikan.

Puisi-puisi Sutardji Calzoum Bachri banyak yang termasuk puisi konkret.

6) Puisi Diafan, Gelap dan Prismatis

Puisi diafan adalah puisi yang polos, atau puisi yang kurang

menggunakan pengimajian, kata konkret dan bahasa figuratif sehingga

puisinya mirip dengan bahasa sehari-hari. Puisi karya anak-anak yang baru

belajar menulis puisi dapat diklasifikasikan ke dalam puisi diafan. Puisi

diafan terlalu kering, tidak menggunakan majas dan versifikasi.Puisi yang

terlalu banyak majas, sehingga susah dipahami maka menjadi puisi gelap.

Sedangkan puisi prismatis, adalah puisi di mana penyair telah dapat

menyelaraskan kemampuan menggunakan majas, versifikasi, diksi, dan

pengimajian sehingga pembaca tidak terlalu mudah menafsirkan ,tetapi

Page 46: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

juga tidak terlalu gelap. Penyair-penyair besar seperti Chairil Anwar dan

Amir Hamzah mampu menciptakan puisi prismatis.

7) Puisi Parnansian dan Puisi Inspiratif

Puisi parnansian dan puisi inspiratif adalah puisi yang mengandung

nilai- nilai keilmuan. Puisi Parnansian diciptakan dengan pertimbangan

ilmu atau pengetahuan dan bukan didasari adanya mood dalam jiwa

penyair. Puisi inspiratif adalah puisi yang diciptakan berdasarkan mood

atau passion. Penyair benar-benar terlibat dalam puisi tersebut. Puisi

inspiratif biasanya tidak sekali baca habis.

8) Stansa

Stansa adalah puisi yang terdiri dari 8 baris. Stansa berbeda dengan

oktaf, karena pada oktaf, puisi terdiri dari 8 baris sebait dan bisa lebih dari

satu bait. Stansa hanya satu bait, dan terdiri dari delapan baris.

9) Puisi Demonstrasi dan Pamflet.

Puisi demonstrasi adalah puisi yang melukiskan hasil refleksi dari

mahasiswa atau pelajar. Puisi- puisi mereka adalah endapan dari pengalaman

fisik, mental, dan emosional saat penyair terlibat dalam suasana demonstrasi

1966. Pamflet adalah puisi yang mengungkapkan ketidakpuasan pada

keadaan. Disebut puisi pamplet karena bahasanaya menggunakan bahasa

pamplet.

10) Alegori

Alegori adalah puisi yang mengungkapkan cerita yang isinya untuk

memberikan nasihat tentang budi pekerti dan agama. Jenis Alegori yang

Page 47: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

terkenal adalah parabel atau perumpamaan.

f. Kemampuan Mengapresiasi Puisi

Berdasarkan uraian tentang pengertian kemampuan, pengertian

mengapresiasi dan pengertian puisi tersbut, dapat disimpulkan bahwa yang

dimaksud dengan kemampuan mengapresiasi puisi adalah suatu kesanggupan,

kecakapan, kekuatan, untuk mengeluarkan sumber daya internal atau bakat dalam

diri seseorang dalam kegiatan seperti membaca, menafsirkan, menganalisis,

menilai sebuah karya sastra yang berbentuk puisi.

2. Hakikat Strategi Pembelajaran Inkuiri dan Ekspositori

Pada bagian ini secara berturut-turut dipaparkan kajian teori atau konsep

yang berkenaan dengan: a) Hakikat Srategi; b) Hakikat Pembelajaran; c) Hakikat

Stategi Pembelajaran Inkuiri; d) Hakikat Strategi Pembelajaran Ekspositori .

a. Pengertian Strategi

Strategi berasal dari bahasa Yunani stategia yang berarti ilmu perang

atau panglima perang ( Iskandarwarsid, 2011: 2). Selanjutnya dikatakan bahwa

secara umum strategi merupakan suatu teknik yang digunakan untuk mencapai

tujuan. Dalam konteks pengajaran, menurut Gagne (Dalam Iskandarwarsid, 2011:

3) strategi adalah kemampuan internal seseorang untuk berpikir, memecahkan

masalah, dan mengambil keputusan.

Depdiknas (2008:3) dalam Strategi Pembelajaran dan Pemilihannya,

menyebutkan bahwa strategi merupakan usaha untuk memperoleh kesuksesan dan

keberhasilan dalam mencapai tujuan. Dalam dunia pendidikan strategi dapat

diartikan sebagai a plan, method, or series of activities designed to achieves a

Page 48: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

particular educational goal (David, 1976). Strategi pembelajaran dapat diartikan

sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk

mencapai tujuan pendidikan tertentu.

b. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran berkaitan erat dengan hal belajar dan mengajar, sebab

pembelajaran menyangkut aspek peserta didik yang belajar, dan guru yang

mengajar.Mengajar pada hakikatnya tidak lebih dari sekedar menolong para

pesertadidik untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, sikap, serta ide dan

apresiasi yang menjurus kepada perubahan tingkah laku dan pertumbuhan siswa.

(Subiyanto, dalam Trianto .2011:17). Cara mengajar yang baik merupakan kunci

dan prasarat bagi siswa untuk dapat belajar dengan baik.

Pembelajaran adalah seperangkat peristiwa (events) yang mempengaruhi

peserta didik sedemikian rupa, sehingga peserta didik itu memperoleh kemudahan

(Briggs, dalam Rifai 2010:19). Seperangkat peristiwa itu membangun suatu

pembelajaran yang bersifat internal, jika peserta didik melakukan self instruction.

Kemungkinan juga dapat bersifat eksternal jika antara lain juga berasal dari

pendidik. Sedangkan menurut Gagne (dalam Rifai 2010:192) pembelajaran

merupakan serangkaian peristiwa eksternal peserta didik yang dirancang untuk

mendukung proses internal belajar.

Pembelajaran merupakan aspek kegiatan manusia yang kompleks, yang

tidak sepenuhnya dapat dijelaskan. Pembelajaran, secara simpel dapat diartikan

sebagai produk interaksi berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman

hidup ( Trianto, 2011:17). Selanjutnya ,Trianto menegaskan bahwa dalam makna

Page 49: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

yang lebih kompleks pembelajaran hakikatnya adalah usaha sadar dari seorang

guru untuk membelajarkan siswanya. (Mengarahkan intreraksi siswa dengan

sumber belajar lainnya) dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Dengan

demikian jelas terlihat bahwa pembelajaran merupakan interaksi dua arah, yaitu

guru dan peserta didik.

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran

merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode

dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran yang

disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam hal ini adalah tujuan

pembelajaran.

c. Strategi Pembelajaran Inkuiri ( SPI)

Pada bagian ini secara berturut-turut akan dipaparkan tentang 1)

pengertian Strategi Pembelajaran Inkuiri 2) Prinsip-prinsip penggunaan Strategi

Pembelajaran Inkuiri, 3) langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran Inkuiri,4)

keunggulan dan kelemahan Strategi Pembelajaran Inkuiri.

1) Pengertian Strategi Pembelajaran Inkuiri

Inkuiri (menemukan) pada dasarnya adalah suatu ide yang kompleks,yang

berarti banyak hal, bagi orang banyak, dalam banyak konteks (a complex idea that

means many things, to many people in many context ) Nurhadi ( 2003 : 43).

Inkuiri merupakan salah satu pilar dari tujuh komponen utama Pembelajaran

Kontekstual. Komponen yang lain adalah konstruktivisme, (Constructivism),

bertanya (Questioning), masyarakat belajar (Learning Community), pemodelan

(Modeling), refleksi (Reflecting) dan penilaian sebenarnya (Authentintic

Page 50: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Assesment) (Nurhadi, 2003 : 31).

Inkuiri, yang dalam bahasa Inggris inquiry berarti pertanyaan atau

pemeriksaan, penyelidikan. Inkuiri sebagai suatu proses umum yang dilakukan

manusia untuk mencari atau memahami informasi. Gulo, dalam Trianto (2011:

166) mengatakan bahwa Strategi Inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar

yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa, untuk mencari dan

menyelidiki secara sistematis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan

sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.

Sanjaya, (2011:196) mengemukakan bahwa Strategi Pembelajaran Inkuiri

(SPI) adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses

berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban

dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya

dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa. Strategi pembelajaran ini

sering juga dinamakan strategi heuristic,yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu

heuriskein yang berarti saya menemukan.

Pembelajaran Inkuiri juga sering diidentikkan dengan pembelajaran

penemuan (Discovery learning) . Cruickshank ,at all( 1999 : 216 ) menyebutkan

bahwa We define discovery learning as learning that takes place when students

are asked to derive their own meaning and understanding from experinences

presented to them. “Kami mendefinisikan bahwa belajar penemuan sebagai

pembelajaran yang terjadi ketika siswa diminta untuk memperoleh arti dan

pemahaman mereka sendiri dari pengalaman yang disajikan kepada mereka. “

Selanjutnya dijelaskan bahwa hal tersebut bertentangan dengan pembelajar

Page 51: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

an reseptif danpengajaran ekspositori,dimana guru mengatakan/memberi informas

i. Sebuah contoh mungkin dapat menggambarkan perbedaan yang lebih

jelas. Dalam belajar reseptif, guru akan menggambarkan kepada siswa

tentang siklus hidup katak, mungkin dengan menggunakan ilustrasi. Dalam

belajar penemuan guru akan meminta siswa untuk mencari tahu sendiri, mungkin

melalui pengamatan, gambaran kehidupan katak. Pada dasarnya, guru akan

meminta siswa untuk melakukan penyelidikan .

Pembelajaran Inkuiri dapat diterapkan untuk seluruh siswa semua usia,

mulai dari prasekolah hingga perguruan tinggi. Hal ini sesuai dengan pendapat

Joyce ( 2000 : 173 ) yang mengatakan bahwa scientific inquiry models have been

developed for use with studens of all ages, from preschool through college. (

Metz, 1995) . The core purpose is to teach the essential process of science and

concurrently major concepts from the disclipines along with the information from

which these have been developed. “Model penyelidikan ilmiah telah

dikembangkan untuk digunakan dengan siswa dari semua usia, dari prasekolah

sampai perguruan tinggi (Metz, 1995). Tujuan inti adalah untuk mengajarkan

proses penting dari ilmu pengetahuan dan konsep utama secara bersamaan dari

disiplin bersama dengan informasi yang telah dikembangkan.”

Dari Pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud

dengan Strategi Pembelajaran Inkuiri adalah rencana tindakan (rangkaian

kegiatan) belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa,

untuk mencari dan menyelidiki secara sistimatis, logis, analitis, sehingga mereka

dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.

Page 52: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

2) Prinsip-prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran Inkuiri ( SPI)

SPI merupakan strategi yang menekankan kepada pengembangan

intelektual anak. Perkembangan mental (intelektual) itu menurut Piaget

dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu maturation, physical experience, social

experience, dan equilibration (Sanjaya, 2011:198).

Maturation atau kematangan adalah proses perubahan fisiologis dan

anatomis, yaitu proses pertumbuhan fisik, yang meliputi pertumbuhan tubuh,

pertumbuhan otak, dan pertumbuhan sistem saraf. Physical experience adalah

tindakan-tindakan fisik yang dilakukan individu terhadap benda-benda yang ada

di lingkungan sekitarnya. Social experience adalah aktivitas dalam berhubungan

dengan orang lain. Equilibration adalah proses penyesuaian antara pengetahuan

yang sudah ada dengan pengetahuan baru yang ditemukannya (Sanjaya, (2011:

198-199).

Atas dasar penjelasan di atas, maka dalam penggunaan SPI terdapat

beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh setiap guru. Prinsip tersebut adalah

: a)berorientasi pada pengembangan intelektual ; b)prinsip interaksi ; c)prinsip

bertanya ; d)prinsip belajar untuk berpikir; dan e)prinsip keterbukaan. ( Sanjaya,

2011 : 199-20). Setiap prinsip tersebut dijelaskan di bawah ini.

(a) Berorientasi pada pengembangan intelektual

Tujuan utama dari Strategi Inkuiri adalah pengembangan kemampuan

berpikir. Dengan demikian strategi pembelajaran ini selain berorientasi kepada

hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar.

Page 53: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

(b) Prinsip interaksi

Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi, baik

interaksi antarpeserta didik maupun interaksi peserta didik dengan guru, bahkan

interaksi peserta didik dengan lingkungan. Pembelajaran sebagai proses interaksi

berarti menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur

lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri. Guru perlu mengarahkan

(directing) agar peserta didik bisa mengembangkan kemampuan berpikirnya

melalui interaksi mereka.

(c) Prinsip bertanya

Peran guru yang harus dilakukan dalam menggunakan SPI adalah guru

sebagai penanya. Sebab, kemampuan siswa untuk menjawab setiap pertanyaan

padadasarnya sudah merupakan sebagian dari proses berpikir. Oleh sebab itu,

kemampuan guru untuk bertanya dalam setiap langkah inkuiri sangat diperlukan.

Berbagai jenis dan teknik bertanya perlu dikuasai oleh setiap guru, apakah itu

bertanya hanya sekedar untuk meminta perhatian siswa, bertanya untuk melacak,

bertanya untuk mengembangkan kemampuan, atau bertanya untuk menguji.

(d)Prinsip belajar untuk berpikir

Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah

proses berpikir (learning how to think), yakni proses mengembangkan potensi

selutuh otak, baik otak kiri maupun otak kanan; baik otak reptil; otak limbik;

maupun otak neokortek.

(e) Prinsip keterbukaan

Belajar adalah suatu proses mencoba berbagai kemungkinan. Segala

Page 54: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

sesuatu mungkin saja terjadi. Oleh sebab itu, anak perlu diberikan kebebasan

untuk mencoba sesuai dengan perkembangan kemampuan logika dan nalarnya.

Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan berbagai

kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya.

3) Langkah Pelaksanaan SPI

Gulo (dalam Trianto, 2011: 168-169) menyatakan bahwa kemampuan

yang diperlukan dalam melaksanakan pembelajaran Inkuiri adalah sebagai

berikut: a) mengajukan pertanyaan atau permasalahan; b) merumuskan hipotesis;

c) mengumpulkan data; d) analisis data; e) membuat kesimpulan.

Sedikit berbeda dengan Trianto, Sanjaya mengatakan bahwa: secara

umum proses pembelajaran dengan menggunakan SPI dapat mengikuti langkah-

langkah sebagai berikut: a)orientasi; b)merumuskan masalah; c)mengajukan

hipotesis; d) mengumpulkan data; e) menguji hipotesis; f)merumuska kesimpulan

(Sanjaya, 2011: 198-199). Setiap langkah dalam proses pembelajarannya

dijelaskan di bawah ini.

(a) Orientasi

Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim

pembelajaran yang responsif. Pada langkah ini guru mengondisikan agar siswa

siap melaksanakan proses pembelajaran. Berbeda dengan tahapan preparation

dalam strategi pembelajaran ekspositori (SPE) sebagai langkah untuk

mengondisikan agar siswa siap menerima pelajaran, pada langkah orientasi

dalam SPI, guru merangsang dan mengajak siswa untuk berpikir memecahkan

masalah.

Page 55: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

(b) Merumuskan masalah

Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu

persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah

persoalan yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka-teki itu.

Dikatakan teka-teki dalam rumusan masalah yang ingin dikaji disebabkan

maslah itu tentu ada jawabannya, dan siswa didorong untuk mecari jawaban

yang tepat.

(c) Merumuskan hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang

sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji

kebenarannya. Kemampuan atau potensi individu untuk berpikir pada

dasarnya sudah dimiliki sejak individu itu lahir. Potensi berpikir itu

dimulai dari kemampuan setiap individu untuk menebak atau mengira-

ngira (berhipotesis) dari suatu permasalahan. Manakala individu dapat

membuktikan tebakannya, maka ia akan sampai pada posisi yang bisa

mendorong untuk berpikir lebih lanjut.

(d) Mengumpulkan data

Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang

dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam strategi

pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental

yang sangat penting dalam pengembangan intelektual. Proses

pengumpulan data bukan hanya memerlukan motivasi yang kuat dalam

belajar, akan teapi juga membutuhkan ketekunan dan kemampuan

Page 56: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

menggunakan potensi berpikirnya.

(e) Menguji hipotesis

Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang

dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh

berdasarkan penggumpulan data. Yang terpenting dalam menguji

hipotesis adalah mencari tingkat keyakinan siswa atas jawaban yang

diberikan. Di samping itu, menguji hipotesis juga berarti

mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya, kebenaran

jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi, akan

tetapi harus didukung oleh data yang ditemukan dan dapat dipertanggung

jawabkan.

(f) Merumuskan kesimpulan

Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan

yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Merumuskan

kesimpulan merupakan gong-nya dalam proses pembelajaran. Sering

terjadi, oleh karena banyaknya data yang diperoleh, menyebabkan

kesimpulan yang dirumuskan tidak fokus terhadap masalah yang hendak

dipecahkan. Maka, untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya

guru mampu menunjukkan pada siswa data mana yang relevan.

4) Keunggulan dan Kelamahan SPI

(a) Keunggulan

(1) SPI merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada

aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang ,sehingga

Page 57: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

pembelajaran melalui strategi ini dianggap lebih bermakna.

(2) SPI dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai

dengan gaya belajar mereka.

(3) SPI merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan

perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap

belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya

pengalaman.

(4) SPI dapat melayani kebutuhan siswa di atas rata-rata . Artinya

siswa yang memiliki kemampuan belajar tinggi tidak akan

terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.

(b) Kelemahan

(1) Jika SPI digunakan sebagai strategi pembelajaran ,maka akan sulit

mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.

(2) SPI sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur

dengan kebiasaan siswa dalam belajar.

(3) Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya memerlukan

waktu yang panjang sehinga guru sering mengalami kesulitan

dalam menyesuaikan dengan waktu yang telah ditentukan.

(4)Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan

siswa menguasai materi pelajaran, maka SPI akan sulit

diimplementasikan poleh guru.

d. Strategi Pembelajaran Ekspositori (SPE)

Pada bagian ini berturut-turut akan dipaparkan tentang 1)pengertian

Page 58: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Strategi Pembelajaran Ekspositori (SPE); 2) Prinsip penggunaan SPE; 3)

prosedur pelaksanaan SPE; 4) keunggulan dan kelemahan SPE .

1) Pengertian Strategi Pembelajaran Ekspositori

Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang

menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru

kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi

pelajaran secara optimal. Dalam strategi ini materi pelajaran disampaikan

langsung oleh guru. Siswa tidak dituntut untuk menemukan materi itu. Materi

pelajaran seakan-akan sudah jadi. Karena Strategi Ekspositori lebih menekankan

kepada proses bertutur, maka sering juga dinamakan strategi ”chalk and talk”.

Depdiknas (2008:3)

Sejalan dengan hal yang disampaikan Depdiknas tersebut, Sanjaya

mengatakan bahwa Strategi Pembelajaran Ekspositori adalah srategi pembelajaran

yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang

guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai

materi pelajaran secara optimal. Roy Killen (1998) menamakan Strategi

Ekspositori ini dengan istilah Strategi Pembelajran Langsung (Direct Instruction).

(Sanjaya. 2011: 179).

Selanjutnya, Arends (2001:264) menyatakan bahwa direct instruction is a

teacher-centered model that has five steps : establising set, explanation and/or

demonstration, guided practice, feedback, and extended practice. A direct

instruction lesson requires careful orchestration by the teacher and a learning

environment that is businesslike and task-oriented. (2001 Pp: 264). “Pembelajaran

Page 59: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

langsung adalah model yang berpusat pada guru yang memiliki lima langkah :

membangun sistem set, penjelasan dan/atau demonstrasi, praktek dipandu, umpan

balik,danpraktek diperpanjang.Pembelajaran langsung memerlukan orkestrasi hati

-hati oleh guru dan lingkungan belajar yang praktis dan berorientasi pada tugas.”

Dari beberapa pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa Strategi

Pembelajaran Ekspositori termasuk pembelajaran langsung, yaitu rencana

tindakan (rangkaian kegiatan) belajar yang menekankan kepada proses

penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa

dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal.

2) Prinsip penggunaan SPE

Dalam penggunaan Strategi Pembelajran Ekspositori terdapat beberapa

prinsip yang harus diperhatikan oleh setiap guru. Prinsip tersebut adalah:

a)Berorientasi pada tujuan ; b) Prinsip komunikasi ; c) Prinsip kesiapan; d) Prinsip

Berkelanjutan (Sanjaya ,2011 : 181-183).

Setiap prinsip tersebut dijelaskan di bawah ini.

a) Berorientasi pada tujuan

Walaupun penyampaian materi pelajaran merupakan ciri utama dalam

Strategi Pembelaajran Ekspositori melalui metode ceramah, namun tidak

berarti proses penyampaian materi tanpa tujuan pembelajaran; justru

tujuan itulah yang harus menjadi pertimbangan utama dalam penggunaan

strategi ini. Karena itu sebelum strategi ini diterapkan terlebih dahulu, guru

harus merumuskan tujuan pembelajaran secara jelas dan terukur.

Page 60: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

b) Prinsip komunikasi

Proses pembelajaran dapat dikatakan sebagai proses komunikasi,

yang menunjuk pada proses penyampaian pesan dari sesorang (sumber

pesan) kepada seseorang atau sekelompok orang (penerima pesan). Pesan

yang ingin disampaikan dalam hal ini adalah materi pelajaran yang

diorganisir dan disusun sesuai dengan tujuan tertentu yang ingin dicapai.

Dalam proses komunikasi guru berfungsi sebagai sumber pesan dan siswa

berfungsi sebagai penerima pesan.

c) Prinsip kesiapan

Dalam teori belajar koneksionisme, “kesiapan” merupakan salah

satu hukum belajar. Inti dari hukum belajar ini adalah bahwa setiap

individu akan merespons dengan cepat dari setiap stimulus manakala

dalam dirinya sudah memiliki kesiapan; sebaliknya, tidak mungkin setiap

individu akan merespon setiap stimulus yang muncul manakala dirinya

belum memiliki kesiapan.

d) Prinsip berkelanjutan

Proses Pembelajaran Ekspositori harus dapat mendorong siswa untuk

mau mempelajari materi pelajaran lebih lanjut. Pembelajaran bukan hanya

berlangsung pada saat itu, akan tetapi juga untuk waktu selanjutnya.

Ekspositori yang berhasil adalah manakala melalui proses penyampaian

dapat membawa siswa pada situasi ketidakseimbangan (disequilibrium),

sehingga mendorong mereka untuk mencari dan menemukan atau

menambah wawasan melalui proses belajar mandiri.

Page 61: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

3) Langkah-langkah Strategi Pembelajaran Ekspositori

Ada beberapa langkah dalam penerapan Strategi Ekspositori, yaitu: 1)

Persiapan (preparation); 2) Penyajian (presentation); 3) Menghubungkan

(correlation); 4 ) Menyimpulkan (generalization); 5 ) Penerapan (aplication)

(Sanjaya ,2011 :185). Setiap langkah itu diuraikan di bawah ini :

a) Persiapan (preparation)

Tahap persiapan berkaitan dengan mempersiapkan siswa untuk

menerima pelajaran. Dalam strategi ekspositori, langkah persiapan

merupakan langkah yang sangat penting. Keberhasilan pelaksanaan

pembelajaran dengan menggunakan strategi ekspositori sangat tergantung

pada langkah persiapan.

b) Penyajian (presentation)

Langkah penyajian adalah langkah penyampaian materi pelajaran

sesuai dengan persiapan yang telah dilakukan. Yang dipikirkan oleh setiap

guru dalam penyajian ini adalah bagaimana agar materi pelajaran dapat

dengan mudah ditangkap dan dipahami oleh siswa.

c) Korelasi (Correlation)

Langkah korelasi adalah langkah menghubungkan materi pelajaran

dengan pengalaman siswa atau dengan hal-hal lain yang memungkinkan

siswa dapat menangkap keterkaitannya dalam struktur pengetahuan yang

telah dimilikinya.

d) Menyimpulkan (Generalization)

Menyimpulkan adalah tahapan untuk memahami inti (core) dari

Page 62: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

materi pelajaran yang telah disajikan. Langkah menyimpulkan merupakan

langkah yang sangat penting dalam Strategi Ekspositori, sebab melalui

langkah menyimpulkan siswa akan dapat mengambil inti sari dari proses

penyajian.

e) Mengaplikasikan (Aplication)

Langkah aplikasi adalah langkah unjuk kemampuan siswa setelah

mereka menyimak penjelasan guru. Langkah ini merupakan langkah yang

sangat penting dalam proses Pembelajaran Ekspositori, sebab melalui

langkah ini guru akan dapat mengumpulkan informsi tentang penguasaan an

pemahaman materi pelajaran oleh siswa. Teknik yang biasa dilakukan pada

langkah ini di antaranya, pertama, dengan membuat tugas yang relevan

dengan materi yang telah disajikan. Kedua, dengan memberikan tes yang

sesuai dengan materi pelajaran yang telah disajikan.

4) Keunggulan dan Kelemahan Strategi Pembelajaran Ekspositori

a) Keunggulan

Strategi Pembelajaran Ekspositori merupakan strategi pembelajaran yang

banyak dan sering digunakan. Hal ini disebabkan strategi ini memiliki beberapa

keunggulan, di antaranya:

(1) Dengan Strategi Pembelajaran Ekspositori guru bisa mengontrol

urutan dan keluasan materi pembelajaran, dengan demikian ia dapat

mengetahui sampai sejauh mana siswa menguasai bahan pelajaran

yang disampaikan.

(2) Srategi Pembelajaran Ekspositori dianggap sangat efektif apabila materi

Page 63: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

pelajaran yang harus dikuasai siswa cukup luas, sementara itu waktu

yang dimiliki untuk belajar terbatas.

(3) Melalui Strategi Pembelajaran Ekspositori selain siswa dapat mendengar

melalui penuturan (kuliah) tentang materi pelajaran, juga sekaligus siswa

bisa melihat atau mengobservsi (melalui pelaksanaan demonstrasi).

(4) Keunggulan lain adalah strategi pembelajaran ini bisa digunakan untuk

jumlah siswa dan ukuran kelas yang besar.

b) Kelemahan

Di samping memiliki keunggulan, Strategi Ekspositori juga memiliki

kelamahan, di antaranya:

(1) Strategi pembelajaran ini hanya mungkin dapat dilakukan terhadap siswa.

yang memiliki kemampuan mendengar dan menyimak secara baik. Untuk

siswa yang tidak memiliki kemampuan seperti itu perlu digunakan strategi

yang lain.

(2)Strategi ini tidak mungkin dapat melayani perbedaan setiap individu baik

perbedaan kemampuan, perbedaan pengetahuan, minat, dan bakat, serta

perbedaan gaya belajar.

(3)Karena strategi lebih banyak diberikan melalui ceramah, maka akan sulit

mengembangkan kemampuan siswa dalam hal kemampuan sosialisasi,

hubungan interpersonal, serta kemampuan berpikir kritis.

(4)Keberhasilan Strategi Pembelajaran Ekspositori sangat tergantung kepada

apa yang dimiliki guru, seperti persiapan, pengetahuan, rasa percaya diri,

semangat, antusiasme, motivasi, dan berbagai kemampuan seperti

Page 64: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

kemampuan bertutur (berkomunikasi), dan kemampuan mengelola kelas.

Tanpa itu sudah dapat dipastikan proses pembelajaran tidak mungkin

berhasil.

(5)Oleh karena gaya komunikasi strategi pembelajaran lebih banyak terjadi

satu arah (one-way communication), maka kesempatan untuk mengontrol

pemahaman siswa akan materi pembelajaran akan sangat terbatas pula. Di

samping itu, komunikasi satu arah bisa mengakibatkan pengetahuan yang

dimiliki siswa akan terbatas pada apa yang diberikan guru.

Memperhatikan beberapa kelemahan di atas, maka sebaiknya dalam

melaksanakan strategi ini guru perlu persiapan yang matang baik mengenai materi

pelajaran yang akan disampaikan maupun mengenai hal-hal lain yang dapat

mempengaruhi kelancaran proses presentasi.

3. Hakikat Motivasi Belajar

Pada bagian ini secara berturut-turut dipaparkan kajian teori atau konsep

yang berkenaan dengan: a) Pengertian motivasi; b) Pengertian belajar; c) motivasi

belajar; d) peranan motivasi belajar; e) Faktor- faktor yang mempengaruhi

motivasi belajar; f) Teknik Motivasi dalam Pembelajaran.

a. Pengertian Motivasi

Motivasi berasal dari kata motif. Yang dimaksud dengan motif adalah

segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu.

Atau, seperti dikatakan oleh Sartain dalam bukunya Psychology Understanding of

Human Behavior. Motif adalah suatu pernyataan yang kompleks di dalam suatu

organisme yang mengarahkan tingkah laku/perbuatan ke suatu tujuan atau

Page 65: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

perangsang. (Purwanto, 2010: 60). Sartain juga menggunakan kata motivasi dan

drive untuk pengertian yang sama. Ia mengatakan pada umumnya suatu motivasi

atau dorongan adalah suatu pernyataan yang kompleks di dalam tujuan (goal) atau

perangsang (incentive). Tujuan (goal ) adalah yang menentukan atau membatasi

tingkah laku organisme itu.

Senada dengan Purwanto, Uno menyebutkan bahwa motivasi adalah

dorongan dasar yang menggerakkan seseorang berttingkah laku (2011:1).

Dorongan ini berada pada diri seseorang yang menggerakkan untuk melakukan

sesuatu yang sesuai dengan dorongan dalam dirinya. Motivasi juga dapat

dikatakan sebagai perbedaan antara dapat melaksanakan dan mau melaksanakan.

Motivasi adalah kekuatan, baik dari dalam maupun dari luar yang mendorong

seseorang untuk mencapai tujuan.

Motivasi merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan keberhasilan

siswa dalam belajar. Sebagian besar pakar psikologi menyatakan bahwa motivasi

merupakan konsep yang menjelaskan alasan seseorang berperilaku (Rifai,

2010:157). Slavin dalam Rifai (2010:159) menyatakan bahwa motivasi

merupakan proses internal yang mengaktifkan, memandu, dan memelihara

perilaku seseorang terus menerus.

Richardson (1957 Pp: 22) mengatakan bahwa motivation is the result of

the perception and adoption of purpose. Motivasi adalah hasil dari persepsi dan

pemakaian tujuan. Sebagai contoh jika siswa dalam pendidikan sekolah

menengah dirangsang membacanya, percakapan dengan orang lain, melihat

gambar gerak , atau pengalaman dalam pekerjaan proyek ilmu pengetahuan, ia

Page 66: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

mungkin mengadopsi tujuan orang lain atau merumuskan sendiri. Ia cenderung

untuk mengadopsi atau merumuskan tujuan yang lebih mudah sebagai kegiatan

dan pengalaman yang memuaskan dan bermanfaat baginya. Tujuanya mungkin

berubah dan berkembang sebagai pemahaman tentang meningkatkan

pertumbuhan potensi pribadi.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa yang disebut

motivasi belajar adalah konsep yang menjelaskan alasan seseorang untuk

berperilaku yang merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan keberhasilan

siswa dalam belajar.

1) Jenis-jenis Motivasi

Motivasi dibedakan menjadi dua, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik

(Santrock, 2009:204).

a) Motivasi Intrinsik

Motivasi intrinsik adalah motivasi internal untuk melakukan sesuatu demi

sesuatu itu sendiri (tujuan itu sendiri), motivasi yang didasarkan pada sebuah

„nilai‟ dari kegiatan yang dilakukan tanpa melihat penghargaan dari luar.

Misalnya: Murid mungkin belajar menghadapi ujian karena dia senang pada mata

pelajaran yang diujikan itu sendiri.

Ada dua jenis motivasi intrinsik, yaitu: (a) Determinasi diri : dalam

pandangan ini, murid ingin percaya bahwa mereka melakukan sesuatu karena

kemauan sendiri, bukan karena kesuksesan atau imbalan eksternal. Di sini,

motivasi internal dan minat intrinsik dalam tugas sekolah naik apabila murid

punya pilihan dan peluang untuk mengambil tanggung jawab personal atas

Page 67: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

pembelajaran mereka; dan (2) Pilihan personal: pengalaman optimal ini berupa

perasaan senang dan bahagia yang besar. Pengalaman optimal ini kebanyakan

terjadi ketika orang merasa mampu menguasai dan berkonsentrasi penuh saat

melakukan suatu aktivitas. Pengalaman optimal ini terjadi ketika individu terlibat

dalam tantangan yang mereka anggap tidak terlalu sulit tetapi juga tidak mudah.

b) Motivasi Ekstrinsik.

Motivasi ekstrinsik adalah melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang

lain (cara untuk mencapai tujuan). Motivasi entrinsik ini sering dipengaruhi oleh

insentif eksternal seperti imbalan (reward) dan hukuman. Imbalan eksternal dapat

berguna untuk mengubah perilaku. Fungsi imbalan adalah sebagai insentif agar

mau mengerjakan tugas, di mana tujuannya adalah mengontrol perilaku murid.

Contohnya : guru memberi reward permen kalau murid bisa menjawab

pertanyaan dengan baik. Tetapi tentu kita juga menginginkan motivasi siswa

adalah motivasi yang memang berasal dari dirinya sendiri (intrinsik), hal ini bisa

dilakukan dengan cara memberikan hadiah yang mengandung informasi tentang

kemampuan murid sehingga motivasi instrinsik dapat meningkat, kenapa? Karena

dengan memberikan pujian dapat juga meningkatkan perasaan bahwa diri mereka

kompeten.

b. Pengertian Belajar

Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses

perubahan, yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan

lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan

tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku. Hal tersebut sesuai dengan

Page 68: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

pendapat Slameto, bahwa “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan

seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya“ (Slameto, 2010: 2)

Belajar umumnya diartikan sebagai proses perubahan perilaku seseorang

setelah mempelajari suatu objek (pengetahuan, sikap, atau keterampilan) tertentu.

(Uno,201:15). Selanjutnya, Uno (2011 : 22) menjelaskan lebih jauh bahwa belajar

adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu

sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Perubahan perilaku tersebut tampak dalam penguasaan siswa pada pola-

pola tanggapan (respons) baru terhadap lingkungannya yang berupa keterampilan

(skill), kebiasaan (habit), sikap atau pendirian (attitude), kemampuan (ability),

pengetahuan (knowledge), pemahaman (understanding), emosi (emotional),

apresiasi (appreciation), jasmani dan etika atau budi pekerti, serta hubungan

sosial. Pendapat senada dikemukakan oleh Galloway yang menyatakan belajar

sebagai suatu perubahan perilaku seseorang yang relatif cenderung tetap sebagai

akibat adanya penguatan (reinforcement).

Hilgard (dalam Mulyati, 2005: 4) ...as the process by wich an activity

originates or is changed through responding to situation. (Sebagai proses di mana

sebuah aktivitas dimulai atau diubah melalui respon terhadap situasi).

Morgan (dalam Mulyati, 2005: 4) Learning is any relatively permanen change

in behavior that is a result of past esperience. (Pembelajaran adalah perubahan

Page 69: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

perilaku yang relatif permanen yang merupakan hasil dari pengalaman masa lalu.)

Sejalan pendapat Morgan tersebut, Klein mengatakan bahwa Learning

can be defined as an experiental process resulting in a relatively permanen

change in behavior that cannot be explained by temporary states, maturation, or

innate response tendencies (Klein, 1996 Pp:2). Belajar dapat didefinisikan sebagai

proses experiental, mengakibatkan perubahan yang relatif permanen dalam

perilaku yang tidak dapat dijelaskan oleh keadaan sementara, pematangan, atau

kecenderungan respon bawaan (Klien,1996 : 2)

Selanjutnya Klein menjelaskan bahwa definisi pembelajaran memiliki

tiga komponen penting. Pertama, pembelajaran mencerminkan perubahan dalam

potensi perilaku. Belajar tidak secara otomatis menyebabkan perubahan

perilaku. Kita harus cukup termotivasi untuk menerjemahkan ke dalam perilaku

belajar. Kedua, perubahan perilaku karena belajar relatif permanen. Sebagai hasil

dari pengalaman baru, tidak lagi menunjukkan perilaku yang dipelajari

sebelumnya . Misalnya, Anda dapat memperoleh rute baru dan lebih cepat untuk

bekerja dan tidak lagi mengambil rute lama. Ketiga, perubahan perilaku dapat

disebabkan oleh proses lain daripada belajar. Perilaku kita dapat berubah sebagai

hasil dari motivasi daripada belajar. Sebagai contoh, kita makan ketika kita lapar

atau belajar ketika kita khawatir tentang ujian mendatang.

Moore (1999,Pp:49) menyatakan bahwa Learning can be defined as

achange in an individual’s capacity for performance as a result of experience.

Belajar dapat didefinisikan sebagai sebuah perubahan dalam kemampuan seorang

individu untuk menunjukkan hasil dari pengalaman.

Page 70: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Berdasarkan pendapat para ahli tadi dapat disimpulkan bahwa belajar

adalah suatu kegiatan yang dilakukan individu untuk mendapatkan perubahan ke

arah yang lebih maju berdasarkan pengalaman dalam interaksi dengan

lingkungannya.

c. Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi.

Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan secra potensial

terjadi sebagai hasil praktik atau penguatan (reinforced practice) yang dilandasi

tujuan untuk mencapai tujuan tertentu.

Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada

siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada

umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung (Uno,2011:23)

Hal itu mempunyai peranan besar dalam keberhasilan sesorang dalam belajar.

Indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut: (1) adanya

hasrat dan keinginan berhasil; (2) adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar;

(3) adanya harapan dan cita-cita masa depan; (4) adanya penghargaan dalam

belajar; (5) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar; (6) adanya lingkungan

belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seseorang siswa dapat belajar

dengan baik (Uno, 2010 : 23)

Bahwa belajar itu membutuhkan motivasi, hal ini sejalan dengan pendapat

Flaum yang menyatakan bahwa :

in many recent writings, psychologists state that four elements are

necessary for learning : motivation, stimulation or cue, learner response,

and a reinforcement of that response. If any one of these is lacking,

Page 71: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

learning will not take place. Again, the difference from other definitions is

probably in terminology (Flaum,ed.1966 Pp: 73).

Dalam tulisan-tulisan terakhir banyak, psikolog menyatakan bahwa empat

elemen yang diperlukan untuk belajar: motivasi, stimulasi atau isyarat,

respon peserta didik, dan penguatan responnya. Jika salah

satu ini kurang, tidak akan terjadi proses belajar. Sekali lagi,

perbedaan dari definisi lain mungkin dalam segi terminologi.

Dari uraian di atas dapat diambil simpulan bahwa motivasi sangat

dibutuhkan dalam belajar. Motivasi belajar adalah dorongan pada diri siswa yang

sedang belajar untuk mencapai tujuan tertentu.

d. Peranan Motivasi dalam Belajar

Motivasi pada dasarnya dapat membantu dalam memahami dan

menjelaskan perilaku individu, termasuk perilaku indivdu yang sedang belajar.

Ada beberapa peranan penting dari motivasi dalam belajar dan pembelajaran,

antara lain dalam (a) menentukan hal-hal yang dapat dijadikan penguat belajar, (b)

memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai, (c) menetukan ragam kendali

terhadap rangsangan belajar, (d) menetukan ketekunan belajar (Uno ,2011:27).

Motivasi sangat penting dalam belajar. Apabila terdapat 2 siswa yang

memilikikemampuan sama dan kondisi yang sama untuk mencapai tujuan,

kinerja, dan hasil yang dicapai oleh siswa yg termotivasi lebih baik dibandingkan

dengan siswa yang tidak termotivasi (Rifai, 2010:160). Secara sederhana dapat

dikatakan bahwa apabila siswa tidak memiliki motivasi belajar maka kegiatan

belajar tidak akan terjadi secara maksimal.

e. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

1) Faktor-Faktor Pribadi

Dalam diri seseorang terdapat motif berprestasi. Motif berprestasi adalah

Page 72: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

motif yang dipelajari, sehingga motif itu dapat diperbaiki dan dikembangkan

melalui proses belajar. Motif berprestasi sangat berpengaruh terhadap unjuk kerja

(performance) seseorang, termasuk dalam belajar (Uno, 2011 : 30). Seseorang

yang mempunyai motif berprestasi tinggi cenderung untuk berusaha

menyelesaikan tugasnya secara tuntas, tanpa menunda-nunda pekerjaannya.

Penyelesaian tugas semacam itu bukanlah karena dorongan dari luar, melainkan

upaya pribadi. Dia berani mengambil risiko untuk penyelesaian tugasnya itu.

Di dalam belajar dan pembelajaran, dengan sendirinya keberhasilan yang

dilatarbelakangi oleh motif berprestasi lebih baik, dalam arti lebih lestari pada diri

individu daripada yang diperoleh karena ketakutan akan kegagalan (Uno, 2011 :

30). Dalam kasus keberhasilan karena motif berprestasi, maka hasil dari kepuasan

kerja itu adalah untuk individu yang bekerja, sedangkan dalam keberhasilan

karena takut gagal, itu adalah untuk orang lain.

2) Faktor-Faktor Lingkungan

Di atas telah dikemukakan bahwa perbuatan atau perilaku individumanusia

ditentukan oleh faktor-faktor di dalam diri, yaitu faktor pribadi, dan faktor

lingkungan individu yang bersangkutan. Sesungguhnya, faktor pribadi dan faktor

lingkungan sering berbaur, sehingga sulit menentukan apakah sesuatu benar-benar

faktor pribadi (Uno,2011:33).

Pada umumnya, motif dasar yang bersifat pribadi muncul dalam tindakan

individu setelah “dibentuk” oleh pengaruh lingkungan. Oleh karena itu, motif

individu untuk melakukan sesuatu, misalnya motif untuk belajr dengan baik, dapat

dikembangkan, diperbaiki, atau diubah melalui belajar dan latihan, dengan perkata

Page 73: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

an lain, melalui pengaruh lingkungan.

f. Teknik-Teknik Motivasi dalam Pembelajaran

Beberapa teknik motivasi yang dapat dilakukan dalam pembelajaran

sebagai berikut. 1) Pernyataan penghargaan secara verbal; 2) Menggunakan nilai

ulangan sebagai pemacu keberhasilan; 3) Menimbulkan rasa ingin tahu ; 4)

Memunculkan sesuatu yang tidak diduga oleh siswa; 5) Memunculkan sesuatu

yang tidak diduga oleh siswa; 6) Menggunakan materi yang dikenal siswa sebagai

contoh daslam belajar; 7) Gunakan kaitan yang unik dan tak terduga untuk

menerapkan suatu konsep dan prinsip yang telah dipahami; 8) Menuntut siswa

untuk menggunakan hal-hal yang telah dipelajari sebelumnya; 9) Menggunakan

simulasi dan permainan; 10) Memberi kesempatan kepada siswa untuk

memperlihatkan kemahirannya di depan umum; 11) Mengurangi akibat yang tidak

menyenangkan dan keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar; 12) Memahami

iklim sosial dalam sekolah; 13) Memanfaatkan kewibawaan guru secara tepat; 14)

Memperpadukan motif-motif yang kuat; 15) Memperjelas tujuan belajar yang

hendak dicapai; 16) Merumuskan tujuan-tujuan sementara; 17) Memberitahukan

hasil kerja yang telah dicapai; 18) Membuat suasana persaingan yang sehat di

antara para siswa; 19) Mengembangkan persaingan dengan diri sendiri; 20)

Memberikan contoh yang positif (Uno, 2011:34-37).

Teknik motivasi yang dapat dilakukan dalam pembelajaran akan diuraikan

sebagai berikut:

1) Pernyataan penghargaan secara verbal. Pernyataan verbal terhadasp

perilaku yang baik atau hasil kerja atau hasil belajar siswa yang baik

Page 74: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

merupakan cara paling mudah dan efektif untuk meningkatkan motif

belajar siswa kepada hasil belajar yang baik. Pernyataan seperti

“Bagus sekali”, “Hebat”, “Menakjubkan”. Di samping menyenangkan

siswa, pernyataan verbal mengandung makna interaksi dan

pengalaman pribadi yang langsung antara siswa dan guru, dan

penyampaiannya konkret, sehingga merupakan suatu persetujuan atau

pengakuan sosial, apalagi kalau penghargaan verbal itu diberikan di

depan banyak orang.

2) Menggunakan nilai ulangan sebagai pemacu keberhasilan. Pengetahuan

atas hasil pekerjaan merupakan cara untuk meningkatkan motif belajar

siswa.

3) Menimbulkan rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu merupakan daya untuk

meningkatkan motif belajar siswa. Rasa ingin tahu dapat ditimbulkan oleh

suasana yang dapat mengejutkan, keragu-raguan, ketidaktentuan, adanya

kontradiksi, menghadapi masalah yang sulit dipecahkan, menemukan

suatu hal yang baru, menghadapi teka-teki. Hal tersebut menimbulkan

semacam konflik konseptual yang membuat siswa merasa penasaran,

dengan sendirinya menyebabkan siswa tersebut berupaya keran untuk

memecahkannya. Dalam upaya yang keras itulah motif belajar siswa

bertambah besar.

4) Memunculkan sesuatu yang tidak diduga oleh siswa. Dalam upaya itu pun,

guru sebenarnya bermaksud untuk menimbulkan rasa ingin tahu siswa.

5) Memunculkan sesuatu yang tidak diduga oleh siswa. Hal ini memberikan

Page 75: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

semacam hadiah bagi siswa pada tahap pertama belajar yang

memungkinkan siswa bersemangat untuk belajar selanjutnya.

6) Menggunakan materi yang dikenal siswa sebagai contoh daslam belajar.

Sesuatu yang telah dikenal siswa, dapat diterima dan diingat lebih mudah.

Jadi, gunakanlah hal-hal yang telah diketahui siswa sebagai wahana untuk

menjelaskan sesuatu yang baru atau belum dipahami oleh siswa.

7) Gunakan kaitan yang unik dan tak terduga untuk menerapkan suatu

konsep dan prinsip yang telah dipahami. Sesuatu yang unik, tak terduga,

dan aneh lebih dikenang oleh siswa daripada sesuatu yang biasa-biasa saja.

8) Menuntut siswa untuk menggunakan hal-hal yang telah dipelajari

sebelumnya. Dengan jalan itu, selain siswa belajar dengan menggunakan

hal-hal yang telah dikenalnya, dia juga menguatkan pemahaman atau

pengetahuannya tentang hal-hal yang telah dipelajarinya.

9) Menggunakan simulasi dan permainan. Simulasi merupakan upaya untuk

menerapkan sesuatu yang dipelajari atau sesuatu yang sedang dipelajari

melalui tindakan langsung. Baik simulasi maupun permainan merupakan

proses yang sangat menarik bagi siswa. Suasana yang menarik

menyebabkan proses belajar menjadi bermakna secara afektif atau

emosional bagi siswa. Sesuatu yang bermakna atau lestari diingat,

dipahami atau dihargai.

10) Memberi kesempatan kepada siswa untuk memperlihatkan kemahirannya

di depan umum. Hal itu akan menimbulkan rasa bangga dan dihargai oleh

umum. Pada gilirannya suasana tersebut akan meningkatkan motif belajar

Page 76: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

siswa.

11) Mengurangi akibat yang tidak menyenangkan dan keterlibatan siswa

dalam kegiatan belajar. Hal-hal positif dari keterlibatan siswa dalam

belajar hendaknya ditekankan, sedangkan hal-hal yang berdampak negatif

seyogianya dikurangi.

12) Memahami iklim sosial dalam sekolah. Pemahaman iklim dan suasana

sekolah merupakan pendorong kemudahan berbuat bagi siswa. Dengan

pemahaman itu, siswa mampu memperoleh bantuan yang tepat dalam

mengatasi masalah atau kesulitan.

13) Memanfaatkan kewibawaan guru secara tepat. Guru seyogianya

memahami secara tepat bilamana dia harus menggunakan berbagai

manifestasi kewjibannya pada siswa untuk meningkatkan motif belajarnya.

Jenis-jenis pemanfaatan kewibawaan itu adalah dalam memberikan

ganjaran, dalam pengendalian perilaku siswa, kewibawaan berdasarkan

hukum, kewajiban sebagai rujukan, dan kewibawaan karena keahlian.

14) Memperpadukan motif-motif yang kuat. Seorang siswa giat belajar

mungkin karena latar belakang motif berprestasi sebagai motif yang kuat.

Dia dapat pula belajar karena ingin menonjolkan diri dan memperoleh

penghargaan, atau karena dorongan untuk memperoleh kekuatan. Apabila

motif-motif kuat seperti itu dipadukan, maka siswa memperoleh penguatan

motif yang jamak, dan kemauan untuk belajar pun bertambah besar,

sampai mencapai keberhasilan yang tinggi.

15) Memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai. Di atas telah

Page 77: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

dikemukakan, bahwa seseorang akan berbuat lebih baik dan berhasil

apabila dia memahami yang harus dikerjakannya dan yang dicapai dengan

perbuatannya itu. Makin jelas tujuan yang akan dicapai, makin terarah

upaya untuk mencapainya.

16) Merumuskan tujuan-tujuan sementara. Tujuan belajar merupakan rumusan

yang sangat luas dan jauh untuk dicapai. Agar upaya mencapai tujuan itu

lebih terarah, maka tujuan-tujuan belajar yang umum itu seyogianya

dipilih menjadi tujuan sementara yang lebih jelas dan lebih mudah dicapai.

17) Memberitahukan hasil kerja yang telah dicapai. Dalam belajar, hal ini

dapat dilakukan dengan selalu memberitahukan nilai ujian atau nilai

pekerjaan rumah. Dengan mengetahui hasil yang telah dicapai, maka motif

belajar siswa lebih kuat, baik itu dilakukan karena ingin mempertahankan

hasil belajar yang telah baik, maupun untuk memperbaiki hasil belajar

yang kurang memuaskan.

18) Membuat suasana persaingan yang sehat di antara para siswa.

Suasana ini memberikan kesempatan kepada para siswa untuk mengukur

kemampuan dirinya melalui kemampuan orang lain. Lain daripada itu,

belajar dengan bersaing menimbulkan upaya belajar yang sungguh-

sungguh. Di sini digunakan pula prinsip keinginan individu untuk selalu

lebih baik dari orang lain.

19) Mengembangkan persaingan dengan diri sendiri. Persaingan semacam ini

dilakukan dengan memberikan tugas dalam berbagai kegiatan yang hharus

dilakukan sendiri. Dengan demikian, siswa akan dapat membandingkan

Page 78: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

keberhasilannya dalam melakukan berbagai tugas.

20) Memberikan contoh yang positif. Banyak guru yang mempunyai kebiasaan

untuk membebankan pekerjaan para siswa tanpa kontrol. Biasanya dia

memberikan suatu tugas kepada kelas, dan guru meninggalkan kelas untuk

melaksanakan pekerjaan lain. Keadaan ini bukan saja tidak baik, tetapi

dapat merugikan siswa. Untuk menggiatkan belajar siswa, guru tidak

cukup dengan cara memberi tugas saja, melainkan harus dilakukan

pengawasan dan pembimbingan yang memadai selama siswa mengerjakan

tugas kelas. Selain itu, dalam mengontrol dan membimbing siswa

mengerjakan tugas guru seyogianya memberikan contoh yang baik.

B. Penelitian yang Relevan

Dalam bagian ini dikemukakan beberapa hasil penelitian yang mempunyai

relevansi dengan penelitian ini. Penelitian-penelitian itu akan diuraikan pada

paparan berikut ini.

Penelitian yang berkenaan dengan kemampuan mengapresiasi puisi adalah

penelitian yang dilakukan oleh Iran Nazargahi yang berjudul “Somewhere our

belonging particles / Believe in us.” A Study of Absentist Language in the Poetry

of W.S. Graham yang dimuat dalam The Southeast Asian Journal of English

Language Studies – Vol 17(2): Pp11 - 21.

Penelitian ini menyebutkan bahwa : Bidang kajian puisi adalah bahasa.

Oleh karena itu esensi dari puisi harus dipahami melalui esensi bahasa. Bukan

apa-apa, tetapi puisi adalah jenis tertentu yang untuk pertama kalinya membawa

ke tempat terbuka yang kemudian dibahas dan berhubungan dengan bahasa

Page 79: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

sehari-hari. Oleh karena itu puisi tidak pernah mengambil bahasa sebagai bahan

baku siap untuk diciptakan, melainkan puisi yang pertama membuat bahasa itu

mungkin. Puisi adalah sejarah bahasa orang-orang primitif. Oleh karena itu, hanya

dalam cara sebaliknya, esensi dari bahasa harus dipahami melalui esensi dari

puisi.(Heidegger, 2001 dalam Nazargahi). Dari penelitian tersebut diketahui

betapa pentingnya memahami puisi melalui pemahaman esensi bahasa.

Eksistensi bahasa autentik menghasilkan 'bahasa asli' sementara

keberadaan bahasa autentik menghasilkan 'bahasa tidak autentik. Dalam buku

Puisinya, ‟Pemikiran Bahasa‟ Heidegger (dalam Nazargahi, 2001)

mengungkapkan perbedaan utama antara bahasa asli dan bahasa tidak autentik.

Bahasa autentik adalah bahasa puisi yang "diucapkan murni" (192).

Kesamaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah sama- sama

membahas tentang puisi. Perbedaannya, penelitian Iran Nazargi meneliti bahasa

Absentist dalam puisi W.S Graham, penelitian ini membahas apresiasi puisi.

Sejalan dengan Nazargahi, penelitian yang dilakukan oleh Halsey yang

berjudu “ The Poetry foundation Commissioned in the National Opinion Research

Center ( NORC) at the University of Chicago “:2008. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa pembaca puisi cenderung hidup aktif bergaul dan

memimpin. Mereka mendengarkan musik, membaca berbagai genre,

menggunakan internet, menghadiri acara budaya, relawan, dan bersosialisasi

dengan teman, dan keluarga pada tingkat signifikan lebih tinggi dari pada non

pembaca puisi( Halsey, Anne:2008)

Kesamaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah sama- sama

Page 80: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

meneliti tentang masyarakat pembaca puisi. Penelitian Halsey membicarakan

masalah membaca puisi, penelitian ini membahas tentang mengapresiasi puisi.

Kegiatan mengapresiasi, tentunya melalui kegiatan membaca.

Study tentang penggunaan strategi ekspositori untuk interaksi online yang

ditulis oleh Patrick J. Fahy dalam jurnal Centre for Distance Education Athabasca

University yang berjudul “ Epistolary And Expository Interaction Patterns In A

Computer Conference Transcript “ diperoleh data bahwa kehadiran seorang

moderator aktif dan struktur dalam percakapan secara online dapat

mempengaruhi berbagai perilaku yang dihasilkan,seperti bentuk-bentuk ekstrim

terutama menekan.

Penelitian ini bertujuan untuk menggali dan mencari penjelasan tentang

perbedaan gaya komunikasi antara laki-laki dan perempuan, harus diingat bahwa

keberhasilan gaya komunikasi itu relatif terhadap keadaan / situasi. Sudah

menjadi sifatnya bahwa gaya yang satu tidak lebih unggul dari gaya yang lain.

Para peserta laki-laki dalam penelitian ini untuk interaksi ekspositoris tidak

menunjukkan kurangnya penghargaan terhadap kepedulian sosial .

Peserta dari gender yang lain memakai gaya ekspositori dan mungkin

telah menanggapi ketidakleluasaan waktu yang dirasakan atau tekanan tugas,

mengurangi atau menyaring beberapa konten dari komunikasi antarpribadi mereka

sebagai suatu bentuk "sifat umum strategis" dibandingkan dengan listservs,

berkenaan degan tulisan dan eksposisi bentuk interaksi relatif hidup

berdampingan dalam keseimbangan dan harmoni interpersonal . (Fahy, 2002 :

25-27).

Page 81: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Persamaan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan strategi

ekspositori. Perbedaanya, penelitian ini dipakai untuk mengapresiasi puisi,

sedangkan penelitian Fahy digunakan untuk meneliti interaksi online pada gender

laki-laki dan perempuan.

Hasil penelitian lain yang sejalan dengan penelitian ini adalah penelitian

Yuni Susilowati (2009) yang berjudul “Pengaruh Pendekatan Quatum Learning

dan Pendekatan Ekspositori terhadap Kemampuan Mengapresiasi Prosa Fiksi

Ditinjau dari Motivasi Berprestasi“ menunjukkan bahwa (1) kemampuan

mengapresiasi prosa fiksi siswa yang diajar dengan pendekatan quantum learning

lebih baik daripada kelompok siswa yang diajar dengan pendekatan ekspositori.

(2)kemampuan mengapresiasi prosa fiksi siswa yang memiliki motivasi

berprestasi tinggi lebih baik daripada kelompok siswa yang memiliki motivasi

berprestasi rendah. (3) terdapat interaksi antara pendekatan quantum learning dan

motivasi berprestasi dalam mempengaruhi kemampuan mengapresiasi prosa fiksi.

Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah sama-sama

merupakan penelitian kuantitatif, yang menggunakan tiga variabel. Sedangkan

yang membedakan dengan penelitian ini adalah variabel yang diteliti. Pada

penelitian Susilowati variabel yang diteliti yaitu variabel X1 sama pada

penggunaan pendekatan ekspositori, Variabel X2 hampir sama yaitu motivasi

belajar, dan variabel Y berbeda yaitu kemampuan mengapresiasi puisi.

Penelitian yang berkaitan dengan motivasi belajar adalah penelitian yang

dilakukan oleh David Kember, Amber ho dan Celin Hong yang berjudul “The

importance of establishing relevance in motivating student learning” dalam jurnal

Page 82: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Active Learning in Higher Education yang meneliti tentang pentingnya relevansi

membangun dalam motivasi belajar siswa. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa

siswa termotivasi dalam belajar apabila pengajaran tidak hanya teori abstrak saja

tetapi perlu dicari relevansinya dengan menunjukkan bagaimana teori dapat

diterapkan dalam praktik, menetapkan relevansinya dengan masalah-masalah

lokal, dan terkait dengan aplikasi dalam kehidupan sehari-hari,atau aplikasinya

dengan masalah-masalah yang aktual (Kember, 2008:249). Penelitian ini sama-

sama untuk mengetahui pentingnya relevansi antara motivasi dan belajar siswa.

Penelitian lain tentang motivasi belajar adalah penelitian yang dilakukan

oleh Chua Siew Lian yang berjudul “ Assosiation between Chinese Language

Classroom Environments and Students motivations to Learn The language “ yang

dimuat dalam Australian Journal of Educational & Developmental Psykhology

menunjukkan bahwa lingkungan kelas yang baik akan meningkatkan motivasi

siswa dalam belajar bahasa.Siswa dapat termotivasi untuk belajar bahasa China

jika tugas-tugas dan kegiatan belajar berorientasai dalam ruang kelas yang

kondusif (Chua Siew Lian, 2009:53-64). Kesamaan penelitian ini dengan

penelitian Chua adalah sama-sama meneliti pentingnya motivasi dalam belajar

bahasa.

C. Kerangka Berpikir

1. Perbedaan Kemampuan Mengapresiasi Puisi antara Kelompok Peserta

Didik yang Diajar Menggunakan Strategi Pembelajaran Inkuiri dan

yang Diajar Menggunakan Strategi Pembelajaran Ekspositori

Pembelajaran mengapresiasi puisi dengan strategi pembelajaran Inkuiri

Page 83: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

memungkikan peserta didik untuk dapat mengalami sendiri, menemukan konsep

sendiri/pengalaman belajar yang dibutuhkan, karena ia akan belajar melalui

bertanya, merumuskan masalah, mengajukan hipotesis, mengumpulkan data,

menguji hipotesis dan menyimpulkan, apa yang dialami dan dipelajarinya.

Pembelajaran dengan strategi pembelajaran Inkuiri memungkinkan peserta didik

untuk belajar dalam situasi yang menyenangkan, terintegrasi dan tidak

membosankan.

Mengapresiasi puisi dengan strategi pembelajaran ekspositori menekankan

kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada

sekelompok peserta didik dengan maksud agar peserta didik dapat mengusai

materi pelajaran secara optimal. Dalam pelaksanaannya, pembelajaran

mengapresiasi puisi hanya menekankan pada segi teoretis. Akibatnya peserta

didik kurang tertarik. Tujuan pembelajaran yang seharusnya melatih kemampuan

peserta didik agar memiliki kemampuan tinggi dalam mengapresiasi puisi tidak

terpenuhi. Yang diperoleh adalah keengganan peserta didik untuk belajar

terutama dalam mengembangkan kemampuan mengapresiasi puisi karena proses

pembelajaran yang kurang menyenangkan.

Berdasarkan pemikiran di atas, dapat diduga kemampuan mengapresiasi puisi

peserta didik yang diajar menggunakan strategi pembelajaran Inkuiri lebih baik

daripada peserta didik yang diajar menggunakan strategi pembelajaran

ekspositori.

Page 84: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

2. Perbedaan Kemampuan Mengapresiasi Puisi Peserta Didik yang

Memiliki Motivasi Belajar Tinggi antara yang diajar dengan strategi

pembelajaran Inkuiri, dengan yang diajar dengan strategi pembelajaran

Ekspositori

Secara umum, peserta didik yang memiliki motivasi tinggi akan memperoleh

kesempatan yang lebih baik untuk mengapresiasi puisi dalam strategi

pembelajaran Inkuiri dibandingkan dengan strategi pembelajaran ekspositori.

Karena dalam strategi pembelajaran Inkuiri peserta didik dapat menemukan

sendiri konsep/pengalaman belajar yang dibutuhkan, karena ia akan belajar

melalui bertanya,merumuskan masalah, mengajukan hipotesis, mengumpulkan

data, menguji hipotesis dan menyimpulkan, sedangkan dalam strategi

pembelajaran ekspositori sering jauh dengan yang diperlukan peserta karena lebih

banyak bersifat teoretis.

Berpijak dari beberapa hal yang diuraikan di atas, dapat diduga kemampuan

mengapresiasi puisi peserta didik yang memiliki motivasi belajar tinggi dan

diajar dengan strategi pembelajaran Inkuiri hasilnya lebih baik daripada peserta

didik yang diajar dengan strategi pembelajaran ekspositori.

3. Perbedaan Kemampuan Mengapresiasi Puisi Peserta Didik yang

Memiliki Motivasi Belajar Rendah antara yang diajar dengan strategi

Pembelajaran Inkuiri , dan yang diajar dengan strategi Pembelajaran

Ekspositori

Peserta didik yang mempunyai motivasi rendah pada umumnya mempunyai

sikap menunggu perintah guru dalam mengikuti pelajaran di kelas. Peserta didik

Page 85: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

tipe ini kurang mampu berkomunikasi baik lisan maupun tulisan, cenderung

menunggu perintah. Lebih jelasnya mereka bergantung pada keaktifan guru.

Dengan demikian kemampuan mengapresiasi puisi mereka bergantung pada

kepandaian guru dalam memberikan motivasi belajar.

Berpijak dari beberapa hal yang diuraikan di atas, dapat diduga bahwa

kemampuan mengapresiasi puisi peserta didik yang motivasi belajarnya rendah,

hasilnya akan rendah juga.

4. Interaksi antara Strategi Pembelajaran dan Motivasi Belajar Terhadap

Kemampuan Mengapresiasi Puisi

Strategi pembelajaran dan motivasi belajar merupakan dua faktor yang diduga

menentukan kemampuan mengapresiasi puisi peserta didik. Dalam hal ini, baik

motivasi belajar rendah maupun motivasi belajar tinggi, menentukan strategi

pembelajaran mengapresiasi puisi. Dapat dikatakan bahwa strategi pembelajaran

yang diberikan kepada peserta didik tidak selamanya memberikan hasil yang sama

baiknya dalam semua kondisi dan situasi. Dengan demikian untuk memperoleh

kemampauan mengapresiasi puisi yang maksimal perlu adanya keserasian antara

motivasi belajar dan strategi pembelajaran.

Dalam pembelajaran peserta didik yang memiliki motivasi belajar tinggi,

apabila diajar dengan strategi pembelajaran Inkuiri, diperkirakan hasilnya akan

lebih baik dibandingkan dengan jika diajar dengan strategi pembelajaran

ekspositori. Hal ini karena peserta didik yang memiliki motivasi belajar tinggi

akan lebih dapat menemukan sendiri konsep/pengalaman belajar yang dibutuhkan.

Dia akan belajar melalui bertanya, merumuskan masalah, mengajukan hipotesis,

Page 86: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

mengumpulkan data, menguji hipotesis dan menyimpulkan. Peserta didik yang

diajar dengan pendekatan ekspoitori tidak memiliki kesempatan menemukan

sendiri pengalaman belajarnya, sebab materi sudah diberikan oleh guru dalam

bentuk jadi.

Untuk peserta didik yang memiliki motivasi belajar rendah apabila diajar

dengan strategi Inkuiri maka akan kesulitan mengembangkan diri, karena tidak

dapat menemukan sendiri pengalaman yang dibutuhkan. Mereka lebih menunggu

penjelasan dari guru. Asumsinya, peserta didik yang memiliki motivasi belajar

rendah kurang baik pula kemampuan mengapresiasi puisinya jika diajar dengan

strategi Pembelajaran Inkuiri.

Keefektifan penggunaan strategi pembelajaran Inkuiri akan lebih besar terlihat

pada proses belajar mengajar yang peserta didiknya mempunyai motivasi tinggi.

Sebaliknya, penggunaan strategi Inkuiri tidak akan berbeda secara substansial

dengan strategi pembelajaran ekspositori dalam proses belajar mengajar yang

peserta didiknya memiliki motivasi rendah. Dengan demikian, baik strategi

pembelajaran maupun motivasi diduga secara bersama-sama mempunyai

pengaruh terhadap kemampuan mengapresiasi puisi. Dengan kata lain, diduga

terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan motivasi dalam mempengaruhi

kemampuan mengapresiasi puisi.

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teori dan penyusunan kerangka berpikir sebagaimana

yang telah dikemukakan di atas, hipotesis penelitian ini diajukan sebagai berikut :

Page 87: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

1. Secara keseluruhan, ada perbedaan antara kemampuan mengapresiasi puisi

siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran Inkuiri dan yang diajar

dengan strategi pembelajaran ekspositori. Kemampuan mengapresiasi puisi

siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran Inkuiri lebih baik daripada

kemampuan mengapresiasi puisi siswa yang diajar strategi pembelajaran

ekspositori.

2. Secara keseluruhan ada perbedaan kemampuan mengapresiasi puisi antara

siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dan siswa yang memiliki motivasi

belajar rendah. Untuk motivasi tinggi, kemampuan mengapresiasi puisi siswa

yang diajar dengan strategi pembelajaran Inkuiri , lebih tinggi daripada siswa

yang diajar dengan strategi pembelajaran ekspositori.

Untuk motivasi rendah, kemampuan mengapresiasi puisi siswa yang diajar

dengan strategi pembelajaran Inkuiri, lebih tinggi daripada siswa yang diajar

dengan Strategi pembelajaran ekspositori.

3. Terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan motivasi belajar dalam

mempengaruhi kemampuan mengapresiasi puisi siswa.

Page 88: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri di Kota Surakarta yang terdiri

dari 27 SMP Negeri, sedangkan yang dipakai sebagai sampel penelitian adalah

SMP Negeri 11 Surakarta sebagai kelas eksperimen, dan SMP Negeri 13

Surakarta sebagai kelas kontrol.

2. Waktu penelitian

Penelitian ini direncanakan dalam kurun waktu semester genap tahun

pelajaran 2011/2012. Penelitian direncanakan sebanyak 9 kali pertemuan/ tatap

muka. Adapun rincian waktu dan jenis kegiatan penelitian dapat dilihat pada

tabel 1 di bawah ini.

Tabel 1. Jadwal Penelitian

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

1 Persiapan Penelitian

a. Mengajukan Judul Penelitian x

b. Menyusun proposal x x

c. Seminar proposal x

d. Revisi proposal x x

e. Mengurus izin penelitian x

f. Menyusun instrumen penelitian x x

2 Pelaksanaan Penelitian

a. Uji coba instrumen penelitian x

b. Menganalisis hasil uji coba x

c. Melaksanakan eksperimen x x x x x

d. Mengumpulkan data x x

e. Mengolah dan analisis data x x

f.Menyusun Bab IV dan V x x x

3 Penyelesaian Penelitian

a. Mengajukan Ujian x

b. Pelaksanaan Ujian x

c. Revisi Tesis x x

d. Penggandaan Tesis x

AgustusNo Kegiatan

Bulan

JuliJuniMeiAprilFebruari Maret

69

Page 89: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

B. Metode dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen

dengan rancangan faktorial 2 x 2. Studi eksperimen yaitu dengan sengaja

mengusahakan timbulnya variabel-variabel dan selanjutnya dikontrol untuk dilihat

pengaruhnya terhadap prestasi belajar (Arikunto, 2010:151). Subjek penelitian ini

dikelompokkan dalam dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas

eksperimen dipilih satu SMP negeri di Kota Surakarta, yaitu SMP Negeri 11

Surakarta. Sedangkan kelas kontrol (pengendali) dipilih satu SMP Negeri lain

yang ada di Kota Surakarta yaitu SMP Negeri 13 Surakarta.

Pada kelas eksperimen, siswa mengikuti pembelajaran dengan Strategi

Pembelajaran Inkuiri. Sementara itu, pada kelas kontrol, siswa mengikuti proses

pembelajaran dengan Strategi Pembelajaran Ekspositori.

Tabel 2. Rancangan Analisis Data Model Faktorial 2 x 2

Strategi Pembelajaran (A)

Ekspositori (SPE)

(Aı)

Inkuiri (SPI)

(A2)

Motivasi

Belajar

(B)

Rendah

(Bı)

Aı Bı

(Kelompok 1)

A2 Bı

(Kelompok 3)

Tinggi

(B2)

Aı B2

(Kelompok 2)

A2 B2

(Kelompok 4)

B2

Aı A2

(Suwarto,2007:66)

Page 90: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

Keterangan :

Aı : Kelompok siswa yang belajar dengan Strategi Pembelajaran Ekspositori

(SPE)

A2 : Kelompok siswa yang belajar dengan Strategi Pembelajaran Inkuiri (SPI)

AıBı : Kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar rendah yang belajar

dengan strstegi pembelajaran Ekspositori

A2Bı : Kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar rendah yang belajar

dengan strategi pembelajaran Inkuiri

AıB2 : Kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi yang belajar

dengan pembelajaran Ekspositori

A2B2 : Kelompok siswa yang memiliki motivasi belajari tinggi yang belajar

dengan pembelajaran Inkuiri

Sesuai dengan rancangan di atas, jumlah variabel bebas dikategorikan

menjadi dua, yaitu (1) strategi pembelajaran yang terdiri dari dua taraf (a)

Strategi Pembelajaran Ekspositori (SPE) dan (b) Strategi Pembelajaran Inkuiri

(SPI), dan (2) motivasi belajar, yang terdiri dua taraf, yakni (a) motivasi belajar

tinggi (MBT), dan (b) motivasi belajar rendah (MBR).

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Pengertian populasi menurut Arikunto (2010: 173) adalah keseluruhan

subjek penelitian. Populasi dapat berwujud sejumlah manusia, benda-benda

gejala-gejala, nilai tes dan peristiwa-peristiwa lain sebagai sumber data yang

Page 91: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian. Adapun populasi

penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP negeri di Kota Surakarta.

2. Sampel Penelitian

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

Pertama, ditentukan dua SMP negeri di Kota Surakarta yang akan

dijadikan kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan teknik purposive sampling.

Porposive sampling yaitu menentukan sampel dengan pertimbangan tertentu yang

dipandang dapat memberikan data secara maksimal (Arikunto, 2010: 33). Artinya

kedua SMP negeri yang ditentukan tersebut diambil berdasarkan pertimbangan-

pertimbangan tertentu sesuai dengan tujuan atau maksud penelitian. Pertimbangan

tersebut didasarkan pada sifat kehomogenan yang diasumsikan bahwa (a) kedua

SMP negeri tersebut sama berstatus negeri yang berada di Kota Surakarta, (b)

kedua SMP negeri tersebut menggunakan kurikulum yang sama yaitu KTSP, (c)

Siswa-siswi pada kedua SMP negeri tersebut karakteristiknya sama dilihat dari

aspek psikologis, kematangan berpikir, pertumbuhan fisik dan usia , (d) siswa-

siswi pada kedua SMP negeri tersebut memiliki rerata nilai yang hampir sama.

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut, sampel yang diambil adalah

SMP Negeri 11 Surakarta sebagai kelas eksperimen, dan SMP Negeri 13

Surakarta sebagai kelas kontrol.

Kedua, ditentukan secara acak satu kelas eksperimen dan satu kelas

kontrol dari dua SMP negeri yang terpilih. Dari pengambilan acak kelas

eksperimen dan kelas kontrol tersebut, terpilih kelas VII D SMP Negeri 11

Page 92: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

Surakarta sebagai kelas eksperimen dan kelas VII E SMP Negeri 13 Surakarta

sebagai kelas kontrol.

Ketiga, pendataan tinggi-rendah motivasi belajar didasarkan pada jawaban

responden terhadap angket motivasi belajar yang diberikan sebelum penelitian

dilaksanakan. Kelompok siswa dikatakan memiliki motivasi belajar tinggi jika

skor total angket yang diperoleh di atas rata-rata, sebaliknya jika skor total yang

diperoleh siswa di bawah rata-rata, dikelompokkan motivasi belajar rendah.

Perlakuan (treatment) pada pelaksanaan penelitian, dibedakan antara kelas

eksperimen dengan kelas kontrol. Perbedaan tersebut dapat dijelaskan sebagai

berikut.

a. Perlakuan (treatment ) pada Kelas Eksperimen

Subjek penelitian pada kelas eksperimen diberikan perlakuan pembelajaran

(treatment ) tentang apresiasi puisi melalui Kompetensi Dasar ( KD ) 13.2 yaitu

“Merefleksi isi puisi yang dibacakan”, sebanyak 9 pertemuan. Materi

pembelajaran yang diberikan berdasarkan tahap Strategi pembelajaran inkuiri.

b. Perlakuan (treatment ) pada Kelas Kontrol

Subjek penelitian kelas kontrol juga diberikan perlakuan pembelajaran (

treatment ) sebanyak 9 kali, tetapai materi pembelajaran diberikan sesuai dengan

tahap Strategi Pembelajaran Ekspositori. Materi yang diberikan di kelas kontrol

sama dengan materi yang diajarkan pada kelas eksperimen, yaitu apresiasi puisi

melalui KD 13.2 “Merefleksi isi puisi yang dibacakan “.

Prosedur perlakuan penelitian dilakukan melalui tiga tahap yaitu a) tahap

persiapan, b) tahap pelaksanaan, dan c) tahap akhir pelaksanaan perlakuan.

Page 93: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

1) Tahap Persiapan

Pada tahap ini dilakukan kegiatan penyusunan bahan perlakuan ( RPP )

terdiri atas dua kelompok, yaitu bahan perlakuan (RPP) untuk Strategi

Pembelajaran Inkuiri dan bahan perlakuan (RPP) untuk Strategi Pembelajaran

Ekspositori. Bahan-bahan tersebut disesuaikan dengan silabus Mata Pelajaran

Bahasa Indonesia dalam KTSP. Selanjutnya, RPP tersebut disajikan selama 9

pertemuan. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) kelas eksperimen dapat

dilihat pada lampiran 1 halaman 127, sedangkan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) kelas kontrol dapat dilihat pada lampiran 2 halaman 182.

2) Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan perlakuan pembelajaran (treatment) berlangsung secara

bersama-sama masing-masing selama 9 kali pertemuan. Tiap pertemuan, baik

untuk kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol dilakukan pada hari dan

waktu sesuai dengan jadwal pelajaran siswa. Sebelum disampaikan materi

pembelajaran kepada para siswa diberikan pre tes untuk mengetahui kemampuan

awal mengapresiasi puisi.

Kelompok siswa yang diajar dengan Strategi Pembelajaran Inkuiri pada tiap

pertemuan dilakukan treatment dengan tahap/langkah-langkah sesuai dengan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) kelompok inkuiri. Sementara itu, siswa

yang diajar dengan Strategi Pembelajaran Ekspositori juga dilakukan treatment

dengan langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) kelompok ekspositori.

Page 94: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

3) Tahap Akhir Pelaksanaan Perlakuan

Setelah 9 kali pertemuan dilaksanakan, diadakan post tes untuk semua

responden. Hal ini untuk melihat kemampuan mengapresiasi puisi berdasarkan

penyerapan materi yang telah dipelajarinya selama diberikan treatment.

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Variabel Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua variabel bebas dan satu variabel terikat. Dua

variabel bebas tersebut, yaitu variabel strategi pembelajaran dan motivasi belajar.

Adapun variabel terikatnya adalah kemampuan mengapresiasi puisi. Variabel

strategi pembelajaran dibagi menjadi dua kategori, yaitu Strategi Pembelajaran

Inkuiri (SPI) dan Strategi Pembelajaran Ekspositori (SPE). Variabel motivasi

belajar dibedakan menjadi dua kategori, yaitu motivasi belajar tinggi dan motivasi

belajar rendah. Secara operasional variabel-variabel penelitian tersebut diuraikan

sebagai berikut.

2. Definisi Operasional

a. Kemampuan Mengapresiasi Puisi

Kemampuan mengapresiasi puisi adalah kemampuan siswa dalam

memahami, menghayati, menilai, mengomentari, menghargai karya sastra

sehingga muncul daya apresiasi siswa terhadap puisi yang dibacanya. Unsur-

unsur tersebut dapat diukur dengan tes kompetensi bersastra yang meliputi tes

tingkat informasi, tingkat konsep, tingkat perspektif, dan tingkat apresiasi

(Nurgiyantoro, 2010:459)

Page 95: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

b. Strategi Pembelajaran

Sanjaya, (2011:196) mengemukakan bahwa Strategi Pembelajaran Inkuiri

(SPI) adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses

berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban

dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya

dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa. Strategi pembelajaran ini

sering juga dinamakan strategi heuristic, yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu

heuriskein yang berarti saya menemukan.

Sedangkan Strategi Pembelajaran Ekspositori adalah strategi pembelajaran

yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang

guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai

materi pelajaran secara optimal. Dalam strategi ini materi pelajaran disampaikan

langsung oleh guru. Siswa tidak dituntut untuk menemukan materi itu. Materi

pelajaran seakan-akan sudah jadi. Karena Strategi Ekspositori lebih menekankan

kepada proses bertutur, maka sering juga dinamakan strategi ”chalk and talk”.

Depdiknas (2008:3)

c. Motivasi Belajar

Motivasi belajar adalah skor yang diperoleh peserta didik setelah

merespon angket motivasi belajar. Skor ini merupakan seberapa tinggi/rendah

motivasi mereka dalam belajar (dalam hal ini adalah mengapresiasi puisi). Angket

motivasi belajar ini berbentuk daftar pernyataan yang harus direspon oleh

responden (peserta didik). Adapun aspek yang menjadi indikator penilaian

meliputi: (1) hasrat dan keinginan untuk berhasil; (2) dorongan dan kebutuhan

Page 96: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

dalam belajar; (3) harapan dan cita-cita masa depan; (4) pengharapan dalam

belajar; (5) kegiatan yang menarik dalam belajar ; dan (6) lingkungan belajar yang

kondusif (Uno,2011 : 23).

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes

dan nontes. Teknik tes ini digunakan untuk mengumpulkan data kemampuan

mengapresiasi puisi, yaitu responden diminta untuk menjawab pertanyaan yang

sudah disiapkan oleh peneliti. Sementara itu, teknik nontes digunakan untuk

mengumpulkan data motivasi belajar, yaitu dengan memberikan angket/kuesioner

yang harus ditanggapi oleh responden.

F. Instrumen Penelitian

Berdasarkan teknik pengumpulan data tersebut, maka instrumen penelitian

yang perlu disiapkan sebagai berikut :

1. Tes Kemampuan Mengapresiasi Puisi

Tes ini digunakan untuk menjaring data kemampuan mengapresiasi puisi.

Kemampuan ini mencakup menganalisis tingkat informasi, tingkat konsep, tingkat

perspektif, dan tingkat apresiasi (Nurgiyantoro, 2010 : 458) yang ada di dalam

puisi.

Instrumen penelitian untuk mengukur kemampuan mengapresiasi puisi

pada tingkat informasi dan tingkat konsep digunakan tes objektif bentuk pilihan

ganda, sedangkan untuk mengukur kemampuan mengapresiasi puisi tingkat

Page 97: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

perspektif dan apresiasi digunakan tes uraian dengan menjawab pertanyaan.

Kisi-kisi tes kemampuan mengapresiasi puisi dapat dilihat pada lampiran 3

halaman 232, sedangkan instrumen tes kemampuan mengapresiasi puisi dapat

dilihat pada lampiran 4 halaman 233. Lembar jawaban dapat dilihat pada lampiran

5 halaman 243, dan kunci jawaban dapat dilihat pada lampiran 6 halaman 244.

2. Angket Motivasi Belajar

Angket motivasi belajar merupakan daftar pernyataan yang harus diisi

atau ditanggapi oleh responden. Pengukuran angket ini menggunakan skala likert

(Nurgiyantoro, 2010:92). Karena angket ini menggunakan model skala likert,

tanggapan atau respon siswa terhadap beberapa pernyataan yang ada dalam angket

tersebut disediakan lima macam, yaitu (1) SS = Sangat Setuju: (2) S = Setuju: (3)

KS = Kurang Setuju : (4) TS = Tidak Setuju: dan (5) STS = Sangat Tidak setuju.

Semua butir pernyataan mengarah pada pernyataan positif dan pernyataan negatif.

Butir pernyataan yang positif, bila responden menjawab SS diberi skor lima,

menjawab S diberi skor empat, menjawab KS diberi skor tiga, menjawab TS

diberi skor dua, dan menjawab STS diberi skor satu. Sedangkan butir pernyataan

negatif, bila responden menjawab SS diberi skor satu, menjawab S diberi skor

dua, menjawab KS diberi skor tiga, menjawab TS diberi skor empat, dan

menjawab STS diberi skor lima. Kisi-kisi angket motivasi belajar dapat dilihat

pada lampiran 11 halaman 257, sedangkan instrumen angket motivasi belajar

dapat dilihat pada lampiran 12 halaman 258.

G. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian

Sebelum digunakan untuk mengambil data, instrumen penelitian yang

Page 98: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

berupa pertanyaan (tes kemampuan mengapresiasi puisi) serta angket motivasi

belajar perlu diujicobakan untuk mengetahui tingat validitas butir soal dan

reliabilitasnya. Uji coba dilaksanakan pada siswa di luar anggota sampel yang

diteliti , yaitu di SMP Negeri 16 Surakarta sebanyak 32 siswa. Berikut diuraikan

hasil validitas dan reliabilitas yang digunakan untuk tes dan angket.

1. Hasil Analisis Validitas Instrumen

Uji validitas kemampuan mengapresiasi puisi dilakukan dengan uji

validitas item dan validitas konstruk. Validitas item digunakan untuk menguji

butir tes pada tingkat informasi dan tingkat konsep (tes objektif bentuk pilihan

ganda) ,sedangkan tingkat perspektif dan tingkat apresiasi (tes uraian dengan

menjawab pertanyaan ), selain digunakan validitas konstruk, juga digunakan uji

validitas rating yaitu interrater dan antarrater .

Perhitungan validitas item pada tes objektif bentuk pilihan ganda

menggunakan korelasi point biserial dengan rumus :

q

p

SMM

rt

tp

pbis

(Arikunto, 2010:326)

Keterangan :

rpbis : koefisien korelasi point biserial

: mean skor dari subjek-subjek yang menjawab betul item yang

dicari korelasinya dengan tes

: mean skor total ( skor rata-rata dari seluruh pengikut tes)

St : standar deviasi skor total

p : proporsi subjek yang menjawab betul item tersebut

q : 1 - p

Page 99: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

Hasil analisis uji coba validitas butir tes kemampuan mengapresiasi puisi

tingkat informasi dan konsep dihitung dengan rumus korelasi point biserial

sebagaimana disebutkan di atas, dari 30 butir pertanyaan yang diujicobakan ada

27 butir yang dinyatakan valid, sedangkan yang dinyatakan tidak valid ada 3 butir.

Butir soal yang tidak valid harus didrop. Butir soal tersebut adalah nomor 6,9,dan

29 karena koefisien korelasi point biserialnya ( rpbis ) untuk ketiga butir soal

tersebut hasilnya lebih kecil dari r-kritis yaitu 0,349 (pada N=32) lihat

lampiran15 halaman 266.

Sementara itu hasil uji validitas tes mengapresiasi puisi pada tingkat

perspektif dan tingkat apresiatif digunakan uji validitas kontruk. Validitas

konstruk ini dilakukan dengan cara mendasarkan pada teori-teori atau konsep

yang digunakan (hal ini tercermin pada indikator-indikator kemampuan

mengapresiasi puisi) dan didiskusikan dengan pakar, yang dalam hal ini adalah

dosen pembimbing.

Tes kemampuan mengapresiasi puisi pada tingkat perspektif dan tingkat

apresiasi menggunakan bentuk tes uraian dengan menjawab pertanyaan. Selain

validitas konstruk, tes tersebut juga menggunakan validitas rating dengan

menggunakan korelasi product moment. Mula-mula dilakukan penghitungan pada

masing-masing rater. Setelah itu diadakan penghitungan antarrater. Rumus

korelasi product moment yang digunakan sebagai berikut :

)()( 2222 YYNXXN

YXXYNrxy

rxy= koefisien korelasi dari skor butir pertanyaan dan skor total yang dicari

Page 100: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

X = X -

Y = Y -

X = skor rata-rata dari X

Y = skor rata-rata dari Y (Arikunto, 2010:213)

Hasil penghitungan dengan korelasi product moment pada masing-masing

rater, adalah sebagai berikut : dari rater I diperoleh hasil bahwa dari 10 item

soal, ada satu butir soal yang tidak valid, yaitu soal nomor 10 ( rxy = 0,317, atau

lebih kecil dari dari r tabel, yaitu 0, 349 dengan N=32). Lihat lampiran15 halaman

268. Dari rater II diperoleh hasil bahwa dari 10 item soal, ada satu butir soal

yang tidak valid, yaitu soal nomor 7 ( rxy = 0,169, atau lebih kecil dari dari r tabel,

yaitu 0, 349 dengan N=32 ). Lihat lampiran15 halaman 269. Dari rater III

diperoleh hasil bahwa dari 10 item soal, ada satu butir soal yang tidak valid, yaitu

soal nomor 2 ( rxy = 0,216, atau lebih kecil dari dari r tabel, yaitu 0, 349 dengan

N=32 ). Lihat lampiran15 halaman270. Namun, setelah dilakukan penghitungan

antarrater, dari ketiga rater diperoleh hasil bahwa kesepuluh soal tersebut

dinyatakan valid karena diperoleh hasil bahwa rxy di atas r kritis ( 0,349 dengan N

= 32 ), yaitu : rater I rxy = 0,986, rater II rxy = 0,991, dan rater III rxy = 0,990.

Lihat lampiran 15 halaman 271.

Penghitungan tingkat validitas butir pernyataan angket motivasi belajar

menggunakan rumus korelasi product moment yaitu dengan mengkorelasikan skor

item dengan skor total. Adapun rumus korelasi yang digunakan sebagai berikut.

)()( 2222 YYNXXN

YXXYNrxy

Page 101: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

rxy= koefisien korelasi dari skor butir pertanyaan dan skor total yang dicari

X = X -

Y = Y -

X = skor rata-rata dari X

Y = skor rata-rata dari Y (Arikunto, 2010:213).

Hasil uji validitas butir pernyataan angket motivasi belajar yang dihitung

dengan rumus korelasi product moment diperoleh kesimpulan dari 40 butir

pernyataan yang diujicobakan ada 3 butir yang dinyatakan tidak valid dan harus

didrop. Butir pernyataan yang tidak valid adalah nomor 5, 14, dan 16. Ketiga

nomor butir pernyataan tersebut didrop karena hasil koefisien korelasi product

moment ( rxy) untuk ketiga butir pernyataan tersebut lebih kecil dari r-kritis ,yaitu

0,349 (pada N=32) taraf nyata α = 0,05 atau rxy < rt. Dengan demikian angket

motivasi belajar yang valid ada 37 butir dan dapat digunakan untuk mengambil

data penelitian .Data dapat dilihat pada lampiran 16 halaman 272.

2. Hasil Analisis Reliabilitas Instrumen

Analisis reliabilitas butir pertanyaan apresiasi puisi tingkat informasi dan

konsep digunakan rumus K - R 20

21nn

s

pq1r

r = koefisien reliabilitas tes

n =jumlah butir soal

p = proporsi jumlah jawaban

q = proporsi jawaban salah (q = 1-p)

Page 102: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

s = simpangan baku, s2; varian (Nurgiyantoro, 2010 : 170).

Berdasarkan perhitungan dengan rumus K – R 20 untuk uji reliabilitas tes

tingkat informasi dan konsep diperoleh nilai reliabilitas tes sebesar 0,859 ( lihat

lampiran15 halaman 266). Hal ini berarti instrumen tes kemampuan

mengapresiasi puisi tersebut dinyatakan reliabel. Hal itu sejalan dengan pendapat

Tuckman (dalam Nurgiyantoro, 2010 : 170) yang menyatakan bahwa tes buatan

guru dikatakan terpercaya jika paling tidak mempunyai koefisien sebesar 0,60,

sedangkan tes yang dipublikasikan (tes standar) minimal 0,85.

Tes kemampuan mengapresiasi puisi pada tingkat perspektif dan apresiatif

menggunakan teknik uji koefisien α cronbach. Rumus yang digunakan adalah

sebagai berikut :

r =

2

2

11 t

t

s

s

k

k

k = jumalah butir soal

2

ts = jumlah varian butir-butir

St2 = varian total (untuk seluruh butir tes) (Nurgiyantoro, 2010:171).

Dari penghitungan tersebut diperoleh hasil r11 = 0,686.(Lihat lampiran 15

halaman 268). Dari hasil penghitungan tersebut berarti istrumen tes kemampuan

mengapresiasi puisi pada tingkat perspektif dan apresiasi dinyatakan reliabel. Hal

itu sejalan dengan pendapat Tuckman (dalam Nurgiyantoro, 2010 : 170).

yang menyatakan bahwa tes buatan guru dikatakan terpercaya jika paling tidak

mempunyai koefisien sebesar 0,60, sedangkan tes yang dipublikasikan (tes

standar minimal 0,85.

Page 103: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

Untuk menguji tingkat reliabilitas butir pernyataan angket motivasi

belajar digunakan rumus koefisien α cronbach .

r =

2

2

11 t

t

s

s

k

k

k = jumalah butir soal

2

ts = jumlah varian butir-butir

St2 = varian total (untuk seluruh butir tes) (Nurgiyantoro, 2010:171).

Hasil uji reliabilitas angket motivasi belajar yang dihitung dengan rumus

tersebut adalah 0,919. (Lihat lampiran 16 halaman 272). Berarti instrumen angket

motivasi belajar tersebut dinyatakan reliabel. Hal itu sejalan dengan pendapat

Tuckman (dalam Nurgiyantoro, 2010 : 170) yang menyatakan bahwa tes buatan

guru dikatakan terpercaya jika paling tidak mempunyai koefisien sebesar 0, 60,

sedangkan tes yang dipublikasikan (tes standar) minimal 0,85.

H. Uji Persyaratan Analisis

Sebelum data penelitian itu dianalisis secara statistik, perlu dilakukan uji

persyaratan yang meliputi uji normalitas dan uji homogenitas populasi. Uji

normalitas dilakukan dengan menggunakan Uji Lilliefors/Kolmogorove Smirnove

untuk menguji data tersebut memiliki sebaran normal atau tidak.

Adapun uji homogenitas menggunakan Uji Bartlett / Levene , dengan taraf

ketepercayaan α = 0,05. Uji Barlett / Levene ini digunakan untuk menguji

kesamaan varians antara dua kelompok yang dibandingkan. Kedua uji persyaratan

di atas dilakukan pada masing – masing kolom dan baris. Hasilnya akan

dipaparkan pada BAB IV.

Page 104: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

I. Teknik Analisis Data

Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif

dan statistik inferensial. Data yang diperoleh dideskripsikan menurut masing-

masing variabel. Teknik yang dipergunakan untuk menganalisis data penelitian ini

adalah teknik Analisis Varian Dua Jalan (ANAVA Dua Jalan) pada taraf

signifikansi α = 0,05 dan α = 0,01. Bila hasil analisis menunjukkan adanya

interaksi, maka analisis dilanjutkan dengan post- hock test (LSD).

J. Hipotesis Statistik

Untuk menguji hipotesis nol (Hο), hipotesis statistik dirumuskan sebagai berikut.

1. Hipotesis Pertama

Hο : µᴀı ≤ µᴀ2

Hı : µᴀı >µᴀ2

2. Hipotesis Kedua

Hο : µвı ≤ µв2

Hı : µвı >µв2

3. Hipotesis Ketiga

Hο : A x B = 0

Hı : A x B > 0

Keterangan :

A : Strategi Pembelajaran

B : Motivasi Belajar

µᴀı : Rerata skor kemampuan mengapresiasi puisi untuk kelompok siswa

yang diajar dengan Strstegi Pembelajaran Ekspositori

Page 105: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

µᴀ2 : Rerata skor kemampuan mengapresiasi puisi untuk kelompok siswa yang

diajar dengan Strategi Pembelajaran Inkuiri

µвı : Rerata skor kemampuan mengapresiasi puisi untuk kelompok siswa

yang memiliki motivasi belajar tinggi

µв2 : Rerata skor kemampuan mengapresiasi puisi untuk kelompok siswa

yang memiliki motivasi belajar rendah

A x B : Interaksi antara strategi pembelajaran dan motivasi belajar

Page 106: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada Bab IV ini disajikan deskripsi data dalam bentuk uraian, tabel, dan

diagram sebagai hasil penelitian. Oleh sebab itu, akan disajikan tentang (A)

deskripsi data, (B) hasil uji persyaratan, (C) hasil pengujian hipotesis, (D)

pembahasan hasil penelitian, dan (E) keterbatasan penelitian.

A. Deskripsi data Penelitian

Deskripsi data penelitian ini meliputi : (1) deskripsi kemampuan awal

mengapresiasi puisi (pre tes), (2) deskripsi kemampuan akhir mengapresiasi puisi

(pos tes). Deskripsi kemampuan awal mengapresiasi puisi meliputi : (a) deskripsi

hasil pre tes kemampuan mengapresiasi puisi kelompok ekspositori (kontrol), (b)

deskripsi hasil pre tes kemampuan mengapresiasi puisi kelompok inkuiri

(eksperimen), dan (c) uji kesetaraan kemampuan awal mengapresiasi puisi antara

kelompok ekspositori (kontrol) dengan kelompok inkuiri (eksperimen). Deskripsi

kemampuan akhir mengapresiasi puisi (pos tes ) meliputi : (a) Deskripsi hasil

kemampuan mengapresiasi puisi kelompok ekspositori, (b) Deskripsi hasil

kemampuan mengapresiasi puisi kelompok Inkuiri.

1. Deskripsi Kemampuan Awal Mengapresiasi Puisi ( pre tes)

a. Deskripsi Hasil Pre test Kemampuan Mengapresiasi Puisi pada

Kelompok Strategi Pembelajaran Ekspositori (Kontrol)

Berdasarkan data penelitian yang diperoleh, kemampuan awal mengapresiasi

87

Page 107: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

puisi (pre tes) kelompok ekspositori (kontrol) dengan jumlah responden (n) = 31

siswa diperoleh data bahwa skor tertinggi = 77,22 dan skor terendah = 52,41 mean

( X ) = 65,48; median (Me) = 65,74; standar deviasi (σ) = 6,5479; kuartil 1 (Q1) =

71,85 yang artinya 75% dari responden memiliki skor >71,85 dan kuartil 3 (Q3) =

60,93 yang artinya 25% dari responden memiliki skor >60,93. Lihat lampiran 22

halaman 292 .

Selanjutnya, ditampilkan tabel distribusi frekuensi dan grafik

histogramnya sebagai berikut :

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Kemampuan Awal

Mengapresiasi (Pre-test ) Puisi pada Kelompok Ekspositori

Kelas Interval f F %

50 - 54 1 1 3.2%

55 - 59 4 5 12.9%

60 - 64 10 15 32.3%

65 - 69 11 26 35.5%

70 - 74 3 29 9.7%

75 - 79 2 31 6.5%

31 100%

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi kemampuan awal mengapresiasi

puisi di atas, dapat disajikan grafik histogramnya sebagai berikut:

Page 108: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

Gambar 1. Histogram Frekuensi Kemampuan Awal (Pre-test)

Mengapresiasi Puisi Kelompok Ekspositori

b. Deskripsi Hasil Pre test Kemampuan Mengapresiasi Puisi pada

Kelompok Strategi Pembelajaran Inkuiri ( Eksperimen )

Berdasarkan data penelitian yang diperoleh kemampuan awal (pre tes)

mengapresiasi puisi kelompok inkuiri (eksperimen) dengan jumlah responden

sebanyak (n) = 31 siswa menunjukkan bahwa skor tertinggi = 75,74 dan skor

terendah = 56,48 mean ( X ) = 65,0419; median (Me) = 63,52; standar deviasi (σ)

= 5,3087; kuartil 1 (Q1) = 68,89 yang artinya 75% dari responden memiliki skor

>68,89 dan kuartil 3 (Q3) = 61,30 yang artinya 25% dari responden memiliki skor

>61,30. Lihat lampiran 23 halaman 292.

Selanjutnya, ditampilkan tabel distribusi frekuensi dan grafik

histogramnya sebagai berikut :

52 57 62 67 72 77

Nilai

F R

E

K

U

E

N

S

I

Page 109: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Kemampuan Awal (Pre-test)

Mengapresiasi Puisi pada Kelompok Inkuiri

Kelas Interval F F %

55 - 58 1 1 3.2%

59 - 62 3 4 9.7%

63 - 66 11 15 35.5%

67 - 70 10 25 32.3%

71 - 74 4 29 12.9%

75 - 79 2 31 6.5%

31 100%

Gambar 2. Histogram Frekuensi Kemampuan Awal (Pre-test)

Mengapresiasi Puisi Kelompok Inkuiri

57 61 65 69 73 77

Nilai

F

R

E

K

U

E

N

S

I

Page 110: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

c. Uji Kesetaraan Kemampuan Awal Mengapresiasi Puisi antara

Kelompok Ekspositori (Kontrol) dengan Kelompok Inkuiri (eksperimen)

Berdasarkan uji statistik dengan menggunakan uji t test diperoleh nilai

t hitung sebesar 0,269 yang lebih kecil dari nilai cut off sebesar t table = 1,671

sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa kelas VII SMP Negeri 13 Surakarta

(ekspositori) memiliki kemampuan awal mengapresiasi puisi yang setara

dengan siswa kelas VII SMP Negeri 11 Surakarta (inkuiri). Hal ini

menunjukkan bahwa persyaratan untuk analisis anava dua jalan terpenuhi.

Lihat lampiran 24 halaman 293.

2. Deskripsi Data Penelitian Kemampuan Mengapresiasi Puisi (Pos tes )

a. Deskripsi Hasil Kemampuan Mengapresiasi Puisi Kelompok Ekspositori

Berdasarkan data penelitian yang diperoleh kemampuan mengapresiasi puisi

(pos tes) kelompok ekspositori (kontrol ) dengan jumlah responden (n) = 31

siswa, menunjukkan bahwa skor tertinggi = 82,78 dan skor terendah = 45,93

mean ( X ) = 69,97; median (Me) = 71,67; standar deviasi (σ) = 9,8365; kuartil 1

(Q1) = 77,22 yang artinya 75% dari responden memiliki skor >77,22 dan kuartil 3

(Q3) = 62,78 yang artinya 25% dari responden memiliki skor >62,78. Data

selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 25 halaman 294.

Selanjutnya ditampilkan tabel distribusi frekuensi dan grafik histogramnya

sebagai berikut :

Page 111: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Kemampuan Mengapresiasi Puisi pada

Kelompok Ekspositori (kontrol)

Kelas Interval F F %

45 - 51 1 1 3.2%

52 - 58 5 5 16.1%

59 - 65 9 10 29.0%

66 - 72 10 16 32.3%

73 - 79 4 24 12.9%

80 - 86 2 31 6.5%

31 100%

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi kemampuan awal mengapresiasi

puisi di atas, dapat disajikan grafik histogramnya sebagai berikut:

Gambar 3. Histogram Frekuensi Kemampuan Mengapresiasi Puisi

pada Kelompok Ekspositori (kontrol)

48 55 62 69 76 83

Nilai

F

R

E

K

U

E

N

S

I

Page 112: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

b. Deskripsi Hasil Kemampuan Mengapresiasi Puisi Kelompok Inkuiri

Berdasarkan data penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa

kemampuan mengapresiasi puisi pada kelopok inkuiri (ekperimen), dengan

jumlah responden (n) = 31 siswa, diperoleh skor tertinggi = 92,59 dan skor

terendah = 67,78 mean ( X ) = 79,62; median (Me) = 80,37; standar deviasi (σ) =

5,6832; kuartil 1 (Q1) = 82,59 yang artinya 75% dari responden memiliki skor

>82,59 dan kuartil 3 (Q3) = 75,19 yang artinya 25% dari responden memiliki skor

>75,19. Lihat lampiran 25 halaman 294.

Selanjutnya ditampilkan tabel distribusi frekuensi dan grafik histogramnya

sebagai berikut :

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Kemampuan Mengapresiasi Puisi

pada Kelompok Inkuiri

Kelas Interval F F %

65 - 69 1 1 3.2%

70 - 74 4 5 12.9%

75 - 79 9 14 29.0%

80 - 84 12 26 38.7%

85 - 89 3 29 9.7%

90 - 94 2 31 6.5%

31 100%

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi kemampuan awal mengapresiasi

puisi di atas, dapat disajikan grafik histogramnya sebagai berikut:

Page 113: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

Gambar 4. Histogram Frekuensi Kemampuan Mengapresiasi Puisi

pada Kelompok Inkuiri

B. Pengujian Persyaratan Analisis Data

Analisis statistik pada penelitian ini menggunakan Anava 2-Jalan (Two-

Way Anova) dilanjutkan dengan uji lanjut (post-hoc test) dengan LSD. Prasyarat

yang harus dipenuhi sebelum melakukan uji anava 2-jalan adalah: (1) distribusi

data mengikuti kurve normal yang diuji dengan uji normalitas sebaran; dan (2)

variansi (SD²) antarkelompok homogen yang diuji dengan uji homogentias

variansi.

1. Uji Normalitas Sebaran

Pengujian normalitas sebaran data dipergunakan uji Liliefors dengan

Kolmogorov-Smirnove Tests of Normality. Uji normalitas sebaran dilakukan

dengan menggunakan software komputer SPSS versi 17. Dari hasil perhitungan

67 72 77 82 87 92

Nilai

F

R

E

K

U

E

N

S

I

Page 114: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

uji normalitas sebaran data kemampuan mengapresiasi puisi pada kelompok

strategi pembelajaran ekspositori diperoleh nilai KS sebesar 0,139 dengan sig (p-

value) 0,134; karena p>0,05 disimpulkan tidak ada perbedaan yang signifikan

antara frekuensi harapan (normal) dengan frekuensi observasi (hasil), yang berarti

bahwa data kemampuan mengapresiasi puisi pada kelompok strategi pembelajaran

ekspositori berdistribusi normal, demikian juga pada kelompok strategi

pembelajaran inkuiri juga berdistribusi normal karena nilai KS sebesar 0,088

dengan sig (p-value) sebesar 0,200 yang lebih besar dari nilai cut off α = 0,05.

Lihat lampiran 26 halaman 295.

Hasil perhitungan uji normalitas sebaran data kemampuan mengapresiasi

puisi pada kelompok motivasi rendah diperoleh nilai KS sebesar 0,104 dengan

sig (p-value) 0,069; karena p>0,05 disimpulkan tidak ada perbedaan yang

signifikan antara frekuensi harapan (normal) dengan frekuensi observasi (hasil),

yang berarti bahwa data kemampuan mengapresiasi puisi berdistribusi normal

pada kelompok siswa yang bermotivasi rendah, demikian juga pada kelompok

siswa dengan motivasi tinggi juga berdistribusi normal karena nilai KS sebesar

0,095 dengan sig (p-value) sebesar 0,200 yang lebih besar dari nilai cut off α =

0,05 . Lihat lampiran 27 halaman 296.

Hasil perhitungan uji normalitas sebaran secara ringkas dapat dilihat

dalam tabel berikut ini, sedangkan hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran

28 halaman 297.

Page 115: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

Tabel 7. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Sebaran

Distribusi Data Variabel

Lilliefors

Kesimpul

an K-S df

Sig.

(p-Value)

Kemampuan Mengapresiasi Puisi pada

kelompok strategi Pembelajaran

Ekspositori

0.139 31 0.134 Normal

Kemampuan Mengapresiasi Puisi pada

kelompok strategi Pembelajaran Inkuiri 0.088 31 0.200 Normal

Kemampuan Mengapresiasi Puisi pada

kelompok siswa dengan Motivasibelajar

Rendah

0.104 29 0.069 Normal

Kemampuan Mengapresiasi Puisi pada

kelompok siswa dengan Motivasi belajar

Tinggi

0.095 33 0.200 Normal

2. Uji Homogenitas Varians

Uji homogenitas varians dimaksudkan untuk mengetahui apakah sampel

yang diambil dari populasi berasal dari varians yang sama dan tidak menunjukkan

perbedaan yang signifikan satu sama lain. Tes statistik yang digunakan adalah

Levene Statistic dan proses perhitungan diselesaikan dengan bantuan komputer

software komputer SPSS versi 17. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai Levene

Statistic Test seperti terlihat pada tabel berikut ini.

Page 116: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

Tabel 8. Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Varians Antarkelompok

No. Data yang Diuji df1 df2

Levene Statistic

Kesimpulan

F Sig

(p-Value)

1

Kemampuan

Mengapresiasi Puisi pada

Kelompok strategi

pembelajaran

1 60 0,772 0.383 Homogen

2

Kemampuan

Mengapresiasi Puisi pada

Kelompok motivasi belajar

siswa

1 60 0.431 0.514 Homogen

Berdasarkan tabel tersebut di atas, diketahui bahwa diperoleh semua Fhitung

tidak signifikan pada taraf signifikansi 5%; hal ini ditunjukkan dengan p-value

lebih dari taraf signifikansi α yang ditentukan yaitu 5%; atau p>0,050; yang

berarti tidak ada perbedaan yang signifikan. Dengan demikian variansi antar

kelompok homogen. Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 29 halaman

299 dan lampiran 30 halaman 300.

Dari kedua pengujian persyaratan, seperti telah dibahas di atas, semua

persyaratan analisis, yaitu: data berdistribusi normal dan variansi antar kelompok

homogen, telah terpenuhi, maka dapat dilanjutkan dengan analisis anava 2 jalan.

C. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah: (1) kemampuan

mengapresiasi puisi siswa yang belajar dengan strategi pembelajaran inkuiri lebih

Page 117: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

baik/tinggi daripada siswa yang belajar dengan strategi pembelajaran ekspositori;

(2) kemampuan mengapresiasi puisi siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi

lebih baik/tinggi daripada siswa yang memiliki motivasi belajar rendah; dan (3)

terdapat interaksi antara pembelajaran inkuiri dan motivasi belajar terhadap

kemampuan mengapresiasi puisi.

Hipotesis tersebut adalah hipotesis asli atau hipotesis alternatif; untuk

keperluan pengujian hipotesis, maka hipotesis tersebut diubah menjadi hipotesis

nol (Ho), menjadi: (1) kemampuan mengapresiasi puisi siswa yang belajar dengan

strategi pembelajaran ekspositori tidak berbeda dengan siswa yang belajar dengan

strategi pembelajaran inkuiri; (2) kemampuan mengapresiasi puisi siswa yang

memiliki motivasi belajar tinggi tidak lebih baik daripada siswa yang memiliki

motivasi belajar rendah; dan (3) tidak terdapat interaksi antara pembelajaran

inkuiri dan motivasi belajar terhadap kemampuan mengapresiasi puisi.

Sebelum pengujian hipotesis, agar mendapatkan hasil secara menyeluruh,

berikut disajikan hasil analisis variansi dua jalan pada data kemampuan

mengapresiasi puisi pada kelompok strategi pembelajaran ekspositori dan inkuiri

dengan motivasi belajar siswa rendah dan tinggi.

1. Analisis Data

Analisis Perbedaan Kemampuan Akhir Mengapresiasi Puisi (Post-test)

Ditinjau dari Strategi Pembelajaran dan Motivasi Belajar

Hasil rata-rata skor kemampuan mengapresiasi puisi pada masing-masing

kelompok disajikan pada tabel berikut ini. Data lengkap dapat dilihat pada

lampiran 31 halaman 301.

Page 118: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

Tabel 9. Rata-rata Skor Kemampuan Mengapresiasi Puisi

No. Strategi

Pembelajaran

Motivasi Rata-rata Standar

Deviasi

N

Belajar

1 Ekspositori Rendah 54.48 5.07 5

Tinggi 72.95 7.40 26

Total 69.97 9.84 31

2 Inkuiri Rendah 78.13 4.71 24

Tinggi 84.73 6.09 7

Total 79.62 5.68 31

3 Total Rendah 74.05 10.23 29

Tinggi 75.45 8.58 33

Total 74.80 9.34 62

Hasil analisis selanjutnya adalah tabel analisis variansi dua jalan, secara

ringkas disajikan berikut ini. Data selengkapnya pada lampiran 31 halaman 301.

Tabel 10. Rangkuman Analisis Variansi 2 Jalan

Kemampuan Mengapresiasi Puisi

Sumber Sum of

Squares

df Mean

Squares

F Sig.

(p)

Main

Effects

Antar A 2969.015 1 2969.02 78.10 0.0000

Antar B 1485.95 1 1485.95 39.09 0.0000

2-Way

Interactions

Inter AB

332.981 1 332.98 8.76 0.0040

Model 349975.06 4 87493.76 2301.37 0.0000

Residual 2205.053 58 38.02

Total 352180.11 62

Page 119: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

Keterangan:

Antar A = Perbedaan Antar Strategi Pembelajaran

Antar B = Perbedaan Antar Motivasi Belajar

Inter AB = Interaksi Strategi Pembelajaran dengan Motivasi Belajar

Berdasarkan tabel analisisi variansi dua jalan tersebut di atas, dapat

dideskripsikan sebagai berikut:

1) Terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan mengapresiasi puisi ditinjau

dari strategi pembelajaran ekspositori dengan inkuiri, yang ditunjukkan

dengan Fhitung antar A sebesar 78,095 dengan p-value 0,000; terbukti p<0,05.

Dilihat dari rata-rata skor, pada strategi pembelajaran ekspositori diperoleh

rata-rata sebesar 69,97; sedangkan pembelajaran inkuiri sebesar 79,62. Hasil

ini membuktikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan

mengapresiasi puisi antara siswa yang diberi pembelajaran menggunakan

strategi pembelajaran ekspositori dengan siswa yang diberi pembelajaran

menggunakan strategi pembelajaran inkuiri; siswa yang diberi pembelajaran

menggunakan strategi pembelajaran Inkuiri lebih tinggi kemampuan

mengapresiasi puisinya dibandingkan dengan siswa yang diberi pembelajaran

menggunakan strategi pembelajaran ekspositori. Lihat lampiran 31 halaman

301.

2) Terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan mengapresiasi puisi ditinjau

dari motivasi belajar siswa, yang ditunjukkan dengan Fhitung antar B sebesar

39,085 dengan p-value 0,000; terbukti p<0,05. Dilihat dari rata-rata skor, pada

siswa dengan motivasi tinggi diperoleh rata-rata sebesar 75,449; sedangkan

siswa dengan motivasi rendah sebesar 74,05. Hasil ini membuktikan bahwa

Page 120: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan mengapresiasi puisi antara

siswa yang motivasi belajarnya tinggi dengan siswa yang motivasi belajarnya

rendah. Siswa dengan motivasi belajar tinggi, kemampuan mengapresiasi puisi

lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang motivasi belajarnya rendah.

Lihat lamipran 31 halaman 301.

3) Terdapat interaksi antara strategi pembelajaran (ekspositori, inkuiri) dan

motivasi belajar (rendah, tinggi) terhadap kemampuan mengapresiasi puisi,

yang ditunjukkan dengan Fhitung Inter AB sebesar 8,758 dengan p-value

0,004; terbukti p<0,05. Lihat lamipran 31 halaman 301. Interaksi tersebut

secara visual dapat digambarkan berikut ini.

Gambar 5. Interaksi Strategi Pembelajaran Ekspositori dan Inkuiri

dengan Motiavsi Belajar Siswa Rendah dan Tinggi terhadap

Kemampuan Mengapresiasi Puisi

a1b1 a1b2 a2b1 a2b2

Kategori Sel

N

I

L

A

I

Page 121: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

Keterangan :

a1b1 = strategi pembelajaran ekspositori dengan motivasi belajar rendah

a1b2 = strategi pembelajaran ekspositori dengan motivasi belajar tinggi

a2b1 = strategi pembelajaran inkuiri dengan motivasi belajar rendah

a2b2 = strategi pembelajaran inkuiri dengan motivasi belajar tinggi

2. Pengujian Hipotesis

Berdasarkan hasil analisis data, khususnya pada bagian ketiga, yaitu

analisis perbedaan peningkatan kemampuan mengapresiasi puisi ditinjau dari

strategi pembelajaran dan motivasi belajar, selanjutnya dilakukan pengujian

hipotesis sebagai berikut:

a. Pengujian Hipotesis Pertama

Rumusan hipotesis pertama yang akan diuji pada bagian ini adalah sebagai

berikut:

H0 : μ A1 = μ A2

“Kemampuan mengapresiasi puisi siswa yang belajar dengan strategi

pembelajaran ekspositori tidak berbeda dengan siswa yang belajar dengan

strategi pembelajaran inkuiri”

H1 : μ A1 ≠ μ A2

“Kemampuan mengapresiasi puisi siswa yang belajar dengan strategi

pembelajaran ekspositori berbeda dengan siswa yang belajar dengan

strategi pembelajaran inkuiri”

Page 122: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

Berdasarkan hasil analisis diperoleh hasil Fhitung Antar A (antarstrategi

pembelajaran ) sebesar = 78,095 dengan p-value 0,000. Ternyata p<0,05; maka

Fhitung tersebut signifikan; yang berarti bahwa Ho yang menyatakan “kemampuan

mengapresiasi puisi siswa yang belajar dengan strategi pembelajaran ekspositori

tidak berbeda dengan siswa yang belajar dengan strategi pembelajaran inkuiri”

ditolak; dan hipotesis alternatif (H1) yang menyatakan “kemampuan

mengapresiasi puisi siswa yang belajar dengan strategi pembelajaran ekspositori

berbeda dengan siswa yang belajar dengan strategi pembelajaran inkuiri”

diterima.

Berdasarkan rerata kemampuan mengapresiasi puisi yang diperoleh, pada

kelompok siswa yang diberi pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran

inkuiri lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang diberi pembelajaran dengan

menggunakan strategi pembelajaran ekspositori (79,62 > 69,97). Dengan

demikian penelitian ini membuktikan bahwa pembelajaran dengan menggunakan

strategi pembelajaran inkuiri lebih baik dibandingkan dengan strategi

pembelajaran ekspositori dalam meningkatkan kemampuan mengapresiasi puisi

pada siswa kelas VII SMP Negeri 11 Surakarta dan SMP Negeri 13 Surakarta.

b. Pengujian Hipotesis Kedua

Rumusan hipotesis kedua yang akan diuji pada bagian ini adalah sebagai

berikut:

H0 : μ B1 = μ B2

“Kemampuan mengapresiasi puisi siswa yang memiliki motivasi belajar

Page 123: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

tinggi tidak lebih baik daripada siswa yang memiliki motivasi belajar rendah”.

H1 : μ B1 ≠ μ B2

“Kemampuan mengapresiasi puisi siswa yang memiliki motivasi belajar

tinggi lebih baik daripada siswa yang memiliki motivasi belajar rendah”.

Berdasarkan hasil analisis diperoleh hasil Fhitung Antar B (motivasi belajar

rendah dan tinggi) sebesar= 39,085 dengan p-value 0,000. Ternyata p<0,05; maka

Fhitung tersebut signifikan yang berarti bahwa Ho yang menyatakan “kemampuan

mengapresiasi puisi siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi tidak lebih baik

daripada siswa yang memiliki motivasi belajar rendah” ditolak; dan hipotesis

alternatif (H1) yang menyatakan “kemampuan mengapresiasi puisi siswa yang

memiliki motivasi belajar tinggi lebih baik daripada siswa yang memiliki motivasi

belajar rendah” diterima.

Berdasarkan rerata kemampuan mengapresiasi puisi yang diperoleh, pada

kelompok siswa dengan motivasi belajar yang tinggi, lebih tinggi dibandingkan

dengan siswa dengan motivasi belajar yang rendah (75,4491 > 74,0548). Dengan

demikian penelitian ini membuktikan bahwa kemampuan mengapresiasi puisi

pada siswa kelas VII SMP Negeri 11 Surakarta dan SMP Negeri 13 Surakarta

yang bermotivasi belajar tinggi lebih baik/lebih tinggi daripada siswa yang

bermotivasi rendah.

c. Pengujian Hipotesis Ketiga

Rumusan hipotesis ketiga yang akan diuji pada bagian ini adalah sebagai

berikut:

H0 : A x B = 0

Page 124: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

“tidak terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan motivasi belajar

terhadap kemampuan mengapresiasi puisi”.

H1 : A x B ≠ 0

“terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan motivasi belajar

terhadap kemampuan mengapresiasi puisi”.

Berdasarkan hasil analisis diperoleh hasil Fhitung Inter AB sebesar= 8,758

dengan p= 0,004; ternyata p<0,05 yang berarti bahwa Fhitung tersebut signifikan.

Hal ini membuktikan bahwa Ho yang menyatakan “tidak terdapat interaksi antara

strategi pembelajaran dan motivasi belajar terhadap kemampuan mengapresiasi

puisi” ditolak; dan hipotesis alternatif (H1) yang menyatakan “terdapat interaksi

antara strategi pembelajaran dan motivasi belajar terhadap kemampuan

mengapresiasi puisi” diterima.

3. Uji Lanjut

Karena dari hipotesis ketiga terbukti terdapat interaksi antara strategi

pembelajaran dan motivai belajar terhadap kemampuan mengapreiasi puisi,untuk

mengetahui lebih lanjut kelompok mana yang lebih baik tingkat kemampuan

mengapresiasi puisinya, maka diadakan uji lanjut. Dalam penelitian ini uji lanjut

dilakukan dengan post-hoc test (LSD). Lihat lampiran 32 halaman 302.

Berdasarkan data , diperoleh rerata dengan urutan sebagai berikut: (1)

Inkuiri dengan motivasi belajar tinggi (A2B2= 84,74); (2) Inkuiri motivasi belajar

rendah (A2B1= 78,13); (3) Ekspositori dengan motivasi belajar tinggi (A1B2=

72,95); (4) Ekspositori dengan motivasi belajar rendah (A1B1= 54,48). Berikut

Page 125: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

disajikan analisis perbedaan pada masing-masing kelompok tersebut dengan LSD

(post-hoc test) . Lihat lampiran 32 halaman 302.

Tabel 11. Hasil Analisis Perbedaan dengan LSD

Perbedaan Antara Mean

Difference Sig. (p) Keterangan

A1B1 >< A1B2 18.469 0.000 Signifikan

A1B1 >< A2B1 23.653 0.000 Signifikan

A1B1 >< A2B2 30.254 0.000 Signifikan

A1B2 >< A2B1 5.184 0.004 Signifikan

A1B2 >< A2B2 11.785 0.000 Signifikan

A2B1 >< A2B2 6.601 0.016 Signifikan

Keterangan:

A1B1 = Strategi Pembelajaran Ekspositori – Motivasi Belajar Rendah

A1B2 = Strategi Pembelajaran Ekspositori – Motivasi Belajar Tinggi

A2B1 = Strategi Pembelajaran Inkuiri – Motivasi Belajar Rendah

A2B2 = Strategi Pembelajaran Inkuiri – Motivasi Belajar Tinggi

Berdasarkan hasil analisis seperti tersaji pada tabel di atas, dapat

dideskripsikan sebagai berikut:

a. Perbedaan Kemampuan Mengapresiasi Puisi antara Strategi

Pembelajaran Ekspositori Motivasi Rendah dengan Strategi

Pembelajaran Ekspositori Motivasi Tinggi (A1B1 >< A1B2)

Berdasarkan data diperoleh mean difference atau perbedaan rata-rata

sebesar 18,469 dengan p-value 0,004; karena p<0,05 maka dinyatakan bahwa

terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan mengapresiasi puisi pada siswa

kelas VII SMP Negeri di Surakarta antara siswa yang diberi strategi pembelajaran

Page 126: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

ekspositori dengan motivasi belajarnya rendah dengan siswa yang diberi strategi

pembelajaran ekspositori dengan motivasi belajarnya tinggi.

Siswa yang yang diberi pembelajaran ekspositori motivasi belajarnya

tinggi lebih tinggi kemampuannya dalam mengapresiasi puisi, dibandingkan

dengan siswa yang diberi pembelajaran ekspositori motivasi belajarnya rendah.

b. Perbedaan Kemampuan Mengapresiasi Puisi antara Strategi

Pembelajaran Ekspositori Motivasi Rendah dengan Strategi

Pembelajaran Inkuiri Motivasi Rendah (A1B1 >< A2B1)

Berdasarkan data diperoleh mean difference sebesar 23,653 dengan p-

value 0,000; karena p<0,05 maka dinyatakan bahwa terdapat perbedaan yang

signifikan kemampuan mengapresiasi puisi pada siswa kelas VII SMP Negeri di

Surakarta antara siswa yang diberi strategi pembelajaran ekspositori motivasi

belajarnya rendah dengan siswa yang diberi strategi pembelajaran inkuiri

motivasi belajarnya rendah.

Siswa yang yang diberi strategi pembelajaran inkuiri motivasi belajarnya

rendah lebih tinggi kemampuannya dalam mengapresiasi puisi, dibandingkan

dengan siswa yang diberi strategi pembelajaran ekspositori motivasi belajarnya

rendah.

c. Perbedaan Kemampuan Mengapresiasi Puisi antara Strategi

Pembelajaran Ekspositori Motivasi Rendah dengan Strategi

Pembelajaran Inkuiri Motivasi Tinggi (A1B1 >< A2B2)

Berdasarkan data diperoleh mean difference sebesar 30,254 dengan p-

value 0,000; karena p<0,05 maka dinyatakan bahwa terdapat perbedaan yang

Page 127: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

signifikan kemampuan mengapresiasi puisi pada siswa kelas VII SMP negeri di

Surakarta antara siswa yang diberi strategi pembelajaran ekspositori motivasi

belajarnya rendah dengan siswa yang diberi strategi pembelajaran inkuiri motivasi

belajarnya tinggi.

Siswa yang yang diberi strategi pembelajaran inkuiri motivasi belajarnya

tinggi lebih tinggi kemampuannya dalam mengapresiasi puisi, dibandingkan

dengan siswa yang diberi strategi pembelajaran ekspositori motivasi belajarnya

rendah.

d. Perbedaan Kemampuan Mengapresiasi Puisi antara Strategi

Pembelajaran Ekspositori Motivasi Tinggi dengan Strategi Pembelajaran

Inkuri Motivasi Rendah (A1B2 >< A2B1)

Berdasarkan data diperoleh mean difference sebesar 5,184 dengan p-value

0,004; karena p<0,05 maka dinyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan

kemampuan mengapresiasi puisi pada siswa kelas VII SMP Negeri di Surakarta

antara siswa yang diberi strategi pembelajaran ekspositori motivasi belajarnya

tinggi dengan siswa yang diberi strategi pembelajaran inkuiri motivasi belajarnya

rendah.

Siswa yang yang diberi strategi pembelajaran inkuiri dan memiliki

motivasi belajar rendah lebih tinggi kemampuannya dalam mengapresiasi puisi,

dibandingkan dengan siswa yang diberi strategi pembelajaran ekspositori dan

memiliki motivasi belajar tinggi.

Page 128: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

e. Perbedaan Kemampuan Mengapresiasi Puisi antara Strategi

Pembelajaran Ekspositori Motivasi Tinggi dengan Strategi Pembelajaran

Inkuri Motivasi Tinggi (A1B2 >< A2B2)

Berdasarkan data penelitian diperoleh mean difference sebesar 11,785

dengan p-value 0,000; karena p<0,05 maka dinyatakan bahwa terdapat perbedaan

yang signifikan kemampuan mengapresiasi puisi pada siswa kelas VII SMP

Negeri di Surakarta antara siswa yang diberi strategi pembelajaran ekspositori

motivasi belajarnya tinggi dengan siswa yang diberi strategi pembelajaran inkuiri

motivasi belajarnya tinggi.

Siswa yang yang diberi strategi pembelajaran inkuiri motivasi belajarnya

tinggi lebih tinggi kemampuannya dalam mengapresiasi puisi, dibandingkan

dengan siswa yang diberi strategi pembelajaran ekspositori motivasinya tinggi.

f. Perbedaan Kemampuan Mengapresiasi Puisi antara Strategi

Pembelajran Inkuiri Motivasi Rendah dengan Strategi Pembelajaran

Inkuiri Motivasi Tinggi (A2B1 >< A2B2)

Berdasarkan data diperoleh mean difference sebesar 6,601 dengan p-value

0,000; karena p<0,05 maka dinyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan

kemampuan mengapresiasi puisi pada siswa kelas VII SMP Negeri di Surakarta

antara siswa yang diberi strategi pembelajaran inkuiri motivasi belajarnya rendah

dengan siswa yang diberi strategi pembelajaran inkuiri motivasi belajarnya tinggi.

Siswa yang diberi strategi pembelajaran inkuiri motivasi belajar tinggi

lebih tinggi kemampuan mengapresiasi puisinya, dibandingkan dengan siswa

yang diberi strategi pembelajaran inkuiri motivasi belajarnya rendah.

Page 129: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

D. Pembahasan Hasil

Penelitian ini membuktikan bahwa semua hipotesis yang diajukan pada

penelitian ini diterima; yaitu: (1) kemampuan mengapresiasi puisi siswa kelas VII

SMP Negeri 11 Surakarta dan SMP Negeri 13 Surakarta yang belajar dengan

strategi pembelajaran inkuiri lebih tinggi daripada siswa yang belajar dengan

strategi pembelajaran ekspositori ; (2) kemampuan mengapresiasi puisi siswa

kelas VII SMP Negeri 11 Surakarta dan SMP Negeri 13 Surakarta yang memiliki

motivasi belajar tinggi lebih baik daripada siswa yang memiliki motivasi belajar

rendah dan (3) terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan motivasi belajar

terhadap kemampuan mengapresiasi puisi pada siswa kelas VII SMP Negeri 11

Surakarta dan SMP Negeri 13 Surakarta

1. Pada hipotesis pertama, terbukti bahwa terdapat perbedaan yang signifikan

kemampuan mengapresiasi puisi antara siswa yang diberi pembelajaran

menggunakan strategi pembelajaran ekspositori dengan siswa yang diberi

pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran inkuiri pada siswa kelas VII

SMP Negeri 11 Surakarta dan SMP Negeri 13 Surakarta.

Strategi Pembelajaran Inkuiri dapat diterapkan untuk seluruh siswa semua

usia, mulai dari prasekolah hingga perguruan tinggi. Hal ini sesuai dengan

pendapat Joyce (2000:173) yang mengatakan bahwa scientific inquiry models

have been developed for use with studens of all ages, from preschool through

college. (Metz, 1995) . The core purpose is to teach the essential process of

science and concurrently major concepts from the disclipines along with the

information from which these have been developed. “Model penyelidikan ilmiah

Page 130: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

telah dikembangkan untuk digunakan dengan siswa dari semua usia, dari

prasekolah sampai perguruan tinggi. (Metz, 1995), karena strategi pembelajaran

inkuiri menekankan kepada pengembangan intelektual anak pada empat faktor,

yaitu: maturation, physical experience, social experience, dan equilibration

(Sanjaya, 2011:198). Maturation atau kematangan adalah proses perubahan

fisiologis dan anatomis, yaitu proses pertumbuhan fisik, yang meliputi

pertumbuhan tubuh, pertumbuhan otak, dan pertumbuhan sistem saraf. Physical

experience adalah tindakan-tindakan fisik yang dilakukan individu terhadap

benda-benda yang ada di lingkungan sekitarnya. Social experience adalah

aktivitas dalam berhubungan dengan orang lain. Equilibration adalah proses

penyesuaian antara pengetahuan yang sudah ada dengan pengetahuan baru yang

ditemukannya (Sanjaya, 2011:198-199).

Jadi, melalui strategi pembelajaran inkuiri siswa dapat belajar dengan

mengonstruksikan pengetahuan dan pemahaman sendiri. Proses pembelajaran

inkuiri lebih ditekankan pada penemuan dan menggunakan beberapa prinsip

sebagai berikut : a)berorientasi pada pengembangan intelektual ; b)prinsip

interaksi ; c)prinsip bertanya ; d)prinsip belajar untuk berpikir; dan e)prinsip

keterbukaan (Sanjaya 2011:199-201).

Strategi Pembelajaran Ekspositori adalah srategi pembelajaran yang

menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru

kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi

pelajaran secara optimal. Killen (dalam Sanjaya, 2011:179) menamakan Strategi

Ekspositori ini dengan istilah Strategi Pembelajran Langsung (Direct Instruction)

Page 131: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

112

Dalam penggunaan Strategi Pembelajran Ekspositori terdapat beberapa

prinsip yang harus diperhatikan oleh setiap guru. Prinsip tersebut adalah: a)

Berorientasi pada tujuan ; b) Prinsip komunikasi ; c) Prinsip kesiapan; d) Prinsip

berkelanjutan (Sanjaya, 2011:181-183).

Berdasarkan uraian di atas, dapat dimaknai bahwa strategi pembelajaran

ekspositori berbeda dengan strategi pembelajaran inkuiri, sehingga siswa kelas

VII SMP Negeri di Surakarta yang diberi strategi pembelajaran inkuiri lebih

tinggi kemampuan mengapresiasi puisinya dibandingkan dengan siswa yang

diberi strategi pembelajaran ekspositori.

2. Pada hipotesis kedua, terbukti bahwa terdapat perbedaan yang signifikan

kemampuan mengapresiasi puisi antara siswa yang memiliki motivasi belajar

tinggi dengan siswa yang memiliki motivasi belajar yang rendah pada siswa kelas

VII SMP Negeri 11 Surakarta dan SMP Negeri 13 Surakarta.

Siswa dengan motivasi belajar yang tinggi, lebih tinggi kemampuan

mengapresiasi puisi dibandingkan dengan siswa dengan motivasi belajar yang

rendah. Siswa yang memiliki motivasi tinggi cenderung memiliki prestasi belajar

yang tinggi. Motivasi belajar menunjuk kepada faktor-faktor yang mempengaruhi

belajar. Faktor-faktor tersebut dapat berasal dari dalam dan atau dari luar diri

siswa. Motivasi merupakan suatu keadaan internal maupun eksternal yang dapat

menimbulkan, mengarahkan dan memperkuat perilaku, dengan demikian sudah

sewajarnya bila siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi cenderung lebih

memiliki semangat untuk belajar.

Kemampuan mengapresiasi puisi siswa dapat ditentukan oleh motivasi

Page 132: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

113

belajar yang dimilikinya. Siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi cenderung

lebih aktif terlibat pada proses pembelajaran sebaliknya siswa yang motivasinya

rendah cenderung pasif dalam proses pembelajaran. Tinggi rendahnya motivasi

dapat menentukan tinggi rendahnya usaha atau semangat peserta didik untuk

beraktivitas dalam belajar.

Dalam proses pembelajaran motivasi merupakan salah satu aspek dinamis

yang sangat penting. Sering terjadi siswa yang kurang berprestasi bukan

disebabkan oleh kemampuannya yang kurang, akan tetapi dikarenakan tidak

adanya motivasi belajar sehingga ia tidak berusaha untuk mengerahkan segala

kemampuannnya. Menurut Walker (dalam Rohani, 2004:10) ”Perubahan-

perubahan yang dipelajari biasanya memberikan hasil yang baik bilamana

orang/individu mempunyai motivasi untuk melakukannya; dan latihan kadang-

kadang menghasilkan perubahan-perubahan dalam motivasi yang mengakibatkan

perubahan-perubahan dalam prestasi.” Akan tetapi perubahan-perubahan yang

demikian bukan hasil belajar, perubahan itu adalah hasil pengalaman, yang

disebabkan motivasi. Kiranya dapat dipahami bahwa suatu aktivitas belajar sangat

lekat dengan motivasi.

Dari uraian di atas mempertegas kebenaran hipotesis yang mengatakan:

“kemampuan mengapresiasi puisi siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi

lebih baik daripada siswa yang memiliki motivasi belajar rendah”, dan sekaligus

mendukung hasil penelitian Chua (2009:53-64) yang menyimpulkan bahwa

lingkungan kelas yang baik akan meningkatkan motivasi siswa dalam belajar

bahasa. Siswa dapat termotivasi untuk belajar jika tugas-tugas dan kegiatan

Page 133: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

114

berorientasi dalam ruang kelas, dan merupakan pengembangan dari hasil

penelitian Lian Chua (2010: 44-55) yang menyimpulkan bahwa motivasi siswa

mempengaruhi siswa untuk mencapai keberhasilan/prestasi di sekolah. Tujuan

masa depan siswa merupakan dampak kritis pada motivasi siswa dalam mengejar

prestasi dan tujuan belajar.

3. Pada hipotesis ketiga, terbukti bahwa rerata yang paling tinggi diperoleh

sebesar= 84,7343 pada kelompok inkuiri dengan motivasi belajar tinggi (A2B2);

disusul Inkuiri motivasi belajar rendah (A2B1= 78,1329); ekspositori dengan

motivasi belajar tinggi (A1B2 = 72,9492); dan ekspositori dengan motivasi belajar

rendah (A2B2= 54,480).

Hipotesis ketiga ini terbukti kebenarannya, yaitu terdapat interaksi antara

pembelajaran inkuiri dan motivasi belajar terhadap kemampuan mengapresiasi

puisi pada siswa kelas VII SMP Negeri 11 Surakarta dan SMP Negeri 13

Surakarta. Peningkatan kemampuan mengapresiasi puisi tersebut merupakan

dampak positif dari penggunaan strategi yang tepat sehingga siswa lebih tertarik

untuk mengikuti pembelajaran. Demikian pula dengan motivasi belajar siswa,

adanya motivasi siswa yang tinggi akan meningkatkan kemampuan mengapresiasi

puisi.

Adanya pengaruh strategi pembelajaran dan motivasi belajar siswa

terhadap kemampuan mengapresiasi puisi menunjukkan bahwa guru telah

memilih strategi pembelajaran dengan tepat. Dalam praktiknya, tidak ada strategi

pembelajaran yang paling tepat untuk segala situasi dan kondisi. Oleh karena itu,

strategi pembelajaran ekspositori dan inkuiri yang dipergunakan oleh guru SMP di

Page 134: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

115

Surakarta merupakan strategi yang dipilih dengan mempertimbangkan berbagai

aspek antara lain: kondisi siswa, sifat materi bahan ajar, fasilitas-media yang

tersedia, dan kondisi guru itu sendiri. Tanpa adanya pertimbangan-pertimbangan

tersebut strategi apapun yang dipilih oleh guru tidak akan mampu meningkatkan

kemampuan mengapresiasi puisi siswa.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan strategi

pembelajaran yang tepat dengan mengacu pada kondisi siswa, sifat materi bahan

ajar, fasilitas media yang tersedia, dan motivasi belajar yang tinggi terbukti dapat

meningkatkan kemampuan mengapresiasi puisi pada siswa kelas VII SMP Negeri

11 Surakarta dan SMP Negeri 13 Surakarta.

E. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini terdapat keterbatasan, antara lain: (1) Penelitian

dilaksanakan pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Hasil penelitian belum tentu

sama apabila diterapkan pada mata pelajaran yang lain; (2) Peningkatan

kemampuan mengapresiasi puisi tidak hanya dipengaruhi oleh strategi

pembelajaran inkuiri dan motivasi belajar saja. Namun, masih banyak faktor lain

yang dapat mempengaruhinya, yang pada penelitian ini tidak diteliti. Faktor yang

dapat mempengaruhi itu antara lain: media pembelajaran, minat belajar,

lingkungan belajar, dan lain-lain; (3) Instrumen tes kemampuan mengapresiasi

puisi kemungkinan masih belum mampu mengungkap secara menyeluruh hal-hal

penting yang terkait dengan apresiasi; (4) Pada saat siswa mengerjakan tes,

kemungkinan masih ada siswa yang saling menyontek; (5) Instrumen angket

Page 135: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

116

penelitian kemungkinan masih belum mampu mengungkap secara menyeluruh

hal-hal penting yang terkait dengan motivasi belajar; dan (6) Pada saat siswa

mengisi instrumen angket, kemungkinan kurang sesuai dengan situasi dan kondisi

yang sesungguhnya.

Page 136: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

117

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan pengujian hipotesis dan pembahasan pada bab terdahulu

dapat diambil simpulan sebagai berikut:

1. Kemampuan mengapresiasi puisi siswa yang belajar dengan strategi

pembelajaran inkuiri lebih baik/lebih tinggi daripada siswa yang belajar

dengan strategi pembelajaran ekspositori pada siswa kelas VII SMP Negeri di

Surakarta.

2. Kemampuan mengapresiasi puisi siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi

lebih baik/lebih tinggi daripada siswa yang memiliki motivasi belajar rendah

pada siswa kelas VII SMP Negeri di Surakarta.

3. Terdapat interaksi yang signifikan (p<0,05) antara strategi pembelajaran

ekspositorsi dan inkuiri dengan motivasi belajar rendah dan tinggi terhadap

kemampuan mengapresiasi puisi pada siswa kelas VII SMP Negeri di

Surakarta.

B. Implikasi

Hasil penelitian ini memperkuat teori-teori tentang mengapresiasi puisi

dengan strategi pembelajaran ekspositor dan strategi pembelajaran inkuiri dengan

motivasi belajar rendah dan tinggi.

Hasil penelitian juga menemukan bahwa penerapan strategi pembelajaran

inkuiri menghasilkan kemampuan mengapresiasi puisi lebih tinggi/baik daripada

strategi pembelajaran ekspositori. Dengan demikian, dalam proses belajar

117

Page 137: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

118

mengajar khususnya dalam mengapresiasi puisi perlu dipertimbangkan penerapan

strategi pembelajaran inkuiri. Dengan diterapkannya strategi pembelajaran inkuiri

dimungkinkan kemampuan mengapresiasi puisi tercapai secara optimal.

Dalam penelitian ini strategi pembelajaran inkuiri berpengaruh positif

dalam upaya meningkatkan kemampuan mengapresiasi puisi. Strategi

Pembelajaran inkuiri dapat mengembangkan kemampuan siswa secara maksimal

dalam meningkatkan kemampuan mengapresiasi puisi.Untuk itu strategi

pembelajaran inkuiri perlu digunakan sebagai strategi pembelajaran lebih lanjut.

Strategi Pembelajaran Inkuiri perlu dipertimbangkan guru sebagai salah

satu strategi pembelajaran, karena inkuiri merupakan salah satu pilar dari tujuh

komponen utama Pembelajaran Kontekstual. Sebagai salah satu pilar dari

pembelajaran kontekstual, Inkuiri dapat diterapkan untuk seluruh siswa semua

usia, mulai dari prasekolah hingga perguruan tinggi. Hal ini sesuai dengan

pendapat Joyce ( 2000 : 173 ) yang mengatakan bahwa model penyelidikan ilmiah

telah dikembangkan untuk digunakan dengan siswa dari semua usia, dari

prasekolah sampai perguruan tinggi (Metz, 1995). Tujuan inti adalah untuk

mengajarkan proses penting dari ilmu pengetahuan dan konsep utama secara

bersamaan dari disiplin bersama dengan informasi yang telah dikembangkan.”

Selain alasan di atas, sebagai suatu strategi Inkuiri merupakan suatu

rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan

siswa, untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, logis, analitis, sehingga

mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.

Siswa memiliki kebebasan untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari

Page 138: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

119

suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan

melalui tanya jawab antara guru dan siswa.

Berdasarkan bukti penelitian bahwa strategi pembelajaran inkuiri

berpengaruh positif terhadap kemampuan mengapresiasi puisi, maka guru perlu

mempertimbangkan penerapan strategi pembelajaran Inkuiri sebagai strategi

dalam pembelajaran, khususnya pembelajaran apresiasi puisi.

Motivasi belajar juga berpengaruh positif terhadap kemampuan

mengapresiasi puisi khususnya siswa yang bermotivasi tinggi. Motivasi menjadi

faktor penyebab siswa belajar, memperlancar belajar dan hasil belajar. Oleh

karena itu, guru hendaklah selalu meningkatkan motivasi kepada siswa selama

proses belajar sehingga aktivitas belajar berlangsung lebih menyenangkan,

komunikasi berjalan lancar, dan meningkatkan kreativitas belajar.

Untuk meningkatkan motivasi belajar dapat ditempuh langkah-langkah

sebagai berikut : 1) Pernyataan penghargaan secara verbal; 2) Menggunakan nilai

ulangan sebagai pemacu keberhasilan; 3) Menimbulkan rasa ingin tahu ; 4)

Memunculkan sesuatu yang tidak diduga oleh siswa; 5) Menggunakan materi

yang dikenal siswa sebagai contoh dalam belajar; 6) Gunakan kaitan yang unik

dan tak terduga untuk menerapkan suatu konsep dan prinsip yang telah dipahami;

7) Menuntut siswa untuk menggunakan hal-hal yang telah dipelajari sebelumnya;

8) Menggunakan simulasi dan permainan; 9) Memberi kesempatan kepada siswa

untuk memperlihatkan kemahirannya di depan umum; 10) Memanfaatkan

kewibawaan guru secara tepat.

Hasil penelitian ini dapat digunakan pendidik dalam upaya meningkatkan

Page 139: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

120

kualitas proses belajar mengajar dan prestasi belajar siswa dalam mengapresiasi

puisi. Strategi pembelajaran inkuiri dapat dijadikan salah satu alternatif strategi

pembelajaran mengapresiasi puisi. Selain itu, guru juga harus memperhatikan

motivasi belajar siswa dalam rangka meningkatkan prestasi karena motivasi

belajar merupakan faktor yang berpengaruh terhadap peningkatan

kemampuan/prestasi siswa.

Berdasarkan temuan di atas, guru perlu mengembangkan strategi

pembelajaran yang inovatif. Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk

meningkatkan kemampuan mengapresiasi puisi, yaitu: (a) Menyosialisasikan

strategi-strategi pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan, salah satunya

adalah strategi pembelajaran inkuiri di semua jenjang sekolah dengan cara

pelatihan maupun seminar-seminar; (b) memberdayakan semua lapisan yang

berkecimpung di bidang pendidikan untuk menciptakan strategi pembelajaran

yang inovatif dan menyenangkan; dan (c) memperluas wawasan dan pemahaman

tentang pentingnya pengembangan pembelajaran yang inovatif secara memadai,

seperti memahami langkah-langkah strategi pembelajaran inkuiri .

C. Saran

Dari hasil simpulan di atas, diajukan saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi Guru

a. Guru bahasa Indonesia disarankan menggunakan strategi pembelajaran

inkuiri, dsamping itu, disarankan kepada guru agar memilih pendekatan,

strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang inovatif dan

menyenangkan sehingga siswa akan terdorong untuk belajar

Page 140: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

121

mengapresiasi puisi. Guru hendaklah menciptakan suasana kontekstual di

lingkungan sekolah sehingga siswa akan dapat mengembangkan

kemampuan mengapresiasi puisi.

b. Guru hendaklah mengetahui karakteristik siswa khususnya motivasi

belajar siswa agar prestasi belajar siswa bisa tercapai secara maksimal.

Guru hendaklah selalu memotivasi siswa selama proses belajar sehingga

aktivitas belajar berlangsung lebih menyenangkan, komunikasi berjalan

lancar, dan meningkatkan kreativitas dan aktivitas belajar.

2. Bagi Siswa

Para siswa hendaknya meningkatkan motivasi belajar, karena motivasi belajar

yag tinggi akan mempengaruhi / meningkatkan kemampuan belajar.

3. Bagi Pemangku Kebijakan

Pengambil kebijakan hendaklah mempertimbangkan hasil penelitian ini untuk

mengambil kebijakan yang berkaitan dengan pembelajaran bahasa Indonesia

di SMP. Penerapan KTSP di sekolah menuntut penetapan strategi

pembelajaran yang inovatif dan konstruktivistis. Oleh karena itu, hendaknya

sekolah tidak keberatan untuk menyediakan dana guna kegiatan siswa yang

menunjang, pengadaan media pembelajaran, seperti laboratorium bahasa, dan

memfasilitasi guru-guru bahasa untuk pelatihan teknologi pembelajaran.

Dengan demikian, saran yang diajukan kepada kepala sekolah, antara lain: (a)

membantu guru menyediakan sarana dan prasarana seperti laboratorium

bahasa untuk menunjang pembelajaran, (b) mendukung guru dan memberi

kebebasan kepada mereka untuk melaksanakan pembelajaran yang inovatif,

Page 141: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ( Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri di Surakarta) Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Sriyati commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

122

(c) memfasilitasi guru untuk mengembangkan potensi dengan diikutsertakan

pada pelatihan-pelatihan inovasi pembelajaran.

4. Bagi Peneliti Lain

Peneliti lain agar mengembangkan penelitian ini dengan mempertimbangkan

variabel atribut yang berbeda. Peneliti lain yang tertarik pada bidang kajian

puisi hendaklah mengadakan penelitian serupa dengan melibatkan lebih

banyak lagi variabel bebas (prediktor), sehingga faktor-faktor lain yang

diduga memberikan kontribusi yang sangat berarti terhadap kemampuan

mengapresiasi puisi dapat diketahui secara lebih komprehensif. Peneliti lain

hendaknya dapat mengembangkan strategi pembelajaran dengan strategi lain

sehingga dapat memperkaya wawasan guru tentang strategi dan metode

pembelajaran yang pada gilirannya mampu meningkatkan kualitas

pembelajaran yang dikelolanya.