repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/peni... ·...

147
IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN KPR PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2008-2015 Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) Oleh: PENI RAHMADANI NIM: 1112046100084 KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/2016 M

Upload: dinhphuc

Post on 31-Mar-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR

PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN KPR

PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2008-2015

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Oleh:

PENI RAHMADANI

NIM: 1112046100084

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1437 H/2016 M

Page 2: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN
Page 3: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN
Page 4: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN
Page 5: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

v

ABSTRACT

Peni Rahmadani.1112046100084. Implicationsof SBI, GDP, inflation,

DPK total assets and FDR financing KPRtowardNPF financing

KPRIslamicBanking in Indonesia Period 2008-2015.Concentration of Islamic

Banking, Muamalat Department (Islamic Economics), Faculty of Sharia and

Law, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016. xv pages + 96 pages + 30 pages.

The increasing of public demand for shelter, makes the bank participates to

help people to have a house that is more commonly known as the Home

Ownership Loan or KPR.Islamic banks and business units since its establishment

in 1992 until now has distributed the funding in the form of KPR. The increasing

of community that has a home usingKPRwould have its own risks, namely non-

performing financing or NPF which could jeopardize the condition of sharia

banking. This study aims to (1) analyze what kind of factors that influenceNPF

financing KPR (2) analyze how much these factors influenceNPF financing KPR

(3) analyze what variable that dominant influence toward NPF financing KPR and

(4) analyze the influence of variable of FDR financing KPR as an intervening

variable toward NPF financing KPR.

The data used in this research is secondary data, the data obtained from the

study of library research, internet, journals and literature relevant to the research.

The method of analysis using path analysis where the data of FDR financing KPR

as an intervening variable between SBI, GDP, inflation, DPK and total assets

toward NPF financing KPR.

The results showed that the variable of SBI and FDR financing KPR have

positive and significant impact toward NPF financing KPR.Mean while the

variables of inflation and total assets have negative and significant impact toward

NPF financing KPR. FDR financing KPR variable was not able to strengthen the

effect of variable SBI, PDB, inflation, DPK and total assets toward NPF financing

KPR.

Keywords: Implications, SBI, GDP, inflation, DPK, total assets, FDR financing

KPR, NPF financing KPR, Path Analysis

Supervisor: M. Fuad Hadziq, M.Si

Bibliography: 2000 – 2015

Page 6: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

vi

ABSTRAK

Peni Rahmadani.1112046100084. Implikasi SBI, PDB, Inflasi,

DPK,Total Aset dan FDR Pembiayaan KPR Terhadap NPF Pembiayaan KPR

Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2008-2015. Konsentrasi Perbankan

Syariah, Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam), Fakultas Syariah dan

Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016. xv halaman + 96 halaman +

30halaman.

Meningkatnya kebutuhan masyarakat akan tempat tinggal, membuat bank

berpartisipasi membantu masyarakat untuk memiliki rumah yang lebih dikenal

dengan Kredit Pemilikan Rumah atau KPR. Bank umum syariah dan unit usaha

syariah sejak berdiri 1992 sampai sekarang telah menyalurkan pembiayaan dalam

bentuk KPR. Meningkatnya masyarakat memiliki rumah dengan menggunakan

KPR tentu memiliki resiko sendiri yaitu adanya non performing financing atau

NPF yang bisa membahayakan kondisi perbankan syariah. Penelitian ini bertujuan

untuk (1) menganalisis faktor-faktor apa saja yang memepengaruhiNPF

pembiayaan KPR(2) menganalisis seberapa besar faktor-faktor tersebut

berpengaruh terhadapNPF pembiayaan KPR (3) menganalisis variabel apa yang

paling dominan berpengaruh terhadap NPF pembiayaan KPR dan (4)

menganalisis pengaruh variabel FDR pembiayaan KPR sebagai variabel

intervening terhadap NPF pembiayaan KPR.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, data

tersebut diperoleh dari studi kepustakaan, internet, jurnal serta literatur-literatur

yang relevan dengan penelitian. Metode analisis menggunakan Path Analysis

dimana data FDR pembiayaan KPR sebagai variabel intervening antara SBI, PDB,

inflasi, DPK dan total aset terhadap NPF pembiayaan KPR.

Hasil penelitian menunjukanvaribel SBI dan FDR pembiayaan KPR

berpengaruh positif dan signifikan terhadap NPF pembiayaan KPR sedangkan

variabel inflasi dan total aset berpengaruh negatif dan signifikan terhadap NPF

pembiayaan KPR. Sedangkan PDB dan DPK tidak berpengaruh terhadap NPF

pembiayaan KPR. Variabel FDR pembiayaan KPR tidak mampu memperkuat

pengaruh variabel Sbi, PDB, inflasi, DPK dan total aset terhadap NPF

pembiayaan KPR.

Kata Kunci : Implikasi, SBI, PDB, Inflasi, DPK, Total Aset, FDR pembiayan

KPR, NPF pembiayaan KPR, Path Analysis.

Pembimbing : M. Fuad Hadziq, M.Si

Daftar Pustaka : Tahun 2000 s.d. tahun 2015

Page 7: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

vii

KATA PENGANTAR

بسم هللا الرحمن الرحيم

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan limpahan

nikmat dengan menurunkan islam sebagai petunjuk bagi umat manusia dengan

ajaran yang sempurna dan menyeluruh. Shalawat dan salam tercurahkan kepada

sang pembawa berita gembira, Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umat

manusia dari kegelapan kepada cahaya, dari zaman jahiliyah ke zaman

berperadaban.

Alhamdulilllah, penelitian yang berjudul “Implikasi SBI, PDB, Inflasi,

DPK, Total Aset dan FDR Pembiayaan KPR Terhadap NPF Pembiayaan

KPR” telah dapat diselesaikan. Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan

skripsi ini tidak sedikit tantangan dandinamika yang dihadapi. Namun, atas

bimbingan, kerja keras, bantuan dan dorongan dari berbagai pihak baik langsung

ataupun tidak, memberikan semangat bagi penulis untuk dapat menyelesaikan

skripsi ini. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, penulis haturkan terima

kasih kepada yang terhormat:

1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, MA, selaku Dekan Fakultas Syariah dan

Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak A.M Hasan Ali, MA dan Abdurrauf, Lc, MA sebagai Ketua dan

Sekretaris Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam), Fakultas Syariah dan

Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang

Page 8: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

viii

senantiasa memberikan arahan dan semangat serta yang dengan sabar telah

membantu proses pengajuan judul hingga tahap akhir penyelesaian skripsi.

3. Bapak M. Fuad Hadziq, M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang senantiasa

memberikan masukan, arahan dan dorongan kepada penulis serta telah

meluangkan waktu agar skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

4. Pimpinan Perpustakaan Umum dan Perpustakaan Fakultas Syariah dan

Hukum yang telah memberikan fasilitas untuk mengadakan studi kepustakaan.

5. Segenap Dosendan Staf Akademik Fakultas Syariah dan Hukum Universitas

Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan

tambahan ilmu kepada penulis. Semoga ilmu yang diberikan bermanfaat dan

menjadi amal jariyah yang terus mengalir sampai hari akhir.

6. Kedua orang tua tercinta, Ayah Alm. Syakhroni, dan ibu Kimiati (Omak)

yang telah bersusah payah menyekolah anaknya yang bungsu sampai di

bangku kuliah serta juga memberikan semangat, inspirasi, saran, doa dan

dukungan baik secara moril maupun materil bagi penulis. Serta nenekku

(niniok) tersayang,nenek Sri Sumiati yang selalu mendoakan penulis dari kecil

hingga sekarang dan selalu mendengarkan cita-cita penulis.

7. Abang-abangku dan kaka-kakaku, abang Subandi yang selalu memberi

semangat, dukungan dan harapan kepada penulis serta selalu mengingatkan

penulis akan kehidupan, abang Supembri yang selalu tempat penulis

berdiskusi, bermimpi, bersandar dan juga penuh motivasi serta merelakan

dirinya dan keluarganya supaya penulis bisa sukses dan melanjutkan

pendidikannya.Terimakasih kedua abangku kalian tetap pahlawanku, kakak

Page 9: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

ix

(uwok Erwati) kakaku yang tertua yang merawat penulis sejak kecil dan selalu

peduli akan adiknya terimakasih, kaka minar yang selalu memberi semangat

dan dukungan. Tidak lupa juga terimakasih kepada abang ipar penulis bang

(ongah) Zaini dan ongah Firiadi serta kaka ipar penulis yaitu kak Imus dan

kak Deli. Serta bang Indra Mahdi merupakan guru penulis yang sudah saya

anggap guru penulis dalam berbisnis.

8. Semua keponakan yang saya cintai Brily, Amin, Hanif, Naura, Afda, Rizki,

Fariz, Razim dan Sabar. Semoga kalian juga bisa seperti pak oncun. Serta

keluarga-keluargaku di Bangkinang, Mahato, Pujud, Pekanbaru, Ciputat yang

tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

9. Untuk orang yang luar biasa dalam hidup penulis, abang dan juga teman

Ulong Doni Akbar, berkat beliau penulis bisa menyelesaikan skripsi ini dan

beliau yang selalu bersabar jika penulis bertanya terkait skripsi. Terimakasih

ulong Doni.

10. Buat seseorang yang pernah mengisi hatidan pernah berjuang bersama di

Jakarta serta telah banyak berkorban terimakasih Nanda Pipit Nurjannah.

11. Kawan-kawan bahkan sahabat penulis Dedes, Willian, long Leo, Saparman,

Resa, Afriansyah, Ukih, Iksan, Akim, Riki Rikardoo, Esi, Rahmi, Pauziah,

Fitriani, Dodi, Werda, Siska, Maya, Taufik, Tendi bersama keluarganya yang

telah menerima penulis sebagai keluarganya, Pandi, Alex, Rizon, Harry, Ust.

Rodini, Jumadan, Ali Nurdin Kampar, Nurdin Bangka, Eko, Iksan (SEMARI),

M. Afdol, Suhendri Hasan, Dwiki, Reza, Novian, Gita dan lain-lain.

Page 10: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

x

12. Keluarga Ideologis, Center For Islamic Economics Studies (C.O.I.N.S)

lembaga kajian keilmuan yang selama ini menjadi tempat penulis berdiskusi,

berjuang, belajar dan berdialektika serta mengembangkan diri. bang Jhoni,

bang Dwima, bang Hafiz, bang Rido Mufti, kak Anyak, bang Tohir, bang

Syamsul, bang Alvin Joshar, bang Idam, kak Stevani, bang Dono Satrio, bang

Wisnu, bang Aswin Salim, bang Zaki Halim, bang Fajrul, kak Cece, kak Yuni,

bang Eko Siswandanu, bang Hasby Siraj, bang Wiza Waladi, bang Ucup, bang

Ipul, kak Suci, kak Bunga, kak Rina, kak Riri, kak Nufus, kak Bulan, kak

Desi, Rinaldy, Imam, Djaka, Rosita, Alen, Fahmi, Andi, Desya, Fahmi, Tita

Novita, Aisyah dan lain-lain.

13. Kawan-kawan Perbankan Syariah B 2012 yang selama empat tahun ini

berjuang bersama dalam mewujudkan cita-cita.

14. Relasi penulis dari akademisi hingga praktisi, tempat penulis belajar dan

berdiskusi dari akademisi UIN Jakarta bapak Dr. JM. Muslimin, P.hd, bu Dr.

Nur Hasanah, M.Ag, bapak Dr. Hendra Kholid, MA, bu Aini Masruroh, SEI,

MM, bu Dr. Yuke Rahmawati, MA, bapak Dr Anwar Abbas, MA, MM,

kemudian pengajar SBTC Jakartaatau praktisi perbankan syariah bapak Abdul

Najib (Sub Branch Manager BSM Depok), Bapak Risyad Iskandar MM

(Kepala departement pemasaran treasury BSM), bapak Lilik Priyadi (Kepala

Wilayah Sumatera Selataan BSM), bapak Hanan Wihasto, MM (Kepala

depertemen perencanaan strategi dan produk BTN Syariah) yang begitu

banyak membantu penulis dari segala aspek, bapak Zulkarnaen (Kepala

Cabang BRI Syariah Pamulang), bapak Indra Azhari (Kepala Group UKM

Page 11: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

xi

Bank Panin Syariah), bapak Hadi Suseno (BNI Syariah), bapak Ardiansyah

Rakhmadi (Komplains Bank Muamalat), bapak Jimmy Oktaviasyah (morgage

financing BTN Syariah),dari Bursa Efek Indonesia, Sekuritas, OJK dan

Lembaga Training, bapak Nicky Hogan (Direktur pengambangan BEI), Bang

Muhammad Fadly (Bursa Efek Indonesia), bapak Doddy Prasetya Ardhana

(Devisi syariah BEI), bang Ade Putra (vice president Head of equity PT.

Kresna Sekuritas), bapak Parto (Bina Insan), bapak Ansyori Abdullah (Senior

pengawas perbankan syariah OJK) dan lain-lain.

15. Keluarga besarSEMARI, SEMA FSH, HMPS Muamalat, Q-Pro Academy,

Pengurus Harian Galeri Investasi Bursa Efek Indonesia IPOT, KKN SHARE

yang menjadi tempat penulis belajar berorganisasi dan bersosialisasi.

Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dengan pahala yang

berlipat ganda. Dalam menyusun skripsi ini, penulis telah berusaha dengan

semaksimal mungkin memberikan yang terbaik. Akan tetapi penulis menyadari

bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat kekurangan dikarenakan

adanya beberapa keterbatasan penulis. Oleh karena itu penulis mengharapkan

adanya kritik dan saran yang membangun dari semua pihak guna

menyempurnakan skripsi ini. Penulis berharap Allah SWT melimpahkan rahmat-

Nya kepada kita.

Jakarta, 17 Agustus 2016

Penulis

Peni Rahmadani

Page 12: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

xii

DAFTAR ISI

JUDUL........................................................................................................ . i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING.......................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN......................................................... iii

LEMBAR PENYERTAAN..................................................................... . iv

ABSTRACT............................................................................................... v

ABSTRAK.................................................................................................. vi

KATA PENGANTAR ............................................................................... vii

DAFTAR ISI ............................................................................................. xii

DAFTAR TABEL ..................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xvi

DAFTAR LAMPIRAN............................................................................. xvii

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. LatarBelakang Masalah .............................................................. 1

1.2. Identifikasi Masalah ................................................................... 11

1.3. Batasan Dan Rumusan Masalah ................................................. 11

1.4. Tujuan Dan Manfaat Penelitian .................................................. 13

1.5. Sistematika Penulisan................................................................ . 15

BAB II.LANDASAN TEORI

2.1. Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) ............................................ 16

2.1.1. Pengertian KPR ............................................................ 16

2.1.2. Jenis-Jenis KPR ............................................................ 17

2.1.3. Persyaratan KPR.......................................................... 18

2.2. Non Performing Financing (NPF) ............................................. 19

2.2.1. Pengertian NPF ............................................................ 19

2.2.2. Faktor Yang Mempengaruhi NPF ................................ 19

2.2.3. Penghitungan NPF........................................................ 21

2.2.4. Penggolongan Kolektibiltas Likuiditas Kredit............ . 21

2.3. Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) ............................. 25

2.3.1. Pengertian SBI ............................................................. 25

2.3.2. Tingkat Suku Bunga SBI ............................................. 25

2.3.3. Pola Pembelian SBI...................................................... 27

2.4. Inflasi .......................................................................................... 29

2.4.1. Pengertian Inflasi ......................................................... 29

2.4.2. Jenis Inflasi ................................................................... 29

2.4.3. Faktor-Faktor Penyebab Inflasi................................... . 32

2.4.4. Efek Inflasi.................................................................. . 33

2.4.5. Indikator Inflasi........................................................... . 35

Page 13: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

xiii

2.4.6. Kebijakan Untuk Mengatasi Inflasi............................. 36

2.5. Produk Domestik Bruto (PDB) .................................................. 37

2.5.1. Pengertian PDB ............................................................ 37

2.5.2. Perhitungan Pendekatan PDB ...................................... 38

2.5.3. Pengelompokan PDB.................................................. . 40

2.6. Dana Pihak Ketiga (DPK) .......................................................... 41

2.6.1. Pengertian DPK ............................................................ 41

2.7. Total Aset ................................................................................... 44

2.7.1. Pengertian Aset ............................................................ 44

2.7.2. Unsur-Unsur Aset ......................................................... 45

2.8. Financing To Deposit Ratio (FDR) ............................................ 46

2.9. Penelitian Terdahulu.................................................................. . 48

2.10. Kerangka Penelitian ................................................................. 53

2.11.Hipotesis Penelitian.................................................................. . 54

BAB III. METODE PENELITIAN

3.1. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................... 56

3.2. Jenis dan Sumber Data............................................................... 56

3.3. Metode Pengumpulan Data....................................................... . 57

3.4. Metode Penentuan Sampel ......................................................... 59

3.5. Metode Analisis Data ................................................................. 59

3.5.1. Uji Normalitas .............................................................. 60

3.5.2. Uji Asumsi Klasik ........................................................ 62

3.5.2.1. Uji Autokorelasi........................................... . 62

3.5.2.2. Uji Multikolineritas...................................... . 63

3.5.2.3. Uji Heteroskedastisitas................................. . 63

3.5.3. Path Analysis.......................................................... ... 64

3.5.4. Uji Serempak (Uji F)................................................. 67

3.5.5. Uji Parsial (Uji T)..................................................... . 68

3.6. Diagram Alur Metodologi Penelitan .......................................... 71

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil dan Pembahasan ................................................................ 72

4.1.1. Uji Normalitas (Kolmogorov-Smirnov) ....................... 72

4.1.2. Uji Asumsi Klasik ........................................................ 75

4.2.2.1. Uji Autokorelasi........................................... . 75

4.2.2.2. Uji Multikolineritas...................................... . 76

4.2.2.3. Uji Heteroskedastisitas................................. . 76

4.1.3. Uji Koefisien Determinasi (R2) .................................... 77

4.1.4. Analiss Jalur (Path Analysis) ....................................... 78

4.1.5. Uji Simultan (Uji F)..................................................... 80

4.2. Uji Hipotesis ............................................................................... 82

Page 14: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

xiv

4.3. Pembahasan Pengaruh Antara Variabel Penelitian .................... 83

4.3.1. Pengaruh Secara Langsung SBI Terhadap FDR .......... 83

4.3.2. Pengaruh Secara Langsung PDB Terhadap FDR ......... 84

4.3.3. Pengaruh Secara Langsung Inflasi Terhadap FDR....... 85

4.3.4. Pengaruh Secara Langsung DPK Terhadap FDR......... 86

4.3.5. Pengaruh Secara Langsung Total Aset Terhadap FDR.. 87

4.3.6. Pengaruh Secara Langsung SBI Terhadap NPF KPR... 88

4.3.7. Pengaruh Secara Langsung PDB Terhadap NPF KPR.. 89

4.3.8. Pengaruh Secara Langsung Inflasi Terhadap NPF KPR. 90

4.3.9. Pengaruh Secara Langsung DPK Terhadap NPF KPR. 91

4.3.10. Pengaruh Secara Langsung Total Aset Terhadap

NPF KPR. ..................................................................... 92

4.3.11. Pengaruh Secara Langsung FDR Terhadap NPF KPR.. 93

4.3.12. Pengaruh Secara tidak Langsung SBI, PDB, Inflasi, DPK,

dan Total Aset Melalui FDR KPR Terhadap NPF KPR 93

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ................................................................................. 96

5.2 Saran ........................................................................................... 100

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 15: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

xv

DAFTAR TABEL

TabelHalaman

2.1Kelompok Sasaran Berdasarkan Pengahasilan.......................................... 17

2.2Perhitungan NPF Berdasarkan Ketapatan Pembayaran Pokok Bunga dan

Kategori Kualitas Kredit Bank Syariah....................................................... 24

2.3 Penelitian Terdahulu..................................................................................... 48

4.1Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov................................................................. 74

4.2Hasil Uji Durbin- Watson.......................................................................... .... 75

4.3Uji Multikolinearitas................................................................................... ... 76

4.4Hasil Koefisien Determinasi Pengaruh SBI, PDB, Inflasi, DPK dan

Total Aset Terhadap FDR Pembiayaan KPR............................................. 77

4.5Hasil Keofisien Determinasi Pengaruh SBI, PDB, Inflasi, DPK,

Total Aset dan FDR Pembiayaan KPR Terhadap NPF Pembiayaan KPR. 77

4.6Hasil Pengujian Hipotesis Jalur.................................................................. ... 79

4.7 Uji Secara Simultan (Pengaruh SBI, PDB, Inflasi, DPK, dan Total Aset

Secara Bersama-sama Terhadap FDR Pembiayaan KPR).......................... 80

4.8 Uji Secara Simultan (Pengaruh SBI, PDB, Inflasi, DPK, Total Aset dan

FDR KPR Secara Bersama-sama Terhadap NPF Pembiayaan KPR........... 82

Page 16: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

1.1 Grafik Finanicng to Deposit Ratio (FDR)Pembiayaan KPR Bank

Syaria di Indonesia Periode 2008-2015...................................................... 2

1.2 Grafik Pertumbuhan Pembiayaan Properti Perbankan Syariah

di Indonesia Tahun 2010-2013................................................................... 5

1.3 Grafik Non Performing Financing (NPF) Pembiayaan KPR

Bank Syariah di Indonesia Periode 2008-2015.......................................... 9

2.1 Kerangka Penelitian.................................................................................... 53

3.1 Model Pengujian Path Analysis.................................................................. 64

3.2 Diagram Alur Metodologi Penelitian........................................................ 71

4.1 Kurva Histogram......................................................................................... 72

4.2 Grafik Normal P-P Plot............................................................................... 73

4.3 Kuva Histogram........................................................................................... 73

4.4 Grafik Normal P-P Plot............................................................................... 74

4.5 Scatterplot................................................................................................... 77

4.6 Analisis Jalur.............................................................................................. 79

Page 17: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Lampiran I : Data Olahan Bank syariah dan Unit usaha syariah Periode 2008-

2015, Bank Indonesia, Badan Pusat Statistik dan Output

Perhitungan Path Analysis Program SPSS Versi 18

Lampiran II : Wawancara dengan Bank BTN Syariah

Lampiran III : Wawancara dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

Page 18: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Secara sederhana bank diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan

usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali

dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa-jasa bank lainnya. Sedangkan

pengertian lembaga keuangan adalah setiap perusahaan yang bergerak dibidang

keuangan di mana kegiatannya apakah hanya menghimpun dana atau hanya

menyalurkan dana atau kedua-duanya.1

Menurut undang-undang Nomor 10 tahun 1998 yang dimaksud dengan bank

adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarkat dalam bentuk kredit

dan atau dalam bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup

rakyat banyak.2

Bank secara umum merupakan lembaga yang melaksanakan tiga fungsi

utama, yaitu menerima simpanan uang, meminjamkan uang dan juga memberikan

jasa pengiriman uang.3 Maka keuntungan perbankan didapat dari kelebihan bunga

meminjam uang atau kredit (lending) dikurangi bunga simpanan atau deposito

(funding) yang biasa disebut dengan positive spread.

Proses mediasi antara funding dengan lending ini menjadikan bisnis

perbankan sangat profitabilitas, maka banyak perbankan yang menjadikan proses

mediasi ini sebagai bisnis utama mereka. Maka tidak heran jika beberapa

1 Kasmir, Dasar-Dasar Perbankan. Ed. 1.Cet.3. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004. hlm. 2

2 Kasmir, Dasar-Dasar Perbankan. hlm. 3

3 Karim, Adiwarman. Bank Islam : Analisis Fiqih dan Keuangan. Ed. 4 Cet.8. Rajawali Pers,

2011. hlm. 18

1

Page 19: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

2

perbankan bisa menayalurkan uangnya atau meminjamkan uangnya dalam cukup

besar dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) sebesar lebih dari 90%, artinya hampir

sembilan puluh persen dana pihak ketiga (DPK) disalurkan ke kredit.

Istilah LDR dalam bank syariah lebih dikenal dengan Financing to Deposit

Ratio (FDR). FDR sama dengan LDR tapi istilah FDR karena sesuai dalam

operasional bank syariah yang melakukan pembiayaan sebagai core bussines,

persentase FDR pada bank syariah juga tidak terlalu jauh berbeda, salah satu bank

syariah BUMN yang merupakan pelopor bank yang banyak menyalurkan

pembiayaannya ke kredit pemilikan rumah BTN Syariah memiliki presentase

FDR sebesar 85% - 90% pembiayaan yang disalurkan terhadap total dana pihak

ketiga.4 Berikut besar FDR bank umum dan unit usaha syariah :

Gambar 1.1 : Grafik Financing to Deposit Ratio (FDR) Pembiayaan

KPR Perbankan Syariah Periode 2008-2015

Sumber : Ojk.go.id Data diolah

Gambar 1.1 memperlihatkan grafik financing to deposit ratio (FDR)

berfluktuatif dengan pola naik turun. Setelah krisis keuangan yang terjadi di

4Wawancara dengan bagian Morgage Finanicng BTN Syariah Rabu, 13 April 2016 di Manara

Bank BTN Lt. 11.

I II, 0

37,85 36,76, 79.65

0

20

40

60

80

100

Mar

-08

Au

g-0

8

Jan

-09

Jun

-09

No

v-0

9

Ap

r-1

0

Sep

-10

Feb

-11

Jul-

11

De

c-1

1

May

-12

Oct

-12

Mar

-13

Au

g-1

3

Jan

-14

Jun

-14

No

v-1

4

Ap

r-1

5

Sep

-15

FDR

PEm

bia

yaan

KP

R

Tingkat FDR Pembiayaan KPR

Page 20: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

3

Amerika Serikat membuat semua sektor juga terkena dampaknya, tepat pada 2008

akhir mulai terjadi pemulihan ekonomi ini bisa dilihat dari 2008 pola FDR

cendrung naik dan tepat pada kuartal pertama tahun 2012 mecapai puncak FDR

mencapai 68,54%. Ini membuktikan pada tahun 2008 sampe kuartal pertama

tahun 2012 banyak perbankan syariah melakukan pembiayaan ke KPR ini

terbukti dari besarnya FDR yang diperjelaskan oleh grafik pada gambar 1.1.

setelah terjadi penurunan pada kuartal kedua tahun 2012 FDR mulai naik dan

menyetuh angka 79,65 pada kuartal keempat tahun 2015.

Besarnya LDR ataupun FDR yang disalurkan bank tentu akan menimbulkan

potensi gagal bayar atau default yang tentunya bagi bank sangat beresiko. Bank

sangat memperhatikan resiko ini, mengingat sebagian besar bank melakukan

pemberian kredit sebagai bisnis utamanya. Saat ini, sejarah menunjukkan bahwa

resiko kredit merupakan kontributor utama yang menyebabkan kondisi bank

memburuk karena nilai kerugian yang ditimbulkan sangat besar sehingga

mengurangi modal bank secara cepat. Indikator yang menunjukkan kerugian

akibat resiko kredit adalah tercermin dari besarnya Non Performing Loan (NPL).

NPL adalah rasio antara kredit yang bermasalah dengan total kredit yang

disalurkan oleh perbankan, sedangkan di perbankan syariah istilah ini dikenal

dengan Non Performing Financing (NPF). NPF merupakan rasio antara

pembiayaan yang bermasalah dengan total pembiayaan yang disalurkan oleh

perbankan syariah. Pembiayaan bermasalah adalah pembiayaan-pembiayaan yang

Page 21: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

4

kategori kolektibilitasnya masuk dalam kriteria pembiayaan kurang lancar,

pembiayaan diragukan, dan pembiayaan macet.5

Pertumbuhan penduduk di Indonesia yang tinggi berbanding lurus dengan

peningkatan kebutuhan tempat tinggal. Hal ini mengakibatkan permintaan akan

kepemilikan rumah dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan yang

signifikan. Permintaan rumah yang signifikan ini pada akhirnya diantisipasi oleh

perbankan dengan melahirkan suatu sistem yang biasa disebut dengan Kredit

Pemilikan Rumah (KPR).

KPR atau Kredit Kepemilikan Rumah merupakan salah satu jenis pelayanan

kredit yang diberikan oleh bank kepada para nasabah yang menginginkan

pinjaman khusus untuk memenuhi kebutuhan dalam pembangunan rumah atau

renovasi rumah. KPR sendiri muncul karena adanya kebutuhan memiliki rumah

yang semakin lama semakin tinggi tanpa diimbangi daya beli yang memadai oleh

masyarakat.6

Kredit Pemilikan Rumah (KPR) juga merupakan salah satu jenis kredit

yang cukup populer saat ini. Karena populernya tersebut maka kredit ini

memberikan sumbangan yang cukup signifikan dalam naik turunya rasio Non

Performing Loan (NPL) pada suatu bank. Hal ini terbukti pada krisis global yang

disebut subprime morgage pada tahun 2008. Krisis yang awal mulanya

disebabkan oleh penyaluran kredit perumahan yang terlampau tinggi ini mampu

5Dendawijaya, Lukman,.Manajemen Perbankan, Edisi Kedua, Cetakan Kedua, Ghalia Indonesia,

Bogor Jakarta. 2005. hlm. 82. 6Hardjono,Mudah Memiliki Rumah Lewat KPR,Jakarta:PT.Pustaka Grahatama. 2008. hlm.25

Page 22: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

5

mengguncangkan perekonomian Amarika Serikat dan juga negara-negara di

Eropa.7

KPR merupakan perwujudan dari peranan bank sebagai intermediary, dan

peranan sebagai intermediary ini tidak hanya ada pada bank konvensional,

melainkan juga terdapat pada bank syariah. Bedanya, bank syariah dalam

melakukan kegiatan usahanya tidak berdasarkan bunga (interest). KPR tergolong

dalam jenis kredit konsumsi, yaitu kredit jangka pendek atau panjang yang

diberikan kepada debitur untuk membiayai barang-barang kebutuhan atau

konsumsi dalam skala kebutuhan rumah tangga yang pelunasannya dari

penghasilan bulanan nasabah debitur yang bersangkutan.

Di Indonesia pertumbuhan properti cukup signifikan ini terbukti dari minat

masyarakat untuk melakukan kredit atau pembiayaan KPR baik di perbankan

konvensional maupun perbankan syariah. Berbagai penawaran dan fasilitas

diberikan perbankan supaya menarik masyarakat untuk mengambil kredit atau

pembiayaan KPR di perbankan. Berikut grafik pertumbuhan pembiayaan KPR di

bank syariah di Indonesia.

Gambar 1.2 : Grafik Pertumbuhan Pembiayaan Properti Perbankan

Syariah di Indonesia tahun 2010-2013

Sumber : Ojk.go.id

7Outlook Ekonomi Indonesia 2009-2014, Edisi Januari 2009

Page 23: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

6

Gambar 1.2 terlihat pertumbuhan pembiayaan KPR dari tahun 2010 -2013,

pada tahun 2011 pertumbuhan pembiayaan properti sebesar 55 % (yoy) yang

ditopang oleh pembiayaan KPR. Kemudian di tahun 2012 terjedi peningkatan

Pembiayaan KPRsebesar 68,8 % (yoy) dan di tahun 2013 sebesar 44,6 % (yoy).8

Perkembangan pembiayaan KPR bank syariah di Indonesia mengalami

peningkatan yang cukup signifikan. Karena sangat besarnya porsi pembiayaan

KPR terhadap total pembiayaan properti bank syariah yang ada di Indonesia.

Pertumbuhan pembiayaan KPR ini tentu akan diikuti probability peningkatan

Non Performing Financing (NPF) di bank syariah.

Peningkatan rasio pembiayaan KPR bermasalah atau Non Performing

Financing dapat dilihat dari beberapa indikator yang mempengaruhinya di

antaranya Sertifikat Bank Indonesia (SBI), pertumbuhan ekonomi (GDP), inflasi,

Dana Pihak Ketiga (DPK), total aset dan FDR pembiayaan KPR.

Sertifikat bank Indonesia Syariah adalah sertifikat yang diterbitkan bank

indonesia yang dibuat dalam rangka pengendalian moneter berdasarkan prinsip

syariah dan merupakan salah satu upaya untuk mengatasi likuiditas pada bank

syariah dengan menggunakn sistem bonus. Pada saat bonus SBIS menurun, bank

syariah akan menggunakan dananya untuk memeberikan pembiayaan produktif

dibandingkan untuk menyimpan dalam SBIS.9 Dengan meningkatnya alokasi

8Laporan Perkembangan Keuangan Syariah tahun 2013, Departemen Perbankan Syairah Otoritas

Jasa Keuangan Syariah (OJK), 2013. hlm. 10. 9Arifin, Zainul. “Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah”, Cet. 7, Azkia Publisher, Tangerang,

2009. hlm. 198

Page 24: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

7

untuk pembiayaan produktif maka akan meningkatkan resiko pembiayaan

bermasalah yang dihadapi oleh bank syariah itu sendiri.10

Tapi belakangan ini sertifikat bank indonesia syariah tidak lagi digunakan

sebagai acuan, melainkan menggunakan suku bunga bank indonesia atau Sertifkat

Bank Indonesia (SBI) sebagai acuan untuk seluruh bank yang ada di Indonesia

baik bank konvensional maupun bank syariah.

Kondisi perekonomian dapat dijadikan sebagai salah satu faktor eksternal

yang mampu mempengaruhi kredit bermasalah pada perbankan. beberapa faktor-

faktor tersbut adalah pertumbuhan ekonomi Indonesia dan inflasi. Pertumbuhan

ekonomi adalah salah satu cara perhitungan hasil produksi suatu perekonomian

tanpa memperhatikan siapa pemilik faktor produksi tersebut. Semua faktor

produksi yang berlokasi dalam perekonomian tersebut output-nya diperhitungkan

dalam PDB.11

Ada beberapa cara perhitungan pertumbuhan ekonomi diantaranya

PDB, PNB dan PNN, tetepi yang sering digunakan adalah Gross Domestic

Product (GDP) atau Produk Domestik Bruto (PDB).

GDP atau PDB memiliki hubungan yang signifikan dengan pembiayaan

bermasalah. Jika GDP atau PDB bertumbuh itu artinya terjadi kenaikan

perekonomian negara dan masyarakat, serta menyebabkan tingginya daya beli

(purchasing power) masyarakat dalam perekonomian, tetapi jika perekonomian

mengalami perlambatan, maka kesanggupan masyakarat dalam membayar

10

Hermawan Agus.Komunikasi Pemasaran.Jakarta: Erlangga, 2012. hlm. 40 11

Raharddja Prahatma, Mandala Manurung, Pengantar Ilmu Ekonomi (mikroekonomi dan

Makroekonomi), Ed.3. Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI, 2008. hlm.235

Page 25: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

8

pembiayaan juga pasti akan menurun dan tentu akan meningkatkan non

performing financing (NPF) semakin tinggi.

Inflasi adalah suatu keadaan dimana terjadi kenaikan harga-harga secara

tajam (absolute) yang berlangsung secara terus-menerus dalam jangka waktu yang

cukup lama diikuti dengan merosotnya nilai rill (intrinsik) mata uang suatu

negara.12

Pada saat inflasi tinggi maka akan menyebabkan menurunya pendapatan

rill masyarakat sehingga standar hidup masyarakat juga turun dan berimbas pada

ketidakmampuan masyarakat dalam mengembalikan pembiayaan kepada bank.13

Non Performing Financing (NPF) di bank syariah tidak hanya dipengaruhi

oleh faktor eksternal tetapi juga dipengaruhi oleh faktor internal, diantanya yaitu

Total Aset Bank Syariah, Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Financing to Deposit

Ratio (FDR).

Faktor internal pertama adalah total aset. Total aset bank syariah adalah

jumlah besaran kekayaan atau aktiva yang dimiliki oleh bank syariah, total aset

bisa dilihat dari Neraca laporan keuangan. Semakin besar total aset yang dimiliki

tentu akan meningkatkan pembiayaan suatu bank syariah. Jika pembiayaan

syariah cukup besar tentu juga akan berisiko gagal bayar (defaut) dan

menyebabkan naiknya tingkat non performing financing (NPF) pada bank syariah.

total aset bank syariah memililki pengaruh terhadap NPF meskipun tidak terlalu

siknifikan.14

12

Tajul Khalwaty. Inflasi dan Solusinya. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. 2000 hlm . 5 13

Mutmainah, Wijayanti.Pengaruh Penerapan Corporate Governance Terhadap Kinerja

Keuangan Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Diponegoro

Journal Of Accounting Valume 1 Nomor 2. Universitas Diponegoro. Semarang. 2012. hlm. 4 14

Selamet Riyadi, Muhammad Iqbal, Novia Lauren. 2015. Strategi Pengelolaan Non Performing

Loan Bank Umum Yang Go Public. Jurnal. Fakultas Bisnis Perbanas Institute. Jakarta. hlm. 94

Page 26: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

9

Selaian total aset bank syariah, faktor yang juga mempengaruhi

pembiayaan bermasalah adalah Dana Pihak Ketiga (DPK). DPK adalah dana yang

diperoleh dari proses perhimpunan dana (Funding), melalui instrument seperti

tabungan, deposito dan giro. Besarnya dana pihak ketiga juga tentu akan

diimbangi dengan penyaluran yang besar karena bank syariah juga tetap harus

menjaga rasio financing to deposit ratio (FDR), FDR merupakan faktor intern

yang ketiga yang mempengaruhi non performing financing (NPF) pembiyaan

KPR. Supaya dalam kondisi stabil, dengan menjaga kestabilan FDR tentu jika

DPK mengalami kenaikan tentu akan menaikkan jumlah pembiayaan. Jika jumlah

pembiayaan besar tentu probability pembiayaan bermasalah juga akan besar.

Rasio pembiayaan KPR bermasalah atau Non Performing Financing (NPF)

Pembiayaan KPR dari tahun ketahun cendrung fluktuatif.

Gambar 1.3 : Grafik Non Performing Fianancing(NPF) Pembiayaan

KPR Bank Syariah di Indonesia Periode 2008-2015

Sumber : Bank Indonesia dan OJK Data Olahan

Gambar 1.3 memeperlihatkan grafik Non Performing Financing (NPF)

pembiayaan KPR bank syariah di Indonesia tahun 2008-2015, terlihat NPF

0

1

2

3

4

Mar

-08

Jul-

08

No

v-0

8

Mar

-09

Jul-

09

No

v-0

9

Mar

-10

Jul-

10

No

v-1

0

Mar

-11

Jul-

11

No

v-1

1

Mar

-12

Jul-

12

No

v-1

2

Mar

-13

Jul-

13

No

v-1

3

Mar

-14

Jul-

14

No

v-1

4

Mar

-15

Jul-

15

No

v-1

5

Tingkat NPF Pembiayaan KPR

NPF KPR Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

Page 27: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

10

pembiayaan KPR tidak terlalu berfluaktuatif. Dari gambar diatas terlihat NPF

pembiayaan KPR tertinggi pada tahun 2009 tepatnya pada kuartal pertama sampai

pada kuartal ketiga yang mencapai 3,35. NPF tinggi ini disebabkan oleh krisis

keuangan atau lebih dikenal dengan nama Subprime Morgage yang terjadi di

Amarika Serikat. Krisis global ini juga berdampak terhadap ekonomi domestic

terutama industri perbankan di Indonesia.

Jika dibandingkan dengan grafik FDR pembiayaan KPR pada gambar 1.1

yang lebih berfluktuatif dengan pola naik turun, dibandingka dengan grafik NPF

pembiayaan KPR yang cendrung statis. Oleh karena itu dengan FDR pembiayaan

KPR lebih fluktuatif ini membuktikan ada faktor lain yang mempengaruhi NPF

Pembiayaan KPR selain FDR Pembiayaan KPR.

Berdasarkan pada latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka

diperlukan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang

mempengaruhi NPF Pembiaayaan KPR dan faktor mana yang sangat

mempengaruhi dan juga implikasi yang harus diterapkan oleh perbankan syariah

di Indonesia. hasil penelitian yang ada mengenai faktor yang mempengaruhi NPF

secara umum adalah pengaruh SBI, PDB, inflasi, DPK, total aset dan FDR

pembiayaan KPR. Dengan demikian, penelitian ini penting untuk dilakukan

karena belum ada penelitian yang melakukan penelitian mendalam terkait

pembiayaan KPR bermasalah pada perbankan syariah di Indonesia. Bedasarkan

latar belakang tersebut, penulis melakukan penelitian dengan judul “Implikasi

SBI, PDB, Inflasi, DPK, Total Aset dan FDR Pembiayaan KPR Terhadap

NPF Pembiayaan KPR Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2008-2009”.

Page 28: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

11

1.2 Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah diperlukan untuk memaparkan permasalahan yang ada

pada objek yang di teliti sebelum dibuat pembatasan dan perumusannya, antara

lain:

1. Peningkatan pembiayaan akan kepemilikan rumah dengan sistem

pembiayaan KPR yang signifikan serta diiringi dengan besarnya resiko

pembiayaan bermasalah atau Non Performing Financing (NPF).

2. Bagaimana pengaruh eksternal atau makro ekonomi seperti SBI, PDB

dan inflasi terhadap pembiayan bermasalah atau NPF pembiayaan KPR.

3. Bagaimana pengaruh internal dari perbankan syariah seperti Dana Pihak

Ketiga (DPK), total aset dan Financing to Deposit Ratio (FDR)

pembiayaan KPR terhadap pembiayaan bermasalah atau NPF

pembiayaan KPR.

4. Jangka waktu pembiayaan yang lama 10-15 tahun, yang tentu

menimbulkan peluang gagal bayar (default) karena adanya perubahan

ekonomi, suku bungan, politik, hukum dan lain-lain.

1.3 Batasan dan Rumusan Masalah

1.3.1 Batasasan Masalah

Untuk memfokuskan penulisan dan memudahkan analisa, maka penulis

perlu membuat batasan-batasan masalah. Banyak faktor yang mempengaruhi

pembiayan bermasalah atau non performing financing (NPF) pembiayaan KPR,

oleh sebab itu penulis mambatasi faktor-faktor seperti suku bunga bank indonesia

(SBI), pertumbuhan ekonomi (PDB), inflasi, Dana Pihak Ketigia (DPK), total aset

Page 29: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

12

dan Financing to Deposit Ratio (FDR) pembiayaan KPR mempengaruhi

pembiayaan bermasalah atau non performing financing (NPF) pembiayan KPR

bank Syariah di Indonesia periode 2008-2015. Adapun objek penelitian NPF

Pembiayaan KPR Perbankan syariah di Indonesia ini adalah semua Bank Umum

Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) yang ada di Indonesia

1.3.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka peneliti merumuskan

masalah penelitian:

1. Faktor-faktor apa saja yang paling berpengaruh terhadap non performing

financing (NPF) pembiayaan KPR pada perbankan syariah di Indonesia

periode 2008-2015?

2. Seberapa besar perngaruh variabel-variabel tersebut terhadap non

performing financing (NPF) pembiayaan KPR perbankan syariah di

Indonesia periode 2008-2015?

3. Variabel apakah yang paling dominan yang mempengaruhi non

performing financing NPF) pembiayaan KPR pada perbankan syariah di

Indonesia periode 2008-2015?

4. Usaha apa yang dilakukan regulatordan bank syarah dalam menjaga

keadaan ekternal dan internal untuk menurunkan non performing

financing (NPF) pembiayaan KPR pada perbankan syariah di Indonesia?

Page 30: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

13

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.4.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah diatas, maka

tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk menganalisis faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi non

performing financing (NPF) pembiayaan KPR perbankan syariah di

Indonesia periode 2008-20015.

2. Untuk mengetahui seberapa besar faktor-faktor variabel tersebut

berpengaruh terhadap non performing financing (NPF) pembiayaan KPR

perbankan Syariah di Indonesia periode 2008-2015.

3. Untuk menganalisis variabel apa yang paling dominan berpengaruh

terdahap non performing financing (NPF) pembiayaan KPR perbankan

syariah di Indonesia periode 2008-2015.

4. Untuk mengetahui usaha apa saja yang dilakukan oleh regulator dan

bankdalam menjaga non performing financing (NPF) pembiayaan KPR

perbankan syariah di Indonesia periode 2008-2015.

1.4.2 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Bagi seluruh bank syariah di Indonesia baik Bank Umum Syariah (BUS)

maupun Unit Usaha Syariah (UUS), penelitian ini diharapkan menjadi

masukan untuk pertama, menentukan strategi, peluang dan Oportunity

kebijakan untuk menjaga liquiditas pembiayaan KPR. Kedua,

Page 31: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

14

mengurangi resiiko gagal bayar (default) dan ketiga mengurangi

pembiayan bermasalah atau non performing financing (NPF).

2. Bagi pemerintah ataupun regulator yang dalam hal ini adalah Bank

Indonesia (BI) dan Otoritas jasa Keuangan (OJK), penelitian ini

diharapkan bisa menjadi masukan untuk menentukan kebijakan untuk

bisa lebih memperhatikan bank syariah dan turut serta membantu

pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia terutama Pembiayaan KPR

3. Bagi pihak akademis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi

bagi peneliti yang ingin mengkaji permasalahan terhadap faktor-faktor

yang mempengaruhi pembiayan bermasalah atau Non Performing

Financing (NPF).

4. Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan menjadi ilmu pengetahuan

dan bermanfaat bagi masyarakat terutama kepada masyarakat yang

tertarik pada ekonomi syariah, perbankan syariah dan KPR.

5. Bagi penulis penelitian ini untuk mengetahui serta mengidentifikasi dan

juga menganalisis variabel-variabel baik eksternal maupun internal yang

mempengaruhi terhadap NPF pembiayaan KPR perbankan syariah di

Indonesia periode 2008-2015.

Page 32: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

15

1.5 Sistematika Penulisan

Berdasarkan sistematika, penulis membagi pembahasan ini kedalam enam

bab sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis menguraikan latar belakang masalah, perumusan

masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Pada bab ini berisikan landasan teoritis yang ada kaitannya dengan variabel

yang diteliti. Seterusnya disusun hipotesis untuk menguji permasalahan

yang diteliti.

BAB III : METODE PENELITIAN

Pada bab ini penulisan menguraikan mengenai lokasi penelitian, jenis dan

sumber data, populasi dan sampel serta analisis data.

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan tentang hasil penelitian dan pembahasan dari

permasalahan sesuai variabel-variabel yang diteliti.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini terdiri dari kesimpulan hasil pengujian dan analisis yang dilakukan pada

bab IV, dan memberikan saran sesuai dengan hasil analisis.

Page 33: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

16

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Kredit Kepemilikan Rumah (KPR)

2.1.1 Pengertian KPR

Istilah Kredit yang saat ini banyak digunakan berasal dari kata Romawi

berupa Credere yang berarti percaya, atau credo yang berarti saya percaya.

Sehingga hubungan dalam perkreditan harus didasari rasa saling percaya diantara

para pihak untuk memenuhi segala ketentuan perjanjian. 15

Dalam Undang- undang No.7 Tahun 1997 sebagaimana telah diubah dengan

Undang-undang No. 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan, kredit didefinisikan

sebagai: “Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan

bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi

utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.”16

Sedangkan pengertian Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) tidak ada yang

baku, ada yang mendefinisikan KPR adalah suatu fasilitas kredit yang diberikan

oleh perbankan kepada para nasabah perorangan yang akan membeli atau

memperbaiki rumah.

Adapula yang mengartikan KPR sebagai salah bentuk dari kredit consumer

yang dikenal dengan “Housing Loan” yang diberikan untuk konsumen yang

memerlukan papan, digunakan untuk keperluan pribadi, keluarga atau rumah

15

Djumhana, Muhamad.. Hukum Perbankan di Indonesia. Penerbit PT. Citra Aditya Bakti,

Bandung. 2003. hlm 365 16

Undang-undang Perbankan no. 10 tahun 2010.

16

Page 34: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

17

tangga dan tidak untuk tujuan komersial serta tidak memiliki pertambahan nilai

barang dan jasa di masyarakat.17

2.1.2 Jenis - Jenis KPR

Menurut hasil Keputusan Dirjen Perumahan dan Pemukiman No.10 /KPTS

/DM /2003, BAGIAN II ayat , di Indonesia terdapat dua jenis KPR, yaitu:

1) KPR bersubsidi

Merupakan kredit yang diperuntukkan bagi masyarakat berpenghasilan

rendah sesuai sasaran, yaitu:

Tabel 2.1

Kel Sasaran Berdasarkan Penghasilan

Kel.

Sasaran Batas Penghasilan (Rp/Bulan)

I 900.000 ≤ Penghasilan ≤ 1.500.000

II 500.000 ≤ Penghasilan ≤ 900.000

III 350.000 ≤ Penghasilan ≤ 500.000

Kredit yang diberikan dapat berupa:

1. KPR bersubsidi untuk memfasilitasi pemilikan atau pembelian pertama

kali Rumah sehat yang dibangun pengembang. KPR bersubsidi dan

diberikan pada rumah tangga yang termasuk ke dalam sasaran masyarakat

berpenghasilan rendah;

2. Kredit Pembangunan/perbaikan Rumah Swadaya Milik Bersubsidi

(KPRS) untuk pembangunan atau perbaikan rumah sehat secara swadaya

baik berupa individu maupun kelompok dalam koperasi.

17

Johannes Ibrahim, Cross Default & Cross Collateral Sebagai Upaya Penyelesaian Kredit

Bermasalah, Refika Aditama, Bandung.2004. hlm. 229

Page 35: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

18

2.1.3 Persyaratan KPR

Secara umum persyaratan dan ketentuan pengambilan KPR disetiapBank

hampir sama, yaitu:

1. Warga Negara Indonesia (WNI)

2. Telah berusia 21 Tahun atau telah menikah dan cakap untuk melakukan

tindakan hukum

3. Pada saat kredit lunas usia Pemohon Kredit tidak melebihi 65 Tahun

4. Memiliki penghasilan yang menurut perhitungan bank dapatmenjamin

kelangsungan pembayaran Kredit

5. Tidak memiliki Kredit bermasalah

6. Memberikan NPWP untuk kredit lebih dari Rp 100.000.000

7. SPT Pasal 21 Form AI untuk jumlah Kredit lebih dari Rp. 50.000.000

dan kurang dari Rp. 100.000.000

Untuk proses mengajuan KPR, Pemohon Kredit harus melampirkan:

1. Aplikasi Permohonan

2. Copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) sendiri dan Pasangan

3. Kartu Keluarga, Surat Nikah

4. Copy Slip gaji atau laporan keuangan

5. Copy rekening tabungan atau Giro

6. NPWP atau SPT PPh 21

7. Fotokopi Sertifikat Induk dan/atau Pecahan

8. Fotokopi Izin Mendirikan Bangunan (IMB)

Page 36: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

19

2.2 Non Performing Financing (NPF)

2.2.1 Pengertian Non Performing Financing (NPF)

Non Performing Financing atau kredit bermasalah adalah “Kredit atau

pembiayaan yang pembayaran angsuran pokok dan atau bunga/bagi hasil telah

lewat dari 90 hari atau lebih setelah jatuh tempo, atau kredit/pembiayaan yang

pembayarannya secara tepat waktu sangat diragukan”. 18

Sedangkan menurut lukmannon performing finance (NPF) adalah “Kredit

Bermasalah (NPF) adalah kegagalan pihak debitur memenuhi kewajibannya untuk

membayar angsuran (cicilan) pokok kredit yang telah disepakati”.19

NPF ini merupakanresiko, resiko pembiayaan muncul manakala bank-bank

tidak dapat memperoleh kembali tagihannya atas pinjaman yang diberikan atau

investasi yang sedang dilakukan.20

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kualitas pembiayaan

yang masuk dalam kategori non performing financing(NPF) adalah kurang lancar,

diragukan, macet.

2.2.2 Faktor yang Mempengaruhi NPF

Resiko kredit muncul jika bank tidak bisa memperoleh kembali cicilan

pokok atau bunga dari pinjaman yang diberikannya atau investasi yang sedang

dilakukannya. 21

18

Ikatan Akuntan Indonesia. Standar Akuntansi Keuangan. Edisi 2007. Penerbit : Salemba Empat.

Jakarta. 2007. hlm 315 19

Dendawijaya, Lukman. Manajemen Perbankan, Edisi Kedua, Cetakan Kedua, Ghalia Indonesia,

Bogor Jakarta.2005. hlm. 82 20

Muhammad. “Manajemen Bank Syariah”. Edisi revisi. Yogyakarta.: UPP AMP YKPN. 2002.

hlm. 301 21

Antonio, Muhammad Syafi’i. Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Jakarta: Gema Insani. 2001.

hlm. 301

Page 37: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

20

Non Performing Finance (NPF) merupakan salah satu indikator kesehatan

kualitas asset bank dalam mengelola penyaluran pembiayaan. Penilaian kualitas

aset merupakan penilaian terhadap kondisi aset bank dan kecukupan manajemen

risiko kredit, Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004tanggal 12

april 2004 tentang sistem penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum dan Bank

Syariah, semakin tinggi nilai NPF (di atas 5 %), maka bank tersebut tidak sehat. 22

Faktor-Faktor non performing financing(NPF)pada dasarnya disebabkan

oleh faktor-faktorinternal dan eksternal. 23

1. Faktor Eksternal

Faktor dari debitur, tidak semua debitur mempunyai itikad baik pada saat

mengajukan kredit ataupun pada saat kredit yang diberikan sedang berjalan. Itikad

tidak baik inilah memang sulit untuk diketahui dan dianalisis oleh pihak bank,

karena hal ini menyangkut soal moral ataupun akhlak dari debitur. Bisa saja

debitur saat mengajukan kredit menutup-nutupi kebobrokan keuangan

perusahaannya dan hanya mengharapkan dana segar dari bank, atau debitur

memberikan data keuangan palsu atau berbagai tindakan-tindakan lainnya.

2. Faktor Internal

Itikad kurang baik pemilik atau pengurus dan pegawai bank sering kali

pemilik atau pengurus dan pegawai bank memberikan kredit kepada debitur yang

sebenarnya tidak. Kegiatan usaha yang tidak tersebut antara lain kegiatan-kegiatan

yang kurang jelas tujuannya selain kurang jelas debiturnya (fiktif) yaitu

22

Peraturan Bank Indonesia No. 6/10/PBI/2004 Tanggal 12 April 2004

23 Mahmoedin, Kredit Bermasalah, Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, 2004. hlm. 52

Page 38: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

21

penggunaan dana yang sebenarnya berbeda dengan yang tercantum pada bukti-

bukti yang ada.

2.2.3 Penghitungan Non Performing Finance (NPF)

Tingkat non performing financing(NPF) ini secara otomatis akan

mempengaruhi profitabilitas, NPF semakin tinggi maka profitabilitas akan

semakin rendah dan sebaliknya, jika NPF semakin rendah maka profitabilitas

akan semakin tinggi, jika kredit bermasalah sangat besar dan cadangan yang

dibentuk juga besar berakibat modal bank kemungkinan menjadi negatif sehingga

laba yang diperoleh menjadi terganggu.24

Komponen penilaian suatu aktiva produktif sebagai indikator penilaian

kinerja dan kesehatan bank terdiri dari total kredit atau pembiayaan bermasalah

dan total kredit atau pembiayaan yang diberikan.25

Tingkat risiko pembiayaan bermasalah dapat dirumuskan :

Pembiayaan bermasalah =

x 100%

Sumber Muhammad (2005:265)

2.2.4 Penggologan Kolektiblitas Likuiditas Kredit

Penggolongan kolektibilitas likuiditas kredit menurut ketentuan Bank

Indonesia26

ditetapkan sebagai berikut:

1. lancar (passs)

24

Abdullah, M. Faisal. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan UMM Press, Yogyakarta.2002. hlm.

114 25

Muhammad.Manajemen Dana Bank Syariah.Ekonisia:Yogyakarta. 2005. hlm.265

26 Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 30/267/KEP/DIR tanggal 27 Februari 1998.

Page 39: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

22

a. kredit dengan angsuran pokok, dimana tidak terdapat tunggakan angsuran

pokok, tunggakan bunga, atau tunggakan karena penarikan kredit.

b. Kredit dengan angsuran untuk KPR, dimana tidak terdapat tunggakan

angsuran pokok, atau terdapat tunggakan angsuran pokok tetapi belum

melampaui 1 bulan.

c. Kredit tanpa angsuran atau kredit rekening koran, dimana kredit belum

jatuh tempo, dan tidak terdapat tunggakan bunga.

2. Dalam Perhatian Khusus (Special Mention)

a. Terdapat tunggakan angsuran pokok, dan belum melampaui 3 bulan, baik

kredit yang ditetapkan masa angsuran bulanan.

b. Terdapat tunggakan bunga belum melampaui 3 bulan, bagi kredit yang

masa angsurannya bulanan.

c. Terdapat tunggakan karena penarikan, tetapi jangka waktunya belum

melampaui 15 hari kerja.

d. Terdapat indikasi masalah keuangan yang dihadapi debitur

e. Dokumen pinjaman lemah

3. Kurang lancar (substandard)

a. Kredit dengan angsuran di luar KPR, terdapat tunggakan pokok yang

melampaui 1 bulan dan melampaui 2 bulan bagi kredit masa angsuran

kurang 1 bulan, melampaui 3 bulan dan belum 6 bulan bagi kredit yang

masa angsurannya ditetapkan bulanan, dua bulanan, dan tiga bulanan dan

Page 40: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

23

atau terdapat tunggakan akibat penarikan yang jangka waktunya telah

melampaui 15 hari kerja belum melampaui 30 hari kerja.

b. Kredit dengan angsuran untuk KPR terdapat tunggakan angsuran pokok

yang telah melampaui 4 bulan tetapi belum melampaui 6 bulan.

c. Kredit tanpa angsuran, terdapat tunggakan bunga yang melampaui 4 bulan

tetapi belum melampaui 6 bulan.

4. Diragukan (doubtfull)

a. Kredit yang diragukan adalah kredit yang tidak termasuk kurang lancar,

tetapi kredit tersebut dapat diselamatkan dan agunannya ≥ 75% utang

debitur, atau

b. Kredit yang tidak dapat diselamatkan tetapi agunannya masih ≥ 100%

utang debitur.

5. Macet (loss)

a. Kredit mecet adalah kredit yang sejak ± 21 bulan dikategorikan diragukan,

b. Belum ada pelunasan atau upaya penyelamatan kredit

c. Kredit tersebut penyelesaianya telah diserahkan kepada Pengadilan Negeri

atau Badan Urusan Piutang Negara (BUPN), atau

d. Telah diajukan penggantian rugi kepada perusahaan asuransi kredit standar

terbaik non performing financing (NPF) menurut bank indonesia adalah

bila NPF di bawah 5% variabel ini mempunyai bobot nilai 20% sektor nilai

NPF ditentukan sebagai berikut:

Jika nilai NPF:

a. Lebih dari 8% skor nilai = 0

Page 41: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

24

b. Antara 5%-8% skor nilai = 80

c. Antara 3%-5% skor nilai = 90

d. Kurang dari 3% skor nilai = 100%

Dalam peraturan bank indonesia Nomor 8/21/PBI/2006 tanggal 5 Oktober

2006 tentang Penilaian Kualitas Bank Umum yang melaksanakan kegiatan usaha

berdasarkan prinsip syariah pasal 9 ayat (2), bahwa kualitas aktiva produktif

dalam bentuk pembiayaan dibagi dalam 5 golongan yaitu lancar, dalam

pengawasan khusus, kurang lancar, diragukan dan macet.

Tabel 2.2

Perhitungan NPF Berdasarkan Ketepatan Pembayaran Pokok Bunga

dan Kategori Kualitas Kredit Bank Syariah

Kolektabilitas Lama tunggakan

Lancar 0 hari

Dalam pengawasan khusus 1-90 hari

Kurang lancar 91-120 hari

Diragukan 121-180 hari

Macet Lebih dari 180 hari

Surat ederan BI no 7/10/DPNP tanggal 31 maret 2005

Meningkatnya non performing financing (NPF) akan berdampak pada

menurunya tingkat bagi hasil yang dibagikan pada pemilik dana. Hubungan antara

bank dan nasabah didasarkan pada dua unsur yang saling terkait, yaitu hukum dan

kepercayaan. Suatu bank hanya dapat melakukan kegiatan dan mengembangkan

usahanya apabila nasabah percaya untuk menempatkan uangnya. Kemudian

setelah menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, bank

Page 42: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

25

kemudian menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan

taraf hidup masyarakat.27

2.3 Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia

2.3.1 Pengertian Sertifikat Bank Indonesia

Sertifkat Bank Indonesia (SBI) adalah surat berharga atas unjuk dalam

rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka

pendek dengan diskonto.28

Sertifikat Bank Indonesia (SBI) merupakan pilihan

penempatan yang paling aman bagi bank. Dengan menempatkan dananya dalam

sertifikat Bank Indonesia (SBI), maka bank dapat menjaga likuiditasnya sekaligus

dapat memperoleh keuntungan dari diskonto yang diperoleh. Sertifikat Bank

Indonesia (SBI) memiliki likuiditas pasar sangat tinggi, mudah diperjual belikan

dan tidak mengandung resiko. Penjualan sertifikat Bank Indonesia (SBI)

diprioritaskan kepada lembaga perbankan karena lembaga ini merupakan salah

satu lembaga keuangan pengumpul dana masyarakat. Adapun tujuan dari jual beli

sertifikat Bank Indonesia (SBI) adalah mengatur jumlah uang yang beredar di

masyarakat.

2.3.2 Tingkat Suku Bunga SBI

Sertifikat Bank Indonesia (SBI) merupakan indikator kebijakan moneter di

Indonesia. SBI merupakan salah satu instrument kebijakan operasi pasar yang

mempengaruhi peredaran uang. Menurut statistik keuangan internasional, suku

27

Ahmad Tabrizi. 2014. Skripsi. Analisis Pengaruh Varibel Makro Terhadap Non Performing

Financing Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2005-2013. hlm. 26

28Ismail. Perbankan Syariah. Edisi Pertama. Cetakan Pertama. Jakarta: Kencana.2011. hlm. 169

Page 43: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

26

bunga SBI satu bulan di Indonesia dapat dijadikan ukuran makroekonomi

khususnya menyangkut kebijakan moneter.29

Kebijakan moneter Indonesia dapat diukur dengan melihat suku bunga

Sertifikat Bank Indonesia (SBI) sebagai salah satu instrument kebijakan operasi

pasar yang dapat mengatur peredaran uang sehingga laju inflasi pun dapat

terawasi. Dalam menjual Sertifikat Bank Indonesia, prosedurnya yaitu Bank

Indonesia menentukan berapa besar volume dari SBI yang diterbitkan, sementara

suku bunganya ditentukan dengan cara lelang. Untuk menentukan besarnya

volume SBI, Bank Indonesia memperhatikan indikator pasar. Sertifikat Bank

Indonesia (SBI) ini sering dijadikan suku bunga pedoman dalam menentukan

tingkat suku bunga tabungan dan investasi.

Tingkat suku bunga yang berlaku pada setiap penjualan SBIditentukan oleh

mekanisme pasar berdasarkan sistem lelang. Sejak awalJuli 2005, Bank Indonesia

menggunakan mekanisme “BI-Rate” (sukubunga BI), yaitu Bank Indonesia

mengumumkan target suku bunga SBIyang diinginkan Bank Indonesia untuk

pelelangan pada masa periodetertentu. BI rate ini kemudian yang digunakan

sebagai acuan para pelakupasar dalam mengikuti pelelangan.

Pengaruh suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) yang cukupkuat

terhadap pembentukan suku bunga yang lain seperti suku bungadeposito,

investasi, dan kredit menjadi dasar pertimbangan untukmengambil variabel

tingkat suku bunga SBI sebagai salah satu faktorpenting yang mempengaruhi

tingkat suku bunga kredit.

29

Adi Gemilang Gumiwang. “ Respon Tingkat Pengembalian Saham Sektor Perbankan Terhadap

Variabel-Variabel Makroekonomi Di Indonesia Periode Januari 2000-Desember 2008”, Jakarta:

Skripsi Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. 2009. hlm. 40

Page 44: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

27

Dalam penelitian, tingkat suku bunga SBI yang digunakan adalah dalam

periode bulanan. Oleh karena itu, data tingkat suku bunga SBI yang diperoleh

dalam periode harian akan diubah menjadi periode bulanan dengan rumus sebagai

berikut:30

∑rd : jumlah tingkat suku bunga periode selama satu bulan

∑t : jumlah periode waktu selama satu bulan

2.3.3 Pola Pembelian Sertifikat Bank indonesia (SBI)

Pembelian sertifikat BankIndonesia (SBI) dapat dilakukan dengan cara

sebagai berikut31

:

1. Pembelian Melalui Pasar Perdana (langsung ke BI) Pembelian sertifikat Bank

Indonesia (SBI) yang dilakukan langsung oleh bank atau broker ke Bank

Indonesia dapat dilakukan melalui:

a. Lelang tetap mingguan, yang dilakukan setiap hari rabu/harikerja

berikutnya apabila hari Rabu libur.

b. Lelang harian, yaitu transaksi intervensi Rupiah yang merupakan suatu

mekanisme untuk melakukan kontraksi atau ekspansi moneter melalui

kegiatan Pinjam Meminjam dana yang dilakukan oleh Bank Indonesia

secara langsung di pasaruang antar bank (PUAB). Tentunya

30

Anggiara Pratama, 2014. Skripsi. Pengaruh Tingkat Inflasi dan SBI Terhadap Kinerja

Pembiayaan Bank Syariah Mandiri Periode Tahun 2009-2011. hlm. 25

31Riyadi Slamet. Banking Assets and Liability Management (Edisi Ketiga).Jakarta:Lembaga

Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2006. hlm. 46

Page 45: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

28

pelaksanaanya dilakukansesuai dengan kebutuhan pengendalian moneter

yang dilakukanoleh Bank Indonesia.

c. BI dapat membeli kembali atas sertifikat Bank Indonesia (SBI)yang telah

beredar, baik secara Outright maupun secara REPO(repurchase

agreement). Transaksi Outright adalah trasaksi jualbeli sertifikat Bank

Indonesia (SBI) atas dasar sisa jatuh waktusertifikat Bank Indonesia

(SBI) yang bersangkutan. Sedangkantransaksi repo, adalah transaksi

dengan perjanjian bahwapenjual wajib membeli kembali sertifikat Bank

Indonesia (SBI)yang bersangkutan sesuai jangka waktu yang dijanjikan.

2. Pembelian Melalui Pasar Sekunder

Selain pembelian melalui pasar perdana sertifikat BankIndonesia (SBI) juga

ditransaksikan melalui pasar sekunder, yaitukegiatan sertifikat Bank Indonesia

(SBI) di luar pasar perdana, baiklangsung antara bank maupun melalui Broker

Pasar Uang Transaksi inibiasanya dilakukan:

a. Pembelian melalui Broker maupun yang akan menjual sertifikatBank

Indonesia (SBI).

b. Pembelian sertifikat Bank Indonesia (SBI) dimaksud. Baiksecara repo

maupun Outright.

3. Pembelian Melalui Broker

Transaksi sertifikat Bank Indonesia (SBI) selain dapat langsungdilakukan ke

Bank Indonesia, dalam rangka lelang maupun intervensi,dapat pula dilakukan

dengan menggunakan Jasa Broker, baik untuktransaksi sertifikat Bank Indonesia

(SBI) di pasar perdana maupun pasarsekunder, juga transaksi secara Outright.

Page 46: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

29

2.4 Inflasi

2.4.1 Pengertian Inflasi

Inflasi adalah peningkatan tingkat harga secara keseluruhan. Terjadi ketika

banyak harga meningkat secara serentak. Inflasi diukur dengan menghitung

peningkatan harga rata-rata sejumlah besar barang selama beberapa periode

waktu.32

Selain pengertian di atas inflasi juga diartikan proses kenaikan harga umum

secara terus menerus.33

Inflasi adalah suatu keadaan yang mengindikasikan

semakin melemahnya daya beli yang diikuti dengan semakin merosotnya nilai riil

mata uang suatu negara.34

2.4.2 Jenis Inflasi

Jenis- jenis inflasi dapat dibedakan berdasarkan:35

1. Inflasi menurut sifatnya

Menurut sifatnya inflasi dapat digolongkan menjadi 3 kategori yaitu:

a) Inflasi merayap (creeping inflation)

Biasanya creeping inflation ditandai dengan laju inflasi yang rendah (kurang

dari 10%). Kenaikan harga berjalan secara lambat, dengan persentase yang kecil

serta dalam jangka yang relatif lama.

32

Case, Karl E. dan Ray. C Fair. Prinsip-Prinsip Ekonomi, Edisi Kedelapan Jilid 1.Jakarta:

Erlangga.2007. hlm. 63

33Putong Iskandar, Ekonomi Mikro dan Makro, Ghalia Indonesia, Jakarta.2002. hlm. 181

34Tajul Khalwaty. Inflasi dan Solusinya. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.2000. hlm. 5

35 Nopirin. Pengantar Ilmu Ekonomi Makro dan Mikro Edisi Pertama. BPFE. Yogyakarta. 2000.

hlm. 176

Page 47: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

30

b) Inflasi menengah (galloping inflation)

Galloping inflation ditandai dengan kenaikan harga yang cukup besar

(biasanya double digit atau bahkan triple digit) dan kadangkala berjalan dalam

waktu yang relatif pendek serta mempunyai sifat akselerasi. Artinya, harga-harga

minggu/bulan ini lebih tinggi dari minggu/bulan lalu dan seterusnya. Efeknya

terhadap perekonomian lebih besar dari pada inflasi yang merayap (galloping

inflation.

c) Inflasi tinggi (hyper inflation)

Merupakan inflasi yang paling parah akibatnya. Harga-harga naik sampai 5

atau 6 kali. Masyarakat tidak lagi berkeinginan untuk menyimpan uang. Nilai

uang merosot dengan tajam sehingga ingin ditukarkan dengan barang. Perputaran

uang makin cepat, harga naik secara akselerasi. Biasanya keadaan ini timbul

apabila pemerintah mengalami defisit anggaran belanja (misalkan ditimbulkan

karena adanya perang) yang dibelanjai/ditutup dengan mencetak uang).

2. Inflasi menurut sebabnya

Sebelum kebijaksanaan untuk mengatasi inflasi diambil, perlu telebih

dahulu diketahui faktor-faktor yang menyebabkan inflasi. Menurut teori kuantitas

sebab utama timbulnya inflasi adalah kelebihan permintaan yang disebabkan

karena penambahan jumlah uang beredar.

a) Demand-pull inflation

Inflasi ini bermula dari adanya kenaikan permintaan total (agregate

demand), sedangkan produksi telah berada pada keadaan kesempatan kerja penuh

atau hampir mendekati kesempatan kerja penuh. Dalam keadaan hampir

Page 48: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

31

mendekati kesempatan kerja penuh, kenaikan permintaan total disamping

menaikan harga dapat juga menaikan hasil produksi (output). Apabila kesempatan

kerja penuh (full-employment) telahtercapai, penambahan permintaan selanjutnya

hanyalah akanmenaikan harga saja (sering disebut dengan inflasi murni).Apabila

kenaikan permintaan ini menyebabkan keseimbanganGNP berada di atas atau

melebihi GNP pada kesempatan kerja penuhmaka akan terdapat“inflationary

gap”. Infltionary gap inilah yang dapat menimbulkan inflasi

b) Cost-push Inflation

Berbeda dengan demand full inflation, Cost-push Inflation biasanya ditandai

dengan kenaikan harga sertaturunnya produksi. Jadi, inflasi yang dibarengi

dengan resesi.Keadaan ini timbul biasanya dimulai dengan adanyapenurunan alam

penawaaran total (agregate supply) sebabakibat kenaikan biaya

produksi.Kenaikan biaya produk dapat timbul karena beberapa faktordiantarnya :

1. Perjuangan serikat buruh yang berhasil untuk menuntutkenaikan upah.

2. Suatu industri yang sifatnya monopolistis, manajer dapatmenggunakan

kekuasaanya di pasar untuk menentukan harga(yang lebih tinggi).

3. Kenaikan harga bahan baku industri. Salah satu contoh yang tak asing

lagi adalah krisis minyak yang terjadi pada tahun 1972-1973 yang

mengakibatkan terjadinya kenaikan hargaminyak. Biaya produksi naik,

akibatnya timbul stagflasi, yakniinflasi yang disertai dengan stagnasi.

Page 49: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

32

2.4.3 Faktor-Faktor Penyebab Inflasi

Masalah kenaikan harga-harga yang berlaku di berbagai negara diakibatkan

oleh banyak faktor. Dinegara-negara industri pada umumnya inflasi bersumber

dari salah satu atau gabungan dari dua masalah berikut:36

1. Tingkat pengeluaran agregat yang melebihi kemampuan perusahaan-

perusahaanuntuk menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa.Keinginan untuk

mendapatkan barang yang mereka butuhkan akan mendorong para konsumen

meminta barang-barang itu pada harga yang lebih tinggi. Sebaliknya, para

pengusaha akan mencoba menahan barangnya dan hanya menjual kepada

pembeli-pembeli yang bersedia membayar pada harga yang lebih tinggi,

kedua-dua kecenderungan ini akan meyebabkan kenaikan harga-harga.

2. Pekerja-pekerja diberbagai kegiatan ekonomi menuntut

kenaikanupah.Apabila para pengusaaha mulai menghadapi kesukaran dalam

mencari tambahan pekerja untuk menambah produksinya, pekerja-pekerja

yang ada akan terdorong untuk menuntut kenaikan upah. Apabila tuntutan

kenaikan upah berlaku secara meluas, akan terjadi kenaikan biaya produksi

dari berbagi barang dan jasa yang dihasilkan dalam perekonomian. Kenaikan

biaya produksi tersebut akan mendorong perusahaan-perusahaan menaikkan

harga-harga barang mereka.

36

Sukirno,Sadono.Makroekonomi Teori Pengantar.PT Raja Grafindo Persada:Jakarta. 2011. hlm.

14

Page 50: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

33

Disamping itu, inflasi dapat pula berlaku sebagai akibat dari kenaikan

harga-harga barang yang diimpor, penambahan penawaran uang yang berlebihan

tanpa diikuti oleh pertambahan produksi dan penawaran barang, dan kekacauan

politik dan ekonomi sebagai akibat pemerintahan yang kurang bertanggung jawab.

2.4.4 Efek Inflasi

Adanya inflasi tentu akan menimbulkan efek-efek, adapaun Efek- efek

inflasi adalah sebagai berikut:37

1) Efek tehadap pendapatan (equity effect)

Efek terhadap pendapatan sifatnya tidak merata, ada yang dirugikan ada

pula yang diuntungkan dengan adanya inflasi. Seorang yang memperoleh

pendapatan tetap akan dirugikan oleh adanya inflasi. Misalnya seorang yang

memperoleh pendapatan tetap Rp. 500.000,00 pertahun sedang laju inflasi sebesar

10%, akan menderita kerugian penurunan pendapatan riil sebesar laju inflasi

tersebut, yakni Rp 50.000,00. Demikian juga orang yang menumpuk kekayaan

dalam bentuk uang kas akan menderita kerugian adanya inflasi. Contoh lain, yang

dirugikan karena adanya inflasi adalah barang atau pihak yang memberikan

pinjaman uang dengan bunga lebih rendah dari laju inflasi. Misalnya, dia memberi

pinjaman Rp 10.000,00 dengan bunga pertahun. Apabila laju inflasi sebesar 15%

per tahun, maka sebenarnya nilai riil pinjamannya akan menjadi lebih rendah.

Dengan demikain inflasi dapat menyebabkan terjadinya perubahan dalam pola

pembagian pendapatan dan kekayaan masyarakat.

37

Nopirin.Pengantar Ilmu Ekonomi Makro dan Mikro. hlm. 181-183

Page 51: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

34

2) Efek terhadap efisiensi (Efficiency Effect)

Inflasi dapat pula mengubah pola alokasi faktor-faktor produksi. Perubahan

ini dapat terjadi melalui berbagai macam barang yang kemudian dapat mendorong

terjadinya perubahan dalam produksi beberapa barang tertentu. Dengan adanya

inflasi permintaan akan barang tertentu mengalami kenaikan yang lebih besar dari

barang lain, yang kemudian mendorong kenaikan produksi barang tersebut.

Kenaikan produksi barang ini pada gilirannya akan mengubah pada alokasi faktor

produksi yang sudah ada. Ahli ekonomi berpendapat bahwa inflasi dapat

mengakibatkan alokasi faktor produksi menjadi tidak efisien.

3) Efek terhadap Output (Output Effects)

Inflasi mungkin dapat menyebabkan terjadinya kenaikan produksi.

Alasannya dalam keadaan inflasi biasaanya kenaikan harga barang mendahului

kenaikan upah sehingga keuntungan pengusaha naik. Kenaikan keuntungan ini

akan mendorong kenaikan produksi. Namun apabila laju inflasi ini cukup tingggi

(hyper inflation) dapat mempunyai akibat sebaliknya, yakni penurunan output.

Dalam keadaan inflasi yang tinggi, nilai uang riil turun dengan drastis masyarakat

cenderung tidak menyukai uang kas, transaksi mengarah ke barter, yang biasanya

diikuti dengan turunnya produksi barang. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa tidak ada hubungan langsung antara inflasi dengan output. Inflasi bisa

dibarengi dengan kenaikan output, tetapi bisa juga dibarengi dengan penurunan

output.

Page 52: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

35

2.4.5 Indikator Inflasi

Ada beberapa indikator ekonomi makro yan digunakan untuk mengetahui

inflasi selama satu periode tertentu yaitu:38

1) Indeks Harga Konsumen (IHK)

Indeks Harga Konsumen (IHK) adalah angka indeks yang menunjukan

tingkat harga barang dan jasa harus dibeli konsumen dalam suatu periode tertentu.

Angka IHK diperoleh dengan menghitung harga-harga barang dan jasa utama

yang dikonsumsi masyarakat dalam satu periode tertentu. Masing-masing harga

barang dan jasa tersebut diberi bobot (weighted) berdasarkan tingkat

keutamaanya. Barang dan jasa yang dianggap paling penting diberi bobot paling

besar.

Di Indonesia, perhitungan IHK dilakukan dengan memperhitungkan sekitar

beberapa ratus komoditas pokok. Untuk lebih mencerminkan keadaan yang

sebenarnya, perhitungan IHK dilakukan dengan melihat perkembangan regional,

yaitu dengan mempertimbangkan tingkat inflasi kota-kota besar, terutama ibukota

Provinsi di Indonesia.

%

2) Indeks Harga Perdangan Besar (Wholesale Price Index)

Jika IHK melihat dari sisi konsumen, maka Indeks Harga Perdagangan

Besar (IHPB) melihat inflasi dari sisi produsen. Oleh karena itu IHPB sering juga

disebut sebagai indeks harga produsen (producer price index). IHPB menunjukan

tingkat harga yang diterima produsen berbagai tingkat produksi. Prinsip

38

Manurung, Mandala, dan Pratama Rahardja. Uang, Perbankan, dan Ekonomi Moneter (Kajian

Kontekstual Indonesia). Lembaga Penerbit FEUI. Jakarta.2004. hlm. 164

Page 53: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

36

menghitung inflasi berdasarkan data IHPB adalah sama dengan cara berdasarkan

IHK.

3) Indeks Harga Implisist (GDP Deflator)

Walaupun sangat bermanfaat, IHK dan IHPB memberikan gambaran laju

inflasi yang terbatas. Sebab jika dilihat dari metode perhitungannya, kedua

indikator tersebut hanya melengkapi beberapa puluh kota saja. Sama halnya

dengan dua indikator sebelumnya, perhitungan inflasi berdasarkan IHI dilakukan

dengan menghitung perubahan angka indeks.

2.4.6 Kebijakan untuk Mengatasi Inflasi

Ada beberapa kebijakan yang mungkin dapat dilakukan pemerintah untuk

mengatasi inflasi yaitu :39

1. Kebijakan Fiskal, yaitu dengan menambah pajak dan mengurangi

pengeluaran pemerintah.

2. Kebijakan Moneter, yaitu dengan menaikan suku bunga dan membatasi

kredit.

3. Dari segi penawaran yaitu dengan melakukan langkah yang dapat

mengurangi biaya produksi dan menstabilkan harga seperti mengurangi

pajak impor dan pajak atas pajak bahan-bahan mentah, melakukan

39

Sukirno, Sadono. Makroekonomi : Teori Pengantar. . hlm. 354

Page 54: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

37

penetapan harga, menggalangkan pertambahan produksi dan

perkembangan teknologi.

2.5 Produk Domestik Bruto (PDB)

2.5.1 Pengertian Produk Domestik Bruto (PDB)

Produk Domestik Bruto adalah jumlah semua barang dan jasa yang

dihasilkan oleh sesuatu negara dalam periode tertentu. Komponen yang ada dalam

PDB yaitu pendapatan, investasi, pengeluaran pemerintah dan selisih ekspor-

impor. Produk Domestik Bruto merupakan salah satu indikator penting untuk

mengatasi kondisi ekonomi di suatu negara dalam suatu periode tertentu, baik atas

dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan.40

Produk Domestik Bruto (PDB) menghitung hasil produksi suatu

perekonomian tanpa memperhatikan siapa pemilik faktor produksi tersebut.

Semua faktor produksi yang berlokasi dalam perekonomian tersebut output-nya

diperhitungkan dalam PDB. Akibatnya, PDB kurang memberikan gambaran

tentang berapa sebenarnya output yang dihasilkan oleh faktor-faktor produksi

milik perekonomian domestik.41

Produk Domsetik Bruto memang tidak bisa dikatakan mengambarkan

output yang dihasilkan oleh faktor-faktor sebenarnya, tapi Produk Domestik Bruto

(PDB) lebih sering digunakan sebagai acuan terhadap keadaan suatu

perekonomian.

40

Ahmad Tabrizi. Analisis Pengaruh Variabel Makro Terhadap Non Performing Financing Bank

Umum Syariah di Indonesia. Skripsi.FEB UIN Jakarta.2014. hlm. 28

41 Manurung, Mandala, dan Pratama Rahardja. Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikroekonomi &

Makroekonomi). Edisi ketiga.Lembaga Penerbit FEUI. Jakarta. 2008. hlm. 235

Page 55: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

38

2.5.2 Perhitungan Pendekatan Produk Domestik Bruto (PDB)

Perhitungan Produk Domestik Bruto secara konseptual menggunakan tiga

macam pendekatan, yaitu:

1. Pendekatan Produksi

Produk Domestik Bruto pendekatan produksi adalah jumlah nilai tambah

atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu

negara dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Unit-unit produksi

dalam penyajian ini dikelompokkan dalam sembilan lapangan usaha (sektor),

diantaranya:

a). Sektor Pertanian, peternakan, Kehutanan dan Perikanan

b). Sektor Pertambangan dan Penggalian

c). Sektor Industri Pengolahan

d). Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih

e). Sektor Konstruksi

f). Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran

g). Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

h). Sektor Keuangan, Real Estate dan Jasa Perusahaan

i). Jasa-jasa

Adapun rumus perhitungan Produk Domestik Bruto pendekatan produksi

adalah sebagai berikut:

Y = (P1 x Q1) + (P2 x Q2) + ....(Pn x Qn)

Keterangan :

Page 56: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

39

Y = Pendapatan Nasional

P1 = Harga Barang ke-1

Q1 = Jenis Barang ke-1

Pn = Harga Barang ke-n

Qn = Harga Barang ke-n

2. Pendekatan Pengeluaran:

Produk Domestik Bruto pendekatan pengeluaran adalah semua komponen

permintaan akhir yang terdiri dari:

a. Pengeluaran konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta nirlaba

b. Konsumsi pemerintah

c. Pembentukan modal tetap domestik bruto

d. Perubahan inventori dan

e. Ekspor neto (merupakan ekspor dikurangi impor)

Adapun rumus terkait Produk Domestik Bruto pendekatan pengeluaran

adalah sebagai berikut:

PDB = C + I + G + (X – M)

Keterangan :

C = Konsumsi

I = Investasi

G = Pengeluaran Pemerintah

X = Ekspor

M = Impor

Page 57: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

40

2.5.3 Pengelompokan Produk Domestik Bruto (PDB)

Produk Domestik Bruto (PDB) berdasarkan penggunaan dikelompokkan

dalam 6 komponen yaitu:

Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga, mencakup semua pengeluaran

untuk konsumsi barang dan jasa dikurangi dengan penjualan neto barang bekas

dan sisa yang dilakukan rumah tangga selama setahun.

Pengeluaran Konsumsi Pemerintah mencakup pengeluaran untuk belanja

pegawai, penyusutan dan belanja barang, baik pemerintah pusat dan daerah, tidak

termasuk penerimaan dari produksi barang dan jasa yang dihasilkan. Data yang

dipakai adalah realisasi APBN.

Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto, mencakup pembuatan dan

pembelian barang-barang modal baru dari dalam negeri dan barang modal bekas

atau baru dari luar negeri. Metode yang dipakai adalah pendekatan arus barang.

Perubahan Inventori. Perubahan stok dihitung dari PDB hasil penjumlahan

nilai tambah bruto sektoral dikurangi komponen permintaan akhir lainnya.

Ekspor Barang dan Jasa. Ekspor barang dinilai menurut harga free on board

(fob)Impor Barang dan Jasa. Impor barang dinilai menurut cost insurance freight

(cif).

Page 58: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

41

2.6 Dana Pihak Ketiga (DPK)

2.6.1 Pengertian Dana Pihak Ketiga (DPK)

Dana pihak ketiga (DPK) merupakan dana yang dipercayakan masyarakat

(di luar bank) kepada bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana.42

Dana-

dana yang dihimpun dari masyarakat ternyata merupakan sumber dana terbesar

yang paling diandalkan oleh bank, bisa mencapai 80%-90% dari seluruh dana

yang dikelola oleh bank, pos-pos ini terdiri dari simpanan dalam bentuk giro,

deposito, dan tabungan.43

Dana Pihak Ketiga = Giro + Deposito + Tabungan

a) Giro

Simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan

menerbitkan cek untuk penarikan tunai atau bilyet giro untuk pemindahbukuan,

sedangkan cek atau bilyet giro ini oleh pemiliknya dapat digunakan sebagai alat

pembayaran. Untuk itu, pemegang rekening giro memperoleh buku cek dan bilyet

giro.44

Dalam perbankan syariah, terdapat 2 giro syariah yaitu giro wadiah dan giro

mudharabah. Giro wadiah adalah giro yang dijalankan berdasarkan akad wadiah,

yakni titipan murni yang setiap saat dapat diambil jika pemiliknya menghendaki.

Giro mudharabah adalah giro yang dijalankan berdasakan akad mudharabah.

42

Rinaldy, Eddie. Membaca Neraca Bank, Cetakan Pertama, Karya Gemilang, Jakarta. 2008. hlm.

30

43 Dendawijaya, Lukman.. Manajaman Perbankan . Bogor :Ghalia Indonesia. 2005. hlm. 50

44Y. Sri Susilo.Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: Fakultas EkonomiUniversitas

Indonesia.1999. hlm. 67

Page 59: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

42

Dalam hal ini, bank syariah bertindak sebagai mudharib (pengelola dana),

sedangkan nasabah bertindak sebagai shahibul mal (pemilik dana).45

b) Deposito

Simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu

pada saat penyerahannya atas beban rekening penarik cek. Cek dapat ditarik atau

diterbitkan oleh pemegang rekening giro atas unjuk atau atas nama dan tidak

dapat dibatalkan oleh penarik kecuali cek tersebut dinyatakan hilang atau dicuri

dengan bukti dari kepolisian. Jangka waktu pengunjukkan agar mendapatkan

pembayaran dari bank atas cek tersebut adalah selama 70 hari sejak tanggal

penarikan.46

Deposito syariah contohnya adalah mudharabah mutlaqah dan mudharabah

muqayyadah. Mudharabah mutlaqah, pemilik dana tidak memberikan batasan

atau persyaratan tertentu kepada bank syariah dalam mengelola investasinya, baik

yang berkaitan dengan tempat, cara maupun objek investasinya.47

Sedangkan

mudharabah muqayyadah, pemilik dana memberikan batasan atau persyaratan

tertentu kepada bank syariah dalam mengelola investasinya, baik yang berkaitan

dengan tempat, cara, maupun objek investasinya.48

45

Adiwarman A. Karim,Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, Edisi ke 3 Jakarta: Raja

Grafindo Persada. 2004. hlm. 339

46Y. Sri Susilo.Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: Fakultas EkonomiUniversitas

Indonesia.1999. hlm. 69

47Adiwarman A. Karim., Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan. hlm. 352

48Adiwarman A. Karim., Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan. hlm. 353

Page 60: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

43

c) Tabungan

Simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan dengan syarat tertentu

yang disepakati, dan tidak dengan cek atau bilyet giro atau alat lain yang dapat

dipersamakan dengan itu. Cara penarikan rekening tabungan yang paling banyak

digunakan saat ini adalah dengan buku tabungan, cash card atau kartu ATM, dan

debet card.

Dewan Syariah Nasional telah mengeluarkan fatwa yang menyatakan bahwa

tabungan yang dibenarkan adalah tabungan yang berdasarkan prinsip wadiah dan

mudharabah. Tabungan wadiah merupakan tabungan yang dijalankan

berdasarkan akad wadiah, yakni titipan murni yang harus dijaga dan dikembalikan

setiap saat sesuai dengan kehendak pemiliknya.49

Yang dimaksud dengan

tabungan mudharabah adalah tabungan yang dijalankan berdasarkan akad

mudharabah.50

Pertumbuhan setiap bank sangat dipengaruhi oleh perkembangan

kemampuannya menghimpun dana masyarakat, baik berskala kecil maupun besar

dengan masa pengendapan yang memadai. Sebagai lembaga keuangan, maka dana

merupakan masalah utama bagi setiap bank. Tanpa dana yang cukup, maka bank

tidak dapat berbuat apa-apa atau dengan kata lain bank menjadi tidak berfungsi

sama sekali. Dana pihak ketiga dapat mempengaruhi budget bank. Jika dana dari

pihak ketiga bertambah, maka budget bank tersebut akan bertambah pula. Budget

suatu bank berhubungan dengan jumlah dana yang dimiliki oleh bank tersebut.

49

Adiwarman A. Karim., Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan. hlm. 345

50Adiwarman A. Karim., Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan. hlm. 346

Page 61: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

44

Dana yang ada akan dialokasikan oleh bank dalam berbagai bentuk

termasuk untuk pembiayaan.51

Besar kecilnya dana yang berhasil dihimpun oleh

suatu bank merupakan satu barometer dalam menilai tingkat kepercayaan

masyarakat terhadap bank yang bersangkutan. DPK merupakan sumber dana bank

yang utama, yang dapat diumpamakan sebagai darah dalam tubuh manusia.

Sehingga jika pada suatu bank, pertumbuhan DPK menunjukkan kecenderungan

yang menurun, maka akan dapat memperlemah kegiatan operasional bank.52

Secara operasional perbankan, DPK merupakan sumber likuiditas untuk

memperlancar pembiayaan yang terdapat pada sisi aktiva neraca bank. Sehingga

semakin banyak DPK yang berhasil dihimpun oleh bank, maka akan semakin

banyak pula pembiayaan yang dapat disalurkan oleh bank tersebut.

2.7 Total Aset

2.7.1 Pengertian Aset

Aset merupakan bentuk dari penanaman modal perusahaan yang bentuknya

dapat berupa hak atas kekayaan atau jasa yang dimiliki perusahaan yang

bersangkutan. Harta kekayaan tersebut harus dinyatakan secara jelas, diukur

dalam satuan ruang dan diurutkan berdasarkan lamanya waktu atau kecepatannya

berubah kembali menjadi uang kas.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam kerangka dasar penyusunan dan

penyajian laporan keuangan : Aset adalah sumber daya yang dikuasai oleh

51

Adiwarman A. Karim., Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan. hlm..348

52 Rinaldy, Eddie.Membaca Neraca Bank. hlm. 45

Page 62: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

45

perusahaan sebagai akibat peristiwa masa lalu dan darimana manfaat ekonomi

masa depan diharapkan akan diperoleh perusahaan”.53

Menurut Pedoman Akuntansi BUMN revisi 2011, “Aset adalah sumber

daya yang dikendalikan oleh entitas sebagai akibat dari peristiwa masa lalu

dimana manfaat ekonomis di masa depan diharapkan akan diperoleh oleh entitas”.

Manfaat ekonomis masa depan yang terwujud dalam aset adalah potensi dari

aset tersebut untuk memberikan sumbangan, baik langsung maupun tidak

langsung, atau arus kas dan setara kas. Potensi tersebut dapat berbentuk sesuatu

yang produktif dan merupakan bagian dari aktivitas usaha.

2.7.2 Unsur-Unsur Aset

Aset dapat digolongkan kedalam dua kelompok yaitu aset lancar dan aset

tetap.

1. Aset Lancar

Aset lancar adalah aset yang diharapkan dapat direalisasikan menjadi

manfaat dalam jangka waktu satu tahun atau dalam siklus operasi normal

perusahaan. Aset lancar terdiri dari kas, investasi jangka pendek, wesel tagih,

piutang, persediaan, biaya yang masih harus dibayar, penghasilan yang masih

harus diterima dan akun-akun lainnya.

2. Investasi/Penyertaan

Investasi merupakan suatu aset yang digunakan untuk pertumbuhan

kekayaan melalui distribusi hasil investasi. Investasi dalam aset juga

53

Rinaldy, Eddie. Membaca Neraca Bank, hlm 78

Page 63: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

46

dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu investasi jangka pendek dan investasi

jangka panjang.

3. Aset Tetap

Aset berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan

dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak

dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan

mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. Aset tetap terdiri dari tanah,

gedung, investasi jangka panjang dan lainnya.

4. Aset Tidak Berwujud

Aset tidak berwujud adalah aset tetap yang tidak berwujud yang

memberikan hak ekonomi dan hukum kepada pemiliknya. Aset tidak berwujud

dapat berbentuk seperti goodwill, hak paten, hak cipta, franchise dan merk

dagang.

5. Aset Lain-Lain

Aset lain-lain menggambarkan pos-pos yang tidak dapat secara layak

digolongkan ke dalam aset lancar, aset tetap, investas/penyertaan, maupun aset

tidak berwujud.

2.8 Financing to Deposit Ratio (FDR)

Salah satu rasio yang digunakan sebagai sumber informasi dan analisis

adalah rasio likuiditas atau lebih spesifiknya Loan to Deposit Ratio (LDR), dalam

bank syariah rasio ini dikenal dengan istilah Financing to Deposit Ratio (FDR).

Rasio likuiditas bank adalah rasio untuk mengukur kemampuan bank dalam

memenuhi kewajiban jangka pendeknya dan permohonan kredit atau pembiayaan

Page 64: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

47

dengan cepat. Financing to Deposit Ratio (FDR) diartikan sebagai perbandingan

antara pembiayaan yang diberikan dengan dana yang diterima bank. FDR ini

menjadi salah satu rasio likuiditas bank yang berjangka waku agak panjang.54

Rumus dari rasio likuiditas FDR adalah sebagai berikut:

x 100%

Yang termasuk jumlah dana yang diterima oleh bank, terdiri atas:

1. Kredit Liquiditas Bank Indonesia (jika ada)

2. Giro/Deposito dan tabungan masyarakat

3. Deposito dan pinjaman dari bank lain yang berjangka waktu lebih dari

3bulan

4. Surat berharga yang diterbitkan oleh bank yang berjangka waktu

lebihdari 3 bulan

5. Modal pinjaman

6. Modal inti

Kemampuan menjalankan fungsi intermediasi secara baik, dapat digunakan

rasio FDR sebagai indikatornya. Semakin tinggi rasio FDR maka bank tersebut

semakin baik dalam menjalankan fungsi intermediasinya. Sebagian praktisi

perbankan menyepakati bahwa batas aman dari FDR suatu bank adalah sekitar

80%. Namun batas toleransi berkisar antara 85% - 100%.55

Semakin tinggi FDR

maka pembiayaan yang disalurkan juga semakin meningkat. Demikian

54

Veithzal Rivai. Bank and Financial Institute Management. Jakarta: PT.Raja GrafindoPersada.

2007. hlm. 724 55

Ahmad Faisol. Analisis Kinerja Keuangan Bank Pada PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk.

Jurnal Bisnis Managemen, 3(2), 2007. hlm. 1411-9366

Page 65: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

48

sebaliknya, jika terjadi penurunan FDR maka pembiayaan yang disalurkan juga

mengalami penurunan. Sehingga FDR juga berpengaruh positif terhadap

pembiayaan murabahah.

2.9 Penelitian Terdahulu

Dalam penelitian atau pembuatan skripsi, terkadang ada tema yang

berkaitan dengan penelitian yang dijalankan sekalipun arah tujuan yang diteliti

berbeda. Dari peneltian ini, peneliti menemukan beberapa sumber kajian lain yang

telah lebih dahulu membahas terkait analisis Financing to Deposit Ratio dan Non

Performing Fnancing pembiayaan KPR.

Tabel 2.3

Penelitian Terdahulu

No Penulis/Judul/Tahun Subtansi Perbedaan Dengan

Penulis

1 Rizal Nur Firdaus,

Jurnal El-Dinar Vol. 3,

No.i, Januari 2015.

Pengaruh Faktor

Internal dan Eksternal

Yang Mempengaruhi

Pembiayaan

Bermasalah Pada Bank

Umum Syariah di

Indoensia. Fakultas

Ekonomi dan Bisnis

Universitas Brawijaya.

2015

Pada peneltian ini

peneliti menggunkan

variabel PDB, inflasi,

kurs sebgai variabel

eksternal dan NPF dan

CAR sebagai veriabel

internal dan variabel

NPF sebagai variabel

independent. Metode

yang digunakan adalah

analisis regresi multi

linear. Hasil penelitianya

menjelaskan variabel

CAR dan GDP

mempunyai pengaruh

yang signifikan terhadap

tingkat NPF, sedangkan

variabel pembiyaan,

inflasi dan kurs tidak

signifikan terhadap

tingkat NPF.

Pada penelitian ini

penulis menggunakan

metode Path Analysis,

penulis mengukur

pengaruh variabel

Sertifikat Bank

Indonesia (SBI),

Produk Domestik

Bruto (PDB), Inflasi,

Dana Pihak Ketiga

(DPK) dan Total Aset

terhadap Financing to

Deposit Ratio (FDR)

dan Non Performing

Financing (NPF)

pembiyaan KPR

Perbankan Syariah

periode 2008-2015.

2 Siti Rahmi Nur Utami,

Jurnal. Pengaruh Dana

Pihak Ketiga (DPK),

Pada penelitian ini

peneliti menggunakan

metode deskriptif dengan

Pada penelitian ini

penulis menggunakan

metode Path Analysis,

Page 66: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

49

No Penulis/Judul/Tahun Subtansi Perbedaan Dengan

Penulis

Sertifikat Bank

Indonesia Syariah

(SBIS), Rasio

Kecukupan Modal

(CAR) dan Non

Performing Financing

(NPF) Terhadap

Financing to Deposit

Ratio (FDR) Pada

Bank Umum Syariah

di Indonesia. Periode

2008-2013. Program

Studi Magister

Manajaman

Pascasarjana

Universitas Siliwangi

Tasikmalaya.

model pengujian

hipotesis menggunakan

analisis uji regresi linear

berganda. Dengan

mengukur pengaruh

DPK, SBIS, CAR, dan

NPF terhadap FDR pada

bank umum syariah di

Indonesia periode 2008-

2013. Hasil peneltian ini

menjelaskan secara

parsial variabel DPK,

SBIS dan NPF memiliki

pengaruh signifikan

terhadap FDR,

sedangkan CAR

memiliki pengaruh yang

tidak signifikan terhadap

FDR. Secara simultan

keseluruhan variabel

independen memiliki

pengaruh yang signifikan

terhadap FDR

penulis mengukur

pengaruh variabel

Sertifikat Bank

Indonesia (SBI),

Produk Domestik

Bruto (PDB), Inflasi,

Dana Pihak Ketiga

(DPK) dan Total Aset

terhadap Financing to

Deposit Ratio (FDR)

dan Non Performing

Financing (NPF)

pembiyaan KPR

Perbankan Syariah.

3 Dwi Anggraeni

Srihadi Putri, Jurnal.

Analisis Pengaruh

Tingkat Suku Bunga

SBI, DPK, Inflasi,

Kredit non lancar dan

Nilai Tukar Terhadap

LDR Pada Bank

Umum di Indonesia

Tahun 2006-2009

Pada penelitian ini

peneliti menggunakan

metode regresi linier

berganda, peneliti

mengukur pengaruh SBI,

DPK, Inflasi, NPL dan

Nilai tukar terhadap

LDR bank umum di

Indonesia tahun 2006-

2009. Hasil penelitian ini

menjelaskan bahwa

variabel SBI dan DPK

berpengaruh positif

signifikan terhadap

LDR, sedangkan

variabel inflasi dan kurs

tidak signifikan terhadap

LDR dan NPF

berpengaruh negatif

sigifikan terhadap LDR.

Pada penelitian ini

penulis menggunakan

metode Path Analysis,

penulis mengukur

pengaruh variabel

SBI, PDB, Inflasi,

DPK dan Total Aset

terhadap FDR dan

NPF pembiyaan KPR

Perbankan Syariah

Periode 2008-2015.

Page 67: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

50

No Penulis/Judul/Tahun Subtansi Perbedaan Dengan

Penulis

4 Sukrih nalall judul

skripsi Faktor Penentu

Non Performing Loan:

Suatu Studi Kasus

Ekonometrik Guyana.

(2011)

Pada penelitian ini,

peneliti menggukan

metode simple loglinear

regression model,

peneliti mengukur

pengaruh pertumbuhan

ekonomi, pertumbuhan

kredit, Tingkat suku

bunga rill, Tingkat

inflasi tahunan, nilai

tukar efektif rill, tingkat

pengagguran tahunan,

suplai luas uang.

Terhadap Non

Performing Loan

pada penelitian ini

menggunakan metode

Path Analysis, penulis

menggunakan variabel

SBI, PDB, Inflasi,

DPK dan Total Aset

Bank syariah di

Indonesia terhadap

Financing to Deposit

Ratio dan Non

Performing Financing

(NPF) pembiayaan

Kredit Kepemilikan

Rumah (KPR)

perbankan syariah di

Indonesia.

5 Yunis Rahmawulan,

Thesis. Perbandingan

Faktor Penyebab

Timbulnya NPL dan

NPF. Pascasarjana

Universitas Indonesia

(2008)

Penulisan ini

menggunkan metode

regresi linear berganda

untuk melihat pengaruh

Pertumbuhan GDP,

inflasi, dan SBI terhadap

Non Performing Loan

dan Non Performing

Financing di Perbankan

Konvensional dan

syariah di Indonesia.

Penulisan ini

menggunakan metode

Path Analysis, dan

menambahkan

variabel DPK, Total

bank syariah di

indonesia terhadap

NPF dan melalui FDR

pembiayaan KPR

perbankan syariah di

Indonesia

6 Risky Indrawan,

Skripsi. Analisis

Pengaruh LDR, SBI,

Bank Size dan Inflasi

terhadap NPL (Non

Performing Loan)

Kredit Kepemilikan

Rumah PERSERO

tahun 2006-2012. UIN

Jakarta (2013)

Pada penelitian ini

menggunakan teknik

analisis regresi berganda

atau Ordinary Least

Square (OLS), pada

penelitian ini untuk

mengetahui pengaruh

variabel independen

LDR, SBI, bank Size dan

Inflasi terhadap Non

Performing Loan (NPL)

KPR PERSERO tahun

2006-2012. Hasil

penelitian ini

menjelaskan bahwa

Penelitian ini

menggunakan variabel

independent SBI,

PDB, Inflasi, DPK

dan Total Aset serta

variabel intervening

yaitu FDR terhadap

pembiaayan

bermasalah atau Non

Performing Finance

(NPF) pembiayaan

KPR bank syariah di

Indonesia tahun 2006-

2015.

Page 68: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

51

No Penulis/Judul/Tahun Subtansi Perbedaan Dengan

Penulis

secara simultan variabel

LDR, SBI, Bank Size

dan inflasi signifikan

berpengaruh terhadap

NPL KPR, sedangkan

secara parsial memiliki

signifikan terhadap

perubahan nilai NPL

KPR.

7 Zakiah Dwi Peotry,

Skripsi. Pengaruh

variabel Makro dan

Mikro Terhdap NPL

Perbankan

Konvensional dan

NPF Perbankan

Syariah. (2011)

Penelitian ini

menggunakan metode

VAR (Vector Auto

Model) atau VECM

(Vector Error Correction

Model). Variabel yang

digunakan adalah

variabel dependen :

- Non Performing

Loan (NPL)

- Non Performing

Financing (NPF)

Variabel Independen:

Loan to Deposit Ratio

(LDR), Financign to

Depesit Ratio (FDR),

Capital Adequacy Ratio

(CAR), Sertifikat Bk

Indonesia (SBI,

Sertifikat Bank

Indonesia Syariah

(SBIS), Inflasi, GDP,

Nilai Tukar Rupiah

Penelitian

menggunakan metode

Path Analysis.

Variabel dependennya

adalah Non

Performing Financing

(NPF) Pembiayaan

KPR Bank syariah di

Indonesia, sedangkan

variabel

Independennya adalah

Suku Bunga Bank

Indonesia (SBI),

Pertumbuhan

Ekonomi (GDP),

Inflasi, Denda, Dana

Pihak Ketiga (DPK)

dan Total Aset. Serta

variabel intervening

FDR pembiayaan

perbankan syariah di

Indonesia periode

2008-2015.

8 Alfina Martaningsih,

Skripsi. Analisis

Pengaruh Sertifikat

Bank Indonesia

Syariah (SBIS), Niai

Tukar (Kurs), dan

Inflasi Terhadap

Pembiayaan

Bermasalah Perbankan

Syariah di Indonesia

Periode Juli 2010-

Desember 2013. UIN

Penelitian ini

menggunakan metode

analisis regresi. Variabel

dependen dalam

penelitian ini adalah Non

Performing Financing

(NPF), sedangkan

Variabel Independennya

adalah Sertifikat Bank

Indonesia Syariah

(SBIS), Nilai Tukar dan

Inflasi. Hasil penelitian

Penelitian ini

menganalisis

pengaruh atau

hubungan variabel

dependen , variable

independen dan

variabel intevening

Variabel dependen

adalah Non

Performing Financing

(KPR) Pembiayaan

KPR di bank syariah

Page 69: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

52

No Penulis/Judul/Tahun Subtansi Perbedaan Dengan

Penulis

Jakarta (2014) ini menjelaskan bahwa

variabel SBIS dan nilai

tukar berpengaruh

negatif signifikan

terhadap NPF,

sedangkan variabel

inflasi berpengaruh

positif signifikan

terhadap NPF.

di Indonesia,

sedangkan variabel

independennya adalah

SBI, PDB, Inflasi,

DPK dan Total Aset

serta variabe

intervening FDR

pembiayaan KPR

Bank Syariah

9 Anin Diyanti, Skripsi.

Analisa Pengaruh

Faktor Internal dan

Eksternal Terhadap

Terjadinya Non

Performing Loan Studi

kasus pada Bank

Umum Konvensional

yang menyediakan

layanan Kredit

Pemilikan Rumah

Periode 2008-2011.

Universitas

Diponegoro. (2012)

Penelitian ini penulis

menggunakan metode

analisis data

menggunakan regresi

linear berganda,

penelitian ini mengukur

pengaruh Bani size, Loan

to Deposit Ratio (LDR),

Capital Adequcy Ratio

(CAR), pertumbuhan

Gross Domestic Product

(GDP) dan inflasi

terhdap Non Performing

Loan (NPF) Bank umum

konvensional yang

menyediakan layanan

KPR periode 2008-2011.

Hasil penetlitiannya

menjelaskan bahwa

Bank Size, CAR, PDB

dan inflasi berpengaruh

signifikan terhadap NPL

atau NPF sebesar 30,4%

sedangkan sisanya

69,6% dipengaruhi oleh

faktor lain.

Penelitian ini

menggunakan metode

analisis data Path

Analysis. Variabel

dependen adalah Non

Performing Financing

(KPR) Pembiayaan

KPR di bank syariah

di Indonesia,

sedangkan variabel

independennya adalah

SBI, PDB, Inflasi,

DPK dan Total Aset

serta variabe

intervening FDR

pembiayaan KPR

Bank Syariah Periode

2008-2015.

10 Anggiara Pratama,

Skripsi. Pengaruh

Tingkat Inflasi dan

SBI Terhadap Kinerja

Pembiyaan Bank

Syariah Mandiri

Periode Tahun 2009-

2011.UIN Jakarta.

Pada peneltian ini

menggunakan metode

analisis data regresi

linear berganda, peneliti

mengukur pengaruh

tingkat Inflasi dan

Sertifikat Bank

Penelitian ini

menggunakan metode

analisis data Path

Analysis. Variabel

dependen adalah Non

Performing Financing

(KPR) Pembiayaan

KPR di bank syariah

Page 70: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

53

No Penulis/Judul/Tahun Subtansi Perbedaan Dengan

Penulis

(2014). Indonesia terhadap

Financing to Deposit

Ratio (FDR) dan Non

Performing Fianacing

(NPF) pembiayaan Bank

Syariah Mandiri Periode

Tahun 2009-2014. Hasil

penelitian ini

menjelaskan bahwa

variabel inflasi dan SBI

tidak memiliki pengaruh

terhadap FDR,

sedangkan variabel

inflasi dan SBI juga

tidak mempunyai

pengaruh terhadap NPF.

di Indonesia,

sedangkan variabel

independennya adalah

SBI, PDB, Inflasi,

DPK dan Total Aset

serta variabe

intervening FDR

pembiayaan KPR

Bank Syariah Periode

2008-2015.

2.10 Kerangka Penelitian

Gambar 2.1 : Kerangka Penelitian

SBI

(X1)

NPF KPR

(Y)

DPK

(X4)

INFLASI

(X3)

PDB

(X2)

FDR KPR

(Z)

TOTAL ASET

(X5)

Page 71: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

54

2.11 Hipotesis Penelitian

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah:

5. Di duga SBI, PDB, inflasi, DPK Dan total aset berpengaruh terhadap

FDRpembiayaan KPR perbankan syariah di Indonesia periode 2008-

2015.

a. SBI naik maka FDR pembiayaan KPR akan turun, karena SBI dan

FDR berbanding terbalik.

b. PDB naik maka FDR pembiayaan KPR akan naik, karena dengan

naiknya PDB maka ekonomi mengalami pertumbuhan yang akan

meningkat kredit atau pembiayaan ke sektor rill.

c. Inflasi naik maka FDR turun, karena naiknya inflasi

mengakibatkan suku bunga akan meningkat dan akan banyak

orang menabung dan sedikit bank yang akan melakan pembiayaan

atau kredit.

d. DPK naik maka FDR pembiayaan KPR naik. Karena jika banyak

DPK maka ketentuan perbankan harus menyalurkan sebesar 85% –

100 % dananya ke pembiayaan.

e. Total aset naik maka FDR juga naik, karena semakin besar aset

suatu bank maka pembiayaan atau kredit yang disalurkan semakin

besar.

6. Di duga SBI, PDB, inflasi, DPK dan total aset berpengaruh terhadap NPF

Pembiayaan KPR perbankan syariah di Indonesia Periode 2008-2016

a. SBI naik maka NPF Pembiayaan KPR turun, karena SBI naik akan

membuat bank lebih baik menempatkan dananya dalam bentuk SBI

dari pada menyalurkan dalam bentuk pembiyaan atau kredit.

Page 72: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

55

b. PDB naik maka NPF pembiayaan KPR turun, jika ekonomi

bertumbuh kemampuan debituruntuk membayar akan semakin baik

dan kemungkinan gagal bayar atau default akan menurun.

c. Inflasi naik maka NPF pembiayaan KPR naik, ketika dalam

keadaan inflasi banyak terjadi PHK dan perlambataan ekonomi

yang akan mengakibatkan banyaknya debitur yang gagal bayar

atau default.

d. DPK naik maka NPF pembiayaan KPR naik, karena semakin

banyak dana DPK tentu secara otomatis banyak dana yang akan

disalurkan melalui pembiyaan maka kemungkinan gagal bayar atau

default akan meningkat

e. Total Aset naik maka NPF pembiayaan KPR naik, karena semakin

besar aset maka akan semakin besar total pembiayaan yang akan

disalurkan dan akan kemungkinan gagal bayar atau default akan

semakin naik.

7. Di duga FDR berpengaruh terhadap NPF pembiayaan KPR perbankan

syariah di Indonesia Periode 2008-2015. FDR naik maka NPF naik,

karena semakin besar FDR maka semakin pembiayaan yang disalurkan

semakin besar tentu kemungkinan gagal bayar atau default akan semakin

naik.

8. Di duga SBI, PDB, inflasi, DPK dantotal aset berpengaruh melalui FDR

pembiayaan KPR terhadap NPF pembiayaan KPR perbankan syariah di

Indonesia periode 2008-2015.

Page 73: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

56

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah bank umum syariah dan unit usaha

syariah di Indonesia. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh

variabel-variabel yang memiliki pengaruh terhadap non performing financing

PembiayaanKPR.

Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari laporan yang

dipublikasikan oleh Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan

Badan Pusat Statistik (BPS) dalam rangkuman Statistik Perbankan Indonesia.

Penelitian ini menggunakan data runtun waktu (time series) dan periode yang

diambil dalam penelitian ini adalah bulan Januari tahun 2008 sempai dengan

Desember tahun 2015.

Penelitian ini akan ditelusuri dengan memperhatikan aspek umum kondisi

perekonomian negara Indonesia, dan juga beberapa spesifikasi yang dimiliki

perbankan syariah di Indonesia. Data yang digunakan tersebut merupakan data

eksternal dan internal. Pemilihan data diambil berdasarkan penelitian sebelumnya

dan literatur yang telah ada serta kemudahan dalam perolehan data.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Dalam melaksanakan penelitian ini, penulis memerlukan data dan informasi

yang lengkap dan akurat. Adapun jenis data dan sumber data dari penelitian ini

terdiri dari:

56

Page 74: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

57

1. Data primer

Data primer adalah data yang dikumpulkan secara langsung dari hasil

wawancara atau interview dengan responden serta data-data lainnya yang

diperoleh dari objek penelitian. Adapun datanya yaitu pertanyaan-pertanyaan yang

diajukan kepada para karyawan yang menyangkut indikator-indikator yang ada

divariabel penelitian.56

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang telah diolah dan telah tersaji serta telah

terdokumentasi. Dimana datanya berupa data statistik maupun nominal.57

Adapun

data yang akan disajikan dalam peneltian ini seperti inflasi, SBI, PDB, DPK, total

Aset , FDR pembiayan KPR dan NPF pembiayaan KPR bank syariah dan unit

usaha syariah.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder, berupa

data runtun waktu (time series) dengan skala kuartalan yang diambil dari data

Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia

(BI) di Indonesia dengan rentang waktu yang sama. Metode yang digunakan

dalam pengumpulan data untuk melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Studi Kepustakaan (Library Research)

56

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung. Alfabeta.2006. hlm. 25 57

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan. hlm. 26

Page 75: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

58

Untuk dapat memperoleh landasan dan konsep yang kuat agar dapat

memecahkan permasalahan, maka penulis melakukan studi kepustakaan

dariberbagai literatur seperti buku, jurnal, internet artikel, majalah dan sumber-

sumber lain yang berhubungan dengan penelitian ini.58

2.Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa

berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seorang. Dokumen

yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life histories),

ceritera, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar

misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya

misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film dan lain-lain. Studi

dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan

wawancara dalam penelitian kualitatif.59

3. Interview (Wawancara)

Merupakan prosedur pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan-

pertanyaan kepada pemimpin perusahaan serta karyawan yang berhubungan

dengan masalah yang penulis teliti. Wawancara dalam penelitian ini

menggunakan jenis wawancara bersifat terbuka dan objek wawancara ialah

pemimpin atau regulator perbankan syariah dan bank syariah, wawancara

pertama dilakukan kepada karyawan BTN Syariah yang berada di devisi morgage

financing yang merupakan objek peneltian penulis, waktu wawancara dilakukan

pada hari rabu 13 april 2016 hari pada pukul 10:00 wib di ruang tamu lantai 11

58

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan. hlm. 26 59

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan. hlm. 27

Page 76: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

59

Menara BTN. Wawancara kedua dilakukan dengan pihak regulator yaitu dengan

senior pengawasan perbankan syariah Otoritas Jasa Keuangan (OJK), wawancara

dilakukan pada hari Jum’at 24 juni 2016 pada pukul 10:45 wib di ruang beliau

lantai 22 di menara radius prawito departemant perbankan syariah, gedung

perkantoran Bank Indonesia.

3.4 Metode Penentuan Sampel

Dalam menentukan jenis sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini

menggunakan teknik purposive sampling yaitu suatu metode penarikan sampel

probabilitas yang dilakukan dengan kriteria tertentu.60

metode ini diambil

karenapengambilan sampel secara sengaja sesuai dengan persyaratan sampel yang

diperlukan.Sehingga sampel yang diambil dalam penelitian ini yaitu data laporan

keuangan bank umum syariah dan unit usaha syariah dan data statistik

perekonomina di Indonesia yang lengkap. Adapun data yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu data time series atau data runtut waktu yang tersedia di data

publikasi Otoritas jasa Keuangan (OJK), Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank

Indonesia (BI) maka populasi yang diambil adalah data OJK, BPS dan BI di

Indonesia dengan sampel data triwulan semua bank umum syariah dan unit usaha

syariah di Indonesia periode Januari 2008 hingga Desember 2012.

3.5 Metode Analisis Data

Penelitian ini menganalisis bagaimana pengaruh antara SBI, PDB, inflasi,

DPK dan total aset Terhadap NPF pembiayaan KPR Melalui FDR pembiayaan

KPR pada perbankan syariah Di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode

60Abdul Hamid. “ Panduan Penulisan Skripsi: Cetak 1. FEIS UIN Press. Jakarta. 2010. hlm.16

Page 77: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

60

Path Analysis dengan menggunakan program komputer (software) SPSS versi

18.0 dan Microsoft Excel 2007. Berikut adalah metode yang digunakan dalam

menganalisis data pada penelitian ini:

3.5.1 Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah variabel bebas dan variabel

terikat mempunyai distribusi normal. Maksud data distribusi normal adalah data

akan mengikuti arah garis diagonal dan menyebar disekitar garis diagonal. Uji

normalitas dimaksudkan untuk menguji apakah nilai residual yang telah

distandarisasi pada model regresi berditribusi normal atau tidak. Nilai residual

dikatakan berdistribusi normal jika nilai residual terstandarisasi tersebut sebagian

besar mendekati nilai rata-ratanya.61

Nilai residual terstandarisasi yang berdistribusi normal jika digambarkan

dalam bentuk kurva akan membentuk gambar lonceng (bell-shaped curve) yang

kedua sisinya melebar hingga sampai tidak terhingga. Dalam penelitian ini,

peneliti menggunakan uji normalitas dengan analisis grafik. Adapun dasar

pengambilan keputusan dalam uji ini adalah sebagai berikut :

1) Histogram

Jika histogram standardized regression residual merupakan analsis yang

digunakan dalam analisis grafik, dimana jika diketahui sebaran data yang

menyebar ke semua daerah kurva normal, berbentuk simeteris dan loceng maka

dapat disimpulkan data mempunyai distribusi normal.

2) Normal Probability Plot (Normal P-P Plot)

61

Suliyanto, “Ekonomika Terapan: Teori dan Aplikasi dengan SPSS. Penerbit Andi.

Yogyakarta.2011. hlm. 70

Page 78: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

61

Membandingkan distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan

distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal digambarkan dengan

sebuah garis diagonal lurus dari kiri bawah ke kanan atas. Jika data normal maka

garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti atau merapat ke

garis diagonalnya.

3) Uji Kolmogorov Smirnov

Uji Kolmogorov Smirnov adalah pengujian normalitas yang banyak dipakai,

terutama setelah adanya banyak program statistik yang beredar. Kelebihan dari uji

ini adalah sederhana dan tidak menimbulkan perbedaan persepsi di antara satu

pengamat dengan pengamat yang lain, yang sering terjadi pada uji normalitas

dengan menggunakan grafik. Konsep dasar dari uji normalitas Kolmogorov

Smirnov adalah dengan membandingkan distribusi data (yang akan diuji

normalitasnya) dengan distribusi normal baku. Distribusi normal baku adalah data

yang telah ditransformasikan ke dalam bentuk Z-Score dan diasumsikan normal.

Jadi sebenarnya uji Kolmogorov Smirnov adalah uji beda antara data yang diuji

normalitasnya dengan data normal baku. Seperti pada uji beda biasa. Penerapan

pada uji Kolmogorov Smirnov adalah bahwa jika signifikansi di bawah 0,05

berarti data yang akan diuji mempunyai perbedaan yang signifikan dengan data

normal baku, berarti data tersebut tidak normal. Lebih lanjut, jika signifikansi di

atas 0,05 maka berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara data yang

akan diuji dengan data normal baku, artinya data yang kita uji normal.62

62

Suliyanto, “Ekonomika Terapan: Teori dan Aplikasi dengan SPSS. hlm. 75

Page 79: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

62

3.5.2 Uji Asumsi Klasik

Model path analysis adalah salah satu teknik analisis kuantitatif yang dapat

digunakan untuk memberikan informasi besarnya hubungan sebab akibat

(kausatif) antara suatu faktor dengan faktor lainnya. Setelah dilakukan analisis

path, maka dilakukan pengujian asumsi klasik untuk mengetahui apakah model

tersebut bersifat Best Linear Unbiased Estimator (BLUE) dengan beberapa

pengujian, yaitu pengujian normalitas, pengujian multikolinieritas, pengujian

heteroskedastisitas dan pengujian autokorelasi.63

3.5.2.1 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier

ada korelasi antara kesalahan pengganggu (disturbance term –ed) pada periode t

dan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya (t-1). Apabila terjadi

korelasi maka hal tersebut menunjukkan adanya problem autokorelasi. Uji

autokorelasi dapat dilakukan dengan uji Durbin-Watson. Untuk menentukan nilai

dL (durbin lower) dan dU (durbin upper) dengan melihat tabel Durbin Watson,

pada dan k = 2 (nilai k menunjukkan nilai variabel bebeas) dimana n

merupakan jumlah responden. Keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah

sebagai berikut:64

1. Bila nilai DW berada diantara dU sampai dengan 4- dU, koefisien

korelasi sama dengan nol. Artinya tidak terjadi autokorelasi.

63

Nachrowi, Djalal Nachrowi, Hardius Usman. Pendekatan Populer dan Praktis Ekonometruka

untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan, Lembaga Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta. 2006.

hlm. 7 64

Sarjono, Haryadi dan Winda Julianita. SPSS vs LISREL: Sebuah Pengantar, Aplikasi untuk

Riset. Salemba Empat, Jakarta. 2011. hlm. 84

Page 80: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

63

2. Bila nilai DW lebih kecil dari pada dL, koefisien korelasi lebih besar

daripada nol, artinya terjadi autokorelasi positif.

3. Bila nilai DW lebih besar dari pada 4-dL, koefisien korelasi lebih kecil

daripada nol. Artinya terjadi autokorelasi negatif.

4. Bila nilai Dw terletak diantara 4-dU dan 4-dL, hasilnya tidak dapat

disimpulkan.

3.5.2.2 Uji Multikolinieritas

Uji Multikolinieritas yaitu munculnya peluang diantara beberapa variabel

bebas untuk saling berkorelasi, pada praktiknya multikolinieritas tidak dapat

dihindari. Mengukur multikolinieritas dapat dilihat dari nilai Tolerance dan

Variance Inflation Factor (VIF). Tolerance mengukur variabilitas variabel

independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi

karena VIF= 1/tolerance. Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan

tidak adanya multikolinieritas adalah nilai tolerance> 0.10 atau sama dengan VIF

< 10. Hipotesis yang digunakan dalam pengujian multikolinieritas adalah :65

1) H0: VIF > 10, terdapat multikolinieritas

2) H1: VIF < 10, tidak terdapat multikolinieritas

3.5.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas yaitu kondisi dimana semua residual atau error

mempunyai varian yang tidak konstan atau berubah-ubah. Untuk mengetahui

apakah suatu data bersifat heteroskedastisitas atau tidak, maka perlu pengujian.

65

Ghozali, Imam. Aplikasi. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS19. Ed. 5.

Semarang: Universitas Diponegoro. 2011. hlm. 156

Page 81: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

64

Pengujian heteroskedastisitas pada penelitian ini menggunakan metode Analisis

Grafik.

Metode analisis grafik dilakukan dengan mengamati scatterplot di mana

sumbu horizontal menggambarkan Predicted Standardized sedangkan sumbu

vertikal menggambarkan nilai Residual Studentized.Jika scatterplot membentuk

pola tertentu, hal itu menunjukkan adanyamasalah heteroskedastisitas pada model

path yang dibentuk.66

Model analisis grafik ini memiliki kelemahan,yaitu bersifat

subyektif.

3.5.3 Path Analysis

Penelitianini menggunakan model analisis jalur (Path Analysis), karena

penelitian menerangkan akibat langsung dan tidak langsung seperangkat variabel

terukur (parametrik), sebagai variabel bebas (eksogen), terhadap variabel terikat

(endogen) dan variabel perantara (intervening). Adapun model pengujian Path

Analysisadalah:

Gambar 3.1

Model Pengujian Path Analysis

Predictor

(X)

Criterion

(Y)

Mediator

(Z)

Sumber: Diadaptasi dari Baron dan Kenney, 1986, pp. 1176.

Koefisien jalur Keseluruhan Variabel X1, X2, X3, X4, X5, Z dan Y

Model path yang digunakan yaitu:

66

Suliyanto, “Ekonomika Terapan: Teori dan Aplikasi dengan SPSS. Penerbit Andi. Yogyakarta.

2011. hlm. 97

Page 82: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

65

1) Z = z1x1 + z1x2 +z1x3 + z1x4 + z1x5 + 1

Keterangan :

Z = FDR Pembiayaan KPR

X1 = SBI

X2 = PDB

X3 = Inflasi

X4 = DPK

X5 = Total Aset

E1 = Error (FDR)

2) Yt= yx1 + yx2 + yx3 + yx4 + yx5 +yz + 2

Keterangan :

Y= NPF Pembiayaan KPR

Z = FDR Pembiayaan KPR

X1 = SBI

X2 = PDB

X3 = Inflasi

X4 = DPK

X5 = Total Aset

E1 = Error (NPF)

Adapun langkah-langkah menguji analisis jalur adalah sebagai berikut:67

1. Merumuskan hipotesis dan persamaan struktural sebagai berikut :

67

Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro. Cara Menggunakan dan Memaknai Analisis Jalur

(Path Analysis). Bandung : Alfabeta.2007. hlm. 98

Page 83: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

66

Z = z1x1 + z1x2 + z1x3 + z1x4 + z1x5 + 1

Y = yx1 + yx2 + yx3 + yx4 + yx5 + yz + 2

2. Menghitung koefisien jalur yang didasarkan pada koefisien regresi.

a. Menggambarkan diagram lengkap, menentukan sub-sub strukturnya

dan merumuskan persamaan strukturnya yang sesuai dengan hipotesis

yang diajukan.

Hipotesis : Naik turunnya variabel endogen (Y) dipengaruhi secara

signifikan oleh variabel eksogen (X).

b. Menghitung koefisien regresi untuk struktur yang telah dirumuskan.

Pada dasarnya koefisien jalur (path) adalah koefisien regresi yang

berstandarkan yaitu koefisien regresi yang dihitung dari basis data yang telah diset

dalam angka baku atau Z-score (data yang diset dengan nilai rata-rata = 0 dan

standar deviasi 1). Koefisien jalur yang distandarkan ini digunakan untuk

menjelaskan besarnya pengaruh variabel bebas (eksogen) terhadap variabel lain

yang diberlakukan sebagai variabel terikat (endogen).

Khusus untuk program SPSS menu analisis regresi, koefisien path

ditunjukkan oleh output yang dinamakan coeficient yang dinyatakan sebagai

standar koefisien atau dikenal dengan nilai Beta. Jika ada diagram jalur sederhana

mengandung satu unsur hubungan antara variabel eksogen dengan variabel

endogen, maka koefisien path-nya adalah sama dengan koefisien korelasi r

sederhana.

Page 84: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

67

Secara individual uji statistik yang digunakan adalah uji t yang dihitung

dengan rumus :68

Keterangan:

Statistik Se x1 diperoleh dari hasil komputerisasi pada SPSS untuk analisis

regresi setelah data ordinal ditransformasi ke interval.

Selanjutnya untuk mengetahui signifikansi antara nilai probabilitas 0,05

dengan nilai probabilitas Sig dengan dasar pengambilan keputusan adalah sebagai

berikut:

a) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai

probabilitas Sig atau (0,05 ≤ Sig), maka Ho diterima dan Ha ditolak,

artinya tidak signifikan.

b) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai

probabilitas Sig atau (0,05 ≥ Sig), maka Ho ditolak dan Ha diterima,

artinya signifikan.

3.5.4 Uji Simultan (Uji F)

Pengujian ini untuk melihat apakah semua variabel bebas secara bersama-

sama (simultan) mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat.

Rumus yang digunakan.69

68

Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro. Cara Menggunakan dan Memaknai Analisis Jalur

(Path Analysis). hlm. 120

69Hasan, Iqbal. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: Bumi AksaraJepara dalam

Angka Tahun 2009. Jepara: Badan Pusat Statistik. 2006. hlm. 78

Page 85: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

68

Keterangan:

RKR = Rata-rata Kuadrat Regresi

RKE = Rata-rata Kuadrat Residu

Untuk menguji kebenaran hipotesis pertama digunakan uji F yaitu untuk

menguji keberartian regresi secara keseluruhan dengan rumus hipotesis sebagai

berikut:

H0 : b1 = b2 = 0

Ha : b1 # b2 # 0

Pengujian dengan uji F varians-nya adalah dengan membandingkan Fhitung

dengan Ftabel pada α = 0,05 apabila hasil perhitungannya menunjukkan:

1. Fhitung> Ftabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima, dan α < 5% atau 0,05.

Artinya variasi dari model regresi berhasil menerangkan variasi variabel

bebas secara keseluruhan, sejauh mana pengaruhnya terhadap variabel

terikat.

2. Fhitung ≤ Ftabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak dan α > 5% atau 0,05

Artinya variasi dari model regresi tidak berhasil menerangkan variasi

variabel bebas secara keseluruhan, sejauh mana pengaruhnya terhadap

variabel terikat.

3.5.5 Uji Parsial (Uji-t)

Pengujian dilakukan untuk melihat dari masing-masing variabel bebas

secara parsial berpengaruh dengan variabel terikat dengan rumus:70

70

Hasan, Iqbal. Analisis Data Penelitian dengan Statistik.hlm. 83

Page 86: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

69

Keterangan:

bi = nilai koefisien regresi

Bi = nilai koefisien regresi untuk populasi

Sbi = kesalahan baku koefisien regresi

i = 1, 2, 3,…n

Adapun rumusan hipotesis dengan menggunakan Uji t adalah sebagai

berikut:

H0 : b1 = b2 = 0

Ha : b1 # b2 # 0

Pengujian dilakukan melalui uji t dengan membandingkan thitung dengan ttabel

pada. Apabila hasil perhitungan menunjukkan:

1. thitung > ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima, dan α < 5% atau 0,05

Artinya variasi variabel bebas dapat menerangkan variabel terikat dan

terdapat pengaruh diantara kedua variabel yang diuji.

2. thitung ≤ttabel maka H0 diterima dan Ha ditolak dan α > 5% atau 0,05

Artinya variansi variabel bebas tidak dapat menerangkan variabel terikat

dan terdapat pengaruh antara dua variabel yang diuji.

Untuk membuktikan hipotesis pertama, kedua, ketiga, dan kelima masing-

masing koefisien regresinya diuji dengan uji t. Hasil uji t bermakna apabila

diperoleh thitung lebih besar dari ttabel (thitung > ttabel). Untuk pengaruh yang dominan

ditentukan oleh R2parsial yang terbesar.

Untuk membuktikan hipotesis keempat, yaitu untuk mengetahui besarnya

pengaruh secara keseluruhan dihitung koefisien determinasimultiplenya (R2). Jika

Page 87: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

70

R2 yang diperoleh dari hasil perhitungan mendekati 1 (satu), maka semakin kuat

model tersebut dapat menerangkan variabel tergantungnya. Kemudian dilakukan

pengujian varians-nya dengan uji F. Hipotesis diterima apabila titik lebih besar

dari Ftabel(Fhitung> Ftabel).

Page 88: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

71

3.6 Diagram Alur Metodologi Peneltian

Gambar 3.2 : Diagram Alur Metodologi Penelitian

Preparasi Data Awal

Data SBI, PDB, Inflasi, Total

Aset dan DPK dengan FDR KPR

Data SBI, PDB, Inflasi, Total Aset

dan DPK dengan NPF KPR

Uji Normalitas Uji Normalitas

Uji Hasil Model :

R2 (R Square) dan Durbin Watson

Uji Asumsi Klasik Uji Asumsi Klasik

Autokorelasi

Uji Hipotesis

Mulitikolinieritas

ss

Heteroskedastisitas

Model Path Analysis:

Z = z1x1 + z1x2 + z1x3 + z1x4 + z1x5 + 1

Y = yx1 + yx2 + yx3 + yx4 + yx5 + yz + 2

Interprestasi Model

Uji T Uji F

Page 89: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

72

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Dan Pembahasan

4.1.1 Uji Normalitas

Pengujian normalitas bertujuan untuk mengetahui pola distribusi dari suatu

data hasil penelitian. Hal ini merupakan salah satu syarat untuk melakukan

analisis regresi linear berganda. Uji normalitas dapat dilihat dari kurva histogram

dan grafik Normal p-p plot.

a. Histogram dan Normal Probability Plot (Implikasi SBI, PDB, Inflasi,

DPK, Total Aset, Dan FDR terhadap NPF Pembiayaan KPR)

Gambar 4.1

Kurva Histogram

Sumber: Data Olahan SPSS Penelitian 2016

Berdasarkan gambar 5.1 diketahui bahwa sebaran data yang menyebar ke

semua daerah kurva normal, berbentuk simetris atau lonceng. Maka dapat

disimpulkan bahwa data mempunyai distribusi normal.

72

Page 90: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

73

Gambar 4.2

Grafik Normal P-P Plot

Sumber: Data Olahan SPSS Penelitian 2016

Pada gambar Normal PP Plot of Regression diatas dapat dilihat bahwa titik-

titik menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Dapat

disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas.

b. Histogram dan Normal Probability Plot (Implikasi SBI, PDB, Inflasi,

DPK, Dan Total Asetterhadap FDR Pembiayaan KPR)

Gambar 4.3

Kurva Histogram

Sumber: Data Olahan SPSS Penelitian 2016

Page 91: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

74

Berdasarkan gambar 5.3 diketahui bahwa sebaran data yang menyebar ke

semua daerah kurva normal, berbentuk simetris atau lonceng. Maka dapat

disimpulkan bahwa data mempunyai distribusi normal.

Gambar 4.4

Grafik Normal P-P Plot

Sumber: Data Olahan SPSS Penelitian 2016

Pada gambar Normal PP Plot of Regression diatas dapat dilihat bahwa titik-

titik menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Dapat

disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas.

c. Uji Kolmogorov – Smirnov

Tabel 4.1: Hasil Uji Kolmogorov – Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

SBI PDB INFLASI DPK

TOTAL

ASET FDR NPF

N 32 32 32 32 32 32 32

Normal

Parametersa,b

Mean 7,0234 6,1822 5,6697 118,7034 153,8855 46,5813 2,2763

Std. Deviation ,95114 2,41417 ,78203 68,16790 88,20347 13,08365 ,51591

Most Extreme

Differences

Absolute ,129 ,118 ,138 ,133 ,131 ,214 ,132

Positive ,121 ,118 ,102 ,133 ,131 ,214 ,132

Negative -,129 -,079 -,138 -,101 -,119 -,150 -,089

Kolmogorov-Smirnov Z ,732 ,665 ,778 ,751 ,744 1,213 ,746

Asymp. Sig. (2-tailed) ,658 ,768 ,580 ,626 ,638 ,105 ,633

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Sumber: Data Olahan 2016

Page 92: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

75

Berdasarkan Tabel di atas dapat dibuktikan dari Kolmogorov-Smirnov

dengan besar probabilitas yaitu nilai Asymp. Sig. dari masing-masing variable

lebih besar dari 0,05 ( α = 0,05 ). Artinya dapat disimpulkan bahwa model regresi

memenuhi asumsi normalitas.

4.1.2 Uji Asumsi Klasik

1. Uji Autokorelasi

Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi

linier ada korelasi antara kesalahan pengguna pada periode t dengan kesalahan

pada periode t-1.

Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu

berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual tidak bebas dari satu

observasi ke observasi lainnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang

bebas dari autokorelasi. Uji autokorelasi dapat dilakukan dengan menggunakan

uji Durbin-Watson (DW), dimana hasil pengujian ditentukan berdasarkan nilai

Durbin-Watson (DW).

Tabel 4.2: Hasil Uji Durbin-Watson Model Summary

b

Model

R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson di

me

n

si

on

0

1 ,872a ,760 ,703 ,28130 1,974

a. Predictors: (Constant), FDR, SBI, INFLASI, TOTAL_ASET, PDB, DPK b. Dependent Variable: NPF_KPR

Sumber: Data olahan 2016

Nilai DW = 1,974 nilai ini akan dibandingkan dengan nilai tabel signifikan

5% dengan (n=32) dan jumlah variabel independent (k=5) maka diperoleh:

dL = 1,1092

Du = 1,8187

Page 93: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

76

Karena nilai DW= 1,974 lebih besar dari batas atas (dU) yakni 1,8608 dan

kurang dari (4-dU) 4-1,8187 = 2,1813 sehingga disimpulkan tidak terdapat

autokorelasi.

2. Uji Multikolinearitas

Untuk melihat adanya gejala multikolinearitas dapat dilakukan dengan

menguji koefisien korelasi parsial variabel-variabel bebasnya melalui metrik

korelasi, bila korelasinya signifikan maka antar variabel bebas tersebut terjadi

multikolinearitas.

Tabel 4.3: Uji Multikolerasi Coefficients

a

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant) SBI ,223 4,483

PDB ,228 4,377

INFLASI ,571 1,752

DPK ,471 9,772

TOTAL_ASET ,561 5,691

FDR ,343 2,917

a. Dependent Variable: NPF_KPR

Simber: Data Olahan Spss 2016

Berdasarkan hasil pengolahan data dengan melihat nilai VIF dengan

formula =

=

dimana VIF = SBI (X1) sebesar 4,483, PDB

(X2) sebesar 4,377, Inflasi (X3) sebesar 1,752, DPK (X4) sebesar 9,772, dan Total

aset (X5) sebesar 5,691. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ke- 5 (kelima)

variabel bebas tersebut tidak terdapat multikolinearitas karena nilai VIF nya

lebih kecil dari 10. (Lampiran)

2. Uji Heteroskedastisitas

Berdasarkan hasil penelitian ini telah membuktikan bahwa tidak terdapat

adanya heterokedastisitas, sehingga menunjukkan bahwa tidak terjadinya

Page 94: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

77

perbedaan antara variasi residual dari NPF pembiayaan KPR yang diakibatkan

oleh variabel penelitian yang mempengaruhinya.

Gambar 4.5

Scatterplot

Sumber: Data Olahan SPSS Penelitian 2016

Berdasarkan grafik di atas, terlihat bahwa titik-titik tidak membentuk pola

tertentu dan menyebar diatas dan dibawah pada sumbu Y. Jadi, dapat disimpulkan

bahwa model regresi dalam penelitian ini tidak terdapat heteroskedastisitas.

4.1.3 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Analisis determinasi dalam regresi linear berganda digunakan untuk

mengetahui persentase sumbangan pengaruh variabel independen secara simultan

atau bersama-sama terhadap variabel terikat.

Tabel 4.4 Hasil Koefisien Determinasi Pengaruh SBI, PDB, Inflasi, DPK,

dan Total AsetTerhadap FDR Pembiayaan KPR Model Summary

b

Model

R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson d

i

me

ns

io

n

0

1 ,811a ,657 ,591 8,36459 1,977

a. Predictors: (Constant), TOTAL_ASET, SBI, INFLASI, PDB, DPK b. Dependent Variable: FDR

Sumber: Data Olahan 2016

Tabel 4.5Hasil Koefisien Determinasi Pengaruh SBI, PDB, Inflasi, DPK, dan

Total Aset, Dan FDR KPR Terhadap NPF Pembiayaan KPR Model Summary

b

Model

R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson di

me

ns

i

on

0

1 ,872a ,760 ,703 ,28130 1,974

a. Predictors: (Constant), FDR, SBI, INFLASI, TOTAL_ASET, PDB, DPK b. Dependent Variable: NPF_KPR

Sumber: Data Olahan 2016

Page 95: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

78

Berdasarkan kedua Tabel diatas diketahui bahwa besarnya pengaruh SBI,

PDB, Inflasi, DPK, dan Total Aset Terhadap FDR Pembiayaan KPR dalam nilai

R Square adalah sebesar 0,657 (65,7%). dan sisanya sebesar 34,3% di pengaruhi

oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitan ini. Sedangkan besarnya

pengaruh SBI, PDB, Inflasi, DPK, Total Aset, dan FDR pembiayaan KPR

Terhadap NPF pembiayaan KPRdalam nilai R Square adalah sebesar 0,760

(76%). dan sisanya sebesar 24% di pengaruhi oleh variabel lain yang tidak

dimasukkan dalam penelitan ini.

Adapun nilai Adjusted R2

m = 1- (1- R2

1)( 1- R2

2)

= 1 - (1-0,657) (1-0,760)

= 1 - (0,343) (0,24)

= 1 - 0,082 = 0,918 (91,8%)

Hasil analisis jalur diperoleh koefisien determinasi total R2

m= 0,918 artinya

model hasil penelitian dapat menjelaskan fenomena yang diselidiki sebesar 91,8%

sedangkan sisanya sebesar 8,2% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak

dimasukkan dalam penelitan ini.

4.1.4Analisis Jalur (Path Analysis)

Analisis jalur merupakan perluasan dari analisis regresi linier berganda atau

analisis jalur adalah penggunaan analisis regresi untuk menaksir hubungan

kausalitas antara variabel (Model Casual) yang telah diterapkan sebelumnya

berdasarkan teori.

Page 96: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

79

Tabel 4.6 : Hasil Pengujian Hipotesis Jalur

Pengaruh antar variable

Koefisien Jalur Pengaruh

Signifikan Langsung Tidak langsung

X1 Z 0,291 0,291 - 0,229

X2 Z -0,400 -0,400 - 0,090

X3 Z 0,097 0,097 - 0,528

X4 Z 13,586 13,586 - 0,000

X5 Z -13,119 -13,119 - 0,000

X1 Y 0,613 0,613 - 0,007

X2 Y -0,371 -0,371 - 0,082

X3 Y -0,523 -0,523 - 0,000

X4 Y 6,346 6,346 - 0,066

X5 Y -6,704 -6,704 - 0,051

Y1 Y 0,676 0,676 - 0,006

X1 Z Y (0,291 x 0,676) - 0,197 -

X2 Z Y (-0,400 x0,676) - -0,270 -

X3 Z Y (0,097 x 0,676) - 0,066 -

X4 Z Y (13,586 x0,676) - 9,184 -

X5 Z Y (-13,119 x0,676) - -8,868 -

Sumber: data olahan 2016

Berdasarkan pengujian hipotesis pada Tabel 4.5 dapat dibuat diagram jalur

seperti berikut ini:

Gambar 4.6

Analisis Jalur

SBI

TOTAL ASET

FDR PEMBIAYAAN KPRNPF PEMBIAYAAN KPR

DPK

INFLASI

PDB

0,291

-0,400

0,097

13,586

-13119

0,613

-0,371

-0,523

6,346

-6,704

0,676

Є1

Є1

0,657

0,760

Page 97: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

80

Keterangan : (S) = Signifikan, (TS) = Tidak Signifikan

Persamaan struktural untuk model tersebut

Sub Strutktural 1 : Zit = 0,291 X1 + 0,400 X2 + 0,097 X3 + 13,586 X4 + (-13,119) X5 + Є1

Sub Strutktural 2 : Yit = 0,613 X1 + (-0,371) X2 + (-0,523) X3 + 6,346 X4 + (-6,704) X5 + 0,676 Y1 + Є2

4.1.5 Uji Simultan (Uji F)

4.1.5.1 Pengaruh SBI, PDB, Inflasi, DPK, dan Total AsetSecara Bersama-

Sama Terhadap FDR Pembiayaan KPR

Uji F digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh signifikan variabel

bebas (X) secara simultan atau bersama-sama terhadap variabel terikat (Y).

Sebelum melakukan pengujian, maka hipotesis penelitian perlu dijabarkan

menjadi hipotesis statistic (H0 = Hipotesis nol, H1 = hipotesis alternatif), yaitu:

H0 =SBI, PDB, Inflasi, DPK, dan total aset tidak berpengaruh signifikan terhadap

FDR pembiayaan KPR.

H1= SBI, PDB, Inflasi, DPK, dan total aset berpengaruh signifikan terhadap

FDR pembiayaan KPR.

Tabel 4.7 Uji Secara Simultan (Pengaruh SBI, PDB, Inflasi, DPK, dan Total

AsetSecara Bersama-Sama Terhadap FDR Pembiayaan KPR) ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 3487,516 5 697,503 9,969 ,000a

Residual 1819,124 26 69,966

Total 5306,640 31

a. Predictors: (Constant), TOTAL_ASET, SBI, INFLASI, PDB, DPK

b. Dependent Variable: FDR

Sumber: Data Olahan Spss 2016

Diketahui F hitung sebesar 9,969 dengan signifikansi (0,000). F tabel dapat

diperoleh sebagai berikut:

Page 98: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

81

F tabel = n – k – 1 ; k

F tabel = 32 – 5 – 1 ; 5

F tabel = 26 ; (Kolam ke 5 di tabel f)

F tabel = 2,48

Keterangan n : jumlah sampel

k : jumlah variabel bebas

1 : konstan

Dengan demikian diketahui F hitung (9,969) > F tabel (2,48) dengan Sig.

(0,000) < 0,05. Artinya adalah bahwa variabel indpenden (SBI, PDB, Inflasi,

DPK, dan Total Aset) secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap

variabel independen (FDR Pembiayaan KPR). Maka H0 ditolak dan H1 diterima.

4.1.5.2 Pengaruh SBI, PDB, Inflasi, DPK, Total Aset, dan FDR Pembiayaan

KPR Secara Bersama-Sama Terhadap NPF Pembiayaan KPR

Uji F digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh signifikan variabel

bebas (X) secara simultan atau bersama-sama terhadap variabel terikat (Y).

Sebelum melakukan pengujian, maka hipotesis penelitian perlu dijabarkan

menjadi hipotesis statistik (H0 = Hipotesis nol, H1 = hipotesis alternatif), yaitu:

H0 =SBI, PDB, Inflasi, DPK, Total Aset, dan FDR tidak berpengaruh signifikan

terhadap NPF Pembiayaan KPR.

H1= SBI, PDB, Inflasi, DPK, Total Aset, dan FDR berpengaruh signifikan

terhadap NPF Pembiayaan KPR.

Page 99: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

82

Tabel 4.8 Uji Secara Simultan (Pengaruh SBI, PDB, Inflasi, DPK, Total Aset,

dan FDRSecara Bersama-Sama Terhadap NPF Pembiayaan KPR)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 6,273 6 1,045 13,212 ,000a

Residual 1,978 25 ,079

Total 8,251 31

a. Predictors: (Constant), FDR, SBI, INFLASI, TOTAL_ASET, PDB, DPK

b. Dependent Variable: NPF_KPR

Sumber: Data Olahan Spss 2016

Diketahui F hitung sebesar 13,212 dengan signifikansi (0,000). F tabel

dapat diperoleh sebagai berikut:

F tabel = n – k – 1 ; k

F tabel = 32 – 5 – 1 ; 5

F tabel = 26 ; (Kolam ke 5 di tabel f)

F tabel = 2,48

Keterangan n : jumlah sampel

k : jumlah variabel bebas

1 : konstan

Dengan demikian diketahui F hitung (13,212) > F tabel (2,48) dengan Sig.

(0,000) < 0,05. Artinya adalah bahwa variabel independen (SBI, PDB, Inflasi,

DPK, Total Aset, dan FDR pembiayaan KPR) secara bersama-sama berpengaruh

signifikan terhadap variabel independen (NPF Pembiayaan KPR). Maka H0

ditolak dan H1 diterima.

4.2 Uji Hipotesis

Hasil uji analisis jalur menunjukkan koefisien jalur untuk pengaruh variabel

SBI (X1) terhadap FDR Pembiayaan KPR (Z) sebesar 0,291 dengan

Page 100: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

83

signifikansebesar 0,229 > 0,05. pengaruh variabel PDB (X2) terhadap FDR

pembiayaan KPR (Z) sebesar 0,400 dengan signifikan sebesar 0,090 > 0,05.

pengaruh variabel Inflasi (X3) terhadap FDR pembiayaan KPR (Z) sebesar 0,097

dengan signifikan sebesar 0,528 > 0,05. pengaruh variabel DPK (X4) terhadap

FDR pembiayaan KPR (Z) sebesar 13,586 dengan signifikan sebesar 0,000 < 0,05.

pengaruh variabel Total Aset (X5) terhadap FDR pembiayaan KPR (Z) sebesar -

13,119 dengan signifikan sebesar 0,000 < 0,05. Sedangkan Hasil uji analisis jalur

menunjukkan koefisien jalur untuk pengaruh variabel SBI (X1) terhadap NPF

Pembiayaan KPR (Y) sebesar 0,613 dengan signifikan sebesar 0,007 < 0,05.

pengaruh variabel PDB (X2) terhadap NPF Pembiayaan KPR (Y) sebesar -0,371

dengan signifikan sebesar 0,082 > 0,05. pengaruh variabel Inflasi (X3) terhadap

NPF pembiayaan KPR (Y) sebesar -0,523 dengan signifikan sebesar 0,000 < 0,05.

pengaruh variabel DPK (X4) terhadap NPF pembiayaan KPR (Y) sebesar 6,346

dengan signifikan sebesar 0,066 > 0,05. pengaruh variabel Total Aset (X5)

terhadap NPF pembiayaan KPR (Y2) sebesar -6,704 dengan signifikan sebesar

0,050 > 0,05. pengaruh variabel FDR pembiayaan KPR (Z) terhadap NPF

pembiayaan KPR (Y) sebesar 0,676 dengan signifikan sebesar 0,006 < 0,05.

4.3 Pembahasan Pengaruh Antara Variabel Penelitian

4.3.1 Pengaruh Secara Langsung SBI Terhadap FDR Pembiayaan KPR

Hasil uji analisis jalur menunjukkan koefisien jalur untuk variabel SBI (X1)

terhadap FDR pembiayaan KPR(Z) sebesar 0,291 dengan signifikan sebesar 0,229

> 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa SBI tidak berpengaruh signifikan

terhadap FDR pembiayaan KPR. Kenaikan suku bunga SBI menyebabkan

Page 101: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

84

naiknya fund rate dan lend rate, maka bank akan banyak melatakkan uangnya

dalam bentuk SBI dari pada melakukan pembiayaan atau kredit ke masyarakat

karena dikhawatirkan banyaknya gagal bayar (default). Kemudian dari sisi kredit

atau pembiayaan banyak masyarakat tidak mampu untuk melukan peminjaman

karena bunga kredit atau pembiayaan tinggi, hal ini yang membuat SBI tidak

berpengaruh signifikan terhadapd FDR pembiayaan KPR. berbeda dari penelitian

Dwi Anggraini yang menjalaskan bahwa variabel tingkat SBI berpegaruh positif

terhadap LDR atau FDR, alasannya adalah dengan meningkatya SBI maka bank

cendrung meningkatkan penyaluran kreditnya dalam hal ini LDR atau FDR

pembiayaan KPR.Dalam kondisi ini FDR pembiayaan KPR mengalami

peningkatan pula dikarenakan demand masyarakat atas kredit yang masih

tinggi.71

Sedangkan dilihat dari hasil pengujian menggunakan program SPSS yaitu

diperoleh thitung 1,231 serta ttabel a ; n – k - 1 (0,05; 26) sebesar 2,478. Karena nilai

thitung 1,231 < ttabel 2,478 dapat disimpulkan H0 diterima dan H1 ditolak.

4.3.2 Pengaruh Secara Langsung PDB Terhadap FDR Pembiayaan KPR

Hasil uji analisis jalur menunjukkan koefisien jalur untuk variabel PDB (X2)

terhadap FDR pembiayaan KPR(Z) sebesar -0,400 dengan signifikan sebesar

0,090 > 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa PDB tidak berpengaruh

signifikan terhadap FDR pembiayaan KPR.Berbeda dengan wawancara yang

dilakukan dengan pihak Otoritas Jasa Keuangan (OJK), yang menjelaskan

pertumbuhan ekonomi atau PDB sangat menentukan keadaan penyaluran

71

Dwi Anggraeni Srihadi Putri, Jurnal. Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI, DPK, Inflasi,

Kredit Non Lancar, Dan Nilai TukarTerhadap LDR Pada Bank Umum di Indonesia. Tahun 2006-

2009. hlm. 10

Page 102: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

85

pembiayaan dan gagal bayar, jika terjadi pertumbuhan ekonomi yang signifikan

tentu akan kebutuhan akan modal atau capital sangat diperlukan untuk ekspansi

baik perusahaan maupun individu, ini bisa dilihat dengan adanya peningkatan

(FDR).72

Sedangkan rata-rata pertumbuhan ekonomi selama tujuh tahun terakhir

dari 2008-2015 data per kuartal menjelaskan secara rata-rata pertumbuhan

ekonomi sebesar 0,20 %, tentu faktor ini merupakan salah satu faktor yang

menyebabkan variabel PDB tidak begitu berpengaruh terhadap FDR pembiayaan

KPR. Kemudian dari pada itu data yang peneliti lampirkan juga tidak begitu

banyak atau hanya 32 data sehingga hasil yang ditampilkan jarang begitu kuat.

Sedangkan dilihat dari hasil pengujian menggunakan program SPSS yaitu

diperoleh thitung -1,763 serta ttabel a ; n – k - 1 (0,05; 26) sebesar 2,478. Karena

nilai thitung -1,763 < ttabel 2,478 dapat disimpulkan H0 diterima dan H1 ditolak.

4.3.3 Pengaruh Secara Langsung Inflasi Terhadap FDR Pembiayaan KPR

Hasil uji analisis jalur menunjukkan koefisien jalur untuk variabel Inflasi

(X3) terhadap FDR pembiayaan KPR(Z) sebesar 0,097 dengan signifikan sebesar

0,528 > 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa inflasi tidak berpengaruh

terhadap FDR pembiayaan KPR. Naiknya inflasi tentu tidak langsung begitu saja

mempangaruhi perekonomian masyarakat kerena kenaikan inflasi yang wajar

merupakan suatu kewajaran dan hampir setiap tehun inflasi selalu terjadi, hanya

saja bagaimana mengendalikan angka inflasi. Hal ini diperkuat oleh peneltian

Anggiara Pratama yang menjelaskan variabel inflasi tidak mempunyai pengaruh

72

Wawancara bersama Bapak Ansyori Abdullah Senior Departement Pengawasan Perbankan

syariah. Jum’at, 24 Juni 2016 10:45 Menara Radius Prawiro Lat. 22.

Page 103: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

86

terhadap pembiayaan bank syariah atau FDR.73

Serta juga diperkuat oleh

penelitian Sun’an, Muammil dan David Kaluge dimana tingkat inflasi

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap LDR atau FDR.74

Jika kita lihat

secara rata-rata tingkat inflasi di Indonesia dari tahun 2008-2015 degan data per

kuartal rata-rata inflasi sebesar 6,18%, artinnya inflasi di indonesia masih

tergolong lemah atau rendah (creeping inflation) yang masih di bawah 10%.

Dengan persentase yang kecil tentu membuat pengaruh inflasi terhadap FDR

pembiayaan KPR tidak begitu berpengaruh. Sedangkan dilihat dari hasil

pengujian menggunakan program SPSS yaitu diperoleh thitung 0,640 serta ttabel a ;

n – k - 1 (0,05; 26) sebesar 2,478. Karena nilai thitung 0,640 < ttabel 2,478 dapat

disimpulkan H0 diterima dan H1 ditolak.

4.3.4 Pengaruh Secara Langsung DPK Terhadap FDR Pembiayaan KPR

Hasil uji analisis jalur menunjukkan koefisien jalur untuk variabel DPK (X4)

terhadap FDR pembiayaan KPR(Z) sebesar 13,586 dengan signifikan sebesar

0,000 < 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa DPK berpengaruh signifikan

terhadap FDR pembiayaan KPR. Pengaruh signifikan disebabkan karena dana

pihak ketiga merupakan faktor pembagi dari total pembiayaan dari rasio

Financing to Deposot Ratio (FDR). Sehingga jika dana pihak ketiga mengalami

kenaikan secara otomatis juga akan menaikan total pembiayaan karena perbankan

73

Anggiara Pratama. Pengaruh Tingkat Inflasi dan SBI Terhadap Kinerja Pembiayaan Bank

Syariah Mandiri Periode Tahun 2009-2011. UIN Jakarta.2014. hlm. 73

74 Sun’an, Muammil dan David Kaluge. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Penyaluran Kredit

Investasi di Indonesia, Jurnal Keuangan dan Perbankan, XI, No.2 Mei 2007. 2007. hlm 347 – 361.

Page 104: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

87

juga harus mempertahankan rasio pembiayaan terhadap DPK sebesar 80%-90%.75

Hasil ini diperkuat oleh penelitian Budiawan yang menjelaskan bahwa DPK

berpengaruh signifikan terhadap LDR atau FDR. Hal ini berarti berarti semakin

besar simpanan masyarakat di dalam suatu bank maka semakin besar pula

penyaluran kredit atau pembiayaan diberikan ke masyarakat.76

Sedangkan dilihat

dari hasil pengujian menggunakan program SPSS yaitu diperoleh thitung 4,825

serta ttabel a ; n – k - 1 (0,05; 26) sebesar 2,478. Karena nilai thitung 4,825 > ttabel

2,478 dapat disimpulkan H0 ditolak dan H1 diterima.

4.3.5 Pengaruh Secara Langsung Total Aset Terhadap FDR Pembiayaan

KPR

Hasil uji analisis jalur menunjukkan koefisien jalur untuk variabel total aset

(X5) terhadap FDR pembiayaan KPR(Z) sebesar -13,119 dengan signifikan

sebesar 0,000 < 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa total aset berpengaruh

tetapi negatif terhadap FDR pembiayaan KPR. kenaikan total aset merupakan

penilaian kuat terhadap perkembangan pembiayaan perbankan karena kenaikan

pembiayaan tentu akan meningkatkan struktur dari total aset karena secara

akuntasi pembiayaan ataupun piutung usaha berada dalam neraca aktiva.Tetapi

pengaruh ini juga bisa berbeda jika total aset yang tinggi bukan disebabkan karena

besarnya pembiayaan yang disalurkan bisa saja dari kas yang besar, aset tetap

75

Wawancara dengan bagian Morgage Financing BTN Syariah Rabu, 13 April di Menara Bank

BTN Lt. 11.

76 Budiawan.Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyaluran Kredit pada Bank

Perkreditan Rakyat (Studi Kasus pada BPR di Wilayah Kerja BI Banjarmasin). Tesis Program

Studi Magister Manajaman Universitas Diponegoro Semarang. 2008. hlm. 65

Page 105: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

88

seperti gedung serta aset berharga lainnya, yang tentu bisa menyebabkan kenaikan

total aset tapi menurunkan pembiayaan atau FDR pembiaayan KPR. Alasan ini

sedikit berbeda dari penelitian sebelumnya yang menjelaskan bahwa total aset

memiliki pengaruh terhadap pembiayaan atau FDR hal ini tercermin dengan

semakin kuatnya struktur modal , menurunnya resiko kredit, dan meningkatkan

profitabilitas perbankan.77

Sedangkan dilihat dari hasil pengujian menggunakan

program SPSS yaitu diperoleh thitung -4,650 serta ttabel a ; n – k - 1 (0,05; 26)

sebesar 2,478. Karena nilai thitung -4,650 < ttabel 2,478 dapat disimpulkan H0

diterima dan H1 ditolak.

4.3.5 Pengaruh Secara Langsung SBI Terhadap NPF Pembiayaan KPR

Hasil uji analisis jalur menunjukkan koefisien jalur untuk variabel SBI (X1)

terhadap NPF pembiayaan KPR(Y) sebesar 0,613 dengan signifikan sebesar 0,007

< 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa SBI berpengaruh terhadap NPF

pembiayaan KPR. Hal ini sejalan dengan penelitian Risky Indrawan yang

menjelaskana bahwa variabel SBI memeliki pengaruh yang signifikan terhadap

non performing loan atau non performing financing KPR.78

Kenaikan SBI

membuat kenaikan pada suku bunga kredit atau pembiayaan yang pada akhirnya

berimplikasi pada kemampuan membayar masyarakat, banyak masyarakat yang

tidak sanggup untuk memabayar cicilan atau mengajukan kredit sehingga akan

terjadi gagal bayar (default). Berbeda dengan wawancara yang dilakukan kepada

77

Lailiatul Masturoh. Skripsi. Analisis Hubungan Total Aset dan Pembiayaan Pada Perbankan

Syariah di Indonesia Periode 2004-2007. hlm. 59

78RiskyIndrawan. Analisis Pengaruh LDR, SBI, Bank Size dan Inflasi Terhadap Non Performing

Loan Kredit Kepemilikan Rumah (Studi Kasus Bank PERSERO Tahun 2006-2012). 2013. hlm.

131

Page 106: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

89

Otoritas jasa keuangan (OJK) dan BTN Syariah yang menjelaskan tidak ada

pengaruh yang begitu kuat antara variabel SBI dengan NPF khusunya NPF

pembiayaan KPR karena jika SBI naik pengaruhnya tidak begitu langsung ke

masyarakat. Tidak hanya itu, pihak bank tentu telah memilih calon-calon atau

memiliki nasabah yang benar-banar mempunyai kapabilitas kesanggupan

membayar.79

Sedangkan dilihat dari hasil pengujian menggunakan program SPSS

yaitu diperoleh thitung 2,955 serta ttabel a ; n – k - 1 (0,05; 26) sebesar 2,478. Karena

nilai thitung 2,955> ttabel 2,478 dapat disimpulkan H0 ditolak dan H1 diterima.

4.3.6 Pengaruh Secara Langsung PDB Terhadap NPF Pembiayaan KPR

Hasil uji analisis jalur menunjukkan koefisien jalur untuk variabel PDB (X2)

terhadap NPF pembiayaan KPR(Y) sebesar -0,371 dengan signifikan sebesar

0,082 > 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa PDB tidak berpengaruh

terhadap NPF pembiayaan KPR. Berbeda dengan wawancara yang dilakukan di

bank BTN Syariah yang merupakan bank pelopor KPR yang ada di Indonesia,

hasil wawancara menjelaskan bahwa terjadinya gagal bayar yang signifikan oleh

nasabah jika keadaan ekonomi tidak baik dari keadaan PDB yang mengalami

perlambatan dan akhirnya banyaknya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) oleh

perusahaan meskipun perusahaan tersebut merupakan perusahaan yang secara

Fundamental sangat baik.80

Jika kita melihat rata-rata pertumbuhan ekonomi

selama tujuh tahun terkahir dari 2008-2015 secara kuartal pertumbuhan hanya

79

Wawancara bersama Bapak Ansyori Abdullah Senior Departement Pengawasan Perbankan

syariah. Jum’at, 24 Juni 2016 10:45 Menara Radius Prawiro Lat. 22.

80Wawancara dengan bagian Morgage Finanicng BTN Syariah Rabu, 13 April 2016 di Manara

Bank BTN Lt. 11.

Page 107: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

90

sebesar 0,20%, artinya pertumbuhan ekonomi di indonesia tidak begitu besar, ini

yang merupakan salah satu penyebab PDB tidak berpengaruh terhadap NPF

pembiayaan KPR. Sedangkan dilihat dari hasil pengujian menggunakan program

SPSS yaitu diperoleh thitung -1,182 serta ttabel a ; n – k - 1 (0,05; 26) sebesar 2,478.

Karena nilai thitung -1,182 < ttabel 2,478 dapat disimpulkan H0 diterima dan H1

ditolak.

4.3.7 Pengaruh Secara Langsung Inflasi Terhadap NPF Pembiayaan KPR

Hasil uji analisis jalur menunjukkan koefisien jalur untuk variabel Inflasi

(X3) terhadap NPF pembiayaan KPR(Y) sebesar -0,523 dengan signifikan sebesar

0,000 < 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa inflasi berpengaruh negatif

tetapi signifikan terhadap NPF pembiayaan KPR berbeda dengan peneltian Risky

indrawan yang menjelaskan dengan hipotesis dan hasil uji hipotesis inflasi

berpengaruh signifikan terhadap nilai perubahan non performing finaning

(NPF).81

Kemudian juga diperkuat oleh wawancara dilakukan pada devisi

morgage di BTN Syariah yang menjelaskan bahwa pembiayaan KPR dari tahun

ke tahun naik tapi sedikit mengalami perlambatan jika keadaan pasar tidak baik,

dan ini dapat dilihat dari pengaruh ekonomi seperti kapan terjadi krisis dan inflasi

dan menyebabkan daya beli masyarakat menurun (purchasing power)

menurun.82

Sedangkan dilihat dari hasil pengujian menggunakan program SPSS

81

Risky Indrawan. Analisis Pengaruh LDR, SBI, Bank Size dan Inflasi Terhadap Non Performing

Loan Kredit Kepemilikan Rumah (Studi Kasus Bank PERSERO Tahun 2006-2012). Skrpsi Jurusan

Manajaman Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.2013.

82 Wawancara dengan bagian Morgage Finanicng BTN Syariah Rabu, 13 April 2016 di Manara

Bank BTN Lt. 11.

Page 108: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

91

yaitu diperoleh thitung -4,032 serta ttabel a ; n – k - 1 (0,05; 26) sebesar 2,478.

Karena nilai thitung -4,032 < ttabel 2,478 dapat disimpulkan H0 diterima dan H1

ditolak.

4.3.8 Pengaruh Secara Langsung DPK Terhadap NPF Pembiayaan KPR

Hasil uji analisis jalur menunjukkan koefisien jalur untuk variabel DPK (X4)

terhadap NPF pembiayaan KPR(Y) sebesar 6,346 dengan signifikan sebesar 0,066

> 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa DPK berpengaruh tetapi tidak

signifikan terhadap NPF pembiayaan KPR. Banyaknya masyarakat yang

menyimpan uangnya baik dalam bentuk tabungan, deposito ataupun giro tentu

akan membuat pembiayaan yang akan disalurkan juga ikut besar yang pada

akhirnya akan berpotensi menimbulkan gagal bayar (defalut) tetapi tetap saja

tidak berpengaruh karena penyebabnya banyak gagal bayar tidak saja dari

besarnya pembiayaan yang disalurkan tetapi keadaan ekonomi dan keadaan

nasabah. Berbeda dengan wawancara yang dilakukan kepada Otoritas Jasa

Keuangan (OJK) yang menjelaskan tidak ada pengaruh besarnya dana pihak

ketiga terhdapat tingkat NPF perbankan syariah khususnya NPF pembiayaan

KPR.83

Sedangkan dilihat dari hasil pengujian menggunakan program SPSS yaitu

diperoleh thitung 1,920 serta ttabel a ; n – k - 1 (0,05; 26) sebesar 2,478. Karena nilai

thitung 1,920< ttabel 2,478 dapat disimpulkan H0 diterima dan H1 ditolak.

83

Wawancara bersama Bapak Ansyori Abdullah Senior Departement Pengawasan Perbankan

syariah. Jum’at, 24 Juni 2016 10:45 Menara Radius Prawiro Lat. 22.

Page 109: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

92

4.3.9 Pengaruh Secara Langsung Total Aset Terhadap NPF Pembiayaan

KPR

Hasil uji analisis jalur menunjukkan koefisien jalur untuk variabel Total

Aset (X5) terhadap NPF pembiayaan KPR(Y) sebesar -6,704 dengan signifikan

sebesar 0,050 < 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa total aset berpengaruh

signifikan terhadap NPF pembiayaan KPR karena peningkatan total aset tentu

juga merupakan kenaikan dari struktural pembiayaan yang berada dalan aktiva

perbankan, semakin besar pembiayaan yang disalurkan maka total aset juga akan

semakin naik karena besarnya pembiayaan yang disalurkan. Berbeda dari

penelitian Slamet Riyadi dkk yang menjelaskan bahwa variabel total aset tidak

berpengaruh signifikan terhadap non performing loan atau non performing

financing.84

Banyak bank dengan total aset yang besar juga sering terjadi gagal

bayar yang besar dan juga banyak bank dengan total aset yang kecil juga sering

terjadi gagal bayar yang tinggi, tentu ini membuat berbagai alasan sulitnya

menentukan apakah hubungan variabel total aset memiliki pengaruh terhadap

NPF. Sedangkan dilihat dari hasil pengujian menggunakan program SPSS yaitu

diperoleh thitung -2,059 serta ttabel a ; n – k - 1 (0,05; 26) sebesar 2,478. Karena nilai

thitung -2,059 < ttabel 2,478 dapat disimpulkan H0 diterima dan H1 ditolak.

84

Slamet Riyadi, Muhammad Iqbal dan Novia Lauren. Strategi Pengelolaan Non Performing

Loan Bank Umum Public. Jurnal Dinamika Manajaman. JDM Vol. 6, No. 1, pp:84-96. 2015. hlm.

94

Page 110: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

93

4.3.10 Pengaruh Secara Langsung FDR pembiayaan KPR Terhadap NPF

Pembiayaan KPR

Hasil uji analisis jalur menunjukkan koefisien jalur untuk variabel FDR

Pembiayaan KPR(Z) terhadap NPF Pembiayaan KPR(Y) sebesar 0,676 dengan

signifikan sebesar 0,006< 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

FDRpembiayaan KPR berpengaruh signifikan terhadap NPF pembiayaan KPR.

Peningkatan DPK tentu meningkatkan besarnya pembiayaan yang akan disalurkan

dalam hal ini FDR pembiayaan KPR, tingginya pembiayaan yang disalurkan tentu

berpotensi gagal bayar yang besar karena bisa saja pengaruh ekonomi, pasar dan

lain-lain membuat terjadinya gagal bayar. Penelitian ini juga diperkuat oleh Nur

Ariani Aqidah yang menjelaskan variabel loan to deposit ratio ataupun financing

to deposit ratio berpengaruh signifikan terhadap non performing loan atau non

performing finanicing.85

Sedangkan dilihat dari hasil pengujian menggunakan

program SPSS yaitu diperoleh thitung 2,497 serta ttabel a ; n – k - 1 (0,05; 26)

sebesar 2,478. Karena nilai thitung 2,497> ttabel 2,478 dapat disimpulkan H0 ditolak

dan H1 diterima.

4.3.11 Pengaruh Secara Tidak Langsung SBI, PDB, Inflasi, DPK, dan Total

AsetMelalui FDR Pembiayaan KPR Terhadap NPF Pembiayaan KPR

Dari uji dengan menggunakan Path Analisis diketahui bahwa variabel FDR

pembiayaan KPR tidak mampu memperkuat pengaruh variabel SBI, PDB, Inflasi,

DPK, dan Total Aset terhadap NPF Pembiayaan KPR pada Bank Umum Syariah

85

Nur Ariani Aqidah. Implikasi Kebijakan Pemberian Kredit dan Pengaruh Loan To Deposit

Ratio Terhadap Non Performing Loan Pada PT Bank Tabungan Negara. Tbk Cabang Makasar.

Skripsi FE Universitas Hasanudin Makassar. 2011. hlm. 85

Page 111: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

94

dan Unit Usaha Syariah di Indonesia. Hal ini disebabkan karena variabel seperti

SBI, PDB dan inflasi tidak memiliki pengaruh secara langsung terhadap FDR

pembiayaan KPR maka FDR juga tidak bisa memperkuat pengaruh variabel

tersebut terhadap NPF pembiayaan KPR. Sedangkan variabel seperti DPK dan

total aset meskipun memiliki pengaruh melalui FDR pembiayaan KPR terhadap

NPF pembiayaan KPR tetepi tetap saja tidak terlalu kuat. Hasil ini juga diperkuat

dengan wawancara yang dilakukan bersama otoiritas jasa keuangan yang

menjelaskan bahwa hampir semua variabel kecuali PDB tidak memiliki kekuatan

yang besar mempengaruhi non performing financing (NPF) atau gagal bayar

terhadap pembiayaan KPR. Akhir-akhir ini NPF perbankan syariah secara

keseluruhan cukup tinggi berbeda dengan NPF pembiayaan KPR bank syariah dan

unit usaha syariah cendrung lebih stabil.86

Selain penjelasan di atas, yang

membuat pengaruh variabel SBI, PDB, inflasi, DPK dan total aset tidak

berpengaruh kuat melalui FDR pembiayaan KPR karena data yang dilampirkan

masih sempit atau hanya 32 data, dan menyebabkan hasil pengolahan belum bisa

signifikan karena kurangnya data historis.

4.3.12Variabel yang Paling Berpengaruh TerhadapNPF Pembiayaan KPR

Hasil uji analisis jalur menunjukkan koefisien jalur untuk variabel FDR

Pembiayaan KPR(Z) terhadap NPF Pembiayaan KPR(Y) sebesar 0,676 dengan

signifikan sebesar 0,006< 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

FDRpembiayaan KPR berpengaruh signifikan terhadap NPF pembiayaan KPR.

86

Wawancara bersama Bapak Ansyori Abdullah Senior Departement Pengawasan Perbankan

syariah. Jum’at, 24 Juni 2016 10:45 Menara Radius Prawiro Lat. 22.

Page 112: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

95

Sedangkan besaran coefficient atau persentase pengaruh FDR Pembiayaan KPR

Terhadap NPF Pembiayaan KPR sebesar 0,433 atau 43,3% yang artinya setiap

kenaikan FDR Pembiayaan KPR sebasar 1% maka akan menaikkan NPF

pembiayaan KPR Sebesar sebesar 43,3%. Kenaikan ini disebabkan karena

semakin besar pembiayaan disalurkan oleh perbankan syariah tentu akan

menimbulkan potensi gagal bayar yang besar karena hubungan FDR pembiayaan

KPR berbanding lurus dengan NPF pembiayaan KPR dan sangat diperlukan

kehati-hatian dalam meyalurkan FDR pembiayaan KPR.

Page 113: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

96

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang sudah dilakukan pada

bab sebelumnya, maka pada bagian ini dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu:

1. Dalam peneltian ini terdapat 6 (enam) variabel yang diteliti yang

mempengaruhi non performing financing pembiayaan KPR bank syariah

yaitu SBI, PDB, inflasi, DPK, total aset dan FDR pembiayaan KPR tetapi

hanya terdapa terdapat empat (4) variabel yang paling mempengaruhi non

performing fnancing (NPF) pembiayaan KPR bank syariah yaitu SBI,

inflasi, total aset dan FDR pembiayaan KPR. Adapuan penjelasannya

sebagai berikut:

a. Hasil uji analisis jalur menunjukkan koefisien jalur variabel SBI

terhadap NPF pembiayaan KPR sebesar 0,613 dengan signifikan

sebesar 0,007 < 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa SBI

berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan KPR. Sedangkan

dilihat dari hasil pengujian menggunakan program SPSS yaitu

diperoleh thitung 2,955 serta ttabel a ; n – k - 1 (0,05; 26) sebesar

2,478. Karena nilai thitung 2,955> ttabel 2,478 dapat disimpulkan H0

ditolak dan H1 diterima.Artinya variabel SBI secara parsial

berpengaruh terhadap NPF pembiaayaan KPR.

b. Hasil uji analisis jalur menunjukkan koefisien jalur untuk variabel

Inflasi (X3) terhadap NPF pembiayaan KPR(Y) sebesar -0,523

91

96

Page 114: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

97

dengan signifikan sebesar 0,000 < 0,05. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa inflasi berpengaruh negatif tetapi signifikan

terhadap NPF pembiayaan KPR. Sedangkan dilihat dari hasil

pengujian menggunakan program SPSS yaitu diperoleh thitung -

4,032 serta ttabel a ; n – k - 1 (0,05; 26) sebesar 2,478. Karena nilai

thitung -4,032 < ttabel 2,478 dapat disimpulkan H0 diterima dan H1

ditolak. Artinya variabel inflasi secara parsial berpengaruh negatif

terhadap NPF pembiayaan KPR.

c. Hasil uji analisis jalur menunjukkan koefisien jalur untuk variabel

Total Aset (X5) terhadap NPF pembiayaan KPR(Y) sebesar -6,704

dengan signifikan sebesar 0,050 < 0,05. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa total aset berpengaruh signifikan terhadap NPF

pembiayaan KPR. Sedangkan dilihat dari hasil pengujian

menggunakan program SPSS yaitu diperoleh thitung -2,059 serta ttabel

a ; n – k - 1 (0,05; 26) sebesar 2,478. Karena nilai thitung -2,059 <

ttabel 2,478 dapat disimpulkan H0 diterima dan H1 ditolak. Artinya

variabel total aset secara parsial berpengaruh negatif terhadap NPF

pembiayaan KPR.

d. Hasil uji analisis jalur menunjukkan koefisien jalur untuk variabel

FDR Pembiayaan KPR(Z) terhadap NPF Pembiayaan KPR(Y)

sebesar 0,676 dengan signifikan sebesar 0,006< 0,05. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa FDRpembiayaan KPR berpengaruh

signifikan terhadap NPF pembiayaan KPR. Sedangkan dilihat dari

Page 115: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

98

hasil pengujian menggunakan program SPSS yaitu diperoleh thitung

2,497 serta ttabel a ; n – k - 1 (0,05; 26) sebesar 2,478. Karena nilai

thitung 2,497> ttabel 2,478 dapat disimpulkan H0 ditolak dan H1

diterima. Artinya variabel FDR pembiayaan KPR secara parsial

berpengaruh terhadap NPF pembiayaan KPR.

2. Adapun seberapa besar pengaruh faktor-faktor variabel tersebut akan

dijelaskan sebagai berikut:

a. Pengaruh SBI tehadap NPF pembiyaan KPR adalah berpengaruh

positif. Artinya jika SBI mengalami kenaikan maka NPF pembiyaan

KPR juga akan mengalami kenaikan. Ketika SBI naik sebesar 1%

maka NPF pembiayaan KPR akan mengalami kenaikan sebesar 33,2%.

b. Pengaruh inflasi terhadap NPF pembiayaan KPR adalah berpengaruh

negatif. Artinya jika inflasi mengalami kenaikan maka NPF

pembiayaan KPR akan mengalami penurunan. Ketika inflasi naik

sebesar 1% maka NPF pembiayaan KPR akan mengalami penurunan

sebesar 34,5% begitu juga sebaliknya.

c. Pengaruh total aset terhadap NPF pembiayaan KPR adalah pengaruh

negatif. Artinya jika total aset naik maka NPF pembiayaan KPR akan

turun. Ketika total aset naik sebesar 1% maka NPF pembiyaan KPR

akan turun sebesar 8,9% begitu juga sebaliknya.

d. Pengaruh FDR pembiayaan KPR terhadap NPF pembiayaan KPR

adalah berpengaruh positif. Artinya jika FDR pembiayaan KPR naik

maka NPF pembiayaan KPR juga naik. Ketika FDR pembiayaan KPR

Page 116: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

99

naik sebesar 1% maka NPF pembiayaan KPR akan naik sebesar 43,3%

begitu juga sebaliknya.

3. Penjelasan besarnya pengaruh variabel diatas maka didapat variabel yang

paling dominan yang mempengaruhi non performing financing (NPF)

pembiayaan KPR perbankan syariah di Indonesia periode 2008-2015

adalah variabel FDR pembiayaan KPR sebesar 43,3%. Variabel ini

berpengaruh positif terhadap NPF pembiayaan KPR karena merupakan

faktor langsung yang mempengaruhi NPF pembiayaan KPR, semakin

besar pembiayaan yang akan disalurkan tentu akan memiliki resiko gagal

bayar (default) yang besar. Oleh karena itu perbankan syariah harus

berhati-hati untuk selalu menjaga FDR pembiayaan KPR dengan cara

menganalisa calon nasabah dan mengatahui kondisi ekonomi, apakah

keadaan ekonomi dan calon nasabah dalam keadaan wajar dan baik untuk

disalurkan pembiayaan KPR atau tidak supaya terhindar dari besarnya

FDR pembiyaan KPR yang menjadi pembiayaan bermasalah atau non

performing financing.

4. Usaha yang dilakukan oleh perbankan syariah dan regulator dalam

menjaga NPF pembiayaan KPR perbankan syariah adalah sebagai berikut:

a. Usaha untuk selalu menjaga SBI tetap stabil dan terjaga dalam hal ini

Bank Indonesia sebagai pihak berwenang karena SBI berpengaruh

positif terhadap NPF pembiayaan KPR perbankan Syariah.

b. Tidak hanya SBI, Bank Indonesia juga ditugaskan untuk selalu

menjaga inflasi karena flutuatif inflasi yang cukup besar bisa

Page 117: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

100

berpengaruh terhadap NPF pembiayaan KPR perbankan syariah di

Indonesia.

c. Selain Bank Indonesia, regulator berikutnya adalah otoritas jasa

keuangan. OJK diharapkan bisa selalu mengawasi atau memantau

perkembangan total aset perbankan syariah. Karena total aset memiliki

pengaruh negatif terhadap NPF pembiayaan KPR.

d. OJK juga harus mengawasi FDR pembiayaan KPR perbankan syariah

di Indonesia karena FDR sangat berpengaruh terhadap NPF

pembiayaan KPR, semakin besar FDR pembiayaan KPR maka resiko

gagal bayar juga akan besar. Oleh karena itu dibutuhkan pengawasan

yang mendalam terkait penyaluran pembiayaan.

e. Bagi bank syariah diharuskan bisa menganalisis calon nasabah dengan

hati-hati dengan menanamkan prinsip 5C (capital, colateral,

capability, condition dan character) dalam menganalisis calon nasabah

dan sesuai prinsip kehati-hatian yang berlaku. Karena variabel FDR

pembiayaan KPR sangat mendominasi terjadinya pembiayaan

bermasalah yang berimplikasi terhadap peningkatan NPF pembiayaan

KPR.

6.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat diberikan beberapa saran antara

lain sebagai berikut:

1. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menggunakan sampel atau

periode yang berbeda sebagai pembanding, seperti memasukkan atau

Page 118: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

101

menambah bank-bank syariah lain selain yang diteliti dalam penelitian

ini.

2. Penelitian selanjutnya diharapkan untuk menggunakan indikator lain

selain SBI, PDB, Inflasi, DPK, Total Aset dan FDR terhadap NPF

Pembiayaan KPR pada Bank umum Syariah dan unit usaha syariah.

3. Selain itu diharapkan penulisnya selanjutnya bisa menambahkan waktu

peneltian atau periode penelitian atau lebih panjang. Penulis disini hanya

menggunakan tujuh tahun terakhir (2008-2015) maka penulis selanjutnya

bisa menambahkan waktunya.

4. Untuk perbankan syariah dan unit usaha syariah di Indonesia bisa lebih

memperhatikan Good Corporate Governance (GCG) serta analisis

nasabah yang leboh berhati-hati, karena supaya terhindar dari NPF yang

besar dan juga menjaga kesahatan perbankan syariah.

Page 119: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

102

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Hamid,“ Panduan Penulisan Skripsi: Cetak 1. FEIS UIN Press. Jakarta.

2010.

Abdullah, M. Faisal. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan UMM

Press,Yogyakarta.2002.

Adi Gemilang Gumiwang, “ Respon Tingkat Pengembalian Saham Sektor

Perbankan Terhadap Variabel-Variabel Makroekonomi Di Indonesia Periode

Januari 2000-Desember 2008”, Jakarta: Skripsi Program Studi Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.2009.

Ahmad Faisol, Analisis Kinerja Keuangan Bank Pada PT. Bank Muamalat

Indonesia Tbk. Jurnal Bisnis Managemen, 3(2), 1411-9366. 2007

Ahmad Tabrizi, Analisis Pengaruh Variabel Makro Terhadap Non Performing

Financing Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2005-2013. Skripsi.FEB

UIN Jakarta. 2014.

Anggiara Pratama, Skripsi. Pengaruh Tingkat Inflasi dan SBI Terhadap Kinerja

Pembiayaan Bank Syariah Mandiri Periode Tahun 2009-2011.2014.

Antonio, Muhammad Syafi’i, Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Jakarta: Gema

Insani. 2001.

Arifin, Zainul, “Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah”, Cet. 7, Azkia Publisher,

Tangerang, 2009.

Budiawan,Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyaluran Kredit pada

Bank Perkreditan Rakyat (Studi Kasus pada BPR di Wilayah Kerja BI

Banjarmasin). Tesis Program Studi Magister Manajaman Universitas

Diponegoro Semarang.2008.

Case, Karl E. dan Ray. C Fair.Prinsip-Prinsip Ekonomi, Edisi Kedelapan Jilid

1.Jakarta: Erlangga. 2007.

Dendawijaya, Lukman.Manajemen Perbankan, Edisi Kedua, Cetakan Kedua,

Ghalia Indonesia, Bogor Jakarta. 2005

Djumhana, Muhamad.Hukum Perbankan di Indonesia. Penerbit PT. Citra Aditya

Bakti, Bandung.2003.

Page 120: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

103

Dwi Anggraeni Srihadi Putri, Jurnal. Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI,

DPK, Inflasi, Kredit Non Lancar, Dan Nilai TukarTerhadap LDR Pada Bank

Umum di Indonesia. Tahun 2006-2009.

Ghozali, Imam. Aplikasi. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM

SPSS19. Ed. 5. Semarang: Universitas Diponegoro.2011.

Ghozali, Imam.Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS. Badan

Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. 2007.

Ghozali, Imam.Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS, Badan

Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. 2005.

Hardjono, Mudah Memiliki Rumah Lewat KPR. Jakarta:PT.Pustaka Grahatama.

2008.

Hasan, Iqbal. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: Bumi

AksaraJepara dalam Angka Tahun 2009. Jepara: Badan Pusat Statistik. 2006

Hermawan, Agus. Komunikasi Pemasaran.Jakarta: Erlangga. 2012.

Ibrahim, Jonannes. Cross Default & Cross Collateral Sebagai

UpayaPenyelesaian Kredit Bermasalah, Refika Aditama, Bandung.2004.

Ikatan Akuntan Indonesia.Standar Akuntansi Keuangan . Edisi 2007. Penerbit :

Salemba Empat . Jakarta .2007.

Ismail.Perbankan Syariah. Edisi Pertama. Cetakan Pertama. Jakarta: Kencana.

2011.

Karim, Adiwarman. Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, Ed. 3Jakarta: Raja

Grafindo Persada. 2004.

Karim, Adiwarman. Bank Islam : Analisis Fiqih dan Keuangan. Ed. 4 Cet.8.

Rajawali Pers, 2011.

Kasmir, Dasar-Dasar Perbankan. Ed. 1. Cet.3. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2004.

Khalwaty, Tajul.Inflasi dan Solusinya. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

Utama.2000.

Laporan Perkembangan Keuangan Syariah tahun 2013, Departemen Perbankan

Syairah Otoritas Jasa Keuangan Syariah (OJK), 2013.

Page 121: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

104

Lailiatul Masturoh. Skripsi. Analisis Hubungan Total Aset dan Pembiayaan Pada

Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2004-2007.

Mahmoedin.Kredit Bermasalah, Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, 2004.

Manurung, Mandala, dan Pratama Rahardja. Uang, Perbankan, dan Ekonomi

Moneter (Kajian Kontekstual Indonesia). Lembaga Penerbit FEUI.

Jakarta.2004.

Manurung, Mandala, dan Pratama Rahardja.Pengantar Ilmu Ekonomi

(Mikroekonomi & Makroekonomi). Edisi ketiga.Lembaga Penerbit FEUI.

Jakarta. 2008.

Muhammad, “Manajemen Bank Syariah”. Edisi revisi. Yogyakarta.: UPP AMP

YKPN. 2002.

Muhammad.Manajemen Dana Bank Syariah.Ekonisia:Yogyakarta.2005.

Mutmainah, Wijayanti.Pengaruh Penerapan Corporate Governance Terhadap

Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek

Indonesia. Diponegoro Journal Of Accounting Valume 1 Nomor 2. Universitas

Diponegoro. Semarang.2012.

Nachrowi, Djalal Nachrowi, Hardius Usman.Pendekatan Populer dan Praktis

Ekonometruka untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan, Lembaga Penerbit

Universitas Indonesia, Jakarta. 2006.

Nur Ariani Aqidah. Implikasi Kebijakan Pemberian Kredit dan Pengaruh Loan

To Deposit Ratio Terhadap Non Performing Loan Pada PT Bank Tabungan

Negara. Tbk Cabang Makasar. Skripsi FE Universitas Hasanudin Makassar.

2011Nopirin. Pengantar Ilmu Ekonomi Makro dan Mikro Edisi Pertama.

BPFE. Yogyakarta. 2000.

Outlook Ekonomi Indonesia 2009-2014, Edisi Januari 2009.

Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004. 2004.

Putong Iskandar,Ekonomi Mikro dan Makro, Ghalia Indonesia, Jakarta.2002.

Raharddja, Prahatma, Mandala Manurung, Pengantar Ilmu Ekonomi

(mikroekonomi dan Makroekonomi), Ed.3. Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI,

2008.

Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro.Cara Menggunakan dan Memaknai

Analisis Jalur (Path Analysis). Bandung : Alfabeta.2007.

Page 122: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

105

Rinaldy, Eddie. Membaca Neraca Bank, Cetakan Pertama, Karya Gemilang,

Jakarta. 2008.

Risky Indrawan. 2013. Analisis Pengaruh LDR, SBI, Bank Size dan Inflasi

Terhadap Non Performing Loan Kredit Kepemilikan Rumah (Studi Kasus Bank

PERSERO Tahun 2006-2012). Skrpsi Jurusan Manajaman Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Rivai, Veithzal. Bank and Financial Institute Management. Jakarta: PT.Raja

GrafindoPersada.2007.

Riyadi Slamet. Banking Assets and Liability Management (Edisi Ketiga). Jakarta:

Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2006.

Riyadi Selamet, Muhammad Iqbal, Novia Lauren.. Strategi Pengelolaan Non

Performing Loan Bank Umum Yang Go Public. Jurnal. Fakultas Bisnis

Perbanas Institute. Jakarta.2015.

Sarjono, Haryadi dan Winda Julianita. SPSS vs LISREL: Sebuah Pengantar,

Aplikasi untuk Riset. Salemba Empat, Jakarta. 2011

Slamet Riyadi, Muhammad Iqbal dan Novia Lauren. Strategi Pengelolaan Non

Performing Loan Bank Umum Public. Jurnal Dinamika Manajaman. JDM Vol. 6, No.

1, pp:84-96. 2015

Sukirno, Sadono. Makroekonomi : Teori Pengantar. Jakarta : PT Raja Grafindo

Persada.2004

Sukirno,Sadono.Makroekonomi Teori Pengantar.PT Raja Grafindo

Persada:Jakarta. 2011

Suliyanto, “Ekonomika Terapan: Teori dan Aplikasi dengan SPSS. Penerbit Andi.

Yogyakarta.2011.

Sun’an, Muammil dan David Kaluge. 2007. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi

Penyaluran Kredit Investasi di Indonesia, Jurnal Keuangan dan Perbankan, XI,

No.2 Mei 2007

Undang-undang Perbankan no. 10 tahun 2010.

Y. Sri Susilo.Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: Fakultas

EkonomiUniversitas Indonesia.1999.

www.wikipedia.com. Diakses 5 fabruari 2016

Wawancara BTN Syariah Rabu, 13 Juni 2016 di Manara BTN Lat. 11

Page 123: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

106

Wawancara Otoritas Jasa Keuangan Jum’at, 24 Juni 2016 di Manara Radius

Prawito Lat. 22

Page 124: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

107

LAMPIRAN I

REKAP DATA

Tahun Q SBI

(%)

Inflasi

(%)

PDB

(%)

DPK

(Miliar)

Total

Aset

(Miliar)

FDR

(%)

NPF

KPR

(%)

2008

I 8,00 8,17 6,22 29,552 38,344 37,85 2,62

II 8,50 11,03 6,30 33,048 42,981 36,76 2,57

III 9,25 12,14 6,25 35,876 45,857 36,85 2,41

IV 9,25 11,06 6,28 36,852 49,555 36,29 2,47

2009

I 7,75 7,92 4,52 38,040 51,678 36,53 3,22

II 7,00 3,65 4,14 42,103 55,238 37,03 2,65

III 6,50 2,83 4,27 45,381 58,034 41,47 3,35

IV 6,50 2,78 5,60 52,271 66,090 40,47 2,50

2010

I 6,50 3,43 6,08 52,811 68,543 41,47 2,82

II 6,50 5,05 6,76 58,079 75,205 40,45 2,35

III 6,50 5,80 6,18 63,972 83,454 45,86 2,31

IV 6,50 6,96 6,49 76,036 97,519 49,56 1,89

2011

I 6,75 6,65 6,48 79,651 101,189 51,68 2,25

II 6,75 5,54 6,27 87,025 109,750 55,24 2,15

III 6,75 4,61 6,01 97,756 123,362 58,03 2,05

IV 6,00 3,79 5,94 115,415 145,467 66,09 1,60

2012

I 5,75 3,97 6,11 119,639 151,862 68,54 1,72

II 5,75 4,53 6,21 119,279 155,412 33,93 1,74

III 5,75 4,31 6,94 127,678 168,660 33,88 1,60

IV 5,75 4,30 6,87 147,512 195,018 35,45 1,38

2013

I 5,75 5,90 5,54 156,964 209,603 35,16 1,72

II 6,00 5,90 5,59 163,966 218,566 33,05 1,60

III 7,25 8,40 5,52 171,701 227,711 35,88 1,65

IV 7,50 8,38 5,58 183,534 242,276 36,85 1,57

2014

I 7,50 7,32 5,14 180,945 240,915 38,04 2,03

II 7,50 6,70 4,96 191,470 251,909 45,38 2,37

III 7,50 4,53 4,97 197,141 257,519 52,27 2,74

IV 7,75 8,36 5,04 217,858 272,343 52,81 2,67

2015

I 7,50 6,38 4,73 212,988 268,357 58,08 2,82

II 7,50 7,26 4,66 213,477 273,494 63,97 2,80

III 7,50 6,83 4,74 219,313 282,162 76,04 2,74

IV 7,50 3,35 5,04 231,175 296,262 79,65 2,48

Page 125: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

108

Implikasi SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET, Dan FDR terhadap

NPF Pembiayaan KPR

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

NPF_KPR 2,2763 ,51591 32

SBI 7,0234 ,95114 32

PDB 6,1822 2,41417 32

INFLASI 5,6697 ,78203 32

DPK 118,7034 68,16790 32

TOTAL_ASET 153,8855 88,20347 32

FDR 46,5813 13,08365 32

Correlations

NPF_KPR SBI PDB INFLASI DPK TOTAL_ASET FDR

Pearson Correlation NPF_KPR 1,000 ,508 ,079 -,580 -,203 -,220 ,165

SBI ,508 1,000 ,785 -,235 -,077 -,082 -,013

PDB ,079 ,785 1,000 ,103 -,089 -,085 -,259

INFLASI -,580 -,235 ,103 1,000 -,378 -,374 -,246

DPK -,203 -,077 -,089 -,378 1,000 ,999 ,457

TOTAL_ASET -,220 -,082 -,085 -,374 ,999 1,000 ,429

FDR ,165 -,013 -,259 -,246 ,457 ,429 1,000

Sig. (1-tailed) NPF_KPR . ,001 ,333 ,000 ,133 ,113 ,183

SBI ,001 . ,000 ,097 ,337 ,327 ,472

PDB ,333 ,000 . ,287 ,314 ,322 ,076

INFLASI ,000 ,097 ,287 . ,016 ,018 ,087

DPK ,133 ,337 ,314 ,016 . ,000 ,004

TOTAL_ASET ,113 ,327 ,322 ,018 ,000 . ,007

FDR ,183 ,472 ,076 ,087 ,004 ,007 .

N NPF_KPR 32 32 32 32 32 32 32

SBI 32 32 32 32 32 32 32

PDB 32 32 32 32 32 32 32

INFLASI 32 32 32 32 32 32 32

DPK 32 32 32 32 32 32 32

TOTAL_ASET 32 32 32 32 32 32 32

Page 126: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

109

Correlations

NPF_KPR SBI PDB INFLASI DPK TOTAL_ASET FDR

Pearson Correlation NPF_KPR 1,000 ,508 ,079 -,580 -,203 -,220 ,165

SBI ,508 1,000 ,785 -,235 -,077 -,082 -,013

PDB ,079 ,785 1,000 ,103 -,089 -,085 -,259

INFLASI -,580 -,235 ,103 1,000 -,378 -,374 -,246

DPK -,203 -,077 -,089 -,378 1,000 ,999 ,457

TOTAL_ASET -,220 -,082 -,085 -,374 ,999 1,000 ,429

FDR ,165 -,013 -,259 -,246 ,457 ,429 1,000

Sig. (1-tailed) NPF_KPR . ,001 ,333 ,000 ,133 ,113 ,183

SBI ,001 . ,000 ,097 ,337 ,327 ,472

PDB ,333 ,000 . ,287 ,314 ,322 ,076

INFLASI ,000 ,097 ,287 . ,016 ,018 ,087

DPK ,133 ,337 ,314 ,016 . ,000 ,004

TOTAL_ASET ,113 ,327 ,322 ,018 ,000 . ,007

FDR ,183 ,472 ,076 ,087 ,004 ,007 .

N NPF_KPR 32 32 32 32 32 32 32

SBI 32 32 32 32 32 32 32

PDB 32 32 32 32 32 32 32

INFLASI 32 32 32 32 32 32 32

DPK 32 32 32 32 32 32 32

TOTAL_ASET 32 32 32 32 32 32 32

FDR 32 32 32 32 32 32 32

Model Summary

b

Model

R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson d

im

en

s

io

n0

1 ,872a ,760 ,703 ,28130 1,974

a. Predictors: (Constant), FDR, SBI, INFLASI, TOTAL_ASET, PDB, DPK b. Dependent Variable: NPF_KPR

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 6,273 6 1,045 13,212 ,000a

Residual 1,978 25 ,079

Total 8,251 31

a. Predictors: (Constant), FDR, SBI, INFLASI, TOTAL_ASET, PDB, DPK

Page 127: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

110

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 6,273 6 1,045 13,212 ,000a

Residual 1,978 25 ,079

Total 8,251 31

a. Predictors: (Constant), FDR, SBI, INFLASI, TOTAL_ASET, PDB, DPK

b. Dependent Variable: NPF_KPR

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 2,860 ,964 2,965 ,007

SBI ,332 ,112 ,613 2,955 ,007 ,223 4,483

PDB -,079 ,044 -,371 -1,812 ,082 ,228 4,377

INFLASI -,345 ,086 -,523 -4,032 ,000 ,571 1,752

DPK ,048 ,025 6,346 1,920 ,066 ,471 9,772

TOTAL_ASET -,039 ,019 -6,704 -2,059 ,050 ,561 5,691

FDR ,433 ,117 ,676 2,457 ,006 ,343 2,917

a. Dependent Variable: NPF_KPR

Page 128: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

111

Page 129: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

112

Implikasi SBI, PDB, INFLASI, DPK, dan TOTAL ASET, terhadap FDR

Pembiayaaan KPR

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

FDR 46,5813 13,08365 32

SBI 7,0234 ,95114 32

PDB 6,1822 2,41417 32

INFLASI 5,6697 ,78203 32

DPK 118,7034 68,16790 32

TOTAL_ASET 153,8855 88,20347 32

Correlations

FDR SBI PDB INFLASI DPK TOTAL ASET

Pearson

Correlation

FDR 1,000 -,013 -,259 -,246 ,457 ,429

SBI -,013 1,000 ,785 -,235 -,077 -,082

PDB -,259 ,785 1,000 ,103 -,089 -,085

INFLASI -,246 -,235 ,103 1,000 -,378 -,374

DPK ,457 -,077 -,089 -,378 1,000 ,999

TOTAL_ASET ,429 -,082 -,085 -,374 ,999 1,000

Sig. (1-

tailed)

FDR . ,472 ,076 ,087 ,004 ,007

SBI ,472 . ,000 ,097 ,337 ,327

PDB ,076 ,000 . ,287 ,314 ,322

INFLASI ,087 ,097 ,287 . ,016 ,018

DPK ,004 ,337 ,314 ,016 . ,000

TOTAL_ASET ,007 ,327 ,322 ,018 ,000 .

N FDR 32 32 32 32 32 32

SBI 32 32 32 32 32 32

PDB 32 32 32 32 32 32

INFLASI 32 32 32 32 32 32

DPK 32 32 32 32 32 32

TOTAL_ASET 32 32 32 32 32 32

Page 130: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

113

Model Summary

b

Model

R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson d

i

me

ns

i

on

0

1 ,811a ,657 ,591 8,36459 1,977

a. Predictors: (Constant), TOTAL_ASET, SBI, INFLASI, PDB, DPK b. Dependent Variable: FDR

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 3487,516 5 697,503 9,969 ,000a

Residual 1819,124 26 69,966

Total 5306,640 31

a. Predictors: (Constant), TOTAL_ASET, SBI, INFLASI, PDB, DPK

b. Dependent Variable: FDR

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 12,639 28,570 ,442 ,662

SBI 4,003 3,251 ,291 1,231 ,229 ,236 4,236

PDB -2,169 1,230 -,400 -1,763 ,090 ,256 3,910

INFLASI 1,615 2,523 ,097 ,640 ,528 ,580 1,725

DPK 2,608 ,540 13,586 4,825 ,000 ,432 1,289

TOTAL_ASET -1,946 ,418 -13,119 -4,650 ,000 ,642 3,635

a. Dependent Variable: FDR

Page 131: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

114

Page 132: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

115

Uji Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

SBI 32 5,75 9,25 7,0234 ,95114

PDB 32 2,78 12,14 6,1822 2,41417

INFLASI 32 4,14 6,94 5,6697 ,78203

DPK 32 29,55 231,18 118,7034 68,16790

TOTAL_ASET 32 38,34 296,26 153,8855 88,20347

FDR 32 33,05 79,65 46,5813 13,08365

NPF_KPR 32 1,38 3,35 2,2762 ,51591

Valid N (listwise) 32

Uji Normalitas (Kolmogov-Smirnov)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

SBI PDB INFLASI DPK

TOTAL

ASET FDR NPF

N 32 32 32 32 32 32 32

Normal

Parametersa,b

Mean 7,0234 6,1822 5,6697 118,7034 153,8855 46,5813 2,2763

Std. Deviation ,95114 2,41417 ,78203 68,16790 88,20347 13,08365 ,51591

Most Extreme

Differences

Absolute ,129 ,118 ,138 ,133 ,131 ,214 ,132

Positive ,121 ,118 ,102 ,133 ,131 ,214 ,132

Negative -,129 -,079 -,138 -,101 -,119 -,150 -,089

Kolmogorov-Smirnov Z ,732 ,665 ,778 ,751 ,744 1,213 ,746

Asymp. Sig. (2-tailed) ,658 ,768 ,580 ,626 ,638 ,105 ,633

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Page 133: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

116

Lampiran II

Wawancara BTN Syariah Rabu, 13 Juni 2016 di Manara BTN Syariah Lat. 11

A : Penulis

B : Praktisi Bank BTN Syariah

A : Sejak kapan pembiayaan KPR BTN Syariah sudah mulai beroperasional ?

B : Pembiayaan KPR di BTN Syariah ada sejak tahun 2005 dan pembiayaan

KPR merupakan core bisnis dari bank BTN Syariah. Ada KPR bersifat

konvensional pada Bank BTN Konvensional juga ada KPR bersifat syariah

di Bank BTN Syariah. Di pembiayaan KPR menggunakan dua skim

pertama skim murabahah (jual beli) dan yang kedua menggunakan skim

istihna atau indent (rumah atau bangunan yang belum jadi)

A : Kapan Pembiayaan KPR di BTN Syariah terjadi kenaikan dan penurunan?

B : Pembiayaan KPR di BTN Syariah dari tahun ke tahun naik tapi sedikit

mengalami perlambatan jika keadaan pasar tidak baik, dan ini dapat dilihat

dari pengaruh ekonomi seperti kapan terjadi krisis dan inflasi dan

menyebabkan daya beli masyarakat menurun (purchasing power)

menurun. Tetapi untuk kapan pembiayaan KPR itu naik dan turun bank

tidak bisa menentukan.

A : Berapa persentase pembiayaan KPR BTN Syariah terhadap pembiayan

total BTN Syariah ?

Page 134: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

117

B : Dari total portofolio pembiayaan consumer, BTN Syariah melakukan

pembiayaan KPR sebesar 85%-90% dari total portofolio pembiayaan

consumer. Sedangkan untuk secara total (over all) dari pembiayaan

consumer dan commercial pembiayaan KPR mencapai 80% dari portofolio

pembiayaan secara total.

A : Seberapa besar minat masyarakat untuk memeliki rumah melalui

pembiayaan KPR BTN Syariah ?

B : Dengan adanya beberapa jenis produk yang dikeluarkan oleh BTN Syariah

benar-benar bersifat Custermise, yang pada dasarnya nasabah hanya

membutuhkan kepastian berapa angsuran yang dilakukan nasabah kepada

bank setiap bulannya. Dengan adanya produk pembiayaan KPR yang

menggunakan akad murabahah dan istisnha dengan adanya akad tersebut

tentu akan membuat nasabah untuk bisa mengembaliakan angsuran secara

tetap sampai pembiayaan itu lunas. Sebagai bank pelopor KPR sejak 1976

bank BTN selalu menjadi bank yang selalu ditugaskan untuk

pengembangan KPR di Indonesia dan secara tidak langsung juga

membantu BTN Syariah dalam menjual produknya.

A : Dengan banyaknya persentase pembiayaan KPR tarhadap total

pembiayaan, apakah tidak akan memicu potensi default ?

B : Untuk terkait gagal bayar yang dilakukan dari awal adalah bagaimana

untuk bisa melihat kondisi nasabah dimana kita menentukan kriteria

kepada nasabah untuk menetukan apakah nasabah layak diberi pembiayaan

Page 135: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

118

pertama dari segi karekter, kedua payment capacity, ketiga kemauan

nasabah untuk melanjutkan pembayaran, keempat tujuan nasabah untuk

mengambil KPR, dari skim pembiayaan dari btn syariah kita mengambil

titik tolak untuk di huni jika KPR ditujukan untuk dihuni tentu

kemungkinan default tidak terlalu besar berbeda jika kepemilikan rumah

itu di tujukan untuk investasi ini cendrung akan meningkatkan gagal bayar.

Dan di saaat wawancara tujuan ini pasti akan ditanyakan kepada calon

nasabah apa tujuan nasabah untuk mengambil KPR. Dan saaat wawancara

tentu akan terlihat mana nasabah yang mengambil pembiayaan untuk

dihuni sendiri dan mana yang untuk investasi. Dan keputusan internal

BTN Syariah lebih mengutamakan pembiayaan kepada nasabah yang

memliki tujuan untuk di huni.

A : Apa yang dilakukan oleh pihak manajaman BTN Syariah untuk mencegah

terjadinya Default?

B : Tindakan dari manajaman untuk mencegah terjadiya default yaitu pihak

manajaman tentu akan menyeleksi nasabah, nasabah seperti apa yang bank

ambil pertama dari segi tujuan nasabah untuk mengambil pembiayaan

kedua kemampuan nasabah untuk membayar dan apakah pendatan yang

dia sampaikan benar atau tidak, kemampuan dia membayar yang nasabah

sampaikan benar atau tidak kemudian status pekerjaan seperti apa. Jadi

bank akan melakukan tindakan prefentif kepada nasabah yang default

pada saat awal.

Page 136: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

119

A : Jika terjadinya gagal bayar biasanya apa yang dilakan bank BTN Syariah ?

B : Ada dua mekanisme yang kita gunakan yaitu pembinaan dan mekanisme

penyelamatan, jika pembinaan biasanya kita akan melakukan penagihan

dan tentu punya cara tersendiri apakah peringatan itu melalui surat

peringatan, penagihan melalui telepon, mungkin dengan kedatangan

langsung tentu kita punya stayging tersendiri. Kedua kita melaukan dengan

makanisme penyelamatan, mekanisme ini digunakan jika makanisme

pembinaan tidak bisa diakukan maka haru dilakukan makanisme

penyelamatan, mekanisme penyelamatan ada beberapa tahapan. Tahapan

pertama bank meminta nasabah untuk segera melunasi, kedua

mengalihkan pembiayaan tersebut kepada nasabah yang lain yang menurut

bank memiliki kemampuan, ketiga adalah jual agunanya ini merupakan

jalan terakhir

A : Faktor apa saja yang selama ini diketahui oleh manajaman terjadinya gagal

bayar ?

B : Secara umum pada saat terjadinya gagal bayar yang paling besar

pengaruhnya adalah dari terjadinya PHK. Mungkin di awal perusahaan

tempat nasbah bekerja bagus dan sangat bagus tapi ketika di saat ekonomi

tidak baik sehingga menyebabkan perusahaan tersebut tutup atau kolaps

sehingga nasabah tersebut tidak dapat melanjutkan pembiayaanya karena

tidak memiliki pendapatan, perlambatan ekonomi sangat berpengaruh

terhadap NPF KPR karena bisa dilihat dari data-data sebelumnya. Inflasi,

Page 137: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

120

kurs, pertumbuhan ekonomi serta kondisi perusahaan tempat nasabah

bekerja yang sangat berpengaruh terhadap npf KPR karena mereka ini lah

yang menjadi nasabah kita.

Page 138: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

121

Page 139: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

122

Lampiran III

Wawancara Otoritas Jasa Keuangan Jum’at, 24 Juni 2016 di Manara Radius

Prawito Lat. 22

Q : Penulis

A : Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

Q: Berapa besar sumbangsih pembiayaan KPR bank syariah terhadap

pembiayaan total pembiayaan atau kredit KPR perbankan di indonesia ?

A : Jika kita kembali pada share bank syariah sendiri itu tidak sampai 5 % masih

sekitar 4,9 %, dan kalau kita breakdown lagi ke segmen atau jenis product nya

KPR bank syariah masih kecil dari 5 % juga saya terus terang saya tidak tahu

berapa persen tapi hemat saya masih kecil. tapi meskipun masih kecil

pembiayaan KPR ini salah satu yang produk yang bertumbuh, KPR di bank

merupakan masuk ke kategori pembiayaan atau jika dikompare ke kredit KPR

ini masuk ke dalam segmen pembiayaan ritel atau consumer dan saat ini salah

satu penopang pertumbuhan sekarang KPR ini ditengah kondisi yang kurang

kondusif KPR masih relatif cukup bagus.. terutama untuk rumah-rumah tipe

menengah kebawah karena memang kebutuhanya cukup banyak.

Q: Bagaimana pertumbuhan KPR dibank syariah akhir-akhir ini ?

A: Sebetulnya produk KPR dibank syariah ini cukup menarik kenapa saya

bilang begitu karena kita punya produk yang namanya mudharabah

mutanaqisah atau MMQ, dimana MMQ merupakan produk yang ada dibank

syariah. Sistemnya seperti ini pertama ada rumah dibeli secara bersama-sama,

Page 140: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

123

rumah tersebut ada kepemilikan nasabah dan bank, jadi ada hak kepemilikan

bank disana dan ada hak bagi nasabah ini tergantung porsi kesepakatan biasanya

bank jauh lebih besar karena nasabah biasanya hanya sebesar uang muka (down

payment) saja. Akadmurabahah ini diakadkan lagi jadi akad bersama yaitu

musyarakah jadi beli aset diakadkan lagi jadi musyarakahkarena ada share dari

bank dari aset bank tadi oleh bank disewakan ke nasabah diijarahkan bahasanya

dari ijarah tersebut ada pendapatan yang dibayar oleh nasbah karena

pendapatanya itu ada haknya bank ada haknya nasabah tapi haknya nasabah itu

tidak dibayarkan kepada nasabah tapi langsung ke bank sebagai cicilan bank

yang mana share kepemilikan rumah itu semakin lama semakin membesar

sebaliknyashare nya bank semakin lama semakin mengecil sehingga pada saat

akhir akad 100 % kepemilikan jadi punya nasabah, produk ini hanya ada di

perbankan syariah.

Kedua dari sisi regulasi, mungkin kalo denger istilah LTV (loan to value) , kalo

di bank syariah produk MMQ memiliki LTV nya jauh lebih tinggi, jika LTV

nya tinggi oleh karena itu DP yang harus dibayar nasabah harus rendah, artinya

DP yg harus saya bayarkan lebih kecil sehingga saya tidak harus menyediakan

uang lebih besar, saya dapat rumah. Kalo dibank konvensional DP nya lebih

besar tapi LTV nya lebih kecil itu sekitar 10%. Kalo di bank syariah itu LTV

nya 90% berarti DP yg harus dibayar nasabah hanya 10%. Kalo di bank

konvensional 80% berarti DP yg harus dibayar 20%, BI baru menerbitkan revisi

LTV karena memang bagian dari kebijakan makro prudential. Sekitar 3 tahun

dari 2014, 2015 dan 2016 memang pertumbuhan KPR di bank syariah memang

Page 141: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

124

agak menurun di bandingkan sebelumnya, karena kita baru membuat peraturan

MMQ inden itu tidak diperbolehkan, peraturannya belum keluar sehingga

banyak bank syariah yg mau bergabungdan itu sangat mendorong pertumbuhan

kredit KPR. Kemudian pada saat ada kebijakan LTV kita juga menyesuaikan

bahwa yang inden itu tidak boleh ternyata secara syariah itu tidak boleh, karena

wujud barangnya belum jelas.

Q : Pada tahun 2013 kebawah apakah boleh pak?

A: Masih boleh karena ketentuanya belum ada dan bank bnyk yg melakukan itu,

setelah kita melihat tapi ditahun yang terakhir banyak yang inden,

sedangkanmurabahah itu harus jelas barangnya, jadi kalo kita beli barang atau

rumah ya harus jelas segala seuatunya, kalo indenkan belum ada wujudnya,

akhirnya industri ini tetap melihat bahwa kita agak susah jika menjual semuanya

harus ready stock, karena ready stock itu jumlahnya tidak banyak sementara

permintaan terus meningkat. Gimana caranya secara syariah ini bisa diatasi

bahwa yg inden itu pun bias dan akhirnya keluar fatwa DSN inden itu boleh tapi

dengan syarat, jadi ada syarat-syarat yang harus dilakukan, salah satunya yaitu

itu bahwa dari sisi kejelasan atau hak kepemilikan itu udah jelas contohnya

misalnya tanahnya harus udah milik nasabah, kemudian sekian persen fasilitas

rumah itu udah ada, dengan difatwakan itu diharap semakin bisa meningkat lagi

pembiayaan KPR

Q : Apakah produk KPR diperbankan syariah dapat bersaing dengan produk

KPR Perbankan konvensional?

Page 142: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

125

A : Menurut saya sangat bisa bersaing karena pertama dari sisi DP itu murah,

kalo dari sisi pricing atau margin kita juga bisa cukup bersaing tetapi memang

jika kita bandingkan dengan bank-bank besar ya, meskipun pendanaannya sudah

sangat murah ya itu mungkin tidak apple to apple tapi seperti bank syariah,

misalkan bank syariah pakai akad murabahah, masyarakat juga masih banyak

yang belum paham kadang-kadang mereka begitu melihat priciingnya lebih

mahal, padahal kalo mereka hitung dari awal akad sampai dengan jatuh tempo

itu sebenernya jauh lebih murah secara total dibandingkan dengan bank

konvensional. mengapa saya katakana begitu? Sekarang kalo kita beli rumah

harga 240 juta dengan jangka waktu 10 tahun kemudian dikonvensinal belinya

230 juta tetapi dikonvensional ada kelangsungan bahwa suku bunga tetapnya itu

paling hanya satu tahun, sekarang kitakan gabisa jamin suku bunga itu turun

atau tetep terus, diindonesia suku bungany selalu naik, jarang sekali turun,

kalaupun turun itu turunnya sesaat. Pada bank syariah dengan akad murabahah

begitu sudah ditetapkan margin 12% sampai jatuh tempo tetap 12%. Sehingga

tidak terpengaruh suku bunga. Kemudian satu lagi nilai taksiran 500rb itu yang

sekarang dengan besok itu nilai ratusan ribu itu akan menurun. Sementara itu

mungkin nasabah yang ambil pembiayaan itu seorang pegawai dan kedepannya

akan naik Jabatan dan gaji dia akan naik terus, dengan nilai uang 500 tadi,

sementara gaji dia selalu naik atau mungkin mengikuti inflasi angka 500 nya

akan mengecil nilainya dibandingkan dengan besok.

Q : Bagaimana keadaan gagal bayar atau default pembiayaan KPR di bank-bank

syariah ?

Page 143: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

126

A : Untuk NPF perbankan syariah itu memang lagi naik (NPF), sekarang dua

tahun terakhir sedang naik tetapi hal ini juga dialamii oleh bank konvensional.

Tetapi khusus untuk KPR sendiri kenaikannya itu tidak terlalu besar yang besar

itu lebih keusaha produktif, karena memang permintaan tetapi KPR masih bagus

atau stabil.

Q: Seberapa presentase gagal bayar atau NPF pembiayaan KPR terhadap NPF

total bank umum syariah.?

A : Tidak begitu besar yang lebih besar gagal bayar terletak pada kegiataan

produktif.

Q : Apakah faktor seperti SBI, PDB, inflasi, total asset dan DPK berpengaruh

terhadap NPF pembiayaan KPR?

A : Sebenarnya peningkatan NPF lebih banyak disebabkan oleh penurunan

ekonomi,SBI tidak begitu berpengaruh, mungkin kalo PDB ada berpengaruh

karenakan PDB itu pertumbuhn ekonomi, inflasi juga tidak terlalu berpengaruh,

DPK juga tidak berpengaruh, jadi sebenarrnya NPF itu lebih banyak dipengaruhi

oleh kondisi ekonomi secara makro

Q : Jika dari sudut internal faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap

NPF pembiayaan KPR?

A: Jika melihat dari internal itu lebih pada SDM nya, bagaimana orang bank

menganalisa satu nasabah itu dengan baik, orang yang sebenarnya tidak layak

Page 144: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

127

diberikan tetapi malah diberikan inisiasinya pada saat diawal. Jadi mncari

nasabahnya itu memang harus bagus orang, yang kedua analisanya harus bagus,

kalo analisanya kurang baik atau kurang mendalam dan tidak disertai juga bukti

yang kuat itu juga pasti bermasalah. contoh seorang pegawai mengajukan

pembiayaan untu rumah, kalo pegawai lebih mudah tetapi kalo dia pengusaha,

pengusaha pendapatannya turun naik, jangan ambil pendapatan yang paling

tinggi, kalo dia memang mau ambil harus yang paling rendah, sehingga kalo dia

ambil yang rendah itu tidak terjadi over financing, contohnasabah mengajukan

pembiayaan 1 milyar dengan asumsi pendapatan yang paling tinggi nah skrng

kita ambil asumsi yg paling rendah saja, misalkan penghasilan pengusaha tadi

sebulan 10 jutat paling tinnggi 30 juta, kita ambil yang 10 jutasaja, nah kalo

ambil yang 10 juta dia layak diberi rumah yang harganya 500 juta saja, salah

satu teknik analisa yang seperti ini, kemudian kita juga harus lihat apakah

dibank dia punya utang atau tidak, dan kita juga harus mengetahui dari

penghasilannya yang 10 juta itu nanti dia bayar angsurannya berapa.

Q : Bagaimana terkait kebijakan dan regulasi OJK terhadap peningkatan jika

terjadi non-performing financing?

A: NPF itu sesuatu yang tidak kita inginkan karena semua bank inginnya NPF

kecil kalo secara ketentuan batas maksimalnya 5%, kita minta bantu maintance

jangan sampe diatas itu. Kebijakan kita mengarah kesana jadi bank itu harus

bisa maintance NPF serendah mungkin, karena NPF itu beban bagi bank, kan

kalo diperbankan itu NPF harus dicadangkan kerugian, jadi ibaratnya itu

nabung. Bank harus mencadangkan senilai NPF itu, nah masing-masing NPF itu

Page 145: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

128

ada lima tingkat, satu dan dua lancar, tiga dan empat lima yg non performing

yang dianggap secara pencadangan PTAP nya di semu, kalo call 3= 15%

call4=50% dari out standingnya. Jika outStandingnya 100 juta dan dia call 3 dan

dia harus mencadangkan 15% dari 100 juta tersebut. Pencadangan kerugian

yang harus dianalisa untuk berjaga-jaga, jadi kalo dianggap gabisa balik, udah

mancadangkan kerugian itu

Q: Apa saja yang sudah dilakukan regulasi seperti OJK terhadap pembiayaan

KPR dibank umum syariah supaya tidak terjadi default?

A: Kita meminta kepada pihak bank dalam menganalisa harus benar-benar baik

dan hati-hati penyalurannya, kemudian inisiasi awalnya juga harus dengan baik,

pemilihan nasabahnya sesuai dengan kebutuhan, masalah pricing juga peting

kemudian dari sisi legalnya juga penting,.

Q: Sebagai pihak regulator apa saja hambatan yang selama ini dirasakan ketika

melakukan pengawasan perbankan syariah, khususnya mengenai pembiyaan

KPR bank syariah?

A: Sebenernya tidak ada hambatan, pembiayaan KPR relatif pembiayaan yang

simple, karena kita hanya menganalisa kemampuan belajar, apalagi jika hanya

karyawan, berapa gajinya? berapa dia punya utang ditempat lain? kita hitung

DSRnya, rasio utang dia, secara aturan maksimal 1/3 (rasio antara utang dan

pendapatan yg udah di komper), kemudian maksimal 30% kalau yang bekerja

satu orang, tetapi kalo suami isteri yang kerja kita naikkan jadi 40%, karena

pasti incomenya lebih besar, sehingga dia boleh mencicil lebih besar.

Page 146: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

129

Q: Ciri-ciri bank perbankan syariah yang beresiko memiliki gagal bayar atau

bank yang beresiko NPF nya tinggi

A: NPF tinggi penyebabnya sebenernya banyak seperti masalah inisiasi diawal,

inisiasi itu kayak gini, kita kalau mencari nasabah harus yang premium,

maksudnya adalah memang nasabah itu nasabah kelas 1, (yang diutamakan

dalam segala aspek, karena mempunyai resiko yg paling rendah) nasabah kelas

satu nasabah yang laporan keuangannya kita sudah mengetahui, lebih

transparan, track-recordnya tinggi dan resiko terhadap hal-hal yang tidak

diinginkan lebih kecil. Nah semuanya itu bisa dinilai resikonya, semakin kecil

resikonya bisa diyakini lebih kecil resiko NPF nya tetapi sebaliknya juga. Kalo

kita bisa dapatkan nasabah premium nah potensi resiko nya bisa lebih kecil,

Cuma nasabah-nasabah seperti itu meminta pricing nya lebih kecil, pricing itu

kalo dikonvensional kayak bunga atau kalo dipembiayaan syariah seperti margin

atau bagi hasil imbalan yang harus dibayar ke bank, Karena dia mengetahui saya

itu resikonya kecil, ngapain saya harus bayar seperti perusahaan-perusahaan

biasa anda seharusnya berani kasih saya yang murah karena resiko yang anda

tanggung juga kecil. Semakin tinggi resiko nasabah dia akan dicap harganya

lebih mahal, begitu juga sebaliknya supaya tidak jadi gagal bayar, bagaimana

caranya mendapatkan nasabah-nasabah bagus atau kalaupun mendapat nasabah

yang kelas dua mitigasi resikonya seperti apa, semakin bagus hasil analisanya

NPF nya juga kecil diluar faktor eksternal.

Page 147: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42567/1/PENI... · IMPLIKASI SBI, PDB, INFLASI, DPK, TOTAL ASET DAN FDR PEMBIAYAAN KPR TERHADAP NPF PEMBIAYAAN

130