repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/nuni... · hub....

132
Hubungan Pengembangan Diri Rutin terhadap al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program Akselerasi SMP Bakti Mulya 400 Jakarta SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Oleh Nuni Nuraeni NIM: 1111011000065 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015

Upload: trinhbao

Post on 17-Mar-2019

239 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

Hubungan Pengembangan Diri Rutin

terhadap al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program Akselerasi

SMP Bakti Mulya 400 Jakarta

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh

Nuni Nuraeni

NIM: 1111011000065

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015

Page 2: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program
Page 3: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program
Page 4: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program
Page 5: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

i

ABSTRAK

Nuni Nuraeni, NIM 1111011000065. Hubungan Pengembangan Diri Rutin

terhadap al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program Akselerasi SMP Bakti

Mulya 400 Jakarta Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah hubungan antara pengembangan

diri rutin terhadap akhlak karimah siswa-siswi program akselerasi. Penelitian ini

dilaksanakan di SMP Bakti Mulya 400 Jakarta, Tahun ajaran 2014/2015. Subjek

penelitian ini adalah siswa-siswa program akselerasi. Pengumpulan data dalam

dalam penelitian ini dilakukan dengan cara (1) Angket, (2) Wawancara, (3)

Dokumentasi. Tehnik pengambilan sampel dengan cara purposive samples Dan

hasil penelitian dianalisis secara deskriptif. Kemudian angket tentang

pengembangan diri rutin dan angket al-akhlak al-karimah siswa-siswi program

akselerasi, dianalisiskan dengan menggunakan prosentase atau tabulasi dan untuk

mencari hubungan dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi product

moment.

Dari perhitungan tersebut diperoleh angka korelasi rxy adalah 0,871 lebih besar

dari rtabel (0,871 > 0,367) pada taraf signifikan 5 % yang berarti terdapat korelasi

antara 0,70-0,90 itu adalah termasuk korelasi positif yang kuat atau tinggi dengan

koefisiensi destriminasi sebesar 76 %. Jadi, hasil penelitian ini dapat disimpulkan

bahwa hubungan pengembangan diri rutin terhadap al-akhlak al-karimah siswa-

siswi program akselerasi terdapat korelasi yang kuat atau tinggi.

Kata Kunci: Pengembangan Diri Rutin, al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswa

Program Akselerasi.

Page 6: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

ii

ABSTRACT

Nuni Nuraeni NIM 1111011000065 The Correlation of Routine Self-

Development to Lofty Character of Acceleration Students SMP BM 400

Jakarta. Faculty of Education and Teacher’s Training, State Islamic University

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

This research intend to determine is there a relationship between routine self-

development of the student behavior in acceleration class program. This research

was conducted in Bakti Mulya 400 Junior High School Jakarta 2014/2015. The

subject of this research are students from acceleration class. Collecting data in this

research using (1) Inquiry, (2) Interview, (3) Document. Sampling techniques

with a purposive samples and the results were analyzed descriptively. Then, the

Inquiry about self-development program and acceleration class analyzed by using

percentage or tabulation and to find relationships were analyzed using correlation

coefficient of product moment.

From these calculations figures obtained correlation r xy is greater than rtabel

0.871 (0.871> 0.367) at the significant level of 5%, it means that there is a

correlation between 0.70 to 0.90 it is included strong or high positive correlation

with coefficient destriminasi 76%. Then, the result of this research can be

concluded that there is strong correlation between routine self-development with

student behavior.

Key word : routine self-development, good moral from the students

Page 7: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

iii

KATA PENGANTAR

Bismillahirohmanirrohim

Alhamdulillah, segala puji dan syukur hanya tercurahkan kepada Allah SWT

karena berkat rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada baginda besar Nabi

Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat dan umatnya yang senantiasa

mengikuti ajaran agamanya hingga akhir zaman. Semoga kita semua termasuk

orang-orang yang mendapatkan syafa’at Nabi Muhammad SAW.

Salah satu syarat untuk menyelesaikan studi dan mencapai gelar sarjana Strata

Satu (S1) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta adalah

membuat sebuah karya ilmiah dalam bentuk skripsi. Oleh karena itu penulis

membuat skripsi dengan judul “Hubungan Pengembangan Diri Rutin

terhadap al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program Akselerasi SMP Bakti

Mulya 400 Jakarta”.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak luput dari sebuah kekurangan baik

ditinjau dari aspek isi maupun tekhnik penulisan. Oleh karena itu kritik dan saran

dari siapapun yang membaca skripsi ini akan penulis terima dengan lapang dada

demi perbaikan dikemudian hari.

Dalam menyusun skripsi ini tentunya penulis tidak terlepas dari bantuan

berbagai pihak yang tanpa lelah memberikan dorongan baik secara moril maupun

material. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-

besarnya kepada:

1. Teristimewa kedua Orang Tuaku Abdul Halim dan Siti Mar’fuah yang

selalu mendo’akan, membesarkan, mendidik, menasihati dan memberikan

banyak sekali motivasi sampai akhirnya aku dapat menyelesaikan studi S1

ini.

Page 8: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

iv

2. Teristimewa kedua Keluarga, kaka-kakaku Abdurrahman, Siti Saidatul

Halimah, Siti Rahma, Isma Suryaningrat, laila, yulianto, ridwan, alfiah

dan Akhmad Khoeruddin (Alm) serta keponakan-keponakaku (M. Naufal,

Haura Nazhifa, Salwa Ristima , Rizky Jauhara, Adzkia, Al-Mahira dan

Abdul Hamid) yang selalu memberikan banyak masukan, menyemangati

dan motivasi sampai saat ini.

3. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA. Selaku Rektor UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA. Selaku Dekan Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan yang telah memberikan kesempatan untuk

menempuh pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Bapak Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan

Agama Islam yang telah memberikan bimbingan serta masukan yang

berguna dalam menyusun skripsi ini.

6. Ibu Hj. Marhamah Saleh, MA, Lc. Selaku Sekertaris Jurusan Pendidikan

Agama Islam serta Pembimbing Akademik yang telah memberikan

bimbingan serta masukan yang berguna dalam menyusun skripsi ini.

7. Bapak Dr. Akhmad Sodiq, MA Selaku Dosen Pembimbing yang telah

meluangkan waktunya untuk membimbing serta memberikan motivasi

kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

8. Seluruh Dosen dan Asisten Dosen FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

yang telah membimbing dan mendidik penulis dengan memberikan bekal

ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat.

9. Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah beserta staffnya, yang telah

memberikan pelayanan dalam menyediakan buku-buku yang diperlukan

penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

10. Kakaku yang Special Deni Azhari Ramadani yang selalu memotivasiku

agar selalu bisa jadi yang terbaik dari yang lebih baik sampai detik ini dan

selalu ada setiap waktu.

11. Sahabat-sahabatku Yolla diatri marlian, Marsita Eka Yuliani, Nailah

Alfiani, Faturahma Avicena, Ummu Hanifah, Anisya Ulfah, Desni

Page 9: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

v

Purwanti yang selalu menjadi contoh teladan, penyemangat, membantu

saat suka dan duka.

12. Seluruh teman-temanku TWO-PAI 8B, personal kosaan Annur (Fitri

Alfiani dan Nada Rohmah) dan PAI angkatan 2011 yang telah ikut

membantu terlaksananya skripsi ini.

13. Semua pihak yang tidak dapat penulis satu persatu yang dengan tulus dan

ikhlas memberikan bantuan dan mendo’akan penulis selama mengikuti

pendidikan program Strata Satu (S1) Di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Semoga segala kebaikan, yang kalian berikan kepada penulis mendapatkan

balasan yang setimpal dari Allah SWT. Semoga rahmat, taufiq dan hidayah-Nya

selalu dilimpahkan pada kita semua sepanjang kehidupan kita. Aamiin.

Jakarta, 17 Juni 2015

Penulis

Nuni Nuraeni

Page 10: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK ............................................................................................ i

KATA PENGANTAR .......................................................................... iii

DAFTAR ISI .......................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ................................................................................ viii

LAMPIRAN - LAMPIRAN ................................................................ ix

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB – LATIN x

BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................. 6

C. Pembatasan Masalah ........................................................... 7

D. Perumusan Penelitian ........................................................... 7

E. Tujuan Penelitian ................................................................ 7

F. Manfaat Penelitian ................................................................ 8

BAB II KAJIAN TEORI ................................................................... 9

A. Pengembangan Diri ...................................................................... 9

1. Konsep Dasar Pengembangan Diri dalam Pendidikan Karakter

......................................................................................... 9

2. Hakekat Perkembangan ......................................................... 11

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Diri Siswa

................................................................................................ 12

4. Karakteristik Umum Perkembangan Siswa ........................... 14

5. Tahap Pengembangan Karakter Siswa ................................... 15

6. Pengembangan Diri di Sekolah .............................................. 18

B. al-Akhlak al-Karimah ................................................................... 32

1. Pengertian Akhlak .......................................................... 32

2. Arti Pembentukan Akhlak .............................................. 33

3. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Pembentukan

Akhlak ............................................................................. 34

Page 11: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

vii

C. Program Akselerasi (Percepatan Belajar) ..................................... 37

1. Pengertian Program Akselerasi ..................................... 37

2. Dasar Hukum ................................................................. 38

3. Tujuan ............................................................................ 38

4. Pedoman Rekrutmen Peserta Didik ............................... 39

D. Penelitian yang Relevan ............................................................... 40

E. Kerangka Berfikir ......................................................................... 42

F. Hipotesis Penelitian ...................................................................... 44

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................... 45

A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................. 45

B. Metode Penelitian ................................................................. 45

C. Unit Analisis ....................................................................... 46

D. Tehnik Pengumpulan Data ................................................... 46

E. Tehnik Analisis Data ............................................................ 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................... 54

A. Deskripsi Lokasi Penelitian ................................................... 54

B. Deskripsi Data ....................................................................... 61

C. Analisis Data ......................................................................... 83

D. Interpretasi Data .................................................................... 86

E. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................ 87

BAB V PENUTUP ................................................................................. 89

A. Kesimpulan ........................................................................... 89

B. Implikasi ............................................................................... 90

C. Saran ..................................................................................... 91

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 93

Page 12: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

viii

DAFTAR TABEL

Table 3.1 Kisi-kisi angket pada variable X 48

Tabel 3.2 Kisi-kisi angket pada variable Y 49

Tabel 3.3 Alternatif Jawaban Instrument Variable X dan Y 50

Tabel 3.4 Interpretasi nilai “r” Product Moment 51

Tabel 4.1 Daftar Nama-nama Guru 57

Tabel 4.2 Denah Data Siswa 60

Tabel 4.3 Kategori Jawaban 61

Tabel 4.4 – 4.43 Hasil Angket Variabel X dan Y 62

Tabel 4.44 Analisis korelasi Product Moment 84

Page 13: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

ix

LAMPIRAN-LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Lembar Uji Referensi

LAMPIRAN 2 Surat Bimbingan Skripsi

LAMPIRAN 3 Surat Izin Penlitian Skripsi

LAMPIRAN 4 Angket Penelitian Skripsi

LAMPIRAN 5 Berita Wawancara Penelitian Skripsi

LAMPIRAN 6 Daftar Pendidik SMP Bakti Mulya 400

LAMPIRAN 7 Daftar Nama-nama Responden

LAMPIRAN 8 Nilai – nilai r Product Moment

LAMPIRAN 8 Biodata Penulis

Page 14: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

x

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB – LATIN

Transliterasi kata-kata Arab yang dipakai dalam penyusunan skripsi ini

berpedoman pada buku Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

1. Konsonan Tunggal

No. Huruf Arab Huruf Latin No. Huruf Arab Huruf Latin

Tidak ا 1

dilambangka

n

ţ ط 16

ť ظ b 17 ب 2

„ ع t 18 ت 3

ġ غ ś 19 خ 4

f ف j 20 ج 5

q ق h 21 ح 6

k ك kh 22 خ 7

l ل d 23 د 8

m م ż 24 ذ 9

n ن r 25 ر 10

w و z 26 ز 11

h ه s 27 س 12

` ء sy 28 ش 13

y ي ş 29 ص 14

h ة đ 30 ض 15

Page 15: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

xi

2. Vokal Tunggal

Tanda Huruf Latin

a ـ

i ـ

u ـ

3. Vokal Rangkap

Tanda dan Huruf Huruf Latin

ai ـي

au ــو

4. Mâdd

Harakat dan Huruf Huruf Latin

â ــا

Î ــي

ȗ ــو

5. Tâ’ Marbuţah

Tâ’ Marbuţah hidup translitrasiya adalah /t/.

Tâ’ Marbuţah mati transliterasinya adalah /h/.

Jika pada suatu kata yang akhir katanya adalah Tâ’ Marbuţah diikuti oleh

kaya sandang al, serta kata kedua itu terpisah maka Tâ’ Marbuţah itu

ditransliterasikan dengan /h/.

Contoh:

hadîqat al-hayawânât atau hadîqatul hayawânât = حديقةالحيوانات

al-madrasat al-ibtidâ`iyyâh atau al-madrasatul = المدرسةاإلبحدائية

ibtidâ`iyyâh

6. Syaddah (Tasydîd)

Syaddah/tasydid ditransliterasikan dengan huruf yang sama dengan huruf

yang diberi tanda syaddah (digandakan).

Page 16: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

xii

لن Ditulis „allama ع

ر ر Ditulis yukarriru ي ك

7. Kata Sandang

a. Kata sandang diikuti oleh huruf Syamsiyah ditransliterasikan dengan

huruf yang mengikuti dan dihubungkan dengan kata sambung/hubung.

Contoh:

ال ة aş-şalâtu =الص

b. Kata sadang diikuti dengan hufuf Qamariyah ditransliterasikan sesuai

dengan bunyinya. Contoh:

الف ل ك = al-falaqu

8. Penulisan Hamzah

a. Bila hamzah terletak di awal kata, maka ia tidak dilambangkan dan ia

seperti alif, contoh:

أك لث = akaltu وج يأ = ȗtiya

b. Bila di tengah dan di akhir, ditransliterasikan dengan aprostof, contoh:

ش يئ ta‟kulȗna =ج أكلون = syai`un

9. Huruf Kapital

Huruf kapital dimulai pada awal nama diri, nama tempat, bukan pada kata

sandangnya. Contoh:

al-Qur`ân =القرآن

al-Madînatul Munawwarah =المدينةالمنورة

Page 17: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Agama Islam adalah agama yang universal yang mengajarkan kepada

umat manusia mengenai aspek kehidupan, Baik duniawi maupun ukhrawi.

Salah satu ajaran agama adalah mengajarkan kepada umat manusia untuk

berpendidikan dan memilik akhlak yang baik. Karena menurut ajaran agama

Islam, pendidikan dan akhlak merupakan kebutuhan hidup manusia mutlak

yang harus dipenuhi demi tercapainya kebahagiaan dan kesejahteraan di

dunia dan di akhirat. Pendidikan adalah perubahan yang diinginkan dan

diusahakan oleh proses atau usaha mendidik, baik tinggah laku (akhlak)

individual maupun sosial.

Kepada umat manusia, khususnya yang beriman kepada Allah diminta

agar akhlak dan keluhuran budi Nabi Muhammad Saw itu dijadikan contoh

dalam kehidupan sehari-hari. mereka yang mematuhinya dijamin keselamatan

hidup didunia dan akhirat.1Dalam persoalan akhlak ini Akhmad Sodiq

mengatakan dalam Tahdżîb sebagai berikut:

Akhlak bukanlah sekedar fenomena luaran yang bersifat aksidental,

sehingga tidak semua yang tampak seperti kebaikan adalah baik dalam

makna hakiki. Ketika kebaikan itu tidak didasarkan kepada ketulusan hati,

maka kebaikan itu adalah keburukan yang berselimut kebaikan. Akhlak

adalah kebaikan hakiki, luar dalam, lahiriyah batiniyah. Persoalan akhlak

bukanlah sekedar persoalan perilaku sederhana tetapi merupakan persoalan

prilaku kompleks yang berkaitan langsung dengan keadaan ruhani.

Membahas perbaikan akhlak haruslah diawali dengan perbaikan batin.

Karena itu tepatlah jika Ibnu Maskawih (w. 1030) dalam Tahdżîb al-

Akhlak mendefinisikan akhlak sebagai “kondisi jiwa yang mendorong

terwujudnya perilaku tanpa melalui pemikiran dan pertimbangan” (Ibnu

Maskawih, t.t: 37) Senada dengan Ibnu Maskawih, al-Ghazali (1058-1111)

juga menjelaskan bahwa akhlak adalah gambaran dari keadaan didalam

jiwa yang tertanam kokoh (terinternalisasi), di mana perilaku menyandar

1Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2003), Cet. V, h. xiii

Page 18: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

2

padanya dengan gampang dan mudah tanpa membutuhkan pemikiran dan

pertimbangan lagi.2

Ini berarti, perubahan akhlak adalah perubahan kondisi batiniyah dan

perubahan perilaku lahiriyah secara kausalitas, yang terjadi sedemikian rupa

hingga ia tidak lagi dipikirkan dan dipertimbangkan oleh pelakunya.

Perubahan akhlak adalah perubahan ruhani sekaligus membicarakan

perubahan akhlak meniscayakan untuk terlebih dahulu mengerti tentang

eksistensi dan hakekat ruhani, daya-daya ruhani, dan dinamika ruhani

sebelum ia berbicara tentang kaitan keadaan ruhaniyah dengan perilaku

lahiriyah. Perhatian terhadap pentingnya akhlak kini muncul kembali, yaitu

disaat manusia zaman modern ini dihadapkan pada masalah moral dan akhlak

yang cukup serius, yang kalau dibiarkan akan menghancurkan masa depan

bangsa yang bersangkutan.

Semua prilaku negatif masyarakat Indonesia baik yang terjadi dikalangan

pelajar atau mahasiswa maupun kalangan lainnya, jelas menunjukan

kerapuhan karakter yang cukup parah yang salah satunya disebabkan oleh

tidak optimalnya pengembangan pendidikan karakter dilembaga pendidikan.

Pelaksanaan pendidikan karakter tidak hanya diserahkan pada guru agama

saja, karena pelaksanaan pendidikan karakter harus dipikul oleh semua pihak,

termasuk semua guru disekolah, staff tata usaha, bahkan orang tua dirumah.

Untuk mewujudkan hal itu semua, perlu dicari jalan terbaik untuk

membangun dan mengembangkan karakter manusia agar memiliki karakter

yang baik, unggul dan mulia. Upaya yang tepat untuk itu adalah melalui

pendidikan, karena pendidikan memiliki peran yang sangat penting dan

sentral dalam menanamkan, mentransformasikan, dan menumbuh

kembangkan karakter positif siswa, serta mengubah watak yang tidak baik

menjadi baik. Seperti yang dikatakan oleh para ahli, bahwa pendidikan

merupakan daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti,

2Akhmad Sodiq, “Problematika Pengembangan Pembelajaran PAI”, Tahdżîb JurnalPendidikan

Agama Islam, Vol. III, No. 1, 2009, h. 38

Page 19: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

3

pikiran, dan tubuh anak. Jadi jelaslah, pendidikan merupakan wahana utama

untuk menumbuh kembangkan karakter siswa yang baik.

Menurut beberapa sumber buku, pendidikan karakter perlu

dikembangkan melalui tahap pengetahuan (knowing), pelaksanaan (acting),

dan kebiasaan (habit). Karena karakter tidak terbatas pada pengetahuan saja.

Dengan demikian diperlukan tiga komponen karakter yang baik (components

of good character) yaitu moral knowing (pengetahuan tentang moral), moral

feeling (penguatan emosi) tentang moral dan moral action (perbuatan moral).

Hal ini diperlukan agar peserta didik dan warga sekolah yang terlibat dalam

sistem pendidikan tersebut sekaligus dapat memahami, merasakan,

menghayati dan mengamalkan nilai-nilai kebijakan.3

Karakter seseorang akan menjadi lembek jika tidak dilatih. Dengan

latihan demi latihan, maka karakter akan menjadi kuat dan akan terwujud

menjadi kebiasaan. Orang yang berkarakter tidak melaksanakan sesuatu

karena takut akan hukuman, tetapi karena mencintai kebaikan, karena cinta

itulah maka muncul keinginan untuk berbuat baik. Ketika membahas tentang

masalah bergesernya nilai-nilai akhlak dikalangan siswa, maka secara cepat

akan terlintas dibenak, berbagai potret kelam yang telah dilakukan oleh

beberapa orang lain dari kalangan siswa atau pelajar. Harus kita akui bahwa

kemerosotan akhlak terjadi tidak hanya disebabkan oleh kurangnya

pendidikan dalam keluarga akan tetapi kurangnya pendidikan akhlak di

sekolah.

Semakin bergesernya nilai-nilai akhlak akan semakin banyak pula hal-hal

negatif yang akan muncul dan dampaknya bisa terjadi pada siapa saja

termasuk peserta didik. kurikulum pendidikan yang mulai memperhatikan

akan pentingnya akhlak menjadi tumpul jika dilihat kenyataanya dilapangan.

Apalagi dalam dunia pendidikan sekarang ini, dengan adanya program

percepatan belajar yang disebut akselerasi. Yang mana program akselerasi itu

sendiri adalah salah satu program layanan pendidikan khusus bagi peserta

3Heri Gunawan, Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi, (Bandung: Alfabet, 2012), h.

38

Page 20: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

4

didik yang oleh guru telah diidentifikasi memiliki prestasi sangat memuaskan

dan oleh psikologi telah diidentifikas memiliki kemampuan intelektual umum

taraf cerdas, memiliki kreatifitas, dan ketertarikan terhadap tugas diatas rata-

rata, untuk dapat menyelesaikan program pendidikan sesuai dengan kecepatan

belajar mereka.4 Pengertian lain acceleration (percepatan) adalah suatu

program atau aktivitas yang memungkinkan untuk menyelesaikan kurikulum

lebih.5

Dengan adanya program akselerasi yang mana sistem pembelajaran siswa

yang teramat singkat. Pasti terdapat banyak hal yang positif dan begitu juga

tidak menutup kemungkinan terdapat sisi negatifnya. Dalam hal positif

mereka yang mengikuti program ini diantaranya bisa menyelesaikan proses

pendidikan lebih cepat dari biasanya, memiliki kemampuan yang lebih tinggi

dalam berfikir logis serta kritis, meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses

pembelajaran siswa, serta memacu mutu siswa untuk peningkatan kecerdasan

spiritual, intelektual dan emosional secara berimbang.

Melihat hal-hal positif yang didapatkan dari program akselerasi, seakan-

akan siswa yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat hanya memiliki sifat-

sifat positif, sebetulnya tidak demikian. Sebagaimana anak pada umumnya,

anak yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa mempunyai

kebutuhan pokok akan pengertian, penghargaan dan perwujudan diri.apabila

kebutuhan itu tidak terpenuhi mereka akan menderita keragu-raguan dan

kecemasan. Jika minat, tujuan dan cara laku mereka tidak memperoleh

pengakuan, maka walaupun mereka memiliki potensi istimewa pasti

mengalami kesulitan. Jadi secara tidak langsung siswa yang memiliki potensi

kecerdasan istimewa tidak menutup kemungkinan terdapat perilaku yang bisa

mereka lakukan termasuk dalam segi akhlak yang kurang baik. Hal lain bisa

disebabkan karena proses pembelajaran siswa yang sangat cepat, bisa

menjadikan kurangnya kontrol akhlak siswa pada program akselerasi tersebut.

4http://www.ditplb.or.id/2006/index.php?menu=profile&pro=50&iduser=5

5Ekodjatmiko Soekarso, Penatalaksanaan Psikologi Program Akselerasi, (Departemen

Pendidikan Nasional 2007), h. 17

Page 21: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

5

SMP Bakti Mulya 400 yang letaknya di Jakarta Selatan, merupakan salah

satu sekolah yang bernafaskan Islam. Sekolah Bakti Mulya 400 ini didirikan

sejak tahun 1985 memilik sejarah perkembangan yang bagus dari sejak

pertama pendiriannya. Baik dari kualitas dan kuantitasnya. Diantara salah

satu tujuan pendidikannya adalah supaya siswa-siswinya berbudi pekerti

luhur dalam arti tekun dalam beribadah dan berakhlak karimah, seperti shalat

dengan tujuan agar akhlak siswa-siswinya menjadi lebih baik, sebagai

inflikasi dari nilai-nilai akhlak positif yang terkadung dalam ibadah shalat

berjama’ah.

Salah satu upaya yang dilakukan oleh Sekolah SMP Bakti Mulya 400

adalah mengadakan sebuah program pengembangan diri rutin seperti shalat,

tadarus serta upacara, program pengembangn diri spontan yang dilakukan

sesuai waktu yang ditentukan dan pengembangan diri keteladanan. adanya

program ini untuk membantu dalam pembentukan akhlak siswa yang nantinya

bisa dilihat sejuah mana karakter atau akhlak yang dimiliki seluruh siswa

setelah berjalannya program tersebut.

Menurut pengamatan saya selama melaksanakan PPKT disana masih ada

siswa-siswi tidak disiplin dalam menjalankan shalat berjama’ah, tadarus dan

upacara yang diterapkan di sekolah, Menurunnya semangat siswa dalam

pelaksanaan solat, tadarus dan upacara serta khususnya kasus yang saya temui

di kalangan siswa akselerasi ada yang berprilaku diluar batas akhlak seorang

siswa. Maka dari itu melalui program ini, saya sebagai penulis ingin

mengetahui apakah program tersebut mampu mengembangkan akhlak

karimah siswa di SMP Bakti Mulya 400. Namun penulis hanya meneliti dari

salah satu dari program yang diterapkan di sekolah, dan untuk mengetahui

perubahan akhlak siswa terutama pada program akselerasi di SMP Bakti

Mulya 400.

Namun pada kenyataannya menurut penulis masih banyak siswa yang

belum begitu memahami betapa besar manfaat dalam kedisiplinan terkait

shalat, tadarus dan upacara, yang siswa lakukan hanya dengan untuk

menggugurkan sebuah kewajiban dalam peraturan sekolah. Padahal semua itu

Page 22: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

6

memiliki nilai-nilai akhalak yang sangat mempengaruhi perkembangan

akhlak mereka sendiri. Mungkin salah satu penyebabnya adalah kurangnya

pembinaan akhlak yang diberikan guru di sekolah, maka dari itu penulis

tertarik untuk meneliti permasalahan di sekolah ini. Berdasarkan latar

belakang yang telah diuraikan, penulis mengadakan penelitian dengan judul

“Hubungan Pengembangan Diri Rutin terhadap al-Akhlâk al-Karîmah

Siswa-siswi Program Akselerasi SMP Bakti Mulya 400 Jakarta.”

B. Identifikasi Masalah

Dengan melihat latar belakang masalah di atas, maka dapat di

identifikasikan sebagai berikut:

1. Terjadinya kemerosotan akhlak terhadap remaja pada masa kini karena

pergaulan yang bebas serta lingkungan yang tidak sesuai dengan ajaran

Islam.

2. Masih ada siswa yang tidak disiplin dalam menjalankan shalat

berjama’ah, tadarus dan upacara yang diterapkan di sekolah.

3. Budaya disiplin shalat berjama’ah, tadarus dan upacara masih kurang

dilaksanakan oleh semua pihak sekolah.

4. Apakah ada hubungan penerapan program pengembangan diri rutin di

sekolah terhadap akhlak siswa?

5. Masih banyak siswa yang menganggap sepele program pengembangan

diri yang diterapkan siswa di sekolah.

6. Masih banyak siswa yang bercanda saat pelaksanaan tadarus, sholat dan

upacara.

7. Menurunnya semangat siswa dalam pelaksanaan solat, tadarus dan

upacara.

8. Kurangnya kontrol akhlak pada program akselerasi.

Page 23: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

7

C. Pembatasan Masalah

Dari identifikasi di atas perlu adanya pembatasan masalah yang akan

diteliti sehingga tidak terlalu meluas dan dapat terarah. Untuk penelitian ini

dibatasi pada tinjaun hubungan secara empiris sebagai berikut:

1. Pengembangan diri di SMP Bakti Mulya 400 terdapat tiga program, salah

pengembangan diri yang saya teliti dalam skripsi ini mengenai

pengembangan diri rutin terkait pelaksanaan shalat berjama’ah, tadarus al-

Qur`ân dan upacara bendera.

2. Al-Akhlâk al-Karîmah yang saya teliti di sini terkait dalam sikap tolong-

menolong, kejujuran, menumbuhkan rasa persaudaraan atau mengikat tali

silaturahmi, sikap menghargai atau menghormati orang lain, kedisiplinan,

percaya diri dan sopan santun.

D. Perumusan Masalah

Untuk memberikan gambaran permasalahan yang terkandung dalam judul

skripsi ini penulis merasa perlu mengemukakan perumusan masalah. Adapun

masalah pokok dalam skripsi ini adalah berkenaan dengan:

1. Bagaimana hasil pengembangan diri rutin di SMP Bakti Mulya 400?

2. Bagaimana Al-Akhlâk al-Karîmah siswa SMP Bakti Mulya 400?

3. Apakah ada hubungan pengembangan diri rutin (shalat, tadarus dan

upacara) terhadap Al-Akhlâk al-Karîmah program akselerasi di SMP

Bakti Mulya 400?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Untuk mengetahui hasil pengembangan diri rutin siswa terkait solat,

tadarus dan upacara pada program akselerasi di SMP Bakti Mulya 400.

2. Untuk mengetahui bagaimana Al-Akhlâk al-Karîmah program akselerasi

di SMP Bakti Mulya 400.

Page 24: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

8

3. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang signifikan terhadap

penerapan program pengembangan diri rutin terhadap Al-Akhlâk al-

Karîmah Program Akselerasi di SMP Bakti Mulya 400.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai:

1. Sebagai masukan bagi pihak sekolah atau pun pengelola lembaga

pendidikan, dalam mengupayakan dan menanggulangi keterpurukan

akhlak siswa pada masa sekarang.

2. Untuk mendapatkan data-data yang akurat mengenai obyek yang akan

diteliti, yakni berkenaan dengan program pengembangan diri rutin dengan

akhlak siswa.

3. Bagi para Guru, untuk dijadikan bahan masukan dalam pengembangan

pengetahuan dan keterampilan dalam menumbuhkan akhlak siswa

disekolah.

4. Bagi peneliti khususnya dan semua mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta pada umumnya, dapat menambah khazanah pengetahuan dan

referensi untuk masa mendatang.

Page 25: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

9

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pengembangan Diri

1. Konsep Dasar Pengembangan Diri dalam Pendidikan Karakter

Pada dasarnya pengembangan diri merupakan salah satu komponen

KTSP pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, baik pada pendidikan

umum, pendidikan kejuruan, maupun pendidikan khusus. Meskipun

demikian, pengembangan diri bukanlah sebuah mata pelajaran yang harus

diasuh oleh seorang guru, tetapi bisa difasilitasi oleh seorang konselor,

atau tenaga kependidikan lain yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan

ekstrakulikuler.1 Dalam struktur kurikulum pendidikan umum, dijelaskan

bahwa pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada

peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai

dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan

kondisi sekolah. Dari uraian diatas maka dapat ditarik kesimpulan

mengenai pengembangan diri, sebagai berikut:

a. Kegiatan pengembangan diri dapat difasilitasi dan dibimbing oleh

guru, konselor, atau tenaga kependidikan lain yang memiliki

kemampuan dalam membantu pengembangan diri peserta didik.

b. Bagi sekolah yang sudah memiliki guru Bimbingan Konseling (BK),

kegiatan pengembangan diri dapat dilakukan oleh guru BK, tetapi jika

belum ada guru BK, kegiatan dapat dilakukan oleh guru agama atau

guru lain yang sesuai.

c. Kegiatan pengembangan diri juga dilakukan oleh kepala sekolah atau

tenaga kependidikan lain yang kompeten.

d. Kegiatan dapat berbentuk bimbingan dan konseling atau bentuk

kegiatan ekstrakulikuler.

1E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Kependidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2010), Cet. VII, h. 283

Page 26: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

10

e. Kegiatan pengembangan diri bagi peserta didik dapat dilakukan di

kelas atau di luar kelas.2

Pengertian Karakter menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008)

adalah sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan

seseorang dengan yang lainnya.3 Dengan demikian karakter dimaknai

sebagai cara berpikir yang khas tiap individu untuk hidup dan bekerja

sama, baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat, bangsa dan Negara.

Karena karakter itu sendiri tidak diwariskan, tetapi sesuatu yang dibangun

secara berkesinambungan hari demi hari melalui pikiran dan perbuatan,

pikiran demi pikiran, tindakan demi tindakan.

Salah satu penunjang terbentuknya karakter peserta didik adalah

sekolah. Peran sekolah sangatlah penting dalam usaha pembentukan

karakter. Salah satu model pembentukan karakter di sekolah, menurut

Akhmad Fikri salah satunya adalah untuk mengupayakan keberhasilan

dalam pendidikan karakter, ada beberapa proses pendidikan karakter yang

diajarkan yaitu:

a. Knowing the good (ta’lîm), yaitu tahap memberikan pemahaman

tentang nilai-nilai agama/akhlak melalui dimensi akal, rasio, dan logika

dalam setaip bidang studi.

b. Loving the good (tarbiyah), yaitu tahap menumbuhkan rasa cinta dan

rasa butuh terhadap nilai-nilai kebaikan, melalui dimensi emosional,

hati, atau jiwa.

c. Doing the good (taqwîm), yaitu tahap mempraktikan nilai-nilai

kebaikan, melalui dimensi prilaku dan amaliah.4

Dari semua pernyataan diatas penulis akan mengarahkan

pengembangan diri dalam skripsi mengarah pada pengembangan karakter

atau akhlak peserta didik. Dengan melalui sebuah kegiatan berupa shalat,

2Ibid., h. 284 3Muchlas Samani dan Hariyanto, Pendidikan Karakter Konsep dan Model, (Bandung: PT.

Rosdakarya, 2011), Cet. I, h.42 4 Anas Salahudin dan Irwanto Alkrienciehie, Pendidikan Karakter, (Bandung: PT. Pustaka

Setia, 2013), Cet. I, h. 71

Page 27: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

11

tadarus serta upacara yang ada disekolah dapat membantu

mengembangkan karakter peserta didik agar memiliki akhlak karimah

yang dapat diimplemntasikan dalam kehidupan sehari-hari.

2. Hakekat Perkembangan

Istilah „perkembangan‟ (Development) dalam psikologi merupakan

sebuah konsep yang cukup kompleks. secera sederhana Seifert dan

Hoffung (1994) mendefinisikan perkembangan sebagai “long-term

relationship and motor skills”. Sementara itu Chaplin (2002) mengartikan

perkembangan sebagai: (1) perubahan yang berkesinambungan dan

progresif dalam organisme, (2) pertumbuhan, (3) perubahan dalam bentuk

dan dalam integrasi dari bagian-bagian jasmaniah ke dalam bagian

fungsional, (4) kedewasaan atau kemunculan pola-pola asasi dari tingkah

laku yang dipelajari.

Menurut Reni Akbar Hawadi (2001), “perkembangan secara luas

menunjukan pada keseluruhan proses perubahan dari potensi yang dimiliki

individu dan tampil dalam kualitas kemampuan, sifat dan ciri-ciri yang

baru. Didalam istilah perkembangan juga tercakup konsep usia, yang

diawali dari saat pembuahan dan berakhir dengan kematian”.5 Adapun

menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991), “perkembangan” adalah

perihal berkembang, selanjutnya kata “berkembang” menurut kamus besar

bahasa Indonesia berarti mekar atau terbuka, menjadi besar, luas serta

menjadi bertambah sempurna dalam hal kepribadian, pikiran dan

pengetahuan. Dengan demikian kata ”berkembang” tidak saja meliputi

aspek yang bersifat abstrak seperti pikiran dan pengetahuan, tetapi juga

meliputi aspek yang bersifat konkret.6

Berdasarkan uraian-uraian diatas penulis menyimpulkan

perkembangan sebagai rentetan perubahan jasmani dan rohani manusia

5Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011),

Cet. III, h. 8-9

6Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2011), Cet. XVII, h. 41

Page 28: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

12

menuju kearah yang lebih maju dan sempurna. Perkembangan itu sendiri

menghasilkan bentuk dan ciri-ciri kemampuan baru yang berlangsung dari

tahap aktifitas yang sederhana ketahap yang lebih tinggi . perkembangan

itu bergerak secara berangsur-angsur tetapi pasti, melalui suatu

bentuk/tahap ke tahap berikutnya, yang kian hari bertambah maju dari

masa pembuahan sampai masa kematian.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Diri Siswa

Adapun mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan

siswa, para ahli berbeda pendapat lantaran sudut pandang dan pendekatan

mereka terdapat eksistensi siswa tidak sama. Untuk lebih jelas berikut

pemaparan aliran-aliran yang berhubungan dengan faktor-faktor

perkembangan siswa, sebagai berikut7:

a. Aliran Nativisme

Adalah sebuah doktrin filosofis yang berpengaruh besar terhadap aliran

pemikiran psikologis. Tokoh utama aliran ini bernama Arthur

Schopenhauer (1788-1860) seorang filosof Jerman. Aliran ini disebut

juga aliran pesimistis yang memandang segala sesuatu dengan

kecamata hitam, aliran ini berkeyakinan bahwa perkembangan manusia

itu ditentukan oleh pembawaannya, sedangkan pengalaman dan

pendidikan tidak berpengaruh apa-apa. Dalam ilmu pendidikan,

pandangan seperti itu disebut “pesimisme pedagogis”. Sebagai contoh

jika sepasang orang tua ahli musik, maka anak yang mereka lahirkan

akan menjadi pemusik pula. Harimau pun hanya melahirkan harimau,

jadi pembawan dan bakat orang tua selalu berpengaruh mutlak

terhadap perkembangan kehidupan anaknya.

b. Aliran Empirisme

Kebalikan dari aliran Nativisme adalah aliran empirisisme dengan

tokoh utama Jhon Locke (1632-1704). Nama asli aliran ini adalah “The

7Ibid., h. 42-47

Page 29: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

13

School Of British Empiricism”, namun aliran ini lebih berpengaruh

terhadap pemikir Amerika sehingga melahirkan sebuah aliran filsafat

bernama “environmentalisme” (aliran lingkungan) dan psikologi

bernama “environmental psychology” (psikologi lingkungan) yang

relatif masih baru (Reber, 1988). Doktrin aliran ini yang amat masyhur

adalah “tabula rasa” sebuah isltilah bahasa latin yang berarti batu tulis

kosong atau lembaran kosong”. Doktrin ini menekankan arti penting

pengalaman, lingkungan dan pendidikan dalam arti perkembangan

manusia itu semata-mata bergantung pada lingkungan dan pengalaman

pendidikannya, sedangkan bakat dan pembawaan sejak lahir dianggap

tidak ada pengaruhnya. Dalam hal ini para penganut empirisisme

menganggap setiap anak yang lahir seperti tabula rasa, dalam keadaan

kosong , tak punya kemampuan dan bakat apa-apa. Hendak menjadi

apa seorang anak kelak bergantung pada pengalaman/lingkungan yang

mendidiknya. Memang amat sukar dipungkiri bahwa lingkungan yang

memiliki pengaruh besar terhadap proses perkembangan dan masa

depan siswa. Dalam hal ini, lingkungan keluarga (bukan bakat bawaan)

dan lingkungan masyarakat sekitar telah terbukti menentukan tinggi

rendahnya mutu perilaku dan masa depan seorang siswa.

c. Aliran Konvergensi

Aliran ini merupakan aliran gabungan dari aliran empirisisme dan

nativisme. aliran ini menggabungkan arti penting hederitas

(pembawaan) dengan lingkungan sebagai faktor-faktor yang

berpengaruh perkembangan manusia. Tokoh utama bernama Louis

William Stren (1871-1938) seorang filosof dan psikologi Jerman.

Aliran filsafat yang dipelopopri disebut “personalisme” sebuah

pemikiran filosofis yang sangat berpengaruh terhadap disiplin-displin

ilmu yang berkaitan dengan manusia. diantara disiplin ilmu yang

menggunakan asas personalisme adalah “personologi” yang

mengembangkan teori yang komprehensif (luas dan lengkap) mengenai

Page 30: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

14

kepribadian manusia. Para penganut aliran ini, berkeyakinan bahwa

baik faktor pembawaaan dan lingkungan andilnya sama besar dalam

menentukan masa depan seseorang. Jadi, seorang siswa yang lahir dari

keluarga santri atau kyai, umpamanya kelak ia akan menjadi ahli

agama apabila ia dididik di lingkungan pendidikan keagamaan.

Berdasarkan uraian mengenai aliran-aliran doktrin filosofis yang

berhubungan dengan proses perkembangan di atas, penulis menyimpulkan

bahwa faktor yang mempengruhi tinggi-rendahnya mutu hasil

perkembangan siswa pada dasarnya terdiri atas dua macam:

1) Faktor intern yaitu faktor yang ada dalam diri siswa itu sendiri

yang meliputi pembawaan dan potensi psikologi tertentu yang

turut mengembangkan siswa itu sendiri

2) Faktor eksternal yaitu faktor yang datang atau adanya dari luar diri

siswa yang meliputi lingkungan (khususnya pendidikan) dan

pengalaman berinteraksi siswa tersebut dengan lingkungannya.

4. Karakteristik Umum Perkembangan Siswa

a. Karakteristik Anak Usia Remaja (SMP/SMA)

Masa remaja (12-21 tahun) merupakan masa peralihan anatar masa

kehidupan anak-anak dan masa kehidupan orang dewasa . masa remaja

sering dikenal masa pencarian jati diri. Masa remaja ditandai dengan

sejumlah karakteristik penting, yaitu:

1) Mencapai hubungan yang matang dengan teman sebaya

2) Dapat menerima dan belajar peran social sebagai pria atau wanita

dewasa yang dijunjung tinggi oleh masyarakat

3) Menerima keadaan fisik dam mampu menggunakannya secara

efektif

4) Mencapai kemandirian emosional dari orangtua dan orang dewasa

lainya

5) Memilih mempersiapkan karir dimasa depan sesuai dengan minat

kemampuannya

Page 31: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

15

6) Mengembangkan sifat positif terhadap pernikahan, hidup

berkeluarga dan memiliki anak

7) Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang

doperlukan warga Negara

8) Mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab

9) Memperoleh seperangkat nilai dan sistema etika sebagai pedoman

dalam bertingkah laku

10) Mengembangkan wawasan keagamaan dan meningkatkan

religiusitas.8

Berbagai karakterisktis masa remaja tersebut, menuntut adanya

pelayanan pendidikan yang mampu memenuhi kebutuhannya. Hal ini

dapat dilakukan guru, diantaranya:

1) Memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang kesehatan

reproduksi, bahaya menyimpang seksual dan penyalahgunaan

narkotika

2) Memebriaka pelatihan untuk mengembangkan keterampilan

memecahkan masalah dan mengambil keputusan

3) Melatih siswa mengambangkan resiliensi, kemampuan bertahan

dalam kondisi sulit

4) Membantu siswa mengambangkan etos kerja yang tinggi dan sikap

wiraswasta

5) Memupuk semangat keberagamaan siswa melalui pembelajaran

agama terbuka dan lebih toleran

6) Menjalin hubungan harmonis dengan siswa dan bersedia

mendengarkan segalan keluh kesah yang dihadapinya.9

5. Tahap Pengembangan Karakter Siswa

Pengembangan atau pembentukan karakter diyakini perlu dan penting

untuk dilakukan di sekolah untuk menjadi pijakan dalam penyelenggaraan

8Ibid., h. 37-38

9Ibid.

Page 32: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

16

pendidikan karakter di sekolah . tujuan pendidikan karakter pada dasarnya

adalah mendorong lahirnya anak-anak yang baik (insan kamil). Tumbuh

dan berkembangnya karakter yang baik akan mendorong peserta didik

tumbuh dengan kapasitas dan komitmennya untuk melakukan berbagai hal

yang baik dan melakukan segalanya dengan benar dan memiliki tujuan

hidup. Masyarakat juga berperan dam membentuk karakter anak melaui

orangtua dan lingkungannya. Pendidikan karakter perlu dikembangkan

melalui tahap pengetahuan (knowing), pelaksanaan (acting), dan kebiasaan

(habit). Karena karakter tidak terbatas pada pengetahuan saja. Seseorang

yang memiliki pengetahuan kebaikan belum tentu mampu bertindak sesuai

dengan pengetahuannya , jika tidak terlatih (menjadi kebiasaan) untuk

melakukan kebaikan tersebut. Karakter juga menjangkau wilayah emosi

dan kebiasaan diri. Dengan demikian diperlukan tiga komponen karakter

yang baik (components of good character) yaitu moral knowing

(pengetahuan tentang moral), moral feeling (penguatan emosi) tentang

moral dan moral action (perbuatan moral). Hal ini diperlukan agar peserta

didik dan warga sekolah yang terlibat dalam sistem pendidikan tersebut

sekaligus dapat memahami, merasakan, menghayati dan mengamalkan

nilai-nilai kebijakan dimensi-dimensi yang termasuk dalam moral knowing

yang akan mengisi ranah kognitif adalah kesadaran moral (moral

awareness) pengetahuan tentang nilai-nilai moral (knowing moral values),

penentuan sudut pandang (perspective taking), logika moral (moral

reasoning) keberanian mengambil sikap ( decision making) dan

pengenalan diri (self knowledge). Moral feeling merupakan penguatan

aspek emosi peserta didik untuk menjadi manusia berkarakter. penguatan

ini berkaitan dengan bentuk sikap yang harus dirasakan oleh peserta didik

yaitu kesadaran akan jati diri (conscience), percaya diri ( self esteem),

kepekaan terhadap derita oranglain (empathy), cinta kebenaran (loving the

good), pengendalian diri (self control), kerendahan hati (humility). Moral

action merupakan perbuatan atau tindakan moral yang merupakan hasil

dari dua komponen karakter lainnya. Untuk memahami apa yang

Page 33: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

17

mendorong seseorang dalam perbuatan yang baik (act morally) maka

harus dilihat tiga aspek lain dari karakter yaitu kompetensi (competence),

keinginan (will), dan kebiasaan (habit).10

Pengembangan karakter dalam suatu sistem pendidikan adalah

keterkaitan antara komponen-komponen karakter yang mengandung nilai-

nilai perilaku, yang dapat dilakukan atau bertindak secara bertahap dan

saling berhubungan antara pengetahuan nilai-nilai perilaku dengan sikap

atau emosi yang kuat untuk melaksanakannya, baik terhadap Allah Swt

Swt, dirinya, sesama, lingkungan, bangsa dan Negara serta dunia

Internasional. Kebiasaan berbuat baik tidak selalu menjamin bahwa

manusia yang telah terbiasa tersebut secara sadar menghargai pentingnya

nilai karakter (valuing). Karena mungkin saja perbuatannya tersebut

dilandasi oleh rasa takut untuk berbuat salah, bukan karena tingginya

penghargaan akan nilai itu. Misalnya ketika seseorang berbuat jujur hal itu

dilakukan karena dinilai oleh orang lain, bukan karena keinginannya yang

tulus untuk menghargai nilai kejujuran itu sendiri.

Oleh karena itu, dalam pendidikan karakter diperlukan juga aspek

perasaan (domain affection atau emosi). Komponen ini dalam pendidikan

karakter disebut dengan “desiring the good” atau keinginan untuk berbuat

kebaikan. Pendidikan karakter yang baik dengan demikian harus

melibatkan bukan saja aspek “knowing the good” (moral knowing), tetapi

juga “desiring the good” atau “loving the good” dan “acting the good”.

Tanpa itu semua manusia akan sama seperti robot yang terindoktrinasi

oleh sesuatu paham. Dengan demikian jelas bahwa karakter dikembangkan

oleh tiga aspek yakni mengembangkan moral knowing, moral feeling dan

moral action. Dengan kata lain makin lengkap komponen moral dimiliki

manusia, maka akan semakin membentuk karakter yang baik atau unggul.

Pengembangan karakter sementara ini direalisasikan dalam pelajaran

agama, dll. Yang program utamanya cenderung pada nilai-nilai secara

10 Heri Gunawan, Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi, (Bandung: Alfabet, 2012), h.

38.

Page 34: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

18

kognitif dan mendalam sampai kepenghayatan nilai secara afektif.

Menurut Mochtar Buchori (2007), pengembangan karakter seharusnya

membawa anak ke pengenalan nilai secara kognitif, penghayatan nilai

secara afektif akhirnya ke pengamalan nilai secara nyata. Untuk sampai ke

praksis ada satu peristiwa batin yang amat penting yang harus terjadi

dalam diri anak yaitu munculnya keinginan yang sangat kuat untuk

mengamalkan nilai. Peristiwa ini disebut conatio, dan langkah untuk

membimbing abak membulatkan tekad ini disebut langkah konatif.

Pendidikan karakter mestinya mengikuti langkah-langkah yang sistematis,

dimulai dari pengenalan nilai secara kognitif, langkah memahami dan

menghayati nilai secara afektif, dan langkah pembentukan tekad secara

konatif. Ki Hajar Dewantara menerjemahkan dengan kata-kata cipta, rasa

dan karsa.11

6. Pengembangan Diri di Sekolah

a. Latar Belakang Program Pengembangan Diri

Latar belakang terbentuknya program pengembangan diri di SMP

Bakti Mulya 400 karena melihat semakin majunya suatu zaman,

makan semakin maraknya moral yang kurang baik berkembang karena

tidak menutup kemungkinan teknologi juga semakin canggih dan pasti

sangat mempengaruhi pergaulan anak bangsa. Maka dari itu untuk

upaya mengoptimalkan moral anak bangsa SMP Bakti Mulya 400

menciptakan sebuah program yang disebut pengembangan diri.

Program pengembangan diri di sini adalah suatu program yang

diciptakan sekolah, untuk membantu dalam pembentukan atau

pembinaan akhlak siswa agar mampu memiliki akhlak yang baik,

karena sekolah bukan hanya membentuk dari sisi kognitif saja,

melainkan juga dari sisi psikomotorik.

Sebagaimana yang dijelaskan oleh aliran behavioristik, belajar

pada hakikatnya terjadi apabila perubahan tingkah laku dapat diamati,

11Ibid., h. 39-40

Page 35: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

19

bila kebiasaan berprilaku terbentuk karena pengaruh sesuatu atau

pengaruh peristiwa yang terjadi di lingkungan sekitar. Dari berbagai

macam teori dalam kelompok behavioristik, program pengembangan

diri ini mengacu kepada teori operant conditionging yang merupakan

salah satu bagian dari teori behavioristik.12

operant conditionging

adalah bagian dari teori behavior yang dikembangkan oleh Skinner,

merupakan pengembangan dari stimulus respons. Menurut Skinner

perubahan tingkah laku yang kemudian akan menjadi kebiasaan akan

menimbulkan efek yang sama terhadap lingkungan yang dekat. Dalam

teori ini juga menjelaskan bahwa, program pembiasaa akan lebih

berhasil apabila diberi penguatan atau stimulus respon.13

b. Macam-macam Pengembangan Diri

Macam-macam pengembanagn diri yang diterapkan SMP Bakti

Mulya 400 yaitu: pengembangan diri rutin, pengembangan diri

keteladanan dan pengembangan diri spontan. Yang penulis teliti hanya

salah satu dari program tersebut yaitu pengembangan diri rutin. Dalam

program ini terkait di dalamnya, pertama shalat berjama‟ah yang

dilakukan setiap saat shalat zuhur dan dhuha, kedua tadarus al-Qur`ân

yang dilakukan setiap pagi sebelum dimulainya pembelajaran dan

ketiga upacara bendera yang dilakukan dua minggu sekali.

Pengembangan diri rutin ini salah satu yang membantu dalam

pembentukan akhlak siswa agar menjadi pribadi yang lebih baik.

Maka dari itu, akan penulis paparkan pengertian serta nilai-nilai

akhlak yang didapatkan dalam pembinaan terkait shalat, tadarus dan

upacara, sebagai berikut:

12Wina Sanjaya, Kurikulum Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, April

2010), Cet ke-III, h. 237

13

Ibid., h. 241

Page 36: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

20

a) Shalat

1) Pengertian Shalat

Shalat merupakan ritual keagamaan umat Islam yang

menduduib posisi paling puncak di banding ibadah-ibadah lainnya.

Ia menempati peringkat kedua setelah umat Islam berikrar syahadat,

menyatakan diri bahwa Allah Swt Swt merupakan pencipta paling

patut disembah serta, Nabi Muhammad Saw terakhir yang diutus

Allah Swt ke dunia ini. Setelah itu, barulah ibadah-ibadah lainnya

bias dilakukan.14

Adapun pengertian shalat yang lain adalah ibadah badaniah

yang telah diwajibkan Allah Swt atas setiap muslim, agar

menunaikannya lima kali dalam sehari semalam, diwaktu-waktu

yang telah ditentukan dengan berdiri menghadap kiblat, dimulai

dengan takbir dan diakhiri dengan salam.15

Namun secara lebih

luas, shalat pun bisa menyimpan makna yang beragam. Misalnya

saja saat Allah Swt menyebut kata shalat kepada Nabi Muhammad

Saw. Jika merujuk pada makna kata dasar, berarti Allah Swt sedang

berdoa kepada Nabi Muhammad Saw, namun yang dimaksud

adalah pujian kepada Nabi.

Sesungguhnya Allah Swt dan Malaikat-malaikat Nya

bershalawat untuk Nabi , Hai orang-orang yang beriman

bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam

penghormatan kepadanya. (Q.S al-Ahzab : 56).16

14Sari Narulita, Tuntunan Praktis Shalat, (Cibubur: PT Variapop Group, 2012), Cet. I, h. 14

15

Ahmad Sudirman, Keajaiban Shalat Rawatib, (Jakarta Selatan: QultumMedia, 2009), Cet. I,

h. 2

16

Kementrian Agama RI, Al-Qur`ân Perkata Indonesia Inggris, (Ttp: Kalam Media Ilmu,

2012), h. 426

Page 37: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

21

Tetapi shalat juga bisa disebut sebagai rahmat dan ampunan.

Ketika Allah Swt mengatakan shalat dalam surah al-Baqarah ayat

157:

Mereka itulah yang mendapatkan keberkatan yang sempurna

dan rahmat dari Rabb Nya dan mereka itu orang-orang yang

mendapat petunjuk.”17

Dengan demikian shalat sebelumnya merupakan sebutan bagi

setiap doa, lalu dialihkan untuk sebutan shalat yang disyariatkan

Karena antara keduanya (shalat dan doa) terdapat kesesuaian.

antara satu dengan yang lainnya sangat berdekatan. Oleh karena

itu, jika kata shalat disebutkan dalam syariat maka pasti yang

dimaksud tidak lain adalah shalat yang disyariatkan.18

2) Hukum Shalat

Adapun hukum shalat berdasarkan ketetapan al-Qur`ân, sunnah

dan Ijma para ulama adalah wajib bagi setiap muslim yang sudah

baligh dan berakal. Sebagaimana disebutkan dalam surat Al-

Bayyinah ayat 5:

Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah

Swt dengan memurnikan ketaatan kepada Nya dalam

(menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan

shalat dan menunaikan zakat, dan yang demikian itulah agama

yang lurus.”19

17Ibid, h. 24

18

Narulita, op, cit., h. 15

19

Kementrian Agama RI, op, cit., h. 598

Page 38: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

22

Akan tetapi mengingat cakupan shalat yang sangat luas, maka

hukum shalat dapat dikategorisasikan sebgai berikut:

(a) Fardhu. Shalat fardhu ialah shalat yang diwajibkan untuk

mengerjakannya. shalat fardhu terbagi dua, yaitu:

(1) Fardhu A’in. sebuah kewajiban yang diwajibkan kepada

mukallaf langsung dengan dirinya dan tidak boleh

ditinggalkan ataupun dilaksanakan oleh orang lain, seperti

shalat lima waktu dan shalat jumat (fardhu a’in untuk pria)

(2) Fardhu Kifâyah. sebuah kewajiban yang diwajibkan kepada

mukallaf tidak langsung berkaitan dengan dirinya.

Kewajiban itu menjadi sunnah setelah ada sebagian orang

yang mengerjakannya. Akan tetapi, bila tidak ada orang

yang mengerjakannya dan menjadi berdosa bila tidak

dikerjakan. Dalam hal ini seperti dalam melaksanakan akan

shalat jenazah.

(b) Nâfilah. Shalat sunnah adalah shalat-shalat yang dianjurkan

atau disunahkan akan tetapi tidak diwajibkan. Shalat Nâfilah

terbagi lagi menjadi dua, yaitu:

(1) Nâfil Muakkad. yakni shalat sunnah yang dianjurkan dengan

penekanan yang kuat (hampir mendekati wajib), seperti

shalat dua hari raya, shalat sunnah witir dan shalat sunnah

thawaf.

(2) Nâfil Ghairu Muakkad. Yakni shalat sunnah yang dianjurkan

tanpa penekanan yang kuat, seperti salat sunnah rawâtib dan

shalat sunnah yang sifatnya insidentil (tergantung waktu dan

keadaan) seperti shalat khusuf hanya dikerjakan setiap

terjadi gerhana).20

20Narulita, op, cit., h. 33

Page 39: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

23

3) Syarat-syarat Shalat

Pengertian syarat disini ialah ketentuan yang mengakibatkan

tiada hasilnya sesuatu bila ia tidak ada, tetapi dengan adanya

semata, belum berarti ada atau tidaknya hasil itu. Misalnya wudhu

bagi shalat, tanpa adanya wudhu maka tidak ada shalat, tetapi

dengan berwudhu semata belum tentu shalat akan hasil. Syarat-

syarat shalat itu mendahului pelaksanaan shalat itu sendiri. Syarat

ini wajib dipenuhi oleh orang yang hendak mengerjakan shalat.

Dengan ketentuan, bila ketinggalan salah satu diantaranya shalatnya

batal.

Syarat-syarat untuk melaksanakan shalat yaitu21

: Islam,

Berakal, Mumayyiz, Menghadap kiblat, Mengetahui tentang

masuknya waktu shalat, Suci dari hadast kecil atau besar, Suci

badan, pakaian, dan tempat shalat dari najis yang kelihatan, terakhir

Menutup aurat.

4) Rukun-rukun Shalat

Yang dimaksud rukun shalat atau fardhu shalat ialah bagian

pokok yang harus dikerjakan dan tidak boleh ditinggalkan karena

meninggalkannya syara‟ berikut ini adalah urutannya22

: Niat,

Takbîratul Ihram, Berdiri pada shalat fardhu, Membaca Al-fatihah ,

Rukuk, I’tidal, Sujud, Duduk diantara dua sujud, dan Memberi

salam.

5) Kedudukan dan Keistimewaan Shalat

Shalat adalah simbol hubungan manusia dengan penciptanya.

shalat haruslah dikerjakan sebagai kewajiban agama, baik sendirian

maupun berjama‟ah. Shalat merupakan media mendekatkan diri

kepada Allah Swt dan sarana memohon apa yang dibutuhkan oleh

21Ibid., h. 41

22

Sudirman, op, cit., h. 42-68

Page 40: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

24

manusia dengan mensyukuri semua kasih sayang Allah Swt. Dalam

Islam, shalat mempunyai kedudukan yang sangat agung. Diantara

hal-hal yang menunjukan tingkat urgensi dan kedudukan nya yang

agung sebagai berikut:

(a) Shalat merupakan tiang agama, dimana agama tidak dapat

berdiri tegak tanpanya. Sabda Nabi Muhammad Saw, “ pokok

segala urusan adalah Islam dan tiangnya adalah shalat dan

puncaknya adalah Jihad.” Jika tiang itu roboh, akan runtuh pula

bangunan yang ada si atasnya.

(b) Shalat merupakan amal yang pertama kali dihisab pada hari

kiamat. Rusak dan tidaknya amal perbuatannya itu tergantung

pada rusak atau tidaknya shalat yang dikerjakan. Dari Anas bin

Malik dari Nabi Muhammad Saw dimana ia bersabda, “Amalan

yang pertama kali dihisab dari seseorang pada hari kiamat kelak

adalah shalat. Jika shalatnya itu baik, akan baik pula seluruh

amalnya dan jika rusak shalatnya itu, maka rusak pula seluruh

amal perbuatannya.”

(c) Shalat merupakan amalan agama yang paling terakhir hilang .

oleh karena itu, jika shalat hilang dari agama, maka tidak ada

lagi yang tersisa dari agama. Diriwayatkan oleh Ath-Thabrani

dalam Jâmi’u al-Shagîr, “yang pertama jail dihilangkan dari

umat manusia adalah amanat dan yang tersisa paling akhir

adalah shalat, berapa banyak orang yang mengerjakan shalat

(namun) tidak ada kebaikan didalam dirinya sama sekali.23

6) Manfaat Shalat Berjama‟ah

Didalam ajaran Islam shlat itu sendiri dapat mencegah manusia

untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang terlarang, terlarang bagi

orang lain, maupun bagi dirinya sendiri sebab, dengan mendirikan

23Narulita, op, cit., h. 36

Page 41: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

25

shalat dapat menjauhkan diri dari perbuatan keji dan munkar. Hal

tersebut sesuai dengan firman Allah Swt, Q.S Al-Ankabut ayat 45:

Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al kitab

(Al-Qu`rân) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu

mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan

Sesungguhnya mengingat Allah Swt (shalat) adalah lebih besar

(keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah Swt

mengetahui apa yang kamu kerjakan.24

Adapun manfaat dari shalat berjama‟ah yang dapat dirasakan

diantaranya:

a) Menumbuhkan rasa persaudaraan diantara jama‟ah

Dengan berjam‟ah maka kita akan merasakan bahwa

persaudaraan kita sesama muslim itu begitu luas, maka dari itu

siswa harus diajarkan sejak dini untuk menumbuhkan rasa

persaudaraan sesame muslim, agar bisa saling mengahargai satu

sama lain. Contohnya: siswa menjadi terdorong untuk saling

mengenal satu sama lain, saling menasihati atau

bermusyawarah.

b) Mengikat tali silaturahmi

Siswa harus diajarkan arti penting dalam sebuah jalinan

silaturahmi, karena dengan bersilaturahmi Allah Swt akan

memanjangkan umur dan memperluar rezeki kita. Contohnya:

siswa akan saling bertegur sapa tidak hanya dengan teman

sekelas melainkan dekat pula dengan adik atau kaka kelas

meraka.

24Kementrian Agama RI, op, cit., h. 401

Page 42: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

26

c) Adanya rasa persatuan

Siswa harus diajarkan tetntang sebuah persatuan agar tidak

adanya bullying di sekolah. Karena dengan adanya rasa

persatuan sesame teman di sekolah mereka bisa saling

menghormati yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda.

d) Tolong-menolong dan sifat kemasyarakatan

Dengan berjama‟ah diharapkan timbulnya rasa tolong

menolong dan bersifat kemasyarakatan. Contyoh: siswa bisa

belajar menolong temannya yang sedang dalam kesulitn baik

dari sisi moril ataupun moral.

Maka dari itu Bila shalat berjama‟ah dilakukan dengan rutin,

maka In`sya Allah hal-hal tersebut dapat dirasakan bagi diri sendiri

khususnya dan umumnya bagi kehidupan bermasyarakat dengan

berinteraksi dengan orang lain.

b) Tadarus

1) Pengertian Al-Qur`ân

Al-Qur`ân adalah sumber utama dan pertama bagi agama

Islam. Meskipun tidak menyebut istilah akhlak selain bentuk

tunggalnya khulûq ,tetapi al-Qur`ân berkali-kali menyebutkan

istilah-istilah yang berkaitan dengan akhlak, seperti khair, birr,

shâlih, ma’ruf, qiś, sayyi’ah, dan fasad. al-Qur`ân juga

melaksanakan norma-norma yang bersifat perintah dan larangan,

seperti keharusan berlaku adil dan larangan berbuat dzalim,

keharusan berbakti kepada orang tua dan larangan menyakiti

mereka, serta keharusan saling menolong dalam kebaikan dan

larangan menolong kejelekan.

Al-Qur`ân juga menjelaskan tentang kewajiban yang termasuk

bagian dari materi akhlak yang harus dipenuhi oleh manusia.

Secara garis besar , al-Qur`ân mengajarkan akhlak manusia

dengan khaliq, pencipta, yakni Allah Swt dan akhlak kepada

Page 43: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

27

makhluk. Akhlak kepada makhluk dibagi menjadi dua yaitu

akhlak kepada sesame manusia dan akhlak kepada lingkungan.

Ayat akhlak kepada Allah Swt yakni seperti menyembah

Allah Swt, taubat, memohon pertolongan-Nya, ikhlas dan sabar.

Ayat yang menjelaskan tentang akhlak kepada sesama seperti

tidak boleh dengki, harus memaafkan, tidak boleh marah, sabar

dan dermawan. Ayat yang menjelaskan tentang akhlak kepada

lingkungan dapat dilihat dalam surat Ar-Rum ayat 41.25

Dari

penjelasan diatas jelaslah bahwa al-Qur`ân merupakan sumber

akhlak bagi manusia agar mereka dalam berprilaku sehari-hari

tidak mengandalkan keinginannya sendiri secara liar dan membabi

buta tanpa memperhatikan norma-norma dan aturan akhlak yang

sudah digariskan agar tidak terjerumus kedalam kesengsaraan baik

didunia maupun diakhirat.

2) Adab Membaca al-Qur`ân

Dianjurkan bagi orang yang membaca al-Qur`ân

memperhatikan hal-hal sebagai berikut26

:

(a) Membaca al-Qur`ân sesudah berwudhu karena ia termasuk

dzikir yang paling utama meskipun boleh membacanya bagi

orang yang berhadast

(b) Membaca ditempat yang suci dan bersih untuk menjaga

keagungan membac al-Qur`ân

(c) Membacanya dengan khusyuk, tenang dan penuh hormat

(d) Membaca ta’awwudz (membersihkan mulut) sebelum mulai

membaca

25M. Firman, Belajar Efektif Aqidah Akhlak, (Jakarta Timur: PT Intimedia Cipta nusantara), h.

31-32

26

Manna Khalil Al‟Qathan, Mabâhits Fîl Ulûmil Qu`rân, (Bogor: Pustaka Litera AntarNusa

1996), Cet. III, h. 269

Page 44: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

28

(e) Membaca basmalah pada setiap awal permulaan surah,

kecuali surah al-barâ’ah. Sebab basmalah termasuk salah satu

ayat dalam al-Qur`ân menurut beberapa pendapat ulama

(f) Membaca dengan tartîl yaitu dengan bacaan yang pelan dan

terang

(g) Memikirkan ayat-ayat yang dibacanya. Yaitu dengan cara

konsentrasi hati untuk memikirkan makana yang terkandung

dalam ayat

(h) Meresapi makna dan maksud ayat al-Qur`ân yang

berhubungan dengan janji maupun ancaman

(i) Mengeraskan bacaan al-Qur`ân karena membacanya dengan

suara zahir lebih utama.

Perintah membaca al-Qur`ân dan menghatamkannya itu

berbeda-beda sesuai dengan keadaan individu karena masing-

masing mempunyai kemampuan yang berbeda dan tingkat

kepentingan umum yang berlainan pula. Nawawi dalam al-adzkar-

nya berkata “yang benar ialah bahwa perintah membaca al-Qur`ân

itu berbeda-beda karena perbedaan keadaan individu masing-

masing. Barang siapa yang ketajaman pikirannya mampu

mengungkapkan rahasia-rahasia dan berbagai pengetahuan yang

terkandung di dalamnya hendaklah ia membatasi membacanya.

Begitu pula orang yang sibuk menyebarkan ilmu, memutuskan

perkara atau menangani kepentingan agama cukuplah ia membaca

dalam kadar yang tidak menyebabkan tugasnya terbangkalai atau

kurang sempurna . namun jika tidak termasuk dalam golongan

tersebut, hendaklah ia membaca al-Qur`ân sebanyak-banyaknya

sepanjang tidak menimbulkan kebosanan atau kacau dalam

pembacaannya.”27

27Ibid.

Page 45: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

29

3) Kebenaran Al-Qur`ân

Al-Qur`ân turun pada bulan Ramadhan, pada malam yang

disebut malam lailatul qadar. Bulan itu kemudian menjadi bulan

yang istimewa , karena pada bulan jibril datang setiap malam

untuk bertadarus al-Qur`ân bersama Nabi Muhammad saw. Tidak

mengherankan bahwa bila bula itulah Nabi paling berbahagia dan

wajah beliau berseri-seri. Yang pertama turun adalah ayat pertama

surah al-‘alaq “Bacalah”. Al-‘Alaq itu sendiri berarti zigot yang

menempel dirarim ibu. Disitu tidak dinyatakan objeknya harus

dibaca. yang menurut banyak ahli tafsir, mengandung makna

bahwa Allah Swt memerintahkan agar membaca apapun yang

dapat dibaca. Yang terakhir turun adalah ayat kelima surah al-

mâidah, isinya adalah pesan bahwa ajaran tuhan tentang manusia

dan kemanusiaan telah sempurna diberikan lewat al-Qur`ân. sesuai

dengan makna al-mâidah yaitu “hidangan”, makna untuk

mencapai kesempurnaan manusia dan kemanusiaan tersebut, perlu

ada sesuatu yang dihidangkan yaitu pendidikan dan pengajaran.

Kebenaran al-Qur`ân bisa pula dibuktikan dengan

kemukjizatannya dalam berbagai segi, menurut Manna Khalil al-

Qathan dalama Mabâhits Fîl Ulûmil Qu`rân, mukjizat al-Qur`ân

paling kurang meliputi segi bahasa, ilmiah dan ajaran. Dalam segi

bahasa al-Qur`ân tidak dapat tertandingi oleh penyair manapun,

padahal kala itu bahasa arab sedang mencapai puncak

ketinggiannya. Pola kalimat yang dipaki tepat, sesuai dengan

situasi dan kondisinya.

Bila dilihat dari segi ilmiah, maka tidak ada satupun pesan-

pesan al-Qur`ân yang bertentangan dengan ilmu pengetahuan,

bahkan ia selalu mendorong manusia agar menggunakan akal dan

mengembangkan ilmu pengetahuan dengan memperhatikan

Page 46: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

30

berbagai gejala yang ada dialam raya atau yang ada dalam diri

manusia sendiri.28

c) Upacara

Upacara bendera di sekolah adalah kegiatan pengibaran atau

penurunan bendera kebangsaan republik Indonesia sang merah putih,

dilaksanakan pada saat-saat tertentu atau saat yang telah ditentukan,

yang dihadiri oleh siswa, aparat sekolah serta diselenggarakan secara

tertib dan khidmat di sekolah.

Kegiatan upacara bendera merupakan salah satu upaya pendidikan

yang dapat mencangkup pencapaian berbagai tujuan pendidikan. sikap

disiplin, kesegaran jasamani dan rohani, keterampilan gerak,

keterampilan memimpin, dan pengembangan sifat bersedia dipimpin

adalah merupakan hal-hal yang dapat diperoleh melalui kegiatan

upacara bendera. Melalui upacara bendera diharapkan dapat

mempertebal semangat kebangsaan, cinta tanah air, patriotisme, dan

idealism serta meningkatkan peran serta siswa dalam kehidupan

berbangsa dan bernegara.

Dilihat dari berbagai manfaat dilaksanakannya upacara bendera

bagi pencapaian tujuan pendidikan, maka upavara bendera perlu

diselelnggarakan dengan sebaik-baiknya di sekolah-sekolah, serta

dibina secara terus-menerus agar terselenggara secara sempurna.

Maksud dilaksanakannya upacara bendera di sekolah adalah untuk

mengusahakan pencapaian tujuan pendidikan nasional dan

memantapkan sekolah sebagai wiyatamandala. sedangkan tujuan yang

diharapkan dari pelaksanaan upacara bendera disekoalah yaitu:

1) Membiasakan bersikap tertib dan disiplin

Dengan membiasakan bersikap tertib dan disiplin maka siswa

datang ke sekolah tepat pada waktunya, tidak gundah saat

28Salman Harun, Mutiara Al’Quran, (Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu 1999), Cet. II, h. 145-

153

Page 47: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

31

pelaksanaan upacara melainkan siswa mengikuti upacara dengan

khidmat sampai selesai.

2) Membiasakan berpenampilan rapi

Dengan berpakaian rapi saat pelaksanaan upacara, sehingga dengan

pembiasaan ini siswa bisa mampu menyesuaikan pakaian saat acara

yang formal atau non formal.

3) Meningkatkan kemampuan memimpin

Agar siswa mampu percaya diri dalam berbicara di depan khalayak

umum, karena dengan terbiasa mendengarkan tausiyah yang

diberikan Pembina upacara disitu siswa akan mengerti cara

berbicara yang baik dan percaya diri.

4) Membiasakan kesediaan dipimpin

Siswa belajar memimpin dan dipimpin saat sudah dewasa kelak,

karena saat ini siswa dipimpin bagaimana cara hidup lebih disiplin

melalui upacara tersebut.

5) Membina kekompakan dan kerjasama

Siswa diajarkan bagaimana cara bekerjasama yang baik saat latihan

untuk penampilaan saat upacara bendera, maka dengan kebiasaan

tersebut rasa kekompakan itu akan tumbuh dengan sendirinya

karena mampu menghargai sesama.

6) Mempertebal rasa semangat kebangsaan

Dengan pelaksanaan upacara siswa bisa lebih mencintai bangsanya

sendiri, dengan begitu semangat untuk memajukan bangsa akan

lebih melekat pada diri masing-masing.

Diantara kegiatan pendidikan karakter yang dapat dilaksanakan

melalui kegiatan upacara bendera adalah

1) Melaksanakan upacara bendera pada hari senin atau hari-hari besar

lainnya

2) Menyanyikan lagu-lagu nasional

Page 48: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

32

3) Mengheningkan cipta dan mendoakan para pahlawan yang telah

meninggal dunia

4) Mendengarkan riwayat singkat para pahlawan.

Nilai-nilai karakter yang dapat dibina melalui kegiatan-kegiatan

diatas adalah nasionalis dan disiplin (kemenidikas, 2010).29

B. Al-Akhlâk al-Karîmah

1. Pengertian Akhlak

Dalam kamus besar bahasa Indonesia (2008:27) kata akhlak diartikan

sebagai budi pekerti atau kelakuan. Menurut Abudin Nata (2002:2) secara

etimologis kata akhlak berasal dari bahasa arab yaitu isim masdar (bentuk

infinitif) dari kata akhlaqo, yukhliqu, ikhlâqa. Sesuai dengan bentuk śulaśi

mazîd wajan af’ala, yuf’ilu, ‘ifalan yang berarti al-sajiyah (perangai )al-

tabiah (kelakuan, tabiat atau watak dasar), al-âdat (kebiasaan ) dan al-dîn

(agama).

Menurut Quraish Shihab (22004:253) walaupun kata akhlak memiliki

makna tabiat, perangai, kebiasaan bahkan agama, tetapi tidak ditemukan

dalam ayat al-Qur`ân yang ditemukan dalam bentuk tunggal dari kata itu

yaitu khulûq ( Q.S Al-Qalam :4) hanya saja kata akhlak banyak ditemukan

dalam hadist seperti dalam salah satu hadist Nabi Saw yang sangat popular

“Innamâ bu’iśtu liutammima makârîmal al-akhlâk” artinya

“sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang Mulia “

(HR. Malik).

Berdasarkan pada beberapa penjelasan dan definisi akhlak diatas,

dapat ditarik kesimpulan bahwa akhlak adalah segala sesuatu yang telah

tertanam kuat atau terpatri dalam diri seseorang, yang akan melahirkan

perbuatan-perbuatan yang tanpa melaui pemikiran atau perenungan

terlebih dahulu, artinya bahwa perbuatan itu dilakukan dengan refleks dan

spontan tanpa dipikrakan terlebih dahulu . jika sifat yang tertanam itu

29Gunawan, loc, cit.

Page 49: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

33

darinya muncul perbuatan-perbuatan terpuji menurut rasio dan syariat,

maka sifat tersebut dinamakan akhlak yang baik (al-akhlak al-mahmûdah)

sedangkan jika terlahir perbuatan-perbuatan buruk maka sifat tersebut

dinamakan dengan akhlak buruk (al-akhlak al-madzmûmah).

2. Arti Pembentukan Akhlak

Berbicara masalah pembentukan akhlak sama dengan berbicara

tentang tujuan pendidikan, kerena banyak sekali dijumpai pendapat para

ahli yang mengatakan bahwa tujuan pendidikan adalah pembentukan

akhlak. Muhammad Athiyah Al-Abrasyi misalnya mengatakan bahwa

pendidikan budi pekerti dan akahlak adalah jiwa dan tujuan pendidikan

Islam.

Selanjutnya ada pula pendapat yang mengatakan bahwa akhlak adalah

hasil dari pendidikan, latihan pembinaan dan perjuangan keras dan

sungguh-sungguh. Kelompok yang mendukung pendapat kedua ini pada

umumnya dari Ulama-ulama Islam yang cenderung pada akhlak. Ibnu

Maskawih, Ibnu Sina, Al-Ghazali, dll. Pada kenyataan dilapangan, usaha-

usaha pembinaan akhlak melalui berbagi macam metode terus

dikembangkan. Ini menunjukan bahwa akhlak memang perlu dibina, dan

pembinaan itu ternyata membawa hasil berupa terbentuknya pribadi-

pribadi muslim yang berakhlak mulia, taat kepada Allah Swt dan Rasul-

Nya, hormat kepada orang tua, sayang kepada sesama. Sebaliknya keadaan

anak-anak yang tidak dibina akhlaknya atau dibiarkan tanpa bimbingan

dan arahan dan pendidikan ternyata menjadi anak-anak yang nakal,

mengganggu masyarakat, melakukan berbagai perbuatan tercela dan

seterusnya ini menunjukan bahwa akhlak memang perlu dibina.

Keadaan pembinaan ini semakin terasa diperlukan terutama saat

dimana semkain banyak tantangan dan godaan. Sebagai dampak dari

kemajuan dibidang iptek. Saat ini misalnya orang akan dengan mudah

berkomunikasi dengan apapun yang ada didunia ini karena dengan mudah

segala pristiwa yang baik atau yang buruk bias didapat melalui televisi,

internet, film, buku-buku yang menyuguhkan adegan maksiat. Demikian

Page 50: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

34

pula produk obat-obat terlarang, minuman keras dan pola hidup

matrealistik semakin menggejala. semua ini jelas membutuhkan

pembinaan akhlak.30

Dengan uraian di atas kita dapat mengatakan bahwa akhlak

merupakan hasil usaha dalam mendidik dan melatih dengan sungguh-

sungguh terhadap berbagai potensi rohaniah yang terdapat dalam diri

manusia, jika program pendidikan dan pembinaan akhlak dilakukan

dengan baik, sistematik dan sungguh-sungguh pelaksanaaanya maka akan

menghasilkan anak-anak yang baik akhlaknya di sinilah letak peran dan

fungsi lemabaga pendidikan. Dengan demikian pembentukan akhlak dapat

diartikan sebgai usaha sungguh-sungguh dalam rangka membentuk anak

dengan menggunakan sarana pendidikan dan pembinaan yang terprogram

dengan baik dan dilaksanakan dengan sungguh-sungguh dan konsisten.

Pembentukan akhlak ini dilakukan berdasarkan asumsi bahwa akhlak

adalah hasil usaha pembinaan bukan terjadi dengan sendirinya. Potensi

rohaniah yang ada dalam diri mansuia termasuk di dalamnya akal, nafsu,

amarah, fitrah, kata hati dan intuisi dibina secara optimal dengan cara dan

pendekatan yang tepat.

3. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Akhlak

Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi terbentuknya akhlak. dari

sekian banyak faktor tersebut para ahli menggolongkannya kedalam dua

bagian yaitu, faktor intern dan faktor ekstrn.

a. Faktor Intern

Terdapat banyak hal yang mempengaruhi faktor Internal ini,

diantaranya adalah31

:

1) Insting atau Naluri

Insting adalah suatu sifat yang dapat menumbuhkan perbuatan yang

menyampaikan pada tujuan dengan berfikir terlebih dahulu kearah

30Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2003), Cet. V h. 155-

157

31

Gunawan, op, cit., h. 19-21

Page 51: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

35

tujuan itu dan tidak didahului oleh latihan perbuatan itu. Setiap

perbuatan manusia lahir dari suatu kehendak yang digerakan oleh

naluri (insting). Naluri merupaka tabiat yang dibawa sejak lahir

yang merupakan suatu pembawaan yang asli. Para ahli psikologi

membagi insting manusia sebagai pendorong tingkah laku kedalam

beberapa bagian diantaranya naluri makan, naluri bejodoh, naluri

keibuan-kebapakan, naluri berjuang dan naluri bertuhan (Ya‟kub

1993:58).

2) Adat atau kebiasaan (habit)

Salah satu faktor terpenting dalam tinggak laku manusia adalah

kebiasaan, karena sikap dan perilaku yang menjadi akhlak

(karakter) sangat erat sekali dengan kebiasaan, yang dimaksud

dengan kebiasaan adalah perbuatan yang selalu di ulang-ulang

sehingga mudah untuk dikerjakan. Faktor kebiasaan ini memegang

peranan yang sangat peranan yang sangat penting dalam

membentuk dan membina akhlak (karakter) sehubungan kebiasaan

merupakan perbuatan yang diulang-ulang sehingga manusia mudah

dikerjakan maka hendaknya manusia memaksan diri untuk

mengulang-ulang perbuatan yang baik sehingga menjadi kebiasaan

dan terbentuklah akhlak yang baik padanya.

3) Kehendak / kemauan (irâdah)

Kemauan ialah kemauan untuk melangsungkan segala ide dan

segala yang dimaksud, walau disertai dengan berbagi rintangan dan

kesukaran-kesukaran, namun sekali-sekali tidak mau tunduk kepada

rintangan-rintangan tersebut. Salah satu kekuatan yang berlindung

dibalik tingkah laku adalah kehendak atau kemauan keras (azam).

Itulah yang menggerakan dan merupakan kekuatan yang mendorong

manusia dengan sungguh-sungguh untuk berprilaku (berakhlak),

sebab dari kehendak itulah menjelma suatu niat yang baik dan buruk

dan tanpa kemauan pula semua ide, keyakinan kepercayaan

Page 52: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

36

pengetahuan menjadi pasif tak akan ada artinya atau pengaruh nya

bagi kehidupan.

4) Suara Batin Atau Suara Hati

Didalam diri manusia terdapat suatu kekuatan yang sewaktu-waktu

memberikan peringatan jika tingkah laku manusia berada diambang

bahaya dan keburukan, kekuatan tersebut adalah suara batin. Suara

batin berfungsi memperingatkan bahayanya perbuatan buruk dan

berusaha untuk mencegahnya. Di samping dorongan untuk

melakukan perbuatan baik. Suara hati dapat terus didik dan

dituntun akan menaiki jenjang kekuatan rohani.

5) Keturunan

Keturunan merupakan faktor yang dapat mempengaruhi perbuatan

manusia. Dalam kehidupan kita dapat melihat anak-anak yang

berprilaku menyerupai orang tuanya bahkan nenek moyangnya,

sekalipun sudah jauh.

b. Faktor Ekstern

Selain faktor Internal (yang bersifat dari dalam) yang dapat

mempengarui Akhlak, juga terdapat faktor eksternal diantarnya adalah

sebagai berikut32

:

1) Pendidikan

Ahmad Tafsir (2004:6) menyatakan bahwa pendidikan adalah

usaha meningkatkan diri dalam segala aspeknya. Pendidikan

mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam pembentukan akhlak

seseorang sehingga baik dan buruknya akhlak seseorang sangat

tergantung pada pendidikan. Pendidikan itu mematangkan

kepribadian manusia sehingga tingkah-lakunya sesuai dengan

pendidikan yang telah diterima oleh seseorang baik formal ataupun

non formal. Betapa pentingnya faktor pendidikan itu, karena naluri

yang terdapat pada seseorang dapat dibangun dengan baik dan

32Ibid., h. 21-22

Page 53: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

37

terarah. Oleh karena itu pendidikan agama perlu di manifestasikan

melalui berbagai media baik pendidikan formal di sekolah,

pendidikan formal dilingkungan keluarga dan non formal yang ada

pada masyarakat.

2) Lingkungan

Lingkungan adalah suatu yang melingkungi suatu tubuh yang hidup

seperti tumbuh-tumbuhan, keadaan tanah, udara, dan pergaulan

manusia hidup selalu berhubungan dengan manusia lainnya atau

juga dengan alam sekitar. Itulah yang menyebabkan manusia harus

bergaul dan dalam pergaulan itu saling mempengaruhi pikiran,

sifat, dan tingkah laku . adapun lingkungan dibagi kedalam dua

bagian yaitu:

a) Lingkungan yang bersifat kebendaan

Alam yang melingkungi manusia merupakan faktor yang

mempengaruhi dan menentukan tingkah laku manusia.

Lingkungan alam ini dapat mematahkan atau mematangkan

pertumbuhan bakat yang dibawa seseorang

b) Lingkungan kerohanian yang bersifat kerohanian

Seseorang yang hidup dalam lingkungan yang baik secara

langsung ataupun tidak langsung dapat membentuk

kepribadiannya menjadi baik. Begitupun pula sebaliknya

seseorang yang hidup dalam lingkungan kurang mendukung

dalam pembentukan akhlaknya maka setidaknya dia akan

terpengaruh lingkungan tersebut.

C. Program Akselerasi (Percepatan Belajar)

1. Pengertian Program Akselerasi

Program Percepatan Belajar atau Akselerasi adalah salah satu program

layanan pendidikan khusus bagi peserta didik yang oleh guru telah

diidentifikasi memiliki prestasi sangat memuaskan dan oleh psikologi

Page 54: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

38

telah diidentifikas memiliki kemampuan intelektual umum taraf cerdas,

memiliki kreatifitas, dan ketertarikan terhadap tugas diatas rata-rata, untuk

dapat menyelesaikan program pendidikan sesuai dengan kecepatan belajar

mereka.33

Pengertian lain acceleration (percepatan) adalah suatu program

atau aktivitas yang memungkinkan untuk menyelesaikan kurikulum

lebih.34

2. Dasar Hukum

Landasan hukum penyelenggaraan program percepatan belajar atau

akselerasi adalah Undang-undang Nomor 2 Tahun1989 tentang sistem

pendidikan Nasional, kemudian diganti dengan Undang-Undang Nomor

20 Tahun 2003, antara lain35

:

Pasal 5 Ayat 4: “Warga Negara yang memiliki potensi kecerdasan dan

bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus”.

Pasal 12 Ayat 1: “Setiap Peserta didik pada setiap satuan pendidikan

berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat,

dan kemampuannya. Menyelesaikan pendidikan sesuai bdengan kecepatan

belajar masing-masing dan tidak menyimpang dari ketenetuan batas waktu

yang ditetapkan.”

3. Tujuan

Ada dua tujuan mendasari dikembangkannya program percepatan

belajar bagi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat

istimewa36

.

a. Tujuan Umum:

1) Memenuhi kebutuhan peserta didik yang memiliki karakteristik

spesifik dari segi perkembangan kognitif dan afektifnya

33http://www.ditplb.or.id/2006/index.php?menu=profile&pro=50&iduser=5

34

Ekodjatmiko Soekarso, Penatalaksanaan Psikologi Program Akselerasi, (Departemen

Pendidikan Nasional 2007) h, 17

35

http://www.ditplb.or.id/2006/index.php?menu=profile&pro=50&iduser=5

36

http://www.ditplb.or.id/2006/index.php?menu=profile&pro=50&iduser=5

Page 55: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

39

2) Memenuhi hak asasi peserta didik sesuai dengan kebutuhan

pendidikan bagi dirinya sendiri

3) Memenuhi minat intelektual dan perspektif masa depan pesrta didik

4) Memenuhi kebutuhan aktualisasi diri peserta didik

5) Menimbang peran peserta didik sebagai asset masyarakat dan

kebutuhan masyarakat untuk pengisian peran

6) Menyiapkan peserta didik sebagai pemimpin masa depan.

b. Tujuan Khusus:

1) Memberi penghargaan untuk dapat menyelesaikan program

pendidikan secara lebih cepat sesuai dengan potensinya

2) Meningkatkan efesiensi dan efektifitas proses pembelajaran peserta

didik

3) Mencegah rasa bosan terhadap iklim kelas yang kurang mendukung

Berkembangnya potensi keunggulan peserta didik secara optimal

4) Memacu mutu siswa untuk peningkatan kecerdasan spiritual,

intelektual, dan emosionalnya secara berimbang.

4. Pedoman Rekrutmen Peserta Didik

Pedoman khusus untuk rekrutmen peserta program akselerasi atau

percepatan bidang studi mengikuti pedoman umum rekrutmen percepatan

belajar dengan memperhatikan beberapa hal berikut (Davis dan Rimm,

1998)37

:

a. Peserta didik memiliki skor IQ 130 (skala Wechsler atau skor rerata +2

deviasi standar untuk skala yang lain) pemerikasaan psikologi

hendaknya dilakukan oleh psikologi yang bersertifikat untuk

melakukan psikodiagnostik yang memahami keberbakatan.

b. Peserta didik memiliki kompetensi belajar yang mendasari kompetensi

pada tingkatan yang akan diikuti. Oleh karena itu perlu diadakan tes

penguasaan kompetensi belajar

37Soekarso, op, cit., h. 21-22

Page 56: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

40

c. Kesenjangan keterampilan harus didiagnosa sehingga peserta didik

dapat dibantu untuk menguasai keterampilan dasar yang masih kurang

dikuasainya

d. Guru, konselor, atau kelompok peserta didik cerdas diperlukan untuk

membantu peserta didik yang mengalami masalah social yang terkait

dengan loncat kelas

e. Setiap pengambilan putusan untuk loncat kelas perlu

mempertimbangkan , kematangan fisik, stabilitas emosi, motivasi, dan

kemampuan untuk mengatasi tantangan pada peserta didik. Yang

terpenting adalah kebutuhan peserta didik akan stimulasi intelektual

yang sesuai kecepatan belajarnya

f. Perlu ada masa percobaan minimal 6 minggu sampai 1 semester

peserta didik perlu dibantu untuk menyadari bahwa jika ia tidak

berhasil berkembang di kelas baru, ia akan diminta kembali kekelas

awalnya. Pendampingan konselor harus dilakukan untuk membantu

anak agar tidak merasakan bahwa dirinya gagal jika tidak berhasil

loncat kelas.

D. Penelitian yang Relevan

1. Arif Rahman Hakim, skripsi tahun 2010 di UIN Jakarta yang berjudul

“Pengaruh Pelaksanaan Ibadah Shalat terhadap Akhlak Siswa di

SMPN 3 Ciputat-Tangerang”. Hasil penelitian yang diambil dari sampel

sebanyak 20% dari jumlah 250 siswa yang terdapat di SMPN 3 Ciputat ini

dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif antara pelaksanaan

ibadah shalat terhadap akhlak siswa di SMPN 3 Ciputat. Hal tersebut dapat

dilihat nilai Rxy = 0,243 yang terletak pada kategori 0,20-0,40 yang berarti

kolerasi lemah atau rendah.

2. Ahmad Amirul, Jurnal Tahun 2009 di UIN Bandung yang berjudul

“Pengaruh Pelaksanaan Shalat Berjama’ah terhadap Prilaku sosial”.

Kesimpulan dari jurnal ini adalah shalat berjama‟ah adalah shalat yang

dikerjakan dengan berkelompok sedikitnya terdiri atas dua orang yang

Page 57: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

41

mempunyai ikatan yaitu seorang dari mereka menjadi imam dan yang lain

menjadi makmum dengan syarat-syarat yang ditentukan, dimana makmum

wajib mengikuti imam dari mulai takbir samapai dengan salam. Selain

shalat berjama‟ah beribadah kepada Allah Swt juga terdapat hikmah dan

keutaman dari shalat tersebut. Di samping memiliki manfaat dan pahala

yang besar, shalat berjama‟ah mempunyai dimensi psikologis tersendiri

antara lain: aspek demokratis, rasa diperhatikan dan berarti, kebersamaan,

tidak adanya jarak personal dan terapi lingkungan. Perilaku tidak terbentuk

dengan sendirinya, perilaku dapat terbentuk karena adanya faktor-faktor

ekstern individu yang memegang peranannya. Ada empat cara

pembentukan perilaku yaitu: adopsi, deferensial, integrasi dan trauma.

3. Sofyan, skripsi tahun 2012 di UIN Jakarta yang berjudul “Pelaksanaan

Shalat Berjama’ah dalam Pembentukan Akhlak Siswa Kelas VI SDN

Kebon Pala 03 Pagi”. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kegiatan

shalat berjama‟ah di SDN Kebon Pala 03 pagi secara umum adalah sebuah

upaya untuk mewujudkan pendidikan nasional yakni melalui kegiatan

tersebut diharapkan dapat memperbaiki akhlak siswa, memperkuat

keimanan dan ketaqwaan siswa serta memperluas keilmuan siswa. Secara

khusus kegiatan shalat berjama‟ah ini bertujuan agar siswa terbiasa

menjalankan ibadah secara lebih baik dan benar dan terbiasa berakhlak

mulia. Pelaksanaan shalat berjama‟ah yang diterapkan di sekolah dapat

disimpulkan memiliki hubungan dengan pembentukan akhlak siswa, hal

ini dibuktikan dengan nilai korelasi 0,305 dan diterimanya Ha yang berarti

ada pengaruh positif yang signifikan antara pelaksanaan shalat berjama‟ah

terhadap pembentukan akhlak siswa.

Dari ketiga penelitian di atas, penulis dapat menyimpulkan adanya

hubungan positif antara pelaksanaan shalat berjama‟ah terhadap perilaku

sosial , akhlak siswa. Perilaku sosial dan akhlak siswa sangat tepat untuk

dijadikan referensi skripsi ini.

Page 58: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

42

E. Kerangka Berfikir

Akhlak adalah segala sesuatu yang telah tertanam kuat atau terpatri dalam

diri seseorang, yang akan melahirkan perbuatan-perbuatan yang tanpa melaui

pemikiran atau perenungan terlebih dahulu, artinya bahwa perbuatan itu

dilakukan dengan refleks dan spontan tanpa dipikrakan terlebih dahulu. Jika

sifat yang tertanam itu darinya muncul perbuatan-perbuatan terpuji menurut

rasio dan syariat, maka sifat tersebut dinamakan akhlak yang baik (al-Akhlak

al-mahmûdah) sedangkan jika terlahir perbuatan-perbuatan buruk maka sifat

tersebut dinamakan dengan akhlak buruk (al-Akhlak al-Madzmûmah).

Perhatian terhadap pentingnya akhlak kini muncul kembali, yaitu disaat

manusia zaman modern ini dihadapkan pada masalah moral dan akhlak yang

cukup serius, yang kalau dibiarkan akan menghancurkan masa depan bangsa

yang bersangkutan. Pada realita kehidupan saat ini, dapat dilihat dan dinilai

sendiri bagaimana moral dan perilaku seorang anak terhadap dirinya sendiri

dan orang lain. Beberapa bulan lalu dikejutkan oleh pemberitaan tentang

kerusuhan yang disebabkan perilaku menyimpang dari kalangan siswa . di

sinilah perlu adanya pembinaan akhlak orang tua dan sekolah perlu

dipertanyakan. Sejauh mana peran orang tua dan pihak sekolah dalam

melakukan pembinaan akhlak terhadap perilaku atau lebih khususnya akhlak

mereka.

Seperti yang telah diketahui bahwa lapangan pendidikan dimana

pekerjaan mendidik berlangsung dalam masyarakat ini tidak hanya keluarga.

Tetapi sekolah pun pendidikan anak dapat dilaksanakan oleh para guru-guru.

Maka ketika mereka melakukan penyimpangan yang biasanya disalahkan

oleh orang tua adalah gurunya.

Di sinilah peran pembinaan akhlak di sekolah harus lebih dikembangkan.

Karena perkembangan itu sendiri sebagai rententan perubahan jasmani dan

rohani manusia menuju kearah yang lebih maju dan sempurna. Perkembangan

itu sendiri menghasilkan bentuk dan ciri-ciri kemampuan baru yang

berlangsung dari tahap aktifitas yang sederhana ketahap yang lebih tinggi .

perkembangan itu bergerak secara berangsur-angsur tetapi pasti, melalui

Page 59: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

43

suatu bentuk/tahap ke tahap berikutnya, yang kian hari bertambah maju dari

masa pembuahan sampai masa kematian.

Sehubung dengan Semakin bergesernya nilai-nilai akhlak akan semakin

banyak pula hal-hal negatif yang akan muncul dan dampaknya bisa terjadi

pada siapa saja termasuk peserta didik. Kurikulum pendidikan yang mulai

memperhatikan akan pentingnya akhlak menjadi tumpul jika dilihat

kenyataanya dilapangan. Apalagi dalam dunia pendidikan sekarang ini,

adanya program percepatan belajar yang disebut akselerasi. Yang mana

program percepatan belajar atau akselerasi itu sendiri adalah salah satu

program layanan pendidikan khusus bagi peserta didik yang oleh guru telah

diidentifikasi memiliki prestasi sangat memuaskan. Maka walaupun mereka

memiliki potensi istimewa pasti mengalami kesulitan. Jadi secara tidak

langsung siswa yang memiliki potensi kecerdasan istimewa tidak menutup

kemungkinan terdapat perilaku yang bisa mereka lakukan termasuk dalam

segi akhlak. Hal lain bisa disebabkan karena proses pembelajaran mereka

yang sangat cepat, bisa menjadikan kurang nya kontrol akhlak siswa pada

kelas akselerasi tersebut.

Maka dari itu dengan diadakan nya program pengembangan diri rutin

yang diadakan di sekolah, untuk membantu membina akhlak siswa untuk

menjadi lebih baik, yang pada hakekatnya program pengembangan diri ini

tidak dapat dibatasi hanya pada kegiatan tertentu saja akan tetapi dapat

melingkupi segala kegiatan lainnya yang bersifat positif.

Dengan demikian, penulis berasumsi bahwa terdapat nya pengaruh antara

program pengembangan diri rutin terhadap akhlak siswa. Karena program ini

sangat membantu dan menunjang siswa dalam upaya meningkatkan akhlak

kariamah untuk diri sendiri khususnya dan terhadap orang lain pada

umumnya. Dan untuk itulah sekolah mengaharapkan para siswa untuk dapat

mentaati peraturan dan mengikuti program pengembangan diri ini sesuai

dengan aturan yang ditetapkan sekolah.

Page 60: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

44

F. Hipotesis

Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Ha: Adanya hubungan yang signifikan antara program pengembangan diri

terhadap akhlak karimah siswa akselerasi di SMP Bakti Mulya 400

2. Ho: Tidak adanya hubungan yang signifikan antara program

pengembangan diri terhadap Al-Akhlâk al-Karîmah siswa akselerasi di

SMP Bakti Mulya 400.

Page 61: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

45

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Bakti Mulya 400 Jl. Lingkar Selatan

Pondok Pinang Kebayoran Lama Jakarta Selatan 12310. Waktu dilaksanakan

pada bulan Februari 2015.

B. Metode Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Kuantitif

adalah pendekatan kuantitatif lebih banyak menggunakan logika hipotetiko

verifikatif. Pendekatan dimulai dengan berfikir deduktif untuk menurunkan

hipotesis, kemudian melakukan pengujian dilapangan.”1 Sedangkan

penelitian kualitatif lebih banyak ditunjukan pada pembentukan teori

subtansitif berdasarkan konsep-konsep yang timbul dari data empiris.2.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey.

“survey adalah pengamatan atau penyelidikan yang kritis untuk mendapatkan

keterangan yang terang dan baik terhadap suatu persoalan tertentu dan dalam

suatu daerah tertentu.”3

Tujuan dari metode ini adalah untuk mendapatkan gambaran yang

mewakili daerah yang menjadi objek penelitian dengan benar. Sedangkan

tehnik analisi penelitian yang digunakan adalah tehnik korelasional. “tehnik

analisi korelasional adalah tehnik analisi statistik mengenai hubungan antara

dua variable atau lebih”.4 Sedangkan tehnik analisis korelasional yang dipakai

dalam penelitian ini adalah tehnik korelasi bivariat. Sebab penelitian ini

1S. Margono, Metodelogi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), Cet. IV, h. 35

2 Ibid. 3Ibid., h. 29

4Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Raja, Grafindo Persada, 2007), h.

188

Page 62: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

46

terdiri dari dua variable. Variable pertama adalah variable pengembangan diri

rutin yang merupakan variable independent (X) sedangkan variable yang

kedua adalah akhlak karimah yang merupakan variable dependent (Y).

C. Unit Analisis Populasi dan Sampel

Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu

ruang lingkup, dan waktu yang kita tentukan. Jadi populasi berhubungan

dengan data bukan manusianya. Kalau setiap manusia memberikan suatu

data maka banyaknya populasi akan sama dengan banyaknya manusia.5

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti.6

Dikarenakan jumlah populasi sedikit, sempit, sebentar maka cara

sensus tepat diterapkan dalam penelitian ini. Penelitian dengan cara sensus

atau populasi lebih baik dibandingkan menggunakan sampel sebab sensus

lebih mempresentasikan populasinya. Maka dari itu adapun populasi

dalam penelitian ini seluruh siswa-siswa program akselerasi dengan

jumlah 29 orang. Karena populasi kurang dari 100, maka dari itu

menjadikan seluruh objek untuk diteliti. Unit analisis dalam penelitian ini

menggunakan populasi penelitian.7 Beberapa pertimbangan peneliti

memilih objek pada kelas akselerasi VII-4 dan IX-6 yaitu:

1. Masalah yang peneliti dapatkan dalam penelitian ini terkait dengan

kelas akselerasi.

2. Objek yang digunakan atas saran dan izin yang di berikan bapak

kepala sekolah.

D. Tekhnik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data jika dilihat dari sumbernya dapat menggunakan

sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer yaitu sumber data yang

langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder

5Margono, op, cit, h. 118

6Nuraida Halid Alkaf , Metodelogi Penelitian Pendidikan, (Ciputat: Islamic Research

Publishing, 2009), h. 89

7 Hadeli, Metode Penelitian Kependidikan, (Ciputat: PT. Ciputat Press, 2006), Cet. I, h.68

Page 63: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

47

merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul

data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen.8

Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini penulis menggunakan

tehnik atau instrument pengumpulan data yang akan diambil sebagai berikut :

1. Wawancara adalah salah satu bentuk alat evaluasi jenis non tes yang

dilakukan melalui percakapan atau Tanya jawab, baik langsung maupun

tidak langsung. Wawancara langsung yang dilakukan secara langsung

antara pewawancara dengan yang diwawancarai, wawancara yang tidak

langsung artinya pewawancar menanyakan sesuatu kepada yang

diwawancarai melalui perantara oranglain atau media jadi tidak menemui

secara langsung.9 Dalam hal ini, penulis melakukan wawancara langsung

dengan pihak terkait serta mengetahui permasalahan yang sedang dibahas

dalamnya mengenai hubungan pengembangan diri rutin terhadap akhlak

pada program akselerasi di SMP Bakti Mulya 400.

2. Angket, adalah tehnik pengumpulan data dengan menyerahkan atau

mengirimkan daftar pertanyaan untuk diisi sendiri oleh responden.

Responden adalah orang yang memberikan tanggapan atas pertanyaan-

pertanyaan yang diajukan. Untuk dapat menggunakan tehnik ini, tentu saja

responden harus mempunyai tingkat pendidikan yang memadai untuk

dapat membaca dan menuliskan jawabanya.10

Angket yang digunakan

dalam penelitian ini adalah berupa angket tertutup yang disebarkan kepada

responden dengan alternative jawaban yang telah disediakan. Adapun

pertanyaan-pertanyaan yang diberikan sebanyak 40 item dengan ketentuan

20 item untuk variable X dan 20 item untuk variable Y dengan alternatif

jawab selalu, sering, kadang-kadang, dan tidak pernah.

3. Dokumentasi, adalah tehnik pengumpulan data yang tidak ditunjukan

langsung kepada subjek penelitian. Dokumen yang diteliti dapat berupa

8Sugiyono, Metode penelitian pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2009), h. 193 9Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009),h. 157-158

10

Irwan Soehartono, Metode Penelitian Sosial, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1999), h.

65

Page 64: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

48

berbagai macam, tidak hanya berupa dokumen resmi.11

Tehnik ini

dilakukan untuk mengetahui sejarah berdirinya sekolah tersebut beserta

profil SMP tersebut dan semua teori-teori yang berhubungan dengan

masalah yang diteliti.

Adapun untuk kisi-kisi instrument pada penelitian yang penulis gunakan

berupa angket variable X dan Y adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1

Kisi-kisi angket pada variable X (pengembangan diri rutin)

No Dimensi Indikator Banyak

Butir

Item

1 Shalat 1. Tata Tertib dalam melaksanakan

shalat

2. Manfaat Shalat

4

3

2, 3, 6 dan 7

1, 4 dan 5

2 Tadrus 1. Tata Tertib dalam membaca al-

Quran

2. Manfaat membaca al-Quran

4

3

8, 10, 12 dan 14

9, 11, 13,

3 Upacara 1. Tata Tertib dalam pelaksanaan

upacara

2. Manfaat pelaksanaan upacara

4

2

15, 16, 19 dan 20

17 dan 18

Jumlah Item 20

11

Ibid., h. 70

Page 65: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

49

Tabel 3.2

Kisi-kisi angket pada variable Y (al-Akhlak al-Karimah)

No Dimensi Indikator Banyak

Butir

Item

1 Akhlak Karimah 1. Sikap Tolong-menolong

2. Kejujuran

3. Menumbuhkan rasa

persaudaraan atau

mengikat tali silaturahmi

4. Sikap Menghargai atau

menghormati Orang lain

5. Kedisiplinan

6. Percaya Diri

7. Sopan Santun

2

2

2

3

6

3

2

5 dan 9

1 dan 14

18 dan 19

4, 6, dan 7

11, 13, 15, 16,

17, dan 20

3, 8 dan 12

2 dan 10

Jumlah Item 20

E. Tekhnik Analisis Data

Tehnik analisis data merupakan cara-cara yang ditempuh untuk

memperoleh hasil akhir dalam penelitian. Adapun beberapa langkah sebagai

berikut:

1. Skoring

Page 66: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

50

Pertanyaan yang telah dijawab oleh siswa akan ditabulasikan dengan

skor nilai setiap itemnya, dengan cara jawaban huruf diubah menjadi nilai

angka.

Tabel 3.3

Alternatif Jawaban Instrument Variable X dan Y

Pilihan

Pernyataan

Selalu Sering Kadang-

kadang

Pernah Tidak

pernah

Pernyataan

(+)

5 4 3 2 1

Pernyataan

(-)

1 2 3 4 5

2. Memperoleh nilai frekuensi

Memperoleh nilai frekuensi atas jawaban responden terdapat angket

mengenai pengembangan diri dan akhlak siswa, dengan rumus:

Keterangan:

P = Angka Presentase

F = Frekuensi jawaban responden

N = Jumlah responden (banyaknya individu).12

3. Mencari angaka korelasi

12Sudijono, op, cit, h. 40

P = x 100%

Page 67: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

51

Menggunakan rumus korelasi karena adanya dua Variabel yang saling

mempengaruhi, maka mencari angka indeks korelasi “r” dengan

menggunakan rumus product moment sebagai berikut13

:

Keterangan:

rxy = Angka indeksi korelasi “r”product moment

N = Number of cases

= Jumlah hasil perkalian antara skor X dan Y

= Jumlah skor X

= Jumlah skor Y

Setelah diketahui hubungannya, kemudian diadakan interpretasi data

dengan dua cara berikut:

a. Memberikan interpretasi secara kasar atau sederhana, dengan

pedoman:

Tabel 3.4

Interpretasi nilai “r” Product Moment

Besarnya “r” poduct moment

(Rxy)

Interpretasi

0,00-0,20 Antara variable X dengan variable Y

terdapat korelasi, akan tetapi korelasi

itu sangat lemah atau sangat rendah

sehingga korelasi itu diabaikan atau

13Ibid., h. 193

( ) ( )( )

√( ( ) ) ( ( ) )

Page 68: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

52

dianggap tidak ada korelasi antara

variable X dengan variable Y

0,20-0,40 Antara variable X dengan variable Y

terdapat korelasi lemah atau rendah

0,40-0,70 Antara variable X dengan variable Y

terdapat korelasi sedang atau cukup

0,70-0,90 Antara variable X dengan variable Y

terdapat korelasi yang kuat atau

tinggi

0,90-1,00 Antara variable X dengan variable Y

terdapat korelasi yang sangat kuat

atau sangat tinggi

b. Memberikan interpretasi dengan cara berkonsultasi pada table nilai “r”

product moment, dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

df: Degrees of freedom

N: Number of cases

Nr: banyaknya variable yang dikorelasikan.

Setelah itu hasilnya dicocokan dengan nilai koefisien “r” pada table

nilai “r” Product Moment, baik pada taraf signifikan 1% maupun pada

taraf signifikan 5%.

4. Analisis Determinasi

Untuk mengetahui seberapa besar presentase hubungan (kontribusi)

pengembangan diri rutin terhadap akhlak siswa, maka selanjutnya

df = N - nr

Page 69: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

53

dilakukan analisis determinasi dari angka indeks korelas (Rxy) Product

Moment yang telah diperoleh. Koefisinsi determinasi dapat dicari dengan

rumus:

Keterangan:

KD: koefisien determinator (konstribusi variable X terhadap variable Y)

r2: koefisien korelasi antara variable X terhadap variable Y.

14

5. Pengujian Hipotesis Statistik

Pengujian hipotesis adalah suatu prosedur yang dilakukan dengan

tujuan memutuskan apakah menerima atau menolak hipotesis mengenai

parameter populasi. Hipotesis dinyatakan dalam Ho dan Ha atau sebagai

alternativenya. Dalam pengujian hipotesis statistik dapat dirumuskan:

Ho: = 0

Ha: ≠ 0

Adapun kriteria penerimaan Ha = r hitung > r table dan kriteria

penerimaan Ho = r hitung < r table.

14Ibid., h. 42

KD = r2 x 100%

Page 70: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

54

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Profil Sekolah

Nama Kepala Sekolah : Hadi Suwarno, M.Pd.

Nama Sekolah : SMP Bakti Mulya 400

Nama Yayasan : Yayasan BKSP Bakti Mulya 400

Alamat Sekolah : Jl.Lingkar Selatan Pondok Pinang

Kebayoran Lama Jakarta Selatan 12310

Telepon/Fak : (+621)7658790/ (+621)75913920

Status Sekolah : Terakreditasi A

No. Surat Keputusan : BAN-S/M. 10 November 2009

Nomor Statistik Sekolah : 202016305032

Nomor Data Sekolah (NDS) : 2001040011

Nomor Induk Sekolah (NIS) : 200250

Tahun beroperasi : 1985

Status Tanah : Milik Sendiri

Luas Tanah : 4975 M2

Luas Banguna : 7960 M2 (tiga lantai)

Website : www.baktimulya400.com

Email : [email protected]

Page 71: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

55

2. Sejarah Singkat Sekolah/Madrasah

SMP Bakti Mulya 400 berdiri 10 Juli 1985 atau tepat berusia 28 tahun pada

bulan Juli tahun ini. Dilihat dari usianya yang lebih seperempat abad, SMP Bakti

Mulya 400 muncul dengan liku-liku sejarahnya tersendiri.Dimulai pada tanggal

30 september 1983 telah ditanda tangani surat perjanjian kerja sama dalam bidang

pendidikan antara Yayasan Keluarga 400 dengan Yayasan Pondok Mulya.

Yayasan keluarga 400 merupakan organisasi yang menghimpun ex Tentara

Pelajar Batalyon 400 Brigade 17, sedangkan Yayasan Pondok Mulya adalah

yayasan pengelola Real Estate Pondok Indah.

Dalam rangka kerja sama tersebut, lahirlah Badan Kerja Sama Pendidikan

Pondok Mulya Ikatan Keluarga 400 disingkat BKSP Pondok Mulya – Ikatan

keluarga 400. Keputusan kerja sama tersebut merupakan kesepakatan bersama

untuk ikut berperan serta dalam menopang kebijakan pemerintah di bidang

pendidikan melalui usaha penyediaan fasilitas pendidikan yang menampung anak-

anak usia sekolah. Selanjutnya dalam usaha kerja sama tersebut, menggunakan

nama Badan Kerja Sama Pendidikan Pondok Mulya – Ikatan Keluarga 400. Pada

waktu diadakan akreditasi sekolah oleh Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan,

disepakati nama yang lebih praktis, yaitu Badan Kerja Sama Pendidikan Bakti

Mulya 400, disingkat BKSP Bakti Mulya 400. Dalam melaksanakan kegiatannya,

BKSP Bakti Mulya 400 berpegang pada motto : “Berbakti Pada Nusa dan

Bangsa Seumur Hidup”. Motto ini dilandasi idealisme dan bermodal patriotisme

dengan meyakini bahwa pendidikan merupakan “human Investment” yang

mempunyai jangkauan jauh ke masa depan.

3. Visi, Misi, dan Tujuan

Untuk merealisasikan visi dan misi Yayasan BKSP Bakti Mulya 400 perlu

dirumuskan visi dan misi SMP Bakti Mulya 400 sebagai berikut:

a. Visi SMP Bakti Mulya 400

Membentuk Insan Berakhlak Mulia , Beriman , Berilmu dan Berkompetensi

Global.

Page 72: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

56

b. Misi SMP Bakti Mulya 400

Mewujudkan pengembangan sekolah yang bernafaskan Islam dan berkualitas

internasional yang diterapkan dalam pengelolaan, tenaga pendidik dan

kependidikan, pembiayaan, kurikulum, fasilitas, proses belajar mengajar,

penilaian, dan kompetensi lulusan.

4. Tujuan SMP Bakti Mulya 400

a. Tujuan Umum:

Tujuan pendidikan yang ingin dicapai adalah membentuk insan

Pancasila yang sehat jasmani-rohaninya, taqwa terhadap Tuhan Yang

Maha Esa, Cerdas dan Terampil, berbudi pekerti luhur, kuat

kepribadiannya, tebal semangat kebangsaannya dan mencintai tanah

airnya, sehingga dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan

yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama

bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.

b. Tujuan Khusus:

1) Membentuk komunitas belajar yang mandiri cerdas dan

berkeadaban (civic values).

2) Menerapkan manajemen sekolah yang transparan dan akuntabel.

3) Mengembangkan kemampuan siswa dalam penguasaan sains dan

teknologi, berinteraksi sosial (human relations), berkepribadian

mandiri secara intelektual, emosional dan spiritual.

4) Mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan

pendidikan (community based learning).

5) Membangun pusat pengembangan inovasi pendidkan

Page 73: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

57

5. Guru dan Tenaga Kependidikan

a. Daftar Guru

No Nama Guru Pendidikan Jabatan

Mengajar

1 HADI SUWARNO,

M.Pd.

S1. Pend.Geografi.IKIP

Semarang, 1994

S2. MPEP UHAMKA Jakarta,

2008

Geografi

2 SITO, S.Pd. S1.Matematika IKIP

Muhamadiyah, 1995

Matematika

3 RIKE ANWARI

FUADY,S.Si

SMA, SI Univ. Nasional 1996 Biologi/Fisika

4 Drs. H.

HASANUDIN, M.Pd.

S1 Bahasa Inggris IKIPM

Jakarta 1994

Bahasa Inggris

5 DRS. AJI BANDI S1.Tarbiyah IAIN Syarif

Hidayatulloh Jkt 1993

Agama Islam

6 DRA. Hj.

SYAFRIANI LUBIS

S1.Bahasa dan Seni IKIP

Jakarta 1987

Bahasa Indonesia

7 USMAN, M.Pd. S1.Sejarah STKIP Jakarta

2002 S2 Universitas

Indraprasta 2010

Sejarah

8 SOBARI, S.Pd. S1.Pend. Matematika IAIN

Syarif Hidayatulloh Jkt, 1996

Matematika

9 HERICE M

AZIZ.,S.Pd.

S1.Pend.Matematika IKIP

Jakarta, 1988

Matematika

10 DRS. YATIM

ABDULLAH

S1 Adpen IKIP Jakarta 1989 Bp/Bk

11 DINA ASTILIA,

S.Pd.

D3 PKK.IKIP Medan, 1987

S1 STIKIP PGRI Jakarta

Tata Boga

12 HJ. RINA NUZRINA, S1.BK STKIP Jakarta 2004 Bp/Bk

Page 74: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

58

S.Pd

13 SUSHARYONO,S.Pd. S1.PDU Tata Niaga IKIP

Jakarta 1991

Ekonomi

14 DRS. AEF

SAEFUDIN

S1.Tarbiyah.IAIN Syarif

Hidayatulloh Jkt,1993

Agama Islam

15 IR. H. BONDI

ROBIARSO

IPB, Bogor 1993 Biologi

16 DYAH

RATNAWIATI,S.Pd.

S1.Bahasa & Sastra Indonesia.

IKIP Jakarta 1996

Bahasa Indonesia

17 SOVIA ANDRIANI,

SE.

S1.Akuntansi.Univ. 17

Agustus. Sby 1993

Ekonomi

18 SRI SUBEKTI, S.Pd. S1.Kimia. IKIP Negeri

Yogyakarta, 1998

Kimia

19 PRAYOGO, S.Pd. S1.Pend. Elektronika UNJ

Jakarta 2000

Komputer

20 NOVITRI RIYANI,

S.Pd.

S1,Bhs.Indonesia.IKIP Negeri

Malang, 1998

Bahasa Indonesia

21 EPIH SARIPAH,

S.Pd.

S.1.FPBS Inggris.IKIP

Muhamadiyah, 1997

Bahasa Inggris

22 USMAN JAMHURI,

S.Ag.

S1 Tarbiah IAIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

Agama Islam

23 YENIS HERDIANI,

S.Si.

S1. Fisika Institut 10 Nop.

Sby 2001

Fisika

24 ASIH BUDIANTI,

S.Pd.

S1 Geografi Universitas

Negeri Jakarta

Geografi

25 NOVINI

NILAKUSUMAH,SS.

S1.Sastra Cina.Univ.

Indonesia 2001

Bahasa

Mandarin

26 LELI SUGIARTI,

S.Pd.

S1. Matematika UIN Jakarta,

2002

Matematika

27 DEWI WULANSARI, S1 Bahasa Inggris UHAMKA Bahasa Inggris

Page 75: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

59

S.Pd. Jakarta 2003

28 DRA.MUMUN

MAEMUNAH

S1 IAIN 1993 Agama Islam

29 RACHFI YULIARTI D3 Manajemen Informatika

AMIK BSI Jakarta

Komputer

30 SUNTORO, SE S1 Ekonomi Manajemen

Universitas Borobudur Jakarta

2002

Komputer

31 SANTI

WIDIASTUTI, S.Pd.

Seni Musik dan Tari FPBS

IKIP Jakarta

Seni Rupa

32 EDY HERMAWAN,

M.Sc.

S1 Metalurgi FMIPA UI 2002

S2 Sain & Teknologi Tampere

University Technology

Findland 2008

IPA

33 DEWI YANTI, S.Pd. Jur Bhs Indonesia FITK UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta

2010

Bahasa Indonesia

34 DOBY PUTRA

PARLINDUNGAN,

S.Pd.

Pend Pelatihan FPOK UNES

Semarang 2012

Olahraga

35 EKO JULIANTO,

S.Pd.

Pend Pelatihan Olahraga dan

Kesehatan Universitas Sebelas

Maret Surakarta 2012

Olahraga

36 KHOIRUDIN, S.Sos.I S1 Jurusan Komunikasi

Penyiaran Islam UIN Syarif

Hidayatullah 2005

Pkn

37 CISILIA DEWI

PANGALILA, SH.

S1 Hukum Perdata

Universitas Indonesia 1996

Pkn

38 GALIH PRATAMA

SUKMAWARDANA

S1 Pend Seni Drama, Tari,

Musik UNES 2010

Seni Musik

Page 76: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

60

39 ROBERT JOHN

ROWSE

S-2 John Mores Engineering

1992

Bahasa

Inggris/TIK

1. Data Siswa

Tabel 4.2

Denah Data Siswa

RUANG GURU

ARSIP

TOILET GURUTANGGA

RUANGRSBI/KI

TANGGA

SARPRA/FOTOCOPY

RUANGBP/BK

RUANGKEPSEK

RUANGWAKASEK

TERAS

RAUANGTU

DENAH LANTAI I

Page 77: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

61

B. Deskripsi Data

Untuk mengetahui data tentang hubungan pengembangan diri rutin terhadap

al-akhlak al-karimah siswa-siswi program akselerasi SMP Bakti Mulya 400

Jakarta, penulis menyebarkan 2 angket dengan pilihan kriteria sebagai berikut:

Tabel 4.3

Kategori Jawaban

No Kategori Jawaban

1 a. Selalu S

2 b. Sering SR

3 c. Kadang-kadang KK

4 d. Pernah P

5 e. Tidak Pernah TP

Penelitian ini dilakukan di SMP Bakti Mulya 400 untuk mengetahui

bagaimana hubungan pengembangan diri rutin terhadap al-akhlak al-karimah

siswa-siswi program akselerasi SMP Bakti Mulya 400 Jakarta, dan untuk

memperoleh data penulis menyebarkan angket kepada siswa akselerasi kemudian

data tersebut dapat dianalisa kedalam bentuk tabel dengan menggunakan rumus:

Hasil angket kemudian dimasukan ke dalam tabulasi, yang merupakan proses

data-data instrument pengumpulan data (angket) menjadi table-tabel angka dalam

presentase. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel-tabel berikut:

P=

x 100%

Page 78: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

62

Tabel 4.4

Saya melaksanakan shalat dengan khusyu

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Selalu

Sering

Pernah

Kadang-kadang

Tidak Pernah

5

20

4

0

0

17,24 %

68,96 %

13,80 %

0 %

0 %

Jumlah 29 100 %

Dari tabel 4.4 di atas menunjukan hal yang cukup positif bahwa sebagian

besar siswa sering melaksanakan shalat dengan khusyu walau masih ada beberapa

yang belum bisa melakukan shalat dengan khusyu. Dijelaskan pada tabel di atas

bawah siswa cukup baik dalam sikap kedisiplinannya terkait dalam shalat

berjama’ah secara khusyu sesuai dengan teori operant conditionging yang

merupakan salah satu bagian dari teori behavioristik. Bagi siswa yang masih

kurang baik dalam pelaksanaan secara khusyu bisa disebabkan faktor lain.

Tabel 4.5

Saya mengikuti shalat jama’ah dzuhur dan dhuha di sekolah

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Selalu

Sering

Pernah

Kadang-kadang

Tidak Pernah

25

4

0

0

0

86,20 %

13,80 %

0 %

0 %

0 %

Jumlah 29 100 %

Dari tabel 4.5 di atas menunjukan sikap yang positif bahwa hampir seluruh

siswa selalu mengikuti shalat dzuhur dan dhuha yang diterapkan di sekolah. Maka

Page 79: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

63

dari itu sikap disiplin mulai tertanam dalam karakter siswa karena sebuah

pembinaan tersebut.

Tabel 4.6

Saya duduk di aula sebelum shalat berjamaah dimulai

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Selalu

Sering

Pernah

Kadang-kadang

Tidak Pernah

11

12

3

2

1

37,93 %

41,39 %

10,34 %

6,90 %

3,44 %

Jumlah 29 100 %

Dari tabel 4.6 di atas menunjukan sikap positif dalam kedisiplinan bahwa

sebelum shalat berjama’ah dimulai sebagian siswa sering datang terlebih dahulu

walaupun masih ada siswa yang datang telat saat pelaksanaan shalat berjamaah

harus lebih diperhatikan lagi oleh guru pembimbing.

Tabel 4.7

Saya berdoa setelah selesai shalat

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Selalu

Sering

Pernah

Kadang-kadang

Tidak Pernah

14

9

6

0

0

48,27 %

31,03 %

20,70 %

0 %

0 %

Jumlah 29 100 %

Dari tabel 4.7 di atas menunjukan bahwa sebagian besar siswa selalu berdoa

setelah selesai shalat. Ini berarti mereka sedikit demi sedikit memahami arti

sebuah ibadah dalam berdo’a bahwasannya kita sebagai manusia selalu butuh

Page 80: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

64

pertolongan Allah Swt, walaupun masih ada yang belum memahami makna

penting sebuah do’a.

Tabel 4.8

Saya shalat berjamaah dengan menggunakan perlengkapan yang bersih

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Selalu

Sering

Pernah

Kadang-kadang

Tidak Pernah

19

8

1

1

0

65,51 %

27,60 %

3,44 %

3,44 %

0 %

Jumlah 29 100 %

Dari tabel 4.8 di atas menunjukan bahwa sebagian besar siswa lebih selalu

menggunakan perlengkapan yang bersih dalam melakukan shalat dan sebagian

kecil masih ada siswa yang kadang-kadang memakai perlengkapan bersih saat

shalat. Dengan ini siswa mulai mengerti akan sebuah arti kebersihan adalah

sebagian dari iman, sehingga mereka mampu menghargai ibadah.

Tabel 4.9

Saya berbuat gaduh saat berjamaah

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Selalu

Sering

Pernah

Kadang-kadang

Tidak Pernah

15

9

5

0

0

51,72 %

31,03 %

17,24 %

0 %

0 %

Jumlah 29 100 %

Page 81: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

65

Dari tabel 4.9 di atas menunjukan sikap yang negatif sebagian besar siswa

masih selalu berbuat gaduh saat pelaksanaan shalat berjamaah berlangsung.

Hanya sebagian kecil siswa yang kadang-kadang berbuat gaduh dalam shalat

berjamaah, pengamatan guru harus lebih ditekankan dalam hal ini. Agar siswa

memiliki sikap saling menghargai satu sama lain terutama dalam masalah

pelaksanaan ibadah.

Tabel 4.10

Saya berwudhu sebelum melaksanakan shalat

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Selalu

Sering

Pernah

Kadang-kadang

Tidak Pernah

29

0

0

0

0

100 %

0 %

0 %

0 %

0 %

Jumlah 29 100 %

Dari tabel 4.10 di atas menunjukan penilaian yang sangat positif bahwa

sebagian besar siswa sudah dapat dipastikan selalu berwudhu saat sebelum

melakukan shalat fardhu ataupun sunnah. Dengan ini jelas bahwa sebuah program

yang dibiasakan akan menimbulkan karakter yang positif bagi siswa itu sendiri

sesuai dengan teori operant conditionging yang merupakan salah satu bagian dari

teori behavioristik.

Tabel 4.11

Saya mengikuti tadarus bersama di kelas Sebelum jam pelajaran dimulai

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Selalu

Sering

Pernah

Kadang-kadang

18

8

3

0

62,06 %

27,60 %

10,34 %

0 %

Page 82: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

66

Tidak Pernah 0 0 %

Jumlah 29 100 %

Dari tabel 4.11 di atas menunjukan perkembangan yang baik bahwa setiap

kali sebelum pelajaran di mulai siswa selalu mengkuti tadarus di kelas sehingga

sikap atau kebiasaan yang mereka lakukan bisa diterapkan di rumah masing-

masing, walau masih ada beberapa siswa yang harus diperhatiakan lagi dan lagi.

Kemungkinan bagi siswa yang belum membisakan membaca al-Qur’ân di rumah

bisa disebabkan faktor lain yang mempengaruhi contohnya teknologi.

Tabel 4.12

Saya membaca al-Qu`rân dengan tartil dan benar

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Selalu

Sering

Pernah

Kadang-kadang

Tidak Pernah

3

18

7

1

0

10,34 %

62,07 %

24,14 %

3,44 %

0 %

Jumlah 29 100 %

Dari tabel 4.12 di atas menunjukan bahwa sebagian besar siswa sering

membaca al-Qu`rân dengan tartil dan benar, namun ada beberapa siswa yang

selalu membaca dengan tartil dan benar, begitu pula masih sebagian kecil yang

belum membaca dengan tartil dan benar. Maka dari itu untuk siswa yang masih

kurang dalam membaca al-Qu`rân agar lebih diperhatiakan lagi oleh guru

pembimbingnya.

Page 83: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

67

Tabel 4.13

Setiap tadarus pagi dibimbing oleh wali kelas

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Selalu

Sering

Pernah

Kadang-kadang

Tidak Pernah

19

7

3

0

0

65,51 %

24,14 %

10,34 %

0 %

0 %

Jumlah 29 100 %

Dari tabel 4.13 di atas menunjukan bahwa dari jawaban mereka bahwa setiap

tadarus pagi selalu dibimbing oleh wali kelas mereka, kegiatan tersebut bisa

menjadikan siswa lebih tertib dalam membaca al-Qu`rân karena dikontrol

langsung oleh wali kelas masing-masing.

Tabel 4.14

Membaca do’a bersama setelah tadarus selesai

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Selalu

Sering

Pernah

Kadang-kadang

Tidak Pernah

16

7

6

0

0

55,17 %

24,14 %

20,69 %

0 %

0 %

Jumlah 29 100 %

Dari tabel 4.14 di atas menunjukan sebagian besar jawaban mereka bahwa

setiap selesai tadarus bersama di kelas mereka selalu membaca do’a bersama.

Sikap ini menunjukan bahwa siswa Menumbuhkan rasa persaudaraan atau

mengikat tali silaturahmi karena kebersamaan yang mereka lakukan setiap hari.

Page 84: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

68

Untuk sebagian siswa yang tidak mengikuti pembacaan do’a seusai tadarus bisa

disebabkan belum hafal akan do’anya.

Tabel 4.15

Saya membaca al-Qu`rân tanpa berwudhu terlebih dahulu

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Selalu

Sering

Pernah

Kadang-kadang

Tidak Pernah

2

3

16

8

0

6,89 %

10,34 %

55,17 %

27,60 %

0 %

Jumlah 29 100 %

Dari tabel 4.15 di atas menunjukan bahwa sebagian besar masih pernah tidak

berwudhu sebelum membaca al-Qur’an bahkan ada beberapa yang menyatakan

kadang-kadang berwudhu sebelum membaca al-Qur’an, dan sebagian kecil

menjawab sering dan selalu berwudhu sebelum membaca al-Qur’an. Maka dari itu

dinyatakan bahwa siswa masih kurang disiplin dalam menerapkan berwudhu

sebelum membaca al-Qur’an dan guru harus lebih mengingatkan akan hal ini.

Tabel 4.16

Tadarus bersama di sekolah membuat saya terbiasa membaca al-Qu`rân

di rumah

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Selalu

Sering

Pernah

Kadang-kadang

Tidak Pernah

2

11

8

4

4

6,90 %

37,93 %

27,60 %

13,79 %

13,79 %

Jumlah 29 100 %

Page 85: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

69

Dari tabel 4.16 di atas Sebagian besar jawaban mereka menunjukan bahwa,

mereka sering membaca al-Qur’an di rumah karena sudah terbiasa tadarus yang

dilaksanakan di sekolah. Meskipun ada beberapa siswa yang masih tidak pernah

dan kadang membaca al-Qur’an di rumah mereka. Dinyatakan bahwa kebiasaan

yang mereka kerjakan di sekolah menjadikan karakter yang positif dalam sebuah

kedisiplinan.

Tabel 4.17

Saya membawa al-Qu`rân setiap hari ke sekolah

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Selalu

Sering

Pernah

Kadang-kadang

Tidak Pernah

26

1

2

0

0

89,65 %

3,44 %

6,90 %

0 %

0 %

Jumlah 29 100 %

Dari tabel 4.17 di atas jelas bahwa dari jawaban mereka ini menunjukan

sikap disiplin bahwa siswa selalu membawa al-Qur’an setiap hari ke sekolah.

Sehingga menunjukan bahwa mereka menunjukan rasa cinta terhadap kitab suci

umat muslim dengan harapan mereka juga saling menghargai sesama muslim

tanpa harus memandang ras serta budaya.

Tabel 4.18

Saya berdiri dalam barisan upacara sebelum upacara dimulai

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Selalu

Sering

Pernah

Kadang-kadang

Tidak Pernah

17

6

5

1

0

58,62 %

20,70 %

17,24 %

3,44 %

0 %

Page 86: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

70

Jumlah 29 100 %

Dari tabel 4.18 di atas menunjukan bahwa jawaban mereka menunjukan sikap

yang positif bahwa siswa selalu datang lebih dahulu dan berbaris di lapangan

sebelum upacara bendera dimulai, meskipun masih ada beberapa siswa yang telat

memasuki barisan upacara. Maka dari itu guru harus lebih menekankan sikap

disiplin lebih baik lagi.

Tabel 4.19

Saya medapatakan hukuman saat upacara karena berisik

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Selalu

Sering

Pernah

Kadang-kadang

Tidak Pernah

28

1

0

0

0

96,55 %

3,44 %

0 %

0 %

0 %

Jumlah 29 100 %

Dari tabel 4.19 di atas menunjukan mereka selalu mendapatkan sebuah

hukum jika berbuat gaduh saat pelaksanaan upacara sedang berlangsung.

Disimpulkan bahwa guru harus lebih menerapkan hukuman yang mudah

dijangkau oleh siswa sehingga siswa tidak menyepelekan arti sebuah hukuman

dan saat upacara harus lebih ketat dalam pengawasan guru agar tidak lagi ada

siswa yang berbuat gaduh ataupun berisik.

Page 87: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

71

Tabel 4.20

Saya mendapatkan pembelajaran tentang kedisiplinan saat upacara

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Selalu

Sering

Pernah

Kadang-kadang

Tidak Pernah

16

4

6

2

1

55,17 %

13,79 %

20,70 %

6,90 %

3,44 %

Jumlah 29 100 %

Dari tabel 4.20 di atas menunjukan bahwa setiap kali dilaksanakannya

upacara siswa selalu mendapatkan pembelajaran tentang kedisiplinan saat upacara

melalui pidato Pembina upacara, walaupun beberapa siswa masih menganggap

kadang-kadang mendapatkan pembelajaran mengenai kedisiplinan mungkin

dikarenakan mereka kurang memperhatikan saat jalannya upacara.

Tabel 4.21

Saya berpakaian rapi saat upacara

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Selalu

Sering

Pernah

Kadang-kadang

Tidak Pernah

21

6

2

0

0

72,41 %

20,69 %

6,90 %

0 %

0 %

Jumlah 29 100 %

Dari tabel 4.21 di atas menunjukan bahwa hampir seluruh siswa selalu

berpakaian rapi saat pelaksanaan upacara bendera, sehingga mereka bersikap lebih

disiplin dalam setiap pelaksanaan upacara.

Page 88: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

72

Tabel 4.22

Saya mengikuti upacara dengan tertib sampai dengan selesai

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Selalu

Sering

Pernah

Kadang-kadang

Tidak Pernah

20

5

2

2

0

68,96 %

17,24 %

6,90 %

6,90 %

0 %

Jumlah 29 100 %

Dari tabel 4.22 di atas menunjukan bahwa sebagian besar siswa selalu

melaksanakan upacar dengan tertib sampai selesai, dan ada beberapa siswa yang

menganggap dirinya kadang-kadang tertib saat upacara di laksanakan sehingga

guru harus lebih menekankan lagi tata tertib saat upacara.

Tabel 4.23

Saya mengikuti upacara setiap 2 minggu sekali pada hari senin

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Selalu

Sering

Pernah

Kadang-kadang

Tidak Pernah

28

1

0

0

0

96,55 %

3,44 %

0 %

0 %

0 %

Jumlah 29 100 %

Dari tabel 4.23 di atas menunjukan sikap positif bahwa siswa selalu

melaksanakan upacara setiap 2 minggu sekali yang di adakan setiap hari senin di

sekolah tanpa meninggalkan dengan alasan yang kurang tepat.

Page 89: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

73

Tabel 4.24

Saya bersikap jujur terhadap orang lain

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Selalu

Sering

Pernah

Kadang-kadang

Tidak Pernah

8

17

4

0

0

27,58 %

58,62 %

13,80 %

0 %

0 %

Jumlah 29 100 %

Dari tabel 4.24 di atas menunjukan bahwa sebagian besar siswa sering berkata

jujur terhadap orang lain yang menyatakan mereka belum sepenuhnya selalu

berkata jujur terhadap orang lain. Dengan ini siswa memiliki sikap kejujuran yang

amat baik.

Tabel 4.25

Saya bertutur kata dengan bahasa yang sopan terhadap orang lain

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Selalu

Sering

Pernah

Kadang-kadang

Tidak Pernah

8

15

5

1

0

27,60 %

51,72 %

17,24 %

3,44 %

0 %

Jumlah 29 100 %

Dari tabel 4.25 di atas menunjukan bahwa sebagian besar siswa hanya sebatas

sering dalam bertutur kata dengan bahasa yang sopan saat berhadapan dengan

orang lain, dan sebagian yang lain selalu bertutur kata sopan, namun masih ada

Page 90: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

74

beberapa siswa yang masih kadang-kadang dalam bertutur kata sopan. Dan

disimpulkan siswa memiliki sikap sopan satun.

Tabel 4.26

Saya aktif berdiskusi saat jam pelajaran

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Selalu

Sering

Pernah

Kadang-kadang

Tidak Pernah

5

19

5

0

0

17,24 %

65,51 %

17,24 %

0 %

0 %

Jumlah 29 100 %

Dari tabel 4.26 di atas menunjukan bahwa sebagian besar siswa sering aktif

dalam diskusi saat pelajaran berlangsung Dan yang menyatakan selalu hanya

beberapa siswa. Dengan peernyataan ini siswa percaya diri dalam mengutarakan

pendapatnya saat berdiskusi dalam kelas.

Tabel 4.27

Saya memperhatikan guru saat sedang menerangkan pelajaran

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Selalu

Sering

Pernah

Kadang-kadang

Tidak Pernah

11

15

3

0

0

37,93 %

51,72 %

10,34 %

0 %

0 %

Jumlah 29 100 %

Dari tabel 4.27 di atas menunjukan bahwa sebagian besar siswa sering

memperhatikan guru saat sedang menerangkan pelajaran, dan sebagian yang lain

menyatakan bahwa selalu memperhatikan guru saat sedang menerangkan

Page 91: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

75

pelajaran di kelas. Dengan ini jelas bahwa siswa mampu menghargai guru yang

sedang menerangkan pelajaran di kelas dan itu termasuk sikap yang positif.

Tabel 4.28

Saya bersedia jika diperintahkan oleh guru

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Selalu

Sering

Pernah

Kadang-kadang

Tidak Pernah

13

11

5

0

0

44,82 %

37,93 %

17,24 %

0 %

0 %

Jumlah 29 100 %

Dari tabel 4.28 di atas Hasil dari jawaban mereka menunjukan bahwa

sebagian besar siswa selalu bersedia apabila diperintahkan oleh gurunya,

kesimpulannya sedikit demi sedikit siswa mulai menumbuhkan rasa tolong

menolong terhadap sesama.

Tabel 4.29

Saya menghormati yang lebih tua

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Selalu

Sering

Pernah

Kadang-kadang

Tidak Pernah

20

8

1

0

0

68.96 %

27,60 %

3,44 %

0 %

0 %

Jumlah 29 100 %

Dari tabel 4.29 di atas Jawaban mereka menunjukan bahwa sebagian besar

siswa selalu menghormati siapa saja yang lebih tua dari mereka. Meski beberapa

ada siswa yang tidak menghormati orang yang lebih dewasa bisa disebabkan

Page 92: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

76

pergaulan di luar sekolah yang menyebabkan mereka merasa sombong. Dengan

ini guru harus lebih memperhatikan siswa yang seperti itu.

Tabel 4.30

Saya menghargai pendapat orang lain

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Selalu

Sering

Pernah

Kadang-kadang

Tidak Pernah

20

8

1

0

0

68.96 %

27,60 %

3,44 %

0 %

0 %

Jumlah 29 100 %

Dari tabel 4.30 di atas Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar siswa selalu

menghargai pendapat orang lain, meskipun ada beberapa siswa yang menjawab

sering dan pernah menghargai pendapat orang lain. Sikap saling menghargai disini

menunjukan sikap positif siswa.

Tabel 4.31

Saya percaya diri saat mengerjakan tugas di sekolah

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Selalu

Sering

Pernah

Kadang-kadang

Tidak Pernah

10

17

2

0

0

34,50 %

58,62 %

6,70 %

0 %

0 %

Jumlah 29 100 %

Dari tabel 4.31 di atas Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar siswa cukup

sering percaya diri dalam mengerjakan tugas-tugas sekolah memngluarkan ide-ide

Page 93: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

77

kreatif mereka, dan sebagian lain selalu percaya diri dalam pengerjaan tugas

sekolah.

Tabel 4.32

Saya menolong orang lain saat dalam kesulitan

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Selalu

Sering

Pernah

Kadang-kadang

Tidak Pernah

13

8

8

0

0

44,82 %

27,58 %

27,58 %

0 %

0 %

Jumlah 29 100 %

Dari tabel 4.32 di atas Hasil jawaban menunjukan bahwa sebagian besar

siswa selalu menolong orang lain saat sedang dalam kesulitan, tanpa memandang

siapa yang harus di tolong sehingga sikap seperti itu menimbulkan karakter

positif.

Tabel 4.33

Saya berkata yang tidak baik terhadap orang lain

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Selalu

Sering

Pernah

Kadang-kadang

Tidak Pernah

7

10

7

5

0

24,14 %

34,48 %

24,14 %

17,24 %

0 %

Jumlah 29 100 %

Dari tabel 4.33 di atas hasil jawaban menunjukan sebagian besar siswa masih

sering berkata tidak baik terhadap orang lain, walaupun sebagian kecil dari

Page 94: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

78

mereka pula bisa menjaga lisan dengan baik. Kesimpulannya siswa mampu

bersikap sopan dan satun terhadap orang lain.

Tabel 4.34

Saya disiplin dalam menjalankan peraturan yang diterpakan oleh pihak

sekolah

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Selalu

Sering

Pernah

Kadang-kadang

Tidak Pernah

14

13

2

0

0

48,27 %

44,82 %

6,90 %

0 %

0 %

Jumlah 29 100 %

Dari tabel 4.34 di atas menunjukan bahwa sebagian besar siswa selalu

bersikap disiplin dalam menjalankan semua peraturan yang diterapkan di sekolah.

Terutama dalam program pengembangan diri rutin.

Tabel 4.35

Saya aktif mengikuti kegiatan di sekolah

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Selalu

Sering

Pernah

Kadang-kadang

Tidak Pernah

13

12

4

0

0

44,82 %

41,37 %

13,80 %

0 %

0 %

Jumlah 29 100 %

Dari tabel 4.35 di atas bahwa jawaban mereka dominan ada yang menjawab

selalu dan sering pula dalam mengikuti kegiatan-kegiatan yang diadakan pihak

sekolah. Kesimpulannya mereka mau bersosialisasi terhadap teman-teman melalui

Page 95: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

79

kegiatan yang diterapkan sekolah sehingga satu sama lain bisa bersilaturahmi

untuk menumbuhkan ukhuwah persaudaraan.

Tabel 4.36

Saya mendapat panggilan guru BK karena bermasalah

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Selalu

Sering

Pernah

Kadang-kadang

Tidak Pernah

17

10

1

1

0

58,62 %

34,48 %

3,44 %

3,44 %

0 %

Jumlah 29 100 %

Dari tabel 4.36 di atas menunjukan bahwa sebagian besar siswa masih selalu

mendapatkan panggilan dari guru BK jika mereka bermasalah, namun sebagian

kecil ada yang hanya kadang-kadang mendapatkan panggilan guru BK. Untuk

yang masih melanggar peraturan sekolah, guru harap lebih membimbing siswa

menjadi lebih baik dan disiplin.

Tabel 4.37

Saya mencontek tugas rumah dari teman

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Selalu

Sering

Pernah

Kadang-kadang

Tidak Pernah

13

9

6

1

0

44,82 %

31,03 %

20,70 %

3,44 %

0 %

Jumlah 29 100 %

Page 96: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

80

Dari tabel 4.37 di atas menunjukan bahwa sebagian besar siswa masih selalu

mencontek tugas-tugas rumah dari teman kelasnya, hanya sebagian kecil yang

kadang-kadang mengerjakan sendiri tugas rumahnya. Kesimpulan sebagian besar

memiliki rasa percaya diri tanpa harus melihat tugas teman nya, bagi yang masih

belom percaya diri agar lebih diarahkan menjadi lebih baik lagi.

Tabel 4.38

Saya menjaga kebersihan lingkungan sekolah

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Selalu

Sering

Pernah

Kadang-kadang

Tidak Pernah

9

13

7

0

0

31,03 %

44,82 %

24,13 %

0 %

0 %

Jumlah 29 100 %

Dari tabel 4.38 di atas menunjukan bahwa sebagian besar siswa cukup sering

menjaga kebersihan lingkungan sekolah, sebagian yang lain ada yang selalu

menjaga kebersihan yang lain, namun sebgaian kecil lain masih ada yang tidak

menjaga kebersihan lingkungan sekolahnya. Kesimpulannya siswa mulai

memahami makna sebuah kebersihan untuk kehidupan yang lebih sehat

dilingkungan sekolah sehingga mereka bisa bersikap tanggung jawab dalam

menjaga lingkungan sekolahnya walau hanya sekedar membuang sampah.

Tabel 4.39

Saya telat saat masuk sekolah

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Selalu

Sering

Pernah

Kadang-kadang

12

11

4

2

41,37 %

37,93 %

13,80 %

6,90 %

Page 97: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

81

Tidak Pernah 0 0 %

Jumlah 29 100 %

Dari tabel 4.39 di atas menunjukan bahwa sebagian besar siswa masih selalu

telat masuk sekolah dikarenakan kemacetan kota Jakarta yang menjadi alasan

mereka telat datang kesekolah, namun sebagian kecil masih ada yang datang tepat

waktu walaupun kadang-kadang. Kesimpulan siswa cukup disiplin dalam tepat

waktu sampai kesekolah karena hambatannya karena faktor eksternal.

Tabel 4.40

Saya berkeliaran di luar kelas saat jam pelajaran

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Selalu

Sering

Pernah

Kadang-kadang

Tidak Pernah

14

9

5

1

0

48,27 %

31,03 %

17,24 %

3,44 %

0 %

Jumlah 29 100 %

Dari tabel 4.40 di atas menunjukan bahwa sebagian besar siswa selalu

berkeliaran di luar kelas saat jam pelajaran berlangsung, sebgian kecil ada yang

berdiam di kelasmengikuti pembelajarandi kelas. Kesimpulannya siswa masih

kurang disiplin dalam hal tersebut.

Page 98: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

82

Tabel 4.41

Saya menjaga hubungan baik dengan orang lain

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Selalu

Sering

Pernah

Kadang-kadang

Tidak Pernah

18

7

4

0

0

62.06 %

24,14 %

13,80 %

0 %

0 %

Jumlah 29 100 %

Dari tabel 4.41 di atas menunjukan bahwa sebagian besar siswa selalu

menjaga hubungan baik dengan siapaun baik guru, teman dan keluarga. Dengan

ini siswa mampu menjaga tali silaturahmi dengan sesama.

Tabel 4.42

Saya taat dan patuh terhadap orang tua

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Selalu

Sering

Pernah

Kadang-kadang

Tidak Pernah

22

6

1

0

0

75,86 %

20,70 %

3,44 %

0 %

0 %

Jumlah 29 100 %

Dari tabel 4.42 di atas bahwa hasil jawaban mereka menunjukan sebagian

besar siswa selalu taat dan patuh terhadap orang tua mereka masing-masing.

Menunjukan bahwa siswa mampu menghormati orang yang lebih dewasa di

atasnya.

Page 99: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

83

Tabel 4.43

Saya menjalankan shalat lima waktu setiap harinya

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Selalu

Sering

Pernah

Kadang-kadang

Tidak Pernah

4

16

8

1

0

13,80 %

55,17 %

27,59 %

3,44 %

0 %

Jumlah 29 100 %

Dari tabel 4.43 di atas menunjukan bahwa sebagian besar siswa cukup sering

dalam menjalankan shalat lima waktu setiap harinya, ada beberapa siswa yang

selalu menjalankan shalat lima waktu tanpa meninggalkannya, sebagian kecil

masih ada yang kadang-kadang meningglakan shalat atau masih belum lengkap

menjalankan shalat lima waktunya.

C. Analisis Data

Setelah dari kedua data disajikan dalam bentuk tabel, maka selanjutnya

dilakukan analisis melalui pengujian hipotesis. Dalam pengujian hipotesis

menggunakan tekhnik korelasi product moment. Penggunaan rumus ini untuk

mengetahui apakah secara signifikan terdapat hubungan antara pengembangan diri

rutin dengan al-akhlak al-karimah siswa program akselerasi SMP Bakti Mulya

400. Berikut ini hasil perhitungan angket antara variable X dan variable Y

kemudian didisubtitusikan pada rumus korelasi product moment. Untuk

mengetahui hasil angket pengembangan diri rutin dan akhlak karimah siswa dapat

dilihat pada table berikut:

Page 100: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

84

Tabel 4.44

Analisis korelasi poduct moment antara variabel X dan variabel Y (Hasil

angket)

No X Y X2 Y

2 X.Y

1 73 68 5329 4624 4964

2 87 82 7569 6724 7134

3 80 82 6400 6724 6560

4 87 86 7569 7396 7482

5 92 91 8464 8281 8372

6 86 82 7396 6724 7052

7 92 86 8464 7396 7912

8 81 72 6561 5184 5832

9 90 92 8100 8464 8280

10 83 85 6889 7225 7055

11 91 88 8281 7744 8008

12 84 74 7056 5476 6216

13 80 76 6400 5776 6080

14 89 85 7921 7225 7565

15 80 80 6400 6400 6400

16 82 84 6724 7056 6888

17 85 80 7225 6400 6800

18 86 91 7396 8281 7826

19 89 90 7921 8100 8010

20 81 80 6561 6400 6480

21 92 99 8464 9801 9108

22 95 92 9025 8464 8740

23 97 96 9409 9216 9312

24 78 73 6084 5329 5694

Page 101: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

85

25 91 92 8281 8464 8372

26 87 87 7569 7569 7569

27 95 93 9025 8649 8835

28 93 93 8649 8649 8649

29 89 86 7921 7396 7654

Jumlah 2515 2465 219053 211137 214849

Selanjutnya hasil perhitungan pada table 4.46 akan di uji keabsahannya

dengan menggunakan rumus product moment untuk menegtahui tingkat korelasi

variable yaitu , dari table diatas diketahui bahwa :

∑ N : 29 ∑ XY : 214849 ∑ Y : 2465

∑ X : 2515 ∑ X2 :

219053 ∑ Y2 :

211137

( ) ( )( )

√( ( ) )( ( ) )

( ) ( )( )

√( ( ) ) ( ( ) )

√( )( )

Page 102: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

86

Setelah didapat hasil dari perhitungan kedua angket dengan hasil rxy yaitu

0,871 selanjutnya hasil tersebut diinterpretasikan.

D. Interpreatsi Data

Setelah mendapatkan hasil rxy maka langkah selanjutnya penulis memberikan

interpretasi terhadap rxy. Interpretasi yang dipakai yaitu secara kasar atau

sederhana dan dengan cara berkonsultasi pada table nilai “r” product moment.

1. Interpretasi secara kasar/sederhana

Berdasarkan dari perhitungan diatas ternyata angka korelasi antara

variable X dan variable Y tidak terdapat negatife, berarti diantara kedua

variable tersebut terdapat korelasi positif (korelasi yang berjalan searah).

Dengan memperhatiakan besarnya rxy (yaitu = 0,871), yang besarnya

berkisar antara 0,70-0,90 berarti korelasi positif anatara variable X dan

variable Y itu adalah termasuk korelasi positif yang kuat atau tinggi.

2. Interpretasi dengan menggunakan Tabel Nilai “r” product moment

Setelah mendapatkan “r” sebesar 0,871, maka nilai “r” hitung tersebut

dikonsultasikan dengan table “r” product moment. Pada table diketahui

untuk nilai df = N – nr = 29-2 = 27. Dengan memeriksa Tabel Nilai “r”

product moment ternyata bahwa dengan df sebesar 27, pada taraf

signifikansi 5% diperoleh rtabel = 0,367. Selanjutnya pada taraf signifikan

5% “rxy” atau “ro” lebih besar dari pada “r” tabel “rt” 0,871 > 0,367, maka

pada taraf signifikan 5% hipotesa nol (Ho) ditolak, sedangkan hipotesa

alternatife (Ha) diterima. Ini berarti ada hubungan atau korelasi yang

signifikan antara Pengembangan diri rutin terhadap al-akhlak al-karimah

siswa program akselerasi SMP Bakti Mulya 400 Jakarta.

Dengan demikian dapat disimpulkan terdapat korelasi yang signifikan antara

pengembangan diri rutin terhadap akhlak karimah siswa program akselerasi.

Selanjutnya untuk mengetahui seberapa besar konstribusi (sumbangan) yang

diberikan variable X terhadap variable Y, maka harus diketahui terlebih dahulu

Page 103: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

87

suatu koefisien yang disebut juga dengan ”Coeficient Of Determination” ( korelasi

penentuan). Dengan rumus:

KD = rxy2

x 100%

= 0,8712 x 100%

= 76 %

Dari perhitungan diatas dapat diperoleh hasil KD sebesar 0,871 %. Ini berarti

pengembangan diri rutin memberikan kontribusi sebesar 76 % terhadap akhlak

kariamah siswa program akselerasi. Adapun 24 % merupakan faktor lain yang

dapat mempengaruhi akhlak karimah siswa dan tidak diteliti oleh penulis.

E. Pembahasan Hasil Penelitian

Dari hasil penelitian mengenai hubungan pengembangan diri rutin terhadap

al-akhlak al-karimah siswa program akselerasi diperoleh hasil bahwa

pengembangan diri rutin mempunyai pengaruh yang kuat terhadap akhlak karimah

siswa program akselerasi. Hal ini dapat dilihat dari besarnya perolehan dari

perhitungan korelasional antara pengembangan diri rutin terhadap al-akhlak al-

karimah siswa program akselerasi yaitu sebesar 0,871 dan setelah dikonsultasikan

pada table nilai “r” product moment berada pada posisi 0,70-0,90 yang berarti

antara pengembangan diri rutin terhadap al-akhlak al-karimah siswa program

akselerasi terdapat korelasi yang kuat begitu juga terhadap pengujian hipotesis

diperoleh hasil sebesar 76 % akhlak karimah siswa program akselerasi

dipengaruhi oleh pengembangan diri rutin yang diadakan sekolah. Hal ini

menunjukan bahwa ada hubungan antara pengembangan diri rutin terhadap al-

akhlak al-karimah siswa program akselerasi SMP Bakti Mulya 400 Jakarta.

Adapun hasil wawancara dengan kedua wali kelas akselerasi yang menilai

bahwa dengan adanya program pengembanagn diri rutin sangat mempengaruhi

perkembangan akhlak siswa khususnya pada kelas akselerasi, meskipun masih ada

sedikit kekurangan-kekurangan untuk menjadikan pengembangan diri kurang

efektif, namun guru-guru sebagai pengganti orang tua ikut serta dalam

Page 104: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

88

pembentukan akhlak siswa di sekolah agar setiap siswa menjadi pribadi yang

berakhlak karimah. perkembangan akhlak siswa jauh lebih baik dibanding

sebelum diberlakukannya program pengembangan diri rutin. Menurut Bapak

Prayogo M.Pd salah satu guru yang saya wawancarai, cara yang beliau lakukan

atau terapkan dalam penanaman akhlak kepada siswa adalah sebagi berikut:

1. Memberikan contoh yang baik pada semua siswa dan langsung

dipraktekan

2. Melaksanakan breafing pagi di kelas masing-masing siswa untuk

menyiapkan diri belajar serta menanamkan akhlak “birul walidaiin”

3. Membaca doa sebelum dan sesudah belajar

4. Membaca salam pada seluruh personal sekolah apabila menemui civitas

akademik.

Sedangkan hasil dokumentasi terhadap lingkungan dan fasilitas sekolah yang

sangat mendukung atas terlaksanakannya program pengembangan diri rutin di

sekolah. Sehingga siswa mampu melaksanakan semua program dengan nyaman

dikarenakan lengkapnya fasilitas yang ada di sekolah.

Maka dari itu penulis simpulakan bahwa adanya hubungan yang signifikan

antara pengembangan diri rutin terhadap al-akhlak al-karimah siswa program

akselerasi SMP Bakti Mulya 400 Jakarta. Namun apabila tidak diberlakukannya

program pengembangan diri rutin di sekolah maka tidak menutup kemungkinan

akan terbentuknya al-akhlak al-karimah siswa-siswa program akselerasi secara

maksimal.

Page 105: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

89

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis maka dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut:

1. Hasil pengembangan diri rutin di SMP Bakti Mulya 400

Berdasarkan penelitian saya melalui sebuah wawancara dengan wali

kelas akselerasi di sekolah bahwa pengembangan diri rutin memberikan

peran yang kuat dalam pembentukan akhlak karimah siswa di SMP Bakti

Mulya 400 Jakarta. Karena sebuah program atau kegiatan yang baik akan

membuat siswa terbiasa melakukan hal-hal yang positif, dan setiap siswa

akan selalu berlomba-lomba dalam kebaikan. Di samping itu sekolah dan

guru juga memiliki peranan penting dalam pembentukan akhlak siswa

untuk menjadi lebih baik.

Serta berdasarkan deskripsi hasil angket mengenai pengembangan

diri rutin dinyatakan bahwa siswa-siswa akselerasi hampir mengikuti

semua kegiatan terkait secara rutin.

2. Akhlak siswa SMP Bakti Mulya 400

Akhlak siswa setelah di terapkannya program pengembangan diri

rutin semakin lebih baik dari sebelum diberlakukannya program tersebut.

Karena siswa dituntut agar lebih disiplin atas semua program yang

diterapkan di sekolah. Seperti yang kita ketahui “al-insaanu mahallul

khotoo’i wa nisyaan” dari kalimat tersebut diartikan bahwa manusia itu

adalah tempat salah dan lupa. Maka dari itu meskipun sebagian akhlak

siswa menjadi lebih baik dengan diterapkannya program pengembangan

diri namun masih ada beberapa siswa pula yang kurang disiplin mengikuti

salah satu program tersebut.

Page 106: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

90

Berdasarkan deskripsi hasil angket mengenai al-akhlak al-karimah

dinyatakan bahwa siswa-siswa akselerasi hampir dari keseluruhan

pernyataan yang peneliti buat, dalam mengisi kategori pernyataan positif

dominan atau sebagian besar siswa-siswi menjawab “Selalu”, sedangkan

dalam pernyataan yang negatif dominan atau sebagian besar siswa-siswi

menjawab “tidak pernah”. Maka dari itu jelas bahwa seiring

diterapkannya program pengembangan diri rutin siswa-siswa lebih

terbiasa melaksanakan hal-hal positif baik di lingkungan sekolah ataupun

di rumah mereka.

3. Hubungan pengembangan diri rutin (shalat, tadarus dan upacara)

terhadap al-akhlak al-karimah program akselerasi di SMP Bakti Mulya

400

Hasil akhir dari penelitian ini Ho ditolak dan Ha diterima yang

artinya terdapat hubungan antara pengembangan diri rutin terhadap al-

akahlak al-karimah siswa program akselerasi SMP Bakti Mulya 400

Jakarata. Sedangkan konstribusi pengembangan diri rutin terhadap

akhalak karimah siswa program akselerasi sebesar 76 % dan sisanya 24 %

dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar penelitian ini.

Dengan demikian penelitian yang saya lakukan Terdapat korelasi

yang signifikan antara hubungan akselerasi SMP Bakti Mulya 400

Jakarat. Terbukti dengan hasil perhitungan “r” product moment, didapat

nilai rxy yaitu sebesar 0,871. Jauh lebih besar dari nilai “r” pada tabel

koefisiensi korelasi “r” product moment, pada taraf signifikansi 5%

(0,367). menurut tabel interpretasi nilai “r” diketahui korelasi antara

kedua variable termasuk dalam kategori kuat anatar 0,70-0,90 yang berarti

kategori tergolong kuat.

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan di atas menyatakan bahwa Penelitian ini

mengandung implikasi bahwa program pengembangan diri rutin secara

Page 107: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

91

signifikan menentukan tinggi rendahnya akhlak siswa/I di SMP Bakti Mulya

400 Jakarta Selatan. Oleh karena itu membentuk akhlak siswa bisa dilakukan

dengan cara penerapan program pengembangan diri rutin, karena dengan

kebiasaan siswa melakukan kegiatan positif maka secara perlahan akan

tumbuh akhlak yang baik. Sebaliknya siswa tidak menutup kemungkinan

berakhlak di luar norma-norma agama jika sekolah tidak mengajarkan atau

melakukan pembiasaan-pembiasaan terhadap siswa melalui program tersebut.

Implikasi ini juga memberi kemungkinan kepada pihak-pihak terkait

seperti guru dan orang tua untuk membantu memberikan dorongan dalam

pembentukan akhlak siswa. Dorongan seperti menyemangati dan selalu

menasehati siswa untuk selalu melakukan hal-hal positif setiap harinya.

Pada dasarnya akhlak karimah itu tumbuh dengan sendirinya jika selalu

membiasakan melakukan hal positif. Karena akhlak adalah segala sesuatu

yang telah tertanam kuat atau terpatri dalam diri seseorang, yang akan

melahirkan perbuatan-perbuatan yang tanpa melaui pemikiran atau

perenungan terlebih dahulu, artinya bahwa perbuatan itu dilakukan dengan

refleks dan spontan tanpa dipikrakan terlebih dahulu. Maka Jelas bahwa

akhlak itu timbul karena kebiasan yang dilakukan setiap harinya.

Dengan demikian Program pengembangan diri rutin di SMP Bakti Mulya

400 memiliki hubungan yang sangat signifikan dengan akhlak kariamah

siswa/I akselerasi. maka dari itu program ini harus selalu dipertahankan

bahkan dikembangkan lagi menjadi lebih baik. Karena dengan adanya

program tersebut seluruh siswa/I SMP Bakti Mulya 400 umumnya dan

khusunya siswa/I akselerasi akhlak mereka akan terbentuk dengan sebuah

kegiatan-kegiatan positif yang terbiasa mereka lakukan di sekolah maka

berdampak positif pula pada perilakunya di rumah dan masyarakat agar

menjadi lebih baik.

C. Saran

Dari seluruh pembahasan dalam penelitian ini, ada beberapa saran yang

kiranya menjadi hal yang penting untuk dikemukakan, diantaranya yaitu:

Page 108: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

92

1. Dalam upaya menanamkan nilai-nilai akhlak yang baik kepada siswa-

siswi, seharusnya tidak hanya diterapkan di sekolah. Melainkan

penanaman akhlak itu sendiri harus dilakukan di lingkungan keluarga dan

masyarakat. Hendaknya semua pihak terlibat dalam memberikan contoh-

contoh terlebih dahulu dengan menunjukan sikap dan perbuatan yang tidak

menyimpang dari norma-norma agama ataupun norma sosial.

2. Bagi pihak sekolah terutama terkait dengan program pengembangan diri

rutin ini seharusnya lebih banyak lagi memberikan bimbingan dan

penyuluhan khusus kepada individual siswa mengenai akhlak karimah

agar siswa tidak terbawa arus zaman yang semakin hari semakin

berkembang. Baik dalam perkembangan ilmu dan teknologi. Karena jika

siswa tidak dapat memfilter arus perkembangan zaman dengan ilmu dan

akhlak karimah maka ia akan terbawa oleh arus zaman. Namun jika siswa

dibiasakan untuk melakukan kegiatan-kegiatan positif sesuai apa yang

sekolah terapkan atau guru ajarkan maka Insya Allah siswa tidak akan

terpengaruh oleh arus zaman yang bersifat negatif sehingga setiap apa

yang mereka lakukan di sekolah bersama teman-temannya akan membuat

mereka terbiasa berakhlak karimah baik di lingkungan keluarga maupun

masyarakat.

3. Untuk program pengembangan diri rutin di sekolah SMP Bakti Mulya 400

Jakarta harus bisa dipertahankan dan dipanatau terus perkembangannya,

semoga program tersebut akan selalu istiqomah dan menjadikan bibit-bibit

siswa yang semakin berakhlak karimah amin.

Page 109: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

93

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qathan, Manna Khalil, Mabahits Fil Ulumil Quran, Bogor: Pustaka Litera

Antar Nusa 1996, Cet. III.

Arifin, Zaenal, Evaluasi Pembelajaran, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009.

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta:

Rineka Cipta.

Desmita, Paikologi Perkembangan Peserta Didik, Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2011, Cet. III.

Firman. M, Belajar Efektif Aqidah Akhlak, Jakarta Timur: PT Intimedia Cipta

nusantara.

Gunawan, Heri, Pendidikan Karakter Konsep dan Implementas, Bandung:

Alfabet.

Hadeli, Metode Penelitian Kependidikan, Ciputat: PT. Ciputat Press, 2006, Cet. I

Harun, Salman, Mutiara Al’Quran, Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu 1999, Cet. II.

2012.

Kementrian Agama RI, Al-Quran Perkata Indonesia Inggris, Penerbit. Kalam

Media Ilmu, 2012.

Mulyasa E, Kurikulum Tingkat Satuan Kependidikan, Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2010, Cet. VII.

Nata, Abuddin, Akhlak Tasawuf, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada 2003, Cet.

V.

Narulita, Sari, Tuntunan Praktis Shalat, Cibubur: PT Variapop Group, 2012, Cet.

I.

Halid, Alkaf Nuraida, Metodelogi Penelitian Pendidikan, Ciputat: Islamic

Research Publishing, 2009.

Salahudin, Anas dan Irwanto Alkrienciehie, Pendidikan Karakter, Bandung: PT.

Pustaka Setia, 2013, Cet. I.

Sanjaya, Wina, Kurikulum Pembelajaran, Jakarta: Kencana Prenada Media

Group, April 2010, Cet ke-III.

Page 110: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

94

Samani, Muchlas dan Hariyanto, Pendidikan Karakter Konsep dan Model,

Bandung: PT. Rosdakarya, 2011, Cet. I.

Soehartono, Irwan, Metode Penelitian Sosial Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

1999.

Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, (akarta: Raja, Grafindo Persada,

2007.

Sodiq, Ahkmad, “Problematika Pengmbangan Pembelajaran PAI”, Tahdzib

Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. III, No. 1, 2009.

Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian, Bandung: Alfabet, 2008, Cet. XIII.

S. Margono, Metodelogi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2004, Cet.

IV.

Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, Desember 2011, Cet. XVII.

Sudirman, Ahmad, Keajaiban Shalsat Rawatib, Jakarta Selatan: QultumMedia,

2009, Cet. I.

http://www.ditplb.or.id/2006/index.php?menu=profile&pro=50&iduser=5

Page 111: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program
Page 112: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program
Page 113: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program
Page 114: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program
Page 115: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program
Page 116: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program
Page 117: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

ANGKET PENELITIAN SKRIPSI

Hubungan Pengembangan Diri Rutin terhadap al-Akhlak al-Karimah Siswa-siswi

Program Akselerasi SMP Bakti Mulya 400 Jakarta

1. IDENTITAS RESPONDEN

Nama :

Kelas :

Hari/Jam :

2. PETUNJUK

a. Berilah tanda ceklis ( ) salah satu jawaban yang sesuai pernyataan anda.

b. Jawaban yang kamu berikan tidak mempengaruhi nilai raport kamu di

sekolah.

c. Kejujuran kamu dalam menjawab pertanyaan sangat saya harapkan.

d. Terimakasih atas bantuan dan partisipasinya dalam mengisi angket ini.

Variable X (pengembangan diri rutin)

No Pernyataan Selalu Sering Kadang-kadang

Pernah Tidak pernah

1. Saya melaksanakan shalat dengan khusyu

2. Saya mengikuti shalat jamaah dzuhur dan dhuha di sekolah

3. Saya duduk di Aula sebelum shalat berjamaah dimulai

4. Saya berdoa setelah selesai shalat

5. Saya shalat berjamaah dengan menggunakan perlengkapan yang bersih

6. Saya berbuat gaduh saat berjamaah

7. Saya berwudhu sebelum melaksanakan shalat

8. Saya mengikuti tadarus bersama di kelas Sebelum jam pelajaran dimulai

9. Saya membaca al-Quran dengan tartil dan benar

10. Setiap tadarus pagi dibimbing oleh wali kelas

Page 118: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

11. Membaca doa bersama setelah tadarus selesai

12. Saya membaca al-Quran tanpa berwudhu terlebih dahulu

13. Tadarus bersama di sekolah membuat saya terbiasa membaca al-Quran di rumah

14. Saya membawa al-Quran setiap hari ke sekolah

15. Saya berdiri dalam barisan upacara sebelum upacara dimulai

16. Saya medapatakan hukuman saat upacara karena berisik

17. Saya mendapatkan pembelajaran tentang kedisiplinan saat upacara

18. Saya berpakaian rapi saat upacara

19. Saya mengikuti upacara dengan tertib sampai dengan selesai

20. Saya mengikuti upacara setiap 2 minggu sekali pada hari senin

Page 119: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

ANGKET PENELITIAN SKRIPSI

Hubungan Pengembangan Diri Rutin terhadap al-Akhlak al-Karimah Siswa-siswi

Program Akselerasi SMP Bakti Mulya 400 Jakarta

1. IDENTITAS RESPONDEN

Nama :

Kelas :

Hari/Jam :

2. PETUNJUK

a. Berilah tanda ceklis ( ) salah satu jawaban yang sesuai pernyataan teman

anda.

b. Jawaban yang kamu berikan tidak mempengaruhi nilai raport kamu di

sekolah.

c. Kejujuran kamu dalam menjawab pertanyaan sangat saya harapkan.

d. Terimakasih atas bantuan dan partisipasinya dalam mengisi angket ini.

Variable Y (al-Akhlak al-Karimah)

No Pernyataan Selalu Sering Kadang-kadang

Pernah Tidak pernah

1. Saya bersikap jujur terhadap orang lain

2. Saya bertutur kata dengan bahasa yang sopan terhadap orang lain

3. Saya aktif berdiskusi saat jam pelajaran

4. Saya memperhatikan guru saat sedang menerangkan pelajaran

5. Saya bersedia jika diperintahkan oleh guru

6. Saya menghormati yang lebih tua

7. Saya menghargai pendapat orang lain

8. Saya percaya diri saat mengerjakan tugas di sekolah

9. Saya menolong orang lain saat dalam kesulitan

10. Saya berkata yang tidak baik

Page 120: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

terhadap orang lain

11. Saya disiplin dalam menjalankan peraturan yang diterpakan oleh pihak sekolah

12. Saya aktif mengikuti kegiatan di sekolah

13. Saya mendapat panggilan guru BK karena bermasalah

14. Saya mencontek tugas rumah dari teman

15. Saya menjaga kebersihan lingkungan sekolah

16. Saya telat saat masuk sekolah

17. Saya berkeliaran di luar kelas saat jam pelajaran

18. Saya menjaga hubungan baik dengan orang lain

19. Saya taat dan patuh terhadap orang tua

20. Saya menjalankan shalat lima waktu setiap harinya

Page 121: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

WAWANCARA PENELITIAN SKRIPSI

Hubungan Pengembangan Diri Rutin terhadap al-Akhlak al-Karimah Siswa-

siswi Program Akselerasi SMP Bakti Mulya 400 Jakarta

IDENTITAS RESPONDEN

Nama Guru :

Hari/Jam :

PERTANYAAN

1. Apakah pendapat Bapak/Ibu dengan adanya program pengembangan diri

rutin terkait shalat, tadarus dan upacara yang diadakan di sekolah ini ?

2. Apakah ada perbandingan akhlak siswa dari sebelum dan sesudah

diterapkannya program ini di sekolah ?

3. Bagaimana pandangan Bapak/Ibu mengenai akhlak siswa khususnya kelas

akselerasi selama dilingkungan sekolah?

4. Bagaimana cara Bapak/Ibu menanamkan akhlak pada siswa khusnya kelas

akselerasi di sekolah?

5. Apakah sejauh ini siswa akselerasi displin dalam menjalankan program

pengembangan diri rutin terkait shalat,tadarus dan upacara?

6. Apakah sejauh ini masih ada siswa yang tidak mematuhi peraturan sekolah

khusunya pada siswa akselerasi?

Page 122: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

WAWANCARA PENELITIAN SKRIPSI

Hubungan Pengembangan Diri Rutin terhadap al-Akhlak al-Karimah Siswa-

siswi Program Akselerasi SMP Bakti Mulya 400 Jakarta

IDENTITAS RESPONDEN

Nama Guru : Novitri S.Pd

Hari/Jam : Senin, 16 Februari 2015/ 10.00 WIB

PERTANYAAN

1. Apakah pendapat Bapak/Ibu dengan adanya program pengembangan diri

rutin terkait shalat, tadarus dan upacara yang diadakan di sekolah ini ?

Jawab: Bagus, Alhamdulillah untuk membantu dalam

pengembangan Akhlak Karimah & budi pekerti siswa agar menjadi

lebih baik lagi

2. Apakah ada perbandingan akhlak siswa dari sebelum dan sesudah

diterapkannya program ini di sekolah ?

Jawab : Ada, sebelum diterapkannya program ini masih ada siswa

yang belum mampu membaca al-Quran tapi setelah penerapan yang

sudah cukup lama membantu siswa agar lebih tartil membaca al-

Quran, pengembangan sholat yang biasanya masih bolong-bolong

sekrang mereka sudah terbiasa seperti memiliki tanggung jawab

untuk menjalankan kewajiban shalat lima waktu setiap harinya,

insyaAllah menjadi lebih rutin shalatnya. Dan dalam kedisiplinan

dalam upacara yang sebelumnya masih saja ada yang kurang rapi

dalam berpakaian sekarang lebih baik lagi, dan para petugas upaca

pun sekrang lebih terampil dalam menjalankan tugasnya.

3. Bagaimana pandangan Bapak/Ibu mengenai akhlak siswa khususnya kelas

akselerasi selama dilingkungan sekolah?

Jawab : Alhamdulillh Baik

Page 123: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

4. Bagaimana cara Bapak/Ibu menanamkan akhlak pada siswa khusnya kelas

akselerasi di sekolah?

Jawab : penanaman akhlak yang saya berikan lebih kepada

penerapan akhlak pada kehidupan sehari-hari baik di sekolah

maupun di rumah. Salah satu caranya saya selalu melakukan

monitoring kepada para wali murid agar sama-sama bisa mengetahui

perkembangan anak baik di sekolah maupun dirumah.

5. Apakah sejauh ini siswa akselerasi displin dalam menjalankan program

pengembangan diri rutin terkait shalat,tadarus dan upacara?

Jawab: Iya, Alhamdulillah . walaupun kadang masih ada dalam

daftar klinik khususnya dalam membaca al-Quran.

6. Apakah sejauh ini masih ada siswa yang tidak mematuhi peraturan sekolah

khusunya pada siswa akselerasi?

Jawab : Sejauh ini, aman aman saja. Tetapi diawal semester

kemarinmasih ada siswa yang tidak memakai ikat pinggang, tidak

memakai peci namun seiring berjalannya waktu dalam mengikuti

program ini mereka mulai terbiasa dengan semua peraturan yang

diterapkan di sekolah sehingga menjadikan mereka menjadi lebih

disiplin lagi.

Page 124: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

WAWANCARA PENELITIAN SKRIPSI

Hubungan Pengembangan Diri Rutin terhadap al-Akhlak al-Karimah Siswa-

siswi Program Akselerasi SMP Bakti Mulya 400 Jakarta

IDENTITAS RESPONDEN

Nama Guru : Prayogo M.Pd

Hari/Jam : Senin, 16 Februari 2015/ 09.00 WIB

PERTANYAAN

1. Apakah pendapat Bapak/Ibu dengan adanya program pengembangan diri

rutin terkait shalat, tadarus dan upacara yang diadakan di sekolah ini ?

Jawab : sangat baik, karena dengan adanya pengembangan diri rutin

dapat membangun rasa disiplin dalam beribadah serta tepat waktu

dalam melaksanakan hal-hal yang positif.

2. Apakah ada perbandingan akhlak siswa dari sebelum dan sesudah

diterapkannya program ini di sekolah ?

Jawab : ada, setalah adanya program pengembangan diri anak-anak

berangsur-angsur lebih tertib dan disiplin dan semakin pandai dalam

membaca al-Quran serta shalat berjamaah tepat waktu.

3. Bagaimana pandangan Bapak/Ibu mengenai akhlak siswa khususnya kelas

akselerasi selama dilingkungan sekolah?

Jawab : anak akselerasi dri segi akhlak relative lebih baik

dibandingkan kelas regular, dikerenakan mereka sudah terlatih

untuk serius dan anak pintar.

4. Bagaimana cara Bapak/Ibu menanamkan akhlak pada siswa khusnya kelas

akselerasi di sekolah?

Jawab :

a. Memberikan contoh yang baik pada semua siswa dan langsung

dipraktekan

Page 125: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

b. Melaksanakan breafing pagi di kelas masing-masing siswa untuk

menyiapkan diri belajar serta menanamkan akhlak “birul

walidaiin”

c. Membaca doa sebelum dan sesudah belajar

d. Membaca salam pada seluruh personal sekolah apabila menemui

civitas akademik.

5. Apakah sejauh ini siswa akselerasi displin dalam menjalankan program

pengembangan diri rutin terkait shalat,tadarus dan upacara?

Jawab: sampai saat ini pendisiplinan di akselerasi berjalan baik

dalam melaksanakan program pengembangan diri anak-anak

mendukung program tersebut.

6. Apakah sejauh ini masih ada siswa yang tidak mematuhi peraturan sekolah

khusunya pada siswa akselerasi?

Jawab : masih, namun presentasinya sedikit karena di kelas

akselerasi lebih banyak yang disiplin sehingga siswa yang kurang

disiplin akan mengikuti anak-anak yang disiplin karena presentasinya

lebih banyak. Di samping itu ada kebiasaan di kelas akselerasi saling

mengingatkan untuk anak-anak yang kurang disiplin dengan teman

lainnya yang disiplin.

Page 126: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

DAFTAR PENDIDIK SMP BAKTI MULYA 400 JAKARTA

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

NO NAMA LENGKAP TEMPAT/ TANGGAL LAHIR PENDIDIKAN ALAMAT NO TELP/ HP/ EMAIL STATUS

PEGAWAI MENGAJAR

01 HADI SUWARNO, M.Pd. Demak, 13 Desember 1969 S1. Pend.Geografi.IKIP Semarang, 1994

S2. MPEP UHAMKA Jakarta, 2008

Jl.Moh Kahfi Gg.Panjang No.32 Rt.06/04 Cipedak

Ciganjur Jagakasa Jaksel

08159599583/

[email protected]

Tetap GEOGRAFI

02 SITO, S.Pd. Banyumas, 20 Desember

1970

S1.Matematika IKIP Muhamadiyah, 1995 Jl. H. Taip No.52Rt.05/19 Kedaung Pamulang

Tangerang

021.74708210/ 085717376951/

[email protected]

Tetap MATEMATIK

A

03 RIKE ANWARI FUADY,S.Si Balikpapan, 13 Maret 1971 SMA, SI Univ. Nasional 1996 Pondok Sukmajaya Permai Blok DI/8 Depok 021.7706462/ 0816756786/

[email protected]

Tetap BIOLOGI/

FISIKA

04 Drs. H. HASANUDIN, M.Pd. Pemalang, 20 Agustus 1969 S1 Bahasa Inggris IKIPM Jakarta 1994 Villa Dago Tol Blok D 15/5 Ciputat Tangsel 02174637829/ 081213018989

[email protected]

Tetap BAHASA

INGGRIS

05 DRS. AJI BANDI Bogor, 3 November 1967 S1.Tarbiyah IAIN Syarif Hidayatulloh Jkt

1993

Jl.Gotong Royong Gg. Mesjid Rt.02/1 Cihowe, Ciseeng,

Parung-Bogor

0251.542420/ 08561597400/

[email protected]

Tetap AGAMA

ISLAM

06 DRA. Hj. SYAFRIANI LUBIS Sihepeng, 21 Sep 1959 S1.Bahasa dan Seni IKIP Jakarta 1987 Jl. Permata Permai Raya Blok H.12 No.7 Permata

Pamulang Estate Serpong Tangerang

021.7562702/ 08128968626 Tetap BAHASA

INDONESIA

07 USMAN, M.Pd. Jakarta, 7 Desember 1961 S1.Sejarah STKIP Jakarta 2002 S2

Universitas Indraprasta 2010

Jl. Agung Raya II Gg.H.Joko 12 Rt.005/04 No.1 Lenteng

Agung Depok

021.78887502/ 081316925513/

[email protected]

Tetap SEJARAH

08 SOBARI, S.Pd. Bogor, 4 Januari 1970 S1.Pend. Matematika IAIN Syarif

Hidayatulloh Jkt, 1996

Jl. Masjid Al-Muchlisin Rt.02/06 Kel. Bedahan

Kec.Sawangan Depok

251.600151/

085691000142/

[email protected]

Tetap MATEMATIK

A

09 HERICE M AZIZ.,S.Pd. Jakarta, 18 Februari 1964 S1.Pend.Matematika IKIP Jakarta, 1988 Cemara Depok 081585086913 /

[email protected]

Tetap MATEMATIK

A

10 DRS. YATIM ABDULLAH Jakarta, 7 Juni 1964 S1 Adpen IKIP Jakarta 1989 Jl. Wijayakusuma No.17 C Rt.09/04 Dapur Susu Pd.

Labu Jak-Sel

021.75818174/ '081384734965/

[email protected]

Tetap BP/BK

11 DINA ASTILIA, S.Pd. P.Brandan, 2 Januari 1965 D3 PKK.IKIP Medan, 1987 S1 STIKIP PGRI

Jakarta

Poncol Indah V/82. Rt.03/02 Cirendeu-Ciputat

Tangerang

021.7429065/ 081386256863 Tetap TATA BOGA

12 HJ. RINA NUZRINA, S.Pd Jakarta, 20 Januari 1965 S1.BK STKIP Jakarta 2004 Jl.Kemang Blok B2 No.26 Perum Gria Jakarta Pamulang

Tangerang

021.98853231/ 081383002680/

[email protected]

Tetap BP/BK /

TATABOGA

13 SUSHARYONO,S.Pd. Kebumen, 24 Januari 1966 S1.PDU Tata Niaga IKIP Jakarta 1991 Perum Kelapa Dua Jl. Layar I No.13 Kelapa Dua

Tangerang

021.5465640/ 081513222210 Tetap EKONOMI

Page 127: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

NO NAMA LENGKAP TEMPAT/ TANGGAL LAHIR PENDIDIKAN ALAMAT NO TELP/ HP/ EMAIL STATUS

PEGAWAI MENGAJAR

14 DRS. AEF SAEFUDIN Pandeglang, 4 Pebruari 1966 S1.Tarbiyah.IAIN Syarif Hidayatulloh

Jkt,1993

Jl. Adhiyaksa II/1 Lebak Bulus Jakarta Selatan 021.7510642/ 085697780198/

[email protected]

Tetap AGAMA

ISLAM

15 IR. H. BONDI ROBIARSO Jakarta, 13 April 1969 IPB, Bogor 1993 Jl. H. Sapri Rt.002/09 No.105 Pd. Aren Tangerang 08159913695 Tetap BIOLOGI

16 DYAH RATNAWIATI,S.Pd. Bandung, 5 Nopember 1970 S1.Bahasa & Sastra Indonesia. IKIP Jakarta

1996

Jl. Kalimantan No.139 Depok Utara 16421 021.7778024/ 08128284717/

[email protected]

Tetap BAHASA

INDONESIA

17 SOVIA ANDRIANI, SE. Jakarta, 5 Desember 1970 S1.Akuntansi.Univ. 17 Agustus. Sby 1993 Jl. Pertamina Raya No. 69 Blok M/14 Pondok Ranji

Ciputat

021.7408956/ 08318915040/

[email protected]

Tetap EKONOMI/

PLKJ

18 SRI SUBEKTI, S.Pd. Kulon Progo, 20 Juli 1972 S1.Kimia. IKIP Negeri Yogyakarta, 1998 Jl. Saenan Rt.04/09 Bedahan Sawangan Depok 08128287609/

[email protected]

Tetap KIMIA

19 PRAYOGO, S.Pd. Ngawi, 19 Mei 1974 S1.Pend. Elektronika UNJ Jakarta 2000 Jl. Jaya Wijaya Raya Rt.01/07 Sektor Gardenia Grand

Depok City

021.77840851/ 08174815498/

[email protected]

Tetap ELEKTRONIK

A/

KOMPUTER

20 NOVITRI RIYANI, S.Pd. Jakarta, 26 Oktober 1974 S1,Bhs.Indonesia.IKIP Negeri Malang, 1998 Jl. Kuningan No.29 Rt.03/01 Kuningan Gintung Ciputat 021.7433722/ 08159467694/

[email protected]

Tetap BAHASA

INDONESIA

21 EPIH SARIPAH, S.Pd. Garut, 25 Februari 1975 S.1.FPBS Inggris.IKIP Muhamadiyah, 1997 Jl. Raya Parung Ps.Rebo 01 Rt.002/01 Sawangan Depok 081310946741/

[email protected]

Tetap BAHASA

INGGRIS

22 USMAN JAMHURI, S.Ag. Jakarta, 2 Maret 1975 S1 Tarbiah IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta Jl H Saikin RT 11 RW 08 No 36 Pondok Pinang

Kebayoran Lama Jaksel

081310537295/ 93047375/

[email protected]

Tetap PEND.

AGAMA

ISLAM

23 YENIS HERDIANI, S.Si. Tulungagung, 14 Juli 1977 S1. Fisika Institut 10 Nop. Sby 2001 Jl Talas 3 Gg Labu 1 No 102 Pondok Cabe Ilir

Tangerang Selatan

081318080088/

[email protected]

Tetap FISIKA

24 ASIH BUDIANTI, S.Pd. Lampung, 22 Desember 1977 S1 Geografi Universitas Negeri Jakarta Jl Pintu Air 3 RT 28 RW 08 No 22 R Gandul Depok 08129539536/

[email protected]

Tetap GEOGRAFI

25 NOVINI NILAKUSUMAH,SS. Jakarta, 24 Februari 1977 S1.Sastra Cina.Univ. Indonesia 2001 Griya Rajawali Sawah Baru Blok B2/7 Ciputat 021.74636026/ 081315066023/

[email protected]

Tetap BAHASA

MANDARIN

26 LELI SUGIARTI, S.Pd. Kuningan, 2 Desember 1978 S1. Matematika UIN Jakarta, 2002 Vila Inti Persada Blok B No 11 Pamulang Timur

Tangerang

021.32280701/ 08179810942/

[email protected]

Tetap MATEMATIK

A

27 DEWI WULANSARI, S.Pd. Jakarta, 6 Oktober 1980 S1 Bahasa Inggris UHAMKA Jakarta 2003 Jl Bintaro Permai III No 27 RT 04/ 09 Bintaro

Pesanggrahan Jakarta

0817879608/ 02190508879/

[email protected]

Tetap BAHASA

INGGRIS

28 DRA.MUMUN MAEMUNAH Bogor, 06 Mei 1968 S1 IAIN 1993 Jl Wahab Telaga Jambu 12 A Sawangan Depok 085880208543 Tidak

Tetap

AGAMA

ISLAM

Page 128: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

NO NAMA LENGKAP TEMPAT/ TANGGAL LAHIR PENDIDIKAN ALAMAT NO TELP/ HP/ EMAIL STATUS

PEGAWAI MENGAJAR

29 RACHFI YULIARTI Jakarta, 15 Juli 1983 D3 Manajemen Informatika AMIK BSI

Jakarta

Jl. Almubarok I No 70 RT 10/ RW 06 Cipulir Kebayoran

Lama Jaksel

02172791471/ 081510126160/

[email protected]

Tidak

Tetap

KOMPUTER

30 SUNTORO, SE Jakarta, 22 Mei 1979 S1 Ekonomi Manajemen Universitas

Borobudur Jakarta 2002

Jl Waracas I No. 53 Rt 9/1 Tanjung Priuk Jakarta Utara

14340

021 4372565/ '081219768184/

[email protected]

Tidak

Tetap

KOMPUTER

31 SANTI WIDIASTUTI, S.Pd. Jakarta, 1 April 1972 Seni Musik dan Tari FPBS IKIP Jakarta Perumahan Al Falaah III Blok L/15 Pamulang 082111556429

[email protected]

Tetap Seni Rupa

32 EDY HERMAWAN, M.Sc. Surabaya,

19 Juni 1976

S1 Metalurgi FMIPA UI 2002 S2 Sain &

Teknologi Tampere University Technology

Findland 2008

Komplek Timah Blok BB No. 35 Cimanggis Depok 087884328344/

[email protected]

Tidak

Tetap

IPA

33 DEWI YANTI, S.Pd. Manado, 26 Desember 1986 Jur Bhs Indonesia FTK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta 2010

Jl. Suka Karya RT 07/02 No. 8 Buaran Sarua Ciputat

Tangsel 15412

021 94944476/ '085283839233/

[email protected]

Tidak

Tetap

BAHASA

INDONESIA

34 DOBY PUTRA

PARLINDUNGAN, S.Pd.

Purwodadi-Grobogan, 15

November 1988

Pend Pelatihan FPOK UNES Semarang

2012

Cluster Puri Permata I BD 09"6" No 22 Kel Larangan

Selatan Kec Larangan TangSel

085865163217/

[email protected]

Tidak

Tetap

OLAHRAGA

35 EKO JULIANTO, S.Pd. Karanganyar, 15 Juli 1989 Pend Pelatihan Olahraga dan Kesehatan

Universitas Sebelas Maret Surakarta 2012

Jl Lembur Kampung Makasar RT 16/06 No. 68

Kelurahan Makasar Kecamatan Makasar Jakarta Timur

085325647086/083866089152

[email protected]/eko_pe

[email protected]

Tidak

Tetap

OLAHRAGA

36 KHOIRUDIN, S.Sos.I Bekasi, 10 Mei 1981 S1 Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam

UIN Syarif Hidayatullah 2005

Jl Warung Bensin RT 12 RW 5 Ulujami Pesanggrahan

Jakarta Selatan

081212741181/02194359020/

[email protected]

Tidak

Tetap

Pkn

37 CISILIA DEWI PANGALILA,

SH.

Jakarta, 21 September 1971 S1 Hukum Perdata Universitas Indonesia

1996

Jl Adyaksa Raya No 4 Jakarta Selatan 081381045991/

[email protected]

Tidak

Tetap

Pkn

38 GALIH PRATAMA

SUKMAWARDANA

Jakarta, 25 Mei 1987 S1 Pend Seni Drama, Tari, Musik UNES

2010

Jl Meranti B7/3 Komp Graha Permai Ciputat 081290289162 Tidak

Tetap

Seni Musik

39 ROBERT JOHN ROWSE Redruth UK, 28 September

1961

S-2 John Mores Engineering 1992 Jl. Haji Jian No 47 RT 12 Rw 03 Cipete Utara Kebayoran

Baru Jakarta Selatan

081317362613/

[email protected]

Tidak

Tetap

Bahasa

Inggris/TIK

Page 129: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

Nama-nama siswa/I Kelas 7

Wali Kelas : NOVITRI RIYANI, S.PD

NO NIS NISN NAMA L/P KETERANGAN

1 3378 0022791512 AHMAD RAAFI L

2 3379 0012041790 ALFREDO TEJA L

3 3380 0022578011 ANDJANI MOERTIJANTO PUTRI P

4 3381 0028511902 DIDA AYALA MUSHONNIF L

5 3382 0020557436 ELZI SIRKAN MUHAMMAD L

6 3383 0025953043 FAISYA ARGANITA PUTRI P

7 3360 0025958213 FAIZ RIZAFADLY HANDOYO L

8 3384 0020655011 FAZA QINTHARA WIRONEGORO L

9 3386 0011563609 JANET ZAVANNYA PATTY P

10 3387 0015156147 LAILA MARWAH BAGADER

P

11 3388 0030237571 REYVIDO YOGA DWIMARSHA L

12 3389 0020791623 RYAN HERNAWAN SETIOMULYO L

13 3330 0022578030 SHABRINA ANNISA WAHDAH P

14 3390 0023018493 TAKYA AMABEL MUSA P

15 3391 0027254716 ZAYD QALBI MULIANA L

Page 130: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

Nama-nama siswa/I Kelas 9

Wali Kelas : PRAYOGO, S.PD

NO NIS NISN NAMA L/P KETERANGAN

1 3202 0016517576 AHMAD FAUZAN L

1

2 3264 0012758321 AISYAH AULIA ZAHRADINI P 1

3 3241 0016336623 ALIEF PUTRA PRATAMA L 1

4 3289 0011580534 AVIV YUSUF SURATINOYO L 1

5 3290 0016336621 DERRELL RIZQULLAH HASAN L 1

6 3272 0015212850 GERDA YARDAN TIANDRA L 2

7 3295 0010476047 JOEKLY WAHIDAN MUHARRAM L

8 3296 0016336654 KHADEJA NAILA ANABEL AKHMAD P

1

9 3298 0001762938 MIRZA MANGGALA PUTRA ALDAFI L 1

10 3299 0016336682 MUHAMMAD ARKHA SENNA

WINATA L

2

11 3300 0016096355 MUHAMMAD RIZKY NOVAL

PRABOWO L

3

12 3303 0013713360 RAIDHAN RYANTAMA ILYAS L 1

13 3305 0016336684 SENO MUHAMMAD GUDIARTO L 1

14 3307 0016336679 UTARI NUR FATIMAH P 1

Page 131: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

Nilai -nilai r Product Moment

N Taraf Signifikan

N Taraf Signifikan

5% 1% 5% 1%

1 0,997 0,999 25 0,381 0,487

2 0,950 0,990 26 0,374 0,478

3 0,878 0,959 27 0,367 0,470

4 0,811 0,917 28 0,361 0,463

5 0,754 0,874 29 0,355 0,456

6 0,707 0,834 30 0,349 0,449

7 0,666 0,789 31 0,355 0,456

8 0,632 0,765 32 0,349 0,449

9 0,602 0,735 33 0,344 0,442

10 0,576 0,708 34 0,339 0,436

11 0,553 0,684 35 0,334 0,430

12 0,532 0,661 36 0,329 0,424

13 0,514 0,641 37 0,334 0,418

14 0,497 0,623 38 0,320 0,413

15 0,482 0,606 39 0,316 0,408

16 0,468 0,590 40 0,312 0,403

17 0,456 0,575 41 0,308 0,396

18 0,444 0,561 42 0,304 0,393

19 0,433 0,549 43 0,301 0,389

20 0,423 0,537 44 0,297 0,384

21 0,413 0,526 45 0,294 0,380

22 0,404 0,515 46 0,291 0,276

23 0,396 0,505 47 0,288 0,372

24 0,388 0,496 48 0,284 0,368 Sumber: Prof. Dr. Suharsimi Arikunto. PROSUDER PENELITIAN Suatu Pendekatan

Praktik, Jakarta: Rineka Cipta

Page 132: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29085/1/NUNI... · Hub. ungan Pengembangan Diri Rutin . terhadap . al-Akhlâk al-Karîmah Siswa-siswi Program

BIODATA PENULIS

Nama Nuni Nur’aeni, NIM 1111011000065,

Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis lahir di Bogor, 11 September 1992.

Bertempat tinggal di Jalan raya kaften yusuf No

241/13 Rt01 Rw01 Ciapus-Bogor. Penulis

merupakan anak terakhir dari 7 bersaudara. Orang

tua Abdul Halim dan Siti Marfu’ah.

Riwayat pendidikan; SDN Sirnagali 02, MTs Pondok pesantren Darrul-Rahman

Jakarta, MA Pondok pesantren Darrul-Rahman Jakarta, Perguruan Tinggi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, Pengalaman Organisasai HMI (Himpunan Mahasiswa

Islam).

“Bismillahirrohmanirrohim, Skripsi ini aku persembahkan untuk kedua

orangtua tercinta beserta keluarga”