grahailmu.co.idgrahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-928-0-938.pdf · daftar isi kata pengantar v...
TRANSCRIPT
MENJADI PRIBADI RELIGIUS DAN HUMANIS
Penulis: G. Edwi Nugrohadi A. Suyono Adisetyanto Antonius Yuniarto H.A. Budi Harijono A. Untung Subagya A.W. Susmono
Edisi Kedua Cetakan Pertama, 2013
Hak Cipta 2013 pada penulis,Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi, merekam, atau dengan teknik perekaman lainnya, tanpa izin tertulis dari penerbit.
Ruko Jambusari No. 7AYogyakarta 55283Telp. : 0274-889836; 0274-889398Fax. : 0274-889057E-mail : [email protected]
Nugrohadi, G. Edwi; Adisetyanto, A. Suyono; Yuniarto, Antonius; Harijono, H.A. Budi; Subagya, A. Untung; A.W. Susmono
MENJADI PRIBADI RELIGIUS DAN HUMANIS/G. Edwi Nugrohadi; A. Suyono Adisetyanto; Antonius Yuniarto; H.A. Budi Harijono; A. Untung Subagya; A.W. Susmono
- Edisi Pertama – Yogyakarta; Graha Ilmu, 2013 viii + 94 hlm, 1 Jil.: 26 cm.
ISBN: 978-979-756-928-0
1. Agama Katholik I. Judul
KATA PENGANTAR
Menjadi pribadi yang religius dan sekaligus humanis bukanlah perkara yang mudah. Untuk mencapainya, seseorang harus mampu menyeimbangkan relasi vertikal dan horizontal yang dibangun dalam sepanjang sejarah hidupnya. Jangankan relasi vertikal, pengalaman
membuktikan bahwa untuk menjalin relasi yang horizontal saja sangat tidak mudah. Konflik hori-zontal yang selama ini dijumpai di negeri ini dan muncul berkembang di media memberikan bukti pembenarannya.
Di balik semua persoalan-persoalan tersebut, upaya-upaya solutif selalu diupayakan, bahkan upaya solutif yang alternatif. Termasuk dalam upaya tersebut adalah kehadiran buku ini. Melalui buku ini para penulis mencoba untuk mengangkat gagasan religiusitas yang humanis dalam konteks pembelajaran, utamanya adalah pembelajaran dalam dunia pendidikan tinggi. Melalui buku ini, penulis berharap agar upaya solutif yang termuat dalam buku ini bisa semakin tumbuh subur dan berkembang.
Dengan selesainya buku ini, kami menghaturkan puji dan syukur kepada Tuhan, karena semuanya ini terjadi berkat kelimpahan rahmatNya. Kami menyadari bahwa buku ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, kami mengharapkan masukan agar di masa yang akan datang atau dalam penerbitan-penerbitan berikutnya, kami dapat menyajikan hal yang lebih baik daripada apa yang sudah dijalankan ini. Kritik, saran, dan masukkan dapat Anda kirimkan ke [email protected]. Dalam kesempatan ini, para penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kemunculan buku ini. Kami yakin bahwa sulit untuk menyebutkan peran masing-masing pihak tersebut satu per satu. Tuhan pasti membalas segala kebaikan Anda semua sesuai de-ngan kemurahanNya.
vi Menjadi Pribadi Religius dan Humanis
Akhir kata, kami mengucapkan selamat menikmati buku ini. Semoga dengan membaca buku ini, gagasan mennjadi pribadi religious yang humanis singgah dalam kesadaran Anda, dengan hara-pan bahwa gagasan tersebut akan ditransformasikan dalam sikap dan perilaku sehari-hari. Melalui hal itulah, salah satunya, kehidupan yang lebih harmonis akan berkembang.
Salam Hormat,
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR v
DAFTAR ISI vii
PROLOG: TAAT PADA ALLAH DAN HORMAT PADA SESAMA 1
BAGIAN PERTAMA: PANGKAL HIDUP BERAGAMA 3
BAB I HAKEKAT DAN DIMENSI MANUSIA SEBAGAI PANGKAL HIDUP BERAGAMA 5
A. Hakekat Manusia 5 B. Dimensi Manusia 7 C. Hakekat dan Dimensi Manusia sebagai Pangkal Hidup Beragama 15 D. Kesimpulan 15
BAGIAN KEDUA: PEMAHAMAN HIDUP BERAGAMA 19
BAB II AGAMA SARANA MENGENAL TUHAN 21
A. Pengertian Beriman dan Beragama 21 B. Inti Agama: Iman-Wahyu 22 C. Unsur-unsur Agama 22 D. Fungsi Agama 23 E. Motivasi Hidup Beragama 24 F. Kesimpulan 25
BAGIAN KETIGA: PEMAHAMAN HIDUP BERAGAMA 27
BAB III TANTANGAN HIDUP BERAGAMA 29
A. Kebebasan Hidup Beragama 30 B. Isme-isme Pengikis Iman 34
viii Menjadi Pribadi Religius dan Humanis
C. Agama dan Kekerasan 42 D. Agama dan Korupsi 43 E. Iman dan Akal Budi 45 F. Kesimpulan 53
BAB IV PERWUJUDAN HIDUP BERAGAMA 57
A. Dialog Antar Umat Beragama 57 B. Kerukunan dan Toleransi Umat Beragama 60 C. Kesimpulan 71
BAB V REFLEKSI PERWUJUDAN IMAN DALAM BIDANG SOSIAL POLITIK 73
BAB VI REFLEKSI PERWUJUDAN IMAN DALAM BIDANG KEBUDAYAAN 79
BAB VII REFLEKSI PERWUJUDAN IMAN DALAM BIDANG SOSIAL EKONOMI 83
EPILOG: MENJADI PRIBADI RELIGIUS DAN HUMANIS 87
DAFTAR PUSTAKA 89
TENTANG PENULIS 93
-oo0oo-
PROLOG
TAAT PADA ALLAH DAN HORMAT PADA SESAMA
Dalam rentang sejarahnya, kehidupan umat beragama di Indonesia, utamanya antar umat beragama, tidak pernah sepi dari masalah. Kasus Cikeusik (Pandeglang), Temanggung dan Pasuruan yang menghiasi beberapa media dapat menjadi contoh konkrit betapa relasi an-
tar umat beragama di negeri ini tidak pernah sepi dari masalah. Belum lama pula, di awal tahun 2012 ini, kekerasan atas nama agama mengguncang komunitas Syi’ah di Sampang, Madura. Sejarah men-gajarkan bahwa ketika dialog, toleransi, dan kerukunan menipis, kekerasan antar umat beragama yang dipicu oleh berbagai sebab dapat dengan sangat mudah terjadi. Pertanyaannya kemudian: “Bagaimana hal tersebut dapat diatasi atau diminimalisir?”
Menurut penulis, buku ini adalah jawabannya. Sebagai bagian dari komunitas ilmiah yang tinggal di Indonesia, penulis yang adalah staf akademik pada lembaga pendidikan tinggi, berupaya untuk menyumbangkan gagasan (melalui buku ini) demi terwujudnya kehidupan antar umat be-ragama yang lebih harmonis. Gagasan pokok yang diusung adalah menjadi pribadi religius dan hu-manis. Dalam pemahaman penulis, gagasan menjadi religius dan humanis dapat tercapai manakala seseorang taat pada Allah dan cinta pada sesama. Kedua hal tersebut saling berhubungan. Memang bukan sesuatu yang mudah.
Mengingat penulis adalah staf akademik pada lembaga pendidikan tinggi, upaya penulisan buku ajar inipun tidak melepaskan diri dari rambu-rambu yang sudah ditetapkan oleh Dikti. Menga-cu pada aturan dari Dikti, mata kuliah Pendidikan Agama merupakan salah satu mata kuliah pengem-bangan kepribadian yang wajib didiselenggarakan pada tingkat Pendidikan Tinggi. Selaras dengan keputusan Dikti tersebut, Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia merumuskan bahwa mata kuliah ini bertujuan untuk mengajak peserta didik semakin menghayati nilai-nilai agama, mo-ral, dan etika. Peserta didik semakin terbantu untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia berwawasan kritis dan luas, berketahanan mental yang kuat, bersikap rasional serta menjunjung nilai kemanusiaan dan kehidupan.