balittas.litbang.pertanian.go.idbalittas.litbang.pertanian.go.id/images/...morfologi-tembakau-madura.pdf ·...

6
BIOLOGI DAN MORFOLOGI TEMBAKAU MADURA Sesanti Basuki*), Suroarso**)'Anik Herwati*), dan Sri yulaikah*) PENDAIIULUAN Tembakau madura merupakan salah satu tembakau lokal aromatis yang dikembangkan di Pu- lau Madura. Berdasarkan kegurnannya, tembakau madura dirajang untuk bahanbaku rokok dan se- bagian kecil untuk susur. Ciri utama tembakau rajangan untuk rokok, pangkal daunnya duduk dan lembaran daun lebih tipis dari tembakau unnrk susur. Areal pengembanganrrya berpusat di dua kabupaterL yaitu Pamekasan dan Sumenep(Anonirq 1989a).Pada saat ini tembakau madura yang berkembang sebagai bahan baku rokok adalah varietas-varietas yang telah dilepas oleh Balittas yaitu Prancak95 dan Cangkring 95. Tembakau susur daerah perunamannya di Pulau Madura bagian utara, terutana di Kabupaten Sumenep,tetapi areal tembakau ini tidak berkembang. Galur-galur yang digunakan sebagai bahan baku susur adalah galur Dhanangaq dengan ciri utama daunnya bertangkai dan lembaran daun te- bal. Tembakau madura dapat ditanam pada beberapatipe tarn\ tetapi mutu yang baik diperoleh pada tanah-taruh grumusol dan regosol denganpH 6-6,5; pada ketinggian 50-250 m dpl. Tembakau madura sesuai untuk dataran rendahberiklim kering, dengan curah hujar rata-rata 1.200-1.800 mm/ttUdan menghendaki bulan kering yang tegasselama 44 bulan (Anonirq 1989b). Menurut Su- wano ( 199l) tembakau madura lebih sesuaiditaram di tanah tegal daripada di tanah sarvah karena di taruh tegal dihasilkan tembakauyang lebih aromatis. Tembakau madura ditanam pada akhrr mu- sim hujan, sehingga pada saatpanen tidak terkena hujan. TAKSONOMI DAN KLASIFIKASI TEMBAKAU Sistematika Tembakau termasukkelompok tumbuhanberacun. masuk famili Solanaceae dan genus ,ly'rcoliana(Ochse (Snuth,1979), genus ini mempunyai 3 subgenus, yartu. l. Rusticamempun-vai 3 seksidengar 9 spesies 2. Tabacum mempunyai 2 seksidengan 6 spesies 3. Petrurioides mempunyai 9 seksidengar 45 spesies. Karena terjad.i gradasi pada spesies tertentu, Wells (1960) mengusulkan revisi jumlah spesies da-ri 60 menjadi64. Secara alami spesies-spesies tersebut dijurnpai tumbuh liar di Amerika, Australia,dan Pasifik Selaun. Beberapa spesies liar tenebut mempunyaiarti penting dalam pemuliaan tanaman N. gluti' *) Masing-masing Peneliti dan '*) Kepala Balai pada Balai Penelitian Tembakau dan Tananan Serat. Malang Dalam susurun taksonomi tembakau ter- et al., 196l). Menurut Goodpeed dalanr

Upload: vucong

Post on 19-Aug-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BIOLOGI DAN MORFOLOGI TEMBAKAU MADURA

Sesanti Basuki*), Suroarso**)'Anik Herwati*), dan Sri yulaikah*)

PENDAIIULUAN

Tembakau madura merupakan salah satu tembakau lokal aromatis yang dikembangkan di Pu-lau Madura. Berdasarkan kegurnannya, tembakau madura dirajang untuk bahanbaku rokok dan se-bagian kecil untuk susur. Ciri utama tembakau rajangan untuk rokok, pangkal daunnya duduk danlembaran daun lebih tipis dari tembakau unnrk susur. Areal pengembanganrrya berpusat di duakabupaterL yaitu Pamekasan dan Sumenep (Anonirq 1989a). Pada saat ini tembakau madura yang

berkembang sebagai bahan baku rokok adalah varietas-varietas yang telah dilepas oleh Balittasyaitu Prancak 95 dan Cangkring 95.

Tembakau susur daerah perunamannya di Pulau Madura bagian utara, terutana di Kabupaten

Sumenep, tetapi areal tembakau ini tidak berkembang. Galur-galur yang digunakan sebagai bahan

baku susur adalah galur Dhanangaq dengan ciri utama daunnya bertangkai dan lembaran daun te-

bal.

Tembakau madura dapat ditanam pada beberapa tipe tarn\ tetapi mutu yang baik diperoleh

pada tanah-taruh grumusol dan regosol dengan pH 6-6,5; pada ketinggian 50-250 m dpl. Tembakau

madura sesuai untuk dataran rendah beriklim kering, dengan curah hujar rata-rata 1.200-1.800

mm/ttU dan menghendaki bulan kering yang tegas selama 44 bulan (Anonirq 1989b). Menurut Su-

wano ( 199 l) tembakau madura lebih sesuai ditaram di tanah tegal daripada di tanah sarvah karena

di taruh tegal dihasilkan tembakau yang lebih aromatis. Tembakau madura ditanam pada akhrr mu-

sim hujan, sehingga pada saat panen tidak terkena hujan.

TAKSONOMI DAN KLASIFIKASI TEMBAKAU

Sistematika

Tembakau termasuk kelompok tumbuhan beracun.

masuk famili Solanaceae dan genus ,ly'rcoliana (Ochse

(Snuth, 1979), genus ini mempunyai 3 subgenus, yartu.

l. Rustica mempun-vai 3 seksi dengar 9 spesies

2. Tabacum mempunyai 2 seksi dengan 6 spesies

3. Petrurioides mempunyai 9 seksi dengar 45 spesies.

Karena terjad.i gradasi pada spesies tertentu, Wells (1960) mengusulkan revisi jumlah spesies

da-ri 60 menjadi64.

Secara alami spesies-spesies tersebut dijurnpai tumbuh liar di Amerika, Australia, dan Pasifik

Selaun. Beberapa spesies liar tenebut mempunyai arti penting dalam pemuliaan tanaman N. gluti'

*) Masing-masing Peneliti dan '*) Kepala Balai pada Balai Penelitian Tembakau dan

Tananan Serat. Malang

Dalam susurun taksonomi tembakau ter-et al., 196l). Menurut Goodpeed dalanr

nosa digurakan untuk sumber ketahamn terhadap pen)'akit mosaih sedangkan N. tongiflora Cav.dan N. plumbaginiftlia Yw. digunakan untuk sumber ketalqnan terhadap phytophthori niconanae(Wernsman dal Matzinger, 1980). Spesies liar lainnya adalah N. debneyi Dom., yang merupakansumber ketahanan terhadap Peronospora tabacina (ClaytorL 1968). N. sanderae dimasukkan dalamkelompok tanaman hortikulnrra karena mempunyai nilai omamental.

Dua spesies yang mempurryai afii ekornmi adaiah N. tabacum (n = 2a) dan ,V. rustica 1n =24). Menurut Purseglove (1968), N. rustica banl'ak diusahakan di Rusia dengan nama Mahorka se-bagai penghasil nikotin untuk bahan baku obat dan irsektisida. Spesies ini juga bany'ak ditanam diIndia Utara. Susurnn taksonomi N. tabacum L. sebaeai berikut:

Famili : Solanaceae

Subfamili : Nicotiarne

Genus '. Nicotiana

Subgemrs :TabacumSeksi : GenuirueSpesies : tabacam

Klasifikasi spesies N. tabacumL.

Tembakau (N. tabacum L.) berkembang luas di bertagai bagian dunia. Jumlah varietas yangada sangat banyak, setiap negar4 bahkan setiap wilayah memfunyai varietas tertentu. psareva(1966) pernah mengusulkan pembagian il tabacam menjadi 5 subspesies sebagai berikut:l. subspesies orientalis: a) var. macedoni4 b) var. turcica.2. subspesies americana: a) var- virginic4 b) var. marylandica3. subspesies australis: a) var. brasiliensis, b) var. argentinica4. subspesies asiatica: a) var. indic4 b) var. japonica5. subspesies insularis: a) var. havarensia, b) r,ar. sumatrensis

Menurut Oclse e/ al. (1961), kareru junrlah varietas tembakau sangat banyak maka perludikelompokkan- Kriteria pengelompokan misalnla berdasarkan p€nggunaar\ cara pengolahan, budidaya- dan lain-lain. Kelompok ini disebut tipe. Ochse et al. (1961) nremberikan.ontJf, pembagiantipe menjadi virgini4 burlel', brighr" turki, surnatr4 havan4 maryland, dan lain-lain. Istilah tipe un-tuk pengelompokan yang diusuikan oleh Ociue et al. (1961) *ungut relevar dan dapat diaplikasikandengan mudah

MORF'OLOGI TEMBAKAU MADURA

Habitus

Waktu terbaik untuk Inelakukan identifikasi dan peryandraan tananan adalah pada fase au,alpembungaan. Pada saat tenebut perrumbuhan vegetatif mencapai optimal. pada fase iwal berbungahabitus tembakau madura berbentuk kerucu! sedang pada fase generatif berubah ke arah silirdris.

Akar

Tarnman tembakau mempunyai akar tunggang dengan panjang antaxa 50-70 crn Akar serabutakan tumbuh setelah dipindah tanan\ yang berkembang di sekitar leher akar (Soedarmanto dan Ab-dulla\ 1970). Bila kondisi tanah memungkinkaa sistem akar serabut ini dapat tumbuh sampaikedalaman kira-kira 40 cm dalam 5 minggu pertanra setelah pindah tanam dan sampai 90 cm padaakhir pengembangan @apenfirs dan Qui& dalamTohai,1992).

Pada tanaman tembakau akar merupakan tempat sinlesis nikotin sebelum diangkut melaluipembuluh kayu ke daun Oleh karena itu faktor-faktor yang mendorong pertumbuhan akar, sepertikekeringan dan pemangkasan pucuk dapat mengakibatkan meningka$rya kadar nikotin (Hafian41978; Papenfus dan Quiq dalam Tohai 1992). Tanaman tembakau dapat mersintesis nikotin darinitrogen yang diserap sebelum nnupun setelah dipangkas. Akan tetapi nitrogen yang diserapsetelah pemangkasan lebih efektif diubah menjadi nikotin (tso, 1972). Di samping iu pada kordisikering akan rnerdorong akar untuk berkembang lebih bailq sehingga meningkatkan penyerapan ni-trogen melalui aktivitas akar yang lebih besar, yang mengakibatkan kandungan nikotin tanananmeningkat (Wolf dan Bates, dalan Tso, 1972). Kandungan nikotin tembakau madura berkisar 0,5-3,57o (Suwarso, 1991; Suwarso et a1.,1996).

Batang

Batang berdiri tegak, berwarna hijau mud4 dan beftulu. Tinggi tanarnan anura 58-101 cnqinternodia rapat (Suwano, 1991).

Pada batang tembakau, di setiap ketiak daun terdapat titik-titik tumbuh cabang dalam keadaandorman. Bila batang dipangkas (topping), maka titik tumbuh tersebut akan bertunas sebagai sirung.Apabila kondisi lingkungan menguntungkarq sirung akan menjadi cabang danberkembang menjadicabang bam yang akan menghambat pertumbuhan taruman (Akehun! l98l). Oleh karena ihr unhrkproduksi komersial, p€rtumbuhan sirung tidak dikelrcrdaki, karena berpengaruh terhadap produksi.Pada Gmbakau madura panjang sirung antara 0-4 crq atau termasuk dalam kdteria sedang.

Daun

Daun benifat tunggal, bertangkai atau duduk di batang, dengan sudut daun berkisar 4lo40o,dan tersusun secara spiral. Karakter yang menunjukkan posisi susunan daun di batang dinyatakandengan filotaksi. Pada tembakau madura filotaksi bervariasi antan 2/5-3/8, bentuk daun oval sam-pai bulat telur (Suwarso, l99l).

.iTembakau mdura pada umumnya diproses menjadi tembakau rajangan. Kdteria seleksi

umumnya diaralrkan pada produksi dan mutu tinggr. Karallter-karakter yang mengarzh pada pe-ningkatan produksi adalah jumlah dan ukuran daun. Jumlah daun tembakau madura berkisar 18-25lembar, panjang daun bervariasi, antara 30-43 cm dan lebar daun 16-27 cm.

Selain karalrer kuantitatif, karakter kualitatif diperlukan sebagai penciri utarna suatu spesies/varietas. Hal ini disebabkan karakter kualitatif sedikit sekali dipengaruhi oleh lingkungan danmudah diwariskan pada keturunarurya (Allard, 1960). Karakter krnlitatif daun yang dapat digu-nakan sebagai pembeda adalah permrftaag bentuk, tepi, dan ujung daun. Pada tembakau madurayang dirajang untuk susur mempunyai permukaan daun be6endol tepi daun lici4 dan ujung daurnya runcing. Sedangkan tembakau madura yang dirajang untuk rokolq permukaan daun bervariasiantara berbendol - berploi, ujung daun memrrcing, dan tepi daun bervariasi antara licin - berombak.

Bentuk daun bervariasi terganhrng varietasnya- Daun ternbakau s$agai bah'an baku srsur ber-

bentuk jantung. Bentuk daun tembakau sebagai bahan baku rokok terbagi menjadi dua yainr bulat

O"o ou.t; misitnya varietas Prancak 95 memiliki bentuk daunbulat' sedangkan varietas Canglring

95 berberruk oval. Daun tembakau madura umumrrya berwama hijau kekuningan-

Bunga

Bunga benifat majemuk belb€rtuk malai dengan karangan bunga berbentr-rk piramidal' terle-

tak di ujung tanaman Berdasalkan cara penyerbukarurya tennasuk tanaman yang menyerbuk serr

dni (self pollination), tetapi sekitar 4-IO% menyerbuk silang (cross pollination) (Poetrlman dan

Borthakur, 1977).

Tembakau madura mulai berbunga pada umur 5?62 hari. Berdasarkan laiteria deslaiptor list

Balittas, tarnman tembakau yang mu-lai'bertunga kurang darr'75 hari dikelomPokkan ke dalam

kelompok tembakau berumur genjalt salah satu ciri dari tembakau madura adalah umur berbu-

nganya pendek (Anonirq 1988).

Bunga berbentuk tercmp€t (Gambar 3.), terdiri atas : (l) kelopak (callyx) yang benrarna hijau

danberlelnrk; (2) mahkota bwga(corolla), berbenbk teromp€t, berlelruk lim4 danbenvarna merah

muda; (3) benang sari (sramenj b€rtangkai panjang dengan kepala sa;i Qtistillum) berwama krem;

(4) putik (str'grnal Uertangkai panjang dengan kepala puttk (anther) berwarna hijau (Ochse er a/',

r96l)

Periode pembungaan tidak serempak. Antesis tedadi sebelum bunga mekar' Kepala putik te-

lah reseptif se-hari sebelum antesis dan bertahan dua hari s€telah bunga mekar. Kepala sari akan pe-

cah seluruhnya jam l0 pada hari bunga mekar (Bhandari, 1974). Putik yang reseptif ditandai de-

ngan adanya tenairyuoi*ngat lengkei, berfungsi untuk menangkap tepung sari' Pengamatan di Ia-

pang menuniukkan baiwa seuagian kepala sari pecah arfiara pukul 09.00-10'00 pada hari yang

sama sebelum mekar.

Buah (kapsul) dan Biji

Bentuk buah seperti telul ayam dengan panjang antara 1,5-2 cm. Saat masih muda, buah ber-

wanr;a hijaq dan saat masak berubah cokelar(Gambar 4XOchse et al', l96L)' Tingkat kemasakan

buah per individu tanaman tidak serempak. Panen buah unruk benih dilalarkan secara serempak

setelah 75%buah masak.

Bakal buah terletak di atas dasar bunga dan mempunyai dua ruang yang membesar, setiap

buah (kapsul) terbenhrk 2.000-3.000 biji. Biji benrama cokelat tua. Berat 1.000 biji antam 0'05-

0,09 gram. Pada umumnya setiap tanaman menghasilkanbenih 6-7 gnm'

Gambar 1. Bentuk Morfolosi Tembakau Madura Gambar 2. Variasi bentuk daun tembakau Madura

Gambar 3. Karangan bunga dan kapsultembakau Madura

Gambar4. Bagian bunga, kapsul muda,dan kapsul masak

DAFTAR PUSTAKA

Allard. 1960. Principles of plant breeding. John Wiley & Sons, Inc. New York - London - Sydney

Anonim. 1988. Laporan Tahunan Balittas 1988/1989. Balittas. Malang

1989a survei keragaan tembakau di Jawa dan Madura. Laporan Kerja sama penelitian BalittasMalang - FI HM Sampoema.

o'.ff'b' Pertembakauan di Madura. Laporan Ke{a sama Disbrur Dati I Jatim - Balittas - pT. Gudang

Akehurst, B.C. 1981. Tobacco 2nd ed. Longman. London.Bhandari' M'M' 1974. Practical in plant breeding. Amanualcum practical record. oxford & IBH publshrngCo. NewDelhi.Clayton, E.E. 1968. Breeding progress 195.7-1967. Tob. Sci. l2:ll2_114.Flartana, I' 1978' Budi daya tembakau cerutu I. Balai Penelitian Perkebruran Bogor. Subbalai penelitian Jem-ber

ochse, J'J', M'J' soule, Jr., M.J. Dijkman, and c. weh-lburg. 1961. Tropical and subtropical agricultlre vol. II.The lrdacMillan. New york.

Poehlrnan' J.M. and D. Borthakur. 1977. Breeding Asian fields crops. oxford & IBH publishing co. NewDelhi.

Psareva, E'N' 1966. New principles of Nicotiana tabacttm L. classification (as applied to original matenal).koc. of the 4s tntrnt. toU.-Sci. Congr. Athenes. p.639_643.Purseglove, J.w. 1968. Tropical crops. Dicotiledone 2. Longmans, London and Harlow. p.53g-555.Smith, H.H. 1979. Nicotiana. procedures for experimental use. uSDA. Tech. Bull. no.75g6.Soe<larmanto dan A. AMullah. 1970. Tembakau. pr soeroengan. Jakarta.suwarso' 1991' Pemuliaan.tanaman tembakau virginia dan tembakau aslt dalam prosiding pemuliaan Tanam-an I. PPTI Komda Jatim. Malang.-------' A Rachman SK. dan Anik Herwati. 1996. Varietas-varietas baru tembakau madura. Makalah drsam-paikan pada sidang pelepasan varietas. Balittas. Malang.Tohari' 1992' Tembakau dalam fisiologi tanarnan bud.i daya tropik (Terjemahan). Gajah ldada universrtyhess. p.747-836.

Tso, TC 1972. Physiology and biochemislry of tobacco plants. Dowden, Hutchinson, and Ross. Inc.Stroudsburg, Pa.wells, P.v 1960. Variation in section tigonophyllae of Nicotiana. Madrono l5: l4g-151.wernsman' E A and D-F. Matzinger. 1980. Tobacco. }r Fehr, wR. and H.H. Hadley (ed.). Hybridization ofcrop plants American Society of Agronomi and Crop Science Society of America puutirt.r. Madrson,Wiconsin.