· created date: 10/19/2013 6:48:30 pm

10
JL.RNA L EKONOIII P ErlBAn'GLNAN. Desenrber 2A I l l''olume 9. No. 2 hal: 90 - 99 JT'RNAL EKONOMI PEMBANGUNAN Journal of Economb & Oeveloprnent HAt:90 - 99 TRANSFORMASI STRUKTUR KETENAGAI(ERJAAN DAII PERTUMBUHAN EKONOMI ST]MATERA SELATAN YUNISVITA F akult as Eko nom i U n iv er s i t as S r iw rj ry o, J al an P a I emb angJ n dr a I ay a, Kabupoten Ogon llir, Provinsi Sumatera Selotqn, Indonesia ABSTRACT The result of Assessment on "Changes of Economic and Employment Structure as well as Quality of Human Resource in South Sumatera" shov,ed that in 2005-2010 periods economic (GNP) strucrure in lndonesia has been changed from S-I-A (Sen,ices-lndustry- Agriculture) pattern to I-S-A pattern. Mearn+'hile, during the same period employment slructure was remain stable, nomely A-S-I pattern. The unbalancerl changes between ecctnomic ancl employment struclures were preclic'lecJ to be the fuctors cuusing labor protluctivity ond society v,elfcre in agricultural sector were declining. There was a quality* improvement in human resource. However, the problem is government capability to create emplol,ment was not sfficient to provide job opportunity .for improve d httman res ource. Keryords: Changes, Structure, Economic, Employment, and Human Resource. PENDAHULUAN Pada dasamya pembangunan ekonomi mempunyai empat dimensi pokok yaitu: (1) perfumbuhafi, (2) penanggulangan kemiskinan, (3) perubahan atau transformasi ekonomi, dan (4) keberlanjutan pembangunan dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industri. Transformasi struktural merupakan prasyarat dari peningkatan dan kesinambungan perhrmbuhan dan penanggulangan kemiskinan, sekaligus pendukung bagi keberlanjutan pembangunan itu sendiri. Salah satu keberhasilan pembangunan adalah telah berhasil memacu pertumbuhan ekonomi yang tinggi, diantaranya dengan terjadinya perubahan struktur perekonomian. Proses perubahan struktur perekonomian ditandai dengan: (l) merosotnya pangsa seklor primer (pertanian), (2) meningkatnya pangsa sektor sekunder (industri), dan (3) pangsa sektor tersier (asa) kurang lebih konstan, namun kontribusinya akan meningkat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi. Pada kenyataannya pertumbuhan ekonomi di lndonesia tidak disertai dengan perubahan struktur tenagakerja yang berimbang (Swasono dan Sulistyaningsih, 1993). Artinya laju pergeseran ekonomi sektoral relatif cepat dibandingkan dengan laju pergeseran tenagakerjq sehingga Manning (1995) mengatakzm bahwa titik balik untuk aktivitas ekonomi (economic turning-point) tercapw lebih dahulu dibanding dengan titik balik penggunden tenagakeqa (labor turning-polnr). Sehingga masalah yang sering diperdebatkan adalah: (1) apakah penumnan pangsa PDRB sebanding dengan 90

Upload: others

Post on 10-Oct-2019

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

JL.RNA L EKONOIII P ErlBAn'GLNAN. Desenrber 2A I l l''olume 9. No. 2 hal: 90 - 99

JT'RNALEKONOMI

PEMBANGUNANJournal of Economb & Oeveloprnent

HAt:90 - 99

TRANSFORMASI STRUKTUR KETENAGAI(ERJAANDAII PERTUMBUHAN EKONOMI ST]MATERA SELATAN

YUNISVITAF akult as Eko nom i U n iv er s i t as S r iw rj ry o, J al an P a I emb angJ n dr a I ay a,

Kabupoten Ogon llir, Provinsi Sumatera Selotqn, Indonesia

ABSTRACT

The result of Assessment on "Changes of Economic and Employment Structure as well as Quality ofHuman Resource in South Sumatera" shov,ed that in 2005-2010 periods economic (GNP) strucrure in lndonesiahas been changed from S-I-A (Sen,ices-lndustry- Agriculture) pattern to I-S-A pattern. Mearn+'hile, during thesame period employment slructure was remain stable, nomely A-S-I pattern. The unbalancerl changes betweenecctnomic ancl employment struclures were preclic'lecJ to be the fuctors cuusing labor protluctivity ond societyv,elfcre in agricultural sector were declining. There was a quality* improvement in human resource. However,the problem is government capability to create emplol,ment was not sfficient to provide job opportunity .forimprove d httman res ource.

Keryords: Changes, Structure, Economic, Employment, and Human Resource.

PENDAHULUAN

Pada dasamya pembangunan ekonomi mempunyai empat dimensi pokok yaitu: (1)perfumbuhafi, (2) penanggulangan kemiskinan, (3) perubahan atau transformasi ekonomi, dan(4) keberlanjutan pembangunan dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industri.Transformasi struktural merupakan prasyarat dari peningkatan dan kesinambunganperhrmbuhan dan penanggulangan kemiskinan, sekaligus pendukung bagi keberlanjutanpembangunan itu sendiri.

Salah satu keberhasilan pembangunan adalah telah berhasil memacu pertumbuhanekonomi yang tinggi, diantaranya dengan terjadinya perubahan struktur perekonomian. Prosesperubahan struktur perekonomian ditandai dengan: (l) merosotnya pangsa seklor primer(pertanian), (2) meningkatnya pangsa sektor sekunder (industri), dan (3) pangsa sektor tersier(asa) kurang lebih konstan, namun kontribusinya akan meningkat sejalan denganpertumbuhan ekonomi.

Pada kenyataannya pertumbuhan ekonomi di lndonesia tidak disertai denganperubahan struktur tenagakerja yang berimbang (Swasono dan Sulistyaningsih, 1993).Artinya laju pergeseran ekonomi sektoral relatif cepat dibandingkan dengan laju pergeserantenagakerjq sehingga Manning (1995) mengatakzm bahwa titik balik untuk aktivitas ekonomi(economic turning-point) tercapw lebih dahuludibanding dengan titik balik penggunden tenagakeqa (labor turning-polnr). Sehingga masalahyang sering diperdebatkan adalah: (1) apakah penumnan pangsa PDRB sebanding dengan

90

l' t j N I S L' I l'.1, Tr ansJbr mct s i,S r ru k! u r K e t e n ag a ke rj tt a n . f.i5t\ /s_?r--i8J3

pemrrunan pangsa penyerapan tenagakerja sektoral, dan (2) industri mana yang berkembanglebih cepat, agroindustri atau industri rnanukfaktur. Jika transformasi kurang seimbang makidikuatirkan akan terjadi proses pemiskinan dan eksploitasi sumberdaya manusia pada-sektorprimer.

Bertolak dari latar belakang dan permasalahan di atas, maka kajian ini berrujuan untukmelihat perubahan struktural yang terjadi dalam perekonomian Sumatera Selatan,

-kh,rrrroyu

dinamika perubahan struktur ekonomi (pangsa produksi terhadap PDRB) dan kesempatankerja baik antar sektor maupun menurut jenis dan status pekerjaan.

TINJAUAN PUSTAKA

Perubahan Struktur Sektor Pertanian

Dalam proses pertumbuhan ekonomi, pangsa sektor pertanian baik dalam pDRBmaupun dalam kesempatan kerja menurun sejalan dengan peningkatan pendapatan per kapita.Proses pertumbuhan PDRB juga disertai pertumbuhan sektoi pertanian yang meningtcatdengan cepat bersamaan dan bahkan mendahului pertumbuhan pDRB.

Sektor industri mempunyai ketergantungan yang erat dengan sektor pertanian.Perkembangan sektor industri akan disertai dengan penurunan kepntungan jika tidakdidukung oleh perkembangan sektor pertanian. Hal ini disebabkan oleh karena sector industritidak menghasilkan bahan makanan. Sektor induski tidak dapat berkembang tanpa didukungperkembangan sektor pertanian. Dari uraian tersebut mudah dimengerti mengapa revolusiindustri dan revolusi pertanian terjadi bersamaan dan mengapa Negara dimana sekitar sektorpertanian mengalami kemandegan, maka sektor industri pun tidak rnengalami perkembangan.

Adanya keserasian antara pertumbuhan sektor pertanian dengan perhmb;hanekonomi secara keseluruhan menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi pertumbuhansektor pertanian mempunyai keterkaitan dengan kebijakan ekonomi r".*ik"r.luruhan.

Mobilitas Tenagakerja PertanianPerbedaan antara keadaan negara-negara berkembang pada masa kini dengan keadaan

negara maju pada waktu mereka baru mulai mengalami pembangunan bersumber darimasalah penduduk yang dihadapi. Adanya sifat perkembangan penduduk dan masalahpengangguran di negara berkembang, mendorong ahli ekonomi untuk membuat teorimengenai corak pembangunan dan perubahan strukur ekonomi dalam suafu masyarakatdimana: (1) penduduknya sebagian besar masih menjalankan kegiatan di sektor pertanianyang tradisional, dan (2) sektor tersebut mempunyai kelebihan lumtatr tenagakerja sehinggamenghadapi masalah pengangguan terbuka dan tersembunyi yang serir:i. Analisa yiigdemikian dipelopori oleh Lewis dan kemudian diperdalam otel Ranis dan Fei (Jhingan]I 988).

Teori pertumbuhan Fei-Ranis (i964) merupakan konsep yang berkaitan dengantransfer tenagakerja dari sektor pertanian ke sektor industri. Mesklpu, ada beberlpaketerbatasan yang melekat padanya, ada baiknya model ini dikaji ulang. Dalam model Fei-Rarris, tahapan transfer tenagakerja dibagi menjadi tiga berdasarkari pada produk,fisikmarginal (MPP) dzur upah yang dianggap konstan dan ditetapkan secaffi eksogenus. padatahap pertama, karena tenagakerja melimpah maka MPP tenagakerja .*u d"ngan ataumendekati nol sehingga surplus tenagakerja yang ditransfer dari sektor pertanian ke sektorindustri mempunyai kurva penawaran yang elastis sempurna. Pada tuhup ini walaupun adatransfer tenagakerja. total produksi di seklor pertanian tidak *"no*n, produktivitas

-tenagakerja meningka] dan sektor industry dapat tumbuh karena didukung oleh adanya

tambahan tenagakerja !*q disediakan sektor pertanian. Dengan demlkian, ;;;i.; .

tenagakerja menguntungkan kedua sector ekonomi- Dalam Gambar 1, Mpp tenagakerja nol

9I

J t' l? \', 1 1, [. K O,\' O -\ I ] P E.\ I 8.1,\' G L' L4 l'. D e s e rn b e r 2 0 I I l'olttne 9. ,\'o. 2 hul.. 9fl - 99

digambarkan pada ruas OA, tingkat upah sepanjang garis W (Gambar 1.h), cian penau;arantenagakerja yang elastis sempuma sepaniang SoSr (Gambar 1.a).

Pada tahap kedua, pengurangan satu satuan tenagakerja di sektor pertanian akanrncnulaurkan produksi karena NIPP tenagalierja sudah positif (.ruas AB) namun besamy a |JPPmasih lebih kecil dari tingkat upah W. Transf'er tenagakerja dari pertanian ke industri padatahap ini mempunyai biaya imbangan yang positif. sehingga kun'a pena\.varan tenagakerja disektor industri mempunyai elastisitas positif sejak titik Sr.

f'ransfer akan tetap terjadi, produsen di sektor pertanian akan dengan senang hatirnelepaskan tenagakerjanya walaupun mengakibatkan produksi menurun karena penurunantersebut lebih rendah dari besarnya upah yang tidak jadi dibayarkan. Di pihak lain, karenasurplus produksi yang ditaw-arkan ke sektor industri menurun sementara permintaannl a

meningkat (karena tambahan tenagakerja masuk). harga relative komoditi perlanian akanmeningkat.

Produk marjinal

ivlarjinal

-l'enaga Kcrja

la. Sektor Industri

Produk Rata-rala

k Fisik Marjinal

Tenaga Ke{a

tb. Sektor Pertanian

Gambar l. Model Fei-Ranis tentang transfer tenagakerjadari sektor pertanian ke sektor industri

92

,l

[-]pah konstan

l'Li N I S t' IT A, Tr ans-fo r m a s i S t nt ktu r Ke t e n a gct k e 11 tt a n . ,/5S.\, / 829-58,1J

r;' ' Tahap ketiga adalah tahap komersialisasi di kedua seklor ekono'mi, dimana MPPtenagakerja sudah lebih tinggi dari tingkat upah. Produsen pertanian akan mempertahankantenagakerjanya sehingga masing-masing sektor berusaha efisien. Transfer masih akan terusterjadi jika inovasi teknologi di sektor pertanian dapat meningkatkan MPP tenagakerja.Sementara permintaan tenagakerja terus meningkat dari seklor industri dengan asumsikeuntungan di sektor ini diinvestasikan kembali untuk memperluas usaha. Mekanismenyadiringkas pada Gambar 1.

Dalam model FR ini kecepatan transfer tenagakerja dari sektor pertanian ke sektorindustri tergantung pada: (a) tingkat pertumbuhan penduduk, (b) perkembangan teknologi disektor pertanian dan (c) tingkat pertumbuhan stok modal di sektor industry dan surplus yangdicapai di sektor pertanian. Dengan demikian keseimbangan pertumbuhan di kedua sektortersebut menjadi prasyarat untuk menghindari stagnasi dalam perrumbuhan ekonomi nasional.Ini berarti kedua sektor tersebut harus tumbuh secara seimbang dan transfer serta penyerapantenagakerja di sektor industri harus lebih cepat dari perrumbuhan angkatan kerja.

Mobilitas tenagakerja di Sumatera Selatan saat ini tidak dapat diidentifikasikan hanyadengan salah satu tahapan dari model FR seperti diuraikan di atas. Dapat saja mobilitastenagakerja di suatu daerah dicirikan oleh tahap 1, tetapi di daerah lainnya sudah berada padatahap 3. Keadaan ini disebabkan besarnya keragaman tahapan perkembangan pembangunanpertanian di Sumatera Selatan yang bergantung pada kualitas sumberdaya, identitas campurtangan manusia dan inovasi teknologi. Namun demikian, asumsi bahwa MPP tenagakerjasama dengan nol yang mencirikan tahap pertarna model FR tidak didukung oleh hasil-hasilpenelitian sebelurnmnya (Suhartini dan Mardianto, 2001). Hasil-hasil penelitian tersebutmenunjukkan bahwa transfer tenagakerja dari sektor pertanian ke sektor industri masih tetapberlangsung. Transfer tersebut tidak berada pada tahap pertama dalam model FR, karenabukti-bukti empiris menunjukkan bahwa dengan anggapan teknologi yang diterapkan saat inirelatif tetap, MPP tenagakerja masih positif dan penawaran tenagakerja pertanian di sektorindustri tidak elastis sempurna. Bagi yang terjun di sektor pertanian, transfer yang terjadididorong oleh adanya harapan upah (pendapatan) di sektor industri lebih tinggi dibandingkandengan sektor pertanian. Keadaan ini lebih cocok diterangkan pada tabapan kedua atau ketigadari model FR.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Perubahan Struktur Ekonomi dan Kesempatan KerjaAdanya tingkat pertumbuhan ekonomi atau produksi yang tidak merata, dan sisi lain

tidak diikuti oleh kemampuannya dalam penyerapan tenagakerja akan membawa konsekuensiterjadinya perubahan struktur dari ke dua aspek tersebut yang semakin menjauh pada antarsektor. Pada bahasan berikut berturut-turut akan dilihat perubahan dari strukrur antar seklortersebut.

'Perubahan Struktur Ekonomi dan Kesempatan Kerja Antar Sektor 1'; ' ' !

Berdasarkan harga konstan 2000, pada tahun 2005 sektor manufaktur mampumemberikan kontribusi yang paling besar terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)dibandingkan sektor lainnya yaitu sebesar 52,30 persen, disusul oleh sektor jasa sebesar 27,95persen dan yang relatif paling kecil adalah seklor pertanian (Tabel l). Sehinggapadatahun inipola struktur produksi terhadap PDRB dilihat dari aspek kontribusi menurut sektor adalah I-

J_ P dimana I adalah industry, J adalah jas4 dan P adalah pertanian. Kondisi ini masihberlangstlirg- hingga tahun-tahun berikutnya, kontrubusi terhadap PDB terbesar tetap;padasektor industri, sementara itu sektor pertanian masih tetap berada pada urutan ketiga.

93

.l L i Rl:.1 L L, K O \ O,l I I P E,l1 8..1 \' {i L' 1',1 tr'. D e s e n t h e r ) ft I I I-olttnte 9. .\ir I itLti ()t) - 99

Pada Tabel I tampak juga.bahwa selama tahun 2A05 -Z}rc rata-tata kontribusi sekrorindustri, jasa dan pertanian berfurut-turut 50,77 persen; 29,93 persen; dan 19,90 persen. Padaperiode yang sama pangsa sektor pertanian dan industri masing-masing cenderung menurun0,03 persen dan 1,52 persen, sebalikn;-a pangsa seklor jasa justru mengalami kenaikan sebesar2,85 persen. Secara keseluruhan penuninan pangsa yang terjadi pada sekdor industri diimbangidengan peningkatan dalam sektor jasa sehingga kedua sektor ini memberikan pangsa dalamPDRB sekitar 80 persen. Waiaupun kedua sektor ini dinggap sebagai sektor modem, namundi Sumatera Selatan sebagian besar dari sektor jasa adalah jasa perseoriulgan dan jasakemasyarakatan yang sifatnya informal sehingga Sumatera Selatan belum dapat dikatakansebagai sebuah perekonomian yang bercorak modern. Pangsa sektor pertanian cenderungmengalami penunman sehingga dapat diduga bahwa sektor ini sangat sulit untukmemperbaiki posisinya, mengingat pangsanya yang relatif kecil dibandingkan dua sektorlainnya.

rabel l. *""u".orr*r;ioTt;l;r;:loo :',i ;:Tahun

SektorPertanian Industri Pola

200520062007200820092010

19,7 6

r 9,9820.1 1

1q q)lq 7l

_52.30<l l-)

50.01.t8.99

48.33

21.9528,1929.88I1.093 l,q3

I_J-PI-J-Pi J-PI J-PI-J.P

Rata-rata r 9,90 50 r7 19 tl I-J-Pt (%tth) -0,03 -1,52 2,8_5

Sumber: BPS (diolah)

Lebih lanjut kalau informasi pada 1'abel I dikaitkan dengan hasil kajian Yunisr,'ita(2005) dimana pada tahun 1993 - 2003 pola struktur PDRB Sumatera Selatan adalah I-J-P danHagami H. (2000). maka dapat dikatakan bah*a di Sumatera Selatan telah terjadi perubahanstruktur produksi (PDRts) dalam kurun lr,aktu hampir dua dekade terakhir. sehingga terlihatbahwa kontribusi sektor pertanian telah digeser langsung ke urutan terakhir.

Tabel 2. Perkembangan Penyerapan Tenagakerja masing-masing SektorTahun 2005 - 2010

SektorTahunPertanian Industri Jasa Pola

200520062007200820092010

63,9164.4162.025q J7

59.60

8, r87.689.149.-s9

9.50

27.9t21.81:8,7530.94I 1.09

P-J-IP J_ I

P-J-IPi I

P- J,I

Rata-rata 6 r.89 29.29 P_J-I8.84r (%lth) -0.0 i

Sumber: BPS (diolah)

Dari aspek kesempatan tenagakerja. selama periode 2005-2010 terlihat bahrva sektorpertanian menampung iebih dari separuhnya (61 .89%) dari total jumlah pekerja SumateraSelatan. disusul oleh sektor jasa 29.29 persen. sedangkan sektor industri baru han,va 8.84persen (Tabel 2). Selama periode 2005-2010, 1'ang cukup menarik bahwa r,valaupun dayatampungnya yang paling rendah, pangsa penyerapan sektor industri terhadap tenagalierjajustru cenderung meningkat 0,03. Sementara. pangsa penyerapan tenagakerja dari sektor

94

0.020.0i

1' Li7' ISL'1T.-1, Trans/bnnos i Srru ktur Ke re ituu akerj ctan tssN 1829-5813

pertanian cenderung menurun sekitar 0,01 persen, sebaliknya pangsa penyerapan tenagakerjadari sektor jasa justru mengalami peningkatan sebesar 0,02 persen. Informasi lni ;ugamenunjukkan bahwa nampaknya tidak te{adi perubahan pola struktur penyerapan tenagakedaterutama periode 2005-20 1 0.

Berubahnya struktur pangsa masing-masing sektor terhadap PDRB yang tidakdibarengi dengan adanya perubahan struknr penyerapan tenagake{4 tenfunya akanberdampak terhadap rasio dari dua aspek tersebut, seperti disajikan pada Tabel 3. Selamaperiode 2005-2010 rata-rata rasio penyerapan tenagakerja dengan pangsa terhadap PDRB dariseklor pertanian sebesar 3,11 dengan kisaran 2,98 - 3,23, dan untuk sektor industri rata-rata0,17 dengan kisaran 0,15- 0,20, sementara untuk sektor jasa rata-rata 0,98 dengan kisaran0,96 * 0,99.

Tabel 3. Rasio Antara Penyerapan Tenagakerja Terhadap pangsa dengan pDB padamasing-masing Sektor Tahun 2005 - 2010

SeklorTahunPertanian Industri Jasa Pola

2005200620072008200920ia

3233,233,082,983,02

0,160,150,180,200,24

0,990,970,960,990,91

P-J-P-J_P-J-P-J-P-J-

Rata-rata 0,11 0,98R(%hh - 1,30 5.00 -0,40

Sumber:Tabel I dan Tabel2 (diolah)

Dari besaran rasio-rasio pada masing-masing sektor tersebut lebih lanjut dapatdiinterpretasikan mengenai terjadinya peningkatan atau penurunan pangsa produksi yangproporsional dengan kesempatan kerja yang disediakannya. Nilai rasio > 1- menunjuickaibahwa jumlah tenagakerja yang harus ditampung oleh suatu sektor lebih besar dari p*gr*yu

tenagalierja yang baru bisa ditampung oleh suatu sektor lebih kecil dari pangsanya tirhadapPDRB. Suatu sektor dikatakan mempunyai kemampuan menyerap tenagakerja seiuai dengankontribusinya terhadap PDB jika nilai rasio tersebut sama dengan 1.

Dengan konsep di atas terlihat bahwa selama periode 2005-2010 sektor pertanian"dipaksa" menyerap tenagakerja yaitu tiga kali lipat dari kemampuannya dalam berkontribusiterhadap PDRB. Sektor industri hanya mampu menyerap tenagakerja sekitar 17 persen darikontribusi terhadap PDRB, sementara itu sektor jasa bisa dikitakan menyerap tenagakerjaproporsional dengan kontribusinya terhadap PDRB karena sektor ini sudair mindekaii padakondisi yang ideal, dimana rasionya sudah mendekati satu (0,9g).

Dari infromasi di atas menunjukkan bahwa telah terjadi perubahan struktur pangsaproduksi (PDRB) yang tidak diikuti oleh terjadinya perubahan siruktur pangsa penyerapantenagakerja secara proporsional, bahkan cenderung struklur pangsa penyerapan ienagake{ayang tidak berubah akan menyebabkan terjadi penumpukan tenagakerja pada satu iet<tor.Sehingga fenomena ini akan menyebabkan semakin timpangnyu

"proa,rkivitas yang

dihasilkan lebih lanjut berdampak pada semakin timpangnya pendapatan antara pekerja dlsektor pertanian dan industri.

Beberapa peneliti yang telah menganalisis pertumbuhan dan perubahan strukturekonomi Indonesia dengan menggunakan data dari Tabel Input-output 0-O) Indonesia antaraIain Dasril (1993), Erwidodo (1995), Sulistyaningsih (1997) dan Hastuii dan Mardianto(2001). Di tingkat regional, Sastrowiharjo (1989) menganalisa perfumbuhan dan perubahanstrukhr ekonomi Propinsi Jambi, sedangkan Iskandar (1993) melalarkannya di SumateraBarat, serta Hagami H. (2000) melakukan pengkajian di Propinsi Sumatera Seiatan. Dari hasil

95

k\AL EKONOIzII PEMBANGUNAN. Desember 20ll

penelitian tersebut menlberikan kesimpuian ).ang senada clengan kajian ini, bahs.aperekonomian Incionesia maupun di masing-masing propinsi kajian telah mengalamitransformasi struktural, yang dicirikan oleh adanya perubahan struktur PDB/PDRB. srrukr:-rkesempatan kerja dan perubahan kornposisi ekspor dan impor barang dan jrrsa.

Dari hasil kaiian ini dan didukung oleh hasil kajian-kajian sebelunmra:--:,-_..,bahwa telah terjadi perubahan struktur PDRB atau produksi 1,'ang tidak sei:.. : : --sepadan dengan perubahan struktur pen,verapan tenagakerja. Senjangn).a perdrd.-r::- i::*.-.-_-perekonomian Sumatera Seiatan khususnya sebagai akibat dari rendahnl a dr\ r : cr;itenagakerja sektor industri (sektor yang paling pesat pertumbuhanny'a). sangat memberark.insektor pertanian. Pertama, oleh karena sifatnya yang sangat akomodatif rerhadap penyerapantenagakerja, sektor pertanian terpaksa menampung tenagakerja melebihi kapasitasnya. Keiuu,perubahan PDRB -vang tidak seiring dan sepadan dengan perubahan strukrur pen!'erapantenagakerja telah menimbulkan kesenjangan pendapatan yang lebar. Dengan lebih spesifikpenunman pangsa PDRB sektor pertanian dan penurunan pangsa pen),'erapan tenagakerjasektor pertanian yang tidak seimbang telah menimbulkan tingkat pendapatan per kapita disektor ini yang jauh lebih rendah dari sektor lainnya. Ketigo, tingkat pengangguran yangtinggi dan rendahnya produktivitas tenagakerja merupakan penyebab utama tingginl'aproporsi penduduk miskin di sektor pertanian dan di perdesaan pada urnunilya.

Dari uraian di atas tampak bahwa transformasi struktural memang telah terjadi diSumatera Selatan. dimana sektor primer secara berangsur mulai tergeser oleh sektor sekunderdan tersier (industri pengolahan dan manulaktur. perdagangan. jasa keuangan serta angkutandan komunikasi). Proses industriaiisasi telah berlangsung di Sumatera Selatan. terliltiit darisemakin besarnya pangsa PDRB dari sektor industri dan -lasa.

Perubahan Struktur Jenis dan Status Pekerjaan di Sumatera SelltanSalah satu inciikator tenlang lranslbrnrasi ketenagakcrjaan nrenunrt jenis dzrn status

pekerjaair tercermin. antara lain paCa perkcnrbansan persentase tenasa ker.ja blue collar dany'ang bekeria di sektor nonlcrnnal. Perkernbangan lenaga ker.1a blue t.ollctr clapat diclekati ciariperken"rbangan.ienis pekerjaan 6 ditanrbalt 7 8i9 atalr tenasa kerja r-rsaha pertanian, tenagaproduksi. operator dan pekerja kasar. Sementara itu perkembansan tena-qa kerja 1,ang bekerjadi sektor nonfbrnlal umllmn)'a didekati dari perkenrbansan jumiah tenaga keria menurllt statrspeker.iaan 1.2 dan 5 atau vang berusaha sendiri. bemsaha dibantu anggota rumah tangga danpekeria bebas. Pertumbuhan ekonomi biasan',,a diseftai antara Iain <lengan menurunn),apersentase tenaga kerja blue collar dan yang bekerja di sektor nonfbrmal.

Tabel 4- Persentase Penduduk yang Bekerja Menurut Jenis pekerjaanTahun 2005 - 2010

Jenis Pekerjaan Tahun2005 2006 2007 2008 201 0 Rerata r/th

Tenaga Prot-esionalTenaga Kepentimpinan danKetatalaksanaanPejabat Pelaksana dan TtiTenaga Usaha PenjualanTenaga UsahajasaTerrue.r... U salra Peltarr iunTenaga Produksi. Operatordan Pekerja KasarI-,ainnva

j.63

431

l.t 8

I i.703.,14

62.5111.70

0.3 7

3.86(_1. '-i

j. -s6

i1.081..1,5

61.09

11.,51

4.160.i 3

,1 "i -5

il.0t'1.0 I

61.511.t.21

0.'/1

+-_J

0.6-5

i.0.1r3.-r2

3.215 8.i915.94

0.6 i

4.3 6

0.6i

i.i 5

r2.913. r658.97

16,10

0.52

4.11 0.0.1

0.44 0. i4

j.i2 0.0112.41 0.023"4-s -0.0260.58 -0.01r2,85 0.02

2.7 5 0.08Sumber: BPS (diolah)

Dari tabel 4 terlihat bahrva persentasecenderung menurun. I)ada tahun 2005 terdapatpada tahun 2010 telah nrenurun menjadi 75.0796

tenaga kerja hlue collur berfuktuasi tetapi77.21 persen tenaga ker.ia blue collar, nanlunpersen. Sesuai dengan pcmbangunan ekonomi

l olunte 9. .\'o. 2 hal: 9() - 99

!r

l'L.'-\'61'tTA.'[runsJbimasi Slntklur Ketenagakerjaott .. .......... ' ( '-- --"--'

yang sudah dicapai Sumatera Selatan, maka penllrunan tenaga kerja blue colirr .3n:-' ::l:tenaga kerja usaha pertanian. Sementara itu persentase tenaga kerja produksi. .'i.r:::: :::pekerja kasar memperlihatkan trend yang meningkat.

Adapun persentase tenaga kerja ,vang bekeij'a di sektor nonformal pada "ah*r- -, -. -

2010 menunjukkan kecenderungan yang meningkat rata-rata A,0A2 persen (tabel 5 r. ;ei:lrpefumbuhan positif itu hanya terjadi pada status bekerja dibantu anggota rumah tantrla

sedangkan status berusaha sendiri dan pekerja bebas pertumbuhannya negatif. Apabila secBra

absolut, jumlah tenaga kerja yang bekerja di sektor nonformal meliputi hampir separuh dari

jumlah tenaga kerja di Sumatera Selatan atau 47,87 persen. Keadaan ini bertolak belakang

dengan transformasi produksi yang telah terjadi dalam periode yang sama.

Transformasi ketenagakerjaan menurut jenis dan status pekerjaan memang paling

sering dihubungkan dengan makin besarnya unit usaha dan berkembangnya spesialisasi yang

menyertai pertumbuhan ekonomi. Proses makin besamya unit usaha dan berkembangnya

spesialisasi dilihat dari jenis pekerjaan tercermin antara lain dari meningkatnya persentase

jenis pekerjaan t dan 2 a.uiu tenaga professional dan tenaga kepemimpinan dan

ketatalaksanaan. Sementara itu, makin besarnya unit usaha makin banyak persentase tenaga

kerj a buruh,&aryawan dengan upah/gaj i.

Tabel 5. Persentase Penduduk yang Bekerja Menurut Status PekerjaanTahun 2005 - 2010

TahunJenis Pekerjaan

2005 2006 2007 2009 2010 Rerata rlthBerusaha SendiriBerusaha dibantu arilbuuhtidak tetapBekerja dibantu buruh tetapBuruh/KaryawanPekerja bebas di pertanianPekerja bebas di nonpertanianPekerja tidak dibayar

rq 07 ,) q1

23,44 21,80

3,39 3,2423,46 24,143.41 4.082.12 1,62

24,15 21,64

15,96?5 i?

r,4824,405.787lq

24,81

17,72

25,03

r.8522,146)t2,61

24,t5

r 9,83)101

t,98

155?00

25,97

19,2823,90

-0,0010,004

2,39 -0,08023,55 -0,0064,62 0.0052,11 -0,010

24,16 0,02A

Sumber: BPS (diolah)

Dari table 4 dan 5 terlihat bahwa selama periode 2005-2010 persentase tenaga

profesional; tenaga kepemimpinan dan ketatalaksanaan serta buruhlkaryawan menunjukkantrend yang naik. Pengamatan lebih lanjut tentang perkembangan ketiga kelompok tenaga kerja

dapat dikemukakan sebagai berikut: (1) Tenaga Profesional; persentasenya rata-rata 4,7'/

dengan pertumbuhan semakin meningkat 0,04 persen; (2) Tenaga Kepemimpinan dan

ketatalaksanaan; rata-rata persentase dan perturnbuhannya masing-masing adalah 0,44 persen

dan 0,14 persen. Hal ini mencerminkan bahwa sebagian besar unit usaha di Sumatera Selatan

skalanya masih kecil; (3) Buruhlkaryawan; pertumbuhan/tahun adalah 0,005 dengan rata-rata4,62 persen. Dengan demikian berarti bahwa ada indikasi masalah ketenagakerjaan makinbaik.

KESIMPULAN

Telah terjadi perubahan struktur ekonomi (pangsa produksi terhadap PDRB) diSumatera Selatan selama tahun 2005-2010 yaitu dari pola J-I-P (Jasa-Industri-Pertanian) ke

pola I-J- P. Sementara itu, pada periode yang sama pola.struktur pangsa penyerapan

ienagakerja relatif stabil (tidak mengalami perubahan) dengan,po-[a-P-J-I. Dampak dari adanya

perubahan struktur yang tidak seimbang menyebabkan terjadinya penumpukan tenpgakerja disektor pertanian. Hal ini terlihat dari rasio antara pangsa penyerapan tenagakerja dengan

97

.il R\.-11- EKOI'O-\,l1PE-118--1,\ Ga..\'.1\. Desenther )tii j I'olume 9. .\o. 2 hal. 90 - 99

pangsa produksi (PDRB) pada sektor pefianian rata-rata i,11; sebaliknl'a rasio rersebur padasektor industri dan jasa berturut-turut 0.17 dan 0.98. Kalau kondisi ini terus dibiarkan ntaliaakan terjadi proses percepatan pemiskinan pada sektor pertanian.

Sesuai dengan tahapan pembangunalr )'arlg dicapai Sumatera Selatari. uraka Calanrproses transformasi ketenagalierjaan terlihat pula penurunan persentase tenaga keqa bluecollar dan meningkatnya persentase tenaga prolessional. tenaga kepemimpinan cianketataiaksanaan, waiaupun masih sangat kecil. Hal ini mencerminkan unit usaha di SumateraSelatan masih berskala kecil.

Persentase yang bekerja di sektor nonfbrmal masih cukup besar yaitu hampir 50persen walaupun dengan tingkat pertumbuhan yang sangat kecil yaitu 0,002 persen/tahun.

Implikasi Kebijakan1. Upaya mengatasi terjadinya penumpukan tenagakerja di sektor pertanian yang

notabene pada umumnya berada di daerah pedesaan dapat dilakukan melaluipengembangan industri berbasis perdesaan, dengan harapan di satu sisi mampumenyerap kelebihan tenagakerja tersebut. dan di sisi lain mampu mendatangkan nilaitambah bagi produk pertanian. Sehingga pada akhirnya proses percepatan pemiskiniurdi sektor pertanian bisa diperlambat.

2. Pengembangan teknologi pertanian terutama pada daerah-daerah yang kelebihantenagaker]a se)'og)'ang-va diaral*an padzr inovasi tekrologi sarat tenagakerja, sehinggtrmasalah kelebihan tenagakerja pada daerah tersebut dapat dikurangi.

3. Porsi jumlah dana vang dianggarkan pemi:rintah dalam bentuk investasi di sectorpertanian perlu ditingkatkan lagi. menuinsat transtbnnasi tenagakerja relatif lehihrespon terhaciap perubahan kesempatan kerja di sektor pertanian dibandingkanperubahan kesempatan kerja disektor indr-r:tri dan jiisa.

DAFTAR RtiJTJKAN

Anrvar, 1\4. Arsl ad. 1992. Transfon.nasi Strr-rktur Ketenagake{aan dan Pertunrbuhan F-konorriIndonesia. 1980-1990. Dalarn lVl. Arsyad Anrvar, Thee Kian Wie. Iwan Jaya Azis (ed).Pemikiron. Peluksanactn clan Perinti.scut Petnb(tnglntun Ekonomi. FEUI-lSEL Gramedia,.lakarta

BPS. 2005:2010. Sumsel Dalarn Angka. Palerrbang.8PS.2006:2010. Situasi Ketenagakerjaati Prorinsi Suinatera Selatan.Palembang.BPS. 2010. Produk Dorrestik Regional Bruto Pror insi Sumatera Selatan. PalembangDasril. A.S. 199i. PefiLrrnbuhan dan PerLrbahan Struktur Produksi Sektor Perlanan dalanr

IndLrstrialisasi di Inonesia, 1971-1990. Disertasi Doktor. Program Pascasarlana. InstitutPertanian Bogor. Bogor.

Eru'idodo. 1995. Transfbnnasi Struktural dan IndLrstrialisasi Pefianian di Indonesia. Pusat PenelitianSosial Ekonorni Pertanian. Bo-eor.

Iskandar. I. 1993. Translrontasi Perekonomian Sunratera Barat: Suatu Analisis Struktutal(1969-1990).-llresis.

Pendidikan Pascasarjana KPK IPts-trNAND. Universitas Andalas. Padang.Jhingan, M.L. 1988. Ekmonti Pembangtmun cictn Perencanaar. CV. Rajar.vali. Jakarta.Kaganti, H. 2000. Perubahan Stnrktur Ekonorni dan Kesempatan Kerja serta Transformasi

Tenagakerja dari Sektor PerLanian ke Sektor Non Pertanian di Propinsi Suntatera Selatan.Tesis N'lagister Sains, Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Manning. Chris. Approaching The Tuming Point? Labor Market Change Llnder Indonesia's NervOrder. I'he Journol oJ-Institu{e oJ'Developing Economies. VoI.XXXIII No. I March 1995.Tok1,'o.

Rachbini. Didik J. Ekonomi Informal Di Tengah Ke,sasalan Negara. Kontpas.l5 April 2006.98

L-

I t.'.\' I 5 I' I T.1, Tra nsJbr tnas i S r nt kr u r Ke t e naga ke rj aa n ... . 155-\ /:!_-i-,;-':_r

Sasfrorviharjo l\{' 1989. Pertumbuhan dan Perubahan struktur Ekonomi propinsi Jambi: Suanr Sru:iSimulasi Sistem Ekonomi Regional. Disertasi Doktor, Program pascasarjana, InstitutPertanian Bogor, Bogor.

Sukirno' S' 1985' Ekononti Pembangunan; Proses, Ltasalah dan clasar Kebiiaksannan. LembagaPenerbit Fakultas Ekonomi universitas Indonesia. Jakarta.

Suhartini, S' dan S' Mardianto.200l. Transfromasi Struktur Kesempatan Kerja Sektor pertanian keNon Pertanian di Indonesia. Agro-EkonomikaNo.2 oktober zbOt. PERHEPL Jakarra.

Sulistyaningsih, E. i997. Dampak Perubahan Struktur Ekonomi pada Struktur Kebufuhan KuajiusTenagakerja di lndonesia, 1980-1990,,Pendekatan Input- -ruput. Disertasi Doktor, program

- Pascasarjana, Institut pertanian Bogor. Bogor.Yunisvita' Analisis Pasar Tenaga Kerja di Sumatera Selatan. Kajian Ekonomi. vol 4 No 2.

2 005 -Program Pascasarj ana universitas Sriwijaya. parembang.

f -:r

99