repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · abstrak ....

152
ABSTRAK Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Terhadap Hasil Belajar Siswa. Skripsi Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010. Penelitian ini dilakukan di Kelas VIII-A (menggunakan Eksperimen) dan Kelas VIII-B (menggunakan kontrol) SMP Al-Ikhlas Cipete Jakarta Selatan pada materi Getaran dan Gelombang. Pemilihan kedua kelas ini berdasarkan teknik purpossive sampling dan pengujian kehomogenan kedua kelas. Penelitian ini berlangsung sekitar satu bulan, yaitu pada bulan maret 2010. Instrumen yang digunakan adalah instrumen tes berupa soal-soal pilihan ganda dan instrumen nontes berupa lembar observasi. Data hasil instrumen tes, dianalisis dengan uji analisis statistik berupa uji perbandingan nilai posttest kedua kelas, sedangkan data hasil instrumen nontes lembar observasi dianalisis secara kualitatif dan digunakan untuk mendeskripsikan tingkat ketercapaian proses pembelajaran. Berdasarkan analisis data hasil penelitian diperoleh bahwa perbedaan hasil belajar kedua kelas cukup signifikan. Kesimpulan ini didasarkan pada hasil uji hipotesis dengan menggunakan uji t terhadap kedua nilai posttest. Hasilnya adalah nilai t hitung = 3,130 sedangkan nilai t tabel pada taraf signifikansi 1% adalah 2,684 dan pada taraf signifikansi 5% adalah 2,012. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar fisika siswa yang menggunakan pendekatan CTL lebih baik dari pada yang menggunakan pendekatan konvesional. Kata kunci : Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL), Hasil Belajar.

Upload: ngocong

Post on 18-Mar-2019

237 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

ABSTRAK

Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Terhadap Hasil Belajar Siswa. Skripsi Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010.

Penelitian ini dilakukan di Kelas VIII-A (menggunakan Eksperimen) dan

Kelas VIII-B (menggunakan kontrol) SMP Al-Ikhlas Cipete Jakarta Selatan pada materi Getaran dan Gelombang. Pemilihan kedua kelas ini berdasarkan teknik purpossive sampling dan pengujian kehomogenan kedua kelas. Penelitian ini berlangsung sekitar satu bulan, yaitu pada bulan maret 2010. Instrumen yang digunakan adalah instrumen tes berupa soal-soal pilihan ganda dan instrumen nontes berupa lembar observasi. Data hasil instrumen tes, dianalisis dengan uji analisis statistik berupa uji perbandingan nilai posttest kedua kelas, sedangkan data hasil instrumen nontes lembar observasi dianalisis secara kualitatif dan digunakan untuk mendeskripsikan tingkat ketercapaian proses pembelajaran.

Berdasarkan analisis data hasil penelitian diperoleh bahwa perbedaan hasil belajar kedua kelas cukup signifikan. Kesimpulan ini didasarkan pada hasil uji hipotesis dengan menggunakan uji t terhadap kedua nilai posttest. Hasilnya adalah nilai thitung = 3,130 sedangkan nilai ttabel pada taraf signifikansi 1% adalah 2,684 dan pada taraf signifikansi 5% adalah 2,012. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar fisika siswa yang menggunakan pendekatan CTL lebih baik dari pada yang menggunakan pendekatan konvesional. Kata kunci : Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL), Hasil

Belajar.

Page 2: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

ABSTRACT Amrizaldi (105 016 300 570). Effect of Contextual Approach Learning by Teaching and Learning (CTL) on Student Learning Outcomes. Thesis Studies Program Faculty of Physical Education and Teacher Training Tarbiyah Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta, 2010. This research was conducted in the Class VIII-A (using the experiment) and Class VIII-B (use control) SMP Al-Ikhlas Cipete South Jakarta on Vibrations and Waves materials. Election of the two classes based on purposive sampling techniques and testing of homogeneity of the two classes. This study takes approximately one month, ie in March 2010. The instrument used is a test instrument in the form of multiple choice questions and instruments such as observation sheets nontes. Data from the test instrument, were compared by using statistical analysis of posttest value comparison test both classes, while the data observation sheet nontes instrument results were analyzed qualitatively and used to describe the level of achievement for the learning process. Based on the analysis of survey data and found that differences in the two-class learning outcomes significantly. This conclusion is based on hypothesis test results using t test to the second posttest values. The result is a value t = 3.130 while the value ttable on 1% significance level is 2.684 and at 5% significance level is 2.012. Therefore, it can be concluded that the study of physics students who use the CTL approach is better than using conventional approaches. Keywords: Contextual Approach Teaching and Learning (CTL), Learning Outcomes.

Page 3: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi robbil ‘alamin, Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas

segala rahmat, hidayah dan ridho-Nya, penulis mampu menyelesaikan skripsi ini

yang berjudul ”Pengaruh Pembelajaran Melalui Pendekatan Contextual Teaching

and Learning Terahadap Hasil Belajar Siswa” (Penelitian Kuasi Eksperimen di

SMP Al-Ikhlas Cipete Jakarta Selatan)”. Shalawat dan salam kepada Rasulullah

Muhammad SAW yang dijadikan sebagai teladan terbaik bagi segenap manusia,

juga kepada segenap keluarga dan sahabatnya yang selalu menjaga kemurnian

sunnah-nya.

Apresiasi dan terima kasih yang setinggi-tingginya, disampaikan kepada

semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penelitian ini. Semoga menjadi amal

baik dan dibalas oleh Allah dengan balasan yang lebih baik. Secara khusus,

apresiasi dan terima kasih tersebut disampaikain kepada:

1. Ayahanda Asmadi dan Ibunda Esniwati, yang kasih sayangnya kepada peneliti

tak terbatas, semoga Allah selalu menyayangi keduanya sebagaimana

keduanya menyayangi peneliti.

2. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Baiq Hana Susanti, M. Sc., Ketua Jurusan Pendidikan IPA FITK UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak DR. Sujiyo Miranto, M.Pd, Dosen Pembimbing I dan Ibu Erina

Hertanti, M.Si., Dosen Pembimbing II, yang selalu ada ketika peneliti

kesulitan dalam penelitian ini.

5. Bapak Drs. H. Prasetyo, Kepala SMP Al-Ikhlas Cipete Jakarta Selatan, dan

Bapak Indra Dwi, S.Pd., guru mata pelajaran Fisika, yang telah memberikan

ijin penelitian dan menjadi konsultan terbaik selama eksperimen, dan seluruh

sivitas akademika SMP Al-Ikhlas Cipete Jakarta Selatan.

6. Adik-adik tercinta: Dwi, Heri, Apri, dan Delvi tempat berkeluh kesah dan

sumber inspirasi serta semangat, bagian kehidupan yang tak tergantikan.

7. Sitti Aisyah sebagai teman yang baik, Thanks for you Best Friend.

i

Page 4: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

ii

8. Keluarga besar dari Papa dan Mama, yang selalu memberi perhatian dan kasih

sayang kepada peneliti, khususnya kepada Ronika Putra.

9. Keluarga Besar Gerakan Mahasiswa Kuantan Singingi (GEMAKUSI), yang

menjadi keluarga kedua bagi peneliti. Lebih khusus kepada Nopryanto, Imam

Maryoko Dosantos Leite, Irwan Siska, John Paisal, Radinal Fauzi, Harry

Muswen, Febrian Sudarta, Oktamiadi, M. Ikbal Fikri dan Ridho.

10. Rekan-rekan mahasiswa Pendidikan Fisika Angkatan 2005, Lebih khusus

kepada Khaerul Anwar, Samsul Bahri, Arip Rahman Fauzi, Ade Yusman,

Muhammad Nurudin, dan Sulaeman.

Atas semuanya semoga Allah SWT membalas dengan balasan yang lebih

baik, jazákum ahsan al-jazâ’.

Ciputat, Agustus 2010 M Dzulhijjah 1431 H

Amrizaldi

Page 5: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK

KATA PENGANTAR ................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................. iii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... vi

DAFTA TABEL ............................................................................................ vii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................ 4

C. Pembatasan Masalah ............................................................... 5

D. Perumusan Masalah ................................................................. 5

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................ 5

BAB II DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA PIKIR

DAN HIPOTESIS ........................................................................ 6

A. Deskripsi Teoritis ................................................................... 6

1. Landasan Filosofis

Contextual Teaching and Learning (CTL) ......................... 7

a. Konstruktivisme Kognitif Piaget ................................ 7

b. Konstruktivisme Sosial Vygotsky .............................. 11

2. Pengertian Pendekatan CTL ............................................. 14

3. Prinsip Pendekatan CTL .................................................... 17

4. Karakteristik Pembelajaran CTL ....................................... 18

5. Komponen CTL ................................................................. 19

6. Langkah-langkah Pembelajaran CTL ................................ 24

7. Perbedaan Pendekatan Konvensional dan CTL ................. 27

8. Evaluasi Pembelajaran CTL .............................................. 29

9. Hasil Belajar ...................................................................... 29

iii

Page 6: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

10. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar .............. 33

11. Hubungan Pendekatan CTL dengan Hasil Belajar ............ 35

B. Penelitian yang Relevan .......................................................... 36

C. Kerangka Pikir ......................................................................... 37

D. Pengajuan Hipotesis ................................................................ 39

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................... 40

A. Waktu dan Tempat .................................................................. 40

B. Metode Penelitian .................................................................... 40

C. Populasi dan Sampel ............................................................... 41

D. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 42

E. Variabel Penelitian .................................................................. 42

F. Instrumen Penelitian ................................................................ 43

1. Instrumen Tes (Kognitif) ................................................... 43

2. Instrumen Nontes .............................................................. 43

G. Uji Coba Instrumen Tes ........................................................... 44

1. Validitas ............................................................................. 45

2. Reliabilitas Tes .................................................................. 46

3. Taraf Kesukaran dan Daya Pembeda ................................. 46

H. Teknik Analisis Data ............................................................... 48

1) Uji Normalitas ................................................................... 49

2) Uji Homogenitas ................................................................ 49

3) Uji Hipotesis dan Uji Analisis ........................................... 50

I. Teknik Analisis Data Hasil Observasi ..................................... 51

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................ 52

A. Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ................ 52

B. Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .............. 54

C. Rekapitulasi ............................................................................. 56

D. Pengujian Prasyarat Analisis Data ........................................... 57

1. Uji Normalitas .................................................................... 57

iv

Page 7: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

2. Uji Homogenitas ................................................................ 57

3. Uji Analisis ........................................................................ 58

E. Hasil Observasi ........................................................................ 58

F. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................... 59

BAB V PENUTUP ................................................................................. 65

A. Kesimpulan ........................................................................... 65

B. Saran ..................................................................................... 65

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 66

LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................ 69

v

Page 8: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir ............................................................... 41

Gambar 3.1 Alur Penelitian .......................................................................... 43

Gambar 4.1 Histogram Tes Hasil Belajar (Pretest)

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ....................................... 55

Gambar 4.3 Histogram Tes Hasil Belajar (Posttest)

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ....................................... 56

vi

Page 9: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbandingan Konstruktivisme Kognitif Piaget

dengan Konstruktivisme Sosial Vygotsky .................................. 14

Tabel 2.2 Tahap-tahap Pembelajaran CTL ................................................. 25

Tabel 2.3 Perbedaan Pendekatan CTL dan Pendekatan Konvensional ...... 28

Tabel 2.4 Perbedaan Pendekatan CTL dan Pendekatan Konvensional ...... 28

Tabel 3.1 Desain Penelitian ........................................................................ 42

Tabel 3.2 Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 44

Tabel 3.3 Variabel Penelitian ...................................................................... 44

Tabel 3.4 Lembar Uji Validitas Instrumen Nontes ..................................... 47

Tabel 3.5 Kategori Derajat Kesukaran ........................................................ 50

Tabel 3.6 Kategori Daya Pembeda ............................................................. 51

Tabel 4.1 Rekapitulasi Data Hasil Penelitian ............................................. 58

Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Kai Kuadrat .......................... 58

Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas ........................................... 59

Tabel 4.4 Data Hasil Observasi .................................................................. 61

Tabel 4.5 Ketercapaian Proses Pembelajaran Pada Setiap Pertemuan ....... 61

Page 10: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

  

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan segala usaha yang dilaksanakan dengan sadar dan

bertujuan mengubah tingkah laku manusia ke arah yang lebih baik dan sesuai

dengan yang diharapkan. Pendidikan akan merangsang kreativitas seseorang agar

sanggup menghadapi tantangan-tantangan alam, masyarakat, teknologi serta

kehidupan yang semakin kompleks.

Pendidikan adalah aspek kehidupan yang harus dan pasti dijalani oleh setiap

manusia di muka bumi sejak kelahiran, selama masa pertumbuhan dan

perkembangannya sampai mencapai kedewasaan masing-masing. Pengalaman

pendidikan selama masa tersebut sangat dipengaruhi dan bahkan ditentukan oleh

orang dewasa yang bertanggung jawab dalam membantu dan mengarahkan

manusia yang belum dewasa agar mencapai kedewasaan sesuai dengan kualifikasi

yang ditetapkan oleh masyarakat dan lingkungannya.

Sejauh ini pendidikan masih didominasi oleh pandangan bahwa pengetahuan

sebagai seperangkat fakta–fakta yang harus dihafal. Sehingga hasil pendidikan

hanya tampak dari kemampuan siswa menghafal fakta-fakta. Walaupun banyak

siswa mampu menyajikan tingkat hafalan yang baik terhadap materi yang

diterimanya tetapi pada kenyataannya mereka sering kali tidak memahami secara

mendalam substansi materinya.

Ary Ginanjar menyatakan bahwa kebanyakan program pendidikan hanya

berpusat pada kecerdasan otak atau IQ saja.1 Orientasi pendidikan selama ini

cenderung menitikberatkan pada penguasaan materi semata yang terbukti

keberhasilan hanya terjadi pada kompetensi jangka pendek tetapi gagal

membekali anak dalam memecahkan masalah atau persoalan jangka panjang.

Secara umum pembelajaran fisika yang selama ini diterapkan kurang mengaitkan

antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan juga belum

                                                            1 Ary Ginanjar Agustian, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual

ESQ. (Jakarta: Agra. 2001) hal. 41. 

1  

Page 11: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

  

secara optimal membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan

penerapannya dalam kehidupan peserta didik sebagai anggota keluarga dan

masyarakat.

Seperti hal diatas, orientasi pendidikan selama ini cenderung menitikberatkan

pada penguasaan materi semata yang terbukti keberhasilan hanya terjadi pada

kompetensi jangka pendek tetapi gagal membekali anak dalam memecahkan

masalah atau persoalan jangka panjang. Secara umum pembelajaran fisika yang

selama ini diterapkan kurang mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan

situasi dunia nyata siswa dan juga belum secara optimal membuat hubungan

antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan

peserta didik sebagai anggota keluarga dan masyarakat.

Pembelajaran yang selama ini diterapkan adalah pembelajaran konvensional

yang monoton, berupa transfer pengetahuan dari guru ke siswa secara searah.

Mata pelajaran fisika yang tujuannya untuk membentuk pola pikir kritis belum

dapat terwujud secara baik, hal itu diprediksi karena pola pembelajaran fisika

hanya cenderung menitikberatkan pada aspek penguasaan materi (subject mater

oriented) belum menuju ke aspek kecakapan hidup (life skill oriented). Apabila

diorientasikan pada penguasaan life skill fisika akan dapat digunakan peserta didik

untuk menghadapi kehidupan nyata.

Sebagian besar dari siswa tidak mampu menghubungkan antara apa yang

mereka pelajari dengan bagaimana pengetahuan tersebut akan

digunakan/dimanfaatkan. Siswa memiliki kesulitan untuk memahami konsep

akademik sebagaimana mereka biasa diajarkan yaitu menggunakan sesuatu yang

abstrak dan metode ceramah. Mereka sangat butuh untuk memahami konsep-

konsep yang berhubungan dengan tempat kerja dan masyarakat pada umumnya

dimana mereka akan hidup dan bekerja.

Ada kecenderungan dalam dunia pendidikan dewasa ini untuk kembali

memikirkan bahwa anak akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan secara

alamiah. Belajar akan lebih bermakna jika anak ‘mengalami’ sendiri apa yang

dipelajari bukan sekedar mengetahuinya. Sehingga diperlukan konsepsi

pembelajaran yang baru yang bisa meghadirkan situasi belajar yang bermakna

2  

Page 12: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

  

bagi siswa. Dan itu akan terwujud jika dalam pembelajaran terdapat upaya untuk

menghadirkan suasana realistis yang bisa menghubungkan antara pengetahuan

yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa. Pada dasarnya pendekatan yang

bersifat realistik akan membimbing siswa untuk menemukan kembali konsep-

konsep fisika yang memungkinkan siswa dapat menemukan hal yang sama sekali

belum pernah ditemukan.

Dalam mempelajari fisika, sebetulnya siswa dapat lebih mengenal alam

sekitar. Pada akhirnya, siswa akan lebih bijaksana dalam melakukan eksplorasi

sumber daya alam tanpa melakukan eksploitasi. Permasalahan yang muncul

kemudian adalah andaipun siswa mengetahui dan hafal akan konsep fisika yang

diajarkan, tetapi hanya sebagian kecilnya saja yang memahami konsep tersebut.

Sebagian besar dari siswa tidak mampu menghubungkan antara apa yang mereka

pelajari dengan bagaimana pengetahuan tersebut akan

dipergunakan/dimanfaatkan. Siswa memiliki kesulitan untuk memahami konsep

akademik sebagaimana mereka biasa diajarkan yaitu dengan menggunakan

sesuatu yang abstrak atau hanya dengan metode ceramah.

Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah di atas, menurut

Elaine B. Johnson adalah menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis

Contextual Teaching Learning (CTL). Pendekatan ini terdiri dari delapan

komponen: membuat keterkaitan yang bermakna, pembelajaran mandiri,

melakukan pekerjaan yang berarti, bekerja sama, berpikir kritis dan kreatif,

membantu individu untuk tumbuh dan berkembang, mencapai standar yang tinggi,

dan menggunakan penilaian autentik.2

Pendekatan ini memungkinkan siswa yang lemah, yang terbiasa mengulang

pelajaran maupun siswa yang beruntung, yang mendapatkan nilai A dengan

mudah, untuk menyadari potensi mereka. Ternyata pendekatan ini sekaligus dapat

membantu siswa untuk menghubungkannya dengan konsep-konsep pelajaran lain.

Lebih lanjut Elaine B. Johnson mengungkapkan berdasarkan penemuan dalam

ilmu saraf, otak mencari makna dan ketika otak menemukan makna ia belajar dan

                                                            2 Elaine B. Johnson, Contextual Teaching Learning (CTL), (Bandung: Mizan Learning

Center, 2009), hal. 65. 

3  

Page 13: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

  

ingat. Misi utama dari otak manusia adalah bertahan hidup. Kelangsungan

hidupnya bergantung sebagian besar pada kemampuannya menemukan makna di

dunia luar.3

Berdasarkan uraian di atas, maka diasumsikan bahwa pendekatan CTL dapat

meningkatkan hasil pembelajaran dan menjadikan pembelajaran berlangsung

menyenangkan. Pendekatan ini dianggap mampu memberikan solusi terhadap

permasalahan sebagaimana diuraikan pada penjelasan di atas. Pendekatan ini

diharapkan dapat membantu siswa lebih cepat memahami materi pelajaran fisika,

khususnya dalam penelitian ini yaitu tentang materi Getaran dan Gelombang. Hal

itu dikarenakan pendekatan tersebut merupakan pendekatan yang lebih bermakna

sehingga dapat membekali siswa dalam menghadapi permasalahan hidup yang

akan mereka hadapi dalam kehidupannya. Berdasarkan masalah-masalah yang

telah dikemukakan di atas, maka peneliti mengangkat judul sebagai berikut.

“PENGARUH PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND

LEARNING (CTL) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka

masalah pada penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut.

1. Bagaimana signifikansi peningkatan hasil belajar siswa setelah diberikan

perlakuan dalam pembelajaran melalui pendekatan Contextual Teaching and

Learning (CTL)?

2. Bagaimana pengaruh hasil belajar siswa setelah menggunakan pendekatan

Contextual Teaching and Learning (CTL)?

3. Bagaimana pengaruh pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)

terhadap penguasaan materi pelajaran siswa?

                                                            

3 Ibid, hal. 63. 

4  

Page 14: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

  

5  

                                                           

C. Pembatasan Masalah

Adapun pembatasan masalah pada penelitian ini adalah hasil belajar siswa

yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan hasil tes kognitif saja. Ranah

kognitif yang dinilai berdasarkan taksonomi Bloom.4 Ranah kognitif yang akan

diukur pada penelitian ini dari tingkat C1 sampai dengan C4.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dikemukakan di atas,

penelitian merumuskan permasalahan berupa pertanyaan, yaitu: Adakah pengaruh

pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) terhadap hasil belajar

siswa?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh hasil belajar siswa

melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL). Adapun Manfaat

dari Penelitian ini, yaitu sebagai berikut.

1. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan baru

dalam bidang penelitian pendidikan dan pendekatan-pendekatan pembelajaran

yang akan menjadi bekal untuk diaplikasikan dalam kehidupan nyata setelah

menyelesaikan studinya.

2. Bagi guru mata pelajaran khususnya fisika, hasil penelitian ini diharapkan

dapat memberikan alternatif pilihan untuk menggunakan pendekatan dalam

pembelajaran yang lebih efektif dalam pembelajaran.

3. Bagi siswa, penelitian ini diharapkan dapat membantu mereka untuk

meningkatkan hasil belajar.

 4 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi (Jakarta: Bumi

Aksara, 2006), hal. 117 – 121. 

Page 15: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

6  

BAB II

DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoritis

1. Landasan Filosofis Contextual Teaching and Learning (CTL)

Landasan filosofis CTL adalah konstruktivisme, yaitu filosofis belajar

yang menekankan bahwa belajar tidak hanya sekedar menghafal. Peserta didik

harus mengkonstruksikan pengetahuan dibenak mereka sendiri. Pengetahuan tidak

dapat dipisah-pisahkan menjadi fakta-fakta atau proposisi yang terpisah, tetapi

mencerminkan keterampilan yang dapat diterapkan.

Konstruktivisme merupakan salah satu pendekatan belajar yang menyatakan

bahwa siswa akan belajar dengan lebih baik jika siswa secara aktif membangun

(construct) sendiri pengetahuan dan pemahamannya.1 Dalam hal ini, siswa belajar

dengan mengembangkan pengetahuan awal yang sudah terlebih dahulu

dimilikinya. Dengan bermodalkan pengetahuan awal ini, siswa mencoba

membangun sendiri pengetahuan dan pemahamannya didasarkan pada informasi-

informasi baru yang diterimanya baik dari lingkungan maupun dari orang-orang

yang berada di sekitarnya.

Oleh karena itu, para pakar konstruktivisme (constructivist) yakin bahwa

pengetahuan itu tidak mutlak, melainkan dibangun oleh pembelajar berdasarkan

pengetahuan awal yang telah dimilikinya dan pandangannya terhadap dunia di

sekitarnya.2 Para pakar konstruktivisme juga mengemukakan bagaimana

pengetahuan dapat disusun sehingga dapat dipelajari, yaitu dengan cara para

pembelajar sendiri yang harus aktif sehingga pembelajar dapat memilih dan

menginterpretasikan informasi yang diperolehnya dari lingkungan di sekitar

dirinya.

Konstruktivisme menjelaskan bahwa pemahaman bisa didapat dari interaksi

seseorang dengan lingkungannya, konflik kognitif dapat mendorong seseorang

                                                            1 John W Santrock, Educational Psychology, 2nd Edition, (New York: McGraw Hill

Companies Inc., 2004), hal. 314. 2 Maggi Savin-Baden dan Claire Howell Major, Foundation of Problem-based Learning,

(London: SRHE, tt), hal. 29. 

Page 16: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

7  

untuk belajar, dan pengetahuan dapat terbentuk ketika siswa menegosiasikan

situasi sosial dan mengevaluasi pemahaman individualnya. Terdapat banyak teori

yang menjelaskan konstruktivisme. Teori-teori tersebut menjelaskan bagaimana

sebuah pengetahuan dan pemahaman terbentuk pada diri seseorang. Dua di

antaranya adalah teori konstruktivisme kognitif yang dikemukakan oleh Jean

Piaget dan konstruktivisme sosial yang dijelaskan oleh Lev Vygotsky.

Hal senada seperti disampaikan oleh Wina Sanjaya yang menyebutkan

bahwa pandangan filsafat konstruktivisme tentang hakikat pengetahuan

mempengaruhi konsep tentang proses belajar, bahwa belajar bukanlan sekedar

menghafal, tetapi porses mengkonstruksi pengetahuan melalui pengalaman.3

Melalui landasan filosofis konstruktivisme CTL di “promosikan” menjadi

alternatif strategi belajar yang baru. Melalui CTL siswa diharapkan belajar

“mengalami”, bukan “menghafal”.4

Pandangan filsafat konstruktivisme menekankan pembelajaran lebih

mengontuksi persepsi-persepsi pengalaman mereka. Pengetahuan individu

menjadi sebuah fungsi dari pengalaman, struktur mental, dan keyakinan-

keyakinan seseorang sebelumnya yang digunakan untuk menafsirkan objek dan

peristiwa.5 Proses belajar mengajar lebih diwarnai student center daripada teacher

center. Esensi dari teori konstruktivisme adalah ide bahwa siswa harus

menemukan dan mentransformasikan suatu informasi kompleks ke situasi lain,

dan apabila dikehendaki, informasi itu menjadi milik mereka sendiri. Dengan

demikian, diharapkan peserta didik dapat mengalami proses pencarian

pengetahuan bukan menghafal konsep yang diajarkan.

a. Konstruktivisme Kognitif Piaget

Teori konstruktivisme kognitif ini tidak terlepas dengan teori Piaget tentang

teori perkembangan kognitif. Dalam penjelasannya mengenai bagaimana

pengetahuan terbentuk pada diri seseorang selalu dikaitkan dengan perkembangan

                                                            3 Wina sanjaya, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2006), hal. 255. 4 Yatim Rianto, Paradigma Baru Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2009), hal. 163. 5 Mark Smith, dkk., Teori Pembelajaran dan Pengajaran, (Yogyakarta: Mirza Media

Pustaka, 2009), hal. 84. 

Page 17: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

8  

kognitifnya. Piaget menyatakan bahwa pembelajaran akan berjalan dengan sukses

jika sesuai dengan perkembangan kognitif siswa. Oleh karena itu, konstruktivisme

ini disebut dengan konstruktivisme kognitif.

Dalam membangun pemahaman tentang lingkungannya secara aktif, anak-

anak menggunakan skema (schema atau scheme, bentuk jamaknya adalah

schemata).6 Skema merupakan sebuah konsep atau kerangka kerja (framework)

yang menempatkan pikiran seseorang untuk mengorganisasikan dan

menginterpretasikan informasi. Skema dapat berubah dari bentuk yang sangat

sederhana (misalnya skema tentang sebuah mobil) sampai bentuk yang sangat

kompleks (misalnya skema tentang alam semesta). Piaget tertarik dengan skema-

skema dan terfokus dengan bagaimana seorang anak dapat mengorganisasikan

pengalaman yang sedang dialaminya menjadi sebuah pengetahuan.

Berkenaan dengan ini, Piaget mengatakan bahwa dua proses yang berperan

dalam bagaimana seseorang menggunakan dan mengadaptasi skema adalah

asimilasi (assimilation) dan akomodasi (accomodation). Asimilasi berperan ketika

seseorang memadukan sebuah pengetahuan baru dengan pengetahuan yang sudah

ada. Dalam hal ini, orang tersebut mengasimilasikan lingkungan ke dalam skema.

Di sisi lain, akomodasi berperan ketika seseorang memasukkan dirinya ke dalam

informasi baru. Dalam hal ini, orang tersebut memasukkan skema ke dalam

lingkungan.

Sebagai contoh, seorang anak berusia delapan tahun diberi sebuah palu dan

paku untuk menggantungkan sebuah foto di dinding. Dia tidak pernah

menggunakan palu, tetapi dari pengamatannya terhadap orang yang

menggunakannya, dia memahami bahwa palu adalah sebuah benda yang dapat

digunakan untuk memasukan paku ke dalam dinding dengan cara memegang

pegangan palu tersebut dan memukulkan kepala palu ke paku. Berdasarkan hal

ini, anak tersebut menyesuaikan perilakunya ke dalam skema yang telah ada

(asimilasi). Tetapi palu itu terlalu berat, sehingga ia memegangnya di dekat kepala

palu tersebut. Ketika ia mulai memukulkan palu tersebut, ia memukul terlalu keras

                                                            6 John W Santrock, Op.Cit., hal. 39 dan Kro’s Report, Theories of Human Learning (The

Koron Exploration Department, tt), hal. 204. 

Page 18: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

9  

sehingga paku yang akan dimasukkan ke dalam dinding menjadi bengkok,

sehingga pada pukulan berikutnya ia mulai menyesuaikan pukulannya agar paku

tidak bengkok lagi. Perilaku ini menunjukkan bahwa ia merefleksikan

kemampuannya ke dalam konsep lingkungannya (akomodasi).7 Kedua konsep ini,

asimilasi dan akomodasi, merupakan perilaku adaptasi yang dilakukan oleh setiap

orang.8

Piaget juga menekankan bahwa untuk membuat pemikiran tentang

dunianya, seseorang secara kognitif mengorganisasikan (organize) pengalaman-

pengalamannya. Organisasi merupakan konsep yang diusulkan Piaget tentang

pengelompokkan perilaku yang terisolasi menuju tingkat yang lebih tinggi, dan

merupakan sistem kognitif. Dengan kata lain, organisasi merupakan

pengelompokkan atau penyusunan segala sesuatu ke dalam kategori-kategorinya.

Penggunaan organisasi akan dapat mengembangkan memori jangka panjang

(long-term memory).

Penyaringan dan perbaikan yang terus-menerus terhadap organisasi ini

merupakan bagian yang inheren dari pembangunan dan pengembangan

pengetahuan. Seorang anak yang mempunyai pengetahuan samar-samar tentang

cara bagaimana menggunakan palu sangat mungkin akan mempunyai

pengetahuan yang samar-samar pula tentang cara menggunakan alat-alat lain.

Setelah mempunyai pengetahuan tentang cara menggunakan salah satu alat

tersebut, anak itu akan menghubungkannya dengan cara menggunakan benda-

benda lainnya, atau dengan kata lain mengorganisasikan pengetahuannya. Dengan

cara yang sama, seorang anak akan terus-menerus memadukan dan

mengkoordinasikan cabang-cabang pengetahuan lain yang kadang-kadang

berkembang terpisah dan merangkainya menjadi sebuah pengetahuan baru yang

terpadu.

Konsep lain berkenaan dengan ini adalah ekuilibrasi (equalibration).

Ekuilibrasi adalah sebuah mekanisme yang diusulkan Piaget untuk menjelaskan

bagaimana seorang anak dapat berpindah dari tahap kognitif yang satu ke tahap                                                             

7 Ibid., hal. 39 – 40. 8 John L. Phillips, Jr., The Origins of Intellect: Piaget’s Theory, (San Francisco: W.H.

Freeman and Company, 1969), hal. 8 – 10. 

Page 19: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

10  

kognitif berikutnya. Kenaikan tahap kognitif ini terjadi ketika seorang anak

mengalami konflik kognitif atau diekulibrium dalam memahami lingkungannya.

Piaget yakin bahwa perubahan akibat konflik kognitif ini disebabkan oleh

asimilasi atau akomodasi.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukannya, Piaget mengelompokkan

perkembangan kognitif ke dalam empat tahapan. Keempat tahapan perkembangan

kognitif ini berhubungan dengan perkembangan usia seseorang yang diikuti

perkembangan cara berpikirnya. Keempat tahapan tersebut adalah tahap

sensorimotor (0–2 tahun), preoperational (2–7 tahun), concrete operational (7–11

tahun), dan formal operational (11–menjelang dewasa).9 Phillips menggolongkan

tahapan-tahapan perkembangan kognitif Piaget menjadi tiga periode, yaitu periode

sensorimotor (0 – 2 tahun), periode concrete operation (2 – 11 tahun), dan periode

formal operation (11 – 15 tahun).10

Berkaitan dengan proses pembelajaran, B. Carrol dan Benjamin Bloom

dalam Bruce Joyce dkk. mengemukakan bahwa pembelajaran dengan model

merupakan metode yang menarik dalam meningkatkan kemungkinan siswa untuk

mampu mencapai level performa yang memuaskan.11 Pembelajaran yang baik

harus melibatkan pemberian situasi-situasi sehingga seorang anak dapat secara

mandiri melakukan eksperimen atau mencoba segala sesuatu yang terjadi,

memanipulasi tanda-tanda, simbol-simbol, mengajukan pertanyaan, dan

menemukan sendiri jawabannya, mencocokan yang ia temukan pada suatu saat

dengan yang ia temukan pada saat yang lain, dan membandingkan temuannya

dengan temuan anak lain. Pernyataan ini sangat berkaitan dan didasarkan dengan

konsep Piaget tentang konstruktivisme kognitif dan tahapan-tahapan

perkembangan kognitif seseorang.

                                                            

9 John W Santrock, Op.Cit. hal. 41. 10 John Phillips, Jr., Op. Cit. hal. xvii – xviii. 11 Bruce Joyce, dkk, Models of Teaching, (New Jersey: Upper Saddle River, 2009), hal. 409 

Page 20: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

11  

b. Konstruktivisme Sosial Vygotsky

Vygotsky percaya bahwa seorang anak akan secara aktif membangun sendiri

pengetahuannya. Tiga inti pandangan Vygotsky tentang hal ini adalah sebagai

berikut.

1. Keterampilan kognitif seorang anak hanya dapat dipahami ketika ketarampilan

kognitif tersebut dianalisis dan diinterpretasikan berdasarkan

perkembangannya secara terpadu dengan keterampilan kognitif lain yang

bersangkutan.

2. Keterampilan-keterampilan kognitif dimediasi dengan kata-kata, bahasa, dan

bentuk percakapan sebagai alat psikologis untuk memfasilitasi dan

mentransformasikan aktivitas mental.

3. Keterampilan-keteramplan kognitif mempunyai asal-usul dalam hubungan

sosial dan tersimpan dalam latar belakang sosiokultural.

Menurut Robbins dalam Vygotsky, melakukan pendekatan perkembangan

kognitif berarti memahami fungsi kognitif seorang anak dengan menguji asal-usul

dan transformasinya dari bentuk awal ke bentuk akhir.12 Sebagai contoh, perilaku

mental yang terpisah seperti perilaku menggunakan kemampuan berpidato tidak

dapat dipelajari secara baik jika dipelajari secara terpisah, tetapi dapat dievaluasi

sebagai salah satu tahap dari proses perkembangan mental.

Klaim kedua Vygotsky tersebut adalah bahwa untuk memahami fungsi-

fungsi kognitif, sangat penting untuk menguji alat-alat yang menjadi mediasinya

dan selalu memperbaikinya, dalam hal ini Vygotsky yakin bahwa bahasa

merupakan alat mediasi kognitif yang paling penting. Alasan tentang anggapan

bahwa bahasa merupakan alat mediasi yang terpenting adalah bahwa pada masa

anak-anak, bahasa mulai digunakan oleh mereka untuk membantu mereka dalam

merencanakan aktivitasnya dan memecahkan masalah.

Berkenaan dengan klaim ketiganya bahwa keterampilan kognitif berasal dari

hubungan sosial dan budaya.13 Vygotsky menggambarkan bahwa perkembangan

kognitif seorang anak dapat terinspirasi dari aktivitas-aktivitas sosial dan budaya.

                                                            12 John W Santrock, Op. Cit., hal. 51. 13 Ibid.  

Page 21: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

12  

Ia yakin bahwa perkembangan memori, perhatian, dan pemikiran meliputi belajar

untuk menggunakan temuan yang berkembang di masyarakat, seperti bahasa,

sistem matematis, dan strategi memori. Sebagai contoh, dalam sebuah budaya,

terdapat cara belajar menghitung dengan menggunakan komputer, mungkin di

budaya lain terdapat belajar menghitung dengan menggunakan jari atau

menggunakan tasbih. 14

Teori Vygotsty yang lain mengatakan bahwa siswa belajar konsep paling

baik apabila konsep itu berada dalam daerah perkembangan terdekat atau zone of

proximal development siswa.15 Daerah perkembangan terdekat adalah tingkat

perkembangan sedikit di atas tingkat perkembangan seseorang saat ini. Tingkat

perkembangan seseorang saat ini tidak lain adalah tingkat pengetahuan awal atau

pengetahuan prasyarat itu telah dikuasai, maka kemungkinan sekali akan terjadi

pembelajaran bermakna.

Teori Vygotsky ini didasari oleh ketertarikannya terhadap pandangan bahwa

pengetahuan itu tersituasikan (situated) dan terkolaborasi (collaborative). Dalam

hal ini, pengetahuan disebarkan melalui orang dan lingkungan yang meliputi

benda-benda, artifak, alat, buku, dan komunitas di mana orang tersebut tinggal.

Hal ini mengilhami bahwa belajar yang lebih baik adalah belajar dengan orang

lain dalam kegiatan kelompok. Oleh karena itu, konstruktivisme yang

dikembangkan oleh Vygotsky dinamakan dengan konstruktivisme sosial karena

penekanannya pada interaksi sosial dalam pembelajaran.

Ide kunci Vygotsky tentang konstruktivisme sosial ini adalah konsepnya

tentang zone of proximal development (ZPD). Menurutnya, seorang anak

mempunyai dua tingkat perkembangan, yaitu tingkat perkembangan aktual dan

tingkat perkembangan potensial. Tingkat perkembangan aktual adalah

penggunaan fungsi intelektual individu suatu saat dan kemampuan untuk belajar

sesuatu yang khusus atas kemampuannya sendiri. Tingkat perkembangan

potensial didefinisikan oleh Vygotsky sebagai tingkat seseorang ketika dapat

menggunakan fungsi tersebut atau mencapai tingkat itu dengan bantuan orang                                                             

14 John W Santrock, Op. Cit., hal. 51 – 53. 15 Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Jakarta:

Prestasi Pustaka. 2007), hal. 107. 

Page 22: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

13  

lain, seperti guru, orang tua, atau teman sejawat yang mempunyai kemampuan

lebih tinggi. Zona antara tingkat perkembangan aktual seseorang dengan tingkat

perkembangan potensial disebut zona perkembangan terdekat yang didefinisikan

sebagai tingkat perkembangan yang sedikit di atas tingkat perkembangan

seseorang saat itu.16

ZPD yang diusulkan Vygotsky ini mempunyai batas bawah dan batas atas.

Tugas-tugas dalam ZPD terlalu sulit bagi anak untuk dikerjakan sendiri. Oleh

karena itu, mereka membutuhkan bimbingan dari orang dewasa atau anak yang

mempunyai kemampuan lebih tinggi. Selama pengalamannya dalam pengajaran

verbal dan demonstrasi, seorang anak mengorganisasikan informasi yang ada

dalam struktur mentalnya, sehingga pada akhirnya mereka dapat melakukan

keterampilan yang dibimbingkan tersebut secara mandiri.17

Konsep yang sangat erat kaitannya dengan ZPD adalah konsep scaffolding

yang diartikan sebagai sebuah cara untuk mengubah tingkatan bimbingan. Setelah

sesi rangkaian pembelajaran, seseorang yang mempunyai keterampilan lebih

tinggi (guru atau anak yang mempunyai kemampuan lebih tinggi) memberikan

sejumlah bimbingan untuk menyesuaikan tingkatan keterampilan pada saat itu.

Ketika tugas yang diberikan kepada siswa yang sedang belajar merupakan tugas

baru, orang yang mempunyai keterampilan yang lebih tinggi ini menggunakan

pengajaran langsung (direct instruction). Setelah kompetensi siswa tersebut

bertambah, maka pemberian bimbingan mulai dikurangi.18

Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dikemukakan beberapa perbedaan

antara teori konstruktivisme kognitif Piaget dan konstruktivisme sosial Vygotsky.

Pada tabel berikut ini, disajikan perbandingan antara konstruktivisme kognitif

Piaget di satu sisi dan konstruktivisme sosial Vygotsky di sisi lain.

                                                            16 Ibid., hal. 53. 17 John W Santrock, Op. Cit., hal. 52. 18 Ibid. 

Page 23: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

14  

Tabel 2.1 Perbandingan Konstruktivisme Kognitif Piaget dan

Konstruktivisme Sosial Vygotsky Topik yang

dibandingkan Piaget Vygotsky

Konteks sosiokultural

Penekanan yang lebih sedikit Penekanan yang lebih kuat

Konstruktivisme Konstruktivisme kognitif Konstruktivisme sosial

Tahapan

Penekanan yang kuat pada tahapan-tahapan (sensorimotor, praopera-sional, kongkrit operasio-nal, dan formal operasional

Tidak ada tahapan perkembangan yang diusulkan.

Proses kunci

Skema, asimilasi, akomodasi, operasi, konservasi, klasifikasi, pemikiran deduktif-hipotetik

ZPD, bahasa, diskusi, alat-alat kebudayaan (tools of the culture)

Pandangan terhadap

pendidikan

Pendidikan hanya merupakan perkembangan keterampilan kognitif anak yang telah ada.

Pendidikan memainkan peranan sentral, membantu anak mempelajari alat-alat kebudayaan.

Implikasi pengajaran

Guru merupakan fasilitator dan pemandu, bukan pengarah (director), menyediakan bimbingan bagi anak untuk mengeksplorasi dunianya dan menemukan pengetahuan

Guru merupakan fasilitator dan pemandu, bukan pengarah (director); memberikan banyak kesempatan kepada anak untuk belajar bersama dengan guru atau teman sejawat yang mempunyai kemampuan lebih tinggi

Di antara pendekatan pembelajaran yang menggunakan konstruktivisme

kognitif Piaget dan konstruktivisme sosial Vygotsky sebagai landasan teorinya

adalah Contextual Teaching and Learning (CTL). Berikut ini adalah penjelasan

rinci tentang pendekatan pembelajaran tersebut.

2. Pengertian Pendekatan CTL

Kontekstual berasal dari kata kerja latin contexera yang berarti “menjalin

bersama”. Kata “konteks” merujuk pada “keseluruhan situasi, latar belakang, atau

lingkungan” yang berhubungan dengan diri, yang terjalin bersamanya.

Kontekstual berasal dari bahasa latin con artinya dengan dan textum adalah

merangkai.19

                                                            19 Elaine B Johnson, Contextual Teaching and Lerning, (bandung: Mizan Media Utama.

2008), hal. 82, dan Anonim, “Kaedah Pembelajaran Kontekstual”, diakses dari http://www.tutor.com.my/lada/tourism/edu-kontekstual.htm, agustus 2008. 

Page 24: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

15  

Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu strategi

pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh

untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan

situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkan

dalam kehidupan sehari-hari.20 Dalam konteks ini siswa perlu mengerti apa

makna belajar, manfaatnya dalam status apa mereka dan bagaimana mencapainya.

Zahorik dalam Saepul Hamdani mengemukakan: “proses pembelajaran

kontekstual berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan

mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru kepada siswa.21 CTL

merupakan sebuah sistem yang merangsang otak untuk menyusun pola-pola yang

mewujudkan makna. CTL merupakan suatu sistem pengajaran yang cocok dengan

otak yang menghasilkan makna dengan menghubungkan muatan akademis dengan

konteks dari kehidupan sehari-hari siswa. Dengan memanfaatkan kenyataan

bahwa lingkungan merangsang sel-sel saraf otak untuk membentuk jalan, sistem

ini memfokuskan diri pada konteks, pada hubungan-hubungan.

CTL terdiri dari bagian-bagian yang saling terhubung. Jika bagian-bagian

ini terjalin satu sama lain, maka akan dihasilkan pengaruh yang melebihi hasil

yang diberikan bagian-bagiannya secarah terpisah yang melibatkan proses-proses

yang berbeda. Ketika digunakan secara bersama-sama, mampu membuat siswa

membentuk hubungan yang menghasilkan makna. Setiap bagian CTL yang

berbeda-beda memberikan sumbangan dalam menolong siswa memahami tugas

sekolah. Secara bersama-sama mereka membentuk suatu sistem yang

memungkinkan para siswa melihat makna didalamnya dan mengingat materi

akademik.22

CTL juga merupakan suatu pendekatan yang menuntun para siswa dalam

menggabungkan subjek-subjek akademik dengan konteks keadaan mereka sendiri.

CTL melibatkan para siswa dalam mencari makna itu sendiri. CTL menekankan

                                                            20 Wina Sanjaya, Op. Cit, hal 255. 21 Saepul Hamdani, DIDAKTIS Jurnal Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan, (Surabaya:

UNMUH Surabaya. 2004), hal. 43. 22 Isjoni, “Sejarah Pembelajaran Kontekstual”, berita diakses pada tanggal 14 Februari 2010

dari www.riaupos.com, hal. 33. 

Page 25: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

16  

pada berpikir tingkat lebih tinggi, transfer pengetahuan lintas disiplin, serta

pengumpulan, penganalisaan dan pensintesisan informasi dari berbagai sumber

dan pandangan.23 Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan proses

pembelajaran yang holistik dan bertujuan membantu siswa untuk memahami

makna materi ajar dengan mengaitkannya terhadap konteks kehidupan mereka

sehari-hari (konteks pribadi, sosial dan kultural), sehingga siswa memiliki

pengetahuan/ ketrampilan yang dinamis dan fleksibel untuk mengkonstruksi

sendiri secara aktif pemahamannya.24

Seperti hal di atas pendekatan kontekstual merupakan strategi yang

dikembangkan dengan tujuan agar pembelajaran berjalan lebih produktif dan

bermakna, tanpa harus mengubah kurikulum dan tatanan yang ada. Dengan siswa

diajak bekerja dan mengalami, siswa akan mudah memahami konsep suatu materi

dan nantinya diharapkan siswa dapat menggunakan daya nalarnya untuk

menyelesaikan masalah-masalah yang ada.

Sementara itu siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan dari

konteks yang terbatas, sedikit demi sedikit dan dari proses mengkonstruksi sendiri

sebagai bakal untuk meningkatkan prestasi akademik. CTL mengaktifkan

berbagai aspek yang dimiliki siswa, yaitu aspek kognitif, afektif dan

psikomotorik. Sehingga proses belajar akan lebih menyenangkan dan

berimplementasi kepada keberhasilan yang membanggakan.

Sejalan dengan pengertian CTL diatas Dan Hull mengatakan bahwa

“Student’s involvement in their schoolwork increases significantly when they are

learning the concept can be used outside the classroom. And the most students

learn much more effeciently when they are allowed to work cooperatively with

other students in groups or teams”.25 Keterlibatan siswa akan meningkat secara

signifikan ketika mereka belajar konsep lalu dapat diterapkan di luar kelas dan

                                                            23 Trianto, Op. Cit, hal. 102. 24Bandono, Contextual Teaching and Learning, diakses dari:

http://bandono.web.id/2008/03/07/menyusun-model-pembelajaran-contextual-teaching-and-learning-ctl.php. Maret 2008. 

25Anonoim, ”Pengajaran dan Pembelajaran Kontekstual”, diakases dari http://219.94.96.174/sainsmath2002/pedagogi%20ubahsuai/Kontekstual.pdf, agustus 2008. 

Page 26: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

17  

sebagian besar siswa belajar banyak secara efisien ketika mereka kerja sama

dengan teman sekelompoknya.

Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah sistem yang

menyeluruh.26 CTL menawarkan strategi pembelajaran sedemikian rupa sehingga

pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi siswa. Selain menghadirkan jalan

terbaik untuk mencapai prestasi akademik yang unggul, CTL adalah proses yang

tidak bisa diukur dengan menggunakan pengukuran standar.27 Selaian itu, strategi

ini akan efektif dalam membantu siswa yang termasuk dalam kelompok di bawah

rata-rata. Anak-anak dari kelompok ini bukan hanya terdiri dari mereka yang

benar-benar tergolong lambat belajar, tetapi juga anak-anak yang karena

lingkungannya menjadi anak yang kurang kreatif. Dengan kata lain guru harus

memiliki berbagai keterampilan strategi mengajar yang akan dituangkan dalam

kegiatan mengajar sehari-hari.

Hal penting yang perlu mendapat perhatian adalah perlunya guru

membekali diri dengan sikap positif seperti keinginan untuk selalu memperbaiki

diri, selalu ingin tahu hal baru, dan bersedia menerima kegagalan atau kritikan.

Mendorong guru untuk mula-mula belajar melakukan pengamatan serta

mencatatnya, dan lama kelamaan belajar membuat penelitian tindakan kelas, yang

pada gilirannya akan sangat bermanfaat untuk penyempurnaan pembelajaran.

3. Prinsip Pendekatan CTL

COR (Center for Occupational Research) dalam Masnur menjabarkan

lima prinsip CTL yang disingkat REACT antara lain.28

1) Keterkaitan, relevansi (Relating)

Proses pembelajaran hendaknya ada keterkaitan (relevance) dengan bekal

pengetahuan (prerequisite knowledge) yang telah ada pada diri peserta didik,

dengan konteks pengalaman dalam kehidupan dunia sebenarnya seperti

manfaat untuk bekal bekerja di kemudian hari dalam kehidupan masyarakat.

                                                            26 Elanie B. Johnson, Op. Cit, hal.65. 27 Ibid, hal. 150. 28 Masnur Muslich, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual, (Jakarta:

Bumi Aksara, 2009), hal. 41-42. 

Page 27: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

18  

2) Pengalaman langsung (Eksperiencing)

Dalam proses pembelajaran peserta didik perlu mendapatkan pengalaman

langsung melalui kegiatan eksplorasi, penemuan, investigasi, penelitian, dan

lain-lain. Proses pembelajaran akan berlangsung cepat jika peserta didik diberi

kesempatan untuk memanipulasi peralatan, memanfaatkan sumber belajar, dan

melakukan bentuk-bentuk kegiatan penelitian yang lain secara aktif.

3) Aplikasi (Applying)

Menerapkan fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang dipelajari dalam

situasi dan konteks yang lain merupakan pembelajaran tingkat tinggi, lebih

dari sekedar menghafal.

4) Kerjasama (Cooperating)

Kerjasama dalam konteks saling tukar pikiran, mengajukan dan menjawab

pertanyaan, komunikasi interaktif antar sesama peserta didik, antar peserta

didik dengan guru, antar guru dengan peserta didik, dan peserta didik dengan

narasumber. Memecahkan masalah dan mengerjakan tugas bersama

merupakan strategi pokok pembelajaran dalam pembelajaran CTL.

5) Alih Pengetahuan (Transfering)

Pembelajaran CTL menekankan pada kemampuan peserta didik untuk

mentransfer pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang telah dimiliki pada

situasi lain. Dengan kata lain pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki

bukan sekadar untuk menghafal tetapi dapat digunakan atau dialihkan pada

situasi dan kondisi lain.

4. Karakteristik Pembelajaran CTL

Pembelajaran CTL memiliki karakteristik sebagai berikut.29

1) Pembelajaran dilaksanakan dalam konteks autentik, yaitu pembelajaran yang

diarahkan pada keterampilan dalam konteks kehidupan nyata atau

pembelajaran yang dilaksanakan dalam lingkungan yang alamiah (learning in

real life setting).

                                                            29 Elanie B. Johnson, Op. Cit, hal. 45-48. 

Page 28: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

19  

2) Pembelajaran memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan

tugas-tugas yang bermakna (meaningful learning).

3) Pembelajaran dilaksanakan dengan memberikan pengalaman bermakna

kepada siswa (learnig by doing).

4) Pembelajaran dilaksanakan melalui kerja kelompok, berdiskusi, saling

mengoreksi antarteman (learning in a group).

5) Pembelajaran memberikan kesempatan untuk menciptakan rasa kebersamaan,

bekerjasama, dan saling memahami antarsatu dengan yang lain secara

mendalam (learning to know each other deeply).

6) Pembelajaran dilaksanakan secara aktif, kreatif, produktif, dan mementingkan

kerjasama (learning to ask, to inquiry, to work together).

7) Pembelajaran dilaksanakan dalam situasi yang menyenangkan (learning as an

enjoy activity).

5. Komponen CTL

Pendekatan CTL memiliki tujuh komponen utama, yaitu konstruktivisme

(Constructuvism), penemuan (Inquiry), bertanya (Questioning), masyarakat

belajar (Learning Community), refleksi (Reflection), dan penilaian sebenarnya

(Authentic Assessment).30

1) Konstruktivisme

Konstruktivisme (Constructuvism) merupakan landasan berpikir

pendekatan CTL, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh siswa sedikit demi

sedikit yang hasilnya diperluas melalui konteksnya yang terbatas. Siswa harus

mengkonstruksikan pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman

nyata. Siswa perlu dibiasakan untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu

yang berguna bagi dirinya. Dengan demikian pembelajaran harus dikemas

menjadi proses “mengkonstruksi” bukan “menerima” pengetahuan. Landasan

berpikir konstruktivisme agak berbeda dengan pandangan kaum objektivis, yang

lebih menekankan pada hasil pembelajaran. Strategi “memperoleh” lebih

                                                            30 Saepul Hamdani, Op. Cit, hal. 43. 

Page 29: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

20  

diutamakan dibanding seberapa banyak siswa memperoleh dan mengingat

pengetahuan.

Pengetahuan tumbuh berkembang melalui pengelaman. Pengalaman

berkembang semakin dalam dan semakin kuat apabila selalu diuji dengan

pengelaman baru. Pengalaman sama bagi beberapa orang akan dimaknai berbeda

oleh masing-masing individu dan disimpan dalam kotak berbeda. Setiap

pengalaman baru dihubungkan dengan kotak-kotak (struktur pengetahuan) dalam

otak manusia tersebut. Struktur pengetahuan dikembangkan dalam otak manusia

dalam dua cara, yaitu asimilasi dan akomodasi. Asimilasi bermakna pengetahuan

baru dibuat atau dibangun atas dasar pengetahuan yang sudah ada. Akomodasi

bermakna struktur pengetahuan yang sudah ada di modifikasi untuk menampung

dan menyesuaikan hadirnya pengetahuan baru.

Pembelajaran fisika sangat memungkinkan untuk diajarkan dengan

menggunakan prinsip konstruktivisme, karena fisika sangat dekat dengan

kehidupan sehari-hari siswa.

2) Inkuiri

Inkuiri adalah keyakinan dasar bahwa siswa harus belajar penuh dan aktif

dalam proses penyelidikan, pemerosesan, mengumpulkan, memadukan, meyaring

dan menyampaikan pengetahuan mereka pada sebuah topik.31 Inkuiri sebagai

suatu proses dimana siswa terlibat dalam pembelajaran mereka, merumuskan

pertanyaan, menyelidiki secara luas dan kemudian membangun pemahaman baru,

makna dan pengetahuan yang baru bagi siswa dan dapat digunakan untk

menjawab pertanyaan, untuk mengembangkan solusi atau untuk mendukung suatu

posisi atau sudut pandang.

National Science Education Standards menggunakan istilah inkuiri dalam

dua hal berbeda. Pertama, inkuiri menunjukan pada kemampuan siswa

mengembangkan kemampuan merancang dan melakukan investigasi ilmiah serta

pemahaman siswa akan hakikat penemuan ilmiah (scientific inquiri). Kedua,

                                                            31 Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), hal. 108. 

Page 30: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

21  

inkuiri menunjukkan pada strategi belajar mengajar yang memungkinkan konsep

ilmiah dikuasai melalui investigasi.32

Menemukan merupakan bagian inti dari CTL (Contextual Teaching and

Learning). Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan

sekedar sebagai hasil mengingat seperangkat fakta tetapi hasil dari menemukan

sendiri. Guru harus merancang kegiatan menuju pada kegiatan menemukan

sendiri terhadap materi yang diajarkannya. Ada lima siklus inquiri, yaitu (1)

observasi (observation), (2) bertanya (question), (3) mengajukan dugaan

(hiphotesis), (4) pengumpulan data (date gathering), dan (5) penyimpulan

(conclussion).

3) Bertanya

Pengetahuan yang dimiliki seseorang selalu bermula dari bertanya

(questioning). Bertanya yang merupakan strategi utama pembelajaran CTL.

Bertanya dalam pembelajaran dipandang sebagai kegiatan utama guru untuk

mendorong, membimbing dan menilai kemampuan berpikir siswa. Bagi siswa

kegiatan bertanya merupakan bagian penting dalam melaksanakan strategi inquari,

yaitu menggali informasi, menginformasikan apa yang telah diketahui dan

mengarahkan pelatihan pada aspek yang belum diketahinya. Kegiatan bertanya

berguna untuk mengkaji informasi, mengecek pemahaman siswa, membangkitkan

respon siswa, mengetahui sejauh mana keingintahuan siswa pada sesuatu yang

dikehendaki guru. Membangkitkan lebih banyak pertanyaan dari siswa, untuk

menyegarkan kembali pengetahuan siswa.

Dalam penerapannya di kelas, bertanya dapat diterapkan, antara siswa

dengan siswa, antara siswa dengan guru, antara guru dengan siswa, dan antara

siswa dengan orang lain yang didatangkan ke kelas. Aktivitas bertanya ditemukan

ketika siswa berdiskusi, bekerja dalam kelompok, ketika menuai kesulitan, ketika

mengamati dan sebagainya. Kegiatan tersebut akan menumbuhkan dorongan

untuk “bertanya”.

                                                            32 National Research Council, Inquiri and The National Science Education Standards: A

Guided for Teaching and Learning, (Washington DC: National Academy Press, 2000) hal. 1. 

Page 31: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

22  

4) Masyarakat Belajar

Masyarakat belajar dapat terjadi apabila ada proses komunikasi dua arah,

dua kelompok atau lebih yang terlibat dalam komunikasi pembelajaran peserta

didik, memberi informasi yang diperlukan oleh teman belajarnya dan meminta

informasi yang diperlukan dari teman belajarnya. Konsep masyarakat belajar

menyadarkan bahwa hasil pembelajaran diperoleh dari kerjasama dengan orang

lain. Hasil belajar diperoleh dari sharring antar teman, antar kelompok dan antara

yang tahu dengan yang belum tahu. Setiap pihak harus merasa bahwa setiap orang

lain memiliki pengetahuan, pengalaman dan keterampilan berbeda yang perlu

dipelajari.

Membangun pendidikan berbasis masyarakat sebagaimana di atur dalam

pasal 55 UUSPN, masyarakat di beri hak oleh pemerintah untuk

menyelenggarakan pendidikan formal dan nonformal sesuai dengan kekhasan

agama, lingkungan sosial dan budaya untuk kepentingan masyarakat.33

Dalam kelas CTL, guru disarankan selalu melaksanakan pembelajaran

dalam kelompok-kelompok belajar. Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok

yang anggotanya heterogen. Yang pandai mengajari yang kurang, yang tahu

mengajari yang belum tahu, yang cepat mendorong yang lambat, dan yang

berinisiatif memberikan gagasannya.

5) Pemodelan

Dalam proses pembelajaran yang dimaksud dengan pemodelan adalah

suatu bentuk pengetahuan atau keterampilan dengan memberi model yang dapat

ditiru atau cara melakukan sesuatu. Dalam pembelajaran fisika proses modeling

sering dilakukan ketika komunitas belajar sedang mengubah masalah dalam

kehidupan sehari-hari menjadi kalimat fisika. Dalam pembelajaran CTL, guru

bukan satu-satunya model. Model dapat dirancang dengan melibatkan siswa.

Seorang siswa bisa ditunjuk untuk menjadi contoh kepada siswa lain.

                                                            33 Depdiknas Pustekinkom Pendidikan, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan (vol. 15 No.

2, maret 2009) hal 244. 

Page 32: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

23  

6) Refleksi

Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir

kebelakang tentang apa-apa yang telah dilakukan di masa lalu. Siswa diberi

kesempatan untuk “mengedepankan” apa yang baru dipelajarinya sebagai struktur

pengetahuan baru, yang merupakan pengayaan atau revisi dari pengetahuan yang

lama. Dengan demikian siswa merasa telah memperoleh pengetahuan baru yang

berguna bagi dirinya.

7) Penilaian yang Sebenarnya

Assessment adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa

memberikan gambaran perkembangan siswa. Gambaran perkembangan siswa

perlu diketahui oleh guru agar bisa memastikan bahwa siswa mengalami proses

pembelajaran dengan benar. Apabila data yang diperoleh menunjukkan bahwa

siswa mengalami kesulitan belajar, maka secepatnya guru mengambil tindakan

yang tepat untuk mengatasinya. Assessment tidak harus selalu di akhir proses

pembelajaran, tetapi dilakukan bersama-sama secara integral dalam proses

pembelajaran.

Kemajuan siswa dinilai dari proses, tidak hanya hasil. Pembelajaran yang

benar seharusnya ditekankan pada upaya membentuk siswa bagaimana seharusnya

belajar (learning how to learn), bukan ditekankan pada diperolehnya sebanyak

mungkin informasi di akhir proses pembelajaran. Guru yang ingin melihat

perkembangan hasil belajar fisika siswanya, harus mengumpulkan data dari

perilaku nyata siswanya dikelas maupun di luar kelas dalam mengaplikasikan

fisika, bukan hanya dari hasil mengerjakan soal tes fisika. Proses pengambilan

data seperti inilah yang dimaksud dengan Authentic Assessment.

Mansur mengutip pendapat John A. Zahorik dalam Constructivist

Teaching mencatat lima elemen yang harus diperhatikan dalam praktik

pembelajaran CTL. Lima elemen yang dimaksud sebagai berikut.34

1) Pengaktifan pengetahuan yang sudah ada

2) Pemerolehan pengetahuan baru dengan cara mempelajari secara keseluruhan

dulu kemudian memerhatikan detailnya.                                                             

34 Masnur Muslich, Op. Cit, hal. 52. 

Page 33: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

24  

3) Pemahaman pengetahuan yaitu dengan cara menyusun konsep sementara

(hipotesis), melakukan sharing kepada orang lain agar mendapat tanggapan

(validitas), dan atas tanggapan itu, konsep tersebut direvisi dan dikembangkan.

4) Mempraktikkan pengetahuan dan pengalaman tersebut.

5) Melakukan refleksi terhadap strategi pengembangan pengetahuan tersebut.

Dalam CTL, guru berperan dalam memilih, menciptakan, dan

menyelenggarakan pembelajaran yang menggabungkan seberapa banyak

pengalaman siswa termasik aspek sosial, fisikal, dan psikologikal untuk mencapai

hasil belajar yang diinginkan. Dalam lingkungan sekitar, siswa menemukan

hubungan yang bermakna antara ide abstrak dan aplikasi praktikal dalam konteks

nyata. Siswa akan memproses informasi atau pengetahuan baru sedemikian rupa

sehingga dirasakan sesuai dengan kerangka pikir yang dimilikinya.

6. Langkah-langkah Pembelajaran CTL

Tugas guru dalam pembelajaran CTL ini adalah membantu peserta didik

mencapai tujuannya, maksudnya guru kelas lebih banyak berurusan dengan

strategi dari pada memberi informasi. Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah

tim yang bekerjasama untuk menemukan suatu yang baru bagi anggota kelas

(peserta didik).

Depdiknas dalam Trianto menyatakan pembelajaran CTL dapat diterapkan

dalam kurikulum apa saja, bidang studi apa saja, dan kelas yang bagaimanapun

keadaannya.35 Menggunakan pendekatan CTL dalam kelas cukup mudah. Secara

garis besar, langkahnya yaitu: mengembangkan pemikiran bahwa anak akan

belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, dan mengkonstruksi sendiri

pengetahuan dan keterampilan barunya, melaksanakan sejauh mungkin kegiatan

inquiri untuk semua topik, mengembangkan sifat ingin tahu peserta didik dengan

bertanya, menciptakan masyarakat belajar, menghadirkan model sebagai contoh

pembelajaran, melakukan refleksi di akhir pertemuan, melakukan penilaian yang

sebenarnya dengan berbagai cara.

                                                            35 Trianto, Op. Cit, hal. 106. 

Page 34: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

25  

Secara garis besar langkah-langkah penerapan CTL dalam kelas sebagai

berikut36

1) Mengembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan

cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksi sendiri

pengetahuan dan keterampilan barunya.

2) Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik.

3) Mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.

4) Menciptakan masyarakat belajar.

5) Menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran.

6) Melakukan refleksi di akhir pertemuan.

7) Melakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.

Untuk mencapai kompetensi yang diharapkan sesuai dengan standar

kompetensi, kompetensi dasar, serta indikator pada pembelajaran fisika dengan

menggunakan CTL. Sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran CTL diatas

guru melakukan tahap-tahap pembelajaran seperti tabel berikut.

Tabel 2.2 Tahap-tahap Pembelajaran CTL

Tahap Tingkah Laku Guru Tahap 1

Kembangkan pemikiran siswa tentang belajar

lebih bermakna

Guru membimbing siswa untuk berpikir sendiri. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan, memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah yang dipilihnya. Guru mendiskusikan rubric assesment yang akan digunakan dalam menilai kegiatan atau hasil karya siswa.

Tahap 2 Kegiatan inkuiri

Guru membimbing siswa untuk bisa menemukan pemahaman materi. Membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.

Tahap 3 Kembangkan sifat ingin

tahu siswa

Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai materi, melaksanakan eksperimen atau demonstrasi. Guru menjelaskan materi serta contoh-contoh dalam kehidupan nyata.

Tahap 4 Ciptakan masyarakat

belajar

Guru membimbing siswa untuk membentuk kelompok dan bekerjasama memecahkan masalah tentang materi pelajaran.

Tahap 5 Menghadirkan model

sebagai contoh pembelajaran

Guru memperagakan alat yang berkaitan dengan materi pelajaran. Membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model serta membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya.

Tahap 6 Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi

                                                            36 Ibid. 

Page 35: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

26  

Melakukan refleksi terhadap eksperimen mereka Tahap 7

Melakukan penilaian yang sebenarnya

Guru mengevaluasi kinerja siswa terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan. Kemudian memberikan penghargaan kepada siswa atau kelompok.

7. Perbedaan Pendekatan Konvensional dan CTL

Konvensional merupakan sebuah pendekatan secara klasikal yang biasa

digunakan oleh setiap pendidik dalam mendidik siswanya. Pendekatan yang

dimaksud adalah pendekatan pengajaran yang menempatkan guru sebagai inti

dalam keberlangsungan proses belajar mengajar. Peran siswa lebih banyak belajar

sendiri secara individual. Siswa tidak diberi banyak kesempatan untuk

mengemukakan pendapat dan berinteraksi dengan siswa lainnya. Keadaan seperti

ini membuat proses belajar menjadi tidak efektif, karena waktu siswa hanya

dihabiskan untuk mengisi buku tugas, mendengarkan pengajar dan menyelesaikan

latihan-latihan. Sebaliknya siswa di minta untuk mengikuti ujian yang bisa

mengungkapkan pemahaman berdasarkan hafalan yang mereka miliki.

Pendekatan konvensional lebih mengutamakan hasil akhir daripada proses

pencapaiannya. Guru berfungsi sebagai sumber ajar yang memberikan informasi

dan siswa hanya sebagai penerima informasi yang mengikuti langkah sang guru.

Metode ceramah adalah metode yang paling banyak digunakan, hal ini mungkin

dianggap guru sebagai metode mengajar yang paling mudah dilaksanakan. Jika

bahan pelajaran dikuasai dan ditentukan urutan penyampaiannya, guru tinggal

menyajikannya di depan kelas dan siswa hanya memperhatikan guru berbicara,

mencoba menangkap apa isinya dan membuat catatan. Selain metode ceramah

metode yang sering dilakukan adalah metode ekspositori, metode kelompok dan

metode diskusi.

Pembelajaran yang menggunakan pendekatan CTL mengajak siswa untuk

aktif, berpikir kreatif, memberikan tugas-tugas yang merangsang bukan hanya

kerja otaknya tetapi juga fisiknya, dan terlibat penuh dalam proses pembelajaran.

Sedangkan dalam pembelajaran konvensional, siswa hanya berperan sebagai

penerima informasi yang pasif, yaitu siswa lebih banyak belajar sendiri secara

individual. Siswa tidak diberi kesempatan banyak untuk mengemukakan pendapat

Page 36: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

27  

dan berinteraksi dengan siswa lainnya. Keadaan seperti ini membuat proses

belajar menjadi tidak efektif, karena waktu siswa hanya dihabiskan untuk mengisi

buku tugas, mendengarkan pengajar dan menyelesaikan latihan-latihan yang

membosankan. Selebihnya siswa diminta untuk mengikuti ujian yang bisa

mengungkapkan pemahaman siswa, mereka hanya mengikuti ujian yang

mengukur kemampuan mereka dalam menghapal fakta.

Untuk lebih lengkapnya, perbedaan pendekatan CTL dengan pendekatan

tradisional (konvensional) dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.3 Perbedaan pendekatan CTL dan pendekatan konvensional No CTL Konvensional 1 Menyandarkan pada memori spasial

(pemahaman makna) Menyandarkan pada hafalan

2 Cenderung mengintegrasikan beberapa bidang (disiplin)

Pemilihan informasi ditentukan oleh guru

3 Cenderung mengintegrasikan beberapa bidang (disiplin)

Cenderung terfokus pada satu bidang (disiplin tertentu)

4 Mengaitkan informasi pengetahuan awal yang dimiliki siswa

Memberikan tumpukan informasi pasif

5 Siswa secara aktif terlibat dalam pembelajaran

Siswa adalah penerima informasi pasif

6 Siswa belajar dari teman melalui kerja kelompok, diskusi, dan saling mengoreksi

Siswa belajar secara individual

7 Pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata atau masalah yang disimualasikan

Pembelajaran abstrak, teoritis dan kurang dikaitkan dengan kehidupan nyata siswa

Tabel 2.4 Perbedaan pendekatan CTL dan Konvensional37 No CTL Konvensional 1 Siswa secara aktif terlibat dalam proses

pembelajaran Siswa adalah penerima informasi pasif

2 Siswa belajar dari teman melalui kerja kelompok, diskusi, saling mengoreksi

Siswa belajar secara individual

3 Pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata dan masalah yang disimulasikan

Pembelajaran sangat abstrak dan teoritis

4 Perilaku dibangun atas kesadaran sendiri Perilaku dibangun atas kebiasaan 5 Keterampilan dikembangkan atas dasar

pemahaman Keterampilan dikembangkan atas dasar latihan

6 Hadiah untuk perilaku baik adalah kepuasan diri

Hadiah untuk perilaku baik adalah tujuan atau nilai rapor

                                                            37 Yatim Rianto, Op. Cit, 167-170. 

Page 37: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

28  

7 Seseorang tidak melakukan yang jelek karena dia sadar hal itu keliru dan merugikan

Seseorang tidak melakukan yang jelek karena dia takut hukuman

8 Bahasa diajarkan dengan pendekatan komunikatif, yakni siswa diajak menggunakan bahasa dalam konteks nyata

Bahasa diajarkan dengan pendekatan struktural, rumus diterangkan sampai paham kemudian dilatihkan

9 Pemahaman rumus dikembangkan atas dasar skemata yang sudah ada dalam diri siswa

Rumus itu ada di luar diri siswa

10 Pemahaman itu berbeda antara siswa yang satu dengan yang lainnya (on going process of development)

Rumus adalah kebenaran absolut (sama untuk semua orang).

11 Siswa menggunakan kemampuan berpikir kritis, terlibat penuh dalam mengupayakan terjadinya proses pembelajaran yang efektif

Siswa secara pasif menerima rumus atau kaidah (membaca, mendengar, mencatat, menghafal)

12 Pengetahuan yang dimiliki manusia dikembangkan oleh manusia itu sendiri

Pengetahuan adalah fakta, konsep, atau hukum yang berada diluar diri manusia

13 Pengetahuan tidak pernah stabil, selalu berkembang (tentative incomplete)

Kebenaran bersifat absolut dan pengetahuan bersifat final

14 Siswa diminta bertanggungjawab memonitor dan mengembangkan pembelajaran mereka masing-masing

Guru adalah penentu jalannya proses pembelajaran

15 Penghargaan terhadap pengalaman siswa sangat diutamakan

Proses pembelajaran tidak memerhatikan pengalaman siswa

16 Hasil belajar diukur dengan berbagai cara proses bekerja hasil karya, penampilan, rekaman tes

Hasil belajar hanya diukur dengan tes

17 Pembelajaran terjadi diberbagai tempat, konteks, dan setting

Pembelajaran hanya terjadi dalam kelas

18 Penyesalan adalah hukuman dari perilaku jelek

Sangsi adalah hukuman dari perilaku jelek

19 Perilaku baik berdasarkan motivasi instrinsik Perilaku baik berdasar dari motivasi ekstrinsik

20 Seseorang berperilaku baik karena dia yakin itulah yang terbaik dan bermanfaat

Seseorang berprilaku baik karena dia terbiasa melakukan begitu

Perbedaan CTL dengan pengajaran konvensional, juga dapat dibedakan

melalui strategi-strategi yang terkandung di dalamnya. Strategi CTL berisi

kooperatif, proyek pengetahuan dasar, masalah pengetahuan dasar, perkembangan

portofolio, penilaian sebenarnya, berbagai pendekatan disipliner, pembelajaran

menggunakan komputer, pembelajaran yang memudahkan guru siap dalam

bimbingan dan pelatihan, tanggung jawab atas pembelajaran siswa,

melangsungkan komunitas pembelajaran, memberikan umpan balik, dan dorongan

kepada siswa. Sedangkan pembelajaran dan pengajaran konvensional berisi modul

pendidikan teknologi, demonstrasi guru, diskusi guru, tugas individu, penilaian

Page 38: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

29  

tradisional, menggunakan papan buletin dan poster, dan menggunakan papan tulis

dalam kegiatan pembelajaran.38

8. Evaluasi pembelajaran CTL

Adapun evaluasi yang digunakan dalam pembelajaran CTL antara lain.

1) Penilaian kinerja

Penilaian kinerja adalah penilaian berdasarkan hasil pengamatan penilai

terhadap aktivitas siswa sebagaimana yang terjadi. Langkah-langkah yang

dilakukan dalam penilaian kinerja yaitu identifikasi semua aspek penting.

Tuliskan semua kemampuan khusus yang diperlukan, usahakan kemampuan yang

akan dinilai dapat diamati dan tidak terlalu banyak. Urutkan kemampuan yang

akan dinilai berdasarkan urutan yang akan diamati.

2) Penilaian tes tertulis

Penilaian secara tertulis dilakukan dengan tes tertulis. Tes tertulis yang

digunakan adalah tes pilihan ganda. Tes pilihan ganda dapat digunakan untuk

kemampuan mengingat dan memahami. Dalam menyusun instrumen penilaian

tertulis perlu dipertimbangkan hal-hal berikut yaitu materi, konstruksi, dan

bahasa.

9. Hasil Belajar

Pengertian belajar menurut konstruktivisme, adalah perubahan proses

mengkonstruksi pengetahuan berdasarkan pengalaman nyata yang dialami peserta

didik sebagai hasil interaksi dengan lingkungan sekitarnya. Pengetahuan yang

mereka peroleh sebagai hasil interpretasi pengalaman yang disusun dalam

pikirannya. Belajar atau juga yang disebut dengan learning, adalah perubahan

yang secara relatif berlangsung lama pada prilaku yang diperoleh dari

pengalaman-pengalaman.39

                                                            38 John L. Scott, “Implementing Contextual Teaching and Learning: Case Study of David,

a High School Technology Education Novice Teacher”, (University of Georgia, 2003) dari: http://www.coe.uga.edu/ctl/casestudy/scott.pdf. Juli 2008, hal. 13-14. 

39 Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan lingkungan, (jakarta: KIZI BROTHER’S, 2006) hal. 76. 

Page 39: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

30  

Belajar menurut Muhibbin Syah adalah kegiatan yang berproses dan

merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis

dan jenjang pendidikan.40 Belajar merupakan tahap perubahan seluruh tingkah

laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan

lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Belajar bukan sekedar penguasaan

bahan, akan tetapi terjadinya perubahan tingkah laku anak sehingga terbentuk

suatu kepribadian yang baik.41

Proses belajar pada prinsipnya bertumpu pada struktur kognitif, yakni

penataan fakta, konsep serta prinsip-prinsip, sehingga membentuk satu kesatuan

yang memiliki makna bagi subjek didik. Aktivitas belajar dapat dikatakan efektif

bila proses pembelajaran telah dapat mewujudkan sasaran atau hasil belajar yang

beranekaragam. Belajar merupakan tingkah laku sebagai hasil belajar yang terjadi

melalui usaha dengan mendengar, membaca, mengikuti petunjuk, mengamati,

memikirkan, mengahayati, meniru, melatih dan mencoba sendiri dengan

penglaman atau latihan. Jadi perubahan perilaku akibat kematangan atau

pertumbuhan fisik itu bukan hasil belajar.

Hasil belajar adalah kemampuan aktual yang berupa penguasaan ilmu

pengetahuan, keterampilan, dan yang dicapai peserta didik sebagai hasil dari suatu

yang dipelajarinya. Indikator hasil belajar merupakan terget pencapaian

kompetensi secara operasional dari kompetensi dasar dan standar kompetensi.42

Hasil belajar yang dicapai siswa sangat erat kaitannya dengan rumusan tujuan

instruksional yang direncanakan guru sebelumnya. Hal ini dipengaruhi pula oleh

kamampuan guru sebagai perancang (designer) belajar-mengajar.

                                                            40 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2008), hal. 89. 41 Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputat Pers,

2002), hal. 21. 42 Ahmat Sofian, dkk, Evaluasi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, (Jakarta:UIN Jakarta

Press, 2006), hal. 13. 

Page 40: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

31  

Bloom dalam Ahmad Sofian mengklasifikasi hasil belajar secara garis

besar terdiri dari.43

a. Ranah kognitif, yang berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri

dari Hafalan (C1), pemahaman (C2), aplikasi/penerapan (C3), analisis (C4),

sintesis (C5), dan evaluasi (C6).

1) Hafalan (C1) meliputi kemampuan menyatakan kembali fakta, konsep,

prinsip, dan prosedur yang telah dipelajari.

2) Pemahaman (C2) meliputi kemampuan menangkap arti dari informasi yang

diterima, misalnya dapat menafsirkan bagan, diagram, atau grafik,

menerjemahkan suatu pernyataan verbal ke dalam rumusan matematis atau

sebaliknya.

3) Penerapan (C3) meliputi kemampuan menggunakan prinsip, aturan,

metode yang dipelajari pada situasi baru atau pada situasi konkrit.

4) Analisis (C4) meliputi kemampuan menguraikan suatu informasi yang

dihadapi menjadi komponen-komponennya, sehingga struktur informasi

serta hubungan antar komponen informasi tersebut menjadi jelas.

5) Sintesis (C5) meliputi kemampuan untuk mengintegrasikan bagian-bagian

yang terpisah-pisah menjadi suatu keseluruhan yang terpadu.

6) Evaluasi (C6) meliputi kemampuan untuk mempertimbangkan nilai suatu

pernyataan, uraian, pekerjaan, berdasarkan kriteria tertentu yang

ditetapkan.

b. Ranah afektif dirinci oleh kratwohl dkk dalam ahmad sofyan menjadi lima

jenjang,44 yaitu perhatian/penerimaan (receiving), tanggapan (responding),

penilaian/penghargaan (valuing), pengorganisasian (organization), dan

karakterisasi terhadap suatu nilai atau beberapa nilai (characterization by a

value or value complex).

1) Penerimaan (receiving) merupakan kepekaan atau keinginan menerima

atau memperhatikan fenomena dan stimuli, menunjukkan perhatian yang

terkontrol dan terseleksi.

                                                            43 Ibid, hal. 14-27. 44 Ibid, hal. 15-17. 

Page 41: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

32  

2) Responsi (responding) menunjukkan perhatian aktif, melakukan sesuatu

fenomena, setuju, ingin dan puas menanggapi.

3) Penilaian (valuing) menunjukkan konsistensi perilaku yang mengandung

nilai, termotivasi berperilaku sesuai dengan nilai yang pasti.

4) Pengorganisasian (organization) seperti mengorganisasikan nilai-nilai

yang relevan ke dalam suatu sistem.

5) Pembentukan karakter (charecterization) menginternalisasi nilai-nilai

menjadi karakter.

c. Ranah psikomotorik menurut Dave dalam Uzer Usman mengklasifikasi dalam

lima kategori, yaitu peniruan, manipulasi, ketetapan, artikulasi, dan

pengalamiahan.45 Ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar

keterampilan dan kemampuan bertindak setelah seseorang menerima

pengalaman belajar tertentu.46

Dari pengertian para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

adalah kemampuan aktual yang berupa penguasaan pengetahuan, keterampilan,

dan sikap yang dicapai peserta didik sebagai hasil dari sesuatu yang dipelajarinya.

Penguasaan konsep dapat dilihat melalui tes hasil belajar berupa angka-angka,

sedangkan sikap dapat teraktualisasikan melalui kepekaannya terhadap kejadian

yang terjadi disekitarnya, begitupun dalam hal keterampilan.

Pengukuran hasil belajar merupakan bagian penting dalam proses

mengajar, karena dengan pengukuran tersebut dapat ditentukan tingat

keberhasilan suatu program sekaligus juga dapat diukur hasil-hasil dicapai oleh

suatu program dengan baik untuk menilai hasil belajar yang beranekaragam dapat

diukur dengan menggunakan alat bantu atau teknik evaluasi, yang biasanya

berupa tes yang disusun berdasarkan tujuan instruksional yang hendak dicapai.

                                                            

45 Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), hal. 36-37. 

46 Ahmad Sofyan, dkk.,Op. Cit, hal. 23. 

Page 42: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

33  

10. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Hasil belajar yang diinginkan berhubungan dengan keyakinan bagaimana

prosesnya berlangsung. Pandangan mengenai proses belajar bukan saja

menentukan hasilnya tapi juga model evaluasi yang dianjurkan untuk

digunakan.47 Aktivitas belajar bagi setiap individu tidak selamanya dapat

berlangsung wajar. Kadang-kadang lancar dan kadang-kadang tidak, kadang-

kadang cepat menangkap apa yang dipelajari, kadang-kadang terasa amat sulit.

Dalam hal semangat kadang semangatnya tinggi, tetapi terkadang juga sulit untuk

mengadakan konsentrasi. Demikian diantara kenyataan yang sering kita jumpa

pada setiap anak didik dalam kehidupan sehari-hari dalam kaitannya dengan

aktivitas belajar mengajar.

Berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan beberapa faktor

yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar dari dalam diri orang yang belajar

dan ada pula dari luar dirinya. Zikri Neni dalam bukunya menjelaskan bahwa hasil

belajar disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor internal dan eksternal.48

Jadi, secara umum, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses dan

prestasi belajar terbagi menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Berikut ini

penulis akan menguraikan hal-hal yang berkaitan dengan kedua faktor tersebut.

1) Faktor Internal

Faktor Internal adalah faktor yang ada dalam diri seseorang dalam hal ini

dalam diri siswa. Faktor ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu:49

a) Faktor Fisiologis

Faktor ini ditinjau berdasarkan keadaan jasmani. Kondisi umum jasmani

dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh

dan sendi-sendinya dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam

mengikuti pelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah, apalagi jika disertai

                                                            47 Depdiknas Pustekinkom, Jurnal Teknodik (No. 17/IX/Teknodik, Desember 2005) hal

178. 48 Zikri Neni Iska, Op. Cit, hal. 85. 49 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu, 1999), Cet. 1,

hal.131-138. 

Page 43: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

34  

pusing- pusing kepala misalnya, dapat menurunkan ranah cipta kognitif sehingga

materi yang dipelajarinya kurang atau tidak berbekas.

Jadi orang yang sehat akan berbeda dengan pengaruhnya terhadap belajar

dibandingkan dengan jasmani yang kurang sehat. Kondisi fisiologi siswa terdiri

atas kondisi kesehatan dan kebugaran fisik serta kondisi panca inderanya,

terutama sekali indera penglihatan dan pendengaran.

Apabila seseorang siswa memiliki kondisi fisiologi yang kurang baik

seperti indera pendengaran dan penglihatannya kurang baik, maka hampir dapat

dipastikan siswa tersebut akan mengalami kesulitan dalam belajar, sebagaimana

telah disebutkan pada awal penulisan. Jika hal tersebut tidak segera di tindak

lanjuti maka akan berpengaruh terhadap prestasi belajar yang akan diperoleh

siswa tersebut.

b) Faktor Psikologis

Muhibbin Syah dalam bukunya Psikologi belajar menyebutkan, yang

termasuk ke dalam faktor psikologis diantaranya adalah motivasi, minat, dan

bakat.50 Apabila seseorang memiliki motivasi, minat, dan bakat maka ia akan

terpacu untuk terus belajar. Dengan kata lain ia memiliki semangat yang luar biasa

untuk terus belajar. Akan tetapi sebaliknya apabila keadaan individunya seperti

kurang sehat, gangguan pada inderanya, dan lain-lain, maka hal tersebut sedikit

banyak akan mempengaruhi kegiatan belajarnya.

2) Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa. Faktor ini

terdiri dari faktor-faktor lingkungan dan faktor-faktor Intsrumental.51

a) Faktor-Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan ini dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu : 52

(1) Lingkungan Sosial

Faktor linkingan sosial juga bisa berwujud manusia dan reprentasinya

termasuk budayanya akan mempengaruhi proses belajar dan hasil belajar

                                                            50 Ibid, hal. 132. 51Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan berdasarkan Kurikulum Nasional, (Jakarta: Pedoman

Ilmu Jaya, 1996), Cet. 2, hal. 59. 52 Muhibbin Syah, op.cit, hal.138 – 140. 

Page 44: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

35  

siswa. Lingungan sekolah seperti guru, para staf administrasi, dan teman-

teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. Para

guru yang selalu menunjukan sikap dan prilaku yang simpatik dan

memperlihatkan suri teladan yang baik dan rajin khususnya dalam hal

belajar, misalnya rajin membaca dan berdiskusi, dapat menjadi daya

dorong yang positif bagi kegiatan belajar siswa.

Selanjutnya juga yang termasuk lingkungan sosial siswa adalah

masyarakat dan tetangga serta teman-teman sepermainan disekitar

perkampungan siswa tersebut. Kondisi masarakat dilingkungan kumuh yang

serba kekurangan dan anak-anak penganggur misalnya akan sangat

mempengaruhi aktifitas belajar siswa. Paling tidak siswa tersebut akan

menemukan kesulitan ketika memerlukan teman belajar atau berdiskusi atau

meminjam alat- alat belajar tertentu yang kebetulan belum dimiliki.

(2) Lingkungan Non Sosial

Lingkungan non sosial yang dimaksud adalah hal-hal yang dipandang

turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa yang tak terhitung

jumlahnya misalnya: keadaan udara, suhu udara, cuaca, waktu (pagi, siang

atau malam), gedung sekolah dan letaknya, alat-alat sekolah yang digunakan

siswa untuk belajar, tempat tinggal siswa dan letak tempat tinggal tersebut.

b) Faktor-Faktor Instrumental

Faktor Instrumental ini terdiri dari gedung/sarana fisik kelas, sarana

pengajaran, guru, dan kurikulum pelajaran serta strategi belajar mengajar yang

digunakan akan mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa.53 Banyak psikolog

beranggapan bahwa belajar merupakan suatu proses yang asosiatif, yaitu asosiasi

atau koneksi antara suatu rangsang tertentu.

11. Hubungan Pendekatan CTL dengan Hasil Belajar

Salah satu cara belajar-mengajar yang menekankan berbagai kegiatan dan

tindakan adalah menggunakan pendekatan tertentu dalam belajar-mengajar karena

pendekatan dalam belajar-mengajar pada hakekatnya merupakan suatu upaya                                                             

53 Alisuf Sabri, op.cit., hal. 59. 

Page 45: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

36  

dalam mengembangkan keaktifan belajar yang dilakukan oleh peserta didik dan

guru.

Terdapat kecendrungan dalam dunia pendidikan dewasa ini untuk kembali

pada pemikiran bahwa anak akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan

sacara alamiah. Belajar akan lebih bermakna jika anak “mengalamai” sendiri apa

yang dialaminya, bukan “mengetahi”-nya. Pembelajaran yang berorientasi target

penguasaan materi terbukti berhasil dari kompetensi “mengingat” jangka pendek,

tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan dalam kehidupan

jangka panjang, pendekatan CTL adalah suatu pendekatan pengajaran yang

karakteristiknya memenuhi harapan itu.

Kuatnya arus globalisasi yang terus menerus terjadi menyebabkan nilai-

nilai yang menjadi pondasi pertahanan peserta didik akan runtuh. Dengan

penanaman pendidikan nilai dimaksudkan akan menambah ruh bagi para peserta

didik untuk menghadirkan kepekaan terhadap apa yang terjadi di lingkungan

sekitar dan memberi arahan untuk bisa berkontribusi terhadap lingkungannya.

B. Penelitian yang Relevan

Beberapa hasil penelitian dengan penerapan CTL memberikan hasil bahwa

pembelajaran CTL dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan menunjukkan

sikap yang positif, salah satunya seperti dalam penelitian Tri Murtono dengan

judul Keefektifan Model Pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning)

Terhadap Penalaran Matematika Pada Materi Komposisi Fungsi dan Invers

Fungsi Pada Siswa Kelas XI 1A SMA Negeri Semarang Tahun Ajaran 2006/2007.

Penelitian tersebut memperlihatkan adanya peningkatan hasil belajar siswa setelah

pembelajaran melalui pendekatan CTL.54

Lina Rahmawati melakukan penelitian mengenai efektivitas pembelajaran

dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning dalam meningkatkan hasil

                                                            54 Tri Murtono, Keefektifan Model Pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning)

Terhadap Penalaran Matematika Pada Materi Komposisi Fungsi dan Invers Fungsi Pada Siswa Kelas XI 1A SMA Negeri Semarang Tahun Ajaran 2006/2007, (skripsi Universitas Negeri Semarang, 2007), diakses pada tanggal 12 Februari dari http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/index/assoc/HASH0134/ce1e0081.dir/doc.pdf

Page 46: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

37  

belajar siswa pada konsep pengelolaan lingkungan terintegrasi nilai. Penelitian

tersebut menunjukkan bahwa CTL cukup efektif dalam meningkatkan hasil

belajar siswa.55

Penelitian Eko Suseno mengenai Keefektifan CTL (Contextual Teaching

and Learning) Terhadap Pemahaman Konsep Siswa SMK Pelita Nusantara 2

Semarang Pada Pokok Bahasan Trigonometri. Penelitian tersebut menunjukkan

bahwa pendekatan kontekstual memberikan dampak positif bagi siswa dalam

proses belajar mengajar.56

Hasil penelitian Astri Rama Yulia mengenai pengaruh pembelajaran kimia

bernuansa nilai dengan pendekatan kontekstual terhadap hasil belajar siswa.

Penelitian tersebut menunjukkan pengaruh positif terhadap hasil belajar siswa

dengan menggunakan pendekatan kontekstual serta didapatkan respon yang baik

dari siswa terhadap pembelajaran kimia bernuansa nilai.57

C. Kerangka Berpikir

Belajar merupakan faktor yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan

manusia belajar menjadikan manusia sebagai makhluk unik yang berbeda dengan

makhluk lain. Belajar merupakan perubahan yang relatif permanen pada perilaku,

pengetahuan, atau keterampilan.

Proses belajar setidaknya meliputi tiga tahapan, yaitu tahapan input, proses,

dan output. Ketiga tahapan ini saling berhubungan dan saling mempengaruhi.

Faktor utama yang mempengaruhi hasil belajar belajar (output), disamping

kualitas input-nya, adalah proses pembelajarannya. Untuk mendapatkan hasil

belajar yang maksimal maka diperlukan sebuah pendekatan yang baik dan

diharapkan nantinya akan menciptakan prestasi.

                                                            55Lina Rahmawati, efektivitas pembelajaran dengan pendekatan Contextual Teaching and

Learning dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep pengelolaan lingkungan terintegrasi nilai, (Skripsi UIN Jakarta. 2009). 

56Eko Suseno, Keefektifan CTL (Contextual Teaching and Learning) Terhadap Pemahaman Konsep Siswa SMK Pelita Nusantara 2 Semarang Pada Pokok Bahasan Trigonometri (skripsi Universitas Negeri Semarang, 2007), diakses pada tanggal 12 Februari dari http://www.muhfida.com/modelpembelajaran.html

57Astri, pengaruh pembelajaran kimia bernuansa nilai dengan pendekatan kontekstual terhadap hasil belajar siswa, (skripsi UIN Jakarta, 2009). 

Page 47: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

38  

Sebagai ilmu pengetahuan empiris, perkembangan fisika selalu diawali

dari sebuah permasalahan. Berawal dari permasalah tersebut, seseorang akan

melakukan observasi yang kemudian akan dilanjutkan oleh kegiatan-kegiatan

yang lain sehingga menghasilkan sebuah teori baru. Berdasarkan kenyataan itu,

maka para pakar pendidikan mulai merumuskan sebuah pendekatan pembelajaran

yang sesuai dengan karakter fisika tersebut. Pengembangan pendekatan

pemebelajaran ini didasarkan pada kegagalan pendekatan pembelajaran

konvensional yang hanya dapat membantu siswa memiliki hapalan jangka pendek

saja. Pembelajaran konvensional membuat siswa tidak bisa menghubungkan

pengetahuan yang diperoleh di sekolah dengan pemecahan masalah yang dihadapi

siswa pada kehidupan sehari-hari mereka. Maka lahirlah pendekatan pembelajaran

melalui Contextual Teaching and Learning (CTL) sebagai sebuah solusi terhadap

permasalah tersebut.

Disamping itu, setiap proses pembelajaran harus didesain sedemikian rupa

sehingga sesuai dengan karakteristik materi yang dipelajari. Karena

ketidaksesuaian pembelajaran yang dilakukan, berkembanglah persepsi pada

siswa bahwa fisika merupakan pelajaran yang sulit dan membosankan. Untuk

mengatasi ini, pendekatan CTL berupaya memberikan solusi untuk mengatasi

masalah ini. CTL menjamin keterlibatan siswa dalam pembelajaran sehingga

diharapkan pembelajaran akan berjalan lebih mudah dan menyenangkan.

Berdasarkan landasan teori dan hasil-hasil penelitian yang relevan, maka

diduga terdapat pengaruh pembelajaran melalui pendekatan Contextual Teaching

and Learning (CTL) terhadap hasil belajar siswa. Kerangka berpikir penelitian ini

dapat dilihat pada gambar bagan berikut ini berikut ini.

Page 48: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

39  

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir

D. Pengajuan Hipotesis

Ho : Tidak terdapat pengaruh hasil belajar siswa antara siswa yang

diajar melalui pendekatan CTL dengan siswa yang diajar dengan

pendekatan konvensional.

Ha : Terdapat pengaruh hasil belajar siswa antara siswa yang diajar

melalui pendekatan CTL lebih tinggi dibandingkan dengan siswa

yang diajar dengan pendekatan konvensional.

Kualitas Proses Pembelajaran 

Contextual Teaching and Learning (CTL) Proses Pembelajaran 

Strategi Belajar Elanie B. Johnson 

Konstruktivisme 

Manusia 

Belajar 

Hasil Belajar Proses Input  Output 

Landasan Filosofi 

Prestasi 

Page 49: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

31  

BABIII

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2010 pada semester 2

tahun ajaran 2009/2010 di SMP Islam Al-Ikhlas Cipete Jakarta Selatan.

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi

exsperiment. Dalam eksperimen ini terdapat kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol. Kelompok eksperimen diberi perlakuan khusus (variabel

yang akan diuji akibatnya) yaitu metode pembelajaran CTL, sedangkan

kelompok kontrol dengan pembelajaran konvensional.

Desain penelitian yang digunakan ialah pretest-posttest control group

yang divisualisasikan sebagai berikut.

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Kelompok Pretest Perlakuan Posttest

A(kelompok Eksperimen) 01 X1 02

B(Kelompok kontrol) 01 X2 02

Berdasarkan desain penelitian di atas, kedua kelompok diberi tes awal

(pretest) dengan tes yang sama. Setelah diberi perlakuan yang berbeda, kedua

kelompok dites dengan tes yang sama sebagai tes akhir (posttest). Hasil kedua

tes akhir dibandingkan (diuji perbedaannya), demikian juga antara hasil tes

awal dengan tes akhir pada masing-masing kelompok. Perbedaan yang berarti

(signifikan) antara kedua tes awal dan tes akhir pada kelompok eksperimen

menunjukkan pengaruh dari perlakuan yang diberikan.

  

Page 50: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

32  

Alur penelitian secara singkat dapat dilihat pada bagan berikut.

Identifikasi Masalah 

Gambar 3.1 Alur Penelitian

C. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian adalah seluruh peserta didik SMP Al-Ikhlas

Cipete Jakarta Selatan, sedangkan sampelnya adalah kelas VIII sebanyak dua

kelas. Kelas pertama sebagai kelas eksperimen dan kelas kedua sebagai kelas

control. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah proposive sampel.

Uji coba Instrumen Penyusunan Instrumen

Instrumen Penelitian

Penelitian 

Aktivitas Pembelajaran CTL 

Observasi 

Post Test 

Kelas Eksperimen

Pre Test 

Kelas Kontrol 

Pre Test 

Aktivitas Pembelajaran Konvensional 

Post Test 

Hasi  dan Pembahasan

Laporan 

  

Page 51: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

33  

D. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan dua cara pengumpulan data yaitu melalui tes

soal. Dalam pengumpulan data ini terlebih dahulu ditentukan sumber data,

kemudian jenis data, teknik pengumpulan, dan instrumen yang digunakan.

Secara lengkap dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.2 Teknik Pengumpulan data

Sumber

Data Jenis Data

Teknik

Pengumpulan Data Instrumen

Siswa

Hasil belajar siswa dalam

pembelajaran CTL

Melaksanakan tes

awal Butir pilihan

ganda Hasil belajar siswa setelah

terlibat dalam pembelajaran

CTL

Melaksanakan tes

akhir

Proses PBM observasi Lembar

observasi

E. Variabel Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu, Variabel independen (variabel

bebas) adalah pendekatan CTL dan Variabel dependen (variabel terikat)

adalah hasil belajar.

Tabel 3.3 Variabel Penelitian

Variabel

Penelitian Definisi Konseptual Definisi Operasional

Pendekatan CTL

(Variabel X)

- Pendekatan lebih

menekankan pada strategi

dalam perencanaan

- CTL adalah konsep belajar

yang membantu guru

Guru merancang

pembelajaran sesuai

dengan pembelajaran CTL,

kemudian keberhasilan

siswa diukur dari hasil

  

Page 52: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

34  

mangaitkan antara materi

yang diajarkan dengan

situasi dunia nyata peserta

didik dan mendorong

peserta didik membuat

hubungan antara

pengetahuan yang dimiliki

dengan penerapan dalam

kehidupan mereka sehari-

hari.

belajar.

Hasil belajar

siswa (Variabel

Y)

Hasil belajar merupakan

peristiwa yang bersifat internal

pada diri seseorang. Peristiwa

tersebut dimulai dari adanya

pengetahuan untuk kemudian

berpengaruh pada perilaku.

Dengan demikian, perilaku

belajar seseorang didasarkan

pada tingkat pengetahuan yang

dapat diketahui melalui tes dan

pada akhirnya memunculkan

hasil belajar.

Hasil belajar dilihat dari

aspek kognitif

F. Instrumen Penelitian

1. Instrumen Tes (kognitif)

Tes kognitif berupa tes tertulis yang diberikan kepada responden

yang termuat dalam bentuk soal objektif dengan empat pilihan. Tes

pengetahuan ini digunakan untuk mengetahui penguasaan peserta didik

terhadap konsep getaran dan gelombang.

  

Page 53: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

35  

Langkah penyusunan tes kognitif adalah penyusunan kisi-kisi,

konsultasi dengan pembimbing, dan uji coba soal. Kisi-kisi yang disusun

mencakup materi, indikator, dan jenjang kognisi. Lembar soal tes yang

digunakan dibuat dalam bentuk pilihan ganda yang difokuskan pada

pemahaman konsep. Konsultasi dengan pembimbing dilakukan untuk

mendapat validitas isi. Aspek yang ditelaah meliputi kesesuaian indikator

dengan butir soal, aspek bahasa, dan aspek materi.

2. Instrumen Nontes

Penggunaan instrumen nontes ini bertujuan agar kesimpulan yang

dapat diperoleh dari penelitian ini lebih valid dan objektif dibandingkan

jika hanya menggunakan satu instrumen tes saja. Instrumen nontes yang

digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi. Sebagaimana

instrumen tes, instrumen nontes juga harus memenuhi kriteria kelayakan.

Hanya saja kriteria yang harus dipenuhi oleh instrumen nontes berbeda

dengan instrumen tes. Begitu pula, berbeda dengan instrumen tes yang

pengujiannya menggunakan perhitungan-perhitungan statistik, instrumen

nontes lembar observasi ini pengujian kelayakannya cukup dengan

pertimbangan ahli saja.1 Pertimbangan para ahli ini berhubungan dengan

validitas isi yang berkaitan dengan butir-butir pertanyaan-pertanyaan yang

akan diajukan kepada siswa.2

Uji kelayakan ini dilakukan oleh dosen pembimbing dengan

pertimbangan kajian teoretis yang dilakukan penulis. Setelah diajukan

kepada dosen pembimbing dan beberapa perbaikan, akhirnya instrumen

nontes lembar observasi ini dianggap layak untuk digunakan. Berikut ini

adalah aspek-aspek yang diuji kelayakannya oleh dosen pembimbing

beserta kriterianya.

                                                            

1  Sukardi, Metodologi  Penelitian  Pendidikan:  Kompetensi  dan  Praktiknya  (Jakarta:  Bumi Aksara, 2003), h. 123. 

2 Yanti Herlanti, Op. Cit., h. 32. 

  

Page 54: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

36  

Tabel 3.4 Lembar Uji Validitas Instrumen Nontes

No Aspek yang Diuji Kriteria

Baik Cukup Kurang

1 Pengembangan indikator dari

setiap tahap pembelajarannya

2 Keterwakilan semua tahap

pembelajaran oleh indikator

yang dikembangkan

3 Penskoran terhadap tiap-tiap

indikator

4 Pemilihan kata dan kalimat

dalam pengembangan indikator

5 Kejelasan dan keefektifan

bahasa yang digu

nakan

Saran:

……………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

…………………………………………………………………................

G. Uji Coba Instrumen Tes

Analisis uji coba soal tes objektif menggunakan program ANATES,

instrumen yang diajukan sebanyak 40 butir, setelah dianalisis kembali dengan

dosen pembimbing akhirnya didapat 20 soal valid dan dijadikan instrument

untuk penelitian.

1. Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan

valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Sebuah instrumen

dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti

  

Page 55: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

37  

secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh

mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang

validitas yang dimaksud.

2. Reliabilitas Tes

Reliabilitas instrumen atau alat evaluasi dalam mengukur ketepatan

peserta didik dalam menjawab alat evaluasi itu. Jika alat evaluasi itu

reliabel, maka hasil hasil dari dua kali atau lebih pengevaluasian dengan

dua atau lebih alat evaluasi yang senilai (equivalen) pada masing-masing

pengetesan, akan serupa. Suatu alat evaluasi (test atau non test) dikatakan

baik jika antara lain reliabelnya tinggi.

3. Tingkat Kesukaran

Melihat tingkat kesukaran butir soal berdasarkan pada kelompok

atas dan kelompok bawah peserta didik yang telah disusun dengan

menggunakan rumus.

P =

Keterangan:

P = indeks tingkat kesukaran

B = jumlah peserta didik yang menjawan soal benar

JS = jumlah seluruh peserta didik peserta tes

Kriteria tingkat kesukaran:

a. P antara 0,00 sampai 0,30 adalah : soal sukar

b. P antara 0,30 sampai 0,70 adalah : soal sedang

c. P antara 0,70 sampai 1,00 adalah : soal mudah

  

Page 56: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

38  

4. Daya pembeda

Penghitungan daya pembeda setiap butir soal menggunakan rumus

berikut.

D =

Keterangan:

D = jumlah peserta tes

JA = banyaknya peserta kelompok atas

JB = banyaknya peserta kelompok bawah

BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu benar

BB

= banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu

benar

PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Kriteria daya pembeda:

D = 0,00 – 0,20 : jelek

D = 0,20 – 0,40 : cukup

D = 0,40 – 0,70 : baik

D = 0,70 – 1,00 : baik sekali

H. Teknik analisis data

Sebelum menentukan teknik analisis yang akan digunakan, terlebih

dahulu memeriksa keabsahan sampel yaitu dengan uji normalitas dan uji

homogenitas, selanjutnya dilakukan uji hipotesis.

Pengelolaan dan analisis data menggunakan uji statistik dengan tahapan-

tahapan sebagai berikut.

a. Uji Prasyarat

Langkah-langkah yang dilakukan dalam mengolah data adalah

sebagai berikut.

  

Page 57: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

39  

1. Menentukan distribusi frekuensi

kuensi dari data nilai pretest dan

postes

i dari skor terendah sampai skor tertinggi.

tinggi

3) g interval kelas dengan rumus sebagai berikut:

Menentukan distribusi fre

t dari kelompok eksperimen dan kontrol dengan langkah-

langkah sebagai berikut3.

1) Mengurutkan data nila

2) Mengurutkan rentang data (range) dengan rumus sebagai berikut.

R = H – L + 1

Keterangan:

R = Range

H = skor ter

L = skor terendah

Menentukan panjan

P = , dimana R adalah total range dan i adalah interval kelas

4)

ng, dengan rumus:

Membuat tabel distribusi frekuensi

5) Menentukan mean atau rata-rata hitu

Mx = ∑∑

Ketera ang n:

ata-rata hitung

rkalian antara midpoint dari masing-

mas

n juga N

6) Me dus dicari dengan

Mx = mean / r

∑ = jumlah dari hasil pe

ing interval dengan frekuensinya

∑ = jumlah frekuensi, bisa digunaka

nentukan modus atau data terbanyak. Mo4rumus sebagai berikut .

Mo = b + p 1 1 2

Keterangan:

Mo = Modus

odus

                                                           

b = batas bawah kelas m

p = panjang kelas  

3 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan,  (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), hal 37‐58 4 Sudjana, Metode Statistik, (Bandung: Tarsito, 1996), edisi 6, hal 77 

  

Page 58: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

40  

b1 = frekuensi kelas modus dik urangi frekuensi kelas interval

las yang lebih kecil sebelum tanda kelas

b2

tanda kelas yang lebih besar sebelum tanda kelas

7) Menen

Me = b

dengan tanda ke

modus.

= frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas interval

dengan

modus.

tukan median dengan rumus.

+ p 12

Keterangan:

ian

s bawah kelas median

ase

rekuensi dengan tanda kelas lebih kecil

edian

2. Me tuka

Gain adalah selisih antara nilai postest dan pretest, gain

pemahaman atau penguasaan konsep siswa

setelah

Me = med

b = bata

n = number of c

p = panjang kelas

F = jumlah semua f

dari tanda kelas m

f = frekuensi kelas median

nen n Normal Gain

menunjukkan peningkatan

pembelajaran berlangsung. Sedangkan normal gain dicari

dengan menggunakan rumus5.

N Gain = Postest PretestSkor ideal Pretest

Terdapat tiga kategorisasi perolehan skor gain ternormalisasi, yaitu.

: nilai G ≥ 0,70

g

                                                           

g-tinggi

g-sedang : nilai 0,30 ≤ G < 0,30

-rendah : nilai G < 0,30

 5  David  E.  Meltzer,  “The  Realitionship  Betweem  Mathemathics  Preparation  and  Conceptual Learning  Gain  in  Physic:A  Possible  “Hidden  Variable”  in  Diagnotic  Pretest  Scores”,  dari http://physics.ia.state.edu/per/docs/addendum_on_normalized_gain.pdf. 

  

Page 59: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

41  

3.

ilakukan untuk mengetahui apakah sampel

ng berdistribusi normal atau tidak.

yang digunakan adalah uji Liliefors.6 Dengan langkah-

langka

l tidak berasal dari populasi berdistribusi

2)

3)

Uji Normalitas

Uji normalitas data d

yang diteliti berasal dari populasi ya

Uji kenormalan

h sebagai berikut.

1) Merumuskan Hipotesis

Ho : data sampel berasal dari populasi berdistribusi normal

Ha : data sampe

normal

Urutkan data sampel dari kecil ke besar

Tentukan nilai Z dari tiap-tiap data, dengan rumus Z =

gan: Keteran

pangan baku data tunggal

4) uk masing-masing nilai Z berdasarkan

tabel Z sebut dengan F (Z) dengan aturan.

l

g besar dan bandingkan

dengan mengacu kepada

xi = data tunggal

x = rata-rata data tunggal

S = sim

Tentukan besar peluang unt

Jika Z > 0, maka F (Z) = 0,5 + nilai tabe

Jika Z < 0, maka F (Z) = 1 – (0,5 + nilai tabel)

5) Tentukan nilai Lo dengan rumus yang palin

dengan nilai Lt dari tabel Lilliefors, yaitu

nilai kritis sebagai berikut.

Ltabel = 0,886√

Keterangan:

0,0886 = nilai kritis L untuk uji Lilliefors dengan N > 30

6) ia pengujiannya adalah sebagai berikut.

t

                                                           

N = Number of case

Adapun kriter

Tolak Ho, jika Lo ≥ Lt

Terima Ho, jika Lo ≥ L

 6 Supardi dan Darwyan Syah, Pengantar Satistik Pendidikan, (Jakarta: Diadit Media, 2009), hal 83 

  

Page 60: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

42  

4. Uji homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui kesamaan antara

dua keadaan atau populasi. Uji homogenitas dilakukan dengan melihat

ogenan populasi. Uji homogenitas dengan

mengg

keadaan kehom

unakan uji fisher dengan rumus.

⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛== 2

2

aan uji F tersebut dijelaskan

sebagai berikut ini.

V1 = varians besar

iasi standar data varians besar

data varians kecil

teria pengu

jika Fhitung lak (data memiliki

varians homogen).

Ha ditolak (data tidak

igunakan untuk mengetahui adanya

pengaruh pembelajaran melalui pendekatan CTL terhadap hasil belajar

lisis dalam penelitian ini menggunakan rumus “t” test.7

21

2

1

SS

VV

F

Maksud dari setiap simbol pada persam

V2 = varians kecil

S1 = dev

S2 = deviasi standar

Kri jian uji F adalah sebagai berikut.

1) < Ftabel, maka Ha diterima dan Ho dito

2) jika Fhitung > Ftabel,, maka Hoditerima dan

memiliki vaians homogen)

b. Uji Analisis

Uji analisis (hipotesis) d

siswa. Uji ana

t =

dimana S =

                                                            7 Op. Cit. Sudjana, hal 275 

  

Page 61: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

43  

  

1

keterangan:

= elajar kelas eksp rata-rata hasil b erimen

2 = rata-rata hasil belajar kelas kontrol

1 = jumalah siswa kelas eksperimen

= jumlah siswa kelas kontrol

1 erimen

22 = variabel kelas kontrol

Adapun kriteria pengujian untuk uji

Ho

H

U elajaran CTL yang digunakan efektif atau

tidak dalam penelitian ini maka digunakan tafsiran presentase efektivitas

8

Tafsiran

2

2 = variabel kelas eksp

t ini adalah sebagai berikut.

diterima jika thitung < ttabel

o ditolak jika thitung > ttabel

ntuk mengetahui apakah pemb

untuk rata-rata N-Gain yaitu.

Tabel 3.4 Persentase N-Gain

Persentase

< 40%

40% - 55%

56% - 75%

Tidak efektif

Kurang efektif

76% - 10

Cukup efektif

ektif 0% ef

 

I. Teknik Analisis Data Hasil Observasi

Data hasil observasi akan dianalisis secar kriptif. Hal ini

dimaksudkan dapatkan gambaran g pelaksanaan

pembelajaran di kelas selama diberi perlakukan berupa pendekatan Contextual

Teaching and Learning (CTL) pada masing-masing kelompok.

                                                           

a kualitatif des

untuk men umum tentan

 8 Suharsimi Arikunto, Managemen Penelitian, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1996), hal 142 

Page 62: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

40 

 

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Pada subbab deskripsi data ini dijelaskan gambaran umum dari data

yang telah diperoleh. Data-data yang dideskripsikan di sini adalah data hasil

pretest dan posttest dari kedua kelas. Gambaran tentang data-data ini meliputi

nilai rata-rata, median, modus, dan nilai deviasi standar.

1. Hasil Pretest

a. Kelas VIII A

Berdasarkan hasil perhitungan data penelitian mengenai tes hasil

belajar yang diperoleh pada pretest oleh kelas eksperimen, dari 30

siswa yang dijadikan sampel diperoleh nilai tertinggi 60 dan nilai

terendah 30. Hasil yang diperoleh pada pretest oleh siswa kelas VIII A

sebagai kelas eksperimen dari penelitian ini disajikan dalam tabel

distribusi frekuensi berikut ini.

Tabel 4.1 Tabel Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kelas VIII A

Kelas Frekuensi Frekuensi Relatif

30 - 35 4 13.33 %

36 - 41 6 20.00 %

42 - 47 4 13.33 %

48 - 53 9 30.00 %

54 - 59 3 10.00 %

60 - 65 4 13.33 %

Jumlah (∑) 30 100 %

Perhitungan-perhitungan untuk menentukan tabel distribusi

frekuensi tersebut terdapat pada Lampiran 4. Berdasarkan tabel

distribusi frekuensi tersebut terlihat bahwa skor pretest yang paling

banyak diperoleh siswa kelas eksperimen terletak pada interval 48 –

53 dengan frekuensi relatif 30,00%. Berdasarkan tabel frekuensi diatas

Page 63: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

  41

dapat dibuat sebuah diagram batang yang disajikan pada Gambar 4.1

berikut ini.

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

30-35 36-41 42-47 48-53 54-59 60-65

Frek

uens

i

Kelas

 

Gambar 4.1 Diagram Batang Hasil Pretest Kelas VIII A

Berdasarkan perhitungan-perhitungan statistik, maka didapat

beberapa nilai pemusatan dan penyebaran data dari nilai pretest

tersebut yang ditunjukkan pada tabel berikut ini.

Tabel 4.2 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Pretest

Kelas VIII A

No Pemusatan dan Penyebaran Data Nilai

1 Rata-rata (Mean, X ) 47,10

2 Median (Median, Me) 53,61

3 Modus (Mode, Mo) 50,20

4 Deviasi Standar (Standar Deviation, S) 9,45

b. Kelas VIII B

Berdasarkan hasil perhitungan data penelitian mengenai tes hasil

belajar yang diperoleh pada pretest oleh kelas kontrol, dari 30 siswa

yang dijadikan sampel diperoleh nilai tertinggi 55 dan nilai terendah

20. Hasil yang diperoleh pada pretest oleh siswa kelas VIII B sebagai

kelas kontrol dari penelitian ini disajikan dalam tabel distribusi

frekuensi berikut ini.

 

Page 64: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

  42

Tabel 4.3 Tabel Distribusi Frekuensi Hasil pretest Kelas VIII B

Kelas Frekuensi Frekuensi Relatif 20 - 25 6 20.00 % 26 - 31 9 30.00 % 32 - 37 7 23.33 % 38 - 43 4 13.33 % 44 - 49 2 6.67 % 50 - 55 2 6.67 % Jumlah (∑) 30 100 %

Perhitungan-perhitungan untuk menentukan tabel distribusi

frekuensi tersebut terdapat pada Lampiran 5. Berdasarkan tabel

distribusi frekuensi tersebut terlihat bahwa skor yang paling banyak

diperoleh siswa kelas kontrol terletak pada interval 26 – 31 dengan

frekuensi relatif 30.00%. Berdasarkan tabel distribusi frekuensi

tersebut dapat dibuat sebuah diagram batang yang disajikan pada

Gambar 4.2 berikut ini.

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

20-25 26-31 32-37 38-43 44-49 50-55

Frek

uens

i

Kelas

 

Gambar 4.2 Diagram Batang Hasil pretest Kelas VIII B

Berdasarkan perhitungan-perhitungan statistik, maka didapat

beberapa nilai pemusatan dan penyebaran data dari nilai pretest

tersebut yang ditunjukkan pada tabel berikut ini.

 

Page 65: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

  43

Tabel 4.4 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Pretest

Kelas VIII B

No Pemusatan dan Penyebaran Data Nilai

1 Rata-rata (Mean, X ) 33,10

2 Median (Median, Me) 31,50

3 Modus (Mode, Mo) 29,10

4 Deviasi Standar (Standar Deviation, S) 8,72

2. Hasil Posttest

a. Kelas VIII A

Berdasarkan hasil perhitungan data penelitian mengenai tes hasil

belajar yang diperoleh pada postest kelas eksperimen, dari 30 siswa

yang dijadikan sampel diperoleh nilai tertinggi 85 dan nilai terendah

40. Hasil yang diperoleh pada posttest oleh siswa kelas VIII A

sebagai kelas eksperimen dari penelitian ini disajikan dalam tabel

distribusi frekuensi berikut ini.

Tabel 4.5 Tabel Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kelas VIII A

Kelas Frekuensi Frekuensi Relatif

40 - 47 3 10.00 % 48 - 55 9 30.00 % 56 - 63 4 13.33 % 64 - 71 5 16.67 % 72 - 79 7 23.33 % 80 - 87 2 6.67 % Jumlah (∑) 30 100 %

Perhitungan-perhitungan untuk menentukan tabel distribusi

frekuensi tersebut terdapat pada Lampiran 6. Berdasarkan tabel

distribusi frekuensi tersebut terlihat bahwa skor yang paling banyak

diperoleh siswa kelas eksperimen terletak pada interval 48 – 55 yaitu

sebanyak 30,00%. Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut

 

Page 66: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

  44

dapat dibuat sebuah diagram batang yang disajikan pada Gambar 4.3

berikut ini.

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

40 - 47 48 - 55 56 - 63 64 - 71 72 - 79 80 - 87

Frek

uens

i

Kelas  

Gambar 4.3 Diagram Batang Hasil posttest Kelas VIII A

Berdasarkan perhitungan-perhitungan statistik, maka didapat

beberapa nilai pemusatan dan penyebaran data dari nilai posttest

tersebut yang ditunjukkan pada tabel berikut ini.

Tabel 4.6 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Posttest

Kelas VIII A

No Pemusatan dan Penyebaran Data Nilai

1 Rata-rata (Mean, X ) 62,17

2 Median (Median, Me) 58,14

3 Modus (Mode, Mo) 51,82

4 Deviasi Standar (Standar Deviation, S) 12,31

b. Kelas VIII B

Berdasarkan hasil perhitungan data penelitian tes hasil belajar

yang diperoleh pada postest oleh kelas kontrol, dari 30 siswa yang

dijadikan sampel diperoleh nilai tertinggi 75 dan nilai terendah 30.

Hasil yang diperoleh pada posttest oleh siswa kelas VIII B sebagai

 

Page 67: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

  45

kelas kontrol dari penelitian ini disajikan dalam tabel distribusi

frekuensi berikut ini.

Tabel 4.7 Tabel Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kelas VIII B

Kelas Frekuensi Frekuensi Relatif

30 - 37 3 10.00 % 38 - 45 6 20.00 % 46 - 53 5 16.67 % 54 - 61 10 33.33 % 62 - 69 4 13.33 % 70 - 77 2 6.67 % Jumlah (∑) 30 100

Perhitungan-perhitungan untuk menentukan tabel distribusi

frekuensi tersebut terdapat pada Lampiran 7. Berdasarkan tabel

distribusi frekuensi tersebut terlihat bahwa skor yang paling banyak

diperoleh siswa kelas eksperimen terletak pada interval 54 – 61 yaitu

sebanyak 33,33%. Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut

dapat dibuat sebuah diagram batang yang disajikan pada Gambar 4.4

berikut ini.

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

30-37 38-45 46-53 54-61 62-69 70-77

Frek

uens

i

Kelas

 

Gambar 4.4 Diagram Batang Hasil posttest Kelas VIII B

 

Page 68: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

  46

Berdasarkan perhitungan-perhitungan statistik, maka didapat

beberapa nilai pemusatan dan penyebaran data dari nilai posttest

tersebut yang ditunjukkan pada tabel berikut ini.

Tabel 4.8 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Posttest

Kelas VIII B

No Pemusatan dan Penyebaran Data Nilai

1 Rata-rata (Mean, X ) 57,70

2 Median (Median, Me) 54,30

3 Modus (Mode, Mo) 57,10

4 Deviasi Standar (Standar Deviation, S) 11,24

3. Rekapitulasi

Berikut ini adalah tabel rekapitulasi data yang diperoleh selama

penelitian.

Tabel 4.15 Rekapitulasi Data Hasil Penelitian

Data Kelas VIII A

(Eksperimen)

Kelas VIII B

(Kontrol)

Pretest

Mean 47,10 33,10

Median 53,61 31,50

Modus 50,20 29,10

Deviasi Standar 9,54 8,72

Posttest

Mean 62,17 52,70

Median 58,14 54,30

Modus 51,82 57,10

Deviasi Standar 12,31 11,24

 

Page 69: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

  47

B. Analisis Data

Berdasarkan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, yang

dianalisis adalah perbedaan hasil belajar. Oleh karena itu, yang dianalisis

untuk keperluan pengujian hipotesis hanya nilai posttest yang diperoleh oleh

kedua kelas. Berikut ini adalah analisis data yang meliputi uji prasyarat

analisis statistik dan uji hipotesisnya.

1. Uji Prasyarat Analisis Statistik

a. Uji Normalitas

Pengujian uji normalitas dilakukan terhadap dua buah data yaitu

data nilai posttest Kelas VIII A sebagai kelas eksperimen dan data

nilai posttest Kelas kontrol sebagai kelas kontrol. Untuk menguji

normalitas kedua data digunakan rumus Uji Kai Kuadrat (chi square

test). Perhitungan uji normalitas ini disajikan pada Lampiran 8.

Berikut ini adalah hasil yang diperoleh dari perhitungan tersebut.

Tabel 4.16 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Kai Kuadrat

No Data Nilai

X2hitung

Nilai

X2tabel

Keputusan

1 Nilai Posttest Kelas

VIII A (Eksperimen)

6,5988 11,34 Data berdistribusi

normal

2 Nilai Posttest Kelas

VIII B (Kontrol)

2,7704 11,34 Data berdistribusi

normal

Nilai X2tabel diambil berdasarkan nilai pada tabel konsultasi kai

kuadrat pada taraf signifikansi 5%. Kolom keputusan dibuat

didasarkan pada ketentuan pengujian hipotesis normalitas yaitu jika

X2hitung ≤ X2

tabel maka dinyatakan data berdistribusi normal. Sebaliknya

jika X2hitung > X2

tabel maka data dinyatakan tidak berdistribusi normal.

Pada tabel tersebut terlihat bahwa pada nilai X2hitung kedua data lebih

kecil dari nilai X2tabel sehingga dinyatakan bahwa kedua data

berdistribusi normal.

 

Page 70: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

  48

b. Uji Homogenitas

Sama halnya yang dilakukan pada uji normalitas, uji

homogenitas juga diperlukan sebagai uji prasarat analisis statistik

terhadap kedua data nilai posttest. Pengujian homogenitas terhadap

kedua data menggunakan Uji F yang disajikan pada Lampiran 9.

Berikut ini adalah hasilnya.

Tabel 4.17 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas

No Data Nilai

Varians

Nilai

Fhitung

Nilai

Ftabel Keputusan

1 Nilai Posttest

Kelas VIII A

(Eksperimen)

151,5361

1,1990 1,885 Kedua data

homogen 2 Nilai Posttest

Kelas VIII B

(Kontrol)

126,3376

Sama halnya dengan penentuan keputusan pada uji normalitas,

pada uji homogenitas juga didasarkan pada ketentuan pengujian

hipotesis homogenitas yaitu jika nilai Fhitung ≤ Ftabel maka dinyatakan

bahwa kedua data memiliki varians yang homogen, sebaliknya jika

nilai Fhitung > Ftabel maka dinyatakan bahwa kedua data tidak memiliki

varians yang homogen. Tampak bahwa hasil perhitungan tersebut nilai

Fhitung < Ftabel sehingga dinyatakan bahwa kedua data memiliki varians

yang homogen.

 

Page 71: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

  49

2. Uji Hipotesis

Berdasarkan uji prasyarat analisis statistik, diperoleh bahwa kedua

data berdistribusi normal dan homogen. Oleh karena itu, pengujian

hipotesis dapat dilakukan dengan menggunakan rumus Uji t. Untuk

menentukan nilai thitung digunakan rumus berikut ini.

 

Perhitungan untuk menentukan nilai thitung disajikan pada Lampiran

10. Berdasarkan perhitungan tersebut, diperoleh bahwa nilai thitung adalah

3,130. Nilai ttabel pada taraf signifikansi 1% adalah 2,684 sedangkan pada

taraf signifikansi 5% adalah 2,012.

Berdasarkan perolehan nilai tersebut, tampak bahwa nilai thitung > ttabel

baik pada taraf signifikansi 1% maupun 5%. Oleh karena itu, dapat

disimpulkan bahwa hasil belajar fisika siswa yang menggunakan

pendekatan CTL lebih baik dari pada yang menggunakan pendekatan

konvesional.

21

21

11nn

dsg

XXt+

−=

3. Analisis Data Hasil Observasi

Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini merupakan observasi

untuk mengetahui tingkat ketercapaian proses pembelajaran. Oleh karena

itu, semua indikator yang diobservasi dalam penelitian ini dikembangkan

dari setiap tahap pembelajaran yang memiliki lima tahap pembelajaran.

Berdasarkan lima tahap pembelajaran ini dikembangkanlah menjadi

masing-masing 17 indikator yang akan diobservasi.

Pengembangan indikator ini terdapat pada Lampiran 2 sedangkan

data hasil observasinya terdapat pada Lampiran 11. Pengembangan

indikator dari setiap pembelajaran tidak selalu sama jumlahnya, melainkan

bergantung pada proporsi tahap pembelajaran tersebut terhadap

keseluruhan proses pembelajaran. Sebagai contoh, Tahap I dikembangkan

menjadi tiga indikator sedangkan Tahap II-nya hanya dikembangkan

 

Page 72: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

  50

menjadi dua indikator. Berikut ini adalah ringkasan data hasil obervasi

tersebut.

Tabel 4.18 Data Hasil Observasi

No Tahap Pembelajaran

Jumlah

Indikator

yang

Tercapai

Jumlah

Indikator

yang Tidak

Tercapai

CTL

1 Menyampaikan tujuan dan

mempersiapkan siswa 11 1

2 Mendemonstrasikan pengetahuan dan

keterampilan 15 1

3 Membimbing pelatihan 12 4

4 Memeriksa pemahaman siswa dan

memberikan umpan balik 9 7

5 Memberikan kesempatan kepada siswa

untuk latihan lanjutan dan penerapan 0 8

Jumlah 47

(69,12%)

21

(30,88%)

Jika disajikan dalam setiap pertemuan, maka data hasil observasi

tentang ketercapaian proses pembelajaran berdasarkan ketercapaian setiap

indikatornya ditampilkan pada Tabel 4.19 berikut ini. Nilai persentase

diperoleh dari perbandingan jumlah indikator yang tercapai dengan jumlah

indikator seluruhnya.

Tabel 4.19 Ketercapaian Proses Pembelajaran pada Setiap Pertemuan

Model

Pembelajaran

Jumlah Indikator yang tercapai pada

Pertemuan Ke- Jumlah

2 3 4 5

CTL 11 12 12 12 47

64,71 % 70,59 % 70,59 % 70,59 % 69,12 %

 

Page 73: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

  51

C. Interpretasi Data

1. Hasil Pretest

Perolehan nilai pretest pada kedua kelas, walaupun terdapat

perbedaan, namun tidak terlalu besar. Dalam hal ini, Kelas VIII A sebagai

eksperimen pada penelitian ini, memperoleh nilai rata-rata yang sedikit

lebih besar dari pada Kelas VIII B. Hal ini menunjukkan bahwa

kemampuan rata-rata siswa kelas VIII A sedikit lebih tinggi dari pada

siswa kelas VIII B. Namun demikian, karena perbedaan rata-rata kedua

kelas tidak terlalu besar maka dapat disimpulkan kedua kelas memiliki

keragaman kemampuan yang homogen. Hal ini diperkuat dengan hasil uji

statistik untuk mengetahui perbedaan nilai pretest kedua kelas. Uji statistik

perbandingan tersebut terdapat pada Lampiran 12 dan hasilnya adalah

bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pretest Kelas

VIII A dan Kelas VIII B. Dengan demikian, pengambilan kedua kelas ini

sebagai sampel penelitian adalah layak.

Sebaliknya, nilai deviasi standar yang diperoleh kelas VIII A lebih

besar dari pada Kelas VIII B. Hal ini menunjukkan bahwa di kelas VIII B,

keragaman kemampuan siswa-siswanya lebih merata dari pada siswa kelas

VIII A.

2. Hasil Posttest

Pada hasil perolehan posttest Kelas VIII A sebagai kelas eksperimen

mencapai rata-rata yang lebih tinggi dari pada rata-rata Kelas VIII B

sebagai kelas kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan hasil

belajar siswa Kelas VIII A setelah diberikan perlakuan berupa penerapan

pembelajaran melalui pendekatan CTL lebih tinggi dari pada peningkatan

hasil belajar siswa Kelas VIII B yang diberi perlakuan berupa penerapan

pembelajaran konvensional.

Hasil perolehan posttest pada kelas eksperimen mencapai rata-rata

yang lebih tinggi dari pada rata-rata kelas kontrol. Hal ini menunjukkan

bahwa peningkatan hasil belajar siswa kelas eksperimen setelah diberikan

 

Page 74: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

  52

perlakuan berupa penerapan pembelajaran melalui pendekatan CTL lebih

tinggi dari pada peningkatan hasil belajar siswa kelas kontrol yang diberi

perlakuan berupa penerapan model konvensional.

Ternyata perolehan nilai rata-rata yang lebih tinggi oleh kelas

eksperimen diikuti dengan peningkatan nilai deviasi standar. Sehingga nilai

deviasi standarnya justru lebih besar dari pada nilai standar deviasi kontrol.

Fakta ini menunjukkan bahwa keragaman kemampuan siswa kelas

eksperimen setelah diberikan perlakuan berupa pendekatan CTL lebih tidak

merata dari pada kelas kontrol setelah diberi perlakuan berupa penerapan

konvensional. Berbeda dengan itu, kelas kontrol walaupun keragaman

kemampuannya lebih merata dari pada kelas eksperimen setelah diberikan

perlakuan, namun peningkatan kemampuannya lebih kecil dari pada kelas

eksperimen.

Walaupun pembelajaran pada kelas eksperimen tersebut belum bisa

dikatakan berhasil dengan sangat baik, karena capaian hasil belajarnya

masih relatif rendah, namun proses pembelajaran di kelas eksperimen sudah

lebih baik. Pernyataan ini diperkuat dengan data hasil observasi yang

menyatakan bahwa persentase ketercapaian proses pembelajaran kelas

eksperimen yang mencapai 69,12%.

3. Hasil Observasi

Berdasarkan hasil observasi, pelaksanaan pembelajaran di kelas yang

menggunakan pendekatan CTL berlangsung baik, hal tersebut dapat dilihat

dari persentase pencapaian indikator pada setiap pertemuan. Pencapaian

indikator pada pertemuan kedua yaitu sebesar 64,71%. Banyaknya

indikator yang tercapai pada pertemuan kedua yaitu sebanyak 11 indikator

dan indikator yang tidak tercapai sebanyak 6. Pada pertemuan pertama ini

dapat dikatakan pembelajaran yang telah dilakukan berlangsung baik

karena pencapaian indikator mencapai 64,71%.

Pada pertemuan ketiga, persentase pencapaian yaitu sebesar 70,59%.

Pada pertemuan ini mengalami peningkatan sekitar 5,88% dari pertemuan

 

Page 75: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

  53

sebelumnya. Banyaknya indikator yang tercapai pada pertemuan ketiga

yaitu sebanyak 12 indikator, indikator yang tidak tercapai sebanyak 5.

Pada pertemuan kedua ini dapat dikatakan pembelajaran yang telah

dilakukan berlangsung baik karena pencapaian indikator mencapai

70,59%.

Pada pertemuan keempat, persentase pencapaian yaitu sebesar

70,59%. Pada pertemuan ini tidak mengalami kenaikan dan tidak

mengalami penurunan tetapi sama dengan pertemuan sebelumnya.

Banyaknya indikator yang tercapai pada pertemuan keempat yaitu

sebanyak 12 indikator dan indikator yang tidak tercapai sebanyak 5

indikator. Pada pertemuan keempat ini dapat dikatakan pembelajaran yang

telah dilakukan berlangsung baik karena pencapaian indikator mencapai

70,59%.

Pada pertemuan kelima, persentase pencapaian yaitu sebesar 70,59%. Pada

pertemuan ini tidak mengalami kenaikan dan tidak mengalami penurunan

tetapi sama dengan pertemuan sebelumnya. Banyaknya indikator yang

tercapai pada pertemuan keempat yaitu sebanyak 12 indikator dan

indikator yang tidak tercapai sebanyak 5 indikator. Pada pertemuan

keempat ini dapat dikatakan pembelajaran yang telah dilakukan

berlangsung baik karena pencapaian indikator mencapai 70,59%.

Dari kelima pertemuan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pencapaian

indikator berlangsung stabil dan ada penignkatan meskipun tidak pada

beberapa pertemuan terakhir. Hal itu dapat terlihat dari persentase

ketercapaian indikator dari angka 64,71% pada pertemuan kedua

meningkat menjadi 70,59% pada pertemuan ketiga, keempat dan kelima.

4. Hasil Uji Hipotesis

Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang

signifikan antara hasil belajar melalui pendekatan CTL. Artinya, terdapat

pengaruh pembelajaran melalui pendekatan CTL terhadap hasil belajar

siswa.

 

Page 76: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

  54

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan tes tertulis di awal pembelajaran, yang selanjutnya dilakukan uji

kesamaan dua rata-rata pretest diketahui bahwa hasil belajar siswa kedua kelas

penelitian pada materi pokok Getaran dan Gelombang menunjukan bahwa

tidak adanya perbedaan yang signifikan. Hal ini menunjukan bahwa siswa

pada kedua kelompok penelitian memiliki pengetahuan yang sama tentang

materi pokok Getaran dan Gelombang.

Penggunaan pendekatan CTL dalam pembelajaran pada kelas eksperimen dan

konvensional pada kelas kontrol telah dapat meningkatkan hasil belajar siswa

khususnya fisika pada materi pokok Getaran dan Gelombang. Akan tetapi

penggunaan pendekatan CTL dapat meningkatkan hasil belajar yang lebih baik

jika dibandingkan dengan yang menggunakan konvensional. Hal ini

dibuktikan dari hasil nilai rata-rata posttest yang lebih tinggi pada kelas

eksperimen dibandingkan dengan kelas kontrol dan hasil uji hipotesis dengan

menggunakan uji-t diperoleh thitung > ttabel pada taraf signifikansi 5%, hal ini

menunjukan bahwa terdapat pengaruh pembelajaran melalui pendekatan CTL

terhadap hasil belajar siswa.

Temuan yang diperoleh selama penelitian adalah bahwa hasil belajar siswa

pada kelas eksperimen dinyatakan kurang berhasil, walaupun hasil uji

hipotesis menunjukan bahwa terdapat pengaruh pembelajaran melalui

pendekatan CTL terhadap hasil belajar siswa. Setidaknya indikasi yang

menunjukkan hal ini adalah rata-rata nilai posttest yang tidak terlalu tinggi

yaitu sekitar 61,83. CTL dianggap sebagai pendekatan pembelajaran yang

memiliki keunggulan tertentu dan juga memiliki kelemahan. Hal ini yang

diduga menjadi salah satu penyebab bahwa hasil belajar siswa kurang berhasil,

diantaranya keterbatasan waktu sehingga pembelajaran kurang mksimal,

karakter siswa yang cenderung terbiasa dengan penggunaan model

pembelajaran yang sederhana, karakter siswa di sekolah yang dijadikan tempat

penelitian ini cenderung masih merasa lebih nyaman dengan metode

pembelajaran yang sederhana yang dekat dengan pengajaran konvensional

berupa ceramah dan sebagainya. Sedangkan CTL sendiri menuntut siswa

 

Page 77: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

  55

untuk lebih melibatkan dirinya dan lebih aktif dalam pembelajaran. Oleh

karena itu, sebaiknya sebelum diberikan perlakuan, pada kelas yang akan

menerapkan CTL, dibiasakan menggunakan CTL selama beberapa waktu

sebelum dilakukan penelitian sampai mereka terbiasa dengan karakter

pendekatan ini (CTL).

Perlunya pembiasaan ini dapat dianalogikan dengan hukum latihan (The Law

of Exercise) yang dikemukkaan oleh Edward Lee Thorndike, salah satu konsep

yang mendasari teori belajar behaviorisme. Menurutnya, semakin sering

sebuah tingkah laku diulang, dilatih, atau digunakan, maka asosiasi-asosiasi

yang mendasari tingkah laku tersebut semakin kuat. Sebaliknya, jika semakin

jarang digunakan, maka asosiasi tersebut semakin lemah. Berdasarkan analogi

ini, maka dapat dikatakan jika sebuah model pembelajaran baru terus

dibiasakan maka siswa juga pada akhirnya terbiasa dan merasa nyaman

dengan model tersebut.1 Karena pembiasaan ini akan memperkuat asosiasi-

asosiasi yang mendasari perilaku siswa untuk mengikuti proses pembelajaran

dari model yang baru tersebut dengan cara memberikan respons yang sesuai

dengan yang diharapkan.

Pada penerapan pembelajaran melalui pendekatan CTL, meskipun guru tidak

berperan secara maksimal, namun guru tetap mengontrol kinerja siswa. Pada

pertemuan pertama aktivitas belajar siswa yang diajar dengan melalui

pendekatan CTL masih belum tercapai dengan optimal, mungkin karena

mereka merasa belum terbiasa dengan pendekatan belajar yang baru mereka

hadapi. Dalam diskusi kelompok masih banyak siswa yang sibuk mengobrol,

bercanda, mengganggu kelompok yang lainnya dan tidak serius dalam

mengikuti prosedur yang dicantumkan dalam lembar kerja siswa (LKS). Pada

saat disuruh mempersentasikan hasil temuannya didepan kelas mereka masih

saling mengandalkan, dan siswa yang bertanya maupun yang menanggapi

hasil kelompok lain masih sedikit dan terbatas hanya pada siswa yang

memiliki kemampuan lebih dan memiliki keberanian. Hal ini disebabkan oleh

                                                            1 Artikel diakses pada tanggal 2 Desember dari http://wangmuba.com/2009/02/21/teori-

psikologi-belajar-dan-aplikasinya-dalam-pendidikan/  

 

Page 78: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

  56

kebiasaan siswa sebelumnya, yaitu siswa lebih sering mendengarkan

penjelasan dan hanya mencatat informasi yang disampaikan oleh guru tanpa

mereka mencoba menggali dan mencari informasi sendiri.

Pada pertemuan selanjutnya, selama proses pembelajaran siswa terlihat lebih

serius dalam mengikuti pembelajaran, mereka melaksanakan penyelidikan

dengan baik dan sesuai dengan prosedur yang ada, selain itu juga mereka

sangat antusias dan bersemangat dalam menyampaikan ide dan gagasannya,

mereka juga aktif dan serius dalam mencari data-data atau informasi untuk

membuktikan hipotesis, antara siswa yang satu dengan siswa yang lainnya

berinteraksi dengan baik. Hal ini bisa dilihat dalam lembar hasil observasi

yang menunjukan peningkatan persentase pencapaian pembelajaran dari mulai

pertemuan kedua yang masih rendah hingga pertemuan selanjutnya yang mulai

meningkat hingga pertemuan terakhir.

Metode pembelajaran melalui pendekatan CTL merupakan pembelajaran yang

berlandaskan pada teori belajar kontruktivisme, yang pada prinsipnya siswa

akan membentuk atau membangun pengetahuannya melalui interaksi dengan

lingkungan sekitarnya. Pendekatan CTL merupakan suatu inovasi

pembelajaran yang dirancang untuk membantu peserta didik memahami

makna teori secara mendalam melalui pengalaman nyata. Dalam pendekatan

CTL, siswa dihadapkan pada satu persoalan atau mencari jawaban terhadap

pertanyaan-pertanyaan yang timbul dalam proses belajar mengajar. Dalam

pokok bahasan Getaran dan Gelombang itu dibagi menjadi 4 kali pertemuan.

Awalnya guru memberikan sebuah konsep permasalahan yang nantinya akan

ditemukan penyelesaiannya oleh siswa melalui pendekatan pembelajaran

tersebut, setiap kelompok merumuskan masalah, mengembangkan hipotesis,

mengumpulkan data, menguji hipotesis, dan menarik kesimpulan.

Perlu diperhatikan juga bahwa pendekatan CTL mempunyai beberapa

indikator keberhasilan, diantaranya adalah mengembangkan kemampuan siswa

melihat perkiraan, proses berpikir dalam memecahkan masalah sebuah

permasalahan, mengemukakan pendapat, melontarkan pertanyaan,

memberikan kesempatan kepada anggota lainnya untuk beragumen, dan

 

Page 79: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

  57

kerjasama siswa dalam proses belajar. Jika peneliti melihat bahwa siswa telah

memenuhi indikator tersebut, dengan demikian dapat dikategorikan metode

pembelajaran tersebut berhasil diterapkan.

Dari data yang telah dipaparkan pada deskripsi data, dapat dilihat bahwa hasil

belajar siswa yang diajarkan dengan pendekatan CTL lebih tinggi daripada

siswa yang diajarkan dengan metode konvensional. Seperti telah dijelaskan

sebelumnya, hal ini disebabkan karena siswa yang diajar dengan pendekatan

CTL mempunyai kesempatan lebih aktif dalam mengikuti kegiatan belajar

mengajar. Pendekatan CTL juga melatih siswa untuk memadukan antara

konsep yang telah diperoleh dari penjelasan guru dikelas dengan konsep yang

didapat oleh mereka sendiri di kehidupan nyata, baik dari buku-buku maupun

internet. Dalam hal ini siswa juga diajarkan untuk dapat bekerja sama secara

berkelompok untuk dapat memecahkan masalah dan membuat alternative

untuk mengatasi permasalahan atau topik yang sedang dikaji.

Berdasarkan hasil pengamatan langsung yang didukung dengan lembar

observasi, menunjukkan komponen-komponen pendekatan CTL pada pokok

bahasan sebagai berikut:

1. Konstruktivisme

Data hasil pengamatan mengenai penerapan model konstruktivisme di

kelas menunjukkan bahwa siswa masih kurang mengkonstruksi

pengetahuan mereka sendiri sehingga guru harus mengarahkan siswa

dengan berbagai pertanyaan.

2. Bertanya

Selama penelitian berlangsung dapat diamati bahwa bertanya tidak hanya

terjadi antara guru dengan siswa, tetapi juga terjadi antara siswa dengan

siswa pada pelaksanaan praktikum dan diskusi. Pertanyaan yang diajukan

guru bukan hanya untuk mengajak siswa terlibat dalam proses

pembelajaran tetapi juga digunakan siswa dalam menemukan konsep

materi pelajaran.

 

Page 80: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

 

 

58

                                                           

3. Menemukan

Kualitas menemukan cendrung baik. Artinya sebagian siswa mampu

menemukan konsep materi pelajaran dengan bantuan media.

4. Masyarakat belajar

Data hasil pengamatan komponen masyarakat belajar menunjukkan bahwa

kemampuan siswa bekerjasama dalam kelompoknya untuk memecahkan

masalah cukup bagus. Secara bergantian siswa melaksanakan tugas

masing-masing seperti mengambil alat dan bahan, mengamati perubahan

yang terjadi, mencatat hasil pengamatan serta memecahkan persoalan

dalam LKS. Siswa yang terpilih mengkomunikasikan hasil kerja kelompok

berusaha semaksimal mungkin untuk mempresentasikan dengan sebaik-

baiknya.

5. Pemodelan

Kualitas penerapan pemodelan, cendrung baik. Artinya guru bukan satu-

satunya model dalam pembelajaran tetapi dengan bantuan media serta

siswa dapat dijadikan model dalam mendemonstrasikan keterampilan.

6. Refleksi

Hasil observasi terhadap komponen refleksi sebagian besar siswa belum

menarik kesimpulan dan menelaah terhadap materi yang telah dipelajari.

Agar pemahaman siswa seragam maka diakhir pembelajaran guru

mengarahkan siswa untuk memantapkan pemahaman mereka tentang

materi yang dipelajari.

7. Penilaian autentik

Kualitas komponen penilaian sebenarnya cukup baik. Guru sudah

melaksanakan penilaian sebenarnya untuk melihat kemajuan belajar siswa.

Senada dengan hal itu, Elanie B. Johnson berpendapat bahwa penilaian

uatentik mengajak para siswa untuk menggunakan pengetahuan akademik

dalam konteks dunia nyata untuk tujuan bermakna.2

 2 Elanie B. Johnson, Contextual Teaching  and Learning (CTL), (bandung: Mizan Media Utama, 2007), h. 288 

Page 81: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasannya, maka kesimpulan yang

dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Berdasarkan analisis statistik yang dilakukan terhadap hasil belajar kedua

kelas yang ditunjukkan dengan perolehan nilai posttest diperoleh kesimpulan

bahwa hasil belajar fisika siswa kelas eksperimen lebih baik dari pada siswa

Kelas kontrol.

2. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa rata-

rata pemahaman konsep siswa melalui pendekatan CTL (Contextual Teaching

and Learning) pada Pokok Bahasan Getaran dan Gelombang di SMP Al-

Ikhlas Cipete Jakarta Selatan lebih baik dibandingkan dengan rata-rata

pemahaman konsep siswa dengan penerapan pembelajaran konvensional.

Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pembelajaran melalui

pendekatan CTL terhadap hasil belajar siswa.

B. Saran

Berdasarkan temuan-temuan selama penelitian, penulis mengajukan

beberapa saran sebagai perbaikan di masa mendatang.

1. Salah satu yang yang menyebabkan temuan penelitian ini adalah karena jadwal

pelajaran fisika di Kelas kontrol selalu ditempatkan pada jam terakhir dan

setelah pelajaran eksakta lainnya. Oleh karena itu, sebaiknya diperhatikan

pengaturan jadwal pelajaran supaya siswa tetap merasa nyaman dan tidak

bosan. Disarankan bahwa pelajaran-pelajaran eksakta jangan diberikan pada

hari yang sama dan berurutan. Hal ini akan menjadikan siswa jenuh dan bosan.

Di samping itu, hendaknya pelajaran eksakta terutama fisika tidak ditempatkan

pada jam-jam terakhir.

2. Untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih baik, sebaiknya sebelum

melakukan penelitian, pada kelas yang akan menggunakan CTL dilakukan

Page 82: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

63

pembiasaan penerapan CTL. Misalnya, dalam beberapa pertemuan sebelum

penelitian, pada kelas tersebut diterapkan CTL sehingga pada waktu penelitian

mereka sudah terbiasa dan tidak kesulitan mengikuti proses pembelajaran.

3. Supaya lebih objektif dan tepat sasaran sebaiknya melibatkan observer lain

untuk keperluan observasi. Sehingga peneliti bisa lebih terfokus pada

pemberian perlakuan tanpa harus membagi konsentrasinya untuk melakukan

observasi.

4. Perlu andanya penelitian lebih lanjut sebagai pengembangan dari penelitian

ini.

Page 83: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

DAFTAR PUSTAKA Agustin, Ary Ginanjar. Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan

Spiritual (ESQ). Jakarta: ARGA, 2005. Anoim. ”Pengajaran dan Pembelajaran Kontekstual”. diakases dari

http://219.94.96.174/sainsmath2002/pedagogi%20ubahsuai/Kontekstual.pdf, agustus 2008.

Anonim. “Kaedah Pembelajaran Kontekstual”. diakses dari http://www.tutor.com.my/lada/tourism/edu-kontekstual.htm, agustus 2008.

Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara, 2005.

Astri, “pengaruh pembelajaran kimia bernuansa nilai dengan pendekatan kontekstual terhadap hasil belajar siswa”. (skripsi UIN Jakarta, 2009).

Baden, Maggi Savin dan Claire Howell Major. Foundation of Problem-based Learning. London: SRHE, tt.

Bandono. “Contextual Teaching and Learning”, diakses dari: http://bandono.web.id/2008/03/07/menyusun-model-pembelajaran-contextual-teaching-and-learning-ctl.php. Maret 2008.

Hamdani, Saepul. “Contextual Teaching and Learning (CTL) Pada Pembelajaran Matematika”, DIDAKSI Jurnal Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan (Volume 3 Nomor 1, Juni 2004). Surabaya: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surabaya, 2004.

Herlanti, Yanti. Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains. Jakarta: Jurusan Pendidikan IPA FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008.

Isjoni “Sejarah Pembelajaran Kontekstual”. berita diakses pada tanggal 14 Februari 2010 dari www.riaupos.com.

Iska, Zikri Neni. Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan. Jakarta: Kizi Brother’s, 2006.

Johnson, Elanie B. Contextual Teaching and Learning. Bandung: Mizal Learning Center (MLC), 2009.

Joyce, Bruce, dkk. Models of Teaching (Model-model Pengajaran). Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009.

Kountur, Ronny. Metode Penelitian Edisi Revisi. Jakarta: PPM, 2007. Kro’s Report, Theories of Human Learning. The Koron Exploration Department,

tt. Masidjo, ign., Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah. Yogyakarta:

Kanisius, 1995. Murtono, Tri. “Keefektifan Model Pembelajaran CTL (Contextual Teaching and

Learning) Terhadap Penalaran Matematika Pada Materi Komposisi

66

Page 84: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

67

Fungsi dan Invers Fungsi Pada Siswa Kelas XI 1A SMA Negeri Semarang Tahun Ajaran 2006/2007”. (skripsi Universitas Negeri Semarang, 2007), diakses pada tanggal 12 Februari dari http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/index/assoc/HASH0134/ce1e0081.dir/doc.pdf.

Muslich, Masnur. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara, 2009.

Pendidikan, Depdiknas Pustekinkom. Jurnal Teknodik (No. 17/IX/Teknodik, Desember 2005). Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Depdiknas, 2005.

Pendidikan, Pustekinkom Depdiknas. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan (vol. 15 No. 2, maret 2009). Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Depdiknas, 2009.

Phillips, Jr., John L. The Origins of Intellect: Piaget’s Theory. San Francisco: W.H. Freeman and Company, 1969.

Rahmawati, Lina. “Efektivitas pembelajaran dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep pengelolaan lingkungan terintegrasi nilai”. (Skripsi UIN Jakarta. 2009).

Research Council, National. Inquiri and The National Science Education Standards: A Guided for Teaching and Learning, (Washington DC: National Academy Press, 2000).

Rianto, Yatim. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Madia Group, 2009.

Sabri, M. Alisuf. Psikologi Pendidikan Cet.2. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996. Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana, 2006. Santrock, John W. Educational Psychology, 2nd Edition. New York: The

McGraw Hill Companies, Inc., 2004. Scott, John L. “Implementing Contextual Teaching and Learning: Case Study of

David, a High School Technology Education Novice Teacher”, (University of Georgia, 2003), diakses pada tanggal 23 april dari: http://www.coe.uga.edu/ctl/casestudy/scott.pdf. Juli 2008.

Smith, Mark K., dkk. Teori Pembelajaran dan Pengajaran. Yogyakarta: Mirza Media Pustaka, 2009.

Sofyan, Ahmad, dkk., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006.

Subana, M. dan Sudrajat. Dasar-dasar Penelitian Ilmiah. Bandung: Pustaka Setia, 2001.

Sudjiono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan Cet. Ke-10. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000.

Page 85: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

68

Sukardi. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara, 2003.

Supardi, dkk. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Diadit Media, 2009. Suseno, Eko. “Keefektifan CTL (Contextual Teaching and Learning) Terhadap

Pemahaman Konsep Siswa SMK Pelita Nusantara 2 Semarang Pada Pokok Bahasan Trigonometri”. (skripsi Universitas Negeri Semarang, 2007), diakses pada tanggal 12 Februari dari http://www.muhfida.com/modelpembelajaran.html.

Syah Muhibbin. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008.

Syah, Muhibbin. Psikologi Belajar Cet. I. Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999. Trianto. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik:

Konsep, Landasan Teoretis-Praktis dan Implementasinya. Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007.

Usman, M. Basyiruddin. Metodologi Pembelajaran Agama Islam. Jakarta: Ciputat Pers, 2002.

Usman, Uzer. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008.

Page 86: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

69  Lampiran 1A

RENCANA PELAKSANAAN PENGAJARAN

(CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING)

Nama Sekolah : SMP Al-Ikhlas Cipete Jakarta Selatan

Mata Pelajaran : IPA (Fisika)

Kelas/Semester : VIII/II

Tahun Ajaran : 2009-2010

Materi Pokok : Getaran dan Gelombang

A. Standar Kompetensi

Menerapkan konsep getaran dan gelombang untuk memahami keterkaitannya terhadap gejala

alam dalam kehiidupan sehari-hari

B. Kompetensi Dasar

Mendeskripsikan Konsep Getaran dan Gelombang serta Parameter-parameternya

C. Konsep

Getaran dan Gelombang

D. Indikator

1. Menyebutkan pengertian getaran dan peristiwa getaran dalam fisika

2. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi getaran

3. Menyelidiki pengaruh getaran terhadap suatu benda

4. Mengukur banyaknya getaran yang terjadi pada suatu benda

E. Tujuan Pembelajaran

Siswa memahami konsep dan dapat mengerjakan soal yang berhubungan dengan Pengertian

Getaran

F. Alokasi Waktu

10 x 45 menit (10 Jam Pelajaran)

6 pertemuan

G. Model/Pendekatan/Metode Pembelajaran

Contextual Teaching and Learning (CTL)

Metode pembelajaran : bertanya, diskusi, demonstrasi, dan praktikum

Page 87: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

70  H. Langkah-langkah Pembelajaran

Pertemuan Ke-1

Pengantar pembelajaran

Pretest

Pertemuan Ke-2 No Tahap Waktu Kegiatan Guru Kegiatan Siswa 1 Pendahuluan 15 menit Memulai pembelajaran dengan

mengucapkan salam dan melakukan absensi siswa

Mengulang materi pada pertemuan sebelumnya tentang Getaran dan Gelombang secara singkat dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa. Misalnya dengan menanyakan “jika sebuah benda dipukul apa yang akan terjadi?”

Menjelaskan peta konsep Menjelaskan materi tentang pengertian

getaran

Menjawab salam dan absensi

Menjawab pertanyaan

guru berkaitan dengan materi sebelumnya tentang getaran

Menyimak dan mencatat Menyimak dan mencatat

2 Kembangkan pemikiran siswa tentang belajar lebih bermakna

15 menit Menjelaskan tujuan pembelajaran dan prosedur pembelajaran berupa penilaian dan sebagainya

Menyajikan permasalahan yang akan dijadikan bahan pengamatan selama pembelajaran

Memberikan stimulus kepada siswa dengan menanyakan jawaban sederhana dari kedua permasalahan di atas - Ketika suatu benda dipukul,

disekitar kita terasa bergetar. Apa yang menyebabkan benda tersebut bergetar?

- Apa contoh getaran yang anda ketahui dalam kehidupan sehari-hari?

Menginventarisasi jawaban yang diberikan oleh siswa

Menyimak dan mencatat Menyimak dan mencatat

Memberikan respon

terhadap stimulus yang diberikan guru dengan menjawab pertanyaan-pertanyaannya

Secara aktif terlibat dalam

diskusi itu

3 Kegiatan inkuiri 10 menit Menjelaskan apa yang terkandung dalam getaran

Mengarahkan siswa memikirkan kembali tentang gejala alam yang berhubungan dengan getaran

Berpikir apa penyebab getaran itu

Menemukan gejala alam yang pernah dijumpai dalam kehidupan sehari-hari

4 Kembangkan sifat ingin tahu siswa

10 menit Menjelaskan permasalahan tentang materi berupa akibat getaran terlalu keras

Bertanya seputar permasalahan tersebut

5 Ciptakan masyarakat belajar

5 menit Membimbing siswa membentuk kelompok

Memberikan LKS yang telah disiapkan

Membentuk kelompok diskusi

Bekerjasama menjawab LKS yang diberikan

6 Menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran

10 menit Mendemonstrasikan melalui alat peraga atau mempresentasikan melalui media tentang getaran

Memberi kesempatan kepada siswa memperagakan didepan kelas

Menyimak peragaan yang diperlihatkan guru

Beberapa siswa mencoba untuk mendemonstrasikan kepada teman-teman tentang alat yang

Page 88: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

71  

dipergakan guru sebelumnya

7 Melakukan refleksi

5 menit Mereview kembali materi yang telah disampaikan sebelumnya

Menyimak dan mendengarkan guru

8 Melakukan penilaian yang sebenarnya

10 menit Memberikan penghargaan kepada kelompok melakukan percobaan dengan benar, berupa kepuasan dan pujian

Menyimak dan mendengarkan guru

9 Penutupan 10 menit Menyimpulkan materi pembelajaran dan memberikan stimulus kepada siswa untuk mengerjakan tugas penyelidikannya

Memberikan pekerjaan rumah yang berkaitan dengan materi berikutnya

Menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam

Menyimak dan mencatat yang diperlukan

Mencatat dan

merencanakan pengerjaan PR tersebut

Menjawab salam

I. Sumber Pembelajaran

Kangenan, Marten. Fisika Untuk SMP Kelas VIII 2B. Jakarta: Penerbit Erlangga, 2002.

Ruwanto, Bambang. Asas-asas Fisika SMA Kelas VIII 2B. Jakarta: Yudhistira, 2007.

Tipler, Paul A. Fisika untuk Sains dan Teknik Alih Bahasa oleh Lea Prasetio dan Rahmad W

Adi. Jakarta: Erlangga, 1998.

J. Alat Pembelajaran

Alat presentasi berupa papan tulis dan lembar kerja siswa

K. Penilaian

Pekerjaan Rumah

Page 89: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

72  

RENCANA PELAKSANAAN PENGAJARAN

(CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING)

Nama Sekolah : SMP Al-Ikhlas Cipete Jakarta Selatan

Mata Pelajaran : IPA (Fisika)

Kelas/Semester : VIII/II

Tahun Ajaran : 2009-2010

Materi Pokok : Getaran dan Gelombang

A. Standar Kompetensi

Menerapkan konsep getaran dan gelombang untuk memahami keterkaitannya terhadap gejala

alam dalam kehiidupan sehari-hari

B. Kompetensi Dasar

Mendeskripsikan Konsep Getaran dan Gelombang serta Parameter-parameternya

C. Konsep

Getaran dan Gelombang

D. Indikator

1. Menunjukkan pengertian periode dan frekuensi getaran

2. Menjelaskan periode dan frekuensi getaran terhadap benda

3. Meramalkan periode dan frekuensi yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari

4. Menganalisis periode dan frekuensi getaran terhadap benda

E. Tujuan Pembelajaran

Siswa memahami konsep dan dapat mengerjakan soal yang berhubungan dengan periode dan

frekuensi getaran

F. Alokasi Waktu

10 x 45 menit (10 Jam Pelajaran)

6 pertemuan

G. Model/Pendekatan/Metode Pembelajaran

Contextual Teaching and Learning (CTL)

Metode pembelajaran : bertanya, diskusi, demonstrasi, dan praktikum

Page 90: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

73  H. Langkah-langkah Pembelajaran

Pertemuan Ke-3 No Tahap Waktu Kegiatan Guru Kegiatan Siswa 1 Pendahuluan 15 menit Memulai pembelajaran dengan

mengucapkan salam dan melakukan absensi siswa

Mengulang materi pada pertemuan sebelumnya tentang Getaran secara singkat dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa. Misalnya dengan menanyakan “apa kalian pernah mendengar kata periode dan frekuensi, coba jelaskan?”

Memeriksa pekerjaan rumah siswa yang diberikan pada pertemuan sebelumnya

Memeriksa perkembangan penyelidikan masalah yang diberikan pada pertemuan pertama

Menjelaskan materi tentang pengertian periode dan frekuensi

Menjawab salam dan absensi

Menjawab pertanyaan

guru berkaitan dengan materi sebelumnya tentang getaran

Mengumpulkan pekerjaan rumah yang diberikan sebelumnya

Mendengarkan guru Menyimak dan mencatat

2 Kembangkan pemikiran siswa tentang belajar lebih bermakna

15 menit Menjelaskan tujuan pembelajaran dan prosedur pembelajaran berupa penilaian dan sebagainya

Menyajikan permasalahan yang akan dijadikan bahan pengamatan selama pembelajaran

Memberikan stimulus kepada siswa dengan menanyakan jawaban sederhana dari kedua permasalahan di atas - Apa hubungan periode dan frekuensi

getaran? - Sebutkan contoh periode dan frekuensi

dalam kehidupan sehari-hari? Menginventarisasi jawaban yang diberikan

oleh siswa

Menyimak dan mencatat Menyimak dan mencatat

Memberikan respon

terhadap stimulus yang diberikan guru dengan menjawab pertanyaan-pertanyaannya

Secara aktif terlibat

dalam diskusi itu

3 Kegiatan inkuiri

10 menit Menjelaskan bagaimana cara mengukur periode dan frekuensi

Mengarahkan siswa memikirkan kembali

tentang gejala alam yang berhubungan dengan periode dan frekuensi suatu benda

Mencari tahu cara mengukur periode dan frekuensi

Menemukan gejala alam yang pernah dijumpai dalam kehidupan sehari-hari

4 Kembangkan sifat ingin tahu siswa

10 menit Menjelaskan permasalahan tentang banyaknya periode dan frekuensi yang dilakukan suatu benda

Bertanya seputar permasalahan tersebut

5 Ciptakan masyarakat belajar

5 menit Membimbing siswa membentuk kelompok Memberikan LKS yang telah disiapkan

Membentuk kelompok diskusi

Bekerjasama menjawab LKS yang diberikan

6 Menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran

10 menit Mendemonstrasikan melalui alat peraga atau mempresentasikan melalui media tentang banyaknya periode dan frekuensi yang dilakukan benda (contoh: ayunan bandul)

Memberi kesempatan kepada siswa memperagakan didepan kelas

Menyimak peragaan yang diperlihatkan guru

Beberapa siswa mencoba untuk mendemonstrasikan kepada teman-teman tentang alat yang dipergakan guru sebelumnya

Page 91: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

74  

7 Melakukan refleksi

5 menit Mereview kembali materi yang telah disampaikan sebelumnya

Menyimak dan mendengarkan guru

8 Melakukan penilaian yang sebenarnya

10 menit Memberikan penghargaan kepada kelompok melakukan percobaan dengan benar, berupa kepuasan dan pujian

Menyimak dan mendengarkan guru

9 Penutupan 10 menit Menyimpulkan materi pembelajaran dan memberikan stimulus kepada siswa untuk mengerjakan tugas penyelidikannya

Memberikan pekerjaan rumah yang berkaitan dengan materi berikutnya

Menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam

Menyimak dan mencatat yang diperlukan

Mencatat dan

merencanakan pengerjaan PR tersebut

Menjawab salam

I. Sumber Pembelajaran

Kangenan, Marten. Fisika Untuk SMP Kelas VIII 2B. Jakarta: Penerbit Erlangga, 2002.

Ruwanto, Bambang. Asas-asas Fisika SMA Kelas VIII 2B. Jakarta: Yudhistira, 2007.

Tipler, Paul A. Fisika untuk Sains dan Teknik Alih Bahasa oleh Lea Prasetio dan Rahmad W

Adi. Jakarta: Erlangga, 1998.

J. Alat Pembelajaran

Alat presentasi berupa papan tulis dan lembar kerja siswa

K. Penilaian

Pekerjaan Rumah

Page 92: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

75  

RENCANA PELAKSANAAN PENGAJARAN

(CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING)

Nama Sekolah : SMP Al-Ikhlas Cipete Jakarta Selatan

Mata Pelajaran : IPA (Fisika)

Kelas/Semester : VIII/II

Tahun Ajaran : 2009-2010

Materi Pokok : Getaran dan Gelombang

A. Standar Kompetensi

Menerapkan konsep getaran dan gelombang untuk memahami keterkaitannya terhadap gejala

alam dalam kehiidupan sehari-hari

B. Kompetensi Dasar

Mendeskripsikan Konsep Getaran dan Gelombang serta Parameter-parameternya

C. Konsep

Getaran dan Gelombang

D. Indikator

a. Menunjukkan definisi macam-macam gelombang dalam fisika

b. Menjelaskan besaran-besaran yang dimiliki oleh gelombang

c. Menerapkan persamaan gelombang yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari

d. Menganalisis pengaruh gelombang dalam kehidupan sehari-hari

E. Tujuan Pembelajaran

Siswa memahami konsep dan dapat mengerjakan soal yang berhubungan dengan Pengertian

Gelombang dan macam-macam gelombang

F. Alokasi Waktu

10 x 45 menit (10 Jam Pelajaran)

6 pertemuan

G. Model/Pendekatan/Metode Pembelajaran

Contextual Teaching and Learning (CTL)

Metode pembelajaran : bertanya, diskusi, demonstrasi, dan praktikum

Page 93: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

76  H. Langkah-langkah Pembelajaran

Pertemuan Ke-4 No Tahap Waktu Kegiatan Guru Kegiatan Siswa 1 Pendahuluan 15 menit Memulai pembelajaran dengan

mengucapkan salam dan melakukan absensi siswa

Mengulang materi pada pertemuan sebelumnya tentang Getaran secara singkat dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa. Misalnya dengan menanyakan “apa yang kalian ketahui tentang gelombang, sebutkan akibat dari gelombang?”

Memeriksa pekerjaan rumah siswa yang diberikan pada pertemuan sebelumnya

Memeriksa perkembangan penyelidikan masalah yang diberikan pada pertemuan pertama

Menjelaskan materi tentang pengertian gelombang

Menjawab salam dan absensi

Menjawab pertanyaan guru

berkaitan dengan materi sebelumnya tentang getaran

Mengumpulkan pekerjaan rumah yang diberikan sebelumnya

Mendengarkan guru Menyimak dan mencatat

2 Kembangkan pemikiran siswa tentang belajar lebih bermakna

15 menit Menjelaskan tujuan pembelajaran dan prosedur pembelajaran berupa penilaian dan sebagainya

Menyajikan permasalahan yang akan dijadikan bahan pengamatan selama pembelajaran

Memberikan stimulus kepada siswa dengan menanyakan jawaban sederhana dari kedua permasalahan di atas - Sebutkan penyebab terjadinya

gelombang? - Sebutkan contoh gelombang dalam

kehidupan sehari-hari? Menginventarisasi jawaban yang

diberikan oleh siswa

Menyimak dan mencatat Menyimak dan mencatat

Memberikan respon

terhadap stimulus yang diberikan guru dengan menjawab pertanyaan-pertanyaannya

Secara aktif terlibat dalam

diskusi itu

3 Kegiatan inkuiri

10 menit Menjelaskan bagaimana cara mengukur yang berkecepatan tinggi

Mengarahkan siswa memikirkan kembali tentang gejala alam yang berhubungan dengan gelombang

Mencari tahu cara mengukur gelombang tersebut

Menemukan gejala alam yang pernah dijumpai dalam kehidupan sehari-hari

4 Kembangkan sifat ingin tahu siswa

10 menit Menjelaskan permasalahan tentang gelombang dalam kehidupan nyata

Bertanya seputar permasalahan tersebut

5 Ciptakan masyarakat belajar

5 menit Membimbing siswa membentuk kelompok

Memberikan LKS yang telah disiapkan

Membentuk kelompok diskusi

Bekerjasama menjawab LKS yang diberikan

6 Menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran

10 menit Mendemonstrasikan melalui alat peraga atau mempresentasikan melalui media tentang contoh gelombang sederhana yang dilakukan benda (contoh: gerak naik turun seutas tali)

Memberi kesempatan kepada siswa memperagakan didepan kelas

Menyimak peragaan yang diperlihatkan guru

Beberapa siswa mencoba untuk mendemonstrasikan kepada teman-teman tentang alat yang dipergakan guru sebelumnya

Page 94: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

77  

7 Melakukan refleksi

5 menit Mereview kembali materi yang telah disampaikan sebelumnya

Menyimak dan mendengarkan guru

8 Melakukan penilaian yang sebenarnya

10 menit Memberikan penghargaan kepada kelompok melakukan percobaan dengan benar, berupa kepuasan dan pujian

Menyimak dan mendengarkan guru

9 Penutupan 10 menit Menyimpulkan materi pembelajaran dan memberikan stimulus kepada siswa untuk mengerjakan tugas penyelidikannya

Memberikan pekerjaan rumah yang berkaitan dengan materi berikutnya

Menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam

Menyimak dan mencatat yang diperlukan

Mencatat dan

merencanakan pengerjaan PR tersebut

Menjawab salam

Pertemuan Ke-5

Diskusi kelas dengan melakukan tanya jawab tentang materi sebelumnya yang belum dipahami

dan mencari solusi mengenai pemecahan masalah yang telah dilakukan.

Review secara keseluruhan tentang getaran dan gelombang.

Pertemuan Ke-6

Posttest.

I. Sumber Pembelajaran

Kangenan, Marten. Fisika Untuk SMP Kelas VIII 2B. Jakarta: Penerbit Erlangga, 2002.

Ruwanto, Bambang. Asas-asas Fisika SMA Kelas VIII 2B. Jakarta: Yudhistira, 2007.

Tipler, Paul A. Fisika untuk Sains dan Teknik Alih Bahasa oleh Lea Prasetio dan Rahmad W

Adi. Jakarta: Erlangga, 1998.

J. Alat Pembelajaran

Alat presentasi berupa papan tulis dan lembar kerja siswa

K. Penilaian

Tes objektif posttest

Page 95: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

78  

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(KONVENSIONAL)

Nama Sekolah : SMP Al-Ikhlas Cipete Jakarta Selatan

Mata Pelajaran : IPA (Fisika)

Kelas/Semester : VIII/II

Tahun Ajaran : 2009-2010

Materi Pokok : Getaran dan Gelombang

A. Standar Kompetensi

Menerapkan konsep getaran dan gelombang untuk memahami keterkaitannya terhadap gejala

alam dalam kehiidupan sehari-hari

B. Kompetensi Dasar

Mendeskripsikan Konsep Getaran dan Gelombang serta Parameter-parameternya

C. Konsep

Getaran dan Gelombang

D. Indikator

a. Menyebutkan pengertian getaran dan peristiwa getaran dalam fisika

b. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi getaran

c. Menyelidiki pengaruh getaran terhadap suatu benda

d. Mengukur banyaknya getaran yang terjadi pada suatu benda

E. Tujuan Pembelajaran

Siswa memahami konsep dan dapat mengerjakan soal yang berhubungan dengan Pengertian

Gelombang dan macam-macam gelombang

F. Alokasi Waktu

10 x 45 menit (10 Jam Pelajaran)

6 pertemuan

G. Model/Pendekatan/Metode Pembelajaran

Konvensional

Metode pembelajaran : Ceramah, diskusi, tanya jawab.

Page 96: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

79  H. Langkah-langkah Pembelajaran

Pertemuan Ke-1

Pengantar pembelajaran

Pretest

Pertemuan Ke-2 No Tahap Waktu Kegiatan Guru Kegiatan Siswa 1 Pendahuluan 10 menit Memulai pembelajaran dengan

mengucapkan salam dan melakukan absensi siswa

Memeriksa pekerjaan rumah siswa yang diberikan pada pertemuan sebelumnya

Menjelaskan materi tentang pengertian getaran

Menjawab salam dan absensi

Menjawab pertanyaan guru

berkaitan dengan materi sebelumnya tentang getaran

Mendengarkan guru Menyimak dan mencatat

2 Inti 25 menit Menjelaskan tujuan pembelajaran dan prosedur pembelajaran berupa penilaian dan sebagainya

Menginventarisasi jawaban yang diberikan oleh siswa

Menjelaskan bagaimana cara mengukur getaran

Mengarahkan siswa memikirkan kembali tentang gejala alam yang berhubungan dengan getaran

Menyimak dan mencatat Menyimak dan mencatat

Mencari tahu cara

mengukur getaran tersebut Menyimak dan mencatat

yang diperlukan

3 Penutup 10 menit Memberikan pekerjaan rumah yang berkaitan dengan materi berikutnya

Menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam

Menyimak dan mencatat yang diperlukan

Mencatat dan merencanakan pengerjaan PR tersebut

Menjawab salam

I. Sumber Pembelajaran

Kangenan, Marten. Fisika Untuk SMP Kelas VIII 2B. Jakarta: Penerbit Erlangga, 2002.

Ruwanto, Bambang. Asas-asas Fisika SMA Kelas VIII 2B. Jakarta: Yudhistira, 2007.

Tipler, Paul A. Fisika untuk Sains dan Teknik Alih Bahasa oleh Lea Prasetio dan Rahmad W

Adi. Jakarta: Erlangga, 1998.

J. Alat Pembelajaran

Alat presentasi berupa papan tulis dan lembar kerja siswa

K. Penilaian

Tes objektif posttest

Page 97: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

80  

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(KONVENSIONAL)

Nama Sekolah : SMP Al-Ikhlas Cipete Jakarta Selatan

Mata Pelajaran : IPA (Fisika)

Kelas/Semester : VIII/II

Tahun Ajaran : 2009-2010

Materi Pokok : Getaran dan Gelombang

A. Standar Kompetensi

Menerapkan konsep getaran dan gelombang untuk memahami keterkaitannya terhadap gejala

alam dalam kehiidupan sehari-hari

B. Kompetensi Dasar

Mendeskripsikan Konsep Getaran dan Gelombang serta Parameter-parameternya

C. Konsep

Getaran dan Gelombang

D. Indikator

a. Menunjukkan pengertian periode dan frekuensi getaran

b. Menjelaskan periode dan frekuensi getaran terhadap benda

c. Meramalkan periode dan frekuensi yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari

d. Menganalisis periode dan frekuensi getaran terhadap benda

E. Tujuan Pembelajaran

Siswa memahami konsep dan dapat mengerjakan soal yang berhubungan dengan Pengertian

Gelombang dan macam-macam gelombang

F. Alokasi Waktu

10 x 45 menit (10 Jam Pelajaran)

6 pertemuan

G. Model/Pendekatan/Metode Pembelajaran

Konvensional

Metode pembelajaran : Ceramah, diskusi, tanya jawab.

Page 98: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

81  H. Langkah-langkah Pembelajaran

Pertemuan Ke-3 No Tahap Waktu Kegiatan Guru Kegiatan Siswa 1 Pendahuluan 10 menit Memulai pembelajaran dengan

mengucapkan salam dan melakukan absensi siswa

Menjelaskan materi tentang pengertian periode dan frekuensi

Menjawab salam dan absensi

Mendengarkan guru

Menyimak dan mencatat

2 Inti 25 menit Menjelaskan tujuan pembelajaran dan prosedur pembelajaran berupa penilaian dan sebagainya

Menginventarisasi jawaban yang diberikan oleh siswa

Memberikan stimulus kepada siswa dengan menanyakan jawaban sederhana dari kedua permasalahan di atas - Apa hubungan periode dan frekuensi

getaran? - Sebutkan contoh periode dan

frekuensi dalam kehidupan sehari-hari?

Menyimak dan mencatat Menyimak dan mencatat

Menyimak dan mencatat

yang diperlukan

3 Penutup 10 menit Memberikan pekerjaan rumah yang berkaitan dengan materi berikutnya

Menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam

Menyimak dan mencatat yang diperlukan

Menjawab salam

I. Sumber Pembelajaran

Kangenan, Marten. Fisika Untuk SMP Kelas VIII 2B. Jakarta: Penerbit Erlangga, 2002.

Ruwanto, Bambang. Asas-asas Fisika SMA Kelas VIII 2B. Jakarta: Yudhistira, 2007.

Tipler, Paul A. Fisika untuk Sains dan Teknik Alih Bahasa oleh Lea Prasetio dan Rahmad W

Adi. Jakarta: Erlangga, 1998.

J. Alat Pembelajaran

Alat presentasi berupa papan tulis dan lembar kerja siswa

K. Penilaian

Tes objektif posttest

Page 99: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

82  

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(KONVENSIONAL)

Nama Sekolah : SMP Al-Ikhlas Cipete Jakarta Selatan

Mata Pelajaran : IPA (Fisika)

Kelas/Semester : VIII/II

Tahun Ajaran : 2009-2010

Materi Pokok : Getaran dan Gelombang

A. Standar Kompetensi

Menerapkan konsep getaran dan gelombang untuk memahami keterkaitannya terhadap gejala

alam dalam kehiidupan sehari-hari

B. Kompetensi Dasar

Mendeskripsikan Konsep Getaran dan Gelombang serta Parameter-parameternya

C. Konsep

Getaran dan Gelombang

D. Indikator

a. Menunjukkan definisi macam-macam gelombang dalam fisika

b. Menjelaskan besaran-besaran yang dimiliki oleh gelombang

c. Menerapkan persamaan gelombang yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari

d. Menganalisis pengaruh gelombang dalam kehidupan sehari-hari

E. Tujuan Pembelajaran

Siswa memahami konsep dan dapat mengerjakan soal yang berhubungan dengan Pengertian

Gelombang dan macam-macam gelombang

F. Alokasi Waktu

10 x 45 menit (10 Jam Pelajaran)

6 pertemuan

G. Model/Pendekatan/Metode Pembelajaran

Konvensional

Metode pembelajaran : Ceramah, diskusi, tanya jawab.

Page 100: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

83  H. Langkah-langkah Pembelajaran

Pertemuan Ke-4 No Tahap Waktu Kegiatan Guru Kegiatan Siswa 1 Pendahuluan 10 menit Memulai pembelajaran dengan

mengucapkan salam dan melakukan absensi siswa

Menjelaskan materi tentang Gelombang

Menjawab salam dan absensi

Mendengarkan guru

Menyimak dan mencatat

2 Inti 25 menit Menjelaskan tujuan pembelajaran dan prosedur pembelajaran berupa penilaian dan sebagainya

Menginventarisasi jawaban yang diberikan oleh siswa

Menjelaskan bagaimana cara mengukur gelombang yang berkecepatan tinggi

Mengarahkan siswa memikirkan kembali tentang gejala alam yang berhubungan dengan gelombang

Menyimak dan mencatat Menyimak dan mencatat

Mencari tahu cara

mengukur gelombang tersebut

Menyimak dan mencatat yang diperlukan

3 Penutup 10 menit Memberikan pekerjaan rumah yang berkaitan dengan materi berikutnya

Menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam

Menyimak dan mencatat yang diperlukan

Menjawab salam

Pertemuan Ke-5

Diskusi kelas dengan melakukan tanya jawab tentang materi sebelumnya yang belum dipahami

dan mencari solusi mengenai pemecahan masalah yang telah dilakukan.

Review secara keseluruhan tentang getaran dan gelombang.

Pertemuan Ke-6

Posttest.

I. Sumber Pembelajaran

Kangenan, Marten. Fisika Untuk SMP Kelas VIII 2B. Jakarta: Penerbit Erlangga, 2002.

Ruwanto, Bambang. Asas-asas Fisika SMA Kelas VIII 2B. Jakarta: Yudhistira, 2007.

Tipler, Paul A. Fisika untuk Sains dan Teknik Alih Bahasa oleh Lea Prasetio dan Rahmad W

Adi. Jakarta: Erlangga, 1998.

J. Alat Pembelajaran

Alat presentasi berupa papan tulis dan lembar kerja siswa

K. Penilaian

Tes objektif posttest

Page 101: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

84  Lampiran 1B

LEMBAR KERJA SISWA

(CTL 01)

Tujuan Memahami Getaran yang terjadi pada suatu benda Langkah-langkah Kerja 1. Jelaskan apa itu getaran

a. ketika paku dipukul maka akan terjadi getaran, lelaskan

apa itu getaran? b. Ceritakan secara singkat tentang gambar disamping!

a. Apakah pada stir mobil bisa terjadi getaran. Jelaskan! b. Kalau terjadi getaran, apa penyebabnya?

2. Lihat gambar disamping. Apa yang Dimaksud dengan getaran. Tunjukkan Gerak bandul Benda 1 getaran penuh 2,5 getaran, 3 getaran? ………………………………………….. ………………………………………….. ………………………………………….. ………………………………………….. ………………………………………….. …………………………………………..

Tugas Tuliskan hasil dari kegiatan yang telah dilakukan dan kesimpulan yang diperoleh untuk dikumpulkan pada pertemuan berikutnya.

Page 102: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

85  

LEMBAR KERJA SISWA

(CTL 02)

Tujuan Memahami periode dan frekuensi

Langkah-langkah Kerja 1. perhatikan gambar disamping. Susunlah bahan dan yang telah

tersedia seperti gambar disamping (buatlah bandul sederhana). Bacalah teori tentang periode dan frekuensi. a. Dari gambar disamping, apa yang dimaksud dengan periode

dan frekuensi? b. Apa hubungan antara periode dan frekuensi tersebut?

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… 2. Perhatikan gambar disamping. Jika pegas

tersebut melakukan 100 getaran dalam waktu 5 sekon hitunglah periode dan frekuensinya? …………………………………………… …………………………………………… …………………………………………… …………………………………………… …………………………………………… …………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

Tugas Tuliskan hasil kerja dan kesimpulan yang diperoleh dari kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan untuk dikumpulkan pada pertemuan selanjutnya!

Page 103: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

86  

LEMBAR KERJA SISWA

(CTL 03)

Tujuan Memahami konsep gelombang

1. Tuliskan contoh gelombang yang kalian ketahui minimal 10 macam gelombang yang ada dalam kehidupan sehari-hari. ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… 2. Perhatikan gambar disamping. Gambar

Apakah menurut kalian? Apa yang Kalian ketahui tentang gelombang seperti itu? Jelaskan! …………………………………………… …………………………………………… …………………………………………… ……………………………………………. ……………………………………………. ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

3. Menurut simulasi gambar disamping. Sebutkan perbedaan gelombang angin dan gelombang sunami yang kalian ketahui? ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

4. perhatikan gambar disamping. Sebutkan apa yang dimaksud 1 gelombang pada tali tersebut? ………………………………………………… ………………………………………………… …………………………………………………

Tugas

Tuliskan hasil dan kesimpulan yang diperoleh dari kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan. Kumpulkan pada pertemuan selanjutnya.

Page 104: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

129

Lampiran 10

Uji Hipotesis

Karena kedua data yang akan diuji perbedaannya bersifat normal dan

homogen (Lampiran 8 dan 9), maka rumus uji t yang digunakan adalah:

21

21

11nn

dsg

XXt+

−=

dimana:

1X = rata-rata data kelas eksperimen

2X = rata-rata data kelas kontrol

dsg = nilai deviasi standar gabungan data kelas eksperimen dan kelas kontrol

n1 = jumlah data kelas eksperimen

n2 = jumlah data kelas kontrol

Kriteria penentuan keputusan uji t adalah:

a. jika thitung > ttabel maka Ha diterima dan Ho ditolak

b. jika thitung < ttabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak.

Langkah-langkah menentukan nilai thitung adalah sebagai berikut.

1. Menentukan nilai-nilai yang telah diketahui.

Dari nilai posttest diperoleh:

1X = 62,17

2X = 52,70

V1 = S12 = (12,31)2 = 151,536

V2 = S22 = (11,24)2 = 126,337

Page 105: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

130

2. Menentukan nilai deviasi standar gabungan (dsg) dengan rumus berikut ini.

( ) ( )

( ) ( )

78,1193,138

5894,8057

5857,366337,4394

2303033,12613053,151130

211

21

2211

==

=

+=

−+−+−

=

−+−+−

=nn

VnVndsg

3. Menentukan nilai thitung berdasarkan rumus data-data yang telah diperoleh.

13,303,347,9

257,078,1153,0

033,0033,078,1153,0

301

30178,11

17,6270,62

11

21

21

=

=

×=

+=

+

−=

+

−=

nndsg

XXthitung

4. Menentukan nilai ttabel

Derajat kebebasan untuk mencari nilai ttabel adalah:

dk = n1 + n2 – 2 = 30 + 30 – 2 = 58

pada taraf signifikansi 5% nilai ttabel diperoleh dengan interpolasi.

t(0,95)(40) = 2,021

t(0,95)(60) = 2,000

Page 106: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

131

dengan interpolasi diperoleh nilai ttabel untuk dk = 58 sebagai berikut.

( )( )

012,2009,0021,2

)000,2021,2(4018021,25895,0

=−=

−−=t

Dengan cara interpolasi yang sama, maka nilai ttabel pada taraf signifikansi 1%

adalah:

t(0,99)(40) = 2,704

t(0,95)(60) = 2,660

jadi nilai ttabel dengan dk = 58 diperoleh

( )( )

684,20198,0704,2

)660,2704,2(4018704,25895,0

=−=

−−=t

5. Menguji Hipotesis

Karena baik pada taraf signifikansi 1% maupun 5% nilai thitung > ttabel, maka Ha

diterima dan Ho ditolak.

6. Memberikan interpretasi

Berdasarkan hasil uji hipotesis di atas, pada taraf kepercayaan 95% dan 99%,

dapat disimpulkan terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan

pembelajaran melalui pendekatan CTL terhadap hasil belajar siswa.

Page 107: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

132 Lampiran 11

Data Hasil Observasi CTL

Tahap Indikator Ke-

Pertemuan Ke- Jumlah Indikator

< 50 %

Jumlah Indikator ≥ 50 %

2 3 4 5 < 50 % ≥ 50 % < 50 % ≥ 50 % < 50 % ≥ 50 % < 50 % ≥ 50 %

I 1 √ √ √ √

1 11 2 √ √ √ √ 3 √ √ √ √

II

4 √ √ √ √

1 15 5 √ √ √ √ 6 √ √ √ √ 7 √ √ √ √

III

8 √ √ √ √

4 12 9 √ √ √ √ 10 √ √ √ √ 11 √ √ √ √

IV

12 √ √ √ √

7 9 13 √ √ √ √ 14 √ √ √ √ 15 √ √ √ √

V 16 √ √ √ √ 8 0 17 √ √ √ √ Jumlah 6 11 5 12 5 12 5 12 21 47

Jumlah Total Indikator 17 17 17 17 68

Persentase (%) 32,29 64,71 29,41 70,59 29,41 70,59 29,41 70,59 30,88 69,12 Keterangan:

Maksud dari < 50% adalah bahwa jumlah siswa yang melakukan indikator ini kurang dari setengah jumlah yang diharapkan (indikator dianggap tidak

tercapai) sedangkan jika lebih dari atau sama dengan jumlah yang diharapkan maka ≥ 50% (indikator dianggap tercapai).

Page 108: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

133

Lampiran 12

Uji Kemohogenan Kedua Kelas Eksperimen dan Kontrol

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelas eksperimen

homogen atau tidak. Hal ini yang menjadi dasar untuk menentukan pengambilan

sampel penelitian. Untuk menguji kehomogenan kedua kelas, dilakukan uji

statistik perbandingan terhadap nilai pretest kedua kelas. Sebelum melakukan uji

statistik perbandingan tersebut, dilakukan uji prasyarat statistik untuk menentukan

rumus statistik yang digunakan.

1. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data menggunakan rumus kai kuadrat Tabel berikut ini adalah

tabel bantu untuk mencari nilai X2hitung pretest dari kedua kelas.

KELAS VIII A

Kelas fi.xi Xi fi. Xi2 batas kelas

Z batas kelas

luas Z tabel Ei Oi (Oi -

Ei)^2/Ei 29.5 -1.84

30 - 35 130 32.5 4225 0.0783 2.3490 4 1.1604 35.5 -1.22

36 - 41 231 38.5 8893.5 0.1664 4.9920 6 0.2035 41.5 -0.59

42 - 47 178 44.5 7921 0.2384 7.1520 4 1.3891 47.5 0.04

48 - 53 454.5 50.5 22952.25 0.2326 6.9780 9 0.5859 53.5 0.67

54 - 59 169.5 56.5 9576.75 0.1546 4.6380 3 0.5785 59.5 1.30

60 - 65 250 62.5 15625 0.07 2.1000 4 1.7190 65.5 1.93

66 - 71 Jumlah 1413 285 69193.5 X2 5.6365

Nilai X2tabel untuk derajat kebebasan (dk) = 3 adalah 11,34. Sehingga diperoleh

bahwa X2hitung > X2

tabel. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa data pretest

Kelas VIII A tidak berdistribusi normal.

Page 109: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

134

KELAS VIII B

Kelas fi.xi xi fi. Xi2 batas kelas

Z batas kelas

luas Z tabel Ei Oi (Oi -

Ei)^2/Ei 19.5 -1.56

20 - 25 135 22.5 3037.5 0.1328 3.9840 6 1.0201 25.5 -0.87

26 - 31 256.5 28.5 7310.25 0.2364 7.0920 9 0.5133 31.5 -0.18

32 - 37 241.5 34.5 8331.75 0.2629 7.8870 7 0.0998 37.5 0.50

38 - 43 162 40.5 6561 0.1915 5.7450 4 0.5300 43.5 1.19

44 - 49 93 46.5 4324.5 0.0869 2.6070 2 0.1413 49.5 1.88

50 - 55 105 52.5 5512.5 0.025 0.7500 2 2.0833 55.5 2.57

56 - 65

Jumlah 993 225 35077.5 X2 4.3879

Nilai X2tabel untuk derajat kebebasan (dk) = 3 adalah 11,34. Sehingga diperoleh

bahwa X2hitung < X2

tabel. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa data pretest

Kelas VIII B berdistribusi normal.

2. Uji Homogentias

Untuk menguji homogenitas kedua data digunakan uji F yang dinyatakan

dengan rumus berikut ini.

2

1

VVF =

Dari Lampiran 6 dan Lampiran 7 diperoleh bahwa nilai deviasi standar pretest

kelas VIII A adalah 12,31, sedangkan nilai deviasi standar pretest kelas VIII

B adalah 11,24. Sehingga nilai Fhitung adalah sebagai berikut.

197,172,854,9

2

22

21

2

1

=

⎟⎠

⎞⎜⎝

⎛=

⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛==

SS

VV

F

Page 110: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

135

Nilai Ftabel untuk derjarat kebebasan (dk) = (29,30) adalah 1,890. Sehingga

diperoleh bahwa Fhitung < Ftabel. Oleh karena itu, maka dapat disimpulkan

bahwa kedua data memiliki varians yang homogen.

Page 111: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

87  Lampiran 2A

INSTRUMEN TES

Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan Konsep Getaran dan Gelombang serta Parameter-parameternya Materi Pokok : Getaran dan Gelombang Kelas : VIII Jenis Tes : pilihan ganda dengan empat pilihan jawaban Jumlah Soal : 40 soal

A. Kisi-kisi Instrumen Tes

No Indikator Materi Aspek Kognitif

Jumlah C1 C2 C3 C4 1 1. Menyebutkan pengertian getaran dan peristiwa getaran dalam fisika

2. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi getaran 3. Menyelidiki pengaruh getaran terhadap suatu benda 4. Mengukur banyaknya getaran yang terjadi pada suatu benda

Pengertian Getaran

1*,2 3*,4 5,6*,7 8,9*,10* 10

2 5. Menunjukkan pengertian periode dan frekuensi getaran 6. Menjelaskan periode dan frekuensi getaran terhadap benda 7. Meramalkan periode dan frekuensi yang terjadi dalam kehidupan

sehari-hari 8. Menganalisis periode dan frekuensi getaran terhadap benda

Periode dan Frekuensi Getaran 11*,12 13,14* 15,16*,17* 18*,19,20 10

3 9. Menunjukkan definisi macam-macam gelombang dalam fisika 10. Menjelaskan besaran-besaran yang dimiliki oleh gelombang 11. Menerapkan persamaan gelombang yang terjadi dalam kehidupan

sehari-hari 12. Menganalisis pengaruh gelombang dalam kehidupan sehari-hari

Pengertain Gelombang dan macam-macam gelombang

21*,22 23,24* 25*,26,27 28*,29*,30 10

4 13. Menyebutkan pengertian besaran-besaran gelombang 14. Menghubungkan besaran-besaran gelombang dalam kehidupan

sehari-hari 15. Menyelidiki karakteristik, periode, frekuensi dan cepat rambat

gelombang 16. Menghitung hubungan besaran-besaran yang terjadi dalam

kehidupan sehari-hari

Besaran-besaran Gelombang

31,32* 33,34* 35*,36*,37 38*,39,40 10

Jumlah 8 8 12 12 40 Keterangan: *Nomor butir soal yang tidak dipakai dalam penelitian berdasarkan uji coba yang dilakukan.

Page 112: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

88  Lampiran 2B

B. Bentuk Soal, Kunci Jawaban, dan Tingkat Kognitif yang Diukur

Submateri Indikator Butir Soal Kunci Jawaban

Tingkat Kognitif

Pengertian getaran

Menyebutkan pengertian getaran dan peristiwa getaran dalam fisika

1. Getaran adalah…. a. gerakan secara periodik melalui titik keseimbangan b. gerakan bolak-balik secara periodik melalui titik keseimbangan c. jarak yang terjauh yang dapat ditempuh oleh benda d. simpangan terbesar dari suatu benda

b C1

2. Benda yang bergetar berbeda dengan benda yang bergerak. Salah satu peristiwa getaran dibawah ini adalah…. a. batu yang dilempar ke atas c. menyetrika pakaian b. menulis d. meja yang dipukul

d C1

Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi getaran

3. Perhatikan gambar disamping. Jika bola diayunkan, maka urutan 1 getaran yang benar adalah…. a. P – Q – R – Q – P b. P – Q – R – Q c. Q – R – Q P R d. P – R – P Q

a C2

4. Jarak terjauh yang dapat ditempuh oleh benda dari titik seimbangnya disebut…. a. besaran c. simpangan b. periode d. amplitudo

c C2

Menyelidiki pengaruh getaran terhadap suatu benda

5. Ujung sebuah tali mendatar digetarkan naik-turun dengan waktu getar (periode) 2 sekon. Banyak getaran yang terjadi dalam 60 sekon adalah…. a. getaran c. 30 getaran b. 2 getaran d. 120 getaran

c C3

6. Sebuah slinki mendatar di atas meja digetarkan maju-mundur dengan frekuensi 2 Hz. Selang waktu untuk menempuh 150 getaran adalah…. a. 600 s c. 150 s b. 300 s d. 75 s

d C3

Page 113: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

89  

7. Perhatikan gambar di samping! Jika bola diayunkan dan bola tersebut bergetar sebanyak 20 getaran selama 2 sekon, maka banyaknya getaran jika bola berayun selama 17 sekon adalah…. a. 340 s b. 85 s b. 170 s d. 270 s

b C3

Mengukur banyaknya getaran yang terjadi pada suatu benda

8. Perhatikan gambar di bawah ini. a

b c

Jika waktu untuk menempuh ac adalah 0,05 sekon, jumlah getaran yang terjadi dalam 2 sekon adalah…. a. 10 c. 20 b. 5 d. 25

a C4

9. Suatu benda bergetar di antara dua titik yang berjarak 30 cm. Benda itu melakukan 50 getaran dalam waktu 25 s, simpangan terjauh yang dilakukan getaran benda tersebut adalah…. a. 0,2 cm c. 15 cm b. 10 cm d. 30 cm

c C4

10. Pada ba dul sederhana disamping, waktu untuk menempuh AB n adalah sekon. Selang waktu yang diperlukan untuk menempuh satu getaran adalah…. a. 0,05 sekon c. 0,2 sekon A C b. 0,1 sekon d. 0,4 sekon B

c C4

Periode dan Frekuensi Getaran

Menunjukkan definisi macam-macam gelombang dalam fisika

11. Selang waktu yang diperlukan untuk menempuh 1 getaran disebut…. a. periode c. amplitudo b. frekuensi d. simpangan

a C1

12. Frekuensi getaran adalah…. a. jarak terjauh yang dapat ditempuh dari titik keseimbangan b. simpangan terbesar dari suatu getaran c. selang waktu yang perlukan untuk melakukan 1 getaran d. banyaknya getaran yang dilakukan benda dalam 1 sekon

d C1

Page 114: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

90  

Menjelaskan periode dan frekuensi getaran terhadap benda

13. Periode getaran pada ayunan sederhana bergantung pada (1) Amplitudo, (2) Massa benda, (3) Panjang tali. Pernyataan yang benar adalah…. a. (1) dan (2) c. (3) dan (1) b. (3) saja d. (3) dan (2)

b C2

14. Hubung n antara periode (T) dan frekuensi (f) yang benar adalah…. aa. T = c. f = T

b. T = f d. T = f . T

a C2

Meramalkan periode dan frekuensi yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari

15. Perhatikan tabel percobaan ayunan bandul di bawah ini! Percobaan ke Amplitudo Periode Frekuensi

1 2

5 cm 10 cm

0,5 s ….

2 Hz ….

Besarnya periode dan frekuensi pada percobaan ke-2 secara berurutan adalah…. a. 0,5 s dan 2 Hz c. 1,0 s dan 1 Hz b. 0,5 s dan 4 Hz d. 1,0 s dan 4 Hz

a C3

16. Suatu benda yang bergetar dengan frekuensi 5 Hz, maka periodenya adalah…. a. 0,1 sekon c. 0,2 sekon b. 1,0 sekon d. 1,2 sekon

c C3

17. Periode sebuah getaran detik. Maka frekuensinya adalah…. a. 0,4 Hz c. 4,0 Hz b. 2,0 Hz d. 2,5 Hz

d C3

Menganalisis periode dan frekuensi getaran terhadap benda

18. Pada Bandul sederha a disamping, bergerak dari P ke R nmem rlukan waktu e sekon. Periode ayuna ini adalah…. n

a. detik c.

b.

detik

detik d. detik P R Q

a C4

19. Sebuah penggaris plastik melakukan 40 getaran dalam waktu 1 menit. Frekuensi penggaris tersebut adalah…. a. 0,67 Hz c. 40 Hz b. 1,50 Hz d. 60 Hz

a C4

Page 115: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

91  

20. Suatu benda bergetar di atas sebuah meja. kemudian benda itu melakukan 100 kali getaran dalam waktu 50 sekon. Frekuensi getaran tersebut adalah…. a. 0,4 Hz c. 1,6 Hz b. 0,8 Hz d. 2,0 Hz

d C4

Pengertain Gelombang dan macam-macam gelombang

Menunjukkan definisi macam-macam gelombang dalam fisika

21. Gelombang yang arah rambatnya tegak lurus terhadap arah getarannya disebut gelombang…. a. longitudinal c. transversal b. mekanik d. elektromagnetik

c C1

22. Gelombang yang memerlukan medium dalam perambatannya adalah…. a. gelombang transversal c. gelombang elektromagnetik b. gelombang mekanik d. gelombang bunyi

b C1

Menjelaskan besaran-besaran yang dimiliki oleh gelombang

23. Perbedaan dasar antara gelombang transversal dan gelombang longitudinal adalah perbedaan dalam…. a. amplitudo c. frekuensi b. arah rambat terhadap arah getaran d. medium yang dilaluinya

b C2

24. Ketika amplitudo suatu gelombang periodik bertambah, maka panjang gelombangnya akan…. a. berkurang c. tetap sama b. bertambah d. bisa bertambah atau berkurang

c C2

Menerapkan persamaan gelombang yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari

25. Pada gambar berikut ditunjukkan grafik simpangan terhadap waktu dari sebuah gelombang.

meter 2 4 6 8 10 12 14

Panjang 1 gelombang adalah…. a. 12 m c. 8 m b. 14 m d. 10 m

a C3

26. Sebuah sumber getar membentuk 20 gelombang dalam 4 detik. Periodenya adalah…. a. 0,2 detik c. 4 detik b. 0,05 detik d. 5 detik

a C3

27. Jika suatu gelombang memiliki frekuensi 150 Hz, maka periodenya adalah…. a. 70 s c. 0,7 s b. 0,007 s d. 0,07 s

b C3

Page 116: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

92  

Menganalisis pengaruh gelombang dalam kehidupan sehari-hari

28. Perhatikan gambar dibawah ini! 8 m

4 m

Amplitudo dari gelombang yang ditampilkan pada gambar di atas sebesar…. a. 6 m c. 2 m b. 4 m d. 8 m

c C4

29. Perhatikan gambar di samping! 36 m Dalam selang waktu tertentu terjadi gelombang air laut, panjang gelombang adalah…. a. 12 m c. 36 m b. 48 m d. 24 m

d C4

30. Perhatikan gambar dibawah ini! 12 meter

A B D E F C

Panjang gelombang dari suatu gelombang periodik yang ditunjukkan pada gambar di atas adalah 6,0 meter. Jarak dari titik B ke titik C adalah…. a. 250 cm c. 150 cm b. 200 cm d. 300 cm

c C4

Besaran-besaran Gelombang

Menyebutkan pengertian besaran-besaran gelombang

31. Selang waktu yang diperlukan untuk menempuh satu gelombang disebut…. a. frekuensi gelombang c. cepat rambat gelombang b. periode gelombang d. panjang gelombang

b C1

32. Jarak yang ditempuh gelombang dalam suatu selang waktu tertentu disebut…. a. cepat rambat gelombang c. frekuensi gelombang b. periode gelombang d panjang gelombang .

a C1

Menghubungkan besaran-besaran gelombang dalam kehidupan sehari-hari

33. Hubungan antara panjang gelombang ( ), frekuensi (f), dan cepat rambat (v) dari suatu gelombang adalah…. a. f = v b. v = λ f c. = d. λ = v f

b C2

Page 117: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

93  

34. Satu mbah gelombang sama dengan…. lea. c .

b. d.

d C2

Menyelidiki karakteristik, periode, frekuensi dan cepat rambat gelombang

35. Sebuah sumber getar membentuk 20 gelombang dalam 4 detik. Periodenya adalah…. c. 0,2 detik c. 4 detik d. 0,05 detik d. 5 detik

a C3

36. Suatu gelombang panjangnya 0,75 m dan cepat rambatnya 150 m/s. Frekuensinya adalah…. a. 20 Hz c. 200 Hz b. 50 Hz d. 225 Hz

c C3

37. Suatu gelombang memiliki frekuensi 200 Hz dan panjang gelombang 0,5 m. Cepat rambat gelombangnya adalah…. a. 4 m/s c. 100 m/s b. 10 m/s d. 10.000 m/s

c C3

Menghitung hubungan besaran-besaran yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari

38. Dalam waktu 2,5 sekon terdapat 750 gelombang yang melewati suatu titik. Jika panjang gelombangnya 0,5 m, maka…. a. periodenya adalah 0,0033 sekon c. cepat rambatnya adalah 300 m/s b. frekuensinya adalah 150 Hz d. frekuensinya adalah 375 Hz

b C4

39. Perhatikan gambar di bawah ini! S

P Q

10 m

Seorang guru mendemonstrasikan contoh gelombang tali yang diikatkan pada sebuah tiang. Sang guru tersebut menggetarkan ujung tali sehingga panjang tali terbentuk gelombang. Jika waktu untuk gelombang merambat dari titik P ke S adalah 2 sekon, Cepat rambat gelombang sepanjang tali adalah…. a. 1 m/s c. 2 m/s b. 1,25 m/s d. 2,5 m/s

d C4

40. Cepat rambat gelombang transversal dalam seutas tali adalah 12 m/s. Jika frekuensi sumber yang menghasilkan gelombang ini adalah 4,0 Hz, maka panjang gelombangnya adalah…. a. 0,33 m c. 4,0 m b. 3,0 m d. 48 m

b C4

Page 118: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

94  Lampiran 2C

INSTRUMEN NONTES (LEMBAR OBSERVASI)

Lembar Observasi Contextual Teaching and Learning (CTL)

No Tahap-tahap pembelajaran Indikator Skor

< 50 % ≥ 50%

1 Tahap 1 Menyampaikan tujuan dan

mempersiapkan siswa

1. Siswa memahami tujuan pembelajaran 2. Dapat menghubungkan materi sebelumnya yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari. 3. Menunjukkan ketertarikan dan memusatkan perhatian pada pokok pembicaraan dalam pembelajaran.

2 Tahap 2 Mendemonstrasikan pe-ngetahuan

dan keterampilan

1. Memahami penjelasan guru. 2. memperhatikan peragaan yang dilakukan guru. 3. Jika melakukan kesalahan, akan segera memperbaikinya dengan bimbingan guru. 4. Meniru peragaan yang dilakukan guru dengan benar.

3 Tahap 3 Membimbing pelatihan

1. Secara aktif terlibat dalam pelatihan. 2. Melakukan instruksi pelatihan dengan benar. 3. Tidak merasa bosan dengan pelatihan yang diberikan. 4. Mengumpulkan tugas (hasil kerja LKS) tepat waktu.

4 Tahap 4 Memeriksa pemahaman siswa dan

memberikan umpan balik

1. Menunjukkan pemahaman terhadap materi pelajaran dengan merespons pertanyaan guru dengan benar 2. Menerima umpan balik yang diberikan guru. 3. Lebih memusatkan perhatiannya pada proses bukan pada hasil. 4. Memberikan umpan balik terhadap dirinya sendiri dengan memberikan penilaian terhadap kinerjanya

sendiri.

5 Tahap 5 Memberikan kesempatan kepada siswa untuk latihan lanjutan dan

penerapan

1. Mengerjakan tugas rumah yang diberikan guru pada akhir pembelajaran. 2. Mengumpulkan hasil tugas rumahnya tepat waktu.

Keterangan: < 50 % = jumlah siswa melakukannya kurang dari setengah dari jumlah yang diharapkan. > 50 % = jumlah siswa melakukannya lebih dari atau sama dengan setengah dari jumlah yang diharapkan.

Page 119: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

95  Lampiran 2D

LEMBAR UJI VALIDITAS

INSTRUMEN NONTES LEMBAR OBSERVASI

No Aspek yang Diuji Kriteria

Baik Cukup Kurang

1 Pengembangan indikator dari setiap

tahap pembelajarannya

2 Keterwakilan semua tahap

pembelajaran oleh indikator yang

dikembangkan

3 Penskoran terhadap tiap-tiap indikator

4 Pemilihan kata dan kalimat dalam

pengembangan indikator

5 Kejelasan dan keefektifan bahasa

yang digunakan

Saran:

Jakarta, Februari 2010 Penguji Validitas/ Dosen Pembimbing I Dr. Sujiyo Miranto, M.Pd

Page 120: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

96

Lampiran 3A

UJI VALIDITAS Perhitungan uji validitas dilakukan dengan menggunakan uji korelasional point

biserial berdasarkan rumus berikut ini.

qp

SDMM

t

tp −=pbir

Dimana:

rpbi = indeks point biserial

Mp = Mean (rata-rata) skor yang dijawab betul oleh testee (peserta tes) pada

butir soal yang sedang dicari korelasinya dengan tes secara

keseluruhan.

Mt = Mean (rata-rata) skor yang dijawab salah oleh testee (peserta tes) pada

butir soal yang sedang dicari korelasinya dengan tes secara

keseluruhan.

SDt = Deviasi standar skor total.

p = proporsi testee yang menjawab betul terhadap butir soal yang sedang

diuji validitasnya.

q = proporsi testee yang menjawab salah terhadap butir soal yang sedang

diuji validitasnya

Untuk keperluan perhitungan nilai point biserial tersebut maka dibuatlah tabel

bantu perhitungan uji validitas. Berikut ini adalah ringkasan tabel perhitungan

untuk menguji validitas instrumen.

Page 121: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

97

Tabel Uji Validitas Lihat di excel

Page 122: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

98

Lampiran 3B Perhitungan Reliabilitas

Untuk keperluan perhitungan reliabilitas instrumen tes ini, digunakan rumus Spearman-Brown berikut ini.

( )

21

21

r1N1

rNr n ⋅−+

⋅=

dimana: rn = koefisien korelasi seluruh tes N = perbandingan antara panjang tes secara keseluruhan dengan panjang

tes yang dikorelasikan r½ = koefisien korelasi antara sebagian tes dengan bagian tes lainnya Tabel berikut ini adalah ringkasan perhitungan realibilitas instrumen.

Tabel Perhitungan Reliabilitas Metode Ganjil-Genap Subjek X Y XY X2 Y2

Afifah 11 13 143 121 169

Agung Nugraha 10 12 120 100 144 Angga Firmansyah 10 11 110 100 121 Arif Widodo 8 12 96 64 144 Brian Luba 13 11 143 169 121 Coiru Santoso 9 9 81 81 81 Danu Harisanto 11 9 99 121 81 Diena Natoqoh 9 10 90 81 100 Eriza Unzira 11 6 66 121 36 Fachrul Rizky 8 8 64 64 64 Faizal Alim 9 8 72 81 64 Fauzul Akbar 9 6 54 81 36 Feni Dwi A. 8 5 40 64 25 Fitri Yuandita 9 5 45 81 25 Gusti Randa 5 7 35 25 49 Hari Listiadi 5 10 50 25 100 Heru Aprianto 3 9 27 9 81 Ika Puji Astuti 8 5 40 64 25 Imam Fauzi 9 7 63 81 49 Irviani Mulia 7 6 42 49 36 Kahfi Abdilah 7 8 56 49 64 Kiki Fidi A. 7 4 28 49 16 Lisa Novianti 4 6 24 16 36 Maya Sari 6 6 36 36 36 Muhammad Rizki 4 5 20 16 25 Nadya Suryani 5 5 25 25 25 Pratiwi 4 2 8 16 4 Resti Aida 5 2 10 25 4 Tiara Ameli 6 1 6 36 1 Zulfikar Rahman 6 1 6 36 1

Σ 226 209 1699 1886 1763

Page 123: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

99

r1/2

1/2 0.52

rn 0.688319

Dimana:

X : skor total subjek pada item bernomor ganjil Y : skor total subjek pada item bernomor genap

Dari perhitungan tersebut diperoleh bahwa nilai reliabilitas instrumen ini adalah 0,68. Nilai ini termasuk kategori cukup. (Perhitungan ini dengan menggunakan bantuan program aplikasi Microsoft Office Excel 2007).

Page 124: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

100

Lampiran 3C

Perhitungan Derajat Kesukaran Untuk menghitung derajat kesukaran digunakan rumus berikut ini.

% 100nnWW

DK HL

HL ×++

=

dimana: DK = derajat kesukaran (degrees of difficulty) WL = jumlah individu kelompok bawah yang tidak menjawab atau menjawab salah pada item tertentu WH = jumlah individu kelompok atas yang tidak menjawab atau menjawab salah pada item tertentu nL = jumlah kelompok bawah nH = jumlah kelompok atas Kategorisasi derajat kesukaran berdasarkan ketentuan berikut ini.

Mudah : DK ≥ 0,70

Sedang : 0,30 < DK < 0,70

Sukar : DK ≤ 0,30

Berikut ini adalah tabel hasil perhitungan derajat kesukarannya.

Page 125: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

101

Tabel Perhitungan Derajat Kesukaran Lihat di Excel

Page 126: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

102

WL = jumlah individu kelompok bawah yang tidak menjawab atau menjawab salah pada item tertentu WH = jumlah individu kelompok atas yang tidak menjawab atau menjawab salah pada item tertentu

Lampiran 3D Daya Beda

Untuk menghitung daya beda setiap soal digunakan rumus berikut ini.

Maksud dari setiap simbol dari persamaan di atas adalah sebagai berikut. DB = Daya Beda (discriminating power, DP)

n = jumlah kelompok atas atau kelompok bawah Kategorisasi Daya Beda:Drop : DB < 0 Buruk : 0 ≤ DB < 0,20 Cukup : 0,20 ≤ DB < 0,40

Baik : 0,40 ≤ DB < 0,70 Baik Sekali : 0,70 ≤ DB < 1,00

nWW

DB HL −=

Page 127: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

103

Tabel Perhitungan Daya Beda Lihat di Excel

Page 128: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

104

Lampiran 3E Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen Tes

Item No Validitas Taraf Kesukaran Daya Pembeda Kesimpulan

1 Valid Mdh Jelek Tidak dipakai 2 Valid Sdg Baik Dipakai 3 Valid Sdg Cukup Tidak dipakai 4 Valid Sdg Baik sekali Dipakai 5 Valid Sdg Jelek Dipakai 6 Valid Sdg Jelek Tidak dipakai 7 Valid Sdg Baik Dipakai 8 Valid Sdg Baik Dipakai 9 Valid Skr Cukup Tidak dipakai

10 Valid Sdg Jelek Tidak dipakai 11 Valid Skr Cukup Tidak dipakai 12 Valid Sdg Baik Dipakai 13 Tidak Valid Skr Cukup Dipakai 14 Tidak Valid Skr Jelek Tidak dipakai 15 Valid Sdg Baik sekali Dipakai 16 Valid Skr Jelek Tidak dipakai 17 Valid Sdg Jelek Tidak dipakai 18 Valid Skr Jelek Tidak dipakai 19 Valid Sdg Baik sekali Dipakai 20 Valid Skr Cukup Dipakai 21 Valid Sdg Cukup Tidak dipakai 22 Valid Sdg Baik sekali Dipakai 23 Valid Skr Jelek Dipakai 24 Tidak Valid Skr Jelek Tidak dipakai 25 Tidak Valid Skr Jelek Tidak dipakai 26 Valid Sdg Cukup Dipakai 27 Valid Sdg Cukup Dipakai 28 Valid Sdg Cukup Tidak dipakai 29 Tidak Valid Skr Cukup Tidak dipakai 30 Valid Sdg Baik Dipakai 31 Valid Sdg Baik sekali Dipakai 32 Valid Sdg Jelek Tidak dipakai 33 Valid Skr Cukup Dipakai 34 Tidak Valid Skr Cukup Tidak dipakai 35 Tidak Valid Skr Jelek Tidak dipakai 36 Valid Sdg Baik sekali Tidak dipakai 37 Valid Sdg Cukup Dipakai 38 Tidak Valid Skr Buang Tidak dipakai 39 Valid Skr Cukup Dipakai 40 Valid Skr Baik Dipakai

Penetapan keputusan disamping didasarkan pada kriteria-kriteria tersebut juga didasarkan pada keterpenuhan indikator. Artinya, setiap indikator diwakili oleh satu atau lebih soal.

Page 129: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

Lampiran 4

Hasil Pretest Kelas VIIIA

Hasil pretest dari kelas VIIIA adalah sebagai berikut.

35 50 45 60 40

40 60 50 45 50

35 55 50 50 55

40 40 40 50 30

60 45 50 60 55

45 50 50 40 30

Dari sana diperoleh bahwa nilai maksimum (Xmax) adalah 60 dan nilai minimum

(Xmin) adalah 30. Sehingga dapat dibuat sebuah tabel distribusi frekuensi setelah

terlebih dahulu menentukan nilai rentang (R), banyaknya kelas (K), dan panjang

kelas (P). Nilai ketiganya diperoleh berdasarkan perhitungan berikut ini.

a. Rentang (R)

303060

minmax

=−=−= XXR

b. Banyaknya Kelas (K)

688,5

88,4148,13,3130log3,31

log3,31

≈=

+=×+=

+=+= nK

Sehingga banyaknya kelas adalah 6

c. Panjang Kelas (P)

610,588,5

30

=

=

=KRP

Sehingga panjang kelasnya adalah

6.

Page 130: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

Tabel distribusinya adalah sebagai berikut.

Kelas Batas

kelas fi xi xi

2 fi . xi fi . xi2

30 - 35 29,5 4 32.50 1056.25 130.00 4225.00

36 - 41 35,5 6 38.50 1482.25 231.00 8893.50

42 - 47 41,5 4 44.50 1980.25 178.00 7921.00

48 - 53 47,5 9 50.50 2550.25 454.50 22952.25

54 - 59 53,5 3 56.50 3192.25 169.50 9576.75

60 - 65 59,5 4 62.50 3906.25 250.00 15625.00

Jumlah (Σ) 267 30 285.00 14167.50 1413.00 69193.50

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut maka dapat ditentukan nilai rata-

rata ( X ), median (Me), modus (Mo), dan deviasi standar (S) nilai pretest ini.

Berikut ini adalah perhitungan untuk menentukan nilai-nilai tersebut.

a. Rata-rata ( X )

1,4730

1413

=

=

⋅=∑∑

i

ii

fxf

X

b. Median (Me)

Nilai median ditentukan dengan rumus statistik berikut ini.

⎟⎟⎟⎟

⎜⎜⎜⎜

⎛ −+=

f

FnPbMe 2

1

Dimana:

b = batas bawah kelas median = 47,5

P = panjang kelas = 6

n = banyaknya data = 30

F = nilai frekuensi kumulatif sebelum kelas median = 4 + 6 + 4 = 14

f = nilai frekuensi kelas median = 9

Page 131: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

Berdasarkan data tersebut, maka dapat ditentukan nilai Median dari hasil

pretest ini adalah sebagai berikut.

( )

611,5311,65,47

11,065,47

9

1430.21

65,47

=+=

×+=

⎟⎟⎟⎟

⎜⎜⎜⎜

⎛ −+=Me

c. Modus (Mo)

Nilai modus ditentukan dengan menggunakan rumus statistik berikut ini.

⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛+

+=21

1

bbb

PbMo

Dimana:

b = batas bawah kelas median = 47,5

P = panjang kelas = 6

b1 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi

kelas sebelumnya = 9 – 4 = 5

b2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi

kelas sesudahnya = 9 – 3 = 6

Berdasarkan data tersebut, maka dapat ditentukan nilai modus dari hasil

pretest ini adalah sebagai berikut.

( )

20,5070,25,47

45,065,4765

565,47

=+=

×+=

⎟⎠⎞

⎜⎝⎛

++=Mo

Page 132: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

d. Deviasi Standar (S)

Nilai deviasi standar ditentukan dengan rumus statistika berikut ini.

( )

( )

54,908,9129

2,264129

3,665525,6919329

3019965695,69193

13030

14135,69193

1

..

2

2

2

==

=

−=

−=

−=

=∑

∑∑∑

i

i

iiii

ffxf

xfS

i

Page 133: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

Lampiran 5

Hasil Pretest Kelas VIIIB

Hasil pretest dari kelas VIIIB adalah sebagai berikut.

30 45 30 20 70

45 25 35 30 30

35 35 25 20 30

30 40 30 30 35

55 25 30 35 40

40 25 35 35 40

Dari sana diperoleh bahwa nilai maksimum (Xmax) adalah 55 dan nilai minimum

(Xmin) adalah 20. Sehingga dapat dibuat sebuah tabel distribusi frekuensi setelah

terlebih dahulu menentukan nilai rentang (R), banyaknya kelas (K), dan panjang

kelas (P). Nilai ketiganya diperoleh berdasarkan perhitungan berikut ini.

a. Rentang (R) c. Panjang Kelas (P)

696,588,5

35

≈=

=

=KRP

352055

=−=

minmax −= XXR

b. Banyaknya Kelas (K)

688,5

88,4148,13,3130log3,31

log3,31

≈=

+=×+=

+=+= nK

Sehingga panjang kelasnya adalah

6.

Sehingga banyaknya kelas adalah 6

Page 134: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

Tabel distribusinya adalah sebagai berikut.

Kelas Batas

kelas fi xi xi

2 fi . xi fi . xi2

20 - 25 19,5 6 22.50 506.25 135.00 3037.50

26 - 31 25,5 9 28.50 812.25 256.50 7310.25

32 - 37 31,5 7 34.50 1190.25 241.50 8331.75

38 - 43 37,5 4 40.50 1640.25 162.00 6561.00

44 - 49 43,5 2 46.50 2162.25 93.00 4324.50

50 - 55 49,5 2 52.50 2756.25 105.00 5512.50

Jumlah (Σ) 207 30 225.00 9067.50 993.00 35077.50

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut maka dapat ditentukan nilai rata-

rata ( X ), median (Me), modus (Mo), dan deviasi standar (S) nilai pretest ini.

Berikut ini adalah perhitungan untuk menentukan nilai-nilai tersebut.

a. Rata-rata ( X )

10,3330993

=

=

⋅=∑∑

i

ii

fxf

X

b. Median (Me)

Nilai median ditentukan dengan rumus statistik berikut ini.

⎟⎟⎟⎟

⎜⎜⎜⎜

⎛ −+=

f

FnPbMe 2

1

Dimana:

b = batas bawah kelas median = 25,5

P = panjang kelas = 6

n = banyaknya data = 30

F = nilai frekuensi kumulatif sebelum kelas median = 6 + 0 = 6

f = nilai frekuensi kelas median = 9

Page 135: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

Berdasarkan data tersebut, maka dapat ditentukan nilai Median dari hasil

pretest ini adalah sebagai berikut.

( )

50,3165,25

165,25

9

630.21

65,25

=+=

×+=

⎟⎟⎟⎟

⎜⎜⎜⎜

⎛ −+=Me

c. Modus (Mo)

Nilai modus ditentukan dengan menggunakan rumus statistik berikut ini.

⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛+

+=21

1

bbb

PbMo

Dimana:

b = batas bawah kelas median = 25,5

P = panjang kelas = 6

b1 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi

kelas sebelumnya = 9 – 6 = 3

b2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi

kelas sesudahnya = 9 – 7 = 2

Berdasarkan data tersebut, maka dapat ditentukan nilai modus dari hasil

pretest ini adalah sebagai berikut.

( )

10,2960,35,25

60,065,2523

365,25

=+=

×+=

⎟⎠⎞

⎜⎝⎛

++=Mo

Page 136: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

d. Deviasi Standar (S)

Nilai deviasi standar ditentukan dengan rumus statistika berikut ini.

( )

( )

72,818,7629

2,220929

3,328685,3507729

309860495,35077

13030

9935,35077

1

..

2

2

2

==

=

−=

−=

−=

=∑

∑∑∑

i

i

iiii

ffxf

xfS

i

Page 137: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

Lampiran 6

Hasil Posttest Kelas VIII A

Hasil pretest dari kelas VIII A adalah sebagai berikut.

60 75 50 75 50

70 50 75 60 55

85 65 50 60 50

70 50 75 50 85

40 75 45 70 75

50 60 65 40 75

Dari sana diperoleh bahwa nilai maksimum (Xmax) adalah 85 dan nilai minimum

(Xmin) adalah 40. Sehingga dapat dibuat sebuah tabel distribusi frekuensi setelah

terlebih dahulu menentukan nilai rentang (R), banyaknya kelas (K), dan panjang

kelas (P). Nilai ketiganya diperoleh berdasarkan perhitungan berikut ini.

a. Rentang (R) c. Panjang Kelas (P)

85,7

645

≈=

=

=KRP

454085

=−=

minmax −= XXR

b. Banyaknya Kelas (K)

688,5

88,4148,13,3130log3,31

log3,31

≈=

+=×+=

+=+= nK

Sehingga panjang kelasnya adalah

8.

Sehingga banyaknya kelas adalah 6

Page 138: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

Tabel distribusinya adalah sebagai berikut.

Kelas Batas

Kelas fi xi xi

2 fi . xi fi . xi2

40 - 47 39,5 3 43.50 1892.25 130.50 5676.75

48 - 55 47,5 9 51.50 2652.25 463.50 23870.25

56 - 63 55,5 4 59.50 3540.25 238.00 14161.00

64 - 71 63,5 5 67.50 4556.25 337.50 22781.25

72 - 79 71,5 7 75.50 5700.25 528.50 39901.75

80 - 87 79,5 2 83.50 6972.25 167.00 13944.50

Jumlah (Σ) 287 30 381.00 25313.50 1865.00 120335.50

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut maka dapat ditentukan nilai rata-

rata ( X ), median (Me), modus (Mo), dan deviasi standar (S) nilai postest ini.

Berikut ini adalah perhitungan untuk menentukan nilai-nilai tersebut.

a. Rata-rata ( X )

17,6230

1865

=

=

⋅=∑∑

i

ii

fxf

X

b. Median (Me)

Nilai median ditentukan dengan rumus statistik berikut ini.

⎟⎟⎟⎟

⎜⎜⎜⎜

⎛ −+=

f

FnPbMe 2

1

Dimana:

b = batas bawah kelas median = 47,5

P = panjang kelas = 8

n = banyaknya data = 30

F = nilai frekuensi kumulatif sebelum kelas median = 3

f = nilai frekuensi kelas median = 9

Page 139: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

Berdasarkan data tersebut, maka dapat ditentukan nilai Median dari hasil

postest ini adalah sebagai berikut.

( )

14,5864,105,47

33,185,47

9

330.21

85,47

=+=

×+=

⎟⎟⎟⎟

⎜⎜⎜⎜

⎛ −+=Me

c. Modus (Mo)

Nilai modus ditentukan dengan menggunakan rumus statistik berikut ini.

⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛+

+=21

1

bbb

PbMo

Dimana:

b = batas bawah kelas median = 47,5

P = panjang kelas = 8

b1 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi

kelas sebelumnya = 9 – 3 = 6

b2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi

kelas sesudahnya = 9 – 4 = 5

Berdasarkan data tersebut, maka dapat ditentukan nilai modus dari hasil

pretest ini adalah sebagai berikut.

( )

82,5132,45,47

54,085,4756

685,47

=+=

×+=

⎟⎠⎞

⎜⎝⎛

++=Mo

Page 140: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

d. Deviasi Standar (S)

Nilai deviasi standar ditentukan dengan rumus statistika berikut ini.

( )

( )

31,12`54,151

2967,4394

2983,1159405,120335

2930

34782255,120335

13030

18655,120335

1

..

2

2

2

==

=

−=

−=

−=

=∑

∑∑∑

i

i

iiii

ffxf

xfS

i

Page 141: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

Lampiran 7

Hasil Posttest Kelas VIII B

Hasil postest dari kelas VIII B adalah sebagai berikut.

50 75 40 40 70

30 50 50 55 65

35 60 40 45 45

55 65 30 65 60

50 65 60 50 55

55 55 55 45 55

Dari sana diperoleh bahwa nilai maksimum (Xmax) adalah 75 dan nilai minimum

(Xmin) adalah 30. Sehingga dapat dibuat sebuah tabel distribusi frekuensi setelah

terlebih dahulu menentukan nilai rentang (R), banyaknya kelas (K), dan panjang

kelas (P). Nilai ketiganya diperoleh berdasarkan perhitungan berikut ini.

a. Rentang (R) c. Panjang Kelas (P)

85,7

645

≈=

=

=KRP

453075

=−=

minmax −= XXR

b. Banyaknya Kelas (K)

688,5

88,4148,13,3130log3,31

log3,31

≈=

+=×+=

+=+= nK

Sehingga panjang kelasnya adalah

8.

Sehingga banyaknya kelas adalah 6

Page 142: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

Tabel distribusinya adalah sebagai berikut.

Kelas

Batas

Kelas fi xi xi2 fixi fixi

2

30 - 37 29,5 3 33.50 1122.25 100.50 3366.75

38 - 45 37,5 6 41.50 1722.25 249.00 10333.50

46 - 53 45,5 5 49.50 2450.25 247.50 12251.25

54 - 61 53,5 10 57.50 3306.25 575.00 33062.50

62 - 69 61,5 4 65.50 4290.25 262.00 17161.00

70 - 77 69,5 2 73.50 5402.25 147.00 10804.50

Jumlah (Σ) 30 321.00 18293.50 1581.00 86979.50

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut maka dapat ditentukan nilai rata-

rata ( X ), median (Me), modus (Mo), dan deviasi standar (S) nilai postest ini.

Berikut ini adalah perhitungan untuk menentukan nilai-nilai tersebut.

a. Rata-rata ( X )

70,5230

1581

=

=

⋅=∑∑

i

ii

fxf

X

b. Median (Me)

Nilai median ditentukan dengan rumus statistik berikut ini.

⎟⎟⎟⎟

⎜⎜⎜⎜

⎛ −+=

f

FnPbMe 2

1

Dimana:

b = batas bawah kelas median = 53,5

P = panjang kelas = 8

n = banyaknya data = 30

F = nilai frekuensi kumulatif sebelum kelas median = 5 + 6 + 3 = 14

f = nilai frekuensi kelas median = 10

Berdasarkan data tersebut, maka dapat ditentukan nilai Median dari hasil

postest ini adalah sebagai berikut.

Page 143: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

( )

30,5480,05,53

10,085,53

10

1430.21

85,53

=+=

×+=

⎟⎟⎟⎟

⎜⎜⎜⎜

⎛ −+=Me

c. Modus (Mo)

Nilai modus ditentukan dengan menggunakan rumus statistik berikut ini.

⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛+

+=21

1

bbb

PbMo

Dimana:

b = batas bawah kelas median = 53,5

P = panjang kelas = 8

b1 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi

kelas sebelumnya = 10 – 5 = 5

b2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi

kelas sesudahnya = 10 – 4 = 6

Berdasarkan data tersebut, maka dapat ditentukan nilai modus dari hasil

postest ini adalah sebagai berikut.

( )

10,5760,35,53

45,085,5365

585,53

=+=

×+=

⎟⎠⎞

⎜⎝⎛

++=Mo

Page 144: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

d. eviasi Standar (S)

itentukan dengan rumus statistika berikut ini.

D

Nilai deviasi standar d

( )

( )

24,1123,126

298,3660

2970,833185,86979

2930

24995615,86979

13030

15815,86979

1

. 2

.

2

2

==

=

−=

−=

−=

=∑

∑∑∑

i

i

iiii

ff

xfS

i

xf

Page 145: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

121

Lampiran 8

Uji Normalitas Hasil Belajar (Posttest)

Uji normalitas menggunakan rumus kai kuadrat (chi square), yaitu:

( )∑ −=

i

i

EEO

X2

12

Dimana: Oi : frekuensi observasi

Ei : frekuensi ekspektasi (harapan)

Kriteria pengujian nilai kai kuadrat didasarkan pada ketentuan berikut ini.

a. jika X2hitung ≤ X2

tabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak (Data berdistribusi

normal)

b. jika X2hitung > X2

tabel,, maka Ho diterima dan Ha ditolak (data tidak berdistribusi

normal)

A. Kelas VIII A

Perolehan Nilai Posttest Kelas VIII A

60 75 50 75 50

70 50 75 60 55

85 65 50 60 50

70 50 75 50 85

40 75 45 70 75

50 60 65 40 75

Page 146: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

122

Tabel Bantu Kai Kuadrat Kelas VIII A

Kelas fi.xi Xi fi. Xi2 batas

kelas

Z batas

kelas

luas Z

tabel Ei Oi

(Oi -

Ei)^2/Ei

39.5 -1.84

40 - 47 130.5 43.5 5676.75 0.0841 2.5230 3 0.0902

47.5 -1.19

48 - 55 463.5 51.5 23870.25 0.1776 5.3280 9 2.5307

55.5 -0.54

56 - 63 238 59.5 14161 0.2492 7.4760 4 1.6162

63.5 0.11

64 - 71 337.5 67.5 22781.25 0.2326 6.9780 5 0.5607

71.5 0.76

72 - 79 528.5 75.5 39901.75 0.1443 4.3290 7 1.6480

79.5 1.41

80 - 87 167 83.5 13944.5 0.0506 1.5180 2 0.1530

85.5 1.90

86 - 93

Jumlah 1865 381 120335.5 X2 6.5988

Langkah-langkah penentuan nilai-nilai pada kolom tabel bantu tersebut adalah

sebagai berikut.

1. Membuat tabel distribusi frekuensi seperti pada Lampiran 4, 5, 6, dan 7.

2. Menentukan z batas kelas dengan rumus:

SXz - Kelas Batas

=

Dimana X adalah nilai rata-rata dan S adalah nilai deviasi standar.

3. Menentukan luas z tabel.

z batas kelas 1,84 1,19 0,54 0,11 0,76 1,41 1,90

Luas z tabel 0,4671 0,3830 0,2054 0,0438 0,2764 0,4207 0,4713

Luas z tabel masing-masing kelas adalah sebagai berikut.

a. Kelas 40 – 47

z = 0,4671 – 0,3830 = 0,0841

Page 147: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

123

b. Kelas 48 – 55

z = 0,3830 – 0,2054 = 0,1776

c. Kelas 56 – 63

z = 0,2054 + 0,0438 = 0,2492

d. Kelas 64 – 71

z = 0,2764 – 0,0438 = 0,2326

e. Kelas 72 – 79

z = 0,4207 – 0,2764 = 0,1443

f. Kelas 80 – 87

z = 0,4713 – 0,4207 = 0,0506

4. Menghitung nilai Ei (frekuensi ekspektasi) dengan menggunakan rumus:

tabel luas zfE ii ×=∑

5. Menentukan nilai kai kuadrat tiap-tiap kelas berdasarkan rumus berikut ini.

( )i

ii

EEO

X2

2 −=

6. Menentukan jumlah kai kuadrat hitung (X2hitung) dengan menjumlahkan nilai

kai kuadrat tiap-tiap kelas.

7. Menguji hipotesis normalitas.

Nilai X2tabel dengan derajat kebebasan (dk) = 3 adalah 11,34. Untuk menguji

normalitas data dibandingkan X2hitung dengan X2

tabel . Didapat bahwa X2hitung <

X2tabel . Sehingga Ha diterima dan Ho ditolak (data berdistribusi normal).

B. Kelas VIII B

Perolehan Nilai Posttest Kelas VIII B

50 75 40 40 70

30 50 50 55 65

35 60 40 45 45

55 65 30 65 60

50 65 60 50 55

55 55 55 45 55

Page 148: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

124

Tabel Bantu Kai Kuadrat Kelas VIII B

Kelas fi.xi xi fi. Xi2 batas

kelas

Z batas

kelas

luas Z

tabel Ei Oi

(Oi -

Ei)^2/Ei

29.5 -2.06

30 - 37 100.5 33.5 3366.75 0.0688 2.0640 3 0.4245

37.5 -1.35

38 - 45 249 41.5 10333.5 0.1726 5.1780 6 0.1305

45.5 -0.64

46 - 53 247.5 49.5 12251.25 0.2668 8.0040 5 1.1274

53.5 0.07

54 - 61 575 57.5 33062.5 0.2544 7.6320 10 0.7347

61.5 0.78

62 - 69 262 65.5 17161 0.1509 4.5270 4 0.0613

69.5 1.50

70 - 77 147 73.5 10804.5 0.0456 1.3680 2 0.2920

75.5 2.03

76 - 87

Jumlah 1581 321 86979.5 X2 2.7704

Langkah-langkah penentuan nilai-nilai pada kolom tabel bantu tersebut adalah

sebagai berikut.

1. Membuat tabel distribusi frekuensi seperti pada Lampiran 4, 5, 6, dan 7.

2. Menentukan z batas kelas dengan rumus:

SXz - Kelas Batas

=

Dimana X adalah nilai rata-rata dan S adalah nilai deviasi standar.

3. Menentukan luas z tabel.

z batas kelas 2,06 1,35 0,64 0,07 0,78 1,50 2,03

Luas z tabel 0,4803 0,4115 0,2389 0,0279 0,2823 0,4332 0,4788

Luas z tabel masing-masing kelas adalah sebagai berikut.

a. Kelas 30 – 37

z = 0,4803 – 0,4115 = 0,0688

Page 149: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

125

b. Kelas 38 – 45

z = 0,4115 – 0,2389 = 0,1726

c. Kelas 46 – 53

z = 0,2389 + 0,0279 = 0,2668

d. Kelas 54 – 61

z = 0,2823 – 0,0279 = 0,2544

e. Kelas 62 – 69

z = 0,4332 – 0,2823 = 0,1509

f. Kelas 70 – 77

z = 0,4788 – 0,4332 = 0,0456

4. Menghitung nilai Ei (frekuensi ekspektasi) dengan menggunakan rumus:

tabel luas zfE ii ×=∑

5. Menentukan nilai kai kuadrat tiap-tiap kelas berdasarkan rumus:

( )i

ii

EEO

X2

2 −=

6. Menentukan jumlah kai kuadrat hitung (X2hitung) dengan menjumlahkan nilai

kai kuadrat tiap-tiap kelas.

7. Menguji hipotesis normalitas.

Nilai X2tabel dengan derajat kebebasan (dk) = 3 adalah 11,34. Untuk menguji

normalitas data dibandingkan X2hitung dengan X2

tabel . Didapat bahwa X2hitung <

X2tabel . Sehingga Ha diterima dan Ho ditolak (data berdistribusi normal).

Page 150: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

126

Lampiran 9

Uji Homogenitas Hasil Belajar (Posttest)

Untuk menguji homogenitas varians kedua data hasil posttest digunakan uji

F berdasarkan rumus berikut ini.

2

1

VV

F =

dimana:

V1 : varians besar atau nilai kuadrat deviasi standar data kelompok yang

mempunyai deviasi standar terbesar.

V2 : varians kecil atau nilai kuadrat deviasi standar data kelompok yang

mempuyai deviasi standar terkecil.

Kriteria pengujian uji F didasarkan pada ketentuan berikut ini.

a. jika Fhitung ≤ Ftabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak (data memiliki varians

yang homogen)

b. jika Fhitung > Ftabel,, maka Hoditerima dan Ha ditolak (data memiliki varians

yang tidak homogen).

A. Tabel Bantu Uji F

Tabel Bantu Uji F Kelas VIII A

Kelas Batas

Kelas fi xi xi

2 fi . xi fi . xi2

40 - 47 39,5 3 43.50 1892.25 130.50 5676.75

48 - 55 47,5 9 51.50 2652.25 463.50 23870.25

56 - 63 55,5 4 59.50 3540.25 238.00 14161.00

64 - 71 63,5 5 67.50 4556.25 337.50 22781.25

72 - 79 71,5 7 75.50 5700.25 528.50 39901.75

80 - 87 79,5 2 83.50 6972.25 167.00 13944.50

Jumlah (Σ) 287 30 381.00 25313.50 1865.00 120335.50

Page 151: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

127

Tabel Bantu Uji F Kelas VIII B

Kelas

Batas

Kelas fi xi xi2 fixi fixi

2

30 - 37 29,5 3 33.50 1122.25 100.50 3366.75

38 - 45 37,5 6 41.50 1722.25 249.00 10333.50

46 - 53 45,5 5 49.50 2450.25 247.50 12251.25

54 - 61 53,5 10 57.50 3306.25 575.00 33062.50

62 - 69 61,5 4 65.50 4290.25 262.00 17161.00

70 - 77 69,5 2 73.50 5402.25 147.00 10804.50

Jumlah (Σ) 297 30 321.00 18293.50 1581.00 86979.50

B. Perhitungan Nilai Deviasi Standar

1. Kelas VIII A

( )

( )

31,12`54,151

2967,4394

2983,1159405,120335

2930

34782255,120335

13030

18655,120335

1

..

2

2

2

1

==

=

−=

−=

−=

=∑

∑∑∑

i

i

iiii

ffxf

xfS

i

Page 152: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3755/1/... · ABSTRAK . Amrizaldi (105016300570). Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Teaching

128

2. Kelas VIII B

( )

( )

24,1123,126

2980,3660

297,1179385,121599

2930

35381615,121599

13030

18815,121599

1

..

2

2

2

2

==

=

−=

−=

−=

=∑

∑∑∑

i

i

iiii

ffxf

xfS

i

C. Menentukan Nilai Fhitung dan Menguji Hipotesis Homogenitas

Berdasarkan nilai deviasi standar kedua data, maka nilai Fhitung-nya

adalah:

( )( )

199,13376,1265361,151

24,1131,12

2

2

22

21

2

1

=

=

=

==SS

VV

Fhitung

Untuk menguji homogenitas, maka harus membandingkan Fhitung dengan

Ftabel. Didapat bahwa derajat kebebasannya adalah (29;30), sehingga nilai Ftabel

= 1,890 . Terlihat bahwa Fhitung < Ftabel, sehingga Ha diterima dan Ho ditolak

(kedua data memiliki varians yang homogen).